TELAAH KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN REMAJA DESA LEMBA KECAMATAN LALABATA KABUPATEN SOPPENG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Oleh RAHMAWATI 105331110816 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
140
Embed
TELAAH KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN REMAJA … · 2021. 2. 23. · BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TELAAH KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN REMAJA
DESA LEMBA KECAMATAN LALABATA
KABUPATEN SOPPENG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Oleh
RAHMAWATI
105331110816
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Air mata adalah kunci kesuksesan. Jangan menyerah untuk melangkah
karena keringat dan kerja keras tidak akan pernah menghianati hasil. Ingat
kebahagiaan orang tuamu paling utama.
Kegagalan adalah hal yang paling buruk, tetapi yang paling buruk apa bila
tidak pernah mencoba.
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku ayahanda Sudirman dan ibunda
Sahariani, saudaraku, teman-temanku atas kekihlasan dan doanya
dalam mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
vii
ABSTRAK
Rahmawati. 2020. Telaah Kesantunan Berbahasa di Kalangan Remaja Desa
Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Johar Amir sebagai
pembimbing I dan Nur Khadijah Razak sebagai pembimbing II.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan prinsip
kesantunan berbahasa di kalangan remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng, mendeskripsikan maksim yang paling sering muncul dalam
percakapan di kalangan remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten
Soppeng.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah
berupa tuturan, kata-kata atau kalimat yang disampaikan oleh remaja tentang
pembentukan panitia remaja masjid, percakapan tentang covid 19 dan percakapan
tentang lebaran Idul Adha. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan teknik rekam (simak), teknik catat.
Berdasarkan hasil analisa data I, II, dan III penerapan kesantunan
berbahasa di kalangan remaja Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten
Soppeng, ada yang mematuhi maksim kesantunan berbahasa yaitu maksim
kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim
kesederhanaan, maksim kemufakatan, dan maksim kesimpatian. Adapun yang
melanggar maksim kesantunan berabahasa yaitu maksim penghargaan dan
maksim kemufakatan. Maksim yang sering muncul pada percakapan remaja di
desa lemba kecamatan lalabata, kabupaten soppeng yaitu : maksim kemufakatan.
Dari hasil penelitin dapat disimpulkan bahwa prinsip kesantunan berbahasa di
kalangan remaja di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
sudah termasuk dalam kategori santun dalam bertutur kata meskipun masih ada
yang melanggar maksim kesantunan.
Kata kunci : Pragmatik, Kesantunan Berbahasa, Kalangan Remaja.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahi Rahmani Rahim
Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt
yang selalu senantiasa memberikan nikmat, rahmat, taufik dan hidayah, serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam tak luput pula terucap atas junjungan nabi Muhammad Saw
yang menyempurnakan Islam serta membawa manusia dari zaman biadab menuju
zaman yang beradap karena atas nikmat kesehatan yang diberikan penulis mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Telaah Kesantunan Berbahasa Di Kalangan
Remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng” dapat
dirampungkan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan akademis guna
memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univeritas Muhammadiyah
Makassar.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin, namun sebagai manusia biasa tentunya tidak lepas dari segala
kekurangan dan keterbatasan sehingga masih jauh dari sempurna, baik dari segi
sistematika penulisan maupun isi yang terkandung dalam skripsi ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan.
Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak hingga kepada
semua pihak yang membantu kelancaran skripsi ini, baik berupa moril dan materil
karena penulis yakin tanpa bantuan dari mereka, sulitnya rasanya bagi penulis
ix
menyselesaikan skripsi ini. Izinkan penulis menyampaikan terimakasih kepada
Allah Swt yang telah memberikan nikmat, kesehatan dan kelancaran serta
petunjuk menyelesaikan skripsi ini.
Rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan luar biasa sangat spesial
penulis haturkan kepada kedua orang tua penulis. Ibunda Sahariani dan Ayahanda
Sudirman yang selaku keluarga penulis dengan segala pengorbanan dan jasa-jasa
mereka. Doa, restu, nasihat, dan petunjuk dari mereka merupakan dorongan moril
yang efektif.
Terima kasih kepada rektor Universitas Muhammadiyah Makassar
Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. terima kasih kepada dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph. D serta para wakil Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoensia Dr. Munirah, M.Pd dan
sekertaris Program Studi Pendikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dr. Muhammad
Akhir, M.Pd beserta seluruh staffnya. Prof. Dr. Johar Amir., M.Hum sebagai
pembimbing I (satu) dan Nur Khadijah Razak, S.Pd., M.Pd pembimbing II (dua)
yang telah meluangkan waktunya untuk bimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Pimpinan beserta
para staff perpustakaan pusat dan Hj. Herniayatistuti, S.Pd., M.Pd Dosen
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Puang Anri Magalatung
x
Sengkang yang telah memberikan masukan dan dorongan dalam menyelesaikan
skripsi ini, serta kelas BI.C 016 dan sahabat penulis Nur Adila, Hikma, Meidina
Sri Hanum, Ade Irmawati, Mittahul Akar Manna, Karlina, Rahmawati dan Sri
Wahdaniyah Saputri yang selalu memberikan saya bantuan, mengajarkan saya arti
kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terkhusus kepada kakak Andi Reski Afriani, S.Pd Jurusan Pendidikan
Sosiologi dan kakak Yuni Lestari, S. Pd Alumni Universtas Muhammadiyah
Makassar Jurusan Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia yang selalu
memberikan dorongan dan masukan, mengajarkan arti sebuah kesabaran serta tak
henti-hentinya megulurkan tangan dikala jatuh bangun penulis dalam menghadapi
kerasnya badai di tanah perantau.
Semoga bantuan, bimbingan, motivasi, dan kasih sayang yang diberikan
kepada penulis senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah
Subahanahu wa taala, akhirnya penulis dengan segala kerendahan hati, penulis
menyampaikan tidak ada manusia yang sempurna dan tak luput dari kesalahan
serta kekhilafan. Oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan tanggapan,
kritikan dan saran sehingga penulis dapat berkarya di masa yang akan datang.
Semoga segala bantuan dan bimbingan dari semua pihak mendapat berkat dan
rahmat Allah. Mudah-muahan dapat memberi manfaat bagi pembaca, terutama
bagi diri penulis. Amin ya rabbal alamin.
Makassar, Agustus 2020
Rahmawati
xi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .................................................................................................................. i
KARTU KONTROL I ............................................................................................ii
KARTU KONTROL II .......................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... v
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................... vi
SURAT PERNYATAAN .......................................................................................vii
SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................... x
KATA PENGANTAR ............................................................................................ xi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL..................................................................................................xvii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
xii
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ................................... 7
A. Kajian Pustaka ................................................................................................ 7
perasaan anda dan perasaan mitra tutur (angon rasa) jagalah tuturan
agar dapat diterima oleh mitra tutur (empan rasa), jagalah agar tuturan
memperlihatkan rasa ketidak mampuan penutur dihadapan mitra tutur
(sifat rendah hati). (5) jagalah tuturan memperlihatkan mitra tutur di
22
posisi lebih tinggi sikap hormat, dan (6) jagalah agar tuturan selalu
memperhatikan apa yang dikatakan mitra tutur juga dirasakan oleh
penutur (sikap tepa selira).
5. Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak
kemasa dewasa, yaitu saat anak tidak mau diperlakukan sebagai anak,
tetapi tetapi dari segi fisiknya, belum dapat dikatakan sebagai orang
dewasa. Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka
sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat
diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja
ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali
dikenal dengan fase “mencari jati diri”.
Masa remaja sering dikenal dengan masa jati diri, ini terjadi karena
masa remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan
masa kehidupan orang dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah
bukan anak-anak lagi melainkan sudah seperti orang dewasa, tetapi jika
mereka diperlukan sebagai orang dewasa, ternyata belum dapat
menunjukkan sikap dewasa.
Menurut Ali dan Asrori (2016:9) remaja, yang dalam bahasa
aslinya disebut adolescence, berasal dari latin adolescence yang artinya
“tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitive dan
orang-orang purbakala memandang masa puber masa remaja tidak berbeda
23
dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap dianggap
dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.
Notoatdmojo (2007) dalam Rosleny Marliani (2016:48)
menjelaskan bahwa masa remaja merupakan salah satu periode dari
perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau masa
peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa yang merupakan
perubahan biologi, perubahan psikologi dan perubahan sosial. Disebagian
besar masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada
usia 10-14 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
Masa remaja, menurut Mappiare (1982) daAli dan Asrori (2016:9)
berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita
dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini
dapat dibagi menajdi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan
21/22 tahun adalah remaja akhir. Pada usia ini, umumnya anak-anak
duduk dibangku sekolah menengah.
B. Kerangka Pikir
Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji penggunaan
bahasa dalam berkomunikasi untuk mengetahui maksud tuturan yang
disampaikan penutur kepada mitra tutur, dalam tinjauan pragmatik
terdapat kesantunan berbahasa. Kesantunan berbahasa adalah tata cara
berbahasa yang halus, budi pekerti, dalam berbahasa lisan dan tulisan saat
berkomunikasi dengan lawan tutur dan mitra tutur, dalam kesantunan
24
berbahasa terdapat enam prinsip kesantunan yang dikemukakan oleh
Leech (1983) sebagai berikut. (1) maksim kebijaksanaan, maksim
kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim
pemufakatan, maksim simpati. Berdasarkan keenam maksim tersebut
maka peneliti menganalisis bagaimanakah penerapan prinsip kesantunan di
kalangan remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng
dan maksim apakah yang paling sering muncul dalam percakapan di
kalangan remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng,
dari analisis tersebut maka ditemukanlah temuan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut.
25
Bagan Kerangka Pikir
Pragmatik
Kesantunan
Berbahasa
1. Maksim Kebijaksanaan
2. Maksim Kedermawanan
3. Maksim Penghargaan
4. Maksim Kesederhanaan
5. Maksim Pemufakatan
6. Maksim Simpati
Kalangan Remaja Desa Lemba
Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng
Analisis
Temuan
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif adalah penelitian
berupa metode atau pendekatan studi kasus (Case Study). Study kasus
termasuk dalam penelitian analisis kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan
terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara cermat
sampai tuntas. Kasus yang dimaksud bisa berupa individu atau kelompok.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan prinsip
kesantunan berbahasa remaja yang ada di Desa Lemba Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng serta mendeskripsikan maksim yang paling muncul
dalam percakapan di kalangan remaja Desa lemba Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng memusat pada satu ojek tertentu yang mempelajarinya
pada studi kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang
bersangkutan, dengan kata lain data studi kasus ini dikumpulkan dari
berbagai sumber .
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lemba Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng dan subjek penelitian ini adalah kalangan remaja yang
berada di Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
27
C. Definisi Istilah
Definisi Istilah dari judul penulis konsepkan bertujuan untuk
memperoleh gambaran yang jelas untuk menghindari kesalah pahaman untuk
penafsiran. Maka penulis memberikan beberapa istilah yang digunakan
penelitian ini adapun istilah-istliah sebagai berikut:
1. Pragmatik
Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu bahasa yang
mempelajari makna bahasa secara konteks berdasarkn eksternal bahasa.
2. Kesantunan Berbahasa
Kesantunan berbahasa lebih berkenaan dengan perilaku atau
tingkah laku dalam bertutur.
3. Bahasa Remaja
Bahasa remaja adalah hasil campur aduk dari berbagai bahasa dan
berbagai perubahan.
D. Data dan Sumber Data
Data dari penelitian ini berupa tuturan, ucapan, kata-kata atau kalimat
yang disampaikan oleh remaja yang didalamnya terdapat kesantunan
berbahasa di Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupeten Soppeng. Sumber
data ini diambil dari anak berkategori remaja yang terletak di Desa lemba
Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
28
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Simak
Menurut Mahsun (2017:91) dalam penelitian ini, metode penyediaan data
ini diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk
memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa.
Metode ini mempunyai teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Teknik
sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak karena pada
hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. Dalam
penelitian ini, penyadapan penggunaan bahasa secara rekam, karena
peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa langsung dengan orang
yang sedang bicara.
Adapun teknik simak bebas libat cakap, maksudnya si peneliti
hanya berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh para
informasinya. Dalam penelitian ini teknik catat digunakan terhadap objek
penelitian bahasa secara langsung berupa percakapan anak usia remaja
dengan teman sebanyanya bahkan orang yang lebih tua. Dalam penelitian
ini, peneliti mencatat kesalahan-kesalahan bahasa yang tidak sesuai
dengan kaidahnya.
2. Teknik Catat
Teknik catat merupakan kelanjutan dari teknik sadap, menurut
Mahsun (2017:92) bahwa menyadap penggunaan bahasa yang dimasukan
menyangkut penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis.
Penggunaan bahasa secara tertulis, jika peneliti berhadapan dengan
29
penggunaan bahasa bukan dengan orang sedang berbicara, tetapi berupa
bahasa tulis, misalnya naskah kuno, teks narasi, bahasa-bahasa pada
massa media dan lain-lain.
F. Teknik Analisis Data
Dalam praktik selanjutnya, teknik sadap ini diikuti dengan teknik
lanjutan yang berupa teknik libat cakap, simak bebas libat cakap, catat dan
teknik rekam. Teknik simak libat cakap maksudnya peneliti melakukan
penyadapan itu dengan cara berpartisipasi sambal menyimak, berpartisipasi
dalam pembicaraan, dan menyimak pembicaraan. Dalam hal ini, si peneliti
terlibat langsung dalam dialog.
Data yang diperoleh melalui teknik rekam (simak) dan teknik catat
dianalisis dengan pendekatan pragmatik agar dapat diketahui penerapan
prinsip kesantunan di kalangan remaja dan maksim apakah yang paling
sering muncul dalam percakapan remaja.Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah:
1. Tabulasi data, yaitu pengumpulan data mentah dari hasil observasi
(pengamatan langsung) perekaman dan pencatatan.
2. Mengkaji penerapan prinsip kesantunan berbahasa remaja Desa Lemba
Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
3. Mengkaji maksim yang sering muncul dalam percakapan di kalangan
remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang telah
dianalisis di Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng. Hal ini
merupakan studi kasus yang dilakukan peneliti dan harus turun langsung di
lapangan guna mengumpulkan data penelitian sebagai cerminan pematuhan
dan pelanggaran terhadap maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan,
maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim kemufakatan,
maksim kesimpatian serta maksim yang paling sering muncul dalam
percakapan di kalangan remaja Desa Lemba, Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng.
Berdasarkan hasil analisa data I, II, dan III penerapan kesantunan
berbahasa di kalangan remaja Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten
Soppeng, ada yang mematuhi maksim kesantunan berbahasa yaitu maksim
kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim
kesederhanaan, maksim kemufakatan, dan maksim kesimpatian. Adapun
yang melanggar maksim kesantunan berabahasa yaitu maksim penghargaan
dan maksim kemufakatan.
Maksim yang sering muncul pada percakapan remaja di desa
lemba kecamatan lalabata, kabupaten soppeng yaitu : maksim kemufakatan.
31
A. Hasil Penelitian
1. Penerapan Prinsip Kesantunan Berbahasa di Kalangan Remaja Desa
Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng
a) Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim)
Maksim kedermawanan menghendaki setiap peserta pertuturan
untuk mengurangi keuntungan dan memperbesar pengorbanan bagi diri
sendiri. Dengan maksim kedermawanan atau maksim kemurahan hati,
para peserta pertuturan diharapkan dapat menghormati orang lain.
Penghormatan terhadap orang lain akan terjadi apabila orang dapat
mengurangi keuntungan bagi dirinya sendiri dan memaksimalkan
kerugian bagi diri sendiri.
Data I : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan ketua
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
1) Mamar : Alhamdulillah, kita sudah menemukan
ketua panitia, sekretaris panitia dan
bendahara panitia. Sebelum mengakhiri
rapat pada hari ini, saya mengundang
teman-teman berkenan ke rumah
makan siang.
32
2) Peserta rapat : Wah kami tidak enak.
3) Mamar : Tidak apa-apa ibuku tadi sudah
menyiapkan makanan untuk disantap siang
ini.
4) Peserta rapat : Alhamdulillah. Terima kasih.
5) Mamar : Sama-sama. Saya tunggu di rumah.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Mamar dapat dilihat
dengan jelas bahwa apa yang dituturkan sungguh memaksimalkan
keuntungan bagi tamu. Lazimnya, tuturan semacam ini ditemukan dalam
keluarga masyarakat tutur desa. Orang desa biasanya menghargai tamu,
baik tamu tamu datang secara kebutulan maupun tamu yang sudah
direncanakan terlebih dahulu kedatangannya. Sehingga prinsip
kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim
kebijaksanaan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Mamar dan
peserta rapat dapat dikategori santun.
6) Ita : Jangan khawatir saudara, kami siap membantu
dan bekerja keras untuk meyukseskan kegiatan
nanti.
7) Aulya : Jangan khawatir saudara, kami siap membantu
dan bekerja keras untuk meyukseskan kegiatan
nanti.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ita dan Aulya, dapat dilihat
dengan jelas bahwa mereka berusaha meminimalkan keuntungan bagi
33
dirinya sendiri dengan cara memaksimalkan kerugian bagi dirinya sendiri..
Hal ini dilakukan untuk membantu ketua panitia menyukseskan kegiatan
remaja masjid. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
mematuhi kriteria maksim kedermawanan. Dengan demikian tuturan
yang dilontarkan Ita dan Aulya dapat dikategori santun.
8) Fajar : Insya Allah saya siap sekuat tenaga membantu
saudara
9) Peserta rapat : Siapppp….
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Fajar dan peserta rapat
tampak terlihat dengan jelas bahwa mereka berusaha meminimalkan
keuntungan bagi dirinya sendiri dengan cara memaksimalkan kerugian
bagi dirinya sendiri. Hal ini dilakukan mereka demi membantu ketua
panitia, sekretaris dan bendahara untuk menyukeskan kegiatan remaja
masjid. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
mematuhi kriteria maksim kedermawanan. Dengan demikian tuturan
yang dilontarkan Fajar dan peserta rapat dikategori santun.
b. Maksim Penghargaan (Approbation Maxim)
Di dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat
dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha memberikan
penghargaan kepada pihak lain. Dengan maksim ini, diharapkan agar
para peserta pertuturan tidak saling mengejek, saling mengcaci, atau
saling merendahkan pihak lain. Peserta tutur yang sering mengejek
peserta tutur lain, dalam kegiatan bertutur akan dikatakan sebagai orang
34
tidak sopan. Dikatakan demikian, karena tindakan mengejek merupakan
tindakan tidak menghargai orang lain dan perbuatan tidak baik,
perbuatan itu harus dihindari dalam pergaulan sesungguhnya.
Data 1 : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan sekretaris
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
10) Ita : Aiiii jangan saya saudara, masih banyak lebih
berpengalaman dari pada saya.
11) A. Fatma : Kalau saya setuju saudara Ita jadi sekretris
panitia karena dia rajin dan teliti dalam
melakukan pekerjaan.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan A. Fatma dapat dilihat
dengan jelas bahwa ia menanggapi tuturan Ita dengan sangat baik bahkan
disertai dengan pujian. Hal ini dilakukan karena penutur berpendapat
kalau Ita cocok jadi sekretaris panitai. Orangnya rajin dan teliti dalam
melakukan pekerjaan, sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesantunan mematuhi kriteria maksim penghargaan Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan A. Fatma dapat dikategori santun.
Data 1 : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan bendahara
panitia
35
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
12) Nita : Saya setuju kalau teman-teman juga setuju saya jadi
bendahara panitia, insya Allah akan menjalankan
amanah itu.
13) Ikbal : Mantap terbaik memang ini saudaraku.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ikbal dapat dilihat dengan
jelas bahwa ia menanggapi tuturan Nita dengan sangat baik bahkan
disertai dengan pujian. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesantunan mematuhi kriteria maksim penghargaan Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan Ikbal dapat dikategori santun.
Data 1 : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan bendahara
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
14) Fajar : Sayamo yang jadi bendahara panitia,
bagaimana teman-teman? Haha
(15) Ikbal : Tidak yakinka saudara kita yang mau jadi
bendahara panitia, habisk nanti uang karena
boroski bela. Hmmm
36
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Fajar dan Ikbal
dapat dilihat dengan jelas bahwa mereka tidak mengurangi cacian satu
sama lain sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
melanggar kriteria maksim penghargaan karena Fajar menawarkan
dirinya sebagai bendahara panitia hanya dianggap lelucon begitupun
dengan Ikbal mengatakan kepada Fajar dengan nada mengejek. Tidak
yakinka saudara kita mau jadi bendahara panitia, habiski nanti uang
karena boriski bela. Hmmmm, padahal mereka tidak sadar bahwa
aturan di dalam forum tidak boleh seperti itu. Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan Fajar dan Ikbal telah melanggar prinsip
kesantunan.
16) Aulya : Kira-kira bisa ji saudara Nita
menjalankan amanah? Siapa tau dia
suka korupsi. Hahaha
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Aulya terdapat
tuturan yang tidak mengurangi cacian terhadap Nita malahan
mengejek dan merendahkannya. Hal ini dilakukan Aulya karena dia
dia berpendapat bahwa “kira-kira bisa ji saudara Nita menjalankan
amanah? Siapa tau dia korupsi. Hahaha” sehingga prinsip
kesantunan dari segi maksim kesantunan melanggar kriteria maksim
penghargaan. Dengan demikan tuturan yang dilontarkan Aulya
dapat dikategorikan tidak santun dalam bertutur.
c. Maksim Kesederhanaan (Modesty Maxim)
37
Di dalam maksim kesederhanaan atau maksim kerendahan hati,
peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan cara
mengurangi pujian terhadap diri sendiri. Orang akan dikatakan sombong
apabila dalam kegiatan bertutur selalu memuji mengunggulkan diri
sendiri. Dalam masyarakat dan budaya Indonesia, kesederhanaan dan
kerendahan hati banyak digunakan sebagai parameter penilaian
kesantunan seseorang.
Data 1 : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan ketua
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
17) Zul : Saya ucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman
yang telah mempercayai saya sebagai ketua panitia
dalam kegiatan nanti, tapi jujur pengalaman saya jadi
pemimpin masih sangat kurang, apalagi dalam kegiatan
seperti ini.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Zul, dapat dilihat dengan
jelas bahwa penutur bersikap rendah hati dan mengurangi pujian untuk
dirinya sendiri. Hal ini dilakukan penutur dengan alasan bahwa
pengalamannya jadi pemimpin masih sangat kurang, apalagi kegiatan
seperti ini. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
38
telah mematuhi kriteria maksim kesederhanaan. Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan Zul dapat dikategori santun.
Data I : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan sekretaris
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ita dapat dilihat dengan
jelas bahwa ia bersikap rendah hati dan mengurangi pujian untuk dirinya
sendiri. Hal ini dilakukan karena penutur tidak membanggakan dirinya
untuk jadi sekretaris panitia dengan alasan masih banyak yang
berpengalaman dari pada dia. Sehingga prinsip kesantunan dari segi
maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim kesederhanaan. Dengan
demikian tuturan yang dilontarkan Ita dapat dikategorikan santun.
Data I : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan bendahara
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu 30 Mei 2020 di ruang
rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja masjid.
18) Ita : Aiiii Jangan saya saudara, masih banyak yang
lebih berpengalaman dari pada saya.
39
19) Nita : Saya setuju kalau teman-teman juga setuju saya jadi
bendahara panitia, insya Allah akan menjalankan
amanah itu.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Nita dapat dlihat dengan
jelas bahwa ia berusaha bersikap rendah hati dan mengurangi pujian
untuk dirinya sendiri. Hal ini dilakukan Nita dengan mengatakan saya
setuju kalau teman-teman juga setuju saya jadi bendahara panitia, insya
Allah akan menjalankan amanah itu. Sehingga prinsip kesantunan dari
segi maksim kesantunan terdapat tuturan yang mematuhi kriteria
maksim kesederhanaan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan
Nita dapat dikategorikan santun.
d. Maksim Kemufakatan (Agreement Maxim)
Maksim pemufakatan seringkali dsebut dengan maksim
kecocokan. Di dalam maksim ini, ditekankan agar para peserta tutur
dapat saling membina kecocokan atau pemufakatan di dalam kegiatan
bertutur.
Data I : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan ketua
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
20) Ita : Bagaiamana kalau saudara Zul yang kita sepakati
menjadi ketua panitia, bagaimana dengan peserta
40
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ita, dapat dilihat dengan
jelas bahwa ia berusaha membina kecocokan dengan peserta rapat dan
memaksimalkan kecocokan diantara mereka. Hal ini dilakukan Ita karena
ingin meminta pesertujuan peserta rapat mengenai usulannya bahwa Zul
cocok jadi ketua panitia. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesantunan mematuhi kriteria maksim kemufakatan. Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan Ita dan peserta rapat dapat dikategori santun.
22) Mamar : Bagaimana dengan peserta yang lain apakah ada
usulan untuk menjadi ketua panitia?
23) Aulya : Tabe, teman-teman kalau saya setuju saja
saudara Zul yang jadi ketua panitia, tapi
sebelum memutuskan perlu kita tanya dulu
kepada yang bersangkutan, apakah dia siap jadi
ketua panitia?
24) A. Fatma : Saya sepakat apa yang dikatakan saudara Ita
25) Peserta rapat : Setujuuuuuuuuu
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Mamar, Aulya A.
Fatma dan Peserta rapat dapat dilihat dengan jelas bahwa mereka
membina kecocokan dengan peserta rapat dan memaksimalkan
kecocokan diantara mereka. Hal ini dilakukan mereka untuk mengetahui
yang lain?
21) Ikbal : Iye, cocok.
41
kesediaan Zul jadi ketua panitia sesuia yang dikatakan Ita dan peserta
rapat. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
mematuhi kriteria maksim kemufakatan. Dengan demikian tuturan
yang dilontarkan Mamar dan Aulya dapat dikategori santun.
26) Mamar : Bagaimana dengan saudara Zul, apakah saudara
bersedia jadi ketua panitia sesuai yang disepakati
peserta rapat?
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Mamar kepada Zul dapat
dilihat dengan jelas bahwa mereka mampu membina kecocokan dan
memaksimalkan kecocokan diantara mereka. Hal ini dilakukan Mamar
untuk menanyakan kesiapan Zul jadi ketua panitia sesuai yang disepakati
peserta rapat. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
mematuhi kriteria maksim kemufakatan. Dengan demikian tuturan
yang dilontarkan Mamar dapat dikategori santun.
Data I : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan sekretaris
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
27) Zul : Ok. Kita lanjut pembahasan penetapan sekretaris
panitia dan bendahara panitia. Saran saya yang
bagus jadi sekretaris panitia saudari Ita,
42
bagaimana teman-teman?
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Zul terlihat dengan jelas
bahwa ia berusaha membina kecocokan dengan peserta rapat dan
memaksimalkan kecocokan diantara mereka. Hal ini dilakukan untuk
meminta pendapat peserta mengenai usulannya bahwa Ita cocok jadi
sekretaris panitia. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesantunan mematuhi kriteria maksim kemufakatan. Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan Zul dapat dikategori santun.
28) Zul : Bagaimana saudari, setuju jaki jadi sekretaris
panitia?
29) Ita : Ok saudara kalau begitu saya bersedia jadi
sekretaris panitia untuk menyukseskan kegiatan
kita nanti.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Zul kepada Ita dapat dilihat
dengan jelas bahwa ia berusaha membina kecocokan dengan Ita dan
memaksimalkan kecocokan di antara mereka. Hal ini dilakukan penutur
untuk menanyakan kesediaan Ita jadi sekretaris panitia. Sehingga prinsip
kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim
kemufakatan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Zul dan Ita
dapat dikategori santun.
Data I : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan bendahara
panitia
43
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
30) Mamar : Alhamdulillah, sekretaris panitia sudah ada.
Berarti bisa dilanjut untuk mencari calon
bendahara panitia. Saya serahkan kepada ketua
panitia untuk mencari bendahara panitia.
Silahkan saudara Zul !
31) Zul : Terima kasih atas kesempatan yang diberikan.
Bagaimana teman-teman ada yang siap jadi
bendahara panitia?
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Zul terdapat tuturan yang
berusaha membina kecocokan dengan peserta rapat dan memaksimalkan
kecocokan diantara mereka, sehingga prinsip kesantunan dari segi
maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim kemufakatan. Hal ini
dilakukan penutur untuk menanyakan kepada peserta rapat mengenai
kesiapan diantara salah satu peserta untuk jadi bendahara panitia. Dengan
demikian tuturan yang dilontarkan Zul dapat dikategorikan santun.
32) Ikbal : Kalau menurut saya yang bagus jadi bendahara
panitia perempuan karena dia calon ibu rumah
tangga pasti dia lebih paham masalah
keuangan.
33) Aulya : Iya, betul apa yang dikatakan saudara Ikbal
44
yang penting bisa memegang amanah.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ikbal dan Aulya dapat
dilihat dengan jelas bahwa mereka mampu membina kecocokan dan
memaksimalkan kecocokan diantara mereka. Hal ini dilakukan penutur
dan mitra tutur karena mereka berpendapat bahwa bendahara panitia
lebih cocok perempuan karena dia calon ibu rumah tangga pasti dia lebih
paham masalah keuangan. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesaantunan mematuhi kriteria maksim kemufakatan. Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan Ita dan Aulya dapat dikategorikan santun.
34) Zul : Baik kita lanjut pembahasan tidak usah
maki berdebat. Bagaimana teman-
teman kalau dari kaum perempuan saja
bendahara panitia?
35) A. Fatma : Tabe, kalau menurut saya yang kita
jadikan sebagai bendahara panitia tidak
mesti dari kaum perempuan, laki-laki
pun bisa yang jelas dia sanggup
beranggung jawab dalam
mengelola keuangan.
36) Aulya : Iya betul apa yang dituturkan saudara
A. fatma.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Zul, A. Fatma dan Aulya
dapat dilihat dengan jelas bahwa mereka mampu membina kecocokan
45
satu sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara mereka. Hal ini
dilakukan Zul karena ingin menanyakan kepada peserta kalau kaum
perempuan cocok jadi bendahara panitia tetapi A. Fatma dan Aulya
mengatakan menurut mereka yang kita jadikan sebagai bendahara panitia
tidak mesti dari kaum perempuan, laki-laki pun bisa yang jelas dia
sanggup bertanggung jawab dalam mengelolah keuangan. Sehingga
prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria
maksim kemufakatan. Dengan demikan tuturan yang dilontarkan Zul,
A. Fatma dan Aulya dapat dikategorikan santun dalam bertutur
37) Ita : Tabe, bagaimana kalau saudara Fajar kita
sepakati menjadi bendahara karena dia juga
bendahara panitia tahun lalu.
38) Ikbal : Betul apa yang dikatakan saudara Ita bahwa
saudara Fajar sudah berpengalaman dalam
mengelola keuangan tapi alangkah baiknya kita
memberikan kesempatan peserta lain. Siapa tau
ada yang siap jadi bendahara panitia tapi malu-
malu mengungkapakan.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ita dan Ikbal dapat
dilihat dengan jelas bahwa mereka mampu membina kecocokan satu
sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara mereka. Hal ini
dilakukan Ita dan Ikbal ingin menyesuaikan atau mencocokkan
pendapatnya kepada peserta rapat bahwa Fajar sudah berpengalam
46
dalam mengeglola keuangan tapi alangkah baiknya memberikan
kesempatan kepada peserta lain. Sehingga prinsip kesantunan dari
segi maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim kemufakatan.
Dengan demikan tuturan yang dilontarkan Ita dan Ikbal dapat
dikategorikan santun dalam bertutur.
39) Ita : Iya betul apa salahnya kita berikan
kesempatan teman-teman yang lain
untuk belajar, bagaimana kalau
saudara Nita yang kita pilih ?
40) A. Fatma : Iya, saya lebih setuju kalau saudara
Nita jadi bendahara panitia.
41) Zul : Bagaimana peserta rapat tentang usulan
saudara Ikbal?
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ita, A. Fatma dan
Zul dapat dilihat dengan jelas bahwa mereka mampu membina
kecocokan satu sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara
mereka. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
mematuhi kriteria maksim kemufakatan. Hal ini dilakukan mereka
karena ingin mencari bendahara panitia yang jujur dalam
menjalankan amanah sehingga Nita dipilih jadi bendahara panitia
remaja masjid. Dengan demikan tuturan yang dilontarkan Ita, A.
Fatma dan Zul dapat dikategorikan santun dalam bertutur.
47
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Zul dan peserta
rapat dapat dilihat dengan jelas bahwa mereka mampu membina
kecocokan satu sama lain dengan memaksimalkan kecocokan
diantara mereka. Hal ini dilakukan Zul dan peserta rapat karena ingin
meminta persetujuan kepada Nita mengenai kesiapannya jadi
bendahara panitia. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesantunan terdapat tuturan yang mematuhi kriteria maksim
kemufakatan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Zul dan
peserta rapat dapat dikategorikan santun.
e. Maksim Kesimpatian (Sympath Maxim)
Maksim ini di harapkan agar para peserta dapat memaksimalkan
sikap simpati antara pihak yang satu dengan yang lain. Sikap antipati
terhadap salah seorang peserta tutur akan dianggap sebagai tindakan
tidak santun. Orang yang bersikap antipati tehadap orang lain, apalagi
sampai bersikap sinis terhadap pihak lain, akan dianggap sebagai orang
yang tidak tahu sopan santun di dalam masyarakat.
Data I : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan bendahara
panitia
42) Zul : Bisa dilanjut pembahasan teman-
teman? Bagaimana saudara Nita
apakah siap jadi panitia bendahara?
43) Peserta rapat : Bisa…. Setuju….
48
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Aulya dapat dilihat dengan jelas bahwa ia dapat memaksimalkan sikap simpati kepada Fajar terhadap tuturan yang diucapkan Ikbal. Hal ini dilakukan penutur dengan mengatakan kepada Ikbal janganki bilang begitu saudara sempat bisa ji menjalankan amanah.
S
ehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi
kriteria maksim kesimpatian. Dengan demikian tuturan yang
dilontarkan Aulya dapat dikategorikan santun.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Aulya dapat dilihat dengan jelas bahwa ia dapat memaksimalkan sikap simpati kepada Fajar terhadap tuturan yang diucapkan Ikbal. Hal ini dilakukan penutur dengan mengatakan kepada Ikbal janganki bilang begitu saudara sempat bisa ji menjalankan amanah. Sehingga
p
rinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria
maksim kesimpatian. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Aulya
dapat dikategorikan santun.
Data II : Percakapan remaja tentang covid 19
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
10:00 Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabuaten Soppeng
percakapan remaja tentang covid 19.
a. Maksim Kebijaksanaan (Tact Maksim)
Gagasan dasar maksim kebijaksanaan dalam prinsip kesantunan
adalah peserta penutur hendaknya berpegang pada prinsip untuk selalu
44) Aulya : Janganki bilang begitu saudara sempat bisa ji
menjalankan amanah!
45) Ita : Jangan ki langsung menilai orang tanpa
melihat pertanggung jawabannya saudara.
46) A. Fatma : Iya betul apa yang dikatakan saudara Ita.
49
mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan
pihak lain dalam kegiatan bertutur.
47) Karlina : Rahma, bila tidak keberatan boleh kami simpan
sembako di rumahmu ? Agar dekat kami bawah ke
rumah tantemu.
48) Rahma : Iya. Boleh jangan sungkan.
Berdasarkan tuturan Karlina tampak terlihat dengan jelas bahwa ia
dapat memberikan keuntungan kepada mitra tutur, karena mitra tutur
menjawab pertanyaan penutur sehingga jawabannya dapat
menguntungkan bagi penutur, seperti pada pertanyaan Karlina bahwa
Rahma, bila tidak keberatan boleh kami simpan sembako di rumahmu ?
Agar dekat kami bawah ke rumah tantemu dan dijawab oleh Rahma
bahwa iya bisa. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesantunan mematuhi kriteria maksim kebijaksanaan. Dengan
demikian tuturan yang dilontarkan Hikmah dan Mei dikategori santun.
b. Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim)
Maksim kedermawanan menghendaki setiap peserta pertuturan
untuk mengurangi keuntungan dan memperbesar pengorbanan bagi diri
sendiri. Dengan maksim kedermawanan atau maksim kemurahan hati,
para peserta pertuturan diharapkan dapat menghormati orang lain.
Penghormatan terhadap orang lain akan terjadi apabila orang dapat
50
meminimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri dan memaksimalkan
keuntungan bagi diri sendiri.
Data II : Percakapan remaja tentang covid 19
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
10:00 Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabuaten Soppeng
percakapan remaja tentang covid 19.
49) Ade : Karlina, bagaimana kalau kita bantu keluarga
Rahma. Sebentar sore kita ke pasar membeli
sembako untuk mengurangi beban mereka
karena saya dengar dari cerita Rahma keluarga
tantenya tidak berpenghasilan tetap.
50) Karlina : Iya boleh dengan senang hati.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ade dan karlina tampak
terlihat dengan jelas bahwa mereka berusaha meminimalkan keuntungan
bagi dirinya sendiri dengan cara memaksimalkan kerugian bagi dirinya
sendiri. Hal ini dilakukan mereka demi membantu keluarga tante Rahma
karena penghasilannya tidak tetap. Sehingga prinsip kesantunan dari segi
maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim kedermawanan. Dengan
demikian tuturan yang dilontarkan Fajar dan peserta rapat dikategori
santun.
c. Maksim Penghargaan (Approbation Maxim)
51
Di dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat
dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha memberikan
penghargaan kepada pihak lain. Dengan maksim ini, diharapkan agar
para peserta pertuturan tidak saling mengejek, saling mengcaci, atau
saling merendahkan pihak lain. Peserta tutur yang sering mengejek
peserta tutur lain, dalam kegiatan bertutur akan dikatakan sebagai orang
tidak sopan. Dikatakan demikian, karena tindakan mengejek merupakan
tindakan tidak menghargai orang lain dan perbuatan tidak baik,
perbuatan itu harus dihindari dalam pergaulan sesungguhnya.
Data II : Percakapan remaja tentang covid 19
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
10:00 Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabuaten Soppeng
percakapan remaja tentang covid 19.
51) Rahma : Nanti saya bantu kalian. Saya juga punya uang
sedikit dari hasil jahitanku.
52) Ade : Ternyata selama ini kamu memiliki keahlian
menjahit. Terbaik memang ini temanku.
53) Rahma : Alhamdulillah. Ini hanya pekerjaan sampingan.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ade dapat dilihat dengan
jelas bahwa ia menanggapi tuturan Rahma dengan sangat baik bahkan
disertai dengan pujian. Hal ini dikatakan Ade karena dia tidak tau kalau
selama ini Rahma memiliki keahlian menjahit. Sehingga prinsip
kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim
52
penghargaan Dengan demikian tuturan yang dilontarkan A. Fatma dapat
dikategori santun.
d) Maksim Kesederhanaan (Modesty Maxim)
Di dalam maksim kesederhanaan atau maksim kerendahan hati,
peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan cara
mengurangi pujian terhadap diri sendiri. Orang akan dikatakan sombong
apabila dalam kegiatan bertutur selalu memuji mengunggulkan diri
sendiri. Dalam masyarakat dan budaya Indonesia, kesederhanaan dan
kerendahan hati banyak digunakan sebagai parameter penilaian
kesantunan seseorang.
Data II : Percakapan remaja tentang covid 19
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020
pukul 10:00 Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabuaten
Soppeng percakapan remaja tentang covid 19.
54) Rahma : Saya tidak enak dengan kalian.
55) Karlina : Tidak apa-apa santai saja. Alhamdulillah kami ada
sedikit rejeki untuk membantu yang lebih
membutuhkan.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Rahma dapat dilihat dengan
jelas bahwa penutur bersikap rendah hati dan mengurangi pujian untuk
dirinya sendiri. Hal ini dilakukan penutur dengan alasan tidak enak dan
merasa malu karena keluarga saya tidak seperti keluarga kalian.
53
Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan telah
mematuhi kriteria maksim kesederhanaan. Dengan demikian tuturan
yang dilontarkan Zul dapat dikategori santun.
e. Maksim Kemufakatan (Agreement Maxim)
Maksim pemufakatan seringkali dsebut dengan maksim
kecocokan. Di dalam maksim ini, ditekankan agar para peserta tutur
dapat saling membina kecocokan atau pemufakatan di dalam kegiatan
bertutur.
Data II : Percakapan remaja tentang covid 19
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul 10:
00 di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabuaten Soppeng percakapan
remaja tentang covid 19.
56) Rahma : Karlina, apa kabar? Apa mubikin disitu?
57) Karlina : Baik. Kamu sendiri apa kabar? Saya sedang
menjemur badanku dengan sinar matahari!
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Rahma, dan Karlina dapat
dilihat dengan jelas bahwa mereka berusaha membina kecocokan satu
sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara mereka karena
Karlina menjawab sesuai pertanyaan yang dilontarkan Rahma. Sehingga
prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria
maksim kemufakatan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Ita
dan peserta rapat dapat dikategori santun.
54
58) Rahma : Baik juga. Oh iya memangnya kamu tidak
kepanasan?
59) Karlina : Berjemur menjadi aktivitas yang digemari banyak
orang saat pandemi covid-19.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Rahma, dan Karlina dapat
dilihat dengan jelas bahwa mereka berusaha membina kecocokan satu
sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara mereka karena
Karlina menjawab sesuai pertanyaan yang dilontarkan Rahma. Sehingga
prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria
maksim kemufakatan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Ita
dan peserta rapat dapat dikategori santun.
60) Ade : Memangnya dengan berjemur disinar matahari bisa
menipis corona?
61) Karlina : Akivitas berjemur yang dipraktikkan ditengah
corona ini, akan membantu tubuh mendapatkan
vitamin D dapat memerkuat tulang dan melindungi
diri dari virus corona. Jadi, jangan takut untuk
gosong, karena manfaat dari vitamin D mampu
menipis corona.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ade, dan Karlina dapat
dilihat dengan jelas bahwa mereka berusaha membina kecocokan satu
sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara mereka karena
Karlina menjawab sesuai pertanyaan yang dilontarkan Rahma. Sehingga
55
prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria
maksim kemufakatan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Ita
dan peserta rapat dapat dikategori santun.
62) Rahma : Seperti apa itu covid-19 ?
63) Karlina : Begini teman covid-19 adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus severe acure respiratory
syndrome coronavirus (SARS-COV-2) atau corona
sindrom pernapasan akut parah. Covid -19 dapat
menyebabkan gangguan sistem pernapasan mulai
dari gejala yang ringan hingga infeksi paru-paru
seperti pneumuia. Kita harus waspada karena
diseluruh indinesia bulan ini sudah mencapai 14.924
orang terserang covid-19.
Adapun cara mencegah agar tidak terserang
penyakit covod-19 yaitu:
1. Harus menggunakan masker jika bepergian
2. Rajin mencuci tangan
3. Mengomsumsi makanan sehat dan berkahsiat
seperti makan sayur, buah-buahan dan
perbanyak minum air putih.
4. Jaga jarak
5. Kalau tidak penting tidak usah selalu keluar
rumah.
56
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Rahma, dan Karlina dapat
dilihat dengan jelas bahwa mereka berusaha membina kecocokan satu
sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara mereka karena
Karlina menjawab sesuai pertanyaan yang dilontarkan Rahma. Sehingga
prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria
maksim kemufakatan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Ita
dan peserta rapat dapat dikategori santun.
f. Maksim Kesimpatian (Sympath Maxim)
Maksim ini di harapkan agar para peserta dapat memaksimalkan
sikap simpati antara pihak yang satu dengan yang lain. Sikap antipati
terhadap salah seorang peserta tutur akan dianggap sebagai tindakan
tidak santun. Orang yang bersikap antipati tehadap orang lain, apalagi
sampai bersikap sinis terhadap pihak lain, akan dianggap sebagai orang
yang tidak tahu sopan santun di dalam masyarakat.
Data II : Percakapan remaja tentang covid 19
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
10:00 Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabuaten Soppeng
percakapan remaja tentang covid 19.
64) Ade : Bahaya juga itu penyakit di. Apakah ada disekitar
rumahmu yang terserang penyakit covid-19?
65) Karlina : Iya ada dilorong sebelah. Beberapa hari yang lalu dia
keluar kota. Setelah balik kampong ternyata ibu Tija
57
terserang penyakit covid dan parahya lagi langsung
dijemput oleh petugas covid.
66) Ade : Kasihan sekali ibu Tija. Apakah dia bisa dijenguk
oleh keluarganya atau orang terdekatnya.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ade dapat dilihat dengan
jelas bahwa ia dapat memaksimalkan sikap simpati terhadap tuturan yang
diucapkan Rahma. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesantunan mematuhi kriteria maksim kesimpatian. Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan Aulya dapat dikategorikan santun.
67) Karlina : Yang saya dengar tidak bisa dijenguk
oleh siapa pun temasuk kelaurganya.
68) Rahma : Iya betul apa yang dikatakan Karlina.
Tante saya juga terserang penyakit
covid-19, namun tim medis tidak dapat
menyelamatkan nyawanya dan jenazah
pun kami tidak sempat melihatnya.
69) Karlina dan Ade : Waduh kasihan. Kami turut
berduka cita atas musibah yang
menimpa keluargamu.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Karlina dan Ade dapat
dilihat dengan jelas bahwa ia dapat memaksimalkan sikap simpati
terhadap tuturan yang diucapkan Rahma. Sehingga prinsip kesantunan
dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim kesimpatian.
58
Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Aulya dapat dikategorikan
santun.
Data III : Percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 26 Juli 2020 pukul 16:30
Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha, sebagai berikut:
a. Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim)
Maksim kedermawanan menghendaki setiap peserta pertuturan
untuk mengurangi keuntungan dan memperbesar pengorbanan bagi diri
sendiri. Dengan maksim kedermawanan atau maksim kemurahan hati,
para peserta pertuturan diharapkan dapat menghormati orang lain.
Penghormatan terhadap orang lain akan terjadi apabila orang dapat
meminimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri dan memaksimalkan
keuntungan bagi diri sendiri.
Data III : Percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 26 Juli 2020 pukul 16:30
Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha, sebagai berikut:
70) Mei : Mau sekali ka makan daging.
71) Hikmah : Ke rumah ki kalau hari lebaran makan daging.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Hikmah tampak terlihat
dengan jelas bahwa ia berusaha meminimalkan keuntungan bagi dirinya
sendiri dengan cara memaksimalkan kerugian bagi dirinya sendiri. Hal
ini dilakukan Hikmah dengan mengajak Mei ke rumahnya hari lebaran
59
makan daging karena Mei mau sekali makan daging. Sehingga prinsip
kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim
kedermawanan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Hikmah dan
Mei dikategori santun.
72) Mei : Wow. Kalau begitu mauka pale ke rumahmu.
73) Hikmah : Iye, kesini maki.
74) Mei : Tunggu nah! Habis lebaran langsung ke rumahmu
ka sekalian kasih ka juga dagingmu satu kilo. heheh
75) Hikmah : Tenang. Sudah kutanya nenekku bilangkan
simpankan juga temanku.
76) Mei : Terima kasih teman.
77) Hikmah : Sama-sama teman.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Hikmah tampak terlihat
dengan jelas bahwa ia berusaha meminimalkan keuntungan bagi dirinya
sendiri dengan cara memaksimalakn kerugian bagi dirinya sendiri. Hal
ini dilakukan Hikmah karena ia ingin berbagi daging kurban kepada
temannya. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
mematuhi kriteria maksim kedermawanan. Dengan demikian tuturan
yang dilontarkan Hikmah dan Mei dikategori santun.
b. Maksim Penghargaan (Approbation Maxim)
Di dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat
dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha memberikan
penghargaan kepada pihak lain. Dengan maksim ini, diharapkan agar
60
para peserta pertuturan tidak saling mengejek, saling mengcaci, atau
saling merendahkan pihak lain. Peserta tutur yang sering mengejek
peserta tutur lain, dalam kegiatan bertutur akan dikatakan sebagai orang
tidak sopan. Dikatakan demikian, karena tindakan mengejek merupakan
tindakan tidak menghargai orang lain dan perbuatan tidak baik,
perbuatan itu harus dihindari dalam pergaulan sesungguhnya.
Data III : Percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 26 Juli 2020 pukul 16:30
Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha, sebagai berikut:
78) Mei : Ke rumah juga cicipi kue yang saya buat. Hehehe
79) Hikmah : Ternyata memiliki keahlian membuat kue.
80) Mei : Iye belajarka karena rencana mauka buat usaha jualan
kue.
81) Hikmah : Masya Allah. Terbaik ki memang.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Hikmah dapat dilihat
dengan jelas bahwa ia menanggapi tuturan Mei dengan sangat baik
bahkan disertai dengan pujian sehingga prinsip kesantunan dari segi
maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim penghargaan. Dengan
demikian tuturan yang dilontarkan Mei dan Hikmah dapat dikategori
santun.
c. Maksim Kesederhanaan (Modesty Maxim)
61
Di dalam maksim kesederhanaan atau maksim kerendahan hati,
peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan cara
mengurangi pujian terhadap diri sendiri. Orang akan dikatakan sombong
apabila dalam kegiatan bertutur selalu memuji mengunggulkan diri
sendiri. Dalam masyarakat dan budaya Indonesia, kesederhanaan dan
kerendahan hati banyak digunakan sebagai parameter penilaian
kesantunan seseorang.
Data III : Percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 26 Juli 2020 pukul 16:30
Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha, sebagai berikut:
82) Mei : Ok. Kalau begitu kita ke pasar saja karena di
pasar bajunya murah dan simple tapi tidak
murahan ji.
83) Hikmah : Baiklah. Berkabar saja mengenai baju ini.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Mei, dapat dilihat dengan
jelas bahwa penutur bersikap rendah hati dan mengurangi pujian untuk
dirinya sendiri. Hal ini dilakukan penutur dengan alasan bahwa kalau
dipasar bajunya murah dan simple tapi tidak murahan ji. Sehingga prinsip
kesantunan dari segi maksim kesantunan telah mematuhi kriteria
62
maksim kesederhanaan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan
Mei dapat dikategori santun.
d. Maksim Kemufakatan (Agreement Maxim)
Maksim pemufakatan seringkali dsebut dengan maksim
kecocokan. Di dalam maksim ini, ditekankan agar para peserta tutur
dapat saling membina kecocokan atau pemufakatan di dalam kegiatan
bertutur.
Data III : Percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 26 Juli 2020 pukul 16:30
Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha, sebagai berikut:
Berdasarkan tuturan yag disampaiakan Hikmah dan Mei dapat
dilihat bahwa tuturan mereka melanggar maksim kemufakatan karena
pertanyaan penutur tidak sesuai atau tidak dengan jawaan mitar tutur.
Seharusnya Mei menjawab ia karena sebentar lagi mau lebaran tetapi
pada percakapan di atas Mei bertanya kembali kepada Hikmah. Dengan
demikian tuturan yang dilontarkan Hikmah dan Mei dapat dikategorikan
santun.
86) Mei : Baju apa kamu mau beli?
87) Hikmah : Baju gamis
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Mei dan Hikmah, dapat
dilihat dengan jelas bahwa ia berusaha membina kecocokan dan
memaksimalkan kecocokan diantara mereka karena jawaban yang
84) Hikmah : Mauko beli baju untuk dipakai lebaran
85) Mei : Baju apa mau dibeli?
63
dilontar mitra tutur sesuai dengan pertanyaan mitra tutur sehingga prinsip
kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim
kemufakatan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Mei dan
Hikmah dapat dikategori santun.
e. Maksim Kesimpatian (Sympath Maxim)
Maksim ini di harapkan agar para peserta dapat memaksimalkan
sikap simpati antara pihak yang satu dengan yang lain. Sikap antipati
terhadap salah seorang peserta tutur akan dianggap sebagai tindakan
tidak santun. Orang yang bersikap antipati tehadap orang lain, apalagi
sampai bersikap sinis terhadap pihak lain, akan dianggap sebagai orang
yang tidak tahu sopan santun di dalam masyarakat.
Data III : Percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 26 Juli 2020 pukul 16:30
Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha, sebagai berikut:
88) Hikmah : Baju gamis, apa kau Mie, tidak beli bajuko?
89) Mei : Tidak belika baju masih ada baju lebaranku tahun
kemarin karena keuangan juga tidak memadai.
90) Hikmah : Bah saya paham dengan kondisi sekarang. Saya
punya tabungan sedikit nanti kamu pakai saja
uangku beli baju lebaran.
91) Mei : Tidak enakku sama kamu.
92) Hikmah : Tidak apa-apa teman.
64
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Hikmah dapat dilihat
dengan jelas bahwa ia dapat memaksimalkan sikap simpati kepada Mei.
Hal ini dilakukan penutur dengan memantu mitra tutur untuk membeli
baju baru karena keuangan penutur tidak memadai untuk membeli baju
baru sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi
kriteria maksim kesimpatian. Dengan demikian tuturan yang
dilontarkan Aulya dapat dikategorikan santun.
Berdasarkan penerapan kesantunan berbahasa di kalangan remaja
desa lemba, kecamatan lalabata, kabupaten soppeng, ada yang mematuhi
maksim kesantunan berbahasa yaitu maksim kebijaksanaan, maksim
kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim
kemufakatan, dan maksim kesimpatian. Adapun yang melanggar maksim
kesantunan berabahasa yaitu maksim penghargaan dan maksim
kemufakatan.
2. Maksim yang Sering Muncul dalam Percakapan di Kalangan
Remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng
yaitu:
Maksim kemufakatan, karena percakapan antara sesama remaja
lebih banyak yang membina kecocokan satu sama lain dalam kegiatan
bertutur.
Adapun hasil analisis tersebut diuraikan sebagai berikut :
Tabel Kesantunan Berbahasa
65
No Maksim
Nomor
Percakapan
Jumlah
1 Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim) 47 1
2 Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim) 1
6
7
8
9
49
50
71
75
9
3 Maksim Penghargaan (Approbation Maxim) 11
13
52
79
81
5
4 Maksim Kesederhanan (Modesty Maxim) 17
18
19
54
82
5
5 Maksim Kemufakatan (Agreement Maxim) 20 34
66
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
67
56
57
58
59
60
61
62
63
86
87
6 Maksim Kesimpatian (Sympathy Maxim) 44
45
46
66
69
90
6
Berdasarkan hasil analisis tabel kesantunan dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Maksim kebijaksanaan yaitu peserta tutur hendaknya berpegang pada
prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan
memaksimalkan keuntungan pihak lain. Percakapan/tuturan yang
mematuhi pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok
kesantunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3
68
situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan
ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan
remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-
Adha, ditemukan 4 percakapan yang mematuhi maksim kebijaksanaan.
2. Maksim kedermawanan merupakan suatu tuturan mengurangi keuntungan
diri sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri.
Percakapan/tuturan yang mematuhi pengertian tersebut dapat
digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari hasil penelitian
yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada
saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan
bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan
remaja tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 8 percakapan yang
mematuhi maksim kedermawanan.
3. Maksim penghargaan merupakan maksim dalam kesantunan berbahasa
dimana penutur hendaknya meminimalkan cacian kepada orang lain dan
memaksimalkan pujian kepada orang lain. Percakapan/tuturan yang
mematuhi pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok
kesantunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3
situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan
ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan
remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-
Adha, ditemukan 5 percakapan yang mematuhi maksim penghargaan.
69
4. Maksim kesederhanaan merupakan maksim daalam kesantuanan
berbahasa dimana tuturan yang mengurangi pujian kepada diri sendiri
dan tambahi cacian pada diri sendiri sehingga penutur dan mitra tutur
selalu merendahkan diri. Percakapan/tuturan yang mematuhi pengertian
tersebut dapat digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari
hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu
tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris
panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta
percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 5 percakapan
percakapan yang mematuhi maksim kesederhanaan.
5. Maksim kemufakatan merupakan maksim daalam kesantuanan berbahasa
dimana penutur dan mitra tutur dapat saling membina kecocokan dalam
kegiatan bertutur. Percakapan/tuturan yang mematuhi pengertian tersebut
dapat digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan
remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia,
dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covisd 19, serta
percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 34 percakapan
yang mematuhi maksim kemufakatan.
6. Maksim kesimpatian merupakan maksim dalam kesantuanan berbahasa
dimana peserta tutur dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak
satu dengan yang lain. Percakapan/tuturan yang mematuhi pengertian
tersebut dapat digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari
70
hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu
tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris
panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta
percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 6 percakapan
yang mematuhi maksim kesimpatian.
71
Tabel Ketidaksantunan Berbahasa
No Maksim
Nomor
Percakapan
Jumlah
1 Maksim Kebijaksanaan (Taxt Maxim) - 0
2 Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim) - 0
3 Maksim Penghargaan (Approbation Maxim) 3 3
4 Maksim Kesederhanan (Modesty Maxim) - 0
5 Maksim Kemufakatan (Agreement Maxim) 2 2
6 Maksim Kesimpatian (Sympathy Maxim) - 0
Berdasarkan tabel diatas dapat diuraikan sebagai beriku:
1. Maksim kebijaksanaan yaitu peserta tutur hendaknya berpegang pada
prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan
memaksimalkan keuntungan pihak lain. Percakapan/tuturan yang
melanggar pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok
kesantunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3
situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan
ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan
remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-
Adha, tidak ada percakapan yang melanggar maksim kebijaksanaan.
2. Maksim kedermawanan merupakan suatu tuturan mengurangi
keuntungan diri sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri
72
sendiri. Percakapan/tuturan yang melanggar pengertian tersebut dapat
digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu
tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia,
sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentag
covd 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, tidak ada
ditemukan percakapan yang melanggar maksim kedermawanan.
3. Maksim penghargaan merupakan maksim dalam kesantunan berbahasa
dimana penutur hendaknya meminimalkan cacian kepada orang lain
dan memaksimalkan pujian kepada orang lain. Percakapan/tuturan
yang melanggar pengertian tersebut dapat digolongkan pada
kelompok ketidak santunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat
pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara
panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja
tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 3 percakapan yang melanggar
maksim penghargaan.
4. Maksim kesederhanaan merupakan maksim daalam kesantuanan
berbahasa dimana tuturan yang mengurangi pujian kepada diri sendiri
dan tambahi cacian pada diri sendiri sehingga penutur dan mitra tutur
selalu merendahkan diri. Percakapan/tuturan yang melanggar
pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok ketidak
santunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3
73
situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat
pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara
panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja
tentang lebaran Idul-Adha, tidak ada ditemukan percakapan
percakapan yang melanggar maksim kesederhanaan.
5. Maksim kemufakatan merupakan maksim daalam kesantuanan
berbahasa dimana penutur dan mitra tutur dapat saling membina
kecocokan dalam kegiatan bertutur. Percakapan/tuturan yang
melanggar pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok
ketidak santunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat
pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara
panitia, percakapan remaja tentag covd 19, serta percakapan remaja
tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 2 percakapan yang mematuhi
melanggar maksim kemufakatan.
6. Maksim kesimpatian merupakan maksim dalam kesantuanan
berbahasa dimana peserta tutur dapat memaksimalkan sikap simpati
antara pihak satu dengan yang lain. Percakapan/tuturan yang
melanggar pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok
ketidak santunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat
pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara
panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja
74
tentang lebaran Idul-Adha, tidak ada ditemukan percakapan yang
melanggar maksim kesimpatian.
B. Pembahasan
Kesantunan berbahasa merupakan cara berbahasa atau berinteraksi
antara penutur dan mitra tutur dengan tujuan menjalin keharmonisan
dalam berkomunikasi. Kesantunan dipengaruhi oleh adanya konteks serta
peran yang terlibat dalam komunikasi itu sendiri. Konteks berkaitan
dengan tempat atau suasana yang melatarbelakangi terjadinya
komunikasi.
Penerapan kesantunan berbahasa di kalangan remaja Desa Lemba,
Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, ada yang mematuhi maksim
kesantunan berbahasa yaitu maksim kebijaksanaan, maksim
kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim
kemufakatan, maksim kesimpatian, dan pun yang melanggar melanggar
maksim kesanntunan berbahasa yaitu maksim penghargaan dan
kemufakatan.
Adapun yang mematuhi maksim kesantunan berbahasa yaitu:
1. Maksim Kebijaksanaan
Pada percakapan remaja tentang covid 19 peneliti menemukan
adanya tuturan yang mematuhi maksim kebijaksanaan terbukti pada
percakapan itu secara tidak langsung Karlina meminta izin kepada
Rahma untuk menyimpan sembako di rumahnya tetapi dengan
menggunakan kalimat tanya dan di dalam kalimat tersebut sebenarnya
75
tersirat kalimat memerintah. Hal itu menunjukkan “Rahma, bila tidak
keberatan boleh kami simpan sembako di rumahmu? Agar dekat di
bawah ke rumah tantemu. Sehingga budaya masyarakat Bugis khususnya
di Soppeng berprinsip lebih baik mengurangi keuntungan diri sendiri dan
memaksimalkan keuntungan diri sendiri.
2. Maksim Kedermawanan
Pada percakapan tentang pembentukan remaja masjid khusunya
ketua panitia dan bendahara panitia, percakapan tentang covid 19,
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha. Peneliti menemukan
adanya tuturan yang mematuhi maksim kedermawanan. Terbukti pada
percakapan itu Ita, Aulya, Fajar dan peserta rapat memiliki sifat
dermawan karena mereka siap membantu ketua panitia untuk
menyukseskan kegiatan remaja masjid dan pada percakapan Mamar
tentang pembentukan bendahara panitia, Mamar mengajak peserta tutur
untuk makan siang di rumahnya karena dia memiliki sifat dermawan.
Serta pada percakapan remaja tentang covid 19 Ade dan Karlina merasa
kasihan kepada keluarga tante Rahma sehingga mereka ingin membantu
meringankan beban keluarga Rahma. Kemudian pada percakapan remaja
tentang lebaran Idul Adha Hikmah juga memiliki sifat dermawan antar
sesama manusia karena dia rela berbagi kepada yang membutuhkan.
Hal itu menunjukkan tuturan yang diucapkan Mamar “Sebelum
mengakhiri rapat pada hari ini, saya mengundang teman-teman
76
berkenan kerumah makan siang” tuturan yang diucapkan Ita, Aulya,
Fajar dan peserta rapat “Jangan khawatir saudara, kami siap
membantu dan bekerja keras untuk meyukseskan kegiatan nanti”
tuturan yang diucapakan Ade “Karlina, bagaimana kalau kita bantu
keluarga Rahma. Sebentar sore kita ke pasar membeli sembako
untuk mengurangi beban mereka karena saya dengar dari cerita
Rahma keluarga tantenya tidak berpenghasilan tetap” kemudian di
jawab oleh Karlina “Iya boleh dengan senang hati” serta tuturan yang
diucapkan Hikmah “Tenang. Sudah kutanya nenekku bilang
simpanka juga temanku”. Tuturan tersebut sering ditemui pada
masyarakat khusunya di Desa mereka senang membantu dan menjamu
tamu yang datang ke rumahnya baik secara kebutulan ataupun secara
tidak kebutulan karena mereka berpendapat lebih mengurangi
keuntungan pada diri sendiri dan menambah beban kepada diri sendiri.
3. Maksim Penghargaan
Pada percakapan remaja saat pemilihan/penetapan sekretaris dan
bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, dan percakapan
remaja tentang lebaran Idul Adha. Peneliti menemukan adanya tuturan
yang mematuhi maksim penghargaan terbukti pada tuturan itu A. fatma,
Ikbal, Ade dan Hikmah memuji Ita, Nita, Rahma, Mei karena mereka
kagum dengan keahlian yang dimiliki temannya. Hal itu menunjukkan
tuturan yang diucapkan A. Fatma “Kalau saya setuju saudara Ita jadi
sekretris panitia karena dia rajin dan teliti dalam melakukan
77
pekerjaan” tuturan yang diucapkan Ikbal Mantap terbaik memang ini
saudaraku” tuturan yang diucapkan Ade “Ternyata selama ini kamu
memiliki keahlian menjahit. Terbaik memang ini temanku” dan
tuturan yang diucapkan Hikmah “Ternyata kamu memiliki keahlian
membuat kue. Masya Allah”. Lazimnya tuturan tersebut sering ditemui
pada masyarakat yang berada di desa. Biasanya orang desa memiliki sifat
siapakatu, sipakalebbi, siapakainge artinya saling memanusiakan, saling
mengingatkan, saling menghargai antar sesama manusia.
4. Maksim Kesederhanaan
Pada percakapan remaja pada saat pemilihan/ penetan ketua panitia
dan sekretaris panitia, percakapan remaja tentang covid 19 dan
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha. Peneliti menemukan
adanya tuturan yang mematuhi maksim kesederhanaan. Terbutki pada
percakapan tentang pembentukan panitia remaja masjid penutur dan
mitra tutur tidak menyombongkan dirinya bahwa dia sebenarnya bisa
menjadi ketua dan sekretaris panitia, pada percakapan remaja tentang
covid 19 penutur bersikap sederhana karena dia tidak menampakkan
bahawa dia berasal dari keluarga berkecukupan bahkan dia hanya
merendahkan diri di depan mitra tutur, serta pada percakapan remaja
tentang lebaran idul Adha penutur tidak merasa malu untuk membeli baju
di pasar bahkan si penutur berpendapat bahwa di pasar bajunya murah
tapi tidak murahan.
78
Hal itu menunjukkan pada tuturan yang diucapkan Zul “tapi jujur
pengalaman saya jadi pemimpin masih sangat kurang, apalagi
dalam kegiatan seperti ini” tuturan yang diucapkan Ita “Aiiii Jangan
saya saudara, masih banyak yang lebih berpengalaman dari pada
saya” tuturan yang diucapakan Rahma “Saya tidak enak dengan
kalian” dan tuturan yang diucapkan Mei “Ok. Kalau begitu kita ke
pasar saja karena di pasar bajunya murah dan simple tapi tidak
murahan ji”. Tuturan tersebut menunjukkan perilaku sederhana terbukti
dengan mencari harga baju yang murah. Sehingga tuturan mereka
termask merendahkan diri.
5. Maksim Kemufakatan
Pada percakapan pembentukan ketua panitia, sekretaris panitia,
bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, dan percakapan
remaja tentang lebaran Idul Adha. Peneliti menemukan adanya tuturan
yang mematuhi maksim kemufakatan terbukti pada percakapan itu
penutur dan mitra tutur saling mencocokan pendapat mereka bahwa
Zul, Ita dan Nita sangat cocok untuk jadi panitia remaja masjid karena
mereka rajin, teliti, bisa dipercaya menjalankan amanah yang diberikan.
Pada percakapan remaja tentang covid 19 penutur dan mitra tutur saling
mencocokan pendapat mereka tentang covid 19 dan cara
pecengahannya dan pada percakapan remaja tentang lebaran idul Adha
mereka saling mecocokan pendapat mereka mengenai baju yang ingin
dibeli untuk dipakai pada saat lebaran Idul Adha.
79
Hal itu menunjukkan pada tuturan yang diucapkan Ita
“Bagaiamana kalau saudara Zul yang kita sepakati menjadi ketua
panitia, bagaimana dengan peserta yang lain?” tuturan yang
diucapkan Zul “Bagiamana saudari, setuju jaki jadi seretaris
panitia?” tuturan yang diucapkan Ita “iya betul apa salahnya kita
berikan kesempatan kepada teman-teman yang lain untuk
belajar,bagiamana kalua saudara Nita kita pilih?” tuturan yang
diucapkan Rahma “ Seperti apa itu covid-19 ?” dan dijawab oleh
Karlina “Begini teman covid-19 adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus severe acure respiratory syndrome coronavirus (SARS-
COV-2) atau corona sindrom pernapasan akut parah. Covid -19
dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan mulai dari gejala
yang ringan hingga infeksi paru-paru seperti pneumuia. Kita harus
waspada karena diseluruh indinesia bulan ini sudah mencapai
14.924 orang tentang covid 19.
Adapun cara mencegah agar tidak terserang penyakit covid 19
yaitu:
1. Harus menggunakan masker jika berpergian
2. Rajin mencuci tangga
3.Mengomsumsi makanan sehat dan berkhasiat seperti makan
sayur, buah-buahan dan perbanyak minum air putih
4. Jaga jarak
80
5. Kalau tidak penting tidak usah selalu keluar rumah
Tuturan yang diucapkan Hikmah “Mau ko beli baju untuk dipakai
lebaran? dan dijawab oleh Mei “Baju apa mau dibeli? Dan dijawab
lagi oleh Mei “Baju apa kamu mau beli?” serta tuturan Mei di jawab
oleh Hikmah “Baju gamis”. Sehingga masyarakat yang berada di
Soppeng mereka lebih nyaman membina kecocokan untuk mengetahui
hal-hal yang baik dan memaksimalkan kecocokan di antara mereka.
6. Maksim Kesimpatian
Pada percakapan pembentukan pemilihan/penetapan bendahara
panitia, percakapan tentang covid 19, dan percakapan tentang lebaran
Idul Adha. Peneliti menemukan adanya tuturan yang mematuhi maksim
kesimpatian. Terbukti pada percakapan pembentukan bendahara panitia
Aulya, Ita dan A. Fatma merasa simpati kepada lawan tuturnya
terhadap tuturan yang diucapkan Ikbal kepada Fajar karena Ikbal
merendahkan Fajar bahwa dia tidak cocok jadi bendahara karena dia
orangnya boros. Pada percakapan covid 19 Ade merasa kasihan
terhadap musibah yang menimpa keluarga Rahma dan percakapan
tentang lebaran Idul Adha Hikmah merasa simpati kepada Mei karena
tidak membeli baju lebaran dikarenakan keungan Mei tidak
memungkinkan sehingga Hikmah berinisatif meminjamkan uangnya.
Hal itu menunjukkan pada tuturan Aulya “Janganki bilang
begitu saudara sempat bisa ji menjalankan amanah!” tuturan yang
81
diucapkan Ita “Jangan ki langsung menilai orang tanpa melihat
pertanggung jawaban saudara” tuturan yang diucapkan A. Fatma
“Iya betul apa yang dikatakan saudara Ita” dan tuturan yang
diucapkan Ade “Kasihan sekali Ibu Tija. Apakah dia bisa dijenguk
oleh keluarganya atau orang terdekatnya. Waduh kasihan. Kami
turut berduka cita atas musibah yang menimpa keluargamu” serta
ucapak yang diucapkan Hikmah “Bah saya paham dengan kondisi
sekarang. Saya punya tabungan sedikit nanti kamu pakai saja
uangku beli baju lebaran”. Budaya masyarakat yang berada di desa
khususnya di Soppeng memiliki rasa simpati yang tinggi antar sesama
manusia.
Adapun maksim yang melanggar prinsip kesantunan berbahasa yaitu:
1. Melanggar Maksim Penghargaan
Pada percakapan remaja tentang pemilihan/penetapan
bendahara panitia. Peneliti menemukan adanya tuturan yang
melanggar maksim penghargaan terbukti pada percakapan Fajar, Ikbal
dan Aulya merendahkan orang lain tanpa melihat terlebih dahulu
usaha dan kerja keras orang tersebut. Hal itu menunjukkan tuturan
yang diucapkan Fajar “Sayamo yang jadi bendahara panitia
bagimana dengan teman-teman yang lain? Haha” dan tuturan yang
diucapkan Ikbal “Tidak yakinkan saudara kita yang mau jadi
bendahara panitia habiski nati yang karena boroski bela.
Hmmm” serta tuturan yang diucapkan Aulya “Kira-kira bisa ji
82
saudara Nita menjalankan amanah? Siapa tau da suka korupsi.
Hahaha”.
2. Melanggar Maksim Kemufakatan
Pada percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha. Peneliti
menemukan adanya tuturan yang melanggar maksim kemufakatan
terbukti pada percakapan itu Mei tidak menjawab pertanyaan yang
dilontarkan Hikmah malahan Mei bertanya balik ke Hikmah. Hal ini
menunjukkan tuturan yang diucapak Mei “Baju apa mau dibeli?”
sehingga tuturan tersebut tidak saling membina kecocokan satu sama
lain.
2. Maksim yang Sering Muncul dalam Percakapan di Kalangan
Remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng
yaitu:
Pada percakapan remaja tentang pemilihan/penetapan ketua
panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan tentang
covid 19, serta percakapan tentang lebaran Idul Adha peneliti
menemukan tuturan yang sering muncul yaitu maksim kemufakatan
karena masyarakat yang berada di Soppeng mereka senang membina
kecocokan satu sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara
mereka. Hal itu menunjukkan tuturan pembentukan panitia remaja
masjid yang diucapkan Mamar “Alhamdulillah, sekretaris panitia
sudah ada. Berarti bisa dilanjut untuk mencari calon bendahara
83
panitia. Saya serahkan kepada ketua panitia untuk mencari
bendahara panitia. Silahkan saudara Zul !” tuturan yang diucapkan
Mamar dijawab oleh Zul “Terima kasih kesempatannya yang
diberikan. Bagaimana teman-teman ada yang siap jadi bendahara
panitia?” dan pada percakapan tentang covid 19 tuturan yang
diucapkan Rahma “Karlina, apa kabar? Apa mubikin disitu?” dan
tuturan Rahma dijawab oleh Karlina “Baik. Kamu sendiri apa kabar?
Saya sedang menjemur badanku dengan sinar matahari!” Serta
pada percakapan tentang lebaran Idul Adha tuturan yang diucapkan Mei
“Baju apa mau dibeli?” dan tuturan Mei dijawab oleh Hikmah “Baju
gamis”.
Teori yang mendukung penelitian ini yaitu teori Leech tahun
(1983) dalam menganalisis terori tersebut peneliti memperhatikan
keenam aspek kesantunan berbahasa yaitu, maksim kebijaksanaan,
maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan,
maksim kemufakatan dan maksim kesimpatian. Kemudian peneliti
menganalisis bahasa yang dituturkan remaja di golongkan kedalam
maksim yang mematuhi dan melanggar kesantunan berbahasa.
Hal tersebut sangat mendukung penelitian yang memfokuskan
pada kegiatan menganalisisi kesantunan berbahasa di kalangan remaja
karena sebelumnya peneliti belum terlalu mengetahui lebih jauh
kesantunan berbahasa remaja di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata,
Kabupaten Soppeng.
84
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang telaah kesantunan berbahasa
dikalangan remaja di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
yang telah dilaksanankan pada tanggal 30 Mei 2020 sampai 30 Mei 2020
dengan mengamati tiga situasi berbeda dikalangan remaja yang sedang
bercakap dan membahas tema yang berbeda pula diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
Penerapan kesantunan berbahasa di kalangan remaja desa lemba,
kecamatan lalabata, kabupaten soppeng, ada yang mematuhi maksim
kesantunan berbahasa yaitu maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan,
maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim kemufakatan, dan
maksim kesimpatian. Adapun yang melanggar maksim kesantunan berabahasa
yaitu maksim penghargaan dan maksim kemufakatan.
Maksim yang sering muncul pada percakapan remaja di desa lemba
kecamatan lalabata, kabupaten soppeng yaitu : maksim kemufakatan, karena
percakapan antara sesama remaja lebih banyak yang membina kecocokan satu
sama lain dalam kegiatan bertutur.
b. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang telaah kesantunan berbahasa
dikalangan remaja di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
85
yang telah dilaksanankan pada tanggal 30 Mei 2020 sampai 30 Mei 2020
dengan mengamati tiga situasi berbeda dikalangan remaja yang sedang
bercakap dan membahas tema yang berbeda pula diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Peneliti berharap ada peneliti lanjutan yang lebih spesifik terhadap telaah
kesantunnn berbahasa di kalangan remaja dengan kajian yang lebih
menarik, sampel yan lebih besar dan teknik analisis data yang lebih
mendalam untuk mendapatkan hasil kajian yang sempurna.
2. Penelitin ini masih bisa dikembang misalnya penelitian pengembangan
kesantunan berbahasa di sekolah menengah atas karena kesantunan
berbahasa merupakan cerminan diri seseorang dalam bertutur.
3. Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi referensi begi peneliti
berikutnya.
86
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2016. Psikologi Remaja.
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Almunawar. 2015. Kesantunan Berbahasa di Kalangan Remaja di Desa
Pekalaboan Kecamatan Anggareja Kabupaten Enrekang. Skripsi tidak