Damayanti Elyana (12630011)Shinta Wulansari (12630015)TEKNOLOGI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH TAHU-TEMPE DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB
DAN AEROBLatar Belakang:Industri pembuatan tahu-tempe merupakan
salah satu industri kecil tapi industri ini tersebar dibanyak
kota-kota besar. Akibat banyaknya industri, maka limbah yang
dihasilkan dari proses pengolahan tahu dan tempe membawa dampak
terhadap lingkungan. Limbah dari industri ini mempunyai kadar BOD
sekitar 5.000-10.000 mg/l, COD 7.000-12.000 mg/l. Karakteristik
Limbah yang Akan Diolah:Pada limbah industri tahu-tempe terdapat
dua karakter limbah yang harus diperhatikan, yakni: karakteristik
fisika dan karakteristik kimia.Karakteristik Fisika meliputi:
padatan total, suhu, warna dan bau. Suhu industri tahu-tempe
berasal dari proses pemasakan kedelai, suhu buangan dari proses
pemanasan biasanya berkisar antara 40oC samapai 46oC. Peningkatan
suhu dilingkungan perairan ini akan mempengaruhi kehidupan
biologis, kelarutan oksigen dan gas lain.Karakteristik Kimia
meliputi: bahan organik, bahan anorganik, dan gas. Bahan-bahan
organik yang terkandung didalam buangan industri tahu dan tempe
pada umumnya sangat tinggi. Senyawa-senyawa organik didalam air
buangan tersebut dapat berupa protein,karbohidrat, lemak dan
minyak. Dari senyawa-senyawa tersebut senyawa organik yang paling
banyak ditemukan adalah protein dan lemak.
Diagram Pengolahan Limbah:
Proses Pengolahan Limbah:Pengolahan Tahap pertama:Air limbah
yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu tempe dikumpulkan
melalui saluran air limbah, kemudian dialirkan ke bak kontrol untuk
memisahkan kotoran padat. Selanjutnya, sambil ditambahkan dengan
larutan kapur atau NaOH air limbah dialirkan ke bak pengurai
anaerob.
Di dalam bak pengurai anaerob tersebut polutan organik yang ada
di dalam air limbah akan terurai oleh mikroorganisme secara
anaerob,menghasilkan gas methan yang dapat digunakan sebagai bahan
bakar. Dengan proses tahap pertama konsentrasi COD dalam air limbah
dapat diturunkan sampai kira-kira 600 ppm(efisiensi pengolahan 90
%). Air olahan tahap awal ini selanjutnya diolah dengan proses
pengolahan lanjut dengan sistem biofilter anaerob-aerob. Pengolahan
Tahap Lanjutan:
Air limbah yang berasal dari proses penguraian
anaerob(pengolahan tahap pertama) dialirkan ke bak pengendap awal,
untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir, dan kotoran lainnya.
Selain sebagai bak pengendapan juga berfungsi sebagai bak
pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang
berbentuk padatan, pengurai lumpur (sludge digestion) dan penampung
lumpur.Air penampang dari bak pengendapan awal selanjutnya
dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan aliran dari atas ke bawah
dan ke atas. Di dalam bak kontaktor diisi dengan media dari bahan
plastik atau krikil/batu split. Jumlah bak kontaktor ini bisa
dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku
yang akan diolah. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air
limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik setelah beberapa hari
operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film
mikroorganisme. Mikroorganisme ini lah yang akan menguraikan zat
organik yang belum sempat terurai pada bak pengendapan.Air limpahan
dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di
dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media dari bahan
kerikil, plastik, batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi atau
dihembus dengan udara sehingga mikroorganisme yang ada akan
menguraikan zat organik yang ada di dalam air limbah serta tumbuh
dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan
terjadi kontak dengan mikroorganisme yang tersuspensi dalam air
maupun menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat
meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, detergen serta
mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan
ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering dinamakan Aerasi
Kontak(Contact Aeration).Dari bak aerasi, air dialirakan ke bak
pengendapan akhir. Didalam bak ini lumpur aktif yang mengandung
massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali kebagian inlet
bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpahan
dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini iar
limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh
mikroorganisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah
proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran
umum.