Teknologi DNA Rekombinan Yuyun Maryuningsih
ENZIM RESTRIKSI
Fungsi: melindungi bakteri dari DNA asing (seperti virus).
DNA organisme penghasil enzim mengalami metilasi
sehingga tidak dapat dipotong
Enzim restriksi tipe I: memotong DNA pada jarak 1000 bp
atau lebih dari sisi pengenalan
Enzim restriksi tipe II: memotong pada bagian tengah sisi
pengenalan.
Memotong DNA untai ganda pada titik yang sama
menghasilkan ujung tumpul (blunt end)
Memotong DNA pada titik yang berbeda menghasilkan
ujung lancip (sticky end)
Jumlah bp menentukan kemungkinan untuk
menemukan sisi pemotongan.
Untuk menghasilkan fragmen DNA yang lebih
panjang digunakan enzim restriksi dengan sisi
pengenalan enam atau lebih bp
DNA Ligase
DNA ligase dari T4 bacteriophage.
Mengkatalisis pembentukan ikatan antara 3’-OH dari
satu untai dan 5’-PO4 dari untai DNA lain
Ligase bekerja lebih efisien pada ujung lancip
dibanding dengan ujung tumpul.
Deteksi Asam Nukleat
Ultraviolet
DNA menyerap sinar UV karena struktur cincin
pada basa
RNA dan juga nukleotida menyerap sinar UV
Konsentrasi DNA ditentukan pada panjang
gelombang 260 nm
Penandaan DNA dengan
RadioaktifSinar UV dapat mendeteksi DNA, tetapi tidak
dapat membedakan molekul DNA yang
berbeda.
Prekursor nukleotida radioaktif 32P atau 35S
ditambahkan dalam medium pertumbuhan.
Autoradiografi digunakan untuk mendeteksi
DNA bertanda.
Peluruhan radioaktif menghasilkan radiasi
yang dapat menyebabkan film fotografi
menjadi hitam
• DNA radioaktif dapat dideteksi dengan
scintillation counting.
• Peluruhan isotop radioaktif menghasilkan
partikel beta.
• Cairan scintillation akan mengalami eksitasi
dan kemudian mengemisikan sinar
• Scintilation counter akan mendeteksi sinar
yang diemisikan .
Deteksi DNA dengan
Fluoresens
• Fluoresecence tags menyerap cahaya pada
satu panjang gelombang .
• Atom mengalami eksitasi yang selanjutnya
akan memancarkan cahaya dengan panjang
gelombang berbeda ketika kembali ke
keadaan dasar.
• Foton yang diemisikan akan dideteksi oleh
detektor
Biotin dan Digoxigenin
• Biotin adalah vitamin
• Digoxigenin adalah hormon steroid dari
tumbuhan foxglove.
• Biotin atau digoxigenin berikatan dengan urasil
• DNA hasil sintesis mengandung dUTP-
biotin/digoxigenin, menggantikan dTTP
DNA: Melting dan Reannealing
• DNA dapat mengalami ‘melting’ dan bergabung kembali
‘reanneal’
• Pemanasan dapat merusak ikatan hidrogen.
• Pada pendinginan perlahan dapat terbentuk ikatan
hidrogen antar kedua untai DNA yang saling komplemen.
• SB digunakan untuk menentuk kedekatan DNA dari satu
sumber dengan DNA dari sumber lain.
• Isolasi DNA target
• Pemotongan dengan enzim restriksi
• Pemisahan fragmen DNA dengan elektroforesis
• Pemisahan DNA untai ganda dengan cara menginkubasi
gel dengan asam kuat.
• Transfer DNA untai tunggal ke membran
• Pembuatan probe/pelacak
• Denaturasi DNA pelacak.
• Hibridisasi DNA target dengan DNA pelacak
• High stringency: Temperatur tinggi dan
konsentrasi garam rendah. DNA templat dan
pelacak berhibridisasi sempurna
• Low stringency: temperatur rendah dan kadar
garam tinggi. DNA templat dan pelacak
mempunyai mismatches.
Fluorescene In Situ
Hybridization
• Hibridisasi pelacak dengan DNA/RNA di dalam
sel.
• Sumber DNA: sayatan jaringan, kultur
mamalia, kultur serangga, darah (sel darah
putih).
• Pemanasan sampel DNA
• Hibridisasi dengan pelacak bertanda
(fluoresens)
Analisis FISH gen RUNX1 yang mengalami
peningkatan jumlah kopi pada penderita leukemia
akut karena polisomi pada kromosom 21.
RUNX1: Merah; TEL: Hijau
Vektor Kloning
• Herbert W Boyer: enzim restriksi dan
pemodifikasi
• Stanley N. Cohen: Plasmid resistan antibiotik
dan teknik transformasi dengan CaCl2.
Vektor Kloning
• Ukuran kecil, mudah dimanipulasi
• Dapat ditransfer dari sel ke sel
• Mudah diisolasi
• Mudah dideteksi dan diseleks
• Plasmi multi kopi (membantu utk mendapatkan
DNA dalam jumlah besar)
• Mempunyai beberapa sisi pengenalan enzim
restriksi
• Ada metode untuk mendeteksi keberadaan
DNA insert