Top Banner

of 20

Teknik Pemboran-windy Dwi a-115090700111009

Oct 14, 2015

Download

Documents

Windy D A

Teknik Pemboran-windy Dwi a-115090700111009
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • TEKNIK PEMBORAN

    TUGAS GEOLOGI MINYAK BUMI

    Oleh: Windy Dwi Ariyanto - 115090700111009

    Selain untuk keperluan produksi minyak dari reservoir ke permukaan, kegiatan pemboran

    juga digunakan untuk eksplorasi suatu area yang diperkirakan mengandung minyak bumi

    sehingga dilakukan pemboran eksplorasi (wild cat).

    Tujuan pada suatu proyek pemboran ada dua hal pokok (goals) yaitu;

    1. Melaksanakan pemboran dengan sukses dan aman

    2. Melakukan pemboran dengan cost yang seminim mungkin (minimum cost)

    Berikut Tahapan Pemborang Sumur baik untuk sumur minyak maupun sumur gas yaitu:

    1. PEMBORAN EKSPLORASI

    a. Pemboran eksplorasi adalah pemboran sumur-sumur yang dilakukan untuk

    membuktikan ada tidaknya hidrokarbon serta untuk mendapatkan data-data bawah

    permukaan sebanyak mungkin. Langkah-langkah di dalam pemboran eksplorasi

    adalah sebagai berikut: pembuatan rencana pemboran : titik koordinat, elevasi,

    perkiraan lithologi dan tekanan formasi, program lumpur, konstruks i sumur, program

    coring, analisa cutting, logging dan testing.

    b. Persiapan pemboran : Pembuatan jalan, jembatan, pemilihan menara bor dan peralatan

    yang sesuai, pemasangan alat pembantu (jaringan telekomunikasi, air, listrik dsb),

    perhitungan perkiraan biaya pemboran.

    c. Pemboran eksplorasi sekaligus mengumpulkan data-data formasi melalui coring dan

    pemeriksaan cutting.

    d. Test produksi dengan Drill Stem Test (DST) dan survey lubang bor dengan logging.

    2. PEMBORAN DELINIASI

    Pemboran deliniasi adalah pemboran sumur-sumur yang bertujuan untuk mencari batas-

    batas penyebaran migas pada lapisan penghasilnya. Langkah-langkah pada pemboran

    deliniasi adalah sebagai berikut:

    a. Pemboran deliniasi (biasanya 3 atau 4 buah sumur, masing-masing disebelah utara,

    selatan, timur, barat dari antiklinnya).

    b. Analisa data

    c. Perhitungan perkiraan besarnya cadangan dengan metoda volumetrik.

    d. Perencanaan jumlah dan letak sumur pengembangan yang harus dibor untuk

    mengeksploitasi lapisan tersebut.

  • 3. PEMBORAN PENGEMBANGAN

    Pemboran pengembangan adalah pemboran sumur yang akan difungsikan sebagai

    sumur-sumur produksi. Pada awal pengembangan jarak/spasi sumur masih lebar yang

    selanjutnya diperkecil sesuai kemampuan pengurasannya. Langkah-langkah di dalam

    pemboran pengembangan adalah:

    a. Perencanaan dan persiapan pemboran.

    b. Pemboran sumur-sumur pengembangan.

    c. Penyelesaian sumur-sumur pengembangan.

    d. Perencanaan dan persiapan pemasangan fasilitas produksi.

    e. Kegiatan memproduksikan dan transportasi.

    4. PEMBORAN SUMUR-SUMUR SISIPAN

    Pemboran sumur sisipan (Infill Well) adalah pemboran sumursumur yang letaknya

    diantara sumur-sumur yang telah ada, dengan tujuan untuk mengambil hidrokarbon dari

    area yang tidak terambil oleh sumursumur yang sebelumnya telah ada. Fungsi sumur-

    sumur sisipan ini adalah sebagai projek percepatan pengurasan reservoar.

    Selama melakukan pemboran sumur kita harus memperhatikan relevansi kaitan antara

    tekanan dan kegiatan pemboran. Tekanan tekanan tersebut diantaranya:

    Pore pressure,

    Formation fracture gradient.

    Overburden pressure,

    Gas behaviour.

    Mempelajari mengenai pori (Pore), Fracture Gradient dan Overburden akan membantu kita

    dalam mendesain lumpur pemboran (Mud Design), Casing (Casing Design), Pengendalian

  • Semburan Liar (Well Control), menghindari terjepit atau terjebaknya rangkaian pipa

    pemboran (Avoid Stuck Drill String) dan menentukan laju pemboran (Rate of Penetration).

    Tekanan formasi yang dihitung diantaranya:

    Hidrostatic Pressure:

    HP (psi) = 0.052 x TVD (ft) x MW (ppg)

    MW = Mud Weight

    0.052 is a conversion factor

    MW of 1 ppg has a gradient of 0.052 psi/ft

    Sedangkan tekanan pori (pore pressure) didefinisikan sebagai tekanan yang terjadi pada

    fluida didalam ruang pori batuan. Tekanan pori normalnya sebesar 0.465 psi/ft. Fracture

    gradien (gradien rekah) adalah tekanan dimana formasi akan pecah/retak (rusak).

    Fracture Gradient

    Tekanan Overburden adalah tekanan yang diberikan oleh berat total formasi diatasnya. Selain

    tekanan formasi dan tekanan overburden kelakuan sifat dari gas juga perlu mendapat

    perhatian karena selama masa pemboran mungkin saja melalui formasi formasi gas yang

    bila tidak mendapat perhatian serius dapat berakibat terjadinya kick dan blow up.

    Overburden Pressure

  • Dalam pembuatan sumur dalam dunia perminyakan tidak dapat dilepaskan dari alat yang

    dinamakan dengan Rig. Rig itu sendiri merupakan serangkaian peralatan khusus yang

    digunakan untuk membor suatu sumur atau pengakses sumur. Rig itu dicirikan dengan

    adanya menara yang terbuat dari baja yang dapat digunakan untuk menaikan dan menurunkan

    pipa-pipa tubular pada sumur.

    Berdasarkan lokasiny, rig itu sendiri terbagi atas dua macam, yaitu:

    1. Rig Darat (Land Rig), merupakan rig yang beroperasi di daratan dan dibedakan atas

    rig besar dan rig kecil. Pada rig kecil biasanya hanya digunakan untuk pekerjaan

    sederhana seperti Well Service atau Work Over. Sementara itu, untuk rig besar bisa

    digunakan untuk operasi pemboran, baik secara vertikal maupun direksional. Rig

    darat ini sendiri dirancang secara portable sehingga dapat dengan mudah untuk

    dilakukan pembongkaran dan pemasangannya dan akan dibawa menggunakan truk.

    Untuk wilayah yang sulit terjangkau, dapat menggunakan heliportable.

    2. Rig Laut (Offshore Rig), merupakan rig yang dioperasikan di atas permukaan air

    seperti laut, rawa-rawa, sungai, danau, maupun delta sungai.

    Dari Rig Laut (Offshore Rig) sendiri terbagi atas berbagai macam jenis berdasarkan

    kedalaman air yaitu:

    Swamp Barge: merupakan jenis rig laut yang hanya pada kedalaman maksimum 7

    meter. Dan, sangat sering dipakai pada daerah rawa-rawa dan delta sungai. Rig jenis

    ini dilakukan dengan cara memobilisasi rig ke dalam sumur, kemudian

    ditenggelamkan dengan cara mengisi Ballast Tanksnya dengan air. Pada rig jenis ini,

    proses pengeboran dilakukan setelah rig duduk didasar dan Spud Cannya tertancap

    didasar laut.

    Tender Barge, merupakan jenis rig laut yang sama dengan model Swamp Barge,

    namun dipakai pada kedalaman yang lebih dalam lagi.

    Jack Up Rig, rig jenis ini menggunakan platform yang dapat mengapung dengan

    menggunakan tiga atau empat kakinya. Kaki-kaki pada rig ini dapat dinaikan dan

    diturunkan, sehingga untuk pengoperasiannya semua kakinya harus diturunkan hingga

    ke dasar laut. Kemudian, badan dari rig ini diangkat hingga di atas permukaan air

    dan memiliki bentuk seperti platform. Untuk melakukan perpindahan tempat, semua

    kakinya harus dinaikan dan badan rignya akan mengapung dan ditarik menggunakan

    kapal. Pada operasi pengeboran menggunakan rig jenis ini dapat mencapai kedalaman

    lima hingga 200 meter.

  • Drilling Jacket, merupakan jenis rig yang menggunakan platform berstruktur baja.

    Pada umumnya memiliki bentuk yang kecil dan sangat cocok berada di laut dangkal

    maupun laut tenang. Rig jenis ini sering dikombinasikan dengan RigJack

    Up maupun Tender Barge.

    Semi-Submersible Rig, jenis rig yang sering disebut semis ini merupakan model rig

    yang mengapung (Flooded atau Ballasted) yang menggunakan Hullatau semacam

    kaki. Rig ini dapat didirikan dengan menggunakan tali mooringdan jangkar agar

    posisinya tetap diatas permukaan laut. Dengan menggunakanThruster (semacam

    baling-baling) yang berada disekelilingnya, dan Ballast Control System, sistem ini

    dijalalankan dengan menggunakan komputer sehingga rig ini mampu mengatur

    posisinya secara dinamis dan pada level diatas air sesuai keinginan. Rig ini sering

    dipakai jika Jack Up Rig tidak mampu menjangkau permukaan dasar laut. Karena

    jenis rig ini sangat stabil, maka rig ini sering dipakai pada lokasi yang berombak besar

    dan memiliki cuaca buruk, dan pada kedalaman 90 hingga 750 meter.

    Drill Ship, merupakan jenis rig yang bersifat mobile dan diletakan di atas kapal laut,

    sehingga sangat cocok untuk pengeboran di laut dalam (dengan kedalaman lebih dari

    2800 meter). Pada kapal ini, didirikan menara dan bagian bawahnya terbuka ke laut

    (Moon Pool). Dengan sistem Thruster yang dikendalikan dengan komputer, dapat

    memungkinkan sistem ini dapat mengendalikan posisi kapalnya. Memiliki daya muat

    yang lebih banyak sehingga sering dipakai pada daerah terpencil maupun jauh dari

    daratan.

    Berdasarkan fungsi-fungsi dari rig itu sendiri, dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu:

    1. Drilling Rig, merupakan rig yang digunakan untuk melakukan proses pemboran pada

    sumur, baik sumur baru, cabang sumur baru, maupun memperdalam sumur lama.

    2. Workover Rig, rig ini memiliki fungsi untuk melakukan penutupan sesuatu terhadap

    sumur yang telah ada, misalnya berupa perawatan, perbaikan, penutupan, dan

    sebagainya.

    Komponen-komponen pada rig itu sendiri pada umumnya terbagi menjadi lima dalam bagian

    besar, yaitu:

    1. Hoisting System, secara umum komponen terdiri dari Drawworks (kadang

    disebut Hoist), Mast atau Derrick, Crown Block, Traveling Block, dan Wire

    Rope(Drilling Line). Hoisting System berfungsi untuk menurunkan dan menaikan

  • tubular (pipa pemboran, peralatan completion, atau pipa produksi) untuk keluar dan

    masuk lubang sumur.

    2. Rotary System, merupakan komponen dari rig yang berfungsi sebagai pemutar pipa-

    pipa di dalam sumur. Pada pemboran konvesional, pipa pemboran (Drill Strings)

    memutar mata-bor (Drill Bit) untuk penggalian sumur.

    3. Circulation System, komponen ini memiliki fungsi berupa mensirkulasikan fluida

    pemboran untuk keluar dan masuk ke dalam sumur dan menjaga agar properti lumpur

    seperti yang diinginkan. Sistem sirkulasi ini meliputi antara lain: pompa tekanan

    tinggi untuk memompakan lumpur keluar dan masuk ke dalam sumur, dan pompa

    rendah digunakan untuk mensirkulasikan lumpur di permukaan. Kemudian, peralatan

    untuk mengkondisikan lumpur: Shale Shaker: berfungsi untuk memisahkan solid

    hasil pemboran (Cutting) dari lumpur, Desander: berfungsi untuk memisahkan

    pasir, Degasser: berfungsi untuk mengeluarkan gas, Desilter: berfungsi untuk

    memisahkan partikel padat berukuran kecil.

    4. Blowout Prevention System, komponen ini berfungsi untuk mencegah

    terjadinyaBlowout (meledaknya sumur di permukaan dikarenakan adanya tekanan

    tinggi dari dalam sumur). Pada komponen ini bagian yang utama adalah BOP (Blow

    Out Preventer) yang terdiri atas berbagai macam katup (Valve) dan dipasang di kepala

    sumur (Wellhead).

  • 5. Power System, komponen ini berupa sumber tenaga yang berfungsi untuk

    menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik. Sebagai sumber

    tenaga, biasanya menggunakan mesin diesel berkapasitas besar. Pada sebuah rig

    untuk Power Systemnya, tergantung dari ukuran dan kedalaman sumur yang akan di

    capai, biasanya akan membutuhkan satu atau lebih Prime Mover. Pada rig besar

    biasanya memiliki tiga atau empat buah, bersama-sama mereka membangkitkan

    tenaga sebesar 3000 atau lebih Horsepower. Dan, tenaga yang dihasilkan juga harus

    dikirim ke komponen rig yang lain.

    Secara lebih rinci, komponen rig dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • 2. Sistem Tenaga

    Sebagian besar sistem tenaga dibutuh pada dua sistem utama pemboran yaitu untuk

    pengangkatan (Hoisting System), dan sirkulasi lumpur pemboran (Circulation

    System) selain itu juga digunakan untuk sistem penerangan disekitar lokasi pemboran.

    Total tenaga yang dibutuhkan pada sebuah rig pemboran secara umum berkisar dari

    1000 3000Hp.

    Karakteristik performance dari sistem tenaga secara umum dinyatakan dengan

    Output Horse Power, torsi (torque) dan konsumsi bahan bakar (fuel consumption)

    untuk berbagai kecepatan mesin.

    Tenaga yang dihasilkan dari prime mover atau power system (output horse power)

    dihasilkan dari Angular Velocity () dan Torsi (T).

    P = .T

  • Sistem tenaga dalam suatu operasi pemboran terdiri dari dua sub komponen utama,

    yaitu :

    POWER SUPPLY EQUIPMENT

    Tenaga yang dibutuhkan pada suatu operasi pemboran dihasilkan oleh mesin-

    mesin besar, yang dikenal dengan prime mover unit (penggerak utama).

    DISTRIBUTION (TRANSMISSION) EQUIPMENT

    Berfungsi untuk meneruskan atau menyalurkan tenaga dari

    penggerak utama, yang diperlukan untuk suatu operasi pemboran.

    Sistim distribusi (transmisi) yang biasa digunakan ada dua macam, yaitu

    sistim transmisi mekanis dan sistim transmisi listrik (electric). Rig tidak

    akan berfungsi dengan baik bila distribusi tenaga yang diperoleh tidak

    mencukupi. Oleh sebab itu diusahakan tenaga yang hilang karena adanya

    transmisi atau distribusi tersebut dikurangi sekecil mungkin, sehingga kerja

    mesin akan lebih efisien.

  • 3. Sistem Sirkulasi

    Pada dasarnya sistem sirkulasi sangat erat kaitannya dengan fluida pemboran (drilling

    fluids) yang fungsi utamanya adalah mengangkat material pahatan (cutting) hasil dari

    mata bor (drillbits) dari dasar sumur ke atas permukaan melalui anulus, selain itu

    fluida pemboran juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara tekanan

    hidrostatik (hidrostatic pressure) dengan tekanan formasi (formation pressure) agar

    fluida reservoir tidak masuk kedalam lubang bor selama kegiatan pemboran.

    Berikut ini adalah beberapa fungsi utama lainnya dari fluida pemboran yaitu:

    Membersihkan lubang bor dari fragmen hasil dari pahatan (bit) kemudian

    membawanya ke permukaan

    Menjaga stabilitas dari dinding lubang pemboran

    Mendinginkan dan melumasi drillstring dan bit selama kegiatan pemboran

    Komponen Sistem Sirkulasi

    (1) mud pumps,

    (2) flowlines,

    (3) drillpipe,

    (4) nozzles,

    (5) mud pids and tanks (settling tank, mixing tank, suction tank),

    (6) mud mixing equipment (mud mixing hopper) and

    (7) contaminant removal equipment (shale shaker, desander, desilter, degasser)

    Fluida Pemboran

    Fluida pemboran adalah merupakan suatu campuran cairan (liquid) dari beberapa

    komponen yang terdiri dari : air(tawar atau asin), minyak, tanah liat(clay), bahan-

  • bahan kimia(chemical additives), gas, udara, busa maupun detergen. Di lapangan,

    fluida pemboran dikenal sebagai lumpur (mud).

    Ada tiga jenis fluida pemboran :

    Waterbased mud, lumpur pemboran yang paling banyak digunakan adalah

    water-base mud(80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar atau air asin,

    clay dan chemical additives. Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang bor.

    Oilbased mud, digunakan pada pemboran dalam, hotholes, formasi shale dan

    sebagainya. Lumpur ini lebih mahal, tetapi mengurangi terjadinya korosi pada

    rangkaian pipa bor, dsb.

    Air or gasbased mud, keuntungan dari lumpur jenis ini terutama adalah dapat

    menghasilkan laju pemboran yang lebih besar. Karena digunakan kompressor,

    kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.

    4. Sistem Pemutar

    Seluruh peralatan yang digunakan untuk mentranmisikan putaran dari permukaan

    (mejaputar/rotary table) hingga ke dasar sumur (matabor/bit) disebut dengan rotary

    system.

    Komponen komponen yang termasuk sistem pemutar diantaranya (dari atas ke

    bawah) :

    Swivel,

    Kelly and accessories,

    Rotary table and components,

    Drillstring tubulars (drill pipe, drill collars, etc.),

    Drill bit

    5. Sistem Pengangkat

  • Hoisting System atau Sistem pengangkat adalah sistem katrol besar yang digunakan

    untuk menurunkan dan menaikkan peralatan masuk dan keluar dari sumur. Secara

    khusus, sistem pengangkat digunakan untuk menaikan dan menurunkan drillstring dan

    casing ke dalam dan keluar dari sumur. Berikut ini gambaran dari hoisting system:

    6. Sistem Pengendalian Semburan Liar

    Fungsi utama dari sistim pencegahan semburan liar (BOP System)adalah untuk

    menutup lubang bor ketika terjadi kick. Blowout terjadi karena masuknya aliran

    fluida formasi yang tak terkendalikan ke permukaan.

    Blowout biasanya diawali dengan adanya kick yang merupakan suatu intrusi fluida

    formasi bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat berkembang menjadi

    blowout bila tidak segera diatasi. Rangkaian peralatan sistim pencegahan semburan

    liar (BOP System) terdiri dari tiga sub komponen utama yaitu Rangkaian BOP Stack,

    Accumulator dan Sistim Penunjang.

  • 1. RANGKAIAN BOP STACK

    Rangkaian BOP Stack ditempatkan pada kepala casing atau kepala sumur langsung

    dibawah rotary table pada lantai bor. Rangkaian BOP Stack terdiri dari peralatan

    sebagai berikut :

    a. Annular Preventer.

    Ditempat paling atas dari susunan BOP Stack. Annular preventer berisi rubber

    packing element yang dapat menutup lubang annulus baik lubang dalam keadaan

    kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.

    b. Ram Preventer.

    Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran

    pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang.

    Jenis ram preventer yang biasanya digunakan antara lain adalah :

    1. Pipe ram

    Pipe ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor

    berada pada lubang bor.

    2. Blind or Blank Rams

    Peralatan tersebut digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian

    pipa bor tidak berada pada lubang bor.

    3. Shear Rams

    Shear rams digunakan untuk memotong drill pipe dan seal sehingga lubang

    bor kosong (open hole), digunakan terutama pada offshore floating rigs.

    c. Drilling Spools.

    Drilling spools adalah terletak diantara preventer. Drilling spools berfungsi

    sebagai tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan kick keluar dari

    lubang bor) dan kill line (yang memompakan lumpur berat). Ram preventer pada

    sisa-sisanya mempunyai cutlets yang digunakan untuk maksud yang sama.

    d. Casing Head (Well Head).

    Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai fondasi

    BOP Stack.

    2. ACCUMULATOR

    Biasanya ditempatkan pada jarak sekitar 100 meter dari rig. Accumulator bekerja

    pada BOP stack dengan high pressure hydraulis (saluran hidrolik bertekanan

    tinggi). Pada saat terjadi kick Crew dapat dengan cepat menutupblowout

  • preventer dengan menghidupkan kontrol pada accumulator atau pada remote panel

    yang terletak pada lantai bor.

    Unit accumulator dihidupkan pada keadaan darurat yaitu untuk menutup BOP

    Stack. Unit ini dapat dihidupkan dari remote panel yang terletak pada lantai bor

    atau dari accumulator panel pada unit ini terdiri dalam keadaan crew harus

    meninggalkan lantai bor.

    3. SISTIM PENUNJANG (SUPPORTING SYSTEM)

    Peralatan penunjang yang terpasang rangkaian peralatan sistim pencegahan

    semburan liar (BOP System) meliputi choke manifold dan kill line.

    a. Choke Manifold.

    Choke Manifold merupakan suatu kumpulan fitting dengan beberapa outlet yang

    dikendalikan secara manual dan atau otomatis. Bekerja pada BOP Stack dengan

    high presure line disebut Choke Line. Bila dihidupkan choke manifold

    membantu menjaga back pressure dalam lubang bor untuk mencegah terjadinya

    intrusi fluida formasi. Lumpur bor dapat dialirkan dari BOP Stack kesejumlah

    valve (yang membatasi alirandan langsung ke reserve pits), mud-gas

    separator atau mud conditioning area back pressure dijaga sampai lubang bor

    dapat dikontrol kembali.

    b. Kill Line.

    Kill Line bekerja pada BOP Stack biasanya berlawanan berlangsung dengan

    choke manifold (dan choke line). Lumpur berat dipompakan melalui kill line

    kedalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi

    tekanan formasi.

    Tujuan dari rangkaian pipa pemboran (drillstring) adalah meneruskan atau mentransmit

    tenaga mekanik (rotary table), hydrolic power (pressure & flowrate), dan weight on bit

    (WOB).

    Komponen utama dari drillstring adalah sebagai berikut:

    Drill Pipe

    Heave Drill Pipe

    Drill Collar

    Beberapa peralatan khusus.

  • 1. Drillpipe

    Rangkaian drillpipe diletakan setelah (dibawah) kelly, bentuk drillpipe hampir sama dengan

    bentuk pipa pada umumnya dengan diameter luar (Outside Diameter) berkisar antara 2.375

    Inch 6.625 Inch. Rangkaian drillpipe harus lebih ringan namun kuat, dibuat dengan

    menggunakan besi baja dengan kualitas tinggi. API membuat grade untuk kualitas baja untuk

    pipa pemboran menjadi empat kelas yaitu: E75,X95, G105, dan S135. sedangkan untuk

    panjang tiap drillpipe dibagi menjadi 3 range yaitu: Range I (18ft 22 ft), Range II (27ft

    30ft) paling banyak digunakan saat ini, Range III (38ft 45ft).

    2. Drill Collar

    Drill collar ditempatkan diatas mata bor (bit) dan setelah heavy drillpipe. Bentuk drillcolar

    hampir mirip dengan drillpipe hanya saja memiliki ketebalan dinding pipa yang lebih besar

    dan diameter dalam (Inside Diameter) yang lebih kecil. Tujuan pemasangan drillcollar adalah

    untuk memberikan tenaga axial (beban) kepada bit. Selain memiliki bentuk yang mirip pipa

    drill collar juga ada yang bentuknya spiral seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.

  • 3. Heavy Wall Drillpipe

    Merupakan rangkaian pipa yang terletak diantara drillpipe dengan drill collar. HWDP

    memiliki bentuk yang mirip dengan drillpipe tapi dengan tool joint yang lebih panjang.

    4. Peralatan Khusus

    Beberapa peralatan khusus yang digunakan pada rangkaian pipa pemboran adalah stabillizer,

    reamer dan hole openers.

    Stabillizer pada pemboran vertikal berfungsi untuk mencegah getaran (vibrasi) pada

    rangkaian pipa selama melakukan pemboran.

    Reamer berfungsi untuk menjaga diameter lubang bor sesuai dengan hasil penggalian oleh

    mata bor (bit). Hal ini dikarenakan selama kegiatan pemboran kemungkinan akan terjadi

    penyempitan lubang bor akibat swelling formation dan juga berkurangnya ukuran mata bor

    (bit) akibat formasi yang keras.

    hole-openers digunakan untuk memperbesar lubang bor dikarenakan menggunakan bit yang

    lebih kecil sedangkan ukuran lubang akhir yang direncanakan lebih besar.

    Berikut ini gambar dari peralatan khusus tersebut:

  • Making a Trip adalah kegiatan menarik dan menyambungkan rangkaian pipa kedalam lubang

    bor dalam kegiatan pemboran.

    Tripping Out Tripping In

    Setting Slips

    Breaking Out and Setting Back the Kelly

    Attaching Elevators to the Elevator Links

    Latching Elevators to Pipe

    Working on the Monkeyboard

    Breaking Out Pipe

    Maneuvering Pipe to Racking Area

    Elevators raised

    Tripping In Latching Elevators to Top of

    Stand

    Moving pipe to rotary

    Pipe is made up

    Slips are pulled

    Slips are set

    Elevators are unlatched

    Process repeated for all stands

    Pickup kelly and attach to drill string

    Break circulation, and

    Resume drilling

  • Menarik Rangkaian Pipa Pemboran (Tripping-Out)

    Menyambung Rangkaian Pipa Pemboran (Tripping In)

    Fungsi utama dari penyemenan pada sumur baik sumur gas maupun minyak adalah sebagai

    berikut:

    1. Memberikan zona isolas

    2. Mendukung beban aksial casing string

    3. Memberikan perlindungan terhadap fluida korosi pada casing

  • 4. Memberikan dukungan/penahan lubang sumur

    Semen yang digunakan pada saat penyemenan lubang sumur adalah semen jenis portland

    dimana semen tersebut terdiri dari batu gamping dna lempung yang mengandung Kalsium

    Karbonat (CaCO3) yang tinggi.

    Secara umum penyemenan dapat dibagi menjadi dua yaitu:

    a. Primary Cementing

    Merupakan penyemenan pertama kali yang dilakukan setelah pipa selubung diturunkan

    kedalam sumur.

    Penyemenan antara formasi dengan pipa selubung bertujuan untuk :

    Melindungi formasi yang akan dibor dari formasi sebelumnya dibelakang pipa

    selubung yang mungkin bermasalah.

    Mengisolasi formasi tekanan tinggi dari zona dangkal sebelumnya.

    Melindungi daerah produksi dari water-bearing sands.

    b. Squeeze Cementing

    Untuk menyempurnakan dan menutup rongga-rongga yang masih ada setelah primary

    cementing, dapat dilakukan squeeze cementing.

    Aplikasi pokok untuk squeeze cementing antara lain adalah :

    Menyempurnakan primary cementing ataupun untuk perbaikan terhadap hasil

    penyemenan yang rusak.

    Mengurangi water-oil ratio, gas-oil ratio dan water-gas ratio.

    Menutup kembali zona produksi yang diperforasi apabila pemboran mengalami

    kegagalan dalam mendapatkan minyak.

    Memperbaiki kebocoran pada pipa selubung.

    Menghentikan lost circulation yang terjadi pada saat pemboran berlangsung.

    Mud logging adalah pekerjaan mengumpulkan, menganalisis dan merekam semua informasi

    dari partikel solid, cairan dan gas yang terbawa ke permukaan oleh lumpur pada saat

    pemboran. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui berbagai parameter pemboran dan

    formasi sumur yang sedang dibor. Well logging, sebuah teknik yang digunakan di industri

    migas untuk merekam sifat fluida dan batuan untuk mencari zona hidrokarbon dibawah

    permukaan bumi, menghadapi banyak kendala. Salah satu yang terbesar adalah

    mentransmisikan data dari dasar sumur ke permukaan dimana dapat dianalisis dan keputusan

    pengeboran bisa dibuat. Sedangkan coring merupakan pengintian pada sumur dengan tujuan

  • untuk pengambilan material dari dinding sumur sehingga dapat digunakan sebagai evaluasi

    formasi sumur.

    Coring adalah suatu usaha untuk mendapatkan contoh batuan (core) dari formasi di bawah

    permukaan untuk dianalisa sifat fisik batuan secara langsung.

    Sedangkan analisa core adalah kegiatan pengukuran sifat-sifat fisik batuan

    yang dilakukan di laboratorium terhadap contoh batuan.Pada prinsipnya ada dua metoda

    coring yang umum dilakukan di lapangan, yaitu :

    Bottom Hole Coring

    Sidewall Coring

    1.Bottom Hole Coring yaitu cara pengambilan core yang dilakukan pada waktu pemboran

    berlangsung. Pada metoda bottom hole coring mempergunakan core bit, sejenis pahat yang

    ditengahnya terbuka dan mempunyai sejenis pemotong pahat.

    2.Sidewall Coring yaitu cara pengambilan core yang dilakukan setelah operasi pemboran

    selesai atau pada waktu pemboran berhenti. Pengambilan core dengan teknik sidewall coring

    dilakukan pada dinding dari lubang bor.