ACARA I MENGENAL ALAT-ALAT TEKNOLOGI BENIH ABSTRAKSI Praktikum Teknologi Benih Acara I yaitu Mengenal Alat-Alat Teknologi Benih dilaksanakan pada 20 Maret 2014 di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal alat-alat yang digunakan dalam sertifikasi benih (khususnya dalam pengujian kualitas benih) dan mencoba menggunakannya secara benar. Alat-alat yang diamati adalah alat- alat yang digolongan kedalam alat pengambilan contoh benih (seed trier tipe probe, seed trier tipe nobe, dan seed devider), alat pengujian daya tumbuh benih (bak perkecambahan, petridish, dan germinator), alat pengujian kemurnian benih (purity desk, sieves, magnifier/lup, dan timbangan elektrik), alat pengujian kadar air benih (moisture tester tipe Kett, moisture tester tipe Juscon, oven, pinset, grinder, mortar dan penumbuk, serta cawan porselin), dan alat lain (refrigerator, termohigrometer, hand counter, beaker glass, scalpel, grain analyzer, gelas ukur, grain counter, desikator, dan electro conductivity meter). Cara kerjanya adalah alat-alat teknologi benih digambar di kertas dan ditulis keterangan spesifikasi dari masing-masing alat tersebut meliputi nama, model/tipe, sumber energi, sifat (portable/tidak), deskripsi alat, serta kelebihan dan kekurangan alat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam praktikum teknologi benih khususnya dan dalam pelaksanaan program perbenihan pada umumnya digunakan alat- alat yang khusus untuk mempersiapkan benih, menanam, panen, pengeringan dan prosesing, pengambilan contoh benih, dan pengujian benih.
34
Embed
tekben acara 1 mengenal alat-alat dalam teknologi benih
alat pengambilan contoh benih , alat pengujian daya tumbuh benih, alat pengujian kemurnian benih, alat pengujian kadar air benih , dan alat lain.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ACARA I
MENGENAL ALAT-ALAT TEKNOLOGI BENIH
ABSTRAKSI
Praktikum Teknologi Benih Acara I yaitu Mengenal Alat-Alat Teknologi Benih dilaksanakan pada 20 Maret 2014 di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal alat-alat yang digunakan dalam sertifikasi benih (khususnya dalam pengujian kualitas benih) dan mencoba menggunakannya secara benar. Alat-alat yang diamati adalah alat-alat yang digolongan kedalam alat pengambilan contoh benih (seed trier tipe probe, seed trier tipe nobe, dan seed devider), alat pengujian daya tumbuh benih (bak perkecambahan, petridish, dan germinator), alat pengujian kemurnian benih (purity desk, sieves, magnifier/lup, dan timbangan elektrik), alat pengujian kadar air benih (moisture tester tipe Kett, moisture tester tipe Juscon, oven, pinset, grinder, mortar dan penumbuk, serta cawan porselin), dan alat lain (refrigerator, termohigrometer, hand counter, beaker glass, scalpel, grain analyzer, gelas ukur, grain counter, desikator, dan electro conductivity meter). Cara kerjanya adalah alat-alat teknologi benih digambar di kertas dan ditulis keterangan spesifikasi dari masing-masing alat tersebut meliputi nama, model/tipe, sumber energi, sifat (portable/tidak), deskripsi alat, serta kelebihan dan kekurangan alat.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam praktikum teknologi benih khususnya dan dalam pelaksanaan program
perbenihan pada umumnya digunakan alat-alat yang khusus untuk mempersiapkan benih,
menanam, panen, pengeringan dan prosesing, pengambilan contoh benih, dan pengujian
benih.
Bermacam-macam alat digunakan dalam pelaksanaan pengujian benih di
laboratorium, terutama dalam kebutuhan sertifikasi benih. Alat-alat tersebut misalnya;
pengukur kadar air benih, pembagi contoh benih, timbangan elektrik, alat peerkecambahan,
alat pengambil contoh benih, dan lain-lain.
Pengujian benih di laboratorium akan berhasil baik, apabila penguji berpengaetahuan
cukup tentang benih dan berpengalaman menggunakan alat-alat yang diperlukan. Kesalahan
cara menggunakan alat akan memberikan hasil yang salah sehingga tida akan mencerminkan
kualitas contoh benih yang diuji dan akhirnya tidak mencerminkan kelompok benihnya.
B. Tujuan
Mengenal alat-alat yang digunakan dalam sertifikasi benih (khususnya dalam
pengujian kualitas benih) dan mencoba menggunakannya secara benar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa benih tanaman
yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman (Nasrudin, 2009).
Pengujian benih adalah suatu usaha untuk mengevaluasi kualitas benih tanaman
budidaya dengan tujuan tertentu dalam pertanian dan juga digunakan untuk menentukan
kualitas biji. Dalam pengujian untuk sertifikasi benih diperlukan alat-alat yang mempunyai
kegunaan dan cara menggunakan yang berbeda-beda, sehingga perlu pengenalan tentang
bentuk, fungsi dan cara penggunaannya. Dengan mengetahui fungsi dan cara penggunaannya
maka akan menekan kerugian akibat pengujian benih misalnya kesalahan dalam
menggunakan alat akan mengakibatkan diperoleh hasil yang tidak sesuai (Copeland, 1976).
Menurut Istianingrum et al. (2013), kualitas benih sangat mempengaruhi hasil
pembungaan pada budidaya krisan untuk bunga potong, Banyak kasus menunjukkan bahwa
kualitas tanaman induk yang buruk berkaitan dengan rendahnya kualitas stek yang dihasilkan.
Dalam produksi bunga, biasanya benih yang dipakai adalah benih sebar (generasi keempat).
Akan tetapi dikalangan petani tidak mengetahui generasi ke berapa benih yang digunakan
untuk ditanam dan diproduksi menjadi bunga potong, sehingga jika benih yang digunakan
yaitu benih generasi tua maka kualitas bunga potong menjadi menurun.
Setiap laboran menggunakan bentuk catatan pengujian benih yang berbeda. Bentuk
uji standar benih dibedakan menjadi dua bagian, bagian pertama berkaitan dengan berat
benih, kadar air benih, dan kemurnian benih. Dan bagian kedua berkaitan dengan
perkecambahan. Pegujian benih biasanya dimulai dengan uji kemurnian benih, kemudian uji
kadar air, dan uji perkecambahan (Schmidt, 2007).
Uji kemurnian benih adalah kegiatan yang dilakukan untuk memisahkan benih murni
dengan kotoran – kotoran (ranting, kulit dan benih yang rusak). Kegiatan ini dilakukan
dengan menggunakan meja kemurnian (meja yang berfungsi sebagai tempat pemisahan
antara kotoran benih dengan benih murni dilakukan secara manual) (Payung et al., 2012).
Kadar air adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai dengan teknik atau
metode tertentu. Metode pengukuran kadar air yang diterapkan dirancang untuk mengurangi
oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan dengan
pengurangan kelembaban sebanyak mungkin (ISTA, 2006).
III. METODOLOGI
Praktikum Dasar-Dasar Teknologi Benih acara I yaitu Mengenal Alat-Alat Teknologi
Benih dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 20 Maret 2014 di Laboratorium Teknologi
Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi alat pengambilan contoh benih
(seed trier tipe probe, seed trier tipe nobe, dan seed devider), alat pengujian daya tumbuh
benih (bak perkecambahan, petridish, dan germinator), alat pengujian kemurnian benih
(purity desk, sieves, magnifier/lup, dan timbangan elektrik), alat pengujian kadar air benih
(moisture tester tipe Kett, moisture tester tipe Juscon, oven, pinset, grinder, mortar dan
penumbuk, serta cawan porselin), dan alat lain (refrigerator, termohigrometer, hand counter,
ISTA. 2006. International Rules for Seed Testing: Edition 2006. The International Seed Testing Association. Bassersdorf. CH-. Switzerland.
Istianingrum, P., Damanhuri, dan Soetopo L.. 2013. Pengaruh generasi benih terhadap pertumbuhan dan pembungaan krisan (Chrysanthemum) varietas Rhino. Jurnal Produksi Tanaman. 3:1.
Nasrudin. 2009. Pengertian benih. http://teknologibenih.blogspot.com/2009/08/pengertian-benih.html. diakses 25 Maret 2014.
Payung, D., Prihatiningtyas, E., dan Nisa, S. H.. 2012. Uji daya kecambah benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) di green house. Jurnal Hutan Tropis. 2:134.
Schmidt, L.. 2007. Tropical Forest Seed. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. New York.
Seedburo. 2014. Seedburo Nobbe trier. http://www.seedburo.com/productDetail.asp_Q_catID_E_509_A_subCatID_E_2503_A_productID_E_3214. Diakses 25 maret 2014.
Ulwan, N.. 2013. Mengenal alat-alat teknologi benih. www.scribd.com/doc/192068502/ACARA/I#download. Dunduh 25 Maret 2014.