Top Banner
1 PRINSIP DASAR KESELAMATAN NUKLIR (II) Khoirul Huda Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. Gajah Mada 8, Jakarta
18

Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

Jan 15, 2017

Download

Documents

buitruc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

1

PRINSIP DASAR KESELAMATAN NUKLIR (II)

Khoirul HudaBadan Pengawas Tenaga Nuklir

Jl. Gajah Mada 8, Jakarta

Page 2: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

2

DESAIN KEANDALAN (1/8)

• Batas maksimum tidak berfungsinya (unavailability) suatu sistem atau komponen keselamatan tertentu harus ditetapkan untuk menjamin keandalannya dalam melakukan fungsi keselamatan.

• Pengukuran digunakan, bila perlu dalam bentuk kombinasi, untuk mencapai dan memelihara keandalan yang diperlukan.

Page 3: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

3

DESAIN KEANDALAN (2/8)

Redundansi dan Kegagalan Tunggal

– Redundansi atau kerangkapan diperlukan untuk memperbaiki keandalan sistem yang penting bagi keselamatan;

– Tidak ada kegagalan tunggal yang bisa menyebabkan hilangnya kemampuan sistem melakukan fungsi keselamatan;

– Tingkat redundansi yang diadopsi harus mencerminkan potensi kegagalan yang tak terdeteksi yang bisa mengurangi keandalan.

Page 4: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

4

DESAIN KEANDALAN (3/8)

Keragaman (diversity)

– Keragaman diterapkan pada sistem atau komponen redundan yang melakukan fungsi yang sama dengan menggabungkan sifat yang berbeda ke dalam sistem atau komponen tersebut, seperti:

• Prinsip pengoperasian yang berbeda• Kondisi operasi yang berbeda• Produk dari pabrik yang berbeda

Page 5: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

5

DESAIN KEANDALAN (4/8)

Keragaman (cont.)

– Keragaman akan meningkatkan keandalan dan mengurangi potensi kegagalan akibat penyebab yang sama;

– Tapi, harus dipertimbangkan kompleksitas dalam pengoperasian, pemeliharaan dan pengujiannya.

Page 6: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

6

DESAIN KEANDALAN (5/8)

Kemandirian (independence)

• Prinsip kemandirian, seperti:– Pengisolasian fungsi;– Pemisahan secara fisik dengan jarak,

penghalang atau tata-letak komponen; dsb.

• Kemandirian akan mengurangi probabilitas kegagalan dari penyebab yang sama.

Page 7: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

7

DESAIN KEANDALAN (6/8)

Desain Gagal Selamat (fail-safe)

• Bila suatu sistem atau komponen harus gagal, maka reaktor harus menuju ke keadaan selamat tanpa memerlukan suatu tindakan.

• Prinsip gagal selamat harus diterapkan pada komponen yang penting bagi keselamatan, sebisa mungkin.

• Contoh: sistem scram.

Page 8: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

8

DESAIN KEANDALAN (7/8)

Kemampu-ujian (testability)

• Semua komponen reaktor dirancang dan diatur sedemikian rupa, sehingga mudah diperiksa, diuji dan diperbaiki secara memadai pada saat yang sesuai.

• Bila tidak mungkin melakukan pengujian yang memadai, maka perlu dipertimbangkan kemungkinan terjadinya kegagalan yang tidak terdeteksi.

Page 9: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

9

DESAIN KEANDALAN (8/8)

Pemilihan Bahan

• Dalam tahap desain, marjin keselamatan yang tepat harus disediakan untuk mengakomodasi sifat-sifat bahan yang diantisipasi pada saat akhir umur penggunaannya;

• Hal ini mungkin memerlukan ketentuan desain untuk memantau bahan yang mempunyai sifat mekanik yang bisa berubah akibat korosi, radiasi, dsb

Page 10: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

10

SISTEM KESELAMATAN (1/9)

Sistem Pemadaman Reaktor

• Sistem Pemadaman reaktor harus dimasukkan dalam desain. Sistem pemadaman reaktor kedua, mungkin diperlukan tergantung sifat reaktor.

• Reaktivitas padam harus disediakan dalam sistem pemadaman, sehingga reaktor bisa dibawa ke dan dipertahankan pada kondisi subkritis, selama operasi dan kondisi kecelakaan.

Page 11: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

11

SISTEM KESELAMATAN (2/9)

Sistem Pemadaman Reaktor (cont.)

• Kegagalan tunggal pada sistem pemadaman harus tidak menghalangi sistem tersebut memenuhi fungsi keselamatan bila diperlukan.

• Untuk melengkapi inisiasi otomatis dari sistem pemadaman, perlu ditambahkan inisiasi manual. Satu atau lebih inisiasi manual yang cocok untuk kedaruratan harus disediakan.

Page 12: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

12

SISTEM KESELAMATAN (3/9)

Sistem Proteksi Reaktor

– Sistem proteksi reaktor harus mampu secara otomatis memulai tindakan proteksi pada seluruh rentang kejadian awal yang dipostulasikan untuk menghentikan kejadian dengan selamat.

– Kemampuan tersebut harus memperhitungkan kemungkinan malafungsi bagian dari sistem.

Page 13: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

13

SISTEM KESELAMATAN (4/9)

Sistem Proteksi Reaktor (cont.)

– Dalam banyak hal, tindakan manual operator bisa dianggap cukup andal dengan syarat:

• Tersedia waktu yang cukup;• Informasi yang ada diproses dan dipresentasikan

secara tepat;• Diagnosisnya sederhana dan tindakan yang

diperlukan terdefinisi secara jelas;• Permintaah pada operator tidak berlebihan.

Page 14: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

14

SISTEM KESELAMATAN (5/9)

Sistem Proteksi Reaktor (cont.)

– Sistem proteksi reaktor harus otomatis dan tidak tergantung pada sistem lain;

– Sebagai tambahan, sinyal trip manual harus ada sebagai salah satu input pada sistem;

– Perlu dipertimbangkan adanya ketentuan tentang kemampuan menginisiasi penghentian reaktor dari jarak jauh.

Page 15: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

15

SISTEM KESELAMATAN (6/9)

Sistem Proteksi Reaktor (cont.)

– Sistem proteksi harus dirancang sedemikian rupa, sehingga sekali dilakukan inisiasi, tindakan yang diperlukan tidak bisa dibatalkan dengan tindakan manual, dan bahwa tindakan manual tidak diperlukan dalam periode singkat.

– Desain sistem proteksi harus menggunakan redundansi dan keragaman, paling tidak untuk mendeteksi kejadian awal;

– Sistem proteksi harus terdiri dari paling tidak dua kanal, sehingga kegagalan komponen tunggal tidak menyebabkan kegagalan fungsi sistem.

Page 16: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

16

SISTEM KESELAMATAN (7/9)

Sistem Proteksi Reaktor (cont.)

– Sistem proteksi harus dirancang sedemikian rupa, untuk membawa reaktor ke arah yang lebih selamat, walaupun sistem proteksi dirancang untuk penyebab kegagalan yang umum;

– Semua komponen dari sistem proteksi harus bisa diuji fungsinya;

– Untuk sistem proteksi berbasis komputer, harus ada verifikasi dan validasi software.

Page 17: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

17

SISTEM KESELAMATAN (8/9)

Sistem Kendali Reaktivitas

– Reaktivitas negatif yang cukup harus tersedia dalam mekanisme kendali, sehingga reaktor bisa dibawa dan dipertahankan sub-kritis selama kondisi operasi;

– Laju penambahan reaktivitas maksimum yang diperbolehkan dari sistem kendali reaktivitas atau dari eksperimen harus ditentukan dan dibatasi (dijustifikasi dalam LAK).

Page 18: Tayangan Prinsip Dasar Keselamatan Nuklir II

18

SISTEM KESELAMATAN (9/9)

Sistem Kendali Reaktivitas (cont.)

– Desain harus menunjukkan bahwa sistem kendali reaktivitas berfungsi dengan benar pada seluruh kondisi operasi dan kondisi kecelakaan yang diperkirakan, termasuk kegagalan sistem kendali itu sendiri;

– Untuk sistem kendali reaktivitas berbasis komputer, harus tersedia verifikasi dan validasi software.