Top Banner
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan kedaulatan yang didasarkan pada prinsip kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, perlu diwujudkan dewan perwakilan rakyat daerah yang mampu menyelenggarakan seluruh tugas, fungsi dan kewenangannya sebagai mitra yang sejajar dengan pemerintah daerah dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat dan kepentingan daerah sesuai dengan dinamika perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara ; b. bahwa untuk dapat menyelenggarakan seluruh tugas, fungsi dan tanggungjawabnya sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menerbitkan tata tertib yang berkedudukan sebagai pedoman kerja dan kaidah pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; c. bahwa sehubungan dengan maksud pada huruf a dan b diatas perlu dituangkan ke dalam Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Way Kanan tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Way Kanan masa bakti 2009 – 2014. Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 12 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Way Kanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Timur dan Kotamadya Daerah Tingkat II Metro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 46. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3825); 2. UndangUndang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik lndonesia, Tahun 1999 Nomor 75. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. UndangUndang Nomor 17 tahun 2003 tentarg Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. UndangUndang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. UndangUndang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. UndangUndang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. UndangUndang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
30

TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

Jun 21, 2015

Download

Documents

Rizal Kudiarto

TATA TERTIB DPRD WAY KANAN
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR  18 TAHUN 2009 

 TENTANG 

 PERATURAN TATA TERTIB 

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN  

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA  

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN   Menimbang :  

a. bahwa untuk melaksanakan kedaulatan yang didasarkan pada prinsip kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, perlu diwujudkan dewan perwakilan rakyat daerah yang mampu menyelenggarakan seluruh tugas, fungsi dan kewenangannya sebagai mitra yang sejajar dengan pemerintah daerah dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat dan kepentingan daerah sesuai dengan dinamika perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara ;  

b. bahwa untuk dapat menyelenggarakan seluruh tugas, fungsi dan tanggungjawabnya sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menerbitkan tata tertib yang berkedudukan sebagai pedoman kerja dan kaidah pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;  

c.  bahwa sehubungan dengan maksud pada huruf a dan b diatas perlu dituangkan ke dalam Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Way Kanan tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Way Kanan masa bakti 2009 – 2014.   

Mengingat :  

1. Undang‐Undang Nomor 12 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Way Kanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Timur dan Kotamadya Daerah Tingkat II Metro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 46. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3825);  

2. Undang‐Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik lndonesia,  Tahun 1999 Nomor 75. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);  

3. Undang‐Undang Nomor 17 tahun 2003 tentarg Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor  47. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);  

4. Undang‐Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);  

5. Undang‐Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang‐undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);  

6. Undang‐Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);  

 7. Undang‐Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 

Page 2: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

8. Undang‐Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang‐Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);  

9. Undang‐Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);  

10. Undang‐Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801);  

11. Undang‐Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4836);  

12. Undang‐Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5043);  

13. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tertang Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416), sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tabun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712);  

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);  

15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);  

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);  

17. Peraturan Pemerintah 3 tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DPRD . Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 

 18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara 

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 165, , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);  

19. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);  

20.  Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Slstem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);  

Page 3: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

21. Peraturan Pemerintah Nomor 00 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 00. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 0000); 

 22. Peraturan Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor 2 tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah 

kabupaten Way Kanan (Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan Tahun 2008 Nomor 2. Tambahan Lembaran Kabupaten Way Kanan Nomor 112);  

23. Peraturan Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor 3 tahun 2008 tentang Organisasi Sekretarizt Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Way Kanan (Lembaran Daerah Kabupaten Way Kanan Tahun 2008 Nomor 3. Tambahan Lembaran Kabupaten Way Kanan Nomor 123);   

Memperhatikan : Keputusan DPRD Kabupaten Way Kanan Nomor 11 tahun 2009 tentang Pembentukan Panitis Teknis Penyusunan Tata Tertib DPRD Kabupaten Way Kanan Periode 2009 ‐ 2014.  

MEMUTUSKAN : Menetapkan  : PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH NOMOR 00 TAHUN 2009 TENTANG TATA TEPTIB DEWAN PERWAKiLAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN  

BAB I KETENTUAN UMUM 

 Pasal 1 

 Dalam peraturan tentang tata tertib ini, yang dimaksud dengan:  

1. Gubernur adalah Gubernur Lampung; 2. Bupati adalah Bupati Way Kanan; 3. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Way Kanan; 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Way Kanan; 5. Sekretaris DPRD adalah Sekretaris DPRD Kabupaten Way Kanan; 6. Daerah adalah Daerah Kabupaten Way Kanan; 7. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah otonom yang lain, yang 

berfungsi sebagai lembaga eksekutif daerah; 8. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Way 

Kanan yang berfungsi sebagai lembaga legislatif daerah; 9. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah yang diserahkan kepada 

daerah sebagai fungsi‐fungsi pemerintahan daerah otonom yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan DPRD yang merupakan lembaga pemerintah daerah menurut azas desentralisasi; 

10. Pimpinan DPRD adalah Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Way Kanan; 11. Komisi Pemilihan Umum adalah Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Way Kanan; 12. Anggota DPRD adalah anggota DPRD Kabupaten Way Kanan; 13. alat Kelengkapan DPRD terdiri, Komisi, Badan Musyawarah, Badan Anggaran, Badan Legislasi 

dan Badan Kehormatan. 14. Fraksi adalah sebagai wadah berhimpun anggota DPRD dalam satu partai. 15. Komisi adalah pengelompokan anggota DPRD dari beberapa partai yang berbeda. 16. Badan Musyawarah DPRD adalah badan musyawarah yang bertugas menyusun dan 

mengagendakan kegiatan DPRD. 17. Badan Anggaran DPRD adalah badan yang bertugas melakukan monitoring dan kajian 

terhadap penyusunan, perhitungan, laporan pertanggungjawaban APBD. 18. Badan Legislasi DPRD adalah badan yang mempunyai tugas melakukan pengkajian perda 

dan raperda, menyusun raperda yang menjadi kewenangan DPRD. 19. Badan Kehormatan DPRD adalah alat kelengkapan DPRD yang dibentuk oleh DPRD dan 

ditetapkan dalam rapat paripurna DPRD. 20. Kode etik DPRD adalah suatu ketentuan yang mengatur sikap, perilaku, ucapan, tatakerja, 

tatahubungan yang ditetapkan dalam pelaksaan wewenang, tugas dan kewajibanya sebagai anggota DPRD. 

21. Reses adalah kegiatan DPRD dalam rangka menjaring aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya. 

Page 4: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

22. Hak Interpelasi adalah hak anggota DPRD untuk meminta keterangan Bupati baik secara tertulis maupun secara lisan mengenai kebijakan Bupati yang penting dan strategis. 

23. Hak Angket adalah Hak Anggota DPRD dalam melakukan penyelidikan terhadap Bupati yang penting dan strategis. 

24. Hak menyatakan pendapat adalah Hak Anggota DPRD untuk mengajukan usul atau pendapat Bupati mengenai kejadian luar biasa di daerah. 

25. Kedudukan protokoler adalah kedudukan yang diberikan kepada seseorang untuk mendapatkan penghormatan perlakuan dan tata tempat dalam acara atau pertemuan resmi. 

26. Tenaga ahli adalah orang atau badan yang yang mempunyai keahlian dalam sefesifikasi suatu disiplin ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. 

 BAB II 

KEDUDUKAN, KEANGGOTAAN DAN SUMPAH/JANJI Bagian Kesatu Kedudukan 

 Pasal 2 

 (1) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang 

berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; (2) Dewan PerNakilan Rakyat Daerah dalam menjalan tugas, fungsi dan wewenangnya 

berkedudukan sebagai mitra yang sejajar dengan pemerintah daerah.  

Bagian Kedua  Keanggotaan 

 Pasal 3 

 (1) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum 

yang dipilih berdasarkan suara terbanyak hasil pemilihan umum; (2) Masa keanggotaan DPRD adalah 5 (lima) tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota 

DPRD yang baru mengucapkan sumpah/janji; (3) Anggota DPRD wajib berdomisili di Ibukota Kabupaten Way Kanan. 

    

Bagian Ketiga Sumpah/Janji 

 Pasal 4 

 (1) Anggota DPRD sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji secara bersama‐

sama yang dipandu oleh Ketua Pengadilan Negeri dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD;  

(2) Anggota DPRD yang berhalangan mengucapkan sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh Pimpinan DPRD dalam Rapat Paripurna Istimewa;  

(3) Anggota DPRD Pengganti Antar Waktu mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh Pimpinan DPRD dalam Rapat Paripurna Istimewa.  

Pasal 5  

Sumpah/janji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) peraturan Tata Tertib ini adalah sebagai berikut:   'Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/berjanji:    Bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagai anggota/ketua/wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Way Kanan dengan sebaik‐baiknya dan seadil‐adilnya, sesuai dengan peraturan perundang‐undangan, dengan berpedoman pada Pancasiia dan Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;  

Page 5: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

Bahwa saya dalam menjalankan kewajiban akan bekerja dengan sungguh‐sungguh, demi tegaknya kehidupan demokrasi, serta mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dari pada kepentingan pribadi, seseorang, dan golongan;  Bahwa saya akan memperjuangkan aspirasi rakyat yang saya wakili untuk mewujudkan tujuan nasional demi kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia   

BAB III FRAKSI 

 Pasal 6 

 (1) Untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang DPRD serta hak dan 

kewajibaA anggota DPRD, dibentuk fraksi sebagai wadah berhimpun anggota DPRD;  

(2) Fraksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan merupakan alai kelengkapan DPRD, melainkan pengelompokan anggota DPRD berdasarkan partai politik yang memperoleh kursi sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku;  

(3) Setiap anggota DPRD wajib berhimpun dalam fraksi;  

(4) Setiap fraksi yang ada wajib menerima anggota yang tidak dapat membentuk fraksi.   

Pasal 7  

(1) Pembentukan fraksi dilakukan oleh partai politik yang memperoleh kursi di DPRD paling sedikit 4 (empat) orang untuk setiap fraksi;  

(2) Partai politik yang jumlah anggotanya di DPRD mencapai ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau lebih dapat membentuk 1 (satu) fraksi;  

(3) Partai politik yang jumlah anggotanya di DPRD tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), bergabung dengan fraksi yang ada atau membentuk fraksi gabungan;  

(4) Dalam hal tidak ada 1 (satu) partai politik yang memenuhi persyaratan untuk membentuk fraksi, maka dibentuk fraksi gabungan; 

 (5)  (dua) fraksi Jumlah fraksi gabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) clan ayat (4) paling 

banyak 2;  

(6) Pembentukan fraksi, pimpinan fraksi dan keanggotaan fraksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) clan ayat (3) disampaikan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya diumumkan kepada seluruh anggota oleh Ketua DPRD dalam Rapat Paripurna DPRD.  

Pasal 8  

(1) Pimpinan fraksi terdiri Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris yang dipilih dari dan oleh anggota fraksi;  

(2) Fraksi yang terbentuk ditetapkan dengan Keputusan DPRD;  

(3) Fraksi mempunyai sekretariat;  

(4) Sekretariat Fraksi terdiri dari pegawai negeri sipil dari lingkungan Sekretariat DPRD;  

(5) Setiap fraksi dibantu oleh 2 (dua) orang tenaga ahli;  

(6) Tenaga ahli fraksi diangkat dan diberhentikan dengan Keputusan Sekretaris DPRD dengan memperti mbangkan usul fraksi dan dilaporkan dalam Rapat Badan Musyawarah.  

  

Page 6: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

BAB IV PENETAPAN DAN PEMBERHENTIAN PIMPINAN DPRD 

 Bagian Kesatu 

Penetapan Pimpinan Sementara  

Pasal 9  (1) Sebelum Pimpinan DPRD belum terbentuk, DPRD dipimpin oleh Pimpinan Sementara; (2) Pimpinan Sementara sebagaimana dimaksud pacla ayat (1) terdiri atas seorang Ketua dan seorang 

Wakil Ketua yang berasal dari dua partai politik yang memperoleh kursi terbanyak urutan pertama dan urutan kedua di DPRD;  

 Bagian Kedua 

Tugas dan Tanggungjawab Pimpinan Sementara  

Pasal 10  Pimpinan Sementara DPRD mempunyai tugas clan tanggungjawab;  a. memimpin rapat‐rapat DPRD; b. memfasilitasi pembentukan fraksi‐fraksi, terutama Fraksi Gabungan; C. memfasilitasi penyusunan rancangan Tata Tertib DPRD; d. memfasilitasi penyusunan rancangan Kode Etik DPRD; e. memfasilitasi pembentukan rancangan Alat‐alat Kelengkapan DPRD.  

Bagian Ketiga Pimpinan Definitif 

 Pasal 11 

 (1) Pimpinan definitif DPRD terdiri atas 1 (satu) orang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua; (2) Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari partai politik yang memperoleh 

kursi terbanyak urutan pertama, kedua dan ketiga di DPRD;  

Bagian Keempat Penetapan Pimpinan Definitif 

 Pasal 12 

 (1) Pimpinan partai yang berhak mengisi kursi pimpinan  DPRD mengajukan nama seorang anggota 

untuk ditetapkan sebagai pimpinan definitif; (2) Pimpinan Sementara DPRD berdasarkan pengajuan sebagaimana dimaksud ayat (1) 

mengumumkan adanya usulan tersebut dalam Rapat Paripurna; (3) Pimpinan Sementara DPRD menyampaikan kepada Gubernur usulan pimpinan partai 

sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) untuk diresmikan dengan Keputusan Gubernur; (4) Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pada Pasal ini sebelum memangku 

jabatannya mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh Ketua Pengadilan Negeri;  

Bagian Kelima Pemberhentian Pimpinan 

 Pasal 13 

 Pimpinan DPRD berhenti atau diberhentikan dari jabatannya karena: a. meninggal dunia; b. mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis; c. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap sebagai pimpinan 

DPRD; d. melanggar Kode Etik DPRD berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Kehormatan DPRD; e. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum 

tetap karena melakukan tindak pidana dengan ancaman hukuman serendahrendahnya 5 (lima) tahun penjara; 

f. ditarik keanggotaannya sebagai anggota DPRC oleh partai politiknya. 

Page 7: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

Pasal 14  (1) Pemberhentian Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dilaporkan dalam Rapat 

Paripurna oleh Pimpinan DPRD;  

(2) Usulan pemberhentian Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan DPRD dan diIen(Jkapi dengan Berita Acara Rapat Paripurna. 

 Pasal 15 

 (1) Keputusan DPRD tentang usulan pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 

diajukan kepada Gubernur melalui Bupati untuk diresmikan;  

(2) Pemberhentian dan peresmian pemberhentian Pimpinan DPRD ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. 

 Pasal 16 

 (1) Pimpinan DPRD yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 digantikan oleh 

calon yang diusulkan cleh partai asal Pimpinan DPRD yang diberhentikan; (2) Penetapan pemberhentian Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan 

dalam Rapat Paripurna DPRD.  

BAB V FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG 

 Bagian Kesatu 

Fungsi  

Pasal 17.  

(1) DPRD mempunyai fungsi: a. legislasi; b. anggaran; dan c. pengawasan.  

(2) Ketiga fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijalankan dalam kerangka representasi masyarakat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

 Bagian Kedua 

Tugas dan Wewenang  

Pasal 18  DPRD mempunyai tugas dan wewenang:  a. membentuk peraturan daerah bersama Bupati; b. membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah mergenai anggaran 

pendapatan dan belanja daerah yang diajukan oleh Bupati; c.  melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan 

belanja daerah; d. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Bupati/Wakil Bupati kepada Menteri Dalam Negeri 

melalui Gubernur untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan; e. memilih wakil Bupati dalam hal terjadi kukosongan jabatan wakil Bupati; f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah provinsi terhadap rencana 

perjanjian internasional di daerah; g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh 

pemerintah daerah; h. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Bupati dalari penyelenggaraan pemerintahan 

daerah; i. memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga 

yang membebani masyarakat dan daerah; j. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan aturan perundangan; dan k. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan aturan perundangan. 

Page 8: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

BAB VI HAK DAN KEWAJIBAN 

 Bagian Kesatu Hak DPRD 

 Pasal 19 

 (1) DPRD mempunyai hak: 

a. interpelasi; b. angket; dan c. menyatakan pendapat.  

(2) Hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah hak DPRD untuk meminta keterangan kepada Bupati mengenai kebijakan pemerintah Kabupaten Way Kanan yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara;  

(3) Hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah hak DPRD untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah daerah yang penting dan st,‐ategis Berta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan;  

(4) Hak menyatakan pendapat sebagaimena dimaksud pads ayat (1) huruf c adalah hak DPRD untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan Bupati atau mengenai kejadian luau biasa yang terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tidak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.  

Bagian Kedua Hak Anggota 

 Pasal 20 

 Anggota DPRD mempunyai hak:  a. mengajukan rancangan peraturan daerah; b. mengajukan pertanyaan; c. menyampaikan usul dan pendapat, d. memilih dan dipilih; e. membela diri; f. imunitas; g. mengikuti orientasi dan pendalaman tugas; h. protokoler; dan i.  keuangan dan administratif. 

  

BAB VII ALAT KELENGKAPAN 

 Pasal 22 

 (1) Alat kelengkapan DPRD terdiri dari : 

 a. Pimpinan; b. Badan Musyawarah;  c. Komisi; d. Badan Legislasi Daerah; e. Badan Anggaran; f. Badan Kehormatan; dan g. Alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna. 

     

Page 9: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

(2) Dalam menjalankan alankan tugasnya, alat kelengkapan dibantu oleh Sekretariat DPRD.  

Bagian Kesatu Pimpinan 

 Pasal 23 

 (1) Pimpinan DPRD mempunyai tugas: 

a. memimpin sidang‐sidang dan menyimpulkan hasil sidang untuk mengambil keputusan; b. menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja antara Ketua dan Wakil Ketua; c. menjadi juru bicara DPRD; d. melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan DPRD; e. mengadakan konsultasi dengan Bupati dan instansi pemerintah lainnya sesuai dengan 

keputusan DPRD; f. mewakili DPRD dan/atau alat kelengkapan DPRD di pengadilan; g. melaksanakan keputusan DPRD berkenaan dengan penetapan sangsi atau rehabilitasi 

anggota sesuai dengan ketentuan aturan perundangan; h. menetapkan arah dan kebijakan umum anggaran DPRD; i. mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya dalam Rapat Paripurna DPRD. 

 (2) Pelaksanaan tugas pimpinan DPRD dilakukan secara kolektif dan kolegial.  

 Bagian Kedua 

Badan Musyawarah Pasal 24 

 (1) Badan Musyawarah merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap yang dibentuk oleh 

DPRD pada permulaan masa keanggotaan DPRD;  

(2) Pemilihan anggota Badan Musyawarah ditetapkan setelah terbentuknya Pimpinan DPRD, komisi‐komisi, Badan Anggaran, Badan Legislasi dan Fraksi;  

(3) Badan Musyawarah terdiri dari unsur komisi dan unsur fraksi berdasarkan perimbangan jumlah anggota;  

(4) Jumlah anggota Badan Musyawarah sebanyak‐banyaknya adalah setengah plus 1 (satu) dari jumlah seluruh anggota DPRD;  

(5) Pimpinan DPRD karena jabatannya adalah Ketua dan Wakil Ketua Badan Musyawarah merangkap anggota;  

(6) Susunan keanggotaan Badan Musyawarah ditetapkan dalam Rapat Paripurna;  

(7) Sekretaris DPRD karena jabatannya adalah Sekretaris Badan Musyawarah bukan anggota;  

(8) Masa keanggotaan Badan Musyawarah adalah sesuai dengan masa keanggotaan DRD,   

Pasal 25 (1) Badan Musyawarah mempunyai tugas: 

a. memberikan pertimbangan tentang penetapan program kerja DPRD baik diminta atau tidak; b. menetapkan kegiatan dan jadwal acara rapat DPRD; c. memutuskan pilihan mengenai isi risalah rapat apabila timbul perbedaan pendapat; d. memberi saran pendapat untuk memperlancar kegiatan; e. meminta dan atau memberikan kesempatan kepada alat‐alat kelengkapan DPRD lainnya 

untuk memberikan penjelasan mengenai kemajuan dan kendala pelaksanaan tugas masing masing; 

f. merekomendasikan pembentukan Panitia Khusus.  

(2) Setiap anggota Badan Musyawarah wajib: a. mengadakan konsultasi dengan unsur yang diwakili sebelum mengikuti rapat Badan 

Musyawarah; b. menyampaikan pokok‐pokok hasil rapat Badan Musyawarah kepada Fraksi. 

 

Page 10: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

Bagian Ketiga Komisi 

 Pasal 26 

 Komisi dibentuk oleh DPRD dan merupakan alat kelengkapan yang bersifat tetap.  

Pasal 27  

 (1) DPRD menetapkan 4 (Empat) Komisi pada permulaan masa keanggotaan DPRD dan permulaan 

tahun sidang dengan komposisi pembidangan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut;  

a.   Komisi A : Bidang Hukum dan Pemerintahan Meliputi bidang .‐ Hukum, Perundang‐Undangan, Pemerintahan, Ketertiban Umum, Kependudukan dan Catatan Sipil, Penerangan dan Pers, Kepegawaian dan Aparatur, Perijinan, Sosial Politik, Organisasi Masyarakat, Kebudayaan, Pertanahan, Kerjasama International, Aset Daerah, Agama, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Wanita; 

 b.   Komisi B : Bidang Ekonomi dan Keuangan 

Meliputi bidang : Perdagangan, Perindustrian, Pertanian, Perikanan, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan, Ketahanan Pangan, Logistik, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perpajakan, Retribusi. Perbankan, Badan Usaha Milik Daerah, Penanaman Modal dan Dunia Usaha Berta Perhubungan dan Pariwisata; 

 c.   Komisi C : Pembangunan 

Meliputi bidang Pekerjaan Umum, Tata Kota, Pertamanan, Kebersihan, Pertambangan dan Energi; 

 d.   Komisi D : Kesejahteraan Rakyat  

Meliputi bidang : Sosial, Perumahan Rakyat, Lingkungan Hidup, Kepemudaan dan olah Raga, Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, 

 (2) Komposisi keanggotaan antar komisi diupayakan sama dengan mempertimbangkan perimbangan 

dan pemerataan jumlah anggota setiap fraksi;  

(3) Setiap anggota DPRD, kecuali Pimpinan, wajib menjadi anggota salah satu komisi;  

(4) Bilamana terjadi ketidak seimbangan komposisi keanggotaan yang diusulkan fraksi, Pimpinan berhak mengambil kebijakan penempatan dengan menempuh mekanisme musyawarah untuk mufakat dengan Pimpinan Fraksi yang bersangkutan;  

(5) Penempatan anggota DPRD dalam setiap komisi dilakukan atas dasar usulan fraksi dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna pada permulaan masa keanggotaan DPRD dan permulaan tahun siding;  

(6) Perpindahan anggota DPRD antar komisi dilakukan pada awal tahun anggaran atas dasar usulan fraksi dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna;  

(7) Anggota DPRD pengganti antar waktu menduduki tempat anggota komisi yang digantikan;  

(8) Masa keanggotaan komisi ditetapkan maksimum 2 1/2 tahun.  

Pasal 28  

(1) Pimpinan Komisi merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial;  

(2) Pimpinan Komisi terdiri atas 1 (satu) orang Ketua dan 1 (satu) orang Wakil Ketua, yang dipilih dari dan oleh anggota Komisi berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat menurut perimbangan jumlah anggota setiap fraksi;  

(3) Pemilihan Pimpinan Komisi sebagaimana dimaksud pads ayat (2) dilakukan dalam Rapat Komisi yang dipimpin oleh Pimpinan DPRD setelah penetapan susunan dan keanggotaan komisi. 

  

Page 11: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

Pasal 29  

(1) Tugas Komisi dalam pernbentukan peraturan daerah adalah:  

a. menyusun daftar inventaris rancangan peraturan daerah bersama satuan kerja perangkat daerah yang menjadi mitra kerjanya;  

b. menyampaikan daftar inventaris rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a kepada Badan Legislasi untuk dikompilasi ke dalam Rencana Program Legislasi Daerah;  

c. berperan aktif dalam persiapan, penyusunan, pembahasan dan penyempurnaan rancangan peraturan daerah yang masuk dalam bidang tugasnya. 

 (2) Tugas Komisi dibidang anggaran adalah: 

 a. memutakhirkan statistik dan data perencanaan program dan penganggaran bersama 

SKPD yang menjadi mitra kerjanya;  b. mempersiapkan rancangan Pokok‐pokok Pikiran DPRD tentang anggaran pendapatan 

dan belanja daerah tahun anggaran berikutnya yang termasuk dalam ruang lingkup bidang tugasnya, dengan menggunakan data perencanaan program dan penganggaran sebagaimana dimaksud huruf a sebagai rujukan teknisnya; 

 c. mengadakan pembicaraan pendahuluan mengenai penyusunan rancangan anggaran 

pendapatan dan belanja daerah yang termasuk dalarn ruang lingkup tugasnya bersama dengan SKPD yang menjadi mitra kerjanya; 

 d. mengadakan pembahasan dan mengajukan usul perubahan anggaran pendapatan dan 

belanja daerah yang termasuk dalarn ruang lingkup tugasnya bersama dengan SKPD yang menjadi mitra kerjanya; 

 e. membahas alokasi anggaran untuk fungsi, program, dan kegiatan Satuan Kerja 

Perangkat Daerah yang menjadi mitra kerjanya;  

f. mengadakan pembahasan laporan keuangan daerah dan pelaksanaan APBD, termasuk hasil pemeriksaan BPK yang berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya; 

 g. melakukan sinkronisasi hasil pembahasan laporan keuangan daerah dengan Badan 

Pengelola Keuangan Daerah sesuai dengan ruang lingkup tugasnya.  

(3) Tugas Komisi dibidang pengawasan adalah:  

a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang‐undang dan Peraturan Daerah, termasuk APBN, APBD Propinsi dan APBD Kabupaten Way Kanan, serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya; 

 b. membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK dan BPKP yang berkaitan dengan 

ruang lingkup tugasnya;  

c. melakukan pengawasan terhadap kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah.  

d. menyiapkan masukan tentang bahan‐bahan temuan kepada, Pansus LKPJ‐KDH untuk dipertimbangkan sebagai bahan masukan dalarn penyusunan Catatan dan Rekomendasi DPRD terhadap LKPJ‐KDH tahun anggaran sebelumnya. 

  

Pasal 30  

(1) Komisi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, ayat (1) ayat (2) dan ayat (3) dapat mengadakan;    

Page 12: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

a. rapat kerja dengan Pemerintah Daerah yang dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati; b. rapat kerja dengan Pemerintah Daerah yang dihadiri oleh SKPD yang menjadi mitra 

kerjanya; c. rapat dengar pendapat dengan pejabat Pemerintah Deerah yang diwakili oleh pimpinan 

SKPD yang menjadi mitra kerjanya; d. rapat dengar pendapat umum, baik atas permintaan Komisi maupun atas permintaan 

pihak lain; e. pendidikan dan pelatihan teknis; f. kunjungan ungan kerja dan peninjauan lapangan. 

 (2) Keputusan dan/atau kesimpulan hasil rapat kerja komisi atau rapat kerja gabungan komisi 

bersifat mengikat antara DPRD dan Pemerintah Daerah; (3) Komisi membuat laporan kinerja pada akhir masa keanggotaan DPRD, baik yang sudah maupun 

yang belum terselesaikan untuk dapat digunakan sebagai bahan oleh komisi pada masa keanggotaan berikutnya; 

(4) Komisi menyusun rancangan anggaran untuk pelaksanaan tugasnya sesuai dengan kebutuhan yang selanjutnya disampaikan kepada Pimpinan DPRD. 

 Bagian Keempat Badan Legislasi 

Pasal 31  Badan Legislasi dibentuk oleh DPRD dan merupakan alat kelengkapan DPRD yang barsifat tetap.  

Pasal 32  

(1) DPRD menetapkan susunan dan keanggotaan Badan Legislasi pada permulaan masa keanggotaan DPRD dan permulaan tahun sidang; 

 (2) Komposisi keanggotaan Badan Legislasi ditetapkan dalam rapat paripurna menurut 

perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap‐tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPRD dan pada permulaan tahun sidang;  

(3) Jumlah anggota Badan Legislasi ditetapkan sama dengan 1/4 (satu perempat) dari seluruh jumlah anggota DPRD. 

  

Pasal 33  

(1) Pimpinan Badan Legislasi merupakan satu kesatuan pimpinan yarn bersifat kolektif dan kolegial;  

(2) Pimpinan Badan Legislasi terdiri atas 1 (satu) orang Ketua dan paling banyak 1 (satu) orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Badan Legislasi berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat dan proporsional menurut perimbangan jumlah anggota setiap fraksi;  

(3) Pemilihan pimpinan Badan Legislasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam rapat Badan Legislasi yang dipimpin oleh Pimpinan DPRD setelah penetapan susunan dan keanggotaan Badan Legislasi;  

(4) Sekretaris DPRD karena jabatannya, adalah sekretaris badan legislasi bukan anggota;  

(5) Masa keanggotaan Badan Legislasi adalah sama dengan rnasa keanggotaan DPRD.               

Page 13: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

Pasal 34  

(1) Badan Legislasi Bertugas :  

a. menyusun rencana program legislasi daerah yang memuat: 1. Daftar inventaris dan urutan prioritas rancangan peraturan daerah beserta alasannya untuk 

satu masa keanggotaan dan untuk setiap tahun anggaran di lingkungan DPRD dan pemerintah daerah; 

2. daftar urutan dan prioritas rancangan peraturan Bupati yang diamanatkan oleh Undang‐Undang dan Peraturan Pemerintah untuk disampaikan kepada Bupati sebagai masukan;  

b. mengoordinasi penyusunan program legislasi daerah antara DPRD dan pemerintah daerah; c. menyiapkan rancangan peraturan daerah usul inisiatif DPRD berdasarkan program prioritas 

yang telah ditetapkan; d. melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan 

peraturan daerah yang diajukan anggota, komisi, dan gabungan komisi, sebelum rancangan peraturan daerah tersebut disampaikan kepada pimpinan DPRD; 

e. memberikan pertimbangan terhadap rancangan peraturan daerah yang diajukan oleh anggota, komisi, dan gabungan komisi, diluar prioritas rancangan peraturan daerah tahun berjalan atau diluar rancangan peraturan daerah yang terdaftar dalam program legislasi daerah; 

f. melakukan pembahasan, pengubahan, dan/atau penyempurnaan rancangan peraturan daerah yang secara khusus ditugaskan oleh Badan Musyawarah; 

g. mengikuti perkembangan dan melakukan evaluasi terhadap pembahasan materi muatan rancangan peraturan daerah melalui koordinasi dengan komisi dan/atau panitia khusus; 

h. mengkaji dan mendalami konsistensi substansi peraturan daerah dengan peraturan Bupati; i. membuat laporan kinerja dan inventarisasi masalah dibidang peraturan daerah pada akhir 

masa keanggotaan DPRD untuk dapat digunakan oleh Badan Legislasi pads masa keanggotaan berikutnya. 

 (2) Badan Legislasi menyusun rancangan anggaran untuk pelaksanaan tugasnya sesuai dengan 

kebutuhan yang selanjutnya disampaikan kepada Pimpinan DPRD;  

 Bagian Kelima Badan Anggaran 

 Pasal 35 

 Badan Anggaran dibentuk oleh DPRD dan merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap.  

Pasal 36  (1) DPRD menetapkan susunan dan keanggotaan Badan Anggaran menurut perimbangan dan 

pemerataan jumlah anggota setiap Fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPRD dan pada permulaan tahun sidang; 

 (2) Susunan dan komposisi keanggotaan Badan Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri 

atas anggota dari setiap komisi yang dipilih oleh komisi dengan memperhatikan perimbangan jumlah anggota dan usulan fraksi. 

 Pasal 37 

 (1) Pimpinan Badan Anggaran merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial;  (2) Pimpinan DPRD, karena jabatannya, adalah Pimpinan Badan Anggaran;  (3) Sekretaris DPRD, karena jabatannya, adalah sekretaris bukan anggota; 

 (4) Pemilihan Pimpinan Badan Anggaran Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan 

dalam rapat Badan Anggaran yang dipimpin oleh pimpinan DPRD setelah penetapan susunan dan keanggotaan Badan Anggaran. 

   

Page 14: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

  

Pasal 38  (1) Badan Anggaran bertugas: 

 a. Membahas bersama pemerintah daerah yang diwakili oleh Bupati untuk menentukan pokok‐

pokok kebijakan umum anggaran dan prioritas anggaran sementara untuk dijadikan acuan bagi setiap SKPD dalam menyusun usulan RKA‐SKPD; 

b. Membahas usulan pemerintah daerah tentang Rencana Pendapatan Daerah yang berasal dari dana perimbangan, pajak daerah, retribusi daerah dan penerimaan daerah yang sah lainnya; 

c. Membahas rancangan Perda tentang APBD bersama Bupati dengan mengacu pada keputusan rapat kerja Komisi dan pemerintah paerah mengenai alokasi anggaran untuk fungsi, program, dan kegiatan setiap SKPD; 

d. Melakukan sinkronisasi terhadap hasil pembahasan di Komisi mengenai rencana kerja dan anggaran SKPD; 

e. Membahas laporan realisasi dan prognosis yang berkaitan dengan APBD; dan f. Membahas pokok‐pokok penjelasan atas rancangan Perda tentang pertanggungjawaban 

pelaksanaan APBD  (2) Badan Anggaran hanya membahas alokasi anggaran yang sudah disepakati oleh Komisi dengan SKPD 

yang menjadi mitra kerjanya.  

(3) Anggota Komisi dalam Badan Anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) harus mengupayakan terwujudnya alokasi anggaran yang diputuskan Komisi dan menyampaikan hasil pelaksanaan tugas sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) pada Pasal ini kepada Komisi. 

  

Pasal 39  

Badan Anggaran menyusun rancangan anggaran untuk pelaksanaan tugasnya sesuai dengan kebutuhan yang selanjutnya disampaikan kepada Pimpinan DPRD.  

Bagian Keenam Badan Kehormatan 

 Pasal 40 

 Badan Kehormatan dibentuk oleh DPRD dan merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap.  

Pasal 41  

(1) DPRD menetapkan keanggotaan Badan Kehormatan dengan memperhatikan usul setiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPRD dan permulaan tahun Sidang; 

 (2) Keanggotaan Badan Kehormatan berjumlah 5 (lima) orang dan ditetapkan dalam rapat paripurna 

pada permulaan masa keanggotan DPRD dan pada permulaan tahun sidang.  

Pasal 42  (1) Pimpinan Badan kehormatan terdid atas 1 (satu) orang Ketua yang dan dibantu oleh 1 (satu) orang 

Sekretaris;  (2) Ketua Badan Kehormatan dipilih dari dan oleh anggota dan ditetapkan dalam rapat paripurna; 

 (3) Masa keanggotaan Badan Kehormatan sesuai masa keanggotaan DPRD. 

 (4) Sekretaris DPRD, karena jabatannya adalah sekretaris Badan Kehormatan bukan anggota. 

      

Page 15: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

  

Pasal 43  (1) Badan Kehormatan wajib melakukan penyelidikan dan verifikasi atas pengaduan terhadap anggota, 

karena:  

a) Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dalam Tata Tertib ini; b) Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap sebagai anggota 

DPRD selama 3 (tiga) bulan berturut‐turut tanpa keterangan apa pun; c) Tidak menghadiri rapat paripurna dan/atau rapat alat kelengkapan DPR yang menjadi tugas dan 

kewajibannya sebanyak 5 (lima) kali berturut‐turut tanpa alasan yang sah; d) Tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggota DPR sesuai dengan ketentuan peraturan 

perundang‐undangan mengenai pemilihan umum; dan/atau e) Melanggar ketentuan larangan sebagaimana diatur dalam aturan perundangan. 

 (2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Kehormatan juga melakukan evaluasi dan 

penyempurnaan atas peraturan DPRD tentang Tata Tertib dan Kode Etik DPRD;  (3) Badan Kehormatan berwenang memanggil pihak terkait dan melakukan kerjasama dengan lembaga 

lain;  (4) Badan Kehormatan membuat laporan kinerja pada akhir masa keanggotaan.  

Pasal 44  Badan Kehormatan menyusun rancangan anggaran untuk pelaksanaan tugasnya sesuai dengan kebutuhan yang selanjutnya disampaikan kepada Pimpinan DPRD. 

 Pasal 45 

 Badan Kehormatan DPRD mempunyai tugas:  (1) Mengamati, mengevaluasi disiplin, etika dan moral para anggota DPRD dalam rangka menjaga 

martabat dan kehormatan sesuai dengan kode etik DRD;  (2) Meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD terhadap peraturan Tata Tertib dan 

Kode Etik DPRD serta sumpah/janji;  

(3) Melakukan penyelidikan, verifikasi dan klarifikasi atas pengaduan pimpinan DPRD, masyarakat dan/atau pemilih;  

(4) Menyampaikan kesimpulan atas hasil penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf c sebagai rekomendasi untuk ditindaklanjuti oleh DPRD; dan 

 (5) Menyampaikan rekomendasi kepada Pimpinan DPRD berupa rehabilitasi nama baik apabila tidak 

terbukti adanya pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD atas pengaduan Pimpinan DPRD, masyarakat dan/atau pemilih. 

 Pasal 46 

 Untuk melaksanakan tugasnya, Badan Kehormatan  (1) memanggil anggota yang bersangkutan untuk memberikan penjelasan dan pembelaan terhadap 

dugaan pelanggaran yang dilakukan; dan  

(2) meminta keterangan pelapor, saksi dan/atau pihak‐pihak lain yang terkait, termasuk untuk meminta dokumen atau bukti lain. 

      

Page 16: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

  

Pasal 47  

(1) Mekanisme pengaduan/pelaporan pelanggaran  a. Pengaduan/pelaporan tentang dugaan adanya pelanggaran diajikan secara tertulis kepada 

Pimpinan DPRD disertai identitas pelapor yang jelas dengan tembusan Badan Kehormatan; b. Pengaduan/pelaporan sebagalmana dimaksud pada a, dikesampingkan apabila tidak disertai 

dengan identitas pelapor yang jelas; c. Pimpinan DPRD menyampaikan pengaduan/pelaporan kepada Badan Kehormatan untuk 

ditindaklanjuti; d. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diterimanya pengaduan/pelaporan sebagaimana 

dimaksud pada huruf a dan c tidak disampaikan oleh pimpinan DPRD, Badan Kehormatan dapat menindaklanjuti.  

(2) Mekanisme penelitian dan pemeriksaan pengaduan/pelaporan.  a. Badan Kehormatan melakukan penelitian dan pemeriksaan pengaduan/laporan melalui 

permintaan keterangan dan penjelasan pelapor, saksi dan/atau yang bersangkutan serta pemeriksaan dokumen atau bukti lain; 

b. Badan Kehormatan membuat kesimpulan hasil penelitian dan pemeriksaan dengan disertai Berita Acara Penelitian dan Pemeriksaan kepada Pimpinan DPRD; 

c. Badan Kehormatan menyampaikan kesimpulan atau rekomendasi hasil penelitian dan pemeriksaan kepada Pimpinan DPRD untuk ditindaklanjuti dalam Rapat Paripurna dengan disertai berita acara penelitian dan pemeriksaan. 

d. Rapat Paripurna dilaksanakan selambat‐lambatnya 7 (tujuh) hari setelah kesimpulan sebagaimana huruf b diterima oleh Pimpinan DPRD; 

e. Rapat Paripurna dapat menyetujui atau menolak kesimpulan Badan Kehormatan; f. Apabila Rapat Paripurna menolak kesimpulan Badan Kehormatan dan menyatakan yang 

bersangkutan tidak bersalah, DPRD berkewajiban merehabilitasi Nama baik yang bersangkutan secara tertulis dan disampaikan kepada yang bersangkutan, Pimpinan Fraksi dan Pimpinan Partai Politik yang bersangkutan. 

 (3) Pimpinan DPRD dan/atau Badan Kehormatan menjamin kerahasiaan pelapor. 

 Pasal 48 

 (1) DPRD menetapkan sanksi atau rehabilitasi terhadap anggota yang dilaporkan setelah 

mendengar pertimbangan dan penilaian dari Badan Kehormatan;  

(2) Sanksi yang diberikan dapat berupa teguran lisan atau teguran tertulis sampai dengan diberhentikan sebagai anggota sesuai ketentuan peraturar, perundang‐undangan; 

 (3) Sanksi berupa teguran lisan dan teguran tertulis disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada 

anggota yang bersangkutan dan disampaikan kepada Pimpinan Fraksi dan Pimpinan Partai Politik yang bersangkutan secara tertulis; dan 

 (4) Sanksi berupa pemberhentian sebagai anggota DPRD, diproses sesuai dengan ketentuan 

peraturan perundang‐undangan.  

Bagian Ketujuh Alat Kelengkapan Lainnya 

 Pasal 49 

 (1)  Pimpinan DPRD dapat membentuk alat kelengkapan lain berupa Panitia Khusus dengan 

Keputusan DPRD;  

(2) Panitia Khusus dibentuk atas usul dan pendapat anggota DPRD setelah mendengar pertimbangan dan disetujui dalam rapat Badan Musyawarah.  

(3) Panitia khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat sementara, sesuai kebutuhan yang ditetapkan dalam Rapat Badan Musyawarah; 

Page 17: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

       

(4) Jumlah anggota Panitia dimaksud dalam ayat (1) mempertimbangkan jumlah anggota Komisi yang terkait dan disesuaikan dengan program/kegiatan serta kemampuan anggaran sebanyak‐banyaknya 9 (sembilan) orang;  

(5)  Anggota Panitia Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari unsur komisi dan unsur fraksi;  

(6) Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Panitia Khusus dipilih dari dan oleh anggota;  

(7) Susunan keanggotaan, Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Panitia Khusus ditetapkan dalam Rapat Badan Musyawarah;  

(8) Masa togas Panitia Khusus paling lama satu bulan dari masa penetapan dan dapat diperpanjang paling lama tiga bulan.  

BAB VIII PELAKSANAAN HAK DPRD 

 Bagian Kesatu 

 Pembentukan Peraturan Daerah 

 Pasal 50 

 (1) Rancangan Peraturan Daerah dapat berasal dari DPRD dan Pemerintah Daerah; 

 (2) Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan penjelasan atau 

keterangan dan naskah akademik;  

(3) Naskah akademik disusun melalui sebuah kajian komprehensif tentang masalah yang akan dituangkan ke dalam Peraturan Daerah. 

  

Pasal 51  

(1) Usul Rancangan Peraturan Daerah dapat diajukan den anggota DPRD, Komisi, Gabungan Komisi dan atau Badan Legislasi;  

(2) Usul Rancangan Peraturan Daerah disampaikan secara tertulis oleh anggota, Pimpinan Komisi, Pimpinan Gabungan Komisi atau Pimpinan Badan Legislasi kepada Pimpinan DPRD disertai daftar nama dan tanda tangan para pengusul;  

(3) DPRD memutuskan usul Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam Rapat Paripurna, berupa:  a. persetujuan; b, persetujuan dengan pengubahan; atau  c. penolakan. 

 (4) Dalam hal persetujuan dengan pengubahan, DPRD menugasi Komisi, Gabungan Komisi, Badan 

Legislasi, atau Panitia Khusus untuk menyempurnakan Rancangan Peraturan Daerah tersebut;  

(5) Rancangan Peraturan Daerah yang telah disiapkan cleh DPRD disampaikan dengan surat Pimpinan DPRD kepada Bupati.  

(6) Rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari Bupati diajukan dengan surat Bupati kepada Pimpinan DPRD.  

Pasal 52  

Page 18: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

Rancangan Peraturan Daerah yang berasal dari DPRD dan/atau dari Bupati dibahas oleh DPRD dan Bupati untuk mendapat persetujuan bersama;  

Pasal 53  

Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 51 disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada seluruh anggota DPRD selambat‐lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Rancangan Peraturan Daerah itu dibahas dalam Rapat Paripurna.  

Pasal 54  Apabila terdapat 2 (dua) Rancangan Peraturan Daerah yang diajukan mengenai hal yang sama, yang dibicarakan adalah Rancangan Peraturan Daerah yang diterima terlebih dahulu, sedangkan Rancangan Peraturan Daerah yang diterima kemudian digunakan sebagai pelengkap.  

Pasal 55  Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 51 dilakukan melalui 4 (empat) tingkat pembicaraan, yakni:  (1) Pembicaraan Tingkat Pertama dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:  a. Bupati dalam Rapat Paripurna menyampaikan rancangan Peraturan Daerah yang berasal 

dari Bupati, lengkap dengan naskah akademik dan daftar inventarisasi masalah;  b. Pimpinan Komisi/Gabungan Komisi atau Pimpinan Panitia Khusus dalam Rapat Paripurna 

menyampaikan Rancangan Paraturan Daerah yang berasal dari usul prakarsa DPRD, lengkap dengan naskah akademik dan daftar inventarisasi masalah. 

 (2) Dalam Pembicaraan Tingkat Pertama dapat diundang pimpinan lembaga kemasyarakatan, 

tokoh masyarakat, pakar, perguruan tinggi dan para pejabat terkait dari tingkat provinsi dan pusat untuk memperkaya wawasan dan sudut pandang tentang substansi Rancangan Peraturan Daerah yang sedang dibahas.  

 Pasal 56 

  (1) Pembicaraan Tingkat Kedua meliputi kegiatan: 

 a. Dalam hal Rancangan Peraturan Daerah berasal dari Bupati: 

 1). Pemandangan Umum dari fraksi‐fraksi; 2). Jawaban Kepala Darah terhadap pemandangan umum fraksi‐fraksi. 

b. Dalam hal Rancangan Peraturan Daerah berasal dari usul prakarsa DPRD:        1). Pendapat Bupati;       2). Jawaban dari fraksi‐fraksi.  (2) Dalam Pembicaraan Tingkat Kedua dapat dilakukan kegiatan uji publik untuk memperkaya 

wawasan dan sudut pandang tentang substansi Rancangan Peraturan Daerah yang sedang dibahas. 

 Pasal 57 

 (1) Pembicaraan Tingkat Ketiga meliputi kegiatan:  

a. Pembahasan dalam rapat komisi/gabungan komisi dan atau rapat panitia khusus bersama dengan Bupati atau pejabat yang ditunjuk; 

b.  Konsultasi fraksi.  

(2) Dalam Pembicaraan Tingkat Ketiga, dapat dilakukan kegiatan studi banding ke daerah lain yang sudah memilikii Peraturan Daerah yang sama untuk memperkaya wawasan dan sudut pandang tentang substansi Rancangan Peraturan Darah yang sedang dibahas.  

Page 19: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

   

Pasal 58  

(1) Pembicaraan Tingkat Keempat meliputi kegiatan:  a. Pengambilan keputusan dalam Rapat Paripurna, yang didahului dengan: 

1). Laporan hasil pembicaraan tingkat ketiga; 2). Pendapat akhir fraksi; 3). Pengambilan keputusan. 

b. Penyampaian sambutan Kepala Daerah terhadap pengambilan keputusan.  

(2) Dalam hal persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a butir 3) tidak dapat dicapai secara musyawarah untuk mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.  

(3) Dalam hal rancangan peraturan daerah tidak mendapat persetujuan bersama antara DPRD dan Bupati, rancangan peraturan daerah tersebut tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan DPRD masa itu.  

Pasal 59  

(1) Dalam penyiapan dan pembahasan rancangan peraturan daerah, termasuk pembahasan rancangan peraturan daerah tentang R‐APBD Murni, APBD Perubahan dan APBD Perhitungan, DPRD dapat menampung masukan secara lisan dan/atau tertulis melalui Pimpinan DPRD dan/atau alat kelengkapan DPRD lainnya;  

(2) Anggota atau alat kelengkapan DPRD yang menyiapkan dan/atau membahas rancangan peraturan daerah dapat melakukan kegiatan konsultasi publik, temu wicara, pendidikan dan pelatihan teknis untuk mendapat masukan tambahan.  

 Pasal 60 

 (1) Rancangan Peraturan Daerah dapat ditarik kembali sebelum dibahas bersama olef, DPRD dan 

Bupati;  

(2) Rancangan Peraturan Daerah yang sedang dibahas hanya dapat ditarik kembali berdasarkan persetujuan bersama DPRD dan Bupati;  

(3) Penarikan kembali Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh DPRD, dilakukan dengan keputusan Pimpinan DPRD atas pertimbangan Badan Legislasi dengan disertai alasan‐alasan penarikannya;  

(4) Penarikan kembali Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh Bupati disampaikan dengan surat Bupati disertai alasan‐alasan penarikannya;  

(5) Penarikan kembali Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh Bupati dilakukan dalam rapat pembahasan Rancangan Peraturan Daerah antara DPRD dan Bupati dengan disertai persetujuan bersama;  

(6) Rancangan Peraturan Daerah yang ditarik kembali tidak dapat diajukan kembali.   

Pasal 61  

(1) Rancangan Peraturan Daerah yang telah disetujui bersama oleh DPRD clan Bupati disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada Bupati untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah;  

(2) Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lambat tujuh hari sejak tanggal persetujuan bersama.  

  

Page 20: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

   

Pasal 62  

(1) Rancangan dimaksud dalam Pasal 63 ditetapkan oleh Bupati dengan membutuhkan tandatangan dalam jangka waktu paling lambat tiga puluh hari sejak Rancangar Peraturan Daerah tersebut disetujui bersama oleh Dewar PerwaKilan Rakyat Daerah dan Bupati; 

 (2) Dalam hal Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak 

ditandatangani oleh Bupati dalam waktu paling lambat tiga puluh hari maka Rancangar Peraturan Daerah tersebut disetujui bersama, maka Rancangan Peraturan Daerah tersebut sah menjadi Peraturan Daerah dan Wajib diundangkan; 

 (3) Dalam hal sahnya rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka 

kalimat pengesahannya berbunyi: Peraturan Daerah ini dinyatakan sah;  

(4) Kalimat pengesahan yang berbunyi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus dibubuhkan pada halaman terakhir Peraturan Daerah sebelum Pengundangan naskah Peraturan Daerah ke dalam Lembaran Daerah.  

Pasal 63  

(1) Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 tidak boleh bertenta ngan dengan kepentingan umum, Peraturan Perundang‐undangan yang lebih tinggi dan Peraturan Daerah lainnya;  

(2) Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku setelah diundangkan dalam lembaran Daerah;  

(3) Peraturar, Daerah yang berkaitan dengan APBD, pajak daerah, retribusi daerah dan tota ruang daerah sebelum diundangkan dalam Lembaran Daerah harus dievaluasi oleh Pemerintah;  

(4) Peraturan Daerah yang bersifat mengatur setelah, diundangkan dalam Lembaran Daerah harus didaftarkan kepada Gubernur.  

 Bagian Kedua 

Pernt,ahasan dan Penetapan R‐APBD  

Paragraf Kesatu Pembahasan dan Penetapan R‐APBD Murni 

 Pasal 64 

 (1) Penyusunan Rancangan APBD berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah tentang APBD 

dalam rangka mewujudkan tercapairya tujuan berbangsa dan bernegara sarta visi, mini dan prioritas daerah;  

(2) Rencana Kerja Pemerintah Daerah disusun oleh Pemerintah Daerah dengan berpedoman pada:  

A. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah; B. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah; C. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah; D. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah; E. Hasil kesepakatan Forum Musyawarah Pembangunan tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan 

Kabupaten Way Kanan.  (3) Rencana Kerja Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) disahkan 

dengan Keputusan Bupati paling lambat pada pertengahan bulan Mei dan digunakan oleh pemerintah Daerah sebagai dasar menyusun kebijakan umum anggaran dan penetapan Pagu Anggaran Sementara.  

Page 21: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

(4) Kebijakan Umum Anggaran dan Penetapan Pagu Anggaran Sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) disampaikan oleh Bupati paling lambat pada pertengahan bulan Juni kepada Pimpinan DPRD. 

 (5) Kebijakan Umum Anggaran dan Penetapan Pagu Anggaran Sementara sebagaimana dimaksud dalam 

ayat (4) dibahas secara internal) oIeh Badan Anggaran DPRD;  

(6) Hasil pembahasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) digunakan oleh Badan Anggaran DPRD sebagai dasar untuk membahas dan menyepakati KUA dan PPAS bersama dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah.  

(7) Kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) digunakan oleh Pemerintah Daerah sebagai Dasar menyusun Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah;  

(8) Kebijakan Umum Anggaran, Penetapan Pagu Sementara dan Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang telah disepakati bersama antara TAPD dan Badan Anggaran DPRD sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) dan ayat (7) menjadi pedoman bagi penyusunan dan pembahasan Rancangan APBD. 

  

Pasal 65  Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (4) ayat (5) ayat (6) ayat (7) dan ayat (8), DPRD menyelenggarakan kegiatan sebagai berikut:  

a. Rapat kerja antara Komisi dengan SKPD mitra kerja untuk menyepakati arah kebijakan umum anggaran dan plafond anggaran sementara untuk setiap program dan kegiatan, pada setiap SKPD, dengan menggunakan RKPD sebagai dasar rujukannya; 

b. Rapat pembahasan internal setiap Komisi untuk melakukan penajaman dan sinkronisasi antar program dan kegiatan pada setiap SKPD yang menjadi mitranya; 

c. Orientasi dan pelatihan teknis untuk menyesuaikan rancangan KUA, PPAS dan RKA‐SKPD dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman penyusunan APBD tahun anggaran berikutnya; 

d. pembahasan dan penetapan APBD yang didahului dengan penyampaian Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD beserta Nota Keuangannya oleh Bupati kepada Pimpinan DPRD; 

e. R‐APBD tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud pada huluf (d) disahkan pada tanggal 30 Nopember tahun anggaran sebelumnya; 

f. R‐APBD yang sudah disahkan bersama antara Bupati dan DPRD digunakan oleh TAPD sebagai dasar untuk menerbitkan DPA dan seluruh Lampiran R‐APBD, dengan berpedoman pada aturan perundangan yang berlaku. 

  

Paragraf Kedua pembahasan dan Penetapan APBD Perubahan 

 Pasal 65 

 (1) Dalam hal terjadi perubahan asumsi ekonomi makro dan/atau perubahan pastur APBD yang 

sangat signifikan, Pemerintah Daerah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD tahun anggaran yang sedang berjalan;  

(2) Perubahan asumsi ekonomi makro yang sangat signifikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa prognosis:  a. Penurunan asumsi laju pertumbuhan ekonomi, minimal 1% (satu persan) di bawah asumsi 

yang telah ditetapkan; b. Deviasi asumsi ekonomi makro lainnya minimal 10% (sepuluh persen) dari asumsi yang telah 

ditetapkan; c. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA; d. Keadaan, yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran alokasi anggaran antar unit 

organisasi, antar kegiatan dan antar jenis‐jenis belanja; e. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun yang lalu harus digunakan dalam 

tahun anggaran berjalan; f. Keadaan darurat dari keadaan luar bisa; 

Page 22: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

g. Penurunan penerimaan pajak dan retribusi daerah minimal 10% (sepuluh persen) dari pagu yang telah ditetapkan; 

h. Kebutuhan belanja yang bersifat mendesak dan belum tersedia pagu anggarannya.  (3) Pembahasan dan penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang perubahan APBD sebagaimana 

dimaksud pada ayat (1) didahului dengan penyampaian KUA dan PPAS untuk APBD Perubahan dari Bupati kepada DPRD;  

(4) Tim Anggaran Pemerintah Daerah bersama dengan Badan Anggaran membahas dan menyepakati KUA, PPAS dan APBD Perubahan setelah ditetapkannya Perda tentang APBD Perhitungan tahun anggaran sebelumnya. 

  

Paragraf Ketiga Pembahasan dan Penetapan APBD‐Perhitungan 

 Pasal 67 

 (1) Bupati menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang pertaggungjawaban pelaksanaan APBD 

kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir;  

(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada aya' (1) sekurang‐kurangnya meliputi realisasi APBD tahun anggaran sebelumnya, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang dilampiri dengan laporan keuangan setiap SKPD. 

 Paragraf Keempat 

Penyampaian, Pembahasan dan Penilaian LKPJ‐KDH  

Bagian Kesatu Penyampaian LKPJ‐KDH 

 Pasal 68 

 (1) Bupati menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati tahun anggaran 

sebelumnya kepada DPRD paling lambat tiga bular setelah berakhirnya tahun anggaran;  

(2) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan dalam Rapat Paripurna DPRD yang digelar tanggal 31 Maret tahun anggaran berikutnya;  

(3) Rapat Paripurna sebagaimana dimaksud ayat (2) bersifat terbuka.  

Bagian Kedua Pembahasan LKPJ‐KDH 

 Pasal 69 

 (1) Pada tanggal 1 April, DPRD mengadakan rapat internal Untuk membahas dan mendengarkan 

pemandangan umum fraksi‐fraksi tentang substansi LKPJ‐KDH;  

(2) Pada tanggal 2 April, setelah mendapatkan masukan dan saran dari Badan Musyawarah, Pimpinan DPRD menerbitkan Keputusan tentang Pembentukan Panitia Khusus Pembahasan LKPJ‐KDH;  

(3) Panitia Khusus sebabaimana dimaksud dalam ayat (2) bertugas:  a. meneliti, mempelajari, mendalamian dan membahas Laporan Keterangan 

Pertanggungjawaban Bupati; b. mendalami konsistensi antara APBD dengan substansi Laporan Keterangan 

Pertanggungjawaban Bupati; c.  melakukan pemantauan lapangan terhadap sejumlah program dan kegiatan, terutama yang 

berkaitan dengan;  

Page 23: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

   

1) Program dan kegiatan fisik dan prasarana yang berorientasi pada pembukaan daerah terisolir dan upaya mendekatkan jarak tempuh antara sentra produksi dengan pusat pemasaran; 

 2) Program dan kegiatan pertanian, terutama yang berkaitan dengan upaya meningkatkan 

kesejahteraan petani;  

3) Program dan kegiatan ekonomi, terutama yang berkaitan dengan upaya meningkatkan pendapatan para pelaku kaperasi, UKM dan industri rumahtangga; 

 4) Program dan kegiatan bidang pendidikan terutama yang berkaitan dengan, upaya 

meningkatkan APK/APM tingkat pendidikan dasar dan menengah serta meningkatkan persentase dan jumlah kelulusan tingkat pendidikan dasar yang melanjutkan ke tingkat pendidikan menengah; 

 5) Program dan kegiatan bidang kesehatan, terutama yang berkaitan dengan upaya 

mengurangi angka kesakitan penyakit menular, penyakit tidak menular, epidemi dan endemi, serta upaya untuk meningkatkan akses penduduk miskin terhadap layanan kesehatan; 

 6) Program dan kegiatan belanja adminustrasi umum dan atau belanja tidak langsung 

masing‐masing SKPD, terutama untuk menguji rasio antara belanja langsung dan tidak langsung; 

 d.  Membuat dan menyampaikan laporan tertulis kepada Pimpinan DPRD atas pelaksanaan 

tugasnya dalam bentuk rancangan Keputusan DPRD tentang Catatan dan Rekomendasi DPRD atas LKPJ‐KDH. 

 BAB X 

PELAKSANAAN HAK DPRD  

Bagian Kesatu Hak Interpelasi 

 Pasal 71 

 (1) Hak interpelasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf a diusulkan oleh paling 

sedikit 7 (tujuh) orang anggota dan lebih dan 1 (satu) fraksi;  

(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada Pimpinan DPRD dan menjadi hak interpelasi DPRD apabila:  a. mendapat persetujuan dari Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri leb1h dari 1/2 (satu perdua) 

dari jumlah anggota DPRD; dan b. keputusan diambil dengan persetujuan lebih dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah anggota 

DPRD yang hadir.   

Pasal 72  Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Hak Irterpelasi diatur dengan Keputusan DPRD tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Interpelasi, Hak Angket dan Hak Bertanya. 

 Bagian Kedua Hak Angket 

 Pasal 73 

 (1) Hak angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf b diusulkan oleh paling sedikit 5 

(lima) orang anggota DPRD dan lebih dari 1 (satu) fraksi dan diajukan kepada Pimpinan DPRD;  

Page 24: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hak angket DPRD apabila :  

a) mendapat persetujuan dari Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri sekurang‐kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota DPRD; dan 

 b) putusan diambil dengan persetujuan sekurang‐kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota 

DPRD yang hadir.  

Pasal 74  

(1) DPRD memutuskan menerima atau menolak usul hak angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1); 

 (2) Dalam hal DPRD menerima usul hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRD 

membentuk Panitia Angket yang terdiri atas semua unsur fraksi DPRD dengan Keputusan DPRD;  

(3) Dalam hal DPRD menolak usul hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1), usul tersebut tidak dapat diajukan kembali. 

 Pasal 75 

 (1) Panitia Angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1), dalam melakukan penyelidikan dapat 

memanggil pejabat pemerintah daerah, badan hukum, atau warga masyarakat di daerah yang dianggap mengetahui atau patut mengetahui masalah yang diselidiki untuk memberikan keterangan dan untuk meminta menunjUKkan surat atau dokumen yang berkaitan dengan hal yang sedang diselidiki; 

 (2) Pejabat pemerintah daerah, badan hukum atau warga masyarakat di daerah yang dipanggil 

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi panggilan DPRD, kecuali ada alasan yang sah menurut peraturan perundang‐'undangan; 

 (3) Dalam hal pejabat pemerintah daerah, badan hukum atau warga masyarakat di daerah telah 

dipanggil dengan patut secara berturut‐turut tidak memenuhi panggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), DPRD dapat memanggil secara paksa dengan bantuan Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan. 

  

Pasal 76  Panitia Angket melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Rapat Paripurna DPRD paling lama 60 (enam puluh) hari sejak dibentuknya Panitia Angket.  

Pasal 77  Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Hak Angket diatur dengan Keputusan DPRD tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Interpelasi, Hak Angket dan Hak Bertanya,  

Bagian Ketiga Hak Menyatakan Pendapat 

 Pasal 78 

 (1) Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf c diusulkan oleh 

paling sedikit 8 (delapan) orang anggota DPRD dan lebih dari 1 (satu), fraksi dan diajukan kepada Pimpinan DPRD;  

(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hak menyatakan pendapat DPRD apabila:  

a. mendapat persetujuan dari Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri sekurang‐kuranqnya 3/4 (tiga perempat) dari jurnlah anggota DPRD; dan 

b. keputusan diambil dengan persetujuan sekurang‐kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota DPRD yang hadir. 

  

Page 25: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

  

Pasal 79  Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Hak Bertanya diatur dengan Keputusan DPRD tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Interpelasi, Hak Angket dan Hak Bertanya.  

BAB XI  

PEL.AKSANAAN HAK ANGGOTA Bagian Kesatu Hak Imunitas 

 Pasal 80 

 (1) Anggota DPRD mempunyai hak imunitas;  (2) Anggota DPRD tidak dapat dituntut di depan pengadilan karena pernyataan‐pernyataan dan/atau 

pendapat yang dikemukakannya baik secara lisan maupun tertulis di dalam rapat DPRD ataupun di luar rapat DPRD yang berkaitan dengan fungsi serta tugas dan wewenang DPRD; 

 (3) Anggota DPRD tidak dapat diganti antar waktu karena pertanyaan‐pertanyaan dan/atau pendapat 

yang dikemukakannya baik di dalam rapat DPRD maupun di luar rapat DPRD yang berkaitan dengan fungsi serta tugas dan wewenang DPRD; 

 (4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal anggota yang bersangkutan 

mengumumkan materi yang telah disepakati dalam rapat tertutup untuk dirahasiakan atau hal lain yang dimaksud dalam ketentuan mengenai rahasia negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan. 

 Bagian Kedua Hak Protokoler 

 Pasal 81 

 (1) Pimpinan dan anggota DPRD mempunyai hak Protokoler;  (2) Hak protokoler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.   

Bagian Ketiga Hak Keuangan dan Administratif 

 Pasal 82 

 (1) Pimpinan dan anggota DPRD mempunyai hak keuangan dan administratif; 

 (2) Hak keuangan dan administratif pimpinan dan anggota. DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat 

(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah;  

(3) Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, pimpinan dan anggota DPRD barhak memperoleh tunjangan yang besarannya disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah;  

(4) Pengelolaan keuangan dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan oleh Sekretariat DPRD sesuai dengan, Peraturan Pemerintah. 

 BAB XII 

 PERSIDANGAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN 

Bagian Kesatu Persidangan  

Pasal 83  

(1) Pada awal masa jabatan keanggotaan, tahun sidang DPRD dimulai pada saat pengucapan sumpah/janji anggota; 

 

Page 26: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

(2) Tahun Persidangan DPRD dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhr pada tanggal 31 Desember dan dibagi dalam tiga masa persidangan; 

 (3) Masa Persidangan meliputi masa sidang dan masa reses; 

 (4) Reses dilaksanakan tiga kali dalam satu tahun paling lama enam hari kerja dalam satu kali reses; 

 (5) Reses dipergunakan untuk mengunjungi daerah pemilihan anggota yang bersangkutan dan 

menyerap aspirasi masyarakat;  

(6) Setiap melaksanakan tugas reses sebagaimana dimaksud pada ayat (4), anggota DPRD secara perseorangan atau kelompok wajib membuat laporan tertulis atas pelaksanaan tugasnya yang disampaikan kepada Pimpinan DPRD dalam Rapat Paripurna melalui Fraksi;  

(7) Kegiatan dan jadwal acara reses sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan oleh Pimpinan DPRD setelah mendengar petimbangan Badan nusyawarah;  

(8) Apabila dipandang perlu, Pimpinan DPRD dapat menyampaikan hak kegiatan Reses kepada Bupati untuk ditindaklanjuti;  

(9) Untuk kegiatan Reses, sekretariat DPRD memberikan dana, sarana dan fasilitas;  

Pasal 84  

(1) DPRD mengadakan rapat secara berkala sekurang‐kurangnya 6 (enam) kali dalam setahun;  

(2) Rapat‐rapat dapat dilakukan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atas permintaan sekurang‐kurangnya 1/5 (satu perlima) dari jumlah anggota DPRD atau dalam hal tertentu atas permintaan Bupati;  

(3) Hasil rapat DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dalam Keputusan DPRD;  

(4) Hasil rapat Pimpinan DPRD ditetapkan dengan Keputusan Pimpinan DPRD;  

(5) Keputusan DPRD dan Keputusan Pimpinan DPRD tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan ketentuan peraturan perundang‐undangan yang lebih bnggi;  

(6) Keputusan DPRD dilaporkan kepada Gubernur selambat‐lambatnya tiga pullih hari setelah diletapkan;  

(7) DPRD mengadakan rapat atas undangan Ketua atau Wakil Ketua DPRD berdasarkan Jadwal rapat yang telah ditetapkan oleh Badan Musyawarah.  

 Pasal 85 

 Jenis‐jenis Rapat DPRD terdiri dari:  

a. Rapat Paripurna yang merupakan rapat anggota DPRD, dipimpin oleh Ketua atau Wakil Ketua dan merupakan forum tertinggi dalam melaksanakan wewenang dari tugas DPRD, antara lain untuk menyetujui Rancangan Peraturan Daerah menjadi Peraturan Daerah dan menetapkan Keputusan DPRD; 

b. Rapat Paripurna Istimewa merupakan rapat anggota DPRD, dipimpin oleh Ketua atau Wakil Ketua untuk melaksanakan suatu acara tertentu dengan tidak mengambil keputusan; 

c. Rapat Pimpinan merupakan rapat unsur pimpinan, dipimpin oleh Ketua DPRD; d. Rapat Badan Musyawarah merupakan rapat anggota Badan Musyawarah, dipimpin oleh Ketua 

atau Wakil Ketua Badan Musyawarah; e. Rapat Komisi merupakan rapat anggota Komisi, dipimpin oleh Ketua atau Wakil Ketua Komisi; f. Rapat Gabungan Komisi merupakan rapat Komisi‐komisi, dipimpin oleh Ketua atau Wakil Ketua 

DPRD; g. Rapat Gabungan Pimpinan DPRD dengan Pimpinan Komisi dan atau Pimpinan Fraksi merupakan 

rapat bersama, dipimpin oleh Pimpinan DPRD; h. Rapat Badan Anggaran merupakan rapat anggota Badan Anggaran, dipimpin oleh Ketua atau 

Wakil Ketua Badan Anggaran‐; 

Page 27: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

i. Rapat Badan Kehormatan merupakan rapat anggota Badan Kehormatan, dipimpin oleh Ketua atau Wakil Ketua Badan Kehormatan; 

j. Rapat Badan Legislasi merupakan rapat anggota Badan Legislasi, dipimpin oleh Ketua atau Wakil Ketua Badan Legislasi; 

k. Rapat Kerja merupakan rapat anggota Tim, dipimpin oleh Ketua atau Wakil Ketua Tim; merupakan rapat antara DPRD/Panitia Anggaran/Komisi/Gabungan/ Komisi/Panitia Khusus dengan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk; 

l. Rapat Dengar Pendapat Umum merupakan Rapat antara DPRD/ Komisi / Gabungan Komisi / Panitia Khusus dengan Lembaga / Badan organisasi Kemasyarakatan; dan 

m. Rapat Fraksi merupakan rapat anggota Fraksi, dipimpin oleh Ketua Fraksi atau Wakil Ketua Fraksi. 

 Pasal 86 

 (1) Rapat Paripurna DPRD dinyatakan sah apabila dihadiri secara fisik oleh: 

 a. Sekurang‐kurangnya 1/4 dari jumlah anggoat DPRD untuk memutus usul DPRD mengenai 

pemberhentian Bupati dan Wakil Bupati; b. Sekurang‐kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPRD untuk memilih dan memberhentikan Pimpinan 

DPRD, dan untuk menetapkan Peraturan Daerah dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; c. Sekurang‐kurangnya 1/2 ditambah satu dari jumlah anggota, DPRD untuk Rapat Paripurna DPRD 

selain sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b; d. Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan dengan persetujuan sekurang‐

kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPRD yang hadir; e. Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b di tetapkan dengan persetujuan sekurang‐

kurangnya 1/2 ditambah satu dari jumlah anggota DPRD yang hadir; f. Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditetapkan dengan suara terbanyak; g. Sebelum mengambil putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), terlebih 

dahulu diupayakan pengambilan putusan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat.  

 Pasal 87 

 (1) Rapat Paripurna DPRD yang bersifat istimewa dan Rapat Paripurna DPRD, bersifat terbuka; (2) Rapat Pimpinan DPRD dan Rapat Gabungan Pimpinan DPRD bersifat Tertutup; (3) Rapat Komisi, Rapat Gabungan, Komisi, Rapat panitia Musyawarah, Rapat Panitia Khusus dan 

Rapat Badan Kehormatan bersifat tertutup kecuali apabila Pimpinan Rapat menyatakan terbuka; (4) Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat bersifat terbuka; (5) Rapat Fraksi sifatnya ditentukan oleh masing‐masing Fraksi. 

 Pasal 88 

 (1) Rapat‐rapat DPRD bersifat terbuka untuk umum, kecuali dinyatakan tertutup berdasarkan Peraturan 

Tata Tertib DPRD atau atas kesepakatan diantara Pimpinan DPRD;  

(2) Rapat tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengambil keputusan, kecuali:  

a. Pemilihan Ketua/Wakil Ketua DPRD; b. Persetujuan Rancangan Peraturan Daerah; c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; d. Penetapan, perubahan, penghapusan pajak, dan retribusi daerah; e. Utang piutang, pinjaman, dan pembebanan kepada daerah; f. Badan Usaha Milik Daerah; g. Penghapusan tagihan sebagian atau seluruhnya; h. Persetujuan penyelesaian perkara perdata secara damai; i. Kebijakan tata ruang; j. Kerjasama daerah; k. Pemberhentian dan Penggantian Ketua / Wakii Ketua DPRD; l. Penggantian antar waktu anggota DPRD; m. Usulan pengangkatan dan pemberhentian Bupati/Wakil Bupati; dan n. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Bupati dalam penyelenggaraan 

Pemerintahan Daerah.   

Page 28: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

  

Pasal 89  (1) Pembicaraan dalam rapat tertutup yang bersifat rahasia tidak boleh diumumkan; 

 (2) Sifat rahasia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus dipegang teguh olen mereka 

yang mengetahui atau mendengar pembicaraan rapat tertutup tersebut;  (3) Setiap rapat tertutup dibuat laporan secara tertulis tentang pembicaraan yang dilakukan.   

Pasal 90  (1) Waktu dan hari Kerja Kantor DPRD: 

 a. Hari Senin s.d. Kamis Pukul 09.00 s.d. 16.00 WIB; b. Hari Jum'at PuKul 09.00 s.d. 11.00 VVIB;   

(2) Waktu dan hari kerja Anggota DPRD menyesuaikan dengan agenda kegiatan DPRD;  

(3) Penyimpangan dari waktu rapat sebagaimana pada ayat (1) pasal ini ditentukan oleh rapat yang bersangkutan; 

 (4) Tempat rapat dilakukan digedung DPRD, kecuali apabila situasi dan kondisi tidak 

memungkinkan yang ditentukan oleh Pimpinan DPRD.  

 Pasal 91 

 (1) Sebelum menghadiri rapat, anggota DPRD harus menandatangani daftar hadir; 

 (2) Untuk para Undangan, disediakan daftar hadir sendiri;  (3) Rapat dibuka oleh Pimpinan Rapat apabila quorum telah tercapai berdasarkan kehadiran 

secara fisik kecuali ditentukan lain;  (4) Anggota DPRD yang hadir apabila akan meninggalkan ruanoar rapat, wajib memberitahukan 

kepada pimpinan rapat.   

Pasal 92  

(1) Apabila pada waktu yang ditentukan untuk pembukaan rapat, jumlah anggota DPRD belum mencapai quorum, pimpinan rapat membuka dan sekaligus menunda rapat paling lama dua kali masing‐masing satu jam;  

(2) Apabila quorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum terpenuhi, pimpinan rapat dapat melanjutkan rapat dengan dihadiri oleh sekurang‐kurangnya 1/2 dari jumlah anggota DPRD;  

(3) Apabila pada akhir waktu penundaan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), quorum belum juga tercapai, pimpinan rapat menunda paling lama tiga hari atau sampai waktu yang ditetapkan oleh Badan Musyawarah;  

(4) Setiap terjadi penundaan rapat, dibuat berita acara penundaan rapat yang ditandatangani oleh pimpinan rapat;  

(5) Setelah rapat dibuka, pimpinan rapat memberitahukan surat‐surat masuk dan Surat keluar yang dipandang perlu untuk diberitahukan atau dibahas dengan peserta rapat kecuali surat‐surat urusan rumah tangga DPRD. 

 Pasal 93 

 (1) Pimpinan rapat menutup rapat setelah semua acara yang ditetapkan selesai dibicarakan; 

 

Page 29: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

(2) Apabila acara yang ditetapkan untuk suatu rapat belum terselesaikan sedangkan waktu rapat telah berakhir, pimpinan rapat menunda penyelesaian acara tersebut untuk dibicarakan dalam rapat berikutnya atau meneruskan penyelesaian acara tersebut atas persetujuan rapat;  

(3) Pimpinan rapat mengemukakan pokok‐pokok keputusan dan atau kesimpulan yang dihasilkan oleh rapat Sebelum menutup rapat.  

 Pasal 94 

 (1) Apabila Ketua DPRD berhalangan untuk memimpin rapat, rapat dipimpin olen salah seorang 

Wakil Ketua DPRD;  

(2) Apabila Ketua dan Wakil Ketua DPRD berhalangan, pimpinan rapat dipilih dari dan oleh peserta rapat yang hadir.  

Pasal 95  

(1) Fraksi, alat kelengkapan DPRD atau Pemerintah Daerah dapat mengajukan usul perubahan kepada Pimpinan DPRD, mengenai acara yang telah ditetapkan oleh Panitia Musyawarah, mengenai perubahan waktu maupun mengenai masalah yang akan dibahas; 

 (2) Usul perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis dengan 

menyebutkan waktu dan masalah yang diusulkan selambat‐lambatnya 3 (tiga) hari sebelum acara rapat yang bersangkutan dilaksanakan;  

(3) Pimpinan DPRD mengajukan usul perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada Badan Musyawarah untuk segera dibicarakan;  

(4) Badan Musyawarah membicarakan dan mengambil keputusan tentang usul perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3);  

(5) Apabila Badan Musyawarah tidak dapat mengadakan rapat, pimpinan DPRD menetapkan dan mengambil keputusan perubahan acara rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (4). 

  

Pasal 96  (1) Dalam keadaan memaksa, Pimpinan DPRD, Pimpirian Fraksi, atau Pemerintah Daerah dapat 

mengajukan usul perubahan tentang acara Rapat Paripurna yang sedang berlangsung;  (2) Rapat Paripurna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) segera mengambil keputusan tentang usul 

perubahan acara tersebut.  

Pasal 97  (1) Pimpinan rapat menjaga agar rapat berjalan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan tentang Tata 

Tertib ini;  (2) Pimpinan rapat berbicara untuk menjelaskan masalah yang menjadi pambiraraan, menunjukan 

duduk persoalan yang sebenarnya, mengembalikan pembicaraan kepada pokok persoalan dan menyimpulkan pembicaraan anggota rapat; 

 (3) Apabila pimpinan rapat hendak berbicara selaku anggota rapat, untuk sementara pimpinan rapat 

diserahkan kepada pimpinan yang lain.   

Pasal 98  (1) Sebelum berbicara, anggota rapat yang akan berbicara mendaftarkan namanya terlebih dahulu dan 

pendaftaran tersebut dapat juga dilakukan oleh Fraksinya;  (2) Anggota rapat yang belum mendaftarkan namanya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh 

berbicara kecuali apabila menurut pendapat pimpinan rapat ada alasan yang dapat diterima. 

Page 30: TATA TERTIB DPRD WAY KANAN 2009-2014

 Pasal 99 

 (1) Giliran berbicara diatur oleh pimpinan rapat menurut urutan pendaftaran nama;  (2) Anggota rapat berbicara di tempat yang telah d;sediakan setelah dipemilahkan oleh pimpinan rapat;  (3) Seseorang anggota rapat yang berhalangan pada waktu mendapat giliran berbicara dapat digantikan 

oleh anggota rapat dari Fraksinya dengan sepengetahuan pimpinan rapat;  (4) Pimpinan rapat tidak boleh diganggu selama berbicara.   

Pasal 100  (1) Pimpinan rapat dapat menentukan lamanya anggota rapat berbicara;