TANAMAN KOPI (Caffea).1.1. Sentra Penanaman Kopi ditanam hampir
di setiap negara tropis. Amerika Selatan dan Amerika Tengah
merupakan penghasil kopi terbesar. Di bagian bumi sebelah barat,
produksi kopi menguasai 2/3 produksi dunia dengan Brasil
menghasilkan hampir 31%. Colombia, Meksiko, Costarika, Ekuador dan
Venesuela merupakan penghasil kopi di belahan bumi sebelah Barat.
Sedangkan di belahan bumi timur, penghasil kopi adalah India,
Indonesia, Vietnam, Angola, Belgia, Kongo, Ethiopia, Afrika Barat,
Perancis, Kenya, Madagaskar, Rwanda, Burundi, Tanyaika dan Uganda.
Di Indonesia, berdasarkan data tahun 1993, pasokan produksi
terbesar dari Lampung, yaitu mencapai 106.591 ton (21%), sedangkan
pemasok kedua terbesar adalah Sumatera Selatan dengan 90.783 ton
(18%), dan yang ketiga adalah Sumatera Utara dengan 56.122 (11%).
1.2. Jenis Tanaman Di dunia perdagangan, dikenal beberapa golongan
kopi, tetapi yang sering dibudidayakan hanya kopi Arabika, Robusta
dan Liberika. Beberapa varietas/klon yang selama ini dianggap
unggul dan dianjurkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan serta BPP
antara lain: Jenis Arabika untuk lahan pada ketinggian 500-700 m
dpl dan dibiakkan melalui stek: (1) skala besar: Klon S 795; (2)
skala kecil: Klon S 288 dan Klon S 333. Jenis Arabika untuk lahan
pada ketinggian 700-1700 m dpl. dan dibiakkan melalui sambungan
atau setek: (1) skala besar: Klon S 795, AB3, AB4; (2) skala kecil:
Klon Maesan, 1-D7, S 288, S 333; (3) skala percobaan: Klon USDA
230762, USDA 231001, USDA 230731, USDA 230765, USDA 231006, USDA
206412. Jenis Robusta yang dibiakkan melalui stek atau sambungan
untuk lahan pada ketinggian kurang dari 700 m dpl: (1) skala besar:
Klon BP 409, BP 358, SA 237, BP 234, BP 42, BP 288 (khusus
ketinggian kurang dari 400 m dpl); (2) skala kecil: Klon SA 12, Rbb
BGn 300, Rob Bgn 371, Rob Bgn 372, Mbl 3-04, SA 203, SA 333; (3)
skala percobaan: Klon BP 436, BP 534, BP 397, BP 486. Jenis Robusta
hibrida untuk bibit semai: Klon BP 42, klon SA 109, klon Rob Bgn
124-01. 1.3. Manfaat Tanaman Kopi merupakan salah satu dari bahan
minuman yang tidak mengandung alkohol dan disenangi oleh banyak
orang. Ditinjau dari segi medis: dapat merangsang pernapasan,
kegiatan perut dan ginjal; membantu asimilasi dan pencernaan
makanan; menurunkan sirkulasi darah di otak; menenangkan perasaan
mental yang berkepanjangan, badan yang letih dan melapangkan dada;
sebagai obat penolong diare; pencegah muntah sesudah operasi.
II. SYARAT PERTUMBUHAN 2.1. Iklim
Angin membantu penyerbukan yang terjadi antara bunga kopi yang
berbeda klon atau berbeda jenis. Akan tetapi bila angin kencang
dapat merusak tajuk tanaman dan menggugurkan bunga. Curah hujan
minimal untuk pertumbuhan kopi adalah 1000-2000 mm/tahun, sedangkan
pola hujan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman kopi Arabika dan
Robusta adalah rata-rata 20003000 mm/tahun. Menurut lintang tempat,
tanaman kopi dapat tumbuh baik pada daerah yang terletak di antara
20 derajat LU dan 20 derajat S. Tanaman kopi menghendaki sinar
matahari yang teratur. Suhu sangat berkaitan erat dengan ketinggian
tempat. Suhu di atas permukaan air laut adalah 26 derajat C dan
akan turun 0,6 derajat C tiap kenaikan 100 m. Kopi Arabika tumbuh
baik pada suhu 10-20 derajat C. Kopi Robusta menghendaki suhu 21-24
derajat C. Kopi Liberika tidak menghendaki suhu tertentu. 2.2.
Media Tanam Tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atasnya
dalam ( 1,5 m) dan gembur, subur, banyak mengandung humus dan
bersifat permeable. Tanah dapat berasal dari abu gunung
berapi/cukup mengandung pasir. Jenis tanah latosol dan vulkanis
disukai tanaman kopi. Tanah yang drainasenya jelek, tanah liat
berat, dan tanah pasir yang kapasitas mengikat airnya kurang serta
kandungan N-nya rendah tidak cocok untuk pertumbuhan kopi. Tanaman
kopi menghendaki tanah yang agak masam, yaitu antara pH 4,5-4,6
untuk kopi Robusta dan 5-6,5 untuk Arabika. Tanah yang lebih asam
dapat dinetralisir dengan kapur tohor/pupuk, misalnya serbuk
tulang/Ca-(PO2) + Ca metaphosphat /Ca(PO2). Tanaman kopi
menghendaki kedalaman air tanah sekurang-kurangnya, 3 m dari
permukaan tanah. Tanah harus mempunyai drainase dan kemampuan
mengikat air yang baik. 2.3. Ketinggian Tempat Ketinggian tempat
berpengaruh terhadap tinggi rendah suhu. Kopi Arabika: tumbuh pada
dataran tinggi dengan ketinggian 1000-1700 m dpl. Jika di bawah
1000 m dpl, akan mudah terserang HV. Bila di atas 1700 m dpl,
suhunya akan terlalu dingin. Kopi Robusta: tumbuh baik di dataran
rendah hingga 1500 m dpl, tapi yang ekonomis adalah yang tumbuh
pada batas ketinggian 800 m dpl. Kopi Liberika: tumbuh baik pada
dataran rendah, di tempat yang miskin dan panas.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 3.1. Pembibitan 3.1.1. Persyaratan
Bibit Tumbuhnya normal dan ukurannya seragam. Tidak terserang
hama/penyakit, batang dan daunnya bersih dan kelihatan segar.
Mempunyai akar tunggang yang lurus. Bibit yang akan ditanam
harus berasal dari klon/varietas unggul yang dianjurkan. Bibit yang
dianjurkan adalah bibit vegetatif, terutama bibit sambungan dan
setek, karena: Cepat berbuah, terutama bibit stek. Mempunyai sifat
sama dengan induk. Bibit sambungan merupakan gabungan dari 2 jenis
kopi yang bersifat unggul. Bibit semai yang dapat digunakan adalah
hasil silangan pertama (hibrida) yang diperoleh langsung dari
penangkar-penangkar benih. 3.1.2. Penyiapan Benih Cara Generatif
Cara memperoleh biji: Dari kebun sendiri: biji diambil dari
pohon-pohon tertentu yang telah diketahui mutunya. Memesan/membeli
langsung ke PT Perkebunan terdekat. Pemeliharaan biji: Buah yang
dipilih adalah buah yang masak, tidak cacat, besarnya normal. Biji
dikelupas kulitnya dengan cara diinjak-injak dengan kain, kulit
tanduk jangan sampai lepas. Lendir yang melekat dibersihkan dengan
cara dicuci/digosok permukaannya dengan abu dapur. Biji
diangin-anginkan sampai kering selama 1-2 hari. Biji yang sudah
kering, dipilih yang hampa. Penyimpanan biji: Siapkan peti kayu
berukuran 40-50 cm x 40-60 cm x 40-60 cm dan beberapa kain selebar
peti kayu. Dasar peti diberi lapisan kain yang diolesi minyak
terpenting dengan dosis 1cc/100 cm3. Di atas kain diberi lapisan
biji setebal 5 cm. Di atas biji diberi kain lagi dengan minyak
terpenting, demikian seterusnya sampai peti tersebut penuh. Setelah
3 hari, biji dikeluarkan dari peti dan diangin-anginkan selama 3-5
jam. Setelah itu biji bisa dicampur dengan fungisida yang berbentuk
bubuk, misalnya Ridomil 2 G untuk mengendalikan serangan jamur.
Biji dicampur dengan serbuk arang basah dengan perbandingan biji :
arang : air = 3 kg : 1 kg : 100-150 cc. Campuran biji dan arang
dimasukkan dalam karung goni yang kering dan bersih. Karung
tersebut disimpan dalam gudang yang gelap dengan suhu 25-26 derajat
C dan kelembaban 85-90%. Daya tumbuh benih yang baru adalah
90-100%, sedangkan yang telah disimpan 6 bulan daya tumbuhnya
adalah 60-70%. Penyimpanan paling baik dilakukan selama 2 bulan.
Pengangkutan: Untuk tempat yang cukup jauh (> 7 hari perjalanan)
harus diberi perlakukan seperti di atas. Karung yang berisi biji
dimasukkan dalam kotak kayu untuk menghindari benturan dan gesekan.
Untuk tempat yang dekat dan waktunya tidak lama, bisa dikirim tanpa
perlakukan khusus. Benih dimasukkan dalam karung dan dimasukkan
dalam kotak kayu lalu dikirim.
Pemeliharaan bibit: Pemeliharaan dilakukan selama 2-3 minggu,
terutama yang diambil dari tempat yang jauh.
Bibit ditempatkan di bawah pohon pelindung dengan intensitas
naungan 40% dan setiap hari disiram. Dipupuk sebanyak 5 gram
NPK/tanaman, dilakukan dua kali. Caranya: pupuk dilarutkan dalam
air, lalu disiramkan ke gumpalan tanah yang membungkus akar bibit.
Perkiraan jumlah bibit yang dibutuhkan: Jumlah bibit yang akan
disemaikan diperkirakan 2 kali lipat jumlah bibit yang akan ditanam
di kebun. Apabila bibit semai akan dijadikan batang bawah pada
sambungan, jumlah bibit menjadi 2,5 kali jumlah bibit yang akan
ditanam di lapang. Tujuannya: sebagai cadangan apabila ada benih
yang tidak tumbuh dan untuk penyulaman tanaman. Jumlah benih kopi
dapat diperkirakan dari beratnya. Berat 1000 butir benih hibrida BP
42 x BP 358; BP 42 x SA 24; dan BP 42 x SA 34 kurang lebih 0,6 kg.
Sedangkan berat 1000 butir benih untuk batang bawah adalah sebagai
berikut: berat per 1000 butir SA 109 0,27 kg, berat per 1000 butir
BP 42 0,5 kg, berat per 1000 butir Rob Bgn 124-01 0,3 kg. 3.1.3.
Penyiapan Benih Cara Vegetatif Menyambung Penyambungan memerlukan:
Batang bawah (onderstaam): Dipilih yang sudah teruji keunggulannya,
terutama tahan terhadap penyakit akar. Dalam hal ini adalah dari
golongan Robusta yaitu Klon SA 109. Batang atas (entres). Entres
dapat diperoleh dari: Kebun sendiri: dipilih pohon yang
pertumbuhannya baik, sehat, produksinya tinggi. Bahan yang diambil
adalah tunas air yang sehat, diameter 0,75 cm atau sebesar pensil,
tidak keras/lentur. Umur tunas 3 bulan dan sudah mengeluarkan
cabang primer dan tidak boleh disimpan lebih dari 3 hari. Dari
Balai Penelitian: entres diperbanyak di kebun tua yang berasal dari
zaaling (biji) dengan cara penyambungan. Penyimpanan dan
pengangkutan entres (2-3 hari): Bekas potongan bahan entres diolesi
dengan parafin. Bahan entres dibungkus dengan pelepah pisang yang
masih basah dan segar. Pelepah pisang dan bahan entres diikat agar
tidak lepas. Bahan entres yang sudah dibungkus dimasukkan dalam
peti kayu. Di sela-sela bungkus pelepah pisang diisi sabut kelapa
yang telah dibasahi. Waktu menyambung : Bibit berumur 6-12 bulan
sejak pembibitan atau 9-15 bulan sejak disemaikan sudah berdiameter
1 cm atau sedikit lebih besar dari diameter entres. Penyambungan
dilakukan pada pagi hari/saat tanaman sedang giat tumbuh
(awal/akhir musim hujan). Jenis Entres: Enten pucuk atau "top
enten", bila dari wiwilan/waterloot, tanaman baru akan tumbuh
sebagai batang vertikal Enten cabang atau "tak enten", bila entres
dari cabang kipas (waaier tak enten) atau entres dari cabang pecut
(sweep tak enten). Tanaman baru akan tumbuh sebagai batang
horizontal.
Cara Menyambung: Sambungan celah (Splent Enten/Cleft Grafting) :
- Batang bawah dipotong mendatar 15-30 cm di atas permukaan tanah.-
Dibelah membentuk huruf V 3-4 cm dari ujung.- Entres dipotong satu
ruas yang ada bukunya, di atas buku dipotong 1-2 cm. - Di bawah
buku dipotong 7 cm dan diruncingkan.- Entres dimasukkan dalam celah
dan dibalut dengan tali rafia/pita kain.- Diolesi parafin dan
ditutup dengan tabung keras/kantong plastik.- Tutup dipertahankan
selama 3-4 minggu, bila sudah tumbuh tunas baru pada batang atas,
tutup dilepas. Sambungan rata (Plak grafting)- Caranya sama dengan
di atas, bedanya, yaitu: batang atas dan bawah diiris dengan
kemiringan yang sama, selanjutnya dilekatkan, sehingga kambiumnya
saling melekat.- Pada umumnya dilakukan dipersemaian dalam
peremajaan. Cara kina/Kina Grafting - Dilakukan pada tanaman yang
batang bawahnya lebih besar dari entres.- Batang bawah diiris
miring ke bawah sepanjang 3 cm pada ketinggian 10-15 cm dari leher
akar.- Entres diiris tegak simetris, tapi hanya 1 bidang saja.-
Entres disisipkan pada irisan batang bawah dan dibalut.- Perlakuan
selanjutnya sama dengan yang lain.- Batang bawah baru diadakan
pemotongan setelah sambungan itu sudah jelas hidup.- Sambungan
tidak berhasil dapat dipindahkan ke bagian lain pada batang yang
sama. Menyetek Waktu menyetek: pada akhir musim penghujan, yaitu
pada akhir bulan April-Mei, atau sampai bulan Juni. Sumber stek
terdiri dari: Bahan stek dapat dibeli dari para penangkar
benih/bibit, kebun entres/kebun produksi. Bahan stek berupa ujung
wiwilan/cabang liar yang sehat dan tumbuh subur, serta berasal dari
varietas/klon yang dianjurkan. Bahan yang dipakai adalah ruas kedua
dan ketiga dari ujung batang yang masih pipih. Mata sirung (knop)
sedapat mungkin dihilangkan.Kapasitas tumbuh: Ruas kedua dapat
tumbuh 90% dalam waktu 1 bulan, ruas ketiga 80% dan ruas keempat
70%. 3.1.4. Teknik Penyemaian Benih Cara Generatif Media
penyemaian: Bila lahan telah dipakai untuk menanam kopi, 10 hari
sebelum penyemaian, tanah disemprot dengan nematida Vapam/ Nemacur
G dengan dosis sesuai dengan petunjuk pada label. Bila lahan
merupakan lahan yang baru dibuka. Tanah persemaian dicangkul
sedalam 30 cm/lebih dan dibersihkan. Tanah diberi pupuk organik,
yang berupa pupuk kompos, pupuk kandang/pupuk hijau. Membuat
bedengan-bedengan dengan ukuran panjang 10 m atau minimal 5 m dan
lebar 1,20 m. Jarak antar bedengan 50 cm, sedangkan bedengan dibuat
membujur ke arah utara-selatan. Penanaman pohon pelindung dilakukan
1 tahun sebelum penyemaian dan tingginya antara 2,5-3 m/ 2 x tinggi
pohon kopi. Perkecambahan: Membentuk bedengan-bedengan dengan
ukuran lebar 1,20 m dengan panjang 2,40 m. Bedengan dilapisi pasir
setebal 5-10 cm dan diatas bedengan tersebut diberi atap. Cara
perkecambahan Biji dibenamkan secara berderet dalam satu baris pada
lapisan pasir menghadap ke bawah dan bagian atas kelihatan rata
dengan lapisan pasir. Jarak antara baris adalah 5 cm, sedang jarak
antar biji adalah 2,5 cm.
Setiap 1 m2 memuat 2.000-3.000 biji. Biji yang ditaburkan bisa
dengan kulit tanduk atau tanpa kulit tanduk. Selesai pembenaman,
biji-biji tersebut diberi pasir lagi, tipis-tipis. Di atas bedengan
yang tertutup pasir ditutup dengan lalang atau jerami yang
dipotong-potong antara 0,5-1 cm dan disiram 2-3 kali sehari untuk
menjaga kelembaban. Perkecambahan di daerah panas berlangsung
selama 3-4 minggu, sedangkan di daerah dingin berlangsung selama
6-8 minggu. Kecambah yang dipindahkan dapat berupa: Serdadu
(soldatje) atau kecambah yang belum mekar. Kepel, kecambah yang
kepingnya sudah membuka. Pemindahan dilakukan dengan mencongkel
dengan sebilah bambu atau solet. Pembibitan dengan kantong plastik
dilakukan dengan cara: Siapkan polybag berdiameter 20-30 cm dan
tinggi 30-40 cm yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1 sampai 3/4 bagian plastik. Plastik diatur berderet
dengan jarak 30x30 cm. Ujung plastik sebelah atas dilipat keluar,
bagian bawahnya dilubangi kecil-kecil (diameter lubang 0,5 cm)
sebanyak 20 lubang sebagai jalan keluarnya air. Jika pohon naungan
belum rimbun, pot palstik diberi naungan sementara seperti pada
bedengan tanah. Di tengah-tengah tanah dalam plastik dibuat lubang
tanam dengan menggunakan tugal. Bibit kepelan dicabut dari bedengan
pesemaian, kemudian ditanam pada lubang tanah seperti menanam pada
bedengan tanah. 3.1.5. Teknik Penyemaian Benih Cara Vegetatif
MenyambungPenyemaian dilakukan 9-12 bulan sebelum waktu
penyambungan. Waktu yang diperlukan sejak bibit disambung hingga
siap tanam di areal pertanaman 4-10 bulan. Menyetek Bedengan
tertutup: Bedengan tanah dibuat dengan ukuran panjang 220 cm, lebar
140 cm dan tinggi 15 cm. Jarak antara bedengan 75 cm. Tanah dalam
bedengan tidak perlu diolah. Buat kotak kayu yang panjangnya 2 m,
lebar 120 cm, dan tinggi 60 cm. Sisi atas dan bawah kotak tidak
perlu ditutup. Tempatkan kotak pada bedengan yang sudah dibuat.
Dasar kotak diisi kerikil kecil-kecil setebal 5 cm dan di atas
lapisan kerikil diberi pasir yang sudah dicuci setebal 20 cm.
Bedengan hanya sekali-sekali disiram. Bedengan terbuka: Di tempat
yang sudah ada naungannya, dibuat bedengan tanah dengan ukuran
panjang 5-10 m, lebar 120 cm dan tinggi 20 cm. Jarak antar bedengan
75 cm. Tanah sebaiknya ditanggul dengan papan atau seng agar tidak
tererosi/longsor. Tanah di atas bedengan di cangkul, kemudian
dicampur pasir dengan perbandingan 1:1. Bedengan diberi
naungan/atap dari daun kelapa atau alang-alang seperti pada
bedengan penyemaian benih.
Cara penyemaian: Panjang stek 10 cm, dipotong miring
(menyebelah), sehingga bagian ujungnya menjadi runcing, supaya
permukaannya luas dan mudah tumbuh. Daun harus dipotong 2/3 dari
panjang daun untuk mengurangi penguapan. Pertumbuhan akar stek kopi
dapat dirangsang dengan merendam stek dalam urine sapi yang
mengandung hormon Rooton F. Caranya: urine dikumpulkan dan disaring
dengan kain tipis/kain kasa, encerkan urine dengan menggunakan air
bersih sampai konsentrasinya 5 % (10 ml urine + 200 ml air) atau 10
% (10 ml urine + 100 ml air). Ujung stek sebelah atas diberi
lilin/parafin untuk mengurangi penguapan dan mencegah serangan
penyakit. Stek ditancapkan miring pada bedengan sedalam 7,5 cm
dengan kemiringan 10-20. Jarak tanam stek 15 x 15 cm. Pada bedengan
tertutup, sisi kotak sebelah atas ditutup dengan plastik dan diikat
kuat supaya tidak kabur. Penyiraman dilakukan 5-10 hari sekali atau
bila pasir tidak lembab. Pada bedengan terbuka penyiraman dilakukan
2-3 jam sekali. Setelah berumur 2-3 bulan atau panjang tunasnya 3-4
cm stek sudah dapat dipindahkan ke bedengan pembibitan Pembibitan:
bentuk bedengan pembibitan, cara pembibitan, dan cara
pemeliharaannya sama dengan pembibitan pada pembuatan bibit semai.
3.1.6. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian Penyiraman dilakukan dua
kali sehari dan dijaga, agar tanah bedengan tetap lembab, tetapi
tidak boleh terlalu basah. Penyiangan, rumput-rumput yang tumbuh di
sekitar bibit harus selalu dibersihkan. Pada waktu bibit masih
terlalu kecil, penyiangan tidak boleh dilakukan dengan korekan,
tetapi cukup dicabut saja. Pemupukan Pada umur 3 bulan, pupuk
dibenamkan ke dalam tanah di sekeliling bibit sejauh 7 cm. Pada
umur 5 bulan dan selanjutnya pupuk dibenamkan dalam tanah pada
parit kecil yang dibuat di tengah-tengah barisan bibit. Pemupukan
pada bibit yang di tanam di dalam polybag dilakukan dengan cara
membenamkan pupuk pada parit kecil yang dibuat mengelilingi bibit.
Dosis pupuk :- Umur 3 bulan: ZA=25 gram; Urea=10 gram; TS=10 gram;
NPK=75 gram.- Umur 5 bulan: ZA=50 gram; Urea=25 gram; TS=25 gram;
NPK=125 gram.- Umur 7 bulan: ZA=75 gram; Urea=50 gram; TS=50 gram;
NPK=200 gram.- Umur 9 bulan: ZA=100 gram; Urea=75 gram; TS=75 gram;
NPK=250 gram.- Umur 12 bulan: ZA=100 gram; Urea=75 gram; TS=75
gram; NPK=300 gram. Pengaturan Intensitas naungan: Bibit di
persemaian: 80-90 % Bibit di pembibitan:- 30-10 minggu sebelum
dipindah ke lapang: 75 %- 4 minggu sebelum dipindah ke lapang: 50
%- 4-0 minggu sebelum dipindah ke lapang: 40 %
3.1.7. Pemindahan Bibit Umur bibit: Bibit semai dipindahkan
setelah berumur 9 bulan-1 tahun setelah disemaikan atau 6-9 bulan
setelah di pembibitan. Bibit stek dipindahkan setelah berumur 9-13
bulan sejak disemaikan atau 8-10 bulan sejak pembibitan. Bibit
sambungan dipindahkan setelah berumur 4-10 bulan sejak disambung.
Cara pemindahan: Bibit yang dipelihara dalam kantong plastik,
langsung dibawa ke areal pertanaman. Plastik dibuka dengan
menggunakan pisau. Akar tunggangnya dipotong hingga tinggal 20-25
cm dan tanah yang membungkusnya dikorek-korek untuk meluruskan akar
yang melilit. Bibit yang dipelihara di bedengan tanah dan umurnya
masih cukup muda dipindah dengan cara dicabut, caranya:- tanah
bedengan disiram dengan air hingga basah. - bibit dicabut dengan
hatihati supaya akar tidak rusak.- untuk bibit semai dan sambungan,
akar tunggangnya dipotong hingga tinggal 20-30 cm.- bibit diangkut
ke kebun untuk ditanam.- Bila bibit tidak segera ditanam, maka akar
bibit harus dibungkus dulu dengan tanah dan pelepah pisang lalu
disiram dengan air dan ditempatkan di tempat yang teduh. Bibit yang
dipelihara di bedengan tanah dan berumur cukup tua (sudah
bercabang) dipindahkan dengan cara diputar. Caranya :- Tanah
bedengan diairi hingga basah. - Tanah di sekitar bibit digali
melingkar dengan garis tengah 20-25 cm, sedalam 25-35 cm.- Bibit
berikut gumpalan tanah dan akarnya diangkat.- Untuk menjaga jangan
sampai berantakan, maka gumpalan tanah dibalut dengan pelepah
pisang atau daun-daun lainnya. Selanjutnya bisa diangkut. 3.2.
Pengolahan Media Tanam 3.2.1. Persiapan Pada lahan bukaan barua)
Sekitar 2-3,5 tahun sebelum kopi ditanam, diadakan land clearing
(penebangan pohon-pohon beserta tunggul-tunggulnya).b) Apabila
tanah terlalu miring harus dibuat teras untuk mengurangi erosi.
Pada tahap ini juga dibuat saluran drainase dan jalan.c) Kurang
lebih 2-3 tahun sebelum tanam, lahan ditanami tanaman pelindung dan
penutup tanah yang ditanam pada musim hujan. Lahan bekas tanaman
perkebunan selain kopia) 1,5-3 tahun sebelum kopi ditanam,
dilakukan land clearing.b) Mengolah tanah dan memperbaiki
teras-teras, jalan dan saluran drainase yang rusak.c) Lahan
ditanami dengan tanaman pelindung dan tanaman penutup tanah. Lahan
bekas ditanami kopi, tapi tidak produktif Seluruh tanaman kopi dan
tanggul-tanggulnya ditebang. Mengolah tanah dan memperbaiki
teras-teras, jalan dan saluran drainase yang rusak. Bila tanaman
pelindung masih baik, tidak perlu ditebang cukup dipangkas saja.
Bila sebelumnya ada tanaman yang terserang nematoda, maka penanaman
dilakukan sekurangkurangnya setelah 1 tahun setelah penebangan
tanaman kopi lama. 3.2.2. Pembukaan Lahan
Pekerjaan yang harus dilakukan sebelum penanaman tergantung pada
keadaan lahan, yaitu letak tanah, kesuburan tanah dan tanaman lama.
Pada tanah yang subur, pencangkulan dilakukan secara total atau
langsung membuka lubang. Bila tanahnya kurang subur, maka perlu
pengcangkulan secara total dengan menggemburkan tanah dan diberi
pupuk hijau. Pembentukan TerasYang perlu diperhatikan dalam
pembuatan teras adalah kemiringan tanah. Tanah yang tidak begitu
curam, dibuat teras individu, sedangkan tanah yang cukup miring
perlu dibuat teras langsung atau kontur. Penanaman Pohon
PelindungJenis pohon pelindung: Dadap (Erythrina lithosprema),
Sengon laut (Albizia falcata), Lamtoro, Kemlandingan, Petai Cina
(Leucaena sp). Tanaman Penutup Tanah Tanaman penutup tanah yang
sering digunakan : Kacang Asu (Calopogonium muconoides), Vigna
hesei, Indigofera hendecaphila. 3.3. Teknik Penanaman 3.3.1.
Penentuan Pola Tanaman Pola tanam yang sering dipakai adalah:
Hubungan kwadrat, dengan jarak 2,5x2,5 m, sehingga tiap ha dapat
ditanami 1.600 batang. Dipakai untuk tanah datar dengan bibit
Robusta. Hubungan segi empat panjang/segi empat yang digeser. Jarak
tanam 2,5x2,5 m, 1 ha memuat 2000 batang. Dipakai untuk bibit
Arabika di dataran tinggi. Hubungan belah ketupat. Sisi yang satu
dengan yang lainnya jaraknya sama, yaitu 3,5x3,5 m, tapi dibuat
miring dengan tanaman sebatang di tengah-tengahnya. Cocok untuk
tanaman berdaun lebar. Hubungan segitiga sama sisi. Jarak sisi
dengan sisi 2,75 m. Cocok untuk tanah datar. Hubungan barisan
dengan jarak tanam antar tanaman 1,75 m dan antar barisan 3,5 m.
Dari pola-pola di atas yang paling banyak dipakai dan mudah adalah
hubungan kwadrat, tetapi yang paling baik pembagiannya adalah
hubungan segitiga sama sisi. 3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam Lubang
tanam dibuat 3-6 bulan sebelum tanam untuk memperbaiki struktur
tanah dan membunuh bibit penyakit. Lubang dibiarkan terbuka, supaya
terkena sinar matahari dan memperoleh gas asam arang dari udara.
Lubang diberi pupuk organis/pupuk hijau yang terdapat di
sekitarnya. Cara membuat dan menutup lubang: Lubang dibuat pada
teras/pada ajir yang telah ditetapkan dengan ukuran rata-rata 60 x
60 x 60 cm. Tanah kurang subur ukurannya 80 x 80 x 80 cm dan tanah
yang baru dan subur ukurannya 50 x 50 x 50 cm. Tanah galian
dipisahkan antara tanah bagian atas dan bagian bawah. Dua bulan
sebelum tanam, masing-masing bagian tanah galian dicampur dengan
200 gram belerang dan 200 gram kapur pertanian. Sekitar 0,5-1 bulan
sebelum tanam, tanah galian bawah dimasukkan dalam lubang. Tanah
bagian atas dicampur dengan 20 liter pupuk kandang /kompos dan
dimasukkan dalam lubang. Di tengah lubang yang telah ditutup,
ditandai dengan ajir, untuk memudahkan mencari lubang
sewaktu akan menanam. 3.3.3. Cara Penanaman Cara penanaman:
tanah penutup yang bentuknya cembung digali 20 cm atau sedalam
leher akar. Setelah bibit ditanam, dijaga perakarannya jangan
sampai bengkok. Kemudian tanah di sekitar tanaman dipadatkan. 3.4.
Pemeliharaan Tanaman 3.4.1. Penjarangan dan Penyulaman Jadwal
pemeriksaan untuk penyulaman:a) Selama 2 minggu setelah tanam,
kebun diperiksa 2 kali/minggu.b) Tanaman berumur 2-4 minggu,
diperiksa 1 kali/minggu.c) Selama 6 bulan berikutnya kebun
diperiksa 1 kali/bulan. Penyulaman dilakukan pada awal dan akhir
musim hujan atau bila dalam keadaan memaksa. Penyulaman masih boleh
dilakukan apabila tanaman belum kelihatan rimbun. Cara memindahkan
bibit sulaman dengan cara putaran, supaya tumbuhnya lebih cepat.
3.4.2. Pembubunan Pada waktu tanaman masih muda, pembubunan
(pendangiran) dilakukan di sekeliling batang, dicangkul tipis
dengan jarak 30 cm dari batang. Tahun berikutnya diperdalam dan
diperlebar. Biasanya dilakukan 2 x setahun, yaitu pada awal musim
kemarau dan awal musim hujan. Bila tanaman sudah tua, perlu
diadakan pencangkulan menyeluruh di dalam kebun. 3.4.3. Perempalan
Untuk pemeliharaan/produksi Bertujuan untuk membuang cabang yang
tidak dikehendaki, cabang yang sakit, dan cabang yang sudah tidak
produktif. Ada 2 macam pemangkasan pemeliharaan, yaitu pemangkasan
berat dan pemangkasan ringan (wiwilan). Pemangkasan berat dilakukan
setelah panen, dan diulangi setiap 3 bulan sekali. Pemangkasan
ringan dilakukan sebulan sekali pada musim kemarau dan 2 bulan
sekali pada musim hujan. Untuk cabang primer bertujuan untuk
merangsang terbentuknya cabang sekunder dan mencegah cabang primer
tumbuh terlalu panjang, sehingga tanaman dapat menghasilkan buah
yang banyak. Untuk peremajaan Bertujuan untuk mengganti tajuk
tanaman lama dengan tajuk baru yang masih muda dan produktif.
Peremajaan dilakukan setelah panen besar atau pada akhir musim
kemarau menjelang musim hujan. Kurang lebih 2 minggu sebelum
pemangkasan dilakukan pemupukan agar pertumbuhan batang barunya
memuaskan. 3.4.4. Pemupukan
Pupuk organik Mulsa/mulch, yang berasal dari daun-daun, serasah
sekitar tanaman kopi, rumput-rumput hasil penyiangan, hasil
pemangkasan pohon pelindung dan tanaman penutup tanah, daging buah
yang sudah mengering. Fungsinya: menambah beberapa unsur hara,
memperbaiki unsur tanah, dan melindungi tanah dari kekeringan di
musim kemarau Waktu pemberian : awal dan akhir musim hujan Caranya:
pupuk ditumpuk di sekitar batang kopi setebal 15 cm. Lebar tanah
yang ditumpuki mulsa sama dengan lebar lingkaran parit untuk pupuk
buatan. Pupuk kandang/kompos Fungsi: digunakan pada tanah yang
cukup liat Waktu: 1-2 tahun sekali pada awal musim hujan bersamaan
dengan pemberian pupuk buatan. Caranya: pupuk dimasukkan ke dalam
lubang pupuk sebelum pupuk buatan. Pada tanah yang sangat masam
ditambah dengan kapur 1/4-2/4 kg/tanaman yang diberikan sekali
dalam 2-4 tahun. Dosis: 1-2 kaleng/tanaman (20-40 liter),
tergantung umur tanaman. Pupuk buatan Unsur yang diperlukan:- Unsur
N, untuk pertumbuhan vegetatif.- Unsur P, untuk pembentukan akar
baru dan pembungaan - Unsur K, untuk pemasakan buah Pemupupukan
dilakukan sebanyak 2 kali setahun, yaitu :- awal musim hujan 1/2
dosis N dan 1 dosis P2O5- akhir musim hujan 1/2 dosis N dan 1 dosis
K2O Dosis pemupukan tanaman kopi yang tepat baru bisa diketahui
setelah ada hasil analisa kimia tanah, analisa kimia jaringan
tanaman (daun) dan percobaan pemupukan. Dosis sementara per pohon
yang dapat dipakai adalah :- Umur tanaman 1 tahun:N=20 gram; P2O5 =
20 gram; K2O = 20 gram.- Umur tanaman 2 tahun:N=40 gram; P2O5 = 40
gram; K2O = 40 gram.- Umur tanaman 3 tahun:N=60 gram; P2O5 = 40
gram; K2O = 60 gram.- Umur tanaman 4 tahun:N=80 gram; P2O5 = 40
gram; K2O = 80 gram.- Umur tanaman 5-10 tahun:N=120 gram; P2O5 = 60
gram; K2O = 120 gram.- Umur tanaman >10 tahun:N=160 gram; P2O5 =
80 gram; K2O = 160 gram. Cara pemberiannya: membuat lubang kecil
berbentuk parit yang mengelilingi tanaman sejauh 3/4 lebar tajuk.
Pupuk dimasukkan dalam lubang. Lubang ditutup dengan tanah dan
dipadatkan supaya pupuk tidak menguap. 3.4.5. Pemeliharaan Lain
Pemangkasan tanaman pokokPemangkasan bentuk bertujuan untuk
pembentukan kerangka pohon, sehingga tanaman tidak terlalu tinggi,
menghasilkan cabang yang kuat, letaknya teratur, arahnya menyebar
dan produktif. Ada 2 macam pemangkasan bentuk, yaitu pemangkasan
untuk membentuk tajuk berbatang tunggal dan tajuk berbatang ganda.
Pemangkasan pohon pelindung pokok Ada dua macam, yaitu pemangkasan
bentuk dan pemangkasan untuk mengatur cahaya. Pemangkasan ini
dilakukan pada awal/akhir musim hujan,
atau apabila keadaan kebun sangat gelap. Pemangkasan pohon
pembantu dan tanaman penutup tanah Pohon pembantu dipangkas setelah
pohon pelindung utama berfungsi. Pemangkasan tanaman penutup tanah
dilakukan 2-4 kali dalam 1 tahun atau mendekati musim panen. 3.5.
Hama dan Penyakit 3.5.1. Hama pada Akar Pratylenchus pratensi
(Tylenchuscoffea atau Anguilulina pratensis)Gejala: (1) akar kopi
berwarna kekuningan kemudian kehitaman, dan coklat keungu-unguan
serta membusuk; (2) pertumbuhan lambat, daun menguning dan rontok,
karena tidak ada perakaran baru; (3) pucuk pohon tidak berdaun,
sehingga disebut "Leher Burung Elang". Pengendalian: (1) akar bibit
dimasukkan dalam air panas 49,5 derajat C, selama 10 menit; (2)
semua pohon dicabut, kemudian ditanami lamtoro atau Crotalaria dan
Salvia selama 2 tahun, sehingga nematoda tidak mendapat makanan;
(3) perlindungan sinar matahari harus merata, tanaman dibuat padat,
tiap lubang ditanami 3-5 bibit, kemudian dipilih yang paling kuat
dan diberi pupuk organis; (4) pohon yang berkembang lambat distump,
kemudian disambung. Rotelynchus similis (Tylenchus acutocaudetus
atau Tylenchus similis dan Anguillulina similis)Gejala dan
pengendalian sama dengan pratylenchus pratensi. Heterodera marioni
(Heterodera javanika, Heterodera radicocila, dan Caconema
radicicola)Ciri: larva yang baru menetas panjangnya 0,4-0,5 mm dan
bergerak bebas di tanah, dan berkembang lebih lanjut dalam tanaman.
Tubuh yang betina menggembung menjadi bundar dan yang jantan
panjangnya 1,2-1,9 mm. Gejala: membentuk
benjolan-benjolan/bintil-bintil pada akar dan menyerang lebih dari
1000 tanaman. Pengendalian: secara preventif adalah tidak
menggunakan benih, melainkan stump bibit yang tanahnya belum kena
infeksi. 3.5.2. Hama pada Batang dan Ranting Penggerek
merahPenyebab: kumbang merah (Zeuzera coffea). Ciri-ciri: Penggerek
berwarna merah, pada dada dan perutnya terdapat bulatan kuning.
Panjangnya sampai 5 mm. Gejala: terdapat lubang-lubang di atas
batang (puncak) dan pada bagian batang yang tebal, kayu dan kulit
pohon rusak, kayu dan batang patah pada tempat yang terdapat lubang
melingkar. Pengendalian: memangkas cabang-cabang yang diserang;
membuang pohon-pohon yang telah mati; DDT atau BHC dimasukkan dalam
lubang. Penggerek ranting/ bubuk dahan(Xylosandrus morstati,
berwarna hitam); (Xylosandrus morigerus, berwarna coklat)
Pengendalian: memotong bagian yang digerek dan dibakar; memperbaiki
keadaan tanaman; menanam tanaman yang lebih tahan terhadap
penggerek; melepaskan parasit Tetratichus xylebororum. Kutu hijau
(Coccus viridis)Ciri: kutu hijau yang sudah dewasa berbentuk bulat
telur dengan panjang 2,5-5 mm, tubuhnya dilindungi perisai yang
agak keras, serta mengeluarkan cairan madu. Pengendalian: (1) cara
biologis: melepaskan musuh alami, yaitu cendawan Cephalosporium
lecanii, dan cendawan hitam, parasit Coccophagus bogoriensis dan
Tetraticcus lecanii, predator kumbang Coccinella melanophthalmus,
dan Orchus jantinus; (2) secara mekanis: memangkas bagian-bagian
yang terserang kemudian dibakar. Membuang dan tidak menanam pohon
pelindung yang disenangi hama tersebut, seperti gamal (Glisirida
maculata); (3)
secara kimiawi: Dengan penyemprotan insektisida yang dianjurkan,
antara lain : Anthonio 330 EC, Azodrin 60 WSC, Bayrusil 250 EC,
Bidrin 24 WSC, Dimecron 50 SCW, Dimacidae 400 EC, Hostathion 40 EC,
Nogos 50 EC, Orthene 75 SP, Sevin 85 dan Supracide 40 EC dengan
dosis sesuai petunjuk. Kutu lamtoro (Ferrisia virgata)Ciri:
badannya diselaputi bahan penutup tubuh yang keadaanya lunak
semacam lilin. Gejala:(1) pertumbuhannya menjadi lambat; (2)
bagian-bagian yang diserang (tunas-tunas, pupus daun, tangkai dan
tulang daun, ranting-ranting, tangkai dari dompolan bunga dan buah)
menjadi layu dan kering; (3) kotoran yang manis rasanya banyak
dikerumuni semut, terutama jenis semut gramang (Plagiolepesis
longipes). Pengendalian: (1) secara biologis: melepaskan musuh
alaminya, yaitu parasit Leptomastix, nyamuk Dipplesis, predator
Scymus sp. dan Cryptolemus sp.; (2) secara mekanis: memotong bagian
yang terserang dan membunuh semut-semut gramang yang dilakukan pada
musim kemarau. Pengendalian secara kimia : dilakukan seperti
memberantas kutu hijau. 3.5.3. Hama pada Bunga dan Buah
Stephanoderes hampeiCiri: berwarna coklat tua, dan besarnya 1,5 mm.
Gejala: (1) kopi yang terserang kelihatan ada satu atau dua lubang
yang terdapat dekat dasar buah; (2) pada biji kopi yang masih hijau
terdapat bubuk-bubuk yang berwarna coklat dan hitam. Sedang pada
biji kopi yang telah masak terdapat larva-larva yang berwarna putih
yang jumlahnya sampai 20 ekor. Pengendalian: (1) menanam selain
Robusta, apabila banyak hama bubuk buah; (2) keadaan dijaga jangan
sampai lembab, basah dan gelap; (3) pohon pelindung dikurangi dan
buah yang berjatuhan dan berlubang dikumpulkan dan dimusnahkan; (4)
disemprot dengan DDT, RIN, PARATHION. Kutu busuk/kepik
(Antestiopsis liniaticolis Stal)Gejala: pada waktu panen biji
kelihatan hampa dan terapung bila dicelup dalam air, biji kelihatan
berisi tapi tidak normal, buah berwarna coklah berwarna coklat,
ujung cabang sering mengering, sukar berkembang dan bentuknya
seperti sapu. Pengendalian: menggunakan insektisida, seperti
Folidol M atau Folidol E 605, 25 gram/100 liter air; perlakuan
tersebut dilakukan 2 minggu sekali, pada saat menjelang berbunga
sampai proses pembungaan selesai atau menjadi buah. Kutu dompolan
(Pseudococcus citri)Ciri: berbentuk bulat lonjong agak pipih, tubuh
larva dan kutu betina ditutupi dengan lapisan seperti lilin yang
berwarna putih. Gejala: pertumbuhan tanaman terhenti; daun-daun
menguning; calon bunga gagal menjadi bunga; buah
rontok/perkembangannya akan terhambat dan kulitnya berkeriput.
Pengendalian: (1) secara biologis : melepaskan parasit Angyrus
greenii, dan Leptomastix abyssinica, predator kumbang Symnus
apiciflatus, S. roepkei, Cryptolaemus mentrousieri, memberantas
semut yang suka membawa kutu, terutama pada musim kemarau; (2)
secara mekanis dan secara kimiawi: sama dengan memberantas kutu
hijau. Kupu-kupu (Dichocrocis crocoda meyrick)Gejala: Ulat yang
masih kecil merusak/memakan daun antara tulang-tulang daun sampai
habis, sehingga tinggal kerangkanya. Pengendalian: masa larva yang
baru menetas lebih mudah diberantas. Ngengat atau Kupu-kupu kecil
(Epicampoptera marantica Tamsi, menyerang kopi Robusta),
(Epicampoptera andersoni Tams, menyerang kopi Arabika)Gejala:
ulat daun yang masih kecil merusak atau memakan seluruh daun pada
sisi bawah, sehingga tinggal kerangka saja. Pengendalian: dilakukan
pada saat ulat masih kecil, yaitu dengan 500 gram Folidol serbuk
atau Folidol-E 30 gram/100 liter air, Dipretex 80-120 gram/100
liter air dan Gusathio 40-50 gram /100 liter air. Tungau
(Metatetranychus) Ciri: bentuknya bundar dan sangat kecil, berwarna
merah atau kuning kemerahan, kadang ditemukan pada sisi daun bawah.
Gejala: daun berubah warna menjadi perunggu. Pengendalian: dapat
disemprot dengan Organophosphate, dapat juga diberantas dengan
Metasystox 0,05 %, GUsathio-A (40-50 gram/100 liter ar). 3.5.4.
Penyakit Akar Penyakit akar hitamPenyebab: cendawan Rosellinia
bunodes dan Rosellinia arcurata. Gejala: Yang diserang Rosellinia
bunodes : batang kopi mati secara mendadak; dekat leher akar dan
akar yang besar terdapat benang-benang cendawan yang berwarna
hitam, yang kemudian bersatu membentuk lapisan hitam; kulit yang
terserang menjadi busuk, pada pangkal leher akar terbentuk callus
(bakal akar); bila bibit yang sakit dikupas, pada kayu terdapat
bintik-bintik hitam, kalau dibelah, terdapat garis-garis hitam.
Gejala: yang diserang Rosellinia arcurata :hampir sama dengan di
atas, bedanya benang cendawan yang terdapat di antara kulit dan
kayu bentuknya semacam gambar dan berwarna putih. Pengendalian:
pohon-pohon yang sakit dibongkar sampai akar-akarnya dan dibakar
habis; membuat selokan (isolasi) di sekitar yang terdapat serangan
sedalam 1 meter; mengatur drainase yang baik; lubang bekas
bongkaran diberi tepung belerang; setiap lubang 200 gram,
dimasukkan dalam tanah dan dicampur. Penyakit akar coklat Penyebab:
cendawan Formes noxius atau Pellinus lamaensis. Gejala: akar besar
yang diserang, terutama akar tunggangnya tertutup kerak yang
terdiri dari butir-butir tanah yang melekat sangat kuat; di antara
butir-butir tanah terdapat cendawan-cendawan berwarna coklat
kehitaman. Pengendalian: Sama dengan penyakit akar hitam. 3.5.5.
Penyakit Batang dan Ranting Penyakit pada batangPenyebab: Jamur
upas (Corticium salmnicolor), terutama pada daerah beriklim basah.
Gejala: yang menderita umumnya pada bagian cabang; kalau cendawan
belum masuk bagian kulit, nampak adanya selaput yang berwarna merah
jambu, makin lama berubah menjadi putih. Selaput ini adalah
sekumpulan spora cendawan; kalau masuk bagian kayu, cabang dan
ranting yang diserang akan mati; cendawan akan menjalar melalui
tangkai daun dan menjalar ke bunga dan buah. Pengendalian: cabang
yang diserang harus dipotong dan dibakar. Pemotongan dilakukan pada
bagian yang masih sehat, di bawah yang diserang; sebelum dilakukan
pemotongan, bagian yang sakit diolesi dengan fungisida, seperti
Carbolines 5% atau bubur Bordeaux. Penyakit mati ujung Penyebab:
cendawan Rhizoctonia. Penularan melalui daun dan masuk ke pembuluh
cabang.Gejala: ujung batang dan ranting mati; daun menguning dan
gugur dari batang yang terserang; pada pohon yang belum dipotong
ujungnya, penyakit ini mengakibatkan kematian ujung. Pengendalian:
segera memotong bagian yang sakit; pemotongan dilakukan pada kayu
yang sehat; semua potongan dibakar atau dikubur sampai dalam;
daerah-daerah yang
banyak diserang penyakit ini dianjurkan supaya menanam pohon
yang berbatang 3-4; bibit-bibit sebaiknya disemprot dengan bubuk
Bordeaux. Penyakit jamur upas Penyebab: Jamur upas (Corticium
koleraga) Gejala: pada lapisan daun bagian bawah terdapat suatu
tenunan tipis berwarna putih abu-abu, tertutup lapisan perak;
lapisan tersebut juga terdapat pada cabang-cabang dan buah muda
serta daun-daun-muda yang dimulai dari tepi sampai pada tunas muda;
penutup ini pada mulanya berwarna keputih-putihan, kemudian sedikit
demi sedikit menjadi coklat; daun berkerak coklat sampai hitam dan
kemudian mati seluruh cabang atau mengering; sebelum daun gugur,
sementara tetap tergantung dengan benang putih tipis dan halus.
Pengendalian: semua cabang dan ranting yang terkena gejala penyakit
ini dipotong, kemudian dibakar dan yang menyerang biji-biji
dirampas lalu dibenamkan sedalam-dalamnya; penyakit ini dapat
dicegah dengan semprotan 3-4 kali dengan menggunakan Cupravit
250-500 gram dalam air 100 liter. Penyemprotan biasanya dilakukan
sebelum musim penghujan. 3.5.6. Penyakit Daun Karat daunPenyebab:
cendawan Hemileia vastatrix. Gejala: banyak menyerang kopi Arabika,
terutama menyerang daun-daun muda pada kelembaban yang tinggi; pada
sisi bawah daun terdapat bercak-bercak berwarna kuning muda,
kemudian berubah menjadi kuning tua; bercakbercak ini berbentuk
bulatan kecil dengan diameter 0,5 cm dan bercak-bercak yang
berdekatan akan menyatu dan bentuknya tidak teratur dengan diameter
mencapai 5 cm; pusat bercak-bercak mengering dan berubah warna
menjadi coklat; bercak-bercak dapat dilihat pada daun bagian atas,
tetapi tepung-tepung yang berwarna oranye hanya dapat dilihat dari
bagian bawah; daun yang terserang akan gugur, sehingga dapat
menyebabkan pohon kopi gundul dan akhirnya mati. Pengendalian:
menanam jenis kopi Arabika yang tahan, misalnya S 795, S 288, dan S
333; menjaga kondisi tanaman agar tidak berbuah terlalu lebat;
menggunakan fungisida Dithane M 45 dengan konsentrasi 0,2 % atau 2
cc per liter air dengan interval penyemprotan 2 minggu sekali;
penyemprotan dilakukan pada awal mulainya hujan lebat dengan
memperhatikan cara-cara penyemprotan; fungisida lain: Bubur
Bordeaux (BB), Copper oxychloride 50, Copper oksida, Benomiel,
Mankozeb, Benlate, Cuprovit OB 21, Difolatan 4 F, Dithane M-45 80
WP, dan Vitigran Blue. Penyakit bercak daun coklat Penyebab:
cendawan Cercospora coffeicola. Gejala: pada daun terdapat
bercak-bercak bulat, berwarna coklat atau coklat tua, pada bercak
yang tua, terdapat warna putih atau kelabu, seperti ditaburi debu
hitam; bercak tampak jelas pada permukaan bagian atas daun; umumnya
berdiameter kurang dari 0,5 cm. Kalau cuaca lembab, bercak dapat
lebih besar; serangan yang besar dapat menyebabkan rontoknya daun;
serangan banyak terdapat pada pesemaian; serangan pada buah
terdapat pada sisi yang banyak mendapat cahaya. Pengendalian:
mengurangi kelembaban dengan cara mengurangi penyiraman;
memperbaiki drainase dan mengurangi peneduh; memotong bagian daun
yang sakit dan membakar; menyemprot tanaman dengan teratur
menggunakan fungisida, seperti : BB, Mankozen, Copper oxichloride,
dll. Penyakit hangus Penyebab: cendawan Root-dauw, yaitu cendawan
sekunder yang tumbuh, karena kotoran serangga yang rasanya manis.
Gejala: pada permukaan daun terdapat lapisan
berwarna hitam; pada daun-daun itu umumnya banyak semutnya;
lapisan hitam pada daun mengakibatkan suhu pada permukaan daun
tinggi, karena warna hitam dapat menyerap panas, panas musim kering
dapat mempercepat layunya daun. Pengendalian: semua serangga
disemprot dengan insektisida; lapisan hitam dibersihkan. 3.5.7.
Penyakit pada Bunga dan Buah Penyakit bunga bintang (banyak
menyerang kopi Arabika)Penyebab: penyakit ini disebabkan pengaruh
iklim dan keadaan tanah, terutama pada daerah yang sangat lembab
dan tanah-tanah yang basah. Gejala: daun mahkota bunga warnanya
hijau, tebal dan arah melengkung ke dalam; pada benang sarinya
tidak nampak jelas bagian tangkai sari dan benang sari; bunga tidak
dapat menjadi buah. Pengendalian: menanam tanaman kopi yang lebih
tahan terhadap penyakit ini; pengaturan naungan; pemangkasan yang
baik, terutama menghadapi musin hujan. Penyakit bunga/ranting muda
Penyebab: ngengat berbau busuk dari jenis Lygus dan Volumnus.
Gejala: kuncup bunga berwarna hitam dan tidak membuka; beberapa
ujung ranting mati, bentuk atau kerusakan itu disebut "Witches
broom". Pengendalian: Sama dengan point 1. Kuncup bunga tidak
berkembang Penyebab: tidak adanya hujan kiriman untuk merangsang
berkembangnya kuncup bunga. Pengendalian: tanaman diairi dengan
cara leb atau curah; cara leb dilakukan dengan mengalirkan air
melalui parit-parit yang dibuat di kanan kiri tanaman; cara
curah/semprot dilakukan dengan menggunakan sprinkler, sehingga
jatuhnya air menyerupai hujan; pengairan biasanya dilakukan pada
sore atau menjelang malam hari, sehingga pada malam sampai pagi
hari kebun menjadi lembab seperti habis hujan. Penyakit bercak
hitam pada buahPenyebab: Cendawan Cephaleuros coffea Gejala:
mula-mula timbul bercak-bercak hitam pada kulit buah yang belum
matang, bercak-bercak melebar hingga seluruh kulit buah mengering
dan berwarna hitam, pada bercak tersebut timbul rambut-rambut halus
yang pada ujungnya terdapat butiran-butiran spora berwarna merah.
Pengendalian: (1) bila buah di kebun masih sangat muda dan panennya
masih lama, maka tanaman boleh disemprot dengan fungisida,
selanjutnya buah-buah yang terserang dipetik dan dibakar; (2) bila
buah di kebun sudah cukup tua, maka buah tidak boleh disemprot
dengan fungisida, buah tua yang terserang, dipetik dan direbus
untuk diolah secara kering. Penyakit buah rontok Penyebab: kebun
terlalu lembab, gelap atau terlalu panas. Gejala: buah banyak yang
rontok sebelum waktunya. Pengendalian: mengatur jumlah naungan
setepattepatnya. 3.5.8. Gulma Jenis gulma yang sering tumbuh:
Alang-alang (Imperata cylindrica), teki (Cyperus rotundus),
Cyanodon dactylon, Salvia sp. (beracun), Digitaria (beracun),
belimbing-belimbingan (Oxalis spp.), dan Micania cordata.
Akibat/kelainan-kelainan: daun menguning, tanaman kerdil atau
kurus, cabang-cabang palgiotrop mati, buah berukuran kecil,
produksi rendah, kekeringan pada musim kemarau, atau gejala
kekurangan unsur hara lainnya. Pengendalian secara mekanis: Lahan
yang baru dibuka dan tidak segera ditanami, harus ditanami tanaman
penutup tanah. Bila gulma alang-alang masih saja tumbuh, sebaiknya
memakai herbisida scout 180/22 AC dengan dosis sesuai anjuran.
Bedengan pembibitan harus selalu dibersihkan dari gulma dengan
melakukan penyiangan 3 minggu sekali. Penyiangan dilakukan dengan
menggunakan tangan. Pengendalian di daerah perakaran dilakukan
dengan memberikan mulch (mulsa) atau penyiangan dengan menggunakan
tangan. Mulch ditumpuk di sekitar batang/daerah perakaran setebal
15 cm. Pengendalian di luar daerah perakaran dilakukan dengan
menanami tanaman penutup tanah. Apabila gulma tetap ada, dapat
disiangi dengan cangkul, atau disemprot dengan herbisida.
Pengendalian secara kimiawi (dengan menggunakan herbisida), yaitu
:a) Paraquat dicampur dengan Napropamide/Diuron/Terbumeton untuk
memberantas gulma: Ageratum conizoides, Euphar biahirta, Erecktitas
valeiranfoliab) Dalapon dicampur dengan Terbumeton untuk
memberantas Axonopus compressus, Cynodon dactylon.c) Paraquat untuk
memberantas Paspalum conjugatum.d) Dalapon disusul Paraquat untuk
memberantas alang-alang (Imperata cylindrica). 3.6. Panen 3.6.1.
Ciri dan Umur Panen Umur panen: Tanaman kopi Robusta pada umur 2,5
tahun. Tanaman kopi Arabika pada umur 2,5-3 tahun. Di dataran
rendah tanaman kopi lebih cepat berbuah. Waktu pemanenan ada 3
tahap, yaitu: Pemetikan pendahuluan, yang dilakukan pada bulan
Februari/Maret untuk memetik buah yang terserang bubuk. Kopi yang
terserang berwarna kuning sebelum berumur 8 bulan. Petik merah
(Panen raya / Pemetikan besar-besaran), dimulai pada bulan Mei/Juni
untuk memetik buah yang sudah berwarna merah. Panen ini berlangsung
selama 4-5 bulan dengan giliran pemetikan pertanaman 10-14 hari.
Petik hijau (Petik Racutan), dilakukan apabila sisa buah di pohon
tinggal 10%. Caranya degan memetik semua buah yang masih
tertinggal, baik yang merah maupun yang hijau. 3.6.2. Cara Panen a)
Buah kopi dipetik satu per satu dengan menggunakan tangan.b)
Pemetikan di pohon yang tinggi dibantu dengan tangga. 3.6.3.
Periode PanenKopi Liberika dapat dipanen sepanjang tahun. Kopi
Robusta dan Arabika yang ditanam di daerah kering berproduksi pada
musim tertentu. 3.6.4. Prakiraan Produksi Jumlah buah kopi yang
dipetik pada pemanenan pertama biasanya sedikit. Jumlah produksi
akan meningkat dari tahun ke tahun dan mencapai puncaknya setelah
berumur 7-9 tahun. Produksi rata-rata pada umur 7-9 adalah 5-15
kuintal kopi beras/ha/tahun, tergantung jenisnya. Kopi robusta
rata-rata mencapai 9-15 kwintal/ha/tahun, sedangkan Arabika 5-7
kwintal/ha/tahun dan apabila dikelola secara intensif bisa mencapai
20 kwintal/ha/tahun. 3.7. Pascapanen
3.7.1. PengumpulanKopi yang telah dipetik dikumpulkan dan
dipisahkan antara warna yang merah, hijau atau hitam. Selanjutnya
dibawa ke tempat pengolahan. 3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan
Tahap-tahap sortasi kopi asalan (dilakukan petani) adalah: Sortasi
penggolongan asal, jenis kopi, dan cara pengolahannya.Kopi
dibedakan berdasarkan: pengolahan basah atau kering; gelondongan
merah dan bernas, gelondongan hijau, kopi rambang, atau kopi yang
terserang bubuk; dan dari jenis Robusta (berwarna hijau muda-hijau
kekuningan), Arabika (berwarna kebiru-biruan), atau
Liberika/HIbrida (berwarna kuning kecoklatan). Sortasi untuk
membersihkan kotoran Bertujuan untuk membersihkan kopi dari kopi
gelondongan, kopi berkulit tanduk, dan kotoran, seperti pecahan
ranting, kulit biji, tanah, kerikil, serangga, biji berjamur dan
berbau busuk. Petani biasanya hanya melakukan sortasi sampai tahap
ini. Sortasi untuk menentukan kelas mutu Bertujuan untuk
mengklasifikasikan kopi menurut standar mutu yang telah ditetapkan.
Kopi dipisah-pisahkan menurut jumlah nilai atau kadar cacatnya
3.7.3. Penyimpanan Syarat gudang penyimpanan: Harus mempunyai
aliran udara (ventilasi) yang lancar dan cukup, agar suhunya lebih
konstan (stabil). Suhu optimum gudang 20-25 derajat C dengan
kelembaban 50-70 %. Gudang harus bersih, bebas dari hama dan
penyakit serta bau asing lainnya.Karung ditumpuk di lantai yang
diberi alas bambu/kayu setinggi 10 cm. Sisi bawah dan samping
karung tidak boleh berhubungan langsung dengan tembok atau lantai
karena dapat menyebabkan kopi lembab. 3.7.4. Pengemasan dan
Pengangkutan Kopi yang sudah diklasifikasikan mutunya dicampur
sampai rata dan disimpan dalam karung yang bersih dan kering. Untuk
ekspor menggunakan karung HC green 1,2 kg. Masing-masing karung
berisi 60 kg, sehingga berat kotor karung dan isinya menjadi 61 kg.
Karung-karung diberi merek dan kode-kode tertentu yang telah
ditetapkan standar mutu kopi. Mulut karung dijahit zigzag dengan
tali goni dan disimpan dalam gudang yang memenuhi syarat.
IV. Gambaran Peluang Agribisnis Prospek kopi cukup
menggembirakan bila dilihat dari jumlah perolehan devisa dan jumlah
kopi yang dikonsumsi di dalam negeri. Namun perdagangan kopi di
Indonesia masih mempunyai banyak kendala yang cukup berat, yaitu
terjadinya kelebihan produksi. Beberapa usaha telah dilakukan oleh
pemerintah maupun pihak terkait untuk mengatasi hal tersebut,
antara lain meningkatkan nilai ekspor dan tingkat konsumsi dalam
negeri. Usaha untuk meningkatkan nilai ekspor masih menemui
hambatan, yaitu adanya kuota produksi oleh Organisasi Kopi Dunia
(ICO) dan rendahnya mutu kopi Indonesia. Mutu kopi yang rendah
berpengaruh terhadap harga dan pasaran ekspornya. Untuk mengatasi
masalah tersebut, pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan yang
menekankan pada peningkatan mutu kopi dan
membatasi meluasnya areal kopi. Dengan kebijaksaan baru ini,
diharapkan prospek kopi akan semakin cerah, karena harga kopi akan
meningkat dan dapat menembus pasar ekspor yang lebih luas.
V. STANDAR PRODUKSI 5.1. Ruang LingkupStandar ini meliputi
syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara
pengemasan. 5.2. DiskripsiKopi adalah biji dari tanaman Coffe sp.
dalam bentuk bugil dan sebelum digoreng. 5.3. Klasifikasi dan
Standar Mutu Jenis mutu Berdasarkan jenis kopinya ada 3 golongan,
yaitu: Robusta, Arabika, jenis-jenis lainnya. Berdasarkan cara
pengolahannya ada 2 golongan, yaitu: pengolahan kering dan
pengolahan basah. Berdasarkan nilai cacatnya ada 6 tingkat, yaitu:
mutu 1,2,3,4,5, dan 6. Klasifikasi mutu berdasarkan sistem nilai
cacat.Mutu 1: Jumlah nilai cacat maksimum 11Mutu 2: Jumlah nilai
cacat 12-25Mutu 3: Jumlah nilai cacat 26-44Mutu 4: Jumlah nilai
cacat 45-80Mutu 5: Jumlah nilai cacat 81-150Mutu 6: Jumlah nilai
cacat 151-225 Penentuan besarnya nilai cacat.Jenis cacat 1 (satu)
biji hitam: nilai=12 (dua) biji hitam sebagian=11 (satu) biji hitam
pecah=11 (satu) kopi gelondongan=14 (empat) biji coklat=11 (satu)
husk ukuran besar=12 (dua) husk ukuran sedang=15 (lima) husk ukuran
kecil=110 (sepuluh) biji berkulit ari (robusta proses basah)=12
(dua) biji berkulit tanduk=12 (dua) kulit tanduk berukuran besar=15
(lima) kulit tanduk berukuran sedang=110 (sepuluh) kulit tanduk
berukuran kecil=15 (lima) biji pecah=15 (lima) biji muda=110
(sepuluh) biji berlubang satu=15 (lima) biji berlubang lebih dari
satu=110 (sepuluh) biji bertutul-tutul (untuk proses basah)=11
(satu) ranting, tanah atau batu berukuran besar=51 (satu) ranting,
tanah atau batu berukuran sedang=21 (satu) ranting, tanah atau batu
berukuran kecil=1Catatan : Nilai cacat pada data di atas merupakan
penjumlahan nilai cacat dari 300 gram contoh kopi. Tiap jenis mutu
kopi dapat diidentifikasi lebih lanjut dan disebutkan daerah
asalnya. Syarat mutu Pengolahan kering Kadar air maksimum 13%
(bobot/bobot) Kadar kotoran berupa ranting, batu, gumpalan tanah
dan benda-benda asing lainnya, maksimum 0,5 % (bobot/bobot) Bebas
dari serangga hidup Bebas dari biji berbau busuk, berbau kapang dan
bulukan Biji tidak lolos ayakan ukuran 3x3 mm (8 mesh) dengan
maksimum lolos 1% (bobot/bobot)
Untuk bisa disebut biji ukuran besar, harus memenuhi persyaratan
tidak lolos ayakan ukuran 5,6x5,6 mm (3,5 mesh) dengan maksimum
lolos 1% (bobot/bobot) Pengolahan basah Kadar air maksimum 12%
(bobot/bobot) Kadar kotoran berupa ranting, batu, gumpalan tanah
dan benda-benda asing lainnya, maksimum 0,5% (bobot/bobot) Bebas
dari serangga hidup Bebas dari biji berbau busuk, berbau kapang dan
bulukanUntuk Robusta dibedakan: Biji berukuran besar (L) tidak
lolos ayakan lubang bulat ukuran diameter 7,5 mm dengan maksimum
lolos 2,5% (bobot/bobot) Biji ukuran sedang (M) lolos ayakan lubang
bulat diameter 7,5 dan tidak lolos ayakan lubang bulat ukuran
diameter 6,5 mm dengan maksimum lolos 2,5% (bobot/bobot) Biji
ukuran kecil (S) lolos ayakan lubang bulat diameter 6,5 dan tidak
lolos ayakan lubang bulat ukuran diameter 5,5 mm dengan maksimum
lolos 2,5% (bobot/bobot)Untuk jenis selain Robusta ukuran biji
tidak dipersyaratkan. 5.4. Pengambilan Contoh Cara pengambilan
contoh:Contoh diambil secara acak sebanyak akar/pangkat dua dari
jumlah karung, dengan maksimum 30 karung dari tiap partai barang,
kemudian dari tiap karung diambil secukupnya dari bagian atas,
tengah dan bawah dengan menusuk karung sehingga diperoleh jumlah
berat sebanyak kira-kira 10 kg.Contoh diaduk merata, kemudian
dibagi empat dan dua bagian diambil secara diagonal. Cara ini
dilakukan beberapa kali sampai contoh mencapai 1 kg, yang kemudian
dimasukkan ke dalam kantong palstik, disegel dan diberi label untuk
ditentukan mutunya. Petugas pengambil contoh:Petugas pengambil
contoh harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah berpengalaman
atau dilatih labih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan
hukum. 5.5. Pengemasan Cara pengemasan: kopi dikemas dengan
sekurang-kurangnya satu lapis karung baru yang baik, kering dan
bersih. Berat bersih tiap karung adalah 60 Kg. Pemberian merek:
nama barang, jenis mutu, identitas penjual, produce of Indonesia,
berat bersih, nomor karung, identitas pembeli, pelabuhan/negara
tujuan.
Karakteristik Tanaman Kopi dalam Usaha Budidaya Tanaman
KopiMay.02, 2010 in Aspek Teknis Usaha, Dari Kami, Pengetahuan
Umum, Usaha Perkebunan
Persyaratan Tumbuh : Salah satu kunci keberhasilan budidaya kopi
yaitu digunakannya bahan tanam unggul sesuai dengan kondisi
agroklimat tempat penanaman. Kondisi lingkungan perkebunan kopi di
Indonesia sangat beragam dan setiap lingkungan tersebut memerlukan
adaptabilitas spesifik dari bahan tanam yang dianjurkan. Pada
tanaman kopi, iklim dan tanah sangat berpengaruh terhadap perubahan
morfologi, pertumbuhan dan daya hasil. Tanah dan Iklim Kopi hanya
dapat menghasilkan dengan baik apabila ditanam pada tanah yang
sesuai, yaitu tanah dengan kedalaman efektif yang cukup dalam (>
100 cm), gembur, berdrainase baik, serta cukup tersedia air, unsur
hara terutama kalium (K), harus cukup tersedia bahan organik (>
3 %). Derajat 6,5. kemasaman (pH) yang ideal untuk pertumbuhan
tanaman kopi berkisar antara 5,3 Persyaratan kondisi iklim dan
tanah optimal untuk tanaman kopi selengkapnya tercantum pada Tabel.
Persyaratan Kondisi Iklim dan Tanah Optimal untuk Kopi Robusta dan
Kopi Arabika Syarat Tumbuh Kopi Robusta Iklim Tinggi Tempat (m 300
600 dpl) Suhu Udara Harian (o 24 30 C) Curah Hujan Rata1.500 rata
(mm/th) 3.000 Jumlah Bulan Kering 1 3 (bl/th) Tanah Derajat
Kemasaman 5,5 6,5 (pH) Kandungan B.O (%) >3 Kedalaman Efektif
> (cm) 100 Kemiringan 40 Maksimum (%) Sumber: Hulupi (1998) Kopi
Arabika 700 1.400 15 24 2.000 4.000 1 3
5,3
6,0
>3 > 100 40
Tanaman kopi tumbuh dengan baik pada daerah-daerah yang terletak
di antara 20o LU dan 20o LS. Berdasarkan data yang ada, Indonesia
terletak di antara 5o LU dan 10o LS. Hal ini sberarti sangat ideal
dan potensial bagi pengembangan tanaman kopi.
Selama ini tanaman kopi lazim diusahakan di Indonesia ada dua
jenis, yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta. Kedua jenis kopi
tersebut secara fisiologis menghendaki persyaratan kondisi iklim
yang berbeda. Kopi Arabika menghendaki lahan dataran lebih tinggi
daripada kopi Robusta, sebab apabila ditanam pada lahan dataran
rendah selain pertumbuhan dan produktivitasnya menurun juga akan
lebih rentan penyakit karat daun. Persyaratan Kondisi Iklim dan
Tanah Optimal untuk Kopi Robusta dan Kopi Arabika Syarat Tumbuh
Kopi Robusta Iklim Tinggi Tempat (m 300 600 dpl) Suhu Udara Harian
(o 24 30 C) Curah Hujan Rata1.500 rata (mm/th) 3.000 Jumlah Bulan
Kering 1 3 (bl/th) Tanah Derajat Kemasaman 5,5 6,5 (pH) Kandungan
B.O (%) >3 Kedalaman Efektif > (cm) 100 Kemiringan 40
Maksimum (%) Kopi Arabika 700 1.400 15 24 2.000 4.000 1 3
5,3
6,0
>3 > 100 40 Sumber: Hulupi (1998)
Technorati : Karakteristik Tanaman Kopi, Usaha Budidaya Tanaman
Kopi Del.icio.us : Karakteristik Tanaman Kopi, Usaha Budidaya
Tanaman Kopi Zooomr : Karakteristik Tanaman Kopi, Usaha Budidaya
Tanaman Kopi Flickr : Karakteristik Tanaman Kopi, Usaha Budidaya
Tanaman Kopi