INTERVENSI KESEHATAN LINGKUNGAN UNTUK PENINGKATAN SANITASI LAYAK DALAM PROGRAM PAMSIMAS TAHUN 2018
INTERVENSI KESEHATAN LINGKUNGAN UNTUK
PENINGKATAN SANITASI LAYAK DALAM PROGRAM
PAMSIMAS
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bimbinganNya maka CPMU Pamsimas dapat menerbitkan
Prosedur Operasional Baku (POB) Intervensi Kesehatan Lingkungan untuk peningkatan Sanitasi Layak
dalam Program PAMSIMAS sebagai acuan pelaksanaan tekhnis kegiatan di lapangan bagi pelaku
PAMSIMAS dalam mendukung sanitarian melaksanakan kegiatan tersebut.
Intervensi kesehatan lingkungan melalui pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat miskin yang telah
berubah perilaku dengan indikator adalah sudah tidak buang air besar disembarangan tempat dengan
memanfaatkan pola sharing atau melalui kepemilikan jamban yang belum memenuhi syarat untuk
ditingkatkan kualitasnya. Sebagai bukti bentuk stimulans keberhasilan dalam perubahan perilaku atas
intervensi STBM dalam peningkatan kesehatan lingkungan melalui peningkatan akses dan atau
peningkatan kualitas sanitasi sebagai upaya percepatan akses sanitasi 2019 sangatlah sejalan dengan
tujuan dan kebijakan yang dilakukan. Untuk itu program padat karya tunai desa melalui intervensi
kesehatan lingkungan dengan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dalam penanganan stunting
sebagai bukti percepatan akses dan peningkatan kualitas sanitasi dalam hal ini penyediaan jamban yang
memenuhi syarat serta ketersediaan tempat cuci tangan pakai sabun sebagai bukti dalam menjaga
hygiene sanitasi masyarakat sangatlah penting dan diharapkan memiliki dampak dalam perlindungan
masyarakat khususnya masyarakat miskin untuk tetap berperilaku hidup bersih dan sehat, sejalan dengan
PAMSIMAS komponen kesehatan.
Semoga dengan diterbitkannya POB ini, dapat memberikan gambaran tentang peran pelaku PAMSIMAS
dalam mendukung program Intervensi Kesehatan Lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak sesuai
pedoman teknis pelaksanaan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan.
Jakarta, Oktober 2018 KETUA CPMU PROGRAM PAMSIMAS
Ir. Tanozisochi Lase, M.Sc NIP. 1968812091995031001
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Pengertian Intervensi Kesehatan Lingkungan dan dukungan Program PAMSIMAS ..................... 1
1.2 Tujuan Intervensi Kesehatan lingkungan ...................................................................................... 2
1.3 Sasaran Intervensi ......................................................................................................................... 3
1.4 Pendekatan yang dilakukan .......................................................................................................... 4
1.5 Prinsip Program ............................................................................................................................. 5
II. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN SARANA SANITASI (INTERVENSI
KESEHATAN LINGKUNGAN) ............................................................................................. 7
2.1 Kegiatan Persiapan ........................................................................................................................ 1
2.2 Kegiatan Perencanaan .................................................................................................................. 1
2.3 Kegiatan Pelaksanaan ................................................................................................................... 6
2.4 Kegiatan Operasional Dan Pemeliharaan ..................................................................................... 1
III. DUKUNGAN PAMSIMAS DALAM INTERVENSI KESEHATAN LINGKUNGAN ......................... 3
3.1 Pelaku PAMSIMAS tingkat nasional .............................................................................................. 3
3.2 Pelaku PAMSIMAS tingkat provinsi ............................................................................................... 4
3.3 Pelaku PAMSIMAS tingkat kabupaten .......................................................................................... 6
3.4 Pelaku PAMSIMAS tingkat kecamatan .......................................................................................... 8
3.5 Pelaku PAMSIMAS tingkat desa .................................................................................................. 13
LAMPIRAN I DAFTAR DESA LOKASI SASARAN .................................................................. 14
LAMPIRAN II KETENTUAN TEKNIS KONSTRUKSI JAMBAN SEHAT ....................................... 17
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 1
I. PENDAHULUAN
Pedoman Operasional Baku (POB) ini dimaksudkan untuk memberikan acuan/arahan
dalam pelaksanaan teknis kegiatan di lapangan bagi pelaku pamsimas khususnya Tim
Fasilitator masyarakat dalam membantu sanitarian dan masyarakat dalam mengerti dan
memahami mekanisme pelaksanaan kegiatan serta meningkatkan peran serta, membina
dan memfasilitasi masyarakat atau kelompok masyarakat tentang Program Intervensi
Kesehatan Lingkungan Dalam Penanganan Stunting Melalui Peningkatan Kualitas Sanitasi
Lingkungan sesuai Pedoman Tekhnis Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Kementerian
Kesehatan.
1.1 Pengertian Intervensi Kesehatan Lingkungan dan dukungan Program
PAMSIMAS
Program Pamsimas Kesehatan bertanggung jawab terhadap komponen Peningkatan
Layanan dan Perilaku Higienis dan Sanitasi. Komponen ini bertujuan untuk membantu
memfasilitasi masyarakat dan institusi lokal dalam (1) perubahan perilaku menuju hidup
bersih dan sehat (PHBS), dan (2) peningkatan akses sanitasi dasar. Untuk itu,
komponen kegiatan yang dilakukan bertujuan meningkatkan kebutuhan, permintaan
penyediaan akses layanan sanitasi layak dan penciptaan lingkungan yang kondusif
bagi terselenggaranya program kegiatan Peningkatan Layanan dan Perilaku Higienis
dan Sanitasi.
Sasaran prioritas program PAMSIMAS bidang kesehatan diutamakan untuk
masyarakat miskin yang belum memiliki akses sanitasi. Peran masyarakat sangat
penting sebagai pelaku sasaran dalam penyediaan seluruh Kepala Keluarga (KK) di
desa untuk akses sanitasi, air bersih dan air minum yang memenuhi syarat, khususnya
untuk mendukung pilar ke 1, 2 dan pilar ke 3 STBM. Untuk itu dalam rangka
pengentasan kemiskinan yang menjadi salah satu kendala pencapaian akses dan hal
ini masih menjadi tantangan bagi pemerintah Kabupaten/Kota, diperlukan intervensi
pemerintah untuk meningkatkan akses terhadap infrastruktur dasar permukiman yang
dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sesuai arahan presiden
Republik Indonesia pada rapat terbatas tanggal 18 Oktober 2017.
Menindaklanjuti arahan Presiden tersebut diatas dan tindak lanjut rapat tingkat Menteri
di Kemenko PMK tanggal 17 Januari 2018 dengan melibatkan unit utama Kementerian
Kesehatan dalam pembahasan Program Padat Karya Tunai di Desa, maka sebagai
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 2
tindak lanjut dilaksanakan pertemuan forum koordinasi staf ahli dalam rangka
koordinasi tindak lanjut program padat karya tunai di desa (PKTD) sektor kesehatan
tanggal 15 Maret 2018. Diharapkan Kementerian Kesehatan menindaklanjuti program
ini dengan intervensi utama adalah prioritas dan lokus prioritas, dalam hal ini intervensi
di daerah stunting, dengan melihat karakteristik dan pemanfaatan program yang sudah
berjalan khususnya pendekatan STBM dengan Pamsimas dan mitra dalam bidang
kesehatan lingkungan.
Sejalan dengan Program Perdesaan Padat Karya Tunai di desa yang merupakan
kegiatan pemberdayaan masyarakat marginal/miskin yang bersifat produktif
berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja dan teknologi lokal dalam
rangka mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendapatan dan menurunkan angka
stunting. Intervensi kesehatan lingkungan melalui pemenuhan akses sanitasi bagi
masyarakat miskin yang telah berubah perilaku dengan indikator adalah sudah tidak
buang air besar disembarangan tempat dengan memanfaatkan pola sharing atau
melalui kepemilikan jamban yang belum memenuhi syarat untuk ditingkatkan
kualitasnya. Sebagai bukti bentuk stimulans keberhasilan dalam perubahan perilaku
atas intervensi STBM dalam peningkatan kesehatan lingkungan melalui peningkatan
akses dan atau peningkatan kualitas sanitasi sebagai upaya percepatan akses sanitasi
2019 sangatlah sejalan dengan tujuan dan kebijakan yang dilakukan. Untuk itu program
padat karya tunai desa melalui intervensi kesehatan lingkungan dengan pendekatan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dalam penanganan stunting sebagai bukti
percepatan akses dan peningkatan kualitas sanitasi dalam hal ini penyediaan jamban
yang memenuhi syarat serta ketersediaan tempat cuci tangan pakai sabun sebagai
bukti dalam menjaga hygiene sanitasi masyarakat sangatlah penting dan diharapkan
memiliki dampak dalam perlindungan masyarakat khususnya masyarakat miskin untuk
tetap berperilaku hidup bersih dan sehat, sejalan dengan PAMSIMAS komponen
kesehatan.
1.2 Tujuan Intervensi Kesehatan lingkungan
Tujuan penyelenggaraan Program Intervensi Kesehatan Lingkungan Dalam
Penanganan Stunting Melalui Peningkatan Kualitas Sanitasi Lingkungan adalah:
a. Memfasilitasi perubahan perilaku masyarakat yang lebih baik melalui peningkatan
kualitas akses sarana sanitasi (jamban yang memenuhi syarat serta sarana cuci
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 3
tangan pakai sabun) yang terjangkau dan yang berkelanjutan bagi masyarakat
miskin di desa STBM stunting yang belum memiliki akses sanitasi yang layak;
b. Meningkatkan keterlibatan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam
pelaksanaan pembangunan sarana sanitasi jamban yang layak kesehatan.
1.3 Sasaran Intervensi
a. Sasaran Program
Sasaran Program Intervensi Kesehatan Lingkungan Dalam Penanganan Stunting
Melalui Peningkatan Kualitas Sanitasi Lingkungan adalah:
1) Peningkatan akses sanitasi jamban sehat yang saniter bagi Kepala Keluarga
(KK) miskin yang telah berubah perilaku sehat di daerah stunting;
2) Peningkatan kualitas sanitasi jamban yang saniter KK miskin di daerah stunting;
3) Peningkatan ketersediaan Tempat Cuci Tangan Pakai Sabun bagi KK miskin
yang telah berubah perilaku di daerah stunting;
b. Sasaran Lokasi
Sasaran Program adalah 100 Kabupaten/Kota intervensi stunting yang telah
melaksanakan STBM untuk menuju akses sanitasi 100% dengan kriteria:
1) Kriteria akses sanitasi diatas 60% dan masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) dengan tujuan mempercepat akses sanitasi 100%, khususnya bagi
masyarakat miskin yang sudah berubah perilaku sehat (adanya kontrak kerja
masyarakat)
Gambar 1.1. kriteria lokasi sasaran intervensi stunting Sumber data : E-Monev Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, 2018
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 4
2) Tersedianya akses air bersih
3) Adanya kebutuhan peningkatan akses sanitasi sesuai dengan Dokumen
Rencana Kerja Masyarakat dalam STBM serta rencana aksi desa (apabila telah
disusun)
Sasaran lokasi yang didukung oleh Fasilitator masyarakat PAMSIMAS adalah
lokasi program intervensi lingkungan yang beririsan dengan PAMSIMAS, yaitu 86
desa dari 250 desa penerima program intervensi kesehatan lingkungan dalam
penanganan stunting (daftar terlampir)
1.4 Pendekatan yang dilakukan
Program intervensi kesehatan lingkungan dalam penanganan stunting melalui
peningkatan kualitas sanitasi kesehatan lingkungan bagi masyarakat miskin yang telah
berubah perilaku hidup bersih dan sehat yaitu kegiatan stimulans terhadap peningkatan
penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyrakat ini melalui:
1. Mendorong Keberpihakan pada MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah)
Orientasi kegiatan mulai proses perencanaan, pelaksanaan maupun pemanfaatan
hasil program, melibatkan masyarakat MBR di perdesaan yang sudah
melaksanakan STBM yang capaian akses sanitasinya belum 100%;
2. Mendorong Keterlibatan Masyarakat
Masyarakat diberikan kewenangan, kepercayaan, kesempatan yang luas dalam
proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemanfaatan dan pengelolaan
pembangunan prasarana sanitasi jamban yang saniter secara mandiri serta
tempat cuci tangan pakai sabun;
3. Mendorong Inisiatif Masyarakat dengan Iklim Keterbukaan
Masyarakat dilibatkan/berperan aktif dalam mengidentifikasi permasalahan,
merumuskan kebutuhan, serta pemecahan permasalahan sanitasi (penyediaan
dan peningkatan kualitas jamban yang saniter) dan tempat cuci tangan pakai
sabun secara demokratis dan transparan, serta berpihak kepada masyarakat
rentan dan perempuan serta masyarakat yang sudah berperilaku hidup bersih dan
sehat;
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 5
4. Meningkatkan Keswadayaan Masyarakat
Tumbuhnya kemauan dan kemampuan masyarakat dalam penyediaan akses dan
peningkatan kualitas sanitasi jamban yang saniter dan tempat cuci tangan pakai
sabun menjadi faktor pendorong utama dalam keberhasilan kegiatan, baik proses
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemanfaatan dan pemeliharaan
prasarana dan sarana jamban yang saniter sesuai dengan kondisi lingkungan
spesifik daerah masing-masing;
5. Menguatkan Kapasitas Masyarakat
Peningkatan dan penguatan kapasitas masyarakat dalam pembangunan akses
sanitasi dan peningkatan kualitas akses sanitasi (jamban yang saniter dan
ketersediaan tempat cuci tangan pakai sabun) melalui pendampingan Kepala
Puskesmas/ Sanitarian Puskesmas, Fasilitator Teknis Kemen PUPERA, Fasilitator
Kabupaten STBM, Penanggung Jawab Kesling Dinas Kesehatan Kabupaten, dan
Koordinator Provinsi STBM.
1.5 Prinsip Program
Dalam penyelenggaraan Intervensi Kesehatan Lingkungan Dalam Penanganan
Stunting Melalui Peningkatan Kualitas Sanitasi Kesehatan Lingkungan diterapkan
beberapa prinsip dasar sebagai berikut:
1. Tanggap kebutuhan
a. Perencanaan dan penetapan lokasi kegiatan berdasarkan kebutuhan oleh
masyarakat;
b. Masyarakat memiliki komitmen untuk melaksanakan seluruh tahapan Program
Intervensi Kesehatan Lingkungan Dalam Penanganan Stunting Melalui
Peningkatan Kualitas Sanitasi Kesehatan Lingkungan.
2. Pilihan teknologi
Masyarakat mampu memilih teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
setempat dengan diberikan edukasi tentang jenis jamban yang saniter dan model
tempat cuci tangan pakai sabun yang akan dibangun dengan difasilitasi oleh
Sanitarian/ Kepala Puskesmas dan Fasilitator Masyarakat Pamsimas, Pengelola
Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten, Fasilitator Kabupaten STBM,
dan Koordinator Provinsi STBM.
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 6
3. Partisipasi masyarakat
Masyarakat berperan aktif dalam setiap tahapan program (pemilihan sasaran yang
akan diintervensi, pemilihan teknologi/sarana yang akan dibangun, pelaksanaan
pembangunan, dan pengembangan sarana berikutnya) dengan didampingi oleh
Sanitarian/ Kepala Puskesmas dan Fasilitator Masyarakat Pamsimas, Pengelola
Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten, Fasilitator Kabupaten STBM,
dan Koordinator Provinsi STBM.
4. Kesetaraan gender
Keterlibatan baik laki-laki maupun perempuan dapat berperan aktif dalam setiap
tahapan kegiatan Program Intervensi Kesehatan Lingkungan Dalam Penanganan
Stunting Melalui Peningkatan Kualitas Sanitasi Kesehatan Lingkungan, yaitu pada
tahap perencanaan, pelaksanaan dan pasca konstruksi sesuai dengan
kapasitasnya.
5. Berkelanjutan
Pemanfaatan jamban yang saniter dan tempat cuci tangan pakai sabun dengan
sasaran adalah penduduk miskin yang siap dan telah berubah perilaku sehat secara
berkelanjutan oleh masyarakat dengan dibantu Pemerintah Desa dan Daerah
khususnya para natural leader (tokoh agama, tokoh masyarakat dan kader sanitasi)
bersama Sanitarian/ Kepala Puskesmas dan Fasilitator Masyarakat Pamsimas,
Pengelola Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten, Fasilitator
Kabupaten STBM, dan Koordinator Provinsi STBM. Diharapkan program ini dapat
memicu pengembangan sarana sanitasi oleh berbagai sumber dana khususnya di
desa dan dana lainnya dalam percepatan akses sanitasi untuk meminimalisasi
terhadap dampak faktor resiko penyakit berbasis lingkungan.
6. Akuntabel
Pengelolaan kegiatan ini harus dapat dipertanggungjawabkan.
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 7
II. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN SARANA
SANITASI (INTERVENSI KESEHATAN LINGKUNGAN)
Program Intervensi Kesehatan Lingkungan dalam Penanganan Stunting melalui
Peningkatan Kualitas Sanitasi Lingkungan dilakukan oleh Kelompok Kerja Masyarakat
(KKM) yang telah disahkan oleh Kepala Desa dengan didampingi oleh Kepala
Puskesmas/Sanitarian Puskesmas serta Fasilitator Masyarakat PAMSIMAS yang memiliki
kemampuan teknis dan sosial kemasyarakatan, mulai kegiatan perencanaan
pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
Secara keseluruhan keterlibatan masyarakat dalam implementasi Program intervensi
kesehatan lingkungan dalam penanganan stunting melalui peningkatan kualitas sanitasi
lingkungan adalah sebagai subyek (pelaku utama program). Masyarakat sasaran dengan
didampingi Sanitarian Puskesmas, Faskab STBM, Fasilitator masyarakat PAMSIMAS dan
Pengelola Kesling Dinas Kesehatan Kabupaten akan melakukan analisa situasi dengan
mengangkat kondisi sosial masyarakat sasaran, memunculkan kebutuhan akan
permasalahan kondisi sanitasi, untuk dilakukan kegiatan perencanaan pembangunan
individu ataupun komunal terhadap percepatan akses dan peningkatan kualitas sanitasi
jamban yang saniter serta pola hidup sehat yang salah satunya adalah selalu cuci tangan
pakai sabun terhadap masyarakat miskin. Adapun kegiatan tersebut dilakukan mulai dari
tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap rencana tindak lanjut
percepatan akses sanitasi yang tertuang di Rencana Kerja Masyarakat (RKM) intervensi
Kesehatan Lingkungan (Kesling). Lebih lanjut lagi untuk pemanfaatan dan pemeliharaan
serta pengembangan/replikasi Kepala Keluarga (KK) lain melalui dana desa, Corporate
Social Responsibility (CSR) atau mitra lainnya.
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 1
2.1 Kegiatan Persiapan
Pada tahapan persiapan kegiatan intervensi kesehatan lingkungan meliputi
Kegiatan Uraian Hasil yang diharapkan Pelaku Durasi Waktu
Sosialisasi
Tingkat
Kabupaten
Upaya memberikan informasi
kepada seluruh kepala
puskesmas, sanitarian, camat
dan kepala desa tentang
program intervensi kesehatan
lingkungan dalam
penanganan stunting melalui
peningkatan kualitas sanitasi
lingkungan
Kepala puskesmas,
Camat, Kepala desa dan
sanitarian paham tentang
program intervensi
kesehatan lingkungan
sehingga dapat
mengalokasikan anggaran
kegiatan untuk
mendukung program
tersebut
Dinas kesehatan
Provinsi dibantu
Fasilitator Provinsi STBM
1 hari
Sosialisasi
Tingkat
Desa
Sosialisasi dilakukan untuk
memperkenalkan dan
menyebarluaskan informasi
tentang program Intervensi
kesehatan lingkungan dalam
penanganan stunting melalui
peningkatan kualitas sanitasi
lingkungan di tingkat desa
dalam percepatan desa dan
akses sanitasi kepada
Seluruh komponen
masyarakat mengetahui
program intervensi
kesehatan lingkungan
dalam penanganan
stunting, sehingga
memudahkan dalam
koordinasi pada proses
perencanaan,
Dinas kesehatan
Kabupaten, Tim
Puskesmas, Fasilitator
STBM Kabupaten.
1 hari
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 2
Kegiatan Uraian Hasil yang diharapkan Pelaku Durasi Waktu
masyarakat dengan
menggunakan dana BOK
dimana kegiatan sosialisasi
dapat termasuk dalam
kegiatan pendekatan STBM
pelaksanaan dan
pemantauannya.
Koordinasi
dengan
KKM
Sanitarian, Fasilitator
kabupaten STBM dibantu
Fasilitator Masyarakat
PAMSIMAS berkoordinasi
dengan KKM (Kelompok Kerja
Masyarakat) yang sudah
terbentuk di desa PAMSIMAS,
tentang kegiatan intervensi
kesehatan lingkungan dalam
penanganan stunting
Terbentuk
KKM/pengaktifan kembali
KKM untuk mendukung
program intervensi
kesehatan lingkungan
dalam penanganan
stunting
Sanitarian, Faskab
STBM dan TFM
pamsimas
1 hari
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 1
2.2 Kegiatan Perencanaan
Salah satu tujuan dari proses perencanaan di masyarakat pada Program intervensi kesehatan lingkungan dalam penanganan
stunting adalah membantu masyarakat dalam membuat perencanaan yang berkualitas untuk menghasilkan sarana sanitasi
yang layak dan berkelanjutan secara efektif. Pelayanan sarana sanitasi layak yang berkelanjutan secara efektif adalah sarana
sanitasi yang memenuhi standart kelayakan sehat sesuai permenkes no 3 tahun 2014 yang dapat berfungsi terus menerus,
sehingga pengguna mendapat kepuasan yang tinggi dan bersedia untuk mengunakan dan memelihara sarana, serta sebagian
besar masyarakat mempunyai akses. Pelayanan sarana sanitasi yang digunakan secara efektif adalah sarana yang oleh
sebagian besar masyarakat digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan melestarikan lingkungan.
Proses perencanaan diawali dengan pemetaan sosial sanitasi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh KKM (Kelompok Kerja
Masyarakat) bersama dengan sanitarian dibantu kader masyarakat setempat untuk melakukan pengumpulan data dan informasi
mengenai kondisi sosial kemasyarakatan, potensi permasalahan/konflik, ekonomi budaya, akases layanan sanitasi, kondisi
kependudukan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut.
Kegiatan Uraian Hasil yang diharapkan Pelaku Durasi Waktu
Reviu Pemetaan
sosial sanitasi
Reviu pemetaan sosial hasil
IMAS PAMSIMAS yang
tertuang dalam logbook dan
RKM Pamsimas. Hasil Reviu
Pemetaan sosial digunakan
sebagai acuan penentuan
lokasi intervensi.
Identifikasi masalah
untuk melihat
kebutuhan sarana
sanitasi bagi
masyarakat serta
penentuan Lokasi
intervensi kesehatan
lingkungan yang
memenuhi kriteria
KKM (Kelompok Kerja
Masyarakat), kader AMPL,
Sanitarian
2 hari
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 2
Kegiatan Uraian Hasil yang diharapkan Pelaku Durasi Waktu
penerima manfaat, dan
berdasarkan hasil
kesepakatan bersama
masyarakat.
Proses Seleksi
prioritas
penerima
manfaat
Kriteria penerima Manfaat:
1. Masyarakat masih
melakukan BABs (buang
air besar sembarangan)/
tidak punya akses
sanitasi.
2. Tidak memiliki jamban
pribadi/masih
menumpang ke tetangga
(sharing)
3. Memiliki jamban pribadi
tapi belum memenuhi
syarat
4. KK Masyarakat
berpenghasilan rendah
(MBR) baik laki laki atau
perempuan
Sarana jamban yang
terbangun diberikan
pada masyarakat
prioritas pencegahan
stunting
KKM (Kelompok Kerja
Masyarakat), kader AMPL,
Sanitarian
1 hari
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 3
Kegiatan Uraian Hasil yang diharapkan Pelaku Durasi Waktu
5. Tersedia sumber air
bersih untuk
penggelontoran di rumah
calon penerima manfaat
intervensi kesehatan
lingkungan
6. Tidak memiliki sarana
cuci tangan pakai sabun
7. Prioritas bagi rumah
tangga yang memiliki ibu
hamil dan anak baduta
(0-2 tahun) yang tidak
memiliki sarana jamban
sehat.
Penyusunan
RKM intervensi
kesling
RKM intervensi kesling
adalah dokumen rencana
kegiatan pembangunan
sanitasi jamban saniter dan
tempat cuci tangan yang
memenuhi syarat dengan
sasaran utamanya adalah
Tersusun RKM
intervensi Kesling
Dokumen ini disusun oleh
KKM didampingi oleh
kepala
puskesmas/sanitarian
puskesmas dan dibantu
oleh TFM fasilitator teknik
(TFM WSS) dan diverifikasi
serta disahkan oleh
14 hari
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 4
Kegiatan Uraian Hasil yang diharapkan Pelaku Durasi Waktu
individu yang sudah berubah
perilaku dan miskin.
RKM ini sebagai dasar untuk
penyaluran dana bantuan
pemerintah dan dari berbagai
pemangku kepentingan yang
telah berkomitmen.
penanggungjawab kesling
Dinas Kesehatan
Kabupaten.
Rekrutmen
Tenaga Kerja
Masyarakat
Program intervensi kesehatan
lingjungan dalam
penanganan stunting melalui
peningkatan kualitas sanitasi
di desa merupakan bagian
dari program padat karya
tunai, dimana pelaksanaan
kegiatan (tukang) dibayar
upah sehingga KKM perlu
merencanakan dengan tepat
tim Tenaga Kerja masyarakat
dengan standar upah sesuai
harga setempat.
Terbentuk tim tenaga
kerja masyarakat
(TKM) yang berperan
dalam mendukung
pelaksanaan kegiatan
KKM didampingi Sanitarian 3 hari
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 5
Kegiatan Uraian Hasil yang diharapkan Pelaku Durasi Waktu
Bila ada bagian pekerjaan
tertentu yang tidak terdapat
tenaga di lokasi
bersangkutan, maka KKM
bersama masyarakat dapat
mencari tenaga yang
dibutuhkan dari tempat lain
(artinya daerah/lokasi di
kecamatan atau kabupaten
lainnya). Sedangkan
kebutuhan tenaga lainnya
yang sifatnya umum (tenaga
angkut galian,dsb) harus
ditangani oleh masyarakat
sendiri (lokal) dan dapat
diberikan upah yang wajar.
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 6
2.3 Kegiatan Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan dalam program intervensi kesehatan lingkungan dalam penanganan stunting melalui peningkatan kualitas
sanitasi layak yang berkelanjutan diawali dengan pengajuan penarikan dana bantuan pemerintah tahap 1 oleh KKM sebagai
persiapan kegiatan kontruksi sarana sanitasi (jamban sehat dan sarana cuci tangan).
Tahapan Pelaksanaan terbagi menjadi:
1. Persiapan Kontruksi
2. Pelaksanaan Kontruksi
3. Serah terima
Adapun detail kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut
Kegiatan Uraian Hasil yang diharapkan Pelaku Durasi Waktu
Persiapan
Kontruksi
Dalam persiapan kontruksi, ada
rembug masyarakat:
1. Melakukan pemeriksaan dan
merevisi jadwal pelaksanaan
yang telah disusun di dalam
RKM, disesuaikan dengan
kondisi terkini
2. Mengidentifikasi pekerjaan
dan tenaga pelaksana
pembangunan
Kesiapan pelaksanaan
kontruksi
KKM didampingi
sanitarian, fasilitator
STBM dan fasilitator
teknik pamsimas
3 hari
Pencairan Dana Penyaluran dana bantuan
pemerintah oleh PPK pada
Pencairan dana
langsung ke rekening
Proses pencairan dana,
difasilitasi oleh
60 hari (inline dengan
waktu
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 7
Kegiatan Uraian Hasil yang diharapkan Pelaku Durasi Waktu
satker Direktorat Kesehatan
Lingkungan dengan dana
kegiatan untuk masing masing
lokasi disalurkan melalui
dokumen anggaran/DIPA
Satker Direktorat Kesling
melalui 2 tahapan pencairan;
1. Tahap I sebesar 70%
dari total nilai kontrak
dana bantuan, dicairkan
bila memenuhi
persyaratan sesuai
petunjuk pencairan
dalam pedoman teknis
pelaksanaan.
2. Tahap II sebesar 30%
dari total nilai kontrak
dana bantuan, dicairkan
bila pelaksaan kontruksi
sudah mencapai 70%.
KKM setelah ada
penandatangan kontrak
kerja dengan PPK
Satker direktorat
kesling.
sanitarian dan petugas
puskesmas
pelaksanaan kontruksi)
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 8
Kegiatan Uraian Hasil yang diharapkan Pelaku Durasi Waktu
Pelaksanaan
Kontruksi
Pelaksanaan kontruksi adalah
pelaksanaan pembangunan
sarana jamban yang memenuhi
syarat dan tempat cuci tangan
yang dilaksanakan masyarakat,
sehingga masyarakat pengguna
mempunyai rasa memiliki
terhadap prasarana dan sarana
yang dibangun. Tahapan
kontruksi:
1. Pelaksanaan
2. Pengawasan
3. Pengendalian konstruksi
4. pelaporan
Pembangunan sarana
jamban dan sarana cuci
tangan
TKM (Tenaga kerja
masyarakat) didampingi
secara teknik oleh
sanitarian dan dibantu
fasilitator tekhnis
60 hari
Serah Terima
(Format berita
acara mengacu
kepada
pedoman teknis
pelaksanaan
Intervensi
Serah terima adalah kegiatan
menyerahkan suatu pekerjaan
atau tanggungjawab. Serah
terima dalam kegiatan
intervensi kesehatan
lingkungan:
1. Serah terima pekerjaan
Sarana sanitasi (jamban
dan cuci tangan)
terbangun dan dapat
dipertanggungjawabkan
hasil pekerjaannya dan
keberlanjutan
pengelolaannya.
KKM, Dinas kesehatan
kabupaten, kepala
desa dan satker
Direktorat Kesling
7 hari
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 9
Kegiatan Uraian Hasil yang diharapkan Pelaku Durasi Waktu
kesehatan
lingkungan)
Kegiatan serah terima
pekerjaan dilakukan
dengan penandatanganan
berita acara serah terima
yang ditandatangani
antara KKM (kelompok
kerja masyarakat) dan
PPK Satker Direktorat
kesling (selaku pemberi
pekerjaan).
2. Serah terima pengelolaan
sarana
a. Serah terima sarana
dari KKM kepada PPK
b. Serah terima dari PPK
kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten
c. Serah terima
pengelolaan sarana dari
Dinas Kesehatan kepada
desa
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 1
2.4 Kegiatan Operasional Dan Pemeliharaan
Untuk menjamin pelayanan yang dihasilkan melalui program intervensi kesehatan
lingkungan dalam penanganan stunting dapat berkelanjutan, maka kegiatan operasional
dan pemeliharaan sarana sanitasi (jamban dan sarana cuci tangan) terbangun harus
terorganisasi dengan baik
Untuk desa yang mendapatkan program intervensi kesehatan lingkungan di wilayah desa
PAMSIMAS, dapat menggunakan Kelompok Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi (KPSPAMS) yang sudah terbentuk di desa sejak tahap perencanaan program
PAMSIMAS. Salah satu unit dalam KP SPAMS adalah unit sanitasi dan kesehatan, yang
berperan dalam memberikan masukan terhadap desain program dengan
mempertimbangkan upaya keberlanjutan untuk sarana sanitasi (jamban dan cuci tangan).
Pelibatan KP-SPAMS sejak dimulai pada tahap perencanaan program intervensi kesling
sampai dengan tahap operasional dan pemeliharaan antara lain sebagai berikut:
1) Memberikan masukan dan pertimbangan kelebihan dan kekurangan terhadap pilihan
opsi sarana sanitasi yang direncanakan;
2) Memberikan masukan terhadap rencana operasional dan pemeliharaan untuk sarana
terbangun, seperti rencana proses penetapan sanksi bagi masyarakat yang sudah
membangun jamban tetapi masih berperilaku Buang air besar sembarangan.
3) Memonitor pelaksanaan kegiatan konstruksi dan kegiatan non fisik dalam RKM,
sehingga dapat menjamin kualitas sarana terbangun dan kapasitas masyarakat untuk
mengoperasikan dan memelihara;
4) Mengelola pelayanan sanitasi sesuai kesepakatan masyarakat;
5) Mengembangkan jaringan kerja (kemitraan) dengan pihak-pihak lain untuk
pengembangan sarana sanitasi (jamban dan sarana cuci tangan) menuju 100% akses
sanitasi di desa
Peran KPSPAMS dalam mendukung keberlanjutan program intervensi kesehatan
lingkungan dalam penanganan stunting antara lain sebagai berikut:
1) Mengorganisasi pengoperasian dan pemeliharaan sarana sanitasi antara lain:
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 2
a. Mendorong masyarakat memiliki kesadaran untuk memelihara sarana sanitasi
(jamban dan sarana cuci tangan) yang terbangun di masing masing rumah
tangga.
b. Mengelola pengembangan sarana sanitasi (jamban dan sarana cuci tangan) di
masyarakat hingga terpenuhi 100% semua rumah tangga memiliki sarana
c. Mengelola permasalahan dan membantu masyarakat terkait sarana prasarana
sanitasi yang terbangun (contoh jika ada kerusakan jamban dan sarana cuci
tangan)
2) Bersama KKM, Kader AMPL dan sanitarian mengorganisasi kegiatan peningkatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (di masyarakat dan sekolah), kegiatan kesehatan
lingkungan termasuk meningkatkan penggunaan jamban dan cuci tangan pakai sabun.
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 3
III. DUKUNGAN PAMSIMAS DALAM INTERVENSI KESEHATAN
LINGKUNGAN
Program Intervensi Kesehatan Lingkungan dalam penanganan stunting melalui
peningkatan sanitasi layak dan berkelanjutan untuk lokasi yang beririsan dengan program
PAMSIMAS, dapat dipetakan peran dan dukungannya. Dalam Program Pamsimas,
melibatkan semua pihak dari tingkat desa hingga pusat. Pada setiap tingkatan dapat
dijelaskan detail peran para pelaku PAMSIMAS dalam mendukung program intervensi
kesehatan lingkungan dalam penanganan stunting tersebut.
Peran pelaku PAMSIMAS dalam mendukung intervensi kesehatan lingkungan, sebagai
berikut:
3.1 Pelaku PAMSIMAS tingkat nasional
No Tingkatan Dukungan peran dalam membantu program
Intervensi kesehatan Lingkungan
1 Pusat (CPMU Pamsimas)
dan NMC Pamsimas
1. Menyusun POB (Pedoman Operasional Baku)
dukungan Pamsimas dalam program intervensi
kesehatan lingkungan oleh NMC Pamsimas
2. Mengeluarkan surat edaran ke seluruh DPMU
untuk memberikan dukungan teknik dalam
membantu program intervensi kesehatan
lingkungan dalam penanganan stunting untuk
lokasi yang beririsan desa dengan PAMSIMAS
3. Membantu menyampaikan draft petunjuk tekhnis
pelaksanaan dan strategi di bidang peningkatan
akses dan peningkatan kualitas jamban yang
saniter dan peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat dengan penyediaan tempat cuci tangan pakai
sabun bagi masyarakat miskin di daerah intervensi
stunting yang desanya telah melaksanakan STBM
ke pelaku di provinsi
4. Membantu koordinasi dengan provinsi dan
kabupaten/kota yang beririsan lokasi dengan
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 4
No Tingkatan Dukungan peran dalam membantu program
Intervensi kesehatan Lingkungan
PAMSIMAS terkait pelaksanaan kegiatan yang
membutuhkan dukungan pendampingan dari tim
fasilitator pamsimas (TFM WSS dan
pemberdayaan) dalam membantu sanitarian dan
faskab STBM di desa intervensi program.
5. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan intervensi
kesehatan lingkungan di desa PAMSIMAS sebagai
dasar evaluasi kegiatan oleh NMC pamsimas
3.2 Pelaku PAMSIMAS tingkat provinsi
No Tingkatan Dukungan peran dalam membantu program
Intervensi kesehatan Lingkungan
1 Provinsi (PPMU
Pamsimas)
PPMU Pamsimas bidang kesehatan (Dinas kesehatan
provinsi) berperan:
1. Membantu sosialisasi program intervensi
kesehatan lingkungan ke kabupaten, khususnya
wilayah yang beririsan dengan PAMSIMAS
2. Menyiapkan dan mengkoordinir pelaksanaan
bimbingan tekhnis dan supervisi ke kabupaten
penerima program intervensi kesehatan
lingkungan.
3. Membantu satker direktorat kesehatan lingkungan
melakukan proses verifikasi dokumen Rencana
Kerja Masyarakat (RKM) yang dibuat oleh KKM
yang didampingi sanitarian dan fasilitator tekhnis
pamsimas yang sudah disahkan kepala desa,
sebelum proses penetapan kontrak, dibantu TA
STBM Provinsi atau fasilitator STBM Provinsi.
4. Melakukan dan melaporkan hasil pengendalian
pelaksanaan program intervensi kesehatan
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 5
No Tingkatan Dukungan peran dalam membantu program
Intervensi kesehatan Lingkungan
lingkungan yang beririsan dengan desa
PAMSIMAS ke CPMU PAMSIMAS
2 Konsultan ROMS Provinsi Konsultan ROMS Provinsi mempunyai tanggung
jawab:
1. Berkoordinasi dengan PPMU bidang kesehatan
tentang pelaksanaan program intervensi kesehatan
lingkungan
2. Sosialisasi POB dukungan pamsimas dalam
intervensi kesehatan lingkungan ke seluruh pelaku
Pamsimas
3. Memberikan arahan kepada District Coordinator
(DC) tentang dukungan peran dalam intervensi
kesehatan lingkungan
4. TA STBM Provinsi (jika sudah ada) membantu
Dinas kesehatan Provinsi secara tekhnis dalam
pelaksanaan program intervensi kesehatan
lingkungan dan melakukan pemantauan sekaligus
memastikan keberlanjutan keberfungsian sarana
sanitasi (Jamban dan sarana cuci tangan pakai
sabun)
5. TA STBM provinsi (jika sudah ada) memastikan
bahwa sarana sanitasi (jamban) yang terbangun di
lokasi intervensi kesehatan lingkungan sudah
terupdate oleh sanitarian kedalam MIS STBM
dengan menggunakan SMART Sanitarian sehingga
capaian intervensi kesehatan lingkungan dapat
kelihatan kontribusinya dalam peningkatan KPI 2
terkait akses sanitasi.
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 6
3.3 Pelaku PAMSIMAS tingkat kabupaten
No Tingkatan Dukungan peran dalam membantu program
Intervensi kesehatan Lingkungan
1 Kabupaten (DPMU
Pamsimas)
DPMU Pamsimas bidang kesehatan (Dinas Kesehatan
Kabupaten) berperan:
1. Melakukan sosialisasi program intervensi
kesehatan lingkungan ke seluruh desa penerima
program intervensi kesehatan lingkungan
2. Memberikan dukungan tekhnis pendampingan
melalui faskab STBM dan fasilitator tekhnis
pamsimas membantu sanitarian dalam
mendampingi KKM menyusun Rencana Kerja
Masyarakat (RKM)
3. Melakukan verifikasi RKM dan mengusulkan desa
beserta RKM yang sudah diverifikasi tersebut untuk
mendapatkan program intervensi kesehatan
lingkungan.
4. Membantu Koordinator pelaksana program
intervensi kesehatan lingkungan (1 orang yang
ditunjuk oleh dinas kesehatan kabupaten atas
perintah satker direktorat kesehatan lingkungan
subdit Penyediaan Air dan sanitasi dasar) dengan
peran tugas sesuai dalam pedoman tekhnis
pelaksanaan intervensi kesehatan lingkungan.
5. Membantu koordinasi ke kecamatan dan
puskesmas yang menerima program intervensi
kesehatan lingkungan
6. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
program intervensi kesehatan lingkungan
khususnya yang berada di desa PAMSIMAS
2 District Coordinator (DC) District Coordinator mempunyai tanggung jawab di
tingkat kabupaten untuk,
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 7
No Tingkatan Dukungan peran dalam membantu program
Intervensi kesehatan Lingkungan
1. Mendapatkan informasi data penerima program
intervensi kesehatan lingkungan yang ada di
kabupaten, dan membantu pengecekan apakah
capaian akses sanitasi di desa desa penerima
program sesuai dengan indicator kriteria penerima
program, jika ditemukan ketidak sesuaian misal
desa tersebut sudah Stop BABS (100% berakses
ke Jamban sehat Permanen) maka dapat
membantu kabupaten mengajukan surat tentang
desa tidak menerima program.
2. Mengkoordinir FS dan FM Pamsimas di desa
PAMSIMAS yang mendapat program intervensi
kesehatan lingkungan, untuk memberikan bantuan
tekhnis kepada sanitarian dan fasilitator kabupaten
(Faskab) STBM dalam pendampingan KKM dalam
penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM)
program intervensi kesehatan lingkungan,
pelaksanaan kegiatan kontruksi, hingga monitoring
dan evaluasinya.
3. Membantu mendorong kabupaten untuk
menyediakan anggaran pengembangan sanitasi
menuju 100%
4. Memastikan sanitarian melalui fasilitator kabupaten
STBM sudah melakukan update data hasil sarana
sanitasi (jamban) yang terbangun kedalam MIS
STBM agar kontribusi intervensi kesehatan
lingkungan dalam peningkatan KPI 2 dapat terlihat
secara riil time.
3 Senior Fasilitator (FS) Senior Fasilitator (FS) berperan:
1. Memastikan Fasilitator Masyarakat yang lokasi
desanya mendapat program intervensi kesehatan
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 8
No Tingkatan Dukungan peran dalam membantu program
Intervensi kesehatan Lingkungan
lingkungan, mendukung secara tekhnis dalam
mendampingi sanitarian dan faskab STBM dalam
pelaksanaan program intervensi kesehatan
lingkungan.
2. Memberikan bantuan tekhnis konsultasi, ketika
sanitarian, faskab STBM dan Fasilitator masyarakat
mengalami kesulitan dalam mendampingi KKM
dalam penyusunan Rencana kerja Masyarakat
(RKM) Program intervensi kesehatan lingkungan.
3. Memastikan bahwa sarana sanitasi yang terbangun
di desa pamsimas yang mendapat program
Intervensi kesehatan lingkungan sesuai dengan
standart layak dan masyarakat dapat mengakses
dengan baik.
4. Mendorong masyarakat penerima sarana sanitasi
dari program intervensi kesehatan lingkungan
memelihara sarana sanitasinya dan berfungsi.
3.4 Pelaku PAMSIMAS tingkat kecamatan
No Tingkatan Dukungan peran dalam membantu program
Intervensi kesehatan Lingkungan
1 Tim Kecamatan Peran pemerintah kecamatan adalah
mengkoordinasikan penyelenggaraan program
intervensi kesehatan lingkungan dalam penanganan
stunting melalui peningkatan kualitas sanitasi
lingkungan di wilayah kerjanya, yaitu:
1. Berkoordinasi dengan dinas kesehatan, dinas
pemberdayaan masyarakat desa dan organisasi
perangkat daerah (OPD) terkait.
2. Mengawasi KKM dalam penyenggaraan program.
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 9
No Tingkatan Dukungan peran dalam membantu program
Intervensi kesehatan Lingkungan
2 Tim Puskesmas/
Sanitarian dan fasilitator
kabupaten STBM
Tim puskesmas /sanitarian sebagai pelaku utama
dalam program intervensi kesehatan lingkungan
berperan dari proses sosialisasi tingkat desa hingga
seluruh tahapan proses penyelenggaraan program
intervensi kesehatan lingkungan. Peran tugas tim
puskesmas dan sanitarian
1. Fasilitasi proses persiapan kegiatan, perencanaan,
pelaksanaan hingga keberlanjutan program
2. Memastikan proses persiapan kegiatan sesuai
dengan pedoman tekhnis penyelenggaraan
3. Fasilitasi berbagai rembug masyarakat dalam
proses perencanaan, yaitu pendampingan KKM
dalam identifikasi masalah dan penyusunan
Rencana kerja masyarakat (RKM)
4. Fasilitasi ke tim Desa agar RKM yang sudah
disusun diajukan ke kabupaten agar segera
dilakukan verifikasi, untuk penetapan kontrak
program antara KKM dengan Satker direktorat
kesling.
5. Pendampingan KKM dalam proses persiapan
kontruksi, pengadaan barang, perekrutan tenaga
kerja masyarakat, pelaksanaan kontruksi sarana
sanitasi
6. Pendampingan KKM dalam proses penyusunan
administrasi program
7. Pendampingan KKM dalam proses pencairan dana
8. Pendampingan KKM dalam serah terima hasil
program intervensi kesehatan lingkungan
9. Pemantauan pelaksanaan kegiatan program
(monitoring dan evaluasi kegiatan)
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 10
No Tingkatan Dukungan peran dalam membantu program
Intervensi kesehatan Lingkungan
10. Pendampingan KKM dan tim desa dalam
penyusunan laporan kegiata program intervensi
kesehatan lingkungan.
11. Sanitarian melakukan update data sarana sanitasi
terbangun (jamban) menggunakan smart
sanitarian, sehingga kontribusi program kesehatan
lingkungan dapat terupdate di MIS STBM, sehingga
dapat terlihat untuk peningkatan akses sanitasi /
KPI 2 pamsimas.
12. Fasilitasi ke Pemerintah desa, KP-SPAMS dalam
membantu melakukan pemantauan pengelolaan
sarana terbangun bagi masyarakat yang menerima
program agar ada keberlanjutan sarana dan
difungsikan.
3 Tim Fasilitator
Masyarakat (FM)
Fasilitator masyarakat bidang Pemberdayaan
masyarakat (CD) dan Fasilitator masyarakat bidang
teknik (WSS) yang wilayah desanya mendapat
program intervensi kesehatan lingkungan berperan
membantu sanitarian dan faskab STBM dalam
mendampingi KKM (Kelompok Kerja Masyarakat)
dalam proses persiapan kegiatan, perencanaan,
pelaksanaan, operasional dan pemeliharaan
berdasarkan pedoman tekhnis pelaksanaan intervensi
kesehatan lingkungan.
Peran Fasilitator Pemberdayaan (FM-CD) adalah
membantu sanitarian dan Faskab STBM :
1. Memastikan proses persiapan kegiatan di tingkat
desa berjalan sesuai yaitu sosialisasi tingkat desa
dan koordinasi dengan Kelompok Kerja
Masyarakat (desa PAMSIMAS sudah memiliki
KKM sehingga dalam pelaksanaan kegiatan
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 11
No Tingkatan Dukungan peran dalam membantu program
Intervensi kesehatan Lingkungan
intervensi kesehatan lingkungan, tidak perlu
membentuk KKM baru, hanya mendetailkan peran
KKM dalam intervensi program kesehatan
lingkungan)
2. Mendampingi KKM dan aparat desa melakukan
identifikasi permasalahan dan kebutuhan
prasarana/sarana jamban saniter dan sarana cuci
tangan yang akan dibangun atau ditingkatkan
kualitasnya kepada masyarakat miskin yang sudah
berubah perilaku
3. Mendampingi KKM dalam penyusunan Rencana
kerja masyarakat (RKM) program intervensi
kesehatan lingkungan, yang sebenarnya bagian
kecil dari RKM 100% yang sudah disusun di desa
4. Mendampingi KKM dalam proses rembug warga
untuk beberapa kegiatan sesuai jadwal yang
sudah direncanakan.
5. Membantu KKM dalam proses administrasi dan
memberikan dukungan tekhnis (konsultasi) terkait
pelaporan kegiatannya.
Peran Fasilitator Teknik (FM WSS) adalah membantu
sanitarian:
1. Memastikan proses persiapan kegiatan dari sisi
tekhnis seperti kesiapan tenaga kerja masyarakat
(TKM)
2. Mendampingi KKM dan aparat desa melakukan
identifikasi permasalahan dan kebutuhan
prasarana/sarana jamban saniter dan sarana cuci
tangan yang akan dibangun atau ditingkatkan
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 12
No Tingkatan Dukungan peran dalam membantu program
Intervensi kesehatan Lingkungan
kualitasnya kepada masyarakat miskin yang sudah
berubah perilaku
3. Mendampingi KKM dalam penyusunan Rencana
Kerja Masyarakat (RKM) khususnya dalam
perencanaan desain jamban dan sarana cuci
tangan yang akan dibangun yang disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat serta Rencana
anggaran biayanya.
4. Mendampingi KKM dalam proses pengadaan
barang.
5. Memberikan arahan dan masukan tentang aspek
teknis kepada pengelola kegiatan di tingkat desa
dalam pengendalian pelaksanaan.
6. Melakukan pemantauan pada saat pelaksanan
kegiatan (tahapan kontruksi sarana jamban dan
sarana cuci tangan paai sabun) serta memastikan
secara tekhnis sarana yang terbangun sesuai
standart kelayakan dan desain yang direncanakan.
7. Melakukan pemantauan paska kontruksi,
memastikan sarana sanitasi (jamban dan sarana
cuci tangan pakai sabun) dapat digunakan oleh
masyarakat dan memberikan edukasi kepada
masyarakat bagaimana memelihara sarana agar
tetap berfungsi baik.
8. Membantu pihak desa mmeberikan masukan
tekhnis dalam pelaporan kegiatan intervensi
kesehatan lingkungan.
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 13
3.5 Pelaku PAMSIMAS tingkat desa
No Tingkatan Dukungan peran dalam membantu program
Intervensi kesehatan Lingkungan
1 Tim Desa Pemerintah desa diharapkan mempunyai data valid
kondisi akses sanitasi dan perilaku CTPS (Cuci tangan
pakai sabun) warganya yang ada di desa, sehingga
mengetahui lokasi mana yang tepat dilaksanakan
program intervensi kesehatan lingkungan, dan desa
bertanggungjawab melakukan pengendalian kegiatan
dari proses perencanaan hingga keberlanjutannya.
2 Kelompok Kerja
Masyarakat
KKM dan satlak program intervensi kesehatan
lingkungan berperan dalam proses persiapan,
perencanaan, pelaksanaan kontruksi dan hingga serah
terima hasil program sesuai petunjuk tekhnis
pelaksanaan intervensi kesehatan lingkungan.
3 KP-SPAMS KP-SPAMS pamsimas sebagai pengelola sarana yang
terbangun harus memastikan bahwa seluruh
masyarakat penerima program intervensi kesehatan
lingkungan dapat mengakses sarana sanitasi yang
sudah terbangun dan diharapkan dapat memicu
pengembangan sanitasi hingga 100% akses sanitasi
dengan menggunakan sumber anggaran yang masuk
di desa dengan menggunakan acuan RKM 100%.
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 14
LAMPIRAN I
DAFTAR DESA LOKASI SASARAN
PROGRAM INTERVENSI KESEHATAN LINGKUNGAN
Berikut Daftar Desa lokasi sasaran Program Intervensi Kesehatan Lingkungan dalam penanganan
stunting melalui Peningkatan Kualitas sanitasi lingkungan yang layak dan berkelanjutan yang
berada pada desa PAMSIMAS adalah
DAFTAR DESA INTERVENSI KESEHATAN LINGKUNGAN
DALAM PENANGANAN STUNTING TA.2018
NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA TAHUN
PAMSIMAS
1 ACEH PIDIE TANGSE ULEE GUNONG 2017
2 BALI GIANYAR TEGALLALANG TARO 2017
3 BANTEN PANDEGLANG SINDANGRESMI PASIRDURUNG 2017
4 BENGKULU KAUR TANJUNG KEMUNING PADANG TINGGI 2015
5 GORONTALO BOALEMO DULUPI PANGI 2011
6 GORONTALO BOALEMO DULUPI TANAH PUTIH 2011
7 GORONTALO BOALEMO PAGUYAMAN BONGO TUA 2008
8 GORONTALO GORONTALO BONGOMEME LIYODU 2012
9 JAWA BARAT KUNINGAN CIDAHU CIKEUSIK 2009
10 JAWA BARAT KUNINGAN CIGUGUR CISANTANA 2011
11 JAWA BARAT KUNINGAN CIWARU SAGARANTEN 2017
12 JAWA BARAT KUNINGAN GARAWANGI PAKEMBANGAN 2008
13 JAWA BARAT SUBANG LEGONKULON LEGONKULON 2015
14 JAWA BARAT SUBANG SERANGPANJANG CINTAMEKAR 2017
15 JAWA BARAT SUBANG TANJUNGSIANG KAWUNGLUWUK 2013
16 JAWA BARAT SUMEDANG CISITU CIMARGA 2008
17 JAWA BARAT SUMEDANG PAMULIHAN CIJERUK 2013
18 JAWA BARAT SUMEDANG PAMULIHAN MEKARBAKTI 2012
19 JAWA BARAT TASIKMALAYA SALOPA MULYASARI 2013
20 JAWA BARAT TASIKMALAYA SUKAHENING CALINGCING 2010
21 JAWA TENGAH BANYUMAS CILONGOK GUNUNGLURAH 2017
22 JAWA TENGAH BANYUMAS JATILAWANG GUNUNG WETAN 2015
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 15
NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA TAHUN PAMSIMAS
23 JAWA TENGAH BANYUMAS KALIBAGOR SROWOT 2014
24 JAWA TENGAH BREBES BUMIAYU KALINUSU 2013
25 JAWA TENGAH DEMAK BONANG KEMBANGAN 2013
26 JAWA TENGAH DEMAK DEMPET KEDUNGORI 2010
27 JAWA TENGAH DEMAK GAJAH BOYOLALI 2017
28 JAWA TENGAH DEMAK GAJAH GEDANGALAS 2009
29 JAWA TENGAH KEBUMEN KARANGGAYAM PAGEBANGAN 2009
30 JAWA TENGAH KEBUMEN SEMPOR SEMALI 2013
31 JAWA TENGAH KLATEN POLANHARJO KEPRABON 2012
32 JAWA TENGAH KLATEN PRAMBANAN SANGGRAHAN 2011
33 JAWA TENGAH PEMALANG BANTARBOLANG PURANA 2012
34 JAWA TENGAH PEMALANG BODEH PARUNGGALIH 2012
35 JAWA TENGAH PEMALANG COMAL TUMBAL 2013
36 JAWA TENGAH PURBALINGGA KUTASARI CANDINATA 2009
37 JAWA TENGAH PURBALINGGA MREBET SANGKANAYU 2009
38 JAWA TENGAH WONOSOBO KEJAJAR IGIRMRANAK 2013
39 JAWA TENGAH WONOSOBO WADASLINTANG SUMBERSARI 2008
40 JAWA TIMUR BANGKALAN MODUNG GLISGIS 2017
41 JAWA TIMUR BONDOWOSO BINAKAL BARATAN 2015
42 JAWA TIMUR BONDOWOSO SUMBER WRINGIN SUMBERWRINGIN 2017
43 JAWA TIMUR JEMBER LEDOKOMBO SUKOGIDRI 2017
44 JAWA TIMUR NGANJUK BERBEK SUMBER URIP 2017
45 JAWA TIMUR NGANJUK JATIKALEN PERNING 2017
46 JAWA TIMUR PAMEKASAN PROPPO PANGBATOK 2017
47 JAWA TIMUR TRENGGALEK SURUH MLINJON 2014
48 JAWA TIMUR TRENGGALEK SURUH NGLEBO 2015
49 KALIMANTAN BARAT KETAPANG DELTA PAWAN SUKABANGUN 2017
50 KALIMANTAN SELATAN HULU SUNGAI UTARA HAUR GADING JINGAH BUJUR 2011
51 KALIMANTAN SELATAN HULU SUNGAI UTARA AMUNTAI SELATAN SIMPANG EMPAT 2014
52 KALIMANTAN SELATAN HULU SUNGAI UTARA SUNGAI PANDAN MURUNG ASAM 2009
53 KALIMANTAN SELATAN HULU SUNGAI UTARA SUNGAI PANDAN PADANG BANGKAL 2010
54 KEPULAUAN RIAU NATUNA BUNGURAN BARAT MEKAR JAYA 2014
55 NUSA TENGGARA BARAT LOMBOK TENGAH PRAYA BARAT BANYU URIP 2014
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 16
NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA TAHUN PAMSIMAS
56 NUSA TENGGARA BARAT LOMBOK TENGAH PRAYA TIMUR MARONG 2014
57 NUSA TENGGARA BARAT SUMBAWA MOYOHULU SEMPE 2014
58 NUSA TENGGARA BARAT SUMBAWA UTAN STOWE BRANG 2014
59 NUSA TENGGARA TIMUR LEMBATA BUYASARI TUBUNG WALANG 2017
60 NUSA TENGGARA TIMUR LEMBATA ILE APE TIMUR JONTONA 2010
61 NUSA TENGGARA TIMUR LEMBATA ILE APE TIMUR TODANARA 2010
62 NUSA TENGGARA TIMUR MANGGARAI REOK BARAT NGGALAK 2010
63 NUSA TENGGARA TIMUR MANGGARAI SATAR MESE BARAT RENDA 2012
64 NUSA TENGGARA TIMUR TIMOR TENGAH SELATAN BOKING MEUSIN 2014
65 NUSA TENGGARA TIMUR TIMOR TENGAH SELATAN KOLBANO NUNUNAMAT 2008
66 NUSA TENGGARA TIMUR TIMOR TENGAH SELATAN MOLLO UTARA BIJAEPUNU 2011
67 NUSA TENGGARA TIMUR TIMOR TENGAH SELATAN TOBU BESTOBE 2014
68 NUSA TENGGARA TIMUR TIMOR TENGAH SELATAN TOBU TUNE 2015
69 NUSA TENGGARA TIMUR TIMOR TENGAH UTARA BIKOMI SELATAN MAURISU UTARA 2014
70 NUSA TENGGARA TIMUR TIMOR TENGAH UTARA INSANA LOERAM 2009
71 NUSA TENGGARA TIMUR TIMOR TENGAH UTARA INSANA NANSEAN 2014
72 RIAU ROKAN HULU BANGUN PURBA BANGUN PURBA BARAT 2015
73 RIAU ROKAN HULU RAMBAH SAMO RAMBAH SAMO 2015
74 RIAU ROKAN HULU RAMBAH SAMO TELUK AUR 2010
75 SULAWESI SELATAN ENREKANG BUNGIN BANUA 2017
76 SULAWESI SELATAN ENREKANG MASALLE TONGKONAN BASSE 2017
77 SUMATERA BARAT PASAMAN TIGO NAGARI BINJAI 2010
78 SUMATERA BARAT PASAMAN TIGO NAGARI LADANG PANJANG 2010
79 SUMATERA BARAT PASAMAN BARAT GUNUNG TULEH RABI JONGOR 2010
80 SUMATERA BARAT PASAMAN BARAT TALAMAU SINURUIK 2010
81 SUMATERA BARAT PASAMAN BARAT TALAMAU TALU 2013
82 SUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ILIR TANJUNG LUBUK TANJUNG MERINDU 2014
83 SUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ILIR TANJUNG LUBUK JAMBU ILIR 2014
84 SUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ILIR TANJUNG LUBUK TANJUNG BERINGIN 2017
85 SUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ILIR TELUK GELAM BENAWA 2014
86 SUMATERA UTARA PADANG LAWAS ULU BARUMUN TARINGGONAN 2017
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 17
LAMPIRAN II
KETENTUAN TEKNIS KONSTRUKSI JAMBAN SEHAT
A. LINGKUP TEKNIS
Pembangunan sarana sanitasi (jamban keluarga) hanya meliputi septictank dan dudukan
jamban (closed), tidak termasuk bilik atau bangunan atasnya, sehingga prioritas
pembangunan dilakukan di dalam rumah jika masih ada ruang kosong yang memungkinkan.
B. DESAIN SARANA SANITASI
1. Desain Jamban Keluarga
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 18
2. Tangki Septic Individu
Desain teknis dari tangki septic ini mengacu kepada dokumen SNI 2398:2017 tentang
"Tata cara perencanaan tangki septik dengan pengolahan lanjutan (sumur resapan,
bidang resapan, up flow filter, kolam sanita)", untuk jumlah pemakai maksimal 50 jiwa.
2.1 Persyaratan
2.1.1 Persyaratan umum
a) Ketersediaan lahan untuk tangki septik dan pengolahan lanjutan;
b) Efluen dari tangki septik dapat dialirkan melalui pengolahan lanjutan, dapat berupa
:
1) Sistem penyaringan dengan up flow filter pada daerah air tanah tinggi;
2) Bidang resapan, sumur resapan pada daerah air tanah rendah;
3) Taman sanita pada daerah air tanah rendah dan air tanah tinggi;
4) Jarak unit pengolahan lanjutan terhadap bangunan tertentu sesuai dengan
Tabel 1; terkecuali ada perlakuan khusus.
Tabel -1 Jarak minimum unit pengolahan lanjutan terhadap bangunan tertentu
Jarak dari
Sumur/bidang resapan
( m )
Upflow filter
Taman Sanita
Bangunan gedung/ rumah 1,50 1,50 1,5
Sumur air bersih 10,00 1,5 1,5
Sumur resapan air hujan 5,00 1,5 1,5
Pemilihan pengolahan lanjutan dari efluen tangki septik dapat dilihat pada Gambar-1.
Tangki
Air tanah tinggi Air tanah rendah
Up Flow Filter Taman sanita
≤10 jiwa >10 jiwa
Sumur resapan Bidang Resapan, Taman Sanita
Gambar -1 – Alternatif pengolahan lanjutan efluen tangki septik
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 19
2.1.2 Persyaratan teknis
a) Bentuk dan ukuran tangki septik harus memenuhi ketentuan berikut:
1) Tangki septik segi empat dengan perbandingan panjang dan lebar 2 : 1
sampai 3 : 1, lebar tangki septik minimal 0,75 m dan panjang tangki septik
minimal 1,50 m, tinggi tangki minimal 1,5 m termasuk ambang batas 0,3 m.
2) Bentuk tangki septik ditentukan dalam gambar 2 dan gambar 3, sedangkan
ukuran tangki septik berdasarkan jumlah pemakai dapat dilihat pada Tabel-2.
Tabel 2 Ukuran tangki septik dengan periode pengurasan 3 tahun
No Pemakai (orang)
Sistem tercampur Sistem terpisah
Ukuran ( m )
Volume total ( m3)
Ukuran ( m )
Volume total ( m3) P L T P L T
1 5 1,6 0,8 1,6 2,1 2 10 2,1 1,0 1,8 3,9 1,6 0,8 1,3 1,66
3 15 2,5 1,3 1,8 5,8 1,8 1,0 1,4 2,5
4 20 2,8 1,4 2 7,8 2,1 1,0 1,4 2,9
5 25 3,2 1,5 2 9,6 2,4 1,2 1,6 4,6
6 50 4,4 2,2 2 19,4 3,2 1,6 1,7 5,2
Keterangan:
P = panjang tangki
L = lebar tangki
T = tinggi tangki
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 20
3) Bentuk tangki septik sesuai dengan Gambar 2 dan Gambar 3.
Gambar-2 – Tangki septik satu kompartemen
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 21
Gambar-3 –Tangkiseptik dua kompartemen
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 22
b) pipa penyalur air limbah rumah tangga harus memenuhi ketentuan berikut:
1) diameter minimum 110 mm (4 in.) untuk pipa PVC;
2) sambungan pipa antara tangki septik sistem pengolahan lanjutan harus kedap
air;
3) kemiringan minimum ditetapkan 2 %;
4) di setiap belokan yang melebihi 450 dan perubahan belokan 22,50 harus
dipasang lubang pembersih (clean out) untuk pengontrolan/pembersihan pipa.
Belokan 900 dilaksanakan dengan membuat dua kali belokan masing-masing
450 atau menggunakan bak kontrol;
c) pipa aliran masuk dan aliran keluar harus memenuhi ketentuan berikut:
1) boleh berupa sambungan T atau sekat sesuai dengan Gambar 4;
2) pipa aliran keluar diletakkan ( 63 – 110 ) mm lebih rendah dari pipa aliran masuk;
3) sambungan T atau sekat harus terbenam (200 - 315) mm dibawah
permukaan air dan menonjol minimal 160 mm diatas permukaan air;
d) pipa udara harus memenuhi ketentuan berikut:
1) tangki septik harus dilengkapi dengan pipa udara dengan diameter 63 mm,
tinggi minimal 250 mm dari permukaan tanah;
2) ujung pipa udara perlu dilengkapi dengan pipa U atau pipa T sedemikian
rupa sehingga lubang pipa udara menghadap kebawah dan ditutup dengan
kawat kasa; Untuk mengurangi bau dapat ditambahkan serbuk arang yang
ditempatkan pada pipa U atau pipa T.
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 23
e) lubang pemeriksa harus memenuhi ketentuan berikut:
1) tangki septik harus dilengkapi dengan lubang pemeriksa;
2) permukaan lubang pemeriksa harus ditempatkan minimal 10 cm diatas
permukaan tanah;
3) lubang pemeriksa yang berbentuk empat persegi dengan ukuran minimal (0,40 x
4) 0,40) m2, dan bentuk bulat dengan diameter minimal 0,4 m; f) bahan bangunan yang digunakan untuk tangki septik harus memenuhi SNI -
03-6861.1-2002, dan alternatif pemakaian bahan bangunan ditetapkan sesuai
dengan Tabel 3, serta bangunan disyaratkan harus kedap air.
g) kontruksi tangki septik harus memenuhi persyaratan struktur.
Tabel 3 Alternatif bahan bangunan sesuai SNI yang berlaku untuk tangki septik
Bahan bangunan
Komponen bangunan
Bangunan penampung
Penutup Pipa penyalur
air limbah
Pipa udara
Batu kali dengan plesteran ✓ Bata merah dengan plesteran ✓ Batako dengan plesteran ✓ Beton tanpa tulangan ✓ ✓ ✓ FRP ✓ ✓ ✓ Beton bertulang ✓ ✓ PVC ✓ ✓
Plat besi ✓ Pipa Besi ✓
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 24
3. Sistem resapan
Sistem peresapan efluen dari tangki septik terdiri dari:
i. Bidang resapan
Persyaratan bidang resapan sebagai berikut:
a) lebar galian minimum 500 mm dan dalam galian efektif minimum 450 mm;
b) panjang pipa resapan melebihi 15 m dibuat 2 jalur;
c) jarak sumbu 2 jalur galian minimum 1,5 m;
d) bidang resapan lebih dari satu jalur harus dilengkapi dengan bak pembagi dari
tangki septik;
e) pipa resapan dari bahan tahan korosi dengan diameter minimum 110 mm;
f) pipa dipasang tanpa sambungan, dan celah antara dua pipa bagian atas harus
ditutup. Bila pipa dipasang dengan sambungan, dibagian bawahnya harus
diberi lubang dengan diameter (10-20) mm pada setiap jarak 50 mm;
g) pipa dan bidang resapan dibuat miring sebesar 0,2 %;
h) dibawah pipa resapan harus diberi lapisan kerikil berdiameter (15 – 50) mm
dengan tebal 100 mm, dan diatas pipa resapan dengan tebal minimum 50 mm;
i) ukuran bidang resapan sesuai dengan Tabel 4.
j) bentuk bidang resapan sesuai dengan Gambar 5
Tabel 4 Panjang bidang resapan dengan dua jalur
No.
T (m/jam)
I (L/m2/hari)
L (meter)
N 5 N 10 N 15 N 20 N 25 1. 0,15 900 0,7 1,3 2,0 2,7 3,3
2. 0,14 850 0,7 1,4 2,1 2,8 3,5
3. 0,13 780 0,8 1,5 2,3 3,1 3,8
4. 0,12 720 0,8 1,7 2,5 3,3 4,2
5. 0,11 660 0,9 1,8 2,7 3,6 4,5
6. 0,1 600 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0
7. 0,09 540 0,9 1,9 2,8 3,8 4,7
8. 0,08 480 1,3 2,5 3,8 5,0 6,3
9. 0,07 420 1,4 2,9 4,3 5,7 7,1
10. 0,06 360 1,7 3,3 5,0 6,7 8,3
11. 0,05 300 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0
12. 0,04 240 2,5 5,0 7,5 10,0 12,5
13. 0,03 180 3,3 6,7 10,0 13,3 16,7
14. 0,02 120 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0
Keterangan :
L = panjang saluran peresapan
N = jumlah orang
I = daya resap tanah
T = kecepatan penurunan air
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 25
Gambar-5 −Bidang Resapan
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 26
ii. Sumur resapan :
a) sumur resapan hanya dapat dipergunakan untuk tangki septik yang berkapasitas
kecil melayani maksimal 10 jiwa ;
b) konstruksi sumur resapan merupakan sumuran yang berdiameter 800 mm
dan kedalaman 1,00 m;
c) sumur didalamnya diisi penuh dengan kerikil/batu pecah yang berdiameter (30–
80) mm;
d) pipa pengeluaran dari tangki septik dipasang dibagian atas sumuran dan efluen
harus meresap ke dinding dan dasar sumuran;
e) bentuk dan ukuran sumur resapan sesuai dengan Gambar 6.
Gambar-6 − Sumur resapan
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 27
3. RENCANA ANGGARAN BIAYA
a. Skema pelaksanaan perhitungan aggaran biaya Program Intervensi Kesling
Keterangan :
1. Upah tenaga kerja tergantung dari masing-masing keahlian, dan dihitung perhari
kerja yaitu 8 jam per hari. Upah tenaga kerja didapat dilokasi, dikumpulkan dan
dicatat dalam satu daftar yang dinamakan daftar Harga Satuan Upah;
2. Harga bahan/material untuk pelaksanaan fisik didasarkan pada setiap
daerah/lokasi masing-masing;
3. Harga satuan upah dan bahan/material untuk dasar perhitungan Biaya
Perencanaan didasarkan Harga Satuan Setempat;
4. Rencana anggaran biaya suatu bangunan adalah perhitungan banyaknya biaya
yang diperlukan (bahan dan upah) untuk menyelesaikan bangunan tersebut.
POB Intervensi kesehatan lingkungan untuk peningkatan sanitasi layak dalam Program PAMSIMAS| | 28
b. Contoh Rencana Anggaran Biaya pembangunan paket Jamban (Jamban dan tangki
septic)