7/18/2019 Tahapan Pengendalian Mutu Fix http://slidepdf.com/reader/full/tahapan-pengendalian-mutu-fix 1/35 1 PRAKATA Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami, sebagai tim penulis dapat menyelesaikan makalah,yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Bangunan dan Rencana Anggaran Biaya (EB-RAB), dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kali ini, makalah ini akan membahas hal-hal mengenai pengendalian mutu dalam suatu proyek pembangunan. Adapun isi dari pembahasan dalam makalah ini antara lain, penjaminan mutu (QA), metode pengendalian mutu, dan tahapan pengendalian mutu. Dengan disusunnya makalah ini, penulis berharap bahwa pembaca nantinya akan mengetahui, mengerti serta hal-hal yang dicakup dalam poin-poin di atas dalam ruang lingkup Manajemen Biaya. Sehingga kedepannya pembaca diharapkan dapat terbantu untuk menyelesaikan persoalan yang mungkin dihadapi oleh pembaca sekalian. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan maka dari itu dimohon kritik dan saran yang membangun, sehingga penulis dapat berusaha menghasilkan makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata, penulis memohon maaf yang sebesar- besarnya bila ada kesalahan penulisan yang tidak disengaja. Terima kasih. Semarang, 15 November 2012 Penyusun
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami, sebagai tim penulis dapat
menyelesaikan makalah,yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Bangunan dan Rencana Anggaran Biaya (EB-RAB), dengan
tepat waktu. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Kali ini, makalah ini akan membahas hal-hal mengenai pengendalian mutu dalam suatu proyek pembangunan. Adapun isi dari
pembahasan dalam makalah ini antara lain, penjaminan mutu (QA), metode pengendalian mutu, dan tahapan pengendalian mutu.
Dengan disusunnya makalah ini, penulis berharap bahwa pembaca nantinya akan mengetahui, mengerti serta hal-hal yang dicakup dalam
poin-poin di atas dalam ruang lingkup Manajemen Biaya. Sehingga kedepannya pembaca diharapkan dapat terbantu untuk menyelesaikan
persoalan yang mungkin dihadapi oleh pembaca sekalian. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan maka dari itu dimohon kritik dan saran yang
membangun, sehingga penulis dapat berusaha menghasilkan makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya bila ada kesalahan penulisan yang tidak disengaja. Terima kasih.
Program yang dimaksud adalah penjabaran pedoman dan filosofi yang tersebut pada butir a, tetapi disesuaikan dengan keperluan proyek
yang spesifik dan tidak bertentangan dengan program mutu perusahaan secara keseluruhan.
d. Implementasi Program
Setelah program QA/QC selesai disusun, implementasi program tersebut dilaksanakan sepanjang siklus proyek.
Tabel -1 Orientasi masalah mutu masa lalu dan sekarang
2.1.2 Penjaminan Mutu
Tujuan utama kegiatan penjaminan mutu adalah mengadakan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk memberikan kepercayaan kepada
semua pihak yang berkepentingan (pelanggan) bahwa semua tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkatan mutu obyek (produk) telah
dilaksanakan dengan berhasil. Ini semua dapat ditunjukkan dengan catatan dan dokumen yang berkaitan dengan QA/QC. Selanjutnya pada waktuproduk telah jadi atau dalam taraf hampir jadi, baru ditentukan (misalnya dengan uji coba), apakah produk tersebut memenuhi keinginan
pelanggan. Hal ini memungkinkan penolakan produk yang telah siap 100%, atau dalam keadaan pabrikasi sudah sampai tahap tertentu, sehingga
pekerjaan ulang (rework) perlu dilakukan.Pada program tersebut ditekankan pengertian bahwa penjaminan mutu tidak terbatas pada kegiatan
yang telah terjadi (after the fact), misalnya pemeriksaan dan pengetesan bagian instalasi pada akhir konstruksi, tetapi meliputi juga kegiatan yang
terjadi jauh sebelumnya, yaitu pada tahap desain engineering, pembelian material, sampai selesainya kegiatan konstruksi.
Identifikasi dan koreksi kekurangan yang menyebabkan obyek tidak memenuhi mutu.
Dokumen yang mencatat hasil implemantasi program QA/QC.
B. Metode Pengendalian Mutu
Terdapat tiga metode yang sering dijumpai dalam proyek pembangunan instalasi,yakni sebagai berikut.
1. Pengecekan dan pengkajianHal ini dilakukan terhadap gambar untuk konstruksi, gambar untuk pembelian peralatan, pembuatan maket (model), dan perhitungan
yang berkaitan dengan desain engineering. Tindakan tersebut dilakukan untuk mengetahui dan meyakini bahwa kriteria tersebut
dilakukan untuk mengetahui dan meyakini bahwa kriteria,spesifikasi, dan standar yang ditentukan telah dipenuhi.
2. Pemeriksaan/Inspeksi dan Uji Kemampuan Peralatan
Pekerjaan ini berupa pemeriksaan fisik, termasuk menyaksikan uji coba berfungsinya suatu peralatan. Kegiatan ini digolongkan
menjadi beberapa hal berikut.
Pemeriksaan sewaktu menerima material. Hal ini meliputi penelitian dan pengkajian material, suku cadang, dan lain-lain yang
baru diterima dari pembelian.
Pemeriksaan selama proses pabrikasi berlangsung. Pemeriksaan yang dilakukan selama pekerjaan instalasi berlangsung,sebelum diadakan pemeriksaan akhir.
Pemeriksaan akhir yaitu periksaan terakhir dalam rangka penyelesaian proyek secara fisik atau mekanik.
Untuk proyek E-MK, material dan peralatan yang perlu mendapat uji kemampuan diantaranya adalah sebagai berikut.
Menurut Feigenbaum (1991) control dalam istilah industri dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mendelegasikan tanggung
jawab dan kekuasan untuk suatu aktivitas manajemen, sementara tetap menjaga hasil yang memuaskan. Pengendalian mutu adalah
prosedur untuk mencapai tujuan mutu industri.
Ada 4 langkah umum dalam menjaga control, yaitu:1. Setting Standars, menetapkan standar dengan menentukan kualitas biaya, kinerja, safety (keselamatan), dan reliability untuk produk.
2. Appraising Conformance, membandingkan penerimaan dari produk yang dimanufaktur atau jasa yang ditawarkan dengan standar yang
telah ditetapkan.
3. Acting when necessary , memperbaiki masalah dan penyebab di dalam marketing, desain, engineering , produksi, dan maintenance
yang dapat mempengaruhi kepuasan pengguna.
4. Planning for improvements, mengembangkan usaha yang terus menerus untuk memperbaiki standar biaya, kinerja, safety
(keselamatan), dan reliability .
2.2.1 TEKNIK PENGENDALIAN MUTU
Cara untuk menemukan penyebab kerusakan dari sejumlah faktor-faktor disebut : diagnosa proses.
Cara membuat diagnosa yang tepat :
1. Intuisi
2. Pengalaman
3. Analisa Statistik terhadap data
4. Penelitian percobaan
Tujuan mengumpulkan data dalam pengendalian mutu :
1. Mengendalikan dan memantau proses produksi
2. Analisa untuk yang tidak memenuhi syarat
3. Pemeriksaan
Teknik pengendalian mutu meliputi, yaitu :
1. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)
Check Sheet adalah suatu format formulir untuk mengumpulkan data secara
sistematis yang menggambarkan frekuensi berbagai efek. Lembaran yang digunakan
Scatter Diagram digunakan untuk menyatakan hubungan antara sebab dan akibat.
Pengukuran dalam bentuk pasangan akan digambarkan pada sistem koordinat dua-dimensi
untuk menentukan apabila terdapat suatu hubungan antara pengukuran tersebut.
6. Stratifikasi
Stratifikasi dipakai untuk menentukan penyebab khusus. Misal untuk membuat
analisa terhadap 2 mesin yang berbeda yaitu A & B.
7. Peta Kendali
Peta Kendali untuk menunjukkan batasan kualitas dalam proses produksi, dan sangat
bermanfaat untuk deteksi situasi abnormal di luar standar yang ditentukan dalam proses
manufaktur. grafik yang menggambarkan bagaimana suatu proses atau suatu titik dalam
proses berlaku. Sampel akan diambil secara periodik, kemudian diperiksa, atau diukur dan
kemudian hasilnya akan digambarkan pada chart . Chart tersebut dapat menunjukkan
bagaimana suatu ukuran berubah, bagaimana variasi dalam pengukuran berubah, atau
bagaimana proporsi dari bagian yang cacat berubah.
2.2.2 METODA PENGENDALIAN MUTU
1. DIAGRAM PARETO
Diagram Pareto digunakan sebagai cara untuk membantu pemecahan masalah, atau untuk menampilkan hubungan
kepentingan dari suatu masalah atau kondisi. Hasil dari diagram tersebut akan digunakan sebagai landasan awal untuk memilih
penyelesaian masalah, memonitor keberhasilan, atau mengidentifikasi sebab dari suatu masalah.
Langkah-langkah yang digunakan dalam membuat suatu diagram Pareto adalah:
1. Mengidentifikasi jenis ketidak-sesuaian (nonconformance).
2. Menentukan freukuensi untuk setiap kategori yang ada.3. Mendaftarkan nonconformity yang terjadi secara menurun menurut frekuensi yang telah ditetapkan.
4. Menghitung persentase frekuensi untuk setiap kategori dan persentase kumulatif dari kategori tersebut.
5. Menentukan skala untuk diagram Pareto.
6. Menggambarkan frekuensi bar Pareto dan persentase kumulatif dari frekuensi.
Diagram ini dikembangkan oleh Jepang, dan digunakan untuk menentukan sebab-akibat suatu permasalahan. Dalam
conteks Quality Control setelah suatu jenis cacat di isolasi untuk dipelajari, hal selanjutnya adalah menganalisa penyebab
kecacatan tersebut. Dengan menggunakan Cause and Effect Diagram, suatu struktur formal dapat dibentuk untuk mensortir
penyebab dan menggabungkannya menjadi hubungan yang mutual.
Diagram cause and effect atau sebab-akibat dapat digambarkan dengan bentuk tulang ikan (fishbone). Dalam menggambarcause and effect (fishbone) diagram ada beberapa kategori umum di dalam lingkungan manufaktur yaitu pengelompokkan 5 M dan
E, antara lain:
1. Machines (mesin-mesin) dan peralatan: berkaitan dengan tidak ada sistem perawatan preventif terhadap mesin-mesin
produksi, termasuk fasilitas dan peralatan lain, tidak sesuai dengan spesifikasi tugas, tidak dikalibrasi, terlalu complicated ,
terlalu panas, dll.
2. Methods (metode kerja): berkaitan dengan tidak ada prosedur dan metode kerja yang benar, tidak jelas, tidak diketahui,
tidak terstandarisasi, tidak cocok, dll.
3. Materials (bahan baku dan bahan penolong): berkaitan dengan ketiadaan spesifikasi kualitas dari bahan baku dan bahan
penolong yang digunakan, ketidaksesuaian dengan spesifikasi kualitas bahan baku dan bahan penolong yang ditetapkan,
ketiadaan penanganan yang efektif terhadap bahan baku dan bahan penolong itu, dll.4. Men/Women (tenaga kerja); berkaitan dengan kekurangan dalam pengetahuan (tidak terlatih, tidak berpengalaman),
kekurangan dalam ketrampilan dasar yang berkaitan dengan mental dan fisik, kelelahan, stress, ketidakpedulian, dll.
5. Measurement (pengukuran): berhubungan dengan pengukuran yang dilakukan, apakah sesuai dengan spesifikasi yang
berlaku, apakah alat pengukur masih dalam kondisi yang baik, dll.
6. Environment (lingkungan): tidak hanya berhubungan dengan lingkungan dimana produk di manufaktur, namun juga
berhubungan dengan dimana produk tersebut akan digunakan
Setelah program QA/QC selesai disusun,implementasi program tersebut dilaksanakan sepanjang siklus proyek,agar diperoleh
hasil yang efektif,perlu diselesaikan terlbih dahulu langkah-langkah persiapan seperti ,melatih personil,menyusun organisasi dan
menyebar luaskan arti dan maksud program QA/Qckepada semua pihak yang berkepentingan.
Demikian juga halnya dengan material, peralatan, dan instalasi yang telah dibuat, dibeli, dan dibangun apakah telah sesuai dengan
prosedur, gambar, dan spesifikasi. Bila ternyata terdapat penyimpangan, maka segera diambil tindakan koreksi. Jadi tidak berbeda dengan
sasaran proyek yang lain, yaitu biaya dan jadwal, pada aspek mutu diadakan langkah-langkah perencanaan, pengendalian, dan koreksi.
Telah diuraikan di atas tentang kegiatan Pengendalian Mutu yang diawali dengan meletakkan dasar filisofi tentang mutu dan pengelolaan
mutu, dilanjutkan dengan menyusun program QA dan QC (quality control) suatu proyek. Program ini merupakan rencana dan pedoman kegiatan
QA/QC selama proyek berlangsung. Selanjutnya akan dibahas mengenai pengendalian mutu selama siklus proyek, yang terdiri dari pengendalian
mutu engineering, pengadaan, konstruksi, dan tahap akhir proyek sebelum dinyatakan fitness for use untuk kemudian diserahkan kepada pemilik.
Inspeksi dan Pengetesan
Suatu program QC yang lengkap menjelaskan rencana QC, inspeksi, dan pengetesan yang komprehensif. Dalam konteks ini yangdimaksud dengan inspeksi adalah mengkaji karakteristik objek dalam aspek mutu, dalam hubungannya dengan suatu standar yang
ditentukan. Lengkapnya adalah sebagai berikut :
a. Menentukan standar dan spesifikasi yang akan digunakan,
b. Mengukur dan menganalisis karakteristik objek,
c. Membandingkan butir a dan b,
d. Mengambil kesimpulan dan keputusan dari langkah
e. Membuat catatan proses di atas.
Jadi suatu inspeksi akan menentukan keputusan (langkah d) perihal baik atau tidaknya objek berdasarkan mutunya, yaitu
memenuhi (conformance) atau tidak memenuhi (non conformance) spesifikasi. Bagi objek yang dianggap memenuhi spesifikasi tidakada lagi masalah berikutnya perihal mutu. Sedangkan untuk yang tidak memenuhi memerlukan pengkajian lebih lanjut, seperti sejauh
mana objek tidak memenuhi mutu, dapatkah diadakan perbaikan untuk meningkatkan mutunya sehingga masuk dalam klasifikasi
fitness for use, apakah masih ekonomis untuk diperbaiki dan lain sebagainya yang memerlukan studi dan analisis. Pihak pemilik
proyek sering kali meminta kontraktor mengajukan rencana inspeksi dan tes untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
sebelum pekerjaan pembangunan dimulai. Pada umumnya rencana inspeksi dan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
Demikian penjabaran mengenai Pengendalian Mutu suatu Proyek beserta langkah-langkahnya yang dapat kami jabarkan dalam tugas kali
ini. Kami menyadari banyak kekurangan dalam papper kali ini karena kurangnya pengetahuan dan referensi yang sesuai untuk menunjang
pembahasan dalam tugas kali ini.
Kami berterimakasih kepada para pembaca dan khususnya Bapak Ir. Darmono, M.T . IAI , seelaku dosen mata kuliah Ekonomi Bangunandan Rencana Anggaran Biaya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun agar pada kesempatan yang akan datang kami dapat
memperbaiki papper dengan lebih baik sehingga papper ini dapat menunjang tugas serta menjadi acuan pembelajaran selanjutnya bagi kami
selaku mahasiswa Arsitektur.
Tiada Gading yang Tak Retak, semoga papper ini dapat membantu pembelajaran mengenai Pengendalian Mutu dengan baik walaupun
masih terdapat kekurangan. Kami menunggu kritik dan saran yang membangun untuk pembelajaran ke depan yang lebih baik. Terimakasih.