Top Banner
Duet Golap, PLN-Telkomsel Feneomena Labora Sitorus Berkenalan dengan Internet Penginjilan di Habinsaran Rindu Sosok Jokowi Produksi Emas Martabe MENIMBANG Kabupaten Habinsaran Ardin Sitorus Pengacara Kelas Wahid dari Lumban Ruhap Sederhan A B erSahaja
16

TABLOID GABE EDISI TIGA

Mar 07, 2016

Download

Documents

Tabloid GABE

MENIMBANG KABUPATEN HABINSARAN
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TABLOID GABE EDISI TIGA

Duet Golap, PLN-TelkomselFeneomena Labora SitorusBerkenalan dengan Internet

Penginjilan di HabinsaranRindu Sosok Jokowi

Produksi Emas Martabe

MENIMBANG Kabupaten Habinsaran

Ardin SitorusPengacara Kelas Wahid dari Lumban Ruhap

SederhanABerSahaja

Page 2: TABLOID GABE EDISI TIGA

02 GABE© Juni 2013

ED

ITO

RIA

L

Dewan Redaksi: Maddenleo T Siagian,

Juliardos JM Lubis Pemimpin Redaksi:

Ishak H Pardosi Redaktur:

Pangeran PardosiReporter:

Budi Simanjuntak Kartunis:

Jeff Rekando Lubis Situs:

www.tabloidgabe.comEmail:

[email protected] Redaksi:

Taman Chrysant I Blok O3 Nomor 6, Sektor XII.3

Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan. 15317

Sir Alex FergusonSang Legenda Setan Merah

Kabar sedih datang dari Sir Alex Ferguson untuk para penggemar

Setan Merah. Pelatih yang sudah 27 tahun menangani tim yang bermarkas di Old Trafford itu, Rabu, 8 Mei 2013, secara resmi mengumum-kan pengunduran dirinya sebagai pelatih Manches-ter United. Ferguson pun mengawal laga terakhir Manchester United meng-hadapi West Brom pada 18 Mei 2013. Laga itu sendiri merupakan laga ke 1500 Sir Alex Ferguson bersama Manchester United, klub yang telah ia bawa meraih 49 gelar. Setelah pensiun seba-gai pelatih, Fergie-sapaan Sir Alex Ferguson diangkat se-bagai direktur dan juga duta klub. Pria 71 tahun itu, yang musim ini mengantarkan MU meraih gelar juara Liga Inggris yang 13 kali, dalam pernyataannya mengungka-pkan kalau keputusan pen-siun adalah keputusan yang sangat besar. Namun Fergie yakin ia telah meninggalkan MU dalam kondisi yang kuat dan siap memenangi semua laga yang ada di hadapan mereka. “Keputusan untuk pensiun adalah hal besar. Dan aku tidak mudah memu-tuskannya. Ini adalah waktu yang tepat. Sangat penting untuk meninggalkan klub dalam keadaan terkuat. Dan aku yakin telah melaku-kannya. Kualitas tim yang memenangi liga ini, dan keseimbangan umur yang ada dalamnya, mampu untuk meneruskan sukses di level tertinggi dengan struktur pembinaan akan memastikan kalau masa depan klub akan tetap cerah,” ucapnya. Dalam pernyat-aan tersebut, Fergie juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, Mulai dari sang istri Cathy, para pe-main staf, dewan Manchester United, serta keluarga Glazer (pemilik Manchester United), serta para fans di seluruh du-nia atas dukungannya selama ia melatih di Manchester United. “Kepada para fans. Terima kasih. Dukungan

yang kalian berikan selama bertahun-tahun sangat meny-entuh. Suatu kehormatan dan hal yang besar bisa memimpin klum kalian, dan aku akan sangat merindukan waktuku sebagai pelatih Manchester United. “tukas Fergie. Selanjutnya, Fergie akan digantikan pelatih Ever-ton, David Moyes. Namun, ia dikabarkan akan “magang” di MU di bawah Fergie, se-belum menangani MU secara penuh. Fergie, yang berkebangsaan Skotlandia mulai melatih MU sejak 1986. Bersama MU, Fergie telah meraih 19 gelar juara liga Inggris, lima gelar juara Piala FA dan empat gelar Piala Liga. Ia juga membawa klub itu meraih dua gelar juara Liga Champions serta Piala Klub Dunia FIFA Sir Alex yang lahir pada 31 Desember 1941 ini dianggap sebagai salah satu pelatih terbaik karena telah menggondol lebih banyak trofi ketimbang pelatih manapun sepanjang sejarah sepak bola Inggris. Alex yang menggantikan pelatih Ron Atkinson ini sudah mengantongi 10 gelar juara liga. Pada 1999, dia menjadi pelatih pertama yang mem-bawa tim Inggris meraih tre-ble dari Liga Utama, Piala FA, dan Liga Champions UEFA. Juga menjadi satu-satunya pelatih yang meraih Piala FA sebanyak 5 kali, sekaligus menjadi satu-satunya pelatih yang berhasil membawa pulang gelar Liga Inggris sebanyak 3 kali berturut-turut bersama tim yang sama (1998-1999, 1999-2000 and 2000-2001).

PP/GABE

Cara Memperkuat Sinyal Ponsel

Yang Anda lakukan mungkin men-gangkat telepon seluler (ponsel) tinggi-tinggi den-gan harapan bisa menangkap sinyal

lagi, atau berjalan keluar bila di dalam rumah. Bila tidak dapat sinyal juga, ucapan pasrah sambil berkata “ya sudahlah”, menjadi obat penawar. Tak puas lagi, Anda mencoba mematikan dan menyalakan ponsel, meski belum tentu akan dapat signal lagi.

Itulah gambaran betapa masyarakat Habinsaran dan sekitarnya merasa terasing dari dunia luar menyusul hilangnya sinyal Telkomsel. Konon, kejadian sinyal ‘mullop-ullop’ itu kerap ter-jadi. Bahkan bisa sehari atau dua hari lamanya. Lalu, adakah cara pertolongan pertama bilamana peristiwa itu terulang kembali?

Hilangnya sinyal ponsel biasanya disebabkan lima faktor. Pertama, lokasi ruangan yang tertutup dan dibatasi beton tebal seperti dalam lift, basemen gedung, area parkir bawah gedung, atau bahkan di toilet yang disekat tembok tebal. Kedua, faktor cuaca seperti hujan lebat, kabut tebal, maupun angin kencang.

Ketiga, perangkat antena pada ponsel sudah tidak berfungsi nor-mal atau rusak. Keempat, adanya perbaikan pada operator seluler atau pada BTS (Base Transceiver Station). Kalau ini yang terjadi biasanya pada petunjuk antena di ponsel akan bertuliskan SOS (Save Our Soul) berwarna merah. Artinya, Anda masih dapat melakukan komunikasi untuk hal yang bersifat darurat seperti kebakaran, bencana dan lain-lain dengan manghubungi nomor tertentu seperti 112 dan komunikasi menggunakan sinyal operator lain yang masih dalam jangkauan ponsel.

Kelima, Anda ingat ketika Pres-iden AS George W Bush berkun-jung ke Istana Bogor beberapa waktu lalu? Dengan perangkat khusus semua sinyal ponsel yang ada pada radius tertentu hilang. Ini yang namanya teknologi

Jump yang memblokir semua gelombang elektromagnetik yang masuk ke area tertentu, guna menghindari bom yang pemi-cunya adalah panggilan masuk melalui perangkat komunikasi seperti ponsel.

Ada Baiknya Mencoba Tips Berikut:

NAH, setelah kita tahu penyebab terganggunya sinyal ponsel, sekarang saatnya mencari solusi. Memang hasilnya tidak bisa 100 persen, tapi paling tidak kita bisa mengantisipasinya terlebih dahulu.

Paling sederhana adalah dengan menempelkan aluminium foil pada bagian dalam penutup baterai ponsel Anda. Caranya, gunting aluminium foil kira-kira seukuran baterai ponsel, kemudian tempelkan pada bagian dalam penutup baterai. Pastikan aluminum tersebut tidak bersentuhan langsung dengan perangkat elektroniknya agar tidak terjadi korsleting. Kalau perlu bisa dilapisi dengan kertas atau plastik. Aluminum foil ini juga sering digunakan untuk menambal panci dan lain-lain.

Selanjutnya, menggunakan stiker penguat sinyal ponsel. Stiker penguat sinyal ini relatif murah dan sangat mudah diperoleh di pasaran.

Kemudian, bila ponsel digunakan sebagai modem, Anda dapat melakukan eksperimen dengan membuat lingkaran menyerupai per, dengan menggunakan kawat berbahan tembaga dengan diameter lebih besar dari ukuran ponsel Anda. Kemudian letakkan ponsel pada bagian tengah ling-karan per tembaga tadi. Coba buktikan perbedaannya.

Ada lagi cara yang unik dan tidak ada salahnya untuk dicoba karena tidak perlu repot dengan alat-alat. Anda hanya perlu se-buah gelas kaca yang berukuran lebih besar dari ponsel Anda. Sama seperti dengan per kawat tembaga, letakkan ponsel dalam gelas kaca tersebut dan buktikan apakah ada peningkatan sinyal.

Ralat Berita dan Data Grafis

Pada Tabloid GABE edisi kedua (April 2013), terdapat keke-

liruan redaksi terkait jumlah penduduk Kecamatan Habinsaran. Pada data grafis kami cantumkan jumlah penduduk Kecamatan Habinsaran adalah sebanyak 18.414 jiwa. Padahal sesuai data dari saudara Andre Pardosi (BPS To-basa), jumlah penduduk Kecama-tan Habinsaran pada tahun 2011 mencapai 15.605 jiwa, dengan kepadatan penduduk 377,91 jiwa/km2.

Page 3: TABLOID GABE EDISI TIGA

03Juni 2013 ©GABE

LAPORAN UTAMA

Menimbang Kabupaten Habinsaran

Wacana pembentu-kan Kabupaten Habinsaran kian nyaring terden-gar. Dukungan demi dukungan semakin deras

dilengkapi sederet teori dan harapan. Ada keinginan kuat untuk mewujudkan kawasan Habinsaran dan sekitarnya ke arah yang lebih baik. Akan tetapi, meski mendukung seratus persen, ruang diskusi masih terbuka lebar manakala impian itu belum saatnya diwujudkan.

Sajian Tabloid GABE berjudul Sela-mat Datang Kabupaten Habinsaran, yang terangkum dalam Laporan Utama edisi kedua ternyata disambut hangat anak rantau Habinsaran dan sekitarnya. Jika disimpul-kan dari berbagai komentar itu, ada kerin-duan yang begitu mendalam untuk segera mewujudkan impian itu. Habinsaran men-jadi sebuah kabupaten bukanlah mimpi di siang bolong. Lebih dari itu, pembentukan Kabupaten Habinsaran merupakan suatu keniscayaan.

Kesimpulan itu diperoleh saat GABE memintai pendapat dari anak rantau Habin-

saran yang bermukim di Jakarta. Togu Pardosi, Ardin Sitorus, Nikson Panjaitan sama-sama yakin, dengan berdirinya Habin-saran sebagai kabupaten akan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Keyakinan se-rupa juga terlontar dari Ramli Pardosi, anak rantau asal Garoga, serta Pendeta Jurito Sir-ait yang melayani di HKBP Tornagodang, Habinsaran.

Mereka sepakat, Kecamatan Habinsa-ran, Borbor, Nassau, dan Pintu Pohan Me-ranti merupakan wilayah yang sudah layak bersatu dalam sebuah kabupaten. Di samp-ing empat kecamatan itu, terdapat wilayah yang wajib dimekarkan terlebih dulu agar persyaratan membentuk sebuah kabupaten menjadi terpenuhi. Pilihannya jatuh pada dua kawasan yakni Tornagodang hingga Si-bosur dan sekitarnya, serta Lumban Balik hingga ke Pagar Batu. Dengan demikian, minimal akan ada enam kecamatan yang nantinya akan membentuk sebuah kabu-paten baru.

Para anak rantau tersebut juga seia-sekata, modal utama Kabupaten Habinsa-ran berada di sektor pertanian dan sumber daya alamnya yang melimpah. Bahkan, san-gat mungkin ada potensi tambang di bekas

wilayah Tuan Mul-ler yang menjabat sebagai Asisten Demang Habinsa-ran pada 1907-1910 ini. “Luar biasa kekayaan Habin-saran. Semua hasil pertanian ada, po-tensi tambang saya yakin juga ada. Saya yakin kita bisa,” papar Togu Pardosi langsung mengiyakan sean-dainya Habinsaran naik pangkat men-jadi kabupaten.

Apalagi, lanjut Togu, Habinsaran akan makin bersi-nar apabila semua sumber daya di-optimalkan. Dia mencontohkan , pertanian kopi dan ubi kayu sebenarn-ya bisa dikelola menyerupai indus-tri. Sama halnya dengan komoditas lain seperti nilam, kemenyan, dan lainnya. “Kalau m e n g g u n a k a n teknologi mod-ern, bisa dibay-

angkan bagaimana nanti kesejahteraan masyarakatnya.”

“Sangat bagus. Meski hanya baru sebatas wacana, tidak ada yang salah bila kita me-nanggapi positif,” ujar Ardin Sitorus, pria yang menghabiskan masa kecilnya di Lum-ban Ruhap ini.

Senada dengan Togu, Ardin kembali menegaskan alasan untuk menguatkan pen-dapatnya. Pertama, daerah Habinsaran dan sekitarnya sejak dulu sudah dikenal sebagai salah satu lumbung hasil bumi di Tapanuli. Itu artinya, kawasan Habinsaran punya fon-dasi kuat di sektor pertanian dan ekonomi. Kedua, luas wilayah untuk membentuk se-buah kabupaten baru sudah terpenuhi. Fak-tanya, meski sudah dimekarkan beberapa kali, Habinsaran masih tetap menyandang sebagai kecamatan terluas di Tobasa. Seh-ingga, untuk memenuhi persyaratan luas wilayah dalam pembentukan sebuah kabu-paten baru, Habinsaran masih sangat mung-kin. “Dinilai dari sudut ekonomi dan geo-grafis, Habinsaran sudah layak. Secara teori, syarat-syaratnya sudah terpenuhi,” katanya.

Di tempat terpisah, Nikson Panjaitan, anak rantau asal Tornagodang, Parsoburan berpendapat, agenda tersebut bukanlah

Page 4: TABLOID GABE EDISI TIGA

04 GABE© Juni 2013

impian yang terlalu buru-buru. Apalagi, dia melanjutkan, pembentukan Kabupaten Habinsaran sudah cukup lama bergaung. Paling tidak, keinginan itu sudah mencuat ketika Kabupaten Tobasa yang berdiri pada 1999, ternyata bisa disebut berhasil. “Ko-moditas pertanian Habinsaran dan seki-tarnya bisa diandalkan. Bahkan, menurut saya paling lengkap di Tobasa. Padi, kopi, kemenyan, nilam, dan potensi lain ada di Habinsaran,” papar Nikson.

Hasil pertanian wilayah Habinsaran dan sekitarnya memang sudah cukup lama men-jadi andalan. Untuk kopi dan padi, seluruh wilayah Habinsaran, Borbor, dan Nassau dikenal sebagai produsen utama. Sementara daerah tertentu seperti Lumban Balik dan Pandumaan bisa dikategorikan sebagai peng-hasil kemenyan dan nilam. Potensi alam seperti pertambangan juga bisa ditemui di daerah lain.

Argumen Nikson itu sesuai dengan po-tensi Tobasa yang konon menyimpan kand-ungan 15 bahan galian tambang, termasuk di dalamnya emas. Pemkab Tobasa bahkan sudah menggandeng perusahaan BUMN, PT Aneka Tambang untuk melakukan pe-nelitian potensi bahan tambang di beberapa kecamatan. Selain emas, beberapa potensi tambang yang terkandung di perut Tobasa adalah kaolin, batu gamping, pasir kuarsa, fosfat, guano, hematite, andesit, dan tawas.

Sementara itu, kondisi Habinsaran dan sekitarnya menurut Ramli Pardosi tidak jauh berbeda dengan Garoga, Tapanuli Ut-ara. Ramli, yang kerap berkunjung ke Par-soburan ini akhirnya menarik kesimpulan; Habinsaran sudah layak menjadi kabupaten. Sebagaimana Garoga, Ramli juga melihat banyaknya potensi yang bisa dimanfaatkan di Habinsaran. “Habinsaran sangat luas dan kaya. Sama seperti Garoga dan sekitarnya. Sehingga sangat pas kalau memang ada keinginan mewujudkan impian itu,” urai Ramli.

Pendeta Jurito Sirait yang melayani HKBP Tornagodang, Habinsaran juga men-gomentari wacana pembentukan Kabupaten Habinsaran. Menurut dia, impian itu harus dikejar dengan sepenuh hati. Analoginya sederhana, saat ini gereja khususnya HKBP masih memiliki keterbatasan untuk mel-ayani seluruh jemaatnya. Penyebabnya tidak lain karena sedikitnya pendeta yang ditugas-kan di daerah terpencil seperti Habinsaran dan sekitarnya. Di pihak lain, di kota besar seperti Medan dan Jakarta, keterwakilan pendeta sangat sesuai dengan jumlah je-maatnya. “Sehingga kebutuhan iman para jemaat bisa dilayani dengan optimal,” kata Jurito kepada GABE, di sela rangkaian tu-gasnya di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dipaparkan Pendeta Jurito, dengan dibentuknya Kabupaten Habinsaran oto-matis akan memperpendek rentang kendali pemerintahan. Dari yang sebelumnya harus ke Balige, selanjutnya cukup ke Parsoburan saja.

Proses Panjang dan Kehati-hatian

KENcANGNyA dukungan terhadap pembentukan Kabupaten Habinsaran pada dasarnya bukanlah karena keengganan un-tuk tetap menjadi bagian kabupaten induk, Tobasa. Bukan karena suka atau tidak suka. Tetapi murni karena adanya harapan untuk mewujudkan Habinsaran dan sekitarnya yang semakin makmur. Seperti disinggung sebelumnya, pemekaran daerah ibarat ped-ang bermata dua. Meski pemekaran daerah sejatinya ditujukan menyelesaikan keterting-galan, kerap dituding menjadi penyebab ber-tambahnya jumlah daerah tertinggal. Malah ada yang menilai pemekaran daerah sebagai penyebab ketertinggalan itu sendiri.Bila dinilai sebagai penyebab keterting-galan barangkali tidak tepat. Akan tetapi, kalau dikatakan pemekaran daerah bisa menyebabkan bertambahnya jumlah kabu-paten tertinggal, itu ada benarnya. Ambil contoh, jika satu daerah tertinggal dimekar-kan menjadi tiga daerah otonom, maka se-cara administratif, jumlah daerah tertinggal menjadi tiga, yaitu satu daerah induk yang dari awalnya memang sudah tertinggal dan dua daerah otonom baru.

Sebaliknya, dimekarkan ataupun tidak, dua wilayah yang menjadi daerah otonom baru tersebut tetap saja tertinggal. Hanya yang pasti, dengan pemekaran ini, kedua wilayah itu mempunyai peluang untuk lebih diperhatikan dan keluar dari ketertinggalan. Sebab, dengan menjadi daerah otonom, pe-layanan masyarakat menjadi lebih dekat dan punya anggaran sendiri. Sewaktu bergabung dengan daerah induk, boleh jadi alokasi ang-garan ke wilayah tersebut sangat kecil.

Panjangnya proses yang akan dilalui bila ingin mewujudkan Kabupaten Habinsaran, merupakan awal yang wajib dicermati terle-bih dulu. Semua pihak yang dimintai pen-dapatnya mewanti-wanti, memisahkan diri dari kabupaten induk Tobasa merupakan pekerjaan yang cukup rumit dan melelah-kan. Terpenting lagi, keinginan itu harus diawali niat tulus demi kemajuan dan kes-ejahteraan masyarakat. “Harus benar-benar membuat masyarakat lebih sejahtera dari saat ini,” ujar Ardin.

Togu Pardosi dan Ramli Pardosi juga sependapat. Menurut keduanya, pemben-tukan wilayah baru seyogianya dilandasi keinginan yang tulus. Tidak boleh karena ego seseorang atau sekelompok. Itu sebabn-ya, dibutuhkan proses panjang dan harus hati-hati. Karenanya, Togu mengusulkan, rencana besar pembentukan Kabupaten Habinsaran mestinya dimulai dari peme-karan wilayah kecamatan. Seperti kawasan Tornagodang dan Lumban Balik. “Provinsi Tapanuli yang masih terbengkalai saat ini sangat mungkin akan lebih mudah terwujud dengan dibentuknya Kabupaten Habinsaran terlebih dulu,” Togu menjelaskan.

Usulan Togu yang memulai pemekaran dari wilayah kecamatan tentu saja direspons positif Nikson Panjaitan. Menurutnya, pem-bentukan kecamatan Tornagodang maupun Lumban Balik tidaklah berlebihan. “Setuju

sekali dengan usulan itu. Tornagodang, Sibosur, dan sekitarnya memang cukup luas bila masih harus berada di Kecamatan Habinsaran,” respon Nikson.

Sesungguhnya, timpal Pendeta Ju-rito Sirait, meratanya pendeta ke seluruh pelosok Habinsaran, Borbor, Nassau, dan Pintu Pohan Meranti juga bisa memperce-pat pembentukan Kabupaten Habinsaran. Akan tetapi, sambung dia, proses pemben-tukan wilayah baru seperti kabupaten dan provinsi harus mengedepankan persatuan dan kesatuan masyarakat. “Silakan saja di-kaji lebih mendalam. yang pasti, tidak ada yang salah dengan wacana itu.”

Tentang Pemekaran Wilayah

PEMEKARAN wilayah diatur dalam UU No 32 tahun 2004. Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang ini adalah: Pasal 4 (3) “Pembentukan daerah dapat berupa penggabungan beberapa daerah atau bagian daerah yang bersandingan atau pemekaran dari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih.”

Sedangkan pada Pasal 5 ayat (1) disebut-kan, pemekaran wilayah harus memenuhi syarat administratif, teknis, dan fisik kewil-ayahan. Syarat administratif untuk provinsi meliputi adanya persetujuan DPRD kabu-paten/kota dan Bupati/Wali Kota yang akan menjadi cakupan wilayah provinsi, persetu-juan DPRD provinsi induk dan Gubernur, serta rekomendasi Menteri Dalam Negeri. Syarat administratif untuk kabupaten/kota meliputi adanya persetujuan DPRD ka-bupaten/kota dan Bupati/Wali Kota yang bersangkutan, persetujuan DPRD provinsi dan Gubernur serta rekomendasi Menteri Dalam Negeri.

Kemudian, syarat teknis meliputi faktor yang menjadi dasar pembentukan daerah yang mencakup faktor kemampuan ekono-mi, potensi daerah, sosial budaya, sosial poli-tik, kependudukan, luas daerah, pertahanan, keamanan, dan faktor lain yang memung-kinkan terselenggaranya otonomi daerah.

Terakhir, syarat fisik yang meliputi pal-ing sedikit lima kabupaten/kota untuk pem-bentukan provinsi, dan paling sedikit lima kecamatan untuk pembentukan kabupaten, dan empat kecamatan untuk pembentukan kota, serta tersedianya lokasi calon ibukota, sarana, ditambah prasarana pemerintahan.

TIM GABE

Catatan Redaksi!

Untuk menampung semua aspirasi, Tabloid GABE menerima masukan dan pendapat tentang wacana pembentukan Kabupaten Habinsaran. Silakan kirim tulisan Anda dilengkapi nomor telepon ke email redaksi [email protected]: Tabloid GABETwitter : @tabloidgabe

Page 5: TABLOID GABE EDISI TIGA

05Juni 2013 ©GABE

Produksi Emas Martabe Mulai Menggeliatroduksi perdana tambang emas modern berkelas du-nia yang pertama di Sumut ini telah dimulai pada 24 Juli 2012. Tambang Emas Martabe berada di Kecama-tan Batangtoru, Tapanuli Selatan, tidak jauh dari

jalan lintas Sumatera, tepatnya 40 km dari Kota Sibolga, dan 350 km dari Medan. Geliat produksi tambang emas Martabe semakin menggiurkan. Sepanjang kuartal I-2013, Martabe mampu memproduksi emas sebanyak 63.633 ounces (1,9 ton), dan produksi perak 244.383 ounces (7,6 ton). Manajer Senior Komu-nikasi Korporat G-Resources Martabe, Katarina Hardono, menjelaskan, pendapatan dari penjualan emas dan perak sepanjang kuartal pertama menca-pai US$117, 9 juta (sekitar Rp 1,1 triliun). Menurut dia, kuartal pertama merupa-kan rentang waktu operasi pertama dalam masa uji coba produksi tambang emas Martabe. “Meski kinerja pabrik pengolahan bijih masih terus dit-ingkatkan, produksi emas yang dihasilkan telah melebihi target,” kata Katarina dalam keterangan tertulisnya, akhir April 2013. Sementara itu, biaya operasional se-lama kuartal pertama sesuai dengan target. Biaya produksi emas perusahaan berdasarkan Gold In-stitute Standard mencapai US$596 per ounces. G-Resources juga terus meningkatkan eksplorasi. Pekerjaan pencarian dan pengembangan sumber daya di sekitar deposit Purnama terus memberi-kan hasil-hasil positif. “Upaya pengeboran awal

ke arah selatan dan timur deposit telah menun-jukkan simpangan pengeboran yang menjanjikan, dan hasilnya akan diumumkan pada kuartal beri-kutnya,” katanya. Sebanyak 95 persen saham Martabe ada-lah milik G-Resources Group Ltd, dan 5 persen sahamnya dimiliki PT Artha Nugraha Agung yang merupakan Badan Usaha Masyarakat Daerah (BUMD) yang sahamnya dimiliki secara patungan oleh Kabupaten Tapanuli Selatan (70 persen) dan Provinsi Sumatera Utara (30 persen). Tambang Emas Martabe berada di Ke-camatan Batangtoru, Tapanuli Selatan, tidak jauh dari jalan lintas Sumatera, tepatnya 40 km dari Kota Sibolga, dan 350 km dari Medan. Tambang itu dilengkapi fasilitas pelabuhan, dan pembangkit listrik berbahan bakar batubara berkapasitas 230 Megawatt (MW). Para tenaga ahli dan profesional di tambang itu dapat bekerja dengan efisien, karena ditunjang infrastruktur komunikasi dan pasokan air yang baik. Martabe terletak dalam zona terminer-alisasi dengan luas 30 km2 yang masuk dalam area Kontrak Karya seluas 1.639 km2. Cadangan emas dan perak di wilayah Kontrak Karya Martabe san-gat prospektif, dengan potensi selama 50 tahun. Sumber dayanya mencapai 7,86 juta ounce emas dan 73,48 juta ounce perak, dengan cadangan mencapai 3,03 juta ounce emas (Au) dan 33,63 juta ounce perak (Ag). Kandungan mineral rata-rata dalam setiap ton material mencapai 2,1 gram/ton untuk emas, dan perak 23 gram/ton. Dikerjakan dengan teknik penam-bangan terbuka (open pit) bijih emas dan perak

Martabe diproduksi dengan proses Carbon in Leach (CIL). Produk akhirnya berupa batangan emas bercampur perak, dengan kapasitas produksi per tahun 250.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak. Produksi perdana tambang emas modern berkelas dunia yang pertama di Sumut ini telah dimulai pada 24 Juli 2012. Bayar Pajak dan Royalti TAMBANG Emas Martabe telah membayar ke-wajiban kepada negara dalam bentuk pajak 2012 sebesar Rp 114 miliar dan royalti tahun 2012 sebe-sar Rp 6,9 miliar. Pembayaran pajak senilai Rp 114 miliar i]ni meliputi pajak penghasilan, pajak atas jasa dalam negeri, pajak penghasilan final, dan pa-jak penghasilan atas jasa luar negeri. Pembayaran pajak ini langsung disetor ke kas negara. Sedangkan perhitungan royalti didasar-kan pada hasil penjualan emas dan perak sebesar 98.758,66 ounces emas (3.072 kg) dan 397.897,06 ounces perak (12.376 kg). Pembayaran royalti ini mengacu pada Kontrak Karya yang ditandatangani pada bulan April 1997. Di tahun 2011, pajak yang dibayar oleh Tambang Emas Martabe kepada negara sebesar Rp 77 miliar. Besaran pembayaran pajak di tahun 2012 lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya, seiring meningkatnya aktivitas perusahaan yang memasu-ki tahap produksi penuh di kuartal kedua 2013.

IHP-GABE

Anak Belum Punya Akte Lahir? Ada Kabar Baik untuk Anda

kte kelahiran atau biasa disebut akte lahir masih sering disepelekan. Pada-hal, tanpa akte lahir, seseorang biasanya akan menemui kesu-litan administrasi di kemudian hari. Mis-

alnya, saat ingin melamar PNS atau TNI dan Polri. Namun tak perlu khawatir lagi, mengurus akte lahir kini sudah semakin mudah.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Mahkamah Agung (MA) langsung merespons putu-san Mahkamah Konstitusi (MK) yang memangkas peran pengadilan dalam pembuatan akta kelahi-ran. Namun, masih butuh waktu untuk menyusun teknis barunya karena rawan pemalsuan.

Staf Ahli Kemendagri Bidang Politik, Hu-kum, dan Hubungan Antar Lembaga, Reydonnyzar Moenek, mengatakan pihaknya menyambut putu-san MK untuk segera menindaklanjuti. “Intinya kita akan terbitkan surat edaran atau panduan,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Hanya saja panduan bagi kepala dinas Pencata-tan Sipil untuk teknisnya di lapangan itu masih akan dirumuskan. Donny berharap dalam waktu dekat Kemendagri sudah bisa merilis agar bisa segera di-gunakan.

“Kita harus tetap mengedepankan kehati-hatian. Sebab menyangkut implikasi hukum,” ucap pemilik sapaan akrab Donny itu.

Terlebih, saat ini kedudukan anak berdasarkan status hukumnya sudah bertambah pasca keluarnya

putusan MK putusan nomor 46/PUU-VIII/2010 hasil pengujian Undang Undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan yang diajukan Machica Mochtar.

Sehingga terdiri atas anak temuan, anak dari seorang perempuan yang tidak jelas ayahnya, anak pasangan suami istri hasil perkawinan sah, dan anak dari pasangan tidak sah. Tanpa kehati-hatian dan teknis yang baik, kata Donny, bisa bermasalah pada kemudian hari.

“Jadi harus betul-betul ada keyakinan yang me-madai, general assurancenya, dan sebagainya. Salah menetapkan maka implikasinya banyak misalnya menyangkut warisan dan lain-lain. Tidak sesederha-na itu maka dulu diurusnya di pengadilan,” ulasnya.

Di tempat terpisah, Ketua MA, Hatta Ali, juga mengapresiasi putusan MK soal hilangnya peran pengadilan dalam pembuatan akta kelahiran. Lem-baga peradilan tertinggi itu langsung merilis Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) nomor 1 tahun 2013 tentang Pencabutan SEMA RI nomor 6 ta-hun 2012 tentang Pedoman Penetapan Pencatatan Kelahiran yang Melampaui Batas Waktu Satu Tahun Secara Kolektif.

Hatta dalam surat edarannya mengatakan, ber-dasarkan putusan Mahkamah Konstitusi nomor 18/PUU-XI/2013 yang menyatakan bahwa pasal 32 ayat 2 Undang Undang nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaga Ne-gara Republik Indonesia tahun 2006 nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4674), tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Dengan demikian, pencatatan kelahiran yang

melampaui batas waktu satu tahun, tidak perlu den-gan penetapan Pengadilan Negeri. Artinya, sejak 1 Mei 2013, Pengadilan tidak lagi berwenang untuk memeriksa permohonan penetapan pencatatan akta kelahiran dan sehubungan dengan hal tersebut maka SEMA nomor 6 tahun 2012 tanggal 6 September 2012 tentang Pedoman Penetapan Pencatatan Kela-hiran yang Melampaui Batas Waktu Satu Tahun Se-cara Kolektif menjadi tidak relevan dan oleh kare-nanya harus dicabut.

Sebelumnya, pada 30 April 2013 MK mengab-ulkan permohonan pengujian pasal 32 Undang Un-dang (UU) nomor 23 tahun 2006 tentang Adminis-trasi Kependudukan. Pemohon atas nama Mutholib berprofesi sebagai juru parkir asal Wonokromo, Surabaya, merasa hak konstitutionalnya dilanggar akibat rumitnya pembuatan akta kelahiran yang su-dah terlambat lebih dari setahun sejak lahir itu.

Majelis yang dipimpin Ketua MK, Akil Mochtar, kemudian menyatakan mengabulkan per-mohonan Pemohon untuk sebagian. Ada sembilan poin yang menjadi kekuatan hukum baru dimulai dari kata “persetujuan” dalam pasal 32 ayat 1 UU tersebut dinilai bertentangan dengan UU Dasar (UUD) 1945 sepanjang tidak dimaknai sebagai “keputusan”. Kata “Persetujuan” itu juga diputus-kan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, sepanjang tidak dimaknai sebagai “keputusan”. Se-lain itu, mahkamah menetapkan bahwa frasa “sam-pai dengan satu tahun” dalam pasal 32 ayat 1 UU i23/2006 itu bertentangan dengan UUD 1945.

GABE

P

A

Page 6: TABLOID GABE EDISI TIGA

06 GABE© Juni 2013

LAPORAN KHUSUS

Sudah cukup banyak referensi tulisan yang mengulas sejarah Kekristenan di Tanah Batak. Semua sudah tahu, puncak penginjilan dipelopori sejum-lah misionaris Jerman menun-

juk pada satu nama; Ingwer Ludwig Nom-mensen. Namun, khusus di Habinsaran dan sekitarnya, tapak penginjilan masih terasa samar-samar.

Bagi orang Batak, Nommensen tidak sekadar tokoh pendiri HKBP. Namanya dikenal sebagai pembaharu yang berhasil meletakkan fondasi sektor pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Pada masanya, Nommensen mendirikan 510 sekolah den-gan murid 32.700 orang. Ratusan sekolah itu antara lain berdiri di Balige, Tarutung, Siantar, Sidikalang, Samosir, dan Ambarita. Setiap berkunjung desa-desa, Nommensen juga selalu membawa kotak obatnya, beru-saha menyembuhkan berbagai penyakit masyarakat setempat.

Nommensen lahir di Nordstrand, Denmark yang kini masuk wilayah Jer-man pada 6 Pebruari 1834. Dia wafat di Sigumpar, Toba Samosir, Sumatera Utara pada 23 Mei 1918.

Ingwer Ludwig Nommensen, yang lebih dikenal dengan sapaan Nommensen adalah seorang tokoh pekabar Injil Jerman yang berhasil mendirikan HKBP.

HKBP berdiri pada 7 Oktober 1861 di Pearaja, Tarutung, Tapanuli Utara. Sete-lah melakukan berbagai persiapan, Nom-mensen akhirnya diangkat sebagai Epho-rus pertama HKBP pada 1881 hingga meletakkan jabatannya pada 1918.

HKBP merupakan gereja terbesar di kalangan Batak, termasuk di antara gereja Protestan di seluruh Indonesia. Saat ini, HKBP memiliki jemaat sekira lima juta jiwa, yang tersebar di seluruh dunia. Di luar negeri, beberapa gereja HKBP juga sudah berkembang. Seperti di Singapura, Kuala Lumpur, New York, Colorado, To-kyo, Jerman, dan negara lainnya. Namun, meski memakai nama Batak, HKBP juga terbuka bagi suku bangsa lainnya.

Nommensen sudah menjadi cerita yang tertanam rapi dalam setiap masyarakat Ba-tak, terutama subetnis Toba. Tanpa dia, orang Batak diyakini tidak akan ada mam-pu bersaing di tengah mayoritas suku In-donesia saat ini. Tidak heran apabila nama Nommensen akhirnya diabadikan menjadi nama dan lambang sekolah, dari taman kanak-kanak hingga universitas.

Saking mulianya, orang Batak bahkan menganugerahkan panggilan Rasul (dalam bahasa Batak disebut Apostel) bagi Nom-mensen. Padahal, sebutan Rasul dalam ajaran Kristen, hanya diberikan kepada 12

murid Yesus. Gelar Rasul yang disematkan kepada Nommensen sangat layak diberi-kan untuknya. Bukan untuk mengkultus-kan Nommensen, tetapi menghormati karyanya yang nyata dalam kehidupan orang Batak. Nommensen memang telah menjadi sejarah bagi orang Batak.

Jason Simatupang, Pendeta Pertama HKBP Parsoburan

MENGETAHUI ASAL-USUL berdirin-ya HKBP Resort Parsoburan, Distrik IV Toba memang cukup menantang. Sebab, hampir tidak ada catatan lengkap tentang jejak penginjilan yang terletak di timur Ba-lige itu. Parsoburan, sebuah desa yang kini sedang bergeliat menuju perkotaan meru-pakan ibukota Kecamatan Habinsaran, berjarak 50 kilometer dari Balige, ibukota Kabupaten Tobasa, setelah dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara pada 1999.

HKBP Parsoburan berdiri tegak di sisi kiri jalan dari arah Balige. Letaknya tidak jauh dari kantor camat, di belakangnya terdapat pekuburan umum. Untuk meng-etahui kapan tepatnya gereja ini berdiri cukup memperhatikan empat angka yang tertera di bagian horizontal salib, di pucuk menara gereja. Di sana tertulis 1936, yang tak lain adalah tahun diresmikannya HKBP Parsoburan. Kecuali tahun berdiri, tidak ada lagi petunjuk yang bisa ditelusuri ten-tang latarbelakang gereja yang kini berusia hampir seratus tahun itu.

Akan tetapi, dari berbagai literatur

yang berhasil ditelusuri, masih ada fakta se-jarah lain yang teramat sayang untuk dile-watkan. Yakni, siapakah pendeta pertama yang melayani HKBP Parsoburan? “Pen-deta Jason Simatupang,” tulis Pirmian Tua Dalam Sihombing, dalam sebuah bukunya yang mengulas tentang perjalanan Pendeta Albert Sihombing-Lumbantoruan dan is-trinya Orem boru Hutabarat.

Pendeta Albert merupakan ayah kand-ung Pirmian, zendeling pribumi ketiga yang ditempatkan Nommensen di ka-wasan Toba Habinsaran, berkedudukan di Sitorang dan Parsambilan. Pendeta Al-bert cukup lama melayani jemaat di Toba Habinsaran. Pendeta Albert dapat dika-takan bertugas mengawal Tuan Weissen-bruch, zendeling muda yang berkedudu-kan sebagai pendeta resort di jemaat-induk Sitorang.

Pada mulanya jemaat Parsambilan den-gan kedudukan induk resort di godung Losung Batu adalah tempat kedudukan seorang zendeling Jerman, sama seperti je-maat tetangganya, Sitorang. Pada dasawar-sa 1890-an, untuk pertama kali Ephorus Nommensen sudah menempatkan seorang zendeling ke Parsambilan, yakni George Yung, yang lebih tersohor dikenal warg-anya dengan sapaan Tuan Jung. Zendeling inilah yang menerima tanah hibah yang cukup luas dari raja-raja kawasan Parsambi-lan, yakni Raja Punsaha Langit dan kedua adiknya Raja Puniahi dan Raja Patugaram bermarga Sitorus. Ketiganya adalah ketu-runan langsung dari Raja Sigodangtua,

Tapak Samar Penginjilan di Habinsaran

Page 7: TABLOID GABE EDISI TIGA

07Juni 2013 ©GABE

cucu Raja Matasopiak, melalui putranya Raja Manjunjung.

Lewat sebuah peraturan reorganisasi zending atas prakarsa petinggi RMG di Barmen, Jerman pada 1910, beberapa je-maat pelayanan zendeling dalam jarak yang dianggap terlalu berdekatan, cukup diga-bungkan menjadi satu. Sejalan dengan ke-bijakan itu pula, sistem distrik diperkenal-kan dan diberlakukan. Sejak tahun 1911, Distrik Toba dibentuk, dan dipimpin oleh Praeses Meerwaldt. Tempat kedudukan zendeling di kawasan Toba Habinsaran yang digabungkan itu, ditetapkan di Sit-orang yang amat dekat dengan godung Losungbatu.

Karena itu, untuk pertama kali pada ta-hun 1911, jemaat Losungbatu bukan lagi berstatus resort, dalam pengertian yang dipimpin seorang zendeling. Meskipun demikian, jemaat Losungbatu masih tetap membawahi atau mengkoordinasi banyak huria pagaran (jemaat cabang) lainnya, di luar yang masuk ke jemaat-induk Sitorang. Yang ditetapkan akan memimpin jemaat-induk Losungbatu sejak reorganisasi itu adalah seorang “hulp-zendeling” alias pembantu-zendeling atau pendeta-pribu-mi.

Pendeta pribumi pertama menduduki pos yang ditinggalkan oleh zendeling Yung itu adalah Josua Hutabarat, alumnus angkatan ke-III, tahun 1889-1891. Se-hubungan dengan kepedihan hati keluarga pendeta itu karena pembakaran rumah di-nasnya pada tahun 1916, tugas pelayanan-nya kemudian digantikan Pendeta Benoni Simanjuntak, dari tahbisan angkatan ke VII, 1915-1917. Pendeta Benoni inilah yang kemudian digantikan pendeta Albert, yang lebih junior tiga angkatan, di godung Losungbatu mulai bulan Januari 1926.

Selanjutnya, karena tiadanya pembagi-an garis wilayah yang resmi antara zende-ling Weissenbruch di Sitorang dan Pen-deta Albert di Parsambilan, praktis kedua pendeta tersebut sama-sama melakukan pelayanan dalam jurisdiksi yang tidak teri-kat. Berarti, jemaat yang dilayani kedua pendeta ini secara bersamaan adalah semua jemaat-cabang di kawasan Sitorang, Par-sambilan, Parsoburan. sampai ke Borbor. Kala itu, semua jemaat di Parsoburan sam-pai ke Borbor masih menyatu dalam satu jemaat-induk besar Losungbatu, dengan kordinator seorang hulp-zendeling saja.

Menurut notasi pelayanan Pendeta Albert, di antara jemaat-jemaat cabang yang pernah turut dilayani olehnya dalam resort maha-luas itu, adalah Sitorang, Si-laen, Lumban Lintong, Batugaja, Nato-lutali, Sibide, Losungbatu, Pintubatu, Simanobak, Parsoburan, Lumban Pinasa,

Lintong, Lumban Balik, Batu Manumpak, Dolok Nauli, Lobu Dapdap, Lumban Rau, Natumingka, Tor Ganjang, Lobu Hole, Pangururan, Pintubatu, Siringkiron, Hite Tano, Tangga, Borbor, dan beberapa lain-nya. Barulah pada awal tahun 1930, Par-soburan mulai memiliki pendeta sendiri, yakni Pendeta Jason Simatupang. Ia ada-lah tahbisan pada angkatan ke-XII, akhir tahun 1929.

Sayangnya, belum ada catatan seja-rah tentang kisah pelayanan Pendeta Ja-son Simatupang di kawasan Parsoburan. Bagaimana dan apa saja yang dialami Pen-deta Jason Simatupang saat menyebarkan injil di Parsoburan? Juga belum ada yang tahu apakah Pendeta Jason Simatupang mempunyai keturunan yang masih bisa di-lacak saat ini.

Ragam Sejarah HKBP di Parsoburan

MASUKNYA PENDETA Jason Simatu-pang ke HKBP Parsoburan sejatinya bu-kanlah awal penginjilan di tanah yang di-huni mayoritas marga Pardosi ini. Sebab, ada pula literatur yang menyebutkan HKBP Lumban Pinasa sudah berdiri sejak 1906. Bahkan, lonceng atau giring-giring yang digunakan HKBP Parsoburan saat ini sebelumnya digunakan HKBP Lumban Pi-nasa.

Di Lumban Rau, HKBP yang selan-jutnya diberi nama Resort Letare juga su-dah berumur seratus tahun pada 2008 lalu. Itu artinya, gereja ini didirikan pada 1908. Selisih dua tahun dari Lumban Pinasa. Ada pula cerita yang juga menyebutkan sudah hadirnya HKBP di Tornagodang, sejak 1900-an.

Terkait hal ini, Profesor Uli Kozok, seorang peneliti Jerman yang banyak men-guraikan sejarah HKBP mengatakan, “un-tuk mengetahui itu harus ke Perpustakaan Wuppertal, Jerman,” tulis Uli Kozok saat

dimintai GABE untuk meneliti seluk-beluk penginjilan di tanah Par-soburan.

Khusus di Par-soburan, barangkali salah satu cara yang bisa dijadikan sebagai titik terang ihwal penyebaran injil adalah dengan men-cari tahu siapa saja sintua yang ditahbiskan kala itu. Konon, sintua per-tama yang ditahbiskan di Parsoburan adalah Sin-tua Japet Pardosi. Ia la-hir kira-kira tahun 1880. Tahun kelahiran Sintua Japet ini merupakan

prediksi dengan asumsi ia menikah pada umur 19-20 tahun.

Prediksi serupa juga dilekatkan pada anak pertama Sintua Japet yang bernama Levi Pardosi yang juga menyandang predi-kat Sintua. Dengan demikian, Sintua Levi dilahirkan kira-kira tahun 1900-an. Penaf-siran tahun kelahiran Sintua Japet dan Sin-tua Levi juga dikaitkan dengan tahun kela-hiran anak pertama Sintua Levi atau cucu Sintua Japet, pada 1919, yang bernama Alusan Pardosi, yang pada hidupnya juga menyandang gelar Sintua. Kala itu, tahun kelahiran seseorang sudah cukup banyak yang tercatat, atau paling tidak sudah lebih mudah diraba. Dengan demikian, Sintua Japet sangat mungkin ditahbiskan seki-tar tahun 1900-1910, saat ia berumur 20 sampai 30 tahun.

Analisis sejarah tersebut selaras den-gan penempatan zendeling George Yung oleh Ephorus HKBP Nommensen pada 1890-an di Parsambilan. Jika dikaitkan dengan wilayah penyebaran zending sete-lah George Yung, pendeta yang menah-biskan sintua angkatan pertama di Par-soburan adalah Pendeta Josua Hutabarat. Sementara penahbisan sintua gelombang kedua dilakukan oleh Pendeta Benoni Simanjuntak.

Lalu, bagaimana dengan rekam jejak penyebaran injil di kawasan lain Habinsa-ran? Untuk mengetahuinya, dibutuhkan penelitian yang lebih mendalam dan me-nyeluruh. Alangkah baiknya apabila HKBP mulai mengumpulkan secuil demi secuil butiran sejarah yang masih bertebaran itu. Selain HKBP, gereja lain di Habinsaran tentu saja sangat penting untuk membuat buku sejarah penginjilannya. “JAS ME-RAH, Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah,” pesan Soekarno dalam pidato terakhirnya sebagai Presiden, 17 Agustus 1966. IP/GABE

Tapak Samar Penginjilan di Habinsaran

Page 8: TABLOID GABE EDISI TIGA

08 GABE© Juni 2013

rdin Sitorus ada-lah salah satu dari sekian banyak pen-gacara Batak di Ja-karta. Akan tetapi, Ardin menjadi sp-esial lantaran ia be-rasal dari Lumban Ruhap, sebuah desa yang cukup terpen-

cil di Kecamatan Habinsaran, Tobasa, Sumut. Sehingga kurang pas bila mem-bandingkan Ardin Sitorus dengan pen-gacara Batak yang berasal dari lintasan emas Tapanuli seperti Balige, Laguboti, maupun Tarutung. Ada cerita unik dan khas yang bisa digali dari pria berkulit gelap ini.

Belum ada catatan ilmiah kenapa orang Batak sangat melekat dengan pro-fesi pengacara. Hanya saja, semua sudah paham, pengacara yang sangat mengua-sai seluk-beluk hukum sebagian besar berdarah Batak. yang lurus bisa beng-kok, sedangkan yang bengkok juga bisa diluruskan. Begitu kira-kira tanggapan umum bila berbicara tentang pengacara. Maka, pengacara Batak menjadi pilihan utama bagi mereka yang tersangkut masalah hukum. Sebut saja Hotman Paris Hutapea, pengacara tersohor di Jakarta. Putera Laguboti ini dipercaya menangani banyak perkara hukum bertaraf nasional maupun internasional. Akan tetapi, popularitas pen-gacara Batak yang sudah melangit itu

sebenarnya tidak melulu hanya milik Hotman Paris Hutapea. Sudah tidak ter-hitung pengacara Batak yang berhasil melampaui prediksi banyak orang. Salah satu di antaranya adalah Ardin Sitorus, pengacara ternama di Ibu Kota. Ardin, pemilik suara lantang dan tegas, banyak didaulat perusahaan besar sebagai kuasa hukum. Di antaranya, BcA, Garuda Indonesia, Indofood, dan sederet perusahaan raksasa lain.

Menurut Ardin, banyaknya perusahaan yang menggunakan jasa kantor hukumnya tidak terlepas dari profesional-isme dan komitmen kuat untuk memberikan lay-anan dan mengaplikasikan keahlian hukum, diplo-masi, dan rencana strategi guna mencapai kebutuhan dan kepent-ingan klien. Dulu, Ardin berkisah, orang dan perusahaan bisnis pada umumnya meminta jasa pengacara hanya dalam situasi darurat. Seperti menangani kasus yang sudah masuk ke pengadilan, jika orang atau perusahaan gagal menagih

piutang yang sudah jatuh tempo, atau suatu transaksi bisnis tidak dibayar dan tidak tercapai penyelesaian. Kejadian semacam itu tentu saja masih tetap ber-langsung hingga kini meski jumlahnya semakin berkurang. “Sekarang, orang dan perusa-haan telah menggunakan jasa pengac-ara untuk membantu mereka meren-

P R O F I L

Ardin SitorusPengacara Kelas Wahid

dari Lumban Ruhap

A,,

Kami memikul tanggung-jawab etika standar yang tinggi dalam perilaku pribadi dan si-kap profesional. Kami menempatkan etika

dan integriats tinggi sebagai prioritas dalam melayani klien dan pihak lain.

Page 9: TABLOID GABE EDISI TIGA

09Juni 2013 ©GABE

P R O F I L

canakan strategi guna menghindarkan situasi darurat semacam itu dan me-naati serta menyesuaikan diri dengan perkembangan cepat peraturan perun-dangan dan ketentuan hukum yang berlaku,” tegas Ardin kepada GABE di kantornya. Peluang seperti itulah yang diterjemahkan Ardin dengan menggaet sejumlah pengacara profesional di kan-

tornya demi melayani kebutuhan klien. Hasilnya, pengacara di kantor hukum MMS Legal & Manpower consultants milik Ardin Sitorus, memiliki kekuatan khusus dalam berbagai bidang hukum. yakni, memberikan jasa hukum perbu-ruhan, ketenagakerjaan, dan imigrasi dan mewakili serta mendampingi pen-

gusaha atau pekerja dalam penyelesa-ian perselisihan hak, kepentingan dan hubungan industrial baik dalam proses Bipartite, Mediasi, Konsiliasi maupun dalam sidang Pengadilan Hubungan In-dustrial. Di luar jasa ketenagakerjaan, kantor hukum milik Ardin Sitorus juga menyediakan bantuan hukum dalam bi-dang korporasi dan komersial, perban-

kan dan lembaga keuangan, in-vestasi dalam negeri dan akuisisi, pertanahan dan properti, hak mi-lik intelektual, litigasi, arbitrasi, serta penyelesaian perselisihan. “Kami memikul tanggung-jawab etika standar yang tinggi dalam perilaku pribadi dan sikap profesional. Kami menempatkan etika dan integriats tinggi sebagai prioritas dalam melayani Klien dan pihak lain. Dalam kondisi ketidakpastian politik global dan perubahan lingkungan yang be-gitu cepat, kami berpegang teguh dan selalu bersandar pada etika professional dalam menghadapi segala tantangan dan tuntutan za-man.” Pensiun dari depnakertrans ARDIN SITORUS berkantor di Wisma Gondangdia Lama, terle-tak di Jalan RP. Soeroso No 25 Menteng Jakarta Pusat. Sebuah kawasan yang bertetangga den-gan cendana, kediaman mantan Presiden Soeharto. Menempati kantor di kawasan elit di Jakarta merupakan nilai lebih bagi se-orang pengacara. Akan tetapi, kenyamanan posisi yang diraih Ardin saat ini, semuanya berawal dari Medan, Sumatera Utara.Jebolan Fakultas Hukum USU ini tak sedikitpun menyangka bakal terjun sebagai pengacara. Ini bila dikaitkan dengan latarb-elakangnya yang pernah tercatat sebagai PNS di Depnakertrans (Kemnakertrans). Bagi dia, semua itu proses yang memakan butuh waktu lama. Karirnya dimulai saat

bergabung sebagai pengacara di kan-tor hukum RO Tambunan, SH. Tak betah sebagai pengacara, ia kemudian bantin g setir menjadi pegawai di Dep-nakertrans, Medan, sejak 1998. “Saya 14 tahun di sana menangani masalah ke-tenagakerjaan,” urai suami dari Mar-entina Saragih ini.

Bintang Ardin semakin ber-sinar ketika bank raksasa BcA mem-intanya untuk bergabung di kantor pu-sat Jakarta. Ia kemudian meninggalkan Medan pada 2001 dan bekerja di kantor pusat BcA Jakarta sebagai Senior Mana-jer Hubungan Industrial. Tugasnya meliputi penanganan kasus karyawan dan perusahaan BcA. Namun, Ardin kembali hijrah dari BcA setelah meng-abdi selama sembilan tahun. Hebatnya, kendati telah pensiun dari BcA, Ardin masih tetap dipercaya sebagai konsultan di perusahaan milik Hartono bersau-dara itu. “Pada 2010, saya resmi mem-buka kantor hukum sendiri. Sekarang sudah ada 11 lawyer yang bekerja den-gan saya,” katanya. Pengalamannya bergelut di bidang ketenagakerjaan ditambah jar-ingannya semasa mengabdi di BcA, je-las menjadi modal penting bagi Ardin. Dalam waktu singkat, kantor hukum miliknya sudah menangani kebutuhan hukum di banyak perusahaan. menggeluti Bisnis ekspedisi LAKI-LAKI TANGGUH yang selalu tampil necis ini juga tidak hanya piawai dalam dunia hukum saja. Ia adalah pe-milik PT Soli Deo Gratia, perusahaan yang bergerak untuk jasa pengiriman barang alias ekspedisi. “Latar belakang berdirinya perusahaan ini berawal dari begitu banyaknya permintaan untuk jasa pengiriman barang dan dokumen dari klien pada saat itu,” tukas ayah dari tiga orang anak ini. Melihat situasi tersebut, jiwa bisnis Ardin Sitorus timbul untuk ter-jun ke usaha yang memiliki peluang emas itu. Dalam waktu singkat saja, jaringan yang dibangun oleh PT Soli Deo Gratia tumbuh semakin besar dan secara bertahap dapat menjangkau selu-ruh pelanggannya. Ardin menambahkan, peru-sahaan ekspedisi miliknya mempunyai kantor cabang di gedung JPT Bandara Soekarno Hatta, serta memiliki kantor perwakilan di 33 Provinsi di Indonesia serta di lima benua. Dengan demikian, Soli Deo Gratia mampu menghubung-kan lebih dari 200 kota besar dan kecil di Indonesia. “Kepuasan pelanggan ada-lah prioritas utama kami. Kepercayaan pelanggan akan selalu dijaga dengan sistem pengiriman paket atau dokumen yang aman, nyaman, cepat dan tepat waktu.”

TIM GABE

Page 10: TABLOID GABE EDISI TIGA

010 GABE© Juni 2013

RINDU PEMIMPIN BERKARAKTER JOKOWI

“Sembilan puluh persen dari semua kegagalan kepem-impinan adalah kegagalan

pada karakter(Stephen Covey, 2012).

Lebih lanjut, Prof. Dr. H. Faisal Afiff, Spec.Lic menge-mukakan bahwa kepem-impinan adalah suatu proses dimana seseorang berupaya

mempengaruhi sejumlah orang dan mengarahkan organisasinya untuk mencapai suatu tujuan, sehingga hubungan antara manusia di dalam organisasi tersebut lebih kohesif dan koheren. Atau suatu proses dimana seseorang berupaya mempengaruhi sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Dalam rangka men-jalankan proses kepemimpinannya ini, mereka menggunakan sejumlah “pengetahuan” dan “keterampilan” yang dimilikinya, terlepas dari apa-kah pengetahuan dan keterampilan tersebut ditunjang oleh bakat bawaan dirinya atau hasil dari proses pembel-ajaran (formal dan/atau non-formal).

Sedangkan pengetahuan meru-pakan kombinasi dari pengalaman, informasi kontekstual, nilai dan wa-wasan para pakar yang dijadikan acuan, sebagai kerangka untuk men-gevaluasi dan menggabungkan infor-masi dan pengalaman baru. Menurut Peter F. Drucker, pengetahuan adalah informasi bagi seseorang sebagai lan-dasan untuk melakukan suatu tin-dakan dalam situasi perubahan, seh-ingga individu atau organisasi mampu bertindak dengan cara yang berbeda dan lebih efektif. Melalui pengeta-huan dan informasi, seseorang dihara-pkan menghasilkan tindakan yang tepat dan mengartikulasikan tinda-kan yang paling mungkin, yaitu den-gan menyeleksi dan menilai berbagai alternatif tindakan serta bagaimana tindakan tersebut harus diimplemen-tasikan agar sesuai dengan hasil atau kinerja yang diinginkan. Pemimpin Doyan Pencitraan APALAgI menjelang Pemilu akbar 2014, kata “pencitraan” ini sangat fa-miliar dan bahkan dilakukan dengan berbagai cara. Tidak hanya dilakukan sendiri akan tetapi dengan memakai orang lain dan juga media-media cetak maupun elektronik dengan

bayaran yang cukup mahal. Brand-ing yang demikian diyakini oleh pengamat media sebagai langkah untuk mempromosikan diri guna menarik simpatik kepada seserorang pemimpin. Tak salah memang pen-citraan yang dilakukan dengan cara ini, tetapi sangat disayangkan karena hanya sisi positifnya saja yang diang-kat tanpa pernah sedikit mengangkat kekurangan/kelemahan dan bagaima-na cara menyelesaikan masalah terse-but. Alhasil, “pencitraan” ini sama saja dengan iklan sebuah produk yang hanya bicara bahwa produk tersebut nomor satu, paling bagus, tidak ada saingan, cocok dengan masyarakat, tanpa mengecek terlebih dahulu re-spon masyarakat terhadap masyarakat tersebut. Dan mesin promosi ini di-jadikan untuk menjaga kestabilan seorang kepemimpinan atau suatu produk jangan sampai jatuh atau di-pakai untuk menangkis segala kritik dari pihak lain yang mencoba mem-pertanyakan kebijakan yang diambil. Itulah yang dinamakan “branding” atau “pencitraan”.

Lebih parah lagi, bahwa “penci-traan” dipakai memanipulasi sosok pemimpin seolah-olah paling benar, tidak pernah salah, tidak ada dosa, kebijakan yang diambil selalu pro rakyat. gurita kekuasaan menjalar kemana-mana sampai siapapun tidak dapat “menyentuh” atau mengkritik. Bungkusan “pencitraan” ini sangat mengelabui rakyat dalam melihat dan menilai pemimpin sebab tidak banyak juga sumber yang dapat diperguna-kan rakyat untuk menganalisa secara seimbang dan cermat, oleh karena data dan fakta yang disajikan hanya bersifat positif tadi. Akan sangat susah menyeimbangkan atau bahkan me-luruskan, terkecuali media, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat mengambil perananan yang ekstrim dalam pengertian berani mengambil resiko untuk mengangkat semua issu dan fakta yang teruji terhadap setiap ketidaksesuaian dan kejangggalan yang merugikan kemaslahatan rakyat.

Mengutip pernyataan Wakil Ketua DPR Pramono Anung dalam suatu diskusi di Jakarta, menyatakan bahwa dalam kondisi negara seperti saat ini, rakyat tidak membutuhkan pemimpin yang doyan melakukan pencitraan. Rakyat sudah trauma den-gan pemimpin yang banyak meng-habiskan energinya hanya melakukan “pencitraan”, tanpa banyak berbuat dan bertindak. Selain itu, pemimpin yang doyan hanya mengambil keun-

tungan pribadi harus sudah diting-galkan dan tidak layak memimpin, apalagi sampai memanfaatkan rakyat dan merusak alam setempat untuk mengeruk keuntungan. Pejabat pub-lik yang mempunyai bisnis sampingan sangat banyak diduga melakukan pen-yalahgunaan jabatan (abuse of power) dan tidak jarang diseret ke pengadilan dengan dugaan melakukan tindak pi-dana korupsi. Rindu Sosok Jokowi di Parsoburan SEKARANg, Parsoburan sangat me-rindukan kehadiran sosok Jokowi un-tuk memimpin yang dapat mendengar dan menyapa dan bahkan melaku-kan “blusukan” ke “lapo-lapo” untuk sekadar berdiskusi untuk mecari so-lusi atas setiap keluh kesah rakyat Par-soburan. “Pencitraan” atau “Branding” yang diidamkan harus lebih mengu-sung pembangunan karakter dirinya sebagai seorang pemimpin yang tak lain adalah pelayan masyarakat Par-soburan. Pendekatannya pun tidak pilih-pilih, tidak hanya memilih mereka yang mempunyai duit saja, tapi juga mereka yang secara strata ekonomi berada di posisi bawah. Ia lebih mengedepankan program ekonomi kerakyatan. Cara sederhana dan praktis ala Jokowi ini akan mem-bantu dalam meningkatkan pereko-nomian masyarakat dan terutama dalam merubah karakter masyarakat kembali kepada sistem “dalihan na tolu” yang sejak leluhur, selalu menan-amkan dengan kuat rasa persaudaraan sehingga tidak mudah dipecah apalagi saling memusuhi oleh sebab adanya perbedaan pendapat dan perbedaan pilihan dalam berpolitik.

Terlebih lagi, bahwa sebenarnya permasalahan-permasalahan yang berkembang dan muncul di Par-soburan masih tergolong sederhana dan tidak begitu kompleks. Hanya saja, masyarakat sangat memerlukan Pemimpin yang sensitif dan memaha-mi masalah yang ada. Dengan begitu, harapan agar Parsoburan bisa bersa-ing dengan daerah-daerah yang sudah mulai berkembang di Sumatera Utara dapat terwujud. Tidak hanya rakyat yang puas dan senang, pemimpin-nya pun tentu tidak akan sulit dalam menjalankan roda pemerintahannya karena masyarakat sudah berpikiran maju. Karakter pemimpin harus kuat dalam men-engineering (mengubah) pola pikir dan karakter masyarakat Parsoburan menuju kemakmuran dan kedewasaan.

OPIN

I

Maddenleo T

Siagian

Page 11: TABLOID GABE EDISI TIGA

011Juni 2013 ©GABE

DUET “GOLAP” PLN-TELKOMSEL

Bah, apalah hendak dikata kalau aliran listrik tiba-tiba byarpet, tanpa disangka-sangka. Tidak ada angin tidak ada hujan, listrik

di Parsoburan seolah menjadi lang-ganan. Jaringan telekomunikasi pun begitu, Telkomsel, satu-satunya opera-tor seluler yang beroperasi di tanah penghasil kopi ini juga tak mau keting-galan. Sinyalnya bisa lenyap tanpa kata-kata, pergi entah kemana. Bahkan, pernah dua sampai tiga hari lamanya. Kalau sudah begitu, komplit sudah penderitaan masyarakat Parsoburan. Terjebak dalam kegelapan dan terputus dari dunia luar. Ngeri kali, bah.

Duet PLN-Telkomsel kini menjadi idaman masyarakat Parsoburan. Salah satu saja bermasalah akan berdampak sistemik, macam kasus Century. Jika listrik mati oto-matis sinyal juga menghilang. Ini karena menara pemancar alias BTS membutuh-kan aliran listrik. Mungkin karena belum

dipasangi tenaga cadangan yang biasanya terdapat di bawah tiang pemancar. Kalau-pun sudah ada, kemungkinan alat penyim-pan tenaga itu sudah tak berfungsi.

Sebenarnya, masuknya jaringan listrik ke Parsoburan dan sekitarnya sudah cukup lama, terpaut jauh dari sinyal telepon yang baru tersambung belakangan. Namun, itulah kenyataannya, kejadian berulang-

ulang masih saja terjadi. Untuk soal PLN, agak rumit menguraikan kenapa itu bisa begitu. Berbeda dengan Tel-komsel, yang punya banyak saingan. Operator seluler seperti Indosat, XL, Axis, dan Three mungkin sudah saatnya berekspansi ke Habinsaran. Dengan demikian, persaingan bisnis halo-halo akan semakin ketat yang biasanya diikuti oleh pelayanan yang prima. Telkomsel tidak lagi melulu melakukan monopoli.

Secara hitung-hitungan bisnis pun, menggarap pasar selular di Habinsa-ran, Borbor, dan Nassau sudah cukup menggiurkan. Sehingga tidak ada salahnya bila operator di luar Telkom-

sel mulai melirik peluang bisnis itu. Akan semakin sempurna apabila BTS milik selain Telkomsel itu dipasangi penyimpan tenaga cadangan. Jadi, kalaupun PLN sedang mardandi, hubungan komunikasi bisa tetap berjalan. Minimal, bisa menel-epon Pusat Informasi PLN. “Halo….mate lampu boh di hutanami. Boa nama on?.”

GABE

Juliardos & Rosenni

Mengikat Ikrar Suci

Bukan main kebahagiaan Juliardos JM Lubis ketika

fotografer mengabadikan salah satu momen terindah

dalam hidupnya. Pose berdiri dibalut jas abu-abu dan

sepatu hitam kian istimewa karena kehadiran wanita can-

tik di sampingnya. Wanita cantik itu tampak anggun dalam

balutan kebaya berwarna kuning muda dan songket merah.

Plus setangkai kembang merah mengapit di tangannya.

Siapa gerangan yang telah berhasil merebut hati salah satu

Dewan Redaksi Tabloid GABE itu? “Rosenni Pane, boru ni

raja i sian huta Buluduri, Parsoburan,” Juliardos memperk-

enalkan istrinya, dalam sebuah acara resepsi di kediaman

kakak iparnya di Jakarta, Sabtu (25/5/2013).

Ya, Juliardos-Rosenni menerima pemberkatan suami-istri

di HKBP Parsoburan pada Sabtu (4/5/2013). Acara adatnya

dilangsungkan pada hari yang sama, bertempat di kediaman

orangtua Juliardos di RT 03 Parsoburan. Selanjutnya, kelu-

arga baru ini akan menetap di Semarang, Jawa Tengah.

Juliardos JM Lubis yang akrab disapa Ardos atau Andos

merupakan anak dari pasangan

AP Lubis (almarhum) dan U Br Pardosi (Op Alex). Sedang-

kan Rosenni Pane adalah buah hati dari pasangan St J Pane

(almarhum) dan G Br Tanjung (Op Nurmala).

Sebagai pengikut Kristus, Juliardos-Rosenni diyakini akan

mempertahankan koalisi abadi yang telah diikrarkan di ha-

dapan Tuhan.

Page 12: TABLOID GABE EDISI TIGA

012 GABE© Juni 2013

DL, Martua, dan Labora Mengintip Fenomena Trio SitorusDarius Lungguk Sitorus, Martua Sitorus, dan Labora Sitorus adalah Trio Sitorus yang sangat fenomenal. Dua nama pertama sudah lebih dulu akrab di ten-gah publik. Sedangkan nama terakhir, baru saja menggemparkan republik. Kesimpulannya, Sitorus adalah sebuah marga yang kian menakjubkan.

Darius Lungguk Sitorus yang biasa disingkat DL Sitorus atau cukup DL, adalah yang paling senior di antara ketiga nama di atas. Saat ini, DL sudah ter-golong sepuh. Akan tetapi, cengkeraman bisnisnya terus menggeliat di bawah komando dua puteranya; Sihar Sitorus dan Sabar Sitorus.

Kiprah DL di bisnis perkebunan sawit sudah masuk kategori nasional bahkan internasional. La-han sawitnya membentang luas di sepanjang Pulau Sumatera. Untuk bidang pendidikan dan kesehatan, ia juga tidak kalah. Dari sekolah hingga universitas, di samping mendirikan rumah sakit. Sama halnya di bidang bisnis penyewaan gedung, ia masih nomor wahid, khususnya di kalangan Batak di perantauan seperti Jakarta. Rumah Gorga milik DL Sitorus kini mudah ditemui di setiap sudut Ibu Kota. Maka, tidak perlu menghitung berapa kekayaan DL saat ini. Yang pasti, sudah segunung.

Selanjutnya adalah Martua Sitorus. Dia adalah pemilik PT Wilmar International Limited, sebuah perusahaan yang juga mengelola bisnis perkebu-nan sawit. Pria ini masih tergolong muda dan lebih

banyak menghabiskan waktunya di Singapura dan Malaysia. Sama seperti DL Sitorus, Martua kerap di-torehkan sebagai salah satu orang terkaya di Indone-sia. Berapa harta kekayaan Martua? Ah, sudah pasti mencengangkan.

Terakhir, yang juga layak menjadi catatan ada-lah munculnya nama Labora Sitorus. Pria paruh baya ini pun lagi-lagi mengundang decak kagum terhadap marga Sitorus. Meski berprofesi sebagai se-orang polisi, Labora merupakan pengusaha ulung di Papua. Berbeda dengan DL dan Martua, polisi ber-pangkat Aiptu ini lebih menyukai usaha perkayuan. Ia memasok kebutuhan kayu untuk beberapa daerah di Indonesia. Lantas, kira-kira berapa banyak uang Labora yang hilir mudik di rekeningnya? Wow, bom-bastis.

Tak Punya Hubungan Satu Sama Lain

DI SInILAh menariknya Trio Sitorus. Apakah ke-tenaran ketiganya adalah sebuah kebetulan belaka? Atau memang karena murni hasil kerja keras? Tidak perlu juga mempersoalkan bagaimana cara mereka meraup triliunan rupiah. Toh, ketiganya bukanlah koruptor dan bukan pula pejabat negara. Kecuali Labora, DL dan Martua adalah sosok pebisnis tulen.

Uniknya lagi, Trio Sitorus yang telah berhasil mencuri perhatian masyarakat Indonesia, bisa dis-

ebut tidak punya hubungan satu sama lain. Mereka hanyalah tiga orang yang sama-sama bermarga Sito-rus. Tidak ada lagi hubungan yang bersinggungan dalam silsilah keluarga dekat.

Kampung halaman ketiganya juga cukup ber-jauhan. DL Sitorus lahir di Parsambilan, Silaen, To-basa. Sementara Martua Sitorus lahir di Pematang-siantar, dan Labora Sitorus lahir di Serdang Bedagai. Ketiga daerah ini jelas memiliki karakter yang ber-beda-beda. Dengan demikian, Trio Sitorus ini meniti karir dengan cara dan gayanya sendiri-sendiri. Tidak saling membantu atau mungkin saja tidak saling mengenal.

Pertanyaan yang layak diajukan kemudian adalah; kenapa Sitorus bisa sampai pada titik yang sudah selangit itu? Apakah Sitorus memang sudah ditakdirkan mewakili marga-marga Batak sebagai pemilik rupiah paling banyak? Tak mudah menjawab ini. Sebab secara teori, semua manusia berhak dan mempunyai kesempatan mengubah kehidupannya. Lagipula, bukan hanya marga Sitorus yang telah ber-hasil mencicipi nikmatnya segunung rupiah. Marga-marga lain juga banyak. Bahkan mungkin melebihi kiprah Sitorus, yang pada waktunya pasti akan ter-ungkap. IP

Masa Kecil Labora Sitorus di Serdang Bedagai

Indonesia mendadak heboh karena Aiptu Labora Sitorus. Bintara di Polda Papua itu memiliki transaksi di rekeningnya se-banyak Rp1,5 triliun. Labora lahir dan

menamatkan SMA di Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumat-era Utara. Pada 1981, ia hijrah ke Sorong, Papua. Ia dibawa oleh Tulang-nya bermarga Pasaribu. Tepatnya tahun 1983, Labora Sitorus mengikuti seleksi masuk polisi di Papua. 30 ta-hun kemudian, ia mendadak menghebohkan Nusantara.

Labora Sitorus. Itulah nama pria yang berprofesi sebagai polisi berpangkat Aiptu ini. Ia menjadi sangat istimewa karena memi-liki kekayaan yang luar biasa. Sebagai seorang polisi, publik langsung menaruh curiga kepada dirinya. Bagaimana dia mengumpulkan pundi-pundi uang hingga triliunan rupiah? Apakah bisnis yang dia jalankan legal? Terlepas dari se-mua dugaan itu, Labora Sitorus memang sosok yang layak diapresiasi. Paling tidak, Labora bukanlah seorang koruptor yang menggero-goti keuangan negara. Kalaupun dia bermain curang dalam bisnisnya, kenapa baru sekarang diungkap ke permukaan?

Labora Sitorus sering disapa dengan pang-gilan Ucok (51). Ia adalah anak kedua dari delapan bersaudara pasangan Sitorus dan Br Pasaribu. Dia tinggal di Dusun 12 Kampung Kebun Sayur Desa Sei Bamban Kecamatan Sei Bamban Kebupaten Sergai. Semasa kecil, dia dikenal sebagai anak yang pintar ketika berse-kolah di SD Negeri 102037 Kebun Sayur, Sei Bamban, Sergai. SD tersebut berjarak hampir 500 meter dari rumahnya. Setiap pagi dia ber-jalan kaki. Dia tidak memakai sepatu, hanya memakai sandal jepit.

Maklum, kehidupannya saat itu tergolong tidak mampu. Ya, meski ayah Labora berkerja

sebagai PNS di jajaran PDK Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang (sebelum terpisah menjadi Kabupaten Sergai).

Mak Deliana Br Butar-Butar (52) warga Ke-bun Sayur Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Sergai yang termasuk teman dekat Labora ketika masih sekolah di SD Negeri 102037 Ke-bun Sayur menceritakan kalau Labora anak yang dikenal pendiam serta pandai. “Dalam penampilannya Labora juga dikenal sederha-na,” bilang Mak Deliana, belum lama ini.

Menurut guru SMP yang bertugas di Sei Rampah ini, kehidupan Labora tak ubahnya anak kecil lainnya. Bermain lomba lari dan layang-layang ketika habis masa panen padi. “Labora sedikit pendiam, jarang sekali ber-bicara dan kalau ada yang penting baru dia mau bicara. Ya, banyak teman-teman Labora di kampung pada saat seumur 7 hingga 12 ta-hun,” ujar Mak Deliana.

Menurut Mak Deliana, di kawasan mereka tinggal dulu banyak etnis Tionghoa. “Labora saat sekolah banyak berteman dengan orang Cina. Di antara teman-teman yang lain, Labo-ra paling lain, dia tak banyak bicara dan ber-penampilan sederhana,” kata Mak Deliana.

Bukan maksud memuji, tambah Mak De-liana, Labora juga dikenal sebagai anak yang pintar. “Sering juara kelas, tetapi dia tetap ren-dah hati dan mau membagi ilmunya kepada teman-teman sekelas dan itu masih terjalin hingga sekarang sesudah menjadi anggota polisi,” jelas Mak Deliana.

Namun, usai tamat SD, Mak Deliana dan Labora berpisah. Mak Deliana ke Medan se-dangkan Labora sekolah di SMP di Kota Sei Rampah. “Sebelumnya warga terkejut melihat kejadian kalau Aiptu Labora Sitorus ditangkap memiliki transaksi uang Rp1,5 triliun,” jelas Mak Deliana.

Hal senada juga dikatakan teman sekelas Labora, Br Situmorang yang disapa Mak Ando (52). “Saya sering melihat Labora membantu orangtuanya pergi ke ladang seusai pulang se-kolah,” ujar Mak Nando. Menurut Mak Nando, hasil panen dari bertani orangtuanya diguna-kan untuk biaya sekolah. “Ya, namanya mereka banyak keluarga, untuk mencukupi kehidupan sebagai PNS kalau itu tidak tercukupi memen-uhi kebutuhan sehari-hari.”

Memasuki masa SMA, Labora sudah jarang lagi bergaul. Terkadang pada hari Minggu ke-tika pulang dari gereja di Kampung Kebun Say-ur Desa Sei Bamban, mereka bercengkerama seperti layaknya teman biasa. “Pacar Labora ketika itu, saya tidak mengetahuinya,” akunya.

Saat duduk dibangku SMA kira-kira kelas 2, Labora ditinggal oleh bapaknya yang menin-ggal dunia. Setelah kepergian bapaknya, Lab-ora dibantu adik-adiknya kemudian bekerja lebih giat di ladang. “Labora juga membantu kakaknya berjualan lapo tuak di depan rumah orangtuanya,” kata Mak Nando.

Singkat cerita, ketika menamatkan bang-ku SMA pada 1981, Labora alias Ucok lang-sung dibawa oleh Tulang-nya menuju Sorong, Papua. Tepatnya tahun 1983, Labora Sitorus mengikuti seleksi masuk polisi di Papua. “Sejak itu, kami jarang mendengar kabar si Labora,” kata Mak Nando.

Selang setahun kemudian, ibu Labora meninggal dunia dan dimakamkan di kam-pung Kebun Sayur Desa Sei Bamban. Semen-jak kedua orangtuanya meninggal, keberadaan Labora makin tak jelas. Tetapi selang beberapa tahun ini, tepatnya tiga tahun belakangan ini, Labora baru sering pulang kampung pada ta-hun baru, setelah membangun rumah mewah miliknya. GABE/BS

Page 13: TABLOID GABE EDISI TIGA

013Juni 2013 ©GABE

Berkenalan dengan Internet

Media Informasi tanpa batas yang belakangan populer dengan sebutan Cyberspace sangat di-gandrungi masyarakat luas. Majalah Tempo

mencatat terjadi peningkatan dari tahun lalu 55 juta pengguna kini naik menjadi 63 juta pengguna di selu-ruh Indonesia. Seperti halnya dunia nyata (ada hitam-putihnya), di dunia maya juga ada hal positif dan negatif. Internet bisa memberikan informasi yang sifatnya mendidik dan mencerdaskan, tapi juga bisa di-jadikan sebagai wadah melakukan serangkaian kegiatan kejahatan. Di sini peranan orang tua sangat diperlukan. Pemahaman, moral yang baik dan keimananlah yang menentukan batasnya. Internet (Interconnected Network) adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia. Se-tiap komputer dan jaringan terhubung secara langsung maupun tidak langsung ke beberapa jalur utama yang disebut internet backbone dan dibedakan satu dengan yang lainnya menggunakan unique name yang biasa disebut dengan alamat IP, Contoh: 202.155.4.230. Komputer dan jaringan dengan berbagai platform yang mempunyai perbedaan dan ciri khas masing-masing (Unix, Linux, Windows, Mac, dll) bertukar informasi dengan sebuah protokol standar yang dikenal dengan nama TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). TCP/IP tersusun atas 4 layer (network access, internet, host-to-host transport, dan application) yang masing-masing memiliki protokolnya sendiri-sendiri.

Web Browser WWW (World Wide Web) adalah layanan yang pal-ing sering digunakan dan perkembangannya yang san-gat pesat, karena layanan ini bisa menerima informasi dalam berbagai format multimedia. Untuk mengakses layanan WWW dari sebuah komputer digunakan pro-gram yang disebut web browser. Jenis-jenis web browser yang sering digunakan adalah: Internet Explorer, Moz-illa Firefox, Google Chrome, Opera, dll. Surfing / Browsing SUrFING atau browsing merupakan istilah umum yang digunakan bila menjelajahi dunia maya atau web. Tampilan web yang sangat artistik tidak hanya me-nampilkan teks dan gambar tapi juga video yang di-tata sedemikian rupa sehingga netter tidak akan merasa jemu. Karena itu para netter harus sangat memperhi-tungkan rencana web mana saja yang akan dikunjungi, karena bila tidak, netter akan tersesat ke dalam rimba informasi yang maha luas. Adapun langkah-langkah untuk melakukan kegiatan surfing adalah:

1. Klik ganda pada icon Internet Explorer. 2. Ketikkan nama situs yang dituju, mis: www.

tabloidgabe.com pada kolom ‘address’.

3. Tekan ‘Enter’. Atau klik tombol ‘Go’4. Tunggu beberapa saat hingga tampilan keselu-

ruhan selesai dan tertulis ‘Done’ di Status Bar.5. Jika ingin membuka halaman baru dengan

page yang sama, dapat dilakukan dengan cara: klik ‘File’ pada menu, klik ‘New’ dan klik ‘Window’. Atau dengan Menekan tombol Ctrl+N

6. Jika sudah selesai, Internet Explorer ditutup dengan cara mengklik tanda x di sebelah kanan atas.

Menyimpan Web PagesWEB PAGES (halaman yang ditampilkan oleh web) yang sedang terbuka tidak hanya dapat dilihat dan dibaca tapi dapat juga diedit maupun disimpan. Ada 3 cara untuk melakukannya. 1. Menyimpan ke hard disk dengan meng-klik ‘File >

Save As’ dan pilih folder untuk penyimpanan. Ini berguna jika tidak lagi terhubung dengan inter-net. (formatnya ber-ekstensi *.html)

2. Bila hanya membutuhkan tulisannya saja dapat dilakukan dengan mengarahkan mouse kepada tulisan, seret kemudian copy dan pastekan pada software pengolah kata (Ms. Word).

3. Ada juga dengan cara yang lebih kompleks, yaitu masuk melalui ‘View source code’. Cara seperti ini biasanya dilakukan oleh para pemrogram.

E-mail (Electronic Mail)

E-MAIL yang dalam bahasa Indonesia mengandung pengertian Surat Elektronik ditemukan pada tahun 1960-an tapi baru digunakan oleh khalayak umum pada tahun 1980. Sarana untuk berkirim dan menerima data (teks, gambar dan video) ini sangat efektif, hemat dan dinamis. Email jauh berbeda dengan surat biasa yang berperangko. Surat berperangko mewajibkan pengirim membayar biaya pengiriman atau dengan membeli per-angko, sedangkan email relatif gratis. Waktu pengiri-man email sangat cepat hanya butuh waktu 5 menit, sedangkan surat berperangko dari KANTOr POS bisa berhari-hari atau bahkan tidak sampai (lilu), sesuai den-gan pengalaman penulis. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengakses email. Pertama dengan menggunakan web browser. Metode ini disebut dengan web based, artinya kita menggunakan media web sebagai perantara ke ko-tak email. Contoh: Yahoo, Gmail. Untuk mengguna-kan layanan ini diharuskan terhubung ke internet (on-line). Yang kedua dengan menggunakan piranti lunak (software) atau dalam bahasa sehari-hari sering disebut dengan perangkat lunak. Piranti lunak yang paling ser-ing digunakan adalah Outlook Express dan Windows

Mail. Program sep-erti ini hanya dapat digunakan jika telah terhubung dan ber-langganan dengan pe-nyedia layanan (Inter-net Service Provider) ISP. Keuntungannya adalah kita dapat me-nerima dan mengirim email tanpa harus ter-hubung secara terus-menerus dengan in-ternet.

Membuat akun (ac-count) emailPenyedia layanan email sangat banyak di internet, semuanya memiliki kelebihan

dan kekurangan masing-masing, yang paling populer adalah Yahoo. Menggunakan fasilitas email yang disedi-akan oleh Yahoo gratis hanya dibebankan biaya internet atau pulsa bagi pengguna perangkat (gadget) genggam (Handphone, Ipad).

1. Sign Up (mendaftar/registrasi akun) di Yahoo » Klik Internet Explorer atau Mozilla Firefox » Ketik alamat http://mail.yahoo.com » Kemudian klik Sign Up now » Setelah tampilan berikutnya terbuka, tinggal

mengisi dan melengkapi formulir yang telah tersedia.

» Kemudian setelah formulir terisi lengkap, klik ‘Submit This Form’ untuk mengakhiri proses registrasi.

2. Sign In (masuk) ke Yahoomail » Klik Opera atau Google Chrome » Masukkan alamat http://mail.yahoo.com » Masukkan Yahoo ID dan Password lalu tekan

Sign In » Setelah itu klik Check E-mail » Klik Inbox

3. Mengirim email dengan format teks (tulisan) » Klik ‘compose’ dan melengkapi kolom:

To (alamat email yang dituju) CC (alamat lain, tujuan lain) Subject (subjek/hal utama/judul surat)

» Setelah selesai mengisi kolom-kolom tersebut, diakhiri dengan menekan ‘send’.

» Atau dapat juga dengan menggunakan tombol ‘replay’ ataupun ‘Forward’ untuk membalas email yang masuk.

4. Mengirim email multimedia (file, suara, video dll) » Klik ‘attachments’ maka akan muncul tampi-

lan berbentuk kotak kecil yang berguna untuk memanggil file dari hardisk komputer.

» Klik ‘browse’ dan pilih file yang akan dikirim » Klik ‘attach’ » Kemudian ‘done’ » Setelah itu akan muncul jendela ‘compose’,

dan klik ‘send’ untuk mengakhiri.

Cyberspace : Ruang maya/dunia mayaInternet Backbone : Sistem utama yg menggabungkan jaringanUnique Name : Nama tidak boleh samaNetter : Orang yang mengakses internetIcon : Penanda/logo Platform : Sistem Operasi (OS) yg menopang Hard disk : Perangkat keras penyimpan dataFolder : Map (wadah beberapa file)Compose : Membuat baruAttach/attachment : Melampirkan/menambahkan

Jr-GABE

Page 14: TABLOID GABE EDISI TIGA

014 GABE© Juni 2013

P e r e m p u a n I t u . . .

Bodohnya aku ini, menanyakan itu padanya. Secara, dia kan orang kota, cantik, anak orang kaya pintar lagi.

Gumamku dalam hati sembari menyeruput secangkir kopi hitam yang ada di samping tangga tempat aku duduk. Aku mengingat ke-jadian kemarin waktu nonton bioskop berdua dengan dia, mungkin saking cantiknya atau begitu memesonanya senyumannya, membuat aku gugup, tidak bisa berkata apa-apa. Hingga aku mendadak bertanya, Apa ya artinya “ Based on True Story? ”

Duma hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala ketika saya berusaha menyentuh tangannya. Dia terlihat antusias menyaksikan adegan film tersebut. Berbeda dengan saya. Saya malah tidak menontonnya sama sekali, saya hanya melihat wajahnya, mencermati setiap sisi lekukan pipi dan dagunya yang begitu sempurna mirip lukisan Monalisa, sesekali aku berangan-angan mem-bawanya ke rumah di kampung dan mema-merkannya pada orang-orang sekampung.

Namun, seketika aku terpaku dan terkejut melihat dia meneteskan air mata. Kulihat sekelilingku, mereka juga menangis. Saya jadi penasaran untuk menonton film yang sudah berjalan sekira 30 menit itu. Saya juga terharu, sedih dan menangis. Saya tidak pernah seperti ini apalagi menangis gara-gara nonton film. Saya jadi teringat waktu kecil di kampung. Terbius, terhanyut, seolah-olah jadi pemeran utama.

***

DUA HARI yang lalu, genaplah usiaku 30 tahun. Bukan usia yang muda untuk uku-ran lajang sepertiku. Tanpa pekerjaan dan penghasilan yang tetap. Sepintas terbersit asa untuk membahagiakan orangtua. Sayang, itu hanyalah sebatas teori. Sayup-sayup terden-gar lagu “Mekkel Na ma Au, Unang Marsak au”. Saya lalu merogoh kantong celana dan melihat SMS dalam Telepon Selularku,

Selamat ulang tahun ma bea, panjang umur, Sehat-sehat. Hatop mangoli!.

Menikah adalah hal sulit, apalagi dilakukan orang yang hidupnya antah-berantah seper-tiku. Sangat susah mencari gadis yang sesuai dengan keinginan kita, cantik dan baik. Tidak ambil pusing dengan pesan itu, aku langsung saja pergi ke “lapo” untuk minum tuak dan bernyanyi bersama teman-teman.

Hari demi hari, bulan berganti tahun, tetap saja pada kehidupan dan kebiasaan yang sama, tidak ada perubahan. Tidak terasa usia

sudah beranjak 35. Aku pun semakin terdesak untuk menikah. Singkat cerita aku pun akhirnya memilih dia, wanita teman satu sekolah dulu waktu di kampung. Dia sudah lama memendam rasa, mungkin karena dulu aku bintang sepak bola di sekolah, atau mungkin juga karena memiliki wajah yang mumpuni. Dia memang tidak cantik, hanya memiliki nilai 4, boleh dibilang di bawah rata-rata. Tapi baik, teramat baik dan tergolong mapan secara finansial.

Saya tidak mencintainya. Menikahinya karena terpaksa usia semakin tua. Aku hanya meni-kahi uangnya, pekerjaannya yang tetap, dan masa depan yang terjamin. Saya tidak pernah menghargainya, ulang tahunnya saja tidak tahu. Jika berdebat saya selalu melemparkan barang-barang yang ada di dekatku dan bila dia membela diri atau berbicara sedikit keras, tamparan dan pukulan keras kerap mendarat di wajahnya.

Pernah suatu ketika dia meminta untuk Natalan di rumah orang tuanya dulu, baru kemudian acara Tahun Baru di rumah orang tuaku di kampung. Aku langsung naik darah. Baru rencana aja saya sudah tidak terima dan langsung memukulnya hingga dia jatuh terpelanting ke lantai. Dia hanya menangis saat kucaci, menarik nafas dalam-dalam saat hendak kuludahi. Beberapa kali dia pernah meminta untuk bercerai, tapi anehnya saya dengan enteng menjawabnya,

“Ya udah… emang saya tidak laku lagi klo udah cerai dari kamu”. Dia hanya termenung, merintih tanpa bisa berbuat apa-apa mendengar ucapanku.

Saya selalu menyalahkannya jika berbicara soal anak. Menuntutnya untuk hamil meski-pun aku selalu pulang larut malam. Berteriak dan berbicara kasar, itu yang selalu kulakukan bila dia terlambat membukakan pintu. Aku marah jika dia terlambat bangun meskipun dini harinya aku suruh dia masak indomie. Sebelum berangkat kerja dia harus meny-iapkan sarapan untukku, walaupun jarang aku makan. Menemaniku, duduk di depanku ketika makan di meja makan. Pulang kerja dia tidak pernah lupa untuk menanyakan apa aku sudah makan, ataupun sudah mandi.

Selama 5 tahun usia pernikahan kami, selama itu pulalah istri saya menderita. Takut diketa-hui orang lain, terlebih keluarga di kampung. Istri saya selalu berpura-pura tidak terjadi

apa-apa bila bepergian ke acara pesta tanpa kehadiranku. Selalu membela bila ada orang yang hendak menyalahkanku. Menceritakan semua hal-hal positif, meskipun tidak ada yang dapat dibanggakan dari perbuatanku. Mengerjakan semuanya sendirian, seolah dia separuh laki-laki dan separuh ibu rumah tangga yang bertanggungjawab. Saya tidak pernah sekalipun merasa iba, saya merasa itu sudah resiko seorang ibu.

Memasuki tahun ke-6, istri saya batuk-batuk dan sering kali muntah. Sudah minum berba-gai macam obat batuk dan sirup obat masuk angin tapi tak kunjung sembuh. Dia lalu mengajakku untuk periksa ke dokter. “Pergi aja sendiri, aku mau main kartu” jawabku dengan lantang.Sorenya, pulang dari Rumah Sakit, istri saya menelepon“Sambil tersenyum dia bilang, saya mengand-ung bang” katanya dengan suara yang merdu diselingi senyum bahagia. Tanpa merasa ada yang istimewa, saya hanya bilang“Mmmmmm…..” sambil menutup telepon.

Terjebak di antara pemikiran yang merasa benar dan ego yang tinggi, kekejamanku semakin menjadi. Sebagai alasan untuk mendapatkan uang lebih banyak, aku selalu mengancam akan meninggalkannya dalam keadaan hamil. ***MENJELANG kelahiran anak pertama kami, saya masih tidak mau mengantarkannya ke Rumah Sakit. Sembilan bulan mengandung, tidak pernah sekalipun menemaninya untuk periksa. Dari klinik yang satu ke klinik yang lain. Bidan maupun petugas kesehatan yang lain selalu diajaknya untuk konsultasi. Saya hanya mengetahui kabar kelahiran anak kami dari telepon dengan cara operasi cecar.

Kehadiran si kecil membuatnya semakin say-ang, semakin takut kehilanganku. Saya diper-lakukan bak raja. Alih-alih menafkahi anak dan istri, menghancurkan perabot di rumah adalah keseharianku. Saya menolak adiknya untuk tinggal serumah dengan kami, biarpun itu sekadar menemani ngobrol ataupun meng-ganti popok putri kami.

Andai saja kala itu, saya memilih “Titanic”, mung-kin kita telah melewati badai yang menghadang,

melintasi samudera terdalam. Mengarungi bahtera rumah tangga, merajut mimpi indah berdua.

Dumaaaaaaaaaaaa... Akankah kita bersua lagi?

CERPEN

Page 15: TABLOID GABE EDISI TIGA

015Juni 2013 ©GABE

CERPEN

Selama 24 jam dalam sehari, hanya 5 jam waktu saya pergunakan sebagai manusia, selebihnya aku tidak tahu. Terkadang sebagai serigala yang menggongong di keheningan malam, ataupun burung walet yang melay-ang-layang tak tentu arah, kadang hinggap di dahan pohon yang kering, kadang di atap rumah yang tak bertuan. Narkoba telah men-guasaiku, membaur di setiap sel-sel darahku. Hingga saya tidak tahu, pagi tadi putri kami yang ke-tiga telah lahir. Juga dengan cara di cecar.

***HARI SEMAKIN SORE, mataharipun perlahan kembali ke peraduannya. Hujan rintik-rintik yang mengaburkan pandangan tak menghalangi niatku. Aku bersemangat dan bergegas ke Rumah Sakit. Ingin rasanya melihat dan menciumnya. Dia akan menjadi pewaris keturunan juga pemegang tongkat lambang kesukuan dan kemargaan yang selama ini kami banggakan.

Keringat mulai mengucur membasahi sekujur tubuhku. Saya panik. Duduk, berdiri serta ja-lan mondar-mandir. Tiba-tiba seorang Dokter memanggil.“Ayahnya siapa?” dokter bertanya ke arah kami berkumpul. Aku, adik ipar dan mertu-aku melihat ke arah dokter tersebut.“Saya dok..” jawabku dengan penuh seman-gat.Dokter tersebut mengajakku untuk berbin-cang di ruangannya.

“Begini, Istri anda mengalami pendarahan hebat yang dikarenakan goncangan atau benturan keras yang mengenai janinnya. Harus dilakukan pembedahan cecar dan bayi akan dimasukkan ke dalam tabung inkubasi” terang sang dokter.

Saya tidak percaya dengan penjelasan dokter tersebut. Saya menduga itu hanyalah cara untuk mendapatkan uang lebih, seperti cara kebanyakan dokter saat ini. Tanpa merasa bersalah telah sering memukul ataupun menghempaskan dia ke tembok kamar walaupun sudah hamil tua.

Kami berdebat. Berujung kemarahan, dan kata-kata kotorpun terlontar pada dokter itu dan pihak rumah sakit. Saya lalu membawan-ya pindah ke RS lain. Meski sudah mengeta-hui resiko yang akan terjadi. Adik ipar serta mertuaku memintaku untuk menurut saja. “Ini demi keselamatan istrimu, soal biaya kita sama-sama memikirkannya. Kami siap kok” kata mertuaku dengan nada tinggi.

Bergegas turun ke lantai bawah tanpa mengindahkan ucapan mereka, aku langsung saja memanggil taksi dan pergi menuju RS lain. Semangat dan rasa ingin sesegera mung-kin untuk melihat anak laki-laki pertama kami, berubah menjadi petaka. Saya bingung dan panik mau dibawa kemana sementara teriakan istri saya semakin kencang karena menahan kesakitan. Saya memutuskan untuk membawanya ke klinik terdekat tapi kami ditolak karena tidak ada dokter.

“ini sudah kondisi darurat, harus segera di-tangani oleh dokter spesialis” kata suster itu

Darah mengucur semakin deras membasahi sekujur tubuhnya dan jok mobil pun mulai berwarna merah.

“Pak, di seberang jalan itu, saya melihat ada klinik ” ucap supir taksi sembari menunjuk ke arah kanan.“Ya sudah kita ke situ aja” jawabku dengan cepat.

Kami kemudian berputar arah, tapi ban-yaknya kendaraan membuat jalanan begitu macet. Jarak yang hanya 1 kilometer saja ditempuh 30 menit. Taksi akhirnya berhenti tepat di depan klinik itu. Klinik yang khusus menerima ibu dan anak itu sangat ramai. Hingga saya mendapatkan nomor antri yang ke 57 sedangkan yang berjalan masih urutan ke 28, artinya kurang lebih dua jam lagi baru giliran istri saya. Tangis istri saya dan teriakannya yang semakin kencang, membuat saya dan seluruh orang tersentak kaget, lalu suster yang ber-jaga di situ menyuruh saya untuk segera ke Rumah Sakit tadi tempat yang pertama kali kami membawanya.“Bapak harus segera kesana sebelum semuanya terlambat” kata suster itu meyakin-kanku

Tiba-tiba istri saya tidak sadarkan diri, saya semakin frustasi. Tanpa persetujuan saya, supir taksi itu langsung tancap gas menuju Rumah Sakit. Setibanya di ruang UGD beberapa petugas langsung berdatangan. Perawat dan dokter umum memeriksa seben-tar tapi langsung meniggalkan kami, mereka mengatakan harus menunggu dokter spesialis untuk menangani kondisi yang seperti ini.

Saya hanya berharap, berdoa supaya tidak terjadi apa-apa pada istri saya. Hanya me-mandangi wajahnya yang putih polos yang sanggup aku lakukan. Kupegangi pipinya sambil mengatakan

“Aku mencintaimu hasian, aku mencin-taimu...”

Kuraba kakinya yang sedari tadi tidak berger-ak, kepegang dan kucium tangannya yang sudah mulai dingin seperti tidak ada darah. Mungkin karena mesin pendingin ini pikirku. Aku menekan remote dan menyetel suhu di kamar menjadi lebih hangat, tapi tangannya bukan menjadi hangat malah semakin dingin.

Aku berteriak memanggil suster dan dokter yang sudah hampir satu jam tidak juga memeriksa istri saya. Tetapi tidak ada tang-gapan. Aku berlari ke ruangan dokter. Di situ telah duduk adik ipar, mertua dan saudara-saudara yang lain. Mereka menatapku seolah ingin memakanku dan menelanku bulat-bulat. Saya melihat ke arah dokter yang tadi bertengkar denganku, dia hanya menunduk.

Tiba-tiba terdengar teriakan

“Ini gara-gara kamu” adik iparku mengarah-kan telunjuknya padaku sambil menangis.

Saya lalu terjatuh dan pingsan. Kemudian aku tersadar mendengar suara orang yang bernyanyi. Aku melihat ke arah kerumunan dan melihat isriku yang sangat aku cintai sudah berada dalam sebuah peti. Matanya yang indah telah tertutup hingga kelihatan alisnya yang begitu lentik. Kusentuh bibirnya yang berwarna merah muda. Kuratakan bedak diwajahnya dan menyadari baru kali ini aku benar-benat melihat wajahnya, begitu cantiknya dia. Selama ini saya dibutakan oleh keegoan dan kesombongan. Dia begitu tulus mencintaiku walaupun aku tidak melaksana-kan tanggungjawab terhadap anak-anakku. Aku kembali tidak sadarkan diri, hingga tanah dilemparkan satu-persatu melepas kepergiannya. Aku melompat untuk mem-buka peti, berharap itu adalah orang lain. Tapi usahaku sia-sia karena onggokan tanah mulai menggunung dan orang-orang perlahan pulang meninggalkanku.

Aku menangis, menangis dan terus menangis melihat batu nisannya, saya tidak menden-garkan orang-orang yang mengajakku utuk pulang, aku terus memandangi bunga yang bertaburan di atas pemakamannya hingga aku tertidur dan tidak tahu lagi setelahnya. Saya terbangun sudah berada di kamar tempat kami dulu biasa bertengkar. Aku melihat sekelilingku dan melihat bingkai foto perni-kahan kami menempel di dingding tepat di atas cermin tempat dia biasa menangis.

Aku meraihnya dan mencium fotonya sem-bari menangis dan berkata: “Maafkan aku ma..., aku tak bisa hidup tan-pamu. Bagaimana saya akan membesarkan putri kita ini?”.Bermaksud mengambil kain untuk mengusap ari mataku, tiba-tiba secarik kertas jatuh dari belakang bingkai foto itu. Aku mengam-bilnya dan membacanya, di surat itu tertulis:

“Suamiku yang tersayang, cinta ini telah membutakanku, cinta ini pula yang menjadi kesalahan terbesarku. Aku menyesal karena begitu besarnya cintaku kepadamu, tapi aku tidak menyesal menikahimu karena cintaku. Aku berharap cinta yang sama kamu berikan kepada anak-anak kita. Aku berpesan jika berkenan, mintalah adikku untuk mengganti-kan posisiku merawatmu dan membesarkan anak-anak kita”.

Saya terdiam, membatu, betapa begitu besar cintanya kepadaku. Saya menyesal, sangat menyesal. Ingin rasanya memutar waktu kembali. Mulai dari awal lagi. Tapi apa lacur.

Andai saja kala itu, saya memilih “Titanic”, mungkin kita telah melewati badai yang menghadang, melintasi samudera terdalam. Mengarungi bahtera rumah tangga, merajut mimpi indah berdua.Dumaaaaaaaaaaaa... Akankah kita bersua lagi?

RJ Loebis

Page 16: TABLOID GABE EDISI TIGA

Menurun1.Yang tertulis 2.Ungkapan yg keluar karena perasaan gusar 3. Gunduk, onggok 4. Terbuka lebar 5. Hebat, sangat kuat 6. Benda langit tak dikenal (Inggris) 7. Rujukan 8. Ikat pinggang pejudo 9. Mata uang Spanyol 10. Pupuk 13. Pembatalan putusan oleh MA 14. Pokok pembicaraan 18. Jalan setapak yg baru dibuat di hutan 19. Tujuan (Inggris) 20. Penyakit paru-paru 22. Salah satu stasiun TV internasional 25. Tempat buku 27. Kulit tipis 28. Ukuran berat 30. Tampak menyeramkan 31. Se-cara 32. Cerita rakyat dahulu 34. Nyanyian 35. Ampas minyak tanah 37. Organisasi siswa 38. Perlengkapan komputer 39. Pelabuhan tembakau di Jerman 40. Kaisar yg membakar kota Roma 42. Sangat 43. Sesudah itu 46. Gunung berapi di Sicilia 49. Tanda bacaan 53. Kapal pengangkut minyak 55. Tuntutan (Belanda) 57. Permo-honan kpd Tuhan 59. Kepunyaan (Inggris) 60. Kata seru 61. Gelar pemain catur (sink) 62. Senang hati 64. Bahan Tambang 65. Satuan tekanan udara 66. Sama, serupa 68. Penjara 70. Jajak pendapat 72. Tuanku 73. Catatan kejadian menurut waktu kejadian 74. Kota di India 75. Dibuat dari kedelai 77. Biaya pengiriman barang 79. Penyakit menular 83. Volume 84. Resmi

Mendatar1. Racun Tambakau 5. Alat utk mamanaskan bayi yg lahir blm waktunya 9. Pegas 11. Faktor keturunan 12. Lilin untuk membatik 13. Panguyuban 15. Panji-panji 16. Nama Pohon 17. Tokoh India (Almarhum) 19. Padat, berat 21. Suku Indian kuno 23. Jarak antara baris 24. Negara Timut Tengah 26. Berbeda 29. Monyet Sulawesi 33. Nama Ikan 36. Kumpulan peraturan yg bersistem 38. Kecil 39. Jatah 41. Tujuh (Sanskerta) 44. Gerlar bangsawan Inggris 45. Kelompok kecil orang terpandand 47. Makna 48. Cemooh 50. Bukan extra 51. Inci 52. Manusia mesin 54. Gandum 56. Opera ciptaan Verdi 58. Segan 60. Perkiraan 63. Kemanusiaan 67. Taktik 69. Penghias leher pria 71. Bangunan dari batu yg bentuknya seperti genta 73. Penyu (Jepang) 76. Cabang beladiri dari Korea 78. Roh 80. Satuan usaha 81. Sistem operasi utk ponsel 82. Tanda-tanda yg menyatakan pembagian usaha 85. Kurang awas 86. Kapar perang kita (singkatan) 87. Kaki (Batak) 88. Kota korban bom atom di Jepang 89. Iba

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 13 14

15 16

17 18 19 20

21 22 23 24 25

26 27 28 29 30 31 32

33 34 35 36 37

38 39 40

41 42 43 44 45

46 47 48 49

50 51 52 53

54 55 56 57

58 59 60 61 62

63 64 65 66 67 68

69 70 71 72 73 74

75 76 77 78 79

80 81

82 83 84 85

86

87 88 89

Asah Otak, yukkk

PARDOSI PARDONGAN MELIRIK GADIS SUMATERA

Pardosi adalah satu marga Batak yang masih terbilang sedikit diband-ing marga-marga lain. Pardosi merupakan keturunan Raja Siagian yang kini tersebar di sejumlah daerah. Paling banyak di Parsoburan,

diikuti Garoga dan Parik. Namun, meski sudah menyebar ke berbagai penjuru daerah, Pardosi selalu berusaha untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Bahkan, ada keinginan kuat agar generasi Pardosi semakin dikenal di kalangan Batak maupun luar Batak.

Pesan itulah yang terungkap dalam lagu berjudul Pardosi Pardongan, ciptaan komponis terkenal Dakka Hutagalung. Pembuatan lagu itu dipra-karsai Ramli Pardosi, putera Garoga yang menetap di Jakarta. Dalam lagunya, Ramli yang pernah menjabat Ketua Punguan Pardosi di Jabo-detabek tersebut ingin menyampaikan pesan persatuan dan kesatuan Pardosi merupakan hal utama yang mesti dipertahankan. “Sada do hita, sada ma hita, laho patimbulhon Pardosi on”, itulah salah satu penggalan lirik dalam Pardosi Pardongan.

Darah seni Ramli Pardosi semakin terlihat saat ia menyanyikan lagu Gadis Sumatera, ciptaannya sendiri. Lagu itu mengisahkan betapa gadis-gadis Sumatera berparas cantik, baik hati, dan tentu saja sangat perhatian. Ramli ingin berpesan, tidak ada ruginya bila meminang gadis asal Sumatera.

Di luar dua lagu itu, masih terdapat beberapa buah lagu yang seluruhnya dinyanyikan merdu Ramli Pardosi. Yakni, Tangiang Ni Dainangi, Bingkai Kenangan, Prasasti Cinta, Selendang Mayang, Tiga Permata, Memori Danau Toba, dan Tiada Cinta. Kesimpulannya, bila Anda sedang galau, segera putarkan album lagu milik Ramli Pardosi.

Ramli Pardosi yang bekerja sebagai profesional di salah satu perusa-haan di Jakarta, memang hobi menyanyi. Hobi itu pun sering dia salur-kan pada acara-acara pesta. Ramli, yang saat ini dipercaya sebagai Pe-nasehat Punguan Pardosi di Jabodetabek mempunyai tiga orang anak dari istri tercintanya, Tiorouli br Tambunan. Mereka adalah Irfan Chandra Pardosi, SE bekerja di perusahaan swasta, Diah Natali Pardosi, S.Kom bek-erja di perusahaan swasta. Sedangkan Ruhud Nadame Pardosi, sedang menempuh pendidikan di Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro, Sema-rang.

Foto: ramli Pardosi bersama istri tercinta