BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penemuan berbagai macam teknologi yang mendukung informasi menyebabkan perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat, dimana setiap informasi yang ada di dunia ini bisa kita dapatkan dalam waktu yang relatif singkat. Teknologi informasi juga dipandang sebagai hal yang sangat penting dalam perluasan kesempatan belajar serta perolehan informasi masyarakat di dunia. Kebutuhan akan informasi dan penggunaan komputer yang semakin banyak mendorong terbentuknya jaringan komputer yang mampu melayani berbagai pengguna informasi, sehingga pengolahan informasi dapat dilakukan secara cepat dan terstruktur. Kebiasaan pengguna dengan sistem pengisian data yang di manja dengan kemudahan dengan tampilan spreadsheet 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penemuan berbagai macam teknologi yang mendukung informasi
menyebabkan perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat,
dimana setiap informasi yang ada di dunia ini bisa kita dapatkan dalam waktu
yang relatif singkat. Teknologi informasi juga dipandang sebagai hal yang
sangat penting dalam perluasan kesempatan belajar serta perolehan informasi
masyarakat di dunia.
Kebutuhan akan informasi dan penggunaan komputer yang semakin
banyak mendorong terbentuknya jaringan komputer yang mampu melayani
berbagai pengguna informasi, sehingga pengolahan informasi dapat dilakukan
secara cepat dan terstruktur. Kebiasaan pengguna dengan sistem pengisian
data yang di manja dengan kemudahan dengan tampilan spreadsheet sangat
bertentangan dengan web application yang ada sekarang. web application
sekarang memerlukan adaptasi yang mengharuskan pengguna mengisi data
satu demi satu sesuai form yang ada, di tambah dengan penggunaan waktu
yang banyak ketika sebuah web application mengambil seluruh data dari
server satu halaman. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya pembuatan web
application yang bersifat friendly dengan pengguna dan tidak mengambil
waktu yang banyak dalam memproses data.
1
Mengikuti perkembangan teknologi informasi saat ini, SMAN 8 Padang
adalah sebuah institusi yang masih menggunakan cara manual dalam
menangani pengolahan data. Data dikumpulkan dalam map arsip,
mengelompokkannya, memberi penomoran dengan pola tertentu, lalu
menempatkan arsip-arsip tersebut di dalam lemari penyimpanan. Namun, bila
arsip yang disimpan sudah cukup banyak, maka sulit dan butuh waktu lama
untuk menemukan data yang diinginkan. Disamping itu, sangat besar
kemungkinan data tersebut rusak di karenakan penyimpanan yang masih
konvensional.
Salah satu penemuan teknologi yang paling baru sekarang adalah
framework Ext-GWT yang dapat membuat sebuah website menjadi lebih tepat
sasaran dengan tujuan pembuataannya, karena teknologi Ext-Gwt membuat
library-library web menjadi lebih variatif dan mudah untuk di kembangkan.
Apabila teknologi ini di padukan dengan arsitektur programming yang
terstruktur dan fleksibel, seperti arsitektur model view controller maka akan
tercipta sebuah web application yang sangat mudah di gunakan, serta
memanjakan penggunanya seperti bekerja di komputer stand alone dengan
fitur-fitur yang ada. Perkembangan teknologi khususnya dalam teknologi
informatika dan adanya penerapan penggunaan aplikasi berbasis web dalam
pengolahan data di sekolah menjadikan pengolahan data lebih terstruktur dan
terorganisir dengan baik sehingga dalam penyampaian informasi akan bisa
lebih cepat.
2
Sesuai dengan kebutuhan itu, maka perlu rancangan web application
yang dapat membantu sekolah dalam pengolahan data siswa, data guru, data
mata diklat, dan data kelas dengan judul “Arsitektur Model View Controller
Dalam Implementasi Web Application SMAN 8 Padang Menggunakan
Framework Ext-GWT Dengan Program Eclipse Helios Dan Postgresql”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah
yang ada sebagai berikut :
1. Penyimpanan data siswa, data guru, data mata diklat dan data kelas masih
menggunakan lemari penyimpanan dan kurang tertata rapi.
2. Pengolahan data masih menggunakan cara manual seperti data
dikumpulkan dalam map arsip, mengelompokkannya dan memberikan
penomoran dengan pola tertentu.
3. Sulit dan butuh waktu lama untuk menemukan data yang diinginkan.
4. Data siswa, data guru, data mata diklat dan data kelas bisa rusak atau
hilang karena penyimpanannya masih secara konvensional.
5. Pengolahan dan penyimpanan secara manual dapat menyebabkan terjadi
redundansi data.
3
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah di dalam pembuatan tugas akhir ini antara
lain:
1. Web application yang di buat akan di dukung oleh pembuatan database
yang sangat teratur menggunakan postgreSQL
2. Web application di dalam tugas akhir ini akan dapat mengatur data guru,
siswa, serta mata diklat sehingga data lebih aman dan terstruktur.
3. Di dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis hanya akan membahas
tentang pembuatan web application menggunakan Eclipse Helios dan
framework Ext-GWT.
4. Tugas akhir ini tidak membahas tentang kebutuhan hardware oleh sekolah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari identifikasi dan batasan masalah , maka masalah yang
akan dikaji dalam tugas akhir ini dapat dirumuskan, yaitu “Bagaimana
menganalisis, merancang dan pengembangan web application di SMAN 8
Padang dengan menggunakan framework Ext-GWT dalam Eclipse Helios dan
database PostgreSQL?”.
4
E. Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah:
1. Sebagai media informasi untuk memproses, melihat dan mengetahui data
siswa, data guru, dan data mata diklat pendidikan dengan menggunakan
teknologi komputer yang berbasis web.
2. Memudahkan pekerjaan staf administrasi dalam pengelolaan data guru,
data siswa, dan data mata diklat.
3. Memperkenalkan manfaat penggunaan teknologi informasi di dalam dunia
pendidikan sebagai media pengolah informasi.
F. Manfaat
Sistem informasi yang dirancang merupakan alternatif solusi yang
bermanfaat untuk :
1. Mempermudah guru, siswa dan staf administrasi dalam memproses dan
mengolah data.
2. Memperkenalkan, melatih dan membiasakan guru dan siswa untuk
menggunakan teknologi informasi sebagai salah satu media pengolah data
siswa, data guru, data kelas dan data mata diklat.
3. Memberikan kemudahan akses data bagi guru, siswa, dan staf
administrasi.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Web Application
Sebuah aplikasi web menurut Alex Chaffee (2000,1) adalah sebuah
aplikasi yang diakses melalui jaringan seperti Internet atau intranet . Istilah
ini juga dapat berarti sebuah aplikasi perangkat lunak komputer yang
dikodekan dalam bahasa yang didukung browser (seperti JavaScript ,
dikombinasikan dengan browser yang diberikan markup languange seperti
HTML) dan bergantung pada browser web umum untuk membuat aplikasi
dieksekusi. Aplikasi Web yang populer karena multiplatform dan
kenyamanan menggunakan web browser sebagai klien, atau disebut juga thin
client. Kemampuan untuk memperbarui dan memelihara aplikasi web tanpa
mendistribusikan dan menginstal perangkat lunak pada ribuan komputer klien
merupakan alasan utama untuk popularitas mereka, seperti dukungan yang
melekat untuk cross-platform.
Dalam model komputasi sebelumnya, misalnya di client-server, beban
untuk aplikasi dibagi antara kode pada server dan kode diinstal pada setiap
klien lokal. Dengan kata lain, aplikasi memiliki klien sendiri program yang
menjabat sebagai antarmuka pengguna dan harus secara terpisah diinstal pada
setiap pengguna komputer pribadi. Upgrade ke kode server sisi aplikasi
biasanya akan juga memerlukan upgrade ke kode sisi klien di instal pada
6
setiap workstation pengguna, menambah dukungan biaya dan penurunan
produktivitas.
Sebaliknya, aplikasi web menggunakan dokumen-dokumen web ditulis
dalam format standar seperti HTML dan JavaScript, yang didukung oleh
berbagai browser web. Aplikasi web dapat dianggap sebagai varian tertentu
dari client-server perangkat lunak di mana perangkat lunak client di
download ke mesin client ketika mengunjungi halaman web yang relevan,
dengan menggunakan prosedur standar seperti Http.
B. Arsitektur Model View Controller
Model-View-Controller atau MVC menurut Martin Fowler (2006, 1)
adalah sebuah metode untuk membuat sebuah aplikasi dengan memisahkan
data (Model) dari tampilan (View) dan cara bagaimana memprosesnya
(Controller). Dalam implementasinya kebanyakan framework dalam aplikasi
website adalah berbasis arsitektur MVC. MVC memisahkan pengembangan
aplikasi berdasarkan komponen utama yang membangun sebuah aplikasi
seperti manipulasi data, antarmuka pengguna, dan bagian yang menjadi
kontrol dalam sebuah aplikasi web.
MVC ini sering terlihat pada HTML atau XHTML yang dihasilkan oleh
sebuah web application. Controller menerima GET atau POST input dan
memutuskan apa yang harus dilakukan dengan hal itu, menyerahkan ke obyek
domain yaitu model yang berisi busines rules dan tahu bagaimana
7
melaksanakan tugas-tugas khusus seperti pengolahan perintah baru dan
menghasilkan komponen seperti mesin template, XML, Ajax callback.
Model tidak selalu hanya database, model di MVC adalah logika bisnis
dan domain yang dibutuhkan untuk memanipulasi data dalam sebuah aplikasi.
Banyak aplikasi menggunakan mekanisme penyimpanan persisten seperti
database untuk menyimpan data. MVC tidak secara khusus menyebutkan
lapisan akses data karena dipahami sebagai bawah atau dienkapsulasi oleh
model.
MVC merupakan pattern yang tidak dapat langsung dipetakan menjadi
kode, MVC lebih merupakan suatu rancangan konseptual atau paradigma.
Seiring dengan semakin banyaknya penggunaan client side scripting, ada 3
jenis MVC yang mungkin terjadi pada suatu aplikasi web yaitu :
a. Server Side MVC
Server Side MVC biasa terjadi pada aplikasi web tradisional, yang
tidak melibatkan client side seperti Javascript, Java Applet, Flash. Server
Side. MVC menyerahkan keseluruhan proses bisnis pada server, aplikasi
pada sisi user hanya dapat menerima. MVC jenis ini terkadang disebut
juga dengan nama Thin Client.
b. Mixed Client Side and Server Side MVC
Pada Mixed Client Side dan Server Side MVC 1 client tidak
menggunakan model sebagai jembatan untuk melakukan komunikasi pada
server, dibandingkan dengan Server Side MVC, arsitektur ini memiliki
8
tingkat kompleksitas yang lebih tinggi karena lebih banyak komponen
yang terlibat. Untuk selanjutnya arsitektur ini disebut, dengan Mixed
MVC 1.
Pada Mixed Client Side and Server Side MVC 2, client
menggunakan model sebagai jembatan untuk melakukan komunikasi pada
server, dibandingkan dengan arsitektur MVC yang lain, arsitektur ini
memiliki tingkat kompleksitas yang paling tinggi karena lebih banyak
komponen yang terlibat, sehingga membutuhkan sumber daya yang lebih
besar pula. Untuk selanjutnya arsitektur ini disebut dengan Mixed MVC 2.
c. Rich Internet Application MVC
MVC Rich Internet Application (RIA) disebut juga dengan nama Fat
Client, merupakan aplikasi web yang memiliki kemampuan dan fungsi
hampir seperti aplikasi desktop. RIA pada sisi client, memiliki engine
untuk mengambil data yang berada pada server, sehingga pada client
terdapat bagian MVC sendiri dan hanya membutuhkan bagian model pada
sisi server.
C. Framework
Framework secara artian namanya adalah kerangka kerja. Framework
juga dapat diartikan sebagai kumpulan script (terutama class dan function)
yang dapat membantu developer/programmer dalam menangani berbagai
masalah-masalah dalam pemrograman seperti koneksi ke database,
pemanggilan variabel, file, dll sehingga developer lebih fokus dan lebih cepat
9
membangun aplikasi. Bisa juga dikatakan Framework adalah komponen
pemograman yang siap re-use kapan saja, sehingga programmer tidak harus
membuat scrip yang sama untuk tugas yang sama. Misalkan saat anda
membuat aplikasi web berbasis ajax yang setiap kali harus melakukan XML
Http Request, maka ajax telah mempermudahnya untuk anda dengan
menciptakan sebuah objek khusus yang siap digunakan untuk operasi Ajax
berbasis PHP.
Itu adalah salah satu contoh kecil, selebihnya framework jauh lebih luas
dari itu. Secara sederhana bisa dijelaskan bahwa framework adalah kumpulan
fungsi (libraries), maka seorang programmer tidak perlu lagi membuat
fungsi-fungsi (biasanya disebut kumpulan library) dari awal, programmer
tinggal memanggil kumpulan library atau fungsi yang sudah ada di dalam
framework, tentunya cara menggunakan fungsi-fungsi itu sudah ditentukan
oleh framework.
Beberapa contoh fungsi-fungsi standar yang telah tersedia dalam suatu
framework adalah fungsi paging, enkripsi, email, SEO, session, security,