Top Banner
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu ( quasi eksperimental research). Sugiyono (2010:114) menjelaskan bahwa eksperimen semu merupakan pengembangan dari eksperimen murni ( true experimental design), yang sulit dilaksanakan. Dari jenis penelitian yang telah dipilih pada penelitian ini, maka selanjutnya akan digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode Index Card Match (ICM) dalam peningkatan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA. 3.1.2 Desain Penelitian Desain eksperimen yang akan digunakan peneliti adalah, Two-Groups Post Test Only dimana dalam desain ini didasarkan pada kedua kelompok penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan yang setara sebagaimana yang akan dibahas pada Sub Bab 3.3 Subjek Penelitian. Desain penelitian menurut Newman dalam Endang Mulyatiningsih (2011:89) disajikan pada diagram sebagai berikut : R X 1 OX 1 X 2 OX 2 Gambar 3.1 Diagram Design Penelitian Two-Groups Post Test Only Berdasarkan desain eksperimen Two-Groups Post Test Only, dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut : R = Random assignment (tugas acak) X 1 = Perlakuan /treatmen kelas eksperimen dengan metode Index Card Match. X 2 = Perlakuan/treatmen kelas kontrol dengan metode pembelajaran konvensional. OX 1 = Hasil belajar dari post test kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran dengan Index Card Match (ICM) mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 02 Kemloko.
12

T1_292008094_BAB III.pdf

Jan 27, 2017

Download

Documents

lytuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: T1_292008094_BAB III.pdf

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu (quasi

eksperimental research). Sugiyono (2010:114) menjelaskan bahwa eksperimen

semu merupakan pengembangan dari eksperimen murni (true experimental

design), yang sulit dilaksanakan. Dari jenis penelitian yang telah dipilih pada

penelitian ini, maka selanjutnya akan digunakan untuk mengetahui efektivitas

penggunaan metode Index Card Match (ICM) dalam peningkatan hasil belajar

siswa kelas V pada mata pelajaran IPA.

3.1.2 Desain Penelitian

Desain eksperimen yang akan digunakan peneliti adalah, Two-Groups Post

Test Only dimana dalam desain ini didasarkan pada kedua kelompok penelitian

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan yang

setara sebagaimana yang akan dibahas pada Sub Bab 3.3 Subjek Penelitian.

Desain penelitian menurut Newman dalam Endang Mulyatiningsih (2011:89)

disajikan pada diagram sebagai berikut :

R X1 OX1

X2 OX2

Gambar 3.1

Diagram Design Penelitian Two-Groups Post Test Only

Berdasarkan desain eksperimen Two-Groups Post Test Only, dalam

penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

R = Random assignment (tugas acak)

X1 = Perlakuan /treatmen kelas eksperimen dengan metode Index Card Match.

X2 = Perlakuan/treatmen kelas kontrol dengan metode pembelajaran

konvensional.

OX1 = Hasil belajar dari post test kelas eksperimen setelah mengikuti

pembelajaran dengan Index Card Match (ICM) mata pelajaran IPA siswa

kelas V SD Negeri 02 Kemloko.

Page 2: T1_292008094_BAB III.pdf

31

OX2 = Hasil belajar dari post test kelas kontrol setelah mengikuti pembelajaran

dengan pembelajaran konvensional mata pelajaran IPA siswa kelas V SD

Negeri Sumberagung.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel

independen atau yang disebut juga variabel bebas dan variabel dependen atau

yang disebut juga variabel terikat. Variabel independen (bebas) merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan

metode Index Card Match (ICM) yang dinotasikan dengan huruf (x). Sedangkan

variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran IPA kelas V semester II

tahun pelajaran 2011/1012 yang dinotasikan dengan hurut (y).

3.2.2 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini digunakan sebagai batasan pada

tiap variabel. Adapun definisi operasional pada variabel x yaitu penggunaan

metode Index Card Match. Metode Index Card Match merupakan suatu cara yang

digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan

jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang sudah disiapkan.

Definisi operasional pada variabel y yaitu efektivitas pembelajaran.

Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh

target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Dimana semakin besar

presentase target yang dicapai, semakin tinggi efektivitasnya. Dalam penelitian

ini, efektivitas pembelajaran ditinjau dari ketuntasan hasil belajar pada ranah

kognitif setelah melakukan pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Mendiskripsikan

Proses Pembentukan Tanah karena Pelapukan. Data hasil belajar siswa diperoleh

dengan mengerjakan soal post test dalam bentuk tes pilihan ganda.

Page 3: T1_292008094_BAB III.pdf

32

3.3 Subjek dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Gugus Brawijaya yaitu di SD Negeri 02

Kemloko, dan SD Negeri Sumberagung. Siswa dari kedua SD tersebut akan

dijadikan subyek penelitian, yaitu sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Untuk subyek penelitian sebagai kelas eksperimen adalah siswa SD Negeri

02 Kemloko yang terletak di Desa Kemloko, Kecamatan Godong, Kabupaten

Grobogan. Sedangkan kelas kontrolnya adalah SD Negeri Sumberagung yang

terletak di Desa Sumberagung, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan.

Rincian subyek penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1.

Subjek Penelitian

Subyek

Penelitian Nama Sekolah

Jumlah siswa Total

Siswa Laki-laki Perempuan

Kelas

eksperimen

SD Negeri 02

Kemloko 17 11

28

Kelas kontrol SD Negeri

Sumberagung 14 16

30

Jumlah keseluruhan 58

Sesuai dengan desain yang dipilih, maka dilakukan uji kesetaraan untuk

mengetahui perbedaan antara kedua kelas penelitian. Uji kesetaraan ini bertujuan

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan awal pada kedua kelas

penelitian. Untuk mendapatkan data hasil belajar siswa, kedua kelas penelitian

diberikan tes hasil belajar berupa tes pilihan ganda yang telah valid dan reliabel.

Syarat sebelum melakukan uji t test yaitu normal dan homogen.

Uji normalitas dilakukan untuk untuk mengetahui apakah data hasil belajar

yang berasal dari kedua kelas penelitian berdistribusi normal atau tidak. Menurut

Priyatno (2010:73) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Untuk

mengetahui data yang didapat berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat pada

Tabel 3.2.

Page 4: T1_292008094_BAB III.pdf

33

Tabel 3.2.

Uji Normalitas Data Kesetaraan

Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 3.2 kolom Kolmogorov-

Smirnov hasil tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan angka

signifikansi sebesar 0,200, berarti taraf signifikansi hasil perhitungan 0,200 > dari

nilai α (0,05). Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05,

maka indikasinya sudah jelas bahwa data hasil skor siswa kedua kelas penelitian

berdistribusi normal.

Uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah data dari

masing-masing kelas penelitian mempunyai varian yang sama atau berbeda secara

signifikan sehingga dapat ditentukan rumus t-test mana yang akan dipilih untuk

pengujian hipotesis. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari

0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua kelompok data adalah sama.

Untuk mengetahui data yang didapat mempunyai varian yang sama atau berbeda

secara signifikan, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3.

Uji Homogenitas Data Kesetaraan

Dari Tabel 3.3 Test of Homogeneity of Variances, dapat diketahui bahwa

nilai signifikansi sebesar 0,152. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05

(0,152 > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data hasil nilai

dari kedua kelas penelitian berdasarkan nilai rata-rata yang didapat mempunyai

varian sama atau tidak berbeda secara signifikan.

Tests of Normality

.096 28 .200* .973 28 .653

.130 28 .200* .948 28 .180

PRAEKSPERIMEN

PRAKONTROL

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

This is a low er bound of the true signif icance.*.

Lilliefors Signif icance Correctiona.

Test of Hom ogeneity of Variances

HASIL

2.108 1 56 .152

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Page 5: T1_292008094_BAB III.pdf

34

Setelah mengetahui kedua kelas penelitian mempunyai varian yang sama,

maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama).

Penggunaan teknik statistik uji t dalam penelitian ini berdasarkan kepada

kebutuhan dalam melakukan komparasi terhadap dua kelas penelitian. Menurut

Ridwan dan Sunarto, (2009:126) tujuan uji t dua variable bebas adalah

membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau

berbeda. Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil

penelitian yang berupa perbandingan dua rata-rata sampel). Untuk mengetahui

data yang didapat mempunyai perbedaan atau tidak adanya perbedaan

kemampuan awal antara dua kelas penelitian, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4.

Uji T Data Kesetaraan

Dari Tabel 3.4, dapat diketahui bahwa t hitung adalah 0,550. Dengan

pengujian dua ekor (2-tailed) hasil untuk t tabel sebesar 56 = 2,003. Oleh karena –

t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel (2,003 ≤ 0,550 ≤ 2,003) dan signifikansi 0,585 > 0,05.

Berarti bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal kelas eksperimen dengan

kemampuan awal pada kelas kontrol.

3.4 Teknik dan Intrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis teknik pengumpulan data, yaitu

dengan observasi dan tes. Lembar observasi digunakan pada saat guru kelas

melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match (ICM)

Independent Samples Test

2.108

.152

.550 .554

56 54.731

.585 .582

2.190 2.190

3.984 3.953

-5.790 -5.732

10.171 10.113

F

Sig.

Levene's Test for

Equality of Variances

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Dif ference

Std. Error Dif ference

Low er

Upper

95% Conf idence Interval

of the Dif ference

t-test for Equality of

Means

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

HASIL

Page 6: T1_292008094_BAB III.pdf

35

di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional dikelas kontrol. Kemudian

lembar observasi diisi oleh pengamat yaitu peneliti sendiri untuk mengetahui

apakah pembelajaran menggunakan metode Index Card Match (ICM) dan

pembelajaran konvensional ini benar-benar telah terlaksana dengan baik.

Selain observasi dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan

data berupa tes. Tes digunakan untuk mengatahui tingkat keberhasilan proses

belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran yaitu dengan

memberikan sejumlah soal tes pilihan ganda. Lembar observasi dan soal tes

disajikan dalam lampiran.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan

lembar observasi dan lembar tes berupa soal pelihan ganda. Lembar observasi dan

lembar soal disajikan dalam lampiran.

3.4.2.1 Observasi

Lembar Observasi dilakukan untuk mengontrol proses pembelajaran agar

sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Lembar observasi yang digunakan adalah

lembar observasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode Index

Card Match (ICM) dan pelaksanaan pembelajaran konvensional. Adapun kisi-kisi

lembar observasi yang disajikan pada Tabel berikut :

Tabel 3.5.

Kisi-kisi Lembar Observasi Pembelajaran IPA

dengan Metode Index Card Match

No Aspek yang diamati Nomor Jumlah

Butir

I. PRA PEMBELAJARAN 1, 2 2

II. MEMBUKA PEMBELJARAN 3, 4 2

III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A, B, C, D

Penyajian materi 5, 6, 7, 8 4

Pengelolaan kelas 9, 10, 11 3

Pelaksanaan metode Index Card Match 12, 13, 14,

15, 16

5

Pembelajaran yang memicu dan

memelihara keterlibatan siswa

17, 18, 19, 20 4

Penilaian proses dan hasil belajar 21, 22, 23 3

IV. PENUTUP 24, 25, 26 3

Jumlah 26

Page 7: T1_292008094_BAB III.pdf

36

Selain kisi-kisi lembar observasi pembelajaran IPA dengan metode Index

Card Match (ICM), terdapat kisi-kisi lembar observasi pembelajaran IPA dengan

metode pembelajaran konvensional yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.6.

Kisi-Kisi Lembar Observasi Pembelajaran IPA dengan Metode

Pembelajaran Konvensional

No Aspek yang diamati Nomor Jumlah

Butir

I. PRA PEMBELAJARAN 1, 2 2

II. MEMBUKA PEMBELJARAN 3, 4 2

III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A, B, C, D

Penguasaan materi 5, 6, 7 3

Pengelolaan kelas 8, 9, 10, 11 4

Tanya jawab 12, 13, 14, 15 4

Pembelajaran yang memicu dan

memelihara keterlibatan siswa

16, 17, 18,

19, 20

5

Penilaian proses dan hasil belajar 21, 22 2

IV. PENUTUP 23, 24, 25 3

Jumlah 25

3.4.2.2 Tes Hasil Belajar

Untuk mendapatkan data yang akurat, maka instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini haruslah memenuhi kriteria instrumen yang sesuai dengan

tujuan penelitian. Untuk menjamin bahwa instrumen berupa tes pilihan ganda

yang digunakan merupakan instrumen yang baik, maka instrumen tes disusun

mengikuti langkah-langkah penyusunan soal. Langkah-langkah yang dimaksud

yaitu 1). Penyusunan kisi-kisi, 2). Uji coba instrumen pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol, dan 3). Uji validitas dan reliabilitas instrumen.

Kisi-kisi disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

yang telah ditetapkan, yaitu SK 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam dan KD 7.1 Mendiskripsikan

proses pembentukan tanah karena pelapukan. Kisi-kisi lembar observasi dapat

dilihat pada tabel berikut :

Page 8: T1_292008094_BAB III.pdf

37

Tabel 3.7.

Kisi-kisi instrument soal

Indikator Item Soal Jumlah

Menjelaskan proses pembentukan

tanah karena pelapukan 1, 2, 3, 4, 5 5

Menyebutkan jenis pelapukan dan

menjelaskan prosesnya (pelapukan

fisika, pelapukan kimia dan pelapukan

biologi)

6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17 12

Mengidentifikasi bahan penyusun

tanah 18, 19, 20, 21 4

Membedakan lapisan-lapisan tanah

(lapisan atas, lapisan tengah, lapisan

bawah, lapisan induk)

22, 23, 24, 25, 26 5

Mengidentifikasi jenis tanah

berdasarkan komposisi penyusunnya 27, 28, 29, 30, 31, 32,

33, 34, 35, 36, 37, 38,

39, 40

14

Jumlah Total 40

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji

instrumen tiap item soal yang nantinya akan diujikan pada sekolah yang menjadi

subyek penelitian. Untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas, maka instrumen

yang telah disusun diujikan disekolah yang tidak menjadi subyek penelitian. Uji

coba instrumen dilakukan di kelas V SD Negeri Guci dengan jumlah siswa

sebanyak 40 anak.

Berdasarkan hasil uji coba intrumen tersebut dilakukan uji validitas dan

reliabilitas dengan bantuan SPSS 15 for windows. Untuk mengetahui tingkat

validitas dengan melihat angka pada Coreected Item Correlation yang merupakan

korelasi antara skor item dengan skor total item nilai. Sedangkan tingkat

reliabilitas dengan melihat nilai Alpha Cronbach’s. Menurut Ali dalam

Setyaningsih (2011:33) dapat digunakan pedoman nilai koefisien korelasi sebagai

berikut :

Page 9: T1_292008094_BAB III.pdf

38

Tabel 3.8.

Pedoman Nilai Koefisien Korelasi Kriteria Validitas dan Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas Kriteria Reliabilitas

0,81 – 1,00 Validitas sempurna Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Validitas tinggi Tinggi

0,41 – 0,60 Validitas sedang Cukup

0,21 – 0,40 Validitas rendah Rendah

0,00 – 0,20 Dianggap tidak ada validitas Sangat rendah

Kriteria validitasnya dengan derajat kebebasanya (df) N-2 pada tingkat

kepercayaan 95% adalah 0,312. Artinya jika nilai validatas hasil penghitungan

korelasi setiap butir soal dengan menggunakan software anatest itu dibawah 0,312

berarti dinyatakan tidak valid atau tidak signifikan (istilah yang digunakan

software anatest) dan angka yang didapat lebih dari 0,312 dinyatakan signifikan.

Rincian data hasil dari uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.9.

Data Hasil Uji Validitas

Indikator Item Soal Hasil Uji Validitas

Valid Tidak Valid

1. Menjelaskan proses

pembentukan tanah karena

pelapukan

1, 2, 3, 4, 5 1, 2, 3, 5 4

2. Menyebutkan jenis

pelapukan dan menjelaskan

prosesnya (pelapukan fisika,

pelapukan kimia dan

pelapukan biologi)

6, 7, 8, 9, 10,

11, 12, 13,

14, 15, 16,

17

6, 7, 12,

13, 14, 15,

16

8, 9, 10, 11, 17

3. Mengidentifikasi bahan

penyusun tanah

18, 19, 20,

21 18, 19, 20 21

4. Membedakan lapisan-

lapisan tanah (lapisan atas,

lapisan tengah, lapisan

bawah, lapisan induk)

22, 23, 24,

25, 26 24, 26 22, 23, 25

5. Mengidentifikasi jenis tanah

berdasarkan komposisi

penyusunnya

27, 28, 29,

30, 31, 32,

33, 34, 35,

36, 37, 38,

39, 40

29, 31, 33,

34, 35, 36,

37, 39, 40

27, 28, 30, 32,

38,

Jumlah 40 25 15

Page 10: T1_292008094_BAB III.pdf

39

Untuk menentukan kriteria hasil pengujian reliabilitas, disajikan dalam tabel

berikut :

Tabel 3.10.

Data Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

.875 25

Dari Tabel 3.10 data hasil uji reliabilitas dapat dilihat dalam Cronbach’s

Alpha yang diperoleh hasil 0,875. Maka instrumen memiliki kriteria relibilitas

yang sangat tinggi sehingga dengan melihat angka reliabilitas ini maka instrumen

ini dapat diteruskan untuk digunakan dalam penelitian.

Selain melihat kriteria reliabilitas, dalam penelitian ini juga diperlukan

adanya analisis kesukaran item soal. Karena suatu tes yang baik setiap butir

soalnya memiliki tingkat kesukaran seimbang, artinya berdistribusi secara normal.

Yaitu setiap butir soal ada yang mudah, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit

atau sedang dan soal yang sukar. Menurut Arikunto (2010 : 207 - 210), soal yang

baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu

mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya,

sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak

bersemangat.

Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran soal:

P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar

P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang

P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah

Page 11: T1_292008094_BAB III.pdf

40

Untuk mengetahui rincian hasil dari kriteria tingkat kesukaran item soal

keseluruhan yang berjumlah 25 item dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.11.

Data Hasil Uji Kriteria Tingkat Kesukaran Item.

Indikator Item Soal

Kriteria Tingkat

Kesukaran

Sukar Sedang Mudah

1. Menjelaskan proses

pembentukan tanah karena

pelapukan

1, 2, 3, 5 - 2, 3, 5 1

2. Menyebutkan jenis pelapukan

dan menjelaskan prosesnya

(pelapukan fisika, pelapukan

kimia dan pelapukan biologi)

6, 7, 12,

13, 14, 15,

16

-

6, 7,

12, 13,

14, 16

15

3. Mengidentifikasi bahan

penyusun tanah 18, 19, 20 - 20 18, 19

4. Membedakan lapisan-lapisan

tanah (lapisan atas, lapisan

tengah, lapisan bawah, lapisan

induk)

24, 26 - 24 26

5. Mengidentifikasi jenis tanah

berdasarkan komposisi

penyusunnya

29, 31, 33,

34, 35, 36,

37, 39, 40

- 29, 35,

37, 39

29, 34,

35, 36,

40

Jumlah 25 0 15 10

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menggunakan uji t. Penggunaan teknik statistik uji t dalam penelitian ini

berdasarkan kepada kebutuhan dalam melakukan komparasi terhadap dua kelas

penelitian. Analisis data uji t dalam penelitian ini menggunakan independent

sample t test. Teknik tersebut dipilih karena data dari kedua sampel berasal dari

dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Dalam penelitian ini, pengujian

statistika dengan uji t harus diawali dengan serangkaian pengujian persyaratan

analisa yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas varian. Apabila data

normal dan homogen maka langkah statistika uji t bisa terus dilanjutkan, dan jika

tidak maka uji t ini tidak layak untuk digunakan.

Page 12: T1_292008094_BAB III.pdf

41

3.5.1 Uji Persyaratan Analisis

Uji normalitas dilakukan untuk untuk mengetahui apakah data hasil belajar

yang berasal dari kedua kelas penelitian berdistribusi normal atau tidak. Menurut

Priyatno (2010:73) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Priyatno (2010:35) mengatakan bahwa uji homogenitas varian bertujuan

untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelas penelitian mempunyai

varian yang sama atau berbeda secara signifikan sehingga dapat ditentukan rumus

t-test mana yang akan dipilih untuk pengujian hipotesis. Artinya jika varian sama,

maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varia sama) dan

jika varian berbeda menggunakan Equal Variances Not Assumed. Sebagai kriteria

pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa

varian dari dua kelompok data mempunyai varian yang sama.

3.5.2 Uji Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis jika kedua syarat pengujian sudah terpenuhi,

yaitu data berdistribusi normal dan homogen maka pengujian uji t bisa

dilanjutkan. Untuk mengolah data uji t dalam penelitian ini menggunakan bantuan

SPSS 15 for Windows. Pada penelitian ini pembelajaran IPA dikatakan efektif

manakala terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen. Melalui

uji t, diharapkan dapat mengetahui ada tidaknya perbedaan efektivitas

pembelajaran yang signifikan antara penggunaan metode Idex Card Match (ICM)

mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 02 Kemloko dengan penggunaan

metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD

Negeri Sumberagung semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.