T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIAneraca transaksi berjalan hingga triwulan III 2018 tercatat 2,86% PDBsehingga masih berada dalam ... Secara tahunan, ekspor nonmigas triwulan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
T0
LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
Realisasi Triwulan III 2018
Agustus 2013 November 2018
2
Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 14 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon : (021) 29815150 Faksimili : (021) 3501935 E-mail : [email protected] Website : www.bi.go.id
PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA …………………………………………………………… 22
Boks 1: Perubahan Angka Statistik NPI Dibandingkan Publikasi Triwulan II 2018 …………………………………………………………… 24
LAMPIRAN …………………………………………………………… 26
DAFTAR ISI
5
DAFTAR TABEL
Hal
Hal
Tabel 1 Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang (Berdasarkan SITC)
5
Tabel 6 Perkembangan Ekspor Minyak 10
Tabel 2 Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama 6
Tabel 7 Perkembangan Impor Minyak (f.o.b) Minyak 11 Tabel 3 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama
(Berdasarkan HS) 7
Tabel 8 Perkembangan Ekspor Gas 11
Tabel 4 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang 9
Tabel 9 Indikator Sustainabilitas Eksternal 21 Tabel 5 Impor Nonmigas (c.i.f) Menurut Negara Asal Utama 9
DAFTAR GRAFIK
Hal
Hal
Grafik 1 Neraca Pembayaran Indonesia 3
Grafik 14 Transaksi Modal dan Finansial 14 Grafik 2 Transaksi Berjalan 4
Grafik 15 Perkembangan Investasi Langsung 14
Grafik 3 Neraca Perdagangan Nonmigas 4
Grafik 16 Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi 15 Grafik 4 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas 5
Grafik 17 Perkembangan PMA menurut Negara Asal 16
Grafik 5 Pertumbuhan Impor Nonmigas 9
Grafik 18 Perkembangan Investasi Portofolio 17 Grafik 6 Neraca Perdagangan Migas 10
Grafik 19 Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN
oleh Asing 17
Grafik 7 Perkembangan Harga Minyak Dunia 11
Grafik 20 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG 17
Grafik 8 Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa 12 Grafik 21 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN
18
Grafik 9 Pembayaran Jasa Freight 12 Grafik 22 Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi 18
Grafik 10 Neraca Jasa Travel 12 Grafik 23 Perkembangan Investasi Lainnya 18
Grafik 11 Perkembangan Neraca Pendapatan 13 Grafik 24 Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta 19
Grafik 12 Perkembangan Transfer Personal 13 Grafik 25 Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta 19
Grafik 13 Posisi Tenaga Kerja Indonesia Triwulan I 2018 14 Grafik 26 Perkembangan Pinjaman LN Sektor Publik 19
6
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
1
Defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan III 2018 meningkat sejalan dengan menguatnya permintaan domestik. Defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2018 tercatat sebesar 8,8 miliar dolar AS (3,37% PDB), lebih tinggi dibandingkan dengan defisit triwulan sebelumnya sebesar 8,0 miliar dolar AS (3,02% PDB). Dengan perkembangan tersebut, secara kumulatif defisit neraca transaksi berjalan hingga triwulan III 2018 tercatat 2,86% PDB sehingga masih berada dalam batas aman.
Peningkatan defisit neraca transaksi berjalan dipengaruhi oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang dan meningkatnya defisit neraca jasa. Penurunan kinerja neraca perdagangan barang terutama dipengaruhi oleh meningkatnya defisit neraca perdagangan migas, sementara peningkatan surplus neraca perdagangan barang nonmigas relatif terbatas akibat tingginya impor karena kuatnya permintaan domestik. Peningkatan defisit neraca perdagangan migas terjadi seiring dengan meningkatnya impor minyak ditengah naiknya harga minyak dunia. Defisit neraca transaksi berjalan yang meningkat juga bersumber dari naiknya defisit neraca jasa, khususnya jasa transportasi, sejalan dengan peningkatan impor barang dan pelaksanaan kegiatan ibadah haji. Meski demikian, defisit neraca transaksi berjalan yang lebih besar tertahan oleh meningkatnya pertumbuhan ekspor produk manufaktur dan kenaikan surplus jasa perjalanan seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, antara lain terkait penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang.
Transaksi modal dan finansial pada triwulan III 2018 mencatat surplus yang cukup besar sebagai cerminan masih tingginya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian domestik. Transaksi modal dan finansial pada triwulan laporan mencatat surplus 4,2 miliar dolar AS, didukung oleh meningkatnya aliran masuk investasi langsung. Selain itu, aliran dana asing pada instrumen Surat Berharga Negara dan pinjaman luar negeri korporasi juga kembali meningkat. Meskipun demikian, surplus transaksi modal dan finansial tersebut belum cukup untuk membiayai defisit transaksi berjalan, sehingga Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2018 mengalami defisit sebesar 4,4 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir September 2018 menjadi sebesar 114,8 miliar dolar AS. Jumlah cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor.
RINGKASAN
2
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
3
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada
triwulan III 2018 tercatat mengalami defisit karena
defisit transaksi berjalan (TB) yang meningkat tidak
dapat dibiayai oleh surplus transaksi modal dan
finansial (TMF). Peningkatan defisit TB menjadi
sebesar 3,37% terhadap PDB terutama dipengaruhi
oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang,
khususnya karena meningkatnya defisit neraca
perdagangan migas, sementara peningkatan surplus
neraca perdagangan barang nonmigas masih relatif
terbatas. Defisit neraca transaksi berjalan yang
meningkat juga bersumber dari naiknya defisit neraca
jasa, khususnya jasa transportasi, sejalan dengan
peningkatan impor barang dan pelaksanaan
kegiatan ibadah haji. Sementara itu, surplus TMF
masih cukup besar sebagai cerminan masih tingginya
kepercayaan investor terhadap prospek
perekonomian domestik. Surplus TMF ditopang neto
aliran masuk modal investasi langsung yang
meningkat. Selain itu, aliran masuk dana asing pada
instrumen Surat Berharga Negara dan pinjaman luar
negeri korporasi juga kembali meningkat. Meskipun
demikian, surplus TMF tersebut belum cukup untuk
membiayai defisit TB, sehingga NPI secara
keseluruhan mengalami defisit sebesar USD4,4 miliar.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan
devisa pada akhir triwulan III 2018 menjadi sebesar
USD114,8 miliar, cukup untuk membiayai kebutuhan
pembayaran impor dan utang luar negeri
pemerintah selama 6,3 bulan, serta berada di atas
standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan
impor (Grafik 1).
Grafik 1
Neraca Pembayaran Indonesia
TRANSAKSI BERJALAN
Pada triwulan III 2018, neraca TB mengalami
defisit yang meningkat sejalan dengan menguatnya
permintaan domestik. Defisit TB pada triwulan
laporan tercatat sebesar USD8,8 miliar atau 3,37%
terhadap PDB, lebih tinggi dibandingkan dengan
defisit pada triwulan sebelumnya sebesar USD8,0
miliar atau 3,02% terhadap PDB. Dengan
perkembangan tersebut, secara kumulatif defisit
neraca transaksi berjalan hingga triwulan III 2018
tercatat 2,86% PDB.
Peningkatan defisit TB dipengaruhi oleh
penurunan kinerja neraca perdagangan barang dan
peningkatan defisit neraca jasa. Neraca perdagangan
barang berbalik menjadi defisit terutama karena
meningkatnya defisit neraca perdagangan migas,
sementara peningkatan surplus neraca perdagangan
nonmigas masih relatif terbatas. Peningkatan defisit
neraca perdagangan migas terjadi seiring dengan
PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN III 2018
4
meningkatnya impor minyak di tengah naiknya harga
minyak dunia. Peningkatan surplus neraca
perdagangan nonmigas yang relatif terbatas
dipengaruhi impor nonmigas yang masih tumbuh
cukup tinggi merespon pertumbuhan permintaan
domestik di tengah terbatasnya peningkatan ekspor
nonmigas. Defisit neraca TB yang meningkat juga
bersumber dari naiknya defisit neraca jasa, khususnya
jasa transportasi, sejalan dengan peningkatan impor
barang dan pelaksanaan kegiatan ibadah haji. Meski
demikian, defisit neraca TB yang lebih besar tertahan
oleh meningkatnya pertumbuhan ekspor produk
manufaktur dan kenaikan surplus jasa perjalanan
seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara, antara lain terkait penyelenggaraan
Asian Games di Jakarta dan Palembang.
Defisit TB triwulan III 2018 juga lebih besar
dibandingkan dengan dengan defisit pada triwulan
yang sama tahun sebelumnya sebesar USD4,6 miliar
(1,75% terhadap PDB), terutama dipengaruhi
penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas
dan peningkatan defisit neraca perdagangan migas
(Grafik 2).
Grafik 2
Transaksi Berjalan
Neraca Perdagangan Barang
Neraca perdagangan barang triwulan III 2018
berbalik arah menjadi defisit sebesar USD0,4 miliar
dari surplus USD0,3 miliar pada triwulan II 2018.
Defisit neraca perdagangan barang tersebut
disebabkan oleh peningkatan defisit neraca
perdagangan migas di saat surplus neraca
perdagangan nonmigas relatif stabil.
Defisit neraca perdagangan barang pada
triwulan III 2018 tersebut juga berkebalikan dengan
surplus pada triwulan yang sama tahun sebelumnya
yang mencapai USD5,3 miliar karena meningkatnya
pertumbuhan impor, khususnya impor migas, di
tengah melambatnya pertumbuhan ekspor. Kenaikan
pertumbuhan impor sejalan dengan kenaikan harga
minyak dunia dan meningkatnya aktivitas ekonomi
domestik, sementara perlambatan pertumbuhan
ekspor dipengaruhi volume perdagangan dunia yang
tumbuh melambat dan harga komoditas global yang
mengalami penurunan.
Neraca Perdagangan Nonmigas
Surplus neraca perdagangan nonmigas triwulan
III 2018 tercatat sebesar USD3,1 miliar, meningkat
terbatas dibandingkan triwulan sebelumnya karena
peningkatan ekspor nonmigas relatif diimbangi oleh
peningkatan impor nonmigas. Surplus neraca
perdagangan nonmigas tersebut lebih rendah
dibandingkan surplus pada periode yang sama tahun
sebelumnya yang tercatat sebesar USD6,5 miliar
karena tingginya pertumbuhan impor nonmigas
(Grafik 3).
Grafik 3
Neraca Perdagangan Nonmigas
5
Ekspor Nonmigas
Ekspor nonmigas triwulan III 2018 tercatat
sebesar USD43,1 miliar, naik 9,6% (qtq) dibanding
ekspor nonmigas triwulan II 2018 yang tercatat
sebesar USD39,3 miliar (Grafik 4).
Secara tahunan, ekspor nonmigas triwulan III
2018 tumbuh melambat menjadi 9,0% (yoy) dari
9,9% (yoy) pada triwulan sebelumnya disebabkan
oleh pertumbuhan ekspor riil yang terkontraksi lebih
dalam, terutama ekspor produk primer. Sementara
itu, harga ekspor tumbuh stabil (Tabel 1).
Grafik 4 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas
Tabel 1 Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang
(Berdasarkan SITC)
6
Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama
Ekspor nonmigas ke sepuluh negara tujuan
utama pada triwulan III 2018 tumbuh 10,7% (yoy),
melambat dibandingkan dengan pertumbuhan
triwulan II 2018 sebesar 12,1% (yoy), sejalan dengan
perlambatan pertumbuhan ekonomi di beberapa
negara tersebut. Perlambatan pertumbuhan ekspor
10 negara tujuan utama tersebut terjadi pada
sebagian besar negara tujuan utama (Tabel 2).
Tabel 2 Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama
Ekspor nonmigas menuju Tiongkok pada
triwulan III 2018 tumbuh melambat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya disebabkan oleh
kontraksi pertumbuhan ekspor batubara dan minyak
nabati serta perlambatan pertumbuhan ekspor barang
dari logam tidak mulia. Ketiga komoditas tersebut
memiliki pangsa sebesar 48,7% dari total ekspor
nonmigas ke Tiongkok. Penurunan ekspor batubara
ke Tiongkok disebabkan oleh pengetatan impor
batubara Tiongkok untuk melindungi industri
batubara domestik serta preferensi Tiongkok untuk
menggunakan batubara yang memiliki kalori yang
lebih tinggi dibandingkan dengan batubara Indonesia.
Perlambatan pertumbuhan ekspor nonmigas ke
Tiongkok lebih lanjut tertahan oleh pertumbuhan
ekspor bijih tembaga yang meningkat signifikan
sejalan dengan masih kuatnya permintaan logam dari
Tiongkok untuk memenuhi konsumsi domestik.
Perlambatan pertumbuhan ekspor menuju
Jepang pada triwulan laporan terutama dipengaruhi
kontraksi ekspor bijih tembaga (pangsa 8,6% dari
total ekspor nonmigas ke Jepang). Perlambatan
penurunan pertumbuhan ekspor lebih lanjut tertahan
oleh pertumbuhan ekspor batubara, alat listrik, dan
tekstil (pangsa 34,6% dari total ekspor nonmigas ke
Jepang) yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan ekspor
batubara terjadi seiring dengan bertambahnya
pembangkit listrik berbahan dasar batubara di
Jepang.
Ekspor ke Singapura terkontraksi lebih dalam
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya karena
perlambatan pertumbuhan ekspor barang dari logam
tidak mulia dan makanan olahan serta menurunnya
ekspor bahan kimia (pangsa 18,2% dari total ekspor
nonmigas ke Singapura). Penurunan ekspor lebih
dalam tertahan oleh meningkatnya pertumbuhan
ekspor alat listrik yang merupakan komoditas ekspor
nonmigas utama ke Singapura.
Perlambatan pertumbuhan ekspor ke Malaysia
disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan ekspor
batubara dan kontraksi ekspor barang dari logam
tidak mulia serta makanan olahan yang memiliki
pangsa sebesar 42,0% dari total ekspor ke Malaysia.
Di sisi lain, ekspor minyak nabati (pangsa 10,3%) ke
Malaysia tumbuh signifikan, setelah selama tiga
triwulan sebelumnya terkontraksi, didorong oleh
peningkatan produksi kelapa sawit.
Perlambatan ekspor ke Filipina dipengaruhi oleh
perlambatan pertumbuhan ekspor kendaraan dan
bagiannya serta makanan olahan dan kontraksi
ekspor bijih tembaga yang menyumbang 44,2% dari
total ekspor nonmigas ke Filipina. Sementara itu,
pertumbuhan ekspor batubara (pangsa 22,0%) masih
terus meningkat.
Adapun perlambatan pertumbuhan ekspor
nonmigas ke Thailand pada triwulan laporan
dipengaruhi oleh kontraksi ekspor barang dari
logam tidak mulia serta melambatnya pertumbuhan
ekspor mesin dan peralatan mekanik yang
menyumbang 21,4% dari total ekspor nonmigas ke
negara tersebut. Di sisi lain, ekspor batubara dan
¹⁾ vol LNG, gas alam, dan gas lainnya dlm juta mmbtu, vol LPG dalam ribu m/t, total volume dlm juta mmbtu²⁾ harga LNG, gas alam, dan gas lainnya dalam USD/juta mmbtu, harga LPG dalam USD/ribu metric tonSumber: SKK Migas * angka sementara ** angka sangat sementara
2018Tw. II* Tw. III**
Nilai (juta USD)
Volume¹ Harga²Nilai
(juta USD)Volume¹ Harga²
Rincian
12
Grafik 8
Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa
Pada triwulan III 2018, jasa transportasi yang
merupakan komponen penyumbang defisit neraca
jasa terbesar mencatat peningkatan defisit.
Peningkatan defisit tersebut terutama disebabkan
oleh naiknya pembayaran jasa transportasi
penumpang sejalan dengan lebih tingginya jumlah
kunjungan wisatawan nasional (wisnas) ke luar
negeri, antara lain dalam rangka pelaksanaan ibadah
haji, dan meningkatnya pembayaran jasa freight
seiring dengan meningkatnya impor barang (Grafik
9).
Grafik 9
Pembayaran Jasa Freight
Sementara itu, surplus neraca jasa perjalanan
tercatat sebesar USD1,3 miliar, naik dari USD1,1 miliar
pada triwulan sebelumnya. Peningkatan surplus
neraca jasa perjalanan tersebut dipengaruhi oleh
peningkatan penerimaan (ekspor) jasa perjalanan
(30,8% qtq) yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kenaikan pembayaran (impor) jasa perjalanan (38,3%
qtq) (Grafik 10).
Pembayaran jasa perjalanan tercatat sebesar
USD2,8 miliar pada triwulan III 2018, lebih tinggi
dibandingkan dengan USD2,0 miliar pada triwulan
sebelumnya. Peningkatan tersebut akibat lebih
tingginya jumlah kunjungan wisnas ke luar negeri,
yaitu dari 2,39 juta kunjungan pada triwulan II 2018
menjadi 2,47 juta kunjungan, dan disertai pula
dengan pola pengeluaran wisnas yang meningkat
pada periode laporan.
Di sisi lain, penerimaan jasa perjalanan dari
wisatawan mancanegara (wisman) tercatat sebesar
USD4,1 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan
USD3,1 miliar pada triwulan II 2018. Peningkatan
tersebut dipengaruhi kenaikan jumlah kunjungan
wisman ke Indonesia selama periode laporan sebesar
16,6% (qtq) dari 3,17 juta kunjungan pada triwulan
sebelumnya menjadi 3,70 juta kunjungan, serta
didorong pula oleh pola pengeluaran wisman yang
lebih tinggi pada triwulan laporan. Peningkatan
penerimaan jasa perjalanan pada triwulan laporan
antara lain ditopang oleh penyelenggaraan event
Asian Games di Jakarta dan Palembang.
Wisatawan asal Malaysia, Singapura, dan
Australia merupakan kelompok wisman terbesar yang
berkunjung ke Indonesia selama triwulan III 2018.
Adapun tujuan favorit wisman ke Indonesia masih
terkonsentrasi pada tiga daerah, yaitu Bali, Jakarta,
dan Batam.
Grafik 10
Neraca Jasa Travel
13
Neraca Pendapatan Primer
Defisit neraca pendapatan primer triwulan III
2018 sebesar USD8,0 miliar, tidak berbeda
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Peningkatan defisit yang terjadi pada pendapatan
investasi langsung di triwulan laporan dapat
dikompensasi oleh penurunan defisit pendapatan
investasi portofolio dan pendapatan investasi lainnya
(Grafik 11).
Peningkatan defisit pendapatan investasi
langsung terutama dipengaruhi oleh meningkatnya
pembayaran pendapatan atas modal ekuitas sejalan
dengan membaiknya kinerja keuangan perusahaan
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada triwulan
laporan. Sebagian besar pendapatan tersebut
ditanamkan kembali (reinvested earnings) pada
perusahaan sehingga pada gilirannya menambah
aliran masuk investasi langsung ke Indonesia.
Sementara itu, penurunan defisit pendapatan
investasi portofolio terjadi karena berkurangnya
pembayaran dividen yang melampaui peningkatan
pembayaran bunga surat utang pemerintah mengikuti
pola historisnya. Adapun penurunan defisit
pendapatan investasi lainnya terutama karena
berkurangnya pembayaran bunga pinjaman luar
negeri, baik pemerintah maupun swasta.
Grafik 11
Perkembangan Neraca Pendapatan Primer
Neraca Pendapatan Sekunder
Neraca pendapatan sekunder pada triwulan III
2018 mencatat surplus USD1,8 miliar, meningkat dari
triwulan sebelumnya yang mencatat surplus USD1,6
miliar. Perkembangan tersebut antara lain
dipengaruhi peningkatan penerimaan hibah terkait
bencana gempa Lombok, baik oleh pemerintah
maupun swasta. Selain itu, penerimaan transfer
personal dalam bentuk remitansi yang diperoleh dari
Pekerja Migran Indonesia (PMI) masih tercatat dalam
negara asal remitansi, PMI yang bekerja di kawasan
Asia Pasifik menjadi penyumbang remitansi terbesar,
yaitu mencapai USD1,6 miliar, diikuti kawasan Timur
Tengah dan Afrika yang mencapai sekitar USD1,1
miliar.
Pada akhir triwulan III 2018 tercatat sejumlah 3,5
juta PMI yang bekerja di luar negeri. Data Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI) mengindikasikan sekitar 70%
dari jumlah PMI tersebut bekerja di wilayah Asia
Pasifik dengan porsi terbesar di Malaysia, Hongkong,
Taiwan, dan Singapura. Sementara itu, sisanya
-10-9-8-7-6-5-4-3-2-10
Tw.I
Tw.II
Tw.II
ITw
.IVTw
.ITw
.IITw
.III
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
Tw.II
ITw
.IVTw
.ITw
.IITw
.III
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
Tw.II
ITw
.IVTw
.ITw
.IITw
.III
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
Tw.II
ITw
.IVTw
.ITw
.IITw
.III
Tw.IV
Tw.I*
Tw.II
*Tw
.III*
*
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 2018
Pend. Inv. Langsung Pend.Inv. Lainnya Pend. Inv. Portofolio Pendapatan Primer (net)
miliar USD
* angka sementara; ** angka sangat sementara
-1,5
-1,0
-0,5
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
Tw.I
Tw.II
Tw.II
ITw
.IVTw
.ITw
.IITw
.III
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
Tw.II
ITw
.IVTw
.ITw
.IITw
.III
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
Tw.II
ITw
.IVTw
.ITw
.IITw
.III
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
Tw.II
ITw
.IVTw
.ITw
.IITw
.III
Tw.IV
Tw.I*
Tw.II
*Tw
.III*
*
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 2018
Pembayaran Penerimaan Transfer Personal (net)
miliar USD
* angka sementara; ** angka sangat sementara
14
bekerja di wilayah Timur Tengah dan Afrika, dengan
porsi terbesar berada di Arab Saudi, Uni Emirat Arab,
dan Yordania (Grafik 13).
Grafik 13
Posisi Pekerja Migran Indonesia Triwulan III-2018
TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL
Transaksi modal dan finansial pada triwulan III
2018 mencatat surplus yang cukup besar sebagai
cerminan masih tingginya kepercayaan investor
terhadap prospek perekonomian domestik. Surplus
TMF ditopang oleh meningkatnya arus masuk
investasi langsung. Selain itu, aliran dana asing pada
instrumen Surat Berharga Negara dan pinjaman luar
negeri korporasi juga kembali meningkat. Secara
keseluruhan, surplus TMF pada triwulan III 2018
mencapai USD4,2 miliar, lebih rendah dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang sebesar USD4,5
miliar terutama karena meningkatnya penempatan
simpanan penduduk dan tagihan lainnya perbankan
domestik pada bank di luar negeri (Grafik 14).
Grafik 14
Transaksi Modal dan Finansial
Investasi Langsung
Investasi langsung pada triwulan III 2018
mencatat peningkatan surplus seiring dengan
meningkatnya kinerja investasi domestik. Surplus
investasi langsung pada triwulan III 2018 tercatat
sebesar USD3,9 miliar, lebih tinggi dibandingkan
dengan surplus pada triwulan sebelumnya sebesar
USD2,7 miliar karena kenaikan aliran masuk investasi
langsung asing (sisi kewajiban) melampaui kenaikan
arus keluar investasi langsung Indonesia ke luar negeri
(sisi aset). Jika dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya, surplus investasi langsung
tercatat lebih rendah antara lain karena adanya
transaksi pembiayaan dalam jumlah cukup besar pada
beberapa startup unicorn Indonesia di triwulan III
2017 (Grafik 15).
Grafik 15
Perkembangan Investasi Langsung1
Di sisi aset, arus keluar neto investasi langsung
penduduk Indonesia ke luar negeri pada periode
laporan tercatat sebesar USD1,9 miliar, lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan
periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing
sebesar USD1,2 miliar dan USD1,0 miliar. Kenaikan
tersebut terutama dipengaruhi oleh akuisisi tambang
batubara di Australia oleh perusahaan tambang 1 Perkembangan investasi langsung pada Tw.IV-2016 sangat dipengaruhi oleh transaksi tutup sendiri (crossing) atas saham emiten di sektor perbankan pada bursa saham domestik. Investasi langsung asing yang semula tercatat pada sektor perbankan tersebut awalnya berasal dari dana yang bersumber dari dalam negeri (round-tripping FDI), sehingga pada saat terjadi divestasi asing (outflow di sisi kewajiban investasi langsung), terjadi pula divestasi oleh investor domestik atas entitas di luar negeri yang memiliki saham perbankan dimaksud (inflow di sisi aset investasi langsung) dengan nilai yang sama (Bank Indonesia, Laporan Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV 2016, hal. 15).
Timteng & Afrika29,8%
Amerika0,1%
Eropa0.2%
Malaysia53,5%
Singapura2,7%
Brunei, 0.8%Hongkong,
5.6%
Taiwan,5.0%
Korsel,0.7%
Lainnya, 1.2%
Asia Pasifik, 69.9%
Sumber: BNP2TKI
-15
-10
-5
0
5
10
15
Tw.I
Tw.II
Tw.II
ITw
.IVTw
.ITw
.IITw
.III
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
Tw.II
ITw
.IVTw
.ITw
.IITw
.III
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
Tw.II
ITw
.IVTw
.ITw
.IITw
.III
Tw.IV
Tw.I
Tw.II
Tw.II
ITw
.IVTw
.ITw
.IITw
.III
Tw.IV
Tw.I*
Tw.II
*Tw
.III*
*
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 2018
Inv.Langsung-Kewajiban Inv.Langsung-Aset Investasi Langsung (net)
miliar USD
* angka sementara; ** angka sangat sementara
15
Indonesia. Selain itu, terdapat net outflow dalam
bentuk pemberian utang antar-perusahaan oleh
beberapa perusahaan di sektor manufaktur kepada
afiliasinya di luar negeri.
Sementara itu, investasi langsung di sisi
kewajiban mencatat arus masuk neto (surplus) modal
asing sebesar USD5,9 miliar, lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar
USD3,9 miliar. Kenaikan surplus yang cukup signifikan
tersebut terutama dipengaruhi oleh neto penarikan
utang antar-afiliasi, sebagian besar berupa utang
dagang, oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak
di sektor manufaktur dan transportasi. Sementara itu,
aliran masuk modal ekuitas tercatat lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, antara
lain dipengaruhi oleh transaksi divestasi saham
perusahaan tambang Indonesia oleh perusahaan
Singapura.
Berdasarkan sektornya, arus masuk neto
kewajiban investasi langsung terutama terjadi pada
sektor nonmigas, sementara investasi langsung di
sektor migas masih mencatat arus keluar neto akibat
meningkatnya cost recovery seiring naiknya harga
minyak dunia.
Membaiknya kinerja investasi langsung tersebut
mencerminkan masih tingginya kepercayaan investor
terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah
meningkatnya ketidakpastian dan persaingan di pasar
keuangan global. Kinerja investasi langsung yang
membaik tersebut ditopang pula oleh perbaikan iklim
investasi yang tercermin dari naiknya indeks daya
saing Indonesia pada tahun 2018 menjadi peringkat
ke-45 (dari 140 negara) dari tahun sebelumnya yang
berada di peringkat ke-47 (dari 135 negara)2.
Meningkatnya investasi langsung tersebut
sejalan dengan kuatnya kegiatan investasi domestik
yang tercermin dari peningkatan pertumbuhan
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada
2 Berdasarkan publikasi World Economic Forum dalam The Global Competitiveness Report 2018.
triwulan laporan. Perkembangan tersebut sejalan pula
dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)
Bank Indonesia yang mengindikasikan bahwa
kegiatan usaha pada triwulan laporan tumbuh positif,
yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang
(SBT) kegiatan usaha pada triwulan III 2018 sebesar
14,23%. Peningkatan kegiatan usaha terutama terjadi
pada sektor industri pengolahan yang mengalami
ekspansi, sebagaimana ditunjukkan oleh indikator
Prompt Manufacturing Index (PMI) yang meningkat
menjadi sebesar 52,02%3 pada triwulan III 2018,
didorong oleh masih tingginya permintaan di pasar
domestik.
Berdasarkan arah investasi, arus masuk neto
Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia pada
triwulan III 2018 mencapai USD5,9 miliar, lebih
rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar USD6,0 miliar maupun triwulan
yang sama tahun sebelumnya sebesar USD8,8 miliar.
Secara sektoral, aliran masuk modal PMA selama
triwulan III 2018 masih didominasi oleh aliran PMA di
sektor manufaktur, sektor perdagangan, serta sektor
pertanian, perikanan dan kehutanan. Ketiga sektor
tersebut mencatat nilai investasi sebesar USD6,1
miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya sebesar USD5,1 miliar (Grafik 16).
Grafik 16
Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi4
3 Indikator Prompt Manufacturing Index (PMI) yang lebih dari 50% berarti menunjukkan ekspansi. 4 Bank Indonesia, Op. Cit
16
Meningkatnya aliran masuk modal PMA di sektor
manufaktur terutama didorong oleh aktivitas investasi
dari Singapura dan Thailand. Sementara itu
meningkatnya arus masuk PMA sektor perdagangan
dalam triwulan laporan antara lain didorong oleh
investasi dari negara Jepang dan Singapura.
Berdasarkan negara asal investasi, aliran masuk
modal PMA secara gross selama triwulan III 2018
masih didominasi oleh aliran investasi asing yang
berasal dari negara di kawasan ASEAN (terutama
Singapura, Thailand, dan Malaysia), kemudian disusul
oleh Jepang, dan emerging market Asia (termasuk
Tiongkok). Aliran masuk modal PMA dari ketiga
kawasan tersebut sepanjang triwulan III 2018 masing-
masing senilai USD3,7 miliar, USD1,8 miliar, dan
USD0,9 miliar atau total sebesar USD6,4 miliar (Grafik
17).
Grafik 17
Perkembangan PMA menurut Negara Asal5
Secara tahunan, arus masuk modal PMA pada
triwulan III tersebut turun 32,2% (yoy).
Perkembangan tersebut sejalan dengan realisasi PMA
yang dipublikasikan oleh Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM)6. Berdasarkan data BKPM,
realisasi PMA selama triwulan III 2018 tercatat sebesar
Rp89,1 triliun (ekuivalen dengan USD6,1 miliar), turun
5 Bank Indonesia, Op.Cit 6Data realisasi PMA BKPM mencatat keseluruhan nilai proyek yang direalisasikan pada suatu periode dan tidak mencakup investasi di sektor migas, perbankan dan lembaga keuangan lainnya, serta industri rumah tangga. Sementara, data PMA yang tercatat di NPI mencakup hanya data aliran modal yang diterima perusahaan PMA dari investor langsungnya dan perusahaan dalam satu grup di luar negeri selama suatu periode dan meliputi investasi langsung di seluruh sektor ekonomi.
20,2% (yoy) dibandingkan dengan triwulan yang
sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar
Rp111,7 triliun (ekuivalen dengan USD7,6 miliar) atau
turun 6,9% jika dibandingkan dengan triwulan II
2018 yang tercatat sebesar Rp95,7 triliun (ekuivalen
dengan USD6,5 miliar). Secara sektoral, BKPM
mencatat bahwa realisasi PMA selama triwulan III
2018 terkonsentrasi pada sektor listrik, gas, dan air
senilai USD1,2 miliar (pangsa 18,2% dari total PMA),
meningkatnya defist neraca jasa. Sementara itu, rasio
net ekspor barang dan jasa terhadap PDB (kontribusi
sektor eksternal terhadap perekonomian domestik)
mengalami kontraksi yang lebih dalam dibandingkan
dengan triwulan II 2018 seiring impor yang masih
tumbuh cukup tinggi di tengah pelemahan
pertumbuhan ekspor. Adapun rasio akumulasi ekspor
dan impor barang serta jasa terhadap PDB (derajat
keterbukaan ekonomi Indonesia), menunjukkan
peningkatan seiring meningkatnya aktivitas
perdagangan internasional Indonesia pada triwulan
laporan.
Di sisi lain, rasio-rasio terkait utang luar negeri
(ULN) mengalami peningkatan dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya didorong oleh peningkatan
posisi ULN.
Tabel 9
Indikator Sustainabilitas Eksternal
Total Total Tw. I Tw. I I Tw. I I I Tw.IV Total Tw. I* Tw. I I* Tw. I I I**
T ransaksi Berjalan/PDB (%) 1) -2.22 -1.82 -0.92 -1.82 -1.75 -2.28 -1.70 -2.17 -3.02 -3.37 Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 1) 0.6 0.9 1.8 1.1 1.2 0.3 1.1 0.3 -0.6 -1.0 Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%)1) 39.2 35.1 36.7 34.4 36.8 40.4 37.1 39.5 38.7 43.1 Posisi ULN Total/PDB2) (%) 36.1 34.3 34.4 34.4 34.6 34.7 34.7 34.8 34.2 34.5 Posisi ULN Jangka Pendek3)/PDB2) (%) 6.4 5.9 5.9 5.9 5.6 5.4 5.4 5.6 5.1 5.5 Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (%) 293.3 275.0 270.9 274.1 266.8 271.1 271.1 285.4 297.5 313.3 Posisi ULN Jangka Pendek3)/Cadangan Devisa (%) 52.4 47.0 46.0 47.2 43.0 42.1 42.1 45.8 44.8 49.6Keterangan:1) Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan 2) Menggunakan PDB harga berlaku annualized (penjumlahan PDB empat triw ulan ke belakang)3) menurut jangka w aktu sisa* Angka sementara ** Angka sangat sementara
2015 2016 2017* 2018
INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL
22
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
23
Prospek Neraca Pembayaran Indonesia ke depan
diperkirakan masih relatif baik, meskipun masih
dibayangi oleh sejumlah risiko yang berasal dari global
di tengah prospek pertumbuhan ekonomi domestik
yang masih positif. Defisit TB tahun 2018
diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan 2017,
didorong oleh meningkatnya impor sejalan dengan
perbaikan ekonomi domestik yang ditopang oleh
kuatnya permintaan domestik. Selain itu, peningkatan
impor juga didorong oleh meningkatnya impor migas
sejalan dengan tren kenaikan harga minyak dunia. Di
sisi lain, ekspor diprakirakan masih akan tumbuh
terbatas seiring tren penurunan harga komoditas
ekspor utama Indonesia dan terbatasnya permintaan
dunia.
Ke depan, kinerja neraca perdagangan
diprakirakan akan membaik sejalan dengan langkah-
langkah konkret Pemerintah bersama Bank Indonesia
untuk mendorong ekspor dan menurunkan impor
yang diyakini akan berdampak positif dalam
menurunkan defisit transaksi berjalan. Secara
keseluruhan, defisit TB 2018 diprakirakan akan
meningkat, namun tidak melebihi batas aman yaitu
3% dari PDB.
Sementara itu, TMF diprakirakan masih akan
mencatat surplus meskipun masih dibayangi oleh
terbatasnya potensi aliran modal masuk sebagai
dampak ketidakpastian perekonomian global dan
dinamika pertumbuhan ekonomi dunia yang tidak
merata. Surplus TMF tersebut diprakirakan akan lebih
didorong oleh struktur sumber pembiayaan yang lebih
bersifat jangka panjang berupa investasi langsung
sejalan prospek perbaikan ekonomi Indonesia yang
positif.
Namun demikian, sejumlah risiko pada
perekonomian global tetap perlu diwaspadai, antara
lain terkait pengetatan kebijakan moneter dan
reformasi fiskal di AS, meningkatnya ketegangan
perdagangan antara AS dengan negara mitra
dagangnya, kenaikan harga minyak, dan normalisasi
kebijakan di negara-negara maju lainnya yang dapat
mendorong aliran modal keluar dari negara-
negara emerging market, termasuk Indonesia.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus mewaspadai
berbagai risiko eksternal dan domestik yang dapat
memengaruhi prospek NPI. Bank Indonesia akan terus
memperkuat bauran kebijakan serta memperkuat
koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dalam
mendorong kelanjutan reformasi struktural guna
menjaga stabilitas perekonomian dan memperkuat
ketahanan eksternal.
PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
24
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
25
Boks 1:
Perubahan Angka Statistik NPI Dibandingkan Publikasi Triwulan II 2018
Dalam publikasi statistik NPI triwulan III 2018 ini terdapat beberapa perubahan terhadap data yang telah dirilis sebelumnya pada publikasi statistik NPI triwulan II 2018. Perubahan tersebut disebabkan adanya pengkinian data dari beberapa sumber data dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1 Perbandingan Publikasi NPI
Transaksi Barang – perubahan data pada Tw.I dan Tw.II 2018 disebabkan adanya pengkinian data ekspor dan impor.
Transaksi Jasa – perubahan data sejak Tw.I 2017 terutama karena pengkinian estimasi pengeluaran wisatawan mancanegara (wisman) berdasarkan hasil Passenger Exit Survey (PES) terkini, serta pengkinian data berdasarkan laporan Lalu Lintas Devisa (LLD), Utang Luar Negeri (ULN), dan Laporan Bulanan Bank Umum (LBU).
Transaksi Pendapatan Primer – perubahan data sejak Tw.I 2017 karena pengkinian data LLD dan SIUL, sedangkan perubahan pada Tw.I 2018 terkait pengkinian estimasi tingkat keuntungan (Return on Equity) perusahaan investasi langsung.
Transaksi Pendapatan Sekunder – perubahan data pada Tw.II 2018 terutama karena pengkinian data gaji PMI.
Transaksi Investasi Langsung – perubahan data sejak Tw.I 2017 karena pengkinian data ULN dan LLD, serta pengkinian estimasi tingkat keuntungan perusahaan investasi langsung.
Transaksi Investasi Portofolio – perubahan data sejak Tw.IV 2017 karena pengkinian data ULN dan data LLD.
Transaksi Investasi Lainnya – perubahan data sejak Tw.I 2017 karena pengkinian data ULN dan data LLD.
Juta USD
Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru
Catatan1) Berdasarkan BPM6, namun penggunaan tanda "+" and "-" mengikuti BPM52) Terdiri dari Pemerintah dan Bank Sentral3) Terdiri dari Bank and Non Bank4) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit 5) Besarnya Inflow DI aset dan outflow DI liabilities pada Tw.IV'16 dan 2016 dipengaruhi oleh transaksi divestasi sektor perbankan melalui crossing di pasar negosiasi *angka sementara ** angka sangat sementara
November 2018
2017* 2018
V. Selisih Perhitungan BersihVI. Neraca Keseluruhan (IV + V)VII . Cadangan Devisa dan yang terkait 4)
ITEMS
Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah
I I I . Transaksi Finansial
IV. Total (I + I I + I I I )
2016
I I . Transaksi Modal
30
TABEL 2 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN BARANG (Juta USD)
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III**
Catatan:1) Besarnya Inflow DI aset dan outflow DI liabilities pada Tw.IV'16 dan 2016 dipengaruhi oleh transaksi divestasi sektor perbankan melalui crossing di pasar negosiasi
November 2018
2017*ITEMS 20182016
34
TABEL 7 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI FINANSIAL INVESTASI PORTOFOLIO
(Juta USD)
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III**