Top Banner

of 29

System saraf, Muskuloskeletal, Integumen dan Indera

Oct 04, 2015

Download

Documents

kedokteran.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang MasalahNy. Eka menemani anaknya Santi, 5 tahun, mengikuti acara pesta perpisahaan sekolah. Acara diawali dengan pidato yang cukup lama. Ny. Eka merasa ingin buang air kecil (BAK), ia segera menuju toilet sehingga Ny. Eka bergegas kembali ke lokasi acara agar tidak ketinggalan melihav penampilan Santi.Di pintu masuk, secara reflex tangannya menghindar dari sesuatu yang menimbulkan rasa nyeri ia melihat kulitnya merah seperti tersundut rokok. Jantungnya berdenyut lebih cepat menahan marah. Seorang laki-laki berbadan besar meminta maaf atas kejadian tersebut.Terdengar alunan music sunda mengiringi penampilan Santi dan teman-temannya menari kijang. Kostum menari Santi terlihat indah dan dilengkapi hiasan tanduk kujang. Mereka bergerak melompat-lompat dan mengangguk-anggukan kepala.Gerakan mereka terlihat serasi dengan alunan music, karena sebelumnya mereka sudah berlatih berulang kali. Mereka sangat bersemangat menari hingga berkeringat. Tepukan keras terdengar mengakhiri penampilan Santi dan teman-temannya.

1.2. Rumusan MasalahBeberapa pokok yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain adalah sebagai berikut:1. Sistem Saraf 2. Neuron dan Neuroglia3. Reseptor4. Integumen5. Otot Berdasarkan pengaturan system saraf6. Rasa nyeri7. Mekanisme ingin BAK

1.3. Tujuan PenulisanAdapun tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:1. Memenuhi syarat untuk mengikuti ujian 2. Mengetahui bagaimana kosep sitem saraf3. Mengetahui system integumen4. Mengetahui system musculoskeletal berdasarkan system saraf5.Mengetahui mekanisme merasakan nyeri6.Mengetahui mekanisme ingin BAK7.Mengetahui macam-macam reseptor

BAB IISystem saraf, Muskuloskeletal, Integumen dan Indera2.1. Sistem SarafA. Definisi Sistem syaraf adalah salah satu system koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.

B. Fungsi Menerima rangsangan (oleh indera) Meneruskan impuls syaraf ke system saraf pusat (oleh saraf sensorik) Mengolah rangsangan untuk menentukkan tanggapan (oleh system syaraf pusat) Meneruskan rangsangan dari system syaraf pusat ke efektor (oleh syaraf motorik)

C. Sistem syaraf dibagi menjadi 2 :1. Sistem syaraf pusat System saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik gerak sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi pusat penggerak system saraf pusat adalah Otak dan Medulla spinalis (sumsum tulang belakang).

a) Otak

Otak merupakan organ yang telah terspesalisasi sangat kompleks. Pengelolaan informasi di otak dilakukan pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik.Otak mendapatkan impuls dari medulla spinalis dan 12 pasang saraf kranial. Setiap saraf tersebut akan bermuara dibagian otak yang khusus. Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otakl tenah dan otak belakang.

I. Otak depan Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), thalamus, dan hipotalamus.Bagian otak besar terdiri dari atas dua belahan (hemisfer), yaitu otak kiri dan otak kanan. Kedua belahan tersebut mengatur kerja organ tubuh yang berbeda. Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh bagian kiri, serta bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah yang berkaitan dengan seni atau kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi kerja organ tubuh bagian kanan serta belerja aktif pada saat anda berpikir logika dan penguasaan bahasa atau komunikasi.Thalamus mengandung badan sel neuron yang melanjutkan informasi menuju otak besar. Thalamus dapat menekan dan memperbesar sinyal. Selain itu, thalamus juga menghantarkan informasi menuju bagian otak yang sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapiHipotalamus mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan berbagai macam hormon. Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh, tekanan darah, rasa lapar, rasa haus, dan hasrat seksual. Di bagian permukaan otak besar terdapat bagian yang disebut telesefalon serta diensefalon. Pada bagian diensefalon, terdapat banyak sumber kelenjar yang mensekresikan hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar pituitary (hipofisis). Bagian telensefalon merupakan bagian luar yang mudah kita amati dari model torso.

Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang berbeda terhadap informasi yang masuk. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut.a. Temporal. Berperan dalam mengolah informasi suara.b. Oksipital. Berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari penglihatan.c. Parietal merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta berhubungan dengan pengenalan posisi tubuh,d. Frontal merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan perencanaan kegiatan manusia.

II. Otak tengahOtak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam sinkronisasi pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motoric, serta pusat pengaturan refleks pupil pada mata.otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar (cerebrum). Pada otak tengah terdapat lobus optius yang berfungsi sebagai pengatur bola mata. Pada bagian otak tengah, banyak diproduksi neurotransmitter yang mengontrol pergerakan lembut.

III. Otak belakangOtak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medulla oblongata, dan pons varoli. Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan otot. Kerja otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran keseimbangan di telinga yang menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian kanan tubuh yang diolah di bagian otak besar akan diterima oleh otak kecil melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli. Di bagian otak kecil terdapat saluran yang menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang yang dinamakan medula oblongata. Medulla oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan, denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan batuk. Pons varoli dan medulla oblongata juga berperan dalam pengaturan pernapasan. Bahkan, jika otak kecil dan besar seseorang rusak, ia masih dapat hidup karena detak jantung dan pernapasannya yang masih normal. Hal tersebut dikarenakan fungsi medulla oblongata yang masih baik. Bersama otak tengah, pons varoli dan medulla oblongata membentuk unit fungsional yang disebut batang otak (brainstem).

b) Sumsum Tulang Belakang ( Medula Spinalis )

Medulla spinalis merupakan perpanjangan dari system saraf pusat. Sumsusm tulang belakang dilindung oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal leher hingga ke selangkangan. Sumsum tulang juga merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak.

2. Sistem syaraf tepiTerdiri dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara system syaraf pusat dan bagian tubuh lain.System syaraf tepi dibagi menjadi divisi aferen (sensorik) dan divisi eferen (motorik)

a) Divisi aferen (sensorik)Divisi aferen susunan saraf tepi mengirim informasi mengenai lingkungan internal dan eksternal ke system saraf pusat.Terdapat 2 jalur masuknya informasi:I. Aferen visceral Jalur masuk bagi informasi yang berasal dari visceral (organ di dalam rongga tubuh, misalnya rongga abdomen) dan sebagian besar informasi bawah sadar dikirim melalui averen visceral.II. Aferen sensorik Jalur masuk yang berasal dari reseptor permukaan tubuh atau otot dan sendi, biasanya mencapai ambang kesadaran.

b) Divisi eferen (motorik)Divisi eferen system saraf tepi adalah jalur komunikasi yang digunakan oleh susunan saraf pusat untuk mengontrol aktivitas otot dan kelenjar, organ-organ efektor yang melaksanakan efek, atau tindakan yang diinginkan. Berdasarkan cara kerjanya dibagi 2 :

i. Sistem saraf sadarBekerja atas dasar kesadaran. Saraf ini meneruskan impuls dari reseptor ke system saraf pusat, dan meneruskan impuls dari system saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. System saraf sadar terdiri dari :

1) 12 pasang kranial : a. Saraf olfaktori, optic, dan auditori (saraf sensorik)b. Okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal (saraf motorik)c. Trigeminal, fasial, glossofaringeal, vagus ( gabungan saraf sensorik dan saraf motorik)

2) 31 pasang saraf spinal

ii. Sistem saraf tidak sadar (otonom)System saraf otonom bekerja tanpa disadari (otomatis) juga sedikit dipengaruhi oleh hipotalamus.Contoh : denyut nadi, pembesaran pupil mata, gerak alat pencernaan, dll.System saraf otonom dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) System saraf simpatik. Terletak di depan ruas tulang belakang. System ini berfungsi untuk memacu kerja organ tubuh. Contoh memacu detak jantung dan membesarkan pupil mata.

2) System saraf parasimpatikBerfungsi untuk menghambat kerja organ tubuh. Contoh menghambat kontraksi kantong seni dan menghambat ereksi.

2.2. Neuron dan NeurogliaA. NeuronSystem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls atau rangsangan. Satu sel saraf terdiri dari badan sel, dendrit dan akson.

a. Badan sel. Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom dan badan misel. Badan misel merupakan kumpulan reticulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.

b. DendritDendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan menghantarkan rangsangan ke badan sel.

c. AksonAkson disebut neurit. Neurit adalah sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput myelin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput myelin tersebut dibungkus oleh sel-sel schwan yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyuediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan myelin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan myelin. Bagian ini disebut nodusranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

B. NeurogliaNeuroglia atau sel glia hanya menempati sekitar separuh separuh dari volume otak karena sel ini tidak membentuk cabang sebanyak yang dimiliki oleh neuron. Sel glia berfungsi sebagai jaringan ikat system syaraf pusat dan karenanya membantu menunjang neuron, baik secara fisik maupun metabolik. 4 tipe utama sel glia di system syaraf pusat :1. Astrosit : a) sebagai penopang neuronb) sebagai perancah selama perkembangan otak janinc) memicu pembentukan sawar darah otak d) membentuk parut saraf e) menyerap dan menguraikan neurotransmitterf) mempertahankan ion CES otak (menyerap kelebihan K+)g) meningkatkan pembentukan sinaps dan transmisi sinaps

2. oligodendrisitmembentuk selubung myelin di system syaraf pusat3. mikrogliapertahanan otak sebagai fagosit 4. sel ependima) melapisi bagian dalam rongga otak dan medulla spinalisb) membentuk cairan serebrospinalc) sebagai sel punca neuron

2.3. ReseptorReseptor adalah molekul protein yang menerima sinyal kimia dari luar sel yang mengarahkan kegiatan sel seperti membelah atau mengizinkan molekul tertentu untuk masuk atau keluar sel.

A. Reseptor Umuma. Berdasarkan stimulus1. Fotoreseptor. Stimulus ini peka terhadap gelombang cahaya tampak2. Mekanoreseptor. Stimulus ini peka terhadap energy mekanis. Contohnya adalah reseptor otot rangka yang peka terhadap peregangan, reseptor di telinga yang mengandung rambut halus yang melengkung akibat gelombang suara, dan baroreseptor yang memantau tekanan darah.3. Termoreseptor. Stimulus ini peka terhadap panas dan dingin4. Osmoreseptor. Mendeteksi perubahan konsentrasi zat terlarut dalam cairan tubuh dan perubahan dalam aktivitas osmotic5. Kemoreseptor. Peka terhadap bahan kimia spesifik. Kemoreseptor mencakup reseptor untuk penciuman dan pengecapan serta, reseptor yang terletak jauh di dalam tubuh yang mendeteksi konsentrasi O2 dan CO2 dalam darah atau kandungan kimiawi saluran cerna.6. Nosireseptor atau reseptor nyeri. Peka terhadap kerusakan jaringan misalnya cubitan atau luka bakar atau distorsi jaringanstimulasi intens terhadap setiap reseptor juga dirasakan sebagai nyeri.

b. Berdasarkan lokasi1. Interoreseptor. Reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsangan dari tubuh. Contoh : kemoreseptor untuk memantau pH, kadar gula, dan kadar kalsium dalam cairan tubuh.2. Eksteroreseptor. Berfungsi untuk menerima rangsang dari lingkungan di luar tubuh. Contoh : reseptor penerima gelombang suara (pada alat pendengaran) dan reseptor cahaya (mata).

B. Reseptor khusus a. Indera pengelihatan (mata)Mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan yaitu sclera, koroid, retina. Kelopak mata : sebagai penutup untuk melindungi bagian anterior mata dari gangguan lingkungan. Sclera : membentuk bagian putih mata

b. Indera pendengaran (telinga) Membrane timpani Koklea Organ Corti

2.4. IntegumenIntegumen (kulit) mempunyai dua daerah berbeda yaitu epdrmis sebelah luar dan dermis sebelah dalam.

1. Epidermis Epidermis adalah lapisan nonvaskular yang dilpisi epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk dengan jenis lapisan berbeda-beda. Pada lapisan epidermis histologi dasar kulit sama kecuali ketebalan epidermis yang terdiri dari kulit tipis dan kulit tebal. 1. Kulit tebal memiliki kelenjar keringat, tetapi tidak memiliki rambut, kelenjar sebasea dan otot polos1. Kulit tipis mengandung kelenjar sebasea, rambut, kelenjar keringat, dan otot polos arrector pili1. Keratinosit adalah jenis sel predominan di epidermis1. Sel epidermis yang lebih sedikit jumlahnya adalah melanosit, sel langerhans, dan sel merkel 1. Membran basalis memisahkan dermis dan epidermis

Lapisan epidermis terdiri dari :I. Stratum basal (germinativum)a) Lapisan terdalam atau lapisan sel basal yang terletak diatas membran basalisb) Sel melekat melalui satu sama lain melalui desmosom dan pada membran basalis melalui hemidesmosomc) Sel berfungsi sebagai sel induk bagi epidermis dan memperlihatkan mitosisd) Sel bemigrasi ke atas di epidermis dan menghasilkan filamien keratin intermediet

II. Stratum spinosuma) Adalah lapisan kedua diatas stratum basal yag terdiri ats empat sampai enam tumpukan selb) Selama pembutan sediaan histologik, sel menciut dan ruang intraseluler tampak seperti duric) Sel mensintesis filamen keratin yang tersusun menjadi tonofilamend) Spina (duri) mencerminkan tempat perlekatan desmosom pada tonofilamen keratine) III. Stratum Granulosum a) Sel terletak diatas stratum spinosum dan terdiri dari tiga sampai lima sel lapisan gepengb) Sel terisi oleh granula keratohialin padat dan granula lamelosum terbungkus membranc) Granula keratohialin berkaitan dengan tonofilamen keratin untuk memmbentuk keratin lunak d) Granula lamellosum mengeluarkan material lemak diantara sel-sel dan menyebabkan kulit kedap air

IV. Stratum Lusiduma) Terletak di ats stratum granulosum, hanya di temukan di kulit tebal, translusen dan sulit dilihatb) Sel tidak memiliki nukleus atau organel dan dipenuhi oleh filamen keratin

V. Stratum Korneuma) Lapisan paling luar dan terdiri dari sel gepeng mati yang berisi keratin lunakb) Sel yang mengalami keratinisasi terus menerus terlepas atau mengalami deskuamasi dan digantikan oleh sel baru c) Selama keratinisasi, enzim hidrolitik mengeliminasi nukleus dan organel

B. DermisDermis adalah lpisan jaringan ikat yang mengikat epidermis. Epidermis dan dermis di pisahkan oleh membran basalis yang jelas. Selain itu dermis juga mengandung derivatif epidermal misalnya kelenjar keringat, kelenjar subasea, dan folikel rambut.Dermis terbagi atas dua lapisan diantaranya:I. Stratum papillarea) Adalah lapisan supefisialis di dermis dan mengandung jaringat ikat longgar tidak teratur b) Papillae dan cristea curtis (epidermal ridges) membentuk evaginasi dan interdigitasic) Jaringan ikat terdiri oleh serat,sel,dan pembuluh darahd) Reseptor sensorik corpusculum tactille (meissner) di temuken di papillae

II. Stratum reticularea) Adalam lapisan yang tebal dan dalam di dermis, terisi oleh jaringan ikat tidak teraturb) Jum sel nya sedikit dan kolagennya adalah kolagen rtipe Ic) Tidak terdapat batas yang jelas antara stratum papillare dan stratum reticulared) Menyatu disebelah inferior di hipodermis atau lapisan subkutis (hipodrmis) fasia superfisiale) Mengandung anastomosis arteriovenosa dan resptor sensorik corpusculum lamellosum ( Pacinian corpusle)f) Akson bermielin di corpusculum lamellosum dikelilingi oleh lamela konsentrik serat kolagen.

Reseptor yang terdapat pada kulit dan fungsinya.

1. Korpuskula Pacini.Korpuskula Pacini atau vater pacini merupakan resptor tekanan yang terdapat dibawah kulit. Korpuskula Pacini ditemukan di jaringan subkuntan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, tendo dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 1 mm).

2. Korpuskula Ruffini.Korpuskula Ruffini merupakan reseptor panas yang terdapat dalam kulit. Korpuskula Ruffini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi.

3. Korpuskula Krause.Korpuskula Krause merupakan reseptor dingin yang terdapat dalam kulit. Korpuskula ini ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan hubungan dengan rambut.

4. Korpuskula MeissnerKorpuskula ini merupakan reseptor sentuhan yang terdapat dalam kulit. Terletak pada papilla dermis, khususnya ujung jari, bibir putting dan genetalia.

5. Korpuskula Ujung SarafMerupakan resptor rasa nyeri di kulit.

2.5. Sitem InderaA. Sistem Penglihatan (Mata)

1. Struktur dan Fungsia. Organ LuarI. Bulu mata. Berfungsi menyaring cahaya yang akan diterimaII. Alis mata. Untuk menahan keringat agar tidak masuk ke bola mataIII. Kelopak mata. Untuk menutupi dan melindungi mata.

b. Organ DalamI. Konjungtiva : Konjungtiva adalah membrane tipis bening yang melapisi permukaan bagian daalam kelopak mata dan menutupi bagian depan sklera (bagian putih mata), kecuali kornea. Berfungsi melindungi konea dari gesekan, memberikan perlindungan pada sklera dan memberi pelumasan pada bola mata.

II. Sklera : Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada lapisan terluar mata yang berwarna putih. Brfungsi melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya otot mata.

III. Kornea : Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat membrane pupil dan iris. Berfungsi sebagai pelindung mata agar tetap bening dan bersih, kornea ini dibasahi oleh air mata yang berasal dari kelenjar air mata.

IV. Koroid : Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen. Memberi nutrisi ke retina dan badan kaca, dan mencegah refleksi internal cahaya.

V. Iris : Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Memiliki pigmen yang memberi warna pada mata seseorang. Berfungsi untu mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata.

VI. Pupil : Dari kornea, cahaya diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil akan melebar jika kondisi ruangan gelap dan menyempit jika kondisi ruangan terang.

VII. Lensa : Lensa berada tepat dibeelakang iris dan tergantung pada ligament suspensori. Bentuk lensa disebut ruang vitreusus, berisi cairan vitreus humor. Berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa.

VIII. Retina : Merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sensitive terhadap cahaya. Pada retina terdapat fotoreseptor yang berfungsi menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls syaraf dan menghantarkannya ke saraf optik.

IX. Aqueous humor : terdapat dibalik kornea. Berstruktur sama dengan cairan sel, mengandug nutrisi bagi kornea dan dapat melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea. Selain sebagai sumber nutrisi kornea, juga berfungsi menjaga bentuk kantong depan bola mata.

X. Vitreus humor : badan bening ini terletak di belakang lensa. Bentuknya transparan seperti agar-agar. Zat ini mengisi pada mata dan membuat bola mata membulat. Berfungsi menyokong lensa dan menolong dalam menjaga bentuk bola mata.

XI. Bintik kuning : adalh bagian reina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk kerucut dan batang. Berfungsi menerima cahaya dan meneruskan ke otak.

XII. Saraf optik : saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak. Berfungsi meneruskan rangsang cahaya hingga ke otak. Semua informasi yang akan dibawa oleh syaraf nantinya diproses di otak, demgam demikian kita bisa melihat suatu objek.

XIII. Otot mata

1. Medial rectus : menggerakan mata kearah dalam atau mendekati hidung (adduction)2. Lateral rectus : menggerakan mata ke arah luar atau menjauhi hidung (abduction)3. Inferior rectus : menggerakkan mata ke bawah (depression)4. Superior oblique : memutarkan bagian atas mata mendekati hidung (intorsion)5. Inferior oblique : memutarkan bagian atas mata menjauhi hidung (extorsion)

2. Mekanisme Hubungan antara Sistem Penglihatan dan Sistem Syaraf

B. Sistem Pendengaran (Telinga)Indera pendengar manusia adalah telinga, selain sebagai indera pendengar telinga berfungsi sebagai alat keseimbangan.

Telinga manusia terdiri :1. Telinga bagian luar

a) Pinna (daun telinga) : berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk ke dalam telinga.

b) Meatus auditorius eksternus (saluran telinga) : berfungsi menghasilkan minyak serumen. Disaluran ini terdapat rambut2 halus u/ menjaga agar benda asing tidak masuk, dan terdapat kelenjar lilin yang berperan menjaga agar permukaan saluran telinga luar dan gendang telinga tidak kering.

c) Membran timpani (gendang telinga) : terdapat membran tipis yang memisahkan telinga luar dengan telinga tengah.

2. Telinga bagian tengahTelinga pada bagian tengah merupakan suatu ruang di dalam tulang pelipis, yang dilapisi jaringan mukosa.

Pada telinga bagian tengah terdapat :I. Tulang-tulang pendengaran a) Tulang martil (maleus)b) Tulang landasan (inkus)c) Tulang sanggurdi (stapes)Ketiga tulang tersebut saling berhubungan melalui sendi dan berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju ke rongga telinga dalam.II. Saluran eustachiusMenghubungkan telinga tengah dengan faring.Fungsi : Menjaga keseimbangkan tekanan udara pada telinga luar dengan telinga tengah.

3. Telinga bagian dalam

I. Jendela (tingkap) : ada dua macam yaitu tingkap oval dan tingkap bulat (jorong).II. Labirin : Telinga dalam terdiri dari rongga yang menyerupai saluran-saluran. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan rongga yang dilapisi membran disebut labirin membran.III. Koklea : merupakan suatu tabung berbentuk melingkar dan bergelung seperti cangkang keong serta berisi cairan limfa.IV. Indra keseimbangan Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat Indra Pengatur Keseimbangan atau organ Vestibular.Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau Saluran Gelung atau semisirkular. Kelima bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan Tubuh dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf Pendengaran.

Adapun proses mendengar pada telinga kita adalah:

Telinga dapat mendengar jika ada gelombang suara, gelombang suara akan dikumpulkan oleh daun telinga, kemudian disalurkan ke saluran telinga luar. Gelombang suara akan menggetarkan membran timpani dan diteruskan ke dalam telinga tengah melalui tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya getaran diteruskan ke telinga dalam melalui tingkap oval dan menggetarkan cairan perilimfe yang terdapat di dalam skala vestibuli. Getaran cairan itu akan menggetarkan membran Reissner dan cairan endolimfe dalam skala media, membran basilaris. Saat membran basilaris bergetar akan menggerakkan sel-sel rambut dan ketika sel-sel rambut menyentuh membran tektorial maka terjadi impuls yang akan dikirim ke saraf otak VIII lalu ke korteks otak bagian pendengaran untuk diinterpretasikan.

2.6. Otot Berdasarkan Pengaturan Sistem SarafA. Kontrol Gerakan MotorikBergarntung pada satu titik pertemuan masukan yang masuk ke neuron unit-unit motoric spesifik. Neuron motoric memicu kontraksi serat otot di dalam unit-unit motoric masing-masing melalui proses-proses yang verjadi di taut neuromuscular.

a. Tiga tingkat masukan yang mengontrol keluaran neuron motoric 1. Masukan dari neuron aferen, di tingkat medulla spinalis, yaitu reflex spinal. Penting untuk mempertahankan postur dan dalam mengeksekusi gerakan protektif.2. Masukan dari korteks motoric primer3. Masukan dari batang otak

b. Reseptor1. Gelondong ototTerdiri dari serat intrafusal dan ekstrafusal. Reseptor ini peka terhadap perubahan panjang serat dan kecepatan peregangan. Berperan kunci dalam reflex regang.

2. Organ tendon golgiTerdapat di tendon otot. Dapat berespons terhadap perubahan tegangan. Terdiri dari ujung-ujung serat aferen yang teranyam dalam jeringan ikat yang membentuk tendon.

B. Otot PolosDigolongkan dalam 2 kategori berdasarkan perbedaan dalam bagaimana serat ototnya tereksitasi.

a. MultiunitMemperlihatkan sifat-sifat antara otot polos unit tunggal dan otot rangka. Aktivita s kontraktil bersifat neurogenic.b. Unit tunggalSebagian besar otot adalah otot polos unit tunggal. Serat otot terhubung dengan taut celah. Bersifat tersangsang sendiri.

C. Otot JantungMemadukan ciri-ciri otot rangka dengan otot polos. Disarafi oleh system saraf otonom.

Sistem Saraf SomatikSistem Saraf Otonom

Otot RangkaOtot PolosOtot Jantung

SadarTidak Sadar

Tempat Asal di SSP

Umumnya Tanduk Ventral SpinalisOtak atau Tanduk Ventral Spinalis

Jumlah Neuron (SSP ke Organ Efektor)

Satu Neuron Motorik(saraf akson panjang dari perifer berakhir di Organ efektor)

Disarafi oleh neuron motoricRantai dua Neuron (Praganglion dan Pascaganglion)Praganglion : Dari SSP berakhir di ganglionPascaganglion : Dari Ganglion berakhir di Organ Efektor)

Disarafi secara rangkap (simpatis dan parasimpatis)

Neurotransmitter di Organ EfektorAsetilkolin

Gerak SadarDominansi Parasimpatis (Keadaan Tenang)

Neurotransmitter di Organ EfektorAsetilkolin

Maka Contoh Efek Stimulimeningkatkan motilitas saluran cerna.Dominansi Simpatis (Keadaan Darurat)

Neurotransmitter di Organ EfektorNorepinefrin

Maka Contoh Efek Stimulimeningkatkan kontraksi Jantung.

Efek Keluaran Pada Struktur

RangsangRangsang dan Hambat (efek antagonistik saraf rangkap)

2.7. Lengkung refleksLengkung refleks adalah unit dasar legiatan saraf terpadu yang terdiri dari reseptor, neuron aferen, satu sinaps atau lebih, neuron eferen dan efektor. Lengkung refleks yang paling sederhana disebut monosinaptik, yang hanya mempunyai sinaps tunggal antara neuron aferen dan neuron eferen.Semua lengkung refleks terdiri dari komponen yang sama :1. Reseptor : ujung distal dendrit , yang menerima stimulus2. Jalur aferen : melintas di sepanjang sebuah neuron sensorik sampai ke otak atau medulla spinalis3. Bagian pusat : sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi abu-abu system saraf pusat. Impuls dapat ditransmisi, diulang rutenya, atau dihambat pada bagian ini.4. Jalur eferen : melintas di sepanjang akson neuron motoric sampai ke efektor, yang akan merespons impuls eferen sehingga menghasilkan aksi yang khas.5. Efektor berupa otot rangka, otot jantung atau otot polos atau kelenjar yang merespons.

2.8. Mekanisme Berkemih

BAB III

KESIMPULAN

Sistem saraf secara umum mengontrol dan mengoordinasikan aktivitas tubuh yang memrlukan respon cepat. Penting dalam mendeteksi dan memulai respons terhadap perubahan dalam lingkungan eksternal. Selain itu, system ini bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi yang lebih tinggi ( fungsi luhur ) yang tidak seluruhnya ditujukan untuk mempertahankan homeostasis.

DAFTAR PUSTAKA

Sherwood Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia, Dari Sel ke Sistem, edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/fisiologiginjalberkemih.pdf

http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/drug-receptor-interaction-review1.pdf

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/anatomisaraf.pdf

http://fpk.unair.ac.id/webo/kuliah- pdf/pertemuan%205%20%5BCompatibility%20Mode%5D.pdf

2