Top Banner
87

Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Feb 21, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...
Page 2: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti i

Syamsulina Revianti

MONOGRAF

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Microalgae

Pada Proses Penyembuhan Dry Socket

Penerbit

KARTIKA MULYA

Page 3: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

ii Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

MONOGRAF

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Microalgae

Pada Proses Penyembuhan Dry Socket

Hak Cipta © 2019 Penyusun : Dr. Syamsulina Revianti, drg.,M.Kes Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya Design Sampul : Tim Penerbit

Editor Ahli : Dr. Arya Brahmanta,drg.,Sp.Ort

Penerbit : KARTIKA MULYA, Surabaya Anggota IKAPI daerah Jawa Timur Isi : ix, 75 hal

Cetakan ke I, tahun 2019

ISBN 978-602-9167-25-2

9 7 8 6 0 2 9 1 6 7 2 52

Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit

Page 4: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti iii

MONOGRAF

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Microalgae

Pada Proses Penyembuhan Dry Socket

Penyusun

Dr. Syamsulina Revianti,drg.,M.Kes

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya

Editor Ahli

Dr. Arya Brahmanta, drg.,Sp.Ort

Penerbit

KARTIKA MULYA, Jl Putro Agung III 41-C, Rangkah –

Tambaksari, Surabaya 60135 Jawa Timur, (031)

3770687

Cetakan I. Surabaya, 2019

Perpustakaan Nasional Indonesia Syamsulina Revianti, Monograf Potensi Larutan Irigasi Berbahan Microalgae Pada Proses Penyembuhan Dry Socket / Syamsulina Revianti-Cet.1- Surabaya, Fakultas Kedokteran Gigi, 2019. ix + 75 halaman.

ISBN : 978-602-9167-25-2

Page 5: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

iv Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Persembahan

Sembah sujud serta puji dan syukurku pada-Mu Allah SWT. Tuhan semesta alam yang menciptakanku dengan

bekal yang begitu teramat sempurna. Taburan cinta,

kasih sayang, rahmat dan hidayat-Mu telah memberikan ku kekuatan, kesehatan, semangat pantang menyerah

dan memberkatiku dengan ilmu pengetahuan serta cinta

yang pasti ada disetiap ummat-Mu. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya monograf ini

dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu ku

limpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.

Ku persembahkan monograf ini untuk orang tercinta

dan tersayang atas kasihnya yang berlimpah.

Page 6: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti v

Ucapan Terima Kasih

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga monograf yang berjudul “Potensi Larutan Irigasi Berbahan Microalgae Pada Proses Penyembuhan Dry Socket” telah terbit. Terwujudnya ini

tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan

terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Dr. Ir Sudirman, SE, MAP selaku rektor Universitas

Hang Tuah Surabaya

2. Lita Agustia,drg.,MHKes selaku dekan Fakultas

Kedokteran Gigi

3. Staf pengajar, pegawai dan mahasiswa Fakultas

Kedokter-an Gigi Universitas Hang Tuah atas

segala bantuan yang telah diberikan kepada

penulis

4. Serta seluruh pihak yang ikut membantu, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Semoga

Allah memba-las kebaikan dengan setimpal. Amin.

Kritik dan saran kami hargai demi penyempurnaan

penu-lisan dimasa yang akan datang. Besar harapan penulis, semoga monograf ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membu-tuhkan.

Page 7: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

vi Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya kami bisa

menyelesaikan monograf ini. Monografi Potensi Larutan Irigasi Berbahan Microalgae Pada Proses Penyembuhan Dry Socket ini disusun sebagai upaya meningkatkan

pengetahuan dan pemanfaatan sumber daya laut di

bidang kedokteran gigi. Penulis menyarankan kepada pembaca untuk membaca isi monografi ini secara

berurutan dari bab 1 sampai dengan 6, agar

mendapatkan pemahaman yang cukup memadai.

Publikasi mengenai monografi sumber daya laut mikroalga ini berperan sebagai salah satu wujud dari

pemenuhan masyarakat luas untuk mengetahui

informasi mengenai sumber daya laut yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat alternatif di bidang

kedokteran gigi.

Kami menyadari bahwa format dan muatan monografi ini tidak luput dari kekurangan. Kritik dan

saran sangat kami harapkanuntuk perbaikan buku ini

di masa yang akan datang. Semoga monografi ini dapat digunakan sebaik–baiknya dalam konteks peningkatan

eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya laut sebagai

obat alternatif di bidang kedokteran gigi. Akhir kata

kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menerbitan monograf ini.

Surabaya, Desember 2019

Penulis

Page 8: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti vii

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB 1. PENDAHULUAN BAB 2. DUKUNGAN DATA DAN TEORI

BAB 3. METODE PENELITIAN BAB 4. HASIL PENELITIAN BAB 5. PEMBAHASAN

BAB 6. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

i v

vii

viii ix

1 5

35 48 54

61 62

Page 9: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

viii Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap penyembuhan socket healing

17

Gambar 2.2 Beberapa faktor yang berkonstribusi menginisiasi

keratinosit pada penyembuhan luka

22

Gambar 2.3 Proses penyembuhan luka

pencabutan gigi

25 Gambar 2.4 Mekanisme fibrinolysis 33

Gambar 2.5 Gambaran klinis dry socket 34 Gambar 2.6 Microalgae 38

Gambar 3.1 Larutan irigasi microalgae 46 Gambar 3.2 Tikus wistar sebagai unit

eksperimen

47

Gambar 3.3 Pembagian kelompok perlakuan 48 Gambar 3.4 Prosedur perlakuan pada unit

eksperimen

50 Gambar 3.5 Prosedur pembuatan preparat

HPA

53 Grafik 4.1 Rata-rata dan simpangan baku

jumlah fibroblas

58

Grafik 4.2 Rata-rata dan simpangan baku jumlah kolagen

59

Grafik 4.3 Rata-rata dan simpangan baku jumlah makrofag

59

Grafik 4.4 Rata-rata dan simpangan baku jumlah limfosit

60

Page 10: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rata-rata dan simpangan baku

jumlah fibroblas

57

Tabel 4.2 Rata-rata dan simpangan baku

jumlah kolagen

57

Tabel 4.3 Rata-rata dan simpangan baku jumlah makrofag

57

Tabel 4.4 Rata-rata dan simpangan baku jumlah limfosit

58

Tabel 4.5 Hasil uji statistik jumlah fibroblas 60

Page 11: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

x Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

ix

Page 12: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 1

BAB 1

PENDAHULUAN

Dry socket merupakan komplikasi pasca

pencabutan gigi yang merupakan masalah serius, dengan angka kejadian mencapai 0,5%

hingga 5% dan meningkat 10 kali lebih tinggi pada pencabutan gigi dengan faktor penyulit dan secara bedah. Angka kejadian ini lebih

tinggi pada pasien wanita, usia 40-45 tahunan dan pada rahang bawah (Kolokythas et al,

2010; Cadorso, 2010).

Etiologi kasus ini idiophatic, tetapi

banyak faktor yang diduga terlibat antara lain kebiasaan menghisap mulut, merokok, oral

kontrasepsi, trauma bedah, pencabutan molar ke 3 rahang bawah, penyakit sistemik, kuretase berlebih, infeksi bakteri dan

penggunaan anastesi lokal mengandung vasokonstriktor (Suleiman, 2006; Kolokythas et

al, 2010).

Aapabila terdapat kegagalam pembekuan

darah pada luka pasca pencabutan gigi, maka akan menyebabkan luka terbuka yang merupakan port de entry benda asing sehingga

terjadi iritasi yang menyebabkan kegagalan proses penyembuhan luka, menimbulkan rasa

sakit dan bau mulut akibat produk radang

(eksudat) (Mahesa, 2009).

Page 13: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

2 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Prinsip terapi dry socket adalah dengan cara perawatan lokal yang dapat menghambat

proliferasi bakteri dan melindungi dinding socket, dengan tujuan utama mengontrol rasa

nyeri yang ditimbulkan dan sangat mengganggu. Ada beberapa metode yang

dapat digunakan sebagai terapi dry socket antara lain metode konservatif dan radikal-

konservatif. Metode yang banyak dipilih oleh dokter gigi adalah secara konservatif yaitu pemberian larutan irigasi pada socket

menggunkan saline hangat hingga bersih, kemudian diisi dengan obat yang berfungsi

sebagai dressing dan mempunyai efek sebagai antibakteri, antiinflamasi, analgesik dan

antikosidan sehingga dapat memberikan efek positif pada proses penyembuhan luka. Selain

itu terapi dry socket dapat dilakukan dengan metode radikal-konservatif, yang dimulai

dengan tindakan anestesi, dilanjutkan dengan kuretase, irigasi dan pemberian obat yang berfungsi sebagai dressing pada socket. Zinc

oxide eugenol adalah bahan utama yang terdapat pada dressing, namun memiliki sifat

sitotoksik pada sel basal epitel dan osteoblas pada konsentrasi tinggi sehingga menyebabkan

nekrosis dan menganggu proses penyembuhan luka (Cadorso, 2010; Katanec, 2010; Kolokytas,

2010).

Berbagai upaya telah dikembangkan guna menenukan bahan baru yang dapat

berfungsi sebagai dressing yang mampu mempercepat proses penyembuhan luka,

namun bersifat biocompatible dengan efek

samping seminimal mungkin.

Page 14: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 3

Akhir-akhir ini telah banyak dikembangkan obat yang berbahan dasar

alami (naturaceutical), baik yang diperoleh dari daratan maupun lautan. Beberapa penelitian

telah dilakukan untuk mengungkap kandungan serta khasiat bahan alam yang

berasal dari laut sebagai obat yang dapat membantu dan mempercepat proses

penyembuhan luka sepertihalnya microalgae.

Microalgae mengandung senyawa turunan dari oksidasi lemak yang disebut

oxylipin yang dapat memproduksi beberapa senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid,

flavonoid dan terpenoid yang memiliki daya antibakteri, antiinflamasi, antioksidan dan

analgesik serta dapat mempercepat proses penyembuhan luka (Chasanah, 2007; Fretes et

al, 2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh John et al pada tahun 2008

membuktikann bahwa pemberian microalgae akut maupun subkronis secara sistemik pada

tikus dengan konsentrasi tertinggi 17,076 mg/kgBB/hari tidak bersifat toksik. Penelitian

invitro yang dilakukan Revianti dan Kristanti pada tahun 2013, ekstrak microalgae bersifat

tidak toksik pada kultur stem sel basal epitel dengan konsentrasi dibawah 2,5% (Revianti dan Kristanti, 2013).

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pada penelitian ini akan mengungkap potensi

larutan irigasi berbahan microalgae dengan konsentrasi 2,5% dan 5% sebagai terapi dry

socket dengan menggunakan tikus wistar

Page 15: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

4 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

sebagai hewan coba serta menganalisi khasiatnya menggunakan beberapa indikator

sepertihalnya proliferasi sel fibroblas dan sel radang, serta kepadatan kolagen.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan permasalahan

penelitian ini adalah :

“ Apakah larutan irigasi berbahan microalgae dengan konsentrasi 2,5% dan

5% memiliki potensi dalam mempercepat

proses penyembuhan dry socket ? ”

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan potensi larutan irigasi berbahan

microalgae dengan konsentrasi 2,5% dan 5% dalam mempercepat proses penyembuhan dry

socket yang ditandai dengan mengamati proliferasi fibroblast, sel radang, serta

kepadatan kolagen.

Kebaruan dalam penelitian ini adalah

belum adanya penelitian yang membuktikan potensi microalgae sebagai terapi dry socket yang dapat dikembangkan sebagai obat

alternatif di bidang kedokteran gigi. Hasil penelitian ini diharapkan mampu

meningkatkan pemanfaatan kekayaan laut Indonesia terutama microalgae sebagai obat

dressing berbahan dasar alam di bidang

Kedokteran Gigi.

Page 16: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 5

BAB 2

DUKUNGAN DATA DAN TEORI

2.1 Pencabutan Gigi

Pencabutan gigi merupakan salah satu

tindakan bedah minor yang dilakukan untuk pengangkatan gigi dari socket. Sebelum pencabutan gigi ini dilakukan maka terlebih

dahulu dilakukan anastesi lokal yang bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit.

Pencabutan gigi yang ideal tercapai bila pencabutan tanpa rasa sakit dan gigi yang

dicabut, atau akar gigi, utuh dengan trauma minimal, sehingga bekas pencabutan dapat

sembuh dengan sempurna tanpa menimbulkan masalah prostetik pasca operasi di masa mendatang. Dokter gigi harus berusaha untuk

melakukan pencabutan gigi secara ideal, dan untuk memperolehnya ia harus mampu

menyesuaikan teknik pencabutan gigi agar bisa menangani kesulitan-kesulitan selama

pencabutan dan kemungkinan komplikasi dari tiap pencabutan gigi yang dapat terjadi. Hal yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan

pencabutan gigi gigi antara lain, usia pasien, kesehatan umum pasien, etnis, struktur

anatomi, status mental (kecemasan), dan kemampuan pasien untuk bekerja sama

(Sandeep, 2013, Pedersen, 2012).

Pencabutan gigi diindikasikan untuk gigi yang sudah tidak bisa dilakukan perawatan

konservasi ataupun karena penyakit

Page 17: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

6 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

periodontal, karies besar, infeksi periapikal, erosi, abrasi, atrisi, hipoplasia atau penyakit

pada pulpa gigi (Moore, 2011; Horowitz et al, 2012). Beberapa faktor dapat menyulitkan

pencabutan gigi, salah satunya adalah kedalaman dan sudut kemiringan gigi.

Kesulitan pencabutan gigi meningkat ketika kondisi kepadatan tulang pendukung gigi sangat tinggi, morfologi akar yang sulit (akar

gigi panjang dan melengkung), gigi dengan kerusakan atau dengan restorasi yang besar,

gigi yang berdekatan dengan restorasi besar, dan gigi rapuh yang berhubungan dengan

perawatan saluran akar (Bach, 2007).

Setelah pencabutan gigi dilakukan maka dokter gigi harus memberikan instruksi pada

pasien guna menunjang penyembuhan luka yang sempurna. Beberapa instruksi yang dapat

dilakukan antara lain adalah :

1. Pastikan kasa ditempatkan diatas

daerah pasca pencabutan gigi, beri

tekanan dengan mengigit sampai

perdarahan berhenti. Setelah

pencabutan pasien harus mengigit kasa

selama 30 menit sampai 1 jam, sehingga

memicu terjadinya bekuan darah dan

melindungi bekuan darah tersebut.

Apabila perdarahan masih terus

berlangsung, gantilah kasa dengan yang

baru, lalu gigitlah selama 30 menit

(Billings, 2003);

Page 18: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 7

2. Minumlah tablet analgesik untuk

mengurangi rasa sakit, apabila terjadi

rasa sakit setelah pencabutan (Pedersen,

2012);

3. Istirahat yang cukup dan jangan

mengererjakan pekerjaan berat (Cowpe,

2000);

4. Lalukan kompres pada wajah di dekat

tempat pencabutan gigi dengan

menggunakan kantung berisi gumpalan

es, untuk mengurangi terjadinya

pembengkakan dan rasa sakit (Billings,

2003);

5. Jangan memberi rangsangan panas pada

daerah wajah di dekat pencabutan gigi

(Billings, 2003);

6. Hindari mengunyah permen karet dan

merokok minimal 24 jam setelah

pencabutan gigi (Cowpe, 2000);

7. Bila diberi obat penahan rasa akit dan

antibiotik minumlah sesuai petunjuk

dokter (Cowpe, 2000).

8. Hindari berkumur atau menggosok gigi selama 24 jam setelah pencabutan gigi

yang dapat menyebabkan terjadimya perdarahan karena hilangnya bekuan

darah yang terbentuk akibat berkumur terlalu keras. Setelah 24 jam kebersihan daerah operasi dijaga dengan berkumur

air hangat yang diberi garam minimal 4 kali sehari dan Setelah 24 jam

menggosok gigi dapat dilakukan dengan hati-hati (Billings, 2003; Cowpe, 2000);

Page 19: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

8 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

9. Makan dan minum yang cukup, hindari minun dengan sedotan karena

tekanannya dapat melepaskan gumpalan darah, dan hindari minuman bersoda

karena busannya diperkirakan dapat melepaskan gumpalan darah pada

lubang operasi (Cowpe, 2000).

2.2 Socket Healing

Proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi terdiri dari beberapa tahap

yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Antara tahap satu dan yang lain tidak

dapat dibedakan dengan jelas kapan tahap itu dimulai dan kapan tahap tersebut berakhir, sehingga dapat digambarkan seperti network

yang saling tumpang tindih dan berhubungan antara tahap yang satu dengan tahap yang

lain. Penyembuhan luka merupakan proses peradangan dan perbaikan yang terjadi secara

terus menerus, dimana sel inflamasi, sel epitel, sel endotel, sel trombosit dan sel fibroblas

keluar dari tempatnya dan berinteraksi untuk bekerja secara bersamaan memperbaiki jaringan yang rusak sehingga regenerasi

jaringan lunak maupun jaringan keras tercapai (Prabakti,2004; Larjava et al,2012).

Page 20: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 9

Gambar 2.1 Tahap penyembuhan socket healing (Enoch

and Price, 2004)

Tahap 1 : pembekuan darah

(hemostasis). Merupakan tahap awal proses penyembuhan luka setelah pencabutan gigi. Fase pembekuan darah ini dapat dilihat secara

klinis, dimana soket gigi akan diisi dengan darah dari pembuluh darah yang terputus,

yang mengandung protein dan sel yang rusak serta bersama dengan platelet memulai

serangkaian peristiwa pembentukan blood clot yang membutuhkan waktu kurang dari 10

menit Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan menentukan keberhasilan proses penyembuhan luka pasca pencabutan

gigi. Jika perdarahan terus berlangsung, maka akan memperlambat proses penyembuhan

serta terbentuk jaringan granulasi (Scarano et

al, 2014).

Page 21: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

10 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Blood clot meghentikan proses hemostasis, dan memberikan kesempatan

matriks ekstra sel untuk bermigrasi selama proses penyembuhan luka. Selain itu blood clot

berfungsi sebagai reservoir dan faktor pertumbuhan yang diproduksi selama proses

penyembuhan luka (Paterson, 2003). Platelet merupakan faktor intravascular pada proses

pembekuan darah pada saat pembuluh darah rusak yang mempunyai fungsi adhesi dan menghimpun serta membentuk sumbatan

darah pada pembuluh darah kecil. Pada pembuluh darah besar platelet berfungsi

menarik bekuan darah guna menutup suatu celah yang robek. Aktivasi platelet pada fase

hemostasis mengakibatkan pelepasan beberapa sitokin proinflamasi penting yang berfungsi memberikan sinyal kemotaktik

terhadap sel inflamasi dan residents cell dalam hal ini makrofag, neutrofil dan sel epitel. Selain

itu fibrin-fibronektin clot bertugas mempersiapkan matriks yang berfungsi untuk

proses migrasi sel-sel radang pada daerah luka

(Li and Shan, 2011).

Tahap 2 : inflamasi. Proses inflamasi diawali dengan sel inflamasi bergerak kedaerah luka dan melepaskan pelepasan sitokin

proinflamasi dan kemokin yang memodulasi proses penyembuhan. Khususnya makrofag

merupakan sel inflamasi utama yang tampak pada daerah luka, dimana populasinya selalu

berubah mengikuti fase penyembuhan luka. Makrofag merupakan sel radang yang muncul pada 48–82 jam dan mencapai puncak pada

hari ke 3 setelah pencabutan gigi. Selain

Page 22: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 11

proses pelepasan sitokin dan faktor regulasi, makrofag juga mensekresi VEGF (Vascular

endotheliat growth factor), FGF (Fibroblast growth factor), TGF-β1 (Transforming growth

factor-beta1) yang merupakan faktor regulator yang paling penting pada proses penyembuhan

luka (Larjava et al, 2012). Makrofag mempengaruhi semua fase awal

penyembuhan luka dengan mengatur remodelling jaringan lokal dengan memproduksi enzim proteolitik sepertihalnya

matriks metalloproteinase (MMPs) dan kolagenase yang merangsang pembentukan

matriks ekstraseluler baru, modulasi pembentukan pembuluh darah baru

(angiogenesis) dan fibroplasia melalui produksi sitokin lokal seperti thrombospondin-1 dan IL-1b (Petrson, 2004; Wang, 2006). Pada fase

inflamasi ini timbul rasa nyeri atau sakit sebagai akibat dari terjadinya kerusakan

jaringan yang menstimulus pelepasan mediator kimiaw seperti histamin dan bradikinin.

Sehingga pada fase inflamasi akut ini ditandai dengan lima cardinal symptom seperti bengkak (tumor), kemerahan (rubor), panas (kalor), nyeri

(dolor), dan penurunan fungsi (functiolaesa)

(Ganong, 2005).

Tahap 3 : fase proliferasi. Fase proliferasi terjadi pada hari ke-3 sampai hari

ke-14 yang ditandai dengan pembentukan jaringan granulasi pada luka. Pada fase ini

jumlah sel fibroblas lebih banyak dari pada sel radang. Pembentukan jaringan ikat baru dimulai dari sekitar 3-4 hari setelah terjadinya

cedera, jaringan ini disebut sebagai jaringan

Page 23: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

12 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

granulasi yang awalnya berupa blood clot. Komponen utama pada jaringan ini adalah

fibroblas, makrofag, sel endotel yang terdapat pada daerah luka, dan matriks ekstra sel.

Matriks ekstra sel ini diproduksi oleh fibroblas yang diantaranya meliputi kolagen,

glikosaminoglikan, dan proteoglikan. Kandungan tersebut diperlukan untuk pematangan jaringan berikutnya menjadi

jaringan ikat yang normal (Gurtner et al, 2008; Larson et al, 2010). Fase proliferasi terbagi atas

beberapa rangkaian yaitu re-epitelisasi, pembentukan jaringan granulasi, fibroplasia,

kontraksi dan angiogenesis (Larjava et

al,2012).

Re-epitelisasi terjadi setelah proses pembentukan blood clot yang terjadi dalam waktu 24 jam setelah pencabutan gigi. Epitel

merupakan salah satu komponen yang berperan melindungi host dari trauma fisika,

kimia dan mikroba. Dengan adanya perlindungan dari epitel, maka luka bekas

pencabutan gigi dapat terbebas dari infeksi akibat debris dan mikroba rongga mulut serta trauma fisika dan kimia. Epitel ini juga

mengatur fungsi dan integritas yang mendasar pada jaringan ikat, sehingga re-epitelisasi

setelah trauma atau luka harus terbentuk secara sempurna dengan meningkatkan

aktivitas mitosis epitel di dekat tepi luka, terutama pada lapisan yang lebih dalam. Regenerasi lapisan epitel merupakan

serangkaian peristiwa yang sangat terkoordinasi dan terstruktur. Dalam waktu 24

jam setelah pencabutan, sel epitel yang terletak

Page 24: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 13

pada marginal dari daerah luka melepaskan diri dari ikatannya dengan hemidesmosom

untuk kemudian melakukan migrasi melalui matriks fibrin fibronectin. Setelah 48 jam

barulah sel epitel berproliferasi yang dimulai dari margin daerah luka (Shafer, 2009). Proses

marginasinya sangat kompleks dan tergantung pada reseptor integrin yang terletak pada permukaan sel dan ekspresinya menunjukkan

kekuatan perlekatan antara sel epitel dengan matriks ekstrasel. Matriks ekstra sel yg terlibat

adalah laminin-332, fibronectin EDA dan tenascin-C. Apabila adesi antara sel epitel dan

matriks ekstrasel terlalu kuat maka migrasi sel epitel akan lebih lambat dibandingkan apabila

adesi antar epitel dan matriks ekstrasel lebih lemah, maka migrasinya akan lebih cepat. Kekuatan adesi antar sel epitel dan matriks

ekstrasel yang optimal distimulasi oleh beberapa sitokin dan growth factor seperti

halnya EGF (epidermal growth factor), HB-EGF (heparin binding EGF), TGF-β1 (transforming

growth factor-beta1), dan lain-lain. Reepitelisasi pada jaringan juga tergantung pada beberapa

enzim proteolitik seperti halnya plasmin dan MMPs yang mempengaruhi migrasi dengan cara memutuskan ikatan matriks ekstrasel dan

menghilangkan kekuatan adhesi. Dimana proses tersebut juga diaktifasi oleh growth

factor. Aktivitas enzim tersebut harus seimbang, apabilah berlebih maka dapat

mengakibatkan gagalnya proses re-epitelisasi sehingga terbentuk luka kronis (Larjava et al,

2012).

Page 25: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

14 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Gambar 2.2 Beberapa faktor yang berkonstribusi

menginisiasi keratinosit pada penyembuhan luka (Larjava et al et al,

2012).

Pembentukan jaringan granulasi,

segera terjadi setelah luka bekas pencabutan telah ditutupi oleh selapis tipis epitel yang terbentuk pada proses re-epitelisasi. Jaringan

granulasi terbentuk secara simultan degan proses re-epitelisasi. Namun proses

maturasinya relatif lebih lama dibandingkan proses re-epitelisasi yaitu dalam hitungan

bulan bahkan tahun. Tujuan dari pembentukan jaringan granulasi untuk menggantikan matriks dan sebagai scaffold

untuk pembentukan jaringan ikat. Pada luka yang kecil penutupan luka, re-epitelisasi dan

jaringan granulasi terjadi lebih cepat. Namun pada luka yang besar dan terbuka, proses

penutupan, re-epitelisasi dan pembentukan jaringan granulasi terjadi lebih lambat.

Pembentukan Jaringan ikat baru dimulai dari

Page 26: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 15

sekitar 3-4 hari setelah terjadinya cedera, jaringan ini disebut sebagai jaringan granulasi

karena bentuknya bergranular ketika dilihat secara visual. Pembentukan jaringan

granulasi diawali degan proses pergantian matriks fibrin fibronektin dan neutrofil yang

diganti dengan makrofag, neutrofil, dan sel mast. Dimana sel inflamasi mengaktifasi beberapa faktor dan merekrut fibroblas yang

terdapat pada margin luka. Sel progenitor mesenkimal dan beberapa mesenkimal stem

sel serta fibrosit yang bermigrasi pada matriks provisional secara bersamaan membentuk

pembuluh darah dan jaringan garunlasi yang kemudian diubah menjadi jaringan ikat. Migrasi dari fibroblas juga diinduksi oleh

intergin tertentu dan produksi dari matriks yang baru, antara lain EDA, EDB-fibronectins,

tenascin-C, hyaluronan type III colagen, matricellular proteins) dan ekspresi dari

beberapa enzim pendegrasi matriks. Ketika kolagen diproduksi pada jaringan granulasi telah mencapai nilai yang dibutuhkan, maka

akan terjadi kontraksi luka. Dimana proses ini menarik tepi margin dari luka tersebut untuk

mendekat secara bersamaan, sehingga mengurangi luas permukaan dan menigkatkan

kecepatan penutupan luka. Jaringan granulasi merupakan kombinasi dari elemen seluler termasuk fibroblas dan sel inflamasi, yang

bersamaan dengan timbulnya kapiler baru yang tertanam dalam matriks ekstra seluler

dari matriks kolagen, fibronektin dan asam hialuronat (Shafer, 2009; Larjava et al et al,

2012).

Page 27: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

16 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Fibroplasia dan Kontraksi, secara aktif dimediasi oleh proses diferentiated

myofibroblasts yang menggunakan reseptor intergin untuk menarik matriks melalui ikatan

yang kuat dengan actin rich citoskeleton. Myofibroblas berdiferensiasi dari fibroblas atau

sel progenitor yang lain dalam molekul matriks tertentu dan faktor pertumbuhan sepertihalnya

EDA-fibronectin dan TGF-β1. Setelah proses kontarksi, maka akan terjadi pelepasan

jaringan granulasi melalui proses degradasi fibroblas, re-organisasi, serta remodeling dari matriks ekstra sel. Sinyal mechanosensory

yang berasal dari jaringan remodeling akan mengurangi aktivitas seluler dan produksi

matriks ekstrasel serta myofibroblas mengalami apoptosis (GAnong, 2005; Shafer,

2009; Larjava et al et al, 2012).

Angiogenesis, dibutuhkan dalam proses pembentukan jaringan baru. Pada tahap ini

sangat dibutuhkan suplai darah yang kaya atau banyak. Pembentukan cabang-cabang

kapiler baru merupakan respons dari rusaknya pembuluh darah saat pencabutan gigi. Sel

endotel bergabung menjadi satu dan mengikat fibrin akan menginisiasi pembentukan dinding pembuluh darah. Hasil dari angiogenesis

adalah terbentuknya banyak pembuluh darah baru yang akan memberikan banyak suplai

darah dan juga faktor pertumbuhan yang dibutuhkan selama proses penyembuhan luka

berlangsung. Angiogenesis akan berhenti sesuai dengan kebutuhan. Pembuluh darah baru yang tidak dibutuhkan akan hilang

Page 28: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 17

dengan sendirinya melalui proses apoptosis

(Prabakti, 2005).

Tahap 4 : bone healing / remodeling. Tahap ini merupakan tahap terlama dari

proses penyembuhan luka pencabutan gigi, yang dimulai pada hari ke-21 dan berakhir 1-2

tahun setelah pencabutan gigi. Tahap ini dapat berlangsung selama beberapa tahun melibatkan pmbentukan secara perlahan

dengan degradasi dan formasi matriks. Remodeling merupakan tahap akhir

penyembuhan luka. Indikator penyembuhan luka pencabutan gigi adalah dengan adanya

epitelisasi yang lengkap pada soket gigi, terbentuknya jaringan ikat dan terjadi remodelling baik jaringan ligamen periodontal

maupun tulang alveolar (Peterson, 2003; Dorri

et al, 2012).

Gambar 2.3 Proses penyembuhan luka

pencabutan gigi (Andreasen,

2007).

Page 29: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

18 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Penyembuhan luka pada soket pasca pencabutan gigi pada hari ke 10 didominasi

oleh jaringan penghubung, hari ke 14 telah terbentuk epitelisasi sempurna dan pada hari

ke 21 soket pasca pencabutan mulai dipenuhi

dengan tulang (Simon, 2009).

2.3 Dry socket

Dry socket disebut juga sebagai dry socket, alveolitis”, “alveolitis sicca

dolorosa”localized dry socket”, “fibrinolytic alveolitis”, “septic socket”, “necrotic socket”, dan

“alveolalgia (Cadorso, 2010; Kolokythas et al,2010). Dry socket merupakan salah satu

komplikasi yang paling sering terjadi dan paling sakit. Biasanya dimulai pada hari ke 3

sampai 5 setelah pencabutan gigi. Keluhan utamanya adalah rasa sakit yang sangat hebat.

Rasa sakit ini yang ditimbulkan sedang sampai parah, yang terdiri dari sensasi sakit tumpul, biasanya berdenyut yang menjalar hingga ke

telinga. Pemeriksaan klinik menunjukkan adanya soket yang kering dan kosong,

permukaan tulang alveolar terbuka dengan sedikit jaringan granulasi, dengan sebagian

atau seluruhnya kehilangan bekuan darah. Selain itu terdapat keluhan bau busuk pada lokasi luka (Jamie et al, 2001; Kolokythas et al,

2010).

2.3.1 Etiologi

Etiologi yang tepat mengenai dry socket

belum dapat terdefinisikan. Namun, beberapa faktor lokal dan sistemik diketahui memiliki

Page 30: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 19

kontribusi pada terjadinya dry socket, antara

lain :

1. Trauma bedah dan kesulitan

dalam bedah. Hal ini terjadi karena lebih banyak pembebasan second

direct tissue activator pada inflamasi bone marrow yang dapat terjadi jika

pencabutan gigi lebih sulit dan traumatik. Pencabutan gigi secara

bedah 10 kali lipat dapat meningkatkan insidensi dry socket dibandingkan dengan pencabutan

gigi secara non bedah. Ekstraksi cenderung sulit pada tulang lebih

padat dan lebih tua, yang mungkin memiliki vaskularisasi menurun dan

kecenderungan lebih besar untuk trombosis traumatis dari pembuluh darah (Jamie et al, 2001; Girish et

al, 2013). 2. Kurangnya pengalaman operator.

Operator yang kurang berpengalaman dapat menyebabkan

trauma yang lebih besar selama pencabutan gigi, khususnya pencabutan gigi molar ketiga

mandibula secara bedah (Cadorso, 2010; Kolokythas et al, 2010).

3. Molar ketiga mandibula. Dry socket lebih banyak ditemukan pada

pencabutan gigi molar ketiga mandibula. Hal ini berkaitan dengan

kepadatan tulang yang meningkat,

Page 31: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

20 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

vaskularisasi menurun dan berkurangnya kapasitas produksi

jaringan granulasi yang bertanggung jawab khusus pada daerah tersebut

(Jamie et al, 2001; Kolokythas et al, 2010).

4. Penyakit sistemik. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa terdapat korelasi antara penyakit

sistemik yang diderita pasien dengan dry socket. Pasien dengan

immunocompromised atau Diabetes mellitus cenderung untuk

mengalami dry socket karena dapat menghambat proses penyembuhan

luka (Cadorso, 2010; Kolokythas et al, 2010).

5. Kontrasepsi oral. Kontrasepsi oral

merupakan satu-satunya obat yang memiliki hubungan dengan

insidensi dry socket. Selain itu, ditemukan bahwa peningkatan

insidensi dry socket memiliki korelasi dengan penggunaan

kontrasepsi oral. Hormon estrogen dikatakan memiliki peran yang signifikan dalam proses fibrinolisis.

Estrogen dipercaya mengaktifkan sistem fibrinolitik (meningkatkan

faktor II, VII, VIII, X dan plasminogen) secara tidak langsung

dan kemudian menyebabkan peningkatan lisis bekuan darah (Kolokythas et al, 2010).

6. Jenis kelamin. Banyak penulis mengklaim bahwa jenis kelamin

Page 32: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 21

perempuan tanpa memperhatikan penggunaan kontrasepsi oral

merupakan predisposisi terjadinya dry socket Namun, dikemukakan

juga bahwa tidak ada perbedaan dalam insidensi dry socket yang

berasosiasi dengan jenis kelamin (Jamie et al, 2001; Kolokythas et al,

2010). 7. Merokok. Beberapa studi

mengemukakan terdapat hubungan

antara merokok dengan dry socket. Mekanisme sistemik atau pengaruh

lokal secara langsung (panas atau isapan rokok) pada daerah

pencabutan gigi yang menyebabkan peningkatan insidensi dry socket

juga belum diketahui secara pasti. Dipertimbangkan bahwa fenomena ini berkaitan dengan paparan

substansi asing yang dapat bertindak sebagai kontaminan pada

daerah pencabutan gigi (Jamie et al, 2001; Cadorso, 2010; Kolokythas et

al, 2010). 8. Infeksi bakteri. Banyak studi yang

mendukung bahwa infeksi bakteri

merupakan faktor utama terjadinya dry socket. Penelitian mengenai

hubungan antara Actinomyces viscosus dan Streptococcus mutans

dengan insiden dry socket. Luka bekas pencabutan yang terinfeksi

bakteri tersebut menunjukkan penyembuhan luka yang lambat

pada hasil inokulasi mikroorganisme

Page 33: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

22 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

ini pada model hewan coba. Selain itu juga ditemukan dari hasil

penelitian bahwa pada kultur Treponema denticola pada plasmin

memiliki aktivitas fibrinolitik sehingga berperan dalam proses

terjadinya dry socket (Kolokythas et al, 2010).

9. Irigasi atau kuretase alveolus berlebihan. Irigasi yang berlebihan secara berulang-ulang pada alveolus

dapat mengganggu pembentukan bekuan darah, sedangkan kuretase

secara keras dapat melukai tulang alveolar (Cadorso, 2010; Kolokythas

et al, 2010). 10. Usia. Semakin tua umur pasien,

resiko untuk mengalami dry socket

juga semakin tinggi. Pencabutan gigi molar ketiga mandibula sebaiknya

dilakukan sebelum umur 24 tahun (Jamie et al, 2010; Cadorso, 2010;

Kolokythas et al, 2010). 11. Anestesi lokal dengan

vasokonstriktor. Penggunaan

anestesi lokal dengan vasokonstriktor dapat meningkatkan

insidensi dry socket. Frekuensi dry socket meningkat dengan anestesi

infiltrasi, karena ischemia temporer dapat menyebabkan suplai darah

berkurang. Epinefrin sebagai vasokonstriktor yang dapat

mengurangi perdarahan dan dapat mengganggu dengan adanya tekanan oksigen, sehingga

Page 34: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 23

mengurangi penyembuhan. epinefrin telah terbukti meningkatkan

fibrinolisis (Noroozi and Philbert, 2009; Kolokythas et al, 2010).

12. Saliva memiliki kontribusi terhadap terjadinya dry socket. Namun, belum

ditemukan bukti secara ilmiah yang mendukung hal tersebut. Komplikasi ini mungkin terjadi

akibat frekuensi menghisap saliva yang menyebabkan bekuan darah

lisis (Jamie et al., 2010; Kolokythas et al, 2010).

13. Terdapat sisa fragmen tulang/akar pada luka. Fragmen sisa tulang

atau akar dan debris dapat menyebabkan terganggunya penyembuhan dan memiliki

kontribusi dalam insidensi dry socket (Cadorso, 2010; Kolokythas et

al, 2010).

2.3.2 Patogenesis

Patogenesis yang tepat mengenai dry socket belum sepenuhnya diketahui.

Patofisologi dry socket terjadi akibat peningkatan aktivitas lokal fibrinolitik pada alveolus disebabkan oleh pelepasan mediator

selama inflamasi oleh aktivasi plasminogen direct atau indirect ke dalam darah (Kolokythas

et al, 2010; Cadorso, 2010).

Page 35: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

24 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Ketika mediator dilepaskan oleh sel pada tulang alveolar pasca trauma, plasminogen

akan berubah menjadi plasmin yang menyebabkan pecahnya bekuan darah oleh

disintegrasi fibrin. Perubahan ini terjadi oleh adanya proaktivator selular atau plasmatik dan

aktivator lainnya. Aktivator tersebut diklasifikasikan menjadi direct (fisiologik) dan

indirect (nonfisiologik) aktivator dan juga telah dibagi ke dalam subklasifikasi berdasarkan sumbernya, yaitu aktivator intrinsik dan

ekstrinsik (Kolokythas et al, 2010; Cadorso,

2010).

Aktivator intrinsik berasal dari

komponen plasma, seperti aktivator factor XII-dependent atau factor-Hageman-dependent dan

urokinase. Direct aktivator intrinsik berasal dari luar plasma dan termasuk aktivator

jaringan dan plasminogen endothelial. Aktivator jaringan plasminogen paling banyak ditemukan pada mamalia, termasuk pada

tulang alveolar. Indirect aktivator termasuk streptokinase dan stafilokinase. Substansi

dihasilkan dari interaksi antara bakteri dengan plasminogen dan bentuk aktivator kompleks

tersebut yang mengubah plasminogen menjadi

plasmin (Cadorso, 2010; Sheikh et al, 2010).

Page 36: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 25

Pasien yang menerima anastesi dengan penggunaan epinefrin sebagai vasokonstriktor

dapat meningkatkan insiden terjadinya dry socket (Cadorso, 2010, Khitab, 2010).

Pengikata epinefrin pada membran plasma sel hati akan meningkatkan kosentrasi senyawa

adeno monofosfat siklik, yang sering disingkat AMP siklik atau cAMP. Adenil siklase adalah

suatu enzim yang ada di dalam membran plasma, mengubah ATP menjadi cAMP sebagai

respons terhadap sinyal ekstraseluler, dalam hal ini epinefrin (Cadorso, 2010; Bassel et al,

2015).

Pada kaitannya dengan penyembuhan

luka, cAMP dalah salau satu inhibitor terjadinya agregasi trombosit, sehingga dapat

menganggu tahap koagulasi dan tidak dapat terbentuk bekuan darah. Maka proses penyembuhan luka dapat terhambat. Begitu

pula pada kasus Dry socket yang menugunakan obat anastesi lokal yang

mengandung vasokonstriktor (epinefrin) maka proses penyembuhan luka terhambat dan

mengakkibatkan soket kering tanpa adanya bekua darah dan jaringan granulasi (Cadorso,

2010).

Page 37: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

26 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Gambar 2.4 Mekanisme fibrinolysis (Girish et al, 2013)

2.3.3 Tanda dan gejala klinis

Tanda dan gejala kllinis dry socket muncul pada hari 1-3 setelah pencabutan gigi

dengan durasi biasanya hingga 5-10 hari. Tampak soket bekas pencabutan, tulang

alveolar sekitar diselimuti oleh lapisan jaringan nekrotik berwarna kuning keabu-abuan, inflamasi margin gingiva di sekitar soket bekas

pencabutan, hilangnya bekuan darah pada soket bekas pencabutan dan biasanya

dipenuhi oleh debris, serta rasa sakit yang hebat dan ‘berdenyut’ dimulai sejak 24-72 jam

setelah pencabutan gigi dan dapat menjalar hingga ke arah telinga dan tulang temporal,

Page 38: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 27

ipsilateral regional lymphadenopathy, serta timbulnya halitosis, (Fragiskos, 2007; Girish et

al., 2013).

Gambar 2.5 Gambaran klinis dry socket (Fragiskos, 2007).

2.3.4 Perawatan dry socket

Sebagian besar Dokter Gigi setuju bahwa tujuan utama dari manajemen dry socket adalah mengontrol rasa sakit hingga regenerasi

jaringan secara sempurna. Penatalaksanaan dry socket meliputi irigasi, penempatan

dressing dan intervensi bedah (kuretase). Adapun metodenya meliputi terapi konservatif

dan radikal konservatif (Katanec et al, 2003; Sheikh et al, 2010; Girish et al., 2013; Bassel

et al., 2015).

Page 39: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

28 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

A. Terapi konserfatif

Terapi ini dilakukan dilakukan dengan

cara irigasi pada soket dan penempatan dressing medis yang memiliki kandungan

analgesik, antipiretik dan efek antifibrinolitik. Luka perlu dilakukan irigasi untuk

menurunkan jumlah bakteri dan menghilangkan benda asing. Cairan yang biasa digunakan adalah 0.9% saline, dan cairan yang

mengandung surfaktan (Bowe et al., 2011).

B. Metode bedah atau radikal terapi

Metode ini dilakukan dengan cara pembersihan alveoli dari dekomposisi bekuan

darah dengan menggunakan alat medis lalu luka dijahit. Metode ini dilakukan setelah

excohleation atau pembersihan alveoli dari bekuan darah lalu luka tersebut ditutupi oleh

lobus mukoperiosteal (Katanec et al, 2003).

Penatalaksanaan dry socket

menunjukkan hasil yang bagus yaitu dengan cara curettage, lalu irigasi dengan saline fisiologis, dan pemberian dressing yang terdiri

dari 10% metronidazole, lidokain 2%, lanolin sebagai dasar, dan mint pada tulang alveolar.

Hasil pengobatan menunjukkan terdapat pengurangan rasa nyeri yang signifikan dan

tidak adanya efek samping lokal dan / atau

sistemik (Cadorso, 2010).

Pada semua pasien dry socket yang telah diobati dengan intervensi bedah dalam bentuk

pemberian anestesi, curettage dan irigasi soket,

Page 40: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 29

serta dilakukan penutupan dengan flap untuk melindungi bekuan darah dan meningkatkan

penyembuhan. Prosedur ini menghasilkan penurunan rasa nyeri dan mendorong proses

penyembuhan luka (Navas et al., 2010).

Dressing perlu untuk diganti setiap hari

selama beberapa hari dan kemudian berkurang frekuensinya. Rasa sakit biasanya hilang

dalam 3 sampai 5 hari, meskipun dapat mencapai 10 sampai 14 hari pada beberapa pasien. Zink oxide eugenol adalah bahan utama

yang terdapat pada dressing. Akan tetapi banyak penelitian yang meragukan bahan

tersebut. Karena eugenol umumnya sitotoksik pada konsentrasi tinggi dan memiliki efek

merugikan efek pada sel-sel seperti fibroblas dan osteoblas. Dengan demikian, pada

konsentrasi tinggi eugenol menyebabkan nekrosis dan menganggu proses penyembuhan

luka (Cadorso, 2010; Navas et al, 2010).

2.6 Microalgae

Microalgae adalah mikroorganisme yang

beragam yang menghuni berbagai habitat dengan hanya sebagian kecil yang

dibudidayakan untuk penggunaan manusia. Baru-baru ini menarik minat yang cukup besar di seluruh dunia, karena potensi aplikasi

mereka yang luas dalam industri energi terbarukan, biofarmasi, dan nutraceutical.

Microalgae adalah sumber biofuel yang terbarukan, berkelanjutan, dan ekonomis,

produk obat bioaktif, dan bahan makanan.

Page 41: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

30 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Beberapa spesies telah diselidiki karena potensinya sebagai produk bernilai tambah

dengan kualitas farmakologis dan biologis yang luar biasa. Masalah yang paling menantang

dan krusial adalah meningkatkan laju pertumbuhan microalgae dan sintesis produk,

kultur pengeringan ganggang untuk produksi biomassa, pretreatment biomassa, dan mengoptimalkan proses ekspolari masih terus

diupayakan pengembangannya (Widjaja, 2009; Borowitzka et al, 2016).

Baru-baru ini, minat dalam penelitian

microalgae telah meningkat. Beberapa produk bernilai tambah dari relevansi industri, farmasi dan pertanian dapat secara bersamaan

diturunkan dari microalgae selama produksi bioenergi. Meskipun produk bernilai tambah

ini memiliki potensi namun belum dieksplorasi secara mendalam (Ejovwokoghene et al., 2017).

Microalgae termasuk mikroorganisme

eukariotik yang merupakan tumbuhan tingkat rendah dan termasuk dalam anggota divisi Thallophyta (tumbuhan thallus), satu

kelompok dengan bakteri dan jamur. Pada umumnya alga bersifat fotosintetik dengan

pigmen fotosintetik hijau (klorofil), biru kehijauan (fikobilin), coklat (fikosantin), dan

merah (fikoeritrin). Secara morfologi, alga ada yang berbentuk uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Alga dapat hidup di permukaan

atau dalam perairan (aquatik) maupun daratan (terestrial) yang terkena sinar matahari,

namun kebanyakan hidup di perairan. Alga uniseluler (mikroskopik) dapat berupa sel

Page 42: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 31

tunggal atau tumbuh dalam bentuk rantai atau filamen (Backer, 1994; Borowitzka et al,

2016).

Gambar 2.6 Microalgae (Backer, 1994).

Microalgae adalah mikroorganisme yang memiliki sifat morfologis, fisiologis, dan genetik

yang berbeda yang memberikan kemampuan untuk menghasilkan berbagai metabolit aktif

biologis yang berbeda. Senyawa bioaktif yang berasal dari microalgae memiliki aktivitas antiinflamasi, antimikroba, dan antioksidan.

Selanjutnya, mikroorganisme ini memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesehatan

dan mengurangi risiko perkembangan penyakit degeneratif (Michele et al., 2015; Borowitzka et

al, 2016). Microalgae merupakan mikroorganisme

uniseluler yang tumbuh di air tawar atau garam dan memiliki bentuk bervariasi dengan

diameter atau panjang sekitar 3–10 μm. Istilah

Page 43: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

32 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

microalgae termasuk organisme prokariotik dan eukariotik (Ferreira et al., 2013).

Cyanobacteria dan bakteri memiliki karakteristik struktural yang sangat mirip.

Namun, mereka diklasifikasikan sebagai microalgae karena mengandung klorofil a dan

senyawa yang terkait dengan fotosintesis, sehingga disebut ganggang hijau dinamakan

demikian karena keberadaan klorofil a dan klorofil b dalam proporsi yang sama seperti pada tanaman tingkat tinggi (El-Gamal, 2010).

Metabolit bioaktif asal microalgae adalah

minat khusus dalam pengembangan produk baru untuk industri medis, farmasi, kosmetik,

dan makanan. Penelitian lebih lanjut harus dilakukan dengan senyawa bioaktif ini untuk memverifikasi efek menguntungkan bagi

manusia, degradabilitasnya ketika dilepaskan ke lingkungan, dan efeknya ketika digunakan

pada hewan bahkan manusia. Pada umumnya microalgae, senyawa bioaktif terakumulasi

dalam biomassa. Namun, dalam beberapa kasus, metabolit ini diekskresikan ke dalam

medium yang dikenal sebagai exometabolites. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki produk metabolismenya, tidak

hanya untuk memahami sifatnya tetapi juga untuk mencari zat dengan aplikasi yang

mungkin untuk manusia di berbagai bidang ilmu. Proses ekstraksi atau isolasi metabolit

dari microalgae yang berbeda sangat menentukan aktivitas biologis komponen ini. Microalgae telah dideskripsikan sebagai

sumber yang kaya dari berbagai biokomponen untuk kepentingan komersial. Microalgae

Page 44: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 33

adalah mikroorganisme autotrofik yang memiliki nilai gizi agregat tinggi dan fungsi

terapi, seperti lipid, protein, karbohidrat, pigmen, dan polimer. Hasil penelitian

membuktikan bahwa microalgae dapat menghasilkan senyawa kimia yang berbeda

dengan aktivitas biologis yang berbeda, seperti karotenoid, phycobilins, asam lemak tak jenuh ganda, protein, polisakarida, vitamin, dan

sterol di antara bahan kimia lainnya (Markou, 2013; Borowitzka et al, 2016).

Senyawa bioaktif asal microalgae dapat

bersumber langsung dari metabolisme primer, seperti protein, asam lemak, vitamin, dan

pigmen, atau dapat disintesis dari metabolisme sekunder. Senyawa-senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai antijamur, antivirus, dan

antibiotik (Volk, 2008). Beberapa senyawa seperti sianovirin, asam oleat, asam linolenat,

asam palmitoleat, vitamin E, B12, β-karoten, phycocyanin, lutein, dan zeaxanthin memiliki

sifat sebagai antioksidan, antimikroba, dan antiinflamasi, yang memiliki potensi untuk pencegahan dan pengobatan penyakit (Ibarnez,

2013; Markou, 2013).

Microalgae mengandung senyawa turunan dari oksidasi lemak yang disebut

oxylipin yang dapat memproduksi beberapa senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid,

flavonoid dan terpenoid yang memiliki daya antibakteri, antiinflamasi, antioksidan dan analgesik serta dapat mempercepat proses

penyembuhan luka (Chasanah, 2007; Fretes et al, 2010). Umumnya alkaloid bersifat basa dan

Page 45: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

34 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

seringkali bersifat racun bagi mamalia, tetapi beberapa alkaloid memiliki aktivitas

farmakologis dan digunakan secara luas dalam bidang kesehatan. Beberapa alkaloid bersifat

sebagai antibakteri, antijamur, antiviral, analgesik. Alkaloid bekerja dengan mengubah

persepsi nyeri dengan meningkatkan ambang nyeri di sistem saraf pusat. Alkaloid meningkatkan infiltrasi seluler mononuklear

secara signifikan pada hari 5 dan 7 pada proses penyembuhan luka. Alkaloid

merangsang kemotaxis untuk fibroblas, namun tidak merangsang kemotaksis makrofag,

aktivasi neutrofil, proliferasi fibroblast, atau perakitan matriks. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alkaloid berperan pada

fase awal pada proses penyembuhan luka (Porras et al., 1993). Flavonoids adalah

senyawa bioaktif penting yang ditemukan dalam kehidupan kita sehari-hari dalam

bentuk buah-buahan dan sayuran yang berperan dalam proses penyembuhan luka. Berdasarkan hasil sejumlah penelitian

membuktikan bahwa flavonoid mampu menstimulasi proliferasi fibroblas,

menginduksi neovaskularisasi, dan berfungsi sebagai antiinflamasi. Flavonoid mampu

meningkatkan kadar CD68, faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF),

transformasi faktor pertumbuhan-β₁ (TGF-β₁), dan hidroksiprolin (Pang et al., 2017).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh John et al pada tahun 2008 membuktikann bahwa pemberian microalgae

akut maupun subkronis secara sistemik pada

Page 46: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 35

tikus dengan konsentrasi tertinggi 17,076 mg/kgBB/hari tidak bersifat toksik. Penelitian

invitro yang dilakukan Revianti dan Kristanti pada tahun 2013, ekstrak microalgae bersifat

tidak toksik pada kultur stem sel basal epitel dengan konsentrasi dibawah 2,5% (Revianti

dan Kristanti, 2013).

Page 47: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

36 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian true

eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian post test only control

group design, dimana unit eksperimen terbagi dalam 8 kelompok yang masing- masing dipilih

secara acak.

3.2 Unit Eksperimen dan Replikasi

Unit eksperimen menggunakan Rattus

Novergicus Strain Wistar dengan kriteria berjenis kelamin jantan dengan berat badan

150-200 gram, usia 3 bulan, memiliki gigi incisive satu sebelah kanan rahang atas yang

utuh dan tidak cacat, kesehatan fisik baik ditandai dengan ciri-ciri mata jernih, bulu kaki

mengkilap, gerakan aktif, dan feses baik (tidak lembek).

Besar sampel pada penelitian ini didapat berdasarkan hasil penelitin pendahuluan yang

dihitung dengan menggunakan rumus Higgins and Klimbaum, 1985 (Dahlan, 2010). Selain itu

peneliti juga memperhitungkan kemungkinan hewan coba mati (f) kurang dari 10%, sehingga

besar sampel dikalikan dengan 1/1-f, maka didapatkan jumlah sampel tiap kelompok adalah 8 ekor tikus wistar, sehingga jumlah

total sampel adalah 24 ekor tikus wistar.

Page 48: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 37

3.3 Teknik pembagian kelompok

Sampel penelitian dibagi dalam 3 kelompok secara acak menggunakan teknik

simple random sampling.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variable bebas

(independent) dan variable terikat (dependent). Variabel bebasnya adalah larutan irigasi

microalgae konsentrasi 2,5% dan 5%. Sedangkan variable tergantungnya adalah

proses penyembuhan dry socket. Selain itu peneliti juga harus memperhitungkan variabel

terkendali yang meliputi sterilisasi alat, lokasi pencabutan gigi, sterilisasi, teknik pencabutan

gigi, teknik anestesi, obat anestesi, obat antikoagulan, bahan irigasi, bahan dressing,

makan dan minum hewan coba.

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: kandang hewan coba, tang

modifikasi, elevator, spuit insulin, kasa steril, pinset anatomi, pinset chirugis, tabung tempat gel Nannochloropsis oculata, paper pint, handle

and scalpel, handscone, spidol warna (merah, hitam dan biru), tabung erlenmeyer untuk

tempat whole ekstrak Nannochloropsis oculata,

Page 49: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

38 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

micro pipet, mikromotor dan saliva ejector, tabung untuk spesimen mukosa soket tikus

Wistar, dan mikroskop cahaya.

Bahan yang digunakan dalam penelitian

ini antara lain: ekstrak Nannochloropsi oculata (irigasi dan dressing), aquadest, CMC-Na (Pro

Analisis), Alvogyl®, pakan tikus, alkohol 70%, larutan antiseptik, ketamin hydrochloride,

Xylazine hydrochloride, Buffer formalin 10%, dan bahan-bahan untuk membuat sediaan

histopatologis beserta bahan pewarnaan HE.

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di beberapa tempat yaitu Laboratorium Biomedik

dan Biologi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya dan

Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Waktu

penelitian sampai selesainya pelaporan hasil

penelitian dilaksanakan selama sepuluh bulan.

3.7 Prosedur Kerja

A. Prosedur pembuatan irigasi dengan

solution microalgae. Hasil ekstrak Microalgaeyang didapat berupa serbuk,

disimpan dalam wadah plastik kemudian disimpan pada tempat yang tidak terkena

matahari secara langsung (freezer). Pembuatan irigasi dengan solution

dengan cara mencampurkan serbuk

Page 50: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 39

microalgaeke dalam zat pelarut berupa PBS hingga didapatkan konsentrasi 2.5%

dan 5% (Revianti, 2013).

Gambar 3.1 Larutan irigasi microalgae

B. Prosedur adaptasi dan pemeliharaan hewan coba

Mempersiapkan tikus Wistar sesuai dengan kriteria sampel sebanyak 64 ekor tikus.

Tikus diadaptasi selama 1 minggu dalam kandang ukuran 40 cm x 30 cm x 14 cm dan

ditempatkan dalam ruangan yang cukup udara dan cahaya. Tiap kandang berisi 5 ekor tikus.

Makanan diberikan dengan cara diletakkan dalam wadah kecil dan diberikan tiap pagi. Sedangkan minuman diberikan dalam botol

300 ml yang dilengkapi pipa kecil dan diisi air

Page 51: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

40 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

matang. Hewan coba diadaptasi selama 1 minggu untuk mendapatkan kesehatan umum

yang baik dan penyesuain dengan lingkungan. Terakhir dilakukan penimbangan hewan coba

untuk memenuhi kriteria sampel (Kusumawati,

2004).

Gambar 3.2 Tikus wistar sebagai unit eksperimen

C. Pembagian kelompok

Sampel diperoleh dari populasi yang diambil secara acak (random) dan dibagi dalam

8 kelompok besar yaitu K1 (irigasi PBS), K2 (irigasi microalgae 2,5%), K3 (irigasi microalgae

5%). Irigasi dilakukans sehari sekali selama 7 hari. Tiap-tiap kelompok terdiri dari 8 ekor

tikus.

Page 52: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 41

Gambar 3.3 Pembagian kelompok perlakuan

D. Prosedur perlakuan pada hewan coba

Tahap perlakuan hewan coba mengacu

pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Rodrigues pada tahun 2010. Hewan coba waktu tengah malam sebelum

dibius tidak diberi makan maupun minuman. Hewan coba dianestesi dengan menggunakan

ketamin dan xylazine dengan perbandingan 4:1 (0,8 ml : 0,2ml yang disuntikkan sebanyak 0,1

ml tiap hewan coba), hewan coba dianestesi secara intramuscular dengan menyuntikkan

pada paha atas kanan (Rodrigues et al, 2010).

Populasi (24 ekor)

PBS

Microalgae 2.5% Microalgae 5%

Page 53: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

42 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Prinsip kerja asepsis, semua alat distreilkan dan daerah yang akan dianestesi

diulas dengan betadin sebelum melakukan anetesi. Pastikan tikus sudah terkena efek

anestesi yang ditandai dengan adanya reflek kornea hilang sebelum reflek retraksi kaki

hilang. Setelah itu dilakuan pembersihan pada daerah pencabutan dengan semprotan air dan cairan antiseptik untuk asepsis daerah

pencabutan. Kemudian dilakukan pencabutan gigi insisive satu kanan rahang bawah pada

tikus menggunakan teknik simple tooth extraktion dengan cara melepaskan gigi dari

perlekatan jaringan lunak dan jaringan keras, kemudian menggoyangkan dan mengeluarkan

gigi dari dalam soket tulang alveolar menggunakan alat modifikasi tang dan elevator. Setelah pencabutan gigi, luka bekas

pencabutan diirigasi dengan saline sollution untuk menghilangkan sisa debris yang

tertinggal didalam luka bekas pencabutan,

Setelah soket bekas pencabutan bersih,

diaplikasikan obat antikoagulan (Adrenalin) 1:1000 0,1 ml dengan menggunakan Paper

point selama 1 m3nit. Lalu soket ditutup dengan menjahit simpul tunggal

mengugunakan benang silk 0,3 dan dibiarkan selama 3 hari. Setelah itu pastikan telah terjadi dry sockets dengan ciri-ciri : terdapat

eudema pada diding soket, terdapas pus dan terdapat bau tidak sedap. Setelah dipastikan

telah terjadi dry sockets pada hewan coba, masing-masing hewan coba mendapatkan

perlakuan yang berbeda antar tiap kelompok.

Page 54: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 43

Gambar 3.4 Prosedur perlakuan pada unit eksperimen. A-D. Model dry socket pada hewan

coba, E. Anestesi intramuscular, F. Irigasi

microalgae.

E. Pengambilan sediaan dan pembuatan

preparat histopatologi (HPA)

Pada hari ke 13 dan ke 17 masing-

masing hewan coba dilakukan euthanasia, hewan coba dianestesi overdose dengan

ketamin dan xylazine (0,8 : 0,2 ml, dosis dinaikkan 3x) dan diinjeksikan pada paha atas

kanan (intramuscular). Dipastkan tikus telah teranestesi. Tikus dikorbankan dan dieksisi

pada soket incisiv sentral rahang bawah sebela kanan dengan menggunakan scalpel.

(Rodrigues, 2010; Sularsih, 2011). Pemotongan sagital 1/3 apikal soket paska pencabutan gigi,

Page 55: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

44 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Jaringan eksisi dimasukkan kedalam tabung yang berisi larutan buffer formalin 10% selama

18-24 jam. Tikus yang telah mati dikuburkan. Pembuatan sediaan melalui beberapa tahapan,

antara lain : a. Fiksasi. Jaringan biopsi eksisi

dimasukkan kedalam larutan formalin buffer (larutan formalin 10% dalam phospat buffer saline pada pH

7,0). Waktu fiksasi jaringan 18- 24 jam. Setelah fiksasi selesai, jaringan

dimasukkan dalam larutan aquadest selama 1 jam untuk proses

penghilangan larutan fiksasi. b. Dehidrasi. Pemotongan jaringan

dimasukkan dalam alkohol konsentrasi bertingkat. Jaringan menjadi lebih jernih dan transparan.

Jaringan kemudian dimasukkan dalam larutan alkohol-xylol selama 1

jam dan kemudian larutan xylol murni selama 2x2 jam.

c. Impregnasi. Jaringan dimasukkan dalam paraffin cair selama 2x2 jam.

d. Embedding. Jaringan ditanam dalam paraffin padat yang mempunyai titik

lebur 56-580C, ditunggu sampai paraffin padat. Jaringan dalam parafn

dipotong setebal 5 mikron dengan mikrotom. Potongan jaringan ditempelkan pada kaca obyek yang

sebelumnya telah diolesi polilisin sebagai perekat. Jaringan pada kaca

obyek dipanaskan dalam inkubator

Page 56: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 45

suhu 56-580C sampai paraffin mencair.

e. Pengecatan dengan HE. Deparafinisasi

menggunakan xylol 1, xylol 2 dan xylol 3

masing-masing selama 3 menit. Lalu rendam dalam alkohol bertingkat 100%, 95%, 80%,

70%, masing-masing selama ± 2-3 menit.

Kemudian irisan dikeringkan dengan lap. Preparat dimasukkan ke air mengalir selama

3 menit, Rendaman irisan dalam larutan

mayer hematoxylin selama ± 7 menit, lalu

irisan dicuci dengan air mengalir selama 7 menit dan dimasukkan ke dalam larutan

eosin selama ± 0,5 menit. Preparat

dimasukkan ke air wadah I, II,III masing-masing 3 celupan. Rendam ke dalam alkohol

bertingkat 70%, 80%, 95%, 100%, masing-

masing 3 celup. Lalu rendam kedalam xylol 1, dan xylol 2 masing-masing selama 2 menit.

Dan tahap terakhir preparat ditetesi dengan

entelan dan ditutup dengan gelas penutup. Sediaan diamati dibawah mikroskop dengan

pembesaran 40x sebanyak 1 lapang pandang

untuk melihat ketebalan epitel mukosa soket

pasca pencabutan. (Muntiha, 2001).

Gambar 3.5 Prosedur pembuatan preparat HPA.

Pengamatan jumlah sel fibroblast,

kepadatan kolagen, jumlah sel makrofag dan limfosit pada soket gigi tikus wistar pasca

Page 57: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

46 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

pencabutan yang dilakukan dengan membaginya menjadi 5 lapang pandang dan

dihitung menggunakan program tool image menggunakan mikroskop cahaya dengan

pembesaran 1000x.

3.8 Analisa data

Data yang diperoleh dari kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dianalisis

menggunakan statistik deskriptif untuk melihat rata-rata dan standar deviasi yang

bertujuan untuk memperoleh gambaran distribusi dan peringkasan data guna memperjelas penyajian hasil. Selanjutnya

dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik parametrik karena skala data

adalah rasio. Syarat uji statistik parametrik adalah uji normalitas dimana data harus

normal dan uji homogenesis dimana data

harus homogen (Dahlan, 2010).

Uji normalitas yang dilakukan yaitu uji

Shapiro-Wilk karena jumlah sampel kurang dari 50. Kemudian dilanjutkan dengan uji

homogenitas dengan menggunakan uji Levene Statistik. Jadi, jika syarat ini terpenuhi, maka

dilanjutkan dengan uji ANOVA karena kelompok sampel pada penelitian ini lebih dari

2 kelompok dan tidak berpasangan. Jika hasil ANOVA adalah p<0,05, maka Ho ditolak dan

dan dilanjutkan dengan uji LSD. Namun jika hasil ANOVA p>0,05, maka Ho diterima dan

tidak dilanjutkan dengan uji LSD (DAhlan,

2010).

Page 58: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 47

Sedangkan bila syarat uji statistik parametrik tidak terpenuhi, maka dilakukan

uji non parametrik menggunakan uji Kruskal-Wallis. Skala data yang digunakan pada

penelitian ini adalah ordinal dengan kelompok sampel lebih dari 2 dan tidak berpasangan,

yang digunakan untuk membandingkan tiga atau lebih kelompok data sampel dengan

derajat kemaknaan p=0,05. Selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney U yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan

nyata antara rata- rata dua kelompok (Dahlan,

2010).

Apabila skala data pada penelitian ordinal, maka uji yang dilakukan non-

parametrik, Sehingga dilakukan uji nonparametrik yaitu Kruskal-Wallis yang

digunakan untuk membandingkan tiga atau lebih kelompok data sampel dengan derajat kemaknaan p=0,05. Selanjutnya dilakukan uji

Mann-Whitney U yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nyata

antara rata- rata dua kelompok (Dahlan,

2010).

Page 59: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

48 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi larutan irigasi microalgae pada proses

penyembuhan dry socket dengan cara menganalisis beberapa parameter yaitu

proliferasi sel fibroblas dan sel radang, serta kepadatan serat kolagen. Data yang diperoleh

dari hasil penelitian ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran distribusi dan

peringkasan data guna memperjelas penyajian hasil, kemudian dilakukan uji hipotesis

menggunakan statistik analitik dengan taraf signifikansi 95% (p=0,05) dengan

menggunakan program SPSS versi 17.

Uji deskriptif merupakan jenis analisis deskriptif yang menampilkan tabulasi silang

yang menunjukkan suatu distribusi bersama dan pengujian hubungan antara 2 variabel

atau lebih. Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengetahui jumlah fibroblast,

kepadatan kolagen, jumlah makrofag dan limfosit antara masing-masing kelompok

perlakuan.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data jumlah fibroblas pada masing-masing

kelompok perlakuan adalah seperti tampak

pada table di bawah ini.

Page 60: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 49

Tabel 4.1 Rata-rata dan simpangan baku jumlah fibroblas

Kelompok Fibroblas

Mean + SD

Dry Socket + PBS 620 + 144

Dry Socket + Microalgae 2.5% 1,520 + 97

Dry Socket + Microalgae 5% 1,707 + 280

Tabel 4.2 Rata-rata dan simpangan baku kepadatan kolagen

Kelompok Kolagen

Mean + SD

Dry Socket + PBS 1,441 + 347

Dry Socket + Microalgae 2.5% 2,580 + 155

Dry Socket + Microalgae 5% 2,635 + 120

Tabel 4.3 Rata-rata dan simpangan baku

jumlah makrofag

Kelompok Makrofag

Mean + SD

Dry Socket + PBS 4 + 1

Dry Socket + Microalgae 2.5% 10 + 3

Dry Socket + Microalgae 5% 15 + 3

Page 61: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

50 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Tabel 4.4 Rata-rata dan simpangan baku jumlah limfosit

Kelompok Limfosit

Mean + SD

Dry Socket + PBS 3 + 2

Dry Socket + Microalgae 2.5% 15 + 3

Dry Socket + Microalgae 5% 18 + 1

Grafik 4.1 Rata-rata dan simpangan baku jumlah fibroblas

Page 62: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 51

Grafik 4.2 Rata-rata dan simpangan baku kepadatan kolagen

Grafik 4.3 Rata-rata dan simpangan baku jumlah makrofag

Page 63: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

52 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Grafik 4.4 Rata-rata dan simpangan baku

jumlah limfosit

Tabel 4.5 Hasil uji statistik jumlah fibroblas

Jumlah Fibroblas, Kolagen, Makrofag dan Limfosit

Sig.

Uji Shapiro Wilks >0.05

Uji Levene >0.05

Uji ANOVA <0.05

Uji LSD <0.05

Keterangan : p=0.05

Berdasarkan pengamatan jumlah sel fibroblas, kepadatan kolagen, jumlah makrofag

dan limfosit pada soket gigi tikus wistar pasca pencabutan maka didapatkan data bahwa

Page 64: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 53

pemberian larutan irigasi berbahan microalgae mampu meningkatkan proliferasi sel fibroblas

pada model hewan coba dry socket. Peningkatan proliferasi sel fibroblas, kepadatan

kolagen, jumlah makrofag dan limfosit sehingga dapat mempercepat proses

penyembuhan luka. Peningkatan terjadi berbanding lurus dengan peningkatan

konsentrasi larutan irigasi microalgae, dimana peningkatan lebih bagus pada pemberian larutan irigasi dengan konsentrasi 5%

dibandingkan 2.5%.

Page 65: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

54 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

BAB 5

PEMBAHASAN

Ekstraksi gigi merupakan tindakan yang

sehari-hari dilakukan oleh dokter gigi. Tindakan ini akan menimbulkan luka pada

soket gigi dan akan secara otomatis diikuti oleh respon tubuh melalui proses penyembuhan luka. Tidak jarang

menimbulkan komplikasi sepertihalnya dry socket. Terjadinya disintegrasi pada bekuan

darah intra alveolar yang dimulai dari hari pertama hingga ketiga yang ditandai dengan

timbulnya rasa nyeri sedang sampai berat dan halitosis (Noroozi and Philbert, 2009; Cardoso

et al, 2010).

Prinsip terapi dry socket adalah dengan cara perawatan lokal yang dapat menghambat

proliferasi bakteri dan melindungi dinding socket, dengan tujuan utama mengontrol rasa

nyeri yang ditimbulkan dan sangat mengganggu. Metode yang lazim digunakan

oleh dokter gigi adalah pemberian larutan irigasi pada soket menggunkan saline hangat hingga bersih, kemudian diisi dengan obat

yang berfungsi sebagai dressing dan mempunyai efek sebagai antibakteri,

antiinflamasi, analgesik dan antikosidan sehingga dapat memberikan efek positif pada

proses penyembuhan luka (Cadorso, 2010;

Katanec, 2010; Kolokytas, 2010).

Page 66: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 55

Berbagai upaya telah dikembangkan guna menenukan bahan baru yang dapat

berfungsi sebagai dressing yang mampu mempercepat proses penyembuhan luka,

namun bersifat biocompatible dengan efek samping seminimal mungkin. Akhir-akhir ini

telah banyak dikembangkan obat yang berbahan dasar alami (naturaceutical), baik yang diperoleh dari daratan maupun lautan.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengungkap kandungan serta khasiat bahan

alam yang berasal dari laut sebagai obat yang dapat membantu dan mempercepat proses

penyembuhan luka sepertihalnya microalgae. Microalgae mengandung senyawa turunan dari

oksidasi lemak yang disebut oxylipin yang memiliki potensi therapeutic (Chasanah, 2007; Fretes et al, 2010). Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui efektivitas pemberian larutan irigasi microalgae dalam mempercepat

proses penyembuhan dry socket.

Berdasarkan hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan.

Pemberian larutan irigasi microalgae mampu meningkatkan jumlah fibroblas, kepadatan kolagen, jumlah sel makrofag dan limfosit

sehingga berpotensi dalam mempercepat proses penyembuhan luka. Peningkatan terjadi

berbanding lurus dengan peningkatan konsentrasi larutan irigasi microalgae, dimana

peningkatan lebih bagus pada pemberian larutan irigasi dengan konsentrasi 5%

dibandingkan 2.5%.

Page 67: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

56 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Hal ini dapat disebabkan karena microalgae mengandung sejumlah senyawa

kimia baik yang berasal dari metabolit primer maupun sekunder yang memiliki aktivitas

biologis sepertihalnya karotenoid, phycobilins, asam lemak tak jenuh ganda, protein,

polisakarida, vitamin, dan sterol di antara bahan kimia lainnya (Markou, 2013; Borowitzka et al, 2016). Senyawa bioaktif asal

microalgae dapat bersumber langsung dari metabolisme primer, seperti protein, asam

lemak, vitamin, dan pigmen, atau dapat disintesis dari metabolisme sekunder.

Senyawa-senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai antijamur, antivirus, dan antibiotik

(Volk, 2008). Beberapa senyawa seperti sianovirin, asam oleat, asam linolenat, asam palmitoleat, vitamin E, B12, β-karoten,

phycocyanin, lutein, dan zeaxanthin memiliki sifat sebagai antioksidan, antimikroba, dan

antiinflamasi, yang memiliki potensi untuk pencegahan dan pengobatan penyakit (Ibarnez,

2013; Markou, 2013).

Microalgae mengandung senyawa turunan dari oksidasi lemak yang disebut

oxylipin yang dapat memproduksi beberapa senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid,

flavonoid dan terpenoid yang memiliki daya antibakteri, antiinflamasi, antioksidan dan

analgesik serta dapat mempercepat proses penyembuhan luka (Chasanah, 2007; Fretes et

al, 2010).

Umumnya alkaloid bersifat basa dan seringkali bersifat racun bagi mamalia, tetapi

Page 68: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 57

beberapa alkaloid memiliki aktivitas farmakologis dan digunakan secara luas dalam

bidang kesehatan. Beberapa alkaloid bersifat sebagai antibakteri, antijamur, antiviral,

analgesik. Alkaloid bekerja dengan mengubah persepsi nyeri dengan meningkatkan ambang

nyeri di sistem saraf pusat. Alkaloid meningkatkan infiltrasi seluler mononuklear secara signifikan pada hari 5 dan 7 pada

proses penyembuhan luka. Alkaloid merangsang kemotaxis untuk fibroblas, namun

tidak merangsang kemotaksis makrofag, aktivasi neutrofil, proliferasi fibroblast, atau

perakitan matriks. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alkaloid berperan pada fase awal pada proses penyembuhan luka

(Porras et al., 1993).

Flavonoids adalah senyawa bioaktif

penting yang ditemukan dalam kehidupan kita sehari-hari dalam bentuk buah-buahan dan

sayuran yang berperan dalam proses penyembuhan luka. Berdasarkan hasil sejumlah penelitian membuktikan bahwa

flavonoid mampu menstimulasi proliferasi fibroblas, menginduksi neovaskularisasi, dan

berfungsi sebagai antiinflamasi. Flavonoid mampu meningkatkan kadar CD68, faktor

pertumbuhan endotel vaskular (VEGF),

transformasi faktor pertumbuhan-β₁ (TGF-β₁), dan hidroksiprolin (Pang et al., 2017). Hal

ini didukung oleh penelitian Indraswary (2006) tentang pengaruh flavonoid terhadap

penyembuhan luka, flavonoid berfungsi untuk membatasi pelepasan mediator inflamasi. Aktivitas antiinflamasi flavonoid dilakukan

Page 69: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

58 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

melalui penghambatan siklooksigenase dan lipoksigenase sehingga terjadi pembatasan

jumlah sel inflamasi yang bermigrasi ke jaringan perlukaan, dan reaksi inflamasi akan

berlangsung lebih singkat serta kemampuan proliferatif dari TGF-β tidak terhambat. Proses

ini mengakibatkan fase proliferasi dapat segera terjadi. Aktivitas flavonoid dalam peningkatan proses reepitelialisasi ini juga didukung oleh

penelitian lain yang menyimpulkan bahwa senyawa falvonoid tersebut dapat menginduksi

reepitelialisasi sehingga penyembuhan luka lebih cepat (Indraswary, 2006; Indrawati et al.,

2012).

Senyawa flavonoid dan alkaloid yang terkandung dalam microalgae memiliki salah

satu khasiat sebagai analgesik, yang bekerja dengan mengubah presepsi nyeri dengan

meningkatkan ambang nyeri di sistem saraf pusat. Selain itu sifat analgesik dapat

menghambat enzim sikloogsigenase yang dapat menurunkan sintesis prostaglandin sehingga

mengurangi terjadinya vasodilatasi pembuluh darah dan aliran darah lokal, dengan menurunnya vasodilatasi dan aliran darah

migrasi sel radang pada daerah luka akan menurun, sehinggah keradangan pada daerah

pasca pencabutan dapat dikurangi. Selain itu, alkaloid dan flavonoid dapat berfungsi sebagai

antibakteri dengan menghambat sintesis protein dari sel bakteri (Ariefta, 2012; Puspitasari et al, 2003; Ravikumar et al.,

2011).

Page 70: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 59

Karotenoid yang terkandung dalam microalgae memiliki berbagai manfaat antara

lain: berfungsi sebagai antioksidan, membantu regulasi komunikasi intraseluler, membantu

regulasi diferensiasi sel dan apoptosis, meningkatkan respon imun. Berbagai fungsi

tersebut dapat meningkatkan proses penyembuhan luka (Pranayogi, 2003; Fretes et al., 2012). Omega-3 berfungsi untuk

mempercepat perbaikan jaringan yang rusak dan menghalangi pembentukan prostaglandin

penyebab radang tinggi (Kordi, 2006). Mineral yang terkandung dalam Nannochloropsis

oculata berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor

aktivitas enzim dalam tubuh yang dibutuhkan selama proses penyembuhan luka dan dapat meningkatkan kemampuan untuk melakukan

re-epitelisasi pada soket pasca pencabutan. Karoten juga mampu merangsang makrofag

yang berperan untuk regenerasi jaringan pada proses penyembuhan luka (Kolokythas et al,

2010; Sendi dan Gunawan, 2006).

Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian larutan irigasi

berbahan microalgae mampu meningkatkan proliferasi sel fibroblas pada model hewan coba

dry socket. Peningkatan proliferasi sel fibroblas, kepadatan kolagen, jumlah makrofag

dan limfosit sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Peningkatan terjadi berbanding lurus dengan peningkatan

konsentrasi larutan irigasi microalgae, dimana peningkatan lebih bagus pada pemberian

larutan irigasi dengan konsentrasi 5%

Page 71: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

60 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

dibandingkan 2.5%. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kandungan microalgae 5% lebih

kompleks dari pada konsentrasi 2.5%. Selain itu larutan irigasi microalgae 5% tidak

menunjukkan tanda-tanda toksik dalam pemakaiannya, sehingga efektif dalam

mempercepat proses penyembuhan dry socket.

Page 72: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 61

BAB 6

SIMPULAN

• Pemberian larutan irigasi microalga

dengan konsentrasi 2.5% dan 5% memiliki

potensi dalam mempercepat proses

penyembuhan dry socket yang ditandai

dengan peningkatan proliferasi sel

fibroblas, kepadatan kolagen, jumlah

makrofag dan limfosit.

• Konsentrasi larutan irigasi microalgae

yang paling efektif adalah 5%.

Page 73: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

62 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

DAFTAR PUSTAKA

Adiba S, et al. 2011. Efek Madu dalam

Proses Reepitelisasi Luka Bakar Derajat Dua Dangkal. Universitas diponegoro, Bandung. P

20-30.

Agestia WR, Sugrani A. 20009. Flavonoid

(Quercetin). Makalah Kimia Organik Bahan Alam. Fakultas Farmasi Universitas Surabaya.

P 1-2

Alwraikat A. 2009: Dry socket. Incidence and Risk Factors Following Third Molar

Surgery In Jordan. Pakistan Oral and Dent J, 29(1) : 19-22. Available from

http://www.podj.com.pk/Jul_2009/4-

PODJ.pdf. Accesed at Maret 26, 2013

Andreasen JO, Andreasen FM, Andersson

A. 2007. Textbook and Color Atlas of Traumatic Injuries To The Teeth. Oxfort: Blackwell

Munksgaard, 4th edition. p. 256-258

Andreasen JO, Andreasen FM,

Andersson A. 2007. Textbook and Color Atlas of Traumatic Injuries To The Teeth. Oxfort: Blackwell Munksgaard, 4th edition. p. 256-

258.

Ariefta H, 2012. Isolasi Dan Identifikasi

Senyawa Metabolit Sekunder Pada Fraksi Etil Asetat Relatif Polar Rimpang Temu Ireng

(Curcuma Aeruginosa Roxb.). Universitas

Negeri Yogyakarta.

Page 74: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 63

Bach TL. 2007. Management of Complications of Dental Extraction. Available

from http://www.ineedce.com/courses/1457/pdf/m

anagmnt_comp_xtraction.pdf. diakses agustus

2012. p 1-5

Bandaranayake WM. 2002. Bioactivities, bioactive compounds and chemical constituens of mangrove plants. Netherlands: Kluwer

Academic Publisher. Wetlands Ecology and

Managements, p 421-452

Bassel Tarakji, Lubna Ahmed Saleh, Ayesha Umair, Saleh Nasser Azzeghaiby, and

Salah Hanouneh, 2015. Systemic Review of Dry Socket: Aetiology, Treatment, and Prevention. J

Clin Diagn Res. 2015 Apr; 9(4): ZE10–ZE13.

Becker, E.W. 1994. Microalgae Biotechnology and Microbiology. Cambridge

University Press. Cambridge.

Billings T, dkk. 2003. Post-Operative

Instructions following Tooth Extraction. P 1-2.

Borowitzka, Michael A., Beardall, John, Raven, John A., 2016. The Physiology of

Microalgae : Comprehensive review of current knowledge in microalgae physiology. Life

Sciences Biochemistry & Biophysics

Bowe DC, Rogers S, Stassen LF, 2011.

The management of dry socket/dry socket. J Ir

Dent Assoc. 2011 Dec-2012 Jan;57(6):305-10.

Page 75: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

64 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Cardoso CL, dkk. 2010. Clinical Concepts of Dry Socket. J Oral Maxillofacial

Surgeons, 68: 1922-1932.

Cawson R dan Odell E. 2008. Cawson’s

Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine. Philadelphia: Churchill Livingstone , Elsevier,

p. 104

Chasanah E. 2007. Bioaktif dari biota laut untuk mendukung industri bioteknologi.

Malang: Fakultas Perikanan dan Kelautan,

Universitas Brawijaya, h. 25.

Dahlan S. 2010. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 5. Jakarta:

Salemba Media, p. 102

Dorri M, Shahrabi S, Navabazam A., 2012. Comparing the effects of chlorhexidine

and persica on alveolar bone healing following tooth extraction in rats, a randomised

controlled trial. Clin Oral Investig. 2012

Feb;16(1):25-31.

Ejovwokoghene C. Odjadjare, Taurai Mutanda & Ademola O. Olaniran, 2017. Review Article : Potential biotechnological application

of microalgae: a critical review. Journal Critical

Reviews in Biotechnology, Volume 37, Issue 1,

El Gamal A. A. Biological importance of marine algae. Saudi Pharmaceutical Journal.

2010;18(1):1–25.

Page 76: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 65

Ferreira S. P., Soares L. A., Costa J. A. Microalgas: uma fonte alternativa na obtenção

de ácidos gordos essenciais. Revista de

Ciências Agrárias. 2013;36:275–287.

Fragiskos. 2007. Oral Surgery. Berlin

Heidelberg: Springer Verlag. p. 74-99.

Fretes H, Susanto, Prasetyo B, Limantara. 2012: Karotenoid dari Makroalgae dan Mikroalgae: Potensi Kesehatan Aplikasi

dan Bioteknologi. J.Teknol dan Industri

Pangan, 23(2): 222-223.

Ganong, W. F., 2005. Fisiologi Kedokteran, terjemahan Adrianto, P., Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Girish G Gowda, Deepak Viswanath, Mahesh kumar, Umashankar, 2013. Dry

Socket (Dry socket): Incidence, Pathogenesis, Prevention and Management. Journal of Indian

Academy of Oral Medicine and Radiology. 2013

January; 25 (3): 196-199.

Gurtner GC, et al. 2008. Wound Repair And Regeneration. Pubmed Journal. 15 (453) p

314-21.

Hakkinen L, Uitto VJ, Larjaya H. 2000. Cell Biology of Gingival Wound Healing

Periodontology. (24) p 127-52

Hermesch CB, Hilton TJ, Biesbrock AR, et

al. 1998. Perioperative use of 0.12% chlorhexidine gluconate for the prevention of

Page 77: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

66 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

dry socket: Efficacy and risk factor analysis. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol

Endod 85:381.

Higgins JE dan Kleinbaum AP. 1985.

Introduction to randomized clinical trials, USA:

Family Health International, p 24-35

Horowitz R, Holtzclaw D, Rosen PS, 2012. A review on alveolar ridge preservation following tooth extraction. J Evid Based Dent

Pract. 2012 Sep;12(3 Suppl):149-60.

Hynes Ro. 2002. Integrins Bidirectional

Allosteric Signaling Mechines Cell. (110) p 673-

87

Ibañez E., Cifuentes A. Benefits of using algae as natural sources of functional ingredients. Journal of the Science of Food and

Agriculture. 2013;93(4):703–709.

Indraswary R. 2011. Efek Konsentrasi

Ekstrak Konsentrasi Ekstrak Buah Adas (Foeniculum vulgare Mill) Topikal Pada

Epitalisasi Penyembuhan Luka Gingiva Labial Sprague Dawley In Vivo. Majalah Sultan agung,

59: 124

Indrawati. 2011. Pengaruh Jus Buah belimbing manis (Averrhoa Carambola Linn)

Terhadap Peningkatan Jumlah Sel Epitel pada Mukosa Soket Tikus Strain Wistar Pasca

Ekstraksi Gigi.

Page 78: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 67

J.G. Cowpe, 2000. Tooth Extraction: A Practical Guide. British Journal Oral and

Maxillofacial Surgery, December 2000Volume

38, Issue 6, Page 659.

Jamie P Houston, Judith McCollum, Daniel Pietz, David Schneck, 2001. Dry socket:

A review of its etiology, prevention, and treatment modalities. General dentistry

50(5):457-63.

John S StewartÅke LignellÅke LignellAnnette Pettersson, Madhu SoniMadhu

Soni, 2008. Safety assessment of astaxanthin-rich microalgae biomass: Acute and subchronic

toxicity studies in rats, Food and Chemical

Toxicology 46(9):3030-6.

Kadi A. 2005. Beberapa Catatan

Kehadiran Marga Sargassum di Perairan Indonesia. Jakarta : Bidang Sumberdaya Laut,

Puslitbang Oseanologi-LIPI

Katanec D, Ana-Marija Blaæekovi, Zoran

Ivasovi, Boæidar Paveli, Tihomir Kuna. 2003. Postextraction Pain Treatment Possibilities.

Acta Stomat Croat, 37 (4): 471-475.

Khitab U, et al. 2012. Clinical Characteristik And Treatment of Dry Socket- A

Study. Pakistan Oral and Dental Journal. 30

(2) p 206-9

Kolokythas A, Olech E, Miloro M, 2010. Review article dry socket : a comprehensive

Page 79: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

68 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

review of concepts and controversies. Int J of

Dent ; 2010 : vol. 2010 : 1-10.

Kusumawati D, 2004. Biologi Hewan Coba. Bersahabat Dengan Hewan Coba.

Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Larjaya H. 2012. Textbook of Oral Wound

Healing, 1st eddition. Singapore- Willey-

Blackweel. P 1-82.

Larsen PE, 1992. Dry socket after

surgical removal of impacted mandibular third molars. Identification of the patient at risk.Oral

Surg Oral Med Oral Pathology. 73:393.

Leeson CR, Leeson TS, Paparo A. 1996.

Text Book of Histology (Buku Ajar Histology). Alih bahasa S. Koesparti Siswojo et al. Jakarta:

EGC, 5th edition. p. 152

Legate KR, Wickstrom SA, Fassler R. 2009. Genetic and Cell Biological Analysis of

Integrin Outside in Signaling Genes and

Development. (23) p 397-418

Li YQ, Shan ZC, 2011. Initial study on facilitating wound healing after tooth extraction by using microbial fiber membrane-flagyl. J

Oral Maxillofac Surg. 2011 Apr;69(4):994-1003.

Luciana. 2002. Histometric Study of

Socket Healing After Tooth Extraction in Rats Treated with Diclofenac. Braz Dent Journal 13

(2) p 92-6

Page 80: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 69

Mahesa AD. 2009. Pemanfaatan kitosan dari Limbah Krusteasea Untuk penyembuhan

Luka pada mencit. Fakultas matematika dan

Ilmu Pengetahuan alam IPB, Bogor. P 5-15.

Markou G., Nerantzis E. Microalgae for high-value compounds and biofuels

production: a review with focus on cultivation under stress conditions. Biotechnology

Advances. 2013;31(8):1532–1542.

McDaniel, et al. 2011. The Effect of Omega # Fatty Acid Supplementation on The

Inflamatory Response to Eccentric Strenght Exercise. Journal of Sport and Medicine. (10) p

432-38.

Michele Greque de Morais, Bruna da Silva Vaz, Etiele Greque de Morais, and Jorge

Alberto Vieira Costa, 2015. Biologically Active Metabolites Synthesized by Microalgae. Biomed

Res Int. 2015; 2015: 835761.

Moore U, 2011. Principles of Oral and

Maxillofacial Surgery. 6th edition., Singapore:

Willy-Blackwell, p. 106-107.

Muntiha Mohamad, 2001. Teknik

Pembuatan Preparat Histopatologi Dari Jaringan Hewan Dengan Pewarnaan

Hematoksilin Dan Eosin (H&E). Temu Teknis

Fungsional Non Peneliti 2001.p.156-163.

Navas AMR and Mendoza MGA. 2011. Case Report: Late Complication of a Dry Socket

Treatment. Int J Dent. 2010; 2010: 479306.

Page 81: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

70 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Nield Gehrig JS, Willman DE. 2003. Foundation of Periodontics for the Dental

Hygienist. Philadelphia, Pennsylvania USA; Lippincott William and Wilkins, p 74-75; 87-88;

97; 133-134

Noroozi AR, Philbert RF, 2009. Modern

Concepts in Understanding and Management of the “Dry socket” Syndrome: Comprehensive Review of the Literature. New York:

Departement of Oral and Maxillofacial Surgery,

107(1): 30–35.

Pang Y, Zhang Y, Huang L, Xu L, Wang K, Wang D, Guan L, Zhang Y, Yu F, Chen Z,

Xie., 2017. Effects and Mechanisms of Total Flavonoids from Blumea balsamifera (L.) DC. on Skin Wound in Rats. J Mol Sci. 2017 Dec

19;18(12). pii: E2766.

Pedersen GW. 2012. Buku Ajar Praktis

Bedah Mulut., Jakarta: EGC.

Pedlar J. 2001. Oral and Maxillofacial

Surgery: An Objective-Based Textbook.

Churchill Livingstone.

Permatasari N, et al. 2003. Efek Ekstrak

Ginseng Asia (Panax ginseng) pada Jumlah sel epitel Mukosa soket Pasca Pencabutan Gigi

pada Rattus Norvegicus: Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Brawijaya, Malang. (1) p 1-6

Peterson L, 2003. Oral and Maxillofacial

Surgery, 4th ed, Mosby-Elsevier, p. 237.

Page 82: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 71

Porras-Reyes BH, Lewis WH, Roman J, Simchowitz L, Mustoe TA., 1993. Enhancement

of wound healing by the alkaloid taspine defining mechanism of action. Proc Soc Exp

Biol Med. 1993 May;203(1):18-25.

Prabakti, Yudhi. 2005. Perbedaan

Jumlah Fibroblas di Sekitar Luka Insisi pada Tikus yang Diberi Infiltrasi Penghilang Nyeri Levobupikain dan yang Tidak Diberi

Levobupikain. Tesis. Universitas Diponegoro.

Pranayogi, D. 2003: Studi Potensi Pigmen

Klorofil dan Karotenoid dari Microalgae Jenis

Chlophyceae. Lampung: Universitas Lampung.

Puspitasari H, et al. 2003. Aktivitas Analgetik Umbi Teki pada Mencit Putih (mus musculus L) Jantan. Jurusan Biologi FMIPA

UNS, Surakarta. 1(2) p 50-57

Ravikumar S, et al. 2011. Antibacterial

activity of chosen mangrove plants against bacterial specified pathogens. World Applied

Science Journal, 14(8):1198-1202.

Revianti S, Parisihni K, 2013. In Vitro Cytotoxicty Investigation of Nannochloropsis

Occulata Extractto Human Gingival Fibroblast Stem Cells. Surabaya: Programe Book and

Abstracts at International Seminar Dental Expo 2nd Dentisphere Faculty of Dentistry Hang

Tuah University.

Rodrigues M T, Dadorso C L, Carvalho P S et al. 2011. Experimental alveolitis in rats:

Page 83: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

72 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

microbiological, acute phase response and histometric characterization of delayed alveolar

healing. Appl Oral Sci Journal 19 (3) p 260-

268.

Rosyidah K, Nurmuhaimina SA, Komari N, Astuti MD. 2010. Aktivitas Antibakteri

Fraksi Saponin dari Kulit Batantg Tumbuhan Kasturi (Mangifera casturi). Bioscientiae, 7(2):

h.25-31

Sandeep Kalraa and Veena Jainb,2013. Dental complications and management of

patients on bisphosphonate therapy: A review article. J Oral Biol Craniofac Res. 2013 Jan-

Apr; 3(1): 25–30.

Scarano A, Sinjari B, Murmura G, Mijiritsky E, Iaculli F, Mortellaro C, Tetè S,

2014. Hemostasis control in dental extractions in patients receiving oral anticoagulant

therapy: an approach with calcium sulfate. J

Craniofac Surg. 2014 May;25(3):843-6.

Sendih S dan Gunawan. 2006. Keajaiban Teripang Penyembuhan Mujarab dari Laut.

Jakarta : PT. Agro Media Pustaka

Shafer, Hine and Levy, 2009, Shafer’s Textbook of Oral Pathology, 6th Edition,

Elsevier: India, pp. 7-10.

Sheikh, Muhammad Azhar; Kiyani,

Amber; Mehdi, Adnan; Musharaf, Qandeel, 2010. Pathogenesis And Management Of Dry

Page 84: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti 73

Socket (Dry socket). Pakistan Oral & Dental

Journal . Dec2010, Vol. 30 Issue 2, p51-54.

Simon BI, dkk. 2009. Clinical and Histological Compatison of Extraction Socket

Healing Following The Use of Autologus Platelet- Rich Fibrin Matriks (PRFM) to Ridge

Preservation Procedures Employing Demineralized Freezedreied Bone Allograft Material and Membrane. The Open Dentistry

Journal (3) p 92-9.

Stuart Enoch and Patricia Elaine Price,

2004. Cellular, molecular and biochemical differences in the pathophysiology of healing

between acute wounds, chronic wounds and wounds in the aged. World Wide Wounds ; 39

(4); August, 2005.

Stupack DG. 2005. Integrins As a Distinct Subtype of Dependence Receptors Cell

Death and Differentiation. (12) p 1021-30

Sudibyo, 2013. Metodologi Penelitian.

Aplikasi Penelitian Bidang Kesehatan cetakan ke 2 ISBN 978-979-028-096-0. Surabaya:

Unesa University Press, p 129-131.

Sudrajat I. 2006. Perbandingan dan Hubungan Skor Histologi CD8 dan Rasio Skor

Histologi CD4/CD8 disekitar Luka dengan dan Tanpa Infiltrasi Levobupivakain pada

penyembuhan Luka Pasca Insisi. Magister Ilmu

Biomedik universitas Diponegoro. P 20-49

Page 85: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

74 Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

s_revianti Penyembuhan Dry Socket

Suleiman AM, 2006. Influence of Surgicel gauze on the incidence of dry socket after

wisdom tooth extraction. East Mediterr Health

J. 2006 May-Jul;12(3-4):440-5.

Trombelli L, et al. 2008. Modeling and Remodeling of Human Extraction Sockets.

Journal of clinical periodontology, 35: 630-39.

Volk R.-B. A newly developed assay for the quantitative determination of antimicrobial

(anticyanobacterial) activity of both hydrophilic and lipophilic test compounds without any

restriction. Microbiological Research.

2008;163(2):161–167.

Wang H. 2006. The role of platelet-rich plasma in sinus augmentation: a critical

review. Implant Dent. 15(2): 160-70.

Wawersik M.J., S. Mazzalupo, D. Nguyen and P.A. Coulombe. 2001. Increased Levels of

Keratin 16 Alter Epithelialization Potential of Mouse Skin Keratinocytes In Vivo and Ex Vivo.

Molecular Biology of the Cell.(12): 3439–50.

Widjaja Arief, 2009. Lipid Production From Microalgae As A Promising Candidate For

Biodiesel Production. Makara, Teknologi, Vol.

13, No. 1, April 2009: 47-51.

Wray D, Stenhouse D, Lee D, Clark A. 2003. Textbook of General and Oral Surgery.

Philadelphia: Churchill Livingstone, p. 25

Page 86: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...

Potensi Larutan Irigasi Berbahan Micro algae Pada Pada Proses

Penyembuhan Dry Socket s_revianti75

Saya adalah seorang perempuan kelahiran kota

Surabaya dan dilahirkan tepat pada tanggal 16 April

1976. Ayah dan ibu saya memberikan saya nama

Syamsulina Revianti. Saya menempuh pendidikan di kota Surabaya sejak SD,

SMP, SMA, Sarjana, Magister dan Doktor. Saya adalah seorang staf pengajar di FAkultas

Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya sejak Tahun 2000. Pada tahun 2005

saya telah menyelesaikan program Magister dan Tahun 2016 saya telah menyelesaikan program doctor dyang keduanya saya tempuh

di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Saya menempuh pendidikan dengan

sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan prestasi yang saya raih yaitu berhasil menjadi lulusan

terbaik di tempat saya kuliah. Bagi saya belajar keras dan bekerja keras adalah sesuatu yang harus dilakukan. Tidak ada kesuksesan

yang dapat diraih tanpa adanya kerja keras.

Saat ini saya sudah menulis dan mengedit

beberapa buku. Hal ini adalah impian saya sejak kecil. Bagi saya pendidikan memang

sangat penting dan mewujudkan cita-cita adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan. Itulah perjalanan singkat

kehidupan saya, semoga hal ini dapat

menginspirasi banyak orang.

Page 87: Syamsulina Revianti MONOGRAF Potensi Larutan Irigasi ...