Top Banner
BAB I PENDAHULUAN Kulit manusia tersusun berlapis-lapis. Lapisan paling luar disebut epidermis, di dalam pada dermis dan endodermis terdapat lapisan jangat dan lapisan lemak. Pada lapisan epidermis terdapat sel yang berguna untuk pergantian kulit dan sel melanosit pembentuk pigmen eumelanin di dalamnya terdapat melanosom tempat terjadinya melanisasi pembentukan pigmen eumelanin. Fungsi eumelanin adalah sebagai pelindung kulit dari sengatan matahari, selain untuk mewarnai kulit. Orang yang berkulit hitam, sel melanosit-nya lebih banyak dibandingkan dengan orang berkulit putih, sehingga lebih tahan terhadap sengatan cahaya matahari. Sebaliknya, orang berkulit putih, paparan sinar matahari mudah menembus lapisan kulit ari, mudah terbakar, dan terkena kanker kulit. Kekuatan sinar matahari tergantung dari jenis ultra violet (UV) yang terkandung. Jenis sinar UV terdiri
39

Swamedikasi UV Bloker

Jan 19, 2016

Download

Documents

swamedikasi UV bloker.doc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Swamedikasi UV Bloker

BAB I

PENDAHULUAN

Kulit manusia tersusun berlapis-lapis. Lapisan paling luar disebut

epidermis, di dalam pada dermis dan endodermis terdapat lapisan jangat

dan lapisan lemak. Pada lapisan epidermis terdapat sel yang berguna

untuk pergantian kulit dan sel melanosit pembentuk pigmen eumelanin di

dalamnya terdapat melanosom tempat terjadinya melanisasi pembentukan

pigmen eumelanin. Fungsi eumelanin adalah sebagai pelindung kulit dari

sengatan matahari, selain untuk mewarnai kulit. Orang yang berkulit

hitam, sel melanosit-nya lebih banyak dibandingkan dengan orang berkulit

putih, sehingga lebih tahan terhadap sengatan cahaya matahari.

Sebaliknya, orang berkulit putih, paparan sinar matahari mudah

menembus lapisan kulit ari, mudah terbakar, dan terkena kanker kulit.

Kekuatan sinar matahari tergantung dari jenis ultra violet (UV) yang

terkandung. Jenis sinar UV terdiri atas sinar ultra violet A (UVA), sinar

ultra violet B (UVB), dan visible light. Sinar UVB dengan panjang

gelombang pendek, disaring oleh lapisan ozon sehingga mencapai

atmosfer bumi dengan kadar yang cukup tinggi dan menyebabkan

pemaparan pada kulit dengan gejala terbakar (sunburn) atau kecoklatan

(suntan). Sementara itu, sinar UVA memiliki energi yang lebih rendah,

tetapi mampu menembus lapisan lemak pada kulit. UVA inilah yang

Page 2: Swamedikasi UV Bloker

bertanggung jawab terhadap kerusakan kolagen dan jaringan elastin,

yakni zat yang membuat kulit menjadi kuat dan kenyal.

Selain itu, sinar ultraviolet berperan dalam menimbulkan kelainan

pigmentasi seperti melasma yaitu kelainan yang berupa bercak

berpigmentasi pada kulit wajah. Kelainan pigmentasi ini, juga dapat

ditimbulkan oleh factor lain, selain sinar ultraviolet, seperti karena

pengaruh hormonal, kosmetik, zat pewangi, dan obat-obatan tertentu.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk selalu menggunakan

pelindung kulit agar terhindar dari akibat buruk sinar ultraviolet. Salah satu

caranya yaitu dengan menggunakan sunblock atau tabir surya. Tabir

surya merupakan bahan-bahan yang dapat menyerap energi gelombang

tertentu dari sinar ultraviolet secara selektif. Tabir surya pada masa kini

tidak hanya diformulasi dari bahan-bahan sintetis melainkan sudah

menuju pada pengembangan bahan alam sebagai bahan aktif tabir surya.

Karena dipercayai bahwa bahan alam pun mengandung zat-zat yang

mempunyai kemampuan UV blocker atau UV protector.

Page 3: Swamedikasi UV Bloker

BAB II

ISI

Penyinaran matahari mempunyai 2 efek, baik yang menguntungkan

maupun yang merugikan, tergantung dari frekuensi dan lamanya sinar

matahari mengenai kulit, intensitas sinar matahari serta sensitifitas

seseorang.

Efek Yang Bermanfaat

Penyinaran matahari yang sedang, secara psikologi dan fisiologi

menimbulkan rasa nyaman dan sehat. Dapat merangsang peredaran

darah, serta meningkatkan pembentukan hemoglobin. Sinar matahari

dapat mencegah atau megobati penyakit ritketsia karena 7-

dehidrokolesterol (provitamin D3) yang terdapat pada epidermis dan

diaktifkan menjadi vitamin D3.

Sinar matahari dapat membantu pengobatan tuberculosis, misalnya

pada tuberculosis kelenjar dan tulang, dapat juga untuk mengobati

penyakit kulit, misalnya psoriasis. Berpengaruh baik pada system saraf

otonom dan mengurangi berbagai infeksi. Pembentukan melanin akan

bertambah, dan kulit menjadi lebih tebal sehingga dapat berfungsi sebagai

pelindung tubuh alami terhadap sengatan matahari selanjutnya.

Efek Yang Merugikan

Penyinaran matahari mempunyai efek yang merugikan. Penyinaran

matahari yang singkat pada kulit dapat menyebabkan kerusakan

Page 4: Swamedikasi UV Bloker

epidermis sementara, gejalanya biasanya disebut sengatan surya. Sinar

matahari menyebabkan eritema ringan hingga luka bakar yang nyeri pada

kasus yang lebih parah. Penyinaran yang lama akan menyebabkan

perubahan degeneratif pada jaringan pengikat dalam korium. Keadaan

tersebut menyebabkan kulit akan menebal, kehilangan kekenyalan

sehingga kulit kelihatan keriput, ini disebabkan karena kulit kehilangan

kapasitas ikat-air.

Penyinaran matahari terdiri dari berbagai spektrum dengan panjang

gelombang yang berbeda, dari inframerah yang terlihat hingga spektrum

ultraviolet. Sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 400-280 nm dapat

menyebabkan sengatan surya dan perubahan warna. Penyinaran

ultraviolet dengan panjang gelombang diatas 330 nm dapat menyebabkan

kulit menjadi kecoklatan. Eritema timbul bersamaan dengan warna coklat

kulit. Pada panjang gelombang antara 334,2 – 366,3 nm efektif dalam

pembentukan warna coklat dengan sedikit eritema. Pada panjang

gelombang 295 – 315 nm tidak segera terlihat efeknya, tetapi setelah

beberapa jam akan timbul eritema. Setelah beberapa hari eritema akan

berkurang, terbentuklah warna kecoklatan. Pada penyinaran dengan

panjang gelombang 250 – 270 nm, akan timbul eritema yang sangat

ringan, yang menghilang dalam beberapa hari tanpa menimbulkan warna

kecoklatan.

Page 5: Swamedikasi UV Bloker

Panjang gelombang sinar ultraviolet dapat dibagi menjadi 3 bagian :

1. Ultraviolet A (UV A) yaitu sinar dengan panjang gelombang antara

400 – 315 nm dengan efektivitas tetinggi pada 340 nm, dapat

menyebabkan warna coklat pada kulit tanpa menimbulkan

kemerahan dalam bentuk leuko yang terdapat pada lapisan atas.

2. Ultraviolet B (UV B) yaitu sinar dengan panjang gelombang antara

315 – 280 nm dengan efektivitas tertinggi pada 297,6 nm,

merupakan daerah eritemogenik, dapat menimbulkan sengatan

surya dan terjadi reaksi pembentukan melanin awal.

3. Ultraviolet C (UV C) yaitu sinar dengan panjang gelombang di bawah

280 nm, dapat merusak jaringan kulit, tetapi sebagian besar telah

tersaring oleh lapisan ozon dalam atmosfer.

Ada dua cara perlindungan kulit, yaitu :

1. Perlindungan secara fisik, misalnya memakai payung, topi lebar, baju

lengan panjang, celana panjang, serta pemakaian bahan-bahan

kimia yang melindungi kulit dengan jalan memantulkan sinar yang

mengenai kulit, misalnya Titan dioksida, Zinc oksida, kaolin, kalsium

karbonat, magnesium karbonat, talkum, silisium dioksida dan bahan-

bahan lainnya sejenis yang sering dimasukkan dalam dasar bedak

(foundation) atau bedak.

2. Perlindungan secara kimiawi dengan memakai bahan kimia.

Page 6: Swamedikasi UV Bloker

Tabir surya dibagi atas dua kelompok besar, yaitu :

a. Tabir Surya Fisik

Yaitu tabir surya dengan mekanisme kerja memantulkan dan

menghamburkan radiasi sinar UV. Umumnya senyawa UV filter

anorganik termasuk dalam kelompok ini.

b. Tabir Surya Kimia

Yaitu tabir surya dengan mekanisme kerja yaitu mengabsorbsi radiasi

sinar UV, mengubahnya menjadi bentuk energi panas. Umumnya

senyawa UV filter organik termasuk dalam kelompok ini.

Sinar Ultra-Violet (UV) dan Pengaruhnya Terhadap Hiperpigmentasi Kulit

Warna kulit normal ditentukan oleh jumlah dan sebaran melanin

yang dihasilkan oleh melanosom pada melanosit , yang secara genetik

jumlahnya telah tertentu. Warna kulit juga dipengaruhi oleh ketebalan kulit,

vaskularisasi kulit, kemampuan refleksi permukaan kulit serta kemampuan

absorbsi epidermis dan dermis, selain itu juga ada beberapa pigmen lain

seperti karoten (kuning), oksihemoglobin (merah), hemoglobin (biru) dan

melanin (coklat) yang mempengaruhi warna kulit. Melanin terbentuk

melalui rangkaian oksidasi dari asam amino tirosin dengan melibatkan

enzim tirosinase. Tirosinase mengubah tirosin menjadi DOPA, kemudian

dopa kuinon. Dopa kuinon diubah menjadi dopakrom melalui auto oksidasi

sehingga menjadi dihidroksi indole (DHI) atau dihidroksi indole carboxy

acid (DHICA) untuk membentuk eumelanin (pigmen berwarna coklat).

Page 7: Swamedikasi UV Bloker

Dengan adanya sistein atau glutation, dopakuinon diubah menjadi sisteinil

dopa, reaksi ini membentuk feomelanin (pigmen berwarna kuning).

Selain hal tersebut warna kulit seseorang dipengaruhi oleh banyak

faktor, baik dari dalam tubuh maupun luar tubuh. Dari dalam tubuh

misalnya faktor genetik dan hormonal, faktor dari dalam tubuh yang

sangat berpengaruh adalah ras atau genetik, pengaruh tersebut terjadi

bukan karena jumlah sel melanosit yang berbeda, melainkan bergantung

pada jumlah dan bentuk melanosom. Sedangkan luar tubuh misalnya

sinar matahari, makanan ataupun obat. Perpaduan faktor ini akan

menghasilkan warna kulit tertentu. Salah satu reaksi akut akibat UV-B

menyebabkan terjadinya inflamasi akut dan pigmentasi lambat pada kulit

manusia.

Kulit sendiri mempunyai perangkat untuk melindungi jaringan yang

ada dibawahnya diantaranya yaitu melanin. Melanin yang memayungi inti

sel berfungsi sebagai pelindung dengan menyerap sinar UV.  DNA

sebagai kromofer seluler utama, disamping trytophan dan tyrosinase,

akan mudah rusak karena ultra violet –B, dengan adanya kerusakan

tersebut, DNA akan memberikan signal pada melanosit untuk

meningkatkan sintesisnya. Selain melanin, stratum korneum yang tebal

juga akan menyerap sinar UV, hal ini terbukti dengan menurunnya

produksi sitokin oleh keratinosit, disamping itu asam urokanat diduga juga

mempunyai peranan pelindung terhadap paparan UV. Paparan UV secara

langsung akan menghasilkan radikal bebas dan meningkatkan regulasi

Page 8: Swamedikasi UV Bloker

mRNA tirosin yang merupakan enzim dalam biosintesis melanin, hal ini

akan menyebabkan terjadinya abnormal pigmentasi seperti melasma,

frekles dan lentigo senilis. Untuk mengurangi efek-efek buruk karena

paparan sinar ultra violet tersebut diperlukan pelindung surya atau tabir

surya, yang dapat mengurangi atau mencegah efek-efek yang merugikan

karena paparan UV.

American Cancer Society menyatakan bahwa pemaparan UV dalam

jangka waktu yang lama dapat menyebabkan perubahan pada kulit yang

meliputi :

Penuaan

Kerutan

Kehilangan elastisitas kulit

Noda gelap (lentigos, kadang disebut “age spots” atau “liver spots” )

Keratosis aktinik

Tabir surya (sunscreen atau sunblock) atau UV filter, memiliki 2

mekanisme utama yaitu : (i) menghamburkan dan memantulkan energi

sinar UV dan (ii) mengabsorbsi energi sinar UV. Sangat banyak tabir

surya mengandung bahan-bahan yang bekerja dengan kedua mekanisme

ini yang dikenal dengan istilah UV protection. Pada awalnya tabir surya

didesain untuk melindungi pemakainya pada saat ke pantai. Saat ini,

produk yang sama digunakan pula oleh mereka yang melakukan olahraga

salju, sejak sinar matahari menunjukkan efek terhadap kulit yang dapat

dilihat pada pantulan dipermukaan salju.

Page 9: Swamedikasi UV Bloker

Senyawa tabir surya merupakan senyawa yang dapat melindungi

kulit terhadap eritema (panjang gelombang 290-320 nm) yang disebut

sebagai sunscreen UV-B atau senyawa yang mampu melindungi kulit

terhadap bahaya pigmentasi (panjang gelombang di atas 320 nm) yang

disebut sunscreen UV-A.

UV filter dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok berdasarkan

asalnya. Anorganik UV filter, atau yang juga disebut UV filter fisik,

terutama bekerja dengan memantulkan dan menghamburkan radiasi UV,

organic UV filter, yang juga disebut UV filter kimia atau sunblock, bekerja

dengan mengabsorbsi radiasi.

Jenis tabir surya yang paling penting adalah yang bekerja dengan

mengabsorbsi radiasi eritemal UV. Karakteristik yang penting dalam tabir

surya adalah :

1. Tidak toksik dan tidak mempengaruhi metabolisme tubuh

2. Tidak berbahaya secara dermatologis seperti bebas dari efek iritan

dan efek sensitasi yang berbahaya

3. Efektif mengabsorbsi radiasi eritemogenik

4. Tidak bersifat fotolabil, yaitu mampu mengabsorbsi radiasi

eritemogenik, tidak mengalami perubahan kimia yang dapat

mengurangi kemampuannya sebagai tabir surya, sehingga mampu

mengubah senyawa lain yang berbahaya yang mungkin terdapat

seperti pada bagian 1) dan 2) diatas

Page 10: Swamedikasi UV Bloker

5. Tidak menguap dan memiliki karakteristik kelarutan yang sesuai

6. Tidak terdekomposisi dengan adanya lembab, keringat dan lain

sebagainya

7. Harus memiliki (dalam pengenceran dan pembawa yang akan

digunakan untuk tabir surya) karakter fisik yang dapat diterima oleh

konsumen, sebagai contoh, tabir surya haruslah tidak menimbulkan

bau yang tidak sedap

8. Harus dapat terabsorbsi melalui kulit.

UV filter kimia (atau sunscreen) merupakan senyawa organik dengan

aktifitas molar yang tinggi terhadap range UV. Senyawa ini biasa terdiri

dari struktur aromatik tunggal atau ganda, kadang merupakan konjugasi

dari karbon-karbon ikatan ganda dan/atau gugus karbonil. Tabir surya

kimia adalah bahan yang dapat melindungi kulit dengan mengabsorbsi

energi UV dan mengubahnya menjadi energi panas. Senyawa ini

mengabsorbsi radiasi UV dan mengubah energinya menjadi radiasi

dengan gelombang yang lebih panjang.

Derivat sintetis senyawa ini dapat dibagi dalam 2 kategori besar yaitu

pengabsorbsi kimia UVB (290-320 nm) dan UVA (320-400 nm). Bahan

baku kosmetika dari senyawa alami merupakan solusi yang aman

karena penggunaan bahan sintetis disinyalir dapat merusak kulit.

Senyawa alami yang berpotensi sebagai UV-protektor dapat ditemukan

dalam tumbuh-tumbuhan, salah satunya yaitu rumput laut. Bahan tabir

Page 11: Swamedikasi UV Bloker

surya alami dapat diisolasi dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki

kandungan seperti bahan tabir surya sintetik, misalnya kencur,

bengkoang, lemon, dan anggur.

Beberapa tanaman yang secara empiris dipercaya dapat melindungi

kulit dari sinar matahari atau Ultra Violet (UV) antara lain :

1. Bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)

Umbi tanaman ini telah secara turun-temurun digunakan di Indonesia

sebagai masker, lulur, pembersih wajah, dan pelembab. Kandungan air

bengkoang yang tinggi memiliki efek melembabkan, merelaksasi dan

menyegarkan kulit wajah.

Seperti bahan alami lain yang bermanfaat bagi kulit, bengkuang

mengandung antioksidan vitamin C, flavonoid, dan saponin yang berperan

mencegah kerusakan kulit oleh radikal bebas. Bengkoang juga memiliki

manfaat lain sebagai pemutih, berkat zat fenolik di dalamnya yang

menghambat proses pembentukan melanin (pigmentasi) akibat sinar UV

matahari, bekas jerawat atau efek samping kosmetik.

2. Minyak zaitun (Olive Oil)

Minyak zaitun diperoleh dari buah pohon zaitun (Olea europaea)

yang diperas dengan suhu maksimum 40° Celcius. Karena rasa

dan manfaat kesehatannya, minyak berwarna kuning keemasan ini tidak

hanya digunakan dalam produk kosmetik, tetapi juga dipakai dalam

masakan. Untuk kosmetik, minyak zaitun dapat digunakan sebagai minyak

mandi atau dioleskan sebagai pelembab di bagian kulit yang kering seperti

Page 12: Swamedikasi UV Bloker

di wajah, siku dan kaki untuk membantu kulit mendapatkan kembali

keseimbangan minyak alaminya.

Minyak zaitun memiliki asam lemak tak jenuh tunggal, polifenol, dan

vitamin E yang melindungi kulit dari kerusakan oleh radikal bebas. Oleh

karena itu, penerapan minyak zaitun di kulit dapat memperlambat tanda-

tanda penuaan (mengurangi garis-garis keriput), mencegah kanker kulit

dan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh paparan sinar matahari.

Sebuah studi yang menunjukkan bahwa meng-gunakan minyak zaitun

setelah renang sebagai krim kulit dan berjemur, akan melindungi

terjadinya kanker kulit (melanoma).

3. Minyak chamomile (Chamomile oil)

Bunga chamomile kering adalah obat tradisional yang dikenal sejak

zaman Mesir, Yunani dan Romawi kuno (biasanya dikonsumsi sebagai

teh). Popularitas chamomile berkembang di sepanjang Abad

Pertengahan, ketika digunakan sebagai obat untuk berbagai masalah

medis seperti asma, kolik, demam, radang, mual, keluhan saraf, penyakit

kulit dan kanker. Chamomile mungkin adalah obat terpopuler saat itu.

Penelitian terbaru telah mengidentifikasi sifat chamomile sebagai anti-

inflamasi, anti-bakteri, anti-alergi dan obat penenang, yang menguatkan

reputasi lamanya tersebut.

Ada dua jenis chamomile: chamomile Romawi (Chamaemelum

nobile) dan chamomile Jerman/ chamomile biru (Matricaria

recutica). Minyak esensial yang diekstrak dari kedua varietas tersebut

Page 13: Swamedikasi UV Bloker

memiliki perbedaan dalam komposisi dan sifat. Minyak

Chamomile Romawi lebih bersifat menenangkan, sehingga banyak

dipakai untuk aromaterapi. Chamomile Jerman adalah anti inflamasi

yang sangat kuat karena adanya senyawa yang disebut azulene (senyawa

nitrogen yang memberikan warna biru khas). Azulene membantu untuk

mengurangi pembengkakan dan membersihkan pori-pori dari kotoran.

Selain itu, minyak Chamomile Jerman juga mengandung alpha-bisabolol

yang mempromosikan granulasi dan regenerasi jaringan sehingga secara

luas digunakan untuk masalah kulit seperti ruam, jerawat, eksim,

psoriasis, kulit sensitif dan kondisi alergi. Sama halnya seperti minyak

zaitun, minyak chamomile biasa digunakan sehari-hari dengan cara

mengoleskannya pada kulit tubuh atau wajah.

Tela dilakukan studi pada tikus, penggunaan topikal minyak ini

menghambat papilloma kulit dan menurunkan pertumbuhan papilloma kulit

menjadi karsinoma atau kanker. Pada tikus yang dipapar dengan sinar

UVB, pemberian topikal minyak chamomile yang mengandung apogenin

menurunkan insidensi terjadinya kanker kulit.

4. Minyak almond

Pohon almond telah dibudidayakan sejak sekitar 4.000 tahun yang

lalu. Ada dua jenis almond: almond manis dan pahit. Untuk perawatan

kulit, yang terutama dipakai adalah minyak almond manis (Prunus dulcis).

Minyak ini diekstrak dari buah pohon almond dengan tekanan pada suhu

dingin. Minyak almond berwarna kekuningan, tidak berbau dan cocok

Page 14: Swamedikasi UV Bloker

untuk perawatan masalah kulit. Penggunaannya terutama sebagai dasar

atau aditif dalam kosmetik. Kandungan asam lemak tak jenuh seperti

asam linoleat pada minyak almond membuat kulit lebih tahan terhadap

infeksi dan memberikan perlindungan dari ultraviolet. Asam palmitat

di dalamnya memastikan bahwa minyak almond meresap dengan baik di

dalam kulit sehingga cocok sebagai pelembab dan penghalus kulit. Selain

itu, kandungan Vitamin E-nya berperan sebagai antioksidan.

5. Kencur (Kaempferia galanga L.)

Kencur (Kaempferia galanga L.) merupakan salah satu tanaman

obat tradisional yang tergolong rempah-rempah dan sudah dikenal oleh

kalangan masyarakat luas. Kencur dikenal oleh masyarakat dengan istilah

ramuan bobok atau beras kencur, karena tanaman ini memiliki kandungan

minyak atsiri sekitar 2-4%. Etil para-metoksi sinamat (EPMS) merupakan

komponen utama turunan dari senyawa sinamat yang terdapat dalam

rimpang kencur dan diketahui mempunyai aktivitas sebagai bahan tabir

surya. Kadar EPMS dalam simplisia dapat mencapai 2,5. Tingginya kadar

EPMS menyebabkan kencur memiliki prospek yang baik untuk dijadikan

bahan dasar sintesis senyawa tabir surya yang daya kerjanya lebih tinggi.

Rimpang Kencur mengandung pati (4,14 %), mineral (13,73%), dan

minyak atsiri (0,02 %) berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekana,

asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene,

paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan gom.

Page 15: Swamedikasi UV Bloker

6. Minyak cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia

aromaticum)

Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum)

merupakan tanaman asli Indonesia yang banyak digunakan sebagai

bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan

utama rokok kretek khas Indonesia. Komponen utama minyak cengkeh

adalah eugenol dengan kadar sekitar 70-90 %. Minyak cengkeh

digunakan di aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi

(Rumondang, 2004). Salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas tabir

surya EPMS yakni dengan mengganti gugus etil dengan gugus lain yang

dapat meningkatkan panjang gelombang serapan UV, misalnya gugus

yang mengandung inti aromatik. Eugenol merupakan salah satu senyawa

aromatik jenis fenolik yang merupakan komponen utama dari minyak

cengkeh (sekitar 70-80%).

Eugenol (C10H12O2), merupakan turunan guaiakol yang mendapat

tambahan rantai alil, dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4-(2-

propenil) fenol. Eugenol dapat dikelompokkan dalam keluarga

alilbenzena dari senyawa-6 senyawa fenol yang mempunyai warna

bening hingga kuning pucat, kental seperti minyak. Sumber alaminya dari

minyak cengkeh. Terdapat pula pada pala, kulit manis, dan salam.

Eugenol sedikit larut dalam air namun mudah larut pada pelarut

organik. Aromanya menyegarkan dan pedas seperti bunga cengkeh

kering, sehingga sering menjadi komponen untuk menyegarkan mulut.

Page 16: Swamedikasi UV Bloker

Kandungan senyawa-senyawa dalam minyak cengkeh digolongkan dalam

senyawa phenol (sebagai eugenol) dan senyawa non eugenol.

7. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)

Kandungan yang terdapat dalam buah tomat meliputi alkaloid solanin

(0,007%), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat biflavonoid,

protein, lemak, gula (fruktosa, glukosa), adenin, trigonelin, kolin, tomatin,

mineral (Ca, Mg, P, K, Na, Fe, sulfur, klorin), vitamin (B1, B2, B6, C, E,

niasin), histamin, dan likopen.

Likopen merupakan karotenoid yang terdapat dalam jumlah yang

tinggi dalam tomat, berperan sebagai pigmen warna pada buah dan

merupakan antioksidan yang kuat. Selain itu, terdapat juga kandungan

asam lainnya antara lain asam klorogenat, asam p-kumarat, asam malat,

dan asam sitrat.

Umumnya, di masyarakat tomat biasa digunakan sebagai masker

maupun dikonsumsi langsung dalam bentuk utuh, atau diolah menjadi

makanan atau minuman seperti jus. Masyarakat Indonesia meyakini

bahwa dengan mengkonsumsi tomat, kesehatan kulit dapat dijaga

termasuk dari efek merugikan radikal bebas dan sinar ultraviolet.

Selain beberapa tanaman di atas yang telah dan biasa digunakan

secara empiris dalam masyarakat, terdapat pula beberapa jenis tanaman

yang selain telah dipercaya dan digunakan secara turun-temurun namun

juga telah muncul banyak penelitian ilmiah yang berkaitan dengan

kandungan dan khasiat/ kegunaannya bagi kulit, khususnya sebagai

Page 17: Swamedikasi UV Bloker

penghambat atau pelindung terhadap sinar UV. Tanaman-tanaman

tersebut adalah :

1. Rumput laut (Eucheuma sp.)

Rumput laut sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan

baku kosmetika, khususnya sebagai UV-protektor.

Kandungan astaxanthin dalam rumput laut memiliki aktivitas menghambat

paparan sinar UV dan juga memiliki efek protektif terhadap terbentuknya radikal bebas

yang diproduksi oleh foto-oksidasi akibat paparan sinar UV. Hawkins (2003) dan Stahl

et al.,(2000) telah mempelajari efek protektif dari astaxanthin, β-karoten dan retinol

dalam melawan foto-oksidasi akibat paparan sinar UV. Hasilnya memperlihatkan

bahwa astaxanthin lebih efektif dalam hal mengurangi terbentuknya senyawa

polyamine, yaitu suatu senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan kulit. Pada

suatu kelompok percobaan (treatment group) yang telah mengkonsumsi

astaxanthin, terbentuk jenis senyawa polyamine lebih sedikit dari kelompok kontrol,

sedangkan kelompok yang tidak mengkonsumsi astaxanthin (control group) akan

tidak terlindungi dari paparan UV sehingga mengalami kerusakan kulit akibat dari

terbentuknya senyawa polyamine sebesar 4,1 kali lipat lebih besar dari kelompok

percobaan yang telah mengkonsumsi astaxanthin.Studi ini menyimpulkan bahwa

astaxanthin bekerja dengan cara menghasilkan enzim yang mengkonsumsi senyawa

polyamine akibat dari proses radiasi UV.

Page 18: Swamedikasi UV Bloker

Struktur kimia astaxanthin

2. Lidah buaya (Aloe vera)

Lidah buaya (Aloe vera) memiliki sifat-sifat penyembuhan yang

sudah dikenal selama lebih dari 1.000 tahun. Gel lidah buaya yang

diaplikasikan ke kulit berfungsi sebagai pelembab, disinfektan dan

merangsang proses regenerasi. Bila kulit Anda memar atau

berjerawat, lidah buaya dapat mengurangi peradangan dengan

menghambat pembentukan hormon bradikinin dan prostaglandin. Selain

itu, karena memiliki efek tabir surya, lidah buaya juga dimanfaatkan

sebagai aditif dalam produk-produk tabir surya.

Lidah buaya bersifat merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit.

Dalam lendir/ eksudat lidah buaya terkandung zat lignin yang mampu

menembus dan meresap ke dalam kulit. Eksudat ini akan menahan

hilangnya cairan tubuh dari permukaan kulit. Zat- zat yang terkandung di

dalam eksudat adalah: 8- dihidroxianthraquinone (Aloe Emoedin) dan

glikosida (Aloins),

Page 19: Swamedikasi UV Bloker

3. Teh hijau (Camellia sinensis)

Teh hijau (Camellia sinensis) telah diminum sejak 5.000 tahun yang

lalu. Tidak seperti pada teh hitam, enzim tanaman pada teh hijau tidak

dilemahkan dengan pemanasan langsung setelah dipetik. Teh hijau

mengandung tanin, polifenol, kafein dan fluoride.

Green tea yang diperoleh dari tanaman Camelia sinensis dari

keluarga theaceae adalah salah satu minuman yang paling banyak

dikonsumsi di seluruh dunia. Pada saat ini dikenal tiga macam teh, yaitu :

teh hitam, teh hijau dan teh oolong, ketiganya  berasal dari daun tanaman

Camellia sinensis yang mengalami pemrosesan berbeda.  Teh hijau

dibuat dengan pemanasan daun teh segera setelah dipetik.  Proses ini

untuk menginaktivasi enzim yang terlibat dalam oksidasi.  Sedangkan teh

hitam dan teh oolong dibuat dengan mengeringkan daun teh sampai

kandungan minyaknya berkurang. Selanjutnya daun teh kering digiling

dan dihancurkan untuk memulai fermentasi.  Untuk teh oolong, daun teh

kering yang telah digiling dan dihancurkan tersebut kemudian segera

dibakar guna menghentikan oksidasi. sedangkan untuk teh hitam

dibiarkan lebih lama berfermentasi untuk menimbulkan oksidasi.

Komposisi daun teh terdiri dari polifenol 30-35 %, karbohidrat 25 %, kafein

3.5 %, protein 15 %, asam amino 4 %, Lignin 6.5 %, asam organik 1.5 %,

lipid 2 % ash 5 % dan klorofil 0.5 %, karotenoids <0.1, volatil <0.1 (7,9).

Dari pemrosesan pembuatan, teh hijau tidak mengalami fermentasi, daun

–daun teh muda tidak dibiarkan beroksidasi, enzim polifenol oksidase

Page 20: Swamedikasi UV Bloker

suatu enzim pada daun teh yang menyebabkan terjadinya fermentasi

diinaktifkan  dengan proses steam (pemanasan), sehingga polifenol yang

terdapat pada daun teh tidak teroksidasi dan masih utuh. Teh oolong

mengalami fermentasi parsial sedangkan teh hitam mengalami fermentasi

seluruhnya. Berbedanya pemrosesan ini membuat polifenol atau katekin

yang dikandung dalam teh tersebut menjadi berbeda, teh hijau

mempunyai katekin isomer sedangkan teh hitam mempunyai katekin

polimer dan teh oolong berada diantara kedua teh tersebut.  Katekin atau

polifenol merupakan suatu senyawa yang mempunyai potensi sebagai

antioksidan alam yang poten. Polifenol teh hijau mempunyai gugus

hidroksil yang lebih banyak dari teh hitam, hal ini yang membuat teh hijau

mempunyai potensi sebagai antioksidan alam lima kali lebih kuat daripada

antioksidan lainnya.

Senyawa katekin teh hijau merupakan antioksidan alami yang

mempunyai potensi  menghambat terjadinya pigmentasi karena paparan

ultra violet (UV). Potensinya dalam menghambat pigmentasi karena

paparan UV melalui senyawa katekin yang dimilikinya, terutama (-)-

epigallocatechin-3-galate (EGGC), yang merupakan 59% dari total

katekin, (-)-epigallocatechin (EGC) 19%, (-)-epicatechin-3-gallate (ECG)

13,6%, dan (-)-epicatechin (EC) 6,4%, yang dapat berkompetisi dengan

enzim L-tirosinase dan terikat pada tempat aktif (active site) dari

tirosinase. Akibatnya terjadi hambatan kerja dari tirosinase yang

Page 21: Swamedikasi UV Bloker

menyebabkan terhambatnya pembentukan pigmen melanin, sehingga

dapat mengurangi hiperpigmentasi pada kulit.

Katekin

Katekin dan epikatekin berasal dari satu turunan, dengan (-)-epikatekin

and (+)-katekin yang menjadi isomer optik paling umum yang ditemukan di

alam. Katekin pertama diisolasi dari ekstrak tanaman kateku, kemudian

namanya diturunkan. Epigallocatechin dan gallocatechin mengandung

tambahan kelompok hidroksil fenolik yang ketika dibandingkan dengan

epicatechin dan catechin, berturut-turut menunjukkan perbedaan yang

sama antara pirogalol dan pirokatekol. Struktur kimia epicatechin dan

epigallocatechin.

Epicatechin Epigallocatechin

Ekstrak teh hijau dengan konsentrasi dua persen sudah cukup untuk

melindungi kulit terhadap radikal bebas. Ekstrak teh hijau digunakan

dalam produk-produk kosmetik untuk penuaan kulit dan perlindungan UV

(tabir surya).

Page 22: Swamedikasi UV Bloker

4. Minyak argan (Argan oil)

Minyak Argan berasal dari biji pohon argan (Argania spinosa). Pohon

itu hanya tumbuh di daerah terbatas di Maroko. Sejak tahun 1998, daerah

tersebut dinyatakan sebagai Cagar Biosfer UNESCO. Minyak Argan yang

berwarna kuning emas beraroma sangat harum, sehingga banyak

digunakan dalam industri makanan dan kosmetik. Untuk mendapatkan

minyak biang, biji argan harus dipanggang dan kemudian ditekan dalam

suhu dingin. Minyak ini sangat mahal. Untuk tujuan kosmetik, minyak juga

dapat diperoleh dengan campuran pelarut organik yang lebih murah.

Minyak argan terutama digunakan untuk mengurangi keriput karena

mengandung beberapa zat yang efektif melawan penuaan kulit: asam

linolenat yang mempromosikan pembaruan sel-sel kulit dan mendukung

proses imunologi, squalene yang melindungi terhadap kanker dengan

menetralisir radikal bebas dan radiasi UV, dan tokoferol yang berefek anti-

inflamasi dan juga antioksidan.

Argan Oil telah lama populer di daerah Eropa digunakan sebagai

bahan pembuat kosmetik karena manfaatnya yang sangat besar untuk

perawatan kulit, rambut dan kuku juga untuk campuran makanan nutrisi

diet. Minyak argan bekerja sebagai nutrisi kulit, reaksi yang di timbulkan

dari mintak argan jauh lebih cepat melampaui kosmetik yang ada pada

umumnya. Berikut ini khasiat Minyak argan (Argan Oil) yang banyak

diketahui dan terbukti kebenarannya :

Page 23: Swamedikasi UV Bloker

1. Minyak argan kaya akan Vitamin E yang mampu membuat kulit

tampak lebih muda, kencang, halus dan berkilau

2. Berfungsi sebagai pelembab alami karena kaya akan asam lemak

essential dan sterol, sangat mudah di serap kulit tanpa menimbulkan

rasa berminyak

3. Menutrisi kulit untuk menjaga kulit agar tidak kering karena

mengandung Triterpenoids yang efektif melindungi kulit dari kotoran

dan sengatan sinar matahari

4. Memperkuat akar rambut dan Anti ketombe

5. Merawat Kulit Kepala dan rambut agar lebat kuat dan berkilau

6. Memerkuat kuku yang rapuh, mengatasi kuku rusak dan mudah

patah

7. Mengatasi Flek hitam, bekas luka dan bekas parut di semua bagian

kulit

8. Menghilangkan Selulit/ Stretch mark setelah melahirkan dengan

pemakaian rutin

5. Kumarin

Kumarin (2H-1-benzopiran-2-on) merupakan kelompok turunan l-

benzopiran terluas, yang ditemukan terutama pada tanaman. Kebanyakan

kumarin alami teroksigenasi pada C-7 misal umbelliferon (7-

hidroksikumarin). Umbelliferon dianggap sebagai struktur induk biogenetik

kumarin teroksigenasi yang lebih tinggi seperti skopoletin.

Page 24: Swamedikasi UV Bloker

Kumarin terdapat secara melimpah di berbagai famili tanaman,

seperti Apiaceae, Asteraceae, Fabaceae, Lamiaceae, Moraceae,

Poaceae, Rutaceae, dan Solanaceae. Beberapa kumarin digunakan

dalam sediaan tabir surya untuk perlindungan terhadap sinar matahari

karena senyawa-senyawa ini mampu menyerap sinar UV gelombang

pendek (280-315 nm) yang berbahaya bagi kulit manusia, akan tetapi

mentransmisikan radiasi UV gelombang panjang.

Page 25: Swamedikasi UV Bloker

DAFTAR PUSTAKA

1. Burgess, Cheryl M. Cosmetic dermatology. Washington DC : Springer Publishing.

2. Draelos, Zoe Diana. Lauren A. Thaman. 2006. Cosmetic Formulation of Skin Care Product. Taylor & Francis Group. New York.

3. Draelos, Zoe Diana. Lauren A. Thaman. 2006. Cosmetic Formulation of Skin Care Product. Taylor & Francis Group. New York.

4. Halaban R, Hebert DN, Fisher E.D. Biology of Melanocytes. Dalam Fitzpatick TB, Eisen AZ, Wolff K, FM Irwin, Austen KF, Goldsmith Lowel A, Katz S I, editor. Dermatology in general medicine edisi-6. Newyork: Mc-Graw Hill 2003. p 127-147

5. Katiyar SK, Elmet,. Green Tea Polyphenolic Antioxidants and Skin Photoprotection. Int J Oncol 2001; 18 (6): 1307-13

6. Gilchrest B.A, Yaar.M,. Bhiochemical and Molecular in Photoaged Skin. Dalam Gilchrest B.A. Photodamage. New York: Blackwell Science 1995 168-178.

7. Kochevar EI,. Molecular and Cellular Effect of UV Radiation Relevant to Chronic Photodamage. Dalam. Gilchrest B.A. Photodamage. New York: Blackwell Science 1995: 52-67.

8. Dyatmiko, W. Santoso, M.H. Hafid, A.F. dan Budiati, A.S. 1995. Validasi Senyawa Etil-p-Metoksil Sinamat Secara Densitometer dalam Standarisasi Produk Jadi yang Mengandung Ekstrak Etanol Dari Rimpang Kencur (Kaempferia galangal L.). Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Airlangga Surabaya.

9. Rumondang, 2004. Reaksi Asetilasi Eugenol dan Oksidasi Metil Iso Eugenol. Medan : Progam Studi Teknik Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara.

10. Budiman, M. Haqqi. 2008. Uji stabilitas-Literatur. Jakarta : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin.

11. Merdekawati, Windu. Potensi Senyawa Bioaktif Rumput Laut Sebagai UV-Protektor. Semarang : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro.

Page 26: Swamedikasi UV Bloker

12. No K.J, Kim J.Y, Shim Kh et al., Inhibition of Tyrosinase by GreenTtea Components. Life Science 1999; 65 (21) : 241-6

13. Martin F. P. Green tea. Gale Encyclopedia of Alternative Medicine. Gale group. 2001

14. Dvorakova K, Dorr RT, Valcic S,   Pharmacokinetics of The Green Tea Derivative, EGCG, by The Topical Route of Administration in Mouse and Human Skin. Cancer Chemoterapy Pharmacology, 1999;43:331-335

15. Katiyar SK, Afaq F,Perez A. Green Tea Polyphenol (-)- Epigallocatechin-3-Gallate Treatment of Human Skin Inhibits Ultraviolet Radiation -Induced Oxidative Stress. Carcinogenesis 2001;22 (2) : 287-294

16. Alexis AF, Jones FA, et al., Potential Terapeutic Application of Tea in Dermatology. Internationale Journal of Dermatology 1999;38:735-743

17. Anonim. Definition: catechin. Available at http://www.websters-online-

dictionary.com/definitions/clipart.asp?q=Catechin&w=c. Diakses 12 April 2012.

18. Paula Gardiner. The Longwood Herbal Task Force Chamomile Chamomile (Matricaria recutita, Anthemis nobilis): . Available at http://www.mcp.edu/herbal/default as pdf file.

19. Moerck, Rudi E. Astaxanthin and Key Carotenoid.

20. Sarker, Satyajit D. dan Lutfun Nahar. 2009. Kimia untuk Mahasiswa Farmasi; Bahan Kimia Organik, Alam dan Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

21. Orwa et al. 2009. Agroforestry Database 4.0. Argania spinosa; Skeels Sapotaceae. Available as pdf file.

Page 27: Swamedikasi UV Bloker

Tugas Makalah

Pengobatan Sendiri

UV BLOCKER-UV PROTECTOR

Oleh :

KELOMPOK II

Sharly Pratini

Nurhainun Ibrahim

Ashari Lihawa

Rusdina Juliana M.

Septiana Panggalo

Rusnah

Iztas Ahmad

Irma Dewi Sismawati

Veibrine Clarasia

Meinar Nugraini

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012