Top Banner
SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Resti Puji Lestari NIM 151134036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203

SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

Oct 20, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN

KARAKTER BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH

DASAR SE-KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Resti Puji Lestari

NIM 151134036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

iv

PERSEMBAHAN

Dalam skripsi ini peneliti ingin mempersembahkan untuk:

Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga

dapat terselesaikannya skripsi ini.

Kedua orang tuaku tercinta yaitu Bapak Waluyo dan Ibu Tuminah yang

selalu mendoakan, mendampingi, memberikan dukungan serta memberi

semangat yang tiada henti-hentinya.

Kedua kakakku tersayang yaitu Ike Ari Cahyani dan Dewi Suciati yang

senantiasa selalu memberi dukungan, hiburan dan doa yang terbaik

untukku.

Keempat keponakanku yang paling saya sayangi, yaitu Icha, Azhar, Naya,

dan Aliya yang selalu membuatku terus semangat dalam menyelesaikan

skripsi.

Almamaterku yaitu Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sudah

memberikan banyak pengalaman berharga dalam hidup peneliti dan

banyak sekali kenangan terindah selama masa kuliah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

v

MOTTO

Man Jadda Wa Jadda & Man Shabara Zhafira

Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil dan siapa

yang bersabar akan beruntung

(Al-Hadits)

Belajarlah mengucap syukur dari hal-hal baik di hidupmu, dan

belajarlah menjadi pribadi yang kuat dengan hal-hal buruk di hidupmu

(BJ. Habibie)

Untuk memperjuangkan suatu keinginan itu tidaklah mudah. Usaha dan

selalu berdoa kepada-Nya adalah kuncinya. Nikmati prosesnya, yakinlah

akan indah pada waktunya.

(Resti Puji Lestari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

viii

ABSTRAK

SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN

KARAKTER BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH

DASAR SE-KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

Resti Puji Lestari

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2019

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil survei dan kesesuaian

implementasi program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di satuan

pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik. Jenis penelitian ini adalah

kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi dalam

penelitian ini adalah guru kelas I-VI SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik yang

berjumlah 204 guru. Sampel penelitian ini adalah 136 yang ditetapkan

menggunakan penentuan sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan.

Pengambilan sampel di setiap sekolah dilakukan menggunakan teknik simple

random sampling dengan membuat undian. Instrumen penelitian ini menggunakan

wawancara terstruktur, kuesioner tertutup, dan terbuka. Data dikumpulkan melalui

kuesioner, studi dokumenter, dan wawancara.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi program penguatan

pendidikan karakter berbasis kelas di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah

terimplementasikan. Persentase tertinggi mencapai 100% untuk aitem 5 sampai

aitem 8 tentang pembiasaan karakter sebelum pembelajaran, mengelola kelas,

menerapkan metode pembelajaran, dan mengaitkan isi materi pembelajaran

dengan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK, sedangkan untuk

perolehan persentase yang paling rendah terdapat pada aitem 2 sebesar 81%

tentang sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Kesesuaian

implementasi pelaksanaan program PPK berbasis kelas di SD Negeri se-

Kecamatan Ngaglik dilakukan dengan mengintegrasikan PPK dalam kurikulum,

penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, manajemen kelas yang baik,

dan pembiasaan literasi sebelum pelajaran.

Kata kunci: penguatan pendidikan karakter, PPK berbasis kelas, Kecamatan

Ngaglik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

ix

ABSTRACK

The Survey On The Implementation Of Class-Based Character-Building In The

Elementary School Education In Ngaglik Distric, Sleman Regency

Resti Puji Lestari

Sanata Dharma University Yogyakarta

2019

This research aims to know the result of survey and the compatibility

implementation of class-based character-building in the elementary school

education in Ngaglik Distric. The type of this research is descriptive quantitative,

which is survey method. The population of this research is the 204 classroom

teachers of the class I-VI of the elementary school in the Ngaglik district. The

sample of this research is 136 teachers who are setting to use the sample

determination of the Krejcie and Morgan. The sample in each school conducted

using the simple random sampling technique by making the lottery. This research

used several research instruments, namely structured interview, open-ended

questionnaire, and closed-ended questionnaire. The data was collected by

questionnaire, study documenter, and the interview.

The result of this research showed that the implementation and the effort

of class-based character-building in the elementary school education in Ngaglik

Distric had already been implemented. This was proven through the highest

achievement of the percentage which reached the 100% of the fifth item about the

habituation of the character before begin the learning, the sixth item about the

implementation of the learning method which suppported the values of the

character, and the eighth item about the connection of the content of learning with

the daily life related to the PPK, however the lowest achievement of the

percentage is in the second item about the socialitation of the PPK by the group

work of teacher or KKG with the percentage about 81%. The compatibility

implementation of class-based character-building in the elementary school

education in Ngaglik Distric was done by integrating the PPK in curriculum,

using the variant methods of learning, good class management, and refractioning

the literation before learning.

Keywords: strengthening character education, PPK based on class, Ngaglik

District

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan

rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu

persyaratan mendapatkan gelar sarjana. Ada banyak hambatan yang dialami

peneliti dalam pembuatan dan penyusunan skripsi, namun peneliti tetap semangat

dan tidak mudah berputus asa dalam menyelesaikan skripsi ini. Tentunya

keberhasilan ini diraih tidak terlepas dari banyaknya dukungan dan semangat dari

berbagai pihak. Peneliti menyampaikan rasa terima kasih untuk segala bantuan

yang telah diberikan, kepada yang terhormat:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan selaku Dosen Pembimbing II skripsi

yang telah memberikan arahan dan saran.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I

skripsi yang berkenan memberi arahan, dukungan, dan bimbingan dalam

penyusunan laporan skripsi.

5. Odo Hadinata, M.Pd. selaku Tim Pengembang Program Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

yang telah memberikan masukan saat penyusunan skripsi.

6. Para validator instrumen penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta.

7. Seluruh keluarga besar dosen dan staff PGSD Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

8. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik serta Kepala UPT Pelayanan

Pendidikan Kecamatan Ngaglik yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik.

9. Kepala Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ngaglik yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD yang bersangkutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................

vii

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

ABSTRACT............................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 7

C. Batasan Masalah ............................................................................................ 7

D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8

G. Definisi Operasional ...................................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ............................................................................................... 11

1. Pendidikan Karakter ................................................................................ 11

2. Program Penguatan Pendidikan Karakter ……....................................... 14

3. Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas ....................... 21

4. Ciri-ciri Pendidikan Karakter Berbasis Kelas ......................................... 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

xiii

B. Hasil Penelitian yang Relavan........................................................................ 38

C. Kerangka Berpikir.......................................................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian............................................................................................... 48

B. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................ 49

C. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 50

1. Populasi ................................................................................................... 50

2. Sampel ..................................................................................................... 52

D. Variabel Penelitian ........................................................................................ 56

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 56

1. Kuesioner ................................................................................................. 56

2. Studi Dokumenter .................................................................................... 57

3. Wawancara .............................................................................................. 57

F. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 58

1. Kuesioner Tertutup .................................................................................. 60

2. Kuesioner Terbuka .................................................................................. 62

3. Wawancara Terstruktur ........................................................................... 63

G. Teknik Pengujian Instrumen ......................................................................... 63

1. Validitas Isi ............................................................................................. 64

2. Validitas Muka ........................................................................................ 71

H. Teknik Analisis Data...................................................................................... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 75

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 75

2. Deskripsi Responden Penelitian .............................................................. 78

3. Deskripsi Data Hasil Survei Implementasi Program Penguatan

Pendidikan Karakter Berbasis Kelas Se-Kecamatan Ngaglik ................. 79

B. Pembahasan ................................................................................................... 101

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 121

B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 123

C. Saran .......................................................................................................... 123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

xiv

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 124

DAFTAR PUSTAKA GAMBAR .......................................................................... 126

LAMPIRAN ............................................................................................................. 127

CURICULUM VITAE .............................................................................................. 186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam RPP ............................... 23

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ........................................................................... 49

Tabel 3.2 Populasi Penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik ............. 51

Tabel 3.3 Penentuan Sampel Minimal Menurut Krejcie dan Morgan ........... 52

Tabel 3.4 Sampel Penelitian Setiap Sekolah ................................................. 54

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Tertutup ......................................................... 59

Tabel 3.6 Instrumen Kuesioner Tertutup ....................................................... 60

Tabel 3.7 Skor Jawaban Instrumen Penelitian ............................................... 61

Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner Terbuka .......................................................... 61

Tabel 3.9 Instrumen Kuesioner Terbuka ....................................................... 62

Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Guru ........................................................... 63

Tabel 3.11 Konversi Nilai Skala Lima ............................................................ 65

Tabel 3.12 Modifikasi Nilai Skala Lima ......................................................... 65

Tabel 3.13 Pengkategorisasian Interval Skor .................................................. 67

Tabel 3.14 Kriteria Skor Skala Lima ............................................................... 67

Tabel 3.15 Rekapitulasi Hasil Validitas Isi ..................................................... 68

Tabel 3.16 Hasil Validitas Muka ..................................................................... 71

Tabel 4.1 Daftar SD yang diteliti .................................................................. 76

Tabel 4.2 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi .............................................. 117

Tabel 4.3 Rerata Persentase Aspek Pra Observasi ........................................ 118

Tabel 4.4 Rerata Persentase Aspek Observasi Kelas .................................... 119

Tabel 4.5 Hasil Rerata Rekapitulasi Persentase Tiga Aspek ........................ 119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara ....................................................... 14

Gambar 2.2 Nilai-nilai Utama Karakter ......................................................... 15

Gambar 2.3 Peserta didik menyimak penjelasan guru .................................... 25

Gambar 2.4 Peserta didik mengangkat tangan ............................................... 26

Gambar 2.5 Literature map penelitian yang relevan ...................................... 45

Gambar 4.1 Grafik Persentase Survei Implementasi Program Penguatan

Pendidikan Karakter Berbasis Kelas se-Kecamatan Ngaglik ..... 80

Gambar 4.2 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 1 .............. 82

Gambar 4.3 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 2 ..............

83

Gambar 4.4 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 3 .............. 84

Gambar 4.5 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 4 .............. 86

Gambar 4.6 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 5 .............. 87

Gambar 4.7 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 6 .............. 89

Gambar 4.8 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 7 .............. 90

Gambar 4.9 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 8 .............. 91

Gambar 4.10 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 9 .............. 93

Gambar 4.11 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 10 ............ 94

Gambar 4.12 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 11 ............ 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ......... 128

Lampiran 2 Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan

Bangsa dan Politik ................................................................ 129

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD

Kecamatan Ngaglik .............................................................. 130

Lampiran 4 Surat Keterangan Sudah Mengumpulkan Hasil Penelitian

kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik ...................... 131

Lampiran 5 Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Ngaglik ……... 132

Lampiran 6 Coding Data 30 SD Negeri di Kecamatan Ngaglik ………. 133

Lampiran 7 Rekap Data Implementasi Kuesioner Tertutup ….............. 139

Lampiran 8 Rekap Data Implementasi Kuesioner Terbuka ………….... 143

Lampiran 9 Rekap Data Implementasi Wawancara ……….................... 145

Lampiran 10 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Tertutup ………………..…. 146

Lampiran 11 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Terbuka …………………... 147

Lampiran 12 Identitas Responden dan Surat Pengantar Instrumen ........... 148

Lampiran 13 Instrumen Kuesioner Tertutup, Terbuka, dan Wawancara .. 150

Lampiran 14 Surat Permohonan Izin Validasi Ahli .................................. 154

Lampiran 15 Data mentah 10 Validasi Ahli .............................................. 155

Lampiran 16 Hasil Rekap Validasi Instrumen Soal .................................. 185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini memberikan gambaran kepada pembaca mengenai

landasan penelitian ini. Pada bab ini membahas mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, pendidikan karakter dapat diterapkan

dalam jenjang pendidikan formal atau yang disebut dengan sekolah.

Sekolah merupakan kelompok layanan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan formal, terstruktur dan berjenjang, yang

terdiri atas taman kanak-kanak (TK), satuan jenjang pendidikan dasar

maupun menengah, yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat, daerah,

dan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018

tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal.

Oleh karena itu, sekolah merupakan salah satu wadah yang dapat

digunakan bagi seorang pendidik dalam mendidik karakter anak bangsa

sejak dini yang lebih baik.

Pendidikan karakter sendiri merupakan salah satu tujuan dari

pendidikan nasional. Tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3 Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yaitu berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

2

kemandirian, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Dalam sisi lain, pendidikan karakter juga menjadi

salah satu butir nawacita ke-8 Presiden Joko Widodo yang termuat dalam

landasan PPK itu sendiri yakni Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017

tentang penguatan pendidikan karakter. Program Penguatan Pendidikan

Karakter adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat

karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah

pikir (literasi), dan olahraga (kinestetik) dengan dukungan yang

melibatkan berbagai pihak seperti kerja sama antar sekolah, keluarga, dan

masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi

Mental (Kemendikbud, 2017: 1). Namun, apa yang sudah selama ini

dilaksanakan hanyalah sebatas mengukur kemampuan berpikirnya atau

(olah pikir) saja yang menumbuhkan kecerdasan akademis.

Wibowo (dalam Kurniawan, 2013: 31) mengatakan bahwa

pendidikan karakter sebagai pendidikan yang menanamkan dan

mengembangkan karakter-karakter luhur kepada peserta didik sehingga

mereka memiliki karakter luhur, menerapkan, dan mempraktikkan dalam

kehidupannya, baik dalam lingkungan keluarga, sebagai anggota

masyarakat, dan warga negara. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka

sudah semestinya pendidikan karakter tertanam dalam jiwa peserta didik.

Namun, dalam mengembangkan pendidikan karakter bukanlah suatu hal

yang mudah. Dalam proses ini, orang tua berperan sangat penting dalam

pembentukan karakter anak. Sejak dini peserta didik diharapkan dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

3

menanamkan karakter yang baik sekaligus mempraktikkan dalam

kehidupannya sebagai sebuah kebiasaan yang positif.

Pendidikan karakter juga memang bukanlah suatu kebijakan baru.

Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kelanjutan dan

kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun

2010 (Koesoema, 2018: 8). Adanya pengembangan mengenai program

penguatan pendidikan karakter yang bertahap ini sangatlah penting. Ada

beberapa hal yang menjadikan penguatan pendidikan karakter ini menjadi

sangat penting diantaranya yaitu pembangunan SDM sebagai fondasi

pembangunan Bangsa Indonesia, membangun dan membekali peserta

didik sebagai generasi emas Indonesia yang akan datang yaitu pada tahun

2045 yang dibekali dengan keterampilan abad ke-21 yaitu bagaimana

peserta didik dapat beradaptasi pada lingkungan yang dinamis,

menerapkan keterampilan dasar dalam kehidupan sehari-hari dan dapat

memecahkan masalah yang sedang dihadapi (Kemendikbud, 2017: 16).

Oleh karena itu, ketika peserta didik menghadapi tantangan di era abad ke-

21 seperti perubahan penurunan moral, etika, dan budi pekerti, dapat

menghadapinya dengan bijak, bertanggung jawab dan tentunya sudah

dibekali dengan jiwa Pancasila yang tertanam dalam diri mereka.

Namun dalam faktanya, situasi pendidikan di Indonesia saat ini

sudah mengalami berbagai perubahan. Hal tersebut dapat dilihat dari

berbagai kasus yang sering terjadi saat ini. Seperti kasus yang sering

muncul di layar televisi mengenai tindakan kekerasan yang dilakukan oleh

peserta didik terhadap gurunya maupun sebaliknya, tindakan bullying,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

4

pelecehan seksual, pencurian, dan lain sebagainya. Seolah-olah hal

tersebut sudah terbiasa terjadi. Selain itu, fakta yang diperoleh peneliti

selama melakukan kegiatan bimbingan belajar, probaling dan PPL, peneliti

mendapati peserta didik yang sulit diatur, senang membuli temannya

sendiri baik karena fisiknya ataupun kecerdasannya.

Berdasarkan data hasil wawancara pada bulan November 2018

terhadap satu guru dan tiga kepala sekolah dasar negeri di Kecamatan

Ngaglik yang dipilih secara random pun masih banyak peserta didik yang

sering melakukan tindakan penyimpangan di sekolah. Seperti halnya

ketika peserta didik tidak bisa disiplin dalam mengumpulkan tugas yang

diberi guru secara individu maupun berkelompok. Kadang-kadang

kejujuran anak tidak meyakinkan. Misalnya orang tua mengetahui bahwa

anaknya berangkat ke sekolah. Namun, pada kenyataanya anak tersebut

membolos untuk tidak berangkat sekolah. Selain itu, nilai karakter

kedisiplinan peserta didik juga kurang seperti kurang rapi dalam

berpakaian, ada yang masih suka terlambat berangkat sekolah, sulit diatur

dan sering ribut saat mengerjakan tugas di dalam kelas. Bahkan ada

peserta didik yang sering kehilangan uang sakunya karena diambil oleh

temannya. Ada pula peserta didik yang berbeda agama suka diejek

temannya dan merasa tersisihkan. Hal tersebut, tentu kurang sesuai dengan

nilai-nilai Pancasila.

Tim PPK Kemendikbud (2017: 8-9) mengungkapkan ada lima

nilai-nilai utama karakter yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai

Pancasila yaitu nilai religiusitas yang mencerminkan iman kepada Tuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

5

Yang Maha Esa, nilai nasionalisme yang mencerminkan kesetiaan

terhadap bangsa dan negara, nilai kemandirian yang menunjukkan sikap

tidak selalu bergantung kepada orang lain, nilai gotong royong yang

mencerminkan saling bahu membahu antar manusia, dan nilai integritas

yang menunjukkan dirinya dapat dipercaya baik dalam perkataan maupun

perbuatan. Nilai-nilai tersebut saling berkaitan satu sama lain, dan tidak

dapat berdiri sendiri.

Program penguatan pendidikan karakter pada satuan pendidikan

formal dilaksanakan dengan mengoptimalkan fungsi kemitraan tripusat

pendidikan atau melalui tiga pendekatan utama yaitu pendekatan berbasis

kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Dari ketiga

pendekatan ini saling terkait antara satu dengan yang lainnya karena

merupakan satu kesatuan yang utuh. Kerjasama antara kepala sekolah,

guru, dan orang tua menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan implementasi

program PPK. Salah satunya di kelas yang merupakan tempat di mana

dapat saling berinteraksi baik guru dengan peserta didik maupun antar

peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang menjadi fokus

dalam program PPK berbasis kelas. Program penguatan pendidikan

karakter berbasis kelas dapat diimplementasikan melalui berbagai kegiatan

antara lain pengintegrasian dalam kurikulum, manajemen kelas atau

pengelolaan kelas, pilihan metode dan penggunaan metode pembelajaran

yang tepat, mata pelajaran khusus, gerakan literasi, layanan bimbingan dan

konseling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

6

Untuk program penguatan pendidikan karakter berbasis budaya

sekolah dapat diimplementasikan dengan menentukan nilai utama PPK,

menyusun jadwal harian/mingguan, mendesain kurikulum, evaluasi

peraturan sekolah, pengembangan tradisi sekolah, pengembangan kegiatan

kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Sedangkan program penguatan

pendidikan karakter berbasis masyarakat dapat diimplementasikan melalui

pembelajaran berbasis museum, cagar budaya dan sanggar seni, mentoring

dengan seniman dan budayawan lokal, kelas inspirasi, gerakan literasi dan

kerja sama dengan komunitas keagamaan.

Berdasarkan data yang sudah dipaparkan di atas, bahwa anak-anak

di masa sekarang khususnya di sekolah dasar sudah banyak mengalami

perubahan karakter, baik yang tergambar dari perilakunya maupun

tindakan tidak terpuji. Melihat hal tersebut, pendidikan karakter belum

sepenuhnya tertanam dalam diri peserta didik. Oleh karena itu, pemerintah

merencanakan program penguatan pendidikan karakter untuk mengurangi

permasalahan-permasalahan yang sering terjadi dalam dunia pendidikan

serta mewujudkan Bangsa Indonesia yang lebih bermartabat, berbudaya,

dan berkarakter. Peneliti pun tertarik untuk mengetahui implementasi

program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas yang dilakukan di

SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Dalam penelitian

ini, peneliti melakukan penelitian di Kecamatan Ngaglik dikarenakan

jumlah SD Negeri di Kecamatan Ngaglik cukup besar jumlahnya yaitu

berjumlah 30 SD Negeri. Dengan demikian, peneliti akan melaksanakan

penelitian yang berjudul ‘’Survei Implementasi Program Penguatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

7

Pendidikan Karakter Berbasis Kelas Di Satuan Pendidikan Sekolah

Dasar Se-Kecamatan Ngaglik’’.

B. Identifikasi Masalah

Penelitian ini didasari dari beberapa masalah, adapun masalah-masalah

tersebut antara lain:

1. Penurunan karakter anak bangsa yang cukup memprihatinkan yang

terjadi pada anak-anak terutama di sekolah dasar.

2. Banyak terjadi peristiwa pelecehan seksual, bullying, bahkan peserta

didik yang sering mencuri uang saku temannya.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah bertujuan agar penelitian dapat dilakukan secara terarah

dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Berikut ini beberapa batasan

masalah yang peneliti lakukan yaitu:

1. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah guru kelas I-VI SD

Negeri se-Kecamatan Ngaglik.

2. Fokus penelitiannya adalah Survei Implementasi Program Penguatan

Pendidikan Karakter Berbasis Kelas.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Apakah program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di

satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten

Sleman sudah terimplementasi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

8

2. Bagaimana kesesuaian implementasi pelaksanaan program penguatan

pendidikan karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar

se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman?

E. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui implementasi program penguatan pendidikan karakter

berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kacamatan

Ngaglik Kabupaten Sleman.

2. Mendeskripsikan kesesuaian implementasi pelaksanaan program

penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di satuan pendidikan

sekolah dasar se-Kacamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang bermakna

bagi beberapa pihak diantaranya:

1. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan kepala sekolah

mengenai rencana program penguatan pendidikan karakter yang dapat

diterapkan di kelas pada setiap proses pembelajaran.

2. Guru

a. Proses pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan baik dan

membantu setiap individu berkembang maksimal dalam belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

9

b. Membantu guru dalam memberikan pengetahuan tentang program

penguatan pendidikan karakter berbasis kelas dan dapat

mengimplementasikannya saat pembelajaran di kelas.

3. Peserta didik

Memberikan penguatan karakter kepada peserta didik dalam

menghadapi tantangan abad ke-21 yakni dalam berpikir kritis,

kreatifitas, komunikasi, dan kolaborasi.

4. Peneliti

a. Mengetahui implementasi program penguatan pendidikan

karakter berbasis kelas yang sudah dilaksanakan oleh guru kelas

I-VI di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik.

b. Berdasarkan pengetahuan mengenai cara mengimplementasikan

program PPK berbasis kelas, peneliti dapat mengimplementasikan

program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas dimasa

yang akan datang setelah menjadi guru SD.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Karakter adalah suatu sifat yang membedakan individu satu

dengan individu yang lainnya.

2. Program Penguatan Pendidikan Karakter adalah salah satu gerakan

pendidikan di sekolah yang bertujuan untuk memperkuat

pendidikan karakter siswa dengan bantuan atau dukungan baik

kerja sama sekolah, keluarga, maupun masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

10

3. PPK Berbasis Kelas adalah salah satu pendidikan di kelas yang

mempergunakan kelas sebagai tempat pengembangan karakter

siswa.

4. Satuan Pendidikan adalah suatu layanan yang menyelenggarakan

pendidikan baik melalui jalur formal, informal dan non-formal

pada setiap jenjang maupun jenis pendidikan.

5. Sekolah Dasar adalah salah satu satuan pendidikan formal yang

diselenggarakan pada tingkat dasar.

6. Kecamatan Ngaglik adalah salah satu kecamatan yang terdapat di

Kabupaten Sleman, Provinsi DIY yang berbatasan dengan

Kecamatan Pakem, Kecamatan Mlati, Kecamatan Ngemplak dan

Kecamatan Depok. Sekolah dasar negeri di Kecamatan Ngaglik

berjumlah 30, sedangkan sekolah swasta berjumlah 10 dengan

total guru sebanyak 455.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

11

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, akan diuraikan landasan teori yang digunakan untuk

memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan ini terdiri dari kajian

pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

A. Kajian Pustaka

1. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Karakter

Suyanto (dalam Kurniawan, 2013: 28) menyatakan bahwa karakter adalah

cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk

hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa

dan negara. Sedangkan Albertus (dalam Mu’in, 2016: 160) menyatakan

bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai

ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang

bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya

keluarga pada masa kecil, juga bawaan sejak kecil. Sementara Winnie

(dalam Mu’in, 2016: 106) memahami bahwa istilah karakter memiliki dua

pengertian tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang

dalam hal bertingkah laku. Apabila seseorang memiliki sifat jujur maka

orang tersebut telah berperilaku baik atau mulia. Sebaliknya apabila

seseorang memiliki sifat yang tidak jujur berarti orang tersebut berperilaku

buruk. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan personality. Seseorang

bisa dikatakan berkarakter apabila tingkah lakunya sesuai dengan kaidah

moral. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai karakter, peneliti dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

12

menyimpulkan bahwa karakter adalah suatu kepribadian yang dimiliki oleh

seseorang yang menjadi ciri khas dari orang tersebut atau bagaimana

seseorang tersebut bertingkah laku baik dalam lingkup keluarga,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Sebagian besar orang tua tentu menginginkan karakter yang baik untuk

anaknya. Aristoteles (dalam Lickona, 2014: 71) mendefinisikan karakter

yang baik sebagai hidup tingkah laku yang benar dalam hal berhubungan

dengan orang lain maupun dengan dirinya sendiri. Hal ini diperkuat dengan

pendapat Lickona (2014: 72) yang mengatakan bahwa karakter terbentuk

dari tiga macam bagian yang saling berkaitan yaitu terdiri dari pengetahuan

moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Selain itu, seseorang dikatakan

memiliki karakter yang baik apabila dia mengetahui hal yang baik,

menginginkan hal yang baik serta melakukan hal yang baik atau kebiasaan

dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati dan kebiasaan dalam tindakan

(Lickona, 2012: 82). Ketiga hal tersebut penting untuk dapat mengarahkan

kehidupan yang bermoral. Dengan begitu, seseorang yang apabila memiliki

ketiga ciri tersebut dapat membentuk kedewasaan moral.

b. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter sejatinya sudah lama dijalankan di Indonesia, hanya

saja belum dirumuskan melalui indikator yang jelas. Pendidikan karakter itu

sendiri adalah usaha sadar manusia untuk mengembangkan keseluruhan

dinamika relasional antarpribadi dengan berbagai macam dimensi, baik dari

dalam maupun dari luar dirinya, agar pribadi itu semakin dapat menghayati

kebebasannya sehingga ia dapat semakin bertanggung jawab atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

13

pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi dan perkembangan orang lain

dalam hidup mereka berdasarkan nilai-nilai moral yang menghargai

kemartabatan manusia (Albertus, 2013: 57). Selain itu, Wibowo (dalam

Kurniawan, 2013: 31) mengatakan bahwa pendidikan karakter sebagai

pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur

kepada anak didik sehingga mereka memiliki karakter luhur, menerapkan

dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai

anggota masyarakat dan warga negara. Berdasarkan kedua pendapat tersebut

dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah

kesesuaian yang dapat dilakukan untuk menanamkan maupun

mengembangkan nilai-nilai luhur dalam kehidupannya baik di lingkungan

keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Pendidikan karakter tentu dapat diajarkan melalui lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat. Namun, peran orang tua sangat penting

dalam pembentukan pendidikan karakter anak, karena orang tua

merupakan guru pertama yang dapat memberi pengaruh besar terhadap

anaknya. Melalui hal-hal kecil, anak sejak dini dapat diajarkan berbagai

hal dalam membentuk karakter yang baik yang dapat menjadi sebuah

kebiasaan yang baik. Misalnya saja, anak dilatih untuk selalu berbuat jujur.

Dengan begitu, dimasa yang akan datang sudah terbiasa berperilaku jujur

kepada siapapun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

14

2. Program Penguatan Pendidikan Karakter

a. Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter

Tim PPK Kemendikbud (2017: 1) mengungkapkan bahwa program

penguatan pendidikan karakter adalah salah satu program gerakan

pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter peserta didik melalui

proses pembentukan, transformasi, transmisi, dan pengembangan potensi

peserta didik dengan cara harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah

rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik)

yang sesuai dengan falsafah hidup Pancasila. Hal tersebut, selaras dengan

filosofi Ki Hajar Dewantara. Berikut ini merupakan filosofi Ki Hajar

Dewantara yang dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara

Gambar 2.1 merupakan filosofi Ki Hajar Dewantara yang terdiri dari olah

hati (etika) berkaitan dengan sikap beriman dan bertakwa, jujur, amanah,

adil, tertib, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil risiko, pantang

menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik. Olah pikir/literasi berkaitan

Olah Hati

(etika)

Olah Pikir

(literasi)

Olah Karsa (estetika)

Olah Raga

(kinestetika)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

15

dengan sikap cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka,

produktif, berorientasi iptek, dan reflektif. Olah rasa/karsa berkaitan dengan

sikap ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong

royong, nasionalisme, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum,

bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras

dan beretos kerja. Olah raga berkaitan dengan sikap bersih dan sehat,

disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, ceria,

dan gigih.

Berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara, maka nilai-nilai karakter

tersebut dikristalisasikan menjadi lima nilai-nilai utama karakter. Berikut

ini penjelasan mengenai nilai-nilai utama karakter menurut (Tim PPK

Kemendikbud, 2017: 8-9) dan diperkuat dengan Permendikbud Nomor 20

Tahun 2018.

Gambar 2.2 Nilai-nilai Utama Karakter

Nilai Utama

Religiusitas

Nasionalisme

Kemandirian Gotong Royong

Integritas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

16

1) Religiusitas

Nilai karakter religiusitas mencerminkan sikap iman terhadap Tuhan

Yang Maha Esa yang dapat terlihat dari perilaku seperti melaksanakan

ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya, dapat menghargai

perbedaan agama, dapat menjunjung tinggi sikap toleransi, serta dapat

hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Dalam nilai

karakter religiusitas ini mencakup tiga hubungan dimensi sekaligus

yaitu, hubungan antara individu dengan Tuhan Yang Maha Esa,

individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta atau

lingkungan. Nilai religiusitas ini dapat diwujudkan dengan perilaku

mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Subnilai religiusitas antara lain dapat bertoleransi, menghargai

perbedaan agama dan kepercayaan, cinta damai, bullying dan tindakan

kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak

orang lain, menjaga dan mencintai lingkungan. Salah satu contoh

penerapan di sekolah adalah peserta didik tidak membeda-bedakan

teman yang berbeda keyakinan.

2) Nasionalisme

Nilai karakter nasionalisme merupakan suatu cara berpikir, bersikap

dan berbuat yang menunjukkan kepedulian, kesetiaan yang tinggi

terhadap bahasa, sosial, budaya, ekonomi, dan politik maupun bangsa,

serta menempatkan kepentingan bangsa dan negara daripada

kepentingan pribadi atau kelompoknya. Subnilai nasionalisme antara

lain, rela berkorban, cinta tanah air, menjaga dan melestarikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

17

lingkungan, taat terhadap hukum, disiplin, serta dapat menghormati

berbagai keberagaman suku, ras, budaya, dan agama. Contoh

penerapannya di sekolah yaitu peserta didik mengikuti upacara

bendera dengan khidmat.

3) Kemandirian

Nilai karakter kemandirian merupakan sikap yang mencerminkan

tidak bergantung kepada orang lain serta mempergunakan segala

tenaga, pikiran, waktu untuk mewujudkan harapan, mimpi maupun

cita-cita. Subnilai kemandirian antara lain kerja keras, kreatif,

profesional, pemberani, tangguh, serta dapat menjadi pembelajar

sepanjang masa. Misalnya di sekolah peserta didik mengikuti kegiatan

pramuka untuk mengajarkan nilai kemandirian, kerja keras, dan

gotong royong.

4) Gotong Royong

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan semangat dalam

bekerjasama dan saling bahu membahu terkait menyelesaikan

persoalan bersama, serta memberi bantuan terhadap orang yang

membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain bekerjasama,

musyawarah, mufakat, tolong menolong, empati, solidaritas, saling

menghargai, komitmen atas suatu keputusan bersama, anti kekerasan,

dan sikap kerelawanan. Penerapan yang dapat dilakukan di sekolah

seperti peserta didik melaksanakan piket sesuai dengan jadwal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

18

5) Integritas

Nilai karakter integritas merupakan perilaku yang didasarkan pada

kesesuaian menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya

dalam perkataan, tindakan serta mempunyai komitmen yang tinggi

dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan. Subnilai integritas antara

lain kejujuran, setia, tanggung jawab, mencintai kebenaran, dapat

menjadi teladan, serta menghargai martabat setiap individu. Kelima

nilai utama karakter ini bukanlah nilai yang dapat berdiri sendiri,

melainkan nilai-nilai tersebut saling berkaitan satu sama lain, yang

berkembang secara dinamis. Contoh penerapanya di sekolah adalah

peserta didik mengerjakan soal ujian dengan jujur.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai utama

karakter terdiri lima nilai antara lain nilai religiusitas, nasionalisme,

kemandirian, gotong royong, dan integritas yang saling berkaitan satu

sama lain.

b. Strategi Implementasi PPK Di Satuan Pendidikan

Tim PPK Kemendikbud (2017: 18) mengungkapkan bahwa strategi

implementasi PKK di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan

berikut ini.

1) Kegiatan Intrakurikuler

Kegiatan intakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh

sekolah secara teratur dan terjadwal yang wajib diikuti oleh peserta

didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

19

2) Kegiatan Kokurikuler

Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang menunjang intrakurikuler

yang dilaksanakan di luar jam intrakurikuler dengan tujuan agar siswa

lebih dapat mendalami materi dalam kegiatan intrakurikuler. Kegiatan

kokurikuler dapat berupa penugasan maupun proyek yang

berhubungan dengan materi intrakurikuler yang harus diselesaikan

peserta didik.

3) Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan karakter di

luar jam sekolah (intrakurikuler) dengan tujuan untuk dapat

menyalurkan dan mengembangkan bakat serta minat dengan

memperhatikan karakteristik peserta didik dan daya dukung yang

tersedia. Kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa pramuka, PMR,

basket, kesenian, dan lain-lain.

c. Tujuan Program Penguatan Pendidikan Karakter

Tim PPK Kemendikbud (2017: 16) mengungkapkan bahwa gerakan PPK

memiliki tujuan sebagai berikut:

1) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan

makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau generator utama

penyelenggaraan pendidikan.

2) Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045

menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan

abad 21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

20

3) Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi

pendidikan melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan

olah raga.

4) Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan

(kepala sekolah, guru, siswa, pengawas, dan komite sekolah) untuk

mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter.

5) Membangun jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumber-

sumber belajar di dalam dan di luar sekolah.

6) Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam

mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

d. Basis Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter

Tim PPK Kemendikbud (2017: 15) mengungkapkan bahwa basis gerakan

PPK terbagi menjadi tiga yaitu Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis

Kelas, Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah, dan

Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat. Tim PPK

Kemendikbud (2017: 27-35) mengatakan bahwa dalam

mengimplementasikan program penguatan pendidikan karakter berbasis

kelas dapat dilakukan melalui berbagai hal antara lain: pengintegrasian PPK

dalam kurikulum, manajemen kelas, melalui pemilihan dan penggunaan

metode pembelajaran, melalui mata pelajaran khusus, melalui gerakan

literasi, melalui layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan untuk basis

budaya sekolah dapat diimplementasikan dengan menentukan nilai utama

PPK, menyusun jadwal harian/mingguan, mendesain kurikulum, evaluasi

peraturan sekolah, pengembangan tradisi sekolah, pengembangan kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

21

kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Sedangkan PPK berbasis masyarakat

dapat diimplementasikan melalui pembelajaran berbasis museum, cagar

budaya dan sanggar seni, mentoring dengan seniman dan budayawan lokal,

kelas inspirasi, gerakan literasi dan kerja sama dengan komunitas

keagamaan. Namun, peneliti hanya berfokus dalam implementasi program

PPK berbasis kelas.

3. Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

Kelas adalah salah satu tempat utama proses terjadinya pendidikan secara

nyata di sekolah. Di kelas tentunya antara guru dan murid saling berinteraksi

satu sama lain untuk mempelajari dan mendalami berbagai macam ilmu

pengetahuan. Dalam dunia pendidikan dapat dikatakan bahwa berhasil

tidaknya sebuah pendidikan akan sangat tergantung dari bagaimana seorang

guru dan siswa membangun lingkungan kelas yang nyaman dan

menyenangkan. Hubungan antara guru dan murid, murid dengan murid di kelas

akan menentukan berhasil tidaknya sebuah program pendidikan karakter. (Tim

PPK Kemendikbud, 2017: 27) mengungkapkan implementasi program

penguatan pendidikan karakter berbasis kelas dapat dilakukan dengan beberapa

kategori antara lain sebagai berikut:

a. Pengintegrasian PPK dalam Kurikulum

Pengintegrasian PPK dalam kurikulum mengandung arti bahwa pendidik

dapat mengintegrasikan nilai-nilai PPK ke setiap mata pelajaran selama

proses pembelajaran berlangsung. Tujuan dari pengintegrasian PPK dalam

kurikulum yaitu kesesuaian peserta didik dapat menanamkan serta

mempraktikkan nilai-nilai yang terkandung dalam PPK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

22

Pendidik tentu dapat memanfaatkan secara maksimal materi yang sudah

tersedia dalam kurikulum dengan penguatan pendidikan karakter. Berikut

ini langkah-langkah yang dapat dilaksanakan dalam menerapkan PPK

melalui pembelajaran terintegrasi dalam kurikulum (Tim PPK

Kemendikbud, 2017: 27-28):

1) Melakukan analisis KD melalui identifikasi nilai-nilai yang

terkandung dalam materi pembelajaran.

2) Mendesain RPP yang memuat fokus penguatan karakter dengan

memilih metode pembelajaran dan pengelolaan (manajemen) kelas

yang relevan.

3) Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario dalam RPP.

4) Melaksanakan penilaian autentik atas pembelajaran yang dilakukan.

5) Melaksanakan refleksi dan evaluasi terhadap keseluruhan proses

pembelajaran.

Berikut ini tabel 2.1 salah satu contoh penerapan nilai karakter dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas 1 Tema 1. Diriku

Subtema 3. Aku Merawat Tubuhku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

23

Tabel 2.1 Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam RPP

Muatan

Pelajaran

Kompetensi Dasar

Indikator

Karakter

yang

Diharapkan

PPKn

3.1 Mengidentifikasi

hubungan antara simbol

dan sila-sila Pancasila

dalam lambang negara

Garuda Pancasila

3.1.1 Menunjukkan

perilaku yang berkaitan

dengan sila Pancasila.

Cinta tanah air,

percaya diri,

Bahasa

Indonesia

3.1 Merinci ungkapan,

ajakan, perintah,

penolakan yang terdapat

dalam teks cerita atau

lagu yang

menggambarkan

sikap hidup rukun.

3.1.1 Menggarisbawahi

kalimat ajakan.

3.1.2 Memilih kalimat

ajakan berdasarkan

teks.

Kemandirian,

percaya diri,

ketekunan,

ketelitian

Tabel 2.1 di atas karakter yang dapat dikembangkan seperti cinta tanah

air, percaya diri, kemandirian, ketekunan, dan ketelitian.

b. PPK Melalui Manajemen Kelas

Pembelajaran di dalam kelas merupakan momen yang sangat penting

dalam menerapkan pendidikan karakter. Guru tidak lain adalah sosok

seorang manajer atau pemimpin di dalam kelas yang akan mengendalikan

dan mengarahkan lingkungan kelas tersebut. Manajemen kelas berarti

membangun suasana kelas yang akan mendukung proses kegiatan

pengajaran dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas. Berhasil

atau tidaknya pembaharuan dalam pendidikan, sangat tergantung pada

interpretasi para guru terhadap kebijakan pembaharuan tersebut.

Pembaharuan kurikulum di tingkat nasional tidak akan berjalan dengan

efektif apabila guru tidak dapat menerapkanya di dalam kelas. Oleh karena

itu, seorang guru memiliki peran yang penting bagi setiap pembaruan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

24

pendidikan. Seorang pendidik memiliki kewenangan untuk mempersiapkan

kegiatan sebelum masuk kelas, saat mengajar, dan setelah proses

pembelajaran dengan mempersiapkan pembelajaran yang berfokus pada

nilai-nilai utama karakter. Dalam proses manajemen kelas salah satu contoh

yang dapat diterapkan bagi seorang pendidik adalah mempersiapkan

peserta didik secara psikologis dan emosional memasuki materi

pembelajaran untuk menanamkan nilai kedisiplinan dan komitmen

bersama. Tujuan dari dibuatnya pengaturan kelas adalah membantu

memaksimalkan peserta didik dalam belajar sehingga proses pembelajaran

dapat berlangsung dengan baik. Pengelolaan kelas yang baik dapat

membentuk penguatan karakter.

Koesoema (2018: 147) mengungkapkan bahwa pengelolaan kelas

secara umum dapat dibagi menjadi 3 tema besar yaitu penyiapan

lingkungan fisik yang mendukung, strategi-strategi proaktif dalam

pembelajaran, serta tindakan pencegahan dan respon ketika terjadi perilaku

menyimpang di kelas atau perilaku indisipliner. Persiapan lingkungan fisik

berkaitan dengan keseluruhan sarana dan prasarana pendidikan yang ada,

kenyamanan ruang kelas, dan perabotnya, serta peraturan tata letak bangku

dan posisi peserta didik, pembentukan kelompok belajar dalam proses

pembelajaran. Selain itu, lingkungan fisik disini juga dapat berupa alat

yang tersedia untuk pembelajaran misalnya proyektor, LCD, papan tulis,

alat peraga, kapur, spidol dan lain-lain. Strategi-strategi proaktif yang bisa

dilakukan guru di dalam kelas diantaranya membuat peraturan dan

prosedur rutin yang perlu diikuti anggota kelas, memperhatikan dan hormat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

25

satu sama lain, mengembangkan hubungan kelas yang saling mendukung,

menerapkan pembelajaran yang dinamis, hidup, menarik dan membuat

peserta didik terlibat penuh. Strategi intervensi dan respon terhadap

perilaku disruptif di kelas antara lain menanggapi persoalan spontan yang

muncul dengan bijak dan penuh arahan, melakukan intervensi secara

cermat ketika ada persoalan-persoalan dan gangguan-gangguan di kelas,

baik itu terjadi spontan atau tak terduga, dan melakukan strategi pengaturan

fisik bila diperlukan agar kelas tidak semakin kacau. Berikut ini ada

beberapa contoh pengelolaan kelas yang berusaha memberikan penguatan

karakter:

1) Peserta didik menyimak penjelasan guru saat di kelas. Hal ini dapat

menanampakan nilai saling menghargai dan toleransi.

Gambar 2.3 Peserta didik menyimak penjelasan guru

2) Peserta didik dapat mengangkat tangannya saat mengajukan pertanyaan

kepada guru dapat menguatkan nilai saling menghargai dan percaya

diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

26

Gambar 2.4 Peserta didik mengangkat tangan

3) Pemberian sanksi yang mendidik pada peserta didik yang terlambat

dalam mengumpulkan tugas dapat menguatkan nilai disiplin,

bertanggung jawab, dan komitmen diri.

4) Guru dapat mendorong peserta didik untuk melakukan tutor teman

sebaya. Misalnya saat mengerjakan tugas teman yang lebih pintar dapat

membantu temanya yang kurang dalam belajar. Hal ini dapat

menguatkan peserta didik dalam menanamkan nilai gotong royong,

kepedulian sosial, bertanggung jawab, dan percaya diri.

c. PPK Melalui Pilihan dan Penggunaan Model atau Metode Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, guru harus pandai dalam memilih baik

metode, pendekatan, maupun model pembelajaran yang akan digunakan

dan tentunya sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Salah satu

pendekatan yang dapat digunakan oleh guru adalah pendekatan

pembelajaran saintifik (scientific learning). Daryanto (2014: 51)

mengungkapkan bahwa pendekatan pembelajaran saintifik adalah proses

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik aktif

dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

27

mengamati, merumuskan masalah, mengumpulkan data, menganalisis,

menarik kesimpulan, maupun mengkomunikasikan konsep, hukum atau

prinsip yang ditemukan. Metode yang dipilih juga harus dapat membantu

guru dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

peserta didik seperti kecakapan dalam berpikir kritis, berpikir kreatif,

kecakapan berkomunikasi, dan kerjasama dalam pembelajaran. Metode

tersebut antara lain metode tanya jawab, eksperimen, pemberian tugas dan

resitasi, diskusi, demonstrasi, ceramah, debat, role playing dan lain-lain.

Berikut ini ada beberapa model pembelajaran yang dapat dipilih guru

antara lain:

1) Model pembelajaran inquiry

Hamdayama (2014: 32) mengungkapkan bahwa model inkuiri

merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada

proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui kegiatan tanya

jawab antara guru dan peserta didik.

2) Model pembelajaran berbasis masalah

Arends (dalam Trianto, 2009: 92) mengatakan bahwa model

pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan

pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik

dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,

mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,

mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Pada pembelajaran ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

28

dimulai dengan pemberian permasalahan yang harus dikerjakan dengan

kerja sama antar siswa. Guru dapat memberi arahan kepada peserta

didik dalam memecahkan permasalahan dengan memberi contoh

mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan

dalam menyelesaikan persoalan.

3) Model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan

siswa secara berkelompok/berkolaborasi untuk mencapai tujuan

bersama. Menurut Hamdayama (2014: 63) ada empat unsur penting

dalam model pembelajaran kooperatif yaitu adanya peserta dalam

kelompok, adanya aturan kelompok, adanya kesesuaian belajar, dan

adanya tujuan yang harus dicapai. Peserta didik diharapkan dapat

bekerja sama dengan baik dan dapat bertanggung jawab terhadap

kelompoknya.

4) Model pembelajaran kontekstual

Hamdayama (2014: 51) mengungkapkan bahwa model pembelajaran

kontekstual adalah model pembelajaran dimana guru menghadirkan

dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan kehidupan sehari-

hari, siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan sedikit demi

sedikit sebagai bekal dalam memecahkan masalah kehidupannya.

d. PPK Melalui Mata Pelajaran Khusus

Penguatan pendidikan karakter pada umumnya dilakukan dengan

mengintegrasikan PPK dengan mata pelajaran yang sudah ada. Namun,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

29

sekolah dapat mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam mata

pelajaran khusus yang berfokus pada tema nilai-nilai tertentu. Sekolah

dapat mendesain alokasi waktu khusus yang disediakan sebagai bagian

dalam pembentukan karakter. Tema-tema yang mengandung nilai-nilai

PPK dapat diajarkan di kelas dengan menggunakan metode yang sesuai

sehingga akan memperkaya PPK di sekolah.

e. PPK Melalui Gerakan Literasi

Menurut Tim PPK Kemendikbud (2017: 32) mengungkapkan bahwa

gerakan literasi merupakan kegiatan mengasah kemampuan mengakses,

memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi secara kritis dan

cerdas berlandaskan kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara

untuk menumbuhkembangkan karakter seseorang menjadi tangguh, kuat,

dan baik. Gerakan literasi di sekolah dapat diintegrasikan ke dalam

kegiatan pembelajaran dan mata pelajaran yang ada dalam struktur

kurikulum. Seorang guru dapat mengajak peserta didik untuk membaca,

menulis, menyimak, mengkomunikasikan secara cermat dalam suatu tema

atau topik dari berbagai sumber yang ada. Oleh karena itu, dalam hal ini

sekolah memerlukan berbagai sumber-sumber informasi baik itu surat

kabar, buku, internet, pojok baca, dan perpustakaan sekolah. Hal ini sangat

penting dalam mendukung pelaksanaan proses pembelajaran.

Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dapat

menjadi salah satu alternatif dalam memulai gerakan literasi di sekolah.

Misalnya pembiasaan membaca buku non pelajaran selama lima belas

menit sebelum pelajaran dimulai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

30

f. PPK Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling

PPK dapat dilakukan secara terintegrasi melalui pendampingan peserta

didik melalui pendampingan bimbingan dan konseling. Sukmadinata, (2007:

7) mengatakan bahwa bimbingan (guidance) merupakan salah satu bidang

dan program dari pendidikan, dan program ini ditunjukkan untuk membantu

mengoptimalkan perkembangan siswa. Menurut Sukmadinata, (2007: 14).

konseling (counseling) merupakan salah satu teknik atau layanan di dalam

bimbingan, tetapi teknik atau layanan ini sangat istimewa karena sifatnya

yang lentur atau fleksibel dan komprehensif. Bimbingan dan konseling di

sekolah dilaksanakan secara kolaboratif dengan para guru kelas maupun

orang tua dan pemangku kepentingan lainnya. Tim PPK Kemendikbud,

(2017: 33-34) menyebutkan beberapa layanan bimbingan dan konseling

yang dapat diselenggarakan antara lain:

1) Layanan dasar

Layanan ini diperuntukan untuk seluruh peserta didik melalui kegiatan

pengalaman secara kelompok untuk mengembangkan perilaku jangka

panjang baik dalam perilaku belajarnya, karir, pribadi, dan sosialnya.

Nilai-nilai utama PPK diintegrasikan ke dalam tema-tema tertentu

yang dituangkan ke dalam rencana pelaksanaan layanan bimbingan

dan konseling.

2) Layanan responsif

Layanan responsif merupakan kegiatan yang diberikan untuk peserta

didik tertentu dalam baik secara individu maupun kelompok yang

memerlukan bantuan segera agar peserta didik tidak terhambat dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

31

pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Bantuan dapat diberikan

berupa mengunjungi rumah peserta didik, konsultasi, konseling.

3) Layanan perencanaan individual dan peminatan

Layanan ini bertujuan untuk membantu peserta didik dalam

mengembangkan bakat dan minat melalui pemahaman diri, lingkungan

dan pemilihan program yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

Layanan ini lebih merupakan tanggung jawab guru kelas atau bidang

yang sesuai dengan minat peserta didik.

4) Dukungan sistem

Dukungan sistem mencakup manajemen dan kepemimpinan sekolah

yang mendukung layanan bimbingan dan konseling untuk memperkuat

PPK seperti dalam hal ketenagaan, fasilitas, kebijakan maupun dana.

4. Ciri-ciri Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

Ada beberapa ciri-ciri yang menjadi cara bertindak dalam pengembangan

pendidikan karakter berbasis kelas antara lain:

a. Guru sebagai fasilitator pembelajaran

Guru sebagai orang dewasa berperan sebagai fasilitator dan

pendamping bagi siswa dalam proses belajar. Tugas utamanya adalah

memantau siswa memahami dan mengerti isi materi dalam

pembelajaran, bukan malah mempersulit siswa. Guru pun menjadi

fasilitator agar hubungan dalam komunitas kelas sungguh-sungguh

mencerminkan praksis nilai yang sedang dipelajari bersama-sama.

Praksis pendidikan karakter berbasis kelas merupakan usaha bersama,

dan meskipun menjadi fasilitator yang memberikan pengarahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

32

diskusi dan pembahasan, guru juga tetap berperan sebagai individu

kemandirian yang juga turut serta dalam berproses untuk

membatinkan nilai-nilai bersama yang sedang dibahas. Selain sebagai

fasilitator, guru pun berperan sebagai teladan bagi praksis yang sedang

diajarkan.

b. Guru sebagai motivator pembelajaran

Setiap anak tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada anak

yang lamban dalam belajar adapula anak yang cepat dalam belajar.

Artinya bahwa anak yang memiliki kemampuan rendah dalam belajar

perlu adanya dukungan/dorongan dari dalam. Untuk itu, guru dapat

berperan sebagai motivator anak didik dalam belajar. Motivasi ini

harus ditumbuhkan terus-menerus, diulang-ulang agar anak semakin

menyadari bahwa keberhasilan seseorang sangat ditentukan dari

besarnya motivasi dalam diri untuk terus dapat maju dan berkembang.

Seorang guru yang memiliki motivasi untuk menjadikan dirinya

inspirasi bagi para siswa adalah selalu belajar dan selalu

memperbaharui ilmu melalui berbagai informasi yang beredar dalam

masyarakat. Dengan begitu, guru dapat mentransfer ilmu ataupun

informasi barunya kepada siswa sehingga siswa pun tidak akan

ketinggalan zaman.

c. Guru sebagai desainer program

Proses pengembangan pendidikan karakter berbasis kelas menuntut

para pendidik untuk dapat memiliki kemampuan dalam mendesain

program pendidikan karakter yang sesuai dengan kondisi kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

33

mereka. Guru kelas merupakan satu-satunya yang mengerti dan

memahami bagaimana dinamika kelas karena mereka setiap hari

bertemu dan berjumpa dengan para siswa. Oleh karena itu, desain

program pendidikan karakter berbasis kelas akan lebih efektif apabila

guru kelas itu sendiri yang akan mendesain pendidikan karakter bagi

anak didiknya dalam kelas.

d. Guru sebagai pembimbing dan sumber keteladanan

Guru sebaiknya memperlakukan siswa dengan penuh kasih sayang

seperti anak kandungnya sendiri dengan mengkondisikan terciptanya

keteladanan yang baik, mendukung perilaku sosial yang baik,

memperbaiki perilaku yang tidak baik, baik itu oleh individu maupun

kelompok. Hal tersebut dapat dilakukan secara personal dan bertahap.

Banyak hal yang dilakukan anak karena meniru tindakan orang

dewasa yang dilihatnya. Oleh karena itu, pendidikan karakter berbasis

kelas akan lebih efektif apabila guru dapat berperan sebagai sosok

yang memberikan keteladanan bagi siswanya. Kata-kata yang baik

memang dapat menggerakkan anak didik untuk berbuat baik, namun

alangkah lebih baik memberikan contoh secara langsung dan bertahap

secara terus menerus akan dapat memikat hati para siswa untuk selalu

berbuat baik.

e. Isi kurikulum menjadi sumber bagi pembentukan karakter

Dalam pengembangan pembentukan karakter siswa, guru

menggunakan sumber-sumber isi kurikulum sebagai bagian yang

penting. Guru diharapkan memiliki kemampuan agar dapat menggali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

34

isi materi pembelajaran dari mata pelajaran yang diampu yang sangat

luas dengan nilai-nilai moral. Isi dari kurikulum dapat digunakan

sebagai pengajaran nilai-nilai moral dan membahas persoalan moral.

f. Metode pengajaran dialog bukan monolog

Di kelas, dalam pemilihan metode pengajaran dan pembelajaran juga

mesti memberikan ruang dimana siswa dapat berdiskusi dengan

terbuka, dialog, dan komunikasi, serta dilandasi dengan ketulusan

saling berbagi dan belajar bersama. Guru dapat memperhatikan tahap

perkembangan anak dan kemampuan anak untuk mengelola hidupnya

dan komunitasnya merupakan hal penting dalam pembentukan

karakter si anak. Di satu sisi, pendidik diharapkan tidak terlalu

menganggap dan meremehkan siswa sebagai kanak-kanak. Di lain

sisi, guru juga melihat bahwa anak-anak itu berkembang sesuai

dengan tahap perkembangan fisik dan psikologis yang berlaku sesuai

dengan hukum alam. Dengan begitu, mereka tidak dapat diperlakukan

seolah-olah mereka adalah orang dewasa dalam tubuh anak-anak.

g. Menggunakan metode pembelajaran melalui kerja sama (collaborative

learning)

Dalam pembelajaran di kelas, tentunya ada pekerjaan yang dikerjakan

secara kemandirian adapula yang berkelompok. Pembentukan karakter

akan lebih terbentuk apabila anak-anak tahu bagaimana membangun

kerja sama dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya. Dalam

kerja sama anak akan dilatih berani mengungkapkan pendapatnya

sendiri dan juga dapat menghargai pendapat orang lain. Hal ini perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

35

dikembangkan, karena diharapkan siswa mampu mengembangkan

kemampuan mereka dalam memberikan apresiasi atas pendapat orang

lain.

h. Partisipasi komunitas kelas dalam pembelajaran

Keterlibatan antara guru dengan murid, murid dengan murid dalam

pembelajaran sangatlah penting. Namun, tidaklah mudah melibatkan

komunitas kelas dalam proses pembelajaran di kelas, butuh kesadaran

bersama agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

Untuk itu, rasa kepercayaan dan saling menghormati sangat dibutuhkan

satu sama lain. Semua hal itu akan dapat terjadi jika semua anggota

komunitas kelas terdapat hubungan yang baik serta kesadaran akan

tujuan bersama. Sehingga, seluruh komunitas kelas dapat terlibat dalam

penanaman nilai yang akan membentuk karakter individu yang semakin

dewasa melalui pelatihan dan pembelajaran yang dilakukan secara

bersama-sama.

i. Penciptaan kelas sebagai komunitas moral

Para guru semestinya membantu setiap siswa untuk dapat saling

menghargai satu sama lain, memandang yang lain sebagai pribadi yang

unik, memiliki rasa hormat, saling mengasuh satu sama lain, dan

merasakan diri mereka sebagai bagian dalam dan bertanggung jawab

atas kelompok. Menciptakan komunitas seperti ini tidaklah mudah,

karena tekanan kelompok sebaya sangatlah kuat terjadi di dalam kelas.

Misalnya saja, budaya menyontek akan membuat mereka yang sudah

berusaha mematuhi nilai-nilai kejujuran lenyap karena tekanan sebaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

36

yang begitu kuat. Situasi tersebut dapat diperbaiki dengan guru mampu

mencipakan komunitas moral di dalam kelas.

j. Penegakan disiplin moral

Menegakkan disiplin moral melalui pelaksanaan kesepakatan yang telah

ditentukan sebagai aturan main bersama merupakan ruh yang menjaga

keberadaan kelas sebagai komunitas moral, (Albertus, 2013: 120).

Dengan tegaknya peraturan moral di dalam kelas menjadi salah satu

kesempatan bagi siswa untuk menguji dan memaknai perilaku bersama.

Pada akhirnya siswa mengerti bahwa peraturan itu, meskipun terkadang

terlihat terlalu memikat mereka namun tidaklah membatasi kebebasan

mereka. Namun, mereka akan dapat belajar mengerti bahwa hidup

bersama di dalam kelas memerlukan sebuah pengahayatan akan

kebebasan untuk bertanggung jawab. Hanya dengan cara itulah, mereka

akan belajar menghargai orang lain.

k. Penciptaan lingkungan kelas yang demokratis

Di dalam kelas, tentunya nilai-nilai demokratis perlu dijaga dan

dikembangkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melibatkan

siswa dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab bagi

terbentuknya kelas sebagai tempat belajar yang menyenangkan. Untuk

itu, setiap proses belajar mengajar perlu diusahakan bahwa dalam

mendalami materi, setiap siswa dapat memiliki alternatif pilihan materi

yang akan diajarkan. Guru tetap menentukan target sebagai tujuan

pembelajaran, namun pilihan materi itu diserahkan kepada siswa untuk

mengerjakannya. Selain itu, sejak awal guru memberitahu kepada siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

37

untuk standar penilaian dalam proses belajar di dalam kelas, yaitu target

apa yang diinginkan sebagai sebuah komunitas kelas. Dengan

demikian, anak didik akan merasakan dilibatkan dan kreativitas serta

rasa ingin tahunya mendapat penghargaan dalam komunitas.

l. Membangun sebuah rasa ‘’tanggung jawab bagi pembentukan diri’’

Guru dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri siswa untuk

pembentukan karakter. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

memberikan penghargaan atas kesediaan siswa untuk belajar,

memotivasi siswa untuk selalu bekerja keras, dan menghayati akan

nilai-nilai kerja yang dapat mempengaruhi kehidupan orang lain. Kelas

sebagai tempat dimana mereka dapat belajar membentuk diri mereka

secara bertanggung jawab sebagai seorang siswa.

m. Pengelolaan konflik moral melalui pelajaran

Siswa dapat diajak untuk berani memikirkan dan mengolah persoalan

yang berkaitan dengan konflik moral melalui bacaan, penelitian,

penulisan esai, kliping koran, diskusi, debat, apresiasi film dan lain-

lain. Dalam proses pembelajaran guru dapat mengajak siswa untuk

berlatih memecahkan masalah dengan memberikan materi tentang

pengelolaan konflik.

n. Solusi konflik secara adil dan tanpa kekerasan

Lingkungan kelas dapat dipakai untuk belajar dalam rangka

memecahkan persoalan dan mengatasi konflik secara adil dan tanpa

kekerasan. Dengan begitu, penting bagi pendidik untuk melatih siswa

belajar memecahkan konflik yang muncul secara adil dan damai serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

38

tanpa adanya kekerasan, sehingga siswa dapat memperoleh

keterampilan moral esensial ketika harus menghadapi persoalan serupa

dalam hidup mereka.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain:

1. Penelitian pertama yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh

Jumaruddin dkk (2014), berjudul ‘’Pengembangan Model

Pembelajaran Humanis Religius dalam Pendidikan Karakter di

Sekolah Dasar’’. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengembangan pendekatan pembelajaran humanis yang dapat

mewujudkan tujuan pendidikan karakter di sekolah dasar, penerapan

model pembelajaran humanis religius dalam pendidikan karakter di

SD, keefektifan model pembelajaran humanis religius dalam

menanamkan nilai-nilai karakter dalam diri peserta didik di SD dan

tanggapan peserta didik terhadap model pembelajaran humanis

religius dalam pendidikan karakter di SD. Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian pengembangan. Subjek penelitian ini

adalah kelas V pada tiga SD Negeri yang terdapat di Kecamatan

Banguntapan Kabupaten Bantul, yaitu SD Jomblangan, SD Baturetno,

dan SD Jaranan. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)

model pembelajaran humanis religius di SD menunjukkan tingkat

keterlaksanaan yang baik, memenuhi kriteria sangat efektif, sangat

praktis dan valid karena disusun berdasarkan landasan berpikir yang

rasional dengan teori pendukung yang kuat dan relevan, (2) model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

39

humanis religius dalam pendidikan karakter yang dikembangkan

efektif untuk digunakan dalam pendidikan karakter di SD, dan (3)

peserta didik memiliki respon yang sangat positif terhadap model

pembelajaran humanis religius. Relevansi penelitian ini dengan

penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti tertarik dengan

pembelajaran humanis religius yang bertujuan untuk membentuk

karakter peserta didik yang dapat dilakukan melalui pengintegrasian

dalam model pembelajaran. Hal ini akan mendukung penelitian yang

akan peneliti lakukan karena sama-sama bertujuan untuk mewujudkan

pendidikan karakter di SD.

2. Penelitian kedua yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh

Ricca (2014), dengan judul ‘’Implementasi Pendidikan Karakter di

Homeschooling Kak Seto Yogyakarta’’. Penelitian ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter,

nilai-nilai karakter yang ditanamkan, faktor pendukung dan

penghambat, dan hasil dari implementasi pendidikan karakter di

HSKS Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Subjek penelitian ini adalah

kepala sekolah, tutor, orangtua, dan homeschooler kelas 1-3 SD. Hasil

penelitian mengungkapkan bahwa: (1) Implementasi pendidikan

karakter dilakukan secara terpadu pada mata pelajaran, manajemen

sekolah, dan ekstrakurikuler (2) Nilai-nilai karakter yang ditanamkan

kepada homeschooler mengacu pada finger print scan yaitu tanggung

jawab, rasa hormat, keadilan, keberanian, jujur, disiplin, peduli,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

40

ketekunan, dan kemandirian. (3) Faktor pendukung yaitu pendekatan

secara personal dan faktor penghambat yaitu latar belakang keluarga

yang sering memanjakan anak. (4) Hasil dari implementasi pendidikan

karakter adalah perubahan sikap dan peningkatan hasil belajar

homeschooler. Penelitian ini sangat membuat peneliti tertarik, karena

membahas implementasi PPK yang dilakukan di Homeschooling.

Sedangkan peneliti hanya meneliti di sekolah dasar negeri. Selain itu,

penelitian Ricca juga memberikan gambaran mengenai hasil yang

cukup baik dalam implementasi yang dilakukan di Homeschooling

Kak Seto yaitu dalam pengintegrasian mata pelajaran, manajemen

sekolah dan ekstrakurikuler. Hal ini akan sangat membantu peneliti

dalam melakukan penelitian survei implementasi PPK di SD. Selain

itu, hasil dari implementasi penelitian Ricca mengalami perubahan

sikap dan peningkatan hasil belajar yang baik, sehingga diharapkan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan

survei juga sudah diimplementasikan dengan baik.

3. Penelitian ketiga yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh

Wuri dkk (2014), berjudul ‘’Pendidikan Karakter Disiplin di Sekolah

Dasar’’. Penelitian ini bertujuan untuk menggali, mengkaji, dan

mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter disiplin di sekolah

dasar dan diharapkan dapat ditemukan kebijakan yang mendukung

keberhasilan pendidikan karakter. Jenis penelitian ini adalah penelitian

dengan pendekatakn kualitatif. Penelitian dilakukan di SD

Muhammadiyah Sapen Yogyakarta, dengan subjek kepala sekolah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

41

guru, dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam

melaksanakan pendidikan karakter disiplin di SD Muhammadiyah

Sapen dilakukan melalui sembilan kebijakan, yaitu (1) membuat

program pendidikan karakter, (2) menetapkan aturan sekolah dan

aturan kelas, (3) melakukan sholat Dhuha dan Sholat Dhuhur

berjamaah, (4) membuat pos afektif di setiap kelas, (5) memantau

perilaku kedisiplinan siswa di rumah melalui buku catatan kegiatan

harian, (6) memberikan pesan-pesan afektif di berbagai sudut sekolah,

(7) melibatkan orang tua, (8) melibatkan komite sekolah, dan (9)

menciptakan iklim kelas yang kondusif. Dalam penelitian ini,

persamaan penelitian Wuri dkk dengan peneliti adalah untuk

mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter yang dilaksanakan di

SD. Selain itu, peneliti tertarik dengan 9 kebijakan yang sudah

dilaksanakan di SD Muhammadiyah Sapen dalam menanamkan nilai

karakter disiplin. Dalam penelitian Wuri dkk juga memberikan

gambaran kepada peneliti mengenai 9 kebijakan yang dapat dilakukan

untuk mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin di SD

sehingga sangat membantu peneliti dalam melakukan penelitian

survei.

4. Penelitian keempat yang relevan adalah penelitian yang dilakukan

oleh Hengkang (2015), berjudul ‘’Pengembangan Media Komik

Berbasis Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Tematik-Integratif

Kelas IV SD’’. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media

komik berbasis pendidikan karakter, mengetahui kelayakan media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

42

komik berbasis karakter, dan mengetahui keefektifan media komik

berbasis karakter terhadap pengembangan karakter siswa kelas IV SD.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Pangen Gudang

Purworejo yang berjumlah 35 siswa dengan rincian: 6 siswa untuk uji

coba terbatas dan 29 siswa untuk uji coba lapangan. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa: (1) telah dihasilkan media komik berbasis

pendidikan karakter pada pembelajaran tematik-integratif, (2) media

komik yang dikembangkan ditinjau dari variabel kualitas aspek media

dan aspek materi menurut ahli, menurut guru, dan hasil respon siswa

berkategori sangat baik, (3) pembelajaran dengan media komik yang

dikembangkan efektif meningkatkan nilai karakter siswa. Peningkatan

karakter disiplin siswa masuk dalam kategori sedang dengan nilai gain

score sebesar 0,62 dan peningkatan karakter tanggung jawab siswa

masuk dalam kategori sedang dengan nilai gain score sebesar 0,66.

Persamaan penelitian Hengkang dengan penelitian yang akan

dilakukan peneliti adalah sama-sama memberikan penguatan

pendidikan karakter untuk anak SD, namun dalam penelitian

Hengkang menggunakan jenis penelitian pengembangan, sedangkan

peneliti hanya akan melakukan kegiatan survei. Selain itu, peneliti

juga tertarik dengan penggunaan media komik berbasis pendidikan

karakter pada pembelajaran tematik-integratif yang tentunya dapat

lebih efektif dalam menanamkan nilai-nilai karakter serta mendorong

peserta didik untuk lebih aktif dalam belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

43

5. Penelitian kelima yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh

Yeni dan Muhammad (2017), berjudul ‘’Strategi Sekolah dalam

Penguatan Pendidikan Karakter Siswa dengan Memaksimalkan Peran

Orang Tua’’. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap strategi

sekolah dalam memaksimalkan peran orang tua sebagai upaya

penguatan pendidikan karakter siswa. Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah

kepala sekolah, siswa, dan guru di SD Negeri 62 Palembang. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa mengangkat nilai-nilai karakter

sebagai bagian dari perumusan visi, misi, dan tujuan lembaga, serta

berusaha keras mewujudkannya melalui kegiatan riil sehari-hari,

membangun hubungan yang kuat, dalam upaya penguatan nilai-nilai

karakter bagi siswa, menyiapkan pendidik yang benar-benar berjiwa

pendidik sehingga mengutamakan tugas-tugas pendidikan dan

bertanggung jawab terhadap kesuksesan pendidikan karakter peserta

didiknya, mengkondisikan lingkungan sekolah yang aman, nyaman

dan menstimulasi pendidikan karakter, dan mengkondisikan

lingkungan yang islami baik dalam beribadah, bekerja, pergaulan

sosial, maupun kebersihan. Judul penelitian yang dilaksanakan oleh

Yeni dan Muhammad cukup membuat peneliti merasa ingin tahu lebih

mendalam dalam memberikan gambaran kepada peneliti mengenai

strategi apa saja yang dilakukan di sekolah guna memberikan

penguatan pendidikan karakter pada peserta didik dalam

memaksimalkan peran orang tua yang sejatinya memang perlu untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

44

dilakukan. Selain itu, penelitian ini juga mempunyai relevansi yang

sama-sama membahas meneliti penguatan pendidikan karakter di

sekolah dasar negeri.

Kelima penelitian tersebut, memberikan dorongan kepada peneliti

untuk melakukan penelitian mengenai Survei Implementasi Program

Penguatan Pendidikan Karakter Di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar

se-Kecamatan Ngaglik dengan jumlah populasi 204 guru kelas I-VI.

Peneliti menggunakan sistem random sampling untuk menentukan

sampel penelitian. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui Survei dan Kesesuaian Implementasi

Pelaksanaan Program Penguatan Pendidikan Karakter Di Satuan

Pendidikan Sekolah Dasar se-kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.

Berdasarkan keempat penelitian yang relevan tersebut, peneliti

membuat sebuah bagan tentang literature map. Literature map akan

menunjukkan hubungan antara penelitian yang relevan dengan

penelitian yang dilakukan. Literature map dapat dilihat pada gambar

2.5 berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

45

Gambar 2.5 Literature map penelitian yang relevan

Lestari (2019)

Survei Implementasi Program

Penguatan Pendidikan Karakter

Berbasis Kelas Di Satuan

Pendidikan Sekolah Dasar se-

Kecamatan Ngaglik Kabupaten

Sleman

Jumaruddin dkk (2014)

Pengembangan Model

Pembelajaran Humanis Religius

dalam Pendidikan Karakter di

Sekolah Dasar

Ricca (2014)

Implementasi Pendidikan

Karakter di Homeschooling Kak

Seto Yogyakarta

Wuri dkk (2014)

Pendidikan Karakter Disiplin di

Sekolah Dasar

Hengkang (2015)

Pengembangan Media Komik

Berbasis Pendidikan Karakter

Pada Pembelajaran Tematik-

Integratif Kelas IV SD

Yeni dan Muhammad (2017)

Strategi Sekolah Dalam

Penguatan Pendidikan Karakter

Siswa Dengan Memaksimalkan

Peran Orang Tua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

46

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan karakter merupakan suatu hal penting yang harus ditanamkan

dalam diri anak sejak kecil. Dalam menanamkan pendidikan karakter, tentu dapat

diajarkan melalui lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh sebab itu,

peran keluarga, pendidik, maupun masyarakat sekitar sangat dibutuhkan dalam

membangun karakter anak bangsa yang lebih baik.

Namun, faktanya peneliti sering menjumpai peserta didik yang suka

mengganggu temannya di sekolah. Selain itu, di lingkungan masyarakat sendiri

pun masih banyak anak-anak yang berperilaku kurang sopan dengan orang

tuanya. Semua hal tersebut, membuktikan bahwa karakter anak didik bangsa

Indonesia sudah mulai kabur atau menghilang dalam diri anak. Oleh karena itu,

dengan adanya arahan Presiden Joko Widodo kepada Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di

setiap lembaga pendidikan sangat membantu, terutama dalam satuan pendidikan

tingkat dasar. Atas dasar ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir

Effendy merencanakan program penguatan pendidikan karakter (PPK) secara

bertahap dari mulai tahun 2016. Dengan program tersebut, di setiap satuan

pendidikan terutama di SD dapat melakukan implementasi program PPK yang

dilakukan dengan tiga pendekatan utama. Pendekatan tersebut diantaranya melalui

pendekatan berbasis kelas, budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Melalui

ketiga pendekatan ini diharapkan dapat membantu setiap satuan pendidikan dalam

mengimplementasikan program PPK.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan survei mengenai

Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Satuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

47

Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Dalam survei ini, diharapkan setiap SD se-Kecamatan Ngaglik sudah

mengimplementasikan program PPK berbasis kelas. Pendekatan berbasis kelas,

seorang guru dapat mengimplementasikan melalui pengintegrasian PPK dalam

kurikulum, manajemen kelas yang baik, pemilihan dan penggunaan metode

pembelajaran yang sesuai dengan tema/topik pembelajaran, pengintegrasian

melalui mata pelajaran khusus, melalui gerakan literasi di awal pembelajaran,

serta dapat diimplementasikan melalui layanan bimbingan dan konseling. Dengan

demikian, peneliti berharap bahwa karakter dalam diri anak dapat tertanamkan

dengan baik dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

48

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam Bab III ini akan membahas jenis penelitian, waktu dan

tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan

teknik analisis data.

A. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif

dengan metode survei. Sudaryono, (2016: 12) mengatakan bahwa

penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang diturunkan untuk

mendeskripsikan suatu keadaan atau suatu fenomena apa adanya. Metode

survei adalah metode di dalam suatu bentuk dari suatu teknik penelitian

yang mana informasinya ini dikumpulkan dari beberapa sampel berupa

orang, mengumpulkanya dengan memberi pertanyaan yang dijawab

langsung oleh orang tersebut. Ciri khas dari metode survei ini adalah data

dikumpulkan dari responden yang jumlahnya banyak dengan

menggunakan kuesioner. (Effendi, 2012: 3) mengatakan bahwa survei

dibatasi pada penelitian dengan data yang dikumpulkan dari sampel untuk

mewakili seluruh populasi. Peneliti menggunakan metode survei dengan

tujuan untuk mengetahui tentang survei dan kesesuaian implementasi

pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter (PPK) berbasis kelas

yang dilaksanakan di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten

Sleman Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

49

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik

Kabupaten Sleman Yogyakarta. Pemilihan lokasi penelitian ini

didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut:

a. Kecamatan Ngaglik memiliki jumlah sekolah dasar negeri yang

lebih banyak dibandingkan dengan kecamatan lain.

b. Di SD Negeri Kecamatan Ngaglik belum pernah dilakukan

penelitian mengenai Implementasi Program Penguatan

Pendidikan Karakter Berbasis Kelas.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2018 sampai dengan Juni

2019. Jadwal kegiatan yang dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Tahun 2018 Tahun 2019

Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni

1. Penyusunan

Proposal

2. Mengurus

Perizinan

3.

Penyusunan

Instrumen

Penilaian

4.

Validasi

Instrumen dan

Revisi

5. Penyebaran

Instrumen

6. Pengumpulan

Data

7. Pengolahan

Data

8. Penyusunan

Laporan

9. Revisi

10. Ujian Skripsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

50

Tabel 3.1 di atas merupakan jadwal peneliti yang dimulai pada bulan

Mei 2018 mengenai penyusunan proposal. Kemudian, pada bulan Juni peneliti

mengurus perizinan yang dilakukan di instansi-instansi terkait lalu menyusun

instrumen penilaian. Selanjutnya, pada bulan Juni peneliti melakukan validasi

instrumen yang diberikan kepada para ahli dan merevisinya. Pengumpulan

data mulai dilakukan peneliti pada pertengahan bulan Juli. Kemudian, peneliti

mengolah data yang sudah diperoleh mulai bulan September sampai

November. Pada bulan Desember sampai dengan Januari peneliti menyusun

laporan skripsi, yang kemudian dilakukan revisi kembali sampai pada bulan

Mei 2019. Terakhir, peneliti melaksanakan ujian skripsi pada bulan Juni 2019.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2015: 135) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Arikunto (2013: 173)

mengungkapkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Dari pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa populasi adalah

kumpulan dari seluruh objek yang akan diteliti. Populasi dalam

penelitian ini adalah guru kelas I-VI SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik

yang berjumlah 30 SD. Populasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel

3.2 berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

51

Tabel 3.2 Populasi Penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik

No NAMA SD Kelas

Paralel

Alamat

Jumlah

Guru

Kelas

1. SD N Taraman 1 Taraman, Sinduharjo 6

2. SD N Minomartani 1 1 Mlandangan, Minomartani 6

3. SD N Minomartani 2 1 Jl.Tengiri Raya, Minomartani 6

4. SD N Minomartani 6 1 Jl. Kakap XI, Minomartani 6

5. SD N Rejodani 1 Jl. Palagan Tentara Pelajar km11 6

6. SD N Karangjati 1 Jl. Plosokuning Raya No. 63, 6

7. SD N Gentan 2 Gentan, Sinduharjo 12

8. SD N Dayuharjo 2 Jl. Damai Prujakan, Sinduharjo 12

9. SD N Jongkang 2 Sedan, Kelurahan Sariharjo 12

10. SD N Clumprit 1 Clumprit, Sardonoharjo 6

11. SD N Wonosalam 1 Wonosalam, Sukoharjo 6

12. SD N Sariharjo 1 Jl. Jongkang Baru, Sariharjo 6

13. SD N Karangmloko 1 1 Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 8 6

14. SD N Karangmloko 2 1 Tegalrejo, Sariharjo 6

15. SD N Banteran 1 1 Bakalan, Kelurahan Donoharjo 6

16. SD N Ngaglik 1 Pencarsari, Sardonoharjo 6

17. SD N Ngebelgede 1 1 Ngalangan, Sardonoharjo 6

18. SD N Ngebelgede 2 1 Bendolole, Sardonoharjo 6

19. SD N Donoharjo 1 Jetis Suruh, Donoharjo 6

20. SD N Rejosari 1 Rejosari, Sardonoharjo 6

21. SD N Sardonoharjo 1 1 Candi Dukuh, Sardonoharjo 6

22. SD N Sardonoharjo 2 1 Candiwinangun, Sardonoharjo 6

23. SD N Seloharjo 1 Karanglo, Kelurahan Sukoharjo 6

24. SD N Selomulyo 1 Sembung, Kelurahan Sukoharjo 6

25. SD N Sukomulyo 1 Surirejo, Kelurahan Sukoharjo 6

26. SD N Sukosari 1 Losari, Kelurahan Sukoharjo 6

27. SD N Brengosan 1 1 Kayunan, Kelurahan Donoharjo 6

28. SD N Brengosan 2 1 Kayunan, Kelurahan Donoharjo 6

29. SD N Candirejo 1 Candirejo, Sardonoharjo 6

30. SD N Nglempong 2 Nglempong, Sariharjo 12

Jumlah 34 204

Tabel 3.2 di atas menunjukkan populasi yang terdiri dari 30 SD Negeri se-

Kecamatan Ngaglik dengan jumlah total populasi guru kelas sebanyak

204. Dari 30 SD tersebut, ada 4 SD yang sudah paralel yaitu SD N Gentan,

SD N Dayuharjo, SD N Jongkang dan SD N Nglempong.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

52

2. Sampel

Arikunto (2013: 174) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Sugiyono (2017: 111) mengatakan bahwa

sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Berdasarkan dua pendapat tersebut, peneliti

menyimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari bagian pengamatan

dari suatu populasi yang diambil dengan metode tertentu untuk

membuat kesimpulam tentang populasi tersebut. Pengambilan sampel

dalam penelitian ini dihitung berdasarkan penentuan sampel minimal

menurut tabel Krejcie dan Morgan dengan tingkat kepercayaan 95%

dan kesalahan 5%. Adapun penentuan sampel mengacu pada aturan

tabel Krejcie dan Morgan, Sumanto (dalam Suharsaputra, 2014) yaitu

sebagai berikut:

Tabel 3.3 Penentuan Sampel Minimal Menurut Krejcie dan Morgan

N S N S N S

10 10 220 140 1200 291

15 14 230 144 1300 297

20 19 240 148 1400 302

25 24 250 152 1500 306

30 28 260 155 1600 310

35 32 270 159 1700 313

40 36 280 162 1800 317

45 40 290 165 1900 320

50 44 300 169 2000 322

55 48 320 175 2200 327

60 52 340 181 2400 331

65 56 360 186 2600 335

70 59 380 191 2800 338

75 63 400 196 3000 341

80 66 420 201 3500 346

85 70 440 205 4000 351

90 73 460 210 4500 354

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

53

N S N S N S

95 76 480 214 5000 357

100 80 500 217 6000 361

110 86 550 226 7000 364

120 92 600 234 8000 367

130 97 650 242 9000 368

140 103 700 248 10000 370

150 108 750 254 15000 375

160 113 800 260 20000 377

175 118 850 265 30000 379

180 123 900 269 40000 380

190 127 950 274 50000 381

200 132 1000 278 75000 382

210 136 1100 285 1000000 384 Keterangan : N = Populasi S = Sampel

Tabel 3.3 di atas menunjukkan keterangan praktis untuk

menentukan jumlah sampel yang harus diambil berdasarkan jumlah

populasi yang ada. Misalnya dalam penelitian ini jumlah seluruh populasi

guru kelas di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sebanyak 204, karena

jumlah populasi penelitian sebesar (204 guru) tidak terdapat dalam tabel,

maka peneliti mengambil jumlah populasi yang mendekati dengan jumlah

populasi penelitian yaitu 200. Maka, sampel yang harus diambil sebanyak

132 guru kelas. Agar persentase sampel setiap sekolah seimbang, maka

sampel ditentukan sebanding dengan banyaknya subjek dalam setiap

sekolah, yaitu dengan cara:

Untuk sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3. 4 berikut ini.

Sampel Sekolah =

132)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

54

Tabel 3.4 Sampel Penelitian Setiap Sekolah

No. Nama SD Jumlah

Guru Kelas

Krejcie Sampel Penelitian

Perhitungan Jumlah

Sampel

Jumlah Sampel

Bulat

1. SD N Taraman 6 88,3132204

6x

4

2. SD N Minomartani 1 6 88,3132204

6x

4

3. SD N Minomartani 2 6 88,3132204

6x 4

4. SD N Minomartani 6 6 88,3132204

6x 4

5. SD N Rejodani 6 88,3132204

6x 4

6. SD N Karangjati 6 88,3132204

6x 4

7. SD N Gentan 12 76,7132204

12x

8

8. SD N Dayuharjo 12 76,7132204

12x

8

9. SD N Jongkang 12 76,7132204

12x

8

10. SD N Clumprit 6 88,3132204

6x 4

11. SD N Wonosalam 6 88,3132204

6x 4

12. SD N Sariharjo 6 88,3132204

6x 4

13. SD N Karangmloko 1 6 88,3132204

6x 4

14. SD N Karangmloko 2 6 88,3132204

6x 4

15. SD N Banteran 1 6 88,3132204

6x 4

16. SD N Ngaglik 6 88,3132204

6x 4

17. SD N Ngebelgede 1 6 88,3132204

6x 4

18. SD N Ngebelgede 2 6 88,3132204

6x 4

19. SD N Donoharjo 6 88,3132204

6x 4

20. SD N Rejosari 6 88,3132204

6x 4

21. SD N Sardonoharjo 1 6 88,3132204

6x 4

22. SD N Sardonoharjo 2 6 88,3132204

6x

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

55

No. Nama SD Jumlah

Guru Kelas

Krejcie Sampel Penelitian

Perhitungan Jumlah

Sampel

Jumlah Sampel

Bulat

23. SD N Seloharjo 6 88,3132204

6x

4

24. SD N Selomulyo 6 88,3132204

6x

4

25. SD N Sukomulyo 6 88,3132204

6x

4

26. SD N Sukosari 6 88,3132204

6x 4

27. SD N Brengosan 1 6 88,3132204

6x

4

28 SD N Brengosan 2 6 88,3132204

6x

4

29. SD N Candirejo 6 88,3132204

6x

4

30. SD N Nglempong 12 76,7132204

12x

8

Jumlah 204 136 136

Tabel 3.4 di atas merupakan hasil dari perhitungan sampel yang

akan diambil. Berdasarkan perhitungan sampel pada setiap sekolah, maka

sampel yang akan digunakan sebanyak 136 guru kelas. Setelah

menentukan besar sampel pada setiap sekolah, peneliti melanjutkan untuk

melakukan teknik sampling yang digunakan yaitu probality sampling

dengan teknik simple random sampling. Probality sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang/kesempatan sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel

(Sugiyono, 2018: 121). Sedangkan, simple random sampling adalah

pengambilan sampel dari sebuah populasi secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2018: 122).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

56

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012: 64). Variabel dalam penelitian ini adalah survei implementasi

program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di satuan

pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian

ini yaitu kuesioner, studi dokumenter, dan wawancara.

1. Kuesioner

Zuriah (2006: 182) mengatakan bahwa kuesioner adalah suatu alat

pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan

tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015: 199). Jadi, kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan jenis kuesioner tertutup dan

terbuka. Kuesioner tertutup dalam penelitian ini terdiri dari 11 aitem.

Kuesioner tertutup dikerjakan dengan memberi tanda cheklist (√) pada

kolom ‘’ya’’ atau ‘’tidak’’. Lalu, dilanjutkan dengan kuesioner terbuka

yang berjumlah 11 aitem. Kuesioner terbuka dikerjakan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

57

menguraikan jawaban berdasarkan dari jawaban kuesioner tertutup

sebelumnya. Tujuan kuesioner ini adalah untuk mengetahui survei

implementasi program PPK berbasis kelas yang sudah diterapkan dan

kesesuaian implementasi pelaksanaan program PPK di SD Negeri se-

Kecamatan Ngaglik.

2. Studi Dokumenter

Studi dokumenter adalah teknik pengumpulan data yang menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar,

maupun elektronik (Sukmadinata, 2011: 221). Studi dokumenter

adalah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti

melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen yang diperlukan

selama penelitian (Mahdi, 2014: 119). Berdasarkan kedua pendapat

tersebut peneliti menyimpulkan bahwa studi dokumenter adalah teknik

pengumpulan data yang mencakup analisis dokumen baik itu dalam

bentuk tertulis maupun elektronik dalam melakukan penelitian. Studi

dokumenter yang diperoleh selama penelitian ini yaitu perolehan data

sekolah dasar di Kecamatan Ngaglik dari kantor UPTD Pendidikan

Kecamatan Ngaglik. Data-data tersebut berupa daftar nama SD, daftar

nama kepala sekolah, serta alamat sekolah.

3. Wawancara

Hikmawati (2017: 83) mengungkapkan bahwa wawancara

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu. Sedangkan menurut (Sukmadinata, 2011: 216)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

58

wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukana secara

lisan dalam tatap muka secara individual. Berdasarkan dua pendapat di

atas dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah kegiatan tanya jawab

antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan suatu informasi.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti menggunakan wawancara

terstruktur. Wawancara terstruktur artinya peneliti atau pengumpul

data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

diperoleh (Hikmawati 2017: 83). Wawancara dilakukan pada bulan

November 2018 terhadap satu guru kelas dan tiga kepala sekolah yang

dipilih secara random di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik. Tujuan

peneliti melakukan wawancara yaitu untuk mengetahui survei

impementasi program PPK berbasis kelas yang dilakukan oleh

responden. Selain itu, peneliti juga menggali informasi lebih

mendalam tentang permasalahan yang sering terjadi di kelas saat

pembelajaran guna untuk dijadikan data awal dalam merumuskan latar

belakang.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen non tes.

Instrumen non tes yang digunakan berupa kuesioner dan wawancara

terstruktur. Kuesioner yang digunakan oleh peneliti menggunakan jenis

kuesioner tertutup dan terbuka. Dalam menggunakan kuesioner terbuka ini

dapat mengetahui konsistensi jawaban dari responden. Peneliti

menggunakan instrumen kuesioner yang telah disusun oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan yang terdapat dalam buku pedoman supervisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

59

klinis yang disusun pada tahun 2017. Instrumen kuesioner tertutup dan

terbuka ini digunakan untuk mengetahui survei dan kesesuaian

implementasi pelaksanaan program PPK yang sudah dilakukan di seluruh

SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik. Sedangkan untuk wawancara, peneliti

menggunakan wawancara terstruktur yang terdapat pedoman pertanyaan.

Berikut ini penjelasan mengenai kuesioner tertutup, terbuka, dan pedoman

wawancara terstruktur.

1. Kuesioner tertutup

Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang diwajibkan oleh responden

secara oleh faktor-faktor tertentu misalnya faktor subjektivitas

seseorang (Achmadi, 2009: 77). Instrumen kuesioner tertutup dan

terbuka, peneliti menggunakan teori kategori implementasi program

PPK berbasis kelas seperti mengintegrasikan PPK dalam kurikulum,

manajemen kelas, metode pembelajaran, layanan bimbingan dan

konseling. Berikut ini adalah kisi-kisi untuk kuesioner tertutup.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Tertutup

Aspek Nomor

Aitem

Sosialisasi

Mendapatkan sosialisasi PPK 1

Sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) 2

Pra Observasi

Integrasi PPK dalam desain silabus 3

Integrasi PPK dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4

Observasi Kelas

Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran 5

Mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK 6

Menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan PPK 7

Mengaitkan materi pembelajaran dengan kegiatan sehari-hari 8

Memfasilitasi perkembangan karakter peserta didik 9

Mencatat perkembangan karakter peserta didik 10

Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang karakter

yang dituangkan dalam RPP 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

60

Tabel 3.5 di atas merupakan tabel kisi-kisi kuesioner tertutup yang terdiri

dari 3 aspek antara lain sosialiasi, pra observasi dan observasi kelas.

Aspek sosialisasi terdapat pada nomor 1 dan 2. Aspek pra observasi

terdapat pada nomor 3 dan 4. Sedangkan untuk aspek observasi kelas

terdapat pada nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11. Berikut ini bentuk instrumen

kuesioner tertutup berbasis kelas.

Tabel 3.6 Instrumen Kuesioner Tertutup

No Aspek yang Diamati Ya Tidak

SOSIALISASI

1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru yang

mengikuti pelatihan PPK?

2 Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK

melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)?

PRA OBSERVASI

3 Apakah Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK

dalam desain silabus?

4 Apakah Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di

silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?

OBSERVASI KELAS

5 Apakah Bapak/Ibu melaksanakan pembiasaan sikap/karakter

sebelum memulai pembelajaran?

6 Apakah Bapak/Ibu mengelola kelas dengan mengintegrasikan

nilai-nilai karakter?

7 Apakah Bapak/Ibu menerapkan metode pembelajaran yang

mendukung nilai-nilai karakter?

8 Apakah Bapak/Ibu mengaitkan isi materi pembelajaran dengan

persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)?

9 Apakah Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP?

10 Apakah Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter siswa?

11 Apakah Bapak/Ibu memberikan umpan balik kepada siswa

tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP?

Tabel 3.6 di atas merupakan instrumen kuesioner tertutup yang terdiri dari tiga

aspek (sosialisasi, pra observasi dan observasi kelas) serta terdiri dari 11 aitem.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

61

Instrumen kuesioner dalam penelitian ini hanya menggunakan dua

pilihan jawaban yaitu ‘’ya’’ atau ‘’tidak’’. Oleh karena itu, skala skor dalam

lembar penilaian instrumen kuesioner yang digunakan oleh peneliti yaitu Skala

Guttman. Skala Guttman digunakan untuk mendapatkan informasi yang tegas

dari responden mengenai Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan

Karakter Berbasis Kelas se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Skala

Guttman merupakan skala yang hanya terdiri dari dua interval yaitu ‘’ya’’ atau

tidak, ‘’setuju’’ atau ‘’tidak’’ (Sugiyono, 2012: 140). Berikut ini merupakan

tabel skor skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.7 Skor Jawaban Instrumen Penelitian

Jawaban Skor

Ya 1

Tidak 0

Tabel 3.7 merupakan skor jawaban instrumen penelitian dengan dua kriteria

jawaban yaitu ‘’ya’’ dan ‘’tidak’’. Jawaban ‘’ya’’ diberi skor 1 dan untuk jawaban

‘’tidak’’ diberi skor 0.

2. Kuesioner terbuka

Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang apabila responnya tentang masalah yang

dipertanyakan (Achmadi, 2009: 77). Berikut ini kisi-kisi untuk kuesioner terbuka

berbasis kelas.

Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner Terbuka

Aspek Nomor

Aitem

Praktik baik yang dilakukan 1

Informasi PPK selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG) 2

Cara mengintegrasikan PPK dalam desain silabus 3

Cara mengintegrasikan PPK di silabus ke dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4

Cara pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

62

Aspek Nomor

Aitem

Cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK 6

Metode pembelajaran yang digunakan untuk mendukung PPK 7

Cara mengaitkan isi materi pembelajaran dengan PPK 8

Cara memfasilitasi peserta didik untuk menumbuhkembangkan

karakter yang dirancang dalam RPP 9

Cara mencatat perkembangan karakter peserta didik 10

Kendala yang dihadapi 11

Tabel 3.8 merupakan kisi-kisi instrumen kuesioner terbuka yang terdiri

dari 11 aitem. Kuesioner terbuka dijawab dengan cara mendeskripsikan

jawaban berdasarkan kuesioner tertutup. Berikut ini bentuk instrumen

kuesioner terbuka berbasis kelas.

Tabel 3.9 Instrumen Kuesioner Terbuka

No Aitem Jawaban

1. Praktik baik apa saja yang sudah dilakukan oleh Bapak/Ibu

dalam implementasi PPK?

2. Selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG), darimana

Bapak/Ibu mendapatkan informasi tentang PPK?

3. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai

utama PPK dalam desain silabus?

4.

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai

Utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)?

5. Cara pembiasaan sikap/karakter seperti apa yang dilakukan

Bapak/Ibu sebelum memulai pembelajaran?

6. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengelola kelas dengan

mengintegrasikan nilai-nilai karakter?

7. Metode pembelajaran yang seperti apa yang biasa digunakan

di sekolah untuk mendukung penerapan nilai-nilai karakter?

8. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan isi materi

pembelajaran dengan penguatan pendidikan karakter?

9. Bagaimana cara Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP?

10. Bagaimana cara Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter

siswa?

11. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi Bapak/Ibu dalam

implementasi PPK?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

63

3. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan menggunakan pedoman

wawancara secara sistematis. Wawancara ini dilakukan pada bulan November

tahun 2018. Narasumber pada wawancara ini yaitu satu guru kelas dan tiga kepala

sekolah di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik yang dipilih secara random.

Pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut ini.

Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Guru

No. Pertanyaan

1. Dari mana saja Bapak/Ibu memperoleh informasi tentang program

PPK?

2. Praktik baik apa saja yang sudah dilaksanakan peserta didik dalam

menguatkan nilai-nilai PPK?

3. Bagaimana Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai PPK dalam

pembelajaran di kelas?

4. Apa saja metode/model pembelajaran yang sering digunakan dalam

pembelajaran?

5. Karakter buruk apa saja yang sering dilakukan peserta didik selama

pembelajaran di kelas?

6. Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi peserta didik yang memiliki

karakter yang kurang baik?

Tabel 3.10 di atas merupakan pedoman wawancara guru yang dilakukan oleh

peneliti. Pedoman wawancara tersebut terdiri dari enam pertanyaan yang

membahas secara umum mengenai program PPK.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tentu dilakukan

pengujian instrumen berupa validitas. Validitas merupakan suatu instrumen

penelitian akan diangggap menghasilkan data yang valid apabila instrumen

tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang

digunakan peneliti yaitu validitas isi dan validitas muka/rupa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

64

1. Validitas Isi

Validitas isi merupakan suatu alat pengukur yang ditentukan oleh

sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang

dianggap sebagai kerangka konsep (Effendi, 2012: 129). Validasi

penelitian ini diberikan kepada 10 guru dari 9 sekolah yang berasal

dari luar Kabupaten Sleman, tetapi masih dalam wilayah Yogyakarta.

Instrumen yang divaliadasi yaitu berupa 11 aitem pertanyaan yang

berkaitan dengan implementasi program penguatan pendidikan

karakter berbasis kelas. Kesepuluh validator tersebut antara lain, DP

dari SD N Bhayangkara, DK dari SD N Bantul 1, L dari SD N

Ungaran 1, NWM dari SD N Keputran 1, S dari SD N 4 Wates, AA

dari SD Muhammadiyah Jogodayoh, BAP dari SD Joannes Bosco, H

dan TKR dari SMP N 1 Bantul, BM dari SD Muhammadiyah

Karangkajen.

Ahli memberikan nilai pada lembar penilaian yang telah diberikan.

Skala skor dalam lembar penilaian instrumen validasi menggunakan

Skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang untuk mengukur

sikap dengan skala ordinal (Subali, 2012: 22). Skala skor yang

digunakan dalam Skala Likert meliputi skor 1: tidak sesuai, skor 2:

kurang sesuai, skor 3: sesuai, skor 4: sangat sesuai. Kemudian, hasil

akhir yang diperoleh dari ahli dikategorikan dengan menggunakan

kriteria kelayakan instrumen penelitian. Namun, sebelum mendapatkan

kriteria kelayakan instrumen penelitian, peneliti melakukan modifikasi

dengan menggunakan kategorisasi pada konversi nilai skala lima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

65

Berikut ini langkah-langkah penjelasan mengenai modifikasi konversi

nilai skala lima (Sukardjo, 2006:52).

Tabel 3.11 Konversi Nilai Skala Lima

K

eterangan :

Rerata ideal ( Xi) :

(skor maksimal ideal + skor minimal

ideal)

Simpangan baku ideal (SBi) :

(skor maksimal ideal – skor minimal

ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumusan tersebut, peneliti melakukan modifikasi

dengan menggunakan kategorisasi pada nilai skala lima sebagai berikut:

Tabel 3.12 Modifikasi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

i + 1,80 Sbi Sangat layak untuk digunakan

Xi 0,60 S i i + 1, 80SBi Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit

Xi - 0,60 S i i + 0, 60SBi Kurang layak dengan revisi banyak

Xi - 1, 0 S i i + 0, 60SBi Tidak layak revisi total

i – 1,80SBi Sangat tidak layak revisi total

Interval Skor Kategori

i + 1,80 Sbi Sangat baik

Xi 0,60 S i i + 1, 80SBi Baik

Xi - 0,60 S i i + 0, 60SBi Cukup

Xi - 1, 0 S i i + 0, 60SBi Kurang

i – 1,80SBi Sangat kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

66

Keterangan :

Rerata ideal ( Xi) :

(skor maksimal ideal + skor minimal

ideal)

Simpangan baku ideal (SBi) :

(skor maksimal ideal – skor minimal

ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data

kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan

menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif

pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut :

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 68

Skor minimal ideal : 17

Rerata ideal ( Xi) :

(68 + 17) = 42,5

Simpangan baku ideal (SBi) :

(68 – 17) = 8,5

Ditanyakan :

Interval skor kategori sangat layak digunakan, layak digunakan dengan

revisi sedikit, kurang layak dengan revisi banyak, tidak layak revisi total,

sangat tidak layak revisi total.

Jawaban :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

67

Tabel 3.13 Pengkategorisasian Interval Skor

Kategori Rumus

Sangat layak

untuk digunakan

i + 1,80SBi

42,5 (1, 0 . ,5)

42,5 15,3

57,

Layak untuk

digunakan dengan

revisi sedikit

= Xi + 0,60SBi i + 0,60SBi

= 42,5 + (0,60 . 8,5) 42,5 (1, 0 . ,5)

42,5 (5,1 42,5 15,3)

47,6 57,

Kurang layak

dengan revisi

banyak

= Xi - 0,60SBi i + 0,60SBi

= 42,5 – (0,60 . ,5) 42,5 + (0,60 . 8,5)

= 42,5 – 5,1 42,5 + 5,1

37,4 47,6

Tidak layak revisi

total

= Xi – 1,80SBi i - 0,60SBi

= 42,5 – (1, 0 . ,5) 42,5 (0,60 . .5)

= 42,5 – 15,3 42,5 . 5,1

27,2 37,4

Sangat tidak layak

revisi total

i – 1,80SBi

42,5 – (1,80.8,5)

42,5 – 15,3

27,2

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh kategori data kuantitatif

menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.

Tabel 3.14 Kriteria Skor Skala Lima

Interval Skor Kriteria

57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan

47,6 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit

37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak

27,3 – 37,4 Tidak layak revisi total

27,2 Sangat tidak layak revisi total

Berdasarkan tabel di atas, interval skor 57,9 – 68 masuk dalam

kategori/kriteria sangat layak untuk digunakan. Interval skor 47,6 – 57,8

masuk dalam kategori/kriteria layak untuk digunakan dengan revisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

68

sedikit. Interval skor 37,5 – 47,6 masuk dalam kategori/kriteria kurang

layak dengan revisi banyak. Interval skor 27,3 – 37,4 masuk dalam

kategori/kriteria tidak layak revisi total. Sedangkan untuk interval skor

27,2 masuk dalam kategori/kriteria sangat tidak layak revisi total. Berikut

ini hasil validasi instrumen dari 10 validator berdasarkan kriteria

kelayakan instrumen penelitian.

Tabel 3.15 Rekapitulasi Hasil Validitas Isi

No Validator Instansi Skor Keterangan

1 D.P SD N Bhayangkara 50 Layak untuk digunakan

dengan revisi sedikit

2 D.K SD N Bantul 1 66 Sangat layak untuk

digunakan

3 L SD N Ungaran 64 Sangat layak untuk

digunakan

4 N.W.M SD N Keputran 1 64 Sangat layak untuk

digunakan

5 S SD N 4 Wates 68 Sangat layak untuk

digunakan

6 A.A SD Muhammadiyah

Jogodayoh 64

Sangat layak untuk

digunakan

7 B.A.P SD Joannes Bosco 55 Layak untuk digunakan

dengan revisi sedikit

8 H SMP 1 Bantul 63 Sangat layak untuk

digunakan

9 T.K.R SMP 1 Bantul 54 Layak untuk digunakan

dengan revisi sedikit

10 B.M SD Muhammadiyah

Karangkajen 67

Sangat layak untuk

digunakan

Berdasarkan tabel 3.14 ada tiga validator menyatakan instrumen layak

dengan revisi sedikit dengan total skor sebanyak 159, sedangkan tujuh

validator menyatakan instrumen sangat layak digunakan dengan total 456.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

69

Dalam penelitian ini ada 10 ahli yang ditunjuk sebagai validator.

Ahli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seorang guru atau

kepala sekolah yang memiliki bidang keahlian mengenai program

penguatan pendidikan karakter. Selain itu, 10 validator ini adalah guru

atau kepala sekolah yang mengajar di sekolah yang telah ditunjuk oleh

pemerintah sebagai sekolah percontohan atau (pilot project) dalam

mengimplementasikan program PPK. Ahli pertama yang ditunjuk

sebagai validator adalah DP dari SD N Bhayangkara. Beliau menilai

instrumen layak untuk digunakan dengan revisi sedikit. Revisi tersebut

terdapat pada item nomor 2, 7, 8, dan 11. Beliau ditunjuk sebagai

validator karena beliau mengajar di sekolah yang ditunjuk sebagai

tempat untuk mengimplementasikan PPK. Ahli kedua yang ditunjuk

sebagai validator adalah DK dari SD N Bantul 1. Beliau menilai

instrumen sangat layak untuk digunakan. Beliau ditunjuk sebagai

validator karena beliau mengajar di sekolah yang ditunjuk sebagai

tempat untuk mengimplementasikan PPK.

Ahli ketiga yang ditunjuk sebagai validator adalah L dari SD N

Ungaran 1. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan.

Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah

yang ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK. Ahli

keempat yang ditunjuk sebagai validator adalah NWM dari SD N

Keputran 1. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan.

Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah

yang ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK. Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

70

kelima yang ditunjuk sebagai validator adalah S dari SD N 4 Wates.

Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan. Beliau

ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah yang

ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK.

Ahli keenam yang ditunjuk sebagai validator adalah AA dari SD

Muhammadiyah Jogodayoh. Beliau menilai instrumen sangat layak

untuk digunakan. Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau

mengajar di sekolah yang ditunjuk sebagai tempat untuk

mengimplementasikan PPK. Ahli ketujuh yang ditunjuk sebagai

validator adalah BAP dari SD Joannes Bosco. Beliau menilai

instrumen layak untuk digunakan. Beliau ditunjuk sebagai validator

karena beliau mengajar di sekolah yang ditunjuk sebagai tempat untuk

mengimplementasikan PPK.

Ahli kedelapan yang ditunjuk sebagai validator adalah H dari SMP

1 Bantul. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan.

Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah

yang ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK. Ahli

kesembilan yang ditunjuk sebagai validator adalah TKR dari SMP 1

Bantul. Beliau menilai instrumen sangat layak untuk digunakan. Beliau

ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di sekolah yang

ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan PPK. Ahli

kesepuluh yang ditunjuk sebagai validator adalah BM dari SD

Muhammadiyah Karangkajen. Beliau menilai instrumen layak untuk

digunakan. Beliau ditunjuk sebagai validator karena beliau mengajar di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

71

sekolah yang ditunjuk sebagai tempat untuk mengimplementasikan

PPK.

2. Validitas Muka

Validitas muka (face vadility) format penampilan tes

(appearance)/kesan mampu memberikan kesan untuk mengungkap apa

yang hendak diukur (Sugiyono, 2011: 133). Validitas muka atau rupa

tidak menunjukkan apakah alat pengukur mengukur apa yang diukur

tetapi hanya menunjukkan bahwa dari segi ‘’rupanya’’ suatu alat

pengukur tampaknya mengukur apa yang ingin diukur (Effendi, 2012:

132-133). Validitas muka ini dilakukan oleh para ahli yang sudah

memvalidiasi 11 aitem dari kuesioner tertutup. Beberapa kuesioner

tertutup yang diujikan sudah dianggap layak dan hanya ditemui

beberapa revisi. Hasil validitas muka dapat dilihat pada tabel 3.16

berikut ini.

Tabel 3.16 Hasil Validitas Muka

No

Aitem Validator Sebelum revisi

Masukan dari

validator Sesudah revisi

7

D.P

Menerapkan

metode

pembelajaran yang

sesuai dengan

penerapan nilai-

nilai karakter.

Kata “sesuai

dengan” diubah

dengan kata

“mendukung”.

Menerapkan metode

pembelajaran yang

mendukung penerapan

nilai-nilai karakter.

8

Mengaitkan isi

materi

pembelajaran

dengan persoalan

kehidupan sehari-

hari.

Kata “persoalan

kehidupan sehari-

hari” diubah dengan

kata “Penguatan

Pendidikan

Karakter”.

Mengaitkan isi materi

pembelajaran dengan

penguatan pendidikan

karakter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

72

Berdasarkan tabel 3.15 tersebut, terdapat beberapa masukan dari validator

untuk nomor aitem 7, 8, dan 11.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh

responden atau sumber lain terkumpul (Sugiyono, 2012: 199). Teknik

analisis data dalam penelitian kuantitatif ini, peneliti menggunakan

analisis kuantitatif deskriptif. Lehman (dalam Yusuf, 2014: 62)

mengatakan bahwa penelitian kuantitatif deskriptif adalah salah satu jenis

penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan

akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba

No

Aitem Validator Sebelum revisi

Masukan dari

validator Sesudah revisi

11

Memberikan

umpan balik

kepada peserta

didik tentang

karakter yang

dirancang dalam

RPP.

Kata ”dirancang”

diubah dengan kata

“dituangkan”.

Memberikan umpan

balik kepada peserta

didik tentang karakter

yang dituangkan

dalam RPP.

- T.K.R

Lingkari angka

yang tertera dalam

kolom skor dan

memberikan saran

untuk kelayakan

perangkat

instrumen

implementasi

program Penguatan

Pendidikan

Karakter (PPK)

Perhatikan petunjuk

pengisian dan

diakhir kalimat

selalu diakhiri

dengan tanda titik.

Berilah tanda (√) pada

angka yang tertera

dalam kolom skor dan

memberikan saran

untuk kelayakan

perangkat instrumen

implementasi program

Penguatan Pendidikan

Karakter (PPK).

- L dan

N.W.M

Mohon memberi

tanda (√) pada

kolom ‘’Ya’’ atau

‘’Tidak’’ sesuai

dengan kondisi

yang sebenarnya.

Pada bagian awal

petunjuk pengisian

ditambahkan dengan

kata “ apak/Ibu”

Bapak/Ibu mohon

memberi tanda (√)

pada kolom ‘’Ya’’ atau

‘’Tidak’’ sesuai

dengan kondisi yang

sebenarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

73

menggambarkan fenomena secara detail. Data penelitian yang

dikumpulkan oleh peneliti berupa respon guru kelas I-VI terhadap

implementasi program PPK berbasis kelas. Pada bagian berikut ini,

peneliti akan menjelaskan alur teknik analisis data yang dipakai peneliti

untuk mengolah data penelitian. Adapun langkah-langkah analisis data

instrumen kuesioer tertutup dan terbuka adalah sebagai berikut.

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga

kegiatan pengolahan yaitu sebagai berikut.

a. Editing

Mengedit adalah memeriksa daftar pernyataan yang telah

diserahkan oleh para pengumpul data (Achmadi dan Cholid, 2010:

153). Dalam penelitian ini peneliti melakukan pemeriksaan

terhadap kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, kejelasan

makna jawaban, kesesuaian jawaban.

b. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para

responden ke dalam kategori-kategori (Achmadi dan Cholid, 2010:

154). Dalam penelitian ini peneliti memberikan kode pada data

yang dianalisis yaitu nama sekolah dan nama guru kelas dari setiap

sekolah. Kode A-M menunjukkan kode sekolah misalnya kode A

adalah SD Negeri Taraman. Kode angka 1,2,3,... menunjukkan

kode nama guru kelas dalam SD tersebut. Misalnya kode guru yang

ada di SD Negeri Taraman yaitu A1,A2,A3,.... Selain itu, peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

74

juga menganalisis jawaban yang sudah dijawab oleh responden,

misalanya pada kategori jawaban ‘’ya’’ diberi kode 1, sedangkan

untuk kategori jawaban ‘’tidak’’ diberi kode 0.

c. Tabulasi

Tabulasi adalah kegiatan membuat tabel dengan memasukkan

jawaban-jawaban sesuai dengan kategori yang telah ditentukan

(Achmadi dan Cholid, 2010: 155).

2. Peneliti menyajikan data dalam bentuk diagram batang yang diperoleh

dari data survei untuk mengetahui persentase survei implementasi

program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di sd se-

Kecamatan Ngaglik.

3. Selanjutnya, data dianalisis secara deskriptif berdasarkan perolehan

persentase dari keseluruhan data dan setiap aitemnya.

4. Langkah terakhir, peneliti membuat kesimpulan tentang survei dan

kesesuaian implementasi program penguatan pendidikan karakter

berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan

Ngaglik dengan melihat perolehan persentase pada aitem soal serta

kesesuaian pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini akan membahas hasil penelitian dan pembahasan. Hasil

penelitian membahas mengenai deskripsi data dan analisis data dalam

penelitian. Pada pembahasan, membahas mengenai hubungan antara hasil

penelitian dengan penelitian yang relevan dan kajian teori yang

diungkapkan pada bab sebelumnya.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

metode survei. Sudaryono, (2016: 12) mengatakan bahwa penelitian

kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang diturunkan untuk

mendeskripsikan suatu keadaan atau suatu fenomena apa adanya.

Peneliti mulai melakukan penelitian tepatnya bulan Mei 2018 sampai

Mei 2019 di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman

yang berjumlah 30 SD dengan jumlah 204 guru kelas I-VI. Peneliti

mengambil sampel penelitian sebanyak 136 guru kelas sesuai dengan

penentuan sampel minimal menurut tabel Krejcie dan Morgan. Berikut

adalah daftar seluruh SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik, Kabupaten

Sleman yang diteliti:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

76

Tabel 4.1 Daftar SD yang diteliti

Tabel 4.1 di atas menjelaskan mengenai jumlah SD Negeri se-Kecamatan

Ngaglik yang dapat diteliti yaitu 30 SD. Jumlah guru kelas di SD Negeri

se-Kecamatan Ngaglik sebanyak 204, dan yang menjadi sampel penelitian

sebanyak 136.

No. Nama SD Jumlah Guru Kelas Sampel Penelitian

1. SD N Taraman 6 4

2. SD N Minomartani 1 6 4

3. SD N Minomartani 2 6 4

4. SD N Minomartani 6 6 4

5. SD N Rejodani 6 4

6. SD N Karangjati 6 4

7. SD N Gentan 12 8

8. SD N Dayuharjo 12 8

9. SD N Jongkang 12 8

10. SD N Clumprit 6 4

11. SD N Wonosalam 6 4

12. SD N Sariharjo 6 4

13. SD N Karangmloko 1 6 4

14. SD N Karangmloko 2 6 4

15. SD N Banteran 1 6 4

16. SD N Ngaglik 6 4

17. SD N Ngebelgede 1 6 4

18. SD N Ngebelgede 2 6 4

19. SD N Donoharjo 6 4

20. SD N Rejosari 5 4

21. SD N Sardonoharjo 1 6 4

22. SD N Sardonoharjo 2 6 4

23. SD N Seloharjo 6 4

24. SD N Selomulyo 5 4

25. SD N Sukomulyo 6 4

26. SD N Sukosari 6 4

27. SD N Brengosan 1 6 4

28. SD N Brengosan 2 6 4

29. SD N Candirejo 6 4

30. SD N Nglempong 12 8

Jumlah 204 136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

77

Langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan

penelitian adalah meminta surat pengantar untuk melaksanakan penelitian

di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik dari kampus Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Setelah itu, peneliti juga mengurus surat perizinan

untuk melaksanakan penelitian di daerah Sleman khususnya di Kecamatan

Ngaglik di Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. Setelah surat

pengantar yang sudah didapatkan dari kantor tersebut, peneliti kemudian

memberikan surat ke Kantor Kecamatan Ngaglik dan Unit Pelayanan

Teknis (UPT) Pelayanan Pendidikan Kecamatan Ngaglik. Langkah

terakhir dalam mengurus perizinan dalam penelitian adalah meminta izin

kepada seluruh kepala sekolah SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik secara

lisan. Selain itu, peneliti juga meminta izin kepada guru kelas I-VI

mengenai pengisian kuesioner yang akan diberikan.

Pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti menyesuaikan waktu

penelitian dengan guru kelas I-VI yang ada di setiap sekolah tersebut.

Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner dan wawancara terstruktur.

Ketika memberikan kuesioner pun peneliti tidak bisa menemani guru

tersebut untuk mengisi kuesioner, karena setiap guru memiliki banyak

kesibukan sehingga tidak dapat untuk ditunggu dalam pengisiannya.

Setiap sekolah mendapatkan kuesioner sesuai dengan jumlah guru kelas

yang ada. Kuesioner yang digunakan yaitu menggunakan kuesioner

tertutup dan terbuka. Kuesioner tertutup dan terbuka terdiri dari 11 aitem.

Kuesioner ini dibagikan untuk setiap guru kelas I-VI SD Negeri se-

Kecamatan Ngaglik. Kuesioner tertutup hanya dikerjakan dengan memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

78

tanda checklist ( untuk jawaban ‘’ya’’ atau ‘’tidak’’, sedangkan untuk

kuesioner terbuka guru menguraikan jawaban berdasarkan jawaban

kuesioner tertutup. Saat memberikan instrumen berupa kuesioner, peneliti

melakukan kesepakatan dengan guru kelas terkait dengan waktu

pengambilan instrumen kuesioner yang kemudian akan dianalisis.

2. Deskripsi Responden Penelitian

Jumlah populasi seluruh guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik

pada tahun pelajaran 2017/2018 adalah 204. Peneliti menggunakan simple

random sampling dalam mengambil jumlah sampel serta melakukan

pengocokan undian dari setiap sekolah untuk diambil sampelnya. Sampel

penelitian dihitung berdasarkan penentuan sampel minimal menurut tabel

Krejcie dan Morgan sebesar 200, karena jumlah populasi penelitian

sebesar (204 guru) tidak terdapat dalam tabel, maka peneliti mengambil

jumlah populasi yang mendekati dengan jumlah populasi penelitian,

sehingga jumlah sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 136.

Setelah dihitung menggunakan rumus maka didapatkan jumlah sampel

penelitian setiap sekolah. Rincian dari jumlah sampel penelitian di SD

Negeri se-Kecamatan Ngaglik adalah sebagai berikut: SD Negeri Taraman

(4 guru), SD Negeri Minomartani 1 (4 guru), SD Negeri Minomartani 2 (4

guru), SD Negeri Minomartani 6 (4 guru), SD Negeri Rejodani (4 guru),

SD Negeri Karangjati (4 guru), SD Negeri Gentan (7 guru), SD Negeri

Dayuharjo (5 guru), SD Negeri Jongkang (7 guru), SD Negeri Clumprit (4

guru), SD Negeri Wonosalam (4 guru), SD Negeri Sariharjo (4 guru), SD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

79

Negeri Karangmloko 1 (4 guru), SD Negeri Karangmloko 2 (4 guru), SD

Negeri Banteran 1 (4 guru), SD Negeri Ngaglik (4 guru), SD Negeri

Ngebelgede 1 (4 guru), SD Negeri Ngebelgede 2 (4 guru), SD Negeri

Donoharjo (4 guru), SD Negeri Rejosari (3 guru), SD Negeri Sardonoharjo

1 (4 guru), SD Negeri Sardonoharjo 2 (4 guru), Seloharjo (4 guru), SD

Negeri Selomulyo (3 guru), SD Negeri Sukomulyo (4 guru), SD Negeri

Sukosari (4 guru), SD Negeri Brengosan 1 (4 guru), SD Negeri Brengosan

2 (4 guru), SD Negeri Candirejo (4 guru), dan SD Negeri Nglempong (8

guru).

3. Deskripsi Data Hasil Survei Implementasi Program Penguatan

Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah

Dasar se-Kecamatan Ngaglik

a. Deskripsi Data Kuesioner Tertutup

Dalam bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan data mengenai Survei

Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Ngaglik. Pada

kuesioner tertutup ini guru sudah mengimplementasikan jawabanya

dengan menjawab ‘’ya’’. Oleh karena itu, peneliti akan

mendeskripsikan data berdasarkan indikator. Berikut ini hasil

persentase Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan

Karakter Berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-

Kecamatan Ngaglik dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

80

Gambar 4.1 Grafik Persentase Survei Implementasi Program Penguatan

Pendidikan Karakter Berbasis Kelas se-Kecamatan Ngaglik

Gambar grafik 4.1 merupakan grafik persentase Survei Implementasi Program

Pengutan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas se-Kecamatan Ngaglik. Hasil dapat

dilihat bahwa aitem 1 sebanyak 87% guru yang sudah memperoleh sosialisasi

PPK dari kepala sekolah, sedangkan yang tidak sebanyak 13%. Aitem 2 sebanyak

81% guru sudah mendapat sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)

dan yang tidak sebanyak 19%. Aitem 3 sebanyak 99% guru sudah

mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam silabus, yang tidak sebanyak 1%.

Aitem 4 sebanyak 99% guru yang mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di

silabus ke dalam RPP, yang tidak sebanyak 1%. Aitem 5 sudah 100% guru

melaksanakan pembiasaan karakter sebelum memulai pembelajaran. Aitem 6

sudah 100% guru mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter.

Aitem 7 100% guru sudah menerapkan metode pembelajaran yang mendukung

nilai-nilai karakter. Aitem 8 sudah 100% guru mengaitkan isi materi pembelajaran

87% 81%

99% 99% 100% 100% 100% 100% 98% 91% 94%

13% 19%

1% 1% 0% 0% 0% 0% 2% 9% 6%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11

Grafik Persentase Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan

Karakter Berbasis Kelas se-Kecamatan Ngaglik

Ya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

81

dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK. Aitem 9

sebanyak 98% guru sudah memfasilitasi setiap peserta didik untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP dan yang tidak

sebanyak 2%. Aitem 10 sebanyak 91% guru sudah mencatat perkembangan

karakter peserta didik, dan yang tidak sebanyak 9%. Aitem 11 sebanyak 94% guru

sudah memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang karakter yang

dituangkan dalam rancangan RPP, yang tidak sebanyak 6%. Kemudian, peneliti

akan mendeskripsikan data kuesioner tertutup. Bagian ini akan mendeskripsikan

data hasil persentase mengenai Survei Implementasi dan Kesesuaian Program

Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas yang dilaksanakan oleh guru di

SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik dengan implementasi pelaksanaan program

PPK. Hasil persentase implementasi PPK berbasis kelas untuk kuesioner tertutup

disajikan dalam bentuk diagram batang berikut ini.

1) Sosialisasi Program PPK dari kepala sekolah atau guru yang

mengikuti pelatihan PPK

a) Hasil Survei

Aitem 1 membahas tentang sosialisasi PPK dari kepala sekolah atau

guru yang mengikuti pelatihan PPK. Persentase aitem 1 dapat dilihat

pada gambar 4.2 berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

82

Gambar 4.2 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 1

Gambar 4.2 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner

tertutup pada nomor 1 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’

mengenai memperoleh sosialisasi PPK dari kepala sekolah atau guru

yang mengikuti pelatihan PPK sebanyak 87%, sedangkan yang

menjawab ‘’Tidak’’ sebanyak 13%. Hal tersebut menunjukkan bahwa

guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah memperoleh

sosialisasi PPK dari kepala sekolah atau guru yang mengikuti

pelatihan PPK.

b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK

Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.2, sebagian besar guru

sudah memperoleh sosialisasi PPK, sehingga guru dapat

mengimplementasikanya kepada peserta didik mengenai program PPK

dengan baik. Hal ini diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka

mengenai praktik baik yang sudah dilakukan seperti pembiasaan

berjabat tangan dengan guru maupun teman, berbaris sebelum

memasuki kelas, menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdoa, dan

membaca buku 15 menit sebelum pembelajaran, sholat duha/dzuhur

87%

13% 0%

20%

40%

60%

80%

100%

Ya Tidak

Aitem 1

Item 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

83

berjamaah, pembiasaan 3 S (senyum, sapa, salam), maupun 5S

(senyum, salam, sapa, sopan, santun), membiasakan membuang

sampah pada tempatnya, pembiasaan berbicara santun menggunakan

Bahasa Jawa halus/Bahasa Indonesia kepada Bapak/Ibu Guru, dan

membiasakan peserta didik mengucapkan terima kasih dan meminta

maaf apabila salah. Hal tersebut sudah sesuai dengan nilai-nilai utama

karakter yang terdiri dari lima yaitu nilai religiusitas, nasionalisme,

kemandirian, gotong royong, dan integritas.

2) Sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)

a) Hasil Survei

Aitem 2 membahas tentang sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja

Guru (KKG). Persentase aitem 2 dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.

Gambar 4.3 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 2

Gambar 4.3 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner

tertutup pada nomor 2 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’

mengenai memperoleh sosialisasi PPK dari Kelompok Kerja Guru

(KKG) sebanyak 1%, sedangkan yang menjawab ‘’Tidak’’ sebanyak

81%

19% 0%

20%

40%

60%

80%

100%

Ya Tidak

Aitem 2

Item 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

84

19%. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru di SD Negeri se-

Kecamatan Ngaglik sudah memperoleh sosialisasi PPK dari

Kelompok Kerja Guru (KKG).

b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK

Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.3, sebagian besar guru

sudah memperoleh sosialisasi PPK dari Kelompok Kerja Guru. Hal

tersebut juga diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka yaitu selain

mendapat sosialisasi dari Kelompok Kerja Guru (KKG), guru juga

memperoleh sosialisasi tentang PPK dari kegiatan diklat, bimtek K13,

teman sejawat, workshop, buku, GSM (Gerakan Sekolah

Menyenangkan), televisi, koran, maupun dari internet.

3) Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus

a) Hasil Survei

Aitem 3 membahas tentang mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK

dalam desain silabus. Persentase aitem 3 dapat dilihat pada gambar 4.4

berikut ini.

Gambar 4.4 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 3

99%

1% 0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Ya Tidak

Aitem 3

Item 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

85

Gambar 4.4 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner

tertutup pada nomor 3 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’

mengenai mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain

silabus sebanyak 99%, sedangkan yang menjawab ‘’Tidak’’ sebanyak

1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru di SD Negeri se-

Kecamatan Ngaglik sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK

dalam desain silabus.

b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK

Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.4, guru sudah

mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus yang

sesuai dalam pengintegrasian PPK dalam kurikulum. Cara guru dalam

mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus yaitu

guru mengintegrasikan dengan penerapan sikap-sikap baik yang

menunjang indikator pembelajaran. Disesuaikan dengan SK, KD,

Indikator, materi ajar dan sumber bahan, lalu disisipkan nilai-nilai

karakter di dalamnya. Selain itu, mencatat pada kolom tersendiri nilai-

nilai karakter PPK yang ingin dicapai dalam pembelajaran lalu

diintegrasikan dalam pembelajaran, yang ditentukan melalui analisis

SK dan KD. Guru juga mengkaitkan konteks pembelajaran di

kehidupan nyata, dan diintegrasikan pada semua mata pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

86

4) Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam RPP

a) Hasil Survei

Aitem 4 membahas tentang mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di

silabus ke dalam RPP. Persentase aitem 4 dapat dilihat pada gambar

4.5 berikut ini.

Gambar 4.5 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 4

Gambar 4.5 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner

tertutup pada nomor 4 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’

mengenai mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam

RPP sebanyak 99%, sedangkan yang menjawab ‘’Tidak’’ sebanyak

1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru di SD Negeri se-

Kecamatan Ngaglik sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di

silabus ke dalam RPP.

b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK

Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.5, guru sudah

mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam RPP yang

sesuai pula dengan pengintegrasian PPK dalam kurikulum. Hal ini

99%

1%

Ya Tidak

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Aitem 4

Item 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

87

diperkuat dengan jawaban guru pada kuesioner terbuka. Dalam

mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dari silabus ke dalam RPP

yaitu dalam penyusunan RPP guru mengacu pada silabus dan materi

pelajaran pada tema tertentu yang sudah memuat nilai-nilai karakter,

lalu menyisipkan nilai-nilai karakter baik di bagian tujuan

pembelajaran, maupun di kegiatan pembelajaran. PPK juga dapat

diintegrasikan pada setiap mata pelajaran yang berkaitan dengan norma

yang perlu dikembangkan, yang dikaitkan dengan konteks kehidupan

sehari-hari dan memberi penguatan di akhir pembelajaran.

5) Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai

pembelajaran

a) Hasil Survei

Aitem 5 membahas tentang pelaksanakan pembiasaan sikap/karakter

sebelum memulai pembelajaran. Persentase aitem 5 dapat dilihat pada

gambar 4.6 berikut ini.

Gambar 4.6 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 5

100%

0%

Ya Tidak

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Aitem 5

Item 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

88

Gambar 4.6 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner

tertutup pada nomor 5 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’

mengenai pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran

di kelas sebanyak 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru di SD

Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah melaksanakan pembiasaan

sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran di kelas.

b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK

Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.6, guru sudah sesuai

mengajak peserta didik dalam melaksanakan pembiasaan

sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran. Hal ini diperkuat

dengan jawaban kuesioner terbuka. Pembiasaan tersebut diwujudkan

dalam kegiatan seperti sebelum masuk kelas berbaris dengan rapi dan

bersalam dengan guru, menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdoa

sebelum dan sesudah pembelajaran, literasi selama 15 menit, hafalan

surat pendek maupun membaca asmaul husna bagi yang beragama

islam.

6) Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter

a) Hasil Survei

Aitem 6 membahas tentang mengelola kelas dengan mengintegrasikan

nilai-nilai karakter. Persentase aitem 6 dapat dilihat pada gambar 4.7

berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

89

Gambar 4.7 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 6

Gambar 4.7 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner

tertutup pada nomor 6 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’

mengenai mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai

karakter sebanyak 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru di

SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah mengelola kelas dengan

mengintegrasikan nilai-nilai karakter.

b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK

Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.7, guru sudah sesuai

mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Cara

guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik mengelola kelas dalam

mengintegrasikan nilai-nilai karakter seperti menanamkan budaya antri

ketika diberi tugas yang akan dinilai, membiasakan 5K (kebersihan,

keindahan, keamanan, ketertiban dan kedisiplinan), membuat bintang

kebaikan. Hal tersebut sudah sesuai dengan PPK melalui manajemen

kelas atau pengelolaan kelas.

100%

0%

Ya Tidak

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Aitem 6

Item 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

90

7) Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai

karakter

a) Hasil Survei

Aitem 7 membahas tentang menerapkan metode pembelajaran yang

mendukung nilai-nilai karakter. Persentase aitem 7 dapat dilihat pada

gambar 4.8 berikut ini.

Gambar 4.8 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 7

Gambar 4.8 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner

tertutup pada nomor 7 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’

mengenai menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-

nilai karakter sebanyak 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru

di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah menerapkan metode

pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter.

b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK

Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.8, guru sudah sesuai

menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai

karakter. Hal ini juga diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka.

100%

0%

Ya Tidak

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Aitem 7

Item 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

91

Guru dalam mengajar menggunakan berbagai macam metode

pembelajaran yang sesuai dengan tema maupun materi pembelajaran.

Metode yang digunakan guru seperti metode diskusi, ceramah,

demonstrasi, problem solving, proyek, bermain peran, presentasi,

observasi, cooperative learning, eksperimen, kontekstual, maupun

tanya jawab.

8) Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan

sehari-hari yang berkaitan dengan PPK

a) Hasil Survei

Aitem 8 membahas tentang mengaitkan isi materi pembelajaran dengan

persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK. Persentase

aitem 8 dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut ini.

Gambar 4.9 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 8

Gambar 4.9 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner

tertutup pada nomor 8 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’

mengenai mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK sebanyak 100%. Hal

100%

0%

Ya Tidak

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Aitem 8

Item 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

92

tersebut menunjukkan bahwa guru di SD Negeri se-Kecamatan

Ngaglik sudah mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK.

b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK

Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.9, guru sudah sesuai

mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan

sehari-hari yang berkaitan dengan PPK. Hal ini diperkuat dengan

jawaban kuesioner terbuka. Cara guru di SD Negeri se-Kecamatan

Ngaglik mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK seperti memahami

dulu pendidikan karakter apa saja yang termuat dalam materi tersebut,

lalu dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari yang sering dijumpai peserta

didik. Menggali pengalaman siswa tentang sebuah karakter dan

menghubungkan dengan materi pembelajaran, memberikan tugas

dengan melibatkan oarang tua tentang materi PPK yang memuat

karakter yang ingin dibentuk.

9) Memfasilitasi setiap peserta didik untuk menumbuhkembangkan

karakter yang dirancang dalam RPP

a) Hasil Survei

Aitem 9 membahas tentang memfasilitasi setiap peserta didik untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP.

Persentase aitem 9 dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

93

Gambar 4.10 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 9

Gambar 4.10 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner

tertutup pada nomor 9 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’

mengenai guru memfasilitasi setiap peserta didik untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP sebanyak

98%, sedangkan yang menjawab ‘’Tidak’’ sebanyak 2%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah

memfasilitasi setiap peserta didik untuk menumbuhkembangkan

karakter yang dirancang dalam RPP.

b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK

Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.10, guru sudah sesuai

memfasilitasi setiap peserta didik untuk menumbuhkembangkan

karakter yang dirancang dalam RPP. Hal ini diperkuat dengan jawaban

kuesioner terbuka. Cara guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik

dalam memfasilitasi peserta didik yaitu menyediakan tempat dan

media yang mendukung kegiatan pembelajaran, memberi kebebasan

98%

2%

Ya Tidak

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Aitem 9

Item 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

94

berpendapat, bertanya, memberikan bimbingan dan dorongan kepada

peserta didik, serta tidak membatasi peserta didik baik secara

individu/kelompok, dalam berkreasi, mengadakan tutor sebaya.

Memberikan contoh dalam memakai media/alat peraga dalam proses

KBM

10. Mencatat perkembangan karakter peserta didik

a) Hasil Survei

Aitem 10 membahas tentang mencatat perkembangan karakter peserta

didik. Persentase aitem 10 dapat dilihat pada gambar 4.11 berikut ini.

Gambar 4.11 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 10

Gambar 4.11 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner

tertutup pada nomor 10 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’

mengenai guru mencatat perkembangan karakter peserta didik

sebanyak 91%, sedangkan yang menjawab ‘’Tidak’’ sebanyak 9%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa guru di SD Negeri se-Kecamatan

Ngaglik sudah mencatat perkembangan karakter peserta didik.

91%

9% 0%

20%

40%

60%

80%

100%

Ya Tidak

Aitem 10

Item 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

95

b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK

Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.11, guru sudah sesuai

dalam mencatat perkembangan karakter peserta didik. Hal ini

diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka. Guru di SD Negeri se-

Kecamatan Ngaglik mencatat perkembangan karakter peserta didik

dengan cara yang beragam mulai dari mengamati tingkah lakunya,

serta menuliskanya baik di buku jurnal peserta didik, maupun di buku

catatan harian. Ada pula yang mengamati tingkah lakunya setiap hari,

dicatat dalam catatan anekdot lalu melakukan pemantauan.

11. Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang karakter

yang dituangkan dalam rancangan RPP

a) Hasil Survei

Aitem 11 membahas tentang memberikan umpan balik kepada peserta

didik tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP.

Persentase aitem 11 dapat dilihat pada gambar 4.12 berikut ini.

Gambar 4.12 Persentase Implementasi PPK Berbasis Kelas Aitem 11

94%

6%

Ya Tidak

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Aitem 11

Item 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

96

Gambar 4.12 menunjukkan hasil dari pengujian instrumen kuesioner

tertutup pada nomor 11 dapat diketahui bahwa yang menjawab ‘’Ya’’

mengenai guru memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang

karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP sebanyak 94%,

sedangkan yang menjawab ‘’Tidak’’ sebanyak 6%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah

memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang karakter yang

dituangkan dalam rancangan RPP.

b) Kesesuaian Implementasi Pelaksanaan PPK

Berdasarkan data hasil survei pada gambar 4.12, guru sudah memberikan

umpan balik kepada peserta didik. Hal tersebut sudah sesuai, karena

dengan adanya pemberian umpan balik peserta didik akan lebih merasa

dihargai, diperhatikan, dan termotivasi oleh gurunya. Namun, hal ini

diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka mengenai kendala yang

dihadapi guru dalam mengimplementasikan PPK. Guru merasa kesulitan

menghadapi peserta didik yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada

yang mudah diatur, ada pula yang sulit sekali untuk diatur. Kurangnya

fasilitas, waktu pembelajaran, kerjasama antara orang tua dengan

masyarakat sekitar, masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan

budaya bangsa Indonesia sehingga belum dapat menerapkan PPK secara

maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

97

b. Deskripsi Data Kuesioner Terbuka

Dalam data kuesioner terbuka, peneliti akan mendeskripsikan mengenai

kesesuaian implementasi pelaksanaan program PPK berbasis kelas Di

Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten

Sleman. Dalam data kuesioner terbuka ini terdiri dari 11 aitem yang akan

dijabarkan per aitem dalam penjelasan berikut ini.

1) Aitem 1 ‘’Praktik baik yang dilakukan’’

Pada aitem 1 membahas tentang praktik baik yang dilakukan dalam

mengimplementasikan program PPK berbasis kelas. Praktik baik yang

dilakukan di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik seperti, setiap pagi

sebelum pelajaran dimulai peserta didik berbaris sebelum masuk kelas,

dan dilanjutkan berjabat tangan, menyanyikan lagu Indonesia Raya

secara bersama-sama, pembiasaan 3 S (senyum, sapa, salam), maupun

5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun), shalat dhuzur berjamaah bagi

yang beragama islam, membiasakan hidup sehat dengan mencuci

tangan sebelum dan sesudah makan, bersosialisasi, berkata jujur,

berakhlak mulia dan beramal, membiasakan peserta didik

mengucapkan terima kasih dan meminta maaf apabila salah, membuat

program kelas yang mendukung PPK misalnya gerakan serbu (senin

seribu) sebagai kas kelas, membiasakan membuang sampah pada

tempatnya, pengamalan nilai-nilai Pancasila, pembiasaan berbicara

santun menggunakan Bahasa Jawa halus/Bahasa Indonesia kepada

Bapak/Ibu Guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

98

2) Aitem 2 ‘’Sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru’’

Pada aitem 2 membahas tentang informasi yang didapat PPK selain

dari Kelompok Kerja Guru (KKG). Selain dari Kelompok Kerja Guru

(KKG), guru mendapat informasi mengenai PPK melalui kegiatan

diklat, bimtek K13, teman sejawat, workshop, seminar, pembinaan

mental guru se-kecamatan, Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM),

televisi, buku, koran, maupun dari internet.

3) Aitem 3 ‘’Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain

silabus’’

Pada aitem 3 membahas tentang mengintegrasikan nilai-nilai utama

PPK dalam desain silabus. Cara guru mengintegrasikan nilai-nilai

utama PPK dalam desain silabus yaitu dengan cara disesuaikan

dengan SK, KD, Indikator, materi ajar/tema-tema dan sumber belajar

lalu disisipkan nilai karakter di dalamnya.

4) Aitem 4 ‘’Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke

dalam RPP’’

Pada aitem 4 membahas tentang mengintegrasikan nilai-nilai utama

PPK di silabus ke dalam RPP. Dalam mengintegrasikan nilai-nilai

utama PPK dari silabus ke dalam RPP, guru menyisipkan nilai-nilai

karakter baik di bagian tujuan pembelajaran, maupun di kegiatan

pembelajaran. Selain itu, guru dapat menganalisis nilai-nilai karakter

yang ada pada silabus yang kemudian disesuaikan dengan lingkungan

yang mendukung belajar peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

99

5) Aitem 5 ‘’Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai

pembelajaran’’

Pada aitem 5 membahas tentang melaksanakan pembiasaan

sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran. Pembiasaan tersebut

dapat diwujudkan dalam kegiatan seperti sikap santun, tertib dalam

berbaris untuk masuk kelas, sopan, khidmat saat menyanyikan lagu

Indonesia Raya, membaca buku non pelajaran selama 15 menit

sebelum pelajaran, khusyuk saat berdoa, membaca 3 surat pendek dan

membaca asmaul husna bagi yang beragama islam, serta sikap

menghormati dan menghargai sesama teman.

6) Aitem 6 ‘’Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai

karakter’’

Pada aitem soal 6 membahas tentang mengelola kelas dengan

mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Cara guru dalam mengelola

kelas yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter seperti menciptakan

kelas yang kondusif, menanamkan budaya antri ketika diberi tugas

yang akan dinilai, membiasakan 5K (kebersihan, keindahan, keamanan

ketertiban, dan kedisiplinan), bersama peserta didik dibentuk pengurus

kelas dan kelompok piket, membuat bintang kebaikan, membuat

kontrak belajar dengan peserta didik tentang peraturan dan sanksi,

reward, guru hanya fasilitator.

7) Aitem 7 ‘’Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung

nilai-nilai karakter’’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

100

Pada aitem 7 membahas tentang menerapkan metode pembelajaran

yang mendukung nilai-nilai karakter. Metode pembelajaran yang

mendukung nilai-nilai karakter yang digunakan guru seperti diskusi,

demonstrasi, problem solving, proyek, bermain peran, presentasi,

observasi, cooperative learning, ceramah, eksperimen, kontekstual,

saintifik, penugasan secara individu maupun kelompok, serta tanya

jawab.

8) Aitem 8 ‘’Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK’’

Pada aitem 8 membahas tentang mengaitkan isi materi pembelajaran

dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK.

Cara guru mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK seperti memahami

dulu pendidikan karakter apa saja yang termuat dalam materi tersebut

lalu dijelaskan dan dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari yang sering

dijumpai peserta didik.

9) Aitem 9 ‘’Memfasilitasi setiap peserta didik untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP’’

Pada aitem 9 membahas tentang memfasilitasi setiap peserta didik

untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP.

Cara guru memfasilitasi peserta didik yaitu menyediakan tempat dan

media yang mendukung kegiatan pembelajaran, memberi kebebasan

berpendapat, bertanya, memberikan bimbingan dan dorongan kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

101

peserta didik, serta memberi kesempatan pada peserta didik untuk

mengembangkan dirinya dengan tidak membatasinya dalam berkreasi.

10) Aitem 10 ‘’Mencatat perkembangan karakter peserta didik’’

Pada aitem 10 membahas tentang mencatat perkembangan karakter

peserta didik. Guru mencatat perkembangan karakter peserta didik

dengan cara mengamati perubahan sikap dan tingkah lakunya, serta

menuliskanya baik di buku jurnal perkembangan sikap peserta didik,

maupun di buku catatan harian.

11) Aitem 11 ‘’Kendala yang dihadapi dalam implementasi PPK’’

Pada aitem 11 membahas tentang kendala yang dihadapi dalam

mengimplementasikan PPK. Kendala-kendala yang dihadapi guru

dalam mengimplementasikan PPK berbasis kelas diantaranya yaitu,

setiap peserta didik memiliki berbagai macam karakter yang berbeda-

beda, sehingga sulit untuk menerapkan PPK. Kurangnya fasilitas,

waktu pembelajaran, kerjasama antara orang tua dengan masyarakat

sekitar, masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya

bangsa Indonesia sehingga belum dapat menerapkan PPK secara

maksimal.

B. Pembahasan

Sebagaimana telah dikemukakkan sebelumnya bahwa penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui survei dan kesesuaian implementasi

pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di

satuan pendidikan sekolah dasar se-Kecamatan Ngaglik. Data yang

diperoleh peneliti berdasarkan kuesioner tertutup menunjukkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

102

sekolah dasar negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah mengimplementasikan

program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas. Hal tersebut

dibuktikan dengan besarnya perolehan angka persentase yang bervariasi

sesuai dengan aspek yang diamati. Implementasi dengan persentase

tertinggi diperoleh pada aspek observasi kelas yaitu aitem nomor 5, 6, 7,

dan 8 dengan perolehan persentase sebesar 100% sudah

terimplementasikan.

Untuk implementasi dengan perolehan persentase terendah terdapat

pada aspek sosialisasi yaitu aitem nomor 2 tentang sosialisasi PPK dari

Kelompok Kerja Guru (KKG) yang mengikuti pelatihan PPK dengan

persentase sebesar 81%. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada guru yang

belum mendapat sosialisasi mengenai PPK dari Kelompok Kerja Guru

(KKG). Peneliti juga membahas implementasi PPK berbasis kelas

menggunakan instrumen kuesioner terbuka. Guru tersebut dianggap sudah

mengimplementasikan PPK berbasis kelas apabila sudah menjawab

kuesioner terbuka dengan jawaban yang sesuai. Berikut ini pembahasan

mengenai 11 aitem hasil survei dan kesesuaian implementasi pelaksanaan

PPK berbasis kelas di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik berdasarkan

kuesioner tertutup dan terbuka yaitu sebagai berikut.

Pada aitem 1 mengenai sosialisasi program PPK dari kepala sekolah

atau guru yang mengikuti pelatihan PPK. Berdasarkan hasil survei dapat

diketahui bahwa guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sebanyak 87%

sudah memperoleh sosialisasi PPK dari kepala sekolah atau guru yang

mengikuti pelatihan PPK, sedangkan yang tidak sebanyak 13%. Guru yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

103

tidak memperoleh sosialisasi PPK dari kepala sekolah dikarenakan

kurangnya komunikasi antara kepala sekolah dengan guru dalam adanya

kegiatan sosialisasi PPK. Namun, sebagian besar guru sudah mendapat

sosialisasi PPK dari kepala sekolah maupun guru yang mengikuti

pelatihan PPK. Hal ini juga diperkuat berdasarkan jawaban guru pada

kuesioner terbuka mengenai praktik baik yang dilakukan bahwa guru telah

melaksanakan pembiasaan karakter yang baik seperti setiap pagi sebelum

pelajaran dimulai dengan peserta didik berbaris sebelum masuk kelas, dan

dilanjutkan berjabat tangan, menyanyikan lagu Indonesia Raya secara

bersama-sama, shalat dhuzur berjamaah bagi yang beragama islam,

pembiasaan 3 S (senyum, sapa, salam), maupun 5S (senyum, salam, sapa,

sopan, santun), membiasakan hidup sehat dengan mencuci tangan sebelum

dan sesudah makan, bersosialisasi, berkata jujur, berakhlak mulia dan

beramal, membiasakan peserta didik mengucapkan terima kasih dan

meminta maaf apabila salah, membuat program kelas yang mendukung

PPK misalnya gerakan serbu (senin seribu) sebagai kas kelas,

membiasakan membuang sampah pada tempatnya, pembiasaan berbicara

santun menggunakan Bahasa Jawa halus/Bahasa Indonesia kepada

Bapak/Ibu Guru. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

guru sudah sesuai melaksanakan pembiasaan karakter yang memuat nilai-

nilai utama pendidikan karakter.

Nilai-nilai utama karakter menurut (Kemendikbud, 2017: 8-9) terdiri

dari lima antara lain nilai religiusitas yang berarti bahwa dalam

pendidikan karakter mencerminkan sikap beriman terhadap Tuhan YME

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

104

dalam wujud melaksanakan ajaran agama yang telah diyakini,

menghargai perbedaan agama, menjunjung sikap toleransi pelaksanaan

ibadah agama, serta dapat hidup rukun damai dengan pemeluk agama

lain. Kedua yaitu nilai nasionalisme yang berarti mencerminkan sikap

kepedulian, kesetiaan yang tinggi terhadap bangsa serta dapat

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan

pribadi/kelompok. Ketiga yaitu nilai kemandirian yang berarti bahwa

sikap dan perilaku tidak bergantung kepada orang lain serta dapat

menggunakan akal pikiran, tenaga, dan waktu untuk meraih cita-cita

yang diinginkan. Keempat yaitu nilai gotong royong yang mencerminkan

bahwa dapat saling bahu membahu dalam menyelesaikan persoalan

bersama, saling menolong orang yang membutuhkan, serta dapat

menghargai kerja sama. Kelima yaitu nilai integritas yang memiliki arti

bahwa perilaku yang didasarkan menjadikan dirinya sebagai orang yang

dapat dipercaya baik dalam perkataan, tindakan, pekerjaan, maupun

komitmen.

Pada aitem 2 mengenai sosialisasi PPK dari Kelompok Kerja Guru

(KKG). Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa guru di SD

Negeri se-Kecamatan Ngaglik sebanyak 81% sudah memperoleh

sosialisasi PPK dari Kelompok Kerja Guru (KKG), sedangkan yang tidak

sebanyak 19%. Guru yang tidak memperoleh sosialisasi dari Kelompok

Kerja Guru (KKG) dikarenakan guru tersebut kurang aktif mengikuti

sosialisasi dari KKG. Namun, guru yang mendapat sosialisasi PPK

melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) lebih banyak daripada guru yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

105

tidak memperoleh sosialisasi dari Kelompok Kerja Guru (KKG). Guru

yang sudah mendapatkan sosialisasi dari Kelompok Kerja Guru (KKG)

berarti guru tersebut sudah mengoptimalkan fungsi dari KKG itu sendiri.

Hal ini sudah sesuai sebagai tugas seorang pendidik.

Tidak hanya sebatas melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) saja.

Berdasarkan jawaban kuesioner terbuka, guru di SD Negeri se-

Kecamatan Ngaglik juga sudah mendapat sosialisasi dari kegiatan diklat,

teman sejawat, workshop, buku, GSM (Gerakan Sekolah

Menyenangkan), pelatihan dan bimbingan teknis (Bimtek), internet,

maupun media cetak lainnya. Hal tersebut juga sudah sesuai bahwa untuk

mendapat sosialisasi tentang PPK tidak hanya melalui Kelompok Kerja

Guru (KKG) namun juga dapat diperoleh dari kegiatan yang lain.

Apabila guru sudah mendapat sosialisasi baik dari Kelompok Kerja Guru

(KKG) maupun kegiatan yang lain, tentunya informasi yang didapat

tentang program PPK semakin luas dan dapat mengimplementasikan

program PPK dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, peneliti

menyimpulkan bahwa guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah

mendapat sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) maupun

dari kegiatan lainnya.

Pada aitem 3 mengenai mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK

dalam desain silabus. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa

guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sebanyak 99% sudah

mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus, sedangkan

yang tidak hanya 1%. Guru yang tidak mengintegrasikan nilai-nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

106

utama PPK dalam desain silabus dikarenakan kurangnya pemahaman

guru dalam mengkaitkan nilai-nilai karakter pada silabus. Namun, guru

yang mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus sudah

hampir 100% dalam mengimplementasikannya. Hal tersebut sudah sesuai

dengan kategori program PPK berbasis kelas bahwa mengintegrasikan

nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus juga termasuk dalam

pengintegrasian PPK dalam kurikulum. Mengintegrasikan PPK dalam

kurikulum berarti bahwa pendidik mengintegrasikan nilai-nilai utama

PPK ke dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran (Tim

PPK Kemendikbud 2017: 27). Hal ini diperkuat dengan jawaban

kuesioner terbuka, bahwa yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan

PPK dalam desain silabus seperti guru mendalami dan menganalisis baik

dari kompetensi dasar maupun materi yang akan diajarkan. Dalam desain

silabus, guru mengintegrasikan dengan penerapan sikap-sikap baik yang

menunjang indikator pembelajaran. Disesuaikan dengan KD, Indikator,

materi ajar dan sumber bahan, lalu disisipkan nilai-nilai karakter di

dalamnya. Selain itu, mencatat pada kolom tersendiri nilai-nilai PPK

yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut,

peneliti menyimpulkan bahwa guru sudah mengintegrasikan nilai-nilai

utama PPK dalam desain silabus.

Pada aitem 4 mengenai mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK

di silabus ke dalam RPP. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa

guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sebanyak 99% sudah

mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam RPP,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

107

sedangkan yang tidak hanya 1%. Guru yang tidak mengintegrasikan

nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam RPP disebabkan kurangnya

pemahaman guru dalam menyusun atau mengintegrasikan nilai-nilai

utama PPK di silabus ke dalam RPP. Namun, guru yang

mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam RPP juga

sudah hampir 100% terimplementasikan. Hal ini diperkuat dengan

jawaban kuesioner terbuka, bahwa dalam mengintegrasikan nilai-nilai

utama PPK dari silabus ke dalam RPP, guru merancang kegiatan

pembelajaran yang didasari pada silabus yang telah diintegrasikan lalu

menyisipkan nilai-nilai karakter baik di bagian tujuan pembelajaran,

kegiatan pembelajaran maupun pada bagian evaluasi. Hal tersebut sudah

sesuai dengan kategori program PPK berbasis kelas. Tim PPK

Kemendikbud (2017: 27-28) mengungkapkan bahwa ada lima langkah-

langkah menerapkan PPK melalui pembelajaran terintegrasi dalam

kurikulum yaitu melakukan analisis KD melalui identifikasi nilai-nilai

yang terkandung dalam materi pembelajaran, mendesain RPP yang

memuat fokus penguatan karakater dengan memilih metode

pembelajaran dan pengelolaan (manajemen) kelas yang relevan,

melaksanakan pembelajaran sesuai skenario dalam RPP, penilaian

otentik atas pembelajaran yang dilakukan, refleksi dan evaluasi terhadap

keseluruhan proses pembelajaran. Misalnya ketika guru membahas

ekosistem, maka pada bagian evaluasi guru dapat menekankan kembali

pada peserta didik untuk menjaga keseimbangan lingkungan dengan

tidak merusak hutan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

108

bahwa guru sudah mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke

dalam RPP dengan baik.

Pada aitem 5 mengenai pembiasaan sikap/karakter sebelum

memulai pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui

bahwa guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah 100%

melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran

di kelas. Hal ini membuktikan bahwa guru sudah seluruhnya

melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran

di kelas dengan baik. Hal ini dperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka

yaitu pembiasaan diwujudkan dalam kegiatan seperti tertib berbaris

sebelum masuk kelas dan bersalaman dengan guru (penanaman nilai

kedisiplinan dan ketertiban), pembiasaan sikap santun, sopan dan saling

menghormati serta menghargai sesama teman (penanaman nilai saling

menghormati), khidmat saat menyanyikan lagu Indonesia Raya

(penanaman nilai nasionalisme), berdoa sebelum dan sesudah

pembelajaran (penanaman nilai religiusitas), literasi (membaca buku 15

menit sebelum pelajaran dimulai), duduk yang rapi (penanaman nilai

ketertiban), pembiasaan 3 s (senyum, sapa, salam), hafalan surat pendek

bagi yang beragama islam (penanaman nilai religiusitas).

Hal tersebut sudah sesuai dengan program PPK karena, dengan

melakukan pembiasaan tersebut peserta didik secara tidak langsung

sudah menanamkan nila-nilai penguatan pendidikan karakter yang akan

tertanam dalam hati anak-anak. Pembiasaan membaca non pelajaran

selama 15 menit juga sudah diatur dalam Permendikbud Nomor 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

109

Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti perlu menjadi salah satu

alternatif untuk menumbuhkan dan memulai gerakan literasi di sekolah.

Oleh karena itu, peranan perpustkaan sekolah, pojok baca, maupun

jaringan internet penting untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran.

Kreatifitas guru juga penting dalam menyajikan program dan kegiatan

membaca, menulis, menyimak, berkomunikasi mengenai suatu topik dari

berbagai sumber baik buku, media sosial, maupun surat kabar, agar

peserta didik dapat mengambil nilai-nilai positif yang terkandung di

dalamnya. Dengan adanya ketersediaan sumber-sumber informasi di

sekolah tersebut pun menjadi lebih baik.

Pada aitem 6 mengenai mengelola kelas dengan mengintegrasikan

nilai-nilai karakter. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa guru

di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah 100% mengelola kelas

dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Ini membuktikan bahwa

guru yang mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter

sudah seluruhnya terimplementasikan dengan baik. Hal tersebut

diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka yaitu cara guru dalam

mengelola kelas dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter seperti

pembiasaan berdoa sebelum memulai pembelajaran (penanaman nilai

religiusitas), menanamkan budaya antri ketika diberi tugas yang akan

dinilai (penanaman nilai kedisiplinan), membiasakan 5K (kebersihan,

keindahan, keamanan, ketertiban, dan kedisiplinan), pembiasaan untuk

tidak mencontek/jujur dalam mengerjakan tugas (penanaman nilai

kejujuran), pembiasaan mengumpulkan tugas tepat waktu (penanaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

110

nilai kedisiplinan), melakukan pergantian tempat duduk seminggu sekali,

regu piket bertugas penuh (penanaman nilai tanggung jawab), melatih

kejujuran anak dalam pembuatan dan penyelesaian tugas (penanaman

nilai kejujuran), memberikan reward bagi siswa yang berprestasi

(menanamkan nilai menghagai). Berdasarkan hal tersebut, peneliti

menyimpulkan bahwa guru sudah sesuai dalam memanajemen kelas atau

mengelola kelas.

Mengelola kelas atau manajemen kelas juga dapat dikaitkan dengan

tindakan guru untuk menciptakan dan menjaga lingungan kelas yang

kondusif agar pengajaran berhasil. Selain itu, Koesoema (2018: 147)

mengungkapkan bahwa pengelolaan kelas secara umum dapat dibagi

menjadi 3 tema besar yaitu penyiapan lingkungan fisik yang mendukung,

strategi-strategi proaktif dalam pembelajaran, serta tindakan pencegahan

dan respon ketika terjadi perilaku menyimpang di kelas. Selain itu, Tim

PPK Kemendikbud (2017: 28) mengemukakan beberapa contoh

pengelolaan kelas untuk memberikan penguatan karakter yaitu peserta

didik mengangkat tangan sebelum mengajukan pertanyaan setelah

diizinkan oleh guru untuk berbicara. Hal ini dapat menguatkan nilai

saling menghargai dan percaya diri. Selain itu, pemberian sanksi yang

mendidik sebagai konsekuensi dan bentuk tanggung jawab bila terjadi

keterlambatan dalam mengerjakan/mengumpulkan tugas, sehingga dapat

menguatkan nilai disiplin, tanggung jawab dan komitmen diri. Contoh

lainnya yaitu guru mendorong peserta didik dalam melakukan tutor

teman sebaya, jadi peserta didik yang dirasa lebih pintar dapat membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

111

temannya yang kurang dalam belajarnya. Hal tersebut dapat menguatkan

nilai saling gotong royong, kepedulian sosial, percaya diri, dan

bertanggung jawab.

Pada aitem 7 mengenai metode pembelajaran yang mendukung

nilai-nilai karakter. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa guru

di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah 100% menerapkan metode

pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter. Hal ini membuktikan

bahwa guru yang menerapkan metode pembelajaran yang mendukung

nilai-nilai karakter sudah seluruhnya terimplementasikan dengan baik.

Hal ini juga diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka bahwa metode

yang sudah diimplementasikan guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik

diantaranya metode diskusi, demonstrasi, problem solving, inkuiri,

proyek, bermain peran, presentasi, observasi, cooperative learning,

ceramah, eksperimen, kontekstual, maupun tanya jawab. Peneliti

menyimpulkan bahwa hal tersebut sudah sesuai dengan metode

pembelajaran yang dapat digunakan untuk penanaman nilai-nilai

karakter.

Seorang guru harus pandai dalam pemilihan model maupun metode

pembelajaran yang cocok dengan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan memperkuat

pembentukan karakter peserta didik. Tim PPK Kemendikbud (2017: 29)

mengungkapkan bahwa melalui metode pembelajaran diharapkan peserta

didik memiliki keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21, seperti

kecakapan berpikir kritis, berpikir kreatif, kecakapan berkomunikasi, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

112

kerjasama dalam pembelajaran. Misalnya guru menggunakan metode

demonstrasi pada materi sumber energi. Peserta didik diminta untuk

membuat kincir angin secara individu. Pengalaman dan pembelajaran

lebih mudah diingat karena peserta didik menyaksikan sendiri bagaimana

sebuah proses terjadi. Melalui metode demonstrasi ini dapat

dikembangkan nilai-nilai karakter seperti kemandirian, rasa ingin tahu,

teliti, peduli lingkungan dan lain-lain.

Pada aitem 8 mengenai mengaitkan isi materi pembelajaran dengan

persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK.

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa guru di SD Negeri se-

Kecamatan Ngaglik sebanyak 100% guru mengaitkan isi materi

pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan

dengan PPK. Hal tersebut membuktikan bahwa SD Negeri se-Kecamatan

Ngaglik sudah mengimplementasikan program PPK berbasis kelas dalam

mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-

hari yang berkaitan dengan PPK. Hal ini diperkuat dengan jawaban

kuesioner terbuka yaitu guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik dalam

mengimplementasikan seperti memahami dulu pendidikan karakter apa

saja yang termuat dalam materi tersebut, lalu dikaitkan dengan kegiatan

sehari-hari yang sering dijumpai peserta didik. Berdasarkan hal tersebut,

peneliti menyimpulkan bahwa guru sudah mengaitkan isi materi

pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan

dengan PPK dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

113

Menggali pengalaman siswa tentang sebuah karakter dan

menghubungkan dengan materi pembelajaran, memberikan tugas dengan

melibatkan orang tua tentang materi PPK yang memuat karakter yang

ingin dibentuk. Hal tersebut sudah sesuai dengan program penguatan

pendidikan karakter bahwa materi pembelajaran dapat dikaitkan dengan

persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK. Misalnya

ketika belajar tentang ekosistem, peserta didik diminta untuk selalu

menjaga keseimbangan lingkungannya. Apabila ada yang membuang

sampah di sungai, tentu mengakibatkan kerusakan lingkungan pada

ekosistem air yaitu berdampak pada ikan-ikan yang mati. Secara tidak

langsung peserta didik diajarkan untuk memiliki semangat dalam

menjaga ciptaan Tuhan mulai dari lingkungan sekitar. Melalui materi ini

guru dapat menanamkan nilai-nilai karakter seperti bertanggung jawab,

cinta tanah air, dan menjaga kelestarian lingkungan.

Pada aitem 9 mengenai memfasilitasi setiap peserta didik untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP.

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa guru di SD Negeri se-

Kecamatan Ngaglik sudah 98% guru, sedangkan 2% yang tidak

mengimplementasikan. Guru yang tidak memfasilitasi setiap peserta

didik untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP

disebabkan kurangnya kreatifitas dan keterampilan guru dalam

memfasilitasi peserta didik. Namun, guru lebih banyak yang sudah

memfasilitasi peserta didik dalam menumbuhkembangkan karakter

daripada guru yang tidak sama sekali. Hal ini diperkuat dengan jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

114

kuesioner terbuka yaitu guru memfasilitasi peserta didik dengan

menyediakan tempat dan media yang mendukung kegiatan pembelajaran,

memberi kebebasan berpendapat, bertanya, memberikan bimbingan dan

dorongan kepada peserta didik, serta tidak membatasi peserta didik

dalam berkreasi. Hal tersebut sudah sesuai dengan program PPK dalam

hal sekolah menyediakan sarana dan prasarana dibutuhkan dalam rangka

mendukung pelaksanaan program PPK secara utuh dan menyeluruh.

Dengan adanya fasilitas yang mendukung pembelajaran maupun motivasi

dari guru, peserta didik dapat belajar dengan lebih efektif dan penguatan

nilai-nilai karakter yang diperoleh akan berkembang. Misalnya ketika

belajar tentang Matematika materi bangun ruang, guru perlu

menyediakan benda-benda yang termasuk bangun ruang. Dengan begitu,

tujuan pembelajaran tentu dapat tercapai dengan baik karena peserta

didik lebih mudah menangkap materi yang sedang diajarkan. Selain itu,

penanaman nilai-nilai karakter pun dapat muncul seperti percaya diri

untuk mengungkapkan pendapat, kemandirian, bertanggung jawab dan

lain sebagainya.

Pada aitem 10 mengenai mencatat perkembangan karakter peserta

didik. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa guru di SD Negeri

se-Kecamatan Ngaglik sudah 91% guru mencatat perkembangan karakter

peserta didik, sedangkan yang tidak sebanyak 9%. Guru yang tidak

mencatat perkembangan karakter peserta didik disebabkan guru tersebut

lebih menyukai untuk melakukan respon langsung terhadap peserta didik

yang memiliki karakter baik maupun buruk tanpa perlu mencatat di buku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

115

jurnal maupun di buku catatan. Namun, guru lebih banyak yang mencatat

perkembangan karakter peserta didik daripada guru yang tidak sama

sekali. Hal ini diperkuat dengan jawaban kuesioner terbuka yaitu guru

mencatat perkembangan karakter peserta didik dengan cara yang

berbeda-beda ada yang mengamati tingkah lakunya saat pembelajaran

maupun di luar pembelajaran, serta menuliskanya baik di buku jurnal

peserta didik, maupun di buku catatan harian. Ada pula guru yang

menulis di buku perilaku siswa setiap pertemuan. Dilihat dari aktifitas

sehari-hari baik sikap spiritual, sosial dan individual lalu dicatat pada

buku perkembangan siswa dan diberikan evaluasi secara rutin. Guru

mencatat perkembangan karakter peserta didik dan memberikan evaluasi

secara rutin sudah sessuai, guna untuk melihat dan mengukur sejauh

mana perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Dengan demikian,

guru dapat mengetahui apakah peserta didik menjadi lebih baik atau

bahkan sebaliknya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan

bahwa sebagian besar guru sudah mencatat perkembangan peserta didik

baik di buku catatan maupun di buku jurnal siswa.

Pada aitem 11 mengenai memberikan umpan balik kepada peserta

didik tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP.

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa guru di SD Negeri se-

Kecamatan Ngaglik sudah 94% guru memberikan umpan balik kepada

peserta didik tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP,

sedangkan yang tidak sebanyak 6%. Guru yang tidak memberikan umpan

balik kepada peserta didik disebabkan kurangnya perhatian guru terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

116

tumbuhkembangnya peserta didik, terutama dalam mendalami materi

yang diajarkan. Apabila ada peserta didik yang mau menjawab

pertanyaan dengan baik dan benar, maka seharusnya guru dapat

memberikan umpan balik yang positif secara langsung seperti

mengatakan ‘’Kamu hebat, tepat sekali jawabanmu’’. Terkadang, guru

kurang peduli dalam memberikan hal berupa pujian seperti itu. Padahal,

efek dari pemberian pujian dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri

anak, anak merasa dihargai dan diperhatikan oleh gurunya sehingga

mendorong untuk selalu ingin menjadi lebih baik. Begitu juga saat

peserta didik yang melakukan kesalahan. Guru tetap memberikan umpan

balik yang postif misalnya mengatakan ‘’jawabanmu sudah baik nak,

namun masih kurang lengkap’’. Dalam hal ini siswa akan merasa tetap

dihargai dan dapat memberikan dorongan kepada peserta didik bahwa

mereka sudah melakukan sesuatu yang baik walaupun masih belum

sempurna.

Namun, berdasarkan jawaban kuesioner terbuka, guru mengalami

berbagai kendala dalam mengimplentasikan program PPK berbasis kelas,

diantaranya yaitu setiap peserta didik memiliki berbagai macam karakter

yang berbeda-beda, sehingga sulit untuk menerapkan PPK. Kurangnya

fasilitas, waktu pembelajaran, kerjasama antara orang tua dengan

masyarakat sekitar, masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan

budaya bangsa Indonesia sehingga belum dapat menerapkan PPK secara

maksimal. Hal tersebut membuktikan bahwa guru masih merasa kesulitan

dalam mengimplentasikan PPK di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

117

Dalam penelitian ini, kuesioner dibagi menjadi tiga aspek yaitu

aspek sosialisasi, pra observasi dan observasi kelas. Aspek sosialisasi

terdapat pada nomor aitem 1 dan 2. Aspek pra observasi terdapat pada

nomor aitem 3 dan 4, sedangkan aspek observasi kelas terdapat pada

nomor aitem 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11. Berikut ini akan dijelaskan

persentase dari setiap aspek.

1. Aspek Sosialisasi

Dalam aspek sosialisasi terdapat pada nomor aitem 1 dengan perolehan

persentase sebesar 7% menjawab ‘’ya’’ dan sebanyak 13% menjawab

‘’tidak’’. Nomor aitem 2 memperoleh persentase sebesar 1%

menjawab ‘’ya’’ dan sebanyak 19% menjawab ‘’tidak’’. Persentase

untuk aspek sosialisasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi

No Aspek Persentase

Ya Tidak

1.

Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru

yang mengikuti pelatihan PPK?

87% 13%

2. Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK

melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)? 81% 19%

Rerata 84% 16%

Tabel 4.2 menunjukkan rerata jawaban ‘’ya’’ dan ‘’tidak’’ untuk aspek

sosialisasi. Untuk aspek sosialisasi, jawaban ‘’ya’’ mendapat persentase

rerata sebesar 4% dan jawaban ‘’tidak’’ mendapat persentase rerata

sebesar 16%. Hal ini menunjukkan bahwa rerata aspek sosialisasi yang

menjawab ‘’Ya’’ lebih tinggi daripada yang menjawab ‘’Tidak’’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

118

2. Aspek Pra Observasi

Pada aspek pra observasi terdapat pada nomor aitem 3 dan 4. Nomor

aitem 3 dan 4 mendapat perolehan persentase jawaban ‘’ya’’ sebesar

99% sedangkan untuk jawaban ‘’tidak’’ sebesar 1%. Persentase untuk

aspek pra observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Rerata Persentase Aspek Pra Observasi

No Aspek Persentase

Ya Tidak

3. Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain

silabus. 99% 1%

4. Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 99% 1%

Rerata 99% 1%

Tabel 4.3 menunjukkan rerata aspek pra observasi pada nomor aitem 3

dan 4 dengan perolehan yang sama yaitu jawaban ‘’ya’’ sebesar 99%

dan jawaban ‘’tidak’’ mendapat persentase rerata sebesar 1%. Dari hasil

tersebut menunjukkan bahwa rerata aspek pra observasi hampir 100%

menjawab ‘’Ya’’.

3. Aspek Observasi Kelas

Aspek observasi kelas terdapat pada nomor aitem 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan

11. Nomor aitem 5, 6, 7, dan 8 mendapat perolehan persentase tertinggi

dengan jawaban ‘’ya’’ sebesar 100% yang sudah terimplementasi.

Untuk nomor aitem 9 mendapat perolehan persentase jawaban ‘’ya’’

sebesar 9 % sedangkan jawaban ‘’tidak’’ sebesar 2%. Nomor aitem 10

mendapat perolehan persentase jawaban ‘’ya’’ sebesar 91% sedangkan

jawaban ‘’tidak’’ sebesar 9%. Nomor aitem terakhir yaitu 11 mendapat

perolehan persentase jawaban ‘’ya’’ sebesar 94% sedangkan jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

119

‘’tidak’’ sebesar 6%. Persentase untuk aspek observasi kelas dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4 Rerata Persentase Aspek Observasi Kelas

No Aspek Persentase

Ya Tidak

5. Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum

memulai pembelajaran. 100% 0%

6. Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai

karakter. 100% 0%

7. Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-

nilai karakter. 100% 0%

8.

Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK).

100% 0%

9. Memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan

karakter yang dirancang dalam RPP. 98% 2

10. Mencatat perkembangan karakter siswa. 91% 9%

11. Memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter

yang dituangkan dalam rancangan RPP. 94% 6%

Rerata 97,57 % 2,42 %

Tabel 4.4 menunjukkan rerata persentase aspek observasi kelas untuk

jawaban ‘’ya’’ dan jawaban ‘’tidak’’. Rerata yang diperoleh untuk

jawaban ‘’ya’’ sebesar 97,57% dan jawaban ‘’tidak’’ mendapat

perolehan persentase sebesar 2,42%. Berdasarkan data di atas, dapat

dibuat rekapitulasi dari tiga aspek tersebut. Hasil rekapitulasi dari tiga

aspek tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 4.5 Hasil Rerata Rekapitulasi Persentase Tiga Aspek

No Aspek Ya Tidak

1. Sosialisasi 84 % 16 %

2. Pra Observasi 99 % 1 %

3. Observasi Kelas 97,57 % 2,42 %

Rerata 93,52 % 6,47 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

120

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa rerata rekapitulasi dari

ketiga aspek yaitu untuk perolehan jawaban ‘ya’’ mendapat perolehan

persentase sebesar 93,52%. Sedangkan untuk jawaban ‘’tidak’’ mendapat

perolehan persentase sebesar 6,47%. Hasil rekapitulasi dari ketiga aspek

tersebut dapat membuktikan bahwa implementasi program penguatan

pendidikan karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar

negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah terimplementasikan.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini juga senada dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ricca (2014), yang menunjukkan bahwa

implementasi pendidikan karakter dilakukan secara terpadu pada mata

pelajaran, manajemen sekolah, dan ekstrakurikuler. Penelitian Ricca juga

memberikan gambaran mengenai hasil yang cukup baik dalam

implementasi yang dilakukan di Homeschooling Kak Seto yaitu dalam

pengintegrasian mata pelajaran, manajemen sekolah dan ekstrakurikuler.

Selain itu, penelitian ini juga senada dengan penelitian yang dilakukan

oleh Yeni dan Muhammad (2017), berjudul ‘’Strategi Sekolah Dalam

Penguatan Pendidikan Karakter Siswa Dengan Memaksimalkan Peran

Orang Tua’’. Penelitian ini mempunyai relevansi yang sama-sama

membahas meneliti penguatan pendidikan karakter di sekolah dasar negeri.

Selain itu, penelitian ini mengungkap banyak strategi sekolah dalam

memaksimalkan peran orang tua sebagai upaya penguatan pendidikan

karakter peserta didik seperti mengkondisikan lingkungan yang islami baik

dalam beribadah, bekerja, pergaulan sosial, maupun kebersihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

121

BAB V

PENUTUP

Pada Bab V akan membahas tentang kesimpulan dalam penelitian ini,

keterbatasan penelitian, dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti

mengenai Survei Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter

Berbasis Kelas Di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan

Ngaglik dapat ditarik kesimpulan:

1. SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah mengimplementasikan

Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas. Implementasi

dengan perolehan persentase tertinggi yaitu 100% terdapat pada aitem

5 tentang melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai

pembelajaran, aitem 6 tentang mengelola kelas dengan

mengintegrasikan nilai-nilai karakter, aitem 7 tentang menerapkan

metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter, dan aitem 8

tentang mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan Pendidikan

Karakter (PPK). Sedangkan untuk perolehan persentase yang paling

rendah terdapat pada aitem 2 tentang sosialisasi PPK melalui

Kelompok Kerja Guru (KKG) dengan persentase sebesar 81%. Selain

itu, hasil rerata rekapitulasi dari ketiga aspek kuesioner tertutup yaitu

untuk perolehan jawaban ‘‘Ya’’ mendapat perolehan persentase

sebesar 93,52%. Sedangkan untuk jawaban ‘’Tidak’’ mendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

122

perolehan persentase sebesar 6,47%. Hal ini membuktikan bahwa

implementasi program PPK berbasis kelas di SD Negeri se-Kecamatan

Ngaglik sudah terimplementasikan.

2. Implementasi pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter

Berbasis Kelas SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik sudah sesuai dengan

kategori program PPK berbasis kelas. Kesesuaian tersebut dapat

dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai PPK dalam desain

silabus dengan cara disesuaikan dengan SK, KD, Indikator, materi ajar

dan sumber belajar lalu disisipkan nilai karakter di dalamnya,

mengintegrasikan dari silabus ke RPP dengan menyisipkan nilai-nilai

utama karakter ke bagian tujuan, maupun kegiatan pembelajaran,

melakukan pembiasaan seperti berbaris, berdoa, membaca buku 15

menit, menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pembelajaran,

mengelola kelas dengan menciptakan kelas yang kondusif,

menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi/tema

seperti metode diskusi, kooperatif, demonstrasi, PBL, eksperimen,

mengkaitkan isi materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari

peserta didik yang berhubungan dengan nilai karakter, memfasilitasi

peserta didik dengan media yang mendukung kegiatan pembelajaran,

mencatat perkembangan karakter peserta didik dengan cara mengamati

perubahan sikap dan tingkah lakunya, serta menuliskanya baik di buku

jurnal perkembangan sikap peserta didik, maupun di buku catatan

harian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

123

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dan instrumen bagian

kuesioner tertutup dan terbuka kurang dalam menjaring data secara detail.

C. Saran

Untuk penelitian selanjutnya, teknik pengumpulan data dan instrumen

penelitian dapat dibuat secara variatif, sehingga diperoleh data secara

detail.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

124

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, dan Cholid. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Albertus, D. 2013. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta:

Kanisius.

Asra, A, dkk. 2015. Metode Penelitian Survei. Bogor: In Media.

Asri, Yohana Puji. 2016. Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD

Negeri Se-Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman. Skripsi Tidak

Diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata

Dharma: Yogyakarta.

Effendi S, Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Hamdayama, J. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif Berkarakter.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Hendarman, dkk. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemendikbud.

Hikmawati, F. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: Rajawali Pers.

Jumarudin dkk. 2014. Pengembangan Model dan Pembelajaran Humanis Religius

dalam Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. Tersedia di laman

https://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/viewFile/2623/2178 diakses

pada tanggal 6 Mei 2019 pukul 04.18 wib.

Kurniawan, S. 2013. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Lickona, T. 2013. Character Matters (Persoalan Karakter). Jakarta: Bumi

Aksara.

Lickona, T. 2013. Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Lickona, T. 2013. Pendidikan Karakter. Bandung: Nusa Media.

Mu’in, F. 2016. Pendidikan Karakter Kostruksi Teoritik & Praktik. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media.

Peraturan Presiden Nomor 87. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter. Tersedia di

https://setkab.go.id/wpcontent/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_20

17.pdf 09: diakses pada tanggal 04 Mei 2019 pukul 09.04 wib.

Permendikbud Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

20. 2018. Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal.

Tersedia di halaman

https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud_Tahun2018_Nomor20.pdf

diakses pada tanggal 29 Januari 2019 pukul 22.10 wib.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

125

Permendikbud Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia UU.

2003. Tujuan Pendidikan Nasional. Tersedia di laman

https://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf diakses pada tanggal 15 April

2018 pukul 21.58 wib.

Rusdiana, R. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV Pustaka Setia.

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Samani & Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Setyawan, Lukas Restu. 2016. Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2

SD Negeri Se-Kecamatan Minggir Sleman Tahun 2015. Skripsi Tidak

Diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata

Dharma: Yogyakarta.

Sudaryono. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media

Group.

Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian & Pengembangan Research and

Development. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra. 2014. Metode Penelitian: kuantitatif, kualitatif, dan tindakan.

Bandung: PT. Refika Aditama.

Sukardjo. 2008. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakata: Prodi

Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.

Sukmadinata. 2007. Bimbingan dan Konseling dalam Praktek Mengembangkan

Potensid dan Kepribadian Siswa. Bandung: Maestro.

Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tim PPK Kemendikbud. 2017. Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan

Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Wurry dkk. 2014. Pendidikan Karakter Disiplin di Sekolah Dasar. Tersedia di

laman http://perpustakaan.unitomo.ac.id/repository/2168-5972-1-PB.pdf

diakses pada tanggal 6 Mei 2019 pukul 04.25 wib.

Yeni dan Muhamad. 2017. Strategi Sekolah dalam Penguatan Pendidikan

Karakter Bagi Siswa dalam Memaksimalkan Peran Orang Tua. Tersedia di

laman

https://jurnal.univpgripalembang.ac.id/index.php/JMKSP/article/view/1477/12

88 diakses pada tanggal 6 Mei 2019 pukul 04.17 wib.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

126

DAFTAR PUSTAKA GAMBAR

Nomor Gambar Sumber

Gambar 2.1

http://alihfungsi.gtk.kemdikbud.go.id/assets/konsep_karakter.pdf

Gambar 2.2

https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud_Tahun2018_No

mor20.pdf

Gambar 2.3 https://www.educaguru.id/ruang-belajar/memotivasi-siswa-yang

mengalami-penurunan-semangat-belajar

Gambar 2.4 http://www.wartamadrasahku.com/2016/04/pengelolaan-kelas-

dan-variasi-mengajar.html

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

127

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

128

Lampiran 1

Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

129

Lampiran 2

Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

130

Lampiran 3

Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari UPTD Kecamatan Ngaglik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

131

Lampiran 4

Surat Keterangan sudah Mengumpulkan Hasil Penelitian kepada Kantor Kesatuan

Bangsa dan Politik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

132

Lampiran 5

Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman

No NAMA SD Kelas

Paralel

Alamat

Jumlah

Guru

Kelas

1. SD N Taraman 1 Taraman, Sinduharjo 6

2. SD N Minomartani 1 1 Mlandangan, Minomartani 6

3. SD N Minomartani 2 1 Jl.Tengiri Raya, Minomartani 6

4. SD N Minomartani 6 1 Jl. Kakap XI, Minomartani 6

5. SD N Rejodani 1 Jl. Palagan Tentara Pelajar km11 6

6. SD N Karangjati 1 Jl. Plosokuning Raya No. 63, 6

7. SD N Gentan 2 Gentan, Sinduharjo 12

8. SD N Dayuharjo 2 Jl. Damai Prujakan, Sinduharjo 12

9. SD N Jongkang 2 Sedan, Kelurahan Sariharjo 12

10. SD N Clumprit 1 Clumprit, Sardonoharjo 6

11. SD N Wonosalam 1 Wonosalam, Sukoharjo 6

12. SD N Sariharjo 1 Jl. Jongkang Baru, Sariharjo 6

13. SD N Karangmloko 1 1 Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 8 6

14. SD N Karangmloko 2 1 Tegalrejo, Sariharjo 6

15. SD N Banteran 1 1 Bakalan, Kelurahan Donoharjo 6

16. SD N Ngaglik 1 Pencarsari, Sardonoharjo 6

17. SD N Ngebelgede 1 1 Ngalangan, Sardonoharjo 6

18. SD N Ngebelgede 2 1 Bendolole, Sardonoharjo 6

19. SD N Donoharjo 1 Jetis Suruh, Donoharjo 6

20. SD N Rejosari 1 Rejosari, Sardonoharjo 6

21. SD N Sardonoharjo 1 1 Candi Dukuh, Sardonoharjo 6

22. SD N Sardonoharjo 2 1 Candiwinangun, Sardonoharjo 6

23. SD N Seloharjo 1 Karanglo, Kelurahan Sukoharjo 6

24. SD N Selomulyo 1 Sembung, Kelurahan Sukoharjo 6

25. SD N Sukomulyo 1 Surirejo, Kelurahan Sukoharjo 6

26. SD N Sukosari 1 Losari, Kelurahan Sukoharjo 6

27. SD N Brengosan 1 1 Kayunan, Kelurahan Donoharjo 6

28. SD N Brengosan 2 1 Kayunan, Kelurahan Donoharjo 6

29. SD N Candirejo 1 Candirejo, Sardonoharjo 6

30. SD N Nglempong 2 Nglempong, Sariharjo 12

Jumlah 34 204

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

133

Lampiran 6

Coding Data 30 Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ngaglik

No Nama SD Inisial

1

SD Negeri Taraman

A1

2 A2

3 A3

4 A4

5 A5

6 A6

7

SD Negeri Minomartani 1

B1

8 B2

9 B3

10 B4

11 B5

12 B6

13

SD Negeri Minomartani 2

C1

14 C2

15 C3

16 C4

17 C5

18 C6

19

SD Negeri Minomartani 6

D1

20 D2

21 D3

22 D4

23 D5

24 D6

25

SD Negeri Rejodani

E1

26 E2

27 E3

28 E4

29 E5

30 E6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

134

No Nama SD Inisial

31

SD Negeri Karangjati

F1

32 F2

33 F3

34 F4

35 F5

36 F6

37

SD Negeri Gentan

G1

38 G2

39 G3

40 G4

41 G5

42 G6

43 G7

44 G8

45 G9

46 G10

47 G11

48 G12

49

SD Negeri Dayuharjo

H1

50 H2

51 H3

52 H4

53 H5

54 H6

55 H7

56 H8

57 H9

58 H10

59 H11

60 H12

61

SD Negeri Jongkang

I1

62 I2

63 I3

64 I4

65 I5

66 I6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

135

No Nama SD Inisial

67

SD Negeri Jongkang

I7

68 I8

69 I9

70 I10

71 I11

71 I12

73

SD Negeri Clumprit

J1

74 J2

75 J3

76 J4

77 J5

78 J6

79

SD Negeri Wonosalam

K1

80 K2

81 K3

82 K4

83 K5

84 K6

85

SD Negeri Sariharjo

L1

86 L2

87 L3

88 L4

89 L5

90 L6

91

SD Negeri Karangmloko 1

M1

92 M2

93 M3

94 M4

95 M5

96 M6

97

SD Negeri Karangmloko 2

N1

98 N2

99 N3

100 N4

101 N5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

136

No Nama SD Inisial

102 SD Negeri Karangmloko 2 N6

103

SD Negeri Banteran 1

O1

104 O2

105 O3

106 O4

107 O5

108 O6

109

SD Negeri Ngaglik

P1

110 P2

111 P3

112 P4

113 P5

114 P6

115

SD Negeri Ngebelgede 1

Q1

116 Q2

117 Q3

118 Q4

119 Q5

120 Q6

121

SD Negeri Ngebelgede 2

R1

122 R2

123 R3

124 R4

125 R5

126 R6

127

SD Negeri Donoharjo

S1

128 S2

129 S3

130 S4

131 S5

132 S6

133

SD Negeri Rejosari

T1

134 T2

135 T3

136 T4

137 T5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

137

No Nama SD Inisial

138 SD Negeri Rejosari T6

139

SD Negeri Sardonoharjo 1

U1

140 U2

141 U3

142 U4

143 U5

144 U6

145

SD Negeri Sardonoharjo 2

V1

146 V2

147 V3

148 V4

149 V5

150 V6

151

SD Negeri Seloharjo

W1

152 W2

153 W3

154 W4

155 W5

156 W6

157

SD Negeri Selomulyo

X1

158 X2

159 X3

160 X4

161 X5

162 X6

163

SD Negeri Sukumolyo

Y1

164 Y2

165 Y3

166 Y4

167 Y5

168 Y6

169

SD Negeri Sukosari

Z1

170 Z2

171 Z3

172 Z4

173 Z5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

138

No Nama SD Inisial

174 SD Negeri Sukosari Z6

175

SD Negeri Brengosan 1

AA1

176 AA2

177 AA3

178 AA4

179 AA5

180 AA6

181

SD Negeri Brengosan 2

AB1

182 AB2

183 AB3

184 AB4

185 AB5

186 AB6

187

SD Negeri Candirejo

AC1

188 AC2

189 AC3

190 AC4

191 AC5

192 AC6

193

SD Negeri Nglempong

AD1

194 AD2

195 AD3

196 AD4

197 AD5

198 AD6

199 AD7

200 AD8

201 AD9

202 AD10

203 AD11

204 AD12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

139

Lampiran 7

Rekap Data Implementasi Kuesioner Tertutup

No Inisial Aitem

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

2 A2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

3 A4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

4 A6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

5 B2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

6 B3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

7 B4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10

8 B5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

9 C2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

10 C3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

11 C5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

12 C6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

13 D1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

14 D2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

15 D4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

16 D6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

17 E1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

18 E2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

19 E3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

20 E4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

21 F1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

22 F2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

23 F3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

24 F5 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

25 G1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

26 G2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

27 G3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

28 G6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

29 G7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

30 G8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

31 G9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

32 G10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

33 H1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10

34 H2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10

35 H3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

140

No Inisial Aitem

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

36 H4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10

37 H5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

38 H6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

39 H7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10

40 H8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

41 I1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

42 I2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9

43 I3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

44 I4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

45 I5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

46 I7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

47 I8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

48 I10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

49 J2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

50 J3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10

51 J5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

52 J6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

53 K2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

54 K3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

55 K5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

56 K6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

57 L1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

58 L4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10

59 L5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

60 L6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

61 M1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

62 M2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

63 M5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

64 M6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

65 N1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

66 N4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

67 N5 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

68 N6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

69 O1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

70 O3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

71 O4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

72 O5 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

73 P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

74 P4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

141

No Inisial Aitem

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

75 P5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

76 P6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

77 Q1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

78 Q2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

79 Q3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

80 Q5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

81 R1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

82 R3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

83 R5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

84 R6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8

85 S2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

86 S4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

87 S5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

88 S6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8

89 T1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

90 T2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10

91 T3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10

92 T5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

93 U2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

94 U3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

95 U4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

96 U5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

97 V1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

98 V2 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8

99 V4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

100 V5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

101 W1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7

102 W3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

103 W4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

104 W5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

105 X1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

106 X2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

107 X3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

108 X4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

109 Y2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

110 Y4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

111 Y5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

112 Y6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

113 Z2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

142

No Inisial Aitem

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

114 Z3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

115 Z4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

116 Z5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

117 AA1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10

118 AA3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

119 AA4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 9

120 AA5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

121 AB1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

122 AB2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

123 AB3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

124 AB4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10

125 AC1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

126 AC2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

127 AC3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

128 AC4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

129 AD1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

130 AD2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

131 AD3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

132 AD4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

133 AD5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

134 AD6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

135 AD7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

136 AD8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11

Jumlah 118 110 135 135 136 136 136 136 133 124 128 1427

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

143

Lampiran 8

Rekap Data Implementasi Kuesioner Terbuka

No. Aitem

terbuka Jawaban responden No.

Aitem

terbuka Jawaban responden

1. Aitem 1

Menyanyikan lagu Indonesia

Raya, bersalaman dengan guru

dan karyawan oleh siswa, berdoa

sebelum memulai pembelajaran,

Sholat berjamaah, berdoa

sebelum dan sesudah pelajaran,

baris di depan kelas,

membiasakan 5 S

(senyum,sapa,salam,salim,sopan),

mengajak anak selalu jujur,

mengucapkan salam, senyum bila

bertemu teman/guru dan menyapa

7. Aitem

7

Metode pembelajaran yang

mendukung nilai-nilai

karakter yang digunakan

guru seperti diskusi,

demonstrasi, problem

solving, proyek, bermain

peran, presentasi, observasi,

cooperative learning,

ceramah, eksperimen,

kontekstual, saintifik,

penugasan secara individu

maupun kelompok, maupun

tanya jawab.

2. Aitem 2

Diklat, bimtek K13, teman

sejawat, workshop, seminar,

pembinaan mental guru se-

kecamatan, GSM (Gerakan

Sekolah Menyenangkan), televisi,

buku, koran, maupun dari

internet.

8. Aitem

8

Cara guru mengaitkan isi

materi pembelajaran dengan

persoalan kehidupan sehari-

hari yang berkaitan dengan

PPK seperti memahami dulu

pendidikan karakter apa saja

yang termuat dalam materi

tersebut lalu dijelaskan dan

dikaitkan dengan kegiatan

sehari-hari yang sering

dijumpai peserta didik.

3. Aitem 3

Dengan cara disesuaikan dengan

SK, KD, Indikator, materi ajar

dan sumber belajar lalu

disisipkan nilai karakter di

dalamnya.

9. Aitem

9

Cara guru memfasilitasi

peserta didik yaitu

menyediakan tempat dan

media yang mendukung

kegiatan pembelajaran,

memberi kebebasan

berpendapat, bertanya,

memberikan bimbingan dan

dorongan kepada peserta

didik, serta memberi

kesempatan pada siswa

untuk mengembangkan

dirinya dengan tidak

membatasi peserta didik

dalam berkreasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

144

No. Aitem

terbuka Jawaban responden No.

Aitem

terbuka Jawaban responden

4. Aitem

4

Guru menyisipkan nilai-nilai

karakter baik di bagian tujuan

pembelajaran, maupun di

kegiatan pembelajaran. Selain

itu, guru dapat menganalisa

nilai-nilai karakter yang ada

pada silabus yang kemudian

disesuiakan dengan lingkungan

yang mendukung belajar

peserta didik.

10. Aitem

10

Guru mencatat perkembangan

karakter peserta didik dengan

cara mengamati perubahan

sikap dan tingkah lakunya,

serta menuliskanya baik di

buku jurnal perkembangan

sikap peserta didik, maupun di

buku catatan harian.

5. Aitem

5

Pembiasaan sikap/karakter

sebelum memulai pembelajaran

seperti sikap santun, tertib

dalam berbaris untuk masuk

kelas,sopan, khidmat saat

menyanyikan lagu Indonesia

Raya, membaca buku non

pelajaran selama 15 menit

sebelum pelajaran, khusyuk

saat berdoa, membaca asmaul

husna, serta sikap menghormati

dan menghargai sesama teman.

11. Aitem

11

Kendala-kendala yang

dihadapi guru dalam

mengimplementasikan PPK

berbasis kelas diantaranya

yaitu, setiap peserta didik

memiliki berbagai macam

karakter yang berbeda-beda,

sehingga sulit untuk

menerapkan PPK. Kurangnya

fasilitas, waktu pembelajaran,

kerjasama antara orang tua

dengan masyarakat sekitar,

masuknya budaya asing yang

tidak sesuai dengan budaya

bangsa Indonesia sehingga

belum dapat meneraapkan

PPK secara maksimal.

6. Aitem

6

Cara guru dalam mengelola

kelas yang mengintegrasikan

nilai-nilai karakter seperti

menciptakan kelas yang

kondusif, menanamkan budaya

antri ketika diberi tugas yang

akan dinilai, membiasakan 5K

(kebersihan, keindahan,

keamanan ketertiban dan

kedisiplinan), bersama peserta

didik dibentuk pengurus kelas

dan kelompok piket, membuat

bintang kebaikan, membuat

kontrak belajar dengan peserta

didik tentang peraturan dan

sanksi, reward, guru hanya

fasilitastor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

145

Lampiran 9

Rekap Data Implementasi Wawancara

No. Jawaban Responden

1.

Bapak/Ibu Guru di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik memperoleh informasi

tentang PPK dari kepala sekolah, workshop, diklat, internet, teman, dinas

pendidikan, Kelompok Kerja Guru (KKG) setiap seminggu sekali.

2.

Praktik baik yang sudah dilaksanakan di SD Negeri se-Kecamatan Ngaglik

seperti setiap pagi berjabat tangan dengan guru maupun temanya di depan

gerbang sekolah, berbaris di depan kelas saat akan memulai pembelajaran,

sholat duha dan dzuhur berjamaah bagi yang beragama islam, menyanyikan

lagu Indonesia Raya sebelum pembelajaran, membaca asmaul husna.

3.

Guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai PPK dengan cara menyisipkan

nilai-nilai karakter di setiap kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan awal,

kegiatan inti, maupun bagian evaluasi.

4. Metode yang sering digunakan seperti ceramah, diskusi, bermain peran,

kooperatif.

5.

Peserta didik sulit untuk diatasi. Guru membutuhkan kesabaran yang tinggi

dalam mengatasi berbagai kasus yang sering terjadi. Kadang-kadang

kejujuran anak tidak meyakinkan, seperti kasus peserta didik yang mengaku

berangkat sekolah kepada orang tuanya, namun ternyata membolos untuk

tidak ke sekolah. Hal lainnya seperti, peserta didik sering mengambil uang

saku temanya. Adapun peserta didik yang duduk di bangku kelas 6 suka

diejek temannya dan merasa tersisihkan karena perbedaan agama.

6.

Apabila peserta didik melakukan kesalahan yang masih ringan seperti

mengganggu temanya di kelas maka guru akan menasehati dengan tegas,

namun apabila sering melakukan hal tersebut, siswa tersebut dapat

dilaporkan kepada kepala sekolah secara bertahap. Apabila masih sulit

ditangani, maka guru akan mengundang wali murid untuk datang ke sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

146

Lampiran 10

Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Tertutup

Aspek Nomor

Aitem

Sosialisasi

Mendapatkan sosialisasi PPK 1

Sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) 2

Pra Observasi

Integrasi PPK dalam desain silabus 3

Integrasi PPK dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4

Observasi Kelas

Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran 5

Mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK 6

Menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan PPK 7

Mengaitkan materi pembelajaran dengan kegiatan sehari-hari 8

Memfasilitasi perkembangan karakter peserta didik 9

Mencatat perkembangan karakter peserta didik 10

Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang karakter

yang dituangkan dalam RPP 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

147

Lampiran 11

Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Terbuka

Aspek Nomor

Aitem

Praktik baik yang dilakukan 1

Informasi PPK selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG) 2

Cara mengintegrasikan PPK dalam desain silabus 3

Cara mengintegrasikan PPK di silabus ke dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4

Cara pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai

pembelajaran 5

Cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK 6

Metode pembelajaran yang digunakan untuk mendukung

PPK 7

Cara mengaitkan isi materi pembelajaran dengan PPK 8

Cara memfasilitasi peserta didik untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam

RPP

9

Cara mencatat perkembangan karakter peserta didik 10

Kendala yang dihadapi 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

148

Lampiran 12

Identitas Responden dan Surat Pengantar Instrumen

IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN

Bapak/Ibu Mohon berkenan mengisi data berikut dengan benar.

Identitas Responden

Nama : ________________________________________

NIP : ________________________________________

Tempat, tanggal lahir : ________________________________________

Jenis kelamin : ________________________________________

Lama Mengajar : ________________________________________

Guru Wali kelas : ________________________________________

Pendidikan Terakhir : ________________________________________

Nama Satuan Pendidikan ________________________________________

Alamat Satuan Pendidikan : ________________________________________

________________________________________

Tanda Tangan :

Lampiran 13 Instrumen Soal Cheklist, Essai dan Wawancara.................

Lampiran 14 Surat Permohonan Izin Validasi Ahli ................................

IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN

Bapak/Ibu Mohon berkenan mengisi data berikut dengan benar.

Identitas Responden

Nama : ________________________________________

NIP : ________________________________________

Tempat, tanggal lahir : ________________________________________

Jenis kelamin : ________________________________________

Lama Mengajar : ________________________________________

Guru Wali kelas : ________________________________________

Pendidikan Terakhir : ________________________________________

Nama Satuan Pendidikan ________________________________________

Alamat Satuan Pendidikan : ________________________________________

________________________________________

Tanda Tangan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

149

Surat Pengantar Instrumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

150

Lampiran 13

Instrumen Kuesioner Tertutup, Terbuka dan Wawancara

SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN

KARAKTER BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH

DASAR SE-KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN

Petunjuk Pengisian:

Bapak/Ibu mohon memberi tanda centang (√) pada kolom Ya atau Tidak sesuai

dengan kondisi yang sebenarnya.

No Aspek yang Diamati Ya Tidak

SOSIALISASI

1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru

yang mengikuti pelatihan PPK?

2 Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK

melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)?

PRA OBSERVASI

3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain

silabus.

4 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

OBSERVASI KELAS

5 Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum

memulai pembelajaran.

6 Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai

karakter.

7 Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung

nilai-nilai karakter.

8 Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK).

9 Memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan

karakter yang dirancang dalam RPP.

10 Mencatat perkembangan karakter siswa.

11 Memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter

yang dituangkan dalam rancangan RPP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

151

Praktik baik apa saja yang sudah dilakukan oleh Bapak/Ibu dalam implementasi

PPK?_______________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

Selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG), darimana Bapak/Ibu mendapatkan informasi

tentang PPK?

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain

silabus?

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai Utama PPK di silabus ke dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

Cara pembiasaan sikap/karakter seperti apa yang dilakukan Bapak/Ibu sebelum memulai

pembelajaran?

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai

karakter?

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

152

Metode pembelajaran yang seperti apa yang biasa digunakan di sekolah untuk

mendukung penerapan nilai-nilai karakter?

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan isi materi pembelajaran dengan penguatan

pendidikan karakter?

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan

karakter yang dirancang dalam RPP?

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter siswa?

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________

Apa saja kendala-kendala yang dihadapi Bapak/Ibu dalam implementasi PPK?

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

153

Pedoman Wawancara Guru

No. Pertanyaan

1. Dari mana Bapak/Ibu memperoleh informasi tentang program PPK?

2. Praktik baik apa saja yang sudah dilaksanakan peserta didik dalam

menguatkan nilai-nilai PPK?

3. Bagaimana Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai PPK dalam

pembelajaran di kelas?

4. Apa saja metode/model pembelajaran yang sering digunakan dalam

pembelajaran?

5. Karakter buruk apa saja sering dilakukan peserta didik selama

pembelajaran di kelas?

6. Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi peserta didik yang memiliki karakter

kurang baik?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

154

Lampiran 14

Surat Permohonan Izin Validasi Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

155

Lampiran 15

Data Mentah 10 Validasi Ahli

1. SD N BAYANGKARA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

158

2. SD N 1 BANTUL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

161

2. SD N UNGARAN 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

164

3. SD N KEPUTRAN 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

167

4. SD N 4 WATES

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

170

5. SD MUHAMMADIYAH JOGODAYOH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

173

6. SD JOANNES BOSCO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

176

7. SMP 1 BANTUL H

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

179

8. SMP 1 BANTUL T

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

182

9. SD MUHAMMADIYAH KARANGKAJEN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

185

Lampiran 16

Hasil Rekap Validasi Instrumen Kuesioner

No Validator Instansi Skor Keterangan

1 D.P SD N Bhayangkara 50

Layak untuk

digunakan dengan

revisi sedikit

2 D.K SD N Bantul 1 66 Sangat layak untuk

digunakan

3 L SD N Ungaran 64 Sangat layak untuk

digunakan

4 N.W.M SD N Keputran 1 64 Sangat layak untuk

digunakan

5 S SD N 4 Wates 68 Sangat layak untuk

digunakan

6 A.A

SD

Muhammadiyah

Jogodayoh

64 Sangat layak untuk

digunakan

7 B.A.P SD Joannes Bosco 55

Layak untuk

digunakan dengan

revisi sedikit

8 H SMP 1 Bantul 63 Sangat layak untuk

digunakan

9 T.K.R SMP 1 Bantul 54

Layak untuk

digunakan dengan

revisi sedikit

10 B.M

SD

Muhammadiyah

Karangkajen

67 Sangat layak untuk

digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: SURVEI IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN …

186

Curiculum Vitae

Resti Puji Lestari lahir di Banyumas, Jawa Tengah

pada 20 Mei 1996. Peneliti adalah anak ketiga dari tiga

bersaudara dari pasangan Bapak Waluyo dan Ibu

Tuminah. Pendidikan awal peneliti dimulai dari TK

Pertiwi Jambu pada tahun 2001-2002. Pendidikan

dilanjutkan ke jenjang sekolah dasar, di SD Negeri 1

Jambu pada tahun 2002-2008. Peneliti melanjutkan

pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri

2 Lumbir pada tahun 2008-2011. Setelah menempuh

pendidikan SMP, peneliti melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Wangon

pada tahun 2011-2014. Setelah tamat SMA, peneliti melanjutkan pendidikan di

Perguruan Tinggi dengan mengambil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2015-2019.

Berikut ini daftar kegiatan yang pernah peneliti ikuti selama menjadi mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

No. Nama Kegiatan Tahun Peran

1. Inisiasi Universitas Sanata Dharma (INSADHA) 2015 Peserta

2. Inisiasi Fakultas (INFISA) 2015 Peserta

3. Inisiasi Program Studi (INSIPRO) 2015 Peserta

4. Pendampingan Pengembangan Kepribadian dan Metode Belajar (PPKMB I) 2015 Peserta

5. Pendampingan Pengembangan Kepribadian dan Metode Belajar (PPKMB II) 2015 Peserta

6. Makrab FKM (Forum Keluarga Muslim) 2015 Peserta

7. Seminar Reiventing Childhood Education 2015 Peserta

8. Seminar Enterpreneurship 2015 Peserta

9. English Club 2015-2017 Peserta

10. Kursus Pembina Mahir Tingkat Dasar (KMD) 2016 Peserta

11. Kuliah Umum Masa Depan Toleransi di Tangan Guru 2016 Peserta

12. Week-End Moral 2016 Peserta

13. Himpunan Mahasiswa Program Studi PGSD (HMPS PGSD) 2016-2017 Divisi Kominfo

14. Parade Gamelan Anak IX se-Yogyakarta dan Jawa Tengah 2016 Divisi Dampok

15. Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar (LKTD) 2017 Divisi Konsumsi

16. Kuliah Umum Implementasi Kurikulum Tiga Belas di Sekolah Dasar 2017 Peserta

17. Dies Natalis Prodi PGSD ke-10 2017 Koordinator Konsumsi

18. Himpunan Mahasiswa Program Studi PGSD (HMPS PGSD) 2017 Divisi Humas

19. Parade Gamelan Anak ke X se-Yogyakarta dan Jawa Tengah 2017 Koordinator Dampok

20. Petugas Penerimaan Mahasiswa Baru dan Promosi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta

2018-2019 Staff Humas USD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI