Survei Epidemiologi Penyakit Tidak Menular Hipertensi FKM USU tahun 2015
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SURVEI EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
“HIPERTENSI “
OLEH :
KELOMPOK 2
1. Nur Zakiah 131000491
2. Anastasia Aditya 131000493
3. Maya Aprilia 131000494
4. Intan Sari F Munthe 131000495
5. Utari Adrianti 13100046
6. Triwil Octavianus 131000497
7. Dwi Damayanti 131000503
8. Ribka V. br Sinuhaji 131000506
9. Widya Tri Kastuti 131000509
10. Fitrah fauziah 131000510
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
BAB I PENDAHULUAN
Perubahan demgrafi yang diikuti dengan perkembangan teknologi yang sangat
pesat telah mempengaruhi pola hidup masyarakat. Hal ini berdampak pada perubahan
pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular atau lebih dikenal
dengan penyakit degeneratif.
WHO memperkirakan, pada tahun 2020 Penyakit Tidak Menular akan menyebabkan
73% kematian dan 60% seluruh kesakitan di dunia. Kasus hipertensi akan meningkat sekitar
80 % terutama di negara berkembang pada tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun
2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.
Salah satu penyakit tidak menular yang mendapat perhatian adalah hipertensi.
Presentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang. Data
Global Status Report Noncommunicable Disease 2010 dari WHO menyebutkan, 40% negara
ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35 %.
Kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi sebanyak 46%. Sementara
kawasan Amerika sebanyak 35%, 36% terjadi pada orang dewasa menderita hipertensi
(Candra, 2013).
Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap
tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah tinggi.
Menurut Khancit, pada 2011 WHO mencatat ada satu miliar orang terkena hipertensi.
Di Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai 32% pada 2008 d engan kisaran
usia diatas 25 tahun. Jumlah penderita pria mencapai 42,7% , sedangkan 39,2%
adalah wanita (Candra, 2013).
Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada tahun 2013, tetapi yang terdiagnosis
oleh tenaga kesehatan dan/atau riwayat minum obat hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan
bahwa sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau
pelayanan kesehatan (KemenkesRI, 2013). Profil data kesehatan Indonesia tahun 2011
menyebutkan bahwa hipertensi merupakan salah satu dari 10 penyakit dengan kasus rawat
inapterbanyak di rumah sakit pada tahun 2010, dengan proporsi kasus 42,38% pria dan
57,62% wanita, serta 4,8% pasien meninggal dunia (Kemenkes RI, 2012). Sementara itu,
berdasarkan data NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey)
memperlihatkan bahwa risiko hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Data
NHANES 2005-2008 memperlihatkan kurang lebih 76,4 juta orang berusia ≥20 tahun adalah
penderita hipertensi, berarti 1 dari 3 orang dewasa menderita hipertensi (Candra, 2013).
Di Indonesia didirikan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Dit PPTM) di
lingkungan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP dan PL)
untuk melaksanakan kebijakan Departemen Kesehatan dalam pencagahan dan
penanggulangan penyakit hipertensi yang merujuk pada angka prevalensi hipertensi yang
terus meningkat setiap tahunnya. Sehingga disusun buku pedoman Penemuan dan Talaksana
Hipertensi sebagai pedoman secara nasional bagian penatalaksanaan hipertensi.
Surveilans hipertensi sangat penting untuk dilakukan oleh dinas kesehatan maupun lembaga
dan institusi lainnya yang berkecimpung di dunia kesehatan, agar masyarakat dapat
melakukan pengelolaan terhadap tekanan darahnya serta dapat mengontrolnya sehingga dapat
melakukan tindakan pencegahan dari berbagai aspek dan penyakit tidak menular lainnya
yang dapat meningkatkan angka mortalitas dapat diminimalisir.
Kasus hipertensi ditemukan dengan pengumpulan data dan informasi melalui surveilans
hipertensi. Surveilans hipertensi meliputi surveilans faktor risiko, surveilans penyakit dan
surveilans kematian. . Kegiatan ini dilakukan oleh pihak puskesmas melalui pencatatan dan
pelaporan.
BAB II
A. SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
Perubahan perilaku dan cara hidup masyarakat mengakibatkan terjadinya transisi
epidemiologi yaitu menggeser pola penyakit infeksi kepada pola penyakit non-infeksi.
Penyebab kematian tertinggi adalah :
- penyakit jantung koroner(CSDR = 1,6/1000 penduduk)
- neoplasma (SCDR = 0,5/1000 penduduk)
Pengumpulan data PTM diintegrasikan ke sistem Pencatatan rutin Puskesmas maupun
Puskesmas Sentinel. Akan dibangun jaringan kerjasama dengan lembaga penelitian dan
lembaga pendidikan untuk mendapatkan data faktor risiko PTM
Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap PTM dan cedera dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya peningkatan PTM dan cedera tersebut agar dapat melakukan
tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data,
pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program
kesehatan dan tindak lanjut.
Adapun tujuan umum surveilans epidemiologi penyakit tidak menular adalah Mendapatkan
informasi epidemiologi yang dapat dimanfaatkan sebagai alat manajemen pengendalian
penyakit tidak menular. Sedangkan tujuan khususnya adalah Mendapatkan informasi faktor
risiko atau determinan PJK, Diabetes, Neoplasma, menentukan strategi penanggulangan,
menetapkan prioritas penanggulangan pada daerah/kelompok penduduk bermasalah,
memantau dan menilai upaya penanggulangan, perencanaan, pemantauan, dan evaluasi
pelayanan keseshatan (pengobatan) di RS dimana dilakukan surveilans.
Manfaat adanya surveilans epidemiologi penyakit tidak menular adalah
a). Di tingkat Puskesmas
1. Dasar perencanaan agar lebih terarah dan terukur
2. Evaluasi berdasarkan evidence based
3. PTM dapat ditindak lanjut secara dini.
b). Di tingkat kab/ Kota, Propinsi dan Pusat
1. Dasar perencanaan agar lebih terarah dan terukur
2. Evaluasi berdasarkan evidence based
3. Program pengendalian PTM menjadi tepat
Sistem surveilans Penyakit Tidak Menular terbagi menjadi 2 sistem, yaitu :
1. Surveilans Faktor Resiko
Surveilans faktor resiko merupakan Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap faktor risiko PTM agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif
dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
Sumber data
a. Survei : Riskesdas, SKRT, Susenas, Surkesda, dll.
b. Posbindu PTM, pemeriksaan IVA & CBEc. Hasil wawancara dan pengukuran FR PTM di Puskesmasd. Pemeriksaan laboratorium
Langkah kegiatan1). Pengumpulan data
Data primer : Posbindu PTM (program) Data sekunder : Survei berkala Data batasan wilayah, target dan sasarn (denominator)
2). Pengolahan dan analisis data
Software Sistem Informasi PTM atau software lain Hasil analisis, antara lain :
Proporsi perokok aktifProporsi kurang aktivitas fisik (<150 menit per minggu)
Proporsi kurang konsumsi sayur dan buah
Proporsi obesitas
Proporsi obesitas sentral
Proporsi hipertensi
Proporsi hiperglikemi
Proporsi hiperkolesterolemia
Proporsi gangguan fungsi paru
Proporsi konseling obesitas
Proporsi konseling berhenti merokok
Proporsi konseling IVA dan CBE
3). Interpretasi
berdasarkan situasi di suatu wilayah : kecenderungan, besaran masalah FR PTM
4). Diseminasi
Laporan dan atau presentasi. Kepada seluruh stakeholder yang terkait, seperti jajaran kesehatan, LSM, profesi,
perguruan tinggi dan masyarakat pada umumnya.
Output Surveilans Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular
1 Merokok setiap hari v v2 Minum minuman beralkohol 1 bulan dan 12 bulan terakhir v v3 Sering makan makanan asin ( ≥ 1 kali/hari ) v v4 Sering makan makanan tinggi lemak ( 1 ≥ kali/hari ) v v5 Sering makan/minum manis-manis(≥ 1 kali/hari) v v6 Kurang sayur dan buah (< 5 kali (porsi)/hari) v v8 Kurang aktifitas fisik 30 menit sehari (3-5 kali seminggu) v v9 Stres (tegang/cemas/panik) ≥ 1 kali/hari v
10 BB lebih dan obesitas v v va. BB Lebih (IMT = 23 - 24,9 Kg/m2) v v vb. Obesitas (IMT >= 25 Kg/m2) v v vc. Obesitas Sentral {LP ≥ 90 cm (L) dan ≥ 80 cm (P)} v v v
11 Hipertensi (TD ≥ 140/90 mmHg) v V v
LAB
SUMBER DATA
No Fakto RISIKOPUSKESMAS SURVAI
POSBINDU PTM
12 IVA positif v V v v13 Pap smear positif v v14 Penggunaan APD (helm) v15 Gula darah sewaktu (100-199 mg/dl (vena) 90-199 md/dl (kapiler)) v v v v16 Gula darah puasa 100-125 mg/dl (vena); 90-99 mg/dl (kapiler) v v v v17 Gula darah 2 jam PP 140-199 mg/dl (vena) v v18 Kolesterol total >=190 mg/dl v v v v19 HDL (>40 mg/dl (L); >45 mg/dl (P) v v20 LDL <115 mg/dl v v21 Kapasitas paru tidak normal
a.VEP1/(KVP <75% (dewasa); VEP1/KVP <90% (anak) vb. APE arus puncak respirasi meningkat >=20% / >= 60 liter/menit v
22 Trigliserida <150 mg/dl v v v23 Ureum darah tidak normal v v24 Kreatinin darah/urine tidak normal v v25 TSH positif v v26 Protein urin positif v v
2. Sistem Surveilans Penyakit Tidak Menular Kasus Penyakit Tidak Menular
A). Surveilans Berbasis Institusi
Surveilans kasusberbasisinstitusi adalah kegiatan analisis terus menerus dan sistematis
terhadap data PTM dengan berbasis data yang diperoleh di Puskesmas, Rumah Sakit, dan
institusi kesehatan lainnya, sertasurvaikesehatan yang mempunyai data rekap PTM.
Sumber Data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Riset Kesehatan Daerah
Puskesmas
Rumah Sakit
Laboratorium
Langkah Kegiatan
Pengumpulan data:
o mulaidari puskesmas, RS, dinkes kab./kota dan provinsi serta Pusat dengan
mengambil data sekunder. Data tersebut merupakan data agregat/kelompok,
o Menggunakan formulir yang ada: PKM LB1, RS RL2 a dan RLrb
o Data batasan wilayah, target dan sasarn (denominator)
Pengolahan dan analisa:
o Dilakukanolehtimsurveilans di PKM, Dinkes Kab/Kota, Provinsi, dan Pusat.
o Produkpengolahan:
Prevalensi penyakit jantung koroner
Proporsi DM sebagai penyebab kematian
Prevalensi hipertensi
Prevalensi gagal jantung
Prevalensi DM
Prevalensi PPOK
Proporsi penyakit tiroid dari seluruh penyakit.
o Penyajiandalambentuktabel, grafik, spot map, area map.
Interpretasi:
berdasarkan situasi di suatu wilayah: kecenderungan, besaran masalah PTM
Diseminasi:
o Laporan dan /presentasi.
o Kepada seluruh stakeholder yang terkait, seperti jajaran kesehatan,
LSM, profesi, perguruan tinggi dan masyarakat pada umumnya.
PUSKESMAS LAB/RS SURVAI1 Hipertensi I10 V V V2 Penyakit jantung koroner I24.0 V V V3 Diabetes Melitus (kencing manis)
a. DM Tipe I E10 V Vb. DM Tipe II E11 V V Vc. DM Gestasional O24 V V
4 Obesitas E66 V V V5 Penyakit tiroid
a. Hipotiroid E05 V Vb. Hipertiroid E03 V V
6 Stroke V Va. Stroke Haemorragik I60-I62 V Vb. Stroke Non Haemorragik I63 V V
7 Asma Bronkiale J45 V V V8 PPOK J44 V V V9 Osteoporosis M81 V V
NO PTM ICD-X SUMBER DATA
Tahun :Propinsi : Bulan :Kabupaten/Kota : Puskesmas :
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P1 Hipertensi I102 Penyakit jantung koroner I24.03 Diabetes Melitus E114 Obesitas E665 Penyakit Tiroid E006 Stroke I647 Asma J458 PPOK J449 Osteoporosis M8110 Ginjal Kronik N00-N1911 Tumor payudara C5012 Retinoblastoma C6913 Leukemia C91-C9514 Lesi pra kanker15 Cedera akibat Kecelakaan lalu lintas V01-V99
16Cedera akibat Kekerasan dalam rumah tangga
X60-Y09
17 Cedera akibat lain W00-X59
JUMLAH
MeninggalNO NAMA PENYAKIT 60-69 70+15-19 20-44 45-54 55-59
SURVEILANS KASUS PTM DARI PUSKESMAS
Kasus BaruICD X 10-14<1 th 1-4 5-9
ForSTP. Lampiran 4 STP. For FSLampiran 4 STPF FSSTPFPropinsi : TahunKabupaten/Kota : BulanRumah Sakit : Jumlah Kunjungan
L P L P L P L P L P L P L P L P1 Hipertensi I102 Penyakit jantung koroner I24.03 Diabetes Melitus (kencing manis)
a. DM Tipe I E10b. DM Tipe II E11c. DM Gestasional O24
4 Obesitas E665 Penyakit tiroid
a. Hipotiroid E05b. Hipertiroid E03
6 Stroke a. Stroke Haemorragik I60-I62b. Stroke Non Haemorragik I63
7 Asma Bronkiale J458 PPOK J449 Osteoporosis M81
10 Penyakit Ginjal Kronik N00-N1911 Kanker payudara (Ca mammae) C5012 Kanker retina mata (Retinoblastoma) C6913 Kanker serviks (Ca cervix) C5314 Kanker paru C3415 Kanker kolorektal C18-C2016 Leukemia C91-C9517 Kanker Prostat C6118 kanker Nasopharink C1119 Kanker Kulit C43-C4420 Kanker hati C2221 Cedera akibat Kecelakaan lalu lintas V01-V99
22Cedera akibat Kekerasan dalam rumah tangga
X60-Y09
23 Cedera akibat lain W00-X59
JUMLAH
Jumlah kasus Rawat Jalan
45-64 th
Golongan Umur
>65 th5-14 th 15-24 th 25-44 th1-4 th
RAWAT JALANSURVEILANS KASUS PTM DARI RUMAH SAKIT
MeninggalNo N A M A P E N Y A K I T Kasus Baru
menurut Seks Jumlah Kasus Baru
Jumlah Kunjungan
ICD X< 1 tahun
PREVALENSI HIPERTENSIDI PROVINSI SULAWESI TENGGARA