Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular dan kualitas lingkungan yang berdampak terhadap kesehatan masih menjadi isu pokok yang ditangani oleh pemerintah bersama masyarakat sebagai bagian dari misi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Faktor lingkungan dan perilaku masih menjadi risiko utama dalam penularan dan penyebaran penyakit menular, baik karena kualitas lingkungan, masalah sarana sanitasi dasar maupun akibat pencemaran lingkungan. Sehingga insidens dan prevalensi penyakit menular yang berbasis lingkungan di Indonesia relatif masih sangat tinggi. Keadaan kesehatan lingkungan di masyarakat Indonesia masih menjadi salah satu hal yang perlu mendapat perhatian intensif, karena dapat menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah. Diantaranya adalah mobilitas dan peningkatan jumlah penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah, pembuangan air limbah, penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat-obatan, polusi udara,air dan tanah dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan penyakit menular. Puskesmas adalah salah satu unit organisasi fungsional yang dapat menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan pada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. (Depkes, RI 2004).
21

Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

Oct 27, 2015

Download

Documents

Joko Nurwanto
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit menular dan kualitas lingkungan yang berdampak terhadap

kesehatan masih menjadi isu pokok yang ditangani oleh pemerintah bersama

masyarakat sebagai bagian dari misi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

Faktor lingkungan dan perilaku masih menjadi risiko utama dalam penularan

dan penyebaran penyakit menular, baik karena kualitas lingkungan, masalah

sarana sanitasi dasar maupun akibat pencemaran lingkungan. Sehingga insidens

dan prevalensi penyakit menular yang berbasis lingkungan di Indonesia relatif

masih sangat tinggi.

Keadaan kesehatan lingkungan di masyarakat Indonesia masih menjadi

salah satu hal yang perlu mendapat perhatian intensif, karena dapat

menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah. Diantaranya adalah

mobilitas dan peningkatan jumlah penduduk, penyediaan air bersih,

pengolalaan sampah, pembuangan air limbah, penggunaan pestisida, masalah

gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat-obatan,

polusi udara,air dan tanah dan banyak lagi permasalahan yang dapat

menimbulkan penyakit menular.

Puskesmas adalah salah satu unit organisasi fungsional yang dapat

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata

dan dapat diterima serta terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif

masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah dan

masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan pada

pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang

optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. (Depkes, RI

2004).

Page 2: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

2

Salah satu fungsi puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan

secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas meliputi pelayanan

pengobatan, upaya pencegahan, peningkatan kesehatan dan pemulihan

kesehatan (Depkes RI, 2004).

Oleh sebab itu, penelitia ini dilakukan untuk mengetahui penyebaran

penyakit menular yang terjadi di masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk merencanakan program kesehatan,

terutama dalam penanggulangan penyakit menular di sekitar daerah kerja

puskesmas setempat.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan pengamatan penyakit menular ini

adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi apa saja gangguan atau

permasalahan kesehatan yang dialami oleh warga sekitar daerah Biawan

gang 2.

b. Untuk mengetahui sebab-sebab atau faktor – faktor yang mendukung

terjadinya gangguan kesehatan yang dialami oleh warga sekitar daerah

Biawan gang 2.

Page 3: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Demam Berdarah Dengue

A. Identifikasi

Demam Berdarah adalah suatu penyakit demam akut yang

disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia

melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegepti atau

Aedes albopictus. Ada empat jenis virus dengue yang berbeda, namun

berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue

merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Penyakit demam

berdarah ditemukan di daerah tropis dan sub tropis di berbagai belahan

dunia, terutama dimusim hujan dan lembab.

B. Penyebab Penyakit

Penyebab penyakit Demam Berdarah adalah virus dengue, dan yang

sebasgai vektornya adalah nyamuk Aedes aegepty. Terdapat 4 jenis virus

dengue yang diketahui dspat menyebabkan penyakit demam berdarah,

keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala

demsm berdarah baru muncul saat seseorang yang pernah terinfeksi oleh

salah satu dari empat jenis virus dengue tersebut kemudian mengalami

infeksi oleh jenis virus dengue yang berbada. Sistem imun yang sudah

terbentuk didalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan

kemunculan gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk kedua

kalinya. Seseorang akan terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue

selama masa hidupnya. Namun, jenis virus yang sama hanya bisa

menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun yang dibentuk di dalam

tubuh.

Page 4: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

4

C. Distribusi Penyakit

Virus dangue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vector

pembawanya, yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina

dan Aedes albopictus. Aedes agypti adalah vektor yang paling banyak

ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus

dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut.

Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk

yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia

sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue

yang dibawanya melalui telur (transovarial).

D. Reservoir

Reservoir atau sumber penularan adalah manusia yang terserang

virus dengue kemudian digigit oleh nyamuk Aedes aegipti dan menggigit

manusia yang lain.

E. Cara Penularan

Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepti betina.

Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit/menghisap

darah orang yang sakit DBD atau yang tidak sakit DBD tetapi dalam

darahnya terdapat virus Dengue (karena orang ini memiliki kekebalan

terhadap virus dengue),

Orang yang mengandung virus dengue tetapi tidak sakit, dapat pergi

kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat

yang ada nyamuk Aedes Aegypti.

Virus dengue yang terhisap akan berkembangbiak dan menyebar ke

seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya.

Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu

akan dipindahkan bersama air liur nyamuk.

Page 5: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

5

Bila orang yang ditulari itu tidak memiliki kekebalan (umumnya anak-

anak), ia akan segera menderita DBD.

F. Masa Inkubasi

Masa inkubasi penyakit ini adalah 3 - 15 hari.

G. Masa penularan

Masa penularan DBD ini dimulai dari Nyamuk Aedes aegepti dapat

mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang

mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur

berkembang biak dalam waktu 8-10 hari sebelum dapat ditularkan kembali

kepada manusia. Nyamuk tersebut akan membawa dan menularkan virus

selama hidupnya. Di tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas

46 hari sebelum menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada

nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang

mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah

demam timbul.

H. Kerentanan dan Kekebalan

Penyakit DBD biasanya menyerang pada musim tertentu, yaitu

musim penghujan. Hal tersebut dikarenakan vektor DBD banyak dijumpai

pada musim penghujan yang disebabkan oleh banyaknaya genangan air

sebagai tempat hidip vektornya.

Pembentukan antibodi pada infeksi pertama oleh salah satu dari

keempat jenis virus dengue di atas akan menghasilkan kekebalan humoral

silang (cross protection) yang berlaku untuk keempat jenis virus dengue,

sehingga infeksi kedua oleh jenis virus dengue lainnya akan lebih ringan.

Infeksi kedua oleh virus dengue dengan tipe yang sama bahkan dapat

Page 6: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

6

menimbulkan kekebalan seluler (sel mediated immunity) yang dapat

bertahan seumur hidup.

I. Cara-cara Pemberantasan

1. Upaya pencegahan

Prepatoganesis health promotion

Penyuluhan merupakan unsur terpenting dalam mencegah terjadinya

penyakit DBD.

Ptogenesis specific protection

Penanganan secara spesifik dapat dilakukan dengan cara:

1. Tindakan pemberantasan vektor dengan melakukan fogging secara

berkala menggunakan malathion dan fenthion yang berguna untuk

mengurangi kemungkinan penularan Aedes aegipti sampai batas

tertentu.

2. Penanganan penyakit dilaksanakan secepat mungkin agar tidak

terjadi masalah yang lebih serius.

2.2 MALARIA

A. Identifikasi

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit

bernama Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang

terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium

akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah

merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal

menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi

komplikasi yang berujung pada kematian.

Page 7: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

7

B. Penyebab Penyakit

Plasmodium adalah parasit penyebab penyakit malaria. Plasmodium

merupakan parasit yang hidup dalam darah binatang atau hewan berdarah

panas seperti pada jenis serangga yang hidup dengan menghisap darah e.g

nyamuk anopheles, Melalui gigitan nyamuk anopheles inilah plasodium

akan masuk ke dalam darah dan berkembang biak pada organ hati dengan

cara membelah diri sehingga dapat merusak sel-sel darah merah dan dari

infeksi tersebut dapat menimbulkan beberapa komplikasi sesuai jenis

parasit yang telah tersebar dalam darah.

Terdapat empat macam Plasmodium yang dapat menyebabkan

penyakit malaria diantaranya :

Falciparum merupakan parasit penyebab penyakit malaria tropika

Vivax adalah parasit penyebab penyakit malaria tersiana

Malariae adalah plasmodium penyebab penyakit malaria quartana

Ovale adalah jenis plasmodium penyebab penyakit malaria Ovale

C. Distribusi penyakit

Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di

mana parasit Plasmodium dapat berkembang biak dengan cepat begitu pula

dengan vektor nyamukAnopheles. Daerah selatan Sahara di Afrika dan

Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian

malaria tertinggi.

Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak

setiap 30 detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang

meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di

Afrika, terutama pada anak-anak.

D. Reservoir

Manusia adalah reservoir utama untuk infeksi yang terjadi.

Page 8: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

8

E. Cara Penularan

Penyakit malaria dapat ditularkan melalui 2 cara yaitu secara

alamiah dan non alamiah.

1. Secara AlamiahYaitu penularan melalui gigitan nyamuk anopheles yang

mengandung parasit malaria.

2. Secara Non Alamiah Yaitu penularan yang bukan melalui gigitan

nyamuk anopheles sebagai berikut :

a. Malaria Bawaan(Kongenital)

Malaria kongenital adalah malaria pada bayi yang baru

dilahirkan karena ibunya menderita malaria. Penularan terjadi

karena adanya kelainan pada sawar plasenta (selaput yang

melindungai plasenta) sehingga tidak ada penghalang infeksi dari

ibu kepada janinnya. Selain melalui plasenta penularan dari ibu

kepada bayinya juga dapat melalui tali pusat. Gejala pada bayi yang

barulahir berupa demam, iritabilitas(mudah terangsang sehinggaser

ing menangis),pembesaran hati dan limpa, anemia, tidakmau makan

dan minum, kuning pada kulit dan selaput lendir, pembuktian pasti

dilakukan dengan deteksi parasit malariapada darah bayi.

b. Penularan secara Mekanik

Penularan secara mekanik adalah infeksi malaria yang

ditularkan melalui transfusi darah dari donor yang terinfeksi

malaria, pemakaian jarum suntik secara bersama-sama parapecandu

narkoba atau melalui transplantasi organ.

c. Penularan secara Oral

Cara penularan ini pernah dibuktikan pada ayam

(Plasmodium gallinasium), burung dara (Plasmodiumrelection) dan

monyet (Plasmodium knowlesi).Pada umumnya sumber infeksi bagi

Page 9: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

9

malaria pada manusiaadalah manusia lain yang sakit malaria baik

dengan gejala maupuntanpa gejala klinis (Rampengan, 1997).

F. Masa Inkubasi

Masa inkubasi ini bervariasi antara 9 -30 hari tergantung pada

species parasit, paling pendek pada plasmodium Falciparum dan paling

panjang pada plasmodium malaria. Masa inkubasi ini tergantung pada

intensitas infeksi, pengobatan yang pernah didapat sebelumnya dan tingkat

imunitas penderita.

G. Masa Penularan

Cara penularan, apakah secara alamiah atau bukan alamiah, juga

mempengaruhi. Penularan bukan alamiah seperti penularan malalui

transfusi darah, masa inkubasinya tergantung pada jumlah parasit yang

turut masuk bersama darah dan tingkat imunitas penerima arah. Secara

umum dapat dikatakan bahwa masa inkubasi bagi plasmodium falciparum

adalah 10 hari setelah transfusi, plasmodium vivax setelah 16 hari.

H. Kerentanan dan Kekebalan

Pada umumnya sumber infeksi bagi malaria pada manusia adalah

manusia lain yang sakit malaria baik dengan gejala maupun tanpa gejala

klinis. Malaria biasanya terjadi pada musim-musim penghujan. Hal

tersebut dikarenakan vektor Malaria banyak dijumpai pada musim

penghujan yang disebabkan oleh banyaknaya genangan-genangan air

sebagai tempat hidip vektornya.

Kekebalan pada penyakit malaria dapat didefinisikan sebagai

adanya kemampuan tubuh manusia untuk menghancurkan plasmodium

yang masuk atau membatasi perkembangbiakannya. Ada dua macam

Page 10: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

10

kekebalan, yaitu kekebalan alamiah dan kekebalan yang didapat.

Kekebalan alamiah timbul tanpa memerlukan infeksi lebih dahulu.

Kekebalan yang didapat ada yang merupakan kekebalan aktif sebagai

akibat dari infeksi sebelumnya atau vaksinasi, dan ada juga kekebalan pasif

didapat melalui pemindahan antibodi dari ibu kepada anak atau pemberian

serum dari seseorang yang kebal penyakit.

I. Cara-cara Pemberantasan

1. Upaya pencegahan

Prepatoganesis health promotion

Penyuluhan merupakan unsur terpenting dalam mencegah terjadinya

penyakit Malaria.

Ptogenesis specific protection

a. Tindakan pemberantasan vektor dengan melakukan fogging secara

berkala.

b. Penggunaan anti nyamuk dan kelambu saat tidur.

c. Penanganan penyakit dilaksanakan secepat mungkin agar tidak

terjadi masalah yang serius.

Page 11: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

11

BAB III

METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

Praktik mengenai permasalahan kesehatan ini dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 27 Maret 2013, pukul 11.25 – 14.40. Bertempat di pemukiman padat

yang berada di Jalan Biawan gang 2, RT 11, kelurahan Sidomulyo, kecamatan

Samarinda ilir.

3.2 Cara Pengambilan Data

Pengambilan data dilaksanakan dengan metode observasi dan dilanjutkan

dengan wawancara responden, dengan pengambilan sampel random sampling

yaitu pemilihan secara acak memilih rumah salah seorang warga.

Page 12: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

A. Situasi dan Kondisi Rumah

Lokasi yang saya ambil pada inspeksi ini adalah di pemukiman

padat penduduk, yakni di jalan Biawan khususnya gang 2 RT 11. Keadaan

pemukiman di daerah tersebut sangatlah dekat atau dapat dikatakan

berdempetan. Dan kadangkala dapat dijumpai pula tumpukan sampah di

depan atau di samping rumah yang dapat dijadikan sebagai sarang oleh

vektor Demam Berdarah Dengue atau Malaria.

Selain itu juga terdapat genangan-genangan air pada daerah

sekeliling rumah yang bisa menimbulkan potensi terjadinya kedua macam

penyakit tersebut.

B. Permasalahan Penyakit yang Dialami

Responden pertama yaitu Andi Fahriansyah, berumur 16 tahun

warga kelurahan Sidomulyo, jalan Biawan gang 2 RT 11 menderita

penyakit DBD sekitar beberapa bulan yang lalu. Responden kedua adalah

ibu Rubiyati, berumur 37 tahun, beralamat di jalan Biawan gang 2, RT 11,

No 18. Beliau pernah mengidap penyakit malaria.

Faktor – faktor yang mempengaruhi munculnya permasalahan

Kesehatan :

1. Faktor Lingkungan

- Kondisi rumah responden

Kondisi rumah Andi Fahriansyah cukup panas, pengap, dan

lembab. Hal ini dikarenakan kurang ventilasi dan jarangnya dibuka

Page 13: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

13

jendela yang ada dirumah responden. dan terkadang muncul bau

yang tidak sedap.

- Ventilasi

kurangnya ventilasi dirumah Andi Fahriansyah yang menyebabkan

keadaan rumah cukup pengap dan disenangi oleh vektor pembawa

pwnyakit.

- Cahaya

Cahaya dirumah responden khususnya di daerah ruan keluarga dan

dapur terlihat kurang sinar karena cahaya matahari hanya dapat

masuk melalui pintu dan jendela depan yang berhadapan langsung

dengan ruang tamu.

- Sanitasi

Jika kondisi rumah responden dibandingkan dengan persyaratan

sanitasi tempat tinggal dan criteria rumah sehat, maka rumah

responden belum memenuhi syarat. Karena sanitasi dirumah

responden sangatlah kurang.

2. Faktor Demografi

Jumlah penduduk disekitar Lingkungan pemukiman responden

yang besar mendorong peningkatan jumlah populasi yang besar pula.

Ditambah lagi dengan status kesehatan masyarakat yang masih belum

dapat dikatakan sempurna, akan menambah berat beban kegiatan

pemberantasan penyakit menular.

3. Faktor Perilaku

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Perilaku bersih dan sehat tersebut sangat dipengaruhi oleh

budaya dan tingkat pendidikan penduduk. Dengan makin

meningkatnya tingkat pendidikan di masyarakat diperkirakan akan

berpengaruh positif terhadap pemahaman masyarakat dalam menjaga

kesehata.mungkin faktor – faktor tersebut yang mnyebabkan PHBS

dari responden kurang.

Page 14: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

14

Responden kedua adalah ibu Rubiyati, berumur 37 tahun,

beralamat di jalan Biawan gang 2, RT 11, No 18. Beliau pernah mengidap

penyakit malaria.

Faktor – faktor yang mempengaruhi munculnya permasalahan

Kesehatan :

1. Faktor Lingkungan

- Kondisi rumah responden

Kondisi rumah Andi Fahriansyah cukup panas, pengap, dan

lembab. Hal ini dikarenakan kurang ventilasi dan jarangnya dibuka

jendela yang ada dirumah responden. dan terkadang muncul bau

yang tidak sedap.

- Ventilasi

kurangnya ventilasi dirumah Andi Fahriansyah yang menyebabkan

keadaan rumah cukup pengap dan disenangi oleh vektor pembawa

pwnyakit.

- Cahaya

Cahaya dirumah responden khususnya di daerah ruangtamu dan

dapur terlihat cukup sinar karena cahaya matahari dapat masuk

melalui pintu dan jendela, tetapi apabila didaerah kamar sinar

matahari sangatlah kurang karena tidak adanya jendela sehingga

sinar matahari tidak dappat masuk kedalam kamar.

- Sanitasi

Jika kondisi rumah responden dibandingkan dengan persyaratan

sanitasi tempat tinggal dan kriteria rumah sehat, maka rumah

responden belum memenuhi syarat. Karena sanitasi dirumah

responden masih kurang.

Page 15: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

15

2. Faktor Demografi

Jumlah penduduk disekitar Lingkungan pemukiman responden

yang besar mendorong peningkatan jumlah populasi yang besar pula.

Ditambah lagi dengan status kesehatan masyarakat yang masih belum

dapat dikatakan sempurna, akan menambah berat beban kegiatan

pemberantasan penyakit menular.

3. Faktor Perilaku

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Perilaku bersih dan sehat tersebut sangat dipengaruhi oleh

budaya dan tingkat pendidikan penduduk. Dengan makin

meningkatnya tingkat pendidikan di masyarakat diperkirakan akan

berpengaruh positif terhadap pemahaman masyarakat dalam menjaga

kesehata.mungkin faktor – faktor tersebut yang mnyebabkan PHBS

dari responden kurang.

4.2 Pembahasan

Dari permasalaha kesehatan yang ditemukan di daerah Biawan gang 2,

RT 11, kelurahan Sidomulyo, dapat dilakukan beberapa cara untuk

menanggulangi beberapa penyakit tersebut, yakni sebagai berikut:

A. Aplikasi Upaya Pencegahan Penyakit Demem Berdarah Dengue

1. Primordial Prevention

Underlying Condition

a. Pengelolaan sampah padat,

b. Menguras bak mandi/ penampungan air minimal sekali seminggu,

c. Mengganti/ menguras vas bunga dan tempat minum hewan ternak

seminggu sekali,

d. Menutup dengan rapat tempat penampungan air,

e. Mengubur kaleng-kaleng bekas disekitar rumah,

Page 16: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

16

f. Menggunakan kelambu pada saat tidur,

g. Menggunakan anti nyamuk

h. Memberikan bubuk abate (Temephos) pada gentong air, vas bunga,

atau kolam.

2. Primary Prevention

Health Promotion

a. Pendidikan dan penyebaran informasi Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN) demam berdarah Aedes Aegypti,

b. Modifikasi tempat perkembang biakan nyamuk,

c. Perbaikan desain rumah.

Spesific Protection

a. Pengasapan/ fogging (dengan menggunakan malathion dan

fenthion),

b. Menghindari gigitan nyamuk di sepanjang siang hari (pagi

sampai sore).

3. Secondary Prevention

Early Diagnosis and Prompt Treatment

a. Pemeriksaan darah di Laboratorium,

b. Pemberian obat tradisional seperti daun papaya, temu ireng,

daun meniran dan garam,

c. Penderita diberi minum 1,5 – 2 liter dalam 24 jam,

d. Periksa dan berobat ke pelayanan kesehatan seperti Puskesmas

atau Rumah Sakit.

Diasability Limitation:

Dilakukan perawatan atau penanganan di Puskesmas atau di Rumah

Sakit.

4. Tertiary Prevention

Rehabilitation:

Konsumsi makanan bergizi dan Istirahat cukup bagi penderita yang

telah sembuh atau dalam waktu pemulihan.

Page 17: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

17

B. Aplikasi Penanganan Penyakit Malaria

1. Primordial Prevention

Underlying Condition:

a. Pengelolaan sampah padat,

b. Menguras bak mandi/ penampungan air minimal sekali seminggu,

c. Mengganti/ menguras vas bunga dan tempat minum hewan ternak

seminggu sekali,

d. Menutup dengan rapat tempat penampungan air,

e. Mengubur kaleng-kaleng bekas disekitar rumah,

f. Menggunakan kelambu pada saat tidur,

g. Menggunakan anti nyamuk,

h. Memberikan bubuk abate pada gentong air, vas bunga, atau kolam.

2. Primary Prevention

Health Promotion:

a. Pendidikan dan penyebaran informasi Pemberantasan Sarang

Nyamuk Anophelles,

b. Modifikasi tempat perkembang biakan nyamuk,

c. Perbaikan desain rumah.

Spesific Protection:

a. Pengasapan / fogging dilakukan secara intensif,

b. Menghindari gigitan nyamuk di sepanjang hari.

3. Secondary Prevention

Early Diagnosis and Prompt Treatment:

a. Pemeriksaan darah di Laboratorium,

b. Pemberian obat tradisional seperti daun papaya, temu ireng,

daun meniran dan garam,

c. Penderita diberi minum 1,5 – 2 liter dalam 24 jam,

d. Periksa dan berobat ke pelayanan kesehatan seperti Puskesmas

atau Rumah Sakit.

Page 18: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

18

Diasability Limitation:

Dilakukan perawatan atau penanganan di Puskesmas atau di Rumah

Sakit.

4. Tertiary Prevention

Rehabilitation:

Konsumsi makanan bergizi dan Istirahat cukup bagi penderita yang

telah sembuh atau dalam waktu pemulihan.

Page 19: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

19

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

masih ada penyakit menular yang tersebar di sekitar masyarakat yang bertempat

tinggal di daerah Biawan gang 2 yakni penyakit Demam Berdarah Dengue

(DBD) dan Malaria.

Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor yakni faktor

lingkungan, faktor demografi, dan faktor PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat).

5.2 Saran

Sebaiknya masyarakat disekitar daerah Biawan dan petugas kesehatan

yang ada disana saling bekerjasama untuk meningkatkan derajat kesahatan

masyarakat disana. Dan sebaiknya mereka dapat meminimalisir faktor – faktor

penyebab penyakit yang dapat menyerang mereka.

Page 20: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

20

DAFTAR PUSTAKA

T. H. Rampengan. 2005. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak , Ed.2. Penerbit Buku

Kedokteran EGC: Jakarta.

Page 21: Laporan Epidemiologi Penyakit Menular

21

LAMPIRAN