1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular dan kualitas lingkungan yang berdampak terhadap kesehatan masih menjadi isu pokok yang ditangani oleh pemerintah bersama masyarakat sebagai bagian dari misi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Faktor lingkungan dan perilaku masih menjadi risiko utama dalam penularan dan penyebaran penyakit menular, baik karena kualitas lingkungan, masalah sarana sanitasi dasar maupun akibat pencemaran lingkungan. Sehingga insidens dan prevalensi penyakit menular yang berbasis lingkungan di Indonesia relatif masih sangat tinggi. Keadaan kesehatan lingkungan di masyarakat Indonesia masih menjadi salah satu hal yang perlu mendapat perhatian intensif, karena dapat menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah. Diantaranya adalah mobilitas dan peningkatan jumlah penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah, pembuangan air limbah, penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat-obatan, polusi udara,air dan tanah dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan penyakit menular. Puskesmas adalah salah satu unit organisasi fungsional yang dapat menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan pada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. (Depkes, RI 2004).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit menular dan kualitas lingkungan yang berdampak terhadap
kesehatan masih menjadi isu pokok yang ditangani oleh pemerintah bersama
masyarakat sebagai bagian dari misi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
Faktor lingkungan dan perilaku masih menjadi risiko utama dalam penularan
dan penyebaran penyakit menular, baik karena kualitas lingkungan, masalah
sarana sanitasi dasar maupun akibat pencemaran lingkungan. Sehingga insidens
dan prevalensi penyakit menular yang berbasis lingkungan di Indonesia relatif
masih sangat tinggi.
Keadaan kesehatan lingkungan di masyarakat Indonesia masih menjadi
salah satu hal yang perlu mendapat perhatian intensif, karena dapat
menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah. Diantaranya adalah
mobilitas dan peningkatan jumlah penduduk, penyediaan air bersih,
pengolalaan sampah, pembuangan air limbah, penggunaan pestisida, masalah
gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat-obatan,
polusi udara,air dan tanah dan banyak lagi permasalahan yang dapat
menimbulkan penyakit menular.
Puskesmas adalah salah satu unit organisasi fungsional yang dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata
dan dapat diterima serta terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif
masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah dan
masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan pada
pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. (Depkes, RI
2004).
2
Salah satu fungsi puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas meliputi pelayanan
pengobatan, upaya pencegahan, peningkatan kesehatan dan pemulihan
kesehatan (Depkes RI, 2004).
Oleh sebab itu, penelitia ini dilakukan untuk mengetahui penyebaran
penyakit menular yang terjadi di masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk merencanakan program kesehatan,
terutama dalam penanggulangan penyakit menular di sekitar daerah kerja
puskesmas setempat.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan pengamatan penyakit menular ini
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi apa saja gangguan atau
permasalahan kesehatan yang dialami oleh warga sekitar daerah Biawan
gang 2.
b. Untuk mengetahui sebab-sebab atau faktor – faktor yang mendukung
terjadinya gangguan kesehatan yang dialami oleh warga sekitar daerah
Biawan gang 2.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Demam Berdarah Dengue
A. Identifikasi
Demam Berdarah adalah suatu penyakit demam akut yang
disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia
melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegepti atau
Aedes albopictus. Ada empat jenis virus dengue yang berbeda, namun
berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue
merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Penyakit demam
berdarah ditemukan di daerah tropis dan sub tropis di berbagai belahan
dunia, terutama dimusim hujan dan lembab.
B. Penyebab Penyakit
Penyebab penyakit Demam Berdarah adalah virus dengue, dan yang
sebasgai vektornya adalah nyamuk Aedes aegepty. Terdapat 4 jenis virus
dengue yang diketahui dspat menyebabkan penyakit demam berdarah,
keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala
demsm berdarah baru muncul saat seseorang yang pernah terinfeksi oleh
salah satu dari empat jenis virus dengue tersebut kemudian mengalami
infeksi oleh jenis virus dengue yang berbada. Sistem imun yang sudah
terbentuk didalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan
kemunculan gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk kedua
kalinya. Seseorang akan terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue
selama masa hidupnya. Namun, jenis virus yang sama hanya bisa
menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun yang dibentuk di dalam
tubuh.
4
C. Distribusi Penyakit
Virus dangue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vector
pembawanya, yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina
dan Aedes albopictus. Aedes agypti adalah vektor yang paling banyak
ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus
dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut.
Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk
yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia
sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue
yang dibawanya melalui telur (transovarial).
D. Reservoir
Reservoir atau sumber penularan adalah manusia yang terserang
virus dengue kemudian digigit oleh nyamuk Aedes aegipti dan menggigit
manusia yang lain.
E. Cara Penularan
Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepti betina.
Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit/menghisap
darah orang yang sakit DBD atau yang tidak sakit DBD tetapi dalam
darahnya terdapat virus Dengue (karena orang ini memiliki kekebalan
terhadap virus dengue),
Orang yang mengandung virus dengue tetapi tidak sakit, dapat pergi
kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat
yang ada nyamuk Aedes Aegypti.
Virus dengue yang terhisap akan berkembangbiak dan menyebar ke
seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya.
Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu
akan dipindahkan bersama air liur nyamuk.
5
Bila orang yang ditulari itu tidak memiliki kekebalan (umumnya anak-
anak), ia akan segera menderita DBD.
F. Masa Inkubasi
Masa inkubasi penyakit ini adalah 3 - 15 hari.
G. Masa penularan
Masa penularan DBD ini dimulai dari Nyamuk Aedes aegepti dapat
mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang
mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur
berkembang biak dalam waktu 8-10 hari sebelum dapat ditularkan kembali
kepada manusia. Nyamuk tersebut akan membawa dan menularkan virus
selama hidupnya. Di tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas
46 hari sebelum menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada
nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang
mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah
demam timbul.
H. Kerentanan dan Kekebalan
Penyakit DBD biasanya menyerang pada musim tertentu, yaitu
musim penghujan. Hal tersebut dikarenakan vektor DBD banyak dijumpai
pada musim penghujan yang disebabkan oleh banyaknaya genangan air
sebagai tempat hidip vektornya.
Pembentukan antibodi pada infeksi pertama oleh salah satu dari
keempat jenis virus dengue di atas akan menghasilkan kekebalan humoral
silang (cross protection) yang berlaku untuk keempat jenis virus dengue,
sehingga infeksi kedua oleh jenis virus dengue lainnya akan lebih ringan.
Infeksi kedua oleh virus dengue dengan tipe yang sama bahkan dapat
6
menimbulkan kekebalan seluler (sel mediated immunity) yang dapat
bertahan seumur hidup.
I. Cara-cara Pemberantasan
1. Upaya pencegahan
Prepatoganesis health promotion
Penyuluhan merupakan unsur terpenting dalam mencegah terjadinya
penyakit DBD.
Ptogenesis specific protection
Penanganan secara spesifik dapat dilakukan dengan cara:
1. Tindakan pemberantasan vektor dengan melakukan fogging secara
berkala menggunakan malathion dan fenthion yang berguna untuk
mengurangi kemungkinan penularan Aedes aegipti sampai batas
tertentu.
2. Penanganan penyakit dilaksanakan secepat mungkin agar tidak
terjadi masalah yang lebih serius.
2.2 MALARIA
A. Identifikasi
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit
bernama Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang
terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium
akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah
merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal
menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi
komplikasi yang berujung pada kematian.
7
B. Penyebab Penyakit
Plasmodium adalah parasit penyebab penyakit malaria. Plasmodium
merupakan parasit yang hidup dalam darah binatang atau hewan berdarah
panas seperti pada jenis serangga yang hidup dengan menghisap darah e.g
nyamuk anopheles, Melalui gigitan nyamuk anopheles inilah plasodium
akan masuk ke dalam darah dan berkembang biak pada organ hati dengan
cara membelah diri sehingga dapat merusak sel-sel darah merah dan dari
infeksi tersebut dapat menimbulkan beberapa komplikasi sesuai jenis
parasit yang telah tersebar dalam darah.
Terdapat empat macam Plasmodium yang dapat menyebabkan
penyakit malaria diantaranya :
Falciparum merupakan parasit penyebab penyakit malaria tropika
Vivax adalah parasit penyebab penyakit malaria tersiana
Malariae adalah plasmodium penyebab penyakit malaria quartana
Ovale adalah jenis plasmodium penyebab penyakit malaria Ovale
C. Distribusi penyakit
Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di
mana parasit Plasmodium dapat berkembang biak dengan cepat begitu pula
dengan vektor nyamukAnopheles. Daerah selatan Sahara di Afrika dan
Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian
malaria tertinggi.
Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak
setiap 30 detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang
meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di
Afrika, terutama pada anak-anak.
D. Reservoir
Manusia adalah reservoir utama untuk infeksi yang terjadi.
8
E. Cara Penularan
Penyakit malaria dapat ditularkan melalui 2 cara yaitu secara
alamiah dan non alamiah.
1. Secara AlamiahYaitu penularan melalui gigitan nyamuk anopheles yang
mengandung parasit malaria.
2. Secara Non Alamiah Yaitu penularan yang bukan melalui gigitan
nyamuk anopheles sebagai berikut :
a. Malaria Bawaan(Kongenital)
Malaria kongenital adalah malaria pada bayi yang baru
dilahirkan karena ibunya menderita malaria. Penularan terjadi
karena adanya kelainan pada sawar plasenta (selaput yang
melindungai plasenta) sehingga tidak ada penghalang infeksi dari
ibu kepada janinnya. Selain melalui plasenta penularan dari ibu
kepada bayinya juga dapat melalui tali pusat. Gejala pada bayi yang
barulahir berupa demam, iritabilitas(mudah terangsang sehinggaser
ing menangis),pembesaran hati dan limpa, anemia, tidakmau makan
dan minum, kuning pada kulit dan selaput lendir, pembuktian pasti
dilakukan dengan deteksi parasit malariapada darah bayi.
b. Penularan secara Mekanik
Penularan secara mekanik adalah infeksi malaria yang
ditularkan melalui transfusi darah dari donor yang terinfeksi
malaria, pemakaian jarum suntik secara bersama-sama parapecandu
narkoba atau melalui transplantasi organ.
c. Penularan secara Oral
Cara penularan ini pernah dibuktikan pada ayam
(Plasmodium gallinasium), burung dara (Plasmodiumrelection) dan
monyet (Plasmodium knowlesi).Pada umumnya sumber infeksi bagi
9
malaria pada manusiaadalah manusia lain yang sakit malaria baik
dengan gejala maupuntanpa gejala klinis (Rampengan, 1997).
F. Masa Inkubasi
Masa inkubasi ini bervariasi antara 9 -30 hari tergantung pada
species parasit, paling pendek pada plasmodium Falciparum dan paling
panjang pada plasmodium malaria. Masa inkubasi ini tergantung pada
intensitas infeksi, pengobatan yang pernah didapat sebelumnya dan tingkat
imunitas penderita.
G. Masa Penularan
Cara penularan, apakah secara alamiah atau bukan alamiah, juga
mempengaruhi. Penularan bukan alamiah seperti penularan malalui
transfusi darah, masa inkubasinya tergantung pada jumlah parasit yang
turut masuk bersama darah dan tingkat imunitas penerima arah. Secara
umum dapat dikatakan bahwa masa inkubasi bagi plasmodium falciparum
adalah 10 hari setelah transfusi, plasmodium vivax setelah 16 hari.
H. Kerentanan dan Kekebalan
Pada umumnya sumber infeksi bagi malaria pada manusia adalah
manusia lain yang sakit malaria baik dengan gejala maupun tanpa gejala
klinis. Malaria biasanya terjadi pada musim-musim penghujan. Hal
tersebut dikarenakan vektor Malaria banyak dijumpai pada musim
penghujan yang disebabkan oleh banyaknaya genangan-genangan air
sebagai tempat hidip vektornya.
Kekebalan pada penyakit malaria dapat didefinisikan sebagai
adanya kemampuan tubuh manusia untuk menghancurkan plasmodium
yang masuk atau membatasi perkembangbiakannya. Ada dua macam
10
kekebalan, yaitu kekebalan alamiah dan kekebalan yang didapat.
Kekebalan alamiah timbul tanpa memerlukan infeksi lebih dahulu.
Kekebalan yang didapat ada yang merupakan kekebalan aktif sebagai
akibat dari infeksi sebelumnya atau vaksinasi, dan ada juga kekebalan pasif
didapat melalui pemindahan antibodi dari ibu kepada anak atau pemberian
serum dari seseorang yang kebal penyakit.
I. Cara-cara Pemberantasan
1. Upaya pencegahan
Prepatoganesis health promotion
Penyuluhan merupakan unsur terpenting dalam mencegah terjadinya
penyakit Malaria.
Ptogenesis specific protection
a. Tindakan pemberantasan vektor dengan melakukan fogging secara
berkala.
b. Penggunaan anti nyamuk dan kelambu saat tidur.
c. Penanganan penyakit dilaksanakan secepat mungkin agar tidak
terjadi masalah yang serius.
11
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktik mengenai permasalahan kesehatan ini dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 27 Maret 2013, pukul 11.25 – 14.40. Bertempat di pemukiman padat
yang berada di Jalan Biawan gang 2, RT 11, kelurahan Sidomulyo, kecamatan
Samarinda ilir.
3.2 Cara Pengambilan Data
Pengambilan data dilaksanakan dengan metode observasi dan dilanjutkan
dengan wawancara responden, dengan pengambilan sampel random sampling
yaitu pemilihan secara acak memilih rumah salah seorang warga.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
A. Situasi dan Kondisi Rumah
Lokasi yang saya ambil pada inspeksi ini adalah di pemukiman
padat penduduk, yakni di jalan Biawan khususnya gang 2 RT 11. Keadaan
pemukiman di daerah tersebut sangatlah dekat atau dapat dikatakan
berdempetan. Dan kadangkala dapat dijumpai pula tumpukan sampah di
depan atau di samping rumah yang dapat dijadikan sebagai sarang oleh
vektor Demam Berdarah Dengue atau Malaria.
Selain itu juga terdapat genangan-genangan air pada daerah
sekeliling rumah yang bisa menimbulkan potensi terjadinya kedua macam
penyakit tersebut.
B. Permasalahan Penyakit yang Dialami
Responden pertama yaitu Andi Fahriansyah, berumur 16 tahun
warga kelurahan Sidomulyo, jalan Biawan gang 2 RT 11 menderita
penyakit DBD sekitar beberapa bulan yang lalu. Responden kedua adalah
ibu Rubiyati, berumur 37 tahun, beralamat di jalan Biawan gang 2, RT 11,
No 18. Beliau pernah mengidap penyakit malaria.
Faktor – faktor yang mempengaruhi munculnya permasalahan
Kesehatan :
1. Faktor Lingkungan
- Kondisi rumah responden
Kondisi rumah Andi Fahriansyah cukup panas, pengap, dan
lembab. Hal ini dikarenakan kurang ventilasi dan jarangnya dibuka
13
jendela yang ada dirumah responden. dan terkadang muncul bau
yang tidak sedap.
- Ventilasi
kurangnya ventilasi dirumah Andi Fahriansyah yang menyebabkan
keadaan rumah cukup pengap dan disenangi oleh vektor pembawa
pwnyakit.
- Cahaya
Cahaya dirumah responden khususnya di daerah ruan keluarga dan
dapur terlihat kurang sinar karena cahaya matahari hanya dapat
masuk melalui pintu dan jendela depan yang berhadapan langsung
dengan ruang tamu.
- Sanitasi
Jika kondisi rumah responden dibandingkan dengan persyaratan
sanitasi tempat tinggal dan criteria rumah sehat, maka rumah
responden belum memenuhi syarat. Karena sanitasi dirumah
responden sangatlah kurang.
2. Faktor Demografi
Jumlah penduduk disekitar Lingkungan pemukiman responden
yang besar mendorong peningkatan jumlah populasi yang besar pula.
Ditambah lagi dengan status kesehatan masyarakat yang masih belum
dapat dikatakan sempurna, akan menambah berat beban kegiatan
pemberantasan penyakit menular.
3. Faktor Perilaku
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Perilaku bersih dan sehat tersebut sangat dipengaruhi oleh
budaya dan tingkat pendidikan penduduk. Dengan makin
meningkatnya tingkat pendidikan di masyarakat diperkirakan akan
berpengaruh positif terhadap pemahaman masyarakat dalam menjaga
kesehata.mungkin faktor – faktor tersebut yang mnyebabkan PHBS
dari responden kurang.
14
Responden kedua adalah ibu Rubiyati, berumur 37 tahun,
beralamat di jalan Biawan gang 2, RT 11, No 18. Beliau pernah mengidap
penyakit malaria.
Faktor – faktor yang mempengaruhi munculnya permasalahan
Kesehatan :
1. Faktor Lingkungan
- Kondisi rumah responden
Kondisi rumah Andi Fahriansyah cukup panas, pengap, dan
lembab. Hal ini dikarenakan kurang ventilasi dan jarangnya dibuka
jendela yang ada dirumah responden. dan terkadang muncul bau
yang tidak sedap.
- Ventilasi
kurangnya ventilasi dirumah Andi Fahriansyah yang menyebabkan
keadaan rumah cukup pengap dan disenangi oleh vektor pembawa
pwnyakit.
- Cahaya
Cahaya dirumah responden khususnya di daerah ruangtamu dan
dapur terlihat cukup sinar karena cahaya matahari dapat masuk
melalui pintu dan jendela, tetapi apabila didaerah kamar sinar
matahari sangatlah kurang karena tidak adanya jendela sehingga
sinar matahari tidak dappat masuk kedalam kamar.
- Sanitasi
Jika kondisi rumah responden dibandingkan dengan persyaratan
sanitasi tempat tinggal dan kriteria rumah sehat, maka rumah
responden belum memenuhi syarat. Karena sanitasi dirumah
responden masih kurang.
15
2. Faktor Demografi
Jumlah penduduk disekitar Lingkungan pemukiman responden
yang besar mendorong peningkatan jumlah populasi yang besar pula.
Ditambah lagi dengan status kesehatan masyarakat yang masih belum
dapat dikatakan sempurna, akan menambah berat beban kegiatan
pemberantasan penyakit menular.
3. Faktor Perilaku
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Perilaku bersih dan sehat tersebut sangat dipengaruhi oleh
budaya dan tingkat pendidikan penduduk. Dengan makin
meningkatnya tingkat pendidikan di masyarakat diperkirakan akan
berpengaruh positif terhadap pemahaman masyarakat dalam menjaga
kesehata.mungkin faktor – faktor tersebut yang mnyebabkan PHBS
dari responden kurang.
4.2 Pembahasan
Dari permasalaha kesehatan yang ditemukan di daerah Biawan gang 2,
RT 11, kelurahan Sidomulyo, dapat dilakukan beberapa cara untuk
menanggulangi beberapa penyakit tersebut, yakni sebagai berikut:
A. Aplikasi Upaya Pencegahan Penyakit Demem Berdarah Dengue
1. Primordial Prevention
Underlying Condition
a. Pengelolaan sampah padat,
b. Menguras bak mandi/ penampungan air minimal sekali seminggu,
c. Mengganti/ menguras vas bunga dan tempat minum hewan ternak
seminggu sekali,
d. Menutup dengan rapat tempat penampungan air,
e. Mengubur kaleng-kaleng bekas disekitar rumah,
16
f. Menggunakan kelambu pada saat tidur,
g. Menggunakan anti nyamuk
h. Memberikan bubuk abate (Temephos) pada gentong air, vas bunga,
atau kolam.
2. Primary Prevention
Health Promotion
a. Pendidikan dan penyebaran informasi Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) demam berdarah Aedes Aegypti,
b. Modifikasi tempat perkembang biakan nyamuk,
c. Perbaikan desain rumah.
Spesific Protection
a. Pengasapan/ fogging (dengan menggunakan malathion dan
fenthion),
b. Menghindari gigitan nyamuk di sepanjang siang hari (pagi
sampai sore).
3. Secondary Prevention
Early Diagnosis and Prompt Treatment
a. Pemeriksaan darah di Laboratorium,
b. Pemberian obat tradisional seperti daun papaya, temu ireng,
daun meniran dan garam,
c. Penderita diberi minum 1,5 – 2 liter dalam 24 jam,
d. Periksa dan berobat ke pelayanan kesehatan seperti Puskesmas
atau Rumah Sakit.
Diasability Limitation:
Dilakukan perawatan atau penanganan di Puskesmas atau di Rumah
Sakit.
4. Tertiary Prevention
Rehabilitation:
Konsumsi makanan bergizi dan Istirahat cukup bagi penderita yang
telah sembuh atau dalam waktu pemulihan.
17
B. Aplikasi Penanganan Penyakit Malaria
1. Primordial Prevention
Underlying Condition:
a. Pengelolaan sampah padat,
b. Menguras bak mandi/ penampungan air minimal sekali seminggu,
c. Mengganti/ menguras vas bunga dan tempat minum hewan ternak
seminggu sekali,
d. Menutup dengan rapat tempat penampungan air,
e. Mengubur kaleng-kaleng bekas disekitar rumah,
f. Menggunakan kelambu pada saat tidur,
g. Menggunakan anti nyamuk,
h. Memberikan bubuk abate pada gentong air, vas bunga, atau kolam.
2. Primary Prevention
Health Promotion:
a. Pendidikan dan penyebaran informasi Pemberantasan Sarang
Nyamuk Anophelles,
b. Modifikasi tempat perkembang biakan nyamuk,
c. Perbaikan desain rumah.
Spesific Protection:
a. Pengasapan / fogging dilakukan secara intensif,
b. Menghindari gigitan nyamuk di sepanjang hari.
3. Secondary Prevention
Early Diagnosis and Prompt Treatment:
a. Pemeriksaan darah di Laboratorium,
b. Pemberian obat tradisional seperti daun papaya, temu ireng,
daun meniran dan garam,
c. Penderita diberi minum 1,5 – 2 liter dalam 24 jam,
d. Periksa dan berobat ke pelayanan kesehatan seperti Puskesmas
atau Rumah Sakit.
18
Diasability Limitation:
Dilakukan perawatan atau penanganan di Puskesmas atau di Rumah
Sakit.
4. Tertiary Prevention
Rehabilitation:
Konsumsi makanan bergizi dan Istirahat cukup bagi penderita yang
telah sembuh atau dalam waktu pemulihan.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
masih ada penyakit menular yang tersebar di sekitar masyarakat yang bertempat
tinggal di daerah Biawan gang 2 yakni penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) dan Malaria.
Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor yakni faktor
lingkungan, faktor demografi, dan faktor PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat).
5.2 Saran
Sebaiknya masyarakat disekitar daerah Biawan dan petugas kesehatan
yang ada disana saling bekerjasama untuk meningkatkan derajat kesahatan
masyarakat disana. Dan sebaiknya mereka dapat meminimalisir faktor – faktor
penyebab penyakit yang dapat menyerang mereka.
20
DAFTAR PUSTAKA
T. H. Rampengan. 2005. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak , Ed.2. Penerbit Buku