Top Banner

of 164

Suplemen Astrofisika

Mar 10, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • JudulBuku : Supplemen AstrofisikaPenulis : Dr. Chatief Kunjaya MScPerancangKulit : Charlie Bronson WuliFoto Cover : Muhammad YusufIlustrasi : Arif Ridwan AbriyantoTata Letak : Listya Dara Sunda PrabawaDiterbitkan oleh : PT Trisula AdisaktiPemegangHakCipta : Dr. Chatief Kunjaya MSc.Hak cipta 2014CetakanBuku :ISBN :

    Dilarang keras mengutip, menjiplak atau memfotokopi baik sebagian atau seluruhisi buku ini serta memperjualbelikannya tanpa mendapat izin tertulis dari Penulis.

    UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 19 TAHUN 2002TENTANG HAK CIPTAPasal 72KetentuanPidanaSangsiPelanggaran1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan ataumemperbanyak suatu ciptaan atau memberikan izin untukitu, dipidanadengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulandan/ataudenda palingsedikitRp 1.000.000,00 (satujuta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (limamilyar rupiah).2. Barang siapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan,memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaanatau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagai manadimaksud pada ayat (1), dipidanadenganpidanapenjara paling lama 5 (lima)tahundan/ataudenda paling banyakRp 500.000.000,00 (lima ratusjutarupiah)

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Angkasa luar adalah harapan bagi masa depan umat manusia, karena

    sumber daya di Bumi terbatas sementara populasi manusia semakin

    meningkat. Perubahan di Bumi antara lain juga dipengaruhi oleh peristiwa

    yang terjadi di angkasa luar, sebagai contoh, perubahan aktivitas matahari

    mempengaruhi iklim di Bumi dan mempengaruhi hayat hidup orang

    banyak. Kebergantungan manusia pada angkasa luar juga semakin

    meningkat, telekomunikasi sangat bergantung pada keberadaan satelit

    komunikasi yang melayang-layang di angkasa luar. Itu adalah sedikit

    contoh betapa semakin penting kita mempunyai pengetahuan tentang

    angkasa luar, masih banyak contoh-contoh lain yang dapat ditampilkan.

    Beberapa decade lalu, ketika manusia baru mulai memasuki abad angkasa

    luar, pelajaran tentang ilmu-ilmu angkasa luar terasa dipentingkan

    keberadaannya sehingga menjadi mata pelajaran tersendiri di Sekolah

    Menengah Atas, yaitu ilmu Falak. Ironisnya, sekarang pada saat ilmu-ilmu

    angkasa luar seperti astronomi semakin berkembang pesat dan semakin

    penting, aplikasinya semakin banyak, manusia semakin bergantung kepada

    satelit-satelit di angkasa luar, justru pelajaran astronomi menjadi hilang

    dari kurikulum SMA. Materi astronomi dilempar sana lempar sini, pernah

    bergabung dengan Ilmu Bumi menjadi IPBA, pernah menjadi bagian dari

    Fisika akhirnya menjadi bagian dari pelajaran Geografi.

    Sebenarnya boleh saja astronomi masuk ke dalam pelajaran geografi,

    karena memang ada juga hubungannya. Namun penunjang utama

    astronomi adalah matematika dan fisika, sedangkan geografi merupakan

    bagian dari pelajaran IPS di kelas 3 SMA, sehingga kemungkinan guru

    geografi bisa kesulitan dalam mengajarkan aspek fisika dari materi

    astronomi. Ironisnya, pada kurikulum yang lalu siswa yang mempunyai

    dasar yang kuat untuk belajar astronomi yaitu siswa jurusan IPA tidak

    mendapat kesempatan untuk mendalami Astronomi di kelas 3, sementara

    siswa jurusan IPS yang tidak lagi belajar fisika harus mempelajari ilmu

    yang membutuhkan dasar pengetahuan fisika. Ironi berikutnya adalah

    siswa jurusan IPS yang di kelas 3 SMA belajar astronomi justru tidak dapat

    mendaftar ke jurusan astronomi di universitas, sedangkan yang siswa

    jurusan IPA yang tidak lagi belajar astronomi di kelas 3 SMA justru bisa

    mendaftar ke jurusan astronomi kalau mau.

  • iv KATA PENGATAR

    Untuk menjembatani hal ini, telah diusulkan kepada Badan Standard

    Nasional Pendidikan untuk menerapkan prinsip-prinsip fisika yang

    dipelajari di mata pelajaran fisika dalam problem-prolem bernuansa

    astronomi di dalam pelajaran fisika. Dengan demikian guru fisika tidak

    perlu mengajarkan materi astronomi secara tersendiri, melainkan tinggal

    melanjutkan ke contoh astronomi dari konsep fisika yang telah diajarkan.

    Di dalam kurikulum SMA 2013, sudah ada perubahan yang lebih positif,

    yaitu siswa dari peminatan berbeda masih ada kemungkinan mengambil

    pilihan pelajaran di peminatan yang lain.

    Buku ini ditulis dengan semangat yang searah dengan perubahan

    kurikulum SMA 2013. Dengan menggunakan buku ini para siswa yang ingin

    memperdalam fisika bisa melakukan pendalaman ke arah aplikasi

    astronomi dengan berpijak pada dasar pengetahuan fisika sebelumnya.

    Para siswa yang berminat berpartisipasi dalam olimpiade astronomi dapat

    menggunakan buku ini sebagai pegangan, karena seleksi daerah akan lebih

    memperhatikan kurikulum 2013. Para guru pembina olimpiade astronomi

    dapat lebih mampu membina siswanya dalam menghadapi seleksi daerah.

    Siswa yang mengambil peminatan ilmu-ilmu sosial dapat mendalami

    pelajaran geografinya ke arah astronomi dengan menggunakan buku ini.

    Sekolah-sekolah juga dapat membuat mata pelajaran astronomi tersendiri

    sebagai pendalaman mata pelajaran Fisika atau Geografi.

    Akhir kata, penulis menyampaikan puji syukur dan terima kasih kepada

    Tuhan Yang Maha Kuasa atas izinnya buku ini dapat diselesaikan, semoga

    bermanfaat bagi kemajuan belajar para siswa Indonesia di seluruh

    Indonesia.

    Bandung 28 Januari 2014

    Penulis

  • v

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR iii

    DAFTAR ISI v

    Bab 1 PENGUKURAN 1

    Pendahuluan 1

    Waktu 3

    Panjang 5

    Besaran Turunan dari Kecepatan dan Waktu 5

    Massa 10

    Temperatur 11

    Soal-soal 12

    Bab 2 GERAK MELINGKAR PADA BENDA LANGIT 13

    Pendahuluan 13

    Rotasi Benda Langit 15

    Gerak Bulan 17

    Gerak Satelit Buatan 19

    Gerak Planet 20

    Soal-soal 24

    Bab 3 HUKUM GERAK DAN GRAVITASI 27

    Hukum Newton I 27

    Hukum Newton II 29

    Hukum Newton III 32

    Hukum Newton Tentang Gravitasi 33

    Medan Gravitasi 38

    Hukum-Hukum Kepler 38

    Penjelasan Hukum Kepler 1 39

    Penjelasan Hukum Kepler 2 40

    Penjelasan Hukum Kepler 3 41

    Soal-soal 42

  • vi DAFTAR ISI

    Bab 4 TEROPONG BINTANG 47

    Pendahuluan 47

    Prisma Sebagai Pengurai Cahaya 51

    Lensa Sebagai Pengumpul Cahaya 53

    Lensa Gravitasi 54

    Teropong Bintang 56

    Refraktor 56

    Reflektor 62

    Soal-soal 64

    Bab 5 ENERGI GRAVITASI 69

    Pendahuluan 69

    Orbit Satelit 72

    Orbit Planet 75

    Kecepatan Lepas 77

    Energi Gravitasi Black Hole 78

    Soal-soal 80

    Bab 6 MOMENTUM 81

    Pendahuluan 79

    Impuls 82

    Tumbukan 83

    Soal-soal 86

    Bab 7 ATMOSFER PLANET 87

    Pendahuluan 87

    Planet Venus dan Pemanasan Global 90

    Tekanan Atmosfer 93

    Soal-soal 94

    Bab 8 ROTASI BENDA LANGIT 95

    Pendahuluan 95

    Radius Girasi Bumi 98

    Presesi 100

    Soal-soal 103

  • DAFTAR ISI vii

    Bab 9 RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 105

    Pendahuluan 105

    Hukum Radiasi Planck 107

    Ukuran Terang Bintang 110

    Kuadrat Kebalikan 111

    Efek Doppler Pada Cahaya 114

    Radiasi Gelombang Energi Tinggi di Alam Semesta 120

    Soal-soal 123

    Bab 10 MEDAN MAGNET BENDA ANGKASA 125

    Magnet Bumi 125

    Gerak Partikel Angin Matahari dalam Medan Magnet Bumi 126

    Aurora 131

    Magnet Matahari 132

    Bintang Neutron 134

    Medan Magnet Galaksi 136

    Soal-soal 137

    Bab 11 DATA DIGITAL BENDA LANGIT 139

    Efek Foto Listrik 139

    Kamera CCD 140

    Perekaman Spektrum Bintang 143

    Penyimpanan Citra Benda Langit 144

    Soal-soal 146

    Bab 12 RADIOAKTIVITAS DAN REAKSI INTI DI DALAM ASTRONOMI 147

    Reaksi Inti di dalam Bintang 147

    Sinar Kosmik 153

    Soal-soal 155

    REFERENSI 157

    LAMPIRAN 159

  • 1

    Bab 1

    Satuan, Pengukuran dan Gerak Lurus Dalam

    Astronomi

    Pendahuluan

    Ketika kita melihat langit yang cerah dipenuhi bintang-bintang, apa yang

    ada dalam benak kita tentang alam semesta? Orang zaman dahulu

    memandang langit itu seperti sebuah kubah raksasa, bintang-bintang

    menempel di kubah yang berputar, tidak diketahui berapa jauhnya

    bintang-bintang itu, mungkin umumnya memikirkan bahwa jarak bintang-

    bintang, planet dan Matahari kira-kira sama yaitu sama dengan jari-jari

    kubah raksasa itu. Tentu saja sekarang, setelah mempelajari astronomi,

    para ilmuwan mengetahui bahwa pemikiran itu salah. Betapa kecilnya

    alam semesta ini dalam alam pemikiran orang-orang zaman dahulu, dan

    mungkin juga menurut orang-orang zaman sekarang yang belum

    mempelajari astronomi. Setelah mempelajari astronomi, kita akan menyadari bahwa betapa

    besarnya alam semesta ini, dan betapa kecilnya Bumi tempat tinggal kita.

    Bumi ini jauh lebih kecil daripada Matahari, Matahari jauh lebih kecil

    daripada ukuran tata surya ini, ukuran tata surya sangat kecil dibanding

    ukuran galaksi dan seterusnya. Sementara itu di antara bintang-bintang

    yang terlihat dari Bumi ada yang berukuran raksasa, bahkan maharaksasa,

    Materi : Satuan dan Pengukuran, Gerak Lurus

    Kelas X

    Kompetensi dasar :

    X.3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan,

    ketelitian dan aturan angka penting)

    X.4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan teknik

    yang tepat untuk suatu penyelidikan ilmiah

    X.3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan

    konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan

  • 2 SATUAN DAN PENGUKURAN

    yang membuat ukuran matahari yang berdiameter 1,4 juta km menjadi

    nampak sangat kecil. Sebagai contoh bintang Antares di Rasi Scorpio

    diameternya lebih dari satu milyar km. Seandainya Matahari kita adalah

    bintang Antares maka Bumi ini berada di dalam bintang yang kitarinya.

    Jarak bintang-bintang sangat jauh, bahkan bintang terdekat pun jaraknya

    ratusan ribu kali jarak Bumi Matahari. Jarak Matahari dan bintang-bintang

    lain di dekatnya puluhan ribu kali lebih kecil daripada ukuran galaksi

    Bimasakti yang terdiri dari ratusan milyar bintang yang merupakan galaksi

    tempat Bumi dan Matahari ini berada. Galaksi Bimasakti ini bukan satu-

    satunya benda yang memenuhi alam semesta, masih banyak galaksi-galaksi

    lain yang jaraknya jauh lebih besar daripada ukuran galaksi Bimasakti.

    Dengan mempelajari astronomi kita dapat menyadari, betapa besarnya

    kuasa Tuhan yang menciptakan alam semesta ini.

    Ilmu dasar pendukung Astronomi yang utama adalah fisika dan

    matematika. Besaran-besaran pokok fisika tentu digunakan juga di dalam

    astronomi, hanya satuan yang digunakannya bisa berbeda karena skala

    yang berbeda, bahkan besaran pokok yang sama di dalam astronomi bisa

    menggunakan satuan yang berbeda. Sebagai contoh, satuan panjang yang

    di dalam sistem SI adalah meter, di dalam astronomi bisa Angstrom, meter,

    kilometer, satuan astronomi (sa), parsek dan lain-lain bergantung pada

    besarnya obyek yang ditinjau.

    Saat menganalisis spektrum bintang, satuan panjang gelombang cahaya

    yang digunakan mungkin Angstrom atau nano meter, saat membahas

    ukuran asteroid, meter yang digunakan sebagai satuan, seperti di dalam

    sistem SI. Saat membahas jarak bintang, digunakan satuan tahun cahaya

    atau parsek. Jika kita menggunakan satu satuan untuk semua skala jarak,

    maka kita harus berurusan dengan angka yang rentangnya sangat lebar,

    dari 10-10 meter hingga 1022 meter dan kita kehilangan rasa tentang jarak

    itu.

    Demikian juga dengan ukuran waktu yang merentang dari jangka waktu

    yang sangat singkat, milidetik pada periode rotasi pulsar hingga milyar

    tahun pada usia galaksi dan alam semesta. Ukuran massa merentang dari

    massa sub atomik hingga massa alam semesta. Untuk massa yang besar,

    tidak lagi digunakan kilogram tapi lebih sering massa Matahari sebagai

    satuan. Jika massa Matahari disimbolkan dengan M

    , dan massa sebuah

    bintang dituliskan 5 M

    artinya massa bintang itu lima kali massa Matahari,

    atau 5 1,99 1030 kg = 9,95 1030 kg.

  • SATUAN DAN PENGUKURAN 3

    Waktu

    Waktu yang dikenal oleh manusia, digunakan sehari-hari hingga kini di

    dalam berbagai ilmu pengetahuan berasal dari fenomena astronomi. Sejak

    dahulu kala, orang menghitung waktu sejak matahari terbit hingga terbit

    lagi sebagai satu hari. Dari purnama hingga purnama berikutnya sebagai

    satu bulan, dari musim hingga musim yang sama berikutnya sebagai satu

    tahun. Manakala manusia membutuhkan pecahan waktu yang lebih kecil

    digunakan sudut bayangan Matahari, atau untuk jangka yang lebih tetap

    dan konsisten, dipecahlah satu hari beberapa bagian yang lebih kecil.

    Pecahan hari yang digunakan sekarang adalah jam, jam dipecah menjadi 60

    menit dan menit menjadi 60 detik. Detik inilah yang digunakan sebagai

    satuan waktu standar yang diakui oleh dunia, dan menjadi satuan besaran

    fisika yang paling banyak digunakan untuk menyatakan jangka waktu.

    Besaran turunan waktu yang paling dekat adalah periode, yaitu jangka

    waktu sejak suatu fenomena terjadi sampai fenomena yang sama

    berikutnya. Sebagai contoh, periode sejak Venus nampak sebagai bintang

    Timur, lalu menjadi bintang Barat lalu menjadi bintang Timur lagi disebut

    dengan periode sinodis Venus. Turunan lain dari waktu antara lain

    frekuensi yang merupakan kebalikan dari periode,

    T

    f1

    Frekuensi dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai

    kekerapan. Kekerapan menunjukkan seberapa sering suatu fenomena

    terjadi. Misalnya kekerapan gerhana adalah 4 kali per tahun, dapat

    dikatakan frekuensi gerhana adalah 4 gerhana/tahun, kekerapan jatuhnya

    meteor rata-rata saat hujan meteor adalah 10 meteor / jam dan lain-lain.

    Turunan dari besaran waktu yang lain adalah kombinasi dengan besaran

    lain. Sebagai contoh, besarnya kecepatan Bumi mengelilingi Matahari

    adalah 29 km/detik.

    Pada zaman sekarang, orang membutuhkan satuan waktu yang jauh lebih

    presisi sehingga menggunakan fenomena alam sehari-hari sebagi acuan

    pengukuran waktu dianggap tidak memadai lagi. Rotasi bintang neutron

    yang menyebabkan fenomena pulsar milidetik, sering dijadikan acuan

    waktu yang jauh lebih presisi.

    Bintang neutron dapat menjadi acuan waktu karena berrotasi sangat cepat

    dengan periode yang sangat akurat. Hal ini disebabkan bintang neutron

    bermassa besar, lebih besar dari Matahari, namun ukurannya kecil, hanya

    sekitar 10 sampai 15 km saja. Karena kekekalan momentum sudut, maka

    kecepatan rotasinya konstan. Dari Bumi, bintang neutron yang berrotasi

    (1.1)

  • 4 SATUAN DAN PENGUKURAN

    cepat sering terdeteksi sebagai pulsar yaitu sumber gelombang radio atau

    sinar X yang perubahan cahayanya berupa pulsa-pulsa.

    Gambar 1.1 Bintang neutron berotasi cepat yang sumbu rotasinya tidak berimpit dengan

    sumbu magnet. Dalam rotasinya, saat kutub magnet menghadap Bumi terjadi peningkatan

    intensitas pancaran gelombang radio.

    Pulsa itu terdeteksi di Bumi karena sumbu rotasi dan sumbu magnetiknya

    tidak sejajar. Pada saat kutub magnet yang memancarkan radisi lebih besar

    mengarah ke Bumi, intensitas radiasi yang diterima Bumi melonjak,

    sehingga terdeteksi sebagai pulsa. Fenomena ini dapat dibandingkan

    dengan lampu sirene ambulans yang nampak berkelap-kelip karena lampu

    itu berputar. Fenomena yang sekarang dipakai sebagai acuan waktu

    standard adalah getaran atom sesium 133. Satu detik didefinisikan sebagai

    waktu yang diperlukan atom sesium 133 untuk bergetar 9.192.631.770

    kali.

    Ketelitian pengukuran waktu berdasarkan rotasi pulsar sangat tinggi,

    karena jumlah pulsa yang diterima pengamat dari pulsar sangat banyak

    dalam waktu yang singkat sehingga sampel pengukuran sangat banyak. Jika

    kita menggunakan pulsar di nebula kepiting yang mempunyai periode

    0,033 detik sebagai acuan penentuan waktu misalnya, kita ambil dua pulsa

    berdekatan sebagai acuan, maka ketelitiannya kurang lebih sebesar jangka

    waktu antara dua pulsa itu. Akan tetapi pulsa yang dapat diterima antena

    radio di Bumi bisa sangat banyak, sehingga ketidak-pastian pengukuran

    bisa jauh lebih kecil dari 0,033 detik.

  • SATUAN DAN PENGUKURAN 5

    Misalnya kita mengamati pulsar itu sepanjang malam, selama 6 jam.

    Banyaknya pulsa yang dapat direkam adalah 6 x 60 x 60 / 0,033 = 654545

    pulsa. Andaikan yang data yang baik untuk digunakan ada 500 000 pulsa,

    maka ketelitian pengukuran waktu berdasarkan itu menjadi 0,033/500000

    = 6 x 10-8 detik. Betapa akuratnya! Jauh lebih akurat dibandingkan dengan

    stopwatch, itu sebabnya pulsar dapat digunakan sebagai salah satu acuan

    penentuan waktu yang baik.

    Panjang

    Satuan panjang yang digunakan di dunia Astronomi, merentang dari yang

    paling pendek yaitu panjang gelombang elektromagnetik hingga yang

    paling panjang, jarak bintang, jarak galaksi, alam semesta. Oleh karena itu

    ada berbagai satuan panjang. Untuk ukuran diameter debu antar bintang

    misalnya, digunakan mikron, untuk diameter asteriod meter atau

    kilometer. Yang paling umum dipakai adalah satuan astronomi (sa) untuk

    skala jarak di dalam tata surya, dan parsek untuk skala jarak antar bintang.

    Besaran Turunan dari Kecepatan dan Waktu

    Dari besaran pokok dapat diturunkan besaran-besaran turunan yang

    merupakan kombinasi besaran-besaran pokok. Sebagai contoh, kecepatan

    adalah besaran turunan dari panjang dan waktu. Kecepatan didefinisikan

    sebagai besarnya perubahan posisi tiap satuan waktu,

    t

    xv

    (1.2)

    Dengan mengenal arti kecepatan, kita dapat menerapkannya untuk

    mengukur jarak, yang pada hakekatnya besaran panjang juga. Pengukuran

    jarak benda-benda langit yang relatif dekat dapat dilakukan dengan

    menggunakan gelombang elektromagnetik. Sebagai contoh, pengukuran

    jarak bulan, planet Mars, planet Venus, dapat dilakukan dengan

    memancarkan sinar laser atau radar, kemudian dideteksi pantulannya. Jika

    pantulan diterima dalam waktu t detik setelah dipancarkan, maka jarak

    benda langit itu adalah :

    2

    ctx

    (1.3)

    Dengan c adalah kecepatan cahaya di ruang hampa.

  • 6 SATUAN DAN PENGUKURAN

    Satuan yang sering digunakan untuk menyatakan jarak bintang adalah

    parsek, parsek mempunyai arti paralax second. Artinya bintang yang

    jaraknya satu parsek adalah bintang yang paralaksnya satu detik busur.

    Apakah paralaks itu? Jika kita bergerak sambil memandang dua benda

    pada arah yang sama tapi jaraknya berbeda, kita akan melihat benda yang

    lebih dekat akan nampak lebih cepat bergerak berlawanan dengan arah

    gerak kita dibandingkan benda yang jauh. Fenomena ini adalah fenomena

    paralaks.

    Bumi yang bergerak mengelilingi Matahari juga menyebabkan fenomena

    paralaks pada bintang-bintang. Karena revolusi Bumi, bintang-bintang

    yang jaraknya relatif dekat seolah mempunyai gerak relatif tahunan di

    langit berbentuk elips dibandingkan dengan bintang-bintang yang sangat

    jauh.

    Pada gambar di bawah, p adalah sudut paralaks, d

    adalah jarak Matahari

    dari Bumi, d* adalah jarak bintang dari Matahari. Elips paralaktik adalah

    elips yang dibentuk oleh citra bintang dalam waktu setahun di langit, relatif

    terhadap bintang-bintang atau obyek latar belakang yang jauh. Dari

    gambar diatas dapat dituliskan :

    *

    tand

    dp

    (1.4)

    Karena p adalah sudut yang sangat kecil, maka tan p ~ p sehingga dapat

    dituliskan :

    *d

    dp

    (1.5)

    Contoh :

    Untuk mengukur jarak bulan ditembakkan sinar laser ke Bulan,

    pantulan sinar laser itu diterima di Bumi setelah 2,565 detik. Ketelitian

    pengukuran waktu adalah 1/1000 detik. Jika diketahui kecepatan

    cahaya adalah 299.792.458 m/s berapakah jarak bulan pada saat

    diukur itu?

    Jawab :

    dengan menggunakan rumus diatas dapat dihitung x = 384 483 827 m.

    Karena ketidak pastian pengukuran waktu adalah 1/1000 detik dan

    dalam jangka waktu itu cahaya sudah menempuh kira-kira 299792

    meter atau sekitar 300 km, maka hasil pengukuran dituliskan : (384500

    300) km.

  • SATUAN DAN PENGUKURAN 7

    Gambar 1.2 Bintang-bintang yang dekat nampak berubah posisi terhadap bintang-bintang

    yang jauh. Hal ini dimanfaatkan untuk mengukur jarak.

    Asalkan p dalam satuan radian. Satuan yang umum digunakan oleh

    astronom untuk jarak Bumi-Matahari adalah Satuan Astronomi (sa=jarak

    Bumi-Matahari = 150 juta km). Jika satuan untuk jarak Bumi Matahari

    adalah sa dan satuan untuk p adalah detik busur, maka satuan untuk d*

    disebut parsek. Dengan demikian hubungan antara sudut paralaks (dalam

    detik busur) dan jarak bintang (dalam parsek) adalah :

    *

    1

    dp

    (1.6)

    Dari persamaan ini kita dapat melihat makna satu parsek yaitu jarak

    bintang yang paralaksnya satu detik busur.

    Bagaimana akurasi penentuan jarak bintang dengan cara ini ? Akurasinya

    tentu bergantung pada akurasi pengukuran paralaks. Satelit Hipparchos

    misalnya mempunyai ketelitian penentuan posisi benda langit hingga mili

    d

    d*

    p

    Bumi Matahari

    Elips paralaktik

  • 8 SATUAN DAN PENGUKURAN

    detik busur (mili arc second) atau seper seribu detik busur. Ketelitian

    penentuan jarak dapat ditentukan dengan metode penjalaran kesalahan :

    pp

    d 2

    1

    (1.7)

    Besaran turunan panjang dan waktu yang lain adalah percepatan.

    Percepatan didefinisikan sebagai perubahan kecepatan tiap satuan waktu,

    t

    va

    (1.8)

    Satuan percepatan tentu merupakan satuan kecepatan dibagi satuan

    waktu, misalnya (m/detik)/detik, dapat dituliskan m/dt2. Sebagai contoh,

    jika sebuah benda bergerak dengan kecepatan mula-mula 2 m/dt

    kemudian makin cepat sehingga setelah 4 detik menjadi 10 m/dt, maka

    perubahan kecepatannya adalah 8 m/dt, sehingga setiap detik

    kecepatannya berubah sebesar 2 m/dt2. Maka dikatakan percepatan gerak

    benda itu adalah 2 m/dt2.

    Karena v adalah perubahan kecepatan yang artinya beda kecepatan

    antara dua waktu. Jika mula-mula kecepatan vo lalu berubah menjadi v,

    maka v = v - vo. maka rumus untuk menghitung kecepatan benda setelah

    bergerak selama t menjadi:

    atvv o (1.9)

    Contoh :

    Sebuah bintang diukur dengan paralaksnya menggunakan satelit yang

    mempunyai ketelitian pengukuran 0,001 detik busur. Ternyata

    diperoleh paralaksnya 0,037 detik busur. Berapakah jarak bintang itu?

    Berapa ketidak-pastian jarak itu?

    Jawab :

    Jarak :

    Ketidak pastiannya:

    Maka dilaporkan : d = 27,0 0,7 parsek

  • SATUAN DAN PENGUKURAN 9

    Contoh nyata percepatan di alam adalah percepatan gravitasi di

    permukaan planet, misalnya percepatan gravitasi Bumi yang besarnya

    kurang lebih 9,8 meter/dt2, percepatan gravitasi di permukaan Bulan kira-

    kira 1/6 percepatan gravitasi Bumi. Percepatan gravitasi ini sering diberi

    lambang g. Itulah sebabnya jika kita melempar benda vertikal ke atas,

    geraknya akan makin lambat, lalu berhenti di suatu ketinggian lalu

    bergerak makin cepat ke arah Bumi.

    Jika kita melepaskan sebuah batu dari jendela hotel yang tinggi, berapa

    kecepatan batu itu 2 detik setelah dilepaskan? Dengan menggunakan

    rumus (1.9), dengan a = g dan vo = 0 karena dilepaskan, diperoleh

    kecepatan setalah waktu t : v = gt = 9,82=19,6 m/dt.

    Untuk menghitung jarak yang ditempuh, digunakan rumus :

    22

    1 attvx o (1.10)

    Karena kecepatan dan percepatan adalah besaran vektor, dalam

    menggunakan rumus tersebut harus diperhatikan arah. Jika arah kecepatan

    awal berlawanan, maka tandanya pun harus berlawanan. Sebagai contoh,

    jika kita melemparkan sebuah batu vertikal ke atas, maka arah kecepatan

    awal ke atas sedangkan percepatan ke bawah. Jika kita mendefinisikan

    arah ke atas positif, maka kecepatan awal positif, dan percepatan negatif.

    Maka kita bisa memodifikasi rumus (1.10) menjadi:

    221 gttvh o (1.11)

    Contoh :

    Seorang astronot di permukaan Bulan melompat vertikal ke atas

    dengan kecepatan awal 1,2 m/dt. Berapa tinggi maksimum yang dicapai

    astronot itu jika diketahui percepatan gravitasi di permukaan Bulan 1,6

    m/dt2?

    Jawab :

    Di titik tertingginya, kecepatan astronot nol, maka

    Sehingga dapat diperoleh waktu yang diperlukan hingga mencapai titik

    maksimum t = 1,2/1,6 = 0,75 detik.

    Dalam waktu 0,75 detik itu, ketinggian yang dapat dicapai :

    = 0,45 meter

  • 10 SATUAN DAN PENGUKURAN

    Massa

    Massa planet biasanya dinyatakan dalam massa Bumi, massa bintang atau

    galaksi biasanya menggunakan satuan massa Matahari. Bagaimana

    manusia bisa mengukur massa Bumi? Massa Bumi ditentukan secara tidak

    langsung dengan menggunakan hukum Newton atau Kepler yang akan

    dibahas di dalam bab yang akan datang. Namun sebagai perkenalan, dapat

    disebutkan disini bahwa massa Bumi dapat diketahui dari periode Bulan

    mengelilingi Bumi dan jarak Bumi-Bulan. Jika jarak Bumi-Bulan diketahui

    (dapat diukur dengan radar secara langsung) dan periode revolusi Bulan

    diketahui (dari pengamatan jangka waktu fenomena bulan) maka massa

    Bumi dapat diperoleh dari Hukum Kepler III (akan dibahas di bab yang

    akan lain):

    22

    3

    4GM

    T

    r

    Dari periode revolusi Bumi mengelilingi Matahari dan jarak Bumi-

    Matahari, menggunakan metode yang sama dapat dihitung massa Matahari,

    yaitu 1,991030 kg.

    Untuk penentuan massa bintang ganda (dua bintang yang saling mengitari

    satu sama lain), hukum Kepler III juga dapat digunakan. Namun untuk

    bintang ganda yang massa kedua anggotanya setara sehingga massa

    bintang yang lebih kecil tidak dapat diabaikan, rumus yang digunakan

    adalah :

    Contoh :

    Periode orbit Bulan mengelilingi Bumi adalah 27 hari, jarak Bumi

    Bulan (misalkan ditentukan dengan radar) adalah 384400 km.

    Berapakah massa Bumi ? (G = 6,67 10-11Nm2/kg2).

    Jawab :

    Ubah satuan periode ke dalam detik :27 24 60 60 = 2361600,

    masukkan ke persamaan hukum Kepler 3:

    Diperoleh massa Bumi M 61024 kg

    (1.12)

  • SATUAN DAN PENGUKURAN 11

    221

    2

    3

    4

    )(

    MMG

    T

    r

    Dengan M1 dan M2 adalah massa masing-masing bintang.

    Temperatur

    Satuan temperatur yang digunakan di dalam Astronomi sama dengan di

    dalam sistem SI yaitu Kelvin dan biasanya tidak menggunakan satuan lain

    seperti pada satuan massa dan panjang. Hal ini disebabkan rentang

    temperatur pada benda-benda angkasa tidak besar seperti pada massa dan

    panjang. Temperatur adalah suatu besaran kualitatif dari panas, bukan

    kuantitatif seperti massa dan panjang sehingga kurang bermakna jika kita

    sebut misalnya temperatur bintang A lima kali temperatur Matahari.

    Besaran kuantitatif dari panas adalah kalor, yang dapat disetarakan dengan

    energi, sehingga dapat ditambahkan atau dikurangkan dengan energi.

    Di laboratorium kita mengukur temperatur suatu benda dengan

    menggunakan thermometer, hal ini tidak dapat dilakukan pada bintang

    misalnya, karena bintang sangat jauh dan sangat panas. Oleh karena itu

    astronom memperkirakan temperatur bintang dengan cara tidak langsung,

    misalnya dengan mencocokkan distribusi panjang gelombang radiasi

    cahaya bintang dengan grafik pancaran radiasi benda hitam yang terkenal

    sebagai hukum Planck, atau dengan cara mengenali warna bintang yang

    diamati. Semakin biru bintang semakin tinggi temperaturnya, semakin

    merah semakin dingin.

    Berdasarkan temperaturnya, bintang-bintang dikelompokkan kedalam

    kelas spektrum. Bintang yang paling dingin adalah kelas M yang berwarna

    merah dengan temperatur permukaan berkisar 2500 Kelvin sedangkan

    yang paling panas adalah kelas O yang berwarna biru dengan temperatur

    permukaan diatas 30 000 Kelvin. Urutan kelas spektrum bintang

    berdasarkan temperaturnya dari yang paling panas ke yang paling dingin

    adalah O, B, A, F, G, K, M. Matahari tergolong bintang kelas G yang

    temperatur permukaannya berkisar 5000 K 6000 K. Temperatur bagian

    dalam Matahari tentu lebih panas. Pusat Matahari diperkirakan

    bertemperatur antara 10 juta hingga 15 juta Kelvin.

    (1.13)

  • 12 SATUAN DAN PENGUKURAN

    Soal-soal

    1. Untuk menentukan jarak satu SA, yaitu jarak Bumi Matahari, astronom

    menembakkan radar ke Venus dan mendeteksi pantulannya, dari sana,

    dengan geometri segitiga dapat dihitung jarak Bumi Matahari.

    Andaikan saat Venus berada di elongasi (jarak sudut dari Matahari,

    dilihat dari Bumi) terbesarnya ditembakkan radar ke Venus dan

    pantulannya tiba kembali di Bumi setelah 694 detik. Jika sudut

    elongasi terbesar Venus adalah 46,dan orbit planet dianggap

    lingkaran, berapakah jarak Bumi-Matahari?

    2. Periode orbit Phobos mengelilingi Mars adalah 7,7 jam. Dari Bumi

    dapat diukur jarak Phobos dari Mars, diperoleh setengah sumbu

    panjang orbitnya adalah : 9830 km. Hitunglah massa planet Mars.

    3. Sebuah alat penting terlepas dari stasiun ruang angkasa ISS sehingga

    bergerak melayang di angkasa menjauhi stasiun dengan kecepatan 0,5

    m/dt. Untuk mengambilnya, astronot yang sedang space walk,

    melompat kearah alat itu 2 detik setelah alat terlepas, dengan

    kecepatan 1,25 m/dt. Dalam waktu berapa lama alat itu dapat diraih?

    Pada jarak berapa meter alat itu dapat tertangkap?

    4. Astronot yang sedang berjalan di permukaan Bulan menemui jurang

    yang dalamnya 6 meter. Jika astronot itu berniat melompat masuk ke

    dalam jurang itu, dengan kecepatan berapa dia tiba di dasar jurang?

    Berapa lama waktu ia melayang dari bibir hingga dasar jurang?

    Diketahui percepatan gravitasi Bulan 1,6 m/dt.

  • 13

    BAB 2

    GERAK MELINGKAR PADA BENDA LANGIT

    Pendahuluan

    Banyak sekali benda langit mengalami gerak melingkar atau hampir

    melingkar, sehingga gerak melingkar merupakan gerak yang umum terjadi

    di alam semesta, oleh kerena itu pemahaman gerak melingkar mutlak

    harus dimiliki seorang astronom.

    Mari kita tinjau gerak Bumi mengelilingi Matahari. Periode orbit Bumi

    mengelilingi Matahari adalah satu tahun, atau lebih tepatnya 365,25 hari.

    Jejari orbit Bumi mengelilingi Matahari adalah jarak rata-rata Bumi-

    Matahari yang besarnya kira-kira 149,6 juta km. Jarak ini disebut satu SA

    (Satuan Astronomi). Berapa kecepatan linier gerak Bumi mengelilingi

    Matahari?

    rv (2.1)

    Dengan = kecepatan sudut revolusi Bumi

    r = jejari orbit Bumi atau jarak Bumi Matahari

    Atau dapat juga dituliskan

    T

    rv

    2

    (2.2)

    Konversikan satuan waktu untuk periode orbit Bumi menjadi detik, dan

    angkanya dimasukkan ke persamaan diatas, diperoleh v = 30 km/detik

    atau 108 000 km/jam

    Materi : Gerak Melingkar

    Kelas X

    Kompetensi dasar :

    X.3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan

    penerapannya dalam teknologi

    X.4.5 Menyajikan ide / gagasan terkait gerak melingkar

    (2.1)

    (2.2)

  • 14 GERAK MELINGKAR PADA OBJEK LANGIT

    Cepat sekali bukan? Jauh lebih cepat daripada pesawat tempur supersonik.

    Manusia yang berada di permukaan Bumi juga mengalami gerak melingkar

    beraturan karena rotasi Bumi. Manusia yang tinggal di daerah khatulistiwa

    misalnya, sebenarnya bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi

    karena rotasi Bumi, jika dihitung dengan rumus diatas dengan menganggap

    radius Bumi 6378 km dan periode rotasi Bumi 23 jam 56 menit diperoleh

    kira-kira 460 meter/detik atau 1670 km/jam, masih lebih cepat dari pada

    kecepatan pesawat terbang komersial antar benua. Jika sebuah pesawat

    terbang kearah Barat di sepanjang khatulistiwa, dengan kecepatan ini

    orang-orang di pesawat ini tidak akan mengalami pergantian siang dan

    malam. Jika misalnya mula-mula pilot pesawat melihat matahari sedang

    tenggelam di ufuk Barat, maka selama penerbangan dengan kecepatan

    tersebut kearah Barat, pilot akan selalu melihat Matahari berada di horizon

    Barat sedang tenggelam.

    Mengapa Bumi bisa terus menerus bergerak mengelilingi Matahari? Karena

    ada gaya tarik Matahari. Jika tidak ada gaya tarik Matahari maka sesuai

    dengan hukum Newton pertama, Bumi akan bergerak lurus dengan

    kecepatan konstan. Gaya tarik Mataharilah yang membuat lintasan Bumi

    terus-menerus membelok sehingga nampak sebagai lintasan lingkaran atau

    lebih tepatnya elips dengan kelonjongan kecil. Gaya gravitasi Matahari

    yang menyebabkan adanya gaya sentripetal sehingga orbit Bumi hampir

    lingkaran. Menurut mekanika, rumus percepatan sentripetal adalah :

    r

    vacp

    2

    (2.3)

    Karena percepatan gravitasi Matahari lah yang berperan sebagai

    percepatan sentripetal bagi gerak melingkar Bumi, maka gM=acp.

    r

    v

    r

    GM 2

    2

    rT

    r

    r

    GM2

    22

    2

    4

    2

    3

    24 T

    rGM

    (2.4)

    Ini adalah hukum Kepler yang ketiga.

  • GERAK MELINGKAR PADA BENDA LANGIT 15

    Rotasi Benda Langit

    Kecepatan gerak suatu titik di permukaan Bumi karena rotasi Bumi

    berbeda-beda tergantung lintangnya. Semakin tinggi lintang suatu tempat

    semakin lambat geraknya. Jika kita melihat gerak Bumi dari langit ke arah

    Kutub Utara akan nampak seperti pada gambar 2.1.

    Titik A adalah sebuah titik di daerah khatulistiwa Bumi, B adalah sebuah

    titik di lintang tertentu. Karena Bumi berotasi sebagai benda tegar,

    kecepatan sudut titik A sama dengan kecepatan sudut titik B. Kecepatan

    linier di titik A (vA) lebih besar daripada di titik B (vB).

    Lihat gambar 2.2, yang ekivalen dengan gambar 2.1, tapi merupakan

    penampang lintang, dengan Bumi dilihat ke arah khatulistiwanya.

    Andaikan titik B berada di lintang .

    Kecepatan rotasi Bumi di titik B : cosAB vv . Itu sebabnya pesawat antariksa yang diluncurkan dari daerah khatulistiwa membutuhkan energi

    yang lebih sedikit dibandingkan dengan kalau diluncurkan dari lintang

    tinggi, karena energi kinetik awalnya lebih besar di daerah khatulistiwa.

    Gambar 2.1 Gerak titik di permukaan Bumi dilihat dari arah kutub langit

    (perpanjangan sumbu rotasi Bumi). Kecepatan gerak titik di lintang lebih tinggi

    lebih kecil daripada di khatulistiwa.

  • 16 GERAK MELINGKAR PADA OBJEK LANGIT

    Gambar 2.2 Bola Bumi dilihat dari arah khatulistiwa langit.

    Adanya rotasi Bumi ini membuat Bumi nampak agak pepat, keliling Bumi

    dalam arah katulistiwa lebih besar daripada kutub, seolah-olah ada

    percepatan keluar yang dialami oleh benda yang berada di khatulistiwa

    selain percepatan gravitasi Bumi ke dalam. Percepatan keluar itu

    sebenarnya percepatan semu yang dinamakan percepatan sentrifugal yang

    besarnya sama dengan percepatan sentripetal namun arahnya berlawanan.

    Periode rotasi Bumi tidak terlalu besar sehingga percepatan sentrifugal

    jauh lebih kecil daripada percepatan gravitasi dan kita tidak merasakan

    keberadaannya.

    Khatulistiwa langit adalah bidang khatulistiwa Bumi di langit. Lain halnya

    dengan asteroid, adanya percepatan sentrifugal bisa membuat situasi tidak

    memungkinkan mendarat di permukaan asteroid jika percepatan

    sentrifugalnya lebih besar dari percepatan gravitasi asteroid.

    Contoh :

    Jika ada asteroid berbentuk bola yang radiusnya 100 km dan massanya

    2 1019 kg, maka dengan hukum gravitasi Newton percepatan gravitasi

    di permukaannya dapat dihitung sebesar 0,14 m/dt2. Jika periode rotasi

    asteroid itu 80 menit, Apakah pesawat antariksa dapat mendarat

    dipermukaannya?

  • GERAK MELINGKAR PADA BENDA LANGIT 17

    Matahari juga sama seperti Bumi dan Asteroid, berrotasi juga, hanya

    bedanya, karena Matahari berupa gas, bukan benda tegar seperti Bumi, ada

    perbedaan kecepatan sudut rotasi pada lintang yang berbeda. Lintang yang

    lebih tinggi kecepatan rotasinya lebih rendah. Jika diukur di daerah

    ekuatornya periode rotasi Matahari adalah 24,47 hari, tapi dilihat dari

    Bumi periode rotasi itu adalah 26,24 hari, karena Bumi tidak diam, tapi

    bergerak mengelilingi Matahari. Periode ini disebut periode sinodis rotasi

    Matahari. Periode rotasi pada lintang 26 adalah sekitar 27,275 hari dilihat

    dari Bumi. Rotasi Matahari pada posisi ini disebut Carrington Rotation,

    yang didasarkan pada pengamatan bintik Matahari yang umumnya muncul

    di lintang sekitar 26.

    Gerak bulan

    Bulan bergerak mengelilingi Bumi dalam lintasan elips dengan

    eksentrisitas yang kecil dengan periode 27,3 hari, atau lebih tepatnya 27

    hari 7 jam 43 menit. Tapi mengapa kita tidak melihat bulan purnama 27

    hari sekali melainkan 29 atau 30 hari sekali? Jawabnya adalah karena Bumi

    bukan benda diam melainkan bergerak mengelilingi Matahari, jadi posisi

    Bumi terhadap Matahari selalu berubah, padahal fase-fase bulan juga

    bergantung pada arah datangnya sinar Matahari. Periode 29,5 hari atau

    lebih tepatnya 29 hari 12 jam 44 menit disebut periode sinodis. Bagaimana

    hubungan antara periode sideris dan sinodis Bulan ?

    Jawab :

    Percepatan sentrifugal di permukaan asteroid itu adalah :

    Dengan memasukkan data radius dan periode rotasi ke dalam

    persamaan ini, diperoleh

    acf = 0,17 m/dt2

    Ini lebih besar dari pada gaya gravitasi. Dengan percepatan sentrifugal

    seperti ini, pesawat yang mencoba mendarat akan terlontar kembali

    oleh rotasi asteroid.

  • 18 GERAK MELINGKAR PADA OBJEK LANGIT

    Andaikan adalah symbol untuk Bumi dan L (Luna) adalah symbol untuk

    Bulan, TS adalah periode sinodis bulan yaitu jangka waktu sejak bulan baru

    hingga bulan baru berikutnya atau sejak suatu purnama hingga purnama

    berikutnya. Lihat gambar diatas, dalam waktu TS ketika mengelilingi Bumi,

    bulan sudah menempuh sudut sebesar 2+ dan jika kecepatan sudut

    Bulan adalah L maka diperoleh:

    SLT 2 (2.5)

    Gambar 2.3 Posisi Bumi, Bulan, dan Matahari saat Purnama (a), setelah 27,3 hari

    (b), dan pada saat purnama berikutnya (c).

    Lihat gambar di atas, sudut juga adalah sudut yang ditempuh oleh Bumi

    dalam peredarannya mengelilingi Matahari selama waktu TS, sehingga

    persamaan tersebut dapat dituliskan sbb :

  • GERAK MELINGKAR PADA BENDA LANGIT 19

    SLS TT 2 (2.6)

    Ruas kiri dan kanan dibagi dengan 2/TS, maka diperoleh :

    LS TTT

    111

    (2.7)

    Persamaan ini menunjukkan bahwa ternyata ada hubungan yang erat

    antara periode perubahan fasa Bulan, periode revolusi Bumi dan periode

    revolusi Bulan.

    Gerak Bulan yang lain adalah rotasi. Periode rotasi Bulan sama dengan

    periode revolusinya, akibatnya bagian permukaan Bulan yang menghadap

    Bumi selalu sama, artinya juga ada bagian permukaan Bulan yang tidak

    pernah terlihat dari Bumi.

    Gerak Satelit Buatan

    Satelit buatan ada yang mengelilingi Bumi melalui kutub, ada juga yang di

    khatulistiwa. Satelit yang mengorbit tidak jauh dari permukaan Bumi

    dapat terlihat sebagai titik cahaya seperti bintang yang bergerak cukup

    cepat di langit. Di dalam bab ini hanya akan dibahas satelit buatan tertentu

    saja yaitu satelit geostasioner, lainnya akan dibahas dalam bab yang

    membahas hukum Kepler. Satelit geostasioner dinamakan demikian karena

    dilihat dari Bumi, posisinya akan tetap di langit, tidak berpindah, tidak

    mengalami terbit dan terbenam. Mengapa demikian ? karena satelit itu

    mengelilingi Bumi diatas khatulistiwa dengan periode yang sama dengan

    periode rotasi Bumi. Satelit komunikasi adalah salah satu contoh satelit

    jenis ini. Ia harus berada di posisi yang tetap diatas wilayah yang

    dilayaninya agar penerimaan dan pengiriman sinyal dapat berlangsung 24

    jam sehari tanpa henti.

    Contoh Soal:

    Ketinggian satelit geostasioner adalah sekitar 36000 km dari

    permukaan Bumi. Berapakah kecepatan satelit itu mengelilingi Bumi?

    Jawab :

    Periode satelit 24 jam, atau lebih tepatnya 23 jam 56 menit = 86160

    detik. Ketinggiannya 36000 km. maka kecepatannya

    2x(36000+6400)/86160 3 km/s

  • 20 GERAK MELINGKAR PADA OBJEK LANGIT

    Gerak Planet

    Planet artinya pengembara, mengapa disebut pengembara? Karena planet-

    planet selalu berpindah tempat relatif terhadap bintang-bintang. Bintang-

    bintang memang seolah beredar di langit namun itu disebabkan karena

    rotasi Bumi. Sendainya Bumi tidak berotasi maka bintang-bintang akan

    nampak tetap di tempatnya, tidak bergerak dan berada dalam formasi yang

    tetap. Orang-orang zaman dahulu membayangkan bahwa langit adalah

    sebuah bola raksasa yang berputar perlahan dan bintang-bintang

    menempel di permukaan dalam bola raksasa itu.

    Akan tetapi planet-planet mengembara diantara bintang-bintang, sehingga

    ada kalanya planet bisa menghalangi suatu bintang tertentu seperti Bulan

    menghalangi Matahari waktu gerhana Matahari total. Peristiwa

    terhalangnya suatu bintang oleh planet atau Bulan disebut okultasi.

    Pengembaraan planet tidak sembarangan tapi hanya disekitar suatu

    daerah tertentu yang berbentuk jalur melingkar di langit. Di jalur itu

    terdapat 13 rasi bintang yang termasuk zodiac, seperti Cancer, Taurus,

    Scorpio, Ophiucus dan lain-lain. Selain planet-planet, Matahari juga

    mengembara di jalur zodiac itu. Lintasan yang dilewati Matahari dalam

    peredaran tahunannya disebut lingkaran ekliptika. Kalau Matahari selalu

    berada di lingkaran ekliptika, tapi planet-planet beredar di sekitar

    lingkaran ekliptika, kadang-kadang melintasi lingkaran itu.

    Sebenarnya ekliptika ini adalah lingkaran peredaran Bumi mengelilingi

    Matahari, tapi karena kita merasa Bumi yang diam, seolah-olah Matahari

    yang beredar di ekliptika relatif terhadap bintang-bintang, sekali dalam

    setahun. Semua planet di Tata Surya kita nampak dari Bumi beredar di

    sekitar lingkaran ekliptika ini. Rasi-rasi bintang yang termasuk tiga belas

    rasi Zodiac seperti Taurus, Libra, Leo dan lain-lain dilalui lingkaran

    ekliptika.

    Contoh Soal:

    Mengapa Matahari dan planet-planet mengembara disekitar suatu jalur

    sempit sekitar ekliptika di angkasa?

    Jawab :

    Karena sebenarnya Bumi dan planet-planet bergerak mengelilingi

    Matahari dengan orbit yang hampir sebidang, bidang itu disebut bidang

    ekliptika.

  • GERAK MELINGKAR PADA BENDA LANGIT 21

    Gambar 2.4 Peta langit di sekitar Rasi Aquarius. Garis melintang di tengah adalah

    khatulistiwa langit, yang melintang dari kiri atas ke kanan bawah yang melalui rasi

    Pisces, Aquarius dan Capricornus adalah ekliptika. Di daerah dekat garis ekliptika

    itulah planet-planet selalu berada.

    Gambar diambil dari http://www.me-church.org/calendar.php

    Info :

    Bidang edar Pluto mengelilingi Matahari menyimpang cukup jauh dari

    bidang ekliptika, itu salah satu sebabnya mengapa Pluto sekarang tidak

    diklasifikasikan sebagai planet. Menurut Hukum Kepler, planet-planet

    mengelilingi Matahari dalam orbit berbentuk elips. Akan tetapi

    umumnya eksentrisitas (ukuran kelonjongan) lintasan orbit planet tidak

    besar sehingga masih mirip dengan lingkaran, sehingga jika kita

    menerapkan rumus-rumus gerak melingkar pada gerak planet

    kesalahannya tidak terlalu besar. Eksentrisitas orbit Pluto lebih besar

    daripada planet lain, sehingga kadang jaraknya ke Matahari lebih dekat

    dibandingkan dengan Neptunus. Ini adalah salah satu alasan lain

    mengapa Pluto dikeluarkan dari kelompok planet dan masuk dalam

    kelompok planet kerdil.

  • 22 GERAK MELINGKAR PADA OBJEK LANGIT

    Gambar 2.5 Orbit planet-planet mengelilingi Matahari, kurang lebih sebidang,

    sumber gambar : http://www.mmastrosociety.com/images/planets/orbit.jpeg

    Berapa kecepatan linier planet? Diatas telah dihitung kecepatan linier Bumi

    mengelilingi Matahari. Bagaimana dengan planet lain? misalnya Jupiter?

    Periode orbit Jupiter adalah 11,86 tahun atau 4332 hari. Dengan

    menggunakan hukum Kepler III, yang akan dibahas pada bab berikutnya

    kita dapat menghitung jarak Jupiter dari Matahari yaitu 5,2 satuan

    astronomi. Dengan mengasumsikan orbit Jupiter sebagai lingkaran,

    kecepatan linier rata-rata Jupiter dapat dihitung sebagai berikut :

    T

    av

    2

    (2.8)

    Dengan mengubah satuan panjang ke km dan periode ke detik, diperoleh

    v = 13 km/s.

    Seperti juga Bulan, planet juga mempunyai periode sideris dan sinodis.

    Periode sideris planet adalah periode planet mengelilingi Matahari,

    sedangkan periode sinodis adalah jangka waktu planet berada pada posisi

    yang sama di langit relatif terhadap Matahari dilihat dari Bumi. Misalnya

    jangka waktu sejak planet berada dekat Matahari di langit hingga kembali

    dekat Matahari disebut periode sinodis, atau sejak planet dalam keadaan

    oposisi (berlawanan pihak dengan Matahari dilihat dari Bumi) hingga

    oposisi berikutnya.

  • GERAK MELINGKAR PADA BENDA LANGIT 23

    Dalam keadaan oposisi planet akan nampak paling terang karena paling

    dekat dengan Bumi dan juga paling lama terlihat karena posisinya yang

    berlawanan dengan Matahari. Dalam keadaan oposisi, planet akan terbit

    saat Matahari terbenam, dan planet akan nampak pada posisi paling tinggi

    di langit saat tengah malam.

    Mari kita tinjau gerak planet Mars.

    Gambar 2.6 Mars mengelilingi Matahari dengan jejari orbit yang lebih besar dan

    kecepatan gerak yang yang lebih rendah dari pada Bumi.

    Anggap orbit planet Mars mengelilingi Matahari berbentuk lingkaran.

    Karena eksentrisitas orbit planet Mars kecil, asumsi orbit lingkaran ini

    dapat dikatakan merupakan pendekatan yang cukup baik. Radius orbit

    Mars kira-kira 1,5 satuan astronomi (sa = au) atau 1,5 kali jarak rata-rata

    Bumi Matahari. Saat oposisi, jarak Bumi-Mars hanya sekitar 0,5 sa, dan

    Mars akan Nampak sangat terang di langit. Saat konjungsi, Mars sangat

    redup karena jaraknya 2,5 sa (lima kali saat oposisi) dari Bumi, lagi pula

    Mars nampak dekat dengan Matahari sehingga sulit diamati.

    Karena Bumi lebih dekat ke Matahari, sesuai dengan hukum Kepler,

    kecepatan liniernya lebih besar daripada kecepatan linier Mars, demikian

    pula kecepatan angulernya. Maka setelah oposisi, Bumi akan meninggalkan

    Mars yang bergerak lebih lambat.

    Andaikan jangka waktu sejak oposisi pertama hingga oposisi berikutnya

    adalah TSM. TSM ini adalah periode sinodis Mars. Andaikan dalam jangka

    waktu TSM ini Mars sudah menempuh jarak sudut = M TSM, maka Bumi

    sudah menempuh satu lingkaran ditambah , atau 2 + . Dipihak lain

  • 24 GERAK MELINGKAR PADA OBJEK LANGIT

    jarak sudut ini juga dapat dihitung dari kecepatan sudut Bumi dikali jangka

    waktu antara kedua oposisi.

    SMT 2 (2.9)

    SMSMM TT 2 (2.10)

    Kedua ruas dibagi dengan 2/TSM, diperoleh :

    TTT MSM

    111 (2.11)

    Jadi dengan mengamati waktu sejak oposisi Mars hingga oposisi berikutnya

    kita dapat mengetahui periode orbit Mars dan setelah itu dengan bantuan

    Hukum Kepler III kita dapat menghitung radius orbit Mars. Cara ini dapat

    juga diterapkan untuk planet-planet luar lainnya.

    Soal-soal

    1. (OSKK 2007) Periode rotasi Bulan sama dengan periode revolusinya

    mengelilingi bumi. Jika kita berada di suatu lokasi di permukaan Bulan,

    maka yang akan kita amati adalah:

    a. Panjang satu hari satu malam di Bulan sama dengan panjang

    interval waktu dari bulan purnama ke bulan purnama berikutnya

    jika diamati dari Bumi

    b. Bumi akan melewati meridian pengamat di Bulan setiap sekitar

    29,5 hari sekali

    c. Bumi akan selalu diamati dalam fase purnama

    d. Matahari selalu bergerak lebih lambat dari Bumi

    e. Wajah Bumi yang diamati dari Bulan selalu sama dari waktu ke

    waktu

    2. (OSKK 2008) Perioda sideris revolusi Venus dan Mars adalah masing-

    masing 225 dan 687 hari. Maka perioda sinodis Venus dilihat dari

    Mars.

    a. 169 hari d. 617 hari

    b. 462 hari e. 912 hari

    c. 335 hari

  • GERAK MELINGKAR PADA BENDA LANGIT 25

    3. (OSKK 2009) Pada jam 7.00 WIB, Superman mulai terbang pada

    ketinggian 130 km dan dengan kecepatan 1000 km/s. Apabila Bumi

    dianggap bulat sempurna dengan radius 6370 km, jam berapakah

    Superman akan menyelesaikan terbang satu putaran mengelilingi Bumi

    di atas ekuator ?

    a. Jam 15.34 WIB d. Jam 18.34 WIB

    b. Jam 16.34 WIB e. Jam 19.34 WIB

    c. Jam 17.34 WIB

    4. (OSP 2009) Teleskop ruang angkasa Hubble mengedari Bumi pada ketinggian 800 km, kecepatan melingkar Hubble adalah,

    a. 26 820 km/jam d. 26 850 km/jam

    b. 26 830 km/jam e. 26 860 km/jam

    c. 26 840 km/jam

    5. (OSP 2009) Bianca adalah bulannya Uranus yang mempunyai orbit

    berupa lingkaran dengan radius orbitnya 5,92 104 km, dan periode

    orbitnya 0,435 hari. Tentukanlah kecepatan orbit Bianca.

    a. 9,89 102 m/s d. 9,89 105 m/s

    b. 9,89 103 m/s e. 9,89 106 m/s

    c. 9,89 104 m/s

  • 27

    Bab 3

    HUKUM GERAK DAN GRAVITASI

    Hukum Newton I

    Hukum Newton yang pertama tentang gerak menyatakan bahwa jika pada

    sebuah benda tidak ada gaya yang bekerja atau jumlah gaya yang bekerja

    adalah nol, maka benda itu akan diam atau bergerak lurus dengan

    kecepatan konstan, bergantung pada keadaan awalnya. Pada benda yang

    diam dengan mudah kita menyetujui hukum ini, namun bagaimana kita

    dapat melihat keberlakuan hukum ini pada benda bergerak. Di dalam

    kehidupan sehari-hari kita melihat semua benda bergerak di sekitar kita

    pada akhirnya akan berhenti jika tidak diberi upaya untuk

    mempertahankan geraknya. Sebuah mobil yang bergerak di jalan mendatar

    lalu dinetralkan giginya dan dimatikan mesinnya akan bergerak melambat

    akhirnya akan berhenti.

    Jadi, dalam peristiwa nyata apakah kita bisa memperoleh bukti langsung

    keberlakuan hukum Newton I ini ? Sebelum menjawab, mari kita telaah

    dulu mengapa mobil yang bergerak dengan mesin mati itu dapat berhenti.

    Mobil menjadi melambat lalu berhenti karena ada gaya gesekan yang

    menghambatnya. Gesekan udara, gesekan antara ban dan jalan, gesekan

    Materi : Hukum Gerak dan Gravitasi

    Kelas X

    Kompetensi dasar :

    X.3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan

    konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan

    X.3.4 Menganalisis hubungan antara gaya, massa dan gerakan benda pada

    gerak lurus

    Tingkat : kelas XI

    Kompetensi dasar :

    XI.3.2 Mengevaluasi pemikiran dirinya terhadap keteraturan gerak planet dalam

    tata surya berdasarkan hukum Newton

    XI.4.2 Menyajikan data dan informasi tentang satelit buatan yang mengorbit

    Bumi dan dampak yang ditimbulkannya

  • 28 HUKUM GERAK DAN GRAVITASI

    antara ban dan as dan lain-lain. Pada kenyataannya semua benda bergerak

    di permukaan Bumi mengalami gaya gesekan sehingga cenderung

    melambat dan berhenti.

    Jadi untuk melihat langsung keberlakuan hukum Newton pertama untuk

    benda bergerak kita harus berada di tempat yang tidak ada gesekan. Di

    udara? Tidak! Di udara masih ada partikel-partikel atmosfir yang dapat

    menghambat gerak benda, jadi masih ada gesekan. Kita harus pergi ke

    tempat yang tidak ada udara, yaitu angkasa luar. Disana, karena tidak ada

    udara, tidak ada gesekan yang menghambat gerak benda.

    Sebuah benda yang dilemparkan di angkasa luar akan cenderung bergerak

    lurus dengan kecepatan konstan atau mengalami Gerak Lurus Beraturan

    (GLB). Benda bergerak diangkasa luar baru akan berbelok lintasannya bila

    pergeraknnya diganggu oleh gravitasi benda angkasa seperti Matahari,

    planet, satelit dan lain-lain, itu pun biasanya dengan kelengkungan yang

    landai.

    Pesawat Voyager I dan II yang diluncurkan tahun 1977, bisa meluncur

    terus menjauhi Matahari hingga sekarang merupakan bukti nyata

    keberlakuan hukum Newton I. Kedua pesawat itu telah melayang di

    angkasa luar selama berpuluh-puluh tahun, bermilyar-milyar kilometer

    hingga keluar Tata Surya.

    Gambar 3.1 Pesawat Voyager yang diluncurkan pada tahun 1977, hingga sekarang

    masih terus terbang menjauhi Matahari, pada tahun 2013 pesawat itu sudah keluar

    dari Tata Surya.

    http://www.jpl.nasa.gov/images/voyager/20110427/voyager20110427-full.jpg

  • HUKUM GERAK DAN GRAVITASI 29

    Pada tahun 2012, Voyager I berada pada jarak 17,8 milyar km, sedangkan

    Voyager II 14,7 milyar km dari Matahari. Ini lebih jauh dari planet terjauh,

    Neptunus,bahkan lebih jauh dari planet kerdil Pluto. Kedua pesawat itu

    bergerak tanpa menggunakan bahan bakar. Bahan bakar nuklir yang ada di

    dalam pesawat bukan untuk bergerak, melainkan untuk menghidupkan

    komponen elektroniknya sehingga dapat berkomunikasi dengan Bumi. Ini

    adalah bukti nyata keberlakuan hukum Newton I untuk benda bergerak.

    Hukum Newton II

    Hukum Newton yang kedua tentang gerak menyatakan bahwa pada sebuah

    benda yang dikenakan gaya akan terjadi percepatan yang dapat mengubah

    kecepatan benda itu. Jadi jika di angkasa luar ada sebuah benda, misalnya

    pesawat angkasa luar bermassa m, yang mula-mula diam, lalu roketnya

    dinyalakan, maka pesawat akan mendapat gaya konstan F dari roket ke

    arah yang berlawanan dengan arah semburan roket.

    Gambar 3.2 Gerak roket berlawanan dengan arah semburan gas buangnya

    Percepatan yang dialami pesawat adalah :

    m

    Fa

    (3.1)

    Pesawat akan terus bergerak makin cepat selama roket dinyalakan. Jika

    pada saat kecepatannya v, roket dimatikan, pesawat tidak akan berhenti,

    melainkan akan bergerak terus dengan kecepatan konstan sebesar v. Jadi

  • 30 HUKUM GERAK DAN GRAVITASI

    saat roket menyala berlaku hukum Newton II, saat roket mati berlaku

    hukum Newton I. Bagaimana caranya kita menghentikan pesawat di

    angkasa luar? Caranya adalah dengan menyalakan roket dengan arah

    semburan yang persis searah dengan arah gerak, sehingga menimbulkan

    gaya yang berlawanan dengan arah gerak. Tepat pada saat kecepatan nol

    roket dimatikan, maka pesawat akan berhenti.

    Bagaimana halnya jika arah semburan roket tidak sejajar dengan arah

    gerak? Misalnya tegak lurus atau membentuk sudut tertentu? Pesawat

    akan berbelok, dan lajunya bisa saja tetap sama. Apakah ini tidak

    bertentangan dengan hukum Newton II bukankah harus timbul

    percepatan? Tidak bertentangan! Percepatan adalah perubahan kecepatan,

    kecepatan adalah besaran vektor yang mempunyai arah dan nilai. Jadi

    kalau karena roket dinyalakan pesawat menjadi belok tanpa berubah

    lajunya, kita tetap mengatakan pesawat itu mengalami percepatan,

    percepatan yang mengubah arah kecepatan, bukan nilainya, disebut

    percepatan sentripetal.

    Bagaimana halnya dengan bulan yang mengelilingi Bumi? Jika tidak ada

    Bumi, Bulan akan mengalami GLB. Tarikan gaya gravitasi Bumi lah yang

    membuat lintasan Bulan menjadi melengkung. Karena tarikan gravitasi

    Bumi cukup kuat karena Bulan cukup dekat dengan Bumi sementara

    kecepatan bulan tidak terlalu besar, lintasan bulan menjadi melengkung

    terus sehingga hampir lingkaran. Jika sebuah benda bergerak melingkar

    ada suatu gaya yang terus-menerus menarik benda itu sehingga geraknya

    terus melengkung. Pada pergerakan Bulan, yang menjadi gaya

    sentripetalnya adalah gaya gravitasi Bumi. Oleh karena itu gaya

    sentripetalnya harus sama dengan gaya gravitasi Bumi.

    Keterikatan secara gravitasi seperti ini bukan hanya berlaku pada sistem

    Bumi Bulan, tapi juga pada planet-planet yang mengelilingi Matahari,

    pada bintang ganda, pada satelit yang mengelilingi planet dan lain-lain.

    Lintasan sistem dua benda yang terikat secara gravitasi ini tidak harus

    lingkaran, tapi pada umumnya berbentuk elips dan harus dalam sebuah

    bidang datar yaitu bidang orbit.

    Salah satu contoh akibat percepatan sentripetal adalah gerak benda

    angkasa mengelilingi benda angkasa yang lebih besar, misalnya bulan

    mengelilingi Bumi, satelit mengelilingi Bumi, planet mengelilingi Matahari,

    Callisto mengelilingi Jupiter dan lain-lain. Penyebab percepatan

    sentripetalnya adalah gaya gravitasi. Jadi gravitasi berperan sebagai gaya

    sentripetal.

    Lintasan Bumi mengelilingi Matahari yang tidak lurus melainkan hampir

    lingkaran (dapat diartikan terus-menerus berbelok) menunjukkan adanya

  • HUKUM GERAK DAN GRAVITASI 31

    percepatan sentripetal yang terus menerus juga. Jika Matahari tiba-tiba

    hilang, gaya gravitasi hilang, percepatan hilang, maka gerak Bumi akan

    langsung berubah menjadi GLB. Jadi percepatan sentripetal itulah yang

    mempertahankan gerak melingkar, dan percepatan sentripetal itu

    disebabkan oleh gaya sentripetal:

    r

    mvFcp

    2

    (3.2)

    Sehingga percepatan sentripetal :

    r

    vacp

    2

    (3.3)

    Gambar 3.3 Revolusi Bumi mengelilingi Matahari dipertahankan oleh percepatan

    sentripetal yang disebabkan oleh gravitasi Matahari

    Untuk kasus planet mengelilingi Matahari, penyebab gaya sentripetal

    adalah gaya gravitasi. Jika sebuah planet mengorbit matahari dengan

    lintasan lingkaran, artinya jarak ke Matahari selalu konstan, besarnya gaya

    sentripetal selalu konstan. Besarnya percepatan sentripetal juga tetap,

    arahnya selalu ke arah Matahari, artinya selalu tegak lurus terhadap

    lintasan dan selalu tegak lurus terhadap arah vektor kecepatan. Dalam

    keadaan ini laju gerak planet konstan. Waktu yang dibutuhkan planet

    untuk mengelilingi Matahari satu kali disebut periode revolusi.

  • 32 HUKUM GERAK DAN GRAVITASI

    Periode revolusi Bumi adalah satu tahun atau lebih akuratnya 365,25 hari,

    periode revolusi Mars adalah 687 hari. Memang orbit Bumi mengelilingi

    Matahari tidak lingkaran sempurna, melainkan agak lonjong (elips), tapi

    kelonjongannya kecil, sehingga kalau dianggap lingkaran pun kesalahannya

    tidak terlalu besar. Selain laju linier kita bisa juga meninjau besarnya sudut

    yang ditempuh oleh planet dilihat dari Matahari tiap satuan waktu, besaran

    ini disebut kecepatan sudut . Misalnya dalam sehari Bumi menempuh

    sudut hampir 1 dalam revolusinya mengelilingi Matahari, atau lebih

    akuratnya dalam setahun (365,25 hari) menempuh sudut sebesar 360

    atau kecepatan sudut Bumi kira-kira = 0,9856/hari.

    Hukum Newton III

    Hukum Newton yang ketiga menyatakan bahwa pada sebuah benda yang

    mengalami aksi (gaya) akan ada gaya reaksi yang besarnya sama tapi

    berlawanan arah. Pada sistem Bumi-Matahari, misalnya, bukan hanya Bumi

    yang ditarik oleh gravitasi Matahari tapi Matahari juga ditarik oleh Bumi

    tapi karena massa Bumi terlalu kecil dibanding Matahari, tarikan gravitasi

    Bumi tidak terasa oleh Matahari. Untuk dua benda yang massanya kurang

    lebih berimbang, gaya tarik kedua benda bisa berpengaruh pada pola gerak

    kedua benda, misalnya sistem Bumi Bulan. Bukan hanya Bulan yang

    mengelilingi Bumi, tapi gaya tarik Bulan juga berpengaruh pada Bumi,

    misalnya dalam fenomena pasang surut air laut. Selain itu, sebenarnya

    karena gaya tarik Bulan, gerak Bumi mengelilingi Matahari tidak berbentuk

    elips sempurna melainkan elips yang bergelombang.

    Jika planet berukuran cukup besar dan cukup dekat ke bintang pusatnya

    tarikan gravitasi planet tersebut bisa berpengaruh cukup signifikan pada

    Contoh :

    Berapakah kecepatan linier gerak Bumi mengelilingi Matahari jika

    diketahui Periode revolusi Bumi 365,25 hari dan jarak Bumi Matahari

    150 juta km dan orbit Bumi dianggap berbentuk lingkaran? Jika

    Matahari tiba-tiba hilang bagaimanakah gerak Bumi?

    Jawab:

    Kecepatan gerak melingkar v = 2r/T =

    2150.000.000/(365,25246060) = 29,9 km/s

    Jika Matahari tiba-tiba hilang maka Bumi akan bergerak lurus dengan

    kecepatan 29,9 km/s

  • HUKUM GERAK DAN GRAVITASI 33

    pola gerak bintangnya. Hal ini dimanfaatkan oleh astronom yang mencari

    extra solar planet (planet yang mengelilingi bintang lain). Pengaruh

    gravitasi planet cukup besar menyebabkan bintang pusatnya menjauh

    mendekat secara periodik sehingga jika diamati secara spektroskopi, garis-

    garis pada spektrum bintang berpindah-pindah panjang gelombang secara

    periodik juga, sesuai dengan periode orbit planet.

    Hukum Newton Tentang Gravitasi

    Pada dua benda yang berdekatan, ada gaya tarik menarik gravitasi yang

    besarnya berbanding lurus dengan masing-masing benda dan berbanding

    terbalik dengan kuadrat jarak.

    Secara matematis hal ini dapat dituliskan :

    2

    21

    r

    mmGF

    (3.4)

    Dengan G adalah konstanta gravitasi yang besarnya 6,67 10-11 N m2 / kg2,

    m1 dan m2 adalah massa benda pertama dan kedua, r adalah jarak antara

    kedua benda.

    Jika massa benda yang ditarik oleh gravitasi Bumi di dekat permukaan

    Bumi adalah satu satuan massa, misalnya 1 kg, maka gaya yang dialami

    adalah sama dengan percepatan gravitasi Bumi. Percepatan gravitasi juga

    dapat dipandang sebagai gaya gravitasi per satuan massa. Jadi percepatan

    gravitasi di permukaan Bumi dapat dituliskan :

    Contoh :

    Jika diketahui massa Bumi adalah 5,97 1024 kg, jejarinya 6400 km,

    sebuah benda bermassa 3 kg di permukaan Bumi akan mendapat gaya

    sebesar :

    Jika benda itu dibawa ke ketinggian 12800 km dari permukaan Bumi,

    maka gaya gravitasi Bumi yang dirasakan benda itu akan menjadi 1/9

    semula, atau 3,24 N, karena jaraknya dari pusat Bumi menjadi 3 kali

    lipat semula. Jika kita menimbang benda itu dengan neraca pegas di

    ketinggian 12800 km, maka neraca akan menunjukkan angka 1/3 kg

    (mengapa?).

  • 34 HUKUM GERAK DAN GRAVITASI

    2

    R

    MG

    m

    Fa gg

    (3.5)

    Dapat dihitung besarnya percepatan gravitasi Bumi itu 9,8 m/dt2. Untuk

    benda yang agak jauh dari permukaan Bumi (misalnya pada jarak r dari

    pusat Bumi) percepatan gravitasi Bumi yang dialami benda itu :

    2r

    MGag

    (3.6)

    Sekarang marilah kita bandingkan dengan percepatan gravitasi Bulan,

    dengan menggunakan rumus yang sama, tapi massanya massa Bulan:

    7,34 1022 kg, dan r adalah jejari orbit bulan mengelilingi Bumi:

    384400 km, maka diperoleh percepatan gravitasi Bulan di Bumi = 3,32

    10-5 m/dt2.

    Percepatan sentripetal yang dialami Bumi karena gaya gravitasi Matahari

    adalah percepatan gravitasi Matahari di posisi Bumi berada. Jika massa

    Matahari adalah 1,99 1030 kg, Jarak Bumi-Matahari 149,6 juta km dan

    G = 6,68 10-11 Nm2/kg2. Maka percepatan gravitasi Matahari di Bumi

    adalah :

    2r

    GMgM = 5,94 10-3 m/dt2 (3.7)

    Percepatan gravitasi Matahari inilah yang berfungsi sebagai percepatan

    sentripetal sehingga Bumi bisa bergerak melingkar mengelilingi Matahari

    dengan stabil selama berjuta-juta tahun. Kalau percepatan gravitasi

    Matahari lebih besar daripada Bulan, mengapa pasang surut air laut di

    Bumi lebih dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan bukan oleh gravitasi

    Matahari? Jawabnya adalah bahwa pasang-surut lebih dipengaruhi oleh

    perbedaan gaya gravitasi antara dua titik daripada gaya gravitasi itu

    sendiri. Sebaliknya, berapa percepatan gravitasi Bumi yang dirasakan oleh

    Bulan? Dengan menggunakan rumus diatas dan menggunakan massa Bumi

    dapat diperoleh g = 2,7 10-3 m/dt2.

    Bagaimanakah pola gerak dua benda yang saling tarik-menarik karena

    gravitasi? Jika kedua benda mula-mula diam, maka keduanya akan

    cenderung saling mendekat karena gaya gravitasinya, akhirnya akan

    bertabrakan. Contoh kasus ini adalah benda jatuh bebas di atas permukaan

    Bumi. Benda akan ditarik oleh gravitasi Bumi hingga menabrak Bumi. Jika

    benda bergerak dalam pengaruh gravitasi Bumi mula-mula bergerak tidak

    dalam arah menuju ke arah Bumi, ada beberapa kemungkinan :

    1. Jika kecepatan relatif keduanya sangat rendah, maka keduanya bisa

    saling mendekat dan kemungkinan bisa bertabrakan, contoh hal ini

  • HUKUM GERAK DAN GRAVITASI 35

    adalah benda yang dilempar oleh manusia di atas permukaan Bumi.

    Benda tidak cukup cepat untuk bisa lepas dari tarikan gravitasi

    Bumi sehingga tak lama kemudian akan jatuh. Lintasan benda akan

    berbentuk parabola kecuali kalau dilempar tepat vertikal keatas.

    Gambar 3.4a Benda yang dilemparkan diatas permukaan Bumi,

    lintasannya berbentuk Parabola

    Peluru yang ditembakkan horizontal oleh pistol memang kecepatan

    awalnya cukup besar, akan terlontar jauh, tetapi lintasannya tetap

    akan berbentuk parabola.

    Gambar 3.4b Peluru yang ditembakkan dari pistol secara horizontal juga akan

    menempuh lintasan parabola

    2. Peluru kendali balistik ditembakkan dengan kecepatan awal besar

    sehingga jatuh ribuan kilometer dari tempat semula, biasanya

    lintasannya akan berbentuk elips, tapi hanya sebagian karena

    sebelum membuat lintasan elips lengkap, benda sudah jatuh.

  • 36 HUKUM GERAK DAN GRAVITASI

    Kecepatan awalnya tetap masih kurang tinggi untuk membuatnya

    lepas dari tarikan gravitasi Bumi, akhirnya jatuh.

    Gambar 3.5 Lintasan peluru kendali balistik jarak menengah di dekat permukaan

    Bumi berbentuk elips yang tidak lengkap.

    Gambar 3.6 Lintasan peluru kendali balistik jarak jauh di dekat permukaan Bumi

    berbentuk elips yang hampir lengkap.

  • HUKUM GERAK DAN GRAVITASI 37

    3. Jika kecepatannya cukup tinggi, kedua benda bisa bergerak saling

    mengitari. Jika kedua benda itu adalah Bumi dan sebuah benda lain

    yang diluncurkan dari permukaan Bumi dengan kecepatan awal

    yang tinggi kemungkinan lintasan benda itu akan dapat berbentuk

    elips penuh, dan akan mengorbit Bumi, tidak jatuh ke permukaan.

    Contoh lain dari kasus ini adalah satelit telekomunikasi yang

    diluncurkan dari Bumi dan juga Bulan yang mengelilingi Bumi.

    Gambar 3.7 Orbit satelit yang diluncurkan dari permukaan Bumi berbentuk elips

    yang lengkap.

    4. Jika kecepatannya sangat tinggi, kedua benda bisa terpisah. Untuk

    kasus benda yang ditembakkan dari permukaan Bumi dengan

    kecepatan sangat tinggi, benda itu bisa lepas dari tarikan gravitasi

    Bumi. Lintasannya bisa berbentuk parabola atau hiperbola. Contoh

    kasus ini adalah pesawat-pesawat antariksa yang dikirim manusia

    menjelajahi tata surya hingga ke planet-planet lain atau hingga

    keluar Tata Surya. Kecepatan minimum yang dibutuhkan untuk

    lepas dari tarikan gravitassi Bumi disebut kecepatan lepas, yang

    besarnya

    R

    GMv

    2

    (3.8)

  • 38 HUKUM GERAK DAN GRAVITASI

    Medan Gravitasi

    Kita bisa mempunyai cara pandang lain tentang gravitasi. Sebuah benda

    yang mempunyai massa mempunyai kemampuan untuk menarik benda

    lain yang berada di sekitarnya. Semakin besar benda itu semakin kuat

    kemampuan menarik benda lain itu. Kemampuan sebuah benda menarik

    benda lain di sekitarnya dapat digambarkan sebagai adanya medan

    gravitasi di sekitar benda tersebut. Semakin besar massa benda semakin

    kuat medan gravitasi di sekitarnya dan semakin jauh jangkauan medan

    gravitasi itu.

    Sebagai gambaran, medan garvitasi Matahari masih dapat dirasakan oleh

    planet-planet yang letaknya sangat jauh hingga bermilyar-milyar

    kilometer. Planet Neptunus dan planet kerdil Pluto masih dipengaruhi oleh

    gravitasi Matahari, terbukti keduanya masih mengelilingi Matahari

    meskipun jaraknya sangat jauh, bermilyar-milyar km. Bahkan kemudian

    masih ditemukan planet-planet kerdil lain yang lebih jauh yang

    mengelilingi Matahari. Medan gravitasi Matahari dapat menjangkau tempat

    yang demikian jauh karena massa Matahari sangat besar, yaitu sekitar

    1,99 1030 kg.

    Bagaimana kita menggambarkan medan gravitasi di sekitar sebuah benda?

    Kuat medan gravitasi dapat didefinisikan sebagai gaya yang dialami oleh

    satu satuan massa benda lain jika berada di dalam medan gravitasi itu.

    Gaya tersebut arahnya ke arah benda yang menjadi sumber medan

    gravitasi. Jadi di sekitar benda yang mempunyai massa dapat kita

    bayangkan ada medan gaya yang arahnya memusat. Semakin dekat ke

    pusat, kuat medannya semakin besar. Albert Einstein menggambarkan

    medan gravitasi sebagai kelengkungan ruang waktu.

    Hukum-hukum Kepler

    Hukum-hukum Kepler dinyatakan oleh Johannes Kepler untuk menjelaskan

    pola gerak planet mengelilingi Matahari. Hukum-hukum ini diformulasikan

    secara empirik berdasarkan hasil pengamatan posisi planet selama

    berpuluh-puluh tahun oleh Tycho Brahe, dilanjutkan oleh Johannes Kepler

    dengan menggunakan alat ukur quadrant yang berukuran besar sehingga

    mempunyai presisi yang paling tinggi pada zamannya. Hasil pengamatan

    mereka cocok dengan pendapat Copernicus yang menyatakan bahwa

    planet-planet tidak mengelilingi Bumi melainkan mengelilingi Matahari.

    Bumi juga mengelilingi Matahari dan bukan Matahari yang mengelilingi

    Bumi.

  • HUKUM GERAK DAN GRAVITASI 39

    Perbedaan hukum Kepler dari Copernicus adalah bahwa menurut Kepler

    orbit planet berbentuk elips, sedangkan menurut Copernicus berbentuk

    lingkaran. Sebenarnya asumsi orbit lingkaran ini tidak begitu cocok dengan

    hasil pengukuran posisi planet dari waktu ke waktu. Untuk membuatnya

    cocok, Copernicus menganggap bahwa planet-planet juga bergerak dalam

    lingkaran kecil yang disebut epicycle.

    Alat ukur yang digunakan oleh Kepler dan Tycho Brahe lebih presisi

    sehingga hasil-hasil penguklurannya lebih akurat. Maka penyimpangan

    hasil pengukuran posisi terhadap asumsi orbit lingkaran lebih meyakinkan

    berasal dari penyebab alam, bukan ketelitian alat ukur. Berdasarkan hal

    itulah Kepler yakin bahwa orbit planet bukan lingkaran sempurna,

    melainkan elips. Hasil pengamatan dan analisa Kepler disimpulkan dalam

    bentuk hukum-hukum berikut :

    Hukum-hukum ini sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari hukum

    Newton tentang gerak dan gravitasi, karenanya hukum Kepler dapat

    diturunkan dari hukum Newton. Akan tetapi Newton baru menyatakan

    hukum-hukumnya setelah Kepler tiada. Kepler meninggal tahun 1630

    sedangkan Newton baru lahir tahun 1643. Hasil pekerjaan Kepler

    digunakan oleh Newton antara lain untuk mengkonfirmasi kebenaran

    formulasi hukum-hukumnya.

    Penjelasan Hukum Kepler 1

    Lintasan planet tidak berbentuk lingkaran melainkan elips, dengan

    Matahari di salah satu titik api atau titik fokusnya, bukan di pusat elips.

    Artinya planet mendekat dan menjauhi Matahari satu kali setiap kali

    perioda revolusinya. Saat planet berada paling dekat dengan Matahari,

    dikatakan bahwa planet berada di perihelion, sedangkan titik terjauh

    Hukum Kepler 1

    Planet-planet mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk elips

    dengan Matahari di salah satu titik fokusnya.

    Hukum Kepler 2

    Garis hubung Matahari dan planet menyapu luas yang sama dalam

    selang waktu yang sama.

    Hukum Kepler 3

    Jarak rata-rata planet dari Matahari pangkat tiga berbanding lurus

    dengan kuadrat periode orbit.

  • 40 HUKUM GERAK DAN GRAVITASI

    disebut aphelion. Penurunan hukum ini dari Hukum Newton

    membutuhkan kalkulus sehingga tidak dibahas disini.

    Gambar 3.8 Orbit planet mengelilingi Matahari berbentuk elips dengan Matahari

    sebagai salah satu titik fokusnya.

    Penjelasan Hukum Kepler 2

    Jika M adalah Matahari, jarak AB ditempuh dalam jangka waktu yang sama

    dengan jarak CD, luas AMB sama dengan luas CMD. Konsekuensi dari

    hukum ini adalah saat planet berada dekat dengan Matahari kecepatan

    liniernya lebih tinggi dibandingkan dengan saat jauh dari Matahari.

    Gambar 3.9 Luas daerah yang disapu garis hubung Matahari-Planet per satuan

    waktu tetap.

  • HUKUM GERAK DAN GRAVITASI 41

    Hal ini juga sesuai dengan hukum kekekalan momentum sudut. Selama

    planet mengelilingi Matahari momentum sudutnya konstan. Penurunan

    hukum ini dari hukum Newton juga membutuhkan kalkulus sehingga tidak

    dibahas disini.

    Penjelasan Hukum Kepler 3

    Jika orbit planet lingkaran atau dianggap lingkaran (pada kenyataannya

    eksentrisitas atau kelonjongan orbit planet tidak besar sehingga masih

    cukup dekat dengan lingkaran), hukum Kepler 3 dapat diturunkan dari

    hukum Newton sebagai berikut :

    Yang berperan sebagai gaya sentripetal di dalam sistem Matahari planet

    adalah gaya gravitasi, maka kita dapat memformulasikan gaya sentripetal

    sebagai berikut :

    2

    2

    r

    MmG

    r

    vm

    (3.9)

    Dengan

    G konstanta gravitasi

    m massa planet,

    M Massa Matahari

    v kecepatan orbit planet

    r radius orbit

    GMr

    rr

    222

    (3.10)

    GMT

    r

    2

    324

    (3.11)

    22

    3

    4GM

    T

    r

    (3.12)

    Karena M adalah massa Matahari, harganya sama untuk semua planet,

    maka ruas kanan persamaan diatas konstan. Jadi terbukti bahwa jarak

    pangkat tiga sebanding dengan perioda kuadrat. Hukum Kepler 3 ini

    berlaku juga untuk lintasan elips, bukan hanya lingkaran. Jika diterapkan

    untuk elips, radius orbit r harus diganti dengan setengah sumbu panjang a.

  • 42 HUKUM GERAK DAN GRAVITASI

    Soal-soal

    1. (OSKK 2008) Apabila Bumi jaraknya menjadi 3 AU dari Matahari, maka

    besarnya gaya gravitasi antara Bumi dan Matahari, menjadi,

    a. 3 kali daripada gaya gravitasi sekarang.

    b. 1,5 kali daripada gaya gravitasi sekarang.

    c. sama seperti sekarang.

    d. sepertiga kali daripada gaya gravitasi sekarang.

    e. sepersembilan kali daripada gaya gravitasi sekarang.

    2. (OSP 2007) Ilustrasi berikut menggambarkan wahana (space-probe)

    yang melakukan perpindahan orbit Hohmann (lingkaran ke

    lingkaran) dari Bumi ke Mars. Jika jarak rata-rata Mars-Matahari=1,52

    SA. Perkirakan waktu yang dibutuhkan oleh wahana tersebut untuk

    sampai ke planet Mars.

    3. (OSN 2007) Mars mempunyai dua buah satelit Phobos dan Deimos.

    Jika diketahui Deimos bergerak mengelilingi Mars dengan jarak a =

    23490 km dan periode revolusinya P = 30jam 18 menit. Berapakah

    massa planet Mars bila dinyatakan dalam satuan massa Matahari? Jika

    Periode revolusi Phobos 7jam 39menit, berapakah jaraknya dari Mars?

  • HUKUM GERAK DAN GRAVITASI 43

    4. (OSKK 2008) Seorang astronot terbang di atas Bumi pada ketinggian

    300 km dan dalam orbit yang berupa lingkaran. Ia menggunakan roket

    untuk bergeser ke ketinggian 400 km dan tetap dalam orbit lingkaran.

    Kecepatan orbitnya adalah,

    a. lebih besar pada ketinggian 400 km

    b. lebih besar pada ketinggian 300 km

    c. Kecepatannya sama karena orbitnya sama-sama berupa lingkaran

    d. kecepatannya sama karena dalam kedua orbit efek gravitasinya

    sama

    e. tidak cukup data untuk menjelaskan

    5. Andaikan Matahari tiba-tiba runtuh menjadi sebuah black hole, maka

    Bumi akan

    a. Mengorbit lebih cepat tapi pada jarak yang sama

    b. Jatuh dengan cepat ke dalam black hole tersebut

    c. Radiasi gravitasional akan membuat Bumi juga menjadi black hole

    d. bergerak perlahan dalam lintasan spiral hingga akhirnya jatuh ke

    dalam black hole

    e. tidak mengalami perubahan orbit

    6. (OSN 2008) Seorang astronot mempunyai bobot 60 N di Bumi.

    Berapakah bobotnya pada sebuah planet yang mempunyai rapat

    massa yang sama dengan rapat massa Bumi tetapi radiusnya 2 kali

    radius Bumi. (Andaikan percepatan gravitasi Bumi= 9,6 m/s2)

    a. 102,0 N d. 132,5 N

    b. 112,5 N e. 142,0 N

    c. 120,0 N

    7. (OSKK 2009) Callisto yang merupakan bulannya planet Jupiter,

    mengedari planet Jupiter pada berjarak 1,88 juta kilometer dan dengan

    periode 16,7 hari. Apabila massa Callisto diabaikan, karena jauh lebih

    kecil daripada massa Jupiter, maka massa planet Jupiter adalah,

    a. 10,35 x 10-4 massa Matahari

    b. 9,35 x 10-4 massa Matahari Djoni N. Dawanas 2009

    c. 8,35 x 10-4 massa Matahari

    d. 7,35 x 10-4 massa Matahari

    e. 6,35 x 10-4 massa Matahari

  • 44 HUKUM GERAK DAN GRAVITASI

    8. (OSKK 2009) Jika massa Matahari menjadi dua kali lebih besar dari

    sekarang, dan apabila planet-planet termasuk Bumi tetap berada pada

    orbitnya seperti sekarang, maka periode orbit Bumi mengelilingi

    Matahari adalah,

    a. 258 hari d. 423 hari

    b. 321 hari e. 730 hari

    c. 365 hari

    9. (OSKK 2009) Sebuah satelit terbang di atas Bumi pada ketinggian 300

    km dan dalam orbit yang berupa lingkaran. Dengan menggunakan roket,

    satelit tersebut bergeser ke ketinggian 400 km dan tetap dalam orbit

    lingkaran. Kecepatan orbitnya

    a. lebih besar pada ketinggian 400 km

    b. lebih besar pada ketinggian 300 km

    c. sama karena orbitnya sama-sama berupa lingkaran

    d. sama karena dalam kedua orbit efek gravitasinya sama

    e. tidak cukup data untuk menjelaskan

    10. (OSKK 2009) Sebuah pesawat ruang angkasa mengelilingi Bulan dengan

    orbit yang berupa lingkaran pada ketinggian 1737 km dan dengan

    periode orbit sebesar 2 jam . Apabila gaya gravitasi yang disebabkan

    Bulan pada pesawat ruang angkasa ini sama dengan gaya

    sentrifugalnya, maka massa Bulan yang ditentukan berdasarkan kedua

    gaya ini adalah (konstanta gravitasi G = 6,67 x 10-11 m3 kg-1 s-2).

    a. 5,98 x 1026 kg

    b. 5,98 x 1024 kg

    c. 5,98 x 1022 kg

    d. 5,98 x 1020 kg

    e. Massa bulan tidak bisa ditentukan dengan cara ini

    11. (OSKK 2009) Matahari mengorbit pusat galaksi Bima Sakti dengan

    setengah sumbu panjang orbitnya 9108,1 AU dan periodenya 8102

    tahun. Apabila massa Matahari diabaikan terhadap massa Bima Sakti,

    dan hukum Kepler III berlaku, maka massa galaksi Bima Sakti adalah :

    a. 71046,1 kali massa Matahari

    b. 71005,4 kali massa Matahari

  • HUKUM GERAK DAN GRAVITASI 45

    c. 111046,1 kali massa Matahari

    d. 111005,4 kali massa Matahari

    e. 191002,1 kali massa Matahari

    12. (OSP 2009) Dengan menggabungkan hukum Newton dan hukum

    Kepler, kita dapat menentukan massa Matahari, asalkan kita tahu:

    a. Massa dan keliling Bumi.

    b. Temperatur Matahari yang diperoleh dari Hukum Wien.

    c. Densitas Matahari yang diperoleh dari spektroskopi.

    d. Jarak Bumi-Matahari dan lama waktu Bumi mengelilingi Matahari.

    e. Waktu eksak transit Venus dan diameter Venus.

  • 47

    Bab 4

    TEROPONG BINTANG

    Pendahuluan

    Peristiwa pembelokan cahaya yang terjadi bila cahaya itu merambat

    melewati dua atau lebih medium yang kerapatannya berbeda disebut

    fenomena pembiasan atau refraksi. Mengapa cahaya itu bisa membelok?

    Karena jika cahaya merambat melalui dua medium yang kerapatannya

    berbeda kecepatannya berubah. Mengapa kecepatan rambat berubah harus

    membelok? Ilustrasi berikut ini diharapkan dapat memberikan penjelasan.

    Gambar 4.1 Batu yang dijatuhkan di permukaan air akan membentuk lingkaran-

    lingkaran konsentris yang semakin besar. Lingkaran-lingkaran itu adalah muka

    gelombang. Arah penjalaran gelombang yang menjauhi pusat adalah sinar

    gelombang.

    Materi : Alat optik

    Kelas X

    Kompetensi dasar :

    X.3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan

    pembiasan oleh cermin dan lensa

    X.4.9 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip

    pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa

  • 48 TEROPONG BINTANG

    Jika sebuah titik menjadi sumber cahaya, maka cahaya akan dipancarkan

    ke segala arah. Mari kita sebut arah rambat cahaya sebagai sinar yang

    berbeda pengertiannya dengan cahaya. Bagian cahaya yang dipancarkan

    pada saat yang sama membentuk muka gelombang yang semakin besar

    menjauhi sumber cahaya. Untuk memudahkan pemahaman tentang sinar

    dan muka gelombang ini, mari kita bandingkan dengan gelombang air. Jika

    kita menjatuhkan batu di air kolam yang tenang, tempat jatuhnya batu itu

    adalah sumber gelombang air.

    Kita akan melihat lingkaran-lingkaran yang bergerak makin besar

    menjauhi tempat jatuhnya batu. Lingkaran-lingkaran itu adalah muka

    gelombang. Arah gerak gelombang air itu menjauhi tempat jatuhnya batu.

    Jika kita tarik garis dari pusat gelombang ke luar mengikuti arah gerak

    muka gelombang, itulah sinar gelombang.

    Sinar gelombang selalu tegak lurus terhadap muka gelombang. Pada

    peristiwa perambatan gelombang air, medium perambatannya adalah dua

    dimensi yaitu permukaan air, maka muka gelombangnya berbentuk

    lingkaran yang makin lama makin besar. Pada cahaya, medium

    perambatannya 3 dimensi, sehingga muka gelombangnya berupa

    permukaan bola yang makin lama makin besar. Namun pada kedua

    peristiwa itu tetap berlaku aturan sinar gelombang tegak lurus terhadap

    muka gelombang.

    Jika cahaya merambat dan dalam perambatannya kecepatannya berubah

    karena berpindah medium, dan muka gelombang yang berfase sama tidak

    mengalami perubahan kecepatan itu secara bersamaan, maka sinar

    gelombang harus membelok, jika tidak, muka gelombang dan sinar

    gelombang tidak akan tegak lurus. Hal ini dijelaskan pada gambar 4.2 dan

    4.3.

    Pada Gambar 4.2, andaikan cahaya dari udara masuk ke air tidak

    membelok, sementara kecepatan cahaya di air lebih kecil dari pada di

    udara. P dan R berada dalam muka gelombang yang sama. Saat sinar

    gelombang 1 mencapai P, sinar gelombang 2 mencapai R, setelah itu

    kecepatan sinar gelombang 2 lebih kecil dari sinar gelombang 2 padahal

    keduanya berada dalam muka gelombang yang sama.

    Saat sinar gelombang 1 menempuh jarak PQ, sinar gelombang 2 hanya

    menempuh jarak RS karena kecepatannya lebih rendah. Akibatnya muka

    gelombang QS tidak dapat tegak lurus terhadap sinar gelombang RS.

    Keadaan ini tidak diperbolehkan.

  • TEROPONG BINTANG 49

    Gambar 4.2 Ilustrasi apabila cahaya datang dari udara ke air tidak membelok,

    maka muka gelombang dan sinar gelombang tidak dapat tegak lurus bila sudut

    datang tidak nol.

    Pada gambar 4.3 diilustrasikan keadaan jika sinar gelombang harus dibuat

    tegak lurus terhadap muka gelombang, maka konsekuensinya sinar

    gelombang harus membelok di perbatasan antara dua medium. Itulah

    sebabnya mengapa perubahan kecepatan menyebabkan pembelokan pada

    cahaya yang masuk dari medium satu ke medium lain.

    Gambar 4.3 Cahaya yang masuk dari udara ke air harus membelok sebagai

    konsekuensi dari perubahan kecepatannya

    Dalam menganalisis besarnya pembelokan cahaya karena cahaya pindah

    medium, didefinisikan besaran indeks bias yang merupakan perbandingan

    kecepatan cahaya di ruang hampa dengan di medium:

    v

    cn

    (4.1)

  • 50 TEROPONG BINTANG

    Andaikan indeks bias medium A adalah nA, dan medium B adalah nB, jika

    cahaya datang dari medium A dengan sudut datang i dan masuk ke medium

    B, meninggalkan perbatasan kedua medium dengan sudut r, berlaku :

    r

    i

    n

    n

    B

    A

    sin

    sin

    (4.2)

    Jika cahaya datang dari udara, masuk ke kaca lalu keluar lagi pada di

    permukaan yang lain, dan jika kacanya datar, maka arah sinar datang

    masih sejajar dengan sinar yang keluar dari permukaan yang lain. Tapi

    kalau permukaan kaca tempat sinar datang dan permukaan lain tempat

    sinar keluar tidak sejajar, maka sinar datang umumnya tidak sejajar lagi

    dengan cahaya yang keluar dari bidang yang lain. Dengan kata lain cahaya

    itu dibelokkan oleh kaca.

    Contoh, jika cahaya menembus prisma maka sinar datang dan sinar yang

    keluar dari prisma tidak sejajar. Contoh lain, jika kaca itu berupa lensa

    cembung maka setiap berkas sinar datang akan dibelokkan sedemikian

    rupa sehingga akan mengumpul atau menye