BAB IPENDAHULUANStress dalam kehidupan seseorang merupakan hal
yang baik, namun akan menimbulkan masalah bila stress tersebut
berlebihan. Peningkatan tekanan darah merupakan salah satu respon
tubuh terhadap stress dan merupakan bagian responflight or flight.
Dalam keadaan stress berkelanjutan, tekanan darah dapat tetap
tinggi dan menyebabkan hipertensi.1Stress psikologis dan fisik
merupakan ketegangan yang disebabkan oleh fisik, emosi, sosial,
ekonomi, pekerjaan atau keadaan, peristiwa, atau pengalaman yang
sulit untuk mengelola atau bertahan.1Penelitian tentang bagaimana
stress dapat mempengaruhi kesehatan fisik cukup banyak dilakukan.
Pertama, stress dapat membuat individu melakukan prilaku kompromi
terhadap masalah kesehatannya. Kedua, beberapa orang
bereaksiterhadap situasi stress dengan mengadopsi peran orang sakit
dan mencari pengobatan sehingga memiliki alasan untuk tidak
berfungsi secara efektif. Ketiga, stress mempengaruhi perubahan
fisiologis yang kondusif untuk perkembangan penyakit. Dengan adanya
stress, ketahanan fisik dapat terganggu dan angka resiko penyakit
tertentu bertambah.1Pada awal tahun 1900-an, Walter Cannon
mengadakan penelitian tentang bagaimana respons individu terhadap
stimulus jika harus berhadapan dengan situasi yang membahayakan.
Respon individu terhadap stresssor disebutnya sebagai kritikal
(critical stresss), dan Cannon juga mengidentifikasi tanggapan
tempura tau lari (fight-or-flight response) pada individu yang
mengalami stress. Secara fisiologis, tanggapan yang terjadi sangat
mencolok: tekanan darah meningkat, rata-rata detak jantung dan
pernapasan meningkat, tingkat gula darah naik, tangan berkeringat,
dan otot menjadi tegang.1BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian
StressStress merupakan hal menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Berikut ini akan kita bahas mengenai definisi stress, stress
psychological and physical strain or tensien generated by
physical,emotional,social,economic, or occupational circumstances,
evects, or experiences that are difficult to manage or endure.
Makna dari kalimat tersebut adalah bahwa stress psikologis dan
fisik merupakan ketegangan yang disebabkan oleh fisik, emosi,
sosial, ekonomi, pekerjaan atau keadaan, peristiwa, atau pengalaman
yang sulit untuk mengelola atau bertahan.1,22.2Jenis-Jenis
StressDitinjau dari penyebabanya, stress dapat dibedakan ke dalam
beberapa jenis berikut :21.Stress fisik, merupakan stress yang di
sebabkan oleh keadaan fisik, seperti suhu yang terlalu tinggi atau
rendah, suara bising, sinar matahari yang terlalu menyengat, dan
lain lain.2.Stress kimiawai, merupakan stress yang disebabkan oleh
pengaruh senyawa kimia yang terdapat pada obat-obatan, zat berajun
asam, basa, faktor hormon atau gas, dan lain lain.3.Stress
mikrobiologis, merupakan stress yang disebabkan oleh kumsn, seperti
virus, bakteri, atau parasit.4.Stress fisiologis, merupakan stress
yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh, antara
laingangguan struktur tubuh, fungsi jaringan organ, dan lain
lain.5.Stress proses tumbunh kembang seperti pada masa pubertas,
pernikahan, dan pertambahan usia.6.Stress psokologis atau
emosional, merupakan stress yang disebabkan oleh gangguan situasi
psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk
menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial
budaya, atau ke agamaan.Ada dua jenis stress yaitu baik dan buruk.
Stress melibatkan perubahan fisiologis yang kemungkinan dapat
dialami sebagai perasaan yang baikanxiouness(distress) ataupleasure
( eustress ).21.Stress yang baik atau eustress adalah sesuatu yang
positif. Stress dikatakan berdampak baik apabila seseorang mencoba
untuk memenuhi tuntutan untuk menjadikan orang lain maupun dirinya
sendiri mendapatkan sesuatu yang baik dan berharga. Dengan stress
yang baik, semua pihak merasa di untungkan.2.Stress yang buruk atau
distress adalah stress yang bersifat negatif. Distress dihasilkan
dari sebuah proses yang memaknai sesuatu yang buruk, dimana respon
yang digunakan selalu negatif dan ada indikasi mengganggu
integritas diri sehingga bisa diartikan sebuah ancaman.Terdapat 4
jenis stress, antara lain sebagai berikut.2,3a.Frustasi. Kondisi
dimna seseorang merasa jalan jalan yang akan ditempatkan untuk
meraih tujuan di hambat.b.Konflik. Kondisi ini muncul ketika dua
atau lebih prilaku saling berbenturan, di mana masing masing
perilaku tersebut butuh untuk diekspresikan atau malah saling
memberatkan.c.Perubahan. Kondisi yang dijumpai ternyata merupakan
kondisi yang semestinya serta membutuhkan adanya suatu
penyesuaian.d.Tekanan. Kondisi dimana terdapat suatu harapan atau
tuntutan yang sangat besar terhadap seseorang untuk melakukan
prilaku tertentu.Jenis reaksi stress yang umumnya dialami manusia
antara lain:21.Too little stress.Dalam kondisi ini, seseorang belum
mengalami tantangan yang berat dalam memenuhi kebutuhan pribadinya.
Seluruh kemampuan belum sampai dimanfaatkan, serta kurangnya
stimulus mengakibatkan munculnya kebosanan dan kurangnya makna
dalam tujuan hidup.2.Optimun stress.Seseorang mengalami kehidupan
yang seimbang saat berada di atas maupun bawah akibat proses
manajemen yang baik oleh dirinya. Kepuasan kerja dan perasaan
individu dalam meraih prestasi menyebabkan seseorang mampu
menjalani kehidupan dan pekerjaan sehari hari tanpa menghadapi
masalah yang terlalu banyak atau ras leleh yang berlebihan.3.Too
much stresss.Dalam kondisi ini, seseorang merasa lelah melakukan
pekerjaan yang terlalu banyak setiap hari.4.Breakdown
stresss.Ketika pada tahap too much stress individu tetap meneruskan
usahanya pada kondisi yang tatis. Kondisi akan berkembang menjadi
adanya kecendrungan neurotis yang kronis atau munculnya rasa sakit
psikosomatis. Misalnya pada individu yang memiliki perilaku merokok
atau kecanduan minuman keras, konsumsi obat tidur, dan terjadinya
kecelakaan kerja.2.3Penyebab StressStressor adalah faktor-faktor
dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya respons
stress. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber, baiknya dari
kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pda
situasi kerja, dirumah, dalam kehidupan sosila, dan lingkungan luar
lainya.Secara garis besar, stresspr bisadikelompokan menjadi
dua.2,3a.Stressor mayor, yang berupa major live events yang
meliputi peristiwa kematian orang yang disayang, masuk sekolah
untuk pertama kali, dan perpisahan.b.Stressor minor, yang biasanya
berawal dari stimulus tentang masalah kehidupan sehari-hari,
misalnya ketidaksenangan emosional terhadap hal hal tertentu
sehingga menyebabkan munculnya stress.Beberapa karakteristik
kejadianya yang berpotensial dan dinilai dapat menciptakan stressor
sebagai berikut :3a.Kejadian negatif agaknya lebih banyak
menimbulkan stress daripada kejadian positif.b.Kejadian yang tidak
terkontrol dan tidak terprediksi lebih membuat stress daripada
kejadian yang terkontrol dan terprediksi.c.Kejadian ambigu sering
kali di[andang lebih mengakibatkan stress daripada kejadian yang
jelas.d.Manusia yang tugasnya melebihi kapasitas (oveload) lebih
muda mengalami stress daripada orang yang memiliki tuugas lebih
sedikit.Ada beberapa sumber stress yang berasaldari lingkungan, di
antaranya adalah lingkungan fisik, sepert: polusi udara,
kebisingan, kesesakan, lingkungan kontak sosial yang bervariasi,
serta kompetis hidup yang tinggi. Selain itu, sumber stress yang
lain meliputi hal-hal berikut.2,31.Dalam diri individu.Hal ini
berkaitan dengan adanya konflik. Pendorong dan penarik konflik
menghasilkan dua kecendrungan yang berkebalikan, yaitu approach dan
avoidance. Kecendrungan ini menghasilkan tipe dasar konflik (
Weiten, 1992), yaitu sebagai berikut.a)Approach-approach conflict.
Muncul ketika kita tertarik terhadap dua tujuan yang sama-sama
baik.b)Avoidance-avoidance conflict.Muncul ketika kita dihadapkan
pada satu pilihan antara dua situasi yang tidak
menyenangkan.c)Approach-avoidance conflict. Muncul ketika kita
melihat kondisi yang menarik dan tidak menarik dalam satu tujuan
atau situasi.2.Dalam keluarga.Dari keluarga ini yang cenderung
memungkinkan munculnya stress adalah hadirnya anggota baru, sakit,
dan kematian dalam keluarga.3.Dalam komunitas dan masyarakat.Kontak
dengan orang di luar keluarga merupakan banyak sumber stress,
misalnya pengalaman anak di sekolah dan persaingan. Berdasarkan
penjelasan di atas, maka stressor atau hal-hal yang dapat
menyebabkan terjadinya stress dapat berupa faktor-faktor fiologis,
psikologis, dan lingkungan di sekitar individu baik fisik tidak,
bergantung pada bagaimana individu menyikapi stressor itu.2.4Proses
Terjadinya StressEpinefrin (adrenalin), suatu hormon stress,
dilepaskan dari kelenjar adrenal. Hormon ini bersama hormon lainnya
beredar dalam tubuh untuk meningkatkan tekanan darah dan denyut
jantung, kecepatan pernafasan, dan mengubah proses tubuh lainnya.
Hasil respon stress adalah kewaspadaan, kesadaran, keadaan tegang
yang mempersiapkan seseorang untuk menghadapi bahaya. Setelah
kondisi stress terlewati, tubuh berelaksasi dan kembali
normal.3Stress areaksi dari tubuh (respons) terhadap lingkungan
yang dapat memproteksi diri kita yang juga merupakan bagian dari
sistem pertahanan yang membuat kita tetap hidup. Stress adalah
kondisi yang tidak menyenangkan di mana manusia melihat adanya
tuntutan dalam suatu situasi sebagai beban atau di luiar batasan
kemampuan mereka untuk memenuhoi tuntutan tersebut.3Stress
merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa di
sebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi
tantangan-tantangan ( challenge ) yang penting, ketikadihadapkan
pada ancaman ( threat ), atau ketika harus berusaha mengatasi
harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungan, dengan
demikian, bisa di artikan bahwa stress merupakn suatu sistem
pertahanan tubuh di mana ada sesuatu yang mengusik integritas diri,
sehingga menganggu ketentraman yang dimaknai sebagai tuntutan yang
harus disesuaikan. Di samping itu, keadaan stress akan muncul
apabila ada tuntutan yang luar biasa sehingga mengancam keselamatan
atau integritas seseorang.32.5Aspek PsikososialKita dapat melihat
bahwa ada hubungan antara sistem biologis, psikologis, dan sosial
pada saat seseorang mengalami stress. Stressor menghasilakan
perubahan fisiologis tetapi faktor psikososial juga mempunyai
peranan.3Tingkat stress yangtinggi dapat memepengaruhi ingatan dan
perhatian seseorang karena sters dapat
menyebabakanketidakseimbangan fungsi kognitif yang sering kali
mengalihkan perhatian kita, sebagai contoh kebisingan dapat menjadi
stressor dan ada orang yang tinggal di lingkungan yang sangat
bising, misalnya di dekat rel kereta api atau jalan bebas
hambatan.3Ada beberapa reaksi emosional yang umum terjadi pada saat
stress.2,3a. Ketakutan adalah reaksi emosional yang
mengikutsertakan ketidaknyamanan psikologis dan rangsangan fisik
apabila kita merasa terancam.b. Fobia adalah ketakutan yang
intensif dan irasional yang di kaitkan dengan kejadian dan situasi
khusus.c. Ansietas adalah perasaaan ketidaknyamanan yang tidak
jelas atau samar samar yang sering kali melibatkan ancaman yang
relatuf tidak jelas atau tidak spesifik.d. Kemarahan (anger),
khususnya kitika seseorang menerima suatu keadaan sebagai keadaan
yang membahayakan atau frustasi.Stress juga dapat menimbulkan
perasaan sedih atau depresi. Perbedaan antara depresi normal dan
depresi sebagai gangguan yang serius adalah masalah tingkatanya.
Depresi dapat menjkadi gangguan fisiologis apabila fatal, sering
terjadi, dan sifatnya bertahan lama. Orang dengan gangguan ini
cendrung memeilki karakteristik berikut ini :2,31. Umumnya
mempunyai mood yang tidak stabil (unhappy mood ).2. Tidak memiliki
harapan (hopeless )tentang masa depannya.3. Kelihatan pasif dan
tidak mempunyai semangat.4. Memperlihatkan kebiasaan makan dan
tidur yang kacau.5. Mempunyai kepercayaan diri yang rendah dan
sering menyalakan diri sendiri atas kejadian yang memengaruhi
kehidupannya.2.6Sumber-Sumber stress dalam KehidupanBerikut ini
adalah sumber sumber stresss yang biasa terjadi dalam
kehidupan:2,3a.Sumber stresss dari individu.Terkadang smber stress
berasal dari individunya sendiri. Salah satu yang dapat menimbulkan
stresss dari pribadi sendiri adalah melalui dari penyakit yang di
derita oleh seseorang. Menjadi sakit menempatkan demands pada
system biologis dan psikologis, dan tingkatan stresss yang di
hasilkan oleh demands tersebut bergantung pada keseriusan penyakit
dan usia dari orang terseut.b.Sumber stresss dalam
keluarga.Prilaku, kebutuhan, dan kepriadian dari tiap anggota
keluarga yang mempunyai pengaruh dan berinteraksi dengan anggota
keluarga lainnya, kadangmenimbulkan gesekan. Dari banyak stresssor
dalam keluarga, ada tiga hal yang paling sering terjadi, yaitu
sebagai berikut :1. Bertambahnya anggota keluarga dengan kelahiran
anak dapat menimbulkan stresss yang dapat dengan masalah
keuanganbertambahnya anak bertambah pula biaya pengeluaran, maslah
kesehatan , dan ketakutan hubungan suami istri dapat terganggu.2.
Perceraian dapat mengahsilkan banyak perubahan yang penuh dengan
stress untuk semua anggota keluarga karena mereka harus menghadapi
perubahan dalam status social, pindah rumah, dan perubahan kondisi
keuangan.3. Anggota keluarga yang sakit, cacat, dan mati, yangpada
umumnyamemerlukan adaptasi, kemampuan untuk mengatasi perasaan
sedih atau duka yang mendalam dan kesabaran.c.Sumber stress dalam
komunitas dan lingkunganJika kita terlepas dari stresss akibat
pekerjaan, sangat lah penting untuk mengevaluasi gaya bekerja. Hal
ini di sebabkan karena tuntutan pekerjaan yang dapat
menghasilkanstresss dalam dua cara.2,31. Beban pekerjaan yang
terlalu tinggi, sebagai akibat dari keinginan untuk mendapatkan
penghasilan yang lebih atau jabatan yang lebih tinggi.2. Beberapa
macam aktivitas dapat menyebabkan stresss lebih dari pada yang
lainya.Beberapa aspek dari pekerjaan dapat meningkatan stresss pada
pekerja, di antaranya adalah sebagai berikut :2,3a. Lingkungan
kerja (tingkat kebisingan, temperature, kelembapan atau
pencahayaannya).b. Realibitas peralatyan kerja (kinerja mesin,
computer, dan sebagainya).c. Hubungan interpersonal yang buruk.d.
Pengurangan pengakuan dari atasan atas hasil kerja yang baik dan
tidak adanya kemajuan dari pekerjaan.e. Kehilangan pekerjaan akibat
di pecat atau pension.2.7Manajemen StressManajemen stress adalah
adalah usaha seseorang untuk mencari cara yang paling sesuai dengan
kondisinya guna mengurangi stress yang dialaminya. Jadi, semuanya
bergantung pada kondisi masing masing individu, tingkatkan stress
yang ada, dan kejadian yang melatarbelakangkan stressnya. Sering
kali stress didefinisikan dengan hanya melihat dari stimulus atau
respon yang dialami seseorang.3Definisi stress dari stimulus
terfokus pada kejadian di lingkungan seperti misalnya bencana alam,
kondisi berbahaya, penyakit, atau berhenti dari kerja.sementara
itu, definisi stress dari respons mengaju pada keadaan stress,
reaksi seseorang terhadap stress, atau berada dalam keadaan dibawah
stress.3Definisi stress dengan hanya melihat dari stimulus yang
dialami seseorang memiliki keterbatasan karena tidak memperhatikan
adanya perbedaan individual yang mempengaruhi asumsi mengenai
stressor, sedangkan kjika stress didefinisikan dari respon, maka
tidak ada cara yang sistematis untuk mengenali mana yang akan jadi
stressor dan mana yang tidak. Untuk mengenalinya, perlu dilihat
terlebih dahulu reaksi yang terjadi.3 Selain itu, banyak respon
dapat mengidentifikasikan stress psikologis yang padahal sebenarnya
bukan merupakan stress psikologis. Oleh karena itu stress merupakan
hubungan antara individu dengan lingkungan yang oleh individu
dinilai membebani atau melebihi kekuatanya dan mengancam
kesehatannya.3Pandangan terhadap stress psikologis telah
dikonsepkan dalam tiga cara:3a.Konsep yang fokusnya pada
lingkungan, mendekripsikan stress sebagai stimulus. Dimna referensi
sumber atau penyebabnya ketegangannya adalah suatu kejadian atau
rangkian peristiwa yang terjadi. Klien yang mendengar akan
dilakukan pemeriksaan fisik karena penyakitnya, dia akan bertanya
tanya alat yang digunakan itu apa, bagaimna caranya, apa yang
dilakukanya, dimna tempatnya, berapa biayayanya, siapa yang
melakukanya, dan sebagai ancaman atau sesuatu yang membahayakan
diri klien yang akhirnya akan menimbulkan perasaan tegang, yang
disebut stressor.b.Pendekatan yang memerlukan stress sebagai suatu
respons pada reaksi seseorang terhadap stressor, contohnya adalah
ketika seseorang menggunakan kata stress untuk menjelaskan tingkat
ketegangan dalam dirinya. Respon tersebut mempunyai dua komponen
yang saling berkaitan, yaitu komponen psikologis: yang melibatkan
perilaku, pola pikir, dan emosi. Serta komponen fisiologis: yang
melibatkan peningkatan rangsangan tubuh seperti jantung berdebar,
sakit perut, berkeringat, dan sebagainya. Respon psikologis dan
fisiologis seseorang terhadap stressor disebut strain.c.Pendekatan
yang mendeskripsikan stress sebagai suatu proses selalu melibatkan
stressor dan strain, jga ditambahkan dengan sebuah bentuk hubungan
yang penting, yaitu hubungan antar seseorang dan lingkungannya.
Proses ini melibatkan interaksi dan penyesuaian secara
berkesinambungan yang disebut transaksi, antara lain seseorang dan
lingkungan, dimna keduanya saling mempengaruhi satu sam lain,
contohnya seseorang yang terjebak dalam kemacetan dan telambat
untuk suatu perjanjian terus melihat jamnya.Pada umumnya, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi stresss appraisals, yaitu sebagai
berikut :3a. High demands, kejadian yang melibatkan tuntutan yang
sangat tinggi dan mendwsak sehingga menyebabkan ketidaknyamanan.b.
Life transitions, dimana kehidupan memepunyai banyak kejadian
penting yang menandakan berlalunya perubahan dari kondisi atau fase
yang satu ke yang lain, dan menghasilkan perubahan substansial dan
tuntutan yang baru dalam kehiduapan yang baru.c. Timingjaga
berpengaruh terhadap kejadian kejadian dalam kehidupan kita, dimna
apabila kita suda merencanakan sesuatu yang besar dalam kehidupan
dan timingnya meleset dari rencana semula, itu juga bisa
menimbulkan stress.d. Ambiguity, yaitu ketidakjelasan akan situasi
yang terjadi.e. Desirability, ada beberapa kejadian yang terjadi di
luar dugaan kita.f. Controllabilityyaitu merupakan seseorang yang
mempunyai kemampuan untuk menmgubah atau menghilangkan stressor.
Seseorang cenderung untuk menilai suatu situasi yang tidak
terkontrol sebgai suatu keadaan yang lebih stressful, dari pada
situasi yang terkontrol.Dalam melakukan penilaian tersebut ada dua
tahap yang harus dilalui.a.Primary appraisal.Primary appraisal
merupakan proses penentuan makna dari suatu peristiwa yang di alami
individu. Peristiwa tersebut dapat dipersepsikan positif, netral,
atau negatif oleh individu. Peristiwa yang dinilai negatif kemudian
dicari kemungkina adanyaharm, threat, atau challenge. Harm adalah
penilaian mengenai bahaya yang didapat dari peristiwa yang terjadi.
Threat adalah penilaian mengenai kemungkinan buruk atau ancaman
yang didapat dari peristiwa yang terjadi. Challenge merupakan
tantangan atau kesanggupan untuk mengatasi dan mendapatkan
keuntungan dari peristiwa yang terjadiPrimary appraisal memiliki
tiga komponen, yaitu sebagai berikut.1,2,31.Goal relavance, yaitu
penilaian yang mengacu pada tujuan sesorang, juga bagaimana
hubungan peristiwa yang terjadi dengan tujuan personalnya.2.Goal
congruence or incrongruence: yaitu penilaian yang mengacu pada
apakah hubungan antara peristiwa di lingkungan dan individu
tersebut konsisten dengan keinginan individu atau tidak, dan apakah
hal tersebut menghalangi atau memfasilitasi tujuan personalnya.
Jika hal tersebut menghalanginya, maka disebut sebagai goal
incrongruence, dan seabaliknya jika hal tersebut memfasilitasinya,
maka disebut sebagai goal congruence.3.Type of ego involvement:
yaitu penilaian yang mengacu pada berbagai macam aspek dari
identitas ego atau komtmen seseorang.b.Secondary appraisalSecondary
apprisal merupakan penilaian mengenal kemampuan individu dalam
mengendalikan koping beserta daya yang dimilikinya. Bisa juga
berarti apakah individu cukup mampu mengahadapi harm, threat, dan
challenge dalam peristiwa yang terjadi.Secondary apprisal memiliki
tiga komponen sebagai berikut:1,2,31.Blame and credit, penilaian
mengenai siapa yang bertanggung jawab atas situasi menekan yang
terjadi atas diri individu.2.Coping-potential: penilaian mengenai
bagaimana individu dapat mengatasi situasi menekan atau
mengaktualisasi komitmen pribadinya.3.Future expectancy; penilaian
mengenai apakah untuk alasan tertentu individu mungkin berubah
secara psikologis untuk menjadikan lebih baik atau buruk.Teknik
Manajemen StressManajemen stress merupakan upaya mengelola stress
dengan baik, bertujuan mencegah dan mengatasi stress agar tidak
sampai ke tahap yang paling berat. Beberapa manajemen stress yang
dapat dilkukan adalah:1,2,3a.Mengatur diet dan nutrisi. Pengaturan
diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi atau
mengatasi stress. Ini dapat dilakukan dengan mengomsumsi makanan
yang bergizi sesuai porsi dan jadwal yang teratur. Menu juga
seaiknya bervariasi agar tidak timbul kebosanan.b.Istirahat dan
tidur. Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi
stress karena istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan
keletihan fisik dan kebugaran tubuh. Tidur yang cukup juga dapat
memperbaiki sel-sel yang rusak.c.Olahraga teratur. Olahraga yang
teratur adalah salah suatu cara meningkatkan daya tahan dan
kekebalan fisik maupun mental. Olahraga yang dilakukan tidak harus
sulit. Olahraga yang sederhana seperti jalan pagi atau lari pagi
dilakukan paling tidak dua kali seminggu dan tidak harus sampai
berjam jam. Sesuai berolahraga,diamkan tubuh yang berkeringat
sejenak lalu mandi untuk memulihkan kesegaranya.d.Berhenti merokok.
Berhenti merokokadalah bagian dari cara menanggulangi stress karena
dapat meningkatkan status kesehatan serta menjaga ketahanan dan
kekebalan tubuh.e.Menghindari minuman keras. Minuman keras
merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya
stress. Dengan menghindari minuman keras,individu dapat terhindar
dari banyak penyakit yang disebabkan oleh pengaruh minuman keras
yang mengandung alkohol.f.Mengatur berat badan. Berat badan yang
tidak seimbang (terlalu gemuk atau terlalu kurus) merupakn faktor
yang menyebabkan timbulnya stress. Keadaan tubuh yang tidak
seimbang akan menurunkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap
stress.g.Mengatur waktu. Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat
dalam mengurangi dan menanggulangi stress. Dengan mengatur waktu
sebaik-baiknya, pekerjaan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik
dapat dihindari. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan
waktu secara efektif dan efisien, misalnya tidak membiarkan waktu
berlalu tanpa menghasilkan hal yang bermanfaath.Terapi
psikofarmakna. Terapi ini menggunakan obat-obatan dalam mengatasi
stress yang dialami melalui pemutusan jaringan antara psiko, neuro,
dan imunologi sehinggga stressor psikososial yang dialami tidak
mempengaruhi fungsi kognitif efektif atau psikomotor yang dapat
mengganggu organ tubuh yang lain. Obat biasanya digunakan adalah
obat anticemas dan antidepresi.i.Terapi somatik. Terapi ini hanya
dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stress yang dialami
sehingga diharapkan tidak mengganggu sistem tubuh yang lain.
Contohnya, jika seseorang mengalami diare akibat stress, maka
terapinya adalah mengobati diarenya.j.Psikoterapi. Terapi ini
menggunakan teknik psiko yang di sesuaikan dengan kebutuhan
seseorang. Terapi ini meliputu psikoterapi suportif dan psikoterapi
reedukatif. Psikoterapi suportif memberikan motivasi dan dukungan
agar pasien memiliki rasa percaya diri, sedangkan psikoterapi
reedukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan secara berulang,
selain itu ada pula psikoterapi rekonstruktif dengan cara
memperbaiki kembali kepribadian yang mengalami goncangan dan
psikoterapi kognitif dengan memulihkan fungsi kognitif pasien
(kemampuan berpikir rasional).k.Terapi psikoreligus. Terapi ini
menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan
psikologis. Terapi ini diperlukan karena dalam mengatasi atau
mempertahan kan kehidupan,seseorang harus sehat secara fisik,
psikis, sosial, maupun spiritual.Manajemen stress yang lain adalah
dengan cara meningkatkan strategi koping yang berfokus pada emosi
dan strategi koping yang berfokus pada emosi dan strategi koping
yang berfokus pada masalah koping yang berfokus pada emosi
dilakukan antara lain dengan cara mengatur respons emosional
terhadap stress melalui prilaku individu, misalnya meniadakan fakta
yang tidak menyenangkan, mengendalikan diri, membuat jarak,
penilaian secara positif, menerima tanggung jawab, atau lari dari
kenyataan (menghindar ). Sedangkan strategi koping yang berfokus
pada masalah dilakukan dengan mempelajari cara atau keterampilan
yang dapat menyelesaikan masalah, seperti keterampilan menetapkan
dukungan sosial. Teknik lain dalam mengatasi stress adalah
relaksasi, meditasi, dan sebagainya.2.8 Prinsip Dasar Mengelola
StressBerikut ini adalah beberapa cara dalam mengelola
stress.31.Identifikasi penyebab stress.Penyebab stress bisa
situasi,aktivitas,atau orang yang menyebabkan stress.tingkat stress
adalah tingkat dimana penyebab stress memengaruhi kita. sangat
penting untuk memahami penyebab stress anda.kita tidak dapat
mengatur stress kecuali jika kita memahami penyebab stress dan
bagaimana penyebab ini memengaruhi psikologi kita dan
organisasi.jika ada tanda stress yang familiar dengan terjadi,maka
lakukanlah hal-hal berikut ini.a.Pahami penyebab stress dan kenali
mereka sebelum terjadi,hal tersebut merupakan keterampilan yang
penting dalam manajemen stressb.Pahami tingkat stress,tingkat di
mana kita bereaksi terdapat penyebab stress.hal ini menolong kita
untuk mengatur respons terhadap stress secara efektif.2.Manajemen
waktu yang baikManajemen waktu adalah kemampuan untuk
mengalokasikan waktu dan sumber daya(yang terbatas )demi mencapai
tujuan yang hendak kita capai.kemampuan mengatur hal yang
disesuaikan dengan skla prioritas akan membuat kita dapat meraih
lebih banyak tujuan dalam hidup.Waktu akan terasa lebih banyak
sehingga kehidupan bersosialisasi, hubungan dengan keluarga, bahkan
dalam melakukan hobi dapat lebih berkualitas. Oleh karena itu,
dibutuhkan pengelolaan waktu yang sangat efektif dan efisien.
Strategi yang dimaksud adalah diperlukan suatu kemampuan guna
menetapkan suatu tujuan, kemudian melakukan estimasi terdapat waktu
dan sumber daya yang diperlukan, sekaligus menjaga kedisiplinan dan
fokus pada tujuan yang hendak dicapai. Berikut ini adalah beberapa
tips yang dapat digunakan dalam mengelola waktu.a.Merencanakan dan
melakukan skala prioritasb.Jadikan suatu kebiasaan untuk
selalumenyusun daftar pekerjaan(to do list)c.Ikuti aturan
80/20,yaitu adanya suatuestimasi bahwa 80% hasil dari suatu
pekerjaan kita akan dicapai dari hanya 20% waktu kita yang
fokusd.Rencankan waktu untuk melakukan kegiatan yang spesifik dan
non-spesifike.Memaksimalkan waktu kerjaf.Lakukan skala prioritas
berdasarkan tingkat kepentingan pekerjaan tersebutg.Pemilihan
lingkungan yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan
tertentuh.Pendelegasiani.Pembedaan yang jelas antara pekerjaan yang
penting dan mendesakj.Hindari menunda pekerjaan.2.9 Diagnosis
Multiaksial4DSM IV ( DSM= Diagnostic & Statistical manual of
Mental disorder ) adalah suatu sistem multiaksial yang menilai
pasien dalam beberapa variabel dan mempunyai lima aksis. Aksis I
dan II terdiri dari semua klasifikasi gangguan mental, 17
klasifikasi dan lebih dari 300 gangguan spesifik. Dalam banyak
keadaan, pasien mempunyai suatu gangguan pada kedua aksis.
Aksis I mengandung gangguan klinis dan kondisi lain yang mungkin
merupakan pusat perhatian klinis.
Aksis II mengandung gangguan kepribadian dan retardasi
mental.
Aksis III menuliskan tiap gangguan fisik atau kondisi medis umum
yang ditemukan di samping gangguan mental. Kondisi fisik mungkin
merupakan penyebab, akibat dari gangguan mental, atau gangguan
medis yang tidak berhubungan. Jika suatu gangguan medis adalah
sebagai penyebab atau secara penyebab berhubungan dengan suatu
gangguan mental, gangguan mental karena kondisi umumn aksis
III.
Aksis IV digunakan untuk memberi kode pada masalah psikologis
dan lingkungan yang secara bermakna berperan pada perkembangan atau
eksaserbasi gangguan sekarang.
Aksis V adalah skala penilaian global terhadap fungsi (GAF;
global assessment of functioning) dimana dokter mempertimbangkan
keseluruhan tingkat fungsional pasien selama periode waktu
tertentu. Fungsional dimengerti sebagai kesatuan dari tiga bidang
utama: fungsi social, fungsi pekerjaan, dan fungsi psikologis skala
GAF, yang didasarkan pada rangkaian kesatuan kesehatan mental dan
penyakit mental, adalah skala dengan 100 poin, 100 mencerminkan
tingkat fungsi tertinggi dalam semua bidang. Pasien yang memiliki
tingkat fungsional tertinggi sebelum suatu episode penyakit
biasanya mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan mereka
yang mempunyai tingkat fungsional yang rendah.
Adalah skala penilaian global terhadap fungsi-sering-disebut GAF
(Global Assesment of Functioning) dimana dokter mempertimbangkan
keseluruhan tingkat fungsional pasien selama periode waktu tertentu
( misalnya : saat pemeriksaan atau tingkat fungsional pasien
tertinggi untuk sekurangnya 1 bulan selama 1 tahun terakhir)
Fungsional diartikan sebagai kesatuan dari 3 bidang utama yaitu
fungsi sosial, fungsi pekerjaan dan fungsi psikologis
Fungsi berupa skala dengan 100 poin. 100 mencerminkan tingkat
fungsi tertinggi dalam semua bidang.
Tujuan diagnosis multiaksial: 3 Mencakup informasi yang
menyeluruh (komprehensif) sehingga dapat membantu dalam perencanaan
terapi dan pembuatan prognosis.
Format yang mudah dan sistematik sehingga membantu dalam menata
dan mengkomunikasikan informasi klinis serta dalam menggambarkan
perbedaan-perbedaan individual pada pasien dengan diagnosis klinis
yang sama
Antara aksis I, II, III, tidak selalu harus ada hubungan
etiologi atau patogenesis. Namun, hubungan antara aksis I-II-III
dan aksis IV dapat timbal balik saling mempengaruhi. Diagnosis
Multiaksial memakai lima aksis, yaitu:3,4a. Aksis I:
Gangguan Klinis Kondisi Lain yang Mungkin Merupakan Pusat
Perhatian Klinis
F00-F09GANGGGUAN MENTAL ORGANIK (TERMASUK GANGGUAN MENTAL
SIMTOMATIK)
F10-F19GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT
PSIKOAKTIF
F20-F29SKIZOFRENIA, GANGGUAN SKIZOTIPAL, DAN GANGGUAN WAHAM
F30-F39GANGGUAN SUASANA PERASAAN MOOD ATAU AFEKTIF)
F40-F48GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN SOMATOFORM DAN GANGGUAN
TERKAIT STRESS
F50-F59SINDROM PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN
PSIKOLOGIS DAN FAKTOR FISIK
F62-F68PERUBAHAN KEPRIBADIAN NON-ORGANIK, GANGGUAN KEBIASAAN
ATAU IMPULS, GANGGUAN IDENTITTAS JENIS KELAMIN, GANGGUAN PREFERENSI
SEKSUAL, GANGGUAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN DAN
ORIENTASI SEKSUAL
F80-F89GANGGUAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS
F90-F98GANGGUAN PERILAKU DAN EMOSIONAL, ONSET BIASANYA PADA MASA
KANAK DAN REMAJA
F99GANGGUAN JIWA YTT
KONDISI LAIN YANG MENJADI FOKUS PERHATIAN KLINISF54FAKTOR
PSIKOLOGIS DAN TINGKAH LAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN ATAU
PENYAKIT YDK (YANG DI-KLASIFIKASI DI TEMPAT LAIN, CLASSIFIED
ESLEWHERE)
G21PARKINSONISME SEKUNDER
G21.0: Sindrom neuroleptika maligna
G21.1 :Parkinsonisme sekunder akibat neuroleptika
G24DISTONIA
G24.0: Distonia akut akibat neuroleptika
G24.8: Tardive dyskinesia akibat neuroleptika
G25GANGGUAN EKSTRAPIRAMIDAL DAN PERGERAKAN LAINNYA
G25.1 : Tremor akibat obat
G25.9 :Gangguan pergerakan akibat obat
Z63.0 : Masalah hubungan dengan pasangan (partner)
Z63.7 : Masalah dalam hubungan yang berkaitan dengan gangguan
jiwa atau kondisi medik umum
Z63.8 : Masalah hubungan orang tua-anak
Z63.9 : Masalah dalam hubungan yang lain
F93.3Masalah dalam hubungan antar saudara (sibling)
T74MASALAH BERKAITAN DENGAN ABUSE ATAU NEGLECT
T74.0: Neglect of child
T74.1: Physical abuse of child or adult
T74.2: Sexual abuse of child or adult
Z91.1Ketidakpatuhan terhadap pengobatan
Z76.5Berpura-pura sakit dengan motivasi yang jelas
(malingering)
Z72.8Masalah berkaitan dengan gaya hidup (perilaku
antisosial)
R41.8Penurunan fungsi kongnitif berkaitan dengan usia
Z63.4Kehilangan dan kematian anggota keluarga (bereavement)
Z55.8Masalah berkaitan dengan pendidikan dan melek huruf
Z56.7Masalah berkaitan dengan pekerjaan dan pengangguran
Z71.8Konseling tentang masalah agama dan kepercayaan
F93.8Masalah identitas pada anak dan remaja
Z60.0 : Masalah penyesuaian pada masa transisi siklus
kehidupan
Z60.3 : Kesulitan akutrurasi
Z 03.2TIDAK ADA DIAGNOSIS AKSIS I
R 69 DIAGNOSIS AKSIS I TERTUNDA
b. Aksis II (gangguan Kepribadian dan retardasi mental):F60
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS
F60.0Gangguan Kepribadian paranoid
F60.1Gangguan Kepribadian skizoid
F60.2Gangguan Kepribadian Disosial
F60.3Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil
F60.4 Gangguan Kepribadian Histrionik
F60.5 Gangguan Kepribadian Anankastik
F60.6 Gangguan Kepribadian Cemas (menghindar)
F60.7 Gangguan Kepribadian Dependen
F60.8 Gangguan kepribadian Khas Lainnya
F60.9 Gangguan Kepribadian YTT.
F61 GANGGUAN KEPRIBADIAN CAMPURAN DAN LAINNYA
F61.0 Gangguan Kepribadian Campuran
F61.1 Perubahan Kepribadian yang bermasalah.
GAMBARAN KEPRIBADIAN MALADAPTIF (URAIKAN)
MEKANISME DEFENSI MALADAPTIF (URAIKAN)
F70-F79 RETARDASI MENTAL
Z 03.2 TIDAK ADA DIAGNOSIS AKSIS II
R 46.8 DIAGNOSIS AKSIS II TERTUNDA.
c. Aksis III (kondisi medis umum menurut ICD-9-CM):
Bab IA00-B99Penyakit infeksi dan parasit tertentu
Bab IIC00-D48Neoplasma
Bab IVE00-G90Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik
Bab VIG00-G99Penyakit susunan saraf
Bab VIIH00-H59Penyakit mata dan adneksa
Bab VIIIH60-H95Penyakit telinga dan proses mastoid
Bab IXI00-I99Penyakit sistem sirkulasi
Bab XJ00-J99Penyakit sistem pernapasan
Bab XIK00-K93Penyakit sistem pencernaan
Bab XIIL00-L99Penyakit kulit dan jaringan subkutan
Bab XIIIM00-M99Penyakit sistem muskuloskletal dan jaringan
ikat
Bab XIVN00-N99Penyakit sistem genitourinaria
Bab XVO00-O99Kehamilan, kelahiran anak dan masa nifas
Bab XVIIQ00-Q99Malformasi kongenital, deformasi, kelainan
kranial
Bab XVIIIR00-R99Gejala, tanda dan temuan klinis laboratorium
abnormal
Bab XIXS00-T98Cedera, keracunan, dan akibat kausa eksternal
Bab XXV01-Y98Kausa eksternal dari morbiditas dan mortalitas
Bab XXIZ00-Z99Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan
dan pelayanan
d. Aksis IV (Masalah Psikososial dan Lingkungan)Masalah dengan
primary support group (keluarga)
Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
Masalah pendidikan
Masalah pekerjaan
Masalah perumahan
Masalah ekonomi
Masalah akses ke pelayanan kesehatan
Masalah berkaitan interaksi dengan hukum/kriminal
Masalah psikososial dan lingkungan lain
e. Aksis V:
GAF Scale
100-91gejala tidak ada, fungsi maksimal, tidak ada masalah yang
tidak tertanggulangi
90-81gejala minimal, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
masalah harian biasa
80-71gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial
70-61beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum baik
60-51gejala dan disabilitas sedang
50-41gejala dan disabilitas berat
40-31beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi
30-21disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak
mampu berfungsi dalam hampir semua bidang
20-11bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat
dalam komunikasi dan mengurus diri
10-01persisten dan lebih serius
0 informasi tidak adekuat
Diagnosis multipel (Kaplan, 2010)Jika seorang pasien mempunyai
lebih dari satu gangguan aksis I, diagnosis utama diharuskan
ditulis pertama kali. Menurut DSM-IV gangguan lainnya dituliskan
dalam urutan pusat perhatian atau pengobatan. Jika seseorang
mempunyai diagnosis aksis I ataupun aksis II, diagnosis utama atau
alasan untuk datang akan dianggap merupakan aksis I kecuali
diagnosis aksis II diikuti oleh kata yang memenuhi syarat
(diagnosis utama) atau (alasan datang )
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan, Harold I; Sadock, Benjamin J; Grebb, Jack A. 2010.
Sinopsis Psikiatri, Jilid 1. Binarupa Aksara:Tangerang
2. Lubis, B. 1989. Pengantar Psikiatri Klinik. Balai Penerbit
FKUI: Jakarta
3. Maramis, W. F., 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2.
Airlangga University Press: Surabaya
4. Maslim R. 2001. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas
PPDGJ-III. PT Nuh Jaya : Jakarta24