BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya makhluk hidup memerlukan energi untuk bertahan hidup dan melakukan segala aktivitasnya sehari-hari. Energi ini diperoleh dari makanan yang kita makan. Meskipun makanan harus selalu cukup untuk mensuplai kebutuhan metabolisme tubuh dan tidak cukup menimbulkan obesitas, juga karena berbagai makanan mengandung berbagai protein, karohidrat dan lemak. Dimana semua zat ini harus diperhatikan kesetimbangan antara jenis makanan sehingga semua system metabolisme dapat disuplai dengan bahan yang dibutuhkan. Energi yang dibutuhkan dari setiap gram karbohidrat waktu dioksidasi menjadi karbondioksida dan air adalah 4,1 kalori dan dikeluarkan dari lemak adalah 9,3 kalori. Energi yang dikeluarkan dari metabolisme protein rata-rata diet waktu setiap gram dioksidasi menjadi karbondioksida, air, dan urea adalah 4,35 kalori.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya makhluk hidup memerlukan energi untuk bertahan hidup dan
melakukan segala aktivitasnya sehari-hari. Energi ini diperoleh dari makanan yang kita
makan. Meskipun makanan harus selalu cukup untuk mensuplai kebutuhan
metabolisme tubuh dan tidak cukup menimbulkan obesitas, juga karena berbagai
makanan mengandung berbagai protein, karohidrat dan lemak. Dimana semua zat ini
harus diperhatikan kesetimbangan antara jenis makanan sehingga semua system
metabolisme dapat disuplai dengan bahan yang dibutuhkan.
Energi yang dibutuhkan dari setiap gram karbohidrat waktu dioksidasi menjadi
karbondioksida dan air adalah 4,1 kalori dan dikeluarkan dari lemak adalah 9,3 kalori.
Energi yang dikeluarkan dari metabolisme protein rata-rata diet waktu setiap gram
dioksidasi menjadi karbondioksida, air, dan urea adalah 4,35 kalori.
Orang dewasa yang disetarakan oleh farmakope umumnya berdasarkan usia dan bobot
badan. Orang dewasa umumnya dianggap mempunyai bobot badan 70 kg. wanita
dengan perawakan yang lebih kecil dan massa tubuh yang mengandung lebih banyak
lemak, umumnya lebih rendah bobot badannya dari pria. Pendapat mutakhir
menganjurkan dosis obat dihitung berdasarkan luas permukaan tubuh.
Pada sebagian besar bagain dunia lain jumlah energi yang berasall dari karbohidrat
jauh lebih besar dari yang berasal dari protein dan lemak 20-30 gram setaiap hari, oleh
karena itu semua sel harus terus menerus membentuk protein baru untuk
menggantikan protein yang dihancurkan maka suplai protein dibutuhkan dalam diet
untuk tujuan ini.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk menentukan pengaruh bobot badan, tinggi
badan dan luas permukaan tubuh serta usia terhadap dosis obat.
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menghitung bobot badan, tinggi badan dan luas
permukaan tubuh terhadap perhitungan dosis.
C. Prinsip percobaan
Prinsip percobaan ini adalah penentuan bobot badan, tinggi badan dengan luas
permukaan tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Makhluk hidup harus mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu. Suhu tidak hanya
penting dalam sekresi langsung dimana hewan berusaha untuk menghindari terlalu
panas atau terlalu dingin, akan tetapi secara evolusi suhu juga berperan dalam
perkembangan system hidup. Misalnya peningkatan suhu yang hanya beberapa
derajad akan tetapi menyebabkan peningkatan laju reaksi kimia yang sangat besar,
biasanya laju reaks kimia akan meningkat dua kali lipat setiap kenaikan temperature
sebesar 10O C sel setalah mengembangkan suatu mekanisme untuk mengatasi hal ini
yang mungkin dicapai melaui mekanisme evolusi ataupun metabolic (Pearce, 2005
hal : 76).
Namun mkahluk hidup juga memiliki keterbatasan pada suhu sekitar 1-2o C air didalam
sel akan membeku. Zat-zat lain yang ada dalam sel akan menjadi pekat sehibngga
tidak memungkinkan untuk berfungsi dengan baik dan kehidupan akan terhenti (pada
beberapa kasus, paling tidak hingga sel dipanaskan kembali) batas tertinggi pada suhu
akan menyebabkan ikatan hydrogen yang menjadi pengikat protein mulai lep[as
sehingga protein akan juga mengalami denaturasi (Syamsuri, 1999 hal : 32).
Panas secara terus menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil dalam sampingan
metabolisme dan panas tubuh juga secara terus menerus dibuang di lingkungan
sekitar. Bila kecepatan pembentukan panas dapat vtepat sama seperti kecepatan
kehilanhan, orang dikatakan berada dalam keseimbangan pamnas tetapi bila keduanya
diluar keseimbnagn, panas, tubuh dan suhu tubuh akan jelas mengalami peningkatan
(Anonim, 2005 hal : 2)
Ada 4 cara tubuh melepaskan panas yaitu (Guyton,1991 hal : 1142);
1. Radiasi
Kehilangan panas dengan cara radiasi dalam bentuk sinar infra merah, suatu jenis
gelombang elektromagnetik yang beradiasi dari tubuh ke sekelilingnya, yang lebih
dingin dari pada tubuhnya sendiri, kehilangan ini meningkat bila suhu sekeliling
menurun.
2. Konduksi
Biasanya hanya sedikit panas dibuang dengan cara konduksi langsung dari permukaan
tubuh ke objek lain. Sepertipada kursi atau pada tempat tidur. Tetapi kehilangan panas
dengan cara konduksi ke udara merupakan bagian kehilangan panas tubuh yang dapat
di ukur, bahkan dalam keadaan normal.
3. Konveksi
Pergerakan udara dikenal sebagai konveksi dan pembuangan panas dari tubuh dengan
cara arus udara. konveksi sering dinamakan “kehilangan panas dengan cara konveksi”
sejumah kecil konveksi hampir selalu terjadi sekitar tubuh karena kecenderungan udara
yang dekat dengan kulit bergerak ke atas waktu udara tersebut dipanaskan. Oleh
karena itu orang telanjang yang duduk dengan cara konduksi ke udara dan kemudian
dengan cara konveksi menjadi tubuh.
4. Evorpasi
Bila air menguap dari permukaan tubuh 0,58 kalori panas hilang untuk setiap gram air
yang menguap. Air yang menguap secara insersibel dari kulit dan paru dengan
kecepatan sekitar 600 ml perhari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas secara
kontinyu dengan kecepatan 12-16 kalori/jam. Penguaan air insensible langsung melalui
kulit dan paru ini tidak dapat dikontrol untuk tujuan pengaturan suhu sebab penguapan
ini akibat dari difusi molekul molekul air yang terus menerus tanpa mengindahkan suhu
tubuh.
Manusia termaksud makhluk hidup yang homoleokterm yaitu yang suhunya dapat diatur
konstan meskipun pada suhu lingkungan yang berubah-ubah. Tentu saja yang
dimaksud hanya rongga tubuh (237oC). Anggota dajn kulit termaksud poikiloterm
(keadaan suhu tubuh yang bergantung pada suhu lingkungan). Kestabilan suhu tubuh
hanya mungkin diperoleh jika produksi panas dapat dibuat seimbang dengan
pengambilan panas (Thermoregulation). Produksi panas bergantung pada keseluruhan
energi (Anonim, 2006 hal : 32).
Hipotalamus adalah pusat pengaturan suhu, disini terdapat reseptor suhu, mencatat
suhu tubuh. Hipotalamus memperoleh informasi tambahan dari reseptor suhu kecil
si=umsum tulang belakang. Dipusat pengaturan suhu dari hipotalamus suhu tubuh
sesungguhnya dibandingkan dengan suhu tubuh ideal. Jika terjadi penyimpangan akan
diatur, jika suhu tubuh meningkat diatas nilai ideal maka cairan darah kulit meningkat
disini volume darah tidak hnay mengangkut lebih banyak panas tetapi juga menurunkan
pertukaran aliran balik panas antara arteri dan vena selain itu aliran balik vena dari
vena yang lebih dalam dialihkan ke vena permukaan. Selain itu sekresi kerngat
ditingkatkan yang mendinginkan permukaan kulit sehingga menghasilkan gradient
temperature yang penting untuk pembebasan panas (Anonim, 2006 hal : 32).
Dosis obat yang harus diberikan pada pasien untuk menghasilakan efek yang
diharapkan tergantung dari banyak factor, antara lain usia. Bobot badan, kelamin
besarnya permukaan badan, beratnya penyakit dan keadaan daya tangkis penderita
(Hoan, 2002 hal : 43).
Berat badan digunakan untuk menghitung dosis yang dinyatakan dalam
mg/kg. akan tetapi, perhiyungan dosis anak dari dosis dewasa berdasarkan berat
badan saja. Seringkali menghasilkan dosis anak yang terlalu kecil karena anak
mempunyai laju metabolisme yang lebih tinggi sehingga per kg berat badannya
seringkali membutuhkan dosis yang lebih tinggi dari pada orang yang dewasa (kecuali
pada neonatus). (Ganiswara, 1995 hal : 821).
Luas permukaan tubuh lebih tepat untuk menghitung dosis anak karena banyak
fenomena fisik lebih erat hubungannya dengan luas permukaan tubuh. Berdasrkan uas
permukaan tubuh ini, besarnya dosis anak sebagai persentase dari dosis dewasa
(Ganong, 2002 hal : 172)
Takaran farmakope yang dimuat dalam farmakope Indonesia dan farmakope nagara-
negara lain hanya dimaksudkan sebagai pedoman saja. Begitu pula dosis maksimal
(DM) yang bila dilampaui dapat mengakibatkan efek toksis bukan merupakan batas
yang mutlak harus dibatasi (Hoan, 1999 hal : 543).
Dosis maksimal (DM) adalah dosis maksimum untuk dewasa untuk pemakaian melalui
mulut, injeksi subkutan dan rectal.Penyerahan obat melebihi DM harus dibelakang
jumlah obat pada resep diberi tanda seru dan paraf Dokter penulis resep. Dosis lazim
untuk dewasa anak dan bayi merupakan petunjuk bukan pengikat (Anief, 1987 hal :
28).
B. Uraian Bahan
1. Alkohol (FI III Hal : 65)
Nama resmi : Aethanolum
Nama lain : Alkohol
RM / BM : C2H6O / 46,07
BJ : 0,8119 sampai 0,8139
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih mudah menguap dan mudah
bergerak, bau khas rasa panas.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai pembersih / Penetral alat thermometer.
C. Uraian Probandus
Manusia (www.Phitecantropus.com)
Regnum : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia.
Genus : Phytecantropus
Species : Phitecantropus erectus.
D. Prosedur Kerja (Anonim, 2006)
A. Bobot Badan dan Luas Permukaan
1. Timbanglah bobot badan dan ukurlah tinggi badan tiap anggota kelas
2. Catat datanya dalam table yang mengandung data sbb :
- Bobot badan
- Tinggi badan
- Umur
- Jenis Kelamin
- Luas permukaan tubuh menurut perhitungan
- Luas permukaan tubuh menurut kutipan (Wagner, JG.1971, Biopharmaceutics and
Relevan Pharmakokinertics).
3. Hitung Luas permukaan rata-rata
- Seluruh kelas
- Wanita saja
- Pria saja
4. Perhitungan luas permukaan tubuh adalah berdasarkan persamaan Du Bois
B. Suhu Tubuh
1. Bawah lidah
- Tempatkan thermometer (Yang telah dibersihkan dengan alcohol dibawah lidah)
- Tutup Mulut
- Setelah 5 – 10 lakukan pembacaan thermometer
- Kini bernafaslah 2 menit setelah mulut terbuka, lakukan lagi pembacaan setelah 5-
10 menit.
- Berkumurlah dengan air es selama 1 menit
- Tempatkan kembali thermometer dibawah lidah dan dilakukan pembacaan suhu
setelah 5-10 menit.
2. Bawah Ketiak
- Keringkan ketak dan tempatkan thermometer dibawah ketiak, lengan membujur
pada sisi badan.
- Lakukan pembacaan selama 10 menit.
Catat data yang diperoleh seluruh kelas dalam table yang juga menyatakn umur, jenis
kelamin, tinggi badan bobot badan, suhu kamar dan jam pengamatan.
Hitung rata-rata dan deviasi baku untuk setiap percobaan dari seluruh kelas.Diskusikan
Pengamatan-pengamatan saudara.
BAB IV
DATA PENGAMATAN
A. Hasil Pengamatan
1. Bobot Badab dan Luas Permukaan Badan
No Probandus Bobot badan
(kg)
Tinggi badan
(cm)
Luas permukaan
1 Husnul 40 153 1,41
2 Citra 49 156 1,51
3 Maya 50 152 1,51
4 Wiwi 38 151 1,405 Ipa 53 151 1,52
6 Norma 53 159 1,52
7 Suchy 50 159 1,55
8 Eka 41 152 1,41
9 Dewi 40 154 1,42
10 Achy 55 160 1,63
∑ = 46,9 ∑ = 154,3 ∑ = 1,492
3. Suhu Tubuh
Probandus I = 36,02 O C
Probandus II = 35,09 OC
Probandus III = 36,06 OC
IV.2 Perhitungan Berat Ideal
Rumus : Berat Ideal (kg) = { (Tinggi badan (cm) – 100) – 10 % (dari hasil