Top Banner
Kelompok : AHMAD MUDZAKKIR (02) ARINA HUSNA AMALIA (05) DANI NUR ZAINUDIN (09) KRISMAWAN SATYA AJI LAKSANA (18) SEPTIAN FACHRIZAL (26) KELAS XB DIV AKUNTANSI KURIKULUM KHUSUS SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TEORI AKUNTANSI: ADOPTING AN ACCOUNTING PERSPECTIVE
22

sudut pandang akuntansi

Feb 07, 2016

Download

Documents

sdasd
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: sudut pandang akuntansi

Kelompok : AHMAD MUDZAKKIR (02)

ARINA HUSNA AMALIA (05) DANI NUR ZAINUDIN (09)

KRISMAWAN SATYA AJI LAKSANA (18) SEPTIAN FACHRIZAL (26)

KELAS XB DIV AKUNTANSI KURIKULUM KHUSUS

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

TEORI AKUNTANSI: ADOPTING AN ACCOUNTING PERSPECTIVE

Page 2: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 2

A. PENGANTAR

Pengertian perspektif secara harfiah adalah sudut pandang manusia dalam memilih opini, kepercayaan, dan lain-lain. Dalam akuntansi, perspektif merupakan cara pandang tertentu dalam memahami, mempelajari, dan mempraktikkan akuntansi.

Akuntansi ada karena aktivitas komersial dan berbasis transaksi ekonomi baik yang dilakukan individu maupun entitas. Namun, faktanya bahwa praktik akuntansi antara kelompok-kelompok tertentu di berbagai negara jauh berbeda. Oleh karena itu, diperlukan sudut pandang tertentu yang mendasari akuntansi dari berbagai faktor, termasuk sejarah dan budaya, nilai-nilai masyarakat, sifat kegiatan ekonomi dan tujuan yang mempersiapkan, menafsirkan dan menerapkan informasi akuntansi.

Terminologi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang pemakai dan sudut proses kegiatannya. Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk membuat perencanaan yang efektif, pengawasan, dan pengambilan keputusan oleh manajemen, dan pertangungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan pemerintah, dan sebagainya. Dari sudut pandang kegiatannya, akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Pengertian ini menunjukan bahwa kegiatan akuntansi merupakan tugas yang kompleks dan menyangkut bermacam-macam kegiatan. Pada dasarnya akuntansi harus :mengidentifikasi data nama yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang akan diambil, memproses atau menganalisis data yang relevan, serta mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

Accountant Public Board menggolongkan akuntansi sebagai “kegiatan pelayanan”, yang merupakan deskripsi yang lazim diakui dan diterima oleh akuntan. Pada umumnya, sudut pandang akuntansi tidak selalu didukung berdasarkan pada hal yang diukur dengan logika, melainkan hanya pada sudut pandang pemerintah, kelompok atau individu yang menerima dan mendukung. Argumen yang sama dapat dibuat terhadap politik agama yang didasarkan pada keyakinan mendasar. Dengan demikian, berlatih dan belajar akuntansi sangatlah penting untuk memahami serta mempertimbangkan atau mengadopsi perspektif (sudut pandang) tertentu di dalam praktik akuntansi.

Faktor utama lain yang mempengaruhi berbagai sudut pandang akuntansi adalah bahwa ada banyak pengguna informasi akuntansi, mewakili berbagai perspektif, yang sering mengarah ke pertanyaan: perspektif mana yang harus diambil dalam proses

Page 3: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 3

akuntansi dan bagaimana teori-teori pendukung berbagai perspektif yang sering digunakan dalam akuntansi.

B. Accounting Viewpoints

Akuntansi ada karena kegiatan-kegiatan komersial dan transaksi ekonomi dan entitas individu yang membentuk pasar dan sektor swasta dan publik dari batas geografis tertentu. Tujuan dari akuntansi adalah menjadi alat pengukuran dan pelaporan kegiatan ekonomi dari suatu entitas, yang mencakup dampak aktivitas entitas baik pada masyarakat langsung maupun yang lebih luas serta lingkungan fisik.

"Accounting is the process of identifying, measuring and communicating economic information to permit informed judgements and decisions by users of the information.”

American Accounting Association

Dengan kata sederhana, akuntansi memberikan informasi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau ekonomi bisnis suatu entitas kepada pihak lain. Pengukuran informasi akuntansi bersifat subjektif karena melibatkan aktivitas penilaian tentang nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan atau kewajiban terhutang oleh bisnis. Hal ini juga terkait dengan tingkat akurasi dalam mengukur banyaknya laba atau rugi yang dihasilkan suatu aktivitas bisnis dalam periode tertentu. Informasi akuntansi dikomunikasikan menggunakan laporan keuangan.

Laporan keuangan berfungsi untuk menyampaikan informasi kepada pengguna eksternal yang tidak terlibat secara langsung dalam aktivitas bisnis dari entitas. Laporan ini diharapkan dapat menyediakan informasi yang berguna untuk membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang terbatas dalam suatu organisasi.

Penerapan sudut pandang akuntansi bervariasi dari setiap entitas antar satu sama lain. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti sejarah dan budaya, nilai-nilai sosial, sifat kegiatan ekonomi, tujuan mereka yang mempersiapkan, menafsirkan dan menerapkan informasi akuntansi serta jumlah pengguna potensial dari informasi akuntansi yang dapat dibagi menjadi tiga kategori- penyedia sumber daya (misalnya. pemegang Saham dan pemegang utang), penerima barang dan jasa (misalnya. Pelanggan) dan pihak yang melaksanaka fungsi kontrol (misalnya. auditor independen dan badan pengawas)

C. The Boundary Assumptions (Batasan Asumsi)

Batasan suatu entitas didefinisikan sebagai kegiatan yang akan diukur dan dilaporkan dan asumsi akuntansi atau pengukuran yang diadopsi untuk melaporkan

Page 4: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 4

informasi dalam batas-batas yang diterima. Untuk mengukur dan melaporkan informasi, kegiatan dan sarana penunjang kegiatan suatu entitas perlu didefinisikan.

Ada dua definisi untuk pelaporan entitas:

“Any unit or activity which controls the utilisation of scarce resources in order to generate economic benefits or service potentials and which is judged to be sufficiently significant to warrant the preparation of general purpose financial reports for use in economic decision making and accountability.”

Dr Ian Ball, author of Definition of the Reporting Entity

“All entities in respect of which it is reasonable to expect the existence of users dependent on general purpose financial reports for information which will be useful to them for making and evaluating decisions about the allocation of scarce resources.”

Statement of Accounting Concepts (SAC 1)

Menurut Public Sector Accounting Standards Board of the Australian Accounting Research Foundation, laporan keuangan untuk tujuan umum berarti laporan keuangan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi umum untuk pengguna eksternal atau pihak luar sehingga harus disesuaikan untuk memenuhi, khususnya, semua kebutuhan informasi mereka.

Meskipun entitas pelapor telah didefinisikan dengan baik oleh para profesional, organisasi cenderung mendefinisikan sendiri batas-batas tersebut dalam menanggapi tekanan organisasi maupun pihak eksternal.

Pendekatan pelaporan tradisional hanya mendefinisikan sudut pandang akuntansi dan kemudian melaporkan kegiatan keuangan serta hasil aktivitas entitas. Batas pelaporan ini telah diperluas untuk memenuhi kebutuhan stakeholder , yaitu mengarah ke pendekatan yang disebut laporan akuntansi triple bottom line pada isu-isu sosial, ekonomi dan lingkungan. Ini berfungsi sebagai sarana berkomunikasi dampak dan manfaat dari aktivitas entitas ke berbagai pemangku kepentingan di masyarakat sebagai bentuk pertanggung jawaban entitas terhadap pemangku kepentingan bahwa aktivitas perusahaan telah dilakukan sesuai dengan pedoman sosial dan lingkungan untuk membangun kepercayaan pemangku kepentingan terhadap entitas atau organisasi. Laporan tersebut memiliki dampak langsung terhadap pemenuhan harapan pemangku kepentingan. Kegagalan perusahaan dalam memenuhi harapan pemangku kepentingan dapat menunjukkan implikasi besar bagi kelangsungan hidup yang berkelanjutan organisasi.

Page 5: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 5

D. Teori Pemilik (Proprietary Theory) Teori ini menyatakan bahwa aset dan kewajiban dimiliki oleh pemilik. Perusahaan

dimiliki oleh beberapa orang tertentu atau kelompok yang juga bisa menjadi perseorangan atau persekutuan komanditer. Pada tahun 1933, Littleton menyatakan pandangan bahwa kepemilikan adalah substansi dari sistem pembukuan berpasangan (double-entry system). Sistem pembukuan double-entry adalah sebuah aturan pencatatan informasi keuangan dalam sistem akuntansi keuangan yang menyatakan bahwa setiap transaksi atau kejadian ekonomi menyebabkan perubahan pada, paling tidak, dua akun buku besar. Definisi ini didasarkan bahwa pada awal berkembanganya akuntansi, pencatatan dilakukan dengan pena dan tinta dalam sebuah buku yang kemudian disebut jurnal dan buku besar sehingga muncul istilah pembukuan (bookkeeping). Istilah berpasangan (double-entry) muncul karena setiap transaksi dicatat dua kali, satu sisi disebut debet dan sisi yang lain disebut kredit.

Teori pemilik ini muncul sejak abad kedelapan belas saat beberapa penulis mencoba memperkenalkan logika akuntansi berdasarkan pada tujuan sebuah perusahaan, sifat modal, dan pengertian akun dari sudut pandang pemilik usaha. Seluruh konsep-konsep, prosedur-prosedur, dan pedoman-pedoman dalam akuntansi disusun berdasarkan kepentingan pemilik. Sama halnya dengan sebuah perusahaan sebagai sebuah alat yang digunakan pemilik, para pemegang saham, untuk mencapai tujuan mereka yaitu meningkatkan kekayaan.

Pada tahun 1965, L. Goldberg menyanggah pendapat Littleton mengenai tujuan perusahaan. Goldberg menyatakan bahwa pengukuran keuntungan dari sudut pandang pemilik bukanlah tujuan utama pencatatan dan pelaporan. Contoh dari pendapat Goldberg adalah pencatatan yang dilakukan oleh organisasi nirlaba atau universitas. Neraca (Balance Sheet)

Akun-akun dalam neraca memberikan penegasan terhadap teori pemilik melalui sebuah persamaan:

A – L = P A = Asset (aset) L = Liability (kewajiban) P = proprietorship (kepemilikan) yang mencerminkan kekayaan bersih pemilik

bisnis Sehingga tujuan utama dari kegiatan bisnis adalah untuk meningkatkan kekayaan,

yaitu meningkatkan kepemilikan. Aset merupakan hak pemilik dan kewajiban menjadi beban pemilik. Sehingga, tujuan akuntansi adalah menentukan kekayaan bersih pemilik bisnis. Kesimpulan tersebut menyebabkan beberapa akuntan meyakini bahwa nilai saat ini lebih relevan daripada biaya historis.

Page 6: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 6

Laba (Profit)

Prinsip kepemilikan (proprietorship) mencakup pendapatan (income) dan biaya (expense). Pendapatan merupakan kenaikan dalam kepemilikan dan biaya merupakan penurunan dalam kepemilikan. Sehingga, keuntungan merupakan peningkatan kekayaan pemilik yang berasal dari operasi bisnis selama periode tertentu. Jika keuntungan ditunjukkan dengan penjelasan tersebut, maka seluruh aspek yang mempengaruhi perubahan kekayaan pemilik dimasukkan sebagai keuntungan. Pertanyaan yang muncul dalam konsep keuntungan adalah apakah seluruh peningkatan nilai tetap dicatat walaupun tidak ada transaksi eksternal yang terjadi? Saat Teori Pemilik diterapkan, maka peningkatan tersebut harus dicatat. Contohnya adalah saat aset disimpan untuk jangka waktu yang lama, maka akan ada kenaikan nilainya walaupun belum terealisasi (dijual). Argumentasinya adalah kenaikan kekayaan bersih pemilik harus diperhitungkan, walaupun kenaikan ini masih belum pasti sampai aset tersebut dijual kepada pihak lain.

Efek terhadap Praktik (Effect on Practice)

Praktik akuntansi saat ini didasarkan pada Teori Pemilik. Contohnya adalah dividen dipertimbangkan sebagai distribusi keuntungan daripada biaya karena merupakan pembayaran kepada pemilik. Sebaliknya, bunga utang dan pajak penghasilan dipertimbangkan sebagai biaya karena keduanya mengurangi kekayaan pemilik. Dalam laporan keuangan konsolidasi, metode perusahaan induk didasarkan pada teori pemilik. Perusahaan induk dilihat sebagai pemilik anak perusahaan, sehingga dengan pendekatan kepemilikan, tindakan logis apabila mempertimbangkan penurunan nilai utang anak perusahaan sebagai keuntungan perusahaan induk.

Keterbatasan (Limitations)

Sudut pandang teori pemilik dikembangkan saat bisnis masih sederhana, kebanyakan masih berbentuk perusahaan perorangan dan persekutuan komanditer (partnership). Tetapi, dalam perkembangan lebih lanjut terbukti bahwa teori ini tidak memadai sebagai basis untuk menjelaskan akuntansi perusahaan. Secara hukum, perusahaan merupakan entitas yang berbeda dari pemilik, baik hak maupun kewajibannya. Perusahaanlah yang menguasai aset dan terbebani utang-utang, bukannya pemilik/pemegang saham.

Namun, perusahaan-perusahaan besar secara tidak langsung sering dihubungkan dengan satu atau beberapa individu kunci atau organisasi pengendali. Sebagai contoh, adalah penguasaan mayoritas saham Telstra oleh Pemerintah Australia dan aktifitas-aktifitas korporasi dari keluarga Murdoch dan Parker. Untuk kasus-kasus tertentu, teori kepemilikan/sudut pandang pemilik tidak bisa secara langsung dianggap tidak relevan.

Page 7: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 7

E. Teori Entitas (Entity Theory)

Teori Entitas dirumuskan untuk menanggapi Teori Pemilik mengenai status yang terpisah dari suatu perusahaan. Teori ini dimulai dengan fakta bahwa perusahaan itu entitas terpisah dan perusahaan memiliki identitas sendiri. Teori ini lebih dari “accounting entity assumption” yang memandang secara terpisah bisnis dan urusan pribadi. Jika perusahaan mengurus secara terpisah catatan akuntansi untuk tujuan bisnis, ini tidak berarti bahwa perusahaan itu memiliki pandangan Teori Entitas. Ada dua asumsi yang berhubungan mewujudkan ide dari entitas akuntansi:

1. Pemisahan, untuk kepentingan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemiliknya. 2. Sudut pandang, prosedur akuntansi dilakukan dari sudut pandang entitas.

Meskipun teori entitas sangat sesuai untuk akuntansi dari korporasi, pendukungnya percaya bahwa teori ini dapat digunakan untuk perusahaan perseorangan (proprietorship), partnership, dan bahkan organisasi non-profit, asalkan:

Akun dan transaksinya diklasifikasikan dan dianalisa dari sudut pandang entitas sebagai unit operasi.

Prinsip akuntansi dan prosedurnya diformulasikan sebagai single interest seperti pada proprietorship.

Pandangan Teori Entitas

Ada 2 pandangan dari teori entitas mengenai tujuan dari akuntansi, tapi memiliki kesimpulan yang sama, yaitu pelayanan atau akuntabilitas adalah yang paling signifikan.

1. Pandangan lama mengatakan bahwa bisnis perusahaan beroperasi untuk keuntungan dari pemegang saham, menyediakan dana untuk entitas. Oleh karena itu entitas harus melaporkan kepada pemegang saham tentang status dan konsekuensi dari investasi mereka.

2. Pandangan baru tentang teori entitas ini menginterpretasikan entitas sebagai bisnis itu sendiri dan tertarik pada kelangsungan hidupnya. Karena ini lebih konsen pada kelangsungan hidup, entitas bisnis melaporkan kepada pemegang saham dalam rangka memenuhi ketentuan hukum dan untuk menjaga hubungan baik dengan hal mereka dalam memerlukan dana di masa depan.

Meskipun keduanya fokus kepada entitas sebagai unit yang independen, pandangan lama melihat pemegang saham sebagai rekan dalam bisnis, sedangkan pandangan yang lain menganggap mereka sebagai pihak luar. Informasi dari laporan keuangan untuk mengambil keputusan yang telah ditekankan dalam beberapa tahun terakhir dapat dengan mudah berasimilasi pada kedua interpretasi teori entitas.

Page 8: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 8

Neraca

Kekayaan bersih tidak begitu berarti dalam konsep ini, karena entitas merupakan pusat perhatian. Pemilik dan kreditor pemilik dan kreditur dipandang sebagai pemegang ekuitas, yaitu penyedia dana. Persamaan akuntansinya adalah :

ASET = EKUITAS

Paton meyakini bahwa persamaan tersebut yang paling mengekspresikan logika dari kondisi keuangan perusahaan. Ekuitas merupakan hak atau klaim atas aset entitas. Kreditur memiliki klaim khusus ditentukan dan pemegang saham memiliki klaim residual atas aset dalam kasus pembubaran dari sudut pandang entitas, bagaimanapun, kreditur dan pemegang saham merupakan penyedia dana. Pemegang saham tidak mengklaim aset tertentu, bahkan dengan laba perusahaan. mereka memiliki hak terhadap total aset dan dividen saat diumumkan oleh dewan direksi. Namun, ini adalah hak yang diterima oleh perjanjian kontrak, bukan karena kepemilikan.

Neraca memperlihatkan aset dari entitas, dimana Paton mengacu sebagai representasi laporan “langsung” dari nilai entitas dan ekuitas yang dia sebut sebagai “tidak langsung” mengekspresikan total yang sama. Asset milik dari perusahaan dan kewajiban merupakan kewajiban dari perusahaan, bukan pemilik. Laba

Pada Teori Pemilik, penentuan kekayaan bersih pemilik merupakan hal utama. Oleh karena itu, neraca adalah sangat penting. untuk teori entitas, penekanan pada penentuan keuntungan dan karena itu laporan laba rugi adalah lebih relevan daripada neraca. Laba ditekankan untuk dua alasan:

Pemegang saham tertarik pada laba, karena jumlah ini menunjukan hasil dari investasi pada suatu periode.

Alasan kenapa perusahaan tetap ada adalah untuk menciptakan laba. Ini penting bagi kelangsungan perusahaan.

Laba adalah sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan. Sesungguhnya laba pada teori entitas harus di definisikan dari perubahan dari asset bersih dari perusahaan dari pada “modal”. penekanannya adalah pada pendapatan dan biaya: keuntungan hanyalah perbedaan. Efek pada Praktik

Page 9: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 9

Dalam prakteknya, prosedur akuntansi yang dilakukan tidak konsisten dengan baik dari teori kepemilikan atau teori entitas. Kedua teori mempengaruhi praktik akuntansi dari sudut yang berbeda. Konsep entitas tampaknya mendominasi teori akuntansi. Misalnya, gaji yang diterima oleh pemegang saham yang merupakan karyawan perusahaan akan dicatat sebagai beban. Namun prosedur akuntansi tertentu masih mengadopsi konsep proprietary. Konsep entitas memandang kreditur dan pemegang saham sebagai pemegang saham, penyedia dana. Jika pendekatan ini diikuti, beban bunga harus dipertimbangkan sebagai pembagian keuntungan daripada biaya. Namun, dalam prakteknya tidak terjadi. Praktis, beban bunga dicatat sebagai biaya dan hanya dividen akan dianggap sebagai pembagian laba. Hal ini sesuai dengan konsep kepemilikan.

F. Physical capital concept

Pandangan Entitas (entity view) menganggap asset entitas hanya sebagai milik entitas sendiri, dan harta pemilik dianggap sebagai bagian terpisah dari entitas. . Physical capital adalah segala aset non-manusia yang digunakan dalam produksi (kapasitas/ input produksi) seperti mesin, gedung, atau kendaraan. Keuntungan atau laba diperoleh dari kegiatan bisnis. Menurut pandangan entitas, hal yang utama adalah menjaga kemampuan entitas untuk menjalankan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Dan hal ini berarti terkait dengan kemampuan entitas untuk menjaga kapasitas operasi fisik perusahaan.

Pandangan ini juga sering disebut pandangan “Modal Fisik” (physical capital view) yang berfokus pasa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Para pendukung konsep pemeliharaan modal fisik (physical capital maintenance) berpendapat bahwa baik tidaknya kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuannya untuk mempertahankan suatu level fisik produksi tertentu pada akhir periode menjadi seperti pada awal periode. Menurut konsep ini, pemeliharaan modal terkait dengan kemampuan perusahaan untuk mengembalikan asset perusahaan pada kondisi semula di awal periode. Keuntungan hanya didapatkan setelah perusahaan selesai mengembalikan asset ke kondisi semula.

Para pendukung pandangan ini juga menyetujui bahwa biaya pengembalian (recovery) adalah biaya asset saat ini sesuai dengan kapasitas semula. Dan nilai yang relevan dengan kondisi ini adalah current atau replacement cost Karena konsep dasarnya adalah mengembalikan atau mengganti kapasitas produksi yang sama

Secara singkat dapat dikatakan bahwa menurut pandangan ini, kapasitas fisik suatu entitas untuk menghasilkan barang dan jasa ditentukan setelah memperhitungkan perubahan harga dari asset dan kewajiban yang menentukan kemampuan operasional entitas

Page 10: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 10

Financial capital concept versus physical capital concept

Perbedaan utama antara model kepemilikan (proprietary) dan model entitas (entity) terkait laba adalah:

Perubahan nilai uang (monetary value) termasuk bagian laba, sedangkan menurut model entitas bukan merupakan bagian laba.

Ahli yang mendukung pandangan Kepemilikan (Financial Capital) berpendapat bahwa perubahan nilai asset dan kewajiban adalah laba atau rugi ditahan. Sedangkan pendukung pandangan entitas (physical capital) berpendapat bahwa kenaikan harga atas item-item yang harus dimiliki perusahaan untuk melanjutkan usahanya bukan merupakan bagian dari laba. tetapi merupakan suatu “capital maintenance adjustment” yang ditempatkan langsung di bagian ekuitas. Jumlah inilah yang diperlukan perusahaan untuk mengganti asetnya.

Berikut ini adalah contoh sederhana untuk membandingkan kedua pendekatan tersebut.

Misalkan ada sebuah perusahaan kecil yang membeli dan menjual satu karya seni per tahun. Asumsikan bahwa dalam Tahun pertama pemilik membeli karya seni sebesar $ 700 dan menjualnya seharga $ 1000, sehingga terdapat keuntungan $ 300. Namun selama di akhir tahun, biaya pembelian karya seni meningkat menjadi $ 800.

Jika pendapatan dihitung berdasarkan nilai historis, maka akan didapat keuntungan $ 300 ($ 1000 – $ 700). Namun jika semua keuntungan ini diambil, maka uang yang tersisa di perusahaan tidak cukup bagi mereka untuk melanjutkan bisnis di Tahun 2. Mereka membutuhkan $ 800 untuk mempertahankan kemampuan operasional untuk membeli 1 unit karya seni.

Tabel Perbandingan proprietary and entity views:

Proprietary view Entity view

Sales revenue $1000 Sales revenue $1000

Current cost of sales 800 Current cost of sales 800

Operating profit 200 Profit $ 200

Holding gain 100

Profit $ 300 Capital maintenance adjust. $ 100

Page 11: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 11

Dapat kita lihat bahwa menurut Financial Capital, keuntungan adalah jumlah yang dapat didistribusikan tanpa mengurangi jumlah modal awal perusahaan. Sedangkan menurut pandangan physical capital, keuntungan hanyalah $200 karena $100 merupakan jumlah yang diperlukan untuk menjaga kemampuan operasional perusahaan.

G. Fund Theory/Cash Flows

Teori ini dikemukakan seorang ahli yang bernama William Vatter. Beliau mengajukan suatu teori yang berfokus pada dana atau “Fund” dan bukan pada perseorangan. Menurut beliau titik pandang perseorangan tidak berkontribusi pada objektivitas informasi akuntansi.

Fund merupakan suatu unit operasi, suatu pusat interest, dengan suatu tujuan khusus atau sekelompok kegiatan, kewajiban, dan peembatasan yang mewakili fungsi atau aktifitas ekonomi. Setiap kelompok “dana” memiliki asset dengan pembatasan untuk tujuan tertentu.

Sudut pandang personal tidak berpengaruh pada obyektivitas informasi akuntansi. Dan tidak bias oleh pemikiran yang sifatnya personal.

Persamaan akuntansi untuk dana adalah:

ASET = PEMBATASAN ASET

Setiap dana ditujukan untuk memenuhi beberapa tujuan, dan layanan yang terkandung dalam asset tersebut adalah sarana utama untuk mencapai tujuan itu. Vatter tidak setuju atas interpretasi asset, tetapi lebih melihat ekuitas sebagai pembatasan atas asset. Menurutnya, klaim tidak diajukan kepada suatu asset, tetapi pada seseorang. Kewajiban merupakan pembayaran masa depan dan bukan merupakan klaim saat ini pada aset. Oleh karena itu, pentingnya kewajiban terletak pada pembatasan yang dibebankan pada dana aset, yang mengalokasikan suatu bagian tertentu dari total aktiva untuk pembayaran. Ekuitas pemilik merupatan pembatasan terakhir atas asset dan merupakan penyeimbang antara asset dan ekuitas. Penggunaan isitilah “pembatasan asset” ini merupakan istilah umum yang dapat dipakai semua organisasi.

Menurut teori dana, neraca dianggap sebagai suatu “laporan persediaan” atas aset dan batasan yang ada pada asset tersebut. Penyusunan informasi dan juga metode penilaian dapat berbeda tergantung pada siapa yang menjadi pengguna laporan tersebut.

Misalnya, neraca untuk tujuan kredit akan berbeda dengan neraca untuk para pemegang saham.

Page 12: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 12

Pendapatan merupakan kenaikan asset dalam dana yang benar-bebas dari pembatasan selain sebagai residual equity (ekuitas pemilik). Transaksi lainnya mungkin akan meningkatkan nilai asset total, tetapi akan selalu saja ada pembatasan yang mengikutinya. Contoh, penjualan obligasi akan meningkatkan nilai asset, tetapi akan menghasilkan pembatasan pada asset karena adanya pembayaran di masa depan untuk pokok dan bunganya.

Penerimaan hibah atau warisan merupakan pendapatan, namun jika ada batasan bahwa dana tersebut harus digunakan untuk investasi dan dana pokoknya harus terus dipertahankan, maka hal ini bukanlah pendapatan. Namun, tidak ada pembatasan pada Bunga dan dividen yang diterima atas investasi tersebut sehingga keduanya merupakan pendapatan.

Beban merupakan arus keluar untuk suatu tujuan khusus yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan suatu dana. Definisi ini dapat dianggap sebagai ‘biaya untuk mendapatkan pendapatan”. Tetapi memiliki arti yang lebih luas dan dapat dipakai juga oleh organisasi nirlaba.

Vatter kurang percaya pada konsep laba. beliau melihat banyak permasalahan dalam penentuan laba dan percaya bahwa akuntan terlalu menekankan pada laba. Laba tidak dapat memenuhi kebutuhan informasi yang penting dan jumlah angka laba yang tertera dalam laporan yang bersifat umum terbatas penggunaannya.

Alih alih membuat income statement yang berakhir dengan suatu nominal laba tertentu, Vatter justru menyarankan suatu laporan dimana informasi dilaporkan dalam suatu cara tertentu agar pengguna laporan dapat menghitung suatu nilai laba yang benar-benar memiliki arti sesuai dengan kebutuhan pengguna. Beliau berpendapat bahwa fokus dari laporan ini adalah aliran dana, bukan laba.

Fund theory menyediakan kerangka acuan bagi pemerintahan dan organisasi nirlaba. Beliau memiliki niat agar terori dana ini juga dapat dalam kegiatan bisnis. Tetapi penerimaan atas teori ini di bidang tersebut sangat terbatas. Namun demikian, konsep yang lebih luas tentang dana ini turut berkontribusi dalam theoretical framework terkait dengan dikenalkannya laporan arus kas, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan saat ini.

Meskipun pendapat Vatter kurang mendapat sambutan secara luas, namun pendapatnya banyak dikuti oleh pendukung laporan dana, setidaknya secara implisit.

H. Commander Theory

Page 13: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 13

Teori ini digagas oleh Louis Goldberg (1908—1997), seorang penulis, peneliti, dan pengajar akuntansi di Australia. Commander Theory diungkap Goldberg dalam bukunya yang paling terkenal, An Inquiry into the Nature of Accounting (1965).

Goldberg berpendapat bahwa baik Teori Pemilik dan Teori Entitas yang didasarkan pada kepemilikan, merupakan konsep yang sulit untuk didefinisikan dan dianalisis. Alih-alih kepemilikan, ia percaya harus fokus pada kontrol ekonomi yang efektif atas sumber daya. Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi akuntansi adalah bukan pada pemilik maupun entitas, melainkan pada pihak-pihak yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan pengendalian ekonomi secara efektif atas sumber daya perusahaan. Penekanan informasi menurut konsep teori ini adalah terletak pada pertanggungjawaban atau stewardship, dengan kata lain bagaimana pihak-pihak yang telah diberikan kepercayaan (commander) mengelola sumber daya perusahaan yang dipercayakan tersebut.

Yang harus diperhatikan adalah fungsi kontrol ini hanya bisa dilakukan oleh seseorang. Yang ditekankan dalam Teori Pemilik adalah hak milik, bukan pada kontrol atas sumber daya. Kepemilikan merupakan hubungan hukum, sedangkan kontrol adalah fungsi ekonomi. Pada dasarnya pemilik tunggal perusahaan adalah commander, dimana dapat mengelola sumber daya perusahaan, yaitu, untuk mengarahkan, mengatur dan memanipulasi sumber daya. Sedangkan dalam sebuah perusahaan besar, pemegang saham adalah bagian pemilik perusahaan, tapi dia tidak menguasai sumber daya perusahaan. Pengelolaan atas sumber daya perusahaan hirarkinya ada di tangan pimpinan, yang disebut ‘commander’ oleh Goldberg. Setiap manajer memiliki kontrol yang terbatas atas beberapa sumber daya, dengan satu atau beberapa dari mereka memiliki perintah umum atas semua sumber daya.

Neraca dan Laporan Laba-Rugi

Goldberg meyakini bahwa fungsi akuntansi yang dilakukan untuk dan atas nama pimpinan (commander). Laporan keuangan oleh laporan dari pimpinan (commander) untuk pimpinan (commander). Catatan akuntansi disimpan, laporan keuangan disusun, dan laporan dianalisa oleh masyarakat atas nama masyarakat untuk kepentingan masyarakat. Prosedur akuntansi dilakukan dari sudut pandang pimpinan (commander) perusahaan, bukan pemilik atau entitas maupun dana.

Jika neraca disusun oleh dan atas nama pimpinan (commander) perusahaan, maka pernyataan tersebut menunjukkan sumber dari mana pimpinan (commander) menerima sumber daya, dan penggunaan dari sumber daya tersebut. Jadi, neraca lebih ke pernyataan pertanggungjawaban daripada kepemilikan (pernyataan akuntabilitas). Neraca merupakan laporan yang menunjukan sumber daya yang dipercayakan kepada commander dibawah kendalinya, tetapi ia tidak memilikinya. Sedangkan, laporan laba rugi adalah penjelasan

Page 14: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 14

dari hasil kegiatan-kegiatan dalam periode tertentu oleh pimpinan (commander) dan timnya, sesuai dengan sudut pandang mereka. Laporan ini menunjukkan jenis rinci pengeluaran yang telah terjadi dan yang akan datang.

Akuntabilitas dan Commander Theory

Goldberg (1965) beralasan bahwa akuntabilitas adalah masalah penginformasian yang harus diselesaikan melalui administrasi dan organisasi sumber daya di bawah perintah seseorang. Dia menggambarkan alasan di balik prosedur ini sebagai akuntansi commandership dan bahwa hasil dari perekaman peristiwa extemal dan intern merupakan suatu gambaran kegiatan pimipinan (commander) yang mungkin memiliki didelegasikan kepada orang lain dalam rantai hirarki komando. Mulgan (1997) sepakat bahwa pada setiap titik dalam 'rantai akuntabilitas, pejabat bertanggung jawab kepada atasan langsung mereka untuk kinerja mereka sendiri dan untuk kinerja orang lain di bawah mereka '. Goldberg menyatakan bahwa laporan yang ditarik dari data keuangan tersebut kemungkinan akan digunakan untuk menjawab pertanyaan pada tanggung jawab dan kinerja pimpinan (commander. Misalnya: pendapatan apa yang telah telah diproduksi oleh kegiatan pimpinan (commander); dan, apa yang telah menjadi hasil keuangan dari kegiatan tersebut?

Implikasi praktek

Secara umum Commander Theory tidak memiliki efek langsung pada praktik akuntansi sampai sekarang. Akan tetapi implikasi dari teori proprietary dan entity theory tampak bertentangan sehingga commander theory bisa menjadi dasar untuk mensintesis dan rasionalisasi penggunaan simultan prosedur dengan menekankan gagasan kontrol ekonomi. Gagasan "kontrol" baru-baru ini menjadi penting dalam menentukan sifat aset dan rekening yang entitas 'harus dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa commander theory telah mendapatkan beberapa dukungan dan pengaruh atas praktik akuntansi yang berlaku.

I. Teori Investor

Teori investor ditemukan oleh George J. Staubus. Berdasarkan tujuan akuntansi yaitu memberikan informasi kepada pemasok modal, Staubus berpendapat bahwa fungsi akuntansi dan laporan keuangan harus mengambil sudut pandang investor. Investor adalah pemegang saham dan kreditur. Persamaan akuntansi dalam teori ini adalah:

ASET = EKUITAS SPESIFIK + EKUITAS RESIDUAL

Page 15: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 15

Ekuitas spesifik terdiri dari utang (kewajiban) dan saham preferen. Dalam banyak kasus, untuk perusahaan, ekuitas residual setara dengan ekuitas saham biasa. Hanya dalam hal ekuitas saham biasa dihapuskan ekuitas saham preferen akan menjadi ekuitas residual. Persamaan akuntansi ini mengungkapkan ketergantungan ekuitas residual pada nilai-nilai aset dan ekuitas spesifik.

Investor menginginkan informasi untuk memprediksi penerimaan kas masa depan sebagai hasil dari hubungan mereka dengan perusahaan tertentu. Staubus menyatakan bahwa penerimaan kas masa depan investor bergantung pada:

1. Kapasitas moneter perusahaan mengucurkan uang tunai. Ini berkaitan dengan kepemilikan perusahaan akan uang tunai pada saat invesors berharap untuk dibayar. Laporan keuangan dapat memberikan dasar untuk memprediksi jumlah kas masa depan

2. Kesediaan manajemen untuk membayar investor. Informasi tentang hal ini dapat diperoleh secara tidak langsung dengan pengetahuan mengenai kebutuhan kas perusahaan untuk penggantian maupun ekspansi, persyaratan utang, dll. Laporan keuangan membantu investor memastikan kesediaan perusahaan untuk mengucurkan uang tunai kepada mereka.

3. Prioritas hukum atas klaim investor. Informasi pada faktor ketiga dapat diperoleh oleh investor di luar laporan keuangan.

Teori Investor menekankan kebutuhan pengguna eksternal, khususnya, pemegang saham. Meskipun teori kepemilikan juga termasuk pemegang saham, mereka dipandang sebagai pemilik yang memiliki kekuatan lebih dari yang benar untuk perusahaan. Teori Staubus melihat pemegang saham sebagai investor dengan sedikit kekuasaan untuk menentukan apa yang terjadi di perusahaan, dan oleh karena itu, harus bergantung pada laporan keuangan. Karena fokus terhadap investor, kebutuhan akan informasi arus kas menjadi tepat.

J. Teori Perusahaan (Enterprise Theory)

Mengambil tulisan Peter Drucker, yang mengamati bahwa perusahaan besar adalah suatu institusi dengan tanggung jawab sosial, Suojanen merumuskan “Teori Perusahaan”. Teori ini memandang perusahaan sebagai lembaga sosial dimana keputusan yang dibuat mempengaruhi beberapa pihak yang berkepentingan. Pihak tersebut adalah pemegang saham, karyawan, kreditor, pelanggan, berbagai lembaga pemerintah, dan masyarakat. Konsep perusahaan lebih luas daripada entitas, karena melihat perusahaan memiliki peran dalam masyarakat, sedangkan teori entitas memandang perusahaan sebagai sebuah badan yang berusaha untuk memperoleh keuntungan. Suojanen berpendapat bahwa manajemen

Page 16: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 16

saat ini tidak menganggap dirinya hanya sebagai wakil dari pemegang saham, tetapi sebagai pelindung perusahaan, bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Dengan demikian, manajer melakukan fungsi meditatif diantara berbagai pihak yang berkepentingan. Meskipun pemegang saham memiliki hak hukum sebagai pemilik, dari sudut pandang perusahaan hak-hak mereka merupakan anak perusahaan untuk organisasi dan kelangsungan hidupnya. Mereka yang menerima penghasilan dari kontrak mereka dengan perusahaan, yaitu, pemegang saham, kreditur, karyawan dan pemerintah, yang memiliki saham penting dalam kesejahteraan perusahaan, dan dengan demikian perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap mereka, bukan hanya pemegang saham. Tanggung jawab ini secara langsung dikaitkan dengan fungsi perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya moneter, manusia, dan material dalam produksi dan proses distribusi, serta bermanfaat terhadap pihak yang menyediakan sumber daya. Pandangan ini konsisten dengan konsep triple bottom line yang diadopsi oleh sejumlah organisasi publik yang besar. Fokusnya adalah pada dampak sosial, ekonomi dan lingkungan perusahaan, yang menarik berbagai pemangku kepentingan.

Keuntungan Nilai Tambah (Value-added Profit)

Sebagai lembaga sosial, perusahaan besar harus dievaluasi dari segi tanggung jawabnya, seperti yang disebutkan sebelumnya, yang berhubungan dengan output, karena ini adalah kontribusinya kepada masyarakat. Suojanen percaya bahwa pendekatan nilai-tambah terhadap penghasilan adalah yang terbaik mengungkapkan kontribusi ini. Idenya adalah menentukan nilai yang diciptakan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Suojanen mengusulkan pernyataan tambahan untuk mengungkapkan nilai-tambah penghasilan dan sumber atau distribusi antara para peserta dari perusahaan. Pada tahun 1975, Accounting Steering Committee di Inggris merekomendasikan bahwa perusahaan-perusahaan memasukkan laporan nilai tambah sebagai data tambahan. Diperkirakan bahwa setidaknya seperlima dari perusahaan terdaftar di Inggris sekarang menerbitkan laporan seperti itu.

Nilai tambah adalah suatu ukuran kinerja, ukuran nilai atau kekayaan yang diciptakan oleh perusahaan pada suatu periode tertentu. Cara lain untuk melihat itu adalah untuk mengatakan bahwa mengukur kinerja peserta dalam entitas; karyawan, penyedia dana modal (pemegang saham dan kreditur), dan pemerintah yang secara kooperatif berupaya untuk menciptakan kekayaan tambahan. Keuntungann dalam akuntansi tradisional adalah ukuran kekayaan diciptakan untuk kepentingan pemegang saham. Hal ini merupakan hasil “bottom line” yang diperoleh para pemegang saham. Pendekatan nilai tambah memandang pendapatan sebagai hasil dari upaya kerja sama dari sejumlah peserta. Morley berpendapat bahwa konsep nilai tambah ini menjadi semakin penting karena mencerminkan perubahan sosial.

Page 17: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 17

Bagaimana seharusnya nilai tambah dapat dihitung? Ekonom memandang nilai tambah terutama dalam hal penentuan pendapatan nasional, dan karena itu, akuntan melihatnya dengan cara yang berbeda. Misalnya, ekonom akan memulai dengan total output pada harga penjualan, sedangkan akuntan paling suka menggunakan angka penjualan, karena ini merupakan hal dimana pelanggan bersedia membayar untuk output perusahaan. Tidak ada prinsip-prinsip yang berlaku umum untuk pernyataan nilai tambah, oleh karena itu, ada perbedaan.

Nilai tambah harus mewakili jumlah kekayaan yang diciptakan oleh entitas selama periode yang diberikan. Tetapi nilai penjualan tidak dibuat sepenuhnya oleh peserta dari perusahaan, karena sebagian sudah diproduksi oleh perusahaan lain dan ditransfer ke perusahaan. Oleh karena itu, jumlah barang dan jasa yang dibeli dari perusahaan lain, dan digunakan, dipotong untuk mencapai nilai tambah (value-added ). Salah satu isu kontroversial adalah apakah pengurangan ini harus mencakup beban penyusutan. Banyak yang percaya bahwa itu harus dikeluarkan, karena jumlahnya yang diperkirakan dan pemasukannya. Oleh karena itu akan mengurangi objektivitas dan keyakinan dalam gambaran nilai tambah. Jika penyusutan dikecualikan, maka akan ditambahkan di bawah judul distribusi ke perusahaan untuk penggantian dan ekspansi. Kebanyakan perusahaan di Inggris mengecualikan depresiasi dari bahan, perlengkapan, dan jasa yang digunakan.

Ini adalah pendekatan “kotor”, mirip dengan Produk Nasional Bruto, sebagai lawan pendekatan “bersih”, yang mirip dengan Laba Bersih nasional. Contohnya meliputi depresiasi dalam pengurangan untuk sejumlah alasan. Salah satunya adalah bahwa pengecualian yang memberikan kesan bahwa nilai dibuat tanpa manfaat dari pabrik dan peralatan yang dibeli dari perusahaan lain dan oleh karena itu, agar konsisten dengan gagasan nilai yang diciptakan hanya oleh perusahaan, biaya bagian yang digunakan harus dikurangi. Mengurangkan depresiasi dan barang lain dan jasa yang dibeli dari perusahaan lain, dan digunakan selama periode tersebut, konsisten dengan prinsip akrual dan pencocokan. Meskipun penyertaan penyusutan dalam pengurangan dari nilai penjualan tidak mengurangi objektivitas angka nilai tambah, tanpa penyusutan tersebut dapat menyesatkan kesimpulan yang dibuat.

Nilai tambah dibagi antara penyedia dana modal, karyawan, pemerintah, dan perusahaan itu sendiri. Perusahaan menginvestasikan kembali semua penghasilan yang dipertahankan untuk tujuan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan, dan dengan demikian bermanfaat bagi semua pihak. Pernyataan nilai-tambah menunjukkan aliran barang yang dijual, kontribusi perusahaan kepada masyarakat, diimbangi dengan aliran pendapatan dalam arah yang berlawanan ke berbagai penerima. Nilai penjualan perusahaan adalah pendapatan ke sejumlah pihak di masyarakat.

Page 18: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 18

Implikasi

Teori Perusahaan adalah pelopor dari konsep akuntansi sosial, dimana laporan laba rugi sosial adalah turunannya. Sudut pandangnya adalah dari kelompok peserta yang memperoleh pendapatan melalui usaha gabungan mereka di perusahaan. Sudut pandang ini berfokus pada kebutuhan bagi mereka peserta untuk bekerja sama jika perusahaan ingin bertahan dan terus menciptakan penghasilan bagi mereka. Meskipun Teori Perusahaan bertentangan dengan pandangan tradisional bahwa pendapatan bisnis untuk pemilik, ini mungkin teori dimana waktu yang akan menjawabnya.

Konsep Nilai Deprival

Menurut Steering Comittee on National Performance Monitorung of Government Trading Enterprises (GTEs) dengan laporan yang berjudul Panduan tentang Kebijakan Akuntansi untuk Penilaian Aset Usaha Perusahaan Perdagangan Pemerintah Menggunakan Metode Penilaian Saat Ini (Current Valuation), semua aset non-keuangan GTEs harus diukur dengan menggunakan konsep 'nilai devripal'. ini merupakan permulaan yang signifikan dari pelaporan menggunakan biaya historis tradisional.

Dalam konsep nilai deprival, aset dinilai dari jumlah yang mewakili kerugian yang mungkin terjadi yang harus dikeluarkan oleh suatu entitas jika entitas kehilangan potensi jasa atau manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut pada tanggal pelaporan. Sehingga nilai entitas dalam banyak kasus akan diukur oleh biaya penggantian jasa atau manfaat saat ini yang diwujudkan dalam bentuk aset, mengingat bahwa nilai deprival biasanya akan mewakili biaya dihindari sebagai akibat dari pengendalian aset dan biaya penggantian merupakan jumlah kas yang dibutuhkan untuk memperoleh aset setara atau identik. Dalam kasus di mana dinyatakan bahwa aset tidak dapat diganti, aset harus dinilai pada nilai bersih sekarang (net present value) dari arus kas yang diharapkan dari penggunaan terus menerus dan pembuangan selanjutnya dari aset.

Pernyataan praktik akuntansi dalam SAP 1 Current Cost Accounting pertama kali dikeluarkan oleh CPA Australia dan lembaga akuntan di Australia pada Oktober 1976 dan didasarkan pada nilai-nilai deprival konsep. menurut ayat 177 dari laporan Steering Committee, konsep nilai deprival diuraikan dalam SAP 1 harus diadopsi hanya dalam kaitannya dengan pengukuran aset non-moneter fisik.

K. KONSEP ENTITAS PELAPORAN

Dengan terbitnya Australian Accounting Standards Board (AASB) 1025 Penerapan Konsep Entitas Pelaporan Dan Amandemen Lainnya pada Juli 1991 membawa era baru dalam peraturan akuntansi di Australia.

Page 19: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 19

AASB 1025 memperkenalkan konsep pelaporan diferensial. Dampak dari standar ini adalah untuk menciptakan dua tingkat pelaporan untuk entitas, satu untuk entitas pelaporan dan lainnya untuk entitas non-pelaporan. Tujuan utama AASB 1025 adalah untuk mengubah semua standar AASB yang ada untuk membatasi aplikasi untuk:

1. Entitas pelaporan, atau

2. Entitas yang tidak perlu membuat laporan, tetapi mempersiapkan laporan keuangan yang dimaksudkan untuk menjadi laporan keuangan untuk tujuan umum.

Akibatnya, perusahaan yang tidak termasuk dalam definisi di atas tidak wajib menerapkan standar akuntansi AASB dalam menyajikan laporan keuangan.

Meskipun tidak ada padanan internasional untuk AASB 1025, konsep pelaporan diferensial telah diabadikan dengan dimasukkannya klausul aplikasi Australia-spesifik berikut dalam standar baru. Standar ini berlaku untuk:

1. Setiap entitas yang perlu untuk mempersiapkan laporan keuangan sesuai dengan bagian 2M.3 dari UU Korporasi

2. Laporan keuangan bertujuan umum dari setiap entitas pelaporan, dan

3. Laporan keuangan yang, atau yang dimiliki untuk menjadi, laporan keuangan bertujuan umum.

Standar akuntansi oleh karena itu harus diterapkan dalam laporan keuangan perusahaan publik dan perusahaan kepemilikan besar, laporan keuangan bertujuan umum dari laporan entitas dan laporan keuangan bertujuan umum dari entitas non pelaporan.

Entitas pelaporan didefinisikan dalam IFRS 3/AASB 3 Bussiness Combination sebagai:

“Entitas adalah hal yang masuk akal untuk mengharapkan adanya pengguna yang bergantung pada laporan keuangan untuk tujuan umum entitas untuk informasi yang akan berguna bagi mereka untuk membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. entitas pelaporan dapat bersifat tunggal atau kelompok yang terdiri dari induk dan semua anak perusahaan nya”

Oleh karena itu, faktor kunci dalam menentukan apakah suatu entitas pelaporan ada adalah apakah tidak ada pengguna yang bergantung pada laporan keuangan yng bertujuan umum dari sebuah entitas tertentu sebagai dasar untuk membuat dan mengevaluasi keputusan tentang alokasi sumber daya. Dalam banyak kasus, ini akan menjadi jelas. Namun, dalam kasus di mana keberadaan atau ketidakberadaan tidak jelas, SAC 1 Definisi dari Entitas Pelaporan menyarankan beberapa indikator yang dapat digunakan dalam menentukan apakah suatu entitas pelaporan ada, termasuk:

Page 20: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 20

1. Pemisahan manajemen dari kepentingan ekonomi (paragraf 20)

2. Ekonomi atau politik penting/berpengaruh

3. Karakteristik keuangan

Panduan lebih lanjut dinyatakan dalam Australian Professional Statement APS 1 Kesesuaian dengan standar akuntansi dan pandangan konsensus UIG. Menurut paragraf 16 APS1, jenis entitas berikut selalu menunjukkan karakteristik pelaporan entitas:

1. Perusahaan yang sekuritasnya tercantum di bursa

2. Perusahaan menggalang dana dari masyarakat

3. Federal, Negara Bagian, dan Pemerintahan Teritori

4. Pemerintah daerah

Sebaliknya, sesuai dengan paragraf 18 dari APS 1, jenis entitas berikut sering tidak menunjukkan karakteristik entitas pelaporan dan, oleh karena itu, umumnya tidak diharuskan untuk menyiapkan laporan keuangan bertujuan umum.

1. perusahaan berkepemilikan bebas

2. Family Trust

3. Partnership

4. Pedagang tunggal

5. Anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Entitas Pelaporan Australia

Ini hanya contoh dan klasifikasi entitas tertentu tergantung pada keadaan di sekitar entitas tersebut. Klasifikasi ini juga dapat berubah seiring waktu.

Ketika memutuskan apakah suatu entitas pelaporan ada, penting untuk mempertimbangkan apakah setiap pengguna laporan keuangan dapat memerintah penyusunan laporan keuangan dan pada saat diminta, daripada mengandalkan laporan keuangan untuk tujuan umum dari suatu entitas.

Standar AASB sekarang didasarkan pada campuran sudut pandang yang berkaitan dengan baik biaya historis dan prinsip-prinsip nilai saat ini. Namun, perspektif yang mendasari adalah pandangan entitas, di mana entitas pelapor adalah entitas yang berbeda dan berdiri sendiri, terpisah dari pandangan individu, aset dan kewajiban dari pemilik. ini berarti bahwa dalam lingkungan pelaporan Australia, pandangan entitas mendominasi.

Page 21: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 21

Entitas Pelaporan dalam SAP

Istilah entitas pelaporan masuk dalam khasanah perundang-undangan melalui penjelasan pasal 51 ayat (2) dan ayat (3) dari UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara, yang berbunyi: tiap-tiap kementerian negara/lembaga merupakan entitas pelaporan yang tidak hanya wajib menyelenggarakan akuntansi, tetapi juga wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

Berangkat dari ketentuan hukum di atas, maka dalam standar akuntansi pemerintahan (SAP) dibakukan dan dipertegas eksistensi Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi, yang masing-masing menurut alur pikir proses dan dari sudut pandang profesi diberi batasan sebagai berikut:

a. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan penrundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

b. Entitas Akuntansi adaah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

L. KESIMPULAN

Konsep akuntansi saat ini telah dibangun oleh berbagai perspektif yang berkembang dan mendasari perkembangan akuntansi itu sendiri. Menurut teori kepemilikan Littleton, Kepemilikan adalah “substansi” dari sistem pencatatan berpasangan. Lain halnya dengan teori kepemilikan, terdapat pula teori entitas. Teori ini dimulai dengan fakta bahwa korporasi adalah entitas yang terpisah dengan identitas sendiri. Teori entitas dirumuskan dalam rangka menanggapi kekurangan dari pandangan eksklusif tentang perusahaan. Teori dana, William Vatter, telah mengusulkan pandangan teoritis yang berfokus pada sebuah “dana” pribadi daripada kepemilikan. Teori eksklusif ini mengambil sudut pandang pemilik, dan teori entitas mengambil sudut pandang entitas. Vatter percaya bahwa pandangan pribadi mengarah ke interpretasi yang spesifik dan metode penilaian yang baik. Goldbert melalui teori commander berpendapat bahwa baik kepemilikan dan teori entitas didasarkan kepemilikan, yang merupakan konsep yang sulit untuk didefinisikan dan dianalisis. Teori investor dibangun berdasarkan tujuan akuntansi memberikan informasi kepada pemasok modal, Staubus berpendapat bahwa fungsi akuntansi dan laporan keuangan harus mengambil sudut pandang investor. Sedangkan Teori perusahaan/enterprise menyatakan bahwa konsep perusahaan lebih luas daripada

Page 22: sudut pandang akuntansi

Sudut Pandang Akuntansi 22

entitas, karena melihat perusahaan memiliki peran dalam masyarakat, sedangkan teori entitas memandang perusahaan sebagai sebuah badan yang berusaha untuk memperoleh keuntungan.

DAFTAR REFERENSI

Godfrey, Jayne. 2006. Accounting Theory. Edisi keenam. Jons Wiley and Sons: Australia.

Artikel “Makalah Sudut Pandang Akuntansi”, dengan alamat : http://wahbranz.wordpress.com/2012/12/18/makalah-sudut-pandang-akuntansi/, diakses tanggal 4 November 2014.