• K:tCI /s'cY.S' .. s c., STUDI VALIDITAS DAN IlELIABILITAS CULTURE FAIH. IN'T'ELLEGJENCE TEST SKALA 3 SEBAGAI ALAT UJCUfi IN'rELIGENSI PADA PAH.A MAHASIS,•VA • Olch: }\ .. tnitya Kun1•u·a. 1 "'4· Dh1.-..n Dnna Pes·nl>inan.n Pendic.lil<an Dilaksnna .:an ..,.. ..... as ·' • . . Ftdcultas Psdcolog1 Gadjnh 1\1nda Dcparten·lcn clan 'Ful.:ult.a:o Ps1l.:olog1 Univer·.sitns Guc.ljah 1vfnda Youyul.:ar·tl\ J.'>H9 j ' l I i l 1 ., I ; 1 I I l
58
Embed
STUDI VALIDITAS DAN IlELIABILITAS CULTURE FAIH. IN'T ... · DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PENGANTAR DAFTAR ISI INTI SARI BAB I. PENDAHULUAN A. Permasalahan B. Tujuan Penelitian BAB II.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
•
K:tCI
/s'cY.S' l~UM
.. s c.,
STUDI VALIDITAS DAN IlELIABILITAS CULTURE FAIH. IN'T'ELLEGJENCE TEST SKALA 3
SEBAGAI ALAT UJCUfi IN'rELIGENSI PADA PAH.A MAHASIS,•VA
STUDI VALIDITAS DAN RELIABILITAS CULTURE FAIR INTELLEGENCE TEST SKALA 3
SEBAGAI ALAT UKUR INTELIGENSI PADA PARA KAHASISIJA
Oleh:
Amitya Kuma:ra
Dilaksanakan Atas Biaya Dana Pembinaan Pendidikan Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada
Departemen P~ndidikan dan Kebudayaan F8.kultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
1989
ii
PENG.AHTAR
Oengan mengucap syukur, ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa !
maka atas rakhmat-Nya penelitian ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
Peneli t ian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi ·
wfift~ lebitt lent::tke£1 mengenai validitas, reliabilitas yang
sangat berguna dalam keperluan praktis dalB.IIl pengu11pulan
data dan interpretasi. Dari basil penelitian diharapkan
bahwa tes CFIT dapat dipergunakan sesuai dengan fungsinya
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada yang terhormat:
1. Prof Dr Sri Mulyani Martaniah MA, selaku dekan
Fakultas Psikologi UGH·, yang telah memberikan kesempatan
pelaksanaan penelitian ini lew at Dana Penbinaan
Pendidikan Fakultas Psikologi UGM.
2. Drs. Asmadi Alsa SU, selaku konsultan peneliti yang telah
memberi kan kesempatan, dorongan dan petunjuk sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan.
3. Rektor IAIN Sun an Kalijaga serta para petugas
Perpustakaan Pasca Sarjana dan Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada atas kerjasamanya selam:a ini.
4 Adik-adik mahasiswa pembantu yang telah meaberikan
bantuannya gun a pengambilan data serta bantu an dala:m
mengumpulkan data-data penelitian.
5. Teman teman sejawat lainnya yang telah ban yak
iii
memberikan
penelitian
bantuan dan dorongan
ini. Semoga Tuhan Yang
sampai selesainya
Haha Esa memberi
balasan yang setimpal atas kebaikan budi
dan
dapat
semoga penelitian
bermanfaat
yang
bagi
sangat sederhana
perkembangan ilmu
pembangunan masyarakat dan negara.
mereka
ini
dan
Yogyakarta, Desember 1989
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PENGANTAR
DAFTAR ISI
INTI SARI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Permasalahan
B. Tujuan Penelitian
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tes Psikologi
B. Val idi tas
C. Reliabilitas
D. Intelige~si
E. Culture Jair Intelligence Test Skala 3 gai AlatiPengukur Intelegensi
Halaman
i
ii
iii
iv
8
8
10
11
11
13
15
16
Seba-21
F. Tes Standard Progressive Matrics Sebagai Kriteriu~ 28
I
G. Hipotesi~ 32
BAB III. METODE PENEtliTIAN 34
A. Subyek P~nelitian 34
B. Cara Pen~umpulan Data 34
C. Analisa ~ata 35 i
BAB IV. LAPORAN PEN~LITIAR
A. Pelaksan~an Penelitian
36
36
I
iv
B. Hasil Pe~elitian '!
I
BAB V. KESIHPULAN 1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN
iv
37
39
40
41
I
I DAFTAR LAKPIRAII
1. Data SPM
2. Matriks Interkorelasi SPM - CFIT Skala 3
3. Data CFIT Skala 3 Bentuk A dan B
4. Matriks
5. Matriks
CFIT Skala 3 A
CFIT Skala 3 B
6. Matriks Interkore1asi CFIT Skala 3 A dan 3 B Untuk Menghitung eliabilitas
vi
42
45
47
50
52
54
IHTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau menguji validitas dan reliabilitas dari Culture Fair Intelliaenee Test Skala 3 Bentuk A dan B.
Data penelitian diperoleh dari data mahasiswa Fakultas Dakwah lAIN Sunan Kalijogo Yogyakarta yang terdiri dari mahasiswa pria dan wanita dengan tingkat pendidikan semester satu sampai dengan semester enam.
Hasil analisis validitas internal, dengan mengkorelasikan subtes-total untuk bentuk A diperoleh angka dari subtes 1 hingga subtes 4 adalah sebagai berikut: 0.589, 0.662, 0. 753, 0.518, · sedangkan untuk bentuk B diperoleh angka dari subtes 1 hingga subtes 4 adalah sebagai berikut: 0.748, 0.626, 0.587, 0.636.
Hasil analisis validitas eksternal dengan melakukan korelasi total angka kasar subtes A dan B dengan total angka kasar tes SPM, diperoleh angka korelasi sebesar 0.567
Hasil analisis reliabilitas dengan menggunakan pendekatan single trial dan menggunakan bentuk paralel dari kedua tes yaitu bentuk A dan B dan dianalisis dengan teknik analisis product moment, diperoleh angka reliabilitas antara belahan pertama dengan belahan kedua dari subtes 1 hingga subtes 4 adalah sebagai berikut: 0.561, 0.329, 0.400, 0.570 dan antar total bentuk A dan B adalah sebesar 0.683.
Dengan konsultasi tabel korelasi (N = disimpulkan bahwa semua angka korelasi tersebut untuk taraf 1 % (Hadi, 1983}.
vii
126) dapat signifikan
BAB I
PENDAHULUAR
A.Permasalahan
Semakin pesat perkembangan dalam segala bidang
kehidupan di negara kita, semakin rumit dan kompleks pula
problem yang dihadapi oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat
dengan semakin banyaknya orang yang datang ke Biro
Konsultasi untuk meminta bantuan memecahkan berbagai masalah
yang mereka hadapi.
Masalah yang dihadapi oleh psikolog sangat beraneka
ragam, maka dibutuhkan berbagai tes yang dapat dipergunakan
untuk membfmtu mengumpulkan data dari kliennya.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas maka
minat terhadap penggunaan tes psikologi,
kecerdasan, tampak meningkat sebagai alat
khususnya tes
bantu untuk
mengetahui tingkat kecerdasan seseorang dan membantu membuat
diagnosis psikologis.
Peningkatan permintaan konsumen ini belum dapat
diimbangi oleh produksi tes yang memadai dari dalam negeri
sendiri.
Hemproduksi tes yang sesuai persyaratan psikometri
tidaklah mudah, di sam:ping biayanya besar juga ahli di
bidang psikometri masih langka di Indonesia. Karena itu
dapat difahami bahwa untuk memenuhi kebutuhan tes psikologi
8
9
yang telah mendes~k. adopsi dan adaptasi tes dari luar
negeri banyak dilakukan.
Hennrut aspek yang diungkap tes dapat dikelompokkan
menjadi tes intelegensi, tes kepribadian, tes kemampuan, dan
tes bakat. Tes yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan
data harus baik.
Suatu tes dianggap baik bila memenuhi syarat validitas
dan reliabilitas, dibakukan, objektif, diskriminatif.
praktis dan mudah d igunakan (Anastasi, 1965; Cronbach, 1960;
Brown, 1976; Suryabrata, 1973; Azwar, 1986). Validi tas dan
reliabilitas merupakan syarat penting dari suatu alat
pengukur stau tes.
Penelitian pendahuluan yang dilaporkan penulis ini
adalah suatu usaha dalam rangka menambah perbendaharaan tes
kecerdasan yang dapat dipakai di Indonesia.
Peneli ti pad a kesempatan in i ingin mengetahu i
validitas dan reliabilitas dari Culture Fair Intelligence
Test.
Reliabilitas dihitung dengan metode bentuk paralel
yaitu dengan menghitung korelasi skor tampak antara dua tes
yang paralel yang disajikan pada kelompok subyek yang sama.
Pada tes CFIT telah tersedia dalam bentuk paralel ialah
bentuk A dan bentuk B sehingga reliabilitas dapat dihitung
dengan teknik bentuk paralel dengan formula product moments
( Azwar, 1986).
Dalam proses validasi sebetulnya kita tidak bertujuan
10
melakukan validasi tes tetapi melakukan validasi terhadap
interpretasi data yang diperoleh oleh prosedur tertentu
(Cronbach, 1960).
Selanjutnya metode yang digunakan untuk menghitung
validitas tes CFIT skala 3 bentuk A dan B yaitu criterion
related validity dengan mengkorelasikan total sekor yang
didapat dari CFIT skala 3 bentuk A dan B dengan SPM.
Di samping itu dilakukan pula pengujian antara sekor
item dengan sekor total dengan teknik korelasi. Dalam hal
ini, koefisien korelasi yang tinggi menunjukkan
antara fungsi item dengan fungsi ukur
kesesuaian
tes secara
keseluruhan, prosedure semacam ini sering dikatakan sebagai
validasi dengan pendekatan internal consistency dengan
teknik product moment (Azwar, 1986).
Dalam keadaan terpaksa bisa disajikan bentuk A saja,
tetapi untuk mencapai reliabilitas yatig lebih tinggi, kedua
bentuk tersebut harus diberikan penuh (Catell, 1973).
Dalam laporan ini sengaja disertakan petunjuk
penyajian yang telah diadaptasi, dengan harapan peneliti
peneliti lain akan melanjutkan penelitian pendahuluan ini.
B.Tujuan Penelitian
Sesuai denghn apa yang telah peneliti kemukakan
pada bagian perumusan masalah, maka penelitian 1.n1
bertujuan untuk: a) menguji validitas tes CFIT skala 3
bentuk A dan B, b) menguji reliabilitas CFIT skala 3 bentuk
A dan B.
BAB II
TIRJAUAR PUSTAKA
A. Tes Psikologi
Perbedaan individu merupakan masalah yang telah lama
menjadi perhatian dan dipelajari oleh para ahli. Perbedaan
individu memang merupakan suatu faktor yang dapat menentukan
berhasil dan tidaknya individu dalam menjalankan tugasnya,
baik tugas yang berupa belajar ataupun bekerja.
Perbedaan individu tersebut pada garis besarnya
meliputi aspek inteligensi, bakat, dan pribadinya atau
struktur kepribadiannya (Woodworth dan Marquis, 1962). Untuk
mengetahui perbedaan individu tersebut dibutuhkan suatu alat
pengukur atau tes yang beraneka ragam sesuai
keanekaragaman aspek psikis yang hendak diukur.
dengan
Tes atau
alat pengukur yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui
keadaan psikis dinamakan tes psikologik. Tes psikologik
dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu: tes
inteligensi, tes bakat, tes kepribadian, dan tes minat.
Istilah tes mula-mula digunakan oleh Catell pada tahun
1890. Cattell memperkenalkannya dengan istilah mental
kemudian istilah itu menjadi sangat umum dan
(Anastasi, 1976). Tetapi tes sebagai alat pengukur
test,
populer
ilmiah
baru digunakan pada abad 20 dengan munculnya tes intelegensi
dari Binet. Dengan munculnya tes sebagai alat ilmiah, maka
11
12
semakin besarlah perkembangan yang dicapai oleh tes.
Walaupun demikian definisi atau pengertian tentang tes masih
belum ada keseraga.man. Biasanya masing-masing ahli
mengemuka.kan definisi tes denga.n tekanan yang berbeda-b~da. '
Terdapat beberapa definisi tes yang dikemukakan oleh
beberapa ahli. Tes adalah suatu prosedur yang sistematis
untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih
(Cronbach, 1960). Tes merupakan suatu tugas yang diberikan
kepada seseorang individu atau kelompok individu dengan
maksud untuk menentukan kecakapan individu yang satu dengan
lainnya (Goodenough, 1949). Definisi yang lain mengenukakan,
bahwa tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang
objektif sehingga dapat digunakan secara meluas, dapat
digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psike,
tingkah laku individu yang satu deng,an lainnya (Anastasi,
1965).
Dengan adanya beberapa definisi atau pendapat mengenai
tes tersebut dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa tes adalah
suatu tugas atau pertanyaan yang bersifat sistematik dan
objektif yang harus dikerjakan atau dijawab oleh seorang
individu atau sekelompok individu. Hasil pekerjaan atau
j awaban individu merupakan data dari tes yang dapat
digunakan untuk mengetahui keadaan psikis individu dan
kemudian dapat digunakan untuk membandingkan keadaan psikis
individu yang satu dengan lainnya.
13
B. Validitas
Suatu tes atau alat pengukur yang akan digunakan untuk
mengungkap atau mengukur sesuatu harus memenubi syarat
sebagai tes atau alat pengukur yang baik. Tes atau alat
pengukur yang akan digunakan paling tidak harus memenuhi
syarat validitas dan reliabilitas. Validitas tes merupakan
syarat lriutlak dari suatu tes yang akan digunakan (Tylor,
1963; Cronbach, 1960; Guilfbrd, 1954}.
Suatu tes dianggap valid bila tes tersebut dapat
mengukur dengan tepat dan teliti apa yang hendak diukur dan
tidak mengukur hal yang lain (Hadi, 1975}. Validitas tes
dapat diketahui dengan menggunakan tolok ukur atau kriteria
eksternal. Tolok ukur eksternal adalah tolok ukur di luar
tes dan merupakan tes atau alat pengukur lain yang sudah
terbukti valid dan mengukur suatu hal yang sama dengan tes
tersebut.
Validitas tes dengan menggunakan kriteria luar atau
eksternal dinamakan validitas eksternal.
Item atau butir merupakan unsur terkecil dari tes,
sehingga agar tes yang disusun dari butir-butir merupakan
tes yang baik, maka item-itemnya atau butir-butirnya harus
merupakan item atau butir yang mempunyai kecocokan
tes. Untuk menentukan baik buruknya item atau butir
dengan
paling
sedikit dibutuhkan dua informasi yaitu indeks kesukaran item
dan indeks validitas (Masrun, 1975).
Tes atau kumpulan item harus dapat mengukur apa yang
14
seharusnya diukur. Untuk memperoleh validitas tinggi, maka
item a tau but ir-butir yang terdapat dalam suatu tes harus
selaras dengan tes (Masrun, 1975). Untuk mengetahui apakah
suatu item atau butir-butir selaras atau tidak dengan tes
dapat diketahui dari indeks validitas item atau butir. Dalam
penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui keajegan
internal tes C~IT.
Dalam menentukan validitas, prosedur yang dilakukan
biasanya meliputi: a) pengukuran dengan alat pengukur baru
(prediktor) diberikan pada suatu sampel subjek yang khusus
dipilih untuk subjek validasi (standardisasi kelompok). b)
kepada subjek standardisasi kelompok itu
observasi atau pengukuran lain (kriterium). c)
ada tidaknya kecocokan antara hasil
hasil kriterium (Hadi, 1977).
predikto:r
dikenakan
dis:elidiki
dengan
Dalam penelitian ini digunakan kriterium dalam maupun
kriterium luar. Sebagai kriterium luar dipakai tes SPM.
Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: a)
pengukuran dengan alat pengukur baru yaitu CFIT skala 3
bentuk A dan bentuk B diberikan kepada sekelompok
subjek. b) kepada sekelompok subjek yang sama dikenakan alat
lain, yaitu tes SPM, c). dicari korelasi antara subtes CFIT
skala 3 dengan kese_luruhan tes, kemudian dicari juga
korelasi antara CFIT skala 3 dengan tes SPM.
15
C. Reliabilitas
Reliabilitas tes sering diartikan sebagai keajegan atau
consistency. Reliabil i tas tes dapat diuj i dengan.
menggunakan tiga cara pendekatan, yaitu : one-short method~
test-retest method~ alternate forms method (Kasrun, 1981).
One short method atau single trial method merupakan cara
untuk mengetahui reliabilitas alat pengukur dengan melakukan
sekali saja pengukuran dan hanya menggunakan satu alat
pengukur. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan cara ini
akan menunjukkan adanya internal consistency dari alat
pengukur tersebut. Teknik yang termasuk dalam pendekatan ini
adalah: Teknik Belah Dua, Kuder Richardson dan Analisis
Variansi.
Test retest method merupakan suatu cara untuk
reliabilitas alat pengukur dengan melakukan
pengukuran terhadap sekelompok subjek dengan
mengetahui
dua kali
menggunakan
satu alat pengukur. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan
metode ini akan menunjukkan adanya keajegan dari suatu alat
pengukur tersebut.
Alternate forms method merupakan suatu cara untuk
mengetahuireliabilitas alat pengukur dengan menggunakan dua
buah alat pengukur yang iden t ik dan diberikan pad a
sekelompok subjek secara berturut-turut. Reliabilitas alat
pengukur ditentukan oleh hasil korelasi tes pertama dengan
basil tes kedua.
Culture Fair Intelligence Test Skala 3 yang diselidiki
16
dalam penelitian ini, merupakan suatu speed test juga sudah
tersedia dalam bentuk paralel A dan B, maka teknik
reliabiltas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik bentuk paralel. Langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut: a) Memberikan bentuk I (CFIT skala 3
bentuk A) kepada sejumlah subjek, b) Memberikan bentuk
II (CFIT skala 3 bentuk B) kepada subjek-subjek itu juga,
tanpa tenggang waktu. c) Mencari korelasi antara·hasil CFIT
skala 3 bentuk A dengan hasil CFIT skala 3 bentuk B.
D.Intelegensi
Salah satu masalah pokok yang banyak dibahas di
bidang psikologi dan pendidikan adalah intelegensi.
dalam
Ban yak
ahli psikologi dan pendidikan telah berusaha membahas dan
menyelidiki intelegensi,
kesatuan
kesatuan
pendapat.
pendapat
Namun
untuk mendapatkan
agaknya untuk
kejelasan dan
sampai kepada
ini sulit dicapai, karen a berbedanya
teori-teori yang dianut oleh para ahli tersebut, sehingga
akhirnya interpretasi tentang intelegensi itupun
berbeda-beda.
masih
Berbagai macam definisi maupun teori tentang
intelegensi dikemukakan oleh para ahli, terlebih-lebih pada
abad ke 20, setelah penelitian terhadap intelegensi
dilakukan dengan menggunakan tes intelegensi. Untuk
ban yak
lebih
dapat memberikan gambaran tentang bermacam-macamnya definisi
a tau batasan i tu, berikut in i penu 1 is kesukakan pendapat
17
dari beberapa ahli.
Perkataan intelegensi berasal dari bahasa Latin
intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan sa:tu
sama lain ·(Walgito, 1974). Secara orisinil istilah
intelegensi digunakan secara sa:ma dengan intelek yang
didefinisikan sebagai faculty or capacity of knowing
(Encyclopedia International, 1979).
Goddard (Johnson dan Medinnus 1976) memberi batasan
bahwa intelegensi adalah
menyelesaikan masalah dengan
sejumlah ke11ampuan
cepat dan kemampuan
melakukan antisipasi terhadap masa depan.
untuk
untuk
Terman (Johnson dan Medinnus 1976) berpendapat
intelegensi adalah kapasitas individual untuk berpikir
abstrak dan menggunakan simbol-simbol abstrak.
Binet (Wibowo, 1977) memberi batasan intele:gensi
sebagai suatu tendensi untuk menetapkan dan mempertahankan
tujuan tertentu, kemampuan untuk membuat penyesuaian
terhadap tujuan yang ingin dicapai serta kemampuan untuk
mengadakan kritik terhadap diri sendiri.
Weschler (Wibowo, 1977) menekankan intelegensi sebagai
kemampuan umum untuk mencapai tujuan berpikir rasional dan
menghadapi lingkungan secara efektif.
Spearman {Wibowo, 1977) mengemukakan bahwa intelegensi
adalah kemampuan umum yang berperan dalam setiap tugas
kognitif.
De Blassie dan Jones (1976) berpendapat bahwa
18
intelegensi adalah kemampuan untuk menggunakan pengalaaum
menyesuaikan dengan lingkungan serta memecahkan masala:h dan
untuk belajar.
Chauchan (1978) memberi batasan intelegensi sebagai
Ke dua tes ini men~njukkan korelasi dengan koefisien
korelasi sebesar 0.86. Sebab gambar-gambarnya tidak terikat
oleh suatu kebudayaan tertentu dan untuk menjawabnya tida.k
diperlukan bahasa tertulis maupun bahasa lisan. Sehingga tes
SPM pada dasarnya merupakan tes yang mendekati Culture Free
Tes. Menurut Anastasi (1976) tes SPM merupakan · alat tes
yang paling banyak mengungkap faktor g.
Bila pendapat di atas benar, berarti bahwa tes SPM dapat
diduga memiliki validitas yang tinggi pula hila diterapkan
pad a anak-anak Indonesia dalam us aha mengungkap
kecerdasannya, khususnya anak-anak SMA. Untuk memperoleh
jawaban benar tid·aknya dugaan ini maka telah diadakan suatu
penelitian oleh Masrun (1976) terhadap anak-anak SHA Negeri
dan SMA Swasta dengan jumlah subjek sebanyak 1021 diperoleh
hasil sebagai berikut: Item dalam tes SPM memiliki internal
consistecy validity yang cukup baik, sebagian besar item
memiliki nilai r = 0.30 atau lebih, dan tidak ada yang
memiliki nilai r negatif.
Dikatakan oleh Masrun bahwa tes SPM nntuk mengungkap
kecerdasan anak-anak SMA mempunyai validitas yang cukup
meyakinkan, walaupun diakui tidak terlalu tinggi. Hal ini
mungkin disebabkan karel'la cara-cara penilaian guru terhadap
siswa-siswanya mempunyai kecenderungan memberikan penilaian
ke arah nilai tengah atau nilai rata-rata (Masrun, 1976).
Tes SPM merupakan satu buku yang terdiri atas 60
halaman. Alat yang digunakan untuk menyelesaikan tes ini
membutuhkan lembar j awaban, pensil. Tes ini terd iri dari 5
seri yaitu: Seri A, B, C, D, dan E. Masing-masing seri
mempunyai 12 soal, sehingga keseluruhan ada 60 soal. Tes
31
ini sering juga disebut Matrics 60, sifatnya nonverbal dalam
bentuk figural. Gambar-gambar pola yang disajikan berbentuk
empat persegi panjang berukuran 11,5 em x 7,5 ell. Di dalam
pola terdapat bagian yang kosong. Di bagian bawah ada
beberapa pola yang lebih kecil dengan corak-corak yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Bentuk dan ukuran pola-pola kecil ini sama dengan
bagian-bagian yang kosong pada pola yang besar di atasnya.
Pola kecil diberi nomor urut, salah satu sangat cocok baik ·
ukuran maupun gambarnya, bilamana ditutupkan pada kekosongan
pola yang besar di atas. Pola-pola kecil ini merupakan
al ternatif jawaban bagi setiap soal yang dihadapkan dalam
buku tes. Jumlah alternatif jawaban pada seri A dan B ada 6
buah, sedang pada seri C, D, E ada 8 buah. Setiap halaman
dalam buku tes mel iput i satu soal berikut beberapa
alternatif jawaban.
Penyusunan soal dalam setiap seri
rupa, sehingga makin bertambah
dilakukan
soal yang
diselesaikan, semakin sukar untuk memecahkannya.
Tes ini dapat dilakukan secara kelompok maupun
perseorangan. Tidak ada batasan waktu
penyelenggaraanya (Anastasi, 1976).
sedmikian
berhasil
secara
dalam
Penilaian. Dalam pelaksanaan tes SPM .. masing-masing
testee akan memperoleh hasil yang berupa angka kasar, yaitu
jumlah soal yang dijawab dengan benar. Angka kasar yang
32
diperoleh ini tidak berbicara mengena:i baga:imana kedudukan
seseorang dalam kelompoknya. Untuk memperoleh atau
mengetahui kedudukan seseorang perlu. diadakan perhitungan
untuk mengetahui bobot nilai, dengan bobot nilai ini
seseorang akan tahu termasuk kelompok di bawah, ditengah
atau di atas rata-rata.
G. Hipotesis
Berdasarkan telaah teori yang telah penulis kemukakan di
atas maka dapatlah ditarik kesimpulan. sebagai landasan
untuk memecahkan masalah penelitian ini.
Adapun kesimpulannya yaitu: a) Ke dua tes tersebut yaitu
CFIT dan SPM sama-sama mengungkap faktor general dari aspek
kecerdasan, b) Materi tes serta cara. penyajiannya serupa
yaitu berupa gambar-gambar geometris serta dapat disajikan
baik secara individual maupun kelompok, c) Sifat kedua tes
tersebut adalah sama bebas pengaruh budaya dengan maksud
mengusahakan seminimal mungkin pengaruh faktor budaya dalam
materi tes.
Selanjutnya mengingat tes SPM yan.g telah terlebih dahulu
baku dan mapan di Indonesia ~arena seringnya dipergunakan
dalam penelitian maka kiranya sudah tepatlah pilihan
penulis, SPM sebagai kriterium eksternal. Di samping itu
jika nanti CFIT terbukti valid dan reliabel sebagai alat
pengukur aspek kecerdasan seseorang maka satu harapan
penulis dari hasil penelitian ini yaitu dapat menambah
33
koleksi tes kecerdasan yang telah ada dan menyediakan satu
pilihan guna.mengatasi kejenuhan pemakaian SPM.
Selanjutnya penelitian ini merupakan suatu· studi
pendahuluan yang akan menguji validitas dan reliabilitas tes
maka tidak diajukan suatu hipotesis.
BAB III
KETODE PEBELITIAR
A. Subjek Penelitian
Dalam suatu penelitian atas dasar alasan-alasan tertentu
seperti terbatasnya dana, waktu dan tenaga, dibenarkan untuk
mengambil sebagian dari populasi sebagai sampel penelitian
yang dapat mewakili populasi tersebut.
Sebagi subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa lAIN
jurusan Dakwah yang telah memenuhi kriteria tertentu.
Kriteria tersebut adalah mereka yang sudah mengambil paling
sedikit 120 SKS. Kriteria tersebut dipakai sebagai bahan
pertimbangan karena mahasiswa yang memenuhi kriteria
tersebut mengikuti perkuliahan secara teratur dan terencana
dan dapat diklasifikasikan sebagai mahasiswa tingkat
sarj ana.
B. Cara Pengambilan Data
Pertama kali dilakukan alih bahasa petunjuk dan
penyaj ian tes CFIT skala 3 bentuk A dan B dari bahasa
Inggris ke dalam bah as a Indonesia. Selanjutnya
diselenggarakan penyajian tes terhadap subjek penelitian,
pertama tes CFIT skala 3 bentuk A selanjutnya tes CFIT skala
3 bentuk B dan terakhir tes SPM, data-data yang berupa
jawaban subjek dinilai berdasarkan cara yang ada pada buku
34
petunjuk. C. Analisis Data
Sekor yang dipakai dalam skala ini adalah · angka kasar
tanpa dikenai hukuman menebak. Validitas internal subtes
total tiap bentuk dan reliabilitas subtes-subtes dan antar
total dilakukan dengan perhitungan korelasi product moaent
dari Pearson (Hadi, 1983).
BAB IV
LAPORAN PENELITIAR
A. Pelaksanaan Penelitian
Di dalam pengujian validitas dan reliabilitas digunakan
subjek penelitian mahasiswa Fakultas Dakwah Institute Aga•a
Islam Negeri Sunan Kalijogo Yogyakarta, yang sudah menempuh
kurang lebih 120 satuan kr~dit semester. Setelah dilakukan
seleksi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan maka
subjek yang ikut dalam penelitian ini ada sebanyak 126
mahasisw!l.
Selanjutnya kepada subjek setelah mengisi data identitas
diri kepada subjek disajikan tes CFIT skala 3 bentuk A
sesuai. dengan petunjuk penyaj ian yang telah diuraikan pada
Bab II, dan setelah istirahat sejenak dilanjutkan dengan
pemberian tes CFIT skala 3 bentuk B yang kesemuanya
memerlukan waktu 30 menit. Pemberian tes CFIT pada tahap
pertama dengan satu pertimbangan kondisi fisik mahasiswa
masih segar dan penuh perhatian dengan demikian diharapkan
mereka mengerjakan tes tersebut dengan sungguh-sungguh, dan
mengingat CFIT memerlukan perhatian dan konsentrasi yang
lebih dari pada tes SPH.
Selanjutnya setelah cukup istirahat maka disajikan tes
terakhir yaitu SPH yang memerlukan waktu 25 menit.
36
37
B. Hasil Penelitian
Pada tahap pertama dari ke 126 data lihat lampiran 1
tersebut diuji validitas eksternalnya dengan SPH,
menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson
dengan angka kasar, yaitu dengan mengkorelasikan total angka
kasar tes CFIT skala 3 bentuk A dan B dengan total ang,ka
kasar tes SPK.
Untuk analisis data digunakan Seri Progral't Statistik:
Program Analisis Kesahihan Butir Edisi Hadi dan Pamardiyanto
Versi IBM tahun 1988, maka didapatkan angka korelasi
sebesar 0.567.
Selain uji validitas eksternal tes CFIT skala 3 bentuk A
dan B dengan SPH, penulis melakukan pula uji validitas
internal subtes-total dengan teknik korelasi product monent
diperoleh angka-angka korelasi sebagai berikut:
Validitas Internal subtes -total
Subtes 1 bentuk A angka korelasi = 0.589 Subtes 2 bentuk A angka korelasi = 0.662 Subtes 3 bentuk A angka korelasi = 0.753 Subtes 4 bentuk A angka korelasi = 0.518
Subtes 1 bentuk B angka korelasi = 0.748 Subtes 2 bentuk B angka korelasi - 0.626 -Subtes 3 bentuk B angka korelasi - 0.587 -Subtes 4 bentuk B angka korelasi = 0.636
Tahap berikutnya melakukan pengujian reliabilitas dengan
menggunakan teknik korelasi Product Moment diperoleh angka