Top Banner

of 12

Studi Populasi Dan Aktivitas Harian Monyet Ekor Panjang

Oct 11, 2015

Download

Documents

yang mengkaji teori populasi dan aktifitas harian monyet ekor panjang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

STUDI POPULASI DAN AKTIVITAS HARIAN MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) DAN LUTUNG JAWA (Trachypithecus auratus) DI KEBUN RAYA CIBODAS

STUDI POPULASI DAN AKTIVITAS HARIAN MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) DAN LUTUNG JAWA (Trachypithecus auratus) DI KEBUN RAYA CIBODAS

Agung Gumelar[footnoteRef:0], Ayu Lestari1, Dara Herdiyati Novianjani1, Dian Tri Sari Lubis1, Gina Rifaatul Mahmudah1, Gustomi, Noer Afwan Indriani Said1, Riska Nurhidayah1, Sri Wahyu Fajarwati1, Trylestari Agustina1, Agus Pambudi Darma[footnoteRef:1] [0: Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UHAMKA] [1: Fasilitator KKL]

ABSTRAKKawasan hutan hujan taman wisata kebun raya cibodas dihuni oleh dua jenis primata yaitu monyet ekor panjang dan lutung jawa dengan keadaan sifat-sifat populuasi yang berbeda. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui kepadatan populasi dan aktivitas harian dari monyet ekor panjang Macaca fascicularis dan lutung jawa Trachypitheaus auratus di Kebun Raya Cibodas.Pengamatan ini dilakukan dengan mengunakan metode scan animal sampling di kawasan Kebun Raya Cibodas. Kepadatan populasi monyet ekor panjang di Kebun Raya Cibodas adalah 36 ekor sedangkan lutung jawa sebanyak 12 ekor. Sedangkan frekuensi aktivitas harian monyet ekor panjang yang paling banyak dilakukan oleh monyet dewasa adalah bergerak (35.71%), pada monyet remaja adalah bergerak (38.29%), pada monyet anak-anak adalah sosial (66.67%), sedangkan pada anak-anak adalah istirahat dan gerak sebesar 50%. Sedangkan pada lutung jawa, frekuensi aktivitas harian yang paling banyak dilakukan oleh monyet dewasa adalah istirahat (31,38%), lutung jawa usia remaja adalah istirahat (6,67%) dan bayi istirahat (50%).Kata kunci :Macaca fascicularis, Trachypitheaus auatus, populasi, aktivias harian.

PENDAHULUAN Kawasan hutan taman wisata dihuni oleh dua jenis Primata yaitu monyet ekor panjang dan lutung jawa dengan keadaan sifat-sifat populasi yang berbeda. Perbedaan relung ekologi ataupun mikro habitat dari kedua jenis primata tersebut menurut persebarannya. Baik ke arah vertikal maupun horizontal sangat sulit akan tetapi perbedaan itu akan lebih jelas ditinjau dari aktivitas hariannya ataupun jenis makanannya (Sub BKSDA pangandaran, 1989).Monyet ekor panjang merupakan salah satu spesies yang merupakan salah satu spesies dari primata hidup secara berkelompok. Pembentukan kelompok dapat dipengaruhi berbagai macam faktor, di antaranya tersedianya sumber pakan di suatu tempat, banyaknya anggota dalam suatu kelompok dan lain-lain. Monyet ekor panjang merupakan satwa opportunistic omnivore, yaitu yaitu satwa yang dapat memperoleh makannya dari apa saja yang tersedia di lingkungan habitatnya. Disamping memperolaeh makanan dari buah-buahan, satwa ini ini juga makan daging dan tumbuh-tumbuhan (Poirier and Smith, 1974 dalam Mampiore, 2006). Lutung memiliki warna rambut hitam diselingi warna keperakan. Di kepalanya terdapat helaian rambut yang menjuantai kedepan membentuk jambul. Panjang tubuh Lutung (dari kepala hingga tungging) sekitar 50 cm, panjang ekor sekitar 70 cm atau dapat mencapai dua kali panjang tubuh. Berat Lutung rata-rata 6 kg. Anak lutung yang baru lahir berwarna kuning jingga dan tidak berjambul. Setelah meningkat dewasa warnanya berubah menjadi hitam kelabu. Hidup berkelompok sangatlah bermanfaat bagi lutung yang lambat menjadi dewasa. Kelompok itu menjadi tempat penyimpanan pengalamannya yang kemudian diteruskan kepada generasi baru. Maka bayi yang baru lahir dari suatu kelompok sangatlah beruntung. Selama masa mudanya yang panjang monyet tadi tidak hanya mendapatkan perlindungan dari anggota kelompok yang lain tetapi memperoleh waktu untuk belajar dari anggota lain, dan apa yang telah dipelajarinya dilatih lagi dengan permainan.Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui populasi dari monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan lutung jawa (Trachypithecus auratus) selain itu juga untuk mengetahui aktivitas harian dari monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan lutung jawa (Trachypithecus auratus) di Kawasan Kebun Raya Cibodas.

METODOLOGITempat dan Waktu PelaksanaanPengamatan ini dilakukan pada hari Jumat, 23 Mei 2014 pukul 07.30 14.10 WIB di Kawasan Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat.Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah kamera digital, ATK, papan jalan, tabulasi data (table dalam modul), handcounter, binokular, jam tangan, kompas bidik, inklinometer, dan kalkulator.Cara Kerja Pengambilan Data Populasi dan Aktivitas Harian

1. Menentukan lokasi pengambilan data. Kelompok sebaiknya dibagi menjadi kelompok kecil (2-3 orang).2. Kelompok dibagi untuk pencatatan data: 1 kelompok menghitung jumlah kelompok dan menentukan komposisi kelompok (jantan dan betina), 1 kelompok mencatat aktivitas harian monyet ekor panjang dan lutung jawa, dan 1 kelompok lainnya mengambil gambarkelompok monyet ekor panjang dan lutung jawa.3. Selain itu, ada 1 orang yang diberi tanggung jawab untuk menghitung langkah dengan menggunakann handcounter. Langkah dihitung saat pintu masuk kawasan taman wisata alam pangandaran.4. Saat dilakukan perjumpaan dengan monyet ekor panjang dan lutung jawa yang perlu dicatat data untuk populasi. Datanya antara lain : waktu perjumpaan, nama jenis, komposisi dari kelompok tersebut, jumlah langkah pada handcounter, jarak antara kelompok monyet ekor panjang dan lutung jawa dengan pengamat, dan jenis pohon yang dihinggapi oleh monyet ekor panjang dan lutung jawa.5. Setelah data populasi selesai dicatat, dilanjutkan pada pencatatan aktivitas harian. Data yang perlu dicatat antara lain: waktu pengamatan (dilakukan per 10 menit), aktivitas yang dilakukan (ditulis secara spesifik), dan informasi tambahan di kolom keterangan (jika diperlukan).6. Aktivitas yang dicatat merupakan aktiditas kelompok yang diamati dengan teknik scan sampling. Jadi, dilihat aktivitas secara mayoritas dari kelompok monyet ekor panjang dan lutung jawa.7. Pencatatan data populasi dilakukan secara periodic (bisa bergantian orang untuk pencatatan tiap periode).8. Periode 1 : dari jam 07.00 sampai jam 10.009. Periode 2 : dari jam 10.00 sampai jam 13.0010. Istirahat 1 jam11. Periode 3 : dari jam 14.00 sampai jam 17.0012. Setiap aktivitas dari monyet ekor panjang dan lutung jawa perlu diambil gambarnya dan video dengan kamera sebagai dokumentasi penelitian.

Pengolahan Data

a. Data populasi Dari hasil data yang diperoleh akan diketahui kepadatan populasi monyet ekor panjang dan lutung jawa ditaman wisata pangandaran, yaitu dengan menggunakan rumus menurut eisnberg, dkk (1981):

Dimana :N : estimasi kepadatan populasi monyet ekor panjang atau lutung jawanA : jumlah individu yang tersensusl: panjang jalur yang disusuri (jumlah langkah yang tertera pada handcounter dikalikan 50 cm), danw: jarak objek/monyet ekor panjang/lutung jawa dengan pengamat.

HASIL PENGAMATANHasil pengamatan mengenai studi populasi dan aktivitas monyet ekor panjang dan lutung jawa disajikan dalam bentuk kepadatan populasi, frekuensi dan durasi waktu dari masing-masing tingkah laku.

Kepadatan Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

Tabel 1 Data Kepadatan Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)No. KelTanggalWaktuJumlah (Ekor)Total%Keterangan

DRAB

1.23 Mei 201410.05 10.356*-2-822,22%*4 ekor lutung jantan dewasa dan 2 ekor lutung betina dewasa

2.10.00 10.30-------

3.06.00 08.05-------

4.09.40 10.151*-1-25,56%*Betina dewasa

5.13. 40 14.10-------

6.12.00 12. 204---411,11%Tidak dapat diketahui jenis kelaminnya karena objek terlalu jauh pengamat

7.10.30 11.004*6**111233,33%*2 ekor jantan dewasa dan 2 ekor betina dewasa**4 jantan remaja dan 2 betina remaja

8.10.30 11.002*1**--38,33%*1 ekor jantan dewasa dan 1 ekor betina dewasa**1 ekor jantan remaja

9.09.30 10.00-------

10.07.30 08.004*-21719,44%*2 ekor jantan dewasa dan 2 ekor betina dewasa

Total2176236

%58,33%19,44%16,67%5,56%100%

PopulasiD = DewasaA = AnakR = RemajaB = BayiKeterangan :

Untuk data aktivitas harian akan dihitung persentase tiap aktivitas (makan, istirahat, bergerak, atau social) dalam satu hari. Untuk megetahuinya digunakan rumus:

Aktivitas Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)Tabel 2 Frekuensi Tingkah Laku Macaca fascicularisNo.IndividuMakan%Istirahat%Gerak%Sosial%Total

1Dewasa517,86%517,86%1035,71%828,57%28

2Remaja926,47%617,65%1338,24617,65%34

3Anak-anak-0%116,67%116,67%466,67%6

4Bayi-0%150%150%-0%2

Total 1420%1319,71%2535,71%1825,71%70

Durasi Tingkah Laku Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)Tabel 3 Durasi Waktu Tingkah Laku Macaca fascicularis (dalam menit)No.IndividuMakan%Istirahat%Gerak%Sosial%Total

1Dewasa6,7323,59%12,242,76%12,4643,67%7,1324,99%28,53

2Remaja1,0315,08%1,5222,25%3,348,32%0,9814,35%6,38

3Anak-anak00%2,1840%0,274,95%355,05%5,4

4Bayi00%0,4384,31%0,08316,27%-0%0,51

Kepadatan Populasi Lutung Jawa (Trachypithecus auratus)

Tabel 4 Data untuk Pengamatan Kepadatan Populasi Trachypithecus auratusNo. KelTanggalWaktuJumlah (Ekor)Total%Keterangan

DRAB

1.23 Mei 201410.05 10.351*---18,33 %Jantan dewasa

2.10.00 10.30-------

3.06.00 08.05-------

4.09.40 10.151*--1216,67 %Betina dewasa

5.13.40 14.10-------

6.12.00 12. 2042--650 %Tidak dapat diketahui jenis kelaminnya karena objek memunggungi pengamat

7.10.30 11.00-------

8.10.30 11.00-------

9.09.30 10.00-------

10.07.30 08.002*1--325 %*1 ekor jantan dewasa dan 1 ekor betina dewasa**1 ekor jantan remaja

Total83-112

%66,67%25 %0 %8,33%100 %

PopulasiD = DewasaA = AnakR = RemajaB = BayiKeterangan :

Aktivitas Harian Lutung Jawa (Trachypithecus auratus)Tabel 5 Frekuensi Tingkah Laku Trachypithecus auratusNo.IndividuMakan%Istirahat%Gerak%Sosial%Total

1Dewasa421,05%631,58%631,58%315,79%19

2Remaja-0%266,67%133,33%-0%3

3Anak-anak-0%-0%-0%-0%0

4Bayi-0%150%150%-0%2

Total416,67%937,5%833,33%312,5%24

Durasi Tingkah Laku Lutung Jawa (Trachypithecus auratus)Tabel 6 durasi waktu tingkah laku Trachypithecus auratus (dalam menit)No.IndividuMakan%Istirahat%Gerak%Sosial%Total

1Dewasa0,63,81%10,2865,25%4,6329,37%0,251,59%15,76

2Remaja-0%5,255,03%4,2544,97%-0%9,45

3Anak-anak-0%-0%-0%-0%0

4Bayi-0%0,555,55%0,444,44%-0%0,9

PEMBAHASANKepadatan Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)Perhitungan populasi monyet ekor panjang dilakukan saat kelompok monyet ekor panjang tersebut berpindah melewati daerah yang mudah diamati, misal ketika monyet tersebut berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain. Hal ini dapat juga terlihat aktivitas monyet ekor panjang tersebut.Berdasarkan penelitian ini diperoleh data kepadatan populasi monyet ekor panjang pada diagram 1, terlihat bahwa jumlah populasi monyet ekor panjang yang diamati di Kawasan Kebun Raya Cibodas adalah 36 ekor meliputi dewasa 21 ekor (58,33%), remaja 7 ekor (19,44%), anak 6 ekor (16,67%) dan bayi 2 ekor (5,56%).Diagram 1 Persentase Komposisi Macaca fascicularis

Aktivitas Harian Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)Primata yang ditemukan dalam hutan tertutup dan hutan bakau ini memiliki perilaku yang digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan anggota kelompok lain, hal ini karena primata adalah hewan sosial (Rowe, 1996). Perilaku harianMacaca fascicularisdi alam terdiri atas 35% untuk makan, 20% penjelajahan, 34% istirahat, 12% untukgrooming, dan kurang dari 0,5% untuk aktivitas lainnya. (Santosa, 1996). Aktivitas monyet ekor panjang dimulai pukul 06.00 sampai 14.10 WIB dengan aktivitas yang diamati adalah aktivitas makan, bergerak, istirahat dan sosial.Monyet merupakan satwa diurnal, yaitu satwa yang aktif pada pagi hingga sore hari. Aktivitas monyet dimulai dengan bangun pagi hari kemudian melakukan aktivitas lokomosi. Hal ini terjadi karena suhu udara yang sangat dingin pada pagi hari, sehingga monyet perlu penyesuaian diri dengan melakukan pergerakan untuk meningkatkan panas tubuhnya agar tidak kedinginan. Aktivitas lain yang dilakukan setelah monyet bangun pagi adalah aktivitas makan, istirahat, gerak, dan sosial.Diagram 2 Persentase Frekuensi Tingkah Laku Macaca fascicularis

Data hasil pengamatan yang terdapat pada diagram 2 menunjukkan aktivitas tertinggi pada monyet ekor panjang dewasa adalah aktivitas gerak, yaitu sebesar 35,71%. Aktivitas bergerak pada monyet ekor panjang dilakukan untuk mencari sumber pakan, melindungi keluarga dan menjaga daerah teritorinya. Pada monyet ekor panjang remaja, aktivitas gerak memiliki persentase sebesar 38,29% meliputi aktivitas untuk mencari sumber pakan. Pada monyet ekor panjang anak-anak, aktivitas tertinggi adalah aktivitas sosial sebesar 66,67%. Aktivitas sosial yang dilakukan adalah bermain, mencari kutu dan berinteraksi dengan monyet ekor panjang lainnya. Aktivitas sosial biasanya dilakukan di antara waktu aktivitas istirahat, yaitu pada saat monyet duduk atau bergelantungan di batang pohon. Pada monyet ekor panjang bayi, aktivitas tertinggi adalah aktivitas istirahat dan gerak sebesar 50%.

Aktivitas makan atauforagingmerupakan aktivitas mencari makan dan memegang makanan. Urutan pada aktivitas makan, dimulai dengan mencium pakan terlebih dahulu, kemudian digigit dengan mulut atau mengambil pakan yang telah digigit dengan satu atau kedua tangannya. (Asnawi, 1991). Menurut Prakkasi (1999) penciuman merupakan detektor utama dalam mencari pakan oleh seekor hewan. Sutardi (1980) menambahkan bahwa pada saat memilih pakan, seekor hewan dengan nalurinya akan memilih bahan pakan yang tinggi nilai gizinya, tidak membahayakan kesehatannya, juga memiliki bau dan cita rasa yang sesuai dengan seleranya. Ekornya yang panjang hingga melebihi panjang tubuhnya, dimanfaatkanMacaca fascicularis sebagai alat keseimbangan serta mendukung aktivitas pada saat mencari makan di cabang pohon yang kecil (Crockett & Wilson 1980). Monyet ini pemakan segala jenis makanan (omnivora), namun komposisinya mengandung lebih banyak buah-buahan (60%), selebihnya berupa bunga, daun muda, biji dan umbi.Diagram 3 Persentase Durasi Waktu Tingkah Laku Macaca fascicularis

Berdasarkan hasil pengamatan yang terdapat pada diagram menunjukan bahwa durasi waktu terlama pada usia dewasa Macaca fascicularis adalah gerak dengan persentase 43,67%, hal itu disebabkan dewasa banyak aktivitas yang dilakukan oleh Macaca fascicularis misalnya berlari dan bergelantungan di pohon, aktivitas bergerak, terutama dilakukan pada pagi hari dan sore hari. Di usia remaja adalah gerak dengan persentase 48,32%, hal itu disebabkan di usia anak-anak adalah sosial dengan persentase 55,05%, dan bayi adalah istirahat dengan persentase 84,31%.Kepadatan Populasi Lutung Jawa (Trachypithecus auratus)Populasi lutung jawa diamati melalui pengamatan langsung seperti halnya pada monyet ekor panjang, hal ini dilakukan guna memudahkan perhitungan jumlah individu dalam tiap kelompok. Perhitungan dilakukan saat kelompok lutung jawa tersebut berpindah melewati daerah yang mudah diamati, misal ketika monyet tersebut berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain.

Diagram 4 Persentase Komposisi Trachypithecus auratus

Berdasarkan penelitian ini diperoleh data kepadatan populasi lutung jawa pada diagram 2, terlihat bahwa jumlah populasi lutung jawa yang diamati di Kawasan Kebun Raya Cibodas adalah 12 ekor meliputi dewasa 8 ekor (66,67%), remaja 3 ekor (25%), anak 0 ekor (0%) dan bayi 1 ekor (8,33%).Aktivitas Harian Lutung Jawa (Trachypithecus auratus)Lutung merupakan satwa diurnal, yaitu satwa yang aktif pada pagi hingga sore hari, selain itu lutung juga hidup pada berbagai lapisan arboreal, mulai dari hutan dataran rendah hingga dataran tinggi, baik di hutan primer maupun sekunder. Pengamatan aktivitas lutung jawa dilakukan mulai dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 14.10 WIB. Aktivitas lutung dimulai dengan bangun pagi hari kemudian melakukan aktivitas lokomosi. Pada hasil pengamatan lutung oleh Prayogo (2006) yang dilakukan di Taman Margasatwa Ragunan, yaitu bahwa lutung memulai aktivitas dengan bangun pagi, kemudian melakukan pergerakan untuk mencari pakan. Hal ini terjadi karena suhu udara yang sangat dingin pada pagi hari, sehingga lutung perlu penyesuaian diri dengan melakukan pergerakan untuk meningkatkan panas tubuhnya agar tidak kedinginan. Aktivitas lain yang dilakukan setelah lutung bangun pagi adalah aktivitas istirahat, gerak dan sosial.

Gambar 5 Diagram Persentase Frekuensi Tingkah Laku Trachypithecus auratus

Berdasarkan hasil pengamatan yang terdapat pada diagram menunjukan bahwa aktivitas tertinggi pada Trachypithecus auratus usia dewasa adalah istirahat dengan frekuensi 31,38%. Salah satu kegiatan yang disukai adalah bergelantungan sambil mengamati keadaan sekitar, sambil melompat-lompat di batang pohon. Pada usia remaja adalah istirahat dengan frekuensi 66,67%. Salah satu posisi istirahat yang paling umum dilakukan oleh lutung adalah duduk serta bergelantungan di atas pohon yang ada di Kebun Raya Cibodas.Salah satu penyebab tingginya aktivitas istirahat disebabkan oleh suhu udara yang tinggi. Menurut Sukandar (2004) habitat alami lutung kisaran suhu maksimum sebesar 30C. Hal ini sesuai dengan penelitian Wirdateti (2009) yang menunjukan bahwa aktivitas istirahat merupakan persentase terbesar yaitu sebesar 31,9%. Lutung melakukan aktivitas istirahat karena hal ini penting dilakukan oleh lutung dan primata lainnya untuk mencerna dedaunan yang dikonsumsinya (Alikodra, 1990). Biasanya, aktivitas istirahat pada lutung ini dilakukan ketika selesai makan, suhu udara tinggi dan sore hari.Selain itu, aktivitas tertinggi pada lutung adalah bergerak dengan persentase sebesar 31,58% pada lutung dewasa sedangkan 50% pada bayi. Hal ini lebih ditujukan untuk mencari sumber pakan, melindungi kelurga dan menjaga teritorinya. Sedangkan pada bayi lutung, melakukan pergerakan merupakan salah satu proses belajar dari lutung tersebut.

Diagram 6 Persentase Durasi Waktu Tingkah Laku Trachypithecus auratus

Berdasarkan hasil pengamatan yang terdapat pada diagram menunjukan bahwa durasi waktu terlama pada Trachypithecus auratus usia dewasa adalah istirahat dengan presentase 65,25%. Hal itu dikarenakan Trachypithecus auratus usia dewasa lebih banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat. Durasi waktu terlama pada usia remaja adalah istirahat dengan frekuensi 55,03% dan durasi waktu terlama pada bayi adalah istirahat dengan frekuensi 55,55%. Salah satu posisi istirahat yang paling umum dilakukan oleh lutung adalah duduk serta bergelantungan di atas pohon yang ada di Kebun Raya Cibodas.

KESIMPULANKepadatan populasi monyet ekor panjang di Kebun Raya Cibodas adalah 36 ekor sedangkan lutung jawa sebanyak 12 ekor. Sedangkan frekuensi aktivitas harian monyet ekor panjang yang paling banyak dilakukan oleh monyet dewasa adalah bergerak (35.71%), pada monyet remaja adalah bergerak (38.29%), pada monyet anak-anak adalah sosial (66.67%), sedangkan pada anak-anak adalah istirahat dan gerak sebesar 50%. Sedangkan pada lutung jawa, frekuensi aktivitas harian yang paling banyak dilakukan oleh monyet dewasa adalah istirahat (31,38%), lutung jawa usia remaja adalah istirahat (6,67%) dan bayi istirahat (50%).

DAFTAR PUSTAKA

Riendrisari, S. D. 2009. Tingkah laku owa jawa (Hylobates moloch) di fasilitas penangkaran pusat studi satwa primata. Institut Pertanian Bogor. Jurnal Primatologi Indonesia vol. 6. No. 1 Juni 2009. Penerbit Pusat Studi Satwa Primata LPPM-IPB.Crockett & Wilson. 1980dalamFarida, Hilda. 2008.Aktivitas MakanMonyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur. Jakarta: Bogor. Skripsi Sarjana Biologi Institut Pertanian Bogor

Asnawi, E. 1991. Studi Sifat-Sifat Biologis Kukang (Nycticebus coucang). Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian BogorRowe, N. 1996. The Pictorial Guide to The Living Primatas. Pogonias Press : New York.Santosa, Y. 1996.Beberapa Parameter Bioekologi Penting dalam Pengusahaan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis),Media Konservasi, 5 (1). Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Jilid 1. Depatemen Ilmu Makanan Ternak Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.Wirdateti. 2009. Perilaku Harian Lutung di Penangkaran Pusat Penyelamatan Satwa Gadog, Ciawi-Bogor. Jurnal Fauna Tropika Vol. 18 No.1Fuadi, Z. 2008. Perbandingan Aktivitas Harian Lutung Jawa di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Petungsewu dan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Hyang. Skripsi Sarjana Biologi UIN MalangGoltenboth, F. 2012. Ekologi Asia Tenggara Kepulauan Indonesia. Jakarta: Salemba Kartika