STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANGUIDED INQUIRY DAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SISWA KELAS VIIISMP N 1 BATEALIT JEPARA MATERI POKOK GAYA TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Fisika Oleh: ABDUL FATAH RIDHWAN NIM. 073611013 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
150
Embed
STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl-abdul...studi komparasi hasil belajar fisika menggunakan model pembelajaranguided
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR FISIKA
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANGUIDED INQUIRY DAN
STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)
PADA SISWA KELAS VIIISMP N 1 BATEALIT JEPARA
MATERI POKOK GAYA TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana
dalam Ilmu Pendidikan Fisika
Oleh:
ABDUL FATAH RIDHWAN
NIM. 073611013
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Abdul Fatah Ridhwan
NIM : 073611013
Jurusan/Program Studi : Tadris Fisika
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 8 Desember 2011
Saya yang menyatakan,
Abdul Fatah Ridhwan
NIM: 073611013
iii
KEMENTERIAN AGAMA R.I
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) NgaliyanSemarang
Telp. 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul : Studi Komparasi Hasil Belajar Fisika Menggunakan
Model Pembelajaran Guided Inquiry dan STAD
(Student Teams Achievement Division) Pada Siswa
Kelas VIII SMP N 1 Batealit Jepara Materi Pokok
Gaya Tahun Ajaran 2011/2012
Nama : Abdul Fatah Ridhwan
NIM : 073611013
Jurusan : Tadris
Program Studi : Tadris Fisika
telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Fisika.
Semarang, 27 Desember 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretaris,
H. Mursid, M. .Ag. Andi Fadlan, S .Si., M. Sc.
NIP. 196703052001121001 NIP. 198009152005011006
Penguji I, Penguji II,
Joko Budi Poernomo, M. Pd. Wenty Dwi Yuniarti, S. Pd. M. Kom.
NIP. 197602142008011011 NIP. 197706222006042005
Pembimbing I, Pembimbing II
Andi Fadlan, S .Si., M. Sc. Drs. Karnadi, M. Pd.
NIP. 198009152005011006 NIP. 196803171994031003
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 1 Desember 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Studi Komparasi Hasil Belajar Fisika Menggunakan
Model Pembelajaran Guided Inquiry dan STAD
(Student Teams Achievement Division) Pada Siswa
Kelas VIII SMP N 1 Batealit Jepara Materi Pokok
Gaya Tahun Ajaran 2011/2012
Nama : Abdul Fatah Ridhwan
NIM : 073611013
Jurusan : Tadris
Program Studi : Tadris Fisika
Saya memandang baahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing I
Andi Fadlan, S .Si. , M.Sc.
NIP.198009152005011006
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, 25 November 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Studi Komparasi Hasil Belajar Fisika Menggunakan
Model Pembelajaran Guided Inquiry dan STAD
(Student Teams Achievement Division) Pada Siswa
Kelas VIII SMP N 1 Batealit Jepara Materi Pokok
Gaya Tahun Ajaran 2011/2012
Nama : Abdul Fatah Ridhwan
NIM : 073611013
Jurusan : Tadris
Program Studi : Tadris Fisika
Saya memandang baahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing II
Drs. Karnadi, M. Pd.
NIP.196803171994031003
vi
ABSTRAK
Judul : Studi Komparasi Hasil Belajar Fisika Menggunakan Model
Pembelajaran Guided Inquiry dan STAD (Student Teams
Achievement Division) pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Batealit
Jepara Materi Pokok Gaya Tahun Ajaran 2011 / 2012.
Nama : Abdul Fatah Ridhwan
NIM : 073611013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil
belajar Fisika materi pokok Gaya antara peserta didik yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran Guided Inquiry dengan peserta didik yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Division), dan juga untuk mengetahui model manakah di antara
model pembelajaran Guided Inquiry dan STAD (Student Teams Achievement
Division) yang memberikan hasil belajar Fisika yang lebih baik
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan, dengan metode teknik
komparatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP N
1 Batealit Jepara yang berjumlah 177 siswa dan terdiri dari lima kelas paralel.
Sampel penelitian ini adalah kelompok eksperimen 1 (Guided Inquiri) dari kelas
VIII-C sebanyak 36 siswa dan kelompok eksperimen 2 (STAD) dari kelas VIII-D
sebanyak 34 siswa. Jadi banyaknya sampel seluruhnya adalah 70 peserta didik dan
diperoleh dengan cara random sampling.
Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi, observasi dan tes.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan sebagai dasar
untuk mengadakan penelitian diantaranya Daftar nilai mata Pelajaan Fisika kelas
VIII (data awal) pada materi pokok sebelum gaya. Metode observasi digunakan
untuk mengamati pembelajaran. Sedangkan metode tes digunakan untuk
mengumpulkan data hasil belajar Fisika pada materi pokok gaya kelas eksperimen
1 dan kelas eksperimen 2. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan
analisis statistik uji perbedaan rata-rata kelas eksperimen 1 (Guided Inquiri) dan
kelas eksperimen 2 (STAD) dengan analisis uji t test .
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: rata-rata hasil belajar Fisika
pada materi pokok Gaya peserta didik kelas SMP N 1 Batealit Jepara dengan
model pembelajaran Guided Inquiri adalah sebesar 64,44, sedangkan rata-rata
hasil belajar Fisika peserta didik dengan model STAD sebesar 58,15. Dari uji
perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t-test dihasilkan hitungt sebesar 2,31.
Setelah hitungt dikonsultasikan dengan tabelt dengan )2( 21 nndk = 68 dan
taraf signifikan ( ) 5% = 2,00, diketahui bahwa hitungt lebih besar dari tabelt , maka
dapat disimpulkan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen 1 (Guided
Inquiri) dan kelas eksperimen 2 (STAD) berbeda secara nyata. Selain itu rata-rata
hasil belajar dengan model pembelajaran Guided Inquiri lebih besar dibanding
rata-rata hasil belajar dengan model STAD, dengan demikian dapat dikatakan
model pembelajaran Guided Inquiri lebih baik apabila dijadikan sebagai alternatif
dalam pembelajaran Fisika untuk meningkatkan hasil belajar dibandingkan
dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Fisika materi
pokok gaya siswa kelas VIII SMP N 1 Batealit Jepara.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, atas limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, akhirnya peneliti
mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Salawat serta salam
senantiasa pula tercurahkan ke hadirat beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya dengan harapan semoga mendapatkan syafaatnya
di hari kiamat nanti.
Skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Hasil Belajar Fisika
Menggunakan Model Pembelajaran Guided Inquiry Dan STAD (Student Teams
Achievement Division) Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Batealit Jepara Materi
Pokok Gaya Tahun Ajaran 2011 / 2012” ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang.
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan
juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan terima kasih sedalam-
dalamnya kepada:
1. Prof. Muhibbin, M. Ag. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Dr. Suja’i, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Andi Fadlan, S. Si., M. Sc. dan Drs. Karnadi, M. Pd. selaku Pembimbing I dan
Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
selalu memberikan bimbingan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Segenap Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah
memberikan bekal pengetahuan kepada peneliti selama di bangku kuliah.
5. Drs. H. Ahmad Yazid, M. P d Selaku kepala sekolah SMP N 1 Batealit
6. Patmono Aprianto, S. Pd, Selaku guru mapel IPA di SMP N 1 Batealit
7. Kedua Orangtua saya tercinta Nasihun dan Whasofariyatul. J yang tak pernah
berhenti mendo’akan dan memberikan motivasi kepada peneliti sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.
viii
8. Kedua adik saya sikembar yang imut-imut Ayu Andaru Risnawati dan Ayu
Andira Lisnawati, yang senantiasa memberikan inspirasi bagi peneliti.
9. Erin Vidiyanti yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, baik secara
moril maupun materil.
10. Teman-teman kos gendani yang telah menganggap peneliti sebagai bagian
pemilik itu sendiri. Begitu besar arti belajar dalam kehidupan
manusia, maka diperlukan pengertian belajar yang komprehensif
sehingga akan jelas tujuan dari belajar itu sendiri. Berikut akan
dikutip beberapa rumuskan pengertian belajar antara lain.
Menurut Gagne, sebagaimana dikutip oleh Agus Suprijono
belajar adalah disposisi atau kemampuan yang di capai seseorang
melalui aktifitas. Perubahan disposisi tersebut akan di peroleh secara
langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.2
Sedangkan Chaplin dalam Dictionary of Psikologi, sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah, membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: “ learning is any relatively permanent chage in behavioras that is the result of past and exsperience “. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduannya “ proces of acquiring as a result of special partice”. Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. 3
Hilgard dan bower, sebagaimana di kutip oleh Ngalim
Purwanto mengemukakan bahwa Belajar berhubungan dengan
perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu
yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang.4
Menurut Clifford T. Morgan “learning is any relatively
permanent change in behavior that is the result of past experience”.5
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap bahkan
merupakan pengalaman masa lalu. Slameto juga merumuskan
2Agus Suprijono, Cooperatif Learning, Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2009), hlm 2. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
hlm. 13. 7 Shaleh Abdul Azis dan Abdul Azis Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuqu Tadris,
(Mesir: Darul Ma’arif), hlm. 169. 8 C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hlm.
20.
11
perubahan pada dirinya berupa penambahan pengetahuan atau
kemahiran berdasarkan alat indra dan pengalamannya. Oleh karena
itu, apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan baik
dari segi aspek pengetahuan, sikap dan tingkah laku yang positif,
maka dapat dikatakan, belajarnya belum efektif.
b) Prinsip belajar
Belajar seperti halnya perkembangan berlangsung seumur
hidup, dimulai sejak ayunan (buaian) sampai dengan liang lahat
(meninggal). Apa yang dipelajari dan bagaimana cara belajarnya
pada setiap fase perkembangan berbeda-beda.9
Prinsip belajar mencakup tiga hal:10 1. Prinsip belajar adalah perubahan perilaku dari hasil belajar yang
memiliki ciri ciri : a. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu
perubahan yang di sadari. b. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. c. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup. d. Positif atau berakumulasi. e. Aktif sebagai usaha yang di rencanakan dan di lakukan. f. Permanen atau tetap. g. Bertujuan dan terarah. h. Mecakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
2. Belajar merupakan proses, belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah Proses yang dimaksudkan adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik.
3. Belajar merupakan bentuk pengalaman, dan pada dasarnya merupakan hasil dari interaksi antara peserta didik dan lingkungan.
c) Hasil belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat
belajar. Perubahan itu di upayakan dalam proses belajar mengajar
Merujuk pada pemikiran Gagne, hasil belajar dapat berupa :12 1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. 2. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempersentasikan
konsep dan lambang. 3. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. 4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam melakukan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5. Sikap, adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Dari bentuk-bentuk hasil belajar di atas maka dapat di
simpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya aspek potensi kemanusiaan saja.
d) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Muhibbin Syah, secara global faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam yaitu:13 a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau
kondisi rohani dan jasmani siswa. b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan disekitar siswa. c) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang di gunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Faktor Internal siswa yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
siswa sendiri baik mengenai keadaan jasmani dan rohani.
11
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2009), hlm. 34
12 Agus suprijono , Cooperatif , hlm. 5.
13 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, hlm. 129.
13
a). Keadaan Jasmani
Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang menandai
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran.
b). Keadaan Rohani atau Psikologi
Faktor-faktor rohani siswa yang dipandang lebih esensial adalah
sebagai berikut:
(1). Intelegensi siswa
Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa sangat
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin
tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin besar
peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin
rendah kemampuan intelegensi siswa maka semakin kecil
peluangnya untuk memperoleh sukses.
(2). Sikap siswa
Perwujudan perilaku belajar siswa akan ditandai
dengan munculnya sikap terhadap ilmu pengetahuan.
(3). Bakat siswa
Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
prestasi belajar bidang studi tertentu. Oleh karena itu, tidak
bijaksana apabila memaksakan kehendak tertentu tanpa
mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki siswa.
(4). Minat
Siswa yang mempunyai keinginan yang kuat di dalam
usaha belajarnya akan lebih baik dan sukses dibanding
dengan siswa yang tidak punya atau kurang minat dalam
belajar. Dapat dikatakan bahwa di dalam mempelajari
segala sesuatu agar dapat berhasil dengan baik, sangat
dibutuhkan adanya minat yang sungguh-sungguh.
14
(5). Motivasi siswa
Motivasi sangat penting di dalam segala aktivitas
siswa karena untuk mencapai prestasi yang diinginkan.
Faktor eksternal siswa yaitu faktor belajar yang datang dari
luar diri siswa meliputi lingkungan sosial dan non sosial.
a). Lingkungan sosial
Lingkungan sosial siswa adalah guru, masyarakat, tetangga,
teman sebaya, orang tua, dan keluarganya. Dan lingkungan
sosial yang lebih banyak mempengaruhi belajar siswa adalah
orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
b). Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga
siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa.
Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi hasil belajar
siswa, sehingga semakin mendalam cara belajar siswa maka semakin
baik. Faktor pendekatan itu meliputi pendekatan tinggi, pendekatan
sedang dan pendekatan rendah.
a). Pendekatan tinggi
Pendekatan tinggi yaitu pendekatan yang diperoleh melalui
ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi dengan
cara meraih indeks prestasi setinggi-tingginya.
b). Pendekatan sedang
Pendekatan sedang yaitu belajar karena memang tertarik dan
merasa membutuhkan.
c). Pendekatan rendah
Pendekatan rendah yaitu belajar yang gayanya santai, asal
hafal dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.
Pendekatan ini didorong dari luar, misalnya takut tidak lulus
ujian.
15
2. Model pembelajaran Guided Inquiri (inkuiri terbimbing)
a. Konsep dasar pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri berangkat dari asumsi bahwa
manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk
menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang
keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusi sejak ia
lahir.
Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis
dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang di pertanyakan.14
Menurut Edmund C. Short, “ inquiry is an intellectual activity
in which we seek to find out something not yeat known or clearly
understood. Inquiry is prompted by the need to have reliable
answerd to certain perplexing question ”.15 Inkuiri merupakan
aktifitas intelektual di mana kita mencari sesuatu yang belum
diketahui atau difahami dengan jelas. Pembelajaran inkuiri didorong
oleh kebutuhan untuk mendapatkan jawaban yang benar terhadap
pertanyaan yang membingungkan”.
Menurut Gulo, seperti yang di kutip oleh Trianto menyatakan
bahwa strategi inkuiri merupakan satu rangkaian kegiatan belajar
yang mengakibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan percaya diri.16
14
Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm. 132.
15
Edmun C. Short, Forms of Curicculim Inquiry, (New York : State University of New York Press, 1991), hlm. 3.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah :17
1. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan
belajar. Siswa di tuntut untuk aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.
2. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan
pembelajaran.siswa di tuntut berpikir secara logis dan kritis
untuk menemukan suatu masalah .
3. Mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang di
temukan dalam proses inquiri.siswa berani mengungkapkan
pendapat ketika mendapatkan temuannya.
Model pengajaran inkuiri merupakan pengajaran yang berpusat
pada siswa. Dalam pengajaran ini siswa menjadi aktif belajar.
Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan
intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara
ilmiah.18
Ada beberapa hal yang menjadi konsep dasar (ciri utama)
strategi pembelajaran inkuiri, yaitu :19
a) Setrategi inkuiri menekankan kepada aktifitas seorang secara
maksimal untuk mencari dan menemukan.
b) Seluruh aktifitas yang dilakukan oleh siswa diarahkan untuk
mencari dan menemukan jawaban sendiri dari yang di
pertanyakan, sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri
(self belief).
c) Tujuan dari penggunaan strategi inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai proses mental.
17
Trianto, Mendesain hlm. 166. 18
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009), Cet. 4, hlm. 173.
19Hamruni, Strategi, hlm. 133.
17
b. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri.
Menurut Eggen dan Kuchak yang dikutip oleh Trianto
menyatakan bahwa tahapan pembelajaran inkuiri dapat di jabarkan
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri20
FASE PERILAKU GURU 1. Menyajikan pertanyaan atau
masalah. Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah, dan masalah di tuliskan di papan tulis, guru membagi siswa dalam kelompok.
2. Membuat hipotesis. Guru memberikan kesempatan siswa untuk membentuk hipotesis.
3. Merancang percobaan. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah langkah yang sesuai dengan hipotesis.
4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi.
Guru membimbing siswa untuk mendapatkan informasi melalui percobaan.
5. Mengumpulkan dan menganalisis data.
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menyampaikan hasil pengolahan data.
6. Membuat kesimpulan. Guru memberikan kesempatan pada siswa dalam membuat kesimpulan.
c. Pembelajaran Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)
Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model
pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru
mennyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada
siswa. Sebagian perencanaaanya dibuat oleh guru, siswa tidak
merumuskan masalah21.
20 Trianto, Mendesain, hlm. 172. 21
Hamruni, Strategi, hlm. 144.
18
Pembelajaran Inkuiri terbimbing biasanya digunakan terutama
bagi siswa yang belum berpengalaman belajar dengan pendekatan
inkuiri. Pada tahap-tahap awal pengajaran diberikan bimbingan lebih
banyak yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa
mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus
dilakukan untuk memecahkan permasalah yang disodorkan oleh
guru.
d. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran Inkuiri
a. Kelebihan
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan setrategi pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena strategi ini mempunyai bamyak keunggulan , antar lain:22 1) menekankan kepadaperkembangan aspek kognitif , afektif,
dan psikomototor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui setrategi ini, lebih bermakna.
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya.
3) Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses belajar proses perubahan tingkah laku lewat pengalaman.
4) Mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, sehingga siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dan belajar.
b. Kekurangan
Disamping memiliki kelebihan, setrategi pembelajaran inkuiri juga mempunyai beberapa kelemahan, di antaranya:23 1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa 2) Tidak mudah mendesainnya karena terbentur dengan
kebiasaan siswa. 3) Terkadang dalam implementasinya, memerlukan waktu
yang panjang, sehingga guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah di tentukan.
4) Selama kriteria keberhasilan belajar di tentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka setrategi ini akan sulit di implementasikan oleh setiap guru.
22
Hamruni, Strategi, hlm. 143. 23
Hamruni, Strategi, hlm. 143-145
19
3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Division)
a) Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia
pendidikan. Namun demikian, penelitian selama dua puluh tahun
terakhir ini telah mengidentifikasi metode pembelajaran kooperatif
yang dapat di gunakan secara efektif pada setiap tingkatan kelas dan
untuk mengajarkan berbagai macam mata pelajaran.24
Pembelajaran Kooperatif adalah salah satu bentuk
pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran
kooperatif merupakan setarategi belajar dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok-kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda.25
Pembelajaran kooperatif akan memberikan dampak positif
dalam meningkatkan pencapaian prestasi peserta didik. Selain itu,
pembelajaran kooperatif juga dapat mengembangkan hubungan antar
kelompok. Dampak positif lainnya dari pembelajaran kooperatif
adalah menumbuhkan kesadaran pada peserta didik perlunya belajar
untuk berpikir, dan peserta didik dapat mengaplikasikan kemampuan
dan pengetahuan mereka.
b) Pengertian STAD (Student Teams Achievement Division)
STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik
untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan
kooperatif.26
24
Robert E. Slavin. Cooperative Learning, (Teori, Riset dan Praktek), terj. Nurulita, (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 4.
26Robert E. Slavin, Cooperatif, terj. Nurlita, hlm. 143.
20
Menurut Robert E. Slavin “ in (STAD), student are assigned to
four member learning teams that are mixed in performance lavel
gender and etnichity ”.27Di dalam STAD siswa dikelompokan
menjadi empat anggota tim pembelajaran yang digabungkan dari
berbagai prestasi, jenis kelamin, dan suku.
Slavin juga menyatakan, “The main idea behind Students Team
– Achievment Divisions is to motivate students to encourage and
help each other master skills presented by the teacher” . If students
want their team to earn team rewards, they must help their
teammates to learning the matrial .28Gagasan utama dari STAD
adalah untuk memotivasi peserta didik supaya dapat saling
mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai
kemampuan yang diajarkan guru. Jika siswa ingin mendapatkan
penghargaan, mereka harus saling mendukung teman kelompok
dalam mempelajari suatu materi.
Keberhasilan STAD juga merupakan keberhasilan bersama
dalam sebuah kelompok. Setiap anggota kelompok tidak hanya
melaksanakan tugas masing-masing tetapi perlu adanya kerjasama
anggota kelompok. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al
Qur’an Al Maidah ayat 2 yang menganjurkan untuk saling
bekerjasama :
(#θ çΡuρ$ yès?uρ ’n? tã Îh�É9 ø9 $# 3“uθ ø)−G9 $#uρ ( Ÿωuρ (#θ çΡuρ$ yès? ’ n?tã ÉΟøOM}$# Èβ≡ uρô‰ãè ø9 $#uρ 4 “dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” (Q.S. al – Ma’idah/5: 2). 29
27
Robert E. Slavin, Cooperative Learning, (Teory, Research and Practice), (Needhem height, Massachusetts: A Simon & Schuster Company, 1995), Cet. 2. hlm. 5.
28 Robert E. Slavin, Cooperative, hlm. 6. 29Departemen Agama, Al Quran dan Terjemahannya, (Semarang : CV Al Waah, 2006),
hlm.157.
21
STAD terdiri atas Lima komponen utama, yaitu:30
a. Presentasi kelas
Materi dalam STAD pertama-pertama diperkenalkan
dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran
langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi
pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi juga biasa
memasukkan presentasi audio visual.
Peserta didik akan menyadari bahwa mereka harus benar-
benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena
akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis, dan skor kuis
menentukan skor tim.
b. Tim
Tim terdiri dari empat atau lima peserta didik yang
mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik,
jenis kelamin, ras dan etnisitas.
c. Kuis
Setelah sekitar satu atau dua periode guru memberikan
presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, peserta
didik akan mengerjakan kuis individual. Peserta didik tidak
diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis.
Sehingga, tiap peserta didik bertanggung jawab secara
individual untuk memahami materinya.
d. Skor kemajuan individual
Gagasan dibalik kemajuan individual adalah untuk
memberikan kepada tiap peserta didik tujuan kinerja yang akan
dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan
kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya. Tiap peserta didik
dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada tim
30Robert E. Slavin, Cooperatif, terj. Nurlita, hlm. .143-146.
22
dalam skor ini, tetapi tidak ada peserta didik yang dapat
melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik.
Tiap peserta didik diberikan skor awal yang diperoleh dari
rata-rata kinerja peserta didik tersebut sebelumnya dalam
mengerjakan kuis yang sama. Peserta didik selanjutnya akan
mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat
kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal
mereka.
e. Rekognisi tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan
yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria
tertentu. Skor tim peserta didik dapat juga digunakan untuk
menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.
Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan
oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan berikut ini:
1) Menghitung skor individu
Skor perkembangan individu dapat dihitung sebagai
berikut:
Tabel 2.2 Skor Perkembangan Individu
Nilai Tes Skor Perkembangan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 0 10-1 poin di bawah skor awal 10 Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal
20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Nilai sempurna 30
2) Menghitung skor kelompok
Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor
perkembangan anggota kelompok menggunakan kategoriu
skor kelompok seperti tercantum dalam tabel sebagai
berikut:
23
Tabel 2.3 Skor Perkembangan Anggota Kelompok
Rata-rata tim Predikat 0≤×≤5 - 5≤×≤15 Tim baik 15≤×≤25 Tim sangat baik 25≤×≤30 Tim super
3) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat,
guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-
masing kelompok sesuai dengan predikatnya.31
c) Langkah-langkah pembelajaran STAD (Student Teams Achievement
Division)
Berikut langkah-langkah pembelajaran STAD menurut Agus soprijono dalam bukunya yamng berjudul Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem:32 1. Membentuk kelompok yang anggotannya 4 orang secara
hetrogen. 2. Guru menyajikan pelajaran. 3. Guru memberi tugas untuk kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah menegrti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu menegrti.
4. Guru memberi evaluasi / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberikan evaluasi 6. Kesimpulan.
4. Materi pokok Gaya
a. Pengertian Gaya
Gaya adalah dorongan atau tarikan terhadaap suatu benda33.
Gaya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gaya sentuh dan gaya tak
sentuh.
31 Trianto, Mendesain, hlm. 72 32
Agus Suprijono, Cooperatif, hlm. 133-134.
24
a) Gaya sentuh
Gaya sentuh adalah gaya yang bekerja pada benda yang
terjadi akibat adanya sentuhan. Yang termasuk Gaya sentuh
antara lain gaya dorong, gaya otot, dan gaya gesek
b) Gaya tak sentuh
Gaya tak sentuh adalah gaya yang bekerja pada benda
tanpa adanya sentuhan dengan benda tersebut. Contoh dari gaya
tak sentuh di natarannya adalah: gaya gravitasi, gaya mesin, dan
gaya magnet. Di dalam alquran dalam surat Maryam ayat 25,
Apabila gaya diberikan pada sebuah benda adalah F1 dan
F2, gaya total yang diberikan pada suatu benda dapat
digambarkan sebagai berikut:
F1
F2
Gambar 2.2 Gaya Searah Yang Bekerja Pada Suatu Benda
Karena F1 dan F2 segaris dan searah maka besarnya
resultan gaya adalah jumlah dari kedua gaya tersebut.
F1 F2
R
Gambar 2.3 Resultan gaya Searah
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa resultan
dua gaya atau lebih yang searah dan segaris dirumuskan sebagai
berikut:35
� � �� � �� � ��… � �
35
Titis Perwitasari, et. al., Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Siswa SMP – MTS Kelas VIII, (Bandung : Acarya Media Utama, 2007), hlm. 212.
26
3. Resultan gaya-gaya berlawanan arah
Apabila ada sebuah benda bekerja dua gaya yang segaris
tetapi berlawanan arah, besarnya kedua gaya tersebut dapat
diganti dengan sebuah gaya yang besarnya sama dengan selisih
kedua gaya tersebut dan arahnya sama dengan arah gaya yang
besar
F1 F2
Gambar 2.4
Gaya Berlawanan Arah yang bekerja pada suatu benda
Maka resultan gayanya adalah sebagai berikut:
F1 R F2
Gambar 2.5 Resultan Gaya Berlawanan Arah
Secara matematis resultan gayanya dapat dituliskan
sebagai berikut:36
� � ����
c. Gaya Gesekan
Gaya gesek terjadi akibat dua permukaan benda saling
bergesekan. Arah gaya gesek selalu melawan kecenderungan
geraknya. Arah gaya gesek melawan gaya tariknya. Besarnya gaya
gesek akan selalu sama dengan gaya tariknya ketika benda belum
bergerak.
36
Titis Perwitasari, et. a.l., Ilmu, hlm. .213.
27
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat gaya gesek yang menguntungkan dan ada juga gaya gesek yang merugikan. Berikut ini contoh gaya gesek yang merugikan di antaranya adalah:37 1. Gaya gesekan antara mesin mobil dan kopling menimbulkan
panas yang berlebihan, sehingga mesin mobil cepat rusak karena aus.
2. Gaya gesekan antara udara dan mobil dapat menghambat gerak mobil.
3. Gaya gesekan antara ban kendaraan dan jalan mengakibatkan ban menjadi tipis.
Sedangkan gaya gesek yang menguntungkan di antaranya adalah:
1. Gaya gesekan antara kaki dan permukaan jalan mengakibatkan kita dapat berjalan
2. Gaya gesekan pada rem dapat memperlambat kendaraan. 3. Gaya gesekan antara ban yang dibuat bergerigi dengan
permukaan jalan sehingga kendaraan tidak selip.
d. Gaya Berat
Berat benda adalah gaya tarik gravitasi yang dialami oleh
benda38. Untuk mengukur berat suatu benda digunakan neraca pegas.
Setiap benda yang ada di bumi memiliki berat.
Berat benda secara matematis dirumuskan sebagai berikut:39
Frederick J. Bueche, Seri Buku Schaum Teori dan Soal-Soal Fisika Edisi kedelapan, terj. B. Darmawan, (Jakarta : Erlangga, 1996), hlm.39
39 Titis Perwitasari, et. al, Ilmu, hlm. .216.
28
e. Hukum Newton
1. Hukum Newton I
Hukum I Newton yang menyatakan bahwa "suatu benda
akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika
resultan gaya yang bekerja pada benda itu sama dengan nol".
Secara matematis dituliskan: 40
ΣF = 0
Menurut Hukum I Newton benda yang diam akan selalu
mempertahankan keadaan diamnya dan benda yang bergerak
akan selalu mempertahankan keadaan gerakknya.41Dengan
sifatnya yang selalu mempertahankankan keadaan awalnya,
maka Hukum Newton I disebut juga Hukum Kelembaman.
2. Hukum Newton II
Hukum II Newton, yang menyatakan “bahwa jika resultan
gaya yang bekerja pada suatu benda tidak sama dengan nol,
benda akan bergerak dengan percepatan yang besarnya
sebanding dengan resultan gayanya dan berbanding terbalik
dengan massa kelembamannya”
.Secara matematis dituliskan:42
� �Σ�
� atau ΣF = m.a
dengan:
a = percepatan (m/s2)
ΣF = resultan gaya (N)
m = massa (kg)
40
Saeful Karim, et. al., Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 165.
41
Budi Prasodjo, et. al., Fisika , hlm. 7 42
Saeful Karim, et. al., Belajar, hlm. .168.
29
3. Hukum Newton III
Hukum III Newton yang biasa di sebut sebagai Hukum
Aksi Reaksi menyatakan bahwa “apabila sebuah benda
mengerjakan gaya (gaya aksi) kepada benda yang lain, benda
kedua akan mengerjakan gaya (gaya reaksi) pada benda
pertama yang besarnya sama dan arahnya berlawanan”.
Secara matematis Hukum III Newton dapat ditulis sebagai
berikut:43
Gaya aksi = – Gaya reaksi
Faksi = – Freaksi
C. Rumusan Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul.44
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan hipotesis :
Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar Fisika antara penggunaan Model
pembelajaran Guided Inquiry dengan STAD (Student Teams
Achievement Division).
Ha : Ada perbedaan hasil belajar Fisika antara penggunaan Model
pembelajaran Guided Inquiry dengan STAD (Student Teams
Achievement Division).
43
Saeful Karim, et. al., Belajar , hlm. .170. 44Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta , 2006), Cet. 13, hlm. 71.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Peneiltian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, sedangkan metode yang
digunakan dalam metode ini adalah metode kausal komparatif, yaitu dengan
sengaja mengusahakan timbulnya variabel dari kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2 yang selanjutnya akan dianalisis secara komparatif, yaitu
membandingkan hasil belajar Fisika antara peserta didik yang model
pembelajarannya menggunakan model Guided Inquiry sebagai variabel
eksperimen 1 dan peserta didik yang menggunakan model STAD sebagai
variabel eksperimen 2. Sedangkan untuk membandingkan antara kedua
variabel tersebut menggunakan analisis uji t, bertujuan untuk mengetahui
adanya perbedaan atau tidak secara signifikan.
Skema penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian
Data nilai ulangan harian pelajaran Fisika materi pokok sebelumnya
Uji Normalitas, Homogenitas
Secara random cluster dipilih 2 kelas. eksperimen
Kelas VII C dengan model pembelajaran Guided inquiri sebagai kelas eksperimen 1
Kelas VII D dengan model pembelajaran STAD sebagai eksperimen 2
Kelas XI A sebagai kelas uji
KBM pada materi Gaya
Tes evaluasi materi Gaya
Membandingkan hasil tes dari kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2 demgan uji ttest
Analisis tes materi Gaya
Uji Coba
Analisis untuk menentukan instrumen tes
Dipilih kelas uji coba
Menyusun hasil penelitian
31
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan peneliti pada tanggal 29 Juli sampai
dengan 19Agustus 2011.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Batealit Jepara, yang terletak
di Mindahan Batealit Jepara.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian.1
Dalam penelitian ini yang merupakan populasi adalah peserta didik kelas
kelas VIII SMP N 1 Batealit Jepara yang berjumlah 177 siswa dan terdiri
dari lima kelas paralel.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian wakil dari populasi2. Adapun sampel dari
penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII C sebagai kelas eksperimen
1, yang dikenai model pembelajaran Guided Inquiri dan kelas VIII D
sebagai kelas eksperimen 2 yang dikenai model pembelajaran STAD
(Student Teams Achievement Division).
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel merupakan cara atau metode, untuk
menentukan sampel dari sebuah populasi. Adapun teknik pengambilan
1 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Kencana Perdana Media
Group, 2010), hlm. 99. 2 Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta : Teras. 2009), Cet. 1, hlm.
91
32
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling, yaitu
pengambilan sampel secara acak atau tanpa pandang bulu, Semua
anggota populasi di beri kesempatan yang sama untuk menjadi anggota
sampel.3
D. Variabel Penelitian dan Indikator
Variabel penelitian adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik
suatu penelitian4.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
1. Variabel Bebas (independen variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab atau
mempengaruhi timbulnya atau berubah-ubahnya variabel dependen.5.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model pembelajaran Guided
Inquiry dan STAD (Student TeamsAchievement Division)
2. Variabel Terikat (dependent variabel).
Variabel merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel independen6. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajaran Guided Inquiry dan hasil belajar dengan menggunakan
STAD (Student Teams Achievement Division).
Adapun indikatornya adalah adanya perbedaan hasil belajar Fisika pada
materi pokok Gaya antara peserta didik yang menggunakan Model
pembelajaran Guided Inquiry dan peserta didik yang menggunakan STAD
Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai r11 = 0.882
37 39
729
144
169361121289
400
324484484
529
1444
1024
900
144196400
784
900
1156
484
Y Y2
1225
1024
1225841
1369
841
961
1296
No Soal
1225
576400
121
361841841529484
529196
26351
PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL Rumus : Berikut ini adalah penghitungan validitas butir soal no.1, dan untuk butir soal yang lain
dihitung dengan cara yang sama. Jika xyr > tabelr maka butir soal valid.
382,0r
)977()26351(40)18()18( 40
97718 -)509(40r
XY
22XY
Pada tabel harga kritik dari r Product Moment dengan α = 5% dan N = 40, diperoleh
312.0tabelr , karena tabelxy rr , maka soal
nomor 1 Valid.
No X Y 2X 2Y XY
1 1 32 1 1024 32
2 0 31 0 961 0
3 0 35 0 1225 0
4 1 36 1 1296 36
5 0 34 0 1156 0
6 1 30 1 900 30
7 1 30 1 900 30
8 1 35 1 1225 35
9 0 28 0 784 0
10 1 38 1 1444 38
11 1 37 1 1369 37 12 1 35 1 1225 35
13 0 29 0 841 0
14 1 29 1 841 29
15 0 22 0 484 0
16 1 24 1 576 24
17 0 20 0 400 0
18 1 23 1 529 23
19 0 18 0 324 0
20 1 22 1 484 22
21 0 22 0 484 0
22 1 20 1 400 20
23 0 13 0 169 0
24 1 19 1 361 19
25 0 11 0 121 0
26 0 17 0 289 0
27 0 12 0 144 0
28 0 12 0 144 0
29 0 14 0 196 0
30 1 20 1 400 20
31 0 19 0 361 0
32 1 29 1 841 28
33 0 29 0 841 0
34 1 23 1 529 22
35 0 22 0 484 0
36 0 11 0 121 0
37 0 32 0 1024 0
38 1 27 1 729 27
39 0 23 0 529 0
40 0 14 0 196 0
S 18 977 18 26351 509
))()()((
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Lampiran 10
PERHITUNGAN RELIABELITAS BUTIR SOAL
Rumus :
2
2
111 S
pqS
k
kr
Keterangan : 11r = reliabilitas tes
k = banyaknya butir pertanyaan S
2 = varian total
p = proporsi subyek yang menjawab benar pada suatu butir n = jumlah subyek q = 1-p
Berikut ini adalah penghitungan reliabilitas, jika 11r > tabelr maka instrumen tersebut
reliabel, berdasarkan tabel pada analisis uji coba pada lampiran 18 diperoleh.
pq = 2020332211 ....... qpqpqpqp = 8,771
11r =
2
2
1 S
pqS
k
k
=
63,010
771,862,194
140
40
= 0,883
Pada tabel harga kritik dari r product moment dengan α = 5% dan N = 40, diperoleh
312.0tabelr . karena tabelrr 11 , maka instrumen tes uji coba Reliabel.
2
S2 =
26351
62.19440
40
977
=
Lampiran 11
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL
Rumus: JS
Bp
Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh peserta didik yang ikut tes
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Soal dengan P = 0,00 adalah soal terlalu sukar; Soal dengan 0,00 < P ≤ 0,30 adalah soal sukar; Soal dengan 0,30 < P ≤ 0,70 adalah soal sedang; Soal dengan 0,70 < P ≤ 1,00 adalah soal mudah; dan Soal dengan P = 1,00 adalah soal terlalu mudah
Berikut ini adalah penghitungan tingkat kesukaran butir soal nomor 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Skor No Skor
1 1 21 0
2 0 22 1
3 0 23 0
4 1 24 1
5 0 25 0
6 1 26 0
7 1 27 0
8 1 28 0
9 0 29 0
10 1 30 1
11 1 31 0
12 1 32 1
13 0 33 0
14 1 34 1
15 0 35 0
16 1 36 0
17 0 37 0
18 1 38 1
19 0 39 0
20 1 40 0
Jumlah 12 Jumlah 6
p = JS
B
= 40
612
= 0,45 Berdasarkan pada kriteria di atas, maka soal nomor 1 mempunyai tingkat kesukaran sedang
Lampiran 12
PERHITUNGAN DAYA BEDA BUTIR SOAL
Rumus:
B
B
A
A
J
B
J
BD
Keterangan:
D = Daya pembeda soal JA = Jumlah peserta didik kelompok atas JB = Jumlah peserta didik kelompok bawah BA = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar atau
jumlah benar untuk kelompok atas. BB = Jumlah siswa kelompok bawah menjawab soal itu dengan benar atau jumlah
benar untuk kelompok bawah
Klasifikasi daya pembeda soal: DP ≤ 0,00 = Sangat jelek 0,00 < DP ≤ 0,20 = Jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 = Cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 = Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 = Sangat baik
Berikut ini adalah penghitungan daya pembeda butir soal nomor 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Skor No Skor
1 1 21 0
2 0 22 1
3 0 23 0
4 1 24 1
5 0 25 0
6 1 26 0
7 1 27 0
8 1 28 0
9 0 29 0
10 1 30 1
11 1 31 0
12 1 32 1
13 0 33 0
14 1 34 1
15 0 35 0
16 1 36 0
17 0 37 0
18 1 38 1
19 0 39 0
20 1 40 0
Jumlah 12 Jumlah 6
D =
B
B
A
A
J
B
J
B =
20
6
20
12 = = 30,0
Berdasarkan pada kriteria di atas, maka soal nomor 1 mempunyai daya beda yang cukup.
Lampiran 13
KISI-KISI TES EVALUASI
Mata Pelajaran : FISIKA
Satuan Pendidikan : SMP
Sekolah : SMP N 1 BATEALIT JEPARA
Kelas/Semester : VIII/GANJIL
Materi Pokok : GAYA
Standar Kompetens : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi
dalam kehidupan sehari-hari.
No Kompetensi
Dasar Indikator
Jenis Soal
Jumlah Pilihan
Ganda
1.
Mengidentifik
asi jenis-jenis
gaya,
penjumlahan
gaya dan
pengaruhnya
pada suatu
benda yang
dikenai gaya.
1. Menjelaskan pengertian
gaya
2. Membedakan gaya sentuh
dan gaya tak sentuh.
3. Mengukur gaya suatu
benda.
4. Menghitung resultan gaya
searah maupun
berlawanan arah
1, 2
3
-
4, 5, 6, 7,
8, 19,10,
11,
2
1
-
8
2. Menerapkan
hukum
Newton untuk
menjelaskan
berbagai
peristiwa
dalam
kehidupan
sehari-hari.
1. Mengidentifikasi gaya
gesek suatu benda pada
permukaan yang berbeda-
beda
2. Membandingkan dan
menghitung berat dan
massa suatu benda
3. Merumuskan hukum
Newton dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-
hari.
12, 13, 14,
15 , 16,
17, 18, 19
20, 21, 22,
23, 34, 25
3
5
6
Jumlah butir soal 25 25
Lampiran 14
1
Mata pelajaran :Fisika
Kelas / semester : VIII / Ganjil
Materi pokok : Gaya
Waktu : 80 menit
Pilihlah Jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda (x) a, b, c, d,
pada lembar jawaban yang telah di sediakan!
1. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1) Gaya dapat menyebabkan benda diam menjadi bergerak
2) Gayadapat mengubah arah benda
3) Gaya dapatmengubah bentuk benda
4) Gaya dapat menyebabkan benda yang bergerak menjadi diam
pernyataan yang benar tentang gaya adalah ......
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 4 saja
d. 1, 2, 3, dan 4 benar semua
2. Berikut ini adalah perubahan yang dibentuk oleh gaya :
(1) perubahan posisi
(2) perubahan warna
(3) perubahan massa
(4) perubahan arah
Pernyataan yang benar adalah ….
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (4)
c. (1), (2) dan (4)
d. (1), (2) dan (3)
3. Yang Bukan Merupakan Gaya Tak Sentuh adalah ....
a. Gaya otot
b. Gaya magnet
c. Gaya listrik
d. Gaya gravitasi
4. Gaya yang bekerja ketika buah kelapa jatuh dari pohon adalah......
a. Gaya mesin
b. Gaya otot
c. Gaya listrik
d. Gaya gravitasi
5. Alat untuk mengukur gaya adalah ....
a. Neraca pegas
b. Manometer
c. Speedometer
Lampiran 15
2
d. Sonometer
6. a. Ali dan Amir sedang bermain tarik tambang. Ali memberikan gaya 160 N ke
kiri, sedangkan Amir 300 N ke kanan. Resultan gaya pada peristiwa tersebut
adalah ….
a. 140 N ke arah Ali
b. 140 N ke arah Amir
c. 460 N ke arah Ali
d. 460 N ke arah Amir
7. Resultan gaya yang segaris dan arahnya sama adalah ….
a. jumlah kedua gaya
b. selisih kedua gaya
c. perkalian kedua gaya
d. pembagian kedua gaya
8.
F3 F2 F1
Perhatikan gambar di atas ! besarnya resultan gaya yang bekerja pada benda
tersebut adalah ....
a. R = F1+F2-F3
b. R = F1+F2+F3
c. R = F2+F3-F1
d. R = F1-F2-F3
9.
Besar resultan gayanya adalah ....
a. 29 N
b. 19 N
c. 11 N
d. 21 N
10. Dua orang mendorong alamari dengan gaya berlawanan arah masing masing 33
dan 25 N , berapakan resultan gaya kedua anak tersebut......
a. 50 N
b. 30 N
c. 8 N
d. 10 N
3
11. Besar dan arah resultan gaya pada gambar berikut adalah ….
a. 20 N ke kanan
b. 20 N ke kiri
c. 30 N ke kanan
d. diam
12. Contoh gaya gesek yang menguntungkan adalah ….
a. gesekan antara kapal selam dan air
b. gesekan antara pesawat terbang dan udara
c. gesekan antara mesin kendaraan pada torak mesin dan silindernya
d. gesekan antara kanvas rem dan piringannya
13. Cara memperkecil gaya gesek adalah dengan ….
a. menambah gaya tarik
b. memperkecil gaya tarik
c. memperhalus permukaan yang bergesekan
d. memperkasar permukaan yang bergesekan
14. Pada permukaan yang kasar, gaya geseknya menjadi ....
a. Hilang
b. Kecil
c. Tetap
d. Besar
15. Peryataan di bawah ini yang paling tepat adalah....
1) Besarnya gaya gravitasi di setiap tempat sama besarnya
2) Daerah di kutub gaya gravitasinya lebih kecil dari pada di daerah katulistiwa
3) Berat suatu benda berubah-ubah tergantung letaknya di bumi
4) Besarnya percepatan gaya gravitasi di tiap tempat tidak sama, bergantung
letaknya dari pusat bumi.
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 3 dan 4
d. 1 dan 4
16. Seseorang memiliki berat 700 N. Massa orang tersebut adalah ....
a. 350 kg
b. 70 kg
c. 700 kg
d. 70 N
17. Sebuah benda massanya 5 kg diam di tas meja. Jika berat benda tersebut adalah
49 N, gaya gravitasi di tempat itu adalah ….
a. 10 N/kg
4
b. 9,8 N/kg
c. 9,7 N/kg
d. 9,9 N/kg
18. Sebuah Balok di atas lantai memiliki mempunyai berat 80 N dan mempunyai
massa 8 kg, berapakah gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut adalah.....
a. 7 m/s2
b. 8 m/s2
c. 9,8 m/s2
d. 10 m/s2
19. Sebuah benda bermassa 25 kg bergerak dengan percepatan 2 m/s2, berapakah
besar gaya yang di berikan pada benda .......
a. 30 N
b. 20 N
c. 60 N
d. 50 N
20. Sebuah benda bermassa 5 kg di dorong dengan gaya sebesar 50 N sehingga
bergerak di percepat, jika tidak ada gaya gesekkan yang bekerja pada benda
tersebut maka percepatan benda adalah .....
a. 15 m/s2
b. 10 m/s2
c. 7,5 m/s2
d. 5 m/s2
21. Jika gaya yang diberikan pada suatu benda semakin besar, maka besarnya
percepatan benda adalah .....
a. Tetap
b. Nol
c. Besar
d. Kecil
22. Gaya 10 N pada sebuah benda menyebabkan benda tersebut bergerak dengan
percepatan tertentu. Jika massa benda 2 kg, hitung percepatan benda tersebut ....
a. 7 N/kg
b. 5 N/kg
c. 3 N/kg
d. 8 N/Kg
23. Sebuah blok kayu bermassa 5 kg di dorong dengan massa 200 N, berapakah
percepatan gerak balok tersebut ......
a. 30 m/s2
b. 40 m/s2
c. 20 m/s2
d. 70 m/s2
24. Berikut ini pernyataan yang benar menurut hukum III Newton adalah ......
5
a. Suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika resultan
gaya yang bekerja pada benda itu sama dengan nol
b. Suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika resultan
gaya yang bekerja pada benda itu lebih besar
c. Suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika resultan
gaya yang bekerja pada benda itu lebih kecil
d. Semuanya benar
25.
Perhatikan gambar di atas, apabila kertas yang ada di meja di tarik dengan cepat
apa yang akan terjadi menurut hukum Newton I dengan benda yang ada di atas