STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek) SKRIPSI Oleh: Alif Dyah Yunitasari 06110054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG April, 2010
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA
(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1
Pogalan Trenggalek)
SKRIPSI
Oleh:
Alif Dyah Yunitasari
06110054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
April, 2010
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA
(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1
Pogalan Trenggalek)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Alif Dyah Yunitasari
06110054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
April, 2010
HALAMAN PERSETUJUAN
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA
(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)
Oleh:
Alif Dyah Yunitasari06110054
Telah Disetujui pada Tanggal 29 Maret 2010
Dosen Pembimbing,
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.INIP. 196512051994031003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI),
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.INIP. 196512051994031003
HALAMAN PENGESAHAN
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)
SKRIPSIDipersiapkan dan disusun oleh
Alif Dyah Yunitasari (06110054)telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
19 April 2010 dengan nilai Adan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memeperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada tanggal 24 April 2010.
Panitia Ujian Tanda Tangan
Ketua SidangDrs. H. Moh. Padil, M.Pd.I :NIP. 196512051994031003
Sekretaris SidangDrs. H. A. Fatah Yasin, M.Ag : NIP. 196712201998031002
Penguji UtamaDr. H. M. Samsul Hady, M.A :NIP. 196608251994031002
Mengesahkan,Dekan Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Dr. H. M. Zainuddin, MANIP. 196205071995031001
HALAMAN PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah hamba panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya Skripsi ini tepat
WaktuKarya ini saya persembahkan kepada
Ayah dan Ibu tercinta (Drs. H. Kuwat M. Turkan dan Hj. Subekti,
S.Pd)Yang telah sabar, mendidik dan menyayangi dengan
penuh kasih sayangAdikku tersayang Muhamad Nizar Zulmi
yang selalu memberiku semangat, dukungan dan menemaniku disaat suka maupun duka
Para Guru dan Dosen yang telah mendidikkuSahabat-sahabatku PAI Angkatan 2006
Dan para pecinta ilmu pengetahuan dimanapun berada
HALAMAN MOTTO
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al-Hujurat: 13).1
1 Al-Qur’an dan Terjemahnya (Wakaf Dari Pelayan Dua Tanah Suci Raja Abdullah bin
Abdul Aziz Ali Sa’ud Tidak Diperjualbelikan), hlm.847
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.IDosen Fakultas TarbiyahUniversitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBINGHal : Skripsi Alif Dyah Yunitasari Malang, 24 Maret 2010Lamp. : 6 (enam) Eksemplar
Kepada Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malangdi MalangAssalamu’alaikum Wr. Wb
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa, maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:
Nama : Alif Dyah YunitasariNIM : 06110054Jurusan : Pendidikan Agama IslamJudul Skripsi : STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA
(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)
maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan.Demikian, mohon dimaklumi adanya.Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing,
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.INIP. 196512051994031003
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.
Malang, 30 Maret 2010
Alif Dyah Yunitasari
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya berkat rahmat dan petunjuknya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW yang
telah membawa petunjuk kebenaran seluruh umat manusia yaitu Agama Islam
yang kita harapkan syafaatnya di Dunia dan di Akhirat.
Suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi penulis karena dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Penulis menyadari bahwa dalam
menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan rasa hormat, ucapan terimakasih, serta penghargaan setinggi-
tingginya kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta (Drs. H. Kuwat M. Turkan dan Hj. Subekti, S.Pd)
yang sangat penulis hormati dan sayangi, karena limpahan kasih sayang
dan doanya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adikku tersayang
(Muhamad Nizar Zulmi) yang selalu memberikan motivasi agar penulisan
skripsi ini cepat selesai. Dan seluruh keluarga besar di Trenggalek yang
selalu memberikan semangat agar cepat lulus dari Program S1 ini dengan
nilai yang bail.
2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberikan
kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Dr. H. M. Zainuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah yang telah
mengizinkan menimba ilmu di Fakultas Tarbiyah.
4. Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam sekaligus sebagai dosen pembimbing yang senantiasa memberikan
wawasan keilmuan, saran, kritik, motivasi, arahan dan bimbingan yang
bermakna dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Universitas
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah
memberikan wawasan keilmuan selama menempuh program S1 ini.
6. Semua Guru TK Idhata Ngetal II, SDN Ngetal II, MTsN Model
Trenggalek dan SMAN 1 Trenggalek yang telah memberikan ilmunya
selama ini.
7. Seluruh Guru dan Siswa SMP Negeri 1 Pogalan yang telah mengizinkan
dan membantu dalam penelitian sehingga terselesaikannya skripsi ini tepat
waktu.
8. Seluruh Tata Usaha Fakultas Tarbiyah yang senantiasa memberikan
layanan administrasi yang baik selama penyelesaian program S1 ini.
9. Seluruh teman-teman Jurusan PAI angkatan 2006 yang senasib
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) ............................... 47
C. Kurikulum Pendidikan Agama Islam ................................ 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian .............................................................. 54
B. Jenis Penelitian .................................................................. 54
C. Data dan Sumber Data ..................................................... 55
D. Populasi dan Sampel ......................................................... 56
E. Instrumen Penelitian .......................................................... 57
F. Pengumpulan Data ............................................................ 59
G. Analisis Data .................................................................... 61
BAB IV PEMAPARAN DATA
A. Deskripsi Data.................................................................... 65
a. Latar Belakang Objek ........................................... 65
1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Pogalan ...... 65
2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 1 Pogalan . 67
3. Struktur Organisasi di SMP Negeri 1 Pogalan 70
4. Keadaan Guru dan Tenaga Pendukung di SMP
Negeri 1 Pogalan .............................................. 71
5. Keadaan Siswa di SMP Negeri 1 Pogalan ....... 75
6. Sarana Prasarana di SMP Negeri 1 Pogalan ..... 80
b. Prestasi Belajar Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP
Negeri 1 Pogalan ................................................... 87
BAB V ANALISIS DATA
A. Pengujian Hipotesis............................................................ 94
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 109
B. Saran................................................................................... 110
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
Yunitasari, Alif Dyah. STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek). Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, Warga Negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Sehingga pendidikan dasar sangat diperhatikan karena Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah menggalakkan Wajib belajar 9 (Sembilan) tahun.
Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) sama dengan kurikulum Sekolah Dasar (SD), hanya saja pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdapat porsi lebih banyak mengenai Pendidikan Agama Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar (SD), juga ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti: Alquran Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab. Materi/bahan kajian mata pelajaran pendidikan Agama Islam antara siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dengan siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) sangat berbeda dalam hal keluasan maupun kedalamannya. Madrasah lebih unggul dalam bidang agamanya, namun dari segi kualitas Madrasah masih rendah dibandingkan Sekolah Umum. Hal itu karena jumlah terbesar dari lembaga pendidikan Madrasah berstatus sebagai Madrasah Swasta.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)”.Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif dengan jenis penelitian Non Eksperimen, Rancangan yang dipakai adalah Ekpose Fakto dengan bentuk Causal Comparative Studies. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, angket dan wawancara. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik komparasi Uji Beda (t-test) T-test sampel bebas
(Independent Sample Test). Namun sebelumnya data diuji normalitas, homogenitas, validitas, dan reliabilitas terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek adalah 75,93. Sedangkan siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah 78,03. Nilai keduanya sama-sama tergolong cukup baik karena di atas nilai KKM yaitu 70. Setelah di analisis menggunakan uji-t juga menyimpulkan bahwa
(2,004), maka diterima. Jadi tidak ada perbedaan yang significan antara prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan. Sedangkan perbandingan akhlak dan kepribadian antara siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah tidak ada perbedaan yang significant pula.
Untuk mengetahui factor-faktor yang menyebabkan prestasi belajar keduanya tidak ada perbedaan, peneliti menggunakan angket dan dikuatkan dengan wawancara. Hasilnya adalah Guru Pendidikan Agama Islam sudah tepat dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang mempunyai latar belakang sekolah berbeda, Guru paham tentang karakter masing-masing siswa, Siswa bersemangat rajin belajar di rumah, Siswa mendapatkan pelajaran agamatambahan dengan mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah, Siswa ada yang tinggal di lingkungan Pondok Pesantren atau Masjid dan Siswa mendapat bimbingan dari orangtua di rumah. Jika ada factor lain yang belum disebutkan penulis, maka hal itu dapat dijadikan sebagai masukan atau tambahan agar skripsi ini terus berkembang dan tidak berhenti sampai disini.
Kata Kunci : Komparasi, Prestasi Belajar, Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI)
BIODATA MAHASISWA
Nama : Alif Dyah Yunitasari
NIM : 06110054
Tempat Tanggal Lahir : Trenggalek, 23 Juni 1988
Fak./Jur./Prog. Studi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
Tahun Masuk : 2006
Alamat Rumah : RT/RW I/I, Dusun Grojogan, Desa Ngadirenggo,
Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Jawa
Timur
Alamat Malang : Sumbersari IA 51
No Telp. Rumah/HP : (0355)797012/ 085736005462
Pendidikan : SDN Ngetal II
MTsN Model Trenggalek
SMAN I Trenggalek
Malang, 30 Maret 2010
Mahasiswa
(Alif Dyah Yunitasari)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah
(pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 Tentang Pendidikan
Dasar).2
Siswa yang telah lulus dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) harus melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP)
atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), karena Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas) telah menggalakkan Wajib belajar 9 (Sembilan)
tahun. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus
diikuti oleh Warga Negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan
Pemerintah Daerah (Pasal 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Program ini
mewajibkan setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah selama 9
(sembilan) tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas I
Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas IX
Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs terkait dengan
sejumlah faktor. Pertama, adanya kesadaran dari siswa lulusan SD/MI
maupun orangtuanya akan pentingnya pendidikan di tingkat SMP/MTs.
Kedua, adanya SMP/MTs yang bisa dijangkau dari tempat tinggalnya.
Ketiga, secara ekonomi mereka tidak kesulitan mendapatkan biaya
sekolah. Keempat, anak-anak tidak terhambat oleh budaya setempat untuk
melanjutkan ke SMP/MTs. Empat faktor ini perlu mendapat perhatian
2 Hamid Syarif, Pengenalan Kurikulum Sekolah dan Madrasah (Bandung: Citra Umbara, 1995), hlm. 6
3
serius dalam rangka mendorong anak-anak lulusan SD/MI melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs, sehingga pada gilirannya mendorong suksesnya
program Wajib Belajar Sembilan Tahun.3
Oleh karena itu siswa di SMP/MTs berasal dari lulusan SD/MI.
Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan
formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar, yang pengelolaannya
dilakukan oleh Departemen Agama. Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI)
sama dengan kurikulum Sekolah Dasar (SD), hanya saja pada Madrasah
Ibtidaiyah (MI) terdapat porsi lebih banyak mengenai Pendidikan Agama
Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar
(SD), juga ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti: Alquran Hadits,
Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.
Sesuai ketetapan SKB 3 Menteri 1975, bahwa Madrasah dengan
beban kurikulum 70% umum dan 30% agama. Posisi ini kemudian
dikukuhkan oleh ketentuan UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang mengharuskan kurikulum Madrasah sama
dengan kurikulum Sekolah Umum biasanya. Artinya Madrasah adalah
Sekolah Umum, hanya berciri khas Agama Islam saja. Dengan keharusan
itu maka beda antara Madrasah dengan Sekolah Umum hanyalah pada
jumlah pelajaran agama yang menjadikannya sebagai ciri khas.4
3 Saiful Anam, Indra Djati Sidi dari ITB untuk Pembaruan Pendidikan (Bandung:
Teraju, 2005) hlm. 200-201
4 Choirul Fuad Yusuf, Revitalisasi Madrasah, (Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2006), hlm. 3
4
Fakta bahwa pembelajaran agama di Sekolah Umum (juga
Madrasah) yang hanya sebagian kecil (2 jam dari sekitar 48 jam
seminggu). Sementara ajaran islam meliputi 30 juz kitab Al-Qur’an dan 23
tahun sejarah kenabian, masih ditambah seluruh sejarah kehidupan
pemeluk islam di dunia. Karena itu bagaikan “besar pasak daripada tiang”
jika mengharapkan 2 jam pembelajaran agama harus mewarnai 46 jam
lainnya.5
Menurut catatan Balitbang Dediknas (2000) dari 171.651 Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah maka 21.454 atau 12% di antaranya adalah
Madrasah. Dari 30.716 Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah
Tsanawiyah maka 9.850 atau 32% diantaranya adalah Madrasah.6
Madrasah menyumbangkan angka yang signifikan dalam
pendidikan, maka dengan mudah dibaca kualitas pendidikan Madrasah
akan memberikan konstribusi yang signifikan pula bagi kualitas
sumberdaya manusia ke depan. Namun jumlah terbesar dari lembaga
pendidikan Madrasah berstatus sebagai Madrasah Swasta. Sebagai contoh,
Sekolah Dasar yang ada 92,5% nya adalah Negeri sementara yang
berstatus Sekolah Dasar Swasta hanya 7,5%. Kebalikan dengan ini
Madrasah Ibtidaiyah justru 93,9 nya swasta dan hanya 6,1% yang berstatus
5 Ibid., hlm. 60
6 Choirul Fuad Yusuf, Potret Madrasah dalam Media Massa (Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2006), hlm. 89
5
Madrasah Ibtidaiyah Negeri. Ini berarti Madrasah tampak sekali sebagai
korban diskriminasi pendidikan.7
Apabila dilihat dari sisi persekolahan yang diselenggarakan secara
klasikal, maka rata-rata siswa pada Madrasah Ibtidaiyah swasta antara 80-
100 siswa dengan rata-rata siswa setiap kelas antara 18-20 siswa, pada
Madrasah Ibtidaiyah Negeri antara 300-530 siswa dengan rata-rata siswa
setiap kelasnya antara 38-40 siswa dengan kelas paralel antara 2-3 kelas.8
Meskipun demikian kehadiran Madrasah Swasta merupakan satu-
satunya pilihan masyarakat yang rendah daya dukung ekonominya, di
tengah mahalnya biaya pendidikan. Hal ini karena secara geografis,
penyebaran Madrasah lebih banyak di pedesaan dan kalangan masyarakat
miskin. Kebanyakan orangtua siswa Madrasah adalah petani yang hidup
secara tradisional, berpendidikan rendah dan kebanyakan hidup didaerah
pedesaan atau di pinggiran kota.
Sarana prasarana Madrasah masih sangat sederhana, perlengkapan
seadanya, kemampuan manajemen rendah dan tenaga guru kebanyakan
dilatar belakangi oleh semangat ibadah yang sangat tidak selektif terhadap
persyaratan yang diperlukan. Keadaan demikian mengakibatkan Madrasah
sulit berkembang dan tidak mapu bersaing dengan sekolah lainnya.9
7 Ibid., hlm. 148 Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa Visi, Misi dan Aksi
(Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2004), hlm.28
9 Ibid., hlm.27
6
Masyarakat yang memilih Madrasah lebih didorong oleh motif
praktis, yakni selain biayanya murah, juga mengajarkan ilmu-ilmu
akademik dasar, seperti baca, tulis dan hitung. Di samping itu juga bisa
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di bidang pengetahuan dan
ketrampilan praktis keagamaan.10
Berdasarkan hal tersebut diatas maka jelaslah bahwa materi/bahan
kajian mata pelajaran pendidikan Agama Islam antara siswa yang berasal
dari Sekolah Dasar (SD) dengan siswa yang berasal dari Madrasah
Ibtidaiyah (MI) sangat berbeda dalam hal keluasan maupun kedalamannya.
Madrasah lebih unggul dalam bidang agamanya, namun dari segi kualitas
Madrasah masih rendah dibandingkan Sekolah Umum.
Pada tahun 2005 Munfaridatun Nurul H melakukan penelitian
dengan judul “Studi Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama
Islam Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di
MTs Negeri Mojoroto Kediri”. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa
rata-rata nilai Pendidikan Agama Islam siswa yang dari Sekolah Dasar
adalah 71,99 sedangkan rata-rata nilai Pendidikan Agama Islam siswa
yang dari Madrasah Ibtidaiyah adalah 71,45 sama-sama tergolong cukup
baik. Jadi tidak ada perbedaan yang significant antara siswa yang berasal
10 Ibid..
7
dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di MTs Negeri Mojoroto
Kediri.11
Adapun penelitian sekarang dilakukan di SMP Negeri 1 Pogalan
yang merupakan salah satu sekolah terfavorit di Trenggalek. Buktinya
sekarang SMP Negeri 1 Pogalan telah menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI). Berdasarkan pengamatan, siswa SMP Negeri 1
Pogalan dari segi kuantitas menurun, namun dari segi kualitas meningkat.
Hal ini disebabkan karena jumlah siswa dalam kelas diperkecil dari 36
siswa perkelas menjadi 24 siswa perkelas untuk kelas Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI).
Dengan jumlah siswa yang sedikit maka proses belajar mengajar
akan lebih efektif apabila dibandingkan dengan jumlah yang besar.
Sehingga dengan jumlah guru yang sekian mampu melayani dengan baik,
sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di SMP
Negeri 1 Pogalan.
Namun di Kabupaten Trenggalek ini hampir seluruh Madrasah
Ibtidaiyah berstatus Swasta, dan hampir seluruh Sekolah Dasar berstatus
Negeri. Sehingga siswa di SMP Negeri 1 Pogalan berasal dari Mayoritas
Sekolah Dasar Negeri dan Madrasah Swasta. Perbedaan latar belakang
darimana siswa berasal kemungkinan berpengaruh terhadap prestasi
belajar. Walaupun berasal dari Madrasah namun untuk prestasi belajar
11 Munfaridatun Nurul H, “Studi Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di MTs Negeri Mojoroto Kediri”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2005, hlm. 61
8
Pendidikan Agama Islam, belum tentu siswa yang berasal dari Madrasah
Ibtidaiyah nilainya lebih tinggi dari siswa Sekolah Dasar.
Pada saat peneliti melakukan observasi di SMP Negeri 1 Pogalan,
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pogalan menjelaskan bahwa sebenarnya
nilai siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) tidak layak untuk
diteliti.12 Hal ini berarti bahwa nilai siswa yang berasal dari Madrasah
Ibtidaiyah (MI) lebih rendah dari pada siswa yang berasal dari Sekolah
Dasar (SD).
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis
Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD)
dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan?
12 Wawancara dengan Siswoyo, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pogalan, tanggal 21
Desember 2009
9
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan prestasi belajar siswa
yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP
Negeri 1 Pogalan.
D. Kegunaan Penelitian:
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kegunaan dari
penelitian ini adalah:
1. Bagi lembaga SMP Negeri 1 Pogalan:
Untuk mengetahui karakter setiap murid dengan memperhatikan dari
mana mereka berasal (Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah),
sehingga dapat menentukan metode belajar yang cocok, dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan kualitas
sebagai pendidik.
2. Bagi peneliti:
Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk menambah dan
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan serta kreativitas berfikir
dalam penulisan karya ilmiah.
10
3. Bagi lembaga UIN Maulana Malik Ibrahim Malang:
Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya dalam bidang yang
sama, sekaligus diharapkan hasil penelitian berikutnya lebih
sempurna.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Ha = Ada perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.
H0 = Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini digunakan sebagai pembatasan
masalah yang diteliti sehingga penelitian yang dilakukan tidak
menyimpang dari tujuan. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas
pada:
1. Siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan yang terdiri dari 30 siswa
yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan 30 siswa Madrasah
Ibtidaiyah (MI).
2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1
Pogalan. Prestasi belajar diperoleh dari nilai rapor Pendidikan Agama
11
Islam kelas VII Semester I di SMP Negeri 1 Pogalan pada tahun
2009/2010.
G. Definisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman dan kejelasan tentang arah
penulisan skripsi ini, maka penulis memaparkan definisi yang tertera di
dalam judul penulisan ini yaitu:
Studi adalah pelajaran, penggunaan waktu dan pikiran untuk memperoleh
ilmu pengetahuan.13
Komparasi perbandingan sebagai penjelasan.14
Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa
dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut
pengetahuan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil
penelitian.15
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dll) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab
musabab, duduk perkara, dsb).16
Komparatif adalah berkenaan atau berdasarkan perbandingan.17
13 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka,
1982), hlm. 965
14 M. Dahlan dkk, Kamus Induk Istilah Ilmiah (Surabaya: Target Press, 2003), hlm. 903
15 Syaiful Bakhri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 24
16 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 3217 Ibid., hlm. 453
12
Sekolah Dasar (SD) adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan enam tahun, yang merupakan bagian dari pendidikan
dasar.18
Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan
formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar, yang
pengelolaannya dilakukan oleh Departemen Agama.19
Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan dasar
pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar
(atau sederajat).20
H. Sistematika Pembahasan
Supaya pembahasan dalam skripsi nanti terdapat kesinambungan
dan sistematis, maka dalam penulisannya ini mencangkup VI BAB,
berdasarkan pembahasan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis,
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian, Definisi
Operasional, dan Sistematika Pembahasan.
18 Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Dari Sentralisasi
Menuju Desentralisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 3
19 Wikipedia, Madrasah Ibtidaiyah (http://id.wikipedia.org/wiki/Madrasah_Ibtidaiyah, di Akses 21 november 2009
20 Wikipedia, Sekolah Menengah Pertama(http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Menengah_Pertama, di Akses 21 November 2009)
13
BAB II : Kajian Pustaka
Berisi tentang Pengertian Prestasi Belajar, Tinjauan
Tentang Sekolah, dan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam.
BAB III : Metode Penelitian
Berisi tentang Lokasi Penelitian, Pendekatan dan Jenis
Penelitian, Data dan Sumber Data, Populasi dan Sampel,
Instrument Penelitian, Pengumpulan Data, dan Analisis
Data.
BAB IV : Hasil Penelitian
Berisi tentang Diskripsi Data, Latar Belakang SMP
Negeri 1 Pogalan dan Pemaparan data Prestasi Belajar
Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1
Pogalan
BAB V : Pembahasan Hasil Penelitian
Berisi tentang Pengujian Hipotesis dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa.
BAB VI : Penutup
Berisi tentang Kesimpulan dan Saran
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yang mempunyai pengertian
sendiri-sendiri yakni prestasi dan belajar, tetapi dalam pembahasan ini
kedua kata tersebut sangat berhubungan.
1. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Tesaurus Bahasa Indonesia Prestasi adalah hasil,
kinerja.21 Adapun pengertian prestasi menurut WJS. Poerdaminta
adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya) dan menurut Mas’ud Khasan Abdul Qohar dalam kamus
ilmiah populer, prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil
pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
keuletan kerja.22
Sedangkan Belajar dalam Tesaurus Bahasa Indonesia adalah
menuntut ilmu, bersekolah, berlatih. Untuk menjelaskan apa yang
dimaksud dengan belajar disini dipaparkan pengertian belajar:23
21 Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007), hlm.
317
22 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982), hlm. 768
23 Muhaimin, dkk, Strategi belajar Mengajar (Surabaya: CV Citra Media 1996) hlm. 37
15
a. Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku manusia sebagai hasil
dari pengalaman, tingkah laku dapat bersifat jasmaniah
(kelihatan) dapat juga bersifat intelektualatau merupakan suatu
sikap sehingga tidak dapat dilihat.
b. Belajar merupakan suatu proses timbulnya atau berubahnya
tingkah laku melalui latihan (pendidikan) yang membedakan dari
perubahan oleh faktor-faktor yang tidak dapat digolongkan dalam
latihan (pendidikan)
c. Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.
Jadi belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman dan proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan.24 Dalam Q.S. Al-Nahl: 78 Allah
berfirman:
dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
24 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 27-28
16
Prestasi belajar merupakan simbol dari keberhasilan seorang
siswa dalam studinya. Menurut Bloom salah satu tokoh Humanistik
menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah sebagai perubahan tingkah
laku meliputi tiga ranah yang disebut Taksonomi. Tiga ranah dalam
Taksonomi Bloom adalah:25
a. Domain kognitif, terdiri atas enam tingkatan: Pengetahuan,
Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintesis, Evaluasi
b. Domain psikomotor, terdiri atas lima tingkatan: Peniruan,
Penggunaan, Ketepatan, Perangkaian, Naturalisasi
c. Domain afektif terdiri atas lima tingkatan: Pengenalan, Merespon,
Penghargaan, Pengorganisasian, Pengamalan
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari
pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor Kognitif,
Afektif dan Psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang
diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang
relevan. Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan
siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut
pengetahuan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil
penelitian.26
Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian
usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun
25 Asri Budiningsih, Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta,
2005), hlm.75
26 Syaiful Bakhri Djamarah, op.cit., hlm. 24
17
kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
pada periode tertentu.27
Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat
berbentuk ulangan harian, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir
Semester bahkan Ujian Akhir Nasional dan ujian-ujian masuk
Perguruan Tinggi. Dalam Q.S. Al-Hujurat: 13 Allah Berfirman:
”Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
adalah sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (Internal), terdiri dari factor
fisiologis, psikologis dan kematangan.
27 Sunarto, Pengertian Prestasi Belajar
(http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/, diakses 21 Oktober 2009)
18
1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh (kesehatan).
Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas
ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajari kurang
dipahami. Untuk mempertahankan jasmani yang sehat maka
siswa dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman
yang bergizi. Selain itu siswa juga dianjurkan memilih pola
istirahat dan olah raga ringan yang berkesinambungan.
Tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat
juga mempengaruhi siswa dalam menyerap informasi dan
pengetahuan. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah
mata dan telinga, maka sebaiknya guru bekerjasama dengan
sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin dari dinas
kesehatan. Kiat lain adalah menempatkan siswa yang
penglihatan dan penglihatan dan pendengarannya kurang
sempurna di deretan bangku terdepan secara bijaksana.28
2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang
58 Wikipedia, Sekolah Dasar (http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Dasar, di Akses 21
november 2009)
59 Wikipedia, Madrasah Ibtidaiyah (http://id.wikipedia.org/wiki/Madrasah_Ibtidaiyah, di Akses 21 november 2009)
47
3. Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Pertama (disingkat SMP), adalah jenjang
pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus
Sekolah Dasar (atau sederajat). Sekolah Menengah Pertama ditempuh
dalam waktu 3 tahun, mulai dari Kelas 7 sampai Kelas 9. Pada tahun
ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004, sekolah ini pernah disebut
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).60
C. Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam di dalam GBPP PAI adalah upaya sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam dengan
disertai dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud
persatuan dan kesatuan bangsa.61
Jadi Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang
dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk
meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atas pelatihan yang telah ditentukan untuk
60 Wikipedia, Sekolah Menengah Pertama
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Menengah_Pertama, di Akses 21 November 2009)
61 Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.75
48
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam Q.S Al-Mujadilah:11 Allah
berfirman:
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu sebagai
berikut:62
1. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana
dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam
arti ada yang dibimbing, diajari dan dilatih dalam peningkatan
62 Ibid, hlm. 76
49
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengmalan terhadap ajaran
agama Islam.
3. Pendidik pendidikan agama Islam (GPAI) yang melakukan kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan secara sadar terhadap peserta
didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.
4. Pembelajaran pendidikan agama Islam diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama
Islam dari peserta didik, yang disamping untuk membentuk kesalehan
atau kualitas pribadi, juga sekaligus untuk membentuk kesalehan
sosial. Dalam arti kesalehan pribadi itu diharapkan mampu
memancarkan ke luar dalam hubungan keseharian dengan manusia
lain baik seagama ataupun yang tidak seagama, serta dalam berbangsa
dan bernegara sehingga dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan
nasional dan bahkan ukhuwah Islamiah.
Pendidikan Agama Islam dijenjang pendidikan dasar bertujuan
memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik tentang agama Islam
untuk mengembangkan kehidupan beragama, sehingga menjadi manusia
muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak
mulia sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota
umat manusia. Mengingat akan peranannya yang sangat penting serta
kedudukannya yang kuat, maka pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
harus mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak, karena merupakan
50
dasar pembinaan pribadi anak. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-
Baqarah: 132:
“Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
Salah satu komponen operasional pendidikan islam sebagai suatu
system adalah materi. Materi pendidikan islam adalah semua bahan
pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu system
institusional pendidikan. Materi pendidikan ini lebih dikenal dengan istilah
kurikulum. Sedangkan kurikulum menunjuk kepada materi yang
sebelumnya telah disusun secara sistematis guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.63
63 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 161
51
2.1 Stuktur kurikulum SD/MI (model 1)
Komponen Kelas dan Alokasi WaktuI II III IV, V&VI
A. Mata Pelajaran
TEMATIK
1. Pendidikan Agama Islam (3) 62. Pendidikan Kewarganegaraan 23. Bahasa Indonesia 54. Bahasa Arab 2*)5. Matematika (5) 66. Ilmu Pengetahuan Alam (4) 57. Ilmu Pengetahuan Sosial 38. Seni Budaya dan Keterampilan 49. Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan 4
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 23. Bahasa Indonesia 4 4 4 54. Bahasa Arab 0 0 0 2*)5. Matematika 4 4 4 (5) 66. Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 3 (4) 57. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 3 3 38. Seni Budaya dan Keterampilan 3 3 3 49. Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan 4 4 4 4
B. Muatan Lokal*) 2 2 2 2C. Pengembangan Diri**) 2*) 2*) 2*) 2*)
Jumlah 29 30 31 39
Ketuntasan belajar peserta didik ditetapkan oleh musyawarah guru
bidang studi berdasarkan acuan yang ditetapkan oleh SD/MI masing-
masing. Penetapan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) atau
52
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SD/MI pada tiap mata pelajaran
berbeda-beda setelah diperhitungkan tingkat kompleksitas, daya dukung
dan intake (kemampuan rata-rata peserta didik).64
2.3 Struktur Kurikulum SMP/MTs
KomponenKelas dan Alokasi
WaktuVII VIII IX
A. Mata Pelajaran1. Pendidikan Agama Islam 2 2 22. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 23. Bahasa Indonesia 4 4 44. Bahasa Inggris 4 4 45. Matematika 4 4 46. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 47. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 48. Seni Budaya 2 2 29. Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan 2 2 210. Keterampilan/Teknologi Informasi & Komunikasi 2 2 2
B. Muatan Lokal*) 2 2 2C. Pengembangan Diri**) 2*) 2*) 2*)
Jumlah 32 32 32
Keterangan:65
1. PAI di MI terdiri atas: Al-Qur’an Hadist, Akidah Akhlak, Fiqih, SKI
2. *) Bahasa Arab merupakan ciri khas madrasah
3. **) = Ekuivalen 2 jam pembelajaran
4. ( ) = Angka di dalam kurung merupakan beban belajar yang tercantum
dalam Permendiknas, sedangkan angka di luar kurung merupakan beban
belajar tambahan karena hendak mencapai keunggulan-keunggulan
64 Muhaimin, dkk, Pengembangan Model KTSP pada Sekolah & Madrasah ( Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 249-252
65 Wina Sanjaya, Kurikulum Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan KTSP(Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 182
53
tertentu sebagaimana terkandung dalam Visi, Misi, dan Tujuan
Sekolah/Madrasah sebagai berikut: misalnya unggul dalam pembinaan
keagamaan Islam, prestasi UNAS.
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
SMP Negeri 1 Pogalan terletak di Jalan Raya Tulung Agung–
Trenggalek, Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek,
Jawa Timur. Telp./HP (0355) 791454/081335160500, Email/Website
2. Pelajar teladan3. Story retelling4. Mapel IPS I V5. Game show
matematika6. Mapel
matematikaIII V Fin-
alisV
7. Mapel IPA I,II V I,II V8. Mapel bhs
IndonesiaVIII V
9. Story trllied10. Speac contes III V II V
78
4.17 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik
No
Nama Lomba Tahun 2007/2008 Tahun 2008/2009
Juara ke:
Tingkat Juara ke:
TingkatKab/Kota
Pro-pinsi
Nasio-nal
Kab/Kota
Pro-pinsi
Nasio-nal
1. Paskibraka2. Paduan Suara II V I V3. Parade Band4. Roket Air5. Baca Puisi6. Vokal Group7. Pramuka/galang
tangkasIII V
8. Solo vokal9. Cheerl leader
4.18 Jumlah dan prosentase siswa drop-out
No
Kelas Jumlah dan prosentase siswa drop-out2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009
1 VII - - - -2 VIII - - - -3 IX - - - -
Total (%) - - - -
4.19 Jumlah dan prosentase siswa yang terancam drop-out
No
Kelas Jumlah dan prosentase siswa terancam drop-out2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009
1 VII - - - -2 VIII - - - -3 IX - - - -
Total (%) - - - -
4.20 Alasan lulusan SMP tidak melanjutkan ke SMA/SMK/sederajat
No Alasan tak melanjutkan Urutan alasan dari yang paling utama dengan memberi nomor 1
s.d. 9*)1 SMA/SMK/sederajat yang ada terlalu
jauh/tak terjangkau6
2 Tidak mampu membiayai 1
79
3 Transportasi sulit/mahal 44 Kondisi geografis (medan sulit) 85 Daerahnya terpencil 76 Pendidikan dipandang kurang penting 37 Bekerja 28 Menikah 59 Lain-lain, sebutkan: 9
Latar Belakang Sosial Ekonomi Orangtua Siswa4.21 Pekerjaan orangtua/wali siswa
No. Pekerjaan Prosentase1. PNS 8%2. TNI/POLRI 1%3. Petani 40%4. Swasta 38%5. Nelayan 1%6. Politisi (misalnya anggota DPR) 1%7. Perangkat Desa 2%8. Pedagang 7%... ... ...
4.22 Penghasilan orangtua/wali (gabungan kedua orangtua) siswa
No. Penghasilan Prosentase1. Kurang dari Rp.500.000,- 15%2. Antara Rp.500.000,- s.d.
Rp.1.000.000,-40%
3. Antara Rp.1.000.000,- s.d. Rp.1.500.000,-
35%
4. Antara Rp.1.500.000,- s.d. Rp.2.000.000,-
8%
5. Lebih dari Rp.2.000.000,- 2%
4.23 Tingkat kesejahteraan orangtua/wali siswa
No. Tingkat kesejahteraan Prosentase1. Pra sejahtera 20%2. Sejahtera I 40%3. Sejahtera II 30%4. Purna sejahtera 10%
No Jenis pembiayaan Tahun 2007/2008 (Rupiah) Tahun 2008/2009(Rupiah)1. Investasi - -2. Operasional Rp.
2.919.265.982,-Rp.
3.796.689.975,-3. Personal - -
Jumlah Rp. 2.919.365.982,-
Rp. 3.796.689.975,-
87
2. Prestasi Belajar Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan
4.39 Daftar Nilai Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Nama Asal Sekolah Nilai1 Hasti Nurdiyah SDN I Gembleb 752 Triya Yuliana SDN II Pogalan 753 Umi Nurul Laelatul’zah SDN I Kedunglurah 704 Wiji Saputri SDN I Pogalan 705 Lingling Puspitaningrum SDN III Sukorame 756 Muh. Alvin Nur Aziz SDN II Karanganyar 747 Nafi’us Sania SDN III Ngadirejo 758 Nurul Novitasari SDN II Ngadirenggo 759 Taufik Rohman Baharudin SDN Ngulanwetan 7010 Ujang Lukman Hakim SDN V Bendorejo 7011 Desy Akhlusmasari SDN II Bendorejo 7012 Fajar Fuadii SDN Melis 7513 Singgih Wahyu Purnomo SDN I Ngulankulon 7014 Vicky Ashar Dwi Gantara SDN I Ngetal 7015 Etik Sundari SDN Krandegan 8016 Lia Elisa SDN II Pogalan 8217 Meilynda Kurniasari SDN II Ngadirejo 8018 Muh. Faizal Muttaqi SDN II Kedunglurah 8119 Olivia Very Noorlinda SDN II Surondakan 8020 Yuniar Dwi Puspitasari SDN II Ngetal 8221 Adib Syaiful Muslim SDN I Wonocoyo 9022 Fitri Wulandari SDN IV Bendorejo 8523 Bayu Trisna Putra Anggara SDN I Ngulankulon 8024 Ngizuddin Masro’i SDN III Ngadirejo 8125 Yunanda Ni’matun Alfinah SDN I Widoro 8326 Dhimas Kurnia Illahi SDN I Ngadirenggo 7027 Firman Heryansyah SDN II Ngulankulon 7028 Heru Subagyo SDN II Bendorejo 7029 Sandy Fakhurrohman Irwanda SDN V Bendorejo 7030 Vida Ma’rifatun Nur Azizah SDN II Karanganyar 80
2278
75,93
88
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 30
siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD), rata-rata nilai Pendidikan
Agama Islam adalah 75,93. Nilai tersebut termasuk kategori cukup
baik karena di atas nilai KKM yaitu 70.
4.40 Daftar nilai Akhlak dan Kepribadian siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD)
No Nama Siswa Akhlak Kepribadian 1 Hasti Nurdiyah A B2 Triya Yuliana B B3 Umi Nurul Laelatul’zah A B4 Wiji Saputri B B5 Lingling Puspitaningrum B B6 Muh. Alvin Nur Aziz A B7 Nafi’us Sania A B8 Nurul Novitasari A A9 Taufik Rohman Baharudin A B10 Ujang Lukman Hakim A B11 Desy Akhlusmasari B B12 Fajar Fuadii B B13 Singgih Wahyu Purnomo B B14 Vicky Ashar Dwi Gantara B B15 Etik Sundari B B16 Lia Elisa B B17 Meilynda Kurniasari B B18 Muh. Faizal Muttaqi B B19 Olivia Very Noorlinda B B20 Yuniar Dwi Puspitasari B B21 Adib Syaiful Muslim A B22 Fitri Wulandari A B23 Bayu Trisna Putra Anggara A B24 Ngizuddin Masro’i A B25 Yunanda Ni’matun Alfinah A B26 Dhimas Kurnia Illahi A B27 Firman Heryansyah B C28 Heru Subagyo A B29 Sandy Fakhurrohman Irwanda A B30 Vida Ma’rifatun Nur Azizah A B
89
Keterangan nilai kualitatif untuk penilaian perilaku:
A = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
E = Sangat Kurang
Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa 53,3% atau 16
siswa dari Sekolah Dasar (SD) berakhlak sangat baik, dan 46,67%
atau 14 siswa berakhlak baik. Sedangkan kepribadiannya 3,3% atau 1
siswa berkepribadian sangat baik, 93,3 atau 28 siswa berkepribadian
baik, dan 3,3% atau 1 siswa berkepribadian cukup.
90
4.41 Daftar Nilai Siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
No Nama Asal Sekolah NR1 Ika Fadhilatun Nisa’ MI Nuruzh Zhalam Krandegan 2 752 Tanti Suciati MI Jami’atul Ulum Ngetal 703 Wahyu Tri Widodo MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 754 Yusuf Bahtiyar MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 705 Linda Sari MI Nuruzh Zhalam Krandegan 2 756 Milla Minhatul Maula MI Jamiatul Ulum Ngetal 857 Nursahid MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 808 Muh. Mukhitur Rusdah MI Krandegan I 759 Tomi MI Krandegan I 7010 Valen Fabio Denhaz MI Hidayatul Mubtadi’in Sukorame 7511 Deni Wardana MI Yapendawa 7012 Erlin Fatmawati MI Krandegan I 7013 Mia Nurrohmah MI Nuruzh Zhalam Krandegan 2 8014 Muh. Marbiansyah Chakim MI Hasyim Ash’ari 7015 Eko Prasetyo MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 8016 Emi Tarif Triwahyuni MI Hidayatul Mubtadi’in Sukorame 8517 Fera Eka Aprelia MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 9118 Suli Anjarwati MI Nuruzh Zhalam 8519 Nadhirotul Munawaroh MI Yapendawa 8120 Ulfa Dwi Riyanti MI Jamiatul Ulum I Ngetal 8121 Achmad Saiful Chakim MI I Krandegan 8022 Ery Prasetyo MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 8123 Febrian Nasrul Ulumun Nafik MI Ma’dinatul ‘Ulum Bandung 8024 Muh. Rizal Fatoni MI II Krandegan 8025 Muh. Shafiyyudin Ismail MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 9026 Dwi Ratnawati MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 7927 Intan Alfiana ‘Azizah MI Nuruzh Zhalam Krandegan 2 8328 Rika Oktavia MI Yapendawa 7029 Rizka Awalul Lailiyah MI Nuruzh Zhalam Krandegan 2 8530 Yanti Tri Rahayu MI Krandegan I 70
2341
78,03
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 30 siswa yang
berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), rata-rata nilai Pendidikan
Agama Islam adalah 78,03. Nilai tersebut termasuk kategori cukup
baik karena di atas nilai KKM yaitu 70. Dibandingkan dengan nilai
91
rata-rata siswa yang dari SD hanya selisih 2,1 lebih bagus nilai rata-
rata siswa yang berasal dari MI.
4.42 Daftar nilai Akhlak dan Kepribadian siswa yang berasal dariMadrasah Ibtidaiyah (MI)
No Nama Siswa Akhlak Kepribadian 1 Ika Fadhilatun Nisa’ B B2 Tanti Suciati A B3 Wahyu Tri Widodo B B4 Yusuf Bahtiyar B B5 Linda Sari B B6 Milla Minhatul Maula A B7 Nursahid B B8 Muh. Mukhitur Rusdah A B9 Tomi B B10 Valen Fabio Denhaz B B11 Deni Wardana B B12 Erlin Fatmawati A B13 Mia Nurrohmah B B14 Muh. Marbiansyah Chakim B B15 Eko Prasetyo B B16 Emi Tarif Triwahyuni B B17 Fera Eka Aprelia B B18 Muh. Zaenal Abidin B B19 Nadhirotul Munawaroh B B20 Ulfa Dwi Riyanti B B21 Achmad Saiful Chakim A B22 Ery Prasetyo A B23 Febrian Nasrul Ulumun Nafik A B24 Muh. Rizal Fatoni A B25 Muh. Shafiyyudin Ismail A B26 Dwi Ratnawati A B27 Intan Alfiana ‘Azizah A B28 Rika Oktavia A B29 Rizka Awalul Lailiyah A B30 Yanti Tri Rahayu A B
Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa 46,67% atau 14
siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) berakhlak sangat
92
baik, dan 53,3% atau 16 siswa berakhlak baik. Sedangkan
kepribadiannya 100% atau 30 siswa berkepribadian baik.
Berdasarkan Hasil wawancara dengan Kusnan Guru
Pendidikan Agama Islam kelas VII F, G mengatakan bahwa:
“Keseluruhan nilai Pendidikan Agama Islam mencakup aspek Afektif, Kognitif dan Psikomotorik. Afektif adalah iman yaitu misalnya perilaku orang yang beriman. Kognitif adalah islam yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa, haji. Sedangkan psikomotorik adalah ihsan yaitu berbuat baik. Jadi tidak ada siswa yang nilainya kurang dari KKM, karena walaupun mereka nilainya jelek dalam ulangan, tapi bisa syahadat itu sudah mencakup nilai dari aspek kognitif.” 84
Hasil wawancara dengan Nurudin Guru Pendidikan Agama
Islam kelas VII A, B, C, D, E mengatakan bahwa:
“Kelas VII ditekankan pada nilai individual dan ibadah yaitu praktek shalat dan baca tulis Al-Qur’an, karena siswa yang baca tulis Al-Qur’annya bagus, shalatnya juga bagus. Jadi apabila siswa tersebut belum bagus ibadahnya maka nilai KKM-nya tidak akan tercapai. Sehingga siswa akan termotivasi untuk meningkatkan ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Nilai Rapor diperoleh dari:NR =
Sehingga siswa yang nilainya kurang dari KKM harus mengikuti remidi”.85
4.41 Penyajian data
Interval Nilai Frekuensi siswa dari SD Frekuensi siswa dari MI70-73 11 874-77 7 578-81 7 1082-85 4 586-89 0 090-93 1 2
84 Wawancara dengan Kusnan, Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII F, G, tanggal 24
Februari 2010
85 Wawancara dengan Nurudin, Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII A, B, C, D, E, tanggal 24 Februari 2010
93
4.42 Histogram
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tinggi (78-93) lebih
banyak diraih oleh siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI)
dibandingkan siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD). Sedangkan
nilai rendah (70-77) lebih banyak diperoleh siswa yang berasal dari
Sekolah Dasar (SD) daripada siswa yang berasal dari Madrasah
Ibtidaiyah (MI).
94
BAB V
ANALISIS DATA
B. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan pemaparan data pada BAB IV, maka nilai siswa yang
berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) diuji
hipotesis menggunakan teknik komparasi Uji Beda ( t-test) T-test sampel
bebas (Independent Sample Test). Tetapi sebelum di uji t, persyaratan
analisis statistic parametric adalah di uji normalitas dan homogenitas.
Disini peneliti menggunakan uji kolmogorov-smirnov satu sampel dengan
SPSS 16.0 for windows, untuk menguji normalitas.
5.1 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestNILAI
N 60Normal Parametersa
Mean 76.9833Std. Deviation 6.02675
Most Extreme Differences
Absolute .193Positive .193Negative -.158
Kolmogorov-Smirnov Z 1.498Asymp. Sig. (2-tailed) .022a. Test distribution is Normal.
Data normal bila nilai sig (p) > 0,05. Jadi data nilai siswa dari
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersebut adalah normal,
karena 0,22 > 0,05. Kemudian data di uji homogenitas menggunakan One-
Way ANOVA dengan SPSS 16.0 for windows.
95
5.2 Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of VariancesNILAI
Levene Statistic
df1 df2 Sig.
.322 1 58 .573
Data homogeny bila nilai sig (p) > 0,05. Jadi data nilai siswa dari
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersebut adalah
homogen, karena 0,573 > 0,05. Setelah data di uji normalitas dan
homogenitas, maka data tersebut di uji t (Independent Sample Test).
5.3 Nilai siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Dari 24 item soal, setelah di uji validitas dengan program SPSS
16.0 for Windows ada 6 item soal yang tidak valid. Sehingga dalam
102
penelitian ini hanya 18 item soal yang dipakai. (Angket bisa dilihat di
lampiran).
Uji reliabilitas
Setelah instrument diuji validitas, maka selanjutnya item soal yang
valid diuji reliabilitas. Teknik yang dipakai adalah teknik belah dua (split-
half-method) dengan SPSS 16.0 for windows.
5.6 Reliability StatisticsCronbach's
AlphaCronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.865 .882 3
Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa harga
koefisien alfa hitung untuk variable x1 > 0,215, yaitu 0,865 > 0,215. Maka
dapat disimpulkan bahwa angket ini reliable. Dengan demikian semua
pertanyaan untuk variable x1 dapat digunakan untuk mengumpulkan data
yang diperlukan.
Dari hasil angket 18 item soal yang valid diperoleh data sebagai
berikut:
1. 83,3% siswa atau 25 siswa yang berasal dari SD merasa bahwa materi
Pendidikan Agama Islam di SD berbeda dengan materi Pendidikan
Agama Islam di SMP, namun 53,3% siswa atau 16 siswa mengatakan
bahwa pelajaran Pendidikan Agama Islam itu mudah. Jadi ada 43,3%
atau 13 siswa yang tidak mengalami kesulitan belajar. Sedangkan
siswa dari MI yang mengatakan bahwa materi Pendidikan Agama
103
Islam (yang tercakup dalam: Aqidah Akhlak, Al-Qur’an Hadist, Fiqih,
SKI dan Bahasa Arab) di MI berbeda dengan materi di SMP ada
53,3% atau 16 siswa, namun 76,7% siswa atau 23 siswa mengatakan
bahwa pelajaran Pendidikan Agama Islam mudah. Jadi ada 70% atau
21 siswa yang tidak mengalami kesulitan belajar.
Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang berasal dari SD
dan MI sama-sama merasa bahwa materi Pendidikan Agama Islam di
SD/MI dulu berbeda dengan materi Pendidikan Agama Islam di SMP,
dan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam itu mudah, sehingga
tidak mengalami kesulitan belajar.
2. 63,3% atau 19 siswa yang berasal dari SD mengulang pelajaran di
rumah meskipun tidak ada ujian, sedangkan siswa yang dari MI hanya
56,7% atau 17 siswa. Siswa dari SD yang menyempatkan diri
membaca setiap hari hanya 80% atau 24 siswa dan siswa yang dari MI
ada 93,3% atau 28 siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang
berasal dari SD dan MI sama-sama mengulang pelajaran di rumah
meskipun tidak ada ujian dan juga menyempatkan diri membaca
setiap hari.
3. Siswa dari SD dan MI yang mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah
sama-sama ada 73,3% atau 22 siswa. Jadi siswa yang berasal dari SD
dan MI sama-sama mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah.
4. Siswa dari SD yang tinggal di lingkungan Masjid/Pondok Pesantren
hanya 6,7% atau 2 siswa, lebih banyak siswa dari MI yaitu 33,3% atau
104
10 siswa. Jadi siswa dari MI yang banyak tinggal di lingkungan
Masjid/Pondok Pesantren
5. 83,3% – 96,67% siswa atau 25-29 siswa mengatakan bahwa guru
menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar sehingga
pelajarannya menyenangkan dan mudah dipahami. Namun guru yang
sering menggunakan alat peraga/OHP, LCD, Tape Recorder hanya
guru kelas F dan G. Sedangkan Guru yang dapat dijadikan curhat jika
ada masalah menurut siswa hanya ada 25% atau 15 siswa yang
mengatakan iya. Dan guru yang memberi hukuman atau teguran
kepada siswa yang melanggar peraturan/tidak mengerjakan tugas
menurut siswa ada 91,67% atau 56 siswa yang mengatakan iya.
6. 40% atau 12 siswa yang berasal dari SD mengatakan bahwa Guru
paham tentang karakter masing-masing siswa dan 70% atau 21 siswa
mengatakan bahwa guru tidak membeda-bedakan siswa dari segi fisik.
Sedangkan menurut siswa yang berasal dari MI ada 63,3% atau 19
siswa mengatakan bahwa Guru paham tentang karakter masing-
masing siswa dan 83,3% atau 25 siswa mengatakan bahwa guru tidak
membeda-bedakan siswa dari segi fisik. Jadi guru bisa dikatakan
cukup paham dengan karakter masing-masing siswa, namun tidak
membeda-bedakannya dari segi fisik.
7. 66,7% atau 20 orangtua siswa yang berasal dari SD selalu bertanya
tentang pelajaran anaknya di sekolah. Dan 50% atau 15 orangtua
mereka juga menemani mereka ketika belajar di rumah. Hal ini
105
membuktikan bahwa orangtua dirumah sangat membimbing siswa.
Sedangkan siswa dari MI yang mendapat bimbingan orangtua hanya
53,3% atau 16 siswa yang orangtuanya sering bertanya tentang tugas
sekolah dan hanya 36% atau 11 siswa yang orangtuanya biasa
menemani anaknya belajar. Jadi siswa yang berasal dari SD lebih
banyak mendapat bimbingan orangtua di rumah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun berasal dari Sekolah
Dasar (SD) yang porsi Pendidikan Agama Islam lebih sedikit
dibandingkan Madrasah Ibtidaiyah (MI), namun prestasi belajar antara
keduanya tidak ada perbedaan yang significant. Factor-faktor yang
menyebabkannya antara lain adalah sebagai berikut:
1) Guru Pendidikan Agama Islam sudah tepat dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa yang mempunyai latar belakang
sekolah berbeda. Guru yang menggunakan multimedia dan multi
metode dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Hal ini juga
dikuatkan hasil wawancara dengan Nurudin Guru Pendidikan Agama
Islam kelas VII A, B, C, D, E mengatakan bahwa:
“Metode mengajar yang di gunakan bervariasi dan fleksibel tergantung materinya, seperti ceramah, diskusi, pemberian tugas, dan Tanya jawab, dll.”86
2) Guru paham tentang karakter masing-masing siswa dan tidak
membeda-bedakan siswa dari segi fisik. Hal ini karena Lingkungan
social sekolah yang meliputi guru dapat mempengaruhi semangat
86 Wawancara dengan Nurudin, Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII A, B, C, D, E, tanggal 24 Februari 2010
106
belajar siswa. Guru yang menunjukkan sikap, perilaku yang simpatik
dan memperlihatkan suri tauladan yang baik, dapat menjadi daya
dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Hal ini juga dikuatkan
hasil wawancara dengan Jausan Guru Pendidikan Agama Islam kelas
VII H mengatakan bahwa:
“Kebanyakan guru tidak mengetahui darimana siswa itu berasal, SD atau MI karena menambah beban guru untuk mencari tahu latar belakang siswanya. Tapi biasanya siswa SD dan MI itu berbeda pemahamannya pada segi tajwid dan membaca Al-Qur’an yang baik dan benar, untuk Akhlak, Fiqih, Sejarah rata-rata sama. Guru dapat membagi siswa menjadi tiga tingkatan berdasarkan prestasi belajaranya. Pertama, untuk siswa dalam kategori nilai tinggi, maka guru perlu mengembangkan tugasnya agar dapat menunjang keberhasilannya lebih baik lagi. Kedua, untuk siswa dalam kategori nilai sedang, maka dicari penyebab nilainya bisa seperti itu. Materi perlu di ulang atau cukup ditambah latihan saja. Ketiga, untuk siswa yang termasuk kategori nilainya rendah maka diadakan remidi dan tugas-tugas agar siswa terlatih dan dapat mencapai SKL. Selain itu diperlukan catatan dari Guru, misalnya Guru kelas VII mengetahui salah satu siswanya belum bisa baca Al-Qur’an dengan baik, maka ketika siswa tersebut naik kelas VIII sebaiknya Guru kelas VII memberi catatan khusus kepada Guru kelas VIII bahwa siswa tersebut perlu bimbingan khusus karena belum bisa baca Al-Qur’an dengan baik.”87
3) Siswa bersemangat rajin belajar di rumah, sehingga tidak mengalami
kesulitan belajar. Hal ini karena siswa yang mempunyai perhatian,
bakat, minat dan motivasi dalam mempelajari Pendidikan Agama
Islam akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan
mencapai prestasi yang diinginkan. Hal ini juga dikuatkan hasil
87 Wawancara dengan Jausan, Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII H, tanggal 25
Februari 2010
107
wawancara dengan Nihayatul Khusniyah, siswa yang berasal dari
Sekolah Dasar (SD), mengatakan bahwa:
“Materi Pendidikan Agama Islam di SD berbeda dengan di SMP, namun dengan rajin belajar, memperhatikan ketika Guru menjelaskan dan bertanya jika kurang paham akan menjadikan mudah menerima pelajaran, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Kemudian selain mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah, Orangtua di rumah juga sangat membimbing dalam belajar dan beribadah.”88
4) Siswa mendapatkan pelajaran agama tambahan dengan mengikuti
TPA/ TPQ /Madrasah Diniyah. Untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Islam, siswa
memang perlu jam tambahan dengan mengikuti TPA/TPQ/Madrasah
Diniyah. Siswa yang mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah
biasanya rutin masuk 6 hari dalam seminggu dengan libur pada hari
jum’at. Sehingga siswa ini sama dengan mempratekkan hokum Jost
(Jost’s in law). Menurut hokum ini belajar dengan alokasi waktu 3
jam perhari selama 5 hari lebih efektif daripada 5 jam sehari tetapi
hanya selama 3 hari, walaupun hasil perkalian keduanya sama. Hal ini
juga dikuatkan hasil wawancara dengan Rizka Awalul Lailiyah, siswa
yang berasal dari Madrasah ibtidaiyah (MI), mengatakan bahwa:
“Rata-rata siswa dari MI tinggal di lingkungan Pondok Pesantren dan Masjid, sehingga mereka rajin beribadah ke masjid dan juga rajin mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah. 89
5) Siswa tinggal di lingkungan Pondok Pesantren atau Masjid.
Lingkungan masyarakat sekitar Pondok Pesantren dan Masjid akan
88 Wawancara dengan Nihayatul Khusniyah, Siswa kelas VII H, tanggal 15 Maret 2010
89 Wawancara dengan Rizka Awalul Lailiyah, Siswa kelas VII H, tanggal 15 Maret 2010
108
mempengaruhi aktivitas belajar siswa menjadi lebih religius. Hal ini
juga dikuatkan hasil wawancara dengan Kusnan Guru Pendidikan
Agama Islam kelas VII F, G mengatakan bahwa:
“Jika tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan, maka Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar (SD) sudah tepat dalam memberikan pelajaran kepada siswanya. Karena Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar (SD) hanya 2 jam pelajaran, lebih sedikit dibandingkan dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Lingkungan keluarga, masyarakat juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa Sekolah Dasar (SD) yang rumahnya dekat Madrasah/Masjid/Pondok Pesantren prestasinya juga bisa bagus seperti siswa yang dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), karena lingkungan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.”90
6) Siswa mendapat bimbingan dari orangtua di rumah. Lingkungan
keluarga termasuk orangtua dapat memberi dampak baik dan buruk
terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Orangtua
yang perhatian terhadap kegiatan belajar siswa, akan membuat siswa
rajin belajar. Sehingga selain peran guru agama di sekolah, peran
orangtua juga sangat penting. Hal ini juga dikuatkan hasil wawancara
dengan Rizka Awalul Lailiyah, siswa yang berasal dari Madrasah
ibtidaiyah (MI), mengatakan bahwa:
“Materi Pendidikan Agama Islam (yang tercakup dalam Aqidah Akhlah, Al-Qur’an Hadist, Fiqih, SKI, Bahasa Arab) di MI tidak berbeda dengan di SMP, hanya lebih berkembang materinya. Sehingga tidak merasa kesulitan dalam menerima pelajaran. Orangtua juga mendukung dalam belajar dan beribadah.” 91
90 Wawancara dengan Kusnan, Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII F, G, tanggal 24
Februari 2010
91 Wawancara dengan Rizka Awalul Lailiyah, Siswa kelas VII H, tanggal 15 Maret 2010
109
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan untuk menjawab
pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah. Adapun kesimpulannya
menyatakan bahwa rata-rata nilai Pendidikan Agama Islam dari 30 siswa
yang berasal dari Sekolah Dasar (SD), adalah 75,93. Sedangkan rata-rata
nilai Pendidikan Agama Islam dari 30 siswa yang berasal dari Madrasah
Ibtidaiyah (MI), adalah 78,03. Kedua nilai tersebut termasuk kategori
cukup baik karena di atas nilai KKM yaitu 70. Dibandingkan dengan nilai
rata-rata siswa yang dari Sekolah Dasar (SD) hanya selisih 2,1 lebih bagus
siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Setelah nilai siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) diuji hipotesis menggunakan teknik komparasi
Uji Beda T-test sampel bebas (Independent Sample Test), ternyata
(2,004), maka diterima. Jadi tidak ada perbedaan yang
110
significant antara prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan. Sedangkan
perbandingan akhlak dan kepribadian antara siswa yang berasal dari
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah tidak ada
perbedaan yang significant pula.
Dari hasil angket dan wawancara diperoleh sebab-sebab tidak
adanya perbedaan yang significant antara prestasi belajar siswa yang
berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah
Guru Pendidikan Agama Islam sudah tepat dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa yang mempunyai latar belakang sekolah berbeda,
Guru paham tentang karakter masing-masing siswa, Siswa bersemangat
rajin belajar di rumah, Siswa mendapatkan pelajaran agama tambahan
dengan mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah, Siswa ada yang tinggal di
lingkungan Pondok Pesantren atau Masjid dan Siswa mendapat bimbingan
dari orangtua di rumah.
B. Saran
Dari pembahasan hasil penelitian diatas, yang dapat peneliti
berikan kepada pembaca adalah:
1. Dalam mendidik siswa memang perlu mengetahui latar belakang asal
sekolah siswa, namun tidak sepenuhnya latar belakang itu
111
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Banyak factor-faktor lain
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
2. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya kualitas
madrasah swasta tidak menjadikan outputnya lebih rendah daripada
sekolah negeri, karena perbandingan output keduanya sama.
3. Pendidik harus menentukan metode mengajar yang cocok agar siswa
dengan latar belakang sekolah berbeda, bisa saling menerima dan
memahami pelajaran dengan baik.
4. Agar prestasi belajar siswa meningkat selain diperlukan rajin belajar,
jam belajar tambahan, lingkungan yang mendukung juga sangat perlu
bimbingan orangtua di rumah. Jadi Guru dan Orangtua berperan
penuh dalam kegiatan belajar siswa.
5. Perlu diadakan penelitian lanjut tentang perbandingan prestasi belajar
untuk mengetahui factor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi
belajar.
112
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi, Abu dan Prasetyo, Joko Tri. 1997. Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah MKDK. Bandung: Pustaka Setia.
Anam, Saiful. 2005. Indra Djati Sidi dari ITB untuk Pembaruan Pendidikan. Bandung: Teraju.
Ary, Donald, dkk. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. terj., Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional.
Bafadal, Ibrahim. 2006. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dahlan dkk, M. 2003. Kamus Induk Istilah Ilmiah. Surabaya: Target Press.
Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern Untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Nurullah, Marno. 2009. “Metodologi Pembelajaran”, Bahan Ajar, Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Nurul H, Munfaridatun. 2005. Skripsi, “Studi Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di MTs Negeri Mojoroto Kediri”, Fakultas Tarbiyah UIN Malang.
Poerwadarminta, W.J.S, 1982, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.