STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA PERAIRAN PANTAI TANAH MAETA KABUPATEN BUTON SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Sipil Pengairan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : ANDRI INDRA 105 81 01324 10 105 81 01300 10 PROGRAM STUDI SIPIL PENGAIRAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI
PADA PERAIRAN PANTAI TANAH MAETA
KABUPATEN BUTON
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh GelarSarjana Teknik pada Program Studi Sipil Pengairan
Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
A N D R I I N D R A105 81 01324 10 105 81 01300 10
PROGRAM STUDI SIPIL PENGAIRANJURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
i
STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI
PADA PERAIRAN PANTAI TANAH MAETA
KABUPATEN BUTON
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh GelarSarjana Teknik pada Program Studi sipil Pengairan
Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
A N D R I I N D R A105 81 01324 10 105 81 01300 10
PROGRAM STUDI SIPIL PENGAIRANJURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
i
STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI
PADA PERAIRAN PANTAI TANAH MAETA
KABUPATEN BUTON
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh GelarSarjana Teknik pada Program Studi sipil Pengairan
Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
A N D R I I N D R A105 81 01324 10 105 81 01300 10
PROGRAM STUDI SIPIL PENGAIRANJURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
i
STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI
PADA PERAIRAN PANTAI TANAH MAETA
KABUPATEN BUTON
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh GelarSarjana Teknik pada Program Studi sipil Pengairan
Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
A N D R I I N D R A105 81 01324 10 105 81 01300 10
PROGRAM STUDI SIPIL PENGAIRANJURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
iiiiii
iii`
iii`
iii`
iv
ABSTRAK
ANDRI (105810132410) dan INDRA (105810130010). Studi KarakteristikHidro- Oceanografi Pada Perairan Pantai Tanah Maeta Kabupaten Buton.Dibawah Bimbingan RISWAL K., ST., MT. dan NENNY T. KARIM, ST., MT.
Perairan pantai tanah maeta merupakan bagian dari wilayah perairanIndonesia yang berada di Propinsi Sulawesi Tenggara Kabupaten ButonKecamatan Pasar Wajo yang berbatasan langsung dengan Laut Flores dibagian Selatannya. Dalam hal ini tentunya dapat menyebabkan besarnyagelombang laut yang datang yang dapat menyebabkan terjadinya pengikisanpada garis pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisiHidro-oceanografi perairan pantai Tanah Maeta Kabupaten Buton. Dalampenelitian ini digunakan data angin selama 10 tahun yang diambil dari BMKGBetoambari Kota Bau-bau yang akan digunakan untuk peramalan gelombangdan data pasang surut dari hasil pengamatan di lokasi studi. Dari hasil analisisdiperoleh tipe pasang surut yaitu pasang surut campuran condong ke harianganda (mixed tide prevailing semi diurnal) dan tinggi gelombang yaitu 3,49 mdengan periode 9,05 detik.
Kata kunci : Hidro-oceanografi, angin, pasang surut dan gelombang
v
ABSTRACT
Andri (105810132410) and INDRA (105 810 130 010). Hydro-Oceanographic Characteristics Study On Water Beaches Tanah Maeta Buton.Under Guidance RISWAL K., ST., MT. and Nenny T. KARIM, ST., MT.
Tanah Maeta coastal waters are part of the territorial waters ofIndonesia located in District Wajo Market Buton in Southeast Sulawesiprovince directly adjacent to Flores sea in Southern parts. In this case ofcourse, can cause large ocean waves come up that can cause erosion on theshoreline. This study aimed to describe the condition of coastal waters Hydro-oceanography Land Maeta Buton. This study used the wind data for 10 yearswere taken from BMKG Betoambari Bau-bau be used for forecasting wavesand tide data from observations in the study area. The results of analysis types,namely tidal ebb-leaning daily mix doubles (mixed tide prevailing semi-diurnal) and wave height is 3.49 meters with a period of 9.05 seconds.
Keywords: Hydro-oceanography, wind, tidal and wave
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Ujian Akhir ini
dengan baik.
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi dalam rangka menyelesaikan Program Studi pada Jurusan Sipil dan
Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Adapun
judul tugas akhir kami adalah : “STUDI KARAKTERISTIK HIDRO
OCEANOGRAFI PADA PERAIRAN PANTAI TANAMAETA
KABUPATEN BUTON”
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mendapatkan banyak
masukan yang berguna dari berbagai pihak sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu dengan segala ketulusan serta keikhlasan hati,
kami mengucapkan terima kasih dengan penghargaan setinggi tingginya
kepada :
1. Bapak Hamzah Al Imran, ST., MT. sebagai dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Muh. Syafaat S. Kuba, ST. sebagai Ketua Jurusan Sipil Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii
3. Bapak Riswal K, ST., MT. selaku pembimbing I dan ibu Ir. Nenny T.
Karim, ST., MT. selaku pembimbing II, yang telah meluangkan banyak
waktu, memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga terwujudnya
tugas akhir ini.
4. Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai pada fakultas Teknik atas segala
waktunya telah mendidik dan melayani kami selama mengikuti proses
belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Ayahanda dan ibunda tercinta yang senantiasa memberikan limpahan kasih
sayang, doa, serta pengorbanan kepada penulis.
6. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik, terkhusus Saudaraku Angkatan
2010 dengan rasa persaudaraan yang tinggi banyak membantu dan
memberikan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Pada akhir penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa tugas
akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis meminta saran dan kritik
yang bersifat membangun sehingga laporan tugas akhir ini dapat menjadi lebih
baik dan menambah pengetahuan kami dalam menulis laporan selanjutnya.
Semoga laporan tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan
untuk pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Makassar, Mei 2015
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................3
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................3
E. Batasan Masalah..................................................................................4
F. Sistematika Penulisan .........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Oseanografi...........................................................................6
B. Survei Hidro Oseanografi ...................................................................7
C. Survei Bathimetri ................................................................................25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 27
B. Peralatan Survei ..................................................................................27
C. Metode Penelitian................................................................................28
ix
D. Analisis Data .......................................................................................29
E. Bathimetri............................................................................................ 31
F. Bagan Alur Penelitian .........................................................................32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data........................................................................................... 33
B. Perhitungan Fetch......................................................................................38
C. Perhitungan Tinggi dan Periode Gelombang Berdasarkan
fetch dan UA..........................................................................................................................................41
D. Perhitungan Gelombang Pecah ................................................................................................48
E. Perkiraan Tinggi Gelombang dengan Periode Ulang................................ 51
F. Pasang Surut.............................................................................................. 57
G. Bathimetri..................................................................................................62
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN.........................................................................................65
B. SARAN .....................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Contoh Mawar Angin
2. Hubungan antara kecepatan angin di laut (Uw) dan di darat (UL)
3. Definisi dan karakteristik gelombang di daerah pantai (Teknik
Pantai, 1999)
4. Diagram alir proses peramalan gelombang berdasarkan data angin
5. Grafik peramalan gelombang
6. Tipe pasang surut
7. Bagan alur penelitian
8. Mawar angin di perairan tanah maeta dari tahun 2003-2012
9. Hasil plot mawar angin
10. Penentuan arah fetch pada lokasi studi
11. Penentuan nilai RL
12. Grafik peramalan gelombang
13. Hasil perhitungan tunggang pasang surut
14. Grafik pasang surut pantai tanah maeta
15. Peta Bathimetri dilokasi studi
16. Profil melintang
17. Profil memanjang
9
10
13
15
17
25
32
36
37
38
42
44
61
61
63
64
64
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
18. Konstituent pasang surut
19. Tabel rekapitulasi data angin selama 10 tahun dalam satuan
knot
20. Persentasi kejadian angin berdasarkan arah datanya dilokasi
studi
21. Ferhitungan Fetch efektif arah timur
22. Ferhitungan Fetch efektif arah selatan
23. Ferhitungan Fetch efektif arah tenggara
24. Hasil peramalan gelombang selama 10 tahun
25. Jumlah data arah gelombang berdasarkan tinggi gelombang
26. Perhitungan tinggi gelombang signifikan dengan periode ulang
27. Gelombang dengan periode ulang terentu
28. Konstanta pasang surut di perairan tanah maeta
23
34
35
39
40
41
45
48
52
57
57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karakteristik suatu perairan dapat diartikan sebagai perubahan
dinamika yang terjadi karena faktor lingkungan. Pengamatan tentang
karakteristik suatu perairan perlu dikaji dengan melihat perubahan-perubahan
dinamika perairan yaitu gambaran beberapa parameter oseanografi seperti
pasang surut, gelombang, dan kedalaman. Fenomena ini memberikan ciri khas
tersendiri pada suatu wilayah perairan laut.
Pariwono (1999), mengemukakan bahwa salah satu aspek lingkungan
yang penting untuk diketahui dan dipahami agar pengelolaan sumber daya
dapat dilaksanakan dengan tepat yaitu dinamika dari perairan. Hal ini
disebabkan karena perairan berupa fluida yang tidak mengenal batas
administrasi atau ekologi. Apabila perairan di suatu lokasi terganggu maka
dampaknya akan tersebar ke lingkungan di sekitarnya.
Kabupaten Buton merupakan wilayah kepulauan dengan luas lautan
yang lebih besar dari luas daratannya, dimana dari luas wilayah 21.535,26 km2
terdiri dari lautan seluas 18.825 km2 (87.42%) sedangkan luas daratannya
2.710,26 km2 (12,58%). Di Kabupaten Buton terdapat beberapa pantai yang
sangat dinamis salah satunya adalah Pantai Tanah Maeta.
2
Pantai Tanah Maeta adalah salah satu pantai yang terletak di Sulawesi
Tenggara tepatnya di Kabupaten Buton Kecamatan Pasar Wajo Desa Tanah
Maeta. Perairan pantai tanah maeta merupakan bagian dari wilayah perairan
Indonesia yang berada di Propinsi Sulawesi Tenggara Kabupaten Buton,
dimana pantainya sangat dinamis, terbuka dari beberapa arah mata angin tanpa
ada penghalang seperti pulau atau tanjung yang mengakibatkan gelombang
dari beberapa arah tidak mengalami reduksi untuk masuk ke pantai.
Disepanjang Pantai Tanah Maeta belum terdapat bangunan pengaman
pantai sebagaimana yang diharapkan, padahal kondisi pantai tersebut banyak
mengalami abrasi. Sehingga menimbulkan permasalahan pada pantai tersebut,
permasalahan yang yang timbul yaitu, masalah abrasi pantai dan sedimentasi.
Atas penjelasan di atas penulis ingin melakukan penelitian atas pantai
tersebut dengan judul “Studi Karakteristik Hidro Oceanografi pada
perairan Pantai Tanah Maeta Kab. Buton”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas maka studi
karakteristik hidro-oceanografi pantai tanah maeta dapat dibuat rumusan
masalah yaitu :
1. Bagaimana karakteristik gelombang pantai Tanah Maeta Kab. Buton
2. Bagaimana karakteristik pasang surut pantai Tanah Maeta Kab. Buton
3
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah sebagaimana
yang
diuraikan di atas, maka penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik gelombang pantai Tanah Maeta Kab.
Buton.
2. Untuk mengetahui karakteristik Pasang surut pantai Tanah Maeta Kab.
Buton
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian tugas akhir ini antara
lain :
1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
bagi peneliti tentang pengaruh Hidro Oceanografi terhadap Perairan Pantai
Tanah Maeta
2) Sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan bangunan pantai, pada
Perairan Pantai Tanah Maeta
3) Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam rangka
pengembangan dan pembangunan wilayah pada Perairan Pantai Tanah
Maeta
4
E. Batasan Masalah
Pada penelitian ini dibatasi pada beberapa masalah, masalah tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada perairan pantai Tanah Maeta untuk
menganalisis data perameter hidro oceanografi seperti : Karakteristik
Pasang surut dan gelombang,
2. Data periode gelombang (T) yang digunakan adalah data yang diambil
dari data angin (arah dan kecepatan) selama 10 Tahun yang bersumber dari
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Betoambari Kota
Bau-bau.
3. Pembahasan mengenai pasang surut yang dihitung berdasarkan data pasang
surut 15 hari lokasi tinjauan yaitu pantai Tanah Maeta.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan proposal ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masing bab
membahas masalah tersendiri, selanjutnya sistematika laporan ini sebagai
berikut :
Bab I Pendahuluan mencakup pembahasan latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan
sistimatika penulisan.
5
Bab II Menguraikan tinjauan mengenai permasalahan yang akan menjadi
bahan penelitian dalam penulisan tugas akhir pada suatu wilayah
tertentu. Dimana dalam hal ini mencakup teori-teori beserta formula
yang berkaitan langsung dengan penelitianyang akan dilakukan.
Bab III Metodologi penelitian mencakup lokasi penelitian, jenis penelitian
dan sumber data, metode analisa data, bagan alir penelitian.
Bab IV Hasil dan pembahasan
A. Deskripsi Data
B. Perhitungan Fetch
C. Perhitungan Tinggi dan Periode Gelombang Berdasarkan fetch dan UA
D. Perkiraan Tinggi Gelombang dengan Periode Ulang
E. Pasang Surut
F. Bathimetri
Bab V Kesimpulan dan Saran
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Oceanografi
Oceanografi berasal dari kata ocean yang berarti laut dan graphy yang
berarti gambaran, deskripsi. Sehingga oseanografi mempunyai arti gambaran
tentang lautan. Oseanografi itu sendiri bukan ilmu murni tetapi didukung oleh
berbagai macam cabang ilmu seperti kimia oseanografi, fisika oseanografi,
biologi oseanografi serta geologi oseanografi (Hutabarat dan Evans, 1984).
Bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai
studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala
fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui
bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang
disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian
yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet
Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer (Nontji, 1987).
Hutabarat dan Evans (1985), pada bagian lain menjelaskan bahwa
oseanografi adalah studi ilmiah mengenai bumi yang ditutupi oleh air dan
lingkunganya. Sasarannya adalah memperluas pengertian manusia mengenai
semua aspek kelautan, karakteristik flora dan fauna dalam alam laut, interaksi
udara diatasnya serta bentuk dan struktur air laut itu sendiri.
7
B. Survey Hidro - Oceanografi
1. Angin
Menurut Bambang Triatmodjo (1999), Angin yang berhembus di
atas permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Kecepatan angin
menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga permukaan air
yang semula tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang kecil di
atas permukaan air. Apabila kecepatan angin bertambah, riak tersebut menjadi
semakin besar, dan apabila angin berhembus terus akhirnya akan terbentuk
gelombang. Semakin lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar
gelombang yang terbentuk.
a) Distribusi kecepatan angin
Distribusi kecepatan angin di atas permukaan laut terbagi dalam
tiga daerah sesuai dengan elevasi di atas permukaan. Di daerah geostropik
yang berada di atas 1000 m kecepatan angin adalah konstan. Di bawah elevasi
tersebut terdapat dua daerah yaitu daerah Ekman yang berada pada elevasi 100
sampai 1000 m dan daerah di mana tegangan konstan yang berada pada
elevasi 10 sampai 100 m. Di kedua daerah tersebut kecepatan dan arah
angin berubah sesuai dengan elevasi, karena adanya gesekan dengan
permukaan laut dan perbedaan temperatur antara air dan udara.
Untuk memprediksi gelombang didasarkan pada kecepatan angin yang
di ukur pada elevasi y = 10 m. Apabila angin tidak diukur pada elevasi 10 m,
8
maka kecepatan angin harus dikonversikan pada elevasi tersebut. Untuk y
lebih kecil dari 20 dapat menggunakan persaman berikut :
Dari tabel 8 jumlah data di atas dapat kita cari prosentase arah
gelombang dominan dengan cara sebagai berikut :
Pada data gelombang dengan tinggi 1-2 meter dan arah angin Timur terdapat
1 buah data, sehingga jika dihitung berdasarkan jumlah data prosentasenya
sebesar : 163 x 100 = 1,59 %Perhitungan tersebut merupakan salah satu contoh perhitungan dari arah
Timur.
D. Perhitungan Gelombang Pecah
1) Panjang gelombang laut dalam
Dik :
H signifikan : 2,52 m
T : 7,82 dtk
49
d : 22 m
L0 = 1,56 x T2
= 1,56 x 61,3089
= 95,6419 m = = 0,2300 m
Dari tabel L-1 (Bambang Triatmodjo) diperoleh :
= 0,2300 Ks = 0,926
2) Menentukan koefisien refraksi
Kr = α 0 = arah datang gelombang (diambil 450 denganasumsi gelombang dating dari arahTenggara)Dimana dari lampiran tabel L-1 (Bambang Triatmodjo) diperoleh :
= 0,25061
Maka : L = = 87,7858
C = =
= 11,2115 m/dtk
C0 = =
= 12,2148 m/dtk
Sin α = Sin α₀ = Sin 45
2295,6419dL0dL0
cos 0cos
dL 220,25061LT 87,78587,83L₀T 95,64197,83
CC₀ 95,64197,83
50
= 0,6490
α = 40,4662
maka :
Kr =
Kr = 0,965
3) Menentukan tinggi gelombang akibat koefisien refraksi dan koefisien
shoaling
H (Kr,Ks) = H0 x Kr x Ks
= 2,52 x 0,965 x 0,926
H (Kr,Ks) = 2.2507 m
4) Menentukan tinggi gelombang pecah
Tinggi gelombang pecah di tentukan dengan grafik
= = 0,00453 H’0 = Kr x H0
H0 = =
Maka : Hb = 1,2 x 2,7214 = 2,8215 m
Hb = 3,2657 H’0 = 0,965 x 2,8215H’0= 2,7214 m
5) Menentukan kedalaman gelombang pecah
Kedalaman gelombang pecah ditentukan dengan grafik
= = 0,00544
= 1,1
0,7070,760
H′₀gT² 2,72149,8 x 7,83² HKs x Kr 2,520,926 x 0,965H′₀gT² = 1,2
HbgT² 3,26579,8 x 7,83²dbHb
51
Maka :
db = 1,1 x 3,2657
db = 3,5955 m
Jadi tinggi gelombang pecah yaitu 3,2657 m dan gelombang pecah akan
terjadi pada kedalaman 3,5955 m.
E. Perkiraan tinggi gelombang dengan periode ulang
Ada dua metode yang bisa digunakan dalam menentukan suatu tinggi
tinggi gelombang yang representatif dengan kala ulang tertentu. Metode yang
dimaksud adalah distribusi Fisher-Tippet Tipe I dan distribusi Weibull. Dalam
studi ini digunakan metode Weibull.
Langkah-langkah dalam perhitungan perkiraan tinggi gelombang
adalah sebagai berikut :
1) Menentukan probabilitas bahwa H(m) tidak dilampaui
Berdasarkan definisi Australia yaitu Indian Spiring Low Water, maka :
Zo = S0 - [ AM2 + AS2 + AK1 ] + AO1
= 135 - [ 54 + 16 + 28 ] + 22
= 15 cm dari MSL terpakai
Ketinggian muka surutan dari Nol Palem = MSL - Zo
= 135 – 15
= 120 cm
ATT = So + [ AM2 + AS2 + AK1 + AO1 ]
= 135 + [ 54 + 16 + 28 + 22 ]
= 255 cm dari MSL terpakai
2. Tipe Pasang Surut
Tipe pasang surut dan tunggang air pasang surut yang ada pada pantai
Tanah Maeta adalah sebagai berikut :
59
= ( ) ( )( ) ( ) =
= 0,8
Berdasarkan nilai forsmal,( 0,25<F≤1,5 ) maka keriteria pasang surut
adalah : Pasut tipe campuran condong harian ganda (Mixed Tide Prevaling
Semidiurnal )
3. Tunggang Air Pasang Surut
Untuk :
Pasut tipe campuran condong harian ganda (Mixed Tide Prevailing
Semidiurnal)
Diketahui :
MSL = 135 AS2 = 16
AK1 = 28 AM2 = 54
AO1 = 22
LAT = MSL - AK1 - AO1 - AS2 - AM2
= 135 - 28 - 22 - 16 - 54
= 15 cm
HAT = LAT + 2 [Ak1 + AO1 + As2 + AM2]
= 15 + 2 (28 + 22 + 16 + 54)
= 255 cm
60
MHHWS = LAT + 2 [AS2 + AM2] + Ak1 + AO1
= 15 + 2 [ 16 + 54 ] + 28 + 22
= 205 cm
MHHWN = LAT + 2 [AM2) + AK1 + AO1
= 15 + 2 [54 ] + 28 + 22
= 173 cm
MSL = 135 cm
MLLWN = LAT + 2 [AS2 ] + AK1 + AO1
= 15 + 2 [16] + 28 + 22
= 97 cm
MLLWS = LAT + Ak1 + Ao1
= 15 + 28 + 22
= 65 cm
Dari hasil hitungan di atas didapat elevasi pasang surut sebagai
berikut :
HAT = HAT – MSL
= 255 – 135 = 120 cm
MHHWS = MHHWS – MSL
= 205 – 135 = 70 cm
MHHWN = MHHWN – MSL
= 173 – 135 = 38 cm
MSL = MSL – MSL
61
= 135 – 135 = 0 cm
MLLWN = MLWN – MSL
= 97 – 135 = -38 cm
MLLWS = MLLWS – MSL
= 65 – 135 = -70 cm
LAT = LAT – MSL
= 15 – 135 = 120 cm
Gambar 13. Hasil perhitungan tunggang pasang surut
Gambar 14. Grafik pasang surut pantai Tanah Maeta
62
G. Bathimetri
Survei batimetri adalah survei yang dilakukan untuk mengetahui nilai
kedalaman dari dasar laut. Lokasi survey batimetri sama dengan lokasi
pengukuran topografi, pengukuran bathimetri dilakukan 800 m kearah laut
dari garis pantai. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan didapatkan
gambaran topografi dasar laut yang dapat dilihat pada gambar 15. Berdasarkan
gambar 15 maka dapat dibuat profil melintang dan profil memanjang yang
dapat dilihat pada gambar 16 dan 17.
63
Gambar 15. Peta Bathymetri
64
`
Gambar 16. Profil Melintang
Gambar 17. Profil Memanjang
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data angin tahun 2003 – 2012 untuk peramalan gelombang
( Hidro Oceanografi) maka dapat disimpulkan :
1) Tinggi gelombang yang tertinggi di perairan pantai Tanah Maeta adalah
3,49 m dengan durasi 9,05 detik dengan kecepatan angin 9,26 m/det ke
arah Tenggara, sedangkan gelombang yang terendah adalah 1,15 m
dengan durasi 5,66 detik dengan kecepatan angin 4,63 m/det ke arah
Tenggara. Tinggi gelombang pecah yaitu 3,27 m dan gelombang pecah
akan terjadi pada kedalaman 3,59 m.
2) Pasang surut yang terjadi di perairan pantai Tanah Maeta adalah tipe
pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing
semi-diurnal) dengan angka forsmal (F) 0,8.
B. Saran
1) Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang hasil studi kondisi
pantai Tanah Maeta untuk dapat dilakukan penyesuaian- penyesuaian
dalam mengelola pesisir pantai dengan kondisi hidro oceanografi yang ada.
66
2) Pengambilan data pasang surut diharapkan di atas 15 hari. Untuk
mendapatkan hasil yang akurat.
3) Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengetahui jumlah angkutan
sedimen pertahun yang terjadi akibat pengaruh hidro oceanografi pada
perairan pantai Tanah Maeta.
DAFTAR PUSTAKA
Garde, R. J.,Ranga Raju, K. G. 1977. Mechanics of Sediment Transportationand Alluvial Stream Problems,Willey Eastern Limited, New Delhi.273-275
Hidayat Nur. 2005. Jurnal Kajian Hidro-Oseanografi Untuk Deteksi Proses-ProsesFisik Di Pantai. Fakultas Teknik Universitas Tadulako. Palu
K. Riswal, 2013. Jurnal Simulasai Pemodelan Perubahan Garis Pantai UntukPemilihan Alternatif Bangunan Pelindung Pantai (Kasus Pantai MagesuKab. Takalar). Fakultas Teknik Unhas. Makassar
Lolong Maxi, Masinambow Jendry, 2011. Jurnal Penentuan Karakteristik danKinerja Hidro Oceanografi Pantai (Study Kasus Pantai Inobonto)
Mulyanto,H. (2010). Prinsip Rekayasa Pengendalian Muara dan Pantai, GrahaIlmu, Yogyakarta.
Nawisworo, Sarlina Eva Yunik, 2006. Perencanaan Sistem Perlindungan PantaiKampung Cina Tua Provinsi Irian Jaya Tengah. Fakultas Teknik UniversitasDiponegoro Semarang
P Mareta Candrawati, P Setia Wahyu, Kurniani Dwi, P Nugroho Priyo. 2011.Perencanaan Bangunan Pelindung Pantai Tambakharjo. Jurusan TeknikSipil Universitas Diponegoro. Semarang
Surbakti Heron, 2012 Karakteristik Pasang Surut dan Pola Arus di Muara SungaiMusi Sumatera Selatan. Program Studi Ilmu Kelautan UniversitasSriwijaya. Sumatera Selatan
Triatmodjo Bambang, 2011. Perencanaan Bangunan Pantai. Yogyakarta
Triatmodjo Bambang, Prof. Dr. Ir.CES, DEA. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta
Triatmodjo, Bambang, Hidrologi Terapan. Beta Offset : Yogyakarta, 2008.Yuwono Nur. 1992. Dasar –Dasar Perencanaan Bangunan Pantai. Yogyakarta:Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik UniversitasGadjah Mada.
LAMPIRAN
DATA ARAH DAN
KECEPATAN ANGIN
Tahun 2003 Tahun 2004
Kecepatanrata-rata(knot)
ArahTerbanyak
KecepatanMaksimum
(knot)
Arah saatkecepatanmaksimum
Kecepatanrata-rata(knot)
ArahTerbanyak
KecepatanMaksimum
(knot)
Arah saatkecepatanmaksimum
Januari 3 270 16 240 Januari 3 230 17 250Februari 4 270 20 220 Februari 4 250 18 270Maret 3 100 13 240 Maret 3 250 16 240April 3 170 12 60 April 3 250 10 250Mei 3 90 14 120 Mei 2 110 11 200Juni 2 110 12 200 Juni 3 110 14 80Juli 3 90 16 90 Juli 4 100 18 80
Agustus 4 115 16 110 Agustus 4 110 15 80September 3 100 15 80 September 4 70 16 110Oktober 3 120 12 100 Oktober 3 70 13 190
November 3 200 15 320 November 3 250 13 250Desember 3 260 13 260 Desember 4 270 15 250
Jumlah 37 - 174 - Jumlah 40 - 176 -Rata-rata 3.0833333 - 14.5 - Rata-rata 3.3333333 - 14.667 -
Tahun 2005 Tahun 2006BULAN Angin
Kecepatanrata-rata(knot)
ArahTerbanyak
KecepatanMaksimum
(knot)
Arah saatkecepatanmaksimum
Kecepatanrata-rata(knot)
ArahTerbanyak
KecepatanMaksimum
(knot)
Arah saatkecepatanmaksimum
Januari 4 180 12 180 Januari 4 70 13 220Februari 5 270 19 260 Februari 4 70 18 140Maret 3 250 13 220 Maret 3 90 12 240April 3 90 12 90 April 2 70 12 120Mei 3 70 15 110 Mei 3 90 15 110Juni 3 90 20 100 Juni 3 110 14 100Juli 4 70 15 70 Juli 5 90 15 100
Agustus 5 110 16 110 Agustus 5 110 16 110September 4 70 15 200 September 5 110 16 210Oktober 4 110 15 200 Oktober 4 100 15 60
November 3 180 16 230 November 4 70 17 210Desember 4 250 14 240 Desember 3 240 13 220
Jumlah 45 - 182 - Jumlah 45 - 176 -Rata-rata 3.75 - 15.167 - Rata-rata 3.75 - 14.667 -
DATA ARAH DAN KECEPATAN ANGINSTASIUN METEOROLOGI BETOAMBARI BAU-BAU
BULAN
Angin
BULAN
Angin
BULAN
Angin
Tahun 2007 Tahun 2008
Kecepatanrata-rata(knot)
ArahTerbanyak
KecepatanMaksimum
(knot)
Arah saatkecepatanmaksimum
Kecepatanrata-rata(knot)
ArahTerbanyak
KecepatanMaksimum
(knot)
Arah saatkecepatanmaksimum
Januari 3 240 12 210 Januari 3 90 12 230Februari 4 250 15 220 Februari 4 250 16 230Maret 3 240 11 250 Maret 4 250 15 220April 3 70 16 100 April 3 90 13 250Mei 3 90 15 110 Mei 3 90 11 220Juni 3 110 15 130 Juni 3 110 14 110Juli 3 110 12 120 Juli 4 70 18 100
Agustus 4 110 14 60 Agustus 4 80 18 110September 4 80 16 60 September 4 70 16 100Oktober 4 260 17 50 Oktober 4 200 18 100
November 3 200 15 190 November 4 200 14 190Desember 4 270 20 270 Desember 3 270 15 280
Jumlah 41 - 178 - Jumlah 43 - 180 -Rata-rata 3.4167 - 14.833 - Rata-rata 3.583 - 15 -
Tahun 2009 Tahun 2010
Kecepatanrata-rata(knot)
ArahTerbanyak
KecepatanMaksimum
(knot)
Arah saatkecepatanmaksimum
Kecepatanrata-rata(knot)
ArahTerbanyak
KecepatanMaksimum
(knot)
Arah saatkecepatanmaksimum
Januari 4 270 15 260 Januari 4 270 15 260Februari 3 200 12 270 Februari 3 200 12 270Maret 4 250 18 270 Maret 4 250 18 270April 3 90 17 30 April 3 90 17 30Mei 3 70 13 130 Mei 3 70 13 130Juni 3 110 15 100 Juni 3 110 15 100Juli 5 70 16 70 Juli 5 70 16 70
Agustus 5 70 16 120 Agustus 5 70 16 120September 4 90 15 80 September 4 90 15 80Oktober 4 110 14 120 Oktober 4 110 14 120
November 4 80 16 120 November 4 80 16 120Desember 3 90 14 320 Desember 3 90 14 320
Jumlah 45 - 181 - Jumlah 45 - 181 -Rata-rata 3.75 - 15.083 - Rata-rata 3.75 - 15.083 -
BULAN
Angin
BULAN
Angin
Angin
BULAN
Angin
BULAN
Tahun 2011 Tahun 2012
Kecepatanrata-rata(knot)
ArahTerbanyak
KecepatanMaksimum
(knot)
Arah saatkecepatanmaksimum
Kecepatanrata-rata(knot)
ArahTerbanyak
KecepatanMaksimum
(knot)
Arah saatkecepatanmaksimum
Januari 4 270 17 280 Januari 4 260 27 260Februari 3 250 13 270 Februari 4 270 17 290Maret 3 90 15 270 Maret 3 90 10 270April 2 90 10 140 April 2 90 12 110Mei 3 90 17 90 Mei 3 90 11 90Juni 2 90 9 120 Juni 3 110 17 100Juli 4 110 15 80 Juli 3 110 14 110
Agustus 4 110 14 90 Agustus 4 110 18 90September 4 110 14 220 September 4 90 14 100Oktober 4 90 12 90 Oktober 4 80 13 120
November 3 270 10 270 November 3 270 10 280Desember 3 250 13 290 Desember
Jumlah 39 - 159 - Jumlah 37 - 163 -Rata-rata 3.25 - 13.25 - Rata-rata 3.364 - 14.818 -
BULAN
Angin
BULAN
Angin
PERHITUNGAN KONSTANTA
PASANG SURUT
: Tanah MaetaPosisi Stasiun
Susunan hasil pengamatan data-pasang surut menurut Skema 1 Bujur