ISSN : 2086-907X Kampus IPB Baranangsiang, Jl. Raya Pajajaran No. 1 Bogor 16127 - INDONESIA Telp. (62-251) 8374816, 8374820, 8374839; Fax. (62-251) 8374726 E-mail: [email protected]; http://pkspl.ipb.ac.id; http://pksplipb.or.id DEWAN REDAKSI Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, M.S. Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. Dr. Luky Adrianto, M.Sc. Dr. Ario Damar, M.S. Dr. Ruddy Suwandi, M.Phil, M.Sc. REDAKSI PELAKSANA Ir. Husnileili, M.Si. Amril S Rangkuti, S.Pi. Nana Anggraini, S.Sos. Hermanto, S.Kom. Agus Soleh, A.Md. Kamsari, S.Kom. Vol. 9 No. 3 Juli 2018 STUDI INDEKS KEPEKAAN LINGKUNGAN DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN INDRAMAYU
54
Embed
STUDI INDEKS KEPEKAAN LINGKUNGAN DI WILAYAH PESISIR ...pkspl.ipb.ac.id/download/file/Vol_9_No_3_IKL_Indramayu.pdf · Gambar 8 Peta Indeks Kepekaan Lingkungan di Lokasi Studi ... (2000)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ISSN : 2086-907X
Kampus IPB Baranangsiang, Jl. Raya Pajajaran No. 1 Bogor 16127 - INDONESIA
4.1 Pendekatan Studi ...................................................................................... 3 4.2 Pengumpulan dan Analisis Data ............................................................... 5 4.3 Analisis Indeks Kepekaan Lingkungan (IKL) ............................................. 6
5 PROFIL LINGKUNGAN STUDI ......................................................................... 7
Gambar 4. Foto-foto Tipe Pantai di Lokasi Studi ................................................... 9
Gambar 5. Foto Ekosistem dan Fauna Mangrove di Lokasi Studi ...................... 11
Gambar 6. Foto Beberapa Alat Tangkap Nelayan di Lokasi Studi ...................... 16
Gambar 7. Foto Beberapa Ikan Hasil Tangkap Nelayan di Lokasi Studi ............ 16
Gambar 8 Peta Indeks Kepekaan Lingkungan di Lokasi Studi .......................... 42
Studi Indeks Kepekaan Lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu 2018
Working Paper PKSPL-IPB | 1
STUDI INDEKS KEPEKAAN LINGKUNGAN DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN INDRAMAYU
Ario Damar1, Yus Rustandi2, Andy Afandy3, Galih Rakasiwi4, Andan Hamdani5,
Yoppie Christian6, dan Kamsari7
1 LATAR BELAKANG
Kegiatan perusahaan Minyak dan Gas (MIGAS) dalam melakukan aktivitas
pengeboran atau proses produksi migas (offshore) dapat dan memiliki potensi
terjadinya tumpahan (Spill), khususnya jika terjadi kecelakaan kerja. Tumpahan
minyak tersebut dapat terbawa oleh arus perairan dan terdampar ke daratan atau
perairan dangkal pesisir. Daerah pesisir dan laut pada umumnya memiliki
keanekaragaman aktivitas dan tipe ekosistem, dengan nilai ekologi dan ekonomi
yang relatif tinggi. Berbagai ekosistem seperti ekosistem mangrove, rawa, estuaria,
pantai berlumpur dan pantai berpasir adalah ekosistem penting dengan nilai ekologis
yang perlu dijaga. Selain itu, di daerah pesisir adalah daerah dengan tingkat aktifitas
ekonomi yang reltif tinggi, padat dengan penduduk yang dicirikan dengan tingginya
aktifitas nelayan dan budidaya perikanan serta aktifitas lainnya seperti aktifitas wisata
di sepanjang pesisir.
Kasperson (2000) menjelaskan kepekaan sebagai dampak potensial dari
sistem gangguan termasuk kejutan (shocks) dan tekanan (stress). Masalah
sensitiftas umumnya berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan. Seperti
juga Nijkamp dan Vreeker (2000) telah menyampaikan bahwa konsep kepekaan
adalah bagian dari kendala yang berkelanjutan, sebagai contoh, konsep standar
minimum keselamatan, standar mutu, daya dukung, eco-capacity, hasil tangkapan
terbesar (MSY), beban kritis (critical loads), ruang pemanfaatan lingkungan
(environmental utilization space), dll. Konsep-konsep tersebut dapat berguna dalam
menganalisis kebijakan. Terlebih lagi, Van Pelt et.al (1992) menyebutkan bahwa
kendala yang berkelanjutan memiliki setidaknya empat atribut : (1) hal ini dinyatakan
di dalam satu paramater terukur atau lebih; (2) parameter-parameter ini terkait
dengan target-target berkelanjutan; (3) parameter-parameter ini memiliki skala
geografis yang sesuai; dan (4) parameter-parameter ini juga memiliki dimesi waktu.
Dinyatakan juga bahwa idealnya, parameter-parameter tersebut harus dipetakan
berdasarkan faktor-faktor kuantitatif, namun pada kenyataannya sering disajikan
1 Dosen FPIK-IPB dan Peneliti Bid. Manajemen Sumberdaya Perairan, PKSPL-IPB 2 Peneliti Bid. Sistem Informasi Geografis, PKSPL-IPB 3 Peneliti Bid. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, PKSPL-IPB 4 Peneliti Bid. Sistem Informasi Geografis, PKSPL-IPB 5 Peneliti Bid. Ekonomi Sumberdaya Kelautan, PKSPL-IPB 6 Peneliti Bid. Sosial Ekonomi Budaya, PKSPL-IPB 7 Peneliti Bid. Sistem Informasi, PKSPL-IPB
Vol 9 No. 3 Juli 2018
2 |Working Paper PKSPL-IPB
dengan informasi kualitatif, membingungkan dan tidak lengkap (Nijkamp and Vreeker,
2000). Dalam hal ini, diperlukan pengertian yang lebih baik terhadap ekosistem dan
habitat serta kepekaan lingkungan melalui pengembangan pemetaan daerah
kepekaan lingkungan.
Studi Indeks Kepekaan Lingkungan (ESI/IKL) merupakan tahap yang penting
yang dapat dipergunakan lebih jauh lagi sebagai masukan data dasar bagi
pengelolaan lingkungan di dalam area terutama yang berkaitan dengan usaha
mitigasi tumpahan minyak dan bagian dari rencana kontingensi tumpahan minyak.
2 TUJUAN STUDI
Tujuan dari dilakukannya studi IKL ini adalah:
1) Menyusun profil lingkungan area studi
2) Melakukan analisis tingkat kepekaan lingkungan (Environmental Sensitivity
Indeks) untuk setiap entitas di pesisir daerah studi yang meliputi: tipe ekosistem,
tipe pantai, vegetasi mangrove dan non mangrove, satwa liar, kegiatan perikanan
(tangkap/budidaya), coastal agriculture, ekowisata dan kondisi sosial ekonomi
budaya masyarakat setempat.
3) Melakukan proyeksi informasi atribut Indeks Kepekaan Lingkungan tersebut ke
dalam bentuk informasi spasial (peta).
3 LOKASI STUDI
Area studi Indeks Kepekaan Lingkungan meliputi wilayah Pesisir Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat yang terbagi kedalam 9 Indeks Peta. Secara detil, area studi
pemetaan ESI disajikan pada Tabel 1 dan Gambar 1 berikut ini.
Tabel 1 Cakupan wilayah studi IKL
No Indeks Peta Nama Indeks Peta Lokasi
1. C08 Ujung Cimanuk Indramayu
2. C09 Tanjung Indramayu Indramayu
3. D01 Anjatan Indramayu
4. D02 Eretan Wetan Indramayu
5. D03 Pranggong Indramayu
6. D04 Indramayu Indramayu
7. D05 Balongan Indramayu
8. E01 Karang Ampel Indramayu
9. E02 Panggang Jero Indramayu
Studi Indeks Kepekaan Lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu 2018
Working Paper PKSPL-IPB | 3
Gambar 1 Peta Wilayah Studi Indeks Kepekaan Lingkungan
4 METODOLOGI
Studi penyusunan IKL dilakukan dengan berbagai pendekatan, perkiraan
(estimasi), dan analisis mendalam serta komprehensif terhadap berbagai aspek,
antara lain: aspek sumberdaya alam dan lingkungan, sumberdaya manusia, dan
sosial ekonomi budaya. Metodologi yang digunakan mencakup Pendekatan Studi,
Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data, Perhitungan IKL, dan Analisis Spasial
(proses pemetaan).
4.1 Pendekatan Studi
Pendekatan penelitian yang digunakan untuk kegiatan ini terdiri dari
pelaksanaan survei lapang dan analisis data. Pendekatan ini melibatkan sumber dua
sistem penting yaitu: (1) Sistem sumberdaya pesisir dan laut (sistem ekologi), dan (2)
Sistem masyarakat pesisir (sistem sosial).
Pada studi ini, IKL dibangun dengan menggunakan persamaan yang
mengabungkan dua sistem sumberdaya tersebut. Penyusunan IKL diinisiasi
menggunakan pendekatan yang dilakukan oleh NOAA (National Oceanic and
Atmospheric Administration,1997). Persamaan dasar dalam analisis IKL didasarkan
kepada metode dan teknik perhitungan nilai indeks kepekaan yang digunakan oleh
PKSPL-IPB (1998), PKSPL-IPB (2005, 2009) yang diinspirasi dari NOAA (1997).
Vol 9 No. 3 Juli 2018
4 |Working Paper PKSPL-IPB
Khusus untuk kriteria nilai Indeks Kerentanan (IK), menggunakan kriteria yang
dikembangkan oleh Sloan (1993).
Penyusunan ini terdiri atas tiga komponen utama yaitu:
1) Klasifikasi tipe pantai yang diranking berdasarkan skala tingkat kepekaannya,
kemampuan merespon minyak dan kemudahan dalam pembersihan.
2) Sumberdaya biologi yang mencakup biota sensitif, dan habitat bagi biota sensitif
terhadap tumpahan/kebocoran minyak seperti tambak, hutan mangrove,
terumbu karang, daerah spawning ground, daerah migrasi biota laut dan
sejenisnya.
3) Sumberdaya yang digunakan manusia seperti daerah pariwisata, permukiman,
industri, pelabuhan, kebun dan berbagai aktifitas ekonomi manusia lainnya.
Analisis IKL dibangun berdasarkan pendekatan teknik IPIECA dan NOAA-
SLOAN yang secara prinsip menggunakan 3 komponen. Dari ketiga komponen
Deskripsi: Pada Unit Analisis C08 ditemukan mangrove jenis Avicennia alba Avicennia marina, Rhizophora mucronata dan Sonneratia caseolaris.. Rata-rata
ketinggian pohon adalah 4.9 meter dengan rata-rata diameter adalah 11.6 cm. Pada lokasi ini mangrove tumbuh di sepanjang pantai, muara sungai dan pematang tambak dengan kondisi ombak kecil dengan tipe pantai pasir yang berlumpur
Deskripsi: Pada Unit Analisis C09 (Tanjung Indramayu) ditemukan mangrove jenis Avicennia alba Avicennia marina dan Rhizophora mucronata.. Rata-rata ketinggian pohon adalah 4.9 meter dengan rata-rata diameter adalah 11.4 cm. Pada lokasi ini mangrove tumbuh di sepanjang pantai, muara sungai dan pematang tambak dengan kondisi ombak kecil dengan tipe pantai pasir yang berlumpur
Deskripsi: Pada Unit Analisis D02 ditemukan mangrove jenis Rhizophora mucronata. Rata-rata ketinggian pohon adalah 5.8 meter dengan rata-rata diameter adalah 7.5 cm. Pada lokasi ini mangrove tumbuh di sepanjang pantai, muara sungai dan pematang tambak dengan kondisi ombak kecil dengan tipe pantai pasir yang berlumpur.
Studi Indeks Kepekaan Lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu 2018
Deskripsi: Pada Unit Analisis D03 (Pranggong) ditemukan mangrove jenis Avicennia marina dan Rhizophora mucronata. Rata-rata ketinggian pohon
adalah 5.4 meter dengan rata-rata diameter adalah 8.6 cm. Pada lokasi ini mangrove tumbuh di sepanjang pantai, muara sungai dan pematang tambak dengan kondisi ombak kecil dengan tipe pantai pasir yang berlumpur.
Deskripsi: Pada Unit Analisis D04 (Indramayu) ditemukan mangrove jenis Excoecaria agallocha, Avicennia marina dan Rhizophora mucronata. Rata-rata
ketinggian pohon adalah 4.7 meter dengan rata-rata diameter adalah 9.2 cm. Pada lokasi ini mangrove tumbuh di sepanjang pantai, muara sungai dan pematang tambak dengan kondisi ombak kecil dengan tipe pantai pasir yang berlumpur.
Deskripsi: Pada Unit Analisis D05 (Balongan) ditemukan mangrove jenis Rhizophora mucronata , Avicennia marina Excoecaria agallocha, dan Rhizophora Stylosa . rata-rata ketinggian pohon
adalah 4.7 meter dengan rata-rata diameter adalah 9.2 cm. Pada lokasi ini mangrove tumbuh di sepanjang pantai, muara sungai dan pematang tambak dengan kondisi ombak kecil dengan tipe pantai pasir yang berlumpur.
Gambar 5. Foto Ekosistem dan Fauna Mangrove di Lokasi Studi
5.3 Fauna
Tema Fauna dalam hal ini yang di bahas adalah Burung, Mamal dan
Herfetofauna, yang hidup dan keberadaanya di wilayah mangrove dan pesisir. Dari
hasil pengamatan, ditemukan banyak sekali jenis burung yang teridentifikasi seperti
Kuntul Kecil dan Besar, Dara Laut Jambul-Kecil-Putih-Benggala, Cerek Jawa, Raja
Udang, dan Bangau Bluwok. Burung-Burung tersebut banyak teridentifikasi tinggal
di ekosistem mangrove, dari hasil pengamatan semakin lebat ekositem mangrove di
Vol 9 No. 3 Juli 2018
12 |Working Paper PKSPL-IPB
suatu lokasi maka semakin banyak dan beragam pula jenis burung yang ada dilokasi
mangrove tersebut. Berikut profil dan peta fauna yang disajikan pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Profil Fauna di Lokasi Studi
Indeks: C08 (Ujung Cimanuk);
No Nama jenis Nama Ilmiah Status Konservasi
PP No. 7 CITES IUCN
1 Walet Linchi Collocalia linchi Tidak dilindungi Non Appendix LC
2 Blekok Sawah Ardeola speciosa Tidak dilindungi Non Appendix LC
3 Kuntul Kecil Egretta garzetta Dilindungi Non Appendix LC
4 Layang-Layang Loreng Cecropis striolata Tidak dilindungi Non Appendix LC
5 Tekukur Biasa Spilopelia chinensis Tidak dilindungi Non Appendix LC
6 Perenjak Padi Prinia inornata Tidak dilindungi Non Appendix LC
7 Cici Padi Cisticola juncidis Tidak dilindungi Non Appendix LC
8 Kokokan Laut Butorides striata Tidak dilindungi Non Appendix LC
9 Bubut Alang-Alang Centropus bengalensis Tidak dilindungi Non Appendix LC
10 Kuntul Besar Ardea alba Tidak dilindungi Non Appendix LC
11 Trinil Pantai Actitis hypoleucos Tidak dilindungi Non Appendix LC
12 Kekep Babi Artamus leucoryn Tidak dilindungi Non Appendix LC
13 Cinenen Jawa Orthotomus sepium Tidak dilindungi Non Appendix LC
14 Cangak Abu Ardea cinerea Tidak dilindungi Non Appendix LC
15 Dara-Laut Jambul Thalasseus bergii Dilindungi Non Appendix LC
16 Dara-Laut Benggala Thalasseus bengalensis Dilindungi Non Appendix LC
17 Remetuk Laut Gerygone sulphurea Tidak dilindungi Non Appendix LC
18 Kipasan Belang Rhipidura javanica Dilindungi Non Appendix LC
19 Burung-Madu Sriganti Cinnyris jugularis Dilindungi Non Appendix LC
20 Raja-Udang Biru Alcedo coerulescens Dilindungi Non Appendix LC
21 Cikalang Kecil Fregata ariel Tidak dilindungi Non Appendix LC
22 Cangak Laut Ardea cinerea Tidak dilindungi Non Appendix LC
Foto
Studi Indeks Kepekaan Lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu 2018
Working Paper PKSPL-IPB | 13
Indeks: C09 (Tanjung Indramayu)
No Nama jenis Nama Ilmiah Status Konservasi
PP No. 7 CITES IUCN
1 Remetuk Laut Gerygone sulphurea Tidak dilindungi Non Appendix LC
2 Kuntul Kecil Egretta garzetta Dilindungi Non Appendix LC
3 Tikusan Alis-Putih Amaurornis cinerea Tidak dilindungi Non Appendix LC
4 Blekok Sawah Ardeola speciosa Tidak dilindungi Non Appendix LC
5 Raja-Udang Biru Alcedo coerulescens Dilindungi Non Appendix LC
6 Cekakak Suci Todiramphus sanctus Dilindungi Non Appendix LC
7 Kokokan Laut Butorides striata Tidak dilindungi Non Appendix LC
8 Cici Padi Cisticola juncidis Tidak dilindungi Non Appendix LC
9 Burung-Madu Sriganti Cinnyris jugularis Dilindungi Non Appendix LC
10 Perenjak Jawa Prinia familiaris Tidak dilindungi Non Appendix LC
11 Cinenen Jawa Orthotomus sepium Tidak dilindungi Non Appendix LC
12 Walet Linchi Collocalia linchi Tidak dilindungi Non Appendix LC
13 Kerak-Basi Ramai Acrocephalus stentoreus Tidak dilindungi Non Appendix LC
14 Merbah Cerukcuk Pycnonotus goiavier Tidak dilindungi Non Appendix LC
15 Bambangan Merah Ixobrychus cinnamomeus Tidak dilindungi Non Appendix LC
16 Bangau Bluwok Mycteria cinerea Dilindungi Appendix I EN
17 Kareo Padi Amaurornis phoenicurus Tidak dilindungi Non Appendix LC
18 Kapasan Kemiri Lalage nigra Tidak dilindungi Non Appendix LC
19 Perenjak Padi Prinia inornata Tidak dilindungi Non Appendix LC
20 Gagang-Bayam Timur Himantopus himantopus Tidak dilindungi Non Appendix LC Mamalia
1 Garangan Herpestes javanicus Tidak dilindungi appendix III (India) LC
Reptil
1 Biawak Air Asia Varanus salvator tidak dilindungi Appendix II LC
Foto
Vol 9 No. 3 Juli 2018
14 |Working Paper PKSPL-IPB
Indeks: D03 (Pranggong)
No Nama jenis Nama Ilmiah Status Konservasi
PP No. 7 CITES IUCN
1 Cangak Abu Ardea cinerea Tidak dilindungi Non Appendix LC
2 Kuntul Kecil Egretta garzetta Dilindungi Non Appendix LC
3 Kuntul Besar Ardea alba Tidak dilindungi Non Appendix LC
4 Dara-Laut Kecil Sternula albifrons Dilindungi Non Appendix LC
5 Dara-Laut Jambul Thalasseus bergii Dilindungi Non Appendix LC
6 Dara-Laut Benggala Thalasseus bengalensis Dilindungi Non Appendix LC
7 Trinil Pantai Actitis hypoleucos Tidak dilindungi Non Appendix LC
8 Remetuk Laut Gerygone sulphurea Tidak dilindungi Non Appendix LC
9 Wiwik Uncuing Cacomantis variolosus Tidak dilindungi Non Appendix LC
10 Tekukur Biasa Spilopelia chinensis Tidak dilindungi Non Appendix LC
11 Kokokan Laut Butorides striata Tidak dilindungi Non Appendix LC
12 Walet Linchi Collocalia linchi Tidak dilindungi Non Appendix LC
13 Layang-Layang Batu Hirundo tahitica Tidak dilindungi Non Appendix LC
14 Layang-Layang Loreng Cecropis striolata Tidak dilindungi Non Appendix LC
15 Perenjak Jawa Prinia familiaris Tidak dilindungi Non Appendix LC
16 Cinenen Jawa Orthotomus sepium Tidak dilindungi Non Appendix LC
17 Cici Padi Cisticola juncidis Tidak dilindungi Non Appendix LC
18 Bambangan Merah Ixobrychus cinnamomeus Tidak dilindungi Non Appendix LC
19 Raja-Udang Biru Alcedo coerulescens Dilindungi Non Appendix LC
20 Cekakak Suci Todiramphus sanctus Dilindungi Non Appendix LC
21 Kancilan Bakau Pachycephala cinerea Tidak dilindungi Non Appendix LC
22 Kerak-Basi Ramai Acrocephalus stentoreus Tidak dilindungi Non Appendix LC
23 Kekep Babi Artamus leucoryn Tidak dilindungi Non Appendix LC
24 Gajahan Penggala Numenius phaeopus Dilindungi Non Appendix LC
25 Kepudang-Sungu Jawa Coracina javensis Tidak dilindungi Non Appendix LC
26 Pecuk-Padi Hitam Phalacrocorax sulcirostris Tidak dilindungi Non Appendix LC
Foto
Studi Indeks Kepekaan Lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu 2018
Working Paper PKSPL-IPB | 15
Indeks: D04 (Indramayu)
No Nama jenis Nama Ilmiah Status Konservasi
PP No. 7 CITES IUCN
1 Burung-Gereja Erasia Passer montanus Tidak dilindungi Non Appendix LC
2 Remetuk Laut Gerygone sulphurea Tidak dilindungi Non Appendix LC
3 Kipasan Belang Rhipidura javanica Dilindungi Non Appendix LC
4 Kuntul Kecil Egretta garzetta Dilindungi Non Appendix LC
5 Kareo Padi Amaurornis phoenicurus Tidak dilindungi Non Appendix LC
6 Cinenen Jawa Orthotomus sepium Tidak dilindungi Non Appendix LC
7 Kuntul Besar Ardea alba Tidak dilindungi Non Appendix LC
8 Burung-Madu Sriganti Cinnyris jugularis Dilindungi Non Appendix LC
9 Kancilan Bakau Pachycephala cinerea Tidak dilindungi Non Appendix LC
10 Kacamata Biasa Zosterops palpebrosus Tidak dilindungi Non Appendix LC
11 Raja-Udang Biru Alcedo coerulescens Dilindungi Non Appendix LC
12 Kowak-Malam Kelabu Nycticorax nycticorax Tidak dilindungi Non Appendix LC
13 Kokokan Laut Butorides striata Tidak dilindungi Non Appendix LC
14 Kerak-Basi Ramai Acrocephalus stentoreus Tidak dilindungi Non Appendix LC
15 Pecuk-Padi Hitam Phalacrocorax sulcirostris Tidak dilindungi Non Appendix LC Reptil
1 Kadal Kebun Eutropis multifasciata tidak dilindungi Non Appendix LC
Foto
Indeks: D05 (Balongan)
No Nama jenis Nama Ilmiah Status Konservasi
PP No. 7 CITES IUCN
1 Kuntul Kecil Egretta garzetta Dilindungi Non Appendix LC
2 Cici Padi Cisticola juncidis Tidak dilindungi Non Appendix LC
3 Remetuk Laut Gerygone sulphurea Tidak dilindungi Non Appendix LC
4 Walet Linchi Collocalia linchi Tidak dilindungi Non Appendix LC
5 Raja-Udang Biru Alcedo coerulescens Dilindungi Non Appendix LC
6 Burung-Madu Sriganti Cinnyris jugularis Dilindungi Non Appendix LC
7 Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster Tidak dilindungi Non Appendix LC
8 Bondol Jawa Lonchura leucogastroides Tidak dilindungi Non Appendix LC
Foto
Vol 9 No. 3 Juli 2018
16 |Working Paper PKSPL-IPB
5.4 Perikanan Tangkap
Kegiatan perikanan tangkap dijumpai di semua lokasi studi, ada sekitar 14
jenis alat tangkap yang yang teridentifikasi dan digunakan nelayan tersebut, seperti:
Fix Lift Net (Bagan Tancap), Floating Lift Net (Bagan Apung), Boat Lift Net (Bagan
apung), Guiding Barrier (Sero), Portable Pot (Bubu), Crab Portable Pot (Bubu
Kepiting), Ship of Squid (Kapal Cumi), Crab Net (Jaring Kepiting), Purse Seine (Pukat
Cincin), Seine Net (Payang), Gill Net (Jaring Insang), Pole and Line (Pancing), Scoop
Net (Sundu), Tramel Net (Jaring Gondrong). Gillnet merupakan alat tangkap
dominan yang digunakan nelayan disemua lokasi studi dengan hasil tangkapan
dominan adalah ikan pelagis. Berikut disajikan foto dokumentasi bebrapa alat
tangkap nelayan dan hasil tangkapan nelayan yang teridentifikasi di lokasi studi yang
disajikan pada Gambar 6, Gambar 7 dan Tabel 4.
Fix Lift Net Guiding Barrier Crab Portable Pot
Gill Net Purse Seine Scoop Net
Gambar 6. Foto Beberapa Alat Tangkap Nelayan di Lokasi Studi
Kakap putih kecil Kepiting Bakau Cumi-cumi
Tongkol Tengiri Teri
Gambar 7. Foto Beberapa Ikan Hasil Tangkap Nelayan di Lokasi Studi
Studi Indeks Kepekaan Lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu 2018
Working Paper PKSPL-IPB | 17
Tabel 4 Profil Perikanan Tangkap di Wilayah Studi
Indeks Deskripsi
C08 (Ujung Cimanuk)
Beberapa alat tangkap yang digunakan oleh nelayan adalah Gill Net (Jaring Insang), Portable Pot (Bubu), Purse Seine (Pukat Cincin), Fix Lift Net (Bagan Tancap) and Guiding Barrier (Sero). The main catch of fishermen include Anchovy/Ikan Teri (Engraulidae sp.), Shrimp (udang), Largehead hairtail/Layur (Trichiurus lepturus), Threadfin Bream/Kurisi (Nemipterus hexodon), Tuna Fish/Tongkol (Euthynnus affinis), Snapper and Seabass/Kakap (Lutjanus spp.), Mackerel/Layang (Decapterus sp.), Skipjack Tuna/Cakalang (Katsowonus pelamis), Barred/Spanish Mackerel Fish/Tenggiri (Scomberomorus commersoni), Long Jawed Mackerel/Kembung (Rastrelliger sp.) and White Pomfret/Bawal Putih (Pampus argenteus).
C09 (Tanjung Indramayu)
Beberapa alat tangkap yang digunakan oleh nelayan adalah Gill Net (Jaring Insang), Portable Pot (Bubu), Seine Net (Payang), Fix sLift Net (Bagan Tancap) and Guiding Barrier (Sero). The main catch of fishermen include Anchovy/Ikan Teri (Engraulidae sp.), Shrimp (udang), Largehead hairtail/Layur (Trichiurus lepturus), Threadfin Bream/Kurisi (Nemipterus hexodon), Tuna Fish/Tongkol (Euthynnus affinis), Snapper and Seabass/Kakap (Lutjanus spp.), Mackerel/Layang (Decapterus sp.), Skipjack Tuna/Cakalang (Katsowonus pelamis), Barred/Spanish Mackerel Fish/Tenggiri (Scomberomorus commersoni), Long Jawed Mackerel/Kembung (Rastrelliger sp.) and White Pomfret/Bawal Putih (Pampus argenteus).
D01 (Anjatan) Beberapa alat tangkap yang digunakan oleh nelayan adalah Seine Net (Payang). The main catch of fishermen include Anchovy/Ikan Teri (Engraulidae sp.), Shrimp (udang), Largehead hairtail/Layur (Trichiurus lepturus), Threadfin Bream/Kurisi (Nemipterus hexodon), Tuna Fish/Tongkol (Euthynnus affinis), Snapper and Seabass/Kakap (Lutjanus spp.), Mackerel/Layang (Decapterus sp.), Skipjack Tuna/Cakalang (Katsowonus pelamis), Barred/Spanish Mackerel Fish/Tenggiri (Scomberomorus commersoni), Long Jawed Mackerel/Kembung (Rastrelliger sp.) and White Pomfret/Bawal Putih (Pampus argenteus).
D02 (Eretan Wetan)
Beberapa alat tangkap yang digunakan oleh nelayan adalah Gill Net (Jaring Insang), Portable Pot (Bubu), Purse Seine (Pukat Cincin), Fix Lift Net (Bagan Tancap) and Guiding Barrier (Sero). The main catch of fishermen include Anchovy/Ikan Teri (Engraulidae sp.), Shrimp (udang), Largehead hairtail/Layur (Trichiurus lepturus), Threadfin Bream/Kurisi (Nemipterus hexodon), Tuna Fish/Tongkol (Euthynnus affinis), Snapper and Seabass/Kakap (Lutjanus spp.), Mackerel/Layang (Decapterus sp.), Skipjack Tuna/Cakalang (Katsowonus pelamis), Barred/Spanish Mackerel Fish/Tenggiri (Scomberomorus commersoni), Long Jawed Mackerel/Kembung (Rastrelliger sp.) and White Pomfret/Bawal Putih (Pampus argenteus).
D03 (Pranggong)
Beberapa alat tangkap yang digunakan oleh nelayan adalah Gill Net (Jaring Insang), Crab Portable Pot (Bubu Kepiting), Purse Seine (Pukat Cincin), Fix Lift Net (Bagan Tancap) and Guiding Barrier (Sero). The main catch of fishermen include Anchovy/Ikan Teri (Engraulidae sp.), Shrimp
(udang), Largehead hairtail/Layur (Trichiurus lepturus), Threadfin Bream/Kurisi (Nemipterus hexodon), Tuna Fish/Tongkol (Euthynnus affinis), Snapper and Seabass/Kakap (Lutjanus spp.), Mackerel/Layang (Decapterus sp.), Skipjack Tuna/Cakalang (Katsowonus pelamis), Barred/Spanish Mackerel Fish/Tenggiri (Scomberomorus commersoni), Long Jawed Mackerel/Kembung (Rastrelliger sp.) and White Pomfret/Bawal Putih (Pampus argenteus).
D04 (Indramayu)
Beberapa alat tangkap yang digunakan oleh nelayan adalah Gill Net (Jaring Insang), Crab Portable Pot (Bubu Kepiting), Purse Seine (Pukat Cincin) and Guiding Barrier (Sero). The main catch of fishermen include Anchovy/Ikan Teri (Engraulidae sp.), Shrimp (udang), Largehead hairtail/Layur (Trichiurus lepturus), Threadfin Bream/Kurisi (Nemipterus hexodon), Tuna Fish/Tongkol (Euthynnus affinis), Snapper and Seabass/Kakap (Lutjanus spp.), Mackerel/Layang (Decapterus sp.), Skipjack Tuna/Cakalang (Katsowonus pelamis), Barred/Spanish Mackerel Fish/Tenggiri (Scomberomorus commersoni), Long Jawed Mackerel/Kembung (Rastrelliger sp.) and White Pomfret/Bawal Putih (Pampus argenteus).
D05 (Balongan)
Beberapa alat tangkap yang digunakan oleh nelayan adalah Gill Net (Jaring Insang), Portable Pot (Bubu) and Scoop Net (Sundu). The main catch of fishermen include Anchovy/Ikan Teri (Engraulidae sp.), Shrimp (udang), Largehead hairtail/Layur (Trichiurus lepturus), Threadfin Bream/Kurisi (Nemipterus hexodon), Tuna Fish/Tongkol (Euthynnus affinis), Snapper and Seabass/Kakap (Lutjanus spp.), Mackerel/Layang (Decapterus sp.), Skipjack Tuna/Cakalang (Katsowonus pelamis), Barred/Spanish Mackerel Fish/Tenggiri (Scomberomorus commersoni), Long Jawed Mackerel/Kembung (Rastrelliger sp.) and White Pomfret/Bawal Putih (Pampus argenteus).
E01 (Karang Ampel)
Beberapa alat tangkap yang digunakan oleh nelayan adalah Gill Net (Jaring Insang), Portable Pot (Bubu) and Seine Net (Payang). The main catch of fishermen include Anchovy/Ikan Teri (Engraulidae sp.), Shrimp (udang), Largehead hairtail/Layur (Trichiurus lepturus), Threadfin Bream/Kurisi (Nemipterus hexodon), Tuna Fish/Tongkol (Euthynnus affinis), Snapper and Seabass/Kakap (Lutjanus spp.), Mackerel/Layang (Decapterus sp.), Skipjack Tuna/Cakalang (Katsowonus pelamis), Barred/Spanish Mackerel Fish/Tenggiri (Scomberomorus commersoni), Long Jawed Mackerel/Kembung (Rastrelliger sp.) and White Pomfret/Bawal Putih (Pampus argenteus).
Vol 9 No. 3 Juli 2018
18 |Working Paper PKSPL-IPB
5.5 Budidaya Air Payau
Budidaya air payau yang banyak dikembangkan oleh masyarakat nelayan
pesisir Jawa di lokasi studi adalah bandeng, udang vannamei, udang windu, rumput
laut dan kerang. Garam dominan dikembangkan di wilayah Indramayu bagian timur
seperti di Krangkeng, Karangampel, Juntinyuat dan Indramayu, di Indramayu bagian
tengah seperti Cantigi, Losarang, Blanakan dan Tempuran. Uniknya, penggunaan
lahan ini bersifat siklis dimana tidak selamanya lahan hanya digunakan sebagai
tambak udang melainkan bergiliran antara garam, udang vannamei, dan bandeng di
lahan yang sama. Pada bulan 2-6 lahan digunakan untuk bandeng, bulan 7-10
digunakan untuk garam, kemudian di bulan 10-2 digunakan untuk udang vannamei.
Namun tidak semua lahan digunakan berdasarkan siklus ini, di wilayah semakin barat,
garam tak menjadi komoditas unggulan melainkan bandeng dan udang. Untuk profil
dan peta lengkap budidaya air payau dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
Luasan tambak dan budidaya yang relatif luas ditemukan di Kecamatan Cantigi khususnya di Desa Lamarantarung, luas lahan tambak secara total kecamatan adalah 9.030 Ha tambak. Untuk di lokasi lain, meskipun di survey spot ditemukan kolam pertambakan perikanan namun sayangnya tidak tersedia data yang bisa dirujuk menyangkut jenis produksi, kapasitas dan nilai produksi budidaya perikanan laut dan tambak di masing-masing desa maupun kecamatan. Di tambak ini hanya melakukan penjualan Benur udang Vaname dan Udang Windu dengan harga perekor udang 25 Rupiah, satu petak tambak ini ditebar udang windu atau vaname sebanyak satu juta benur. Pakan yang diberikan untuk benur ini yaitu pakan pellet, pemberiaan pakan ini dilakukan sehari dua kali sebnayak 0,5 kg untuk satu tambak.
Di kecamatan Krangkeng yang mencakup 5 desa (Luwunggesik, Srengseng, Kalianyar, Krangkeng dan Tanjakan) tambak garam sangat dominan peruntukannya namun pertambakan di Krangkeng ini memiliki siklus pemakaian di mana pada bulan 7-10 pada saat kemarau garam menjadi produksinya, pada bulan 10-2 lahan ini digunakan sebagai tambak udang vanammei dan windu, kemudian pada bulan 2-6 lahan dipakai untuk tambak bandeng. Pada tahun 2015 produksi bandeng mencapai 535 ton, udang windu 627 ton dan udang vaname 3534 ton. Sementara itu di Balongan, pertambakan dilakukan di sekitar mangrove yang masih ada dengan luasan yang lebih kecil. Harga udang vannamei berkisar pada angka 60 rbkg, udang windu 120 rb/kg, dan bandeng 15 rb/kg
Studi Indeks Kepekaan Lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu 2018
Working Paper PKSPL-IPB | 19
5.6 Pemukiman
Pemukiman di pesisir utara Pulau Jawa khususnya di wilayah studi
menunjukkan beberapa tipe yakni a) terpusat di satu titik (konsentrik) dan lingkaran
di sekitarnya adalah wilayah pemanfaatan; b) memanjang mengikuti alur sungai; dan
c) memanjang mengikuti jalan raya. Hal ini berkaitan dengan lokasi di mana
pemukiman berada. Pada pemukiman yang konsentrik biasanya desa tersebut
memiliki kombinasi dengan pertanian dan budidaya, untuk pemukiman yang
mengikuti alur sungai merupakan daerah perdesaan atau sub urban yang letaknya
memanfaatkan sungai dan muara sebagai lalu lintas perahu, dan yang terakhir
adalah pemukiman pesisir urban yang relasi masyarakatnya dengan laut relatif
terbatas.
Dilihat dari perspektif jarak antara pemukiman dengan pantai, di wilayah
Indramayu letak pemukiman agak menjorok ke dalam, hal ini disebabkan oleh
pemanfaatan lahan tambak bandeng, udang dan garam yang banyak dilakukan oleh
penduduk pesisir Indramayu. Letak pemukiman dari pantai atau sungai di Indramayu
khususnya di bagian timur pemukiman bisa mencapai jarak 1000 m dari pantai
namun terhubung dengan sistem pertambakan dan sungai.
Secara lebih rinci profil pemukiman dan aspek-aspek sosial ekonomi dan
budaya ditampilkan pada Tabel 6 berikut ini.
Vol 9 No. 3 Juli 2018
20 |Working Paper PKSPL-IPB
Tabel 6 Profil Pemukiman di Lokasi Studi
Tema: Pemukiman
Indeks: D01 (Anjatan)
Deskripsi: Pemukiman di blok ini kebanyakan berada berdekatan dengan pantai, sungai dan persawahan, oleh karena itu relasi dengan perikanan dan laut masih sangat kental. Kebanyakan masyarat bekerja sebagai nelayan. Masing-masing rumah sudah memiliki MCK pribadi dan juga ada MCK umum yang berada di kawasan calon wisata Ujunggebang namun kondisi sanitasi lingkungan relatif kurang baik. Desa Mekarsari, tegaltaman dan Ujung gebang memiliki persawahan yang dekat dengan pantai sementara di Patimban lokasi sawah relatif jauh dari pantai.
Loka
si (
De
sa)
Luas
Wila
yah
(km
2)
Jum
lah
Pen
du
du
k
(ora
ng)
Ras
io J
enis
Kel
amin
Kep
adat
an
(ora
ng/
km2
) Ju
mla
h R
um
ah
Tan
gga
(KK
) La
ju P
ertu
mb
uh
an
(Pen
du
du
k)
Usi
a d
om
inan
Rat
a-ra
ta T
ingk
at
Pen
did
ikan
Pen
dap
atan
rat
a-
rata
(ju
ta r
up
iah
)
Pro
sen
tase
pem
uki
man
di t
epi
pan
tai
Sum
ber
Air
Taw
ar
Tip
e R
um
ah
Suku
Mek
arsa
ri
3,4
2
41
20
97
,60
12
05
13
09
0,0
2
5-9
; 20
-24
SMP
80
00
00
0%
PD
AM
Per
man
en
Ind
ram
ayu
Tega
ltam
an
-
60
33
- -
23
87
0,0
4
5-9
SMP
/SM
A
60
00
00
0%
sum
ur
Per
man
en
Imd
ram
ayu
Uju
ngg
eban
g
-
38
44
- -
12
63
0,0
5
5-9
SD/S
MP
65
00
00
0%
sum
ur
Per
man
en
Imd
ram
ayu
Pat
imb
an
20
,60
65
84
10
7,2
8
32
0
16
03
0,2
0-9
SMP
10
00
00
0
0%
PA
M/s
um
ur
Per
man
en
Ind
ram
ayu
-
Sun
da
Studi Indeks Kepekaan Lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu 2018
Working Paper PKSPL-IPB | 21
Tema: Pemukiman
Indeks: D02 (Eretan Wetan)
Deskripsi: Eretan Wetan dan Eretan Kulon merupakan kawasan permukiman yang relatif ramai karena berada dekat dengan Pelabuhan Perikanan Pantai dan berada bersisian dipisahkan muara. Pemukiman dominan dengan pemukiman permanen namun memiliki lingkungan yang kurang baik dalam hal sanitasi. Rumah dan aktivitas produksi berada di tempat yang sama sehingga banyak lingkungan yang terpapar polusi baik air, tanah maupun udara. Pantai di wilayah ini juga mengalami abrasi
Loka
si (
De
sa)
Luas
Wila
yah
(km
2)
Jum
lah
Pen
du
du
k
(ora
ng)
Ras
io J
enis
Kel
amin
Kep
adat
an
(ora
ng/
km2
)
Jum
lah
Ru
mah
Tan
gga
(KK
)
Laju
Per
tum
bu
han
Pen
du
du
k
Usi
a d
om
inan
Rat
a-ra
ta T
ingk
at
Pen
did
ikan
Pen
dap
atan
rat
a-
rata
(ju
ta r
up
iah
)
Pro
sen
tase
pem
uki
man
di t
epi
pan
tai
Sum
ber
Air
Taw
ar
Tip
e R
um
ah
Suku
Eret
an
Wet
an
2,0
0
11
41
3
11
0
57
06
30
47
0,9
0
10
-14
SMP
12
00
00
0
40
%
PD
AM
Per
man
en
Ind
ram
ayu
Eret
an
Ku
lon
5,0
4
10
10
9
10
5
20
06
31
25
0,7
2
10
-14
SMP
10
00
00
0
40
%
PD
AM
Per
man
en
Ind
ram
ayu
Suka
haj
i
5,2
9
92
63
94
,52
15
71
37
60
0,4
1
0-4
; 20
-24
SMA
10
00
00
0
10
%
PD
AM
Per
man
en
Ind
ram
ayu
Bu
gel
5,7
5
67
56
99
,82
11
75
25
34
0,0
7
10
-14
SMA
90
00
00
s0%
PD
AM
Per
man
en
Ind
ram
ayu
Pat
rol L
or
3,3
84
98
10
0,0
9
25
75
24
76
0,5
2
10
-14
SMA
85
00
00
10
%
PD
AM
Per
man
en
Ind
ram
ayu
Pat
rol B
aru
3,0
5
49
86
99
,92
16
36
83
0
0,1
8
10
-14
SMP
90
00
00
10
%
PD
AM
Per
man
en
Ind
ram
ayu
Vol 9 No. 3 Juli 2018
22 |Working Paper PKSPL-IPB
Tema: Pemukiman
Indeks: D03 (Pranggong)
Deskripsi: Wilayah dalam blok ini relatif jauh dari pusat keramaian (kecuali Bulak dan Ilir) sehingga infrastruktur transportasi relatif masih buruk. Meskipun permukiman didominasi rumah permanen namun memiliki sarana sanitasi lingkungan yang kurang baik. Kebanyakan desa memiliki sungai yang dijadikan sandaran kapal jaring kecil dan akses menuju laut yang relatif jauh dari desa. Rumah-rumah berdekatan mengikuti alur sungai sementara lahan yang berbatas dengan laut dimanfaatkan sebagai tambak ikan bandeng dan udang serta garam.
Loka
si (
des
a)
Luas
Wila
yah
(km
2 )
Jum
lah
Pen
du
du
k
(ora
ng)
R
asio
Jen
is
Kel
amin
K
epad
atan
(ora
ng/
km2
) Ju
mla
h R
um
ah
Tan
gga
(KK
) La
ju P
ertu
mb
uh
an
Pen
du
du
k
Usi
a d
om
inan
Rat
a-ra
ta T
ingk
at
Pen
did
ikan
P
end
apat
an r
ata-
rata
(ju
ta r
up
iah
) P
rose
nta
se
pem
uki
man
di t
epi
pan
tai
Sum
ber
Air
Taw
ar
Tip
e R
um
ah
Suku
Can
gkri
n
g
20
48
30
85
10
5
15
06
12
25
0,0
4
10
-14
SMP
80
00
00
10
%
sum
ur
Per
man
e
n-s
em
i
per
man
e
n
Ind
ram
ay
u
Can
tigi
Ku
lon
49
95
41
32
11
3
82
7
22
79
0,1
10
-14
SMP
75
00
00
0%
sum
ur
Per
man
e
n-s
em
i
per
man
e
n
Ind
ram
ay
u
Lam
aran
taru
ng
5,9
8
76
55
10
7
12
99
30
69
0,1
10
-14
SMP
70
00
00
0%
sum
ur
Per
man
e
n-s
em
i
per
man
e
n
Ind
ram
ay
u
Cem
ara
Ku
lon
17
,20
18
00
12
4
10
4,7
56
8
0,5
10
-14
SMP
60
00
00
0%
sum
ur
Per
man
e
n-s
em
i
per
man
e
n
Ind
ram
ay
u
Par
ean
Gir
ang
15
,00
91
42
10
5
61
0
28
66
0,2
10
-14
SMP
70
00
00
5%
PD
AM
Per
man
e
n-s
em
i
per
man
e
n
Ind
ram
ay
u
Bu
lak
6,5
7
75
19
10
4
11
44
23
29
0,3
10
-14
SMP
80
00
00
0%
PD
AM
Per
man
e
n-s
em
i
per
man
e
n
Ind
ram
ay
u
Ilir
8,4
9
11
06
5
10
2
13
03
36
77
0,7
10
-14
SMP
75
00
00
0%
PD
AM
Per
man
e
n-s
em
i
per
man
e
n
Ind
ram
ay
u
Studi Indeks Kepekaan Lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu 2018
Working Paper PKSPL-IPB | 23
Tema: Pemukiman
Indeks: D04 (Indramayu)
Deskripsi: Pemukiman di kecamatan Indramayu berdekatan dengan aktivitas perikanan dan produksi kapal, muara dan sungai menjadi sandaran kapal berbagai macam ukuran. Pemukiman didominasi rumah permanen, berbahan semen, memiliki MCK sendiri dan disaluri air bersih oleh PDAM, akses dengan jalan raya relatif dekat sehingga tipikal pemukimannya adalah sub urban. Sementara itu wilayah yang masuk kecamatan Pasekan meskipun memiliki muara sungai hanya digunakan untuk sandaran kapal ukuran nelayan kecil, pemukiman lebih banyak berada di sisi dalam yang berdekatan dengan kawasan pertanian
Loka
si (
De
sa)
Luas
Wila
yah
(km
2 )
Jum
lah
Pen
du
du
k
(ora
ng)
Ras
io J
enis
Kel
amin
Kep
adat
an
(ora
ng/
km2
) Ju
mla
h R
um
ah
Tan
gga
(KK
) La
ju P
ertu
mb
uh
an
Pen
du
du
k
Usi
a d
om
inan
Rat
a-ra
ta T
ingk
at
Pen
did
ikan
P
end
apat
an r
ata-
rata
(ju
ta r
up
iah
) P
rose
nta
se
pem
uki
man
di t
epi
pan
tai
Sum
ber
Air
Taw
ar
Tip
e R
um
ah
suku
ban
gsa
SIn
gara
j
a
61
76
61
53
10
7
99
6
17
05
0,4
3
10
-14
SMP
60
00
00
5%
PD
AM
Per
man
en
Ind
ram
ayu
Sin
gaja
y
a
68
17
83
28
11
2
12
22
23
84
0,4
4
10
-14
SMP
60
00
00
5%
PD
AM
Per
man
en
Ind
ram
ayu
Kar
angs
on
g
24
31
57
98
11
2
24
31
14
98
0,5
0
25
-29
SMA
10
00
00
0
30
%
PD
AM
Per
man
e
n
Ind
ram
a
yu
Tam
bak
0,9
21
23
63
11
4
25
66
62
4
0,4
2
10
-14
SMP
50
00
00
10
%
PD
AM
Per
man
en
Ind
ram
ayu
Pab
ean
ud
ik
54
59
12
33
4
10
0
22
59
35
30
0,4
0
10
-14
SMP
55
00
00
5%
PD
AM
Per
man
en
Ind
ram
ayu
Pas
ekan
8,9
8
32
23
11
0
27
86
10
09
1,0
1
15
-19
SMP
80
00
0
0%
sum
ur
Per
man
en-s
emi
per
man
en
per
man
en
Ind
ram
ayu
Pab
ean
Ilir
18
20
3
70
18
10
7
25
93
20
53
1,0
1
15
-19
SMP
75
00
00
0%
sum
ur
Per
man
en-s
emi
per
man
en
Ind
ram
ayu
Toto
ran
62
50
31
04
10
5
20
13
84
6
1,0
0
15
-19
SMP
60
00
00
0%
sum
ur
Per
man
en-s
emi
per
man
en
Ind
ram
ayu
Vol 9 No. 3 Juli 2018
24 |Working Paper PKSPL-IPB
Tema: Pemukiman
Indeks: D05 (Balongan)
Deskripsi: Merupakan perdesaan dengan karakter sub urban karena pertanian dan perikanan/kelautan warga desa berdampingan dengan aktivitas industrial karena Balongan merupakan kecamatan lokasi pengumpulan minyak mentah. Pemukiman berada agak jauh dari pantai namun mengikuti alur muara, lahan sangat terbatas dan sempit. Pemukiman didominasi rumah permanen, air bersih berasal dari PDAM. Pemukiman yang berada dekat pantai berdampingan secara rapat di sekitar muara dan sungai. Kawasan permukiman dan muara relatif kurang terjaga kebersihannya karena aktivitas sehari-hari dan produksi perikanan bercampur. Banyak rumah permanen dan secara fisik kokoh, perpindahan kerja ke luar negeri turut memberi pengaruh pada level pembangunan permukiman.
Loka
si (
De
sa)
Luas
Wila
yah
(km
2)
Jum
lah
Pen
du
du
k
(ora
ng)
Ras
io J
enis
Kel
amin
Kep
adat
an
(ora
ng/
km2
)
Jum
lah
Ru
mah
Tan
gga
(KK
)
Laju
Per
tum
bu
han
Pen
du
du
k
Usi
a d
om
inan
Rat
a-ra
ta T
ingk
at
Pen
did
ikan
Pen
dap
atan
rat
a-
rata
(ju
ta r
up
iah
)
Pro
sen
tase
pem
uki
man
di t
epi
pan
tai
Sum
ber
Air
Taw
ar
Tip
e R
um
ah
Suku
Bal
on
gan
51
10
55
38
10
7
10
84
40
0
0,8
10
-14
SMA
12
00
00
0
40
%
PD
AM
per
man
en
Ind
ram
ayu
-
Cir
ebo
n
Tega
luru
ng
28
25
42
11
11
2
14
91
50
0
0,7
10
-14
SMP
90
00
00
5%
PD
AM
per
man
en
Ind
ram
ayu
-
Cir
ebo
n
Studi Indeks Kepekaan Lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu 2018
Working Paper PKSPL-IPB | 25
Tema: Pemukiman
Indeks: E01 (Karang Ampel)
Deskripsi: Tipe pemukiman padat, rumah berada bersisian langsung dengan jalan aspal, rumah kebanyakan permanen dengan luasan lahan relatif sempit serta tak memiliki drainase. Desa Majakerta sendiri merupakan desa wisata pesisir bentukan Pemkab/DKP namun pemukiman penduduk sama seperti umumnya yang kurang tertata rapi
Loka
si (
De
sa)
Luas
Wila
yah
(km
2 )
Jum
lah
Pen
du
du
k
(ora
ng)
Ras
io J
enis
Kel
amin
Kep
adat
an
(ora
ng/
km2
) Ju
mla
h R
um
ah
Tan
gga
(KK
) La
ju P
ertu
mb
uh
an
Pen
du
du
k
Usi
a d
om
inan
Rat
a-ra
ta T
ingk
at
Pen
did
ikan
P
end
apat
an r
ata-
rata
(ju
ta r
up
iah
) P
rose
nta
se
pem
uki
man
di t
epi
pan
tai
Sum
ber
Air
Taw
ar
Tip
e R
um
ah
Suku
Ben
da
2,5
60
34
10
9
24
14
17
30
1,2
10
-14
SD
80
00
00
10
%
PD
AM
Per
man
en-
sem
i
per
man
en
Ind
ram
ayu
-Cir
ebo
n
Dad
ap
21
5
13
57
8
11
0
61
72
34
38
1,0
10
-19
SMP
50
00
00
5%
sum
ur/
PD
AM
per
man
en
Ind
ram
ayu
-Cir
ebo
Jun
tin
yuat
28
1,8
54
93
10
8
19
62
17
36
1,3
10
-14
SMA
10
00
00
0
10
%
sum
ur/
PD
AM
per
man
en
Ind
ram
ayu
-Cir
ebo
Jun
tike
do
k
an
53
5,3
80
01
11
5
23
53
26
33
1,2
10
-14
SMA
10
00
00
0
30
%
sum
ur/
PD
AM
per
man
en
Ind
ram
ayu
-Cir
ebo
Lom
ban
g
36
0
64
55
11
8
17
93
19
96
1,0
35
-39
SMA
60
00
00
30
%
sum
ur/
PD
AM
per
man
en
Ind
ram
ayu
-Cir
ebo
Lim
ban
gan
29
6,4
36
36
12
3
12
12
11
65
1,2
25
-29
SMA
75
00
00
40
%
sum
ur/
PD
AM
per
man
en
Ind
ram
ayu
-Cir
ebo
Maj
aker
ta
19
94
38
12
11
1
19
12
12
00
0,8
10
-14
SMP
10
00
00
0
40
%
sum
ur/
PD
AM
per
man
en
Ind
ram
ayu
-Cir
ebo
Vol 9 No. 3 Juli 2018
26 |Working Paper PKSPL-IPB
Tema: Pemukiman
Indeks: E02 (Panggang Jero)
Deskripsi: Tipe pemukiman permanen semen, dari sisi usia kebanyakan bangunan lama, antar rumah berjarak sangat dekat, MCK ada di tiap rumah, air dari sumur, jalan kampung teraspal, listrik menggunakan PLN, letak rumah agak jauh dari laut dan tambak garam, tingkat kebersihan lingkungan sedang-rendah, lokasi pemukiman dan produksi terpisah. Pemukiman di ketiga desa ini memiliki kemiripan yakni lebih menunjukkan tipe pemukiman warga berbasis pertanian daripada perikanan, hal tersebut karena dominasi pekerjaan masyarakatnya adalah petambak garam dan petani baik sawah maupun bawang merah.
Un
it A
nal
isis
(d
esa
)
Luas
Wila
yah
(km
2 )
Jum
lah
Pen
du
du
k
(ora
ng)
Ras
io J
enis
Kel
amin
Kep
adat
an
(ora
ng/
km2
)
Jum
lah
Ru
mah
Tan
gga
(KK
)
Laju
Per
tum
bu
han
Pen
du
du
k
U
sia
do
min
an
Rat
a-ra
ta T
ingk
at
Pen
did
ikan
P
end
apat
an r
ata-
rata
(ju
ta r
up
iah
)
Pro
sen
tase
pem
uki
man
di t
epi
pan
tai
Sum
ber
Air
Taw
ar
Tip
e R
um
ah
Suku
ban
gsa
Kal
ian
yar
8,4
5
61
12
10
7
72
3,6
6
23
15
0,5
10
-14
SD
60
00
00
0%
sum
ur
per
man
en
Ind
ram
ayu
-
Cir
ebo
n
Kra
ngk
eng
10
,42
70
73
11
7
67
9,0
5
30
91
0,5
10
-14
SD
10
00
00
0
0%
sum
ur
per
man
en
Ind
ram
ayu
-
Cir
ebo
n
Tan
jaka
n
3,3
5
41
57
11
2
12
39
,42
15
46
0,5
10
-14
SD
50
00
00
0%
sum
ur
per
man
en
Ind
ram
ayu
-
Cir
ebo
n
Studi Indeks Kepekaan Lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu 2018
Working Paper PKSPL-IPB | 27
5.7 Pertanian
Pertanian merupakan sektor utama selain perikanan karena beras tetap
menjadi pangan utama yang dibutuhkan oleh masyarakat secara luas. Selain itu
tanah di wilayah pesisir utara memiliki daya dukung yang masih tinggi bagi pertanian
sawah khususnya. Hampir seluruh wilayah studi memiliki sawah beririgasi teknis,
kemudian dalam jumlah yang kecil setengah teriigasi dan sawah tadah hujan.
Produksi kedua dari pertanian adalah hortiklutura berupa tanaman pangan seperti
palawija dan sayur-sayuran seperti kedelai, jagung, terong, oyong, dan ubi kayu.
Produk lain yang dihasilkan adalah buah-buahan hasil pekarangan atau kebun
seperti mangga, nangka, pisang dan jambu yang dijual dalam skala lokal. Sementara
itu produk lain yang justru memiliki potensi besar dan nilai besar adalah perikanan
darat yang juga dikembangkan di beberapa daerah, ikan yang banyak dikembangkan
adalah nila, lele, mujair, gurame. Kebanyakan pertanian dijalankan oleh para buruh
tani sebagai kelompok terbesar di sektor pertanian selaian petani penggarap dan
pemilik, profil lengkap pertanian dapat dilihat dalam Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7 Profil Pertanian di Lokasi Studi
Tema: Pertanian
Indeks: D01 (Anjatan)
Deskripsi: Dominasi pertanian tetap ada pada padi sawah dan sayur karena keberadaan irigasi teknis dapat memenuhi kebutuhan air sepanjang tahun. Diversifikasi produk juga dilakukan dengan penanaman sayur-sayuran seperti oyong, kacang panjang, terong, tomat dan kedelai yang dipasarkan untuk pasar skala regional di wilayah Indramayu dan Subang. Ikan juga merupakan andalan tambahan selain padi khususnya ikan darat seperti lele, mujair, tawes dan gurame.
Deskripsi: Pertanian menjadi sektor kedua selain perikanan di Kecamatan Indramayu, dari sisi luasan lahan relatif lebih kecil yakni hanya sebesar 1724 Ha yang digunakan untuk sawah dan empang/budidaya tambak serta peternakan. Prosentase petani sebesar 23% dari semua jenis pekerjaan dan total produksi cenderung menurun dalam 5 ahun terakhir. Pasekan memiliki luasan lebih kecil dan mengalami puso cukup besar pada tahun terakhir sehingga produksinya rendah. Jenis palawija di Pasekan, Indramayu, Kandangahur, Losarang, dan Patrol adalah kedelai, jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan cabe merah, kacang panjang, terong, tomat, oyong dan mentimun untuk jenis sayur. Mangga, semangka, pepaya, dan pisang adalah produksi pertanian lainnya. Jumlah petani mayoritas adalah buruh tani tanpa lahan. Ternak andalan di blok ini adalah ayam buras, ayam ras, itik, kambing/domba serta sapi. Untuk hasil perikanan darat yang dikembangkan secara budidaya adalah tawes, gabus, belut, nila dan kodok
Loka
si
Pro
du
k d
om
inan
Luas
Lah
an
Per
tan
ian
(H
a)
Pro
du
ktiv
itas
(t
on
/th
)
Jum
lah
Pet
ani
(Ora
ng)
Sum
ber
air
Jara
k ke
P
esis
ir/S
un
gai
(m)
Indramayu
padi, palawija 1724 13471 10145 irigasi 200-300
m
Pasekan padi, palawija,
buah 1006 7569 6007
irirgasi, tadah hujan
500 m-600 m
Cantigi padi, ikan 1281 10118 6000 irigasi 500 m
Losarang padi, palawija,
buah, ikan 5726 51860 9626 irigasi
300-500 m
Kandanghaur
padi, sayur, buah, ikan
5925 43490 9683 irigasi 400-
1000 m
Patrol padi, sayur,
palawija, ikan 3364 30000 5561 irigasi
400-1000 m
Studi Indeks Kepekaan Lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu 2018
Deskripsi: Sawah masih menjadi pertanian utama di Karanmpel, Krangkeng maupun Balongan, terlebih hampir semua lahan sudah teraliri irigasi. Dukungan komoditas lain dtanf dari perikanan darat seperti kolam gabus, nila dan gurame serta lele dan kodok yang per tahun bisa mencapai 300-500 ton. Komoditas lain seperti pisang, pepaya dan mangga serta buah lain maupun ternak bebek, ayam, kambing dan sapi juga berfungsi sebagai sektor pendukung pendapatan. petani terdiri dari tiga macam yakni petani pemilik, petani penggarap dan buruh tani yang paling dominan.
Loka
si
Pro
du
k d
om
inan
Luas
Lah
an
Per
tan
ian
(H
a)
Pro
du
ktiv
itas
(to
n/t
h)
Jum
lah
Pet
ani
(Ora
ng)
Sum
ber
air
Jara
k ke
Pes
isir
/Su
nga
i (m
)
Krangkeng padi 4651 33.547 9726 irigasi teknis
300-500 m
Karangampel padi 2245 17.130 1000 irigasi tekns
200-500 m
Juntinyuat padi 4050 32536 10497 irigasi teknis
300-400 m
Balongan padi 1942 22785 10000 irigasi teknis
100-300 m
5.8 Tambak Garam
Secara nasional, pada tahun 2015 Indramayu merupakan penghasil garam
kempat terbesar setelah Cirebon, Madura dan Pati. Pada tahun 2015 tercatat 317,1
ribu ton produksi garam di Indramayu yang dihasilkan dari pertambakan garam rakyat
yang tersebar di wilayah timur Indramayu yakni di Krangkeng serta di bagian tengah
Indramayu seperti di Losarang. Harga garam sangat fluktuatif yang terentang antara
Rp 250,- sampai dengan Rp 4000,- karena sangat tergantung cuaca. Umumnya
produksi garam dilakukan pada bulan Juli-Oktober selama 4 bulan, namun pada saat
ini terkadang pada bulan Juli-Juli masih ada hujan yang mengakibatkan produksi
garam krosok menurun drastis dan harganya melonjak. Pada saat survey dilakukan
Vol 9 No. 3 Juli 2018
30 |Working Paper PKSPL-IPB
harga garam mencapai Rp 3500 per kilo karena jumlah produksi relatif sedikit. Dalam
situasi norma panen garam dapat dilakukan setiap dua minggu sekali. Dalam
setahun lahan yang sama akan bergantian dengan pemanfaatan menjadi tambak
udang vannamei (pada bulan Oktober-Februari)dan kemudian dimanfaatkan menjadi
tambak bandeng pada bulan Februari sampai Juni. Untuk profil lengkap tambak
Deskripsi: Di kecamatan Krangkeng yang mencakup 5 desa (Luwunggesik, Srengseng, Kalianyar, Krangkeng dan Tanjakan) tambak garam sangat dominan peruntukannya. Luasan tambak garam secara total di Kec. Krangkeng mencapai 687,53 Ha dengan produksi rerata tahunan 80,76 ton/ha/musim produksi/tahun. Jumlah kelompok usaha garam sebanyak 79 kelompok dan anggota kelompok 788 orang.
Lokasi (Desa) Luas lahan (ha) Produktivitas
(ton/ha/musim tanam)
Jumlah Kelompok usaha
Anggota Kelompok
Srengseng 5,10 80,76 1 10
Tanjakan 61,84 80,76 7 70
Luwunggesik 199,30 80,76 24 240
Kalianyar 166,67 80,76 19 188
Krangkeng 254,62 80,76 28 280
Total Krangkeng 687,53 80,76 79 788
Studi Indeks Kepekaan Lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu 2018
Deskripsi: Lokasi pertambakan di Losarang dan Kandanghaur relatif lebih kecil dibandingkan di Krangkeng dan banyak peruntukannya diubah menjadi tambak bandeng atau udang atau benur udang yang dinilai lebih memberikan hasil dibandingkan garam yang terkendala cuaca dimana hujan datang di luar musim hujan sehingga produksi garam terganggu. Untuk di wilayah di luar Indramayu, pertambakan garam ditemui di Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang meski skalanya relatif kecil yakni hanya 22,1 Ha luasan lahan garam rakyat. Umumnya lahan digarap dengan sistem sewa atau kerjasama bagi hasil antara pemilik dan penggarap. Hasilnya jika cuaca mendukung dipanen tiap 2 minggu sekali. Dalam skala kecamatan, Kecamatan Tempuran menghasilkan 2.693,63 Ha dengan nilai produksi mencapai Rp 2.020.222,50,-
Lokasi Luas lahan (ha) Produktivitas
(ton/ha/musim tanam)
Jumlah RTP
D03-1 (Losarang) 1128,43 96,52 1293
D02-1 (Kandanghaur) 369,2 100,37 423
C03-1 (Tempuran) 22,10 52,46 42
5.9 Wisata
Aset wisata yang dikembangkan di kawasan lokasi survey kebanyakan
merupakan wisata massal yang ditujukan untuk masyarakat umum dan menjadi
pemasukan daerah. Wisata pantai umum dikelola oleh masyarakat dan gratis kecuali
untuk parkir, namun fasilitasnya sangat minim, sementara wisata yang dikelola
pemerintah seperti Balongan Indah dan Tirtamaya memiliki fasilitas yang lebih baik
dan tertata lebih baik. Namun secara umum nilai dan konribusi wisata belum dikelola
denga optimal. Profil Wisata dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut.
Deskripsi: Objek Wisata: Wisata Pantai, Berenang, Fasilitas : tersedia baik Aksesibilitas : mudah di akses Jumlah pengunjung : Banyak Asal pengunjung: Domestik Promosi : terbatas Biaya masuk : : Rp 5.000/orang Dikelola: Pemerintah Daerah
Deskripsi: Objek Wisata: Wisata pantai, Berenang, Fasilitas : tersedia Baik Aksesibilitas : mudah di akses Jumlah pengunjung : Banyak Asal pengunjung: Domestik Promosi : tersedia Biaya masuk : 20.000/orang, Mobil 30.000 Dikelola: Dinas Pariwisata Pemda
Deskripsi: Objek Wisata: Wisata Pantai, Berenang, Fasilitas : tersedia baik Aksesibilitas : mudah diakses Jumlah pengunjung : Banyak Asal pengunjung: Domestik Promosi : terbatas Biaya masuk : Dikelola oleh : Pemerintah Daerah
Deskripsi: Objek Wisata: Wisata pantai, Ekowisata Mangrove Fasilitas : tersedia Baik Aksesibilitas : mudah di akses Jumlah pengunjung : Banyak (300 di hari biasa, 1000 orang di hari libur) Asal pengunjung: Domestik Promosi : tersedia Biaya masuk : 5.000/motor; 10.000/mobil; 20.000/angkot; 30.000/bis Dikelola oleh : Desa dan kelompok masyarakat bermitra dengan Pertamina
Studi Indeks Kepekaan Lingkungan di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu 2018
Working Paper PKSPL-IPB | 33
5.10 Infrastruktur dan Industri
Infrastruktur dan industri yang ada sangat berkaitan dengan produksi
perikanan seperti Tempat Pelelangan Ikan maupun produksi, meskipun begitu
terdapat juga infrastruktur migas yang mendukung eksplorasi minya di lepas pantai
di Balongan sebagai obyek vital strategis nasional. Selain indutri pendukung
perikanan, produksi sarana perikanan seperti kapal juga banyak terdapat di
Indramayu di Karangampel dan Karangsong. Untuk industri, tidak terlalu banyak
indstri besar yang mendukung perikanan di wilayah studi karena lebih banyak industri
bergerak di sektor-sekor non perikanan. Untuk perikanan industri yang berkembang
kebanyakan hanya industri kecil pengasinan ikan dan pembuatan dendeng ikan,
Industri garam juga tidak terlalu besar. Secara lebih rinci profil tentang infrastruktur
dan industri di wilayah studi dapat dilihat dalam Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10 Profil Infrastruktur dan Industri di Lokasi Studi