STUDI ANALISIS POTENSI TIMBULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI LABORATORIUM TEKNIK PENYEHATAN DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA Ananda Putri Permatasari, Firdaus Ali, dan El Khobar Muhaemin Nazech 1. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Kampus Baru UI Depok, 16424, Indonesia 2. Departemen Teknik Sipil. Fakultas Teknik, Kampus Baru UI Depok, 16424, Indonesia 3. Departemen Teknik Sipil. Fakultas Teknik, Kampus Baru UI Depok, 16424, Indonesia E-mail: [email protected]Abstrak Untuk mendasari perencanaan pengelolaan limbah B3 yang belum diberlakukan di UI sebagai kampus berkelanjutan, diperlukan studi analisis potensi limbah yang meliputi perhitungan volume, penentuan jenis, dan karakterisasi limbah B3 potensial untuk dilanjutkan menjadi studi inventarisasi limbah. Studi analisis limbah potensial dipaparkan dengan objek studi Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan sebagai salah satu laboratorium di UI yang menghasilkan limbah B3, terbagi menjadi dua: 1) Laboratorium Lingkungan dan 2) Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan dengan fokus studi timbulan limbah B3 dari kegiatan praktikum. Basis analisis adalah PP No. 18 Tahun 1999 jo. PP No. 85 Tahun 1999. Perhitungan dilakukan melalui studi rasional berdasarkan hukum kimia dan karakterisasi limbah berdasarkan MSDS sehingga diperoleh bahwa 1) Laboratorium Lingkungan menghasilkan limbah B3 potensial bersifat eksplosif, mudah terbakar reaktif, iritan, beracun, karsinogenik, korosif, mutagenik, dan ekotoksik dari keseluruhan 23 jenis limbah B3 potensial; 2) Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan menghasilkan limbah B3 potensial bersifat eksplosif, mudah terbakar, iritan, beracun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, dan ekotoksik dari keseluruhan 8 jenis limbah B3. Kata kunci: limbah bahan berbahaya dan beracun (B3); limbah B3 potensial; limbah laboratorium ANALYSIS STUDY OF POTENTIAL HAZARDOUS WASTE MATERIALS IN SANITARY AND ENVIRONMENTAL ENGINEERING LABORATORY, FACULTY OF ENGINEERING, UNIVERSITAS INDONESIA Abstract For underlying hazardous waste management plan that has not been enforced in the UI campus, the necessary studies include analysis of potential waste volume calculations, the determination of the type, and a characterization of the potential to be continued later to hazardous waste into the waste inventory study. Studies of potential waste analysis study presented to the object Sanitary and Environmental Engineering Laboratory as one of the laboratories in the UI generating hazardous waste. The laboratory is divided into two: 1) Environmental Laboratory and 2) Environmental Microbiology Laboratory where this study is focused on the generation of hazardous waste practicum by students. The analysis base is PP. 18 Year 1999 jo. PP. 85 Year 1999 and supported by the EPA regulations. The calculation is done through rational study of law is based on the chemical and potential waste characterization based on MSDS to obtain that 1) Environmental Laboratory’s potential hazardous waste are charactherized as explosive, reactive flammable, irritant, toxic, carcinogenic, corrosive, mutagenic, and ecotoxic of the overall 23 type potential hazardous waste; 2) Environmental Microbiology Laboratory’s potential hazardous waste are charactherized as explosive, flammable, irritant, toxic, carcinogenic, teratogenic, mutagenic, and ecotoxic of total 8 types hazardous waste. Keywords: hazardous and toxic waste, potential hazardous waste, laboratory waste Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STUDI ANALISIS POTENSI TIMBULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI LABORATORIUM TEKNIK
PENYEHATAN DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
Ananda Putri Permatasari, Firdaus Ali, dan El Khobar Muhaemin Nazech
1. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Kampus Baru UI Depok, 16424, Indonesia 2. Departemen Teknik Sipil. Fakultas Teknik, Kampus Baru UI Depok, 16424, Indonesia 3. Departemen Teknik Sipil. Fakultas Teknik, Kampus Baru UI Depok, 16424, Indonesia
Untuk mendasari perencanaan pengelolaan limbah B3 yang belum diberlakukan di UI sebagai kampus berkelanjutan, diperlukan studi analisis potensi limbah yang meliputi perhitungan volume, penentuan jenis, dan karakterisasi limbah B3 potensial untuk dilanjutkan menjadi studi inventarisasi limbah. Studi analisis limbah potensial dipaparkan dengan objek studi Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan sebagai salah satu laboratorium di UI yang menghasilkan limbah B3, terbagi menjadi dua: 1) Laboratorium Lingkungan dan 2) Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan dengan fokus studi timbulan limbah B3 dari kegiatan praktikum. Basis analisis adalah PP No. 18 Tahun 1999 jo. PP No. 85 Tahun 1999. Perhitungan dilakukan melalui studi rasional berdasarkan hukum kimia dan karakterisasi limbah berdasarkan MSDS sehingga diperoleh bahwa 1) Laboratorium Lingkungan menghasilkan limbah B3 potensial bersifat eksplosif, mudah terbakar reaktif, iritan, beracun, karsinogenik, korosif, mutagenik, dan ekotoksik dari keseluruhan 23 jenis limbah B3 potensial; 2) Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan menghasilkan limbah B3 potensial bersifat eksplosif, mudah terbakar, iritan, beracun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, dan ekotoksik dari keseluruhan 8 jenis limbah B3. Kata kunci: limbah bahan berbahaya dan beracun (B3); limbah B3 potensial; limbah laboratorium
ANALYSIS STUDY OF POTENTIAL HAZARDOUS WASTE MATERIALS IN SANITARY AND ENVIRONMENTAL ENGINEERING
LABORATORY, FACULTY OF ENGINEERING, UNIVERSITAS INDONESIA
Abstract
For underlying hazardous waste management plan that has not been enforced in the UI campus, the necessary studies include analysis of potential waste volume calculations, the determination of the type, and a characterization of the potential to be continued later to hazardous waste into the waste inventory study. Studies of potential waste analysis study presented to the object Sanitary and Environmental Engineering Laboratory as one of the laboratories in the UI generating hazardous waste. The laboratory is divided into two: 1) Environmental Laboratory and 2) Environmental Microbiology Laboratory where this study is focused on the generation of hazardous waste practicum by students. The analysis base is PP. 18 Year 1999 jo. PP. 85 Year 1999 and supported by the EPA regulations. The calculation is done through rational study of law is based on the chemical and potential waste characterization based on MSDS to obtain that 1) Environmental Laboratory’s potential hazardous waste are charactherized as explosive, reactive flammable, irritant, toxic, carcinogenic, corrosive, mutagenic, and ecotoxic of the overall 23 type potential hazardous waste; 2) Environmental Microbiology Laboratory’s potential hazardous waste are charactherized as explosive, flammable, irritant, toxic, carcinogenic, teratogenic, mutagenic, and ecotoxic of total 8 types hazardous waste. Keywords: hazardous and toxic waste, potential hazardous waste, laboratory waste
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
Pendahuluan
Pengendalian pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) secara teknis
belum terimplementasi sesuai amanat Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup maupun Peraturan Pemerintah No. 18
Tahun 1999 jo. PP No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun. Secara esensial, berarti pula belum pencemaran oleh limbah B3 belum terkendali.
Hal ini disimpulkan dari pengamatan yang dapat dilihat sehari-hari, dimana pembuangan
limbah baterai, bola lampu, aki, oli, limbah praktikum, dilakukan serupa dengan pembuangan
limbah non-B3.
Demikian juga yang terjadi di lingkungan Universitas Indonesia. Berdasarkan
penelitian oleh mahasiswa Teknik Lingkungan UI pada 2011, didapati belum terimplementasi
pengelolaan limbah B3 di UI secara terintegrasi. Demikian pula hasil konfirmasi tentang
pengelolaan limbah B3 laboratorium di FTUI kepada pihak pengelola infrastruktur setempat.
Padahal, sebagai univeristas teladan sepatutnya UI menjadi pionir dalam implementasi
kampus berkelanjutan (sustainable campus) salah satunya melalui pengendalian pencemaran
limbah B3 dari laboratorium.
Menurut Chaaban, institusi pendidikan seperti universitas mengemban peran sangat
besar terhadap pertanggungjawaban kasus pencemaran. Khususnya fakultas teknik, dianggap
perlu melangsungkan riset terkait guna menyediakan detil teknis untuk pengendalian
pencemaran limbah B3 (Chaaban, 2001). Timbulan limbah B3 di kampus tidak dapat
dihindari karena merupakan salah satu kebutuhan vital dalam perkembangan akademis
melalui aktivitas riset dan praktikum oleh akademisi dan mahasiswa.
Untuk mencapai keterpaduan pengelolaan limbah tersebut, diperlukan langkah awal
berupa analisis potensi limbah B3 sebagai dasar inventarisasi limbah B3 laboratorium dan
manajemen limbah pada tingkat setelahnya, dimulai dari lingkup lokasi terdekat yaitu
Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan FTUI. Fungsi inventarisasi yaitu sebagai
basis penentuan kebijakan, prosedur kerja laboratorium, maupun evaluasi B3 di kemudian
hari.
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian: apa jenis, berapa kuantitas, dan
bagaimana karakteristik limbah B3 potensial yang ditimbulkan dari hasil kegiatan praktikum
di Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan UI?
Tujuan penelitian secara umum adalah (1) mengetahui jenis, kuantitas, dan
karakteristik limbah B3 potensial yang dihasilkan Laboratorium Teknik Penyehatan dan
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
Lingkungan pada kegiatan praktikum; (2) menyertakan MSDS untuk setiap bahan berpotensi
sebagai limbah B3 sebagai salah satu basis pengelolaan limbah skala laboratorium, fakultas,
maupun universitas; dan (3) mengompilasi data kuantitas, jenis, dan karakteristik bahan yang
berpotensi menjadi limbah B3 dilengkapi dengan MSDS B3 tersebut dalam suatu pangkalan
data potensi timbulan limbah B3.
Perlu ditekankan bahwa potensi limbah yang dimaksud dalam penelitian adalah (1)
B3 yang timbul karena proses kimiawi, biologis, maupun fisis hingga menjadi senyawa atau
substansi limbah semifinal atau B3 sebelum B3 tersebut menjadi limbah tercampur, sehingga
karakteristiknya berpotensi berubah setelah pencampuran; atau (2) B3 dari setiap langkah
praktikum yang mengandung beberapa senyawa atau substansi sekaligus sehingga substansi
tersebut perlu diidentifikasi lagi melalui pengujian sampel untuk memastikan karakteristik
limbah berupa gabungan beberapa senyawa atau substansi. Kemudian, potensi limbah yang
terlingkupi dalam penelitian merupakan potensi limbah dari proses praktikum oleh
mahasiswa, tidak termasuk limbah kegiatan penelitian dan limbah cucian laboratorium.
Tinjauan Teoritis
Menurut definisi Resource Conservation and Recovery Act (RCRA), limbah
berbahaya dan beracun sebagai limbah padat (solid waste), atau kombinasi limbah padat, yang
karena kuantitas, konsentrasi, atau sifat fisik, kimiawi, atau karakteristik infeksiusnya dapat
menimbulkan, atau (a) secara signifikan berkontribusi pada sebuah peningkatan pada
kematian atau peningkatan pada yang tidak terpulihkan, atau menjadikan tidak bisa pulih; atau
(b) menimbulkan kemunculan substansi atau potensi beracun pada kesehatan manusia atau
lingkungan ketika digunakan, disimpan, diangkut, atau dibuang secara tidak semestinya, atau
sebaliknya diatur (dalam EPA, 2005).
Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun
1999, limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Selanjutnya, limbah bahan berbahaya
dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan
lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk lain. Hingga Juni 2014, Rancangan PP Tahun 2013 sebagai
pembaruan PP No. 18 Tahun 1999 sedang menunggu pengesahan sehingga PP No. 18 Tahun
1999 masih dijadikan landasan.
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
EPA mengidentifikasi empat perbedaan utama antara laboratorium operasi di sekolah
tinggi (colleges) dan universitas dengan laboratorium fasilitas produksi industri, dimana
perbedaan tersebut menimbulkan dorongan adanya regulasi khusus pengelolaan limbah B3 di
institusi pendidikan: (1) laboratorium di sekolah tinggi dan universitas memiliki banyak titik
timbulan limbah; (2) laboratorium tersebut cenderung menghasilkan volume limbah yang
relatif kecil pada setiap titik timbulan limbah B3; (3) limbah B3 yang dihasilkan cenderung
bervariasi terhadap waktu karena area penelitian yang berubah, berkebalikan dengan limbah
B3 dari industri; dan (4) pihak yang banyak terlibat adalah pelajar atau mahasiswa yang relatif
belum terlatih (dalam Monz, McDonough dan Ffiona, 2006).
Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999, catatan dan dokumen yang wajib dibuat serta
dimiliki oleh pihak pengelola limbah B3 wajib diserahkan kepada kepala instansi yang
bertanggung jawab dengan tembusan kepada instansi yang terkait dan Bupati/Walikotamadya
Kepala Daerah Tingkat II yang bersangkutan. Catatan disampaikan minimal enam bulan
sekali serta dipergunakan untuk: (a) inventarisasi jum1ah limbah B3 yang dimanfaatkan dan
(b) sebagai bahan eva1uasi da1am rangka penetapan kebijaksanaan dalam pengelolaan limbah
B3.
Perihal dokumentasi limbah, penelitian sebelumnya terhadap laboratorium di UI
telah dilakukan sejauh studi awal karakterisasi dan pengelolaan limbah B3 sebagaimana
diteliti oleh Larastika (2011). Penelitian tersebut merupakan sebuah studi kualitatif yang
menghasilkan keluaran berupa jenis dan karakteristik limbah B3 di FT, FMIPA, FK, dan FKG
UI. Belum terdapat kuantitas limbah yang disajikan oleh hasil studi, sehingga penelitian
lanjutan yang terdekat adalah studi potensi timbulan limbah B3 untuk dijadikan inventaris
limbah B3 sebagai dasar pengelolaan limbah B3 teritegrasi di UI.
Metode Penelitian Objek penelitian ini adalah Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan di
FTUI yang terdiri dari 2 (dua) ruang laboratorium: (1) Laboratorium Teknik Lingkungan dan
(2) Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan. Objek studinya merupakan limbah B3 potensial
dari kegiatan praktikum di kedua laboratorium tersebut, tidak termasuk limbah B3 dari
aktivitas penelitian maupun pencucuian alat laboratorium.
Penelitian menggunakan pendekatan campuran kuantitatif dan kualitatif. Data
dikumpulkan melalui (1) telaah dokumen dan (2) wawancara. Telaah dokumen dilakukan
terhadap modul praktikum untuk mempelajari prosedur praktikum sebagai dasar analisis
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
kimia dan kuantifikasi limbah B3 potensial, data peserta praktikum, MSDS, dan regulasi
terkait B3. Sedangkan wawancara dilakukan kepada laboran dan beberapa ahli.
Metode analisis data potensi limbah B3 terdiri dari dua alternatif yaitu (1) pengujian
sampel dan (2) analisis timbulan (generator knowledge/acceptable knowledge). Acceptable
knowledge meliputi, namun tidak terbatas pada: (1) analisis proses (process knowledge),
dimana informasi detil mengenai limbah diperoleh dari data analisis limbah eksisting atau
analisis data terdokumentasi atau studi terlaksana; (2) data dari analisis atau uji performa oleh
penghasil limbah; atau (3) dalam kasus limbah yang baru terdata, data dari analisis terbaru
limbah mengacu pada tanggal efektif berlakunya data limbah (EPA, 2013). Penghasil limbah
B3 dapat memilih untuk menggunakan di antara dua analisis tersebut. Pemilik atau penghasil
limbah bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang cukup sebagai syarat
kesesuaian dengan regulasi (EPA, 2013).
Penelitian kali ini menerapkan analisis acceptable knowledge karena cukup sesuai
dengan kebutuhan penelitian untuk melakukan studi limbah potensial. Kelebihan acceptable
knowledge dalam penelitian ini yaitu murah, hasil hitungan relatif pasti, dan mudah
dimodifikasi bila terdapat kesalahan. Meskipun begitu, sampling perlu dilakukan pada level
penelitian berikutnya agar karakteristik limbah potensial yang dihasilkan penelitian ini
terkonfirmasi secara empiris. Batasan waktu adalah faktor paling memengaruhi mengapa
sampling tidak dilakukan, sehingga penelitian hanya sedalam menyelidiki limbah B3
potensial, bukan limbah B3.
Secara umum, penelitian terdiri dari langkah (1) identifikasi awal potensi limbah B3
per aktivitas praktikum; (2) analisis karakteristik limbah B3 potensial; (3) kuantifikasi dan
kategorisasi limbah B3 potensial menggunakan tabel kuantifikasi dan kategorisasi limbah B3
potensial; dan (4) rekapitulasi limbah B3 potensial. Beberapa analisis penunjang yang
dilakukan untuk mengimplementasikan acceptable knowledge adalah (1) analisis kimia dan
kuantifikasi limbah potensial berdasarkan prosedur praktikum dan (2) penentuan karakteristik
limbah B3 potensial berdasarkan MSDS.
Hasil Penelitian Perhitungan dan analisis karakteristik limbah B3 potensial Laboratorium Lingkungan
dan Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan dilakukan sehingga menghasilkan keluaran
berupa inventarisasi limbah B3 potensial sebagai berikut.
Studi analisis..., Ananda Putri Permatasari, FT UI, 2014
1. Laboratorium Lingkungan
Jenis limbah B3 potensial yang dihasilkan Laboratorium Lingkungan adalah
sejumlah dua puluh tiga jenis. Laboratorium lingkungan diestimasi menghasilkan jenis limbah
potensial dengan kategori (1) eksplosif sebanyak dua jenis, (2) mudah terbakar sebanyak lima
jenis, (3) reaktif sebanyak tiga jenis, (4) iritan sebanyak dua puluh tiga jenis, (5) beracun
sebanyak tujuh belas jenis, (6) karsinogenik sebanyak dua jenis, (7) korosif sebanyak lima
jenis, dan (8) ekotoksik sebanyak dua jenis sebagaimana dirinci pada tabel rekapitulasi limbah
B3 potensial Laboratorium Lingkungan. Limbah potensial dengan karakteristik teratogenik
tidak dihasilkan dari kegiatan praktikum di laboratorium lingkungan.
Tabel 1 Jumlah Jenis Limbah B3 Potensial Laboratorium Lingkungan