BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman krisis global saat ini tentu bukanlah hal yang mudah bagi semua orang. Bisa saja orang- orang yang termasuk ke dalam golongan menengah atas masih bisa menyunggingkan senyum, tapi tidak demikian dengan orang-orang yang perekonomiannya menengah kebawah. Mereka berada dalam sebuah dilema antara tuntutan hidup dan kebutuhan dengan hasil kerja yang di dapat setiap hari. Pengangguran di mana-mana, perusahaan bangkrut tak terhitung banyaknya dan harga sembako yang terus melambung tinggi agaknya menjadi suatu beban dalam pikiran setiap individu terutama bagi kepala keluarga. Hal-hal semacam ini bisa saja memicu sesorang mengalami stress yang di sebabkan ketidakmampuannya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari keluarganya, apalagi jika ditambah dengan biaya besar yang harus dikeluarkannya untuk sekolah anak-anak mereka. Lain hal pula dengan pelajar yang dapat mengalami stress kerena factor lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga. Di lingkungan sekolah si anak terus berlomba dengan teman-temannya untuk mendapat nilai tertinggi agar tetap jadi juara kelas, jika hal itu tidak terwujud maka otomatis hal tersebut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman krisis global saat ini tentu bukanlah hal yang mudah bagi
semua orang. Bisa saja orang-orang yang termasuk ke dalam golongan
menengah atas masih bisa menyunggingkan senyum, tapi tidak demikian
dengan orang-orang yang perekonomiannya menengah kebawah. Mereka
berada dalam sebuah dilema antara tuntutan hidup dan kebutuhan dengan hasil
kerja yang di dapat setiap hari.
Pengangguran di mana-mana, perusahaan bangkrut tak terhitung
banyaknya dan harga sembako yang terus melambung tinggi agaknya menjadi
suatu beban dalam pikiran setiap individu terutama bagi kepala keluarga.
Hal-hal semacam ini bisa saja memicu sesorang mengalami stress yang di
sebabkan ketidakmampuannya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari
keluarganya, apalagi jika ditambah dengan biaya besar yang harus
dikeluarkannya untuk sekolah anak-anak mereka.
Lain hal pula dengan pelajar yang dapat mengalami stress kerena factor
lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga. Di lingkungan sekolah si
anak terus berlomba dengan teman-temannya untuk mendapat nilai tertinggi
agar tetap jadi juara kelas, jika hal itu tidak terwujud maka otomatis hal
tersebut akan dapat mengganggu pikiran anak tersebut. Belum lagi masalah
yang menyangkut pihak sekolah seperti guru dan kepala sekolah., administrasi
sekolah( iuran bulanan), atau tinggal kelas maupun tidak lulus saat ujian
naasional. Kemudian hal lain yang dapat memicu stress pelajar saat di rumah,
orang tua sibuk, atau suka bertengkar, orang tua tidak punya cukup biaya
untuk melanjutkan sekolah si anak dan lain-lain.
Sebenarnya banyak sekali pemicu stress ini dan tidak selalu penyebab
stress tersebut sama antara satu individu dengan individu lain, semua ini
tergantung pada individu sendiri bagaimana dia menyikapi dan sejauh apa
pandangannya mengenai masalah yang sedang dihadapinya, beratkah atau di
bawa enjoy saja.
Namun perlu ditekankan disini, stress tidak selamanya membuat orang
menjadi tidak waras sehingga terpaksa harus berada di rumah sakit jiwa.
karena stress mempunyai beberapa tingkatan. Jadi selama individu tersebut
masih mengalami stress yang ringan, maka individu tersebut hanya akan
sering memikirkannya dan berusaha untuk memecahkan masalah yang
menjadi penyebab stress. Tapi tidak juga menutup kemungkinan bahwa semua
orang mungkin saja sekarang dalam keadaan stress.
Tentunya jika kita mengetahui bahwa semua orang bisa dan rentan terkena
stress, maka akan timbul pertanyaan, “ jadi bagaimana cara menghilangkan
atau mencegah stress tersebut? “. Cara untuk mengatasi pemicu stress inilah
yang dinamakan koping. Koping yang ada pada diri individu berguna untuk
mengarahkan individu tersebut agar tidak ambil pusing terhadap masalah
tersebut atau bisa juga membuat mereka dapat menemukan solusi dari
masalahnya. Secara umum cara menemukan pemecahan masalah tersebut bisa
dari pengalamn sebelumnya tentang masalah tersebut atau curhat dengan
sesorang yang dianggap dapat memberikan jalan keluar untuk masalah yang
dihadapinya.
Dengan koping masalah yang dihadapi bisa teratasi atau hilang untuk
sementara dan akan muncul jika ada pencetusnya. Namun individu yang sudah
melakukan koping adapula yang tidak hilang masalahnya sehingga mereka
akan tidak dapat berbuat apapun selain memikirkan maslahnya.hal ini dapat
membahayakan individu tersebut karena artinya individu ini pikirannya bisa
terganggu dan mengalami gangguan jiwa.
Lain pula dengan adaptasi. Yang dimaksud dengan adapatasi adalah cara
pandang individu terhadap masalahnya. Individu yang dapat selalu mengambil
hikmah dan tidak terlalu memikirkan masalahnya dapat menghilangkan
masalah tersebut dari pikirannya. Hidupnya akan dibawa happy terus. Orang
semacam ini bisa dikatakan sehat secara psikologi. Namun adapatasi juga bisa
tidak berpengaruh terhadap alam pikirnya jika masalah yang dating lebih dan
semakin berat dari sebelumnya dan individu ini selalu menghaadapinya
dengan cara pandang yang sama dilakukannya pada masalah sebelumnya yang
lebih ringan.
Pada makalah ini kami akan membahas tentang stress, koping, adaptasi
dan manajemen stress.
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan:
a. Apa yang dimaksud dengan stress, stressor, koping, dan adaptasi.
b. Apa saja yang tergolong dalam stressor
c. Cara koping dan adapatasi
d. Asuhan keperawatan untuk stress
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori
Menurut beberapa ahli stress dapat diartikan sebagai berikut:
Stress didefinisikan sebagai respon fisik dan emosional terhadap
tuntutan yang dialami individu yang diiterpretasikan sebagai sesuatu
yang mengancam keseimbangan (Emanuelsen & Rosenlicht, 1986).
Stres adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam, yang
menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang” (Soeharto
Heerdjan, 1987).
Secara umum, yang dimaksud “Stres adalah reaksi tubuh terhadap
situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi,
dan lain-lain”. “Stres adalah segala masalah atau tuntutan
penyesuaian diri, dan karena itu, sesuatu yang mengganggu
keseimbangan kita” (Maramis, 1999).
Menurut Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brecht
(2000) bahwa yang dimaksud “Stres adalah gangguan pada tubuh
dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan,
yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu
di dalam lingkungan tersebut”
Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat
dihindari. Stres disebabkan oleh perubahan yang memerlukan
penyesuaian (Keliat, B.A., 1999).
Pengertian Stressor
Menurut Emanualsen & Rosenlicht, stressor merupakan faktor internal
maupun eksternal yang dapat mengubah individu dan berakibat pada
terjadinya fenomena stress.
Jadi dapat disimpulkan stress adalah dampak dari stressor( penyebab
stress) yang dianggap sebagai tekanan oleh individu sehingga membuatnya
terpaksa untuk terus memikirkan hal tersebut dan akhirnya akan mengganggu
kesehatan psikologinya.
B. Pembahasan
I. Stress dan Stressor
1. Faktor yang Mempengaruhi Stress
Sesuatu yang merupakan akibat pasti memiliki penyebab atau yang disebut
stressor, begitupula dengan stress, seseorang bisa terkena stress karena
menemui banyak masalah dalam kehidupannya. Menurut Grant Brecht (2000),
penyebab dari stress dibedakan menjadi dua macam:
Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan,
seperti kematian, perceraian, pension, luka batin, dan kebangkrutan.
Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti
pertengkaran rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan
dimakan, dan antri.
Seperti yang telah diungkapkan di atas, stress dipicu oleh stressor.
Tentunya stressor tersebut berasal dari berbagai sumber, yaitu :
1. Lingkungan
Yang termasuk dalam stressor lingkungan di sini yaitu :
Sikap lingkungan, seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan itu
memiliki nilai negatif dan positif terhadap prilaku masing-masing
individu sesuai pemahaman kelompok dalam masyarakat
tersebut. Tuntutan inilah yang dapat membuat individu tersebut
harus selalu berlaku positif sesuai dengan pandangan masyarakat
di lingkungan tersebut.
Tuntutan dan sikap keluarga, contohnya seperti tuntutan yang
sesuai dengan keinginan orang tua untuk memilih jurusan saat
akan kuliah, perjodohan dan lain-lain yang bertolak belakang
dengan keinginannya dan menimbulkan tekanan pada individu
tersebut.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),
tuntutan untuk selalu update terhadap perkembangan zaman
membuat sebagian individu berlomba untuk menjadi yang
pertama tahu tentang hal-hal yang baru, tuntutan tersebut juga
terjadi karena rasa malu yang tinggi jika disebut gaptek.
2. Diri sendiri, terdiri dari
Kebutuhan psikologis yaitu tuntutan terhadap keinginan yang
ingin dicapai
Proses internalisasi diri adalah tuntutan individu untuk terus-
menerus menyerap sesuatu yang diinginkan sesuai dengan
perkembangan.
3. Pikiran
Berkaitan dengan penilaian individu terhadap
lingkungan dan pengaruhnya pada diri dan
persepsinya terhadap lingkungan.
Berkaitan dengan cara penilaian diri tentang cara
penyesuaian yang biasa dilakukan oleh individu
yang bersangkutan.
Penyebab-penyebab stress di atas tentu tidak akan langsung membuat
sesorang menjadi stress. Hal tersebut dikarenakan setiap orang berbeda
dalam menyikapi setiap masalah yang dihadapi, selain itu stressor yang
menjadi penyebab juga dapat mempengaruhi stress. Menurut Kozier &
Erb, 1983 dikutip Keliat B.A., 1999, dampak stressor dipengaruhi oleh
berbagai faktor yaitu:
Sifat stressor . Pengetahuan individu tentang
bagaimana cara mengatasi dan darimana sumber
stressor tersebut serta besarnya pengaruh stressor
pada individu tersebut, membuat dampak stress yang
terjadi pada setiap individu berbeda-beda.
Jumlah stressor yaitu banyaknya stressor yang
diterima individu dalam waktu bersamaan. Jika
individu tersebut tidak siap menerima akan
menimbulkan perilaku yang tidak baik. Misalnya marah
pada hal-hal yang kecil.
Lama stressor, maksudnya seberapa sering individu
menerima stressor yang sama. Semakin sering
individu mengalami hal yang sama maka akan timbul
kelelahan dalam mengatasi masalah tersebut.
Pengalaman masa lalu, yaitu pengalaman individu
yang terdahulu mempengaruhi cara individu
menghadapi masalahnya.
Tingkat perkembangan, artimya tiap individu memiliki
tingkat perkembangan yang berbeda.
Selain itu adapula beberapa faktor yang juga ikut mempengaruhi stress,
yaitu :
Faktor biologis-herediter, kondisi fisik, neurofisiologik dan
neurohormonal.
Faktor psikoedukatif/ sosio cultural, perkembangan kepribadian,
pengalaman dan kondisi lain yang memengaruhinya.
2. Jenis-Jenis Stress
Seperti yang sudah disebutkan bahwa stressor dan sumbernya
memiliki banyak keragaman, sehingga dapat disimpulkan stress yang
dihasilkan beragam pula. Menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990),
berdasarkan penyebabnya stress dapat digolongkan menjadi :
Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu
tinggi atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau
tersengat arus listrik.
Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat
beracun, hormone, atau gas.Stres mikrobiologik, disebabkan oleh
virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan penyakit.
Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi
jaringan, organ, atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh
tidak normal.Stres proses pertumbuhan dan perkembangan,
disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada
masa bayi hingga tua. Menurut Maramis (1999), ada empat sumber
atau penyebab stres Psikologis, yaitu :
a. Frustasi
Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada
rintangan, frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan
kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam,
kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi,
pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
b. Konflik
Timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam-
macam keinginan, kebutuhan, atau tujuan. Bentuknya approach-