Top Banner

of 24

Stres Dan Trauma Pada Anak

Jul 07, 2015

Download

Documents

taufanivan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

STRESS DAN TRAUMA PADA ANAKOLEH:

STRESSStress adalah suatu keadaan tidak nyaman pada seseorang karena adanya perubahan dalam diri atau lingkungan yang menuntut adanya penyesuaian pada seseorang yang mengalaminya. Seseorang dituntut untuk menyesuaikan diri karena keadaan stress yang dialami membebani sumber daya dan mengancam kesejahteraan. CONTOH: Ketika bencana terjadi, lingkungan dan diri seseorang berubah. Perubahan dalam diri dan lingkungan ini merupakan sumber stress yang menyebabkan ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan ini dirasakan melalui fisik, pikiran, emosi dan perilaku orang yang mengalaminya.

SUMBER STRESSCONTOH SUMBER STRESS DAN REAKSI PASCA BENCANASUMBER STRESS PERUBAHAN LINGKUNGAN: TINGGAL DI PENGUNGSIAN KEHILANGAN PEKERJAAN KEBUTUHAN POKOK TERBATAS PERUBAHAN DIRI SENDIRI: ANAK MENGALAMI CACAT ATAU LUKA FISIK YANG SERIUS ANAK KEHILANGAN ORANG YANG DIKASIHI REAKSI ORANG TUA MUDAH MARAH KE ANAK KEHILANGAN MINAT UNTUK AKTIVITAS TEKANAN DARAH TINGGI PARA PRIA UMUMNYA MEROKOK SECARA BERLEBIHAN ANAK MENARIK DIRI DARI LINGKUNGAN, TIDAK MAU BERGAUL ANAK MENJADI SULIT TIDUR, MUDAH TERBANGUN DI MALAM HARI DAN SERING MIMPI BURUK ANAK MERASA SANGAT SEDIH, KECEWA DAN MUDAH MENANGIS

PENGELOMPOKKAN STRESSDARI BERBAGAI SUMBER STRESS PADA MASYARAKAT PASCA BENCANA, SECARA UMUM STRESS DAPAT DIKELOMPOKKAN MENJADI: RINGAN-BERAT MULAI DARI PERISTIWA/PENGALAMAN SEDERHANA YANG TERJADI DALAM RUTINITAS SEHARI-HARI DALAM KONDISI PASCA BENCANA, CONTOH: HARUS MENGANTRI UNTUK MENDAPATKAN KEBUTUHAN POKOK, RUMAH RATA DENGAN TAHAN. AKUT-KRONIS SUATU PERUBAHAN BARU DALAM KEHIDUPAN PASCA BENCANA YANG DIRASAKAN MENGANCAM, CONTOH: MENJADI YATIM PIATU KARENA AYAH IBU MENJADI KORBAN BENCANA.

REAKSI STRESS1. ASPEK FISIK : REAKSI YG PALING SULIT DIKENDALIKAN OLEH ORANG YG MENGALAMINYA. REAKSI FISIK TERJADI SECARA OTOMATIS, DAPAT DIAMATI OLEH ORANG LAIN/HANYA DAPAT DIRASAKAN OLEH ORANG YG MEGALAMINYA. CONTOH: SEORANG ANAK MERASAKAN JANTUNGNYA BERDETAK CEPAT KETIKA MENDENGAR BUNYI AIR YG MENGALIR DERAS, SEORANG IBU MENANGIS SAAT BERBICARA TENTANG PERASAANNYA KEHILANGAN SUAMI DAN ANAKNYA.

2. ASPEK PIKIRAN : SULIT BERKONSENTRASI DAN TERUS MENERUS MEMIKIRKAN SESUATU. CONTOH : SEORANG REMAJA YG TIDAK BISA MELEPASKAN PIKIRANNYA DARI PERISTIWA BENCANA YG TERJADI SEHINGGA SULIT UNTUK MENGIKUTI PELAJARAN DI SEKOLAH. 3. ASPEK EMOSI : KESEDIHAN YG MENDALAM, PENYESALAN KARENA TIDAK DAPAT MENYELAMATKAN ORANG TUANYA.REAKSI DALAM ASPEK EMOSI YG DIRASAKAN SESEORANG JUGA DIPENGARUHI OLEH PROSES BIOLOGIS YG DIALAMI TUBUH, KEPALA TERASA PUSING DENGAN DETAK JANTUNG CEPAT KETIKA MENGETAHUI ORANG YG DISAYANGINYA TIDAK ADA YG SELAMAT SEHINGGA MENDORONG MUNCULNYA EMOSI SEDIH DAN SESAL YG MENDALAM.

4. ASPEK PERILAKU : MERUPAKAN REAKSI YG PALING JELAS KARENA DAPAT DIAMATI OLEH ORANG LAIN. KETIKA MENGALAMI STRESS SESEORANG MENAMPILKAN PERILAKU SEBAGAI BENTUK REAKSI PERTAHANAN DIRI TERHADAP SITUASI YG DIRASAKAN MENGANGGU/MENGAKIBATKAN STRESS. CONTOH: SEORANG ANAK YG DITINGGAL AYAHNYA DI TEMPAT PENGUNGSIAN MENAMPILKAN PERILAKU MENANGIS SAMBIL MENGAMUK KEPADA KAKAKNYA, MENANGIS DAN MENGAMUK MERUPAKAN SUATU PERILAKU YG DILAKUKAN UNTUK KEMBALI MENDAPATKAN RASA AMAN.

A. FAKTOR INTERNAL YANG MELATARBELAKANGI STRESS1. KARAKTERISTIK SESEORANG USIA : STRES ANAK-ANAK TERHADAP BENCANA LEBIH BERAT DARIPADA ORANG DEWASA, KELOMPOK USIA MADYA (36-50) MERUPAKAN KELOMPOK PALING BERESIKO TERHADAP BERKEMBANGNYA STRES KARENA KELOMPOK USIA MADYA HARUS BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP KELOMPOK USIA YG LEBIH MUDA (ANAK) DAN USIA LANJUT. GENDER : PEREMPUAN LEBIH BERESIKO TINGGI TERHADAP BERKEMBANGNYA REAKSI STRESS. STATUS EKONOMI : STATUS EKONOMI RENDAH MENUNJUKKAN REAKSI STRES YG LEBIH BURUK DARI PADA SESEORANG DENGAN STATUS EKONOMI YG LEBIH TINGGI TINGKAT PENDIDIKAN : SESEORANG DENGAN DERAJAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN YG TINGGI LEBIH CEPAT PEMULIHAN STRESNYA.

2. PENGALAMAN STRESS SEBELUMNYA : PENGALAMAN STRESS SEBELUMNYA DAPAT MERUPAKAN STRES YG SIFATNYA MENUMPUK PADA SESEORANG. 3. TIPE KEPRIBADIAN : SESEORANG YG AGRESIF, TIDAK SABAR, SERING MERASA CEMAS ATAU TIDAK AMAN BERESIKO TINGGI MENGALAMI STRES KETIKA MENGHADAPI MASALAH. 4. PIKIRAN : SEMAKIN POSITIF MAKNA YG DIKEMBANGKAN DLM PIKIRAN SESEORANG TERHADAP SUMBER STRES MAKA SEMAKIN CEPAT PEMULIHANNYA.

B.

FAKTOR EKSTERNAL (ADA TIDAKNYA DUKUNGAN SOSIAL)

BESAR ATAU KECILNYA DUKUNGAN SOSIAL YANG DIMILIKI DAN DIRASAKAN OLEH SESEORANG YG MENGALAMI STRES SANGAT MEMPENGARUHI PARAH ATAU TIDAKNYA SUATU REAKSI TERHADAP STRES YG DAPAT BERKEMBANG MENJADI MASALAH PSIKOLOGIS SERIUS

MENGELOLA STRESMENGELOLA STRES DAPAT DIIBARATKAN SEPERTI MEMBUKA ATAU MENUTUP UDARA DI DALAM BALON TIUP. UDARA MELAMBANGKAN BERBAGAI STRES DALAM KEHIDUPAN. JIKA TERLALU BANYAK UDARA MELEBIHI JUMLAH MUATAN YG DAPAT DITAMPUNG DALAM BALON MAKA BALON TERSEBUT SANGAT MUDAH MELEDAK. MUATAN UDARA YG DAPAT DITAMPUNG DALAM BALON SANGAT TERGANTUNG PADA KAPASITAS BALON ITU SENDIRI.

KESIMPULAN STRESSTRES MERUPAKAN SUATU PENGALAMAN YG SANGAT WAJAR DALAM KEHIDUPAN. OLEH SEBAB ITU PEMAHAMAN BAHWA STRES MERUPAKAN SUATU GANGGUAN JIWA ADALAH KELIRU. SETIAP ORANG DENGAN BERBAGAI LATAR BELAKANG PASTI PERNAH MENGALAMI STRES DALAM HIDUPNYA. APALAGI KETIKA SESEORANG HARUS MENGHADAPI BENCANA YG MENGAKIBATKAN BEGITU BANYAK PERUBAHAN DALAM LINGKUNGAN MAUPUN DALAM DIRINYA. BAHKAN PROFESIONAL KESEHATAN MENTAL (PSIKOLOG DAN PSIKIATER) PUN PASTI MENGALAMI STRES DALAM HIDUPNYA. PERBEDAAN INDIVIDU TERLETAK PADA REAKSI SESEORANG YG MENGALAMI STRES. KEUNIKAN ANTAR SESEORANG MENJADI LATAR BELAKANG PERBEDAAN INI. SELAIN ITU, STRES TIDAK SELALU BERDAMPAK NEGATIF BAGI KEHIDUPAN. STRES DAPAT MEMOTIVASI SESEORANG UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN BERPERILAKU SEHAT.

TRAUMATrauma merupakan stres yang sifatnya luar biasa, dalam arti derajat dan akibatnya terhadap seseorang atau masyarakat yang mengalaminya. Istilah trauma secara umum banyak digunakan dalam bidang kedokteran untuk menggambarkan luka akibat suatu benturan. Sederhananya, trauma merupakan luka yang sangat menyakitkan atau juga dikatakan sebagai suatu kekagetan (shock). Dalam bidang psikologi, trauma merupakan suatu pengalaman mental yang luar biasa menyakitkan karena melampaui batas kemampuan seseorang untuk menanggungnya. Trauma bersumber pada pengalaman traumatis

CIRI PENGALAMAN TRAUMATIK1. TERJADI DI LUAR KENDALI SESEORANG ATAU MASYARAKAT YG MENGALAMINYA 2. MENGANCAM KEHIDUPAN KARENA DAPAT MENYEBABKAN KEHILANGAN NYAWA ATAU LUKA FISIK YG PARAH PADA ORANG YG MENGALAMINYA 3. MENGAKIBATKAN RASA TAKUT YG MENDALAM, TIDAK BERDAYA DAN TEROR PADA ORANG YG MENGALAMINYA.

GEJALA TRAUMA1) Flashback, seperti : mengingat kembali dalam pikiran atau dalam mimpi; 2) Respon fisik, seperti : sakit kepala, gemetar tanpa terkontrol, peningkatan denyut jantung, merasa kedinginan, dan sebagainya; 3) Reaksi emosi, seperti : rasa takut yang ekstrim atau mati rasa, mudah tersinggung, mudah kaget dan sebagainya; 4) Penghindaran terhadap stimulus yang berhubungan dengan penyebab trauma, seperti: tempat, orang, aktivitas atau benda.

Peristiwa traumatis tidak mempengaruhi setiap orang dengan cara yang sama. Terlepas dari variasi individu, terdapat reaksi emosi dan perilaku yang khas pada beberapa kelompok tertentu. Salah satu kelompok yang paling banyak mendapat perhatian adalah anak-anak. Anak lebih sulit dalam menghadapi peristiwa traumatis karena keterbatasan dalam hal pengalaman hidup, keterampilan dalam penyelesaian masalah, serta kemampuan untuk mengekspresikan perasaan maupun kebutuhannya. Hal itu bukan berarti anak tidak mampu, namun bantuan dari orang dewasa untuk mendampingi anak sangatlah dibutuhkan (Laluyan, 2007). Witkin (2005) mengatakan, salah satu cara yang digunakan anak-anak untuk menunjukkan stres mereka adalah melalui tubuh. Pesan yang mereka kirimkan sama jelasnya dengan kata-kata. Jika mereka bingung, kepala mereka berdenyut dalam upaya mereka memahami kekacauan tersebut. Jika usus mereka terpilin karena takut, perut mereka sakit. Jika gambar-gambar di televisi membuat darah mereka dingin, mereka akan mengigil dan gemetar. Daftar gejala-gejala fisik yang lebih lengkap sebagai berikut : a. Sakit perut, perut seperti melilit. b. Sakit kepala. c. Menggigil, kedua tangan dingin, pipi pucat. d. Berkeringat, telapak tangan basah, mulut kering. e. Pusing, pening. f. Sering pilek. g. Mual dan/atau muntah. h. Elergi.

Perubahan perilaku, fisik dan emosi pada anak akibat peristiwa traumatis dianggap berat jika dirasakan sangat mengganggu, berlangsung dalam jangka waktu yang lama, serta mengubah sikap keluarga, guru dan teman-teman sebaya terhadap anak. Berikut ini adalah perubahan perilaku anak usia 6-12 tahun akibat peristiwa traumatis menurut Laluyan (2007), yaitu : a. Secara berlebihan menarik diri dan tidak mau bergaul dengan orang lain. b. Perilaku menganggu teman dan lingkungan sekitarnya. c. Tidak mampu berkonsentrasi. d. Melakukan perilaku regresif, seperti : kembali mengompol padahal sebelumnya sudah tidak mengompol, menghisap jari, menggigit kuku dan sebagainya. e. Mimpi buruk. f. Masalah tidur (terlalu banyak tidur atau tidak bisa tidur). g. Ketakutan yang tidak rasional (takut terhadap air, laut, suara keras, petir, dan sebagainya). h. Mudah tersinggung, mudah marah, mudah menangis, dan sebagainya. i. Tidak mau sekolah. j. Marah yang meledak-ledak. k. Mudah berkelahi. l. Mati rasa. m. Cemas. n. Depresi.

PEMULIHAN TRAUMApemulihan trauma membutuhkan waktu yang berbeda antar korban yang satu dengan lainnya. Prosesnya juga dapat berbeda, yaitu : 1) Proses pemulihan secara bertahap, keberhasilan dalam suatu tahap sangat mempengaruhi keberhasilan dalam tahap selanjutnya; 2) Proses pemulihan trauma digambarkan seperti suatu dinamika dalam permainan ular tangga, yang memungkinkan terjadinya kemajuan yang berarti maupun kemunduran dalam proses pemulihan trauma. Proses pemulihan merupakan proses yang rumit serta banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti : tingkat kecerdasan, adanya orang yang bisa dijadikan tempat bergantung, kemampuan seseorang untuk mengekspresikan perasaan, adanya rutinitas yang bisa dilakukan pasca kejadian trauma, adanya rumah tangga atau lingkungan yang stabil, dukungan sosial, waktu untuk berduka, dan sebagainya.

PENANGANAN TRAUMApenanganan trauma dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : terapi obat dan psikoterapi. Terapi obat berupa pemberian obat penenang atau obat anti depresan. Sedangkan penanganan dengan psikoterapi berupa : 1) Terapi perilaku, yaitu dengan cara memaparkan kembali peristiwa yang memicu trauma dan digabungkan dengan terapi relaksasi; 2) Terapi kognitif, yaitu melalui rekonstruksi pemikiran yang disfungsional dengan cara bercerita untuk membantu mengurangi kenangan buruk masa lalu; 3) Terapi psikodinamika, yaitu dengan cara memaparkan kembali peristiwa traumatis pada individu, namun dengan lingkungan yang lebih mendukung; 4) Terapi eksposur, yaitu dengan cara mengarahkan individu untuk mengenali bagianbagian paling menakutkan dalam peristiwa traumatis; 5) Terapi bermain, yaitu menggunakan permainan sebagai proses untuk mengekspresikan emosi dan pikiran anak; 6) Terapi gabungan dengan mengabungkan beberapa terapi. Psikoterapi sendiri dapat dilakukan secara individu, keluarga atau kelompok.

Psikoterapi untuk penanganan trauma pada anak menurut Setiawati (2010) dapat dilakukan secara individu, kelompok atau keluarga, yang memungkinkan anak untuk berbicara, menggambar, bermain atau menulis tentang peristiwa yang mereka alami. Psikoterapi yang digunakan berupa terapi perilaku dan terapi kognitif, hal ini dapat membantu mengurangi rasa takut dan kekhawatiran anak akan hal-hal tertentu. Sementara itu, menurut Landreth (dalam Nuryanti, 2008) penanganan trauma pada anak dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan terapi bermain.

Megawangi & Amriel (2006) mengatakan, bermain mempunyai arti penting bagi anak-anak terutama dalam menanggulangi apa yang dirasakannya. Selain untuk bereksplorasi dan mempelajari suatu fenomena. Bermain adalah wahana yang penting bagi anak-anak untuk mengekspresikan pikiran dan emosinya. Mengungkapkan perasaan dan kesedihan mempunyai arti penting dalam menanggulangi stres atau trauma. Jika anak-anak belum dapat mengartikulasikan dengan kata-kata apa yang dirasakannya, maka dengan bermain anak dapat mengungkapkannya. Sejauh permainan tersebut tidak membahayakan anak, maka para orang tua dan guru harus memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengekspresikan perasaannya dengan permainan yang berkaitan dengan pengalaman traumatis, karena jika dilarang atau dicegah, perasaan traumatis itu akan terpendam bertahun-tahun dan suatu saat akan sangat membahayakan perkembangan jiwa anak. Namun, jangan memaksa anak untuk bermain atau menceritakan pengalaman traumatisnya. Tetapi biarkanlah anak bermain secara alami, dengan kehendak dan caranya sendiri untuk mengatasi traumanya. Sebagai orang tua dan guru hendaklah bersikap penuh perhatian dan pengertian dan berikan dukungan dengan selalu berada di sisinya dan membantunya.

Jenis Aktivitas dan Permainan yang Dapat Membantu Anak dalam Menanggulangi TraumaUsia di Bawah 6 Tahun Menggambar bebas dan mendorong anak menceritakan apa yang digambarnya Menceritakan pengalamannya Usia 6-12 Tahun Menggambar bebas Menceritakan pengalamannya Usian 12-17 Tahun Menulis/mengarang tentang kisahnya Membaca buku-buku tentang bencana dan kehilangan anggota keluarga, misalnya : pengalaman sukses anak-anak yatim, seperti: bagaimana Rasulullah telah menjadi yatimpiatu sejak kecil Membuat drama tentang bencana alam Pelajaran IPA yang dikaitkan dengan jenisjenis bencana alam Kaitkan pelajaran IPS dengan bencana, seperti: memberi pertolongan, sumbangan, penyelamatan diri, dsb. Kaitkan pelajaran agama dengan bencana, seperti : harus sabar, tawakal, menerima takdir, dsb.

Mewarnai gambar berkaitan dengan bencana Membacakan buku-buku bergambar yang berhubungan dengan bencana (sesuai dengan umur anak) Sediakan jenis permainan yang ada kaitannya dengan bencana alam Boneka, miniatur mobil, truk, rumah, orang, binatang, tentara, dsb. Lilin (play- dough); Pasir (sand box); Bermain games yang menyenangkan; Bernyanyi.

Membaca buku tentang bencana dan kehilangan anggota keluarga Membuat permainan tentang tsunami dengan menggunakan permainan london bridge atau ular naga, dsb, yang telah dimodifikasi Sediakan jenis permainan yang ada kaitannya dengan bencana alam Boneka, miniatur mobil, truk, rumah, orang, binatang, tentara, dsb; Membuat sandiwara kecil tentang bencana; Bermain games yang menyenangkan; Bernyanyi

rangkuman anak akan mampu menghadapi peristiwa traumatik dengan baik jika mereka memperoleh perlindungan dan dukungan dari orang dewasa hambatan dalam usaha pemberian bantuan bagi anak dalam mengatasi trauma ialah orang tua tidak memahami reaksi anak respon emosi dan perilaku pada anak terhadap trauma bervariasi tergantung usia hal pertama yg harus dilakukan untuk membantu anak yg mengalami peristiwa traumatik adalah memberikan rasa aman kepada anak.

Perbedaan stres dan traumastres respon normal terhadap suatu kejadian terjadi pelepasan hormon yg membuat anda dalam kondisi siap siaga misal: bergerak lebih cepat, mendengar lebih tajam, dan bernapas lebih kuat Setelah situasi yg membuat stres lewat, maka semuanya kembali normal. Tidak ada gangguan pasca stres stres berlebihan bisa diatasi dengan mengubah gaya hidup yg lebih baik agar terjadi suatu keseimbangan fisiologis dan psikologis trauma respon tidak normal terhadap suatu kejadian terjadi penurunan kinerja otak dan fisik sehingga anda kehilangan kapasitas untuk bersiap siaga setelah situasi traumatik berlalu anda msih terus meresponnya dan bisa menimbulkan PTSD atau ganguan pasca trauma trauma tidak akan bisa diselesikan hanya dengan perubahan gaya hidup. Trauma bisa diselesaikan dengan terapi