Top Banner
TESIS – TI 142307 STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND TERHADAP SUPPLY BERFLUKTUASI EVI NURHAYANI 2511203205 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., CSCP Dr.Eng. Erwin Widodo, ST., M.Eng PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN LOGISTIK DAN RANTAI PASOK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2015
121

STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

Feb 27, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

TESIS – TI 142307

STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND TERHADAP SUPPLY BERFLUKTUASI EVI NURHAYANI 2511203205 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., CSCP Dr.Eng. Erwin Widodo, ST., M.Eng PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN LOGISTIK DAN RANTAI PASOK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2015

Page 2: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

TESIS – TI 142307

RATIONING STRATEGIES ON THE SITUATION FLUCTUATING DEMAND TO SUPPLY RATIO EVI NURHAYANI 2511203205 SUPERVISOR Prof. Dr. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., CSCP Dr.Eng. Erwin Widodo, ST., M.Eng MASTER PROGRAM LOGISTICS AND SUPPLY CHAIN MANAGEMENT AREA DEPARTEMENT OF INDUSTRIAL ENGINEERING FACULTY OF TECHNOLOGY INDUSTRY SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY SURABAYA 2015

Page 3: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

 

Page 4: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

ix

STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND TERHADAP SUPPLY BERFLUKTUASI

Nama Mahasiswa : Evi Nurhayani NRP : 2511 203 205

Pembimbing : Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., Ph.D., CSCP Co-Pembimbing : Dr.Eng. Erwin Widodo, ST., M.Eng

ABSTRAK Pada keadaan aktual, kuantitas demand dan supply pemenuhannya seringkali berubah-ubah. Hal tersebut menimbulkan fluktuasi rasio demand terhadap supply. Pada kondisi dimana demand lebih besar daripada supply, perusahaan yang memiliki beberapa kelas pelanggan dihadapkan pada masalah yang disebut rationing. Aktivitas utama rationing adalah perlakuan alokasi permintaan dan service level yang berbeda-beda pada masing-masing kelas pelanggan sesuai dengan tingkat prioritasnya. Pertimbangan atau kriteria didalam melakukan kebijakan rationing umumnya adalah faktor kepentingan, karakteristik dan nilai strategis yang berbeda-beda, hal ini menyebabkan rationing perlu dilakukan guna meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Dalam tesis ini disusun tiga skenario implementasi rationing pada sistem persediaan continuous-review (Q, r). Pada tiga skenario terdapat dua kelas pelanggan dengan karakteristik demand yang berfluktuasi. Pada skenario pertama akan diberikan service level pada kelas pelanggan berdasarkan partiality rationing strategy, skenario kedua berdasarkan weighted rationing strategy, dan yang ketiga berdasarkan static rationing strategy. Ketiga skenario kemudian akan diimplementasikan berdasarkan pertimbangan dua aspek yaitu aspek kepentingan perusahaan dan kepentingan pelanggan. Tiga skenario diatas diukur dan dievaluasi berdasarkan dua kriteria yakni service level dan total profit.

Kata kunci: Kelas pelanggan, rationing, total profit, service level.

Page 5: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

x

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 6: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

xi

RATIONING STRATEGIES ON THE SITUATION FLUCTUATING DEMAND TO SUPPLY RATIO

Name : Evi Nurhayani NRP : 2511 203 205 Supervisor : Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., Ph.D., CSCP

Co-Supervisor : Dr.Eng. Erwin Widodo, ST., M.Eng

ABSTRACT

In actual situation, the quantity of demand and supply fulfillment often changes. This causes the ratio of demand to supply fluctuates. In conditions when demand is greater than supply, the company that has some classes of customers are encounters a problem called rationing. The main activity of rationing is to allocate the supply and service level differentiation on each customer according to its priority level. Considerations or criteria in making rationing policy generally are factors of interest, the characteristics and value of different strategic, this situation indicates is necessary to be done to improve company profitability.

In this thesis three scenarios in inventory rationing of continuous

review (Q,r) are proposed. There are two demand classes with fluctuated demand characteristic on those three screnarios. In the first scenario, service level allocated to demand classes based on partiality rationing strategy, the second scenario is based on weighted rationing strategy, and the third scenario is based on static rationing strategy. Those three scenarios then implemented based on the consideration of two aspects namely company or industry and customers needs and assessed based on two criteria namely service level and total profit. Key words: Demand classes, rationing, service level, total profit.

Page 7: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

xiii  

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur pada Allah SWT yang telah memberikan limpahan berkah

sehingga atas ijin-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Strategi

Rationing Pada Situasi Rasio Demand terhadap Supply Berfluktuasi”. Selama pengerjaan

tesis ini, penulis mendapat banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua penulis Bapak Abdul Fatah dan Ibu Aisyah yang selalu mendukung dan

menyertakan doanya dalam setiap langkah dan aktivitas penulis, adik-adik penulis yang

banyak sekali memberikan dukungan dalam banyak hal.

2. Sahabat dan suami Bapak Edy Nurbiyanto untuk selalu berada di sisi penulis dan selalu

memberikan dukungan moril maupun doa, serta ananda Athar yang selalu memberikan

kekuatan dan menjadi sumber motivasi terselesaikannya tesis ini.

3. Bapak Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., Ph.D., CSCP dan Bapak Dr. Eng. Erwin

Widodo, ST., M.Eng selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, nasehat,

masukan maupun motivasi positif dalam usaha menyelesaikan tesis ini, serta atas

kesabaran membimbing selama proses pengerjaan tesis ini.

4. Bapak dosen penguji seminar proposal dan sidang tesis, Prof. Dr. Iwan Vanany, ST., MT,

Bapak Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M. Eng dan Bapak Nurhadi Siswanto, ST,

MSIE, Ph.D., yang telah memberikan arahan, saran dan perbaikan pada tesis ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen pengajar Jurusan Teknik Industri ITS.

6. Seluruh staf dan karyawan Sekretariat Program Studi Pascasarjana Jurusan Teknik

Industri ITS atas bantuan dan kerjasamanya dalam menyediakan informasi pelaksanaan

kegiatan akademik di Teknik Industri serta memberikan kemudahan dan kelancaran

selama masa perkuliahan dan penyelesaian tesis.

7. Rekan-rekan angkatan 2011 Nuni, Ananta, Anggi, Isti, Iin, Wisda, Seta, Aldy, Hafid,

Brav Deva, Bisyrul Jawwad atas rasa kekeluargaan dan dukungannya selama masa

perkuliahan.

8. Rekan-rekan angkatan 2012 Fiqi dan Pak Sauqi atas banyak masukan dan teman diskusi

dalam penyelesaian tesis, Nia, Pak Alfa, Mbak Deny, Yusi, Emil, Handy, Wahyu, Nur,

Afiv, Eka, Vira, Winda, Mas Yudi, Sephy, Nurul, Bang Didi, Aan atas dukungan dan

kebersamaan selama penyelesaian tesis.

9. Rekan-rekan angkatan 2013 Mimin, Putri, Jesi, Luli, Prita yang bersedia meluangkan

waktu nya sebagai teman diskusi.

Page 8: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

xiv  

10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam tulisan ini, yang telah

membantu dalam penyelesaian Tesis ini

Penulis menyadari bahwa tesis ini belum sempurna, karena itu segala bentuk saran dan masukan

yang membangun akan sangat berharga. Semoga tesis ini dapat bermanfaat dan berkontribusi

dalam dunia nyata. Amin.

Surabaya, Januari 2015

Penulis 

Page 9: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

  

xv  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................................... ix

ABSTRACT .................................................................................................................... xi

KATA PENGANTAR .................................................................................................... xiii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xvii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xix

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 4

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

1.5. Batasan dan Asumsi ......................................................................... 5

1.6. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 7

2.1. Landasan Teori ................................................................................ 7

2.1.1 Persediaan ............................................................................... 7

2.1.2 Rationing demand ................................................................... 10

2.2. Sistem Produksi ................................................................................ 12

2.3. Analisis profitabilitas dari tiap-tiap pelanggan........................ ........ 13

2.4. Loyalitas pelanggan............ ............................................................. 14

2.5. Analisis sensitivitas............ .............................................................. 14

2.6. Gap dan Posisi Penelitian............ ..................................................... 15

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 21

3.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 21

3.1.1 Tahap Pengumpulan referensi....................................... .......... 21

3.1.2 Tahap pemodelan skenario.. .................................................... 21

3.1.3 Tahap Percobaan Numerik....................................... ............... 21

3.1.4 Tahap Analisis dan Interpretasi data.. ..................................... 22

Page 10: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

  

xvi  

3.1.5 Tahap Analisis sensitivitas.. ................................................... 22

3.1.6 Tahap Penarikan Kesimpulan dan Saran.................................... 22

BAB 4 PENYUSUNAN MODEL .......................................................................... 25

4.1 Deskripsi Sistem Amatan ................................................................ 25

4.2 Skenario yang disusun ..................................................................... 26

4.2.1 Skenario Pertama .................................................................... 26

4.2.2 Skenario Kedua. ..................................................................... 29

4.2.3 Skenario Ketiga. ..................................................................... 30

4.3 Skenario yang disusun ..................................................................... 31

4.3.1 Skenario Pertama .................................................................... 31

4.3.2 Skenario Kedua. ..................................................................... 32

4.3.3 Skenario Ketiga. ..................................................................... 33

BAB 5 PERCOBAAN NUMERIK ......................................................................... 35

5.1 Tahapan Percobaan .......................................................................... 35

5.2 Perhitungan Numerik ....................................................................... 39

5.2.1 Service level. ........................................................................... 40

5.2.2 Total Profit. ............................................................................. 41

BAB 6 ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL ............................................... 45

6.1 Service level .................................................................................... 45

6.2 Total profit. ...................................................................................... 50

BAB 7 KESIMPULAN ........................................................................................... 59

6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 59

6.2 Saran ................................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 61

LAMPIRAN ................................................................................................................... 65

Page 11: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

xix

1 DAFTAR TABEL

2 Tabel 2.1 Gap dan Posisi penelitian terhadap studi-studi terdahulu ....................................... 16

Tabel 2.2 Posisi variable penelitian terhadap penelitian terdahulu ......................................... 19

Tabel 5.1 Kriteria penilaian dengan kondisi 1/=0.1, Mean = 10.000 , stdev 1% ............. 35 

Tabel 5.2 kriteria penilaian dengan kondisi 1/=0.1, Mean = 10.000 dengan stdev:1% pada partiality rationing strategy ........................................................................................... 36 

Tabel 5.3 Kriteria penilaian dengan kondisi 1/=0.1, Mean = 10.000 dengan stdev:1% , pada weighted rationing strategy ............................................................................................ 36 

Tabel 5.4 Kriteria penilaian dengan kondisi 1/=0.1, Mean = 10.000 dengan stdev:1% , pada static rationing strategy ................................................................................................ 36 

Tabel 5.5 Kriteria penilaian service level dengan beberapa kondisi 1/, stdev:1% .............. 37 

Tabel 5.6 Kriteria penilaian total profit dengan beberapa kondisi 1/, stdev:1% ................ 37 

Tabel 5.7 Respon pelanggan untuk ketiga skenario ................................................................ 37 

Tabel 5.8 kriteria penilaian total revenue dengan kondisi respon pelanggan 1 (r1), respon pelanggan 2 (r4) ...................................................................................................................... 38 

Tabel 5.9 Kriteria penilaian total profit dengan kondisi respon pelanggan 1 (r1), respon pelanggan 2 (r4) ...................................................................................................................... 38 

Tabel 5.10 kriteria penilaian service level dengan kondisi penalty cost yang berbeda (a) ..... 39 

Tabel 5.11 Kriteria penilaian service level kondisi penalty cost berbeda (b), p1=0.9 ........... 39 

Tabel 5.12 Nilai fill rate pada p1=1/=0.1, fluktuasi 1% .................................................... 40 

Tabel 5.13 Nilai fill rate pada p1=1/=0.5, fluktuasi 1% .................................................... 40 

Tabel 5.14 Nilai fill rate pada p1=1/=0.9, fluktuasi 1% .................................................... 40 

Tabel 5.15 Nilai total revenue pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, tanpa mempertimbangkan respon pelanggan ................................................................................... 41 

Tabel 5.16 Nilai total revenue pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, kedua pelanggan memiliki respon pelanggan r1 ................................................................................................. 41 

Tabel 5.17 Nilai total revenue pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, pelanggan 1 memiliki respon toleransi r1, pelanggan 2 memiliki respon toleransi r4 ............................................... 41 

Page 12: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

xx

Tabel 5.18 Nilai total revenue pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, pelanggan 1 memiliki respon toleransi r4, pelanggan 2 memiliki respon toleransi r1 ............................................... 42 

Tabel 5.19 Nilai total profit pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, tanpa mempertimbangkan respon pelanggan .................................................................................................................... 42 

Tabel 5.20 Nilai total profit pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, kedua pelanggan memiliki respon pelanggan r1 ............................................................................................................... 42 

Tabel 5.21 Nilai total profit pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, kedua pelanggan memiliki respon pelanggan r4 ............................................................................................................... 42 

Tabel 5.22 Nilai total profit pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, pelanggan 1 memiliki respon toleransi r1, pelanggan 2 memiliki respon toleransi r4 ............................................... 43 

Tabel 5.23 Nilai total profit pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, pelanggan 1 memiliki respon toleransi r4, pelanggan 2 memiliki respon toleransi r1 ............................................... 43 

Page 13: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

xvii

1 DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Continuous review policy (sumber: carson college of business, WSU) ............... 9 

Gambar 2.2 Periodic review policy (sumber: carson college of business, WSU) .................... 9 

Gambar 3.1 flowchart metodologi penelitian ......................................................................... 23 

Gambar 4.1 Konfigurasi sistem yang diamati yaitu hubungan antara perusahaan tunggal dan n-kelas pelanggan dalam sistem rantai pasok sederhana .... Error! Bookmark not defined.25

Gambar 4.2 Tahapan percobaan yang disimulasikan pada skenario rationing pertama ........ 27 

Gambar 4.3 Tahapan percobaan yang disimulasikan pada skenario rationing kedua ............ 30 

Gambar 4.4 Tahapan percobaan uji eksperimen respon pelanggan pada skenario ................. 32

Gambar 6.1 Kriteria penilaian service level pada tiga rationing strategy pada fluktuasi 1% . 45

Gambar 6.2 Total revenue berdasarkan respon toleransi pelanggan terhadap alokasi pemenuhan .............................................................................................................................. 46 

Gambar 6.3 Kriteria penilaian service level pada tiga rationing strategy pada fluktuasi 50%47 

Gambar 6.4 Kriteria penilaian service level pada tiga rationing strategy pada fluktuasi 90%48 

Gambar 6.5 Perubahan pemenuhan service level berdasarkan beberapa kondisi kondisi penalty cost pada p1=0.1 ........................................................................................................ 48 

Gambar 6.6 Perubahan pemenuhan service level berdasarkan beberapa kondisi kondisi penalty cost pada p1=0.1 ........................................................................................................ 49 

Gambar 6.7 Hasil output anova antara hubungan p1 dengan service level untuk p1=0.1 ...... 49

Gambar 6.8 Hasil output anova antara hubungan p1 dengan service level untuk p1=0.9 ...... 49 

Gambar 6.9 Hasil output anova antara hubungan p1 dengan service level yang diperoleh kelas pelanggan 1 dan kelas pelanggan 2 ............................................................................... 50

Gambar 6.10 Kriteria penilaian total profit pada tiga rationing strategy pada fluktuasi 1% .. 51 

Gambar 6.11 Performansi pemenuhan demand oleh partiality dan weighted rationing strategy ................................................................................................................................................ 52 

Gambar 6.12 Kriteria penilaian total profit ketiga rationing strategy pada fluktuasi 50% ..... 53 

Gambar 6.13 Kriteria penilaian total profit ketiga rationing strategy pada fluktuasi 90% ..... 53

Gambar 6.14 Performansi total profit ketiga skenario dengan respon kelas pelanggan 1 (r1), respon kelas pelanggan 2 (r4) ................................................................................................. 54 

Page 14: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

xviii

Gambar 6.15 Performansi total pada partiality dan weighted rationing strategy dengan respon kelas pelanggan 1 (r1), respon kelas pelanggan 2 (r4) ........................................................... 55

Gambar 6.16 Performansi total profit ketiga skenario dengan respon kelas pelanggan 1 (r4), respon kelas pelanggan 2 (r1) ................................................................................................. 56 

Gambar 6.17 Performansi total profit pada partiality dan weighted rationing strategy dengan respon kelas pelanggan 1 (r4), respon kelas pelanggan 2 (r1) ............................................... 56 

 

Page 15: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah industri terdapat banyak pihak yang terlibat, diantaranya supplier, industri itu

sendiri, distributor, serta pihak lain yang terkait dengan kegiatan pra produksi maupun paska

produksi. Menurut Pujawan & Mahendrawathi (2010) jaringan perusahaan (seperti supplier, pabrik,

distributor, ritel, serta perusahaan pendukung seperti perusahaan logistik) tergabung dalam sebuah

rangkaian yang disebut rantai pasok dan rangkaian tersebut bekerja bersama-sama untuk

menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke pemakai akhir. Dalam sebuah rantai pasok, yang di

sebut pelanggan tidak hanya berarti pembeli produk akhir saja melainkan pihak yang terletak pada

downstream suatu rantai pasok.

Pertumbuhan dunia industri dengan segala jenis bidang produksinya makin menuntut pelaku

untuk lebih memikirkan cara terbaik untuk bertahan dan memenangkan persaingan yang tak hanya

fokus terhadap harga, kualitas, pelayanan saja, tetapi juga pada strategi pemenuhan permintaan. Dan

pada saat ini, untuk mampu bertahan dan memenangkan pasar, yang seharusnya menjadi perhatian

utama dari pelaku industri adalah tidak hanya bagaimana strategi mendapatkan keuntungan yang

besar tetapi juga bagaimana mempertahankan service level kepada pelanggan (Hasan et al, 2014),

dimana setiap permintaan dari pelanggan harus selalu dipenuhi. Namun seiring dengan

perkembangannya sebuah industri seringkali dihadapkan oleh suatu masalah dimana pelanggan

yang dimilikinya memiliki kepentingan, karakteristik dan nilai strategis yang berbeda-beda sehingga

apabila supply yang dimiliki terbatas diperlukan service level yang berbeda pada masing-masing

pelanggan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya tingkatan-tingkatan pelanggan (multiple

demand classess). Untuk menciptakan supply chain management yang efektif, perusahaan mungkin

harus membedakan service level untuk setiap pelanggan.

Salah satu hal yang memiliki peranan penting dalam mengelola rantai pasok dalam suatu

industri adalah pengelolaan persediaan. Persediaan yang dikelola dengan baik dapat memuaskan

permintaan pelanggan, membantu kelancaran rencana produksi, dan mengurangi biaya operasional,

bahkan kegagalan dalam mengatur anggaran biaya persediaan dapat menyebabkan konsekuensi

yang serius (Lee dan Wu, 2006).

Page 16: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

2

Dalam metode pengelolaan persediaan tradisional, permintaan dianggap homogen dan sering

dipenuhi dengan prinsip FCFS (first-come-first-serve). Saat ini pelanggan sering diklasifikasikan ke

dalam kelompok yang berbeda, pelanggan yang diprioritaskan dan yang biasa, yang masing-masing

dianggap membawa nilai strategis yang berbeda untuk perusahaan. Saat ini banyak perusahaan

menyadari pentingnya kebutuhan untuk mengembangkan strategi yang akan memungkinkan mereka

untuk memberikan pelayanan yang berbeda untuk pelanggan yang berbeda (Teunter & Haneveld,

2008). Salah satu metode yang perusahaan lakukan dalam menangani masalah ini adalah melalui

rationing persediaan antara kelas pelanggan yang memiliki karakteristik dan nilai strategis berbeda.

Hal tersebut mampu memberikan kemampuan lebih untuk perusahaan dalam memenuhi permintaan

pelanggan. Kemampuan perusahaan untuk menentukan dan mengelola persediaan kapan dan berapa

kuantitas yang teralokasikan untuk pelanggan prioritas dan pelanggan biasa. Sehingga mampu

memberikan nilai ekonomi yang lebih tinggi untuk mengoptimalkan keuntungan.

Penerapan strategi rationing memberikan dampak positif pada pengelolaan persediaan jika

dibandingkan dengan metode konvensional first come first serve. Karena beberapa pelanggan

mempunyai profitability value yang berbeda terhadap perusahaan. Dengan mengoptimalkan

pengelolaan pemenuhan demand dari pelanggan berdasarkan tingkat profitabilitas yang dimiliki

masing-masing pelanggan,yaitu dengan strategi rationing, maka total profit yang bisa didapatkan

perusahaan juga akan semakin optimal. Menurut Fadiloglu & Bulut (2010a) dalam pengelolaan

sistem persediaan dengan beberapa kelas pelanggan, terdapat dua strategi umum pengelolaan, yaitu

yang pertama memisahkan persediaan untuk setiap kelas pelanggan yang berbeda, dan yang kedua

persediaan tersentralisasi untuk semua kelas pelanggan. Strategi yang kedua memungkinkan sistem

untuk mendapatkan manfaat risk pooling. Sedangkan strategi yang sama memang memberikan

perbedaan service level pada tiap kelas pelanggan, namun dengan strategi ini dibutuhkan safety

stock yang lebih banyak karena variabilitas demand lebih tinggi pada strategi ini.

Pada tesis ini dibahas mengenai bagaimana menentukan strategi rationing pada situasi rasio

demand terhadap supply berfluktuasi. Karena pada keadaan aktual, kedatangan permintaan

seringkali berubah, demikian juga supply dari perusahaan untuk memenuhi permintaan tersebut. Hal

tersebut menyebabkan rasio permintaan terhadap supply berfluktuasi. Pada kondisi demand lebih

kecil dari supply, semua kelas pelanggan akan mendapatkan pemenuhan demand sesuai

keinginannya, jika terdapat overstock maka hal tersebut akan membantu mengurangi kondisi lack of

stock pada periode berikutnya, atau menambah beban biaya penyimpanan persediaan jika periode

berikutnya juga mengalami overstock. Pada kondisi dimana demand lebih besar daripada supply,

Page 17: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

3

perusahaan yang memiliki beberapa konsumen dihadapkan pada masalah rationing yang menuntut

adanya alokasi pemenuhan yang berbeda pada tiap pelanggan (sesuai dengan karakteristik dan

tingkat profitabilitasnya) untuk mengoptimalkan keuntungan perusahaan.

Penelitian ini memberikan asumsi adanya kedatangan kelas pelanggan pertama dan kedua

berdistribusi normal, dimana kelas pelanggan 1 memiliki prioritas lebih tinggi, kelas pelanggan 2

memiliki prioritas lebih rendah. Pada kondisi shortage, perusahaan akan dikenakan biaya penalty,

dimana biaya penalty untuk shortage dari kelas pelanggan pertama lebih besar dari biaya penalty

untuk shortage dari kelas pelanggan kedua. Peneliti membuat tiga skenario implementasi rationing

pada system inventory continuous-review (Q, r). Skenario pertama yang disebut partiality rationing

strategy, Skenario kedua disebut weighted rationing strategy, dan skenario ketiga disebut static

rationing strategy yang merupakan strategi yang di ajukan pada penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Fadiloglu dan Bulut (2010). Ketiga skenario dilakukan tanpa memperhitungkan

respon pelanggan akibat service level yang dialokasikan. Kemudian ketiga skenario yang disusun,

diterapkan dalam kondisi ketika terdapat respon pelanggan akibat alokasi yang diberikan

perusahaan, dengan kondisi tersebut akan diamati pada skenario yang mana yang memberikan titik

kesetimbangan antara memaksimumkan total profit dengan alokasi service level yang mampu

mempertahankan loyalitas pelanggan. Dengan demikian, penelitian ini dimaksudkan untuk

mengembangkan skenario dengan mempertimbangkan dua aspek yaitu dari sisi perusahaan dimana

menginginkan keuntungan optimal maupun dari sisi pelanggan yang memberikan respon terhadap

alokasi dari permintaan yang dilakukan. Tiga skenario akan dinilai oleh dua kriteria yakni service

level dan total profit.

Berkenaan dengan respon dari pelanggan, apabila dalam suatu situasi diterapkan kebijakan

rationing untuk kelas demand yang berbeda sehingga masing-masing kelas pelanggan mendapatkan

alokasi yang berbeda. Dengan situasi tersebut, tentu beberapa kelas pelanggan akan bereaksi secara

berbeda ketika diberikan pemenuhan permintaan secara parsial ataupun tidak sama sekali. Lebih

jauh ketika beberapa pelanggan yang memiliki prioritas rendah yang secara berkala dalam beberapa

periode mendapatkan service level yang rendah tentu nya akan mempengaruhi tingkat kepuasan

pelanggan dan secara otomatis memberikan perubahan pada tingkat loyalitas nya. Dengan demikian,

pada penelitian ini akan dipaparkan juga mengenai pengelolaan alokasi dan strategi rationing yang

tepat agar tetap bisa menjaga loyalitas pelanggan terutama yang memiliki prioritas lebih rendah.

Page 18: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, disini dirumuskan masalah yang akan di teliti

yaitu bagaimana menentukan kebijakan rationing yang tepat apabila rasio demand terhadap supply

berfluktuasi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan kebijakan rationing yang lebih tepat apabila rasio demand terhadap supply

berfluktuasi.

2. Membuat beberapa simulasi skenario rationing dan memilih diantara skenario tersebut

yang mana yang lebih menguntungkan yang memberikan total profit lebih besar.

3. Melihat kemungkinan perubahan demand tiap pelanggan per periode dan apakah terjadi

perubahan loyalitas pelanggan atau tidak (apakah kuantitas permintaan pelanggan berubah

atau bahkan berpindah ke produsen lain).

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian ini akan mengisi gap penelitian pada bidang rationing demand classes dalam

hal kondisi rasio demand dan supply yang berfluktuasi.

2. Menjadi referensi bagi praktisi supply chain dalam dunia nyata dalam hal melakukan

rationing pada kelas pelanggan yang memiliki prioritas yang berbeda.

3. Penelitian ini dapat menjadi rujukan penelitian-penelitian selanjutnya pada bidang

rationing demand classes. Dengan adanya penelitian ini, dapat dikembangkan dan di

implementasikan pula apabila terdapat sistem kontrak antara pelanggan dan produsen.

Dapat dikembangkan pula jika terdapat beberapa asumsi kondisi apabila replenishment

lead time tidak stabil.

Page 19: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

5

1.5 Batasan dan asumsi

Batasan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam makalah ini tidak memuat dan mempertimbangkan faktor-faktor dalam melakukan

klasifikasi prioritas pelanggan.

2. Hanya terdapat satu jenis produk yang dipertimbangkan dalam penelitian ini. Produk

yang memiliki karakteristik mature product.

3. Situasi berada pada lingkungan make-to-stock.

4. Dalam proses arrival demand, pelanggan tidak memperhatikan kualitas dan harga produk,

responsiveness perusahaan.

5. Penelitian ini tidak mewadahi kondisi backorder.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan sistem persediaan terintegrasi (tergabung) untuk pelanggan prioritas dan

non prioritas.

2. Perubahan arrival demand rate dari pelanggan dalam hal loyalitas hanya tergantung

pada perlakuan rationing oleh perusahaan.

3. Total demand setiap periode berubah-ubah, sehingga supply tidak selalu kurang.

4. Diberikan lead time yang tetap.

5. Semua shortage akan diasumsikan sebagai loss sales.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan pada penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

Bab 1 : Pendahuluan

Dalam bab ini mencoba memaparkan latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan

masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, dan sistematika penulisan laporan.

Page 20: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

6

Bab 2 : Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini berisi mengenai teori penunjang dalam mendukung dan sekaligus sebagai

dasar dalam studi penelitian.

Bab 3 : Metodologi Penelitian

Bab ini membahas tentang bagaimana tahapan dan prosedur yang dilakukan dalam

penelitian untuk memberikan sistematika yang baik dalam proses penelitian.

Bab 4 : Penyusunan model

Bab ini membahas mengenai karakteristik sistem ataupun objek amatan yang akan

disimulasikan. Pada tahap ini akan dilakukan penterjemahan masalah dari skenario yang disusun

kedalam model matematis, untuk selanjutnya penyelesaiannya dilakukan dengan pendekatan

simulasi.

Bab 5 : Percobaan Numerik

Bab ini mencakup eksekusi langkah simulasi dari sistem yang telah didefinisikan

sebelumnya.

Bab 6 : Analisis dan Interpretasi Hasil Eksperimen

Bab ini membahas mengenai hasil dari simulasi yang telah dilakukan, menganalisa dampak

dari beberapa kemungkinan kombinasi perubahan parameter.

Bab 7 : Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan tahap akhir yang memberikan jawaban untuk perumusan masalah yang

telah dibahas sebelumnya dan memberikan gambaran akan kemungkinan adanya penelitian lanjutan

dari topik yang dibahas dalam penelitian.

Page 21: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Landasan Teori

Dalam penelitian diperlukan suatu landasan teori yang dijadikan sebagai acuan untuk

memberikan solusi dari rumusan masalah yang dipaparkan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa

landasan teori yang dapat dipaparkan yaitu pengelolaan persediaan, rationing, kepuasan pelanggan.

1.1.1 Persediaan

Menurut Keeffe dan Bond (2013) pesediaan adalah investasi yang sangat penting pada dunia

industri yang memiliki tujuan untuk memisahkan (decouple) supply dan demand. Dalam bukunya,

Keeffe dan Bond (2013) menjelaskan bahwa umumnya persediaan memberikan sumbangsih 20% -

60% dari total aset untuk perusahaan manufaktur, dan sebanyak 80% untuk perusahaan distribusi.

Nilai persediaan akan diubah menjadi cash apabila persediaan digunakan, hal tersebut

meningkatkan cash flow dan ROI. Lebih lanjut Keeffe dan Bond (2013) menjelaskan bahwa ada

biaya untuk membawa persediaan dalam bentuk gudang, rak pallet, bangunan, dan perangkat

lainnya, dan ada biaya loss opportunity apabila semua persediaan sudah berubah menjadi cash.

Sehingga sistem replenishment yang baik akan memberikan dampak besar pada cash flow, profit

dan balance sheet perusahaan. Sedangkan menurut Tersin (1994), Persediaan muncul karena supply

dan demand sangat sulit di sinkronisasi secara sempurna dan membutuhkan waktu untuk melakukan

kegiatan operasional terkait dengan material. Karena berbagai alasan, supply dan demand seringkali

berbeda dan tak sinkron dalam hal ketersediaan dan hal kebutuhan. Alasan alasan yang dapat

menyebabkan ketidak-sinkronan tersebut menurut Tersin (1994) karena faktor waktu,

ketidakpastian, discontinuity dan faktor ekonomi.

1.1.1.1 Pengelolaan persediaan

Kontrol dan pemeliharaan persediaan adalah masalah umum untuk semua organisasi dalam

setiap sektor ekonomi (Tersin, 1994). Menurut Pujawan dan Mahendrawathi (2010) Pengelolaan

persediaan merupakan salah satu area cakupan supply chain management. Supply chain sendiri

merupakan jaringan fisik yaitu perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku,

memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir. Sedangkan definisi Supply chain

Page 22: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

8

management (dalam buku nya), Pujawan mengutip definisi dari The Council of Logistics

Management, dimana SCM merupakan koordinasi yang sistematis dan strategis dari fungsi bisnis

tradisional dalam suatu perusahaan tertentu dan di seluruh bisnis dalam rantai pasokan untuk tujuan

meningkatkan kinerja jangka panjang untuk perusahaan individu dan rantai pasokan secara

keseluruhan.

Menurut Basu dan Wright (2008) persediaan disimpan sebagai penyokong adanya situasi

permintaan yang variasi dan untuk juga untuk mengantisipasi pasokan yang tidak pasti. Umumnya

terdapat pada sepanjang rantai pasokan di berbagai gudang, pabrik (barang dalam proses) dan rak-

rak toko ritel. Angka biaya persediaan ini umumnya berasal dari minimal 15 persen hingga 40

persen dari nilai (storage, biaya penanganan, biaya energi termasuk pemanasan dan pendinginan,

dan asuransi) per tahun. Oleh karena itu, pengelolaan persediaan yang cermat sangat diperlukan

untuk menyokong tingkat efisiensi bisnis. Selain itu persediaan dapat terakumulasi sebagai akibat

dari perencanaan yang kurang bagus, baik itu dari segi penjadwalan ataupun desain.

Pujawan (2010) menyebutkan bahwa sumber utama kesulitan pengelolaan suatu supply

chain adalah Ketidakpastian. Ketidak pastian akan menimbulkan adanya error dalam perencanaan.

Terdapat tiga klasifikasi utama ketidakpastian didalam supply chain. Pertama adalah ketidak pastian

permintaan. kedua ketidakpastian dari arah supplier, ini bisa berupa ketidakpastian lead time

pengiriman dan lain sebagainya. Ketiga adalah ketidakpastian kapasitas yang umumnya disebabkan

karena faktor internal sebagai contoh kerusakan mesin, kinerja mesin kurang sempurna,

ketidakhadiran tenaga kerja dan lain sebagainya.

1.1.1.2 Sistem kontrol persediaan

Pada pengelolaan inventory, ada dua tipe replenishment control dengan demand

probabilistik, yaitu continuous review policy dan periodic review policy (Munson, Carson College

of Business, Washington State University) yaitu:

1. Continuous Review Policy

Dimana persediaan ditinjau setiap hari dan keputusan dibuat tentang jenis dan jumlah pesanan.

Page 23: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

9

R

Order received

OH

TBO Time

On-

hand

inve

ntor

y

Order placed

Order placed

L

L

L

IP

TBO TBO

OH

Order received

IP

Q Q

Gambar 2.1 Continuous review policy (sumber: www.cb.wsu.edu, carson college of business, Washington state university)

IP (inventory position) merupakan jumlah dari inventory On-Hand + inventory On order –

Backorder (jika ada). Q merupakan kuantitas yang di order, R merupakan level dimana

perusahaan harus memulai pemesanan sejumlah Q.

2. Periodic Review Policy

Dimana tipe ini melakukan kontrol pada setiap interval waktu tertentu dan pasti. Jumlah

pemesanan pun dilakukan setiap melakukan kontrol.

IP3

Time

On-

hand

inve

ntor

y

Order placed

Order placed

L

L

IP

OH

Order received

IP

Q2

Q1

IP1

IP2

Q3

L

T

OH

P

P

Protection Interval

Gambar 2.2 Periodic review policy (sumber: www.cb.wsu.edu, carson college of business, Washington state university)

Page 24: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

10

1.1.2 Rationing demand

Rationing merupakan kebijakan persediaan yang memberikan prioritas untuk kelas

pelanggan yang berbeda, prioritas dalam memberikan service level untuk masing-masing kelas

pelanggan. Fadiloglu dalam artikelnya (Fadiloglu dan Bulut, 2010b) mencoba menawarkan

kebijakan rationing yang memiliki mekanisme alokasi persediaan yaitu dengan melakukan

penghentian pelayanan pada kelas prioritas yang lebih rendah ketika persediaan On-Hand turun

pada level kritis tertentu, sehingga apabila persediaan dibawah level kritis, hanya kelas prioritas

hanya lebih tinggi yang akan dilayani. Level kritis yang sama juga digunakan untuk menghapus

backorder Pada penelitian nya diajukan metode analisis pada system persediaan lot-per-lot dengan

rantai Markov yang mendekati state-transition probability.

Roberto Pinto pada tahun 2011 membahas mengenai masalah rationing dalam sistem dua

tingkat, distribusi yang terintegrasi secara vertikal terdiri dari satu produsen dan beberapa retailer.

Dia memberikan sebuah diskusi analitis dari masalah dari dua sudut pandang yang berbeda:

perspektif maksimalisasi laba dan perspektif minimum service level, baik dikenakan kendala

ketersediaan produk yang mempengaruhi tingkat layanan perusahaan dapat memberikan, dan laba

yang diharapkan terkait. Dengan menganalisis formulasi Lagrangian, disusun prosedur komputasi

yang efisien berdasarkan dikotomi pencarian untuk menemukan jatah optimal untuk pengecer,

memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dan memastikan tingkat layanan minimal. Kemudian,

diperluas analisis untuk evaluasi service level maksimal yang dapat diberikan, di bawah kendala

ketersediaan produk. (Roberto Pinto, 2011).

Penentuan alokasi persediaan merupakan kebijakan persediaan yang memungkinkan

perlakuan yang berbeda dari kelas pelanggan tanpa menggunakan inventory yang terpisah

(Fadıloglu, Bulut., 2010a). Dalam penelitiannya, mereka mengusulkan kebijakan rationing dinamis

dengan sistem persediaan continuous-review, yang memanfaatkan informasi tentang outstanding

replenishment order.

Dalam memberikan alokasi pada masing-masing pelanggan, Fadiloglu & Bulut (2010a)

menggunakan kebijakan yang di sebut (Q, r, K) dimana K adalah critical level. Pada saat inventory

On-Hand menyentuh level kritis K, maka perusahaan akan menghentikan pelayanan kepada kelas

pelanggan 2 karena sisa inventory On-Hand akan hanya diperuntukkan untuk kedatangan kelas

pelanggan 1.

Page 25: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

11

Baik untuk backordering dan lost sales, Fadiloglu dan Bulut (2010b) melakukan studi

simulasi untuk membandingkan kinerja dari kebijakan yang dinamis dengan static policy dan

common policy dan mengukur Gain yang didapatkan pada penelitian ini.

Sistem persediaan biasanya memenuhi permintaan lebih dari satu tipe pelanggan yang

memiliki karakteristik masing-masing, seperti harga dan kualitas layanan yang terjangkau. Variabel

permintaan pelanggan yang berbeda menghasilkan berbagai prioritas pelayanan. Liu (2014)

melakukan penelitian mengenai kebijakan layanan yang fleksibel untuk sistem persediaan markov

(r, Q) dengan dua kelas pelanggan, pelanggan biasa dan yang diprioritaskan. Ketika persediaan On-

Hand turun pada safety level yang telah ditentukan dan di notasikan dengan r, kedatangan pelanggan

biasa akan menerima layanan di probabilitas p. Teunter dan Haneveld (2008) mempelajari sistem

persediaan dengan dua kelas demand yang di kategorikan menjadi dua yaitu demand kritis dan non-

kritis, dimana permintaan berdasarkan proses Poisson dan mempertimbangkan kondisi backorder.

Pada penelitian tersebut dianalisa strategi dynamic rationing di mana jumlah item disediakan untuk

kebutuhan kritis tergantung pada sisa waktu sampai order berikutnya tiba. Xu (2010)

mempertimbangkan permasalahan rationing stok/persediaan pada single item pada system produksi

make-to-stock dengan multi kelas pelanggan, kedatangan demand melalui proses poisson yang

secara terdistribusi dalam kuantitas batch. Pada penelitiannya, setiap batch demand bisa di penuhi

sebagian, dengan asumsi fasilitas produksi mampu memproduksi per batch sampai pada kapasitas

tertentu. Waktu produksi menggunakan distribusi eksponensial, dan disini ditunjukkan bahwa

kebijakan optimal digolongkan oleh tingkat multiple rationing.

Dalam pengelolaan supply chain, salah satu yang berperan penting adalah pengelolaan

inventory. Pengelolaan persediaan yang tepat dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, mengurangi

biaya operasional dan memperlancar perencanaan produksi. Ketika pengelolaan anggaran

persediaan mengalami kegagalan, maka akan menyebabkan konsekuensi serius (Lee dan Wu, 2006).

Dalam prakteknya, bidang manajemen persediaan sering sekali menghadapi masalah

pemenuhan demand dikarenakan ada nya beberapa kelas pelanggan. Pada beberapa penelitian yang

lalu, Nahmias dan Demmy (1981) , Dekker dan Kleijn (1998) dan Deshpande et al. (2003) juga

mempelajari masalah pengendalian persediaan dengan kelas yang berbeda dari pelanggan. Hung et

al. (2012) mempertimbangkan masalah rationing yang dinamis untuk sistem persediaan dengan

beberapa kelas permintaan. Dalam penelitiannya, mereka memberikan asumsi bahwa kondisi

backorder diperbolehkan. Ha (1997) dan Dekker et al., (2002) melakukan penelitian yang

Page 26: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

12

memberikan penjelasan bahwa pada kondisi lost sales, isu utama pada sistem persediaan adalah

menentukan alokasi persediaan yang optimal.

Melchiors et al. (2000) melakukan penelitian pada sistem continuous review inventory

dengan memperimbangkan lost sales dan dua kelas permintaan. Mereka mengusulkan formula

untuk total biaya yang diharapkan dan menyajikan prosedur numerik untuk optimasi. Isotupa (2006)

menganalisis model yang sama dengan lead time yang terdistribusi secara eksponensial dan

kemudian melakukan analisa fungsi biaya rata-rata.

Meskipun pada beberapa literatur banyak sekali yang membahas mengenai rationing dengan

multi kelas demand, dengan beberapa asumsi backorder maupun lost sales. Penelitian yang

menggabungkan dua atau beberapa kelas permintaan yang mempertimbangkan critical level untuk

menolak kedatangan permintaan pelanggan biasa atau non prioritas, namun belum ada yang

membahas mengenai perubahan loyalitas pelanggan khususnya pelanggan non priority yang

diberikan service level yang rendah secara terus menerus. Penelitian ini akan membahas hal tersebut

dan melihat bagaimana karakteristik perubahan loyalitas pelanggan akhirnya mempengaruhi rasio

daripada demand terhadap supply, dimana pada kenyataannya supply tidak selalu lebih kecil

daripada demand.

Penelitian ini menggunakan sistem persediaan (r,Q) dalam menetapkan pemenuhan

permintaan kelas pelanggan dengan kedatangan pelanggan ditentukan dengan proses distribusi

normal. Pada kondisi rasio demand terhadap supply yang berfluktuasi tersebut, ditentukan pula

kebijakan rationing yang tepat pada beberapa kondisi sehingga didapatkan total profit yang optimal.

1.2 Sistem Produksi

Untuk membicarakan sistem produksi, maka mau tidak mau kita akan terkait kepada apa

yang dimaksud dengan sistem dan apa yang dimaksud dengan produksi. Sistem dapat diartikan

sebagai gabungan dari beberapa unit atau elemen atau subsistem yang saling menunjang untuk

mencapai tujuan tertentu (Ahyari, 2002). Adapun pengertian produksi sebagaimana telah

diungkapkan sebelumnya, yaitu merupakan penciptaan atau penambahan manfaat. Baik manfaat itu

berupa bentuk, waktu, tempat, maupun gabungan dari manfaat-manfaat tersebut.

Dari pengertian sistem dan produksi diatas dapat ditarik definisi sistem produksi yaitu

gabungan dari beberapa unit atau elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk

melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan tertentu. Beberapa elemen yang termasuk

dalam sistem produksi ini adalah produk perusahaan, lokasi pabrik, letak dan fasilitas produksi yang

Page 27: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

13

dipergunkan dalam perusahaan, lingkungan kerja karyawan, serta standar produksi yang berlaku

dalam perusahaan tersebut. Elemen atau subsistem dari sistem produksi tersebut akan membentuk

konfigurasi sistem produksi.

Dilihat dari tujuan melakukan operasinya dalam hubungannya dengan penentuan kebutuhan

konsumen, maka sistem produksi dibedakan menjadi empat jenis, yaitu (Bedworth dan Bailey,

1987) :

a. Engineering to Order (ETO), yaitu bila pemesan meminta produsen untuk membuat produk

yang dimulai dari proses perancangannya (rekayasa).

b. Assembly to Order (ATO), yaitu bila produsen membuat desain standar, modul-modul

operasional standar sebelumnya dan merakit suatu kombinasi tertentu dari modul standar

tersebut bisa dirakit untuk berbagai tipe produk. Contohnya adalah pabrik mobil, dimana

mereka menyediakan pilihan transmisi secara manual atau otomatis, AC, Audio, opsi-opsi

interior, dan opsi-opsi khusus. Sebagaimana juga warna bodi yang khusus. Komponen-

komponen tersebut telah disiapkan terlebih dahulu dan akan mulai diproduksi begitu pesanan

dari agen datang.

c. Make to Order (MTO), yaitu bila produsen melaksanakan item akhirnya jika dan hanya jika

telah menerima pesanan konsumen untuk item tersebut. Bila item tersebut bersifat dan

mempunyai desain yang dibuat menurut pesanan, maka konsumen mungkin bersedia menunggu

hingga produsen dapat menyelesaikannya.

d. Make to Stock (MTS), yaitu bila produsen membuat item-item yang diselesaikan dan

ditempatkan sebagai persediaan sebelum pesanan konsumen diterima. Item terakhir tersebut

baru akan dikirim dari sistem persediaan setelah pesanan konsumen diterima. Analisis

profitabilitas dari tiap-tiap pelanggan

1.3 Analisis profitabilitas dari tiap-tiap pelanggan

Menurut E.Budiman (2009) dalam melakukan analisis profitabilitas, terdapat dua faktor

penting yang dinilai dari masing-masing pelanggan. Pertama adalah penerimaan ( revenue ) yang

dihasilkan dari masing-masing pelanggan dan kedua adalah biaya ( cost ) yang harus dikeluarkan

untuk melayani masing-masing pelanggan.

Page 28: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

14

Dalam aspek revenue, penilaian dapat dilihat dari beberapa hal. Pertama dari penggunaan

produk atau layanan perusahaan yang mereka konsumsi sekarang, yang kedua dari seberapa banyak

kemungkinan penggunaan produk atau layanan tersebut padan tahun-tahun mendatang, dan yang

ketiga dari kemungkinan penggunaan produk atau layanan lain yang disediakan oleh perusahaan.

1.4 Loyalitas pelanggan

Loyalitas pelanggan merupakan suatu respon atau tanggapan positif dari pelanggan terhadap

suatu perusahaan atas produk yang dihasilkan perusahaan. Loyalitas pelanggan merupakan suatu

sikap atau perilaku konsumen yang dapat timbul karena konsumen tersebut merasa puas terhadap

produk yang didapatnya atau pelayanan jasa yang diperolehnya dan merasa manfaat dari produk

atau jasa tersebut sudah sesuai dengan apa yang diinginkan. Kepuasan tersebut ditujukan pelanggan

kepada konsumen perusahaan dengan suatu loyalitas dimana pelanggan tetap setia menggunakan

produk atau jasa perusahaan dan tidak beralih kepada pesaing.

Meninjau hal tersebut diatas, terlihat betapa pentingnya unsur kesetiaan bagi perusahaan,

karena tanpa adanya kesetiaan dari pelanggan maka perusahaan akan cukup kewalahan dalam

menghadapi persaingan yang intensitasnya semakin berat. Ini disebabkan untuk mencari konsumen

baru memerlukan biaya yang lebih mahal jika dibandingkan mempertahanakan pelanggan yang

sudah ada.

Pengertian loyalitas sendiri menurut Ratih Hurriyati (2008) merupakan komitmen pelanggan

bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau berlangganan secara mendalam untuk

berlangganan kembali untuk melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang terpilih secara

konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran

mempunyai potensi menyebabkan perubahan tersebut.

1.5 Analisis sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari

perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi dalam

menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang mungkin

terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya

Page 29: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

15

1.6 Gap dan Posisi Penelitian

Pada penelitian-penelitian mengenai rationing, belum ada yang memberikan pemaparan

mengenai bagaimana strategi rationing yang tepat pada kondisi rasio demand dan supply yang

berfluktuasi. Selain itu belum ada yang melakukan penelitian bagaimana reaksi pelanggan yang

selalu diberikan service level yang lebih rendah dari permintaannya, mengenai seberapa besar level

loyalitas pelanggan yang memiliki profitabilitas rendah jika diberikan alokasi yang rendah. Tentu

hal tersebut perlu diamati karena dalam jangka panjang dimungkinkan akan berdampak pada

penurunan total demand. Apabila hal tersebut terjadi, maka akan berdampak pada keuntungan yang

didapatkan oleh perusahaan. Untuk itu penelitian ini mencoba memberikan solusi dengan cara

melakukan analisis strategi rationing yang sesuai untuk kondisi rasio demand dan supply yang

berfluktuasi.

Page 30: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

16

Tabel 2.1. Gap dan posisi penelitian

No Penulis / tahun Judul Tujuan Objek Metodologi / approach

1

Mingwu Liu, Mengying Feng , Chee Yew Wong / 2014

Flexible service policies for a Markov inventory system with two demand classes

Membahas kebijakan layanan fleksibel untuk sistem persediaan markov (r,Q) pada 2 kelas pelanggan

dua kelas pelanggan, pelanggan biasa dan pelanggan yang terprioritaskan

ketika persediaan On-Hand turun sampai level safety (yang sudah ditentukan sebelumnya) dan jika datang permintaan pelanggan biasa, maka pelanggan biasa akan menerima layanan di probabilitas p

2 Daqin Wang, OuTang / 2014

Dynamic inventory rationing with mixed backorders and lost sales

menyelidiki kebijakan rationing untuk sistem persediaan dengan campuran kelas demand dari jenis backorder dan lost sales, yang mempertimbangkan prioritas permintaan yang dinamis

kelas pelanggan / permintaan yang bervariasi / berubah ubah terhadap waktu

menggunakan keputusan markov untuk memperoleh kebijakan rationing yang dinamis dan optimal untuk beberapa kelas permintaan / prioritas permintaan yang berubah-ubah/dinamis

3

K.P. Sapna Isotupa, S.K. Samanta / 2013

A continuous review (s, Q) inventory system with priority customers and arbitrarily distributed lead times

menganalisa sistem inventory lost sales, dan lead time yang stokastik

dua kelas pelanggan yang memiliki permintaan berdasarkan dua proses poisson yang independen

Dilakukan studi perbandingan tingkat biaya rata-rata untuk kasus ada dan tidak adanya perbedaan antara pelayanan kepada pelanggan berdasarkan jenis pelanggan yang dilakukan dengan menggunakan konsep rationing

4

Yi Wang,Sheng Hao Zhang, Linyan Sun / 2013

Anticipated rationing policy for two demand classes under service level constraints

menawarkan kebijakan rationing yang 'an easy-to-use' untuk mengantisipasi permintaan dari pelanggan yang memiliki prioritas tinggi

dua kelas pelanggan

Menggunakan pendekatan markov multidimensional untuk mengevaluasi performansi sistem. yang dilakukan dengan mempertimbangkan persediaan cadangan untuk kebutuhan prioritas tinggi di masa depan dengan mengambil pengiriman yang datang pada periode berikutnya sebagai bahan pertimbangan

Page 31: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

17

No Penulis / tahun Judul Tujuan Objek Metodologi / approach

5 Roberto Pinto / 2012

Stock rationing under service level constraints in a vertically integrated distribution system

mengkaji permasalahan rationing pada dua level vertikal, dan memiliki dua standpoint yang berbeda yaitu perspektif bagaimana memaksimalkan profit dan perspektif meminimumkan service level

sistem distribusi yang terintegrasi vertikal, yaitu satu produsen dan beberapa retailer, yang dikembangkan pada sektor vending machine.

melakukan analisa dengan formulasi lagrangian, direncanakan prosedur komputasi yang efisien berdasarkan dikotomi untuk menemukan alokasi optimal untuk retailer, memaksimalkan profit yang diharapkan dan memastikan minimal service level

6

Ching-Hua Chen-Ritzo, Tom Ervolina, Terry P. Harrison, Barun Gupta / 2011

Component rationing for available-to-promise scheduling in configure-to-order systems

untuk memaksimalkan pendapatan/ revenue dengan mengimplementasikan kebijakan rationing pada komponen

sistem configure/assemby to order dengan konfigurasi order yang tidak pasti

Masalahnya dimodelkan sebagai dua-tahap Program stokastik integer dan diselesaikan dengan menggunakan sampel pendekatan pendekatan rata-rata

7

Mehmet Murat Fadılog˘lu , Önder Bulut / 2010

A dynamic rationing policy for continuous-review inventory systems

Mengusulkan kebijakan rationing dinamis untuk sistem inventory continuous-review, yang memanfaatkan informasi pada status outstanding replenishment order.

dua kelas pelanggan

melakukan simulasi untuk membandingkan performa ari kebijakan rationing dinamis dengan critical level statis dengan common stock policy. Dan menghitung Gain yang didaptkan.

8

Mehmet Murat Fadılog˘lu , Önder Bulut / 2010

An embedded Markov chain approach to stock rationing

mengusulkan metode baru untuk analisis sistem persediaan lot-per-lot dengan backorders under rationing.

dua kelas demand, sistem inventory continouous review (S-1,S) dengan backorder

memberikan algoritma untuk mendekati level distribusi steady state, metode nya didasarkan pada pengamatan bahwa keadaan sistem persediaan diambil dari kelipatan supply lead-time yang berkembang sesuai dengan Rantai Markov

Page 32: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

18

No Penulis / tahun Judul Tujuan Objek Metodologi / approach

9

Jianjun Xu, Shaoxiang Chen, Bing Lin, Rohit Bhatnagar / 2010

Optimal production and rationing policies of a make-to-stock production system with batch demand and backordering

mempertimbangkan masalah stock rationing single-item sistem produksi make-to-stock beberapa kelas permintaan

multiple demand classes

Permintaan datang sebagai proses Poisson yang didistribusikan random berukuran batch. Diasumsikan bahwa permintaan batch dapat dipenuhi sebagian. fasilitas dapat menghasilkan batch hingga kapasitas tertentu pada waktu yang sama. Waktu produksi mengikuti suatu distribusi eksponensial

11 Ruud H. Teunter, Willem K. Klein Haneveld / 2008

Dynamic inventory rationing strategies for inventory systems with two demand classes, Poisson demand and backordering

menganalisis strategi rationing yang dinamis di mana jumlah item cadangan untuk kebutuhan kritis tergantung pada sisa waktu sampai urutan berikutnya tiba

sistem persediaan dengan dua kelas demand (kritis dan non-kritis), permintaan Poisson dan backordering

mengambil set formula yang menentukan level optimal rationing untuk setiap nilai yang mungkin dari waktu yang tersisa. Selain itu, ditunjukkan bahwa parameter biaya dapat ditangkap dalam dimensi yang relevan tunggal, yang memungkinkan kita untuk menyajikan level optimal rationing dalam grafik dan tabel yang mudah diterapkan

12 Penelitian ini

STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO PERMINTAAN TERHADAP SUPLAI BERFLUKTUASI

mengajukan kebijakan rationing yang tepat pada situasi Demand tidak selalu lebih besar daripada supply, dan mengobservasi kemungkinan perubahan loyalitas pelanggan terutama kelas pelanggan non priority apabila diberikan kebijakan rationing tersebut.

Dua kelas demand dengan sistem inventory continuous-review (Q,r)

Diusulkan 3 skenario dengan dua keadaan yang berbeda. Skenario 1&2 mengimplementasikan rationing strategi dengan fokus pada profit yang didapatkan perusahaan. Skenario 2 mengimplementasikan rationing strategi dengan mempertimbangkan dua kepentingan yakni kepentingan perusahaan dan kepentingan pelanggan.

Page 33: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

19

Tabel 2.2. Posisi variabel penelitian terhadap penelitian terdahulu

Frank et alMingwu Liu 

et al

Daqin 

Wang, 

Outang

Isotupa et 

al

Y.Wang, 

S.H.Zhang, 

L.Sun

Roberto 

Pinto

C.H.C.Ritzo 

et al

M.M 

Fadiloglu, O 

Bulut

M.M 

Fadiloglu, O 

Bulut

R.H.Teunter

, W.K.K. 

Haneveld

2003 2014 2014 2013 2013 2012 2011 2010a 2010b 2008 2014

1. Sistem replenishment

a. continuous review o o o o o

b. periodic review o o o

2. Type of demand

a. Deterministic o

b. Stochastic o o o o o o o o

c. Dependent o

d. Independent o o o o o

3. Forecast Error

a. Distribusi normal o

b. Distribusi poisson o o o o o o

4. Struktur produk

a. Single produk o o o o o o o o o

b. Multi produk o

5. Lead time

a. konstan o o o o o o

b. variabel o

6. consider backorder o o o o o

7. Sistem produksi

a. MTS o o

b. MTO o

8. Parameter evaluasi

a. Service level o o o o

c. Total revenue o o

b. Total cost o o o o

c. Total profit o o

9.  fluctuated demand o

10. Respon pelanggan o

Kategori

Penelitian terdahulu

penelitian 

ini

Page 34: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

21

1 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan pada

penelitian ini. Metodologi penelitian digunakan sebagai acuan sehingga penelitian dapat berjalan

secara sistematis sesuai dengan framework penelitian.

1.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahapan mulai dari pengumpulan literatur, studi

literatur, sampai pada tahap pemodelan masalah, percobaan numerik, analisa dan kesimpulan.

Uraian nya adalah sebagai berikut:

1.1.1 Tahap Pengumpulan referensi

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi dan studi literatur sebagai penunjang dan

dasar dalam mencari celah penelitian dan pemilihan model permasalahan yang sesuai. Selain itu

dilakukan penyusunan asumsi data berupa data pasokan, data permintaan, data penjualan dari

perusahaan yang berkarakteristik mature product.

1.1.2 Tahap pemodelan skenario

Pada tahap ini dilakukan pemodelan masalah dalam model matematis sebagai implementasi

dari tiga skenario yang telah disusun. Skenario ini merupakan pengembangan model konseptual dari

rationing.

1.1.3 Tahap Percobaan Numerik

Pada tahap ini dilakukan percobaan numerik. Percobaan numerik dilakukan untuk

membandingkan perfomansi tiga skenario mengenai hasil service level yang diberikan pada masing-

masing kelas pelanggan tiap periode dengan situasi rasio demand dan supply yang berubah-ubah,

yang kemudian di lihat perubahan total profit yang didapatkan maupun perubahan rata-rata service

level nya.

1.1.4 Tahap Analisis dan Interpretasi data

Melakukan analisis dari hasil eksperimen dan perbandingan yang telah dilakukan

sebelumnya, dilakukan analisis terhadap hasil percobaan numerik. Analisis dilakukan untuk masing-

Page 35: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

22

masing skenario, yang dibandingkan dengan skenario yang diusulkan oleh fadiloglu dan Bulut.

Kemudian mengamati skenario mana yang memiliki performansi terhadap rata-rata service level dan

total profit terbaik. Selain itu juga di analisa bagaimana performansi loyalitas masing-masing

pelanggan dengan diberikannya alokasi yang berbeda.

1.1.5 Tahap analisis sensitivitas

Pada tahap ini karena dilakukan percobaan secara simulasi, maka setiap perubahan

parameter akan dianalisa pengaruhnya terhadap performansi penilaian.

1.1.6 Tahap Penarikan Kesimpulan dan Saran

Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan akan menjawab

tujuan penelitian yang telah dirumuskan di awal berdasarkan hasil penelitian ini. Sedangkan saran

akan memberikan masukan untuk penelitian-penelitian berikutnya.

Flowchart mengenai tahapan pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Page 36: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

23

Gambar 3.1 flowchart metodologi penelitian

MULAI

Tahap penyusunan asumsi data

Data pasokan, data demand, data history penjualan

Model

Analisis dan Interpretasi hasil

Dilakukan analisis untuk melihat tiga kriteria: Service level, Total profit

Skenario 1 Demand<=Supply, fulfillment pelanggan pertama dan kedua. Demand<Supply, Pemenuhan demand berdasarkan

variasi prosentase SL (n) pelanggan pertama. Sistem replenishment dengan continuous review (Q,r)

Skenario 2 Proporsi demand kelas pelanggan terhadap total demand dan penalty cost

1=(p1*1- 1)*( -I) ; 2 =(p2*1- 2)*( -I), α1=1/(1+2) ; α2=2/(1+2)

Skenario 3 Demand<=Supply, fulfillment pelanggan pertama dan kedua.

Demand<Supply, jika inventory on hand <= K, maka kelas pelanggan 2 tidak dilayani

Percobaan numerik

Percobaan numerik untuk ketiga skenario, dengan adanya fluktuasi demand

Analisa sensitivitas

Penarikan kesimpulan dan saran

SELESAI

Page 37: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

24

(Halaman ini sengaja untuk dikosongkan)

Page 38: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

25

1 BAB 4 PENYUSUNAN MODEL

Dalam tahap ini membahas mengenai peyusunan model dari ketiga skenario, yang diawali

dengan deskripsi sistem amatan, bagaimana tahapan proses simulasi nya, detail mengenai ketiga

skenario yang telah disusun dan penterjemahan dari masalah skenario yang telah disusun kedalam

rangkaian model matematis yang penyelesaian nya dilakukan dengan cara pendekatan simulasi,

kemudian diberikan beberapa uji eksperimen pada masing-masing model skenario.

1.1 Deskripsi Sistem Amatan

Penelitian ini dilakukan untuk mengamati pengaruh fluktuasi kedatangan demand yang

berbeda (yang mempengaruhi rasio demand dan supply) pada perusahaan yang memiliki kelas

pelanggan yang berbeda terhadap rationing alokasi untuk masing-masing kelas pelanggan tersebut.

Selain itu penelitian ini juga dilakukan untuk mengamati pengaruh rationing tersebut apabila

masing-masing kelas pelanggan memiliki karakteristik perubahan respon toleransi akan alokasi

tertentu. Dalam sistem amatan, terdapat dua kriteria penilaian yaitu total profit dan service level.

Pada sebuah sistem rantai pasok yang sederhana, yaitu hubungan antara perusahaan tunggal dan n-

kelas pelanggan diilustrasikan oleh gambar dibawah ini:

Gambar 4.1 Konfigurasi sistem yang diamati yaitu hubungan antara perusahaan tunggal dan n-kelas pelanggan dalam sistem rantai pasok sederhana

PERUSAHAAN

Dept. penerima order

Permintaan Kelas pelanggan 2

Kedatangan permintaan berdistribusi normal

Permintaan Kelas pelanggan 1

Inventory

Total demand <= Persediaan

Total demand > Persediaan

Fulfillment semua permintaan

Rationing supply masing-masing kelas pelanggan

Page 39: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

26

Perusahaan melakukan peramalan permintaan pelanggan, gambaran horison peramalan

digunakan untuk menentukan order quantity optimum pada sistem replenishment. Kedatangan

permintaan yang berdistribusi normal memiliki karakteristik fluktuasi tertentu.

Beberapa kelas pelanggan melakukan sejumlah pemesanan ke perusahaan, pada pihak

perusahaan dilakukan pengecekan kecukupan persediaan untuk alokasi permintaan yang datang.

Apabila persediaan pada periode t masih mencukupi dari total permintaan, maka tidak ada

permintaan dari kelas pelanggan yang dikorbankan. Kepuasan pelanggan akan didapatkan dan hal

tersebut merupakan salah satu faktor yang memberikan trigger untuk pelanggan melakukan

pembelian kembali. Namun apabila pada kondisi persediaan dibawah total permintaan, maka ada

beberapa porsi dari masing-masing kelas pelanggan atau dari salah satu kelas pelanggan yang

dikorbankan, dengan adanya situasi tersebut tentu akan memberikan reaksi dari pelanggan. Reaksi

yang diberikan sangat tergantung dari tingkat toleransi dari masing-masing kelas pelanggan

tersebut. Dengan diberikan nya pengurangan n% dari permintaan, beberapa kelas pelanggan

mungkin akan masih merasa puas dan melakukan pembelian kembali, sedangkan yang lain mungkin

akan mencari sumber lain untuk memenuhi permintaannya.

Mengenai bagaimana proses dari masing-masing skenario yang telah disusun, berikut

penjelasan lebih detail nya:

1.2 Skenario yang disusun

Pada penelitian ini di berikan tiga skenario dimana skenario pertama disebut partiality

rationing strategy, strategi kedua disebut weighted rationing strategy dan strategi ketiga disebut

static rationing strategy. Pada static rationing strategy merupakan strategi yang dipakai oleh

Fadiloglu dan bulut (2010) pada penelitiannya. Ketiga skenario menggambarkan sistem amatan

yaitu pada situasi perusahaan yang dalam melakukan kebijakan rationing hanya terfokus pada

kepentingan perusahaan yaitu bagaimana memaksimumkan profit. Lalu ketiga skenario akan

diberikan uji eksperimen dengan memberikan pertimbangan dua aspek yaitu pada situasi ketika

menerapkan kebijakan rationing, perusahaan tidak hanya mempertimbangkan kepentingan

perusahan tetapi juga kepentingan pelanggan.

1.2.1 Skenario Pertama

Skenario pertama atau disebut partiality rationing strategy, diusulkan adanya kedatangan

dua kelas pelanggan. Sistem replenishment order berdasarkan kebijakan continuous review (Q,r).

Simulasi dilakukan dalam (hari). Apabila total demand pada hari ke-t lebih kecil daripada inventory

Page 40: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

27

On-Hand pada hari ke-t, maka kelas pelanggan pertama dan kedua akan dipenuhi 100%. Apabila

total demand pada hari ke-t lebih besar sama dengan inventory On-Hand pada hari ke-t, maka akan

dilakukan rationing. Proporsi rationing dilakukan dengan memberikan service level yang berbeda

pada kelas pelanggan pertama (range 0% - 100%, dengan range penambahan 0.01), sisa dari

inventory On-Hand yang telah diberikan pada pelanggan pertama tadi (sesuai set nilai uji service

level) akan diberikan pada kelas pelanggan kedua (dengan maksimal unit sesuai dengan demand

dari kelas pelanggan kedua tersebut). Pada kondisi tersebut, akan ditelusuri dengan kombinasi

proporsi service level yang paling sesuai untuk mendapatkan optimal profit. Tahapan percobaan

yang disimulasikan pada partiality rationing strategy tersebut bisa dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Tahapan percobaan yang disimulasikan pada skenario pertama (partiality rationing strategy)

Dimana tahapan dari partiality rationing strategy adalah apabila terdapat situasi demand

lebih besar dari supply dalam proses pemesanan, maka dicari kombinasi alokasi untuk kelas

pelanggan pertama yang mampu memberikan total profit maksimum.

Set n=0

Set Z=n

Update: n=n+0.01

Perhitungan nilai total profit

Crosscheck nilai demand pelanggan 1 (1), demand Pelanggan 2 (2) & persediaan (I)

Jika 1*n < I Jika 1*n >= I

Supply untuk pelanggan 1 (S1) =n*1 Supply untuk pelanggan 1(S1) =I

Supply untuk pelanggan 2 = 2 Supply untuk pelanggan 2 = I-S1

Jika 2 < I – S1 Jika 2 >= I – S1

Set prosentase pemenuhan SL (n)

Jika n < 1 Jika n >= 1

Melacak total profit maksimum dengan kondisi n%

Page 41: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

28

Untuk mendapatkan total profit dilakukan perhitungan dengan mencari nilai total revenue

telah dikurangi dengan total cost (yang elemen biaya nya telah dijelaskan pada sub bab terdahulu).

Dimana total revenue diperhitungkan dari banyaknya unit yang terjual untuk kelas pelanggan 1 dan

2 pada peride ke-t ( ) dan ( ) yang dikalikan dengan harga jual per unit ( ). Sedangkan

untuk Total cost di perhitungkan dari elemen biaya pembelian/produksi, Holding cost, Order cost,

dan penalty cost. Biaya pembelian/ produksi diperhitungkan dari kuantitas pembelian pada periode t

( ) yang dikalikan biaya pembelian/produksi ( ). Holding cost merupakan biaya yang dibebankan

karena ada nya inventory yang tersimpan dalam perusahaan, biaya tersebut diperoleh dari beberapa

elemen biaya, dalam hal ini elemen-elemen biaya tersebut telah terangkum menjadi biaya

penyimpanan pertahun ( )/unit inventory ( ). Biaya order ( ) akan terakumulasi oleh frekuensi

pemesanan ( ) dalam suatu horison tertentu. Dan karena pada penelitian ini semua shortage di

anggap loss sales, sehingga kontribusi dari total cost juga diberikan oleh penalty cost yang

diperhitungkan dari besarnya nilai shortage atau unit permintaan yang tak terpenuhi (yaitu selisih

dari permintaan ( & ) dengan supply yang diberikan ( & ) yang dikalikan dengan

beban biaya penalty ( & ) dimana > . Hal tersebut digambarkan pada persamaan

dibawah ini:

Maximize

(1)

Dalam partiality rationing strategy terdapat beberapa kondisi batasan dalam hal pemesanan,

dimana jumlah supply yang diberikan pada periode ke-t ( & ) tidak melebihi dari inventory

yang dimiliki ( ). Sisa inventory pada periode ke-t merupakan akumulasi dari inventory periode

sebelumnya ( ) yang ditambahkan dengan unit yang datang karena pemesanan sebelumnya yang

kemudian di kurangi untuk alokasi kepada masing-masing kelas pelanggan. Pada saat inventory

position menyentuh re-order point ( ), maka di release order ( ) sebesar unit. Pada skenario

pertama, alokasi untuk kelas pelanggan 1 ( ) diberikan sebesar set nilai uji prosentase ( ), sisa

BC1,BC2

Page 42: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

29

dari inventory akan diberikan kepada kelas pelanggan 2 ( ). Berikut fungsi kendala yang

diberikan:

Inventory (2)

(3) 1, (4)

0, else

(5) Lead time

(6) Demand

(7) (8)

Non negativity (9)

1.2.2 Skenario Kedua

Pada skenario kedua atau disebut weighted rationing strategy, kelas pelanggan kedua akan

diberikan service level berbeda berdasarkan proporsi dari masing-masing kelas pelanggan. Proporsi

berdasarkan demand kelas pelanggan terhadap total demand pada periode t, dimana p1 dan p2

masing-masing merupakan proporsi demand kelas pelanggan 1 (1) dan demand kelas pelanggan 2

(2) terhadap total demand (). p1=1/ dan p2=2/. Proporsi juga didasarkan pada weight

penalty cost kelas pelanggan 1 (1) dan kelas pelanggan 2 (2). Proporsi demand kelas pelanggan

terhadap total demand dan penalty cost adalah 1=(p1*1- 1)*( -I) ; 2 =(p2*1- 2)*( -I),

α1=1/(1+2) ; α2=2/(1+2), dimana I merupakan persediaan pada periode t. Sehingga alokasi

untuk masing-masing kelas pelanggan berdasarkan α1 dan α2. Notasi α1 dan α2 merupakan proporsi

pengurangan pada masing-masing kelas pelanggan, sehingga alokasi untuk kelas pelanggan 1 adalah

1 – ((-I)* α1) dan alokasi untuk kelas pelanggan 2 adalah 2 – ((-I)* α2). Tahapan dari proses

simulasi weighted rationing strategy adalah sebagai berikut:

Page 43: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

30

Gambar 4.3 Tahapan percobaan yang disimulasikan pada skenario kedua (Weighted rationing strategy)

Pada weighted rationing strategy, alokasi untuk kelas pelanggan 1 ( ) diberikan

berdasarkan bobot yang dimiliki oleh kelas pelanggan 1, dan alokasi untuk kelas pelanggan 1

( ) diberikan berdasarkan bobot yang dimiliki oleh kelas pelanggan 2. Bobot diperhitungkan

dari proporsi permintaan kelas pelanggan berdasarkan proporsi demand kelas pelanggan 1 (1)

terhadap total demand () = p1, demand kelas pelanggan 2 (2) terhadap total demand () = p2,

weight penalty cost kelas pelanggan 1 (1) dan kelas pelanggan 2 (2). Dimana untuk alokasi kepada

masing masing pelanggan di tentukan oleh α. Berikut fungsi kendala pada alokasi permintaan yang

diberikan:

(10)

(11)

1.2.3 Skenario Ketiga

Skenario ketiga atau disebut static rationing strategy merupakan skenario yang dipakai oleh

Fadiloglu dan bulut (2010) pada penelitiannya, dimana pada pemberian alokasi nya

mempertimbangkan critical level. Kelas pelanggan kedua akan diberikan service level berbeda

berdasarkan rationing strategy yang mempertimbangkan critical level K yang menjadi titik tolak

Kondisi total demand () > supply (I)

Supply untuk kelas pelanggan 1 dan 2 berdasarkan α1 & α2

Perhitungan proporsi yang diberikan pelanggan 1 dan 2

Menghitung proporsi demand kelas pelanggan 1 (1) terhadap total demand () = p1 Menghitung proporsi demand kelas pelanggan 2 (2) terhadap total demand () = p2

Menghitung weight penalty cost kelas pelanggan 1 (1) Menghitung weight penalty cost kelas pelanggan 2 (2)

Proporsi demand kelas pelanggan terhadap total demand dan penalty cost 1=(p1*1- 1)*( -I) ; 2 =(p2*1- 2)*( -I)

α1=1/(1+2) ; α2=2/(1+2)

Page 44: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

31

dilakukan nya rationing. Sehingga, skenario kedua ini memiliki model sistem persediaan (Q, r, K)

dengan asumsi r ≥ K ≥ 0. Perusahaan akan melakukan pemesanan sejumlah Q unit apabila

inventory position menyentuh level r (re-order point), inventory position merupakan total dari

inventory On-Hand dan inventoy On-Order. Pada saat persediaan On-Hand mencapai titik critical

level K, (apabila diberikan adjustment service level 0% untuk kelas pelanggan kedua) maka

kedatangan permintaan pelanggan kelas 2 tidak akan di penuhi/dilayani, dengan kata lain pelanggan

kelas 2 akan memiliki service level 0%. Pada saat persediaan On-Hand sama dengan atau di bawah

nilai critical level, persediaan hanya di peruntukkan untuk antisipasi kedatangan permintaan

pelanggan kelas 1. Alokasi terhadap kelas pelanggan kedua (pada saat inventory On-Hand berada

dibawah critical level K) akan berubah sesuai dengan adjustment service level yang diberikan (0% -

100%). Perlakuan adjustment juga akan diberikan pada critical level K, level K berubah dalam

range 0 sampai level r. Berikut fungsi kendala pada alokasi permintaan yang diberikan:

(12) 1, (13)

0, else

(14)

1.3 Uji eksperimen

Kemudian pada ketiga skenario tersebut, diberikan masing-masing uji eksperimen dengan

faktor eksperimen sebagai berikut:

1.3.1 Respon pelanggan

Pada proses ini diberikan masing-masing uji eksperimen dimana pada saat memberikan

alokasi service level pada masing-masing kelas pelanggan, simulasi mempertimbangkan respon

pelanggan terhadap toleransi alokasi tersebut. Dengan kata lain, uji eksperimen ini bertujuan

mengamati pengaruh ada nya respon pelanggan terhadap total revenue dan total profit. Disini hal

yang dipertimbangkan adalah bagaimana mendapatkan optimal profit dari sisi perusahaan dengan

meminimalkan proporsi kehilangan pelanggan. Pada kondisi aktual mungkin akan terjadi degradasi

prosentase permintaan dari pelanggan akibat penurunan service level yang diberikan oleh

perusahaan.

Page 45: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

32

Gambar 4.4 Tahapan percobaan uji eksperimen respon pelanggan pada ketiga skenario

Didalam mengimplementasikan alokasi service level pada kelas pelanggan, yang dipengaruhi dari adanya respon pelanggan karena alokasi periode ke-t, maka apabila skenario yang dipengaruhi oleh respon pelanggan tersebut dimodelkan dalam suatu model matematis, akan memiliki fungsi kendala pada demand sebagai berikut:

(12)

(13)

dan menggambarkan merupakan planned demand untuk pelanggan pertama dan kedua

pada periode t, dimana f(x) akan memiliki fungsi apabila ,

apabila , apabila

, ( apabila .

merupakan prosentase pemenuhan demand untuk kelas pelanggan pertama.

merupakan prosentase losses demand untuk kelas pelanggan pertama, dimana

, . Begitu pula dengan pelanggan kedua, kondisi

yang sama dilakukan untuk kelas pelanggan kedua seperti kondisi kelas pelanggan pertama.

1.3.2 Penalty cost

Selain itu di berikan uji eksperimen dengan faktor penalty cost untuk melihat signifikasi

perbedaan service level yang didapatkan terutama pada weighted rationing strategy apabila di

berikan penalty cost dalam rentang yang berbeda antara penalty cost kelas pelanggan 1 dan penalty

cost kelas pelanggan 2. Uji eksperimen ini dikhususkan untuk weighted rationing strategy, karena

Hasil rationing dari skenario 1, 2, 3

Perusahaan

Respon pelanggan (permintaan periode t) terhadap

alokasi yang diberikan pada periode t-1

Set nilai uji beberapa kondisi respon dari kelas pelanggan

Kelas pelanggan 1&2

Kombinasi set uji untuk kelas pelanggan 1 & 2 r1 = respon pelanggan dengan toleransi tinggi r2 = respon pelanggan dengan toleransi medium1 r3 = respon pelanggan dengan toleransi medium2 r4 = respon pelanggan dengan intolerant

Perhitungan total profit dan total revenue masing-masing set uji

Page 46: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

33

strategi ini menggunakan perhitungan pembobotan dalam pemberian alokasi service level, salah satu

faktor pembobotan nya dipengaruhi oleh faktor penalty cost.

1.3.3 Proporsi Kedatangan Permintaan

Mengacu pada kondisi nyata dimana kedatangan permintaan kelas pelanggan pertama tidak

selalu lebih banyak daripada kelas pelanggan kedua, ada kondisi ketika porsi kedatangan

permintaan kelas pelanggan pertama jauh lebih kecil, jauh lebih besar atau bahkan porsi nya sama

dengan kelas pelanggan kedua. Kedatangan permintaan dibangkitkan dengan pola distribusi normal

dengan rataan sebesar 10.000 unit. Pada penelitian akan diberikan beberapa kondisi proporsi

kedatangan demand masing-masing kelas pelanggan terhadap demand total, 1 yang merupakan

kedatangan demand kelas pertama, 2 yang merupakan kedatangan demand kelas kedua dan

merupakan demand total. Proporsi ini ditentukan dengan nilai p1=1/=0.1 sebagai gambaran

bahwa permintaan kelas pelanggan pertama jauh lebih kecil atau hanya 10 persen dari total

permintaan, 0.5 sebagai gambaran kedatangan permintaan kelas pertama memberikan proporsi

separuh dari total permintaan, dan 0.9 yang memberikan gambaran bahwa kedatangan permintaan

kelas pelanggan pertama memiliki porsi yang sangat besar.

Ukuran kinerja dalam uji eksperimen ini adalah sebagai berikut:

1. Service level

Nilai service level diukur melalui metode fill rate, yaitu proporsi dari end-item demand yang

dapat dipenuhi dari stok. Metode ini dipilih karena kemudahan proses perhitungannya dan juga telah

digunakan dalam beberapa penelitian sebelumnya seperti oleh Ahmadi (2013).

2. Total profit

Total profit didapatkan dari total revenue yang telah di kurangi dengan total cost. Elemen

biaya yang diperhitungkan dalam studi ini terdiri dari purchase cost, holding cost, setup/order cost,

penalty cost. Sedangkan Total revenue diperhitungkan dari banyaknya unit yang telah dialokasikan/

terjual kepada kelas pelanggan. Metode ini juga telah digunakan dalam beberapa penelitian

sebelumnya seperti oleh Pinto (2012).

Page 47: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

34

(Halaman ini sengaja untuk dikosongkan)

Page 48: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

35

1 BAB 5 PERCOBAAN NUMERIK

Pada bagian ini disajikan percobaan numerik dari permasalahan yang telah dijelaskan pada

bab sebelumnya. Terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai langkah-langkah percobaan yang diikuti

dengan perhitungan numerik dari model skenario rationing.

1.1 Tahapan Percobaan

Sebagai gambaran dari simulasi yang dilakukan, maka akan dideskripsikan tahapan proses

simulasi. Pada periode t, perusahaan diasumsikan menerima kedatangan permintaan dari kelas

pelanggan 1 dan 2. Simulasi kedatangan permintaan sampai horison tertentu menggunakan data

peramalan permintaan. Simulasi kedatangan permintaan diberikan horison 365 periode, mean dari

total kedatangan dalam horison yang ditentukan 10.000 unit

Langkah awal dalam tahap percobaan ini adalah dengan menghitung service level dari

masing-masing skenario dengan beberapa kondisi proporsi kedatangan permintaan kelas pelanggan

pertama terhadap total permintaan. Dan berikut ini adalah hasil perhitungan service level pada

beberapa kondisi tersebut:

Tabel 5.1 kriteria penilaian dengan kondisi 1/=0.1, Mean = 10.000 , stdev 1%

Kondisi skenario 1 

Partiality rationing strategy 

skenario 2 Weighted rationing 

strategy

skenario 3 Static rationing strategy 

Penalty cost  ave kelas 1 ave kelas 2 ave kelas 1 ave kelas 2  ave kelas 1 ave kelas 2

(PC1,PC2)=(3,2)  100  83.84  89.97  84.95  99.81  83.83 

Setelah selesai menentukan service level masing-masing kelas pelanggan, langkah

selanjutnya adalah menghitung purchase cost, holding cost, order cost dan penalty cost dengan

kondisi alokasi tersebut. Beberapa faktor tersebut memberikan kontribusi pada besarnya total cost.

Perhitungan purchase cost , holding cost, order cost dan penalty cost masing-masing adalah sebagai

berikut:

Page 49: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

36

Untuk menghitung total profit didapatkan dari selisih antara total revenue dari alokasi yang

sudah didapatkan dengan total cost. Dan berikut ini adalah hasil perhitungan kriteria penilaian untuk

skenario 1 atau partiality rationing strategy.

Tabel 5.2 Kriteria penilaian dengan kondisi 1/=0.1, Mean = 10.000 dengan stdev:1% pada partiality rationing strategy

   Total revenue  Total cost  Total profit 

Proporsi alokasi  31.182.569   

24.951.160   

6.231.409   

    average SL C1 = 100% 

    average SL C2 = 83.84% 

Kemudian untuk skenario 2 atau weighted rationing strategy, hasil perhitungan kriteria

penilaian adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3 Kriteria penilaian dengan kondisi 1/=0.1, Mean = 10.000 dengan stdev:1% , pada weighted rationing strategy

   Total revenue  Total cost  Total profit 

Proporsi alokasi  31.182.569   

24.951.304   

6.231.265   

    average SL C1 = 98.4% 

    average SL C2 = 84.02% 

Dan pada skenario 3 atau static rationing strategy, hasil perhitungan kriteria penilaian

adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4 Kriteria penilaian dengan kondisi 1/=0.1, Mean = 10.000 dengan stdev:1% , pada static rationing strategy

   Total revenue  Total cost  Total profit 

Proporsi alokasi  31,173,315.96   

24,958,174.23   

6,215,141.73   

    average SL C1 = 99.81% 

    average SL C2 = 83.83% 

Kemudian pada ketiga skenario dilakukan uji eksperimen dengan faktor proporsi kedatangan

demand kelas pelanggan pertama terhadap total demand. Pada penelitian akan diberikan beberapa

kondisi proporsi demand masing-masing kelas pelanggan terhadap demand total, 1 yang

merupakan kedatangan demand kelas pertama dan merupakan demand total. Beberapa proporsi

kedatangan permintaan kelas pelanggan terhadap permintaan total adalah sebagai berikut:

a. 1/=0.1

b. 1/=0.5

c. 1/=0.9

Page 50: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

37

Sehingga hasil eksperimen dari beberapa kondisi p1 menghasilkan kriteria penilaian berupa

service level dan total profit pada masing-masing skenario sebagai berikut:

Tabel 5.5 Kriteria penilaian service level dengan beberapa kondisi 1/, stdev:1%

p1= Skenario 1  Skenario 2  Skenario 3 

ave kelas 1  ave kelas 2  ave kelas 1  ave kelas 2  ave kelas 1  ave kelas 2 

0.1  100  83.84  89.97  84.95  99.81  83.83 

0.5  100  70.83  88.33  82.5  99.9  70.68 

0.9  94.96  0  86.15  79.22  94.96  0 

Tabel 5.6 Kriteria penilaian total profit dengan beberapa kondisi 1/, stdev:1%

p1=  skenario 1  skenario 2  Skenario 3 

0.1  6,229,954.06  6,229,853.68  6,215,141.73 

0.5  6,232,605.95  6,232,021.94  6,174,725.56 

0.9  6,229,499.84  6,228,707.10  6,229,499.84 

Kemudian pada ketiga skenario dilakukan uji eksperimen dengan memberikan beberapa

respon pelanggan, beberapa kondisi representasi respon pelanggan tersebut yaitu pelanggan yang

memiliki respon toleransi tinggi (r1), toleransi medium1 (r2), toleransi medium2 (r3) dan yang

memiliki toleransi rendah (r4).

Tabel 5.7 Respon pelanggan untuk ketiga skenario

Under SL Loss Under SL Loss Under SL Loss Under SL Loss toleransi tinggi

(r1) 0.8 0.2 0.6 0.5 0.4 0.7 0.2 1

toleransi medium1 (r2)

0.9 0.2 0.7 0.5 0.5 0.7 0.3 1

toleransi medium2 (r3)

1 0.2 0.8 0.5 0.6 0.7 0.4 1

intolerant (r4)

1 0.5 0.9 0.7 0.7 1 - -

Pada tabel (5.7) untuk respon pelanggan dengan toleransi tinggi, memberikan gambaran

dimana apabila kelas pelanggan diberikan alokasi sebesar 0.8 dari permintaan periode ke-t, maka

pada periode ke-t+1 permintaan akan menurun sebesar 0.2 dari demand forecast yang dimiliki

perusahaan. Demikian pula apabila diberikan hanya 0.6 dari permintaan, maka kelas pelanggan

yang bersangkutan akan memberikan respon dengan menurunkan pesanan sebesar 0.5. Apabila

diberikan hanya 0.4 dari permintaan pada periode ke-t, maka pelanggan memutuskan untuk

Page 51: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

38

mengurangi 0.7 dari permintaan yang seharusnya pada periode selanjutnya, yang kemungkinan

pelanggan mengalihkan sisa kebutuhan nya ke perusahaan lain. Apabila diberikan hanya 0.2 dari

permintaan maka pada periode selanjutnya pelanggan memutuskan untuk mengalihkan semua

kebutuhan nya ke perusahaan lain. Demikian pula dengan respon toleransi yang lain, penurunan

prosentase permintaan pada periode t+1 yang berdasarkan alokasi pada periode t bisa diamati pada

tabel (5.7).

Sehingga hasil eksperimen dari beberapa kondisi respon pelanggan menghasilkan kriteria

penilaian berupa total profit pada masing-masing skenario sebagai berikut:

Tabel 5.8 Kriteria penilaian total revenue dengan kondisi respon pelanggan 1 (r1), respon pelanggan 2 (r4)

p1=  skenario 1  skenario 2  Skenario 3 

0.1  31,167,415.38  31,167,415.38  26,308,806.27 

0.5  31,176,103.81  31,195,877.44  23,069,255.82 

0.9  31,182,569.07  31,182,569.07  31,182,569.07 

Tabel 5.9 Kriteria penilaian total profit dengan kondisi respon pelanggan 1 (r1), respon pelanggan 2 (r4)

p1=  skenario 1  skenario 2  Skenario 3 

0.1  6,215,348.03  6,215,402.55  5,177,206.78 

0.5  6,214,289.27  6,234,487.66  4,524,745 

0.9  6,230,497.19  6,230,591.12  6,230,497.19 

Kemudian khusus untuk skenario 2 atau weighted rationing strategy, diberikan uji

eksperimen berupa faktor penalty cost. Pada kondisi (PC1,PC2)=(3,2) menggambarkan bahwa

penalty cost pada pelanggan 1 sebesar 3 kali dari holding cost, dan penalty cost untuk pelanggan 2

sebesar 2 kali dari holding cost. Besar dari masing-masing penalty cost akan memberikan bobot

pada masing-masing pelanggan, semakin besar angka penalty cost nya, semakin pelanggan tersebut

memiliki prioritas yang semakin tinggi. Dengan di berikan nya uji eksperimen beberapa nilai

penalty cost, akan di lihat pengaruh nya terhadap service level yang di alokasikan pada masing-

masing pelanggan.

Page 52: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

39

Sehingga hasil eksperimen dari beberapa kondisi penalty cost menghasilkan kriteria

penilaian berupa service level pada skenario 2 atau weighted rationing strategy sebagai berikut:

Tabel 5.10 Kriteria penilaian service level dengan kondisi penalty cost yang berbeda (a)

PENALTY COST  Ave kelas 1  Ave kelas 2 

(PC1,PC2) = (3,2)  89.97  84.95 

(PC1,PC2) = (10,9)  86.78  85.31 

(PC1,PC2) = (10,1)  98.4  84.02 

Tabel 5.11 Kriteria penilaian service level dengan kondisi penalty cost yang berbeda (b), p1=0.9

PENALTY COST  Ave kelas 1  Ave kelas 2 

(PC1,PC2) = 2,1  86.78%  73.54% 

(PC1,PC2) = 3,1  87.88%  63.64% 

(PC1,PC2) = 4,1  88.81%  55.25% 

(PC1,PC2) = 5,1  89.61%  48.06% 

(PC1,PC2) = 6,1  90.31%  41.83% 

(PC1,PC2) = 7,1  90.91%  36.38% 

(PC1,PC2) = 8,1  91.45%  31.57% 

(PC1,PC2) = 9,1  91.92%  27.29% 

(PC1,PC2) = 10,1  92.35%  23.47% 

Dengan proporsi PC1 dan PC2 yang berbeda dan diberikan weight penalty cost () yang

berbeda, akan memberikan prosentase alokasi supply untuk kelas pelanggan 1 dan kelas pelanggan 2

yang berbeda sesuai dengan bobot penalty cost nya.

1.2 Perhitungan Numerik

Perhitungan numerik dilakukan dengan menggunakan bantuan program excel, tiap parameter

di kombinasikan satu persatu sehingga di dapatkan nilai service level, total profit, maupun nilai

pendukung seperti total revenue dan total cost. Simulasi dijalankan selama horison waktu 365 hari

dengan beberapa kondisi penalty cost, kondisi respon toleransi pelangan, proprosi permintaan kelas

pelanggan terhadap permintaan total. Berikut ini merupakan beberapa kriteria penilaian yang telah

didapatkan:

Page 53: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

40

1.2.1 Service level

Untuk perhitungan service level dilakukan dengan menghitung proporsi permintaan yang

dapat dipenuhi dari persediaan, yang dikenal dengan istilah fill rate. Nilainya dihitung dengan

menggunakan persamaan sederhana berikut:

Hasil perhitungan fill rate pada beberapa komponen yang berbeda pada masing-masing

skenario diperlihatkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.12 Nilai fill rate pada p1=1/=0.1, fluktuasi 1%

Kondisi Skenario 1

partiality rationing strategy 

Skenario 2weighted rationing 

strategy 

Skenario 3 static rationing  

strategy 

PENALTY COST  Ave kelas 1  Ave kelas 2  Ave kelas 1  Ave kelas 2  Ave kelas 1  Ave kelas 2 

(PC1,PC2) = (3,2)  100  83.84  89.97  84.95  99.81  83.83 

Tabel 5.13 Nilai fill rate pada p1=1/=0.5, fluktuasi 1%

Kondisi Skenario 1

partiality rationing strategy 

Skenario 2weighted rationing 

strategy 

Skenario 3 static rationing  

strategy 

PENALTY COST  Ave kelas 1  Ave kelas 2  Ave kelas 1  Ave kelas 1  Ave kelas 2  Ave kelas 1 

(PC1,PC2) = (3,2)  100  70.83  88.33  82.5  99.9  70.68 

Tabel 5.14 Nilai fill rate pada p1=1/=0.9, fluktuasi 1%

Kondisi Skenario 1

partiality rationing strategy 

Skenario 2weighted rationing 

strategy 

Skenario 3 static rationing  

strategy 

PENALTY COST  Ave kelas 1  Ave kelas 2  Ave kelas 1  Ave kelas 1  Ave kelas 2  Ave kelas 1 

(PC1,PC2) = (3,2)  94.96  0  86.15  79.22  94.96  0 

Dan untuk eksperimen skenario weighted rationing strategy telah didapatkan hasil kriteria service level pada tabel (5.10) dan (5.11)

Page 54: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

41

1.2.2 Total profit

Total profit didapatkan dari total revenue yang telah di kurangi dengan total cost. Elemen

biaya yang diperhitungkan dalam studi ini terdiri dari purchase cost, holding cost, setup/order cost,

penalty cost. Sedangkan total revenue diperhitungkan dari banyaknya unit yang telah dialokasikan/

terjual kepada kelas pelanggan. Total revenue dan total cost diperhitungkan dengan persamaan (1).

Sebelum mengamati kriteria penilaian total profit¸ada baiknya di amati total revenue yang

diperoleh dari masing-masing skenario. Observasi ini diperlukan untu melihat seberapa besar

pengaruh dari respon toleransi pelanggan terhadap total revenue. Total revenue diperoleh dari besar

nya total nilai harga per unit yang telah dijual dan di alokasikan kepada kelas pelanggan.

Tabel 5.15 Nilai total revenue pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, tanpa mempertimbangkan respon pelanggan

p1= Skenario 1 

partiality rationing strategy 

Skenario 2 weighted rationing 

strategy 

Skenario 3 static rationing  

strategy 

0.1  31,182,569.07  31,182,569.07  31,173,315.96 

0.5  31,195,877.44  31,195,877.44  31,145,554.06 

0.9  31,182,569.07  31,182,569.07  31,182,569.07 

Tabel 5.16 Nilai total revenue pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, kedua pelanggan memiliki respon pelanggan r1

p1= Skenario 1 

partiality rationing strategy 

Skenario 2 weighted rationing 

strategy 

Skenario 3 static rationing  

strategy 

0.1  31,182,569.07  31,182,569.07  26,308,806.27 

0.5  31,195,877.44  31,190,984.56  22,902,810.29 

0.9  31,182,569.07  31,182,569.07  31,182,569.07 

Tabel 5.17 Nilai total revenue pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, pelanggan 1 memiliki respon toleransi r1, pelanggan 2 memiliki respon toleransi r4

p1= Skenario 1 

partiality rationing strategy 

Skenario 2 weighted rationing 

strategy 

Skenario 3 static rationing  

strategy 

0.1  31,167,415.38  31,167,415.38  26,308,806.27 

0.5  31,176,103.81  31,195,877.44  23,069,255.82 

0.9  31,182,569.07  31,182,569.07  31,182,569.07 

Page 55: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

42

Tabel 5.18 Nilai total revenue pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, pelanggan 1 memiliki respon toleransi r4, pelanggan 2 memiliki respon toleransi r1

p1= Skenario 1 

partiality rationing strategy 

Skenario 2 weighted rationing 

strategy 

Skenario 3 static rationing  

strategy 

0.1  31,182,569.07  31,182,569.07  26,469,306.38 

0.5  31,195,877.44  31,186,241.74  23,069,255.82 

0.9  31,182,569.07  31,167,415.38  31,175,238.95 

Untuk selanjutnya, nilai total profit dihitung dari total revenue yang telah dikurangi dengan

total cost. Hasil perhitungan total profit untuk perusahaan pada beberapa komponen yang berbeda

adalah sebagai berikut:

Tabel 5.19 Nilai total profit pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, tanpa mempertimbangkan respon pelanggan

p1= Skenario 1 

partiality rationing strategy 

Skenario 2 weighted rationing 

strategy 

Skenario 3 static rationing  

strategy 

0.1  6,229,954.06  6,229,853.68  6,215,141.73 

0.5  6,232,605.95  6,232,021.94  6,174,725.56 

0.9  6,229,499.84  6,228,707.10  6,229,499.84 

Tabel 5.20 Nilai total profit pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, kedua pelanggan memiliki respon pelanggan r1

p1= Skenario 1 

partiality rationing strategy 

Skenario 2 weighted rationing 

strategy 

Skenario 3 static rationing  

strategy 

0.1  6,229,954.06  6,229,853.68  5,177,206.78 

0.5  6,232,605.95  6,227,141.48  4,494,934.05 

0.9  6,229,499.84  6,228,251.30  6,228,497.19 

Tabel 5.21 Nilai total profit pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, kedua pelanggan memiliki respon pelanggan r4

p1= Skenario 1 

partiality rationing strategy 

Skenario 2 weighted rationing 

strategy 

Skenario 3 static rationing  

strategy 

0.1  6,215,348.03  6,227,754.49  5,168,782.47 

0.5  6,214,289.27  6,208,519.22  4,324,744.87 

0.9  6,227,863.52  6,225,109.67  6,222,530.67 

Page 56: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

43

Tabel 5.22 Nilai total profit pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, pelanggan 1 memiliki respon toleransi r1, pelanggan 2 memiliki respon toleransi r4

p1= Skenario 1 

partiality rationing strategy 

Skenario 2 weighted rationing 

strategy 

Skenario 3 static rationing  

strategy 

0.1  6,215,348.03  6,215,402.55  5,177,206.78 

0.5  6,214,289.27  6,234,487.66  4,524,745 

0.9  6,230,497.19  6,230,591.12  6,230,497.19 

Tabel 5.23 Nilai total profit pada (PC1,PC2)= (3,2), fluktuasi 1%, pelanggan 1 memiliki respon toleransi r4, pelanggan 2 memiliki respon toleransi r1

p1= Skenario 1 

partiality rationing strategy 

Skenario 2 weighted rationing 

strategy 

Skenario 3 static rationing  

strategy 

0.1  6,230,918.85  6,229,954.06  5,269,426.41 

0.5  6,233,603.60  6,224,855.23  4,524,745 

0.9  6,230,607.98  6,215,232.87  6,222,530.67 

Page 57: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

44

(Halaman ini sengaja untuk dikosongkan)

Page 58: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

45

1 BAB 6 ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bagian ini berisi analisis dan interpretasi perbandingan tiga rationing strategy yaitu

partiality rationing strategy, weighted rationing strategy dan static rationing strategy. Analisis

mencakup dua ukuran kinerja yaitu service level dan total profit yang juga didukung dengan kriteria

total revenue dan total cost. Kemudian analisa terhadap hasil uji eksperimen yang dilakukan pada

tiga faktor uji. Penilaian tersebut di berdasarkan pada kondisi operasional yang beragam.

Kriteria penilaian pada model skenario yang telah disusun adalah service level dan total

profit, dan berikut ini merupakan performansi dari kriteria tersebut:

1.1 Service level

Nilai service level diukur melalui metode fill rate, yaitu proporsi dari end-item demand yang

dapat dipenuhi dari stok. Metode ini dipilih karena kemudahan proses perhitungannya dan juga telah

digunakan dalam beberapa penelitian sebelumnya oleh Ahmadi (2013). Nilainya dihitung dengan

menggunakan persamaan sederhana berikut:

Hasil pengukuran fillrate untuk beberapa proporsi kedatangan permintaan pelanggan

terhadap total permintaan adalah sebagai berikut:

Gambar 6.1. Kriteria penilaian service level pada tiga rationing strategy pada kondisi fluktuasi 1%

Page 59: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

46

Pada situasi dengan proporsi kedatangan p1 berapapun, weighted rationing strategy selalu

menjaga kestabilan service level pada kedua kelas pelanggan, berbeda dengan static dan partiality

rationing strategy yang memberikan perbedaan service level yang mencolok pada kedua kelas

pelanggan dimana memberikan service level yang jauh lebih besar pada kelas pelanggan pertama

terutama ketika kondisi permintaan kelas pelanggan pertama yang jauh lebih besar dari pada kelas

pelanggan kedua (p1=0.9), perlu diingat bahwa pada static rationing policy memberlakukan

penghentian pemenuhan pada kelas pelanggan kedua pada saat persediaan yang dimilikinya

menyentuh level kritis, dan partiality rationing strategy selalu mengacu pada alokasi yang

memberikan profit maksimum dan mengarah pada pemenuhan sebanyak-banyak kelas pelanggan

pertama karena untuk menghindari penalty cost kelas pelanggan pertama yang nilai nya lebih besar

dari penalty cost kelas pelanggan kedua dan holding cost, jadi dengan kata lain, akan lebih

menguntungkan apabila inventory tersebut terjual ke kelas pelanggan dari pada tersimpan pada

gudang dengan beban biaya combo yaitu beban penalty dan beban holding cost. Total profit akan

lebih besar apabila perusahaan menghindari penalty cost kelas pelanggan pertama sebanyak-

banyaknya. Namun dengan tren pemenuhan seperti yang dilakukan static rationing strategy dan

terutama yang dilakukan oleh partiality rationing strategy, akan memberikan dampak pengurangan

revenue dalam jangka panjang oleh kelas pelanggan kedua, terutama apabila pelanggan memiliki

respon intolerant terhadap pemenuhan yang diberikan perusahaan. Hal tersebut dibuktikan dengan

ada nya uji eksperimen dengan beberapa kondisi respon pelanggan sebagai berikut:

Gambar 6.2. Total revenue berdasarkan respon toleransi pelanggan terhadap alokasi pemenuhan

Dari hasil di atas, baik partiality dan weighted rationing strategy memiliki kecenderungan

mengalami penurunan total revenue dengan semakin rendah nya respon toleransi dari pelanggan

yang dimiliki. Namun pada partiality rationing strategy, tingkat penurunan nya lebih signifikan

daripada weighted rationing strategy.

Page 60: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

47

Hal itu disebabkan karena partiality rationing strategy hanya mengutamakan kelas

pelanggan pertama dan mengabaikan kelas pelanggan kedua, sehingga dengan diberikan uji

eksperimen respon pelanggan yang bervariasi, respon pelanggan yang memiliki tingkat toleransi

yang semakin rendah, didapatkan pada partiality rationing strategy menderita kehilangan banyak

demand dari kelas pelanggan kedua, hal tersebut diperparah apabila kondisi proporsi permintaan

kelas pelanggan kedua yang jauh lebih besar dari pada permintaan kelas pelanggan pertama. Hal

tersebut juga didukung dengan didapatkannya total demand dari partiality rationing strategy yang

turun signifikan di bandingkan weighted rationing strategy, apabila diberikan kondisi bahwa

pelanggan memiliki respon toleransi yang rendah terhadap alokasi yang tidak sesuai permintaan.

Dengan demikian, weighted rationing strategy memiliki signifikansi dampak positif yang

lebih besar dari pada partiality rationing strategy dalam hal menjaga loyalitas pelanggan.

Pada kondisi fluktuasi rasio supply dan demand dengan standar deviasi 50% dan 90%, juga

memiliki kecenderungan yang sama dengan kondisi rasio supply dan demand dengan standar deviasi

1%, pada weighted rationing strategy selalu menjaga kestabilan service level pada kedua kelas

pelanggan. Pada static dan partiality rationing strategy yang memberikan perbedaan service level

yang mencolok pada kedua kelas pelanggan dimana memberikan service level yang jauh lebih besar

pada kelas pelanggan pertama terutama ketika kondisi permintaan kelas pelanggan pertama yang

jauh lebih besar dari pada kelas pelanggan kedua (p1=0.9). Berikut ini gambaran dari kriteria

performansi service level pada tiga skenario pada kondisi fluktuasi dengan standar deviasi 50%:

Gambar 6.3. Kriteria penilaian service level pada tiga rationing strategy pada kondisi fluktuasi 50%

Page 61: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

48

Berikut ini gambaran dari kriteria performansi service level pada tiga skenario pada kondisi

fluktuasi dengan standar deviasi 90%:

Gambar 6.4. Kriteria penilaian service level pada tiga rationing strategy pada kondisi fluktuasi 90%

Untuk uji eksperimen faktor penalty cost yang ditujukan untuk weighted rationing strategy,

dimana uji eksperimen ini ingin mengetahui perubahan dengan semakin lebarnya rentang penalty

cost antara kelas pelanggan 1 dan 2, akan juga memperlebar rentang dari proporsi alokasi

permintaan pada masing-masing kelas pelanggan tersebut. Hal tersebut terlihat dalam grafik pada

gambar dibawah ini:

Gambar 6.5. Perubahan pemenuhan service level berdasarkan beberapa kondisi penalty cost pada p1=0.1

Page 62: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

49

Gambar 6.6. Perubahan pemenuhan service level berdasarkan beberapa kondisi penalty cost pada p1=0.9

Penurunan service level pada kelas pelanggan kedua pada kondisi p1=0.9 sangat signifikan

dibandingkan pada situasi p1=0.1. Hal tersebut terjadi karena pada saaat p1=0.9, proporsi demand

kelas pelanggan kedua jauh lebih kecil dibandingkan kelas pelanggan pertama. Dengan porsi yang

lebih sedikit akan memberikan bobot yang lebih sedikit pula, apalagi dengan rentang penalty cost

yang sangat besar.

Hal tersebut juga dibuktikan dengan uji anova dimana nilai P pada anova adalah sebagai berikut:

ANOVA                   

Source of Variation  SS  df  MS  F  P‐value  F crit 

Between Groups  0.069539636  1 0.06954 350.8247  2.62E‐12 4.493998

Within Groups  0.003171482  16 0.000198                             

Total  0.072711118  17            

Gambar 6.7. Hasil output anova antara perubahan penalty cost dengan perubahan service level, untuk p1=0.1

ANOVA                   

Source of Variation  SS  df  MS  F  P‐value  F crit 

Between Groups  0.929293445 1 0.929293 63.39984

5.89E‐07  4.493998

Within Groups  0.234522584 16 0.014658                             Total  1.163816029 17            

Gambar 6.8. Hasil output anova antara perubahan penalty cost dengan perubahan service level, untuk p1=0.9

Page 63: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

50

Kriteria penilaian service level pada kelas pelanggan pertama dan kedua juga mengalami

perubahan ketika proporsi kedatangan permintaan pertama terhadap total permintaan berbeda. Hal

tersebut juga dibuktikan dengan adanya output anova. Interaksi p1 dengan strategy rationing

menjadi interaksi yang berpengaruh signifikan terhadap service level yang dialokasikan untuk kelas

pelanggan pertaman dan kelas pelanggan kedua.

ANOVA                   

Source of Variation  SS  df  MS  F  P‐value  F crit 

Rows  37.58135556  2 18.79067778 28.08864 0.004418296 6.944272

Columns  204.9102889  2 102.4551444 153.1518 0.000166168 6.944272

Error  2.675911111  4 0.668977778         

                    

Total  245.1675556  8            

Gambar 6.9. Hasil output anova antara hubungan p1 dengan service level yang diperoleh kelas pelanggan 1 dan

kelas pelanggan 2

Interaksi antara proporsi kedatangan permintaan kelas pelanggan terhadap total permintaan

dan alokasi service level berpengaruh paling signifikan dengan nilai F=153.15. Sehingga merupakan

suatu kewajaran apabila proporsi dari permintaan pelanggan menjadi elemen penting yang tak dapat

diabaikan dalam alokasi pemenuhan service level.

1.2 Total profit

Total profit didapatkan dari total revenue yang telah di kurangi dengan total cost. Elemen

biaya yang diperhitungkan dalam studi ini terdiri dari purchase cost, holding cost, setup/order cost,

penalty cost. Sedangkan Total revenue diperhitungkan dari banyaknya unit yang telah dialokasikan/

terjual kepada kelas pelanggan. Metode ini juga telah digunakan dalam beberapa penelitian

sebelumnya oleh Pinto (2012).

Sehingga hasil pengukuran total profit yang didapatkan dari hasil alokasi pemenuhan

demand berdasarkan masing-masing rationing strategy adalah sebagai berikut:

Page 64: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

51

Gambar 6.10. Kriteria nilai total profit pada ketiga rationing strategy pada fluktuasi 1%

Antara weighted dan partiality rationing strategy walaupun dengan alokasi pemenuhan yang

relatif jauh berbeda, namun memberikan total profit yang hampir sama, sehingga weighted rationing

strategy lebih bisa menjaga loyalitas dari kelas pelanggan dengan total profit yang optimum

dibandingkan dengan partiality rationing strategy.

Static rationing strategy memberikan performansi total profit yang jauh lebih kecil

dibandingkan dengan strategi yang lain terutama ketika proporsi permintaan kelas pelanggan 1 sama

dengan kelas pelanggan 2, jadi ketika permintaan pelanggan 2 sama banyak nya dengan pelanggan

1, pada saat inventory menyentuh level kritis, pemenuhan hanya akan dialokasikan untuk

kedatangan kelas pelanggan 1. Pada p1=0.9 total profit yang dimiliki oleh static rationing strategy

lebih besar dari yang pada saat p1=0.5 karena inventory yang tersedia hampir selalu habis untuk

kelas pelanggan 1 dan hampir mungkin sering inventory menyentuh level kritis, pada saat ini static

rationing strategy memiliki performansi yang mirip dengan partiality rationing strategy.

Pada saat p1=0.1, static rationing strategy memiliki nilai yang lebih besar daripada ketika p1=0.5,

dan lebih kecil daripada ketika p1=0.9. Hal tersebut terjadi karena dengan sedikit nya jumlah

permintaan kelas pelanggan 1, inventory hampir jarang menyentuh level kritis, sehingga kelas

pelanggan 2 yang jumlah nya jauh lebih besar dapat dipenuhi dengan alokasi tidak melebihi level

kritis. Pada P1=0.9, static rationing strategy memiliki performansi yang lebih baik daripada ketika

p1=0.1 dan p1=0.5

Perbedaan kritis antara partiality dan weighted rationing strategy yang memiliki total profit

yang hampir sama adalah pada pemenuhan demand kelas pelanggan, gambarannya adalah sebagai

berikut:

Page 65: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

52

Gambar 6.11. Performansi pemenuhan demand oleh partiality & weighted rationing strategy

Pada situasi dengan porsi kedatangan permintaan pertama terhadap total permintaan sebesar

0.9, maka akan terlihat bahwa dengan menerapkan weighted rationing strategy akan memberikan

dampak yang sangat signifikan dalam hal menjaga loyalitas pelanggan terutama yang memiliki

proporsi alokasi yang lebih rendah daripada partiality rationing strategy. Pada gambar 6.9 kondisi

fluktuasi dengan stdev 1%, yang dilakukan oleh weighted rationing strategy (jika dibandingkan

dengan partiality rationing strategy) adalah dengan menurunkan hanya 8.11% dari alokasi untuk

kelas pelanggan pertama, telah menyelamatkan 80.28% permintaan untuk kelas pelanggan kedua.

Sehingga kekecewaan yang dialami oleh kelas pelanggan kedua bisa ditekan.

Pada uji eksperimen respon pelanggan, signifikansi dari total revenue juga dibuktikan

dengan uji anova, dimana hubungan antara rationing strategy memiliki signifikansi perubahan yang

masing-masing dipengaruhi oleh respon pelanggan. Dengan hubungan hal tersebut, uji anova

memiliki nilai P sebesar 0.00007.

Pada kondisi fluktuasi rasio demand terhadap supply dengan standar deviasi 50% dan 90%

juga memiliki kecenderungan yang sama dimana weighted dan partiality rationing strategy

walaupun dengan alokasi pemenuhan service level yang relatif jauh berbeda, namun memberikan

total profit yang hampir sama, selisih total profit antara partiality dan weighted rationing strategy

pada kondisi fluktuasi dengan standar deviasi 50% dan 90% lebih kecil daripada selisih total profit

antara partiality dan weighted rationing strategy pada kondisi fluktuasi dengan standar deviasi 1%.

Berikut ini adalah gambaran dari kriteria performansi total profit pada ketiga skenario dengan

fluktuasi 50%:

Page 66: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

53

Gambar 6.12. Kriteria nilai total profit pada ketiga rationing strategy pada fluktuasi 50%

Static rationing strategy memberikan performansi total profit yang jauh lebih kecil

dibandingkan dengan strategi yang lain terutama ketika proporsi permintaan p1=0.1 dan 0.5. Pada

P1=0.9, static rationing strategy memiliki performansi yang lebih baik daripada ketika p1=0.1 dan

p1=0.5 karena inventory yang tersedia hampir selalu habis untuk kelas pelanggan 1 dan hampir

mungkin sering inventory menyentuh level kritis, sehingga meminimumkan biaya yang muncul

akibat penalty cost terutama dari penalty cost kelas pelanggan 1 yang biaya nya lebih besar daripada

penalty cost kelas pelanggan 2. Berikut ini gambaran dari kriteria performansi total profit pada

ketiga skenario dengan fluktuasi 90%:

Gambar 6.13. Kriteria nilai total profit pada ketiga rationing strategy pada fluktuasi 90%

Page 67: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

54

Pada saat p1=0.1 dan p1=0.5, static rationing strategy memiliki nilai yang lebih kecil

daripada ketika p1=0.9. Hal tersebut terjadi karena dengan sedikit nya jumlah permintaan kelas

pelanggan 1, inventory hampir jarang menyentuh level kritis, sehingga kelas pelanggan 2 yang

jumlah nya jauh lebih besar dapat dipenuhi dengan alokasi tidak melebihi level kritis.

Respon pelanggan terhadap pemenuhan permintaan yang diberikan oleh perusahaan

memiliki toleransi yang beragam, pada penelitian ini diujikan beberapa kondisi respon toleransi

terhadap pemenuhan permintaan tersebut. Pada situasi kelas pelanggan pertaman yang memiliki

respon toleransi yang cukup tinggi, dan kelas pelanggan kedua yang memiliki respon intolerant

terhadap pemenuhan permintaan yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, akan memberikan

performansi total profit sebagai berikut:

Gambar 6.14. Performansi total profit ketiga skenario dengan respon kelas pelanggan 1 (r1), respon kelas pelanggan 2

(r4)

Performansi total profit pada partiality dan weighted rationing strategy lebih tinggi

dibandingkan dengan static rationing strategy pada p1=0.1 dan p1=0.5. Namun pada saat kelas

pelanggan pertama memiliki proporsi kedatangan permintaan yang jauh lebih besar daripada kelas

pelanggan kedua, p1=0.9, weighted rationing strategy menunjukkan keunggulan performansi nya.

Hal tersebut disebabkan karena pada partiality dan static rationing strategy, khusus nya pada

kondisi proporsi kedatangan pelanggan pertama jauh lebih besar daripada kelas pelanggan kedua,

akan mengabaikan permintaan kelas pelanggan kedua yang proporsi nya tidak seberapa, namun

tetap memberikan kontribusi biaya penalty dari kelas pelanggan kedua dan pengurangan revenue

yang jauh lebih besar dari kelas pelanggan kedua daripada ketika p1=0.1 dan p1=0.5. Kemudian

untuk lebih memperjelas performansi total profit pada situasi kelas pelanggan pertama yang

Page 68: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

55

memiliki toleransi cukup tinggi dan kelas pelanggan kedua yang memiliki respon intolerant,

khususnya pada partiality dan weighted rationing strategy, berikut ini gambaran performansi nya:

Gambar 6.15. Performansi total profit pada partiality strategy dan weighted strategy dengan respon kelas pelanggan 1

(r1), respon kelas pelanggan 2 (r4)

Dari gambaran performansi diatas, weighted rationing strategy memberikan dampak positif

yang lebih tinggi untuk performansi total profit dari pada rationing strategy lain pada kondisi kelas

pelanggan kedua memiliki respon toleransi yang rendah atau intolerant terhadap alokasi pemenuhan

yang diberikan, dan kelas pelanggan kedua yang memiliki respon cukup toleran. Hal tersebut terjadi

dengan kondisi semakin intolerant nya kelas pelanggan kedua pada pemenuhan permintaan yang

tidak sesuai keinginan pelanggan, akan semakin mempertinggi kekecewaan pada kelas pelanggan

kedua dan dampaknya pada periode berikutnya kelas pelanggan tersebut mengurangi permintaanya.

Pada static dan partiality rationing strategy prosentase pengurangan permintaannya akan lebih besar

daripada weighted rationing strategy. Apabila hal tersebut dilakukan terus menerus, akan

mengurangi sebagian besar dari revenue yang dihasilkan oleh kelas pelanggan kedua. Karakteristik

dari weighted rationing strategy berusaha menekan prosentase pengurangan permintaan dari kelas

pelanggan kedua tersebut.

Apabila sebaliknya, pada kondisi dimana kelas pelanggan pertama memiliki respon

intolerant terhadap pemenuhan permintaan yang tidak sesuai keinginan, sedangkan kelas pelanggan

kedua memiliki respon cukup toleran terhadap hal tersebut, kondisi tersebu memberikan

performansi total profit pada ketiga skenario sebagai berikut:

Page 69: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

56

Gambar 6.16. Performansi total profit ketiga skenario dengan respon kelas pelanggan 1 (r4), respon kelas pelanggan 2

(r1)

Pada situasi dimana kelas pelanggan pertama memiliki respon intolerant terhadap

pemenuhan permintaan yang tidak sesuai keinginan, sedangkan kelas pelanggan kedua memiliki

respon cukup toleran, partiality rationing strategy lebih memberikan dampak positif terhadap

performansi total profit daripada skenario lain. Hal tersebut diperjelas dengan gambaran sebagai

berikut:

Gambar 6.17. Performansi total profit pada partiality strategy dan weighted strategy dengan respon kelas pelanggan 1

(r4), respon kelas pelanggan 2 (r1)

Partiality rationing strategy akan memberikan dampak positif yang sedikit lebih tinggi pada

total profit yang lebih baik dari pada rationing strategy lain pada kondisi kelas pelanggan pertama

memiliki respon toleransi yang lebih rendah atau lebih intolerant terhadap alokasi pemenuhan

daripada respon toleransi kelas pelanggan kedua. Hal tersebut disebabkan karena dengan kondisi

kombinasi respon pelanggan yang demikian, akan memperkuat karakteristik dari partiality rationing

strategy. Pada gambar 6.12, weighted rationing strategy memiliki performansi lebih tinggi daripada

static rationing strategy pada kondisi p1=0.1 dan p1=0.5, sedangkan pada p1=0.9 , weighted

rationing strategy memiliki performansi lebih rendah daripada static rationing strategy. Hal tersebut

Page 70: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

57

terjadi karena selain dari beban biaya penalty yang ditanggung pada p1=0.1 dan p2=0.5 lebih besar

dibandingkan pada p1=0.9, namun juga pada kondisi p1=0.1 dan p1=0.5, static rationing strategy

menderita kekurangan total revenue (sepanjang horison) lebih banyak daripada pada kondisi

p1=0.9. perlu diingat bahwa static rationing strategy melakukan penghentian pemenuhan

permintaan untuk kelas pelanggan kedua apabila inventory positionnya menyentuh level kritis.

Sehingga pada p1=0.9, static rationing strategy walaupun inventory position sudah menyentuh level

kritis, namun proporsi permintaan kelas pelanggan kedua hanya sedikit dibandingkan dengan

p1=0.1 dan p1=0.5, sehingga porsi penurunan dari permintaan kelas pelanggan kedua relatif lebih

sedikit.

Secara keseluruhan dari performansi yang telah dijelaskan diatas, weighted rationing

strategy lebih baik diaplikasikan dalam industri karena setiap industri pasti memiliki visi untuk terus

hidup dan bertahan lama dalam jangka panjang. Karena memiliki pelanggan yang memiliki loyalitas

tinggi merupakan asset yang sangat berharga dalam suatu industri. Pada partiality rationing strategy

memang memiliki performansi total profit yang relatif lebih tinggi dibandingkan weighted rationing

strategy, namun dalam horison yang lebih panjang lagi, performansi total profit yang dimiliki oleh

partiality rationing strategy tersebut akan tergerus dan lebih kecil daripada weighted rationing

strategy, karena akibat dari penurunan bahkan kehilangan revenue oleh kelas pelanggan yang

memiliki profitabilitas yang lebih rendah. Hal tersebut telah dibuktikan dan dijelaskan pada gambar

6.2 mengenai performansi total revenue berdasarkan respon toleransi pelanggan terhadap alokasi

pemenuhan.

Page 71: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

58

(Halaman ini sengaja untuk dikosongkan)

Page 72: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

59

1 BAB 7 KESIMPULAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data serta analisis yang telah dilakukan

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penelitian ini menawarkan sebuah model yang mampu mengakomodasi fluktuasi demand

terhadap supply pada penerapan rationing strategy.

2. Penelitian ini menganalisis dampak alokasi service level yang berbeda terhadap average

service level dan total profit yang diperoleh perusahaan.

a) Dengan memberikan service level sesuai pembobotan yang di miliki masing-masing

kelas pelanggan, akan menjaga total revenue dari kelas pelanggan dalam jangka

panjang.

b) Dengan memberikan service level yang hanya mengutamakan kelas pelanggan pertama,

dalam jangka panjang akan memberikan kemungkinan perusahaan kehilangan kelas

pelanggan kedua.

3. Dengan memberikan alokasi berdasarkan partiality rationing strategy akan memberikan

total profit yang sedikit lebih tinggi daripada weighted dan static rationing strategy, jika

prosentase kedatangan permintaan kelas pelanggan pertama jauh lebih kecil dari pada kelas

pelanggan kedua.

4. Partiality dan weighted rationing strategy lebih memberikan total revenue dan total profit

yang signifikan daripada static rationing strategy terutama pada situasi proporsi kelas

pelanggan pertama yang jauh lebih kecil daripada total permintaan.

5. Pada proporsi permintaan kelas pelanggan pertama yang jauh lebih besar daripada total

demand, ketiga rationing strategy memiliki performansi total revenue yang relatif hampir

sama, karena memang ketiga skenario memberikan prioritas lebih terhadap kelas pelanggan

pertama.

6. Partiality rationing strategy akan memberikan dampak positif yang sedikit lebih tinggi pada

total revenue dan total profit yang lebih baik dari pada rationing strategy lain pada kondisi

Page 73: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

60

kelas pelanggan pertama memiliki respon toleransi yang lebih rendah atau lebih intolerant

terhadap alokasi pemenuhan daripada respon toleransi kelas pelanggan kedua.

7. Weighted rationing strategy akan memberikan dampak positif yang lebih tinggi untuk

performansi total revenue dan total profit dari pada rationing strategy lain pada kondisi

kelas pelanggan kedua memiliki respon toleransi yang rendah atau intolerant terhadap

alokasi pemenuhan yang diberikan daripada respon toleransi kelas pelanggan pertama.

8. Weighted rationing strategy lebih baik digunakan dalam jangka panjang karena tetap

menjaga loyalitas pelanggan, menjaga pemenuhan terhadap kelas pelanggan dengan priority

lebih rendah, namun masih sesuai dengan derajat profitabilitas dimiliki oleh masing-masing

kelas pelanggan tersebut.

9. Weighted rationing strategy lebih baik digunakan apabila perusahaan mempertimbangkan

dua aspek yaitu aspek perusahaan dan aspek pelanggan dalam mencari titik kesetimbangan

antara pemenuhan keuntungan yang optimum dengan tetap menjaga loyalitas pelanggan.

1.2 Saran

Berikut adalah saran-saran untuk kepentingan penelitian selanjutnya :

1. Perlunya dipertimbangkan kondisi operasional lainnya yang juga terjadi pada permasalahan

praktis seperti adanya uncertainty supply yang bisa dimungkinkan karena lead time tidak stabil.

2. Perlunya dipertimbangkan apabila terdapat kondisi operasional yang mempertimbangkan

backorder. Hal ini bisa di breakdown lebih lanjut apabila biaya backorder hanya tergantung

pada kuantitas unit yang shortage saja atau bahkan biaya backorder juga dipengaruhi oleh

waktu sampai shortage tersebut dipenuhi (backorder cost dependent time).

3. Pengembangan sistem rantai pasok yang diamati, misalkan salah satu dari beberapa kelas

pelanggan memiliki hubungan vertical integrated dengan perusahaan.

Page 74: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

61

DAFTAR PUSTAKA

Liu M., Feng M., Wong C. Y. 2014. Flexible service policies for a Markov inventory system with two demand classes. International Journal Production Economics 151 pp. 180-185.

Isotupa K.P.S., Samanta S. K. 2013. A continuous review (s, Q) inventory system with priority customers and arbitrarily distributed lead times. Mathematical and Computer Modelling 57 pp.1259-1269.

Pinto R. 2012. Stock rationing under service level constraints in a vertically integrated distribution system. International Journal Production Economics 136 pp.231-240.

Deshpande, V., Cohen,M.A., Donohue,K., 2003. A threshold inventory rationing policy for service-differentiated demand classes. Management Science.49,pp.683–703.

Pujawan I. N., Mahendrawathi E. R. 2010. Supply Chain Management.

Hasan F., Jain P. K., Kumar D. 2014. Service level as performance index for reconfigurable manufacturing system involving multiple part families. Procedia Engineering 69 pp. 814-821.

Fadılog˘lu M. M., Bulut Ö. 2010a. A dynamic rationing policy for continuous-review inventory systems. European Journal of Operation Research 202 pp. 675-685.

Fadılog˘lu M. M., Bulut Ö. 2010b. An embedded Markov chain approach to stock rationing. Operations Research Letters 38 pp.510-515.

Xu J., Chen S., Lin B., Bhatnagar R. 2010. Optimal production and rationing policies of a make-to-stock production system with batch demand and backordering. Operation research letter 38 pp. 231-235.

Teunter R. H., Haneveld W. K. K. 2008. Dynamic inventory rationing strategies for inventory systems with two demand classes, Poisson demand and backordering. European Journal of Operational Research 190 pp.156-178.

Nahmias S., Demmy S. 1981. Operating characteristics of an Inventory with rationing .

management Science, Vol. 27, No. 11 (Nov., 1981), pp. 1236-1245. Nahmias S., Demmy S. 1981. Operating characteristics of an Inventory with rationing. Management

Science, Vol. 27, No. 11 (Nov., 1981), pp. 1236-1245.

Dekker R., Kleijn M.J., de Rooij P.J. (1998). A spare parts stocking policy based on equipment criticality. International journal production economics 56-57. pp 69-77

Lee H.T. and Wu J.C. 2006. A study inventory replenishment policies in a two –echelon suplly

chain. Computers & Industrial Engineering 51 pp.257-263

Page 75: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

62

Hung H.C., Chew E.P., Lee L.H. Lui S., 2012. Dynamic inventory rationing for systems with multiple demand classes and general demand processes. International Journal Production Economics 139. pp 351–358

Tersine R. J. 1994. Principles of Inventory and Materials Management.

Keeffe T. O., Bond J. 2013. Principles of Replenishment. The White Paper.

Melchiors P., Dekker R., Kleijn M. J. 2000. Inventory rationing in an (s, Q) inventory model with lost sales and two demand classes. Journal of the Operational Research Society II pp. 1-122

Veinott A. F. 1965. Optimal policy in a dynamic, single product, nonstationary inventory model with several demand classes. Operations Research, Vol. 13, No. 5 (Sep. - Oct., 1965), pp. 761-778

Ha A. Y. 1997. Stock-Rationing Policy for a Make-to-Stock Production System with Two Priority

Classes and Backordering, Naval Research Logistics (NRL) Volume 44 issue 5. Dekker R., Hill R. M., Kleijn M. J., Teunter R. H. 2002. On the (S _ 1, S) Lost sales Inventory

Model with Priority Demand Classes. Naval Research Logistics (NRL) Volume 49 issue 6. Frank K.C., Zhang R. Q., Deunyas I. 2003. Optimal Policies for inventory systems with priority

demand classes. Operations Research, Vol. 51, No. 6 pp. 993-1002. Isotupa K. P. S. 2006. An (s, Q) Markovian inventory system with lost sales and two demand

classes, Mathematical and Computer Modelling 43 (2006) 687–694. Arslan H., Graves S. C., Roemer T. A. 2007. Single-Product Inventory Model for Multiple Demand

Classes, Management Science, Vol. 53, No. 9 pp. 1486-1500. Naslund D., Williamson. 2010. What is Management in Supply Chain Management? - A Critical

Review of Definitions, Frameworks and Terminology. Journal of Management Policy and Practice vol. 11(4).

Paul B., Rajendran C. 2011. Rationing mechanisms and inventory control-policy parameters for a

divergent supply chain operating with lost sales and costs of review. Computers & Operations Research 38 (2011) 1117–1130.

Tanrisever F., Morrice D., Morton D. 2012. Managing capacity flexibility in make-to-order production environments. European Journal of Operational Research 216 (2012) 334–345.

Wang Y., Zhang S. H., Sun L. 2013. Anticipated rationing policy for two demand classes under service level constraints. Computers & Industrial Engineering 65 (2013) 331–340.

Wang D., Tang O. 2014. Dynamic inventory rationing with mixed backorders and lost sales. International Journal Production Economics 149 pp. 56-67

Basu R., Wright J. N. 2008. Total supply chain management.

Page 76: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

63

Chen-Ritzo C., Ervolina T., Harrison T. P., Gupta B. 2011. Component rationing for available-to-promise scheduling in configure-to-order systems. European Journal of Operational Research 211 pp. 57-65.

Ahmadi B. 2013. Analisis pengaruh tingkat component commonality terhadap schedule instability, service level dan total cost dalam sistem rantai pasok sederhana.

E. Budiman, 2009. Paper Penerapan CRM pada Perusahaan Unilever Indonesia Tbk, Univ. Binus Jakarta.

R. Hurriyati, 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Alfabeta Bandung.

Griffin, Jill. 2002. Customer Loyalty How to Earn It, How to Keep It. McGraw-Hill.

Ahyari Agus, 2002 ”Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi”, Edisi Empat,

Bagus Setyo Widodo, 2007. Penjadwalan produksi cetak letter press dan offset di PT.ART.

Bedworth, David D.; Bailey, James E. (1987). Integrated production control systems : management, analysis, design. Second Edition. John Wiley & Sons, Inc., Canada.

Page 77: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

64

(Halaman ini sengaja untuk dikosongkan)

Page 78: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

65  

Data kedatangan permintaan dengan fluktuasi 1%, proporsi p1=1/ = 0.1 

Lampiran 1. 

 

 

No C1 C2 Total demand

1 998 8999 9997

2 994 9076 10070

3 997 8950 9947

4 993 9047 10040

5 1014 8902 9915

6 991 8986 9977

7 988 8953 9942

8 998 8865 9863

9 1005 8933 9938

10 1004 8946 9951

11 1019 8962 9981

12 1011 9037 10048

13 982 8958 9940

14 1000 8997 9997

15 995 9111 10106

16 1004 8981 9985

17 1006 9072 10078

18 1004 9122 10126

19 997 8873 9870

20 1001 9031 10032

21 1001 8955 9955

22 1004 8937 9942

23 1012 8910 9922

24 976 9215 10191

25 1006 8713 9719

26 1004 8926 9930

27 985 8909 9895

28 999 8957 9956

29 985 8916 9901

30 1015 9202 10217

No C1 C2 Total demand

31 1003 9044 10047

32 995 9055 10050

33 1005 8840 9845

34 987 9050 10037

35 1002 9037 10039

36 1006 8914 9920

37 995 8954 9949

38 1006 8932 9938

39 990 8827 9817

40 978 9064 10042

41 994 8888 9883

42 995 8798 9793

43 1011 8927 9938

44 997 8922 9918

45 1002 8892 9893

46 1002 8991 9994

47 992 8968 9960

48 991 8996 9987

49 996 8939 9935

50 999 8959 9958

51 1003 8913 9916

52 991 8950 9941

53 1003 9136 10139

54 1008 9026 10034

55 995 8941 9936

56 1012 8935 9947

57 983 8942 9926

58 1001 9051 10052

59 1016 9163 10179

60 977 8946 9922

No C1 C2 Total demand

61 1005 9188 10193

62 995 8844 9839

63 993 9013 10006

64 997 9035 10031

65 1004 9060 10064

66 1005 9144 10149

67 1015 9015 10031

68 1005 8999 10005

69 1002 8996 9998

70 1004 8930 9934

71 1009 8984 9993

72 1017 9013 10031

73 1020 8953 9972

74 996 9149 10145

75 1001 8848 9849

76 1007 8889 9896

77 1010 9116 10126

78 995 8782 9777

79 1008 8992 10001

80 996 9018 10013

81 993 9074 10067

82 1012 9138 10150

83 1000 8950 9950

84 1001 9132 10133

85 977 8957 9935

86 1002 9016 10018

87 1007 9231 10238

88 1003 8952 9955

89 1017 9081 10099

90 1018 8886 9904

No C1 C2 Total demand

91 993 9088 10081

92 986 9148 10134

93 993 9118 10111

94 996 9124 10120

95 997 8988 9985

96 988 8876 9864

97 1015 8930 9945

98 999 9186 10184

99 996 9087 10083

100 1002 8995 9997

101 1006 9010 10016

102 995 8842 9837

103 1000 9110 10111

104 998 9011 10009

105 998 9070 10068

106 1023 8982 10005

107 1002 8892 9893

108 1001 9100 10102

109 1001 9014 10015

110 1010 9054 10063

111 1004 9038 10042

112 1000 9020 10021

113 998 8832 9831

114 992 8918 9909

115 997 8979 9977

116 999 9128 10127

117 997 9023 10020

118 998 9146 10143

119 996 8909 9906

120 990 8880 9870

Page 79: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

66  

No C1 C2 Total demand

121 981 8910 9891

122 1000 8906 9906

123 1002 9041 10043

124 989 9106 10095

125 1001 9022 10023

126 1012 9122 10134

127 1014 9047 10061

128 989 8938 9927

129 1015 8866 9881

130 1000 8924 9924

131 1010 9013 10022

132 1005 8855 9861

133 1020 9116 10137

134 990 9051 10040

135 987 9018 10005

136 979 8996 9975

137 989 9012 10001

138 989 9036 10024

139 1001 9157 10158

140 991 8873 9864

141 1003 9004 10007

142 1001 9026 10027

143 1013 8921 9934

144 1002 8854 9855

145 1005 9022 10028

146 996 8974 9970

147 1011 9066 10077

148 1007 9075 10082

149 1002 8990 9992

150 1009 9166 10175

No C1 C2 Total demand

151 1006 8953 9958

152 1007 8924 9931

153 1003 9079 10081

154 995 9010 10005

155 1002 9040 10041

156 1003 9062 10064

157 1004 8935 9940

158 1010 9057 10067

159 994 8987 9981

160 999 9229 10228

161 1008 9153 10161

162 1001 9112 10113

163 996 8894 9890

164 994 8961 9956

165 1013 8998 10011

166 1007 9041 10048

167 1020 8988 10008

168 1006 9064 10071

169 995 9036 10030

170 995 9074 10069

171 989 8979 9968

172 1021 9003 10023

173 996 9049 10045

174 1017 8880 9897

175 994 8864 9857

176 1006 8910 9915

177 1002 8912 9914

178 1010 9076 10087

179 998 9109 10107

180 988 8934 9922

No C1 C2 Total demand

181 1011 8877 9888

182 1000 8945 9945

183 983 9064 10047

184 989 9095 10084

185 1009 8957 9966

186 995 9106 10100

187 1010 8950 9960

188 1006 8980 9987

189 981 9008 9989

190 995 9001 9997

191 997 9020 10016

192 1001 9096 10097

193 999 9014 10013

194 980 8941 9920

195 1022 8919 9941

196 999 9017 10016

197 995 9071 10066

198 1014 9065 10079

199 988 8930 9918

200 1024 8989 10013

201 1017 8907 9925

202 1005 9110 10114

203 1021 9016 10037

204 991 8879 9870

205 992 9026 10019

206 1007 9168 10175

207 1013 8878 9892

208 1002 9063 10065

209 998 8984 9982

210 1024 9017 10040

No C1 C2 Total demand

211 1002 9016 10018

212 987 8867 9854

213 1004 8933 9937

214 995 9114 10109

215 984 9037 10021

216 998 9141 10139

217 1001 8944 9945

218 1023 9036 10059

219 988 8947 9936

220 1006 9099 10106

221 995 9058 10052

222 1002 9057 10060

223 1005 9083 10088

224 991 8787 9777

225 1005 9024 10029

226 1022 8974 9996

227 1008 9047 10054

228 996 8922 9917

229 996 9070 10066

230 1001 8934 9935

231 1023 8979 10002

232 1003 8943 9945

233 1013 8905 9918

234 989 9110 10099

235 1008 9088 10096

236 1017 9111 10128

237 984 8938 9922

238 1008 8993 10002

239 1002 9090 10092

240 993 8967 9961

Page 80: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

67  

 

No C1 C2 Total demand

241 996 8897 9893

242 1004 9063 10066

243 1016 9120 10136

244 993 8953 9946

245 1005 8907 9912

246 992 8953 9945

247 1020 9116 10136

248 987 8785 9772

249 1001 8946 9946

250 1001 8948 9949

251 987 9040 10027

252 1006 8944 9949

253 997 9028 10025

254 986 8967 9953

255 992 9028 10020

256 1004 8949 9953

257 1018 9087 10105

258 990 8952 9942

259 1009 9108 10117

260 1008 9064 10072

261 996 8804 9800

262 1006 9054 10060

263 1003 8955 9958

264 1008 9016 10024

265 1006 9065 10070

266 991 9036 10027

267 995 9103 10097

268 996 8909 9905

269 1014 8904 9918

270 984 8933 9916

271 1001 9044 10045

272 990 8895 9884

No C1 C2 Total demand

273 993 8809 9802

274 996 8956 9952

275 989 8942 9931

276 1014 8872 9887

277 979 9034 10013

278 998 8961 9959

279 1002 8913 9915

280 989 8941 9930

281 992 9187 10179

282 1008 8866 9874

283 1000 9070 10070

284 1005 9132 10137

285 1001 8998 9999

286 996 9046 10042

287 1000 8936 9936

288 1003 8916 9919

289 1002 8822 9825

290 1013 9117 10130

291 994 8940 9933

292 1006 8793 9798

293 980 9011 9991

294 1005 8953 9959

295 1000 9219 10219

296 991 8979 9970

297 1007 8914 9921

298 1018 9151 10168

299 994 9032 10025

300 994 8946 9941

301 991 8972 9963

302 1005 8945 9950

303 1003 9066 10069

304 988 9099 10088

No C1 C2 Total demand

305 1009 9113 10122

306 996 8889 9884

307 1008 8947 9955

308 999 9049 10048

309 1018 8855 9873

310 992 8942 9934

311 992 9126 10118

312 1010 9009 10019

313 1010 8867 9877

314 993 8935 9928

315 990 8924 9914

316 1001 8960 9961

317 995 8917 9911

318 987 8999 9986

319 1003 9048 10051

320 988 9086 10073

321 1004 9198 10202

322 993 8817 9810

323 993 9020 10013

324 1012 9084 10095

325 995 9179 10174

326 1011 8984 9995

327 1006 8956 9963

328 1010 8991 10000

329 991 9012 10003

330 995 8990 9985

331 1000 8968 9968

332 1005 9075 10080

333 1001 9011 10012

334 1027 8850 9877

335 987 8797 9783

336 999 8864 9862

No C1 C2 Total demand

337 1000 9020 10020

338 998 9125 10123

339 1003 9109 10112

340 988 9035 10023

341 987 8932 9919

342 984 9060 10044

343 1004 8978 9983

344 1017 8972 9990

345 999 8938 9937

346 981 9118 10099

347 1010 9075 10085

348 987 8878 9866

349 997 8857 9854

350 994 9114 10107

351 988 9088 10077

352 1003 8849 9852

353 1020 9014 10034

354 1012 8972 9985

355 1024 9159 10182

356 1016 8937 9953

357 999 8983 9982

358 1007 9191 10197

359 1015 9120 10135

360 990 8863 9853

361 1014 8904 9918

362 1004 9058 10062

363 1008 9014 10022

364 995 8984 9979

365 1010 9074 10084

ave 1001 8997 9998

stdev 10 93 94

Page 81: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

68  

Data kedatangan permintaan dengan fluktuasi 10%, proporsi p1=1/ = 0.1 

No C1 C2 Total demand

1 992 8944 9935

2 1175 9363 10538

3 994 10363 11357

4 1190 9863 11053

5 1079 9918 10997

6 1044 8993 10037

7 1110 9091 10201

8 1064 9417 10481

9 915 8218 9133

10 1065 8117 9181

11 971 8570 9541

12 760 8646 9406

13 1091 8334 9425

14 1085 9835 10920

15 1059 8583 9642

16 995 8951 9946

17 1078 7756 8834

18 945 8888 9833

19 1026 7735 8761

20 975 9395 10370

21 1018 10540 11558

22 1013 10509 11522

23 857 9812 10669

24 1094 10106 11199

25 1128 9012 10140

26 957 8131 9088

27 1050 7898 8948

28 929 9346 10275

29 981 10613 11594

30 1088 9255 10343

No C1 C2 Total demand

31 832 8377 9209

32 784 7683 8466

33 824 9085 9909

34 1078 8827 9905

35 1078 7355 8433

36 1013 9083 10096

37 846 7913 8759

38 932 8700 9632

39 1012 8802 9814

40 1007 7444 8450

41 871 9748 10619

42 1161 8635 9795

43 1153 9150 10303

44 908 10386 11294

45 1101 8593 9693

46 861 8410 9271

47 1206 10044 11250

48 651 8251 8902

49 1027 10055 11083

50 1107 9559 10667

51 902 8966 9868

52 1072 10147 11219

53 1110 8596 9706

54 1188 8999 10186

55 1013 9536 10549

56 946 10887 11833

57 1020 8834 9854

58 1064 10119 11183

59 819 8331 9149

60 1110 7892 9002

No C1 C2 Total demand

61 1028 7343 8371

62 807 8741 9548

63 919 10962 11881

64 1040 9237 10278

65 1201 9813 11014

66 1020 9080 10100

67 1171 7926 9098

68 908 8359 9268

69 929 9117 10046

70 1197 8408 9605

71 922 9394 10317

72 807 10919 11726

73 1090 8959 10049

74 1097 9885 10983

75 817 8240 9057

76 1147 8747 9894

77 997 9798 10795

78 978 9238 10216

79 959 8826 9785

80 990 9593 10583

81 1119 9926 11045

82 940 9267 10207

83 1020 9551 10571

84 957 9425 10382

85 922 9816 10738

86 916 8611 9527

87 1040 9818 10858

88 1047 8697 9744

89 862 10174 11036

90 1148 9305 10453

No C1 C2 Total demand

91 930 8425 9355

92 926 10572 11498

93 1016 9057 10073

94 1236 7872 9108

95 768 8416 9184

96 1071 8901 9972

97 981 8746 9727

98 906 6986 7892

99 1072 8703 9775

100 1085 9281 10366

101 1061 8654 9715

102 1114 9879 10993

103 855 9037 9892

104 1134 7992 9125

105 1024 9257 10281

106 1148 9762 10909

107 963 6669 7632

108 991 9187 10178

109 973 8512 9484

110 887 8544 9431

111 815 10126 10942

112 978 9122 10100

113 916 10125 11041

114 773 9317 10090

115 1052 8897 9949

116 1092 8644 9736

117 1063 9466 10529

118 896 10156 11053

119 1135 6874 8009

120 1045 9153 10198

Page 82: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

69  

No C1 C2 Total demand

121 1028 9301 10328

122 1017 9124 10142

123 1020 10491 11510

124 1086 8316 9402

125 882 9282 10164

126 983 8934 9916

127 1002 8243 9245

128 973 8925 9898

129 981 10994 11975

130 1045 10191 11236

131 889 10106 10995

132 1129 9364 10493

133 961 9953 10913

134 1063 8586 9649

135 1176 9153 10330

136 1115 10127 11242

137 1020 8277 9296

138 820 8817 9636

139 1065 9417 10483

140 1004 9423 10427

141 1025 9067 10092

142 964 8609 9572

143 1163 9300 10464

144 984 9970 10954

145 844 9178 10022

146 1090 8686 9776

147 1006 8264 9269

148 992 9002 9995

149 1160 8749 9910

150 1003 8176 9179

No C1 C2 Total demand

151 999 9259 10258

152 1211 10058 11269

153 935 10549 11483

154 1025 9973 10998

155 988 10454 11442

156 1023 8259 9282

157 1006 9382 10388

158 1108 9522 10630

159 979 8664 9643

160 1040 8412 9452

161 1150 11741 12892

162 994 8534 9528

163 892 9411 10303

164 995 9209 10204

165 952 9155 10107

166 897 8908 9806

167 972 9906 10878

168 1039 8920 9959

169 1094 10521 11615

170 928 10192 11121

171 912 9832 10744

172 964 7982 8946

173 1014 8857 9871

174 1286 8185 9471

175 1034 8720 9755

176 898 9401 10299

177 1112 7931 9044

178 1058 8758 9815

179 919 8863 9782

180 839 7377 8217

No C1 C2 Total demand

181 1074 8946 10020

182 1070 9422 10492

183 930 8663 9593

184 964 8743 9706

185 817 10101 10919

186 933 9696 10629

187 986 9768 10754

188 884 8976 9860

189 984 8040 9023

190 1017 9269 10287

191 879 9397 10277

192 1045 8328 9373

193 1088 8934 10022

194 931 8560 9491

195 802 9307 10109

196 863 10544 11406

197 937 8062 8999

198 995 9047 10042

199 1004 9661 10665

200 764 9798 10563

201 948 8169 9117

202 1128 9029 10157

203 1101 10431 11533

204 1079 9354 10433

205 883 7779 8662

206 1062 10108 11169

207 944 8500 9444

208 917 9707 10625

209 1157 8737 9894

210 813 8673 9485

No C1 C2 Total demand

211 856 9029 9885

212 1118 7949 9067

213 1010 9451 10461

214 893 8868 9761

215 1037 8677 9714

216 1020 10497 11517

217 1106 7790 8897

218 807 9177 9984

219 941 10875 11817

220 991 10419 11409

221 1133 9498 10631

222 1033 8919 9952

223 1032 9009 10042

224 1029 9141 10169

225 1092 7865 8957

226 1153 7755 8908

227 907 9174 10080

228 1078 9145 10223

229 926 8796 9722

230 1110 8560 9670

231 903 8164 9066

232 1063 9451 10514

233 1110 10021 11131

234 1045 9032 10077

235 787 8905 9692

236 884 8421 9305

237 1014 9499 10513

238 801 7155 7956

239 1074 10283 11357

240 938 9662 10600

Page 83: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

70  

Kedatangan permintaan dengan fluktuasi 50%, proporsi p1=1/ = 0.1 

 

No C1 C2 Total demand

241 999 10209 11208

242 960 10250 11211

243 1022 9453 10475

244 1080 8277 9357

245 1283 10330 11613

246 1051 7378 8430

247 1102 8130 9232

248 989 8297 9286

249 1011 10040 11051

250 1057 9108 10166

251 1100 9929 11029

252 917 9505 10422

253 977 8150 9126

254 1129 7781 8910

255 1037 9268 10304

256 1042 8318 9360

257 1035 8408 9443

258 1078 9732 10811

259 894 8315 9209

260 907 9015 9922

261 1039 8591 9631

262 926 8149 9075

263 1087 8541 9629

264 1041 9315 10357

265 946 9427 10373

266 996 8308 9305

267 904 9434 10337

268 929 8358 9287

269 1007 9447 10454

270 882 9386 10267

271 1023 8378 9401

272 836 10888 11724

No C1 C2 Total demand

273 1040 10055 11096

274 1010 9651 10661

275 969 8069 9037

276 893 7398 8290

277 943 8365 9308

278 928 9148 10077

279 1039 9514 10553

280 1095 9248 10343

281 1093 8317 9410

282 972 7047 8019

283 906 9420 10325

284 994 8330 9324

285 1087 8984 10071

286 784 9930 10715

287 1001 8168 9168

288 837 10569 11406

289 1098 10398 11496

290 947 9340 10287

291 1035 8241 9276

292 975 8099 9075

293 970 7133 8103

294 943 10663 11605

295 1020 9756 10776

296 1035 10616 11651

297 938 10224 11162

298 1012 10765 11776

299 1139 9939 11078

300 1005 8093 9097

301 878 9156 10034

302 829 8896 9725

303 1145 9287 10433

304 946 9133 10079

No C1 C2 Total demand

305 988 8005 8993

306 1072 9286 10359

307 925 10631 11556

308 1101 9266 10367

309 1169 9848 11017

310 965 9382 10347

311 1005 8667 9673

312 1018 8610 9628

313 955 9649 10605

314 974 8619 9594

315 993 9354 10347

316 1151 8244 9394

317 970 9730 10700

318 972 9324 10297

319 918 9636 10554

320 812 8513 9325

321 1131 9849 10980

322 942 10093 11035

323 1004 7383 8387

324 885 8160 9045

325 1043 9684 10728

326 1003 7841 8844

327 936 9500 10436

328 1014 9662 10675

329 968 9052 10020

330 961 8059 9020

331 827 7799 8626

332 1122 10001 11123

333 1080 7458 8538

334 1027 9095 10122

335 1025 9905 10930

336 1073 8810 9883

No C1 C2 Total demand

337 1095 8152 9247

338 990 8397 9388

339 855 7947 8802

340 954 8373 9327

341 1177 7540 8718

342 987 8996 9983

343 1017 9895 10912

344 1021 8716 9736

345 1024 9711 10735

346 968 10150 11118

347 867 9954 10821

348 1073 9274 10347

349 1091 8636 9727

350 925 10080 11005

351 976 8643 9619

352 1121 9083 10204

353 927 8375 9302

354 1087 9709 10796

355 1082 8147 9229

356 1010 8986 9997

357 907 7390 8297

358 911 8993 9903

359 948 8990 9939

360 957 10332 11289

361 875 7975 8850

362 1042 8042 9084

363 993 8870 9863

364 1085 9002 10087

365 986 10663 11648

ave 999 9075 10074

stdev 100 858 865

Page 84: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

71  

No C1 C2 Total demand

1 1602 4130 5732

2 1007 12735 13742

3 1718 5434 7152

4 1680 10070 11749

5 967 10898 11865

6 1730 1022 2752

7 1008 5754 6761

8 870 8097 8967

9 266 12981 13247

10 814 12586 13400

11 616 16133 16749

12 257 4033 4290

13 416 7352 7768

14 1584 8675 10259

15 676 12443 13119

16 962 8268 9231

17 823 10803 11626

18 1553 4146 5699

19 179 9877 10056

20 589 3501 4090

21 1289 15512 16800

22 914 14431 15345

23 973 6986 7959

24 924 15439 16363

25 1348 5570 6917

26 573 505 1078

27 640 4927 5567

28 1815 10949 12764

29 342 14546 14888

30 1994 13197 15191

No C1 C2 Total demand

31 826 12744 13569

32 1156 6691 7848

33 1012 12443 13456

34 1100 2245 3345

35 1008 8887 9895

36 1485 9988 11474

37 966 19102 20068

38 799 13365 14164

39 1667 6406 8073

40 1087 2631 3718

41 832 8520 9352

42 1114 16144 17258

43 1245 7063 8308

44 1313 17101 18413

45 574 4096 4670

46 1177 9297 10474

47 888 12958 13846

48 1059 9821 10880

49 137 1869 2006

50 1051 16668 17719

51 1021 11593 12615

52 883 2032 2915

53 266 1566 1832

54 575 12533 13108

55 1124 11671 12794

56 508 12724 13232

57 825 8296 9121

58 508 13305 13813

59 320 9110 9431

60 533 17075 17608

No C1 C2 Total demand

61 791 8279 9070

62 1224 3001 4225

63 846 11105 11952

64 334 8254 8588

65 269 9763 10031

66 928 10279 11207

67 1670 12099 13770

68 1295 4722 6018

69 702 14045 14747

70 638 20162 20800

71 632 6436 7068

72 1802 16793 18595

73 624 4781 5405

74 236 11083 11319

75 1140 10337 11477

76 8 5708 5716

77 897 5886 6783

78 1662 11061 12723

79 567 7155 7722

80 680 13984 14664

81 642 922 1564

82 875 14470 15345

83 650 16300 16950

84 863 6861 7723

85 883 14424 15307

86 15 11050 11066

87 1005 11794 12798

88 1142 1276 2417

89 1037 14517 15554

90 1700 13632 15332

No C1 C2 Total demand

91 624 8724 9348

92 1203 10000 11203

93 948 6166 7115

94 1442 11447 12889

95 1518 15483 17002

96 1509 6004 7513

97 1469 17159 18628

98 1104 6777 7881

99 1710 10411 12121

100 958 12028 12986

101 959 7225 8184

102 338 10415 10752

103 659 3123 3781

104 938 12016 12954

105 218 4255 4473

106 890 11219 12109

107 1452 16318 17770

108 1273 11700 12974

109 1297 9766 11064

110 419 8991 9410

111 1056 14452 15508

112 138 1059 1197

113 1650 12113 13763

114 1468 11432 12901

115 794 5375 6169

116 233 8553 8785

117 686 8190 8877

118 1056 13376 14431

119 1065 12571 13636

120 1978 10364 12342

Page 85: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

72  

No C1 C2 Total demand

121 1771 17220 18991

122 479 4518 4997

123 749 2098 2846

124 1236 13522 14758

125 1512 11615 13127

126 963 14491 15454

127 1409 3899 5308

128 304 5556 5860

129 915 13378 14294

130 691 13158 13849

131 2114 7474 9588

132 2084 12141 14225

133 1051 7463 8514

134 1249 4081 5330

135 1615 11707 13322

136 1049 10972 12021

137 1344 17012 18356

138 871 8501 9372

139 1401 4099 5500

140 1112 6135 7247

141 1857 14884 16740

142 407 13722 14129

143 1077 3783 4860

144 1525 5827 7352

145 879 12483 13362

146 1962 16818 18780

147 1106 3375 4481

148 812 14450 15263

149 333 9860 10193

150 1221 13024 14246

No C1 C2 Total demand

151 663 8692 9355

152 1958 1503 3461

153 1235 8545 9780

154 1219 10551 11770

155 1182 15028 16210

156 1082 2025 3107

157 1420 1663 3084

158 197 4073 4270

159 852 1239 2092

160 1035 7088 8123

161 1869 8389 10258

162 1063 9994 11057

163 586 15185 15771

164 627 10865 11492

165 1626 12472 14097

166 304 5666 5970

167 661 7171 7832

168 573 8681 9254

169 1134 10380 11513

170 783 5819 6601

171 1214 10781 11995

172 999 11237 12236

173 1557 16798 18355

174 1058 14238 15296

175 994 14273 15267

176 555 6744 7299

177 1014 2810 3824

178 1393 18146 19538

179 874 14516 15390

180 634 2643 3277

No C1 C2 Total demand

181 641 3985 4626

182 1125 8440 9565

183 688 9409 10097

184 1530 5705 7235

185 667 9795 10462

186 650 15494 16144

187 575 6799 7374

188 1201 10218 11419

189 1025 8059 9085

190 242 5693 5935

191 1829 9851 11680

192 928 3656 4584

193 1581 8717 10298

194 676 13260 13936

195 779 13689 14468

196 538 16717 17255

197 1485 7206 8691

198 1129 14197 15327

199 1083 6188 7271

200 1772 8301 10073

201 754 9251 10005

202 830 2766 3596

203 651 10359 11010

204 744 14537 15281

205 393 7132 7526

206 82 20534 20616

207 1346 4183 5529

208 255 9068 9324

209 871 1440 2311

210 2032 14254 16286

No C1 C2 Total demand

211 1575 8720 10295

212 1254 9553 10806

213 1873 12950 14824

214 1426 13846 15272

215 902 14233 15135

216 882 13363 14245

217 1072 14847 15919

218 886 8600 9486

219 1122 5553 6674

220 789 14209 14997

221 408 14272 14680

222 1077 5732 6809

223 2055 12649 14704

224 1149 10425 11574

225 250 3006 3256

226 244 9537 9781

227 1378 8042 9420

228 1512 4780 6292

229 1087 11711 12798

230 1558 7067 8625

231 652 17943 18595

232 1448 7657 9105

233 2011 8738 10750

234 918 12934 13852

235 1944 12985 14930

236 1638 12390 14028

237 670 9705 10376

238 32 14933 14966

239 1658 1792 3450

240 192 10805 10997

Page 86: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

73  

 

No C1 C2 Total demand

241 1191 8456 9648

242 247 9580 9827

243 1333 8211 9543

244 1368 13497 14865

245 905 5609 6514

246 134 8301 8435

247 1258 9605 10863

248 1775 14631 16406

249 1647 8668 10315

250 994 8618 9611

251 408 5904 6311

252 74 6601 6675

253 1139 7938 9077

254 1262 8861 10123

255 413 15091 15505

256 837 8352 9189

257 1445 9239 10684

258 557 9338 9895

259 1140 9060 10200

260 709 14127 14837

261 612 8940 9552

262 1380 4165 5544

263 1491 3450 4941

264 878 10733 11611

265 408 11350 11758

266 664 22 686

267 1862 10979 12840

268 599 6429 7028

269 1358 1606 2964

270 832 10095 10927

271 1217 15194 16411

272 628 3484 4112

No C1 C2 Total demand

273 665 8914 9579

274 773 11009 11781

275 892 18257 19149

276 1021 9352 10373

277 1265 14845 16110

278 811 13998 14808

279 623 12434 13057

280 737 168 905

281 344 11241 11585

282 1130 15498 16628

283 1260 10709 11970

284 455 6977 7432

285 1690 14170 15860

286 1900 10340 12240

287 510 6827 7338

288 1076 11250 12326

289 1435 15378 16813

290 2005 7158 9163

291 1076 11018 12093

292 1066 10655 11721

293 1432 3852 5284

294 1008 3669 4677

295 224 8479 8703

296 1449 3626 5076

297 1191 12965 14156

298 752 3469 4221

299 1923 6433 8356

300 578 7781 8359

301 114 3955 4069

302 550 7007 7557

303 1699 4890 6590

304 603 12079 12682

No C1 C2 Total demand

305 1127 12265 13392

306 1462 11333 12795

307 1734 2401 4135

308 42 5611 5653

309 1367 6271 7639

310 202 3346 3548

311 736 15269 16005

312 1544 7465 9010

313 2053 7721 9774

314 1152 10369 11521

315 1740 7251 8991

316 535 8486 9021

317 1556 2177 3733

318 410 9310 9720

319 255 9365 9620

320 1084 248 1332

321 479 9076 9554

322 783 6996 7779

323 297 3892 4189

324 1370 3448 4819

325 679 2749 3428

326 1024 7446 8471

327 1391 16852 18244

328 1252 5033 6286

329 1627 13460 15087

330 1610 5782 7392

331 900 7897 8796

332 1522 3423 4945

333 717 1110 1826

334 1582 10746 12328

335 1251 8560 9811

336 496 27042 27538

No C1 C2 Total demand

337 996 6331 7327

338 881 13978 14859

339 667 1335 2002

340 905 9708 10613

341 1010 10970 11980

342 1338 7782 9121

343 827 9022 9849

344 1044 10055 11099

345 829 12682 13511

346 600 3377 3977

347 229 15465 15694

348 1174 5242 6415

349 572 10914 11485

350 599 7925 8523

351 1799 6034 7833

352 745 10248 10993

353 794 18557 19350

354 2151 10361 12512

355 2050 11842 13892

356 271 15383 15654

357 898 8076 8973

358 1070 6160 7230

359 64 11749 11813

360 595 12903 13497

361 1111 5496 6607

362 151 7318 7468

363 864 8222 9087

364 561 8586 9147

365 1368 15233 16601

ave 998 9397 10396

stdev 487 4436 4486

Page 87: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

74  

Data kedatangan permintaan dengan fluktuasi 1%, proporsi p1=1/ = 0.5 No C1 C2 Total  demand

1 4968 5014 9983

2 4994 4970 9964

3 4950 5050 10000

4 5014 4974 9988

5 5061 4997 10058

6 5011 5026 10037

7 4934 4928 9861

8 5032 4986 10018

9 5061 5071 10132

10 5065 5086 10151

11 5043 4964 10007

12 5023 5070 10093

13 5007 5034 10042

14 4972 5033 10005

15 5055 4989 10044

16 5011 5025 10035

17 4973 5118 10091

18 4994 4962 9956

19 5080 5082 10162

20 5004 5006 10010

21 4954 5036 9989

22 5045 4992 10037

23 4979 5064 10042

24 5004 4982 9986

25 5103 4929 10032

26 4928 4951 9879

27 4973 4917 9890

28 4946 5059 10005

29 5002 5027 10030

30 5051 4982 10033

No C1 C2 Total  demand

31 4983 4962 9945

32 4947 4927 9873

33 5029 5137 10166

34 4904 5052 9955

35 4976 5045 10021

36 4981 5014 9995

37 4979 5057 10036

38 4970 4995 9966

39 5054 4927 9981

40 4915 4941 9856

41 5031 5048 10079

42 4979 4951 9930

43 5044 4963 10007

44 4945 5081 10026

45 5011 4952 9963

46 4998 4997 9995

47 5055 5081 10137

48 4998 5088 10085

49 4865 4971 9836

50 5064 5031 10096

51 5013 4942 9954

52 5000 4959 9959

53 5047 4970 10017

54 4965 4988 9953

55 5060 5015 10075

56 5002 5063 10066

57 5025 5020 10045

58 4956 4920 9876

59 4985 5064 10049

60 5087 5009 10096

No C1 C2 Total  demand

61 5018 4993 10011

62 4967 4958 9925

63 4965 4952 9917

64 5051 5059 10110

65 5025 4992 10017

66 5015 5020 10035

67 5025 5079 10103

68 5024 5070 10093

69 4978 5063 10041

70 4976 5001 9978

71 5016 5028 10043

72 4964 4990 9954

73 4973 5003 9976

74 5000 4995 9995

75 5079 5014 10093

76 4965 5052 10017

77 5010 5056 10066

78 4937 5009 9947

79 5025 5025 10050

80 5011 5022 10033

81 4882 4932 9815

82 5021 4962 9982

83 5025 5052 10077

84 5109 5040 10149

85 4984 4967 9952

86 5010 4967 9976

87 5061 5048 10109

88 5019 5007 10025

89 4996 4904 9900

90 5017 4944 9961

No C1 C2 Total  demand

91 5075 4998 10073

92 4920 4956 9876

93 5088 5072 10160

94 4883 4951 9835

95 4975 5026 10001

96 4972 4938 9910

97 5000 4926 9926

98 5006 4999 10006

99 5007 4924 9930

100 5268 5085 10354

101 5090 5011 10101

102 5022 5093 10115

103 5032 5058 10090

104 4999 5061 10061

105 4970 5000 9970

106 5009 5012 10021

107 5077 4983 10060

108 4915 5059 9974

109 5017 4984 10000

110 4934 5031 9965

111 5036 5046 10082

112 5060 5004 10064

113 5018 5001 10019

114 4877 5016 9893

115 5021 5007 10027

116 5085 4972 10057

117 4956 5087 10043

118 5103 4998 10101

119 4933 4969 9902

120 5075 4990 10065

Page 88: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

75  

No C1 C2 Total  demand

121 5002 4948 9950

122 4909 5038 9947

123 4976 5063 10039

124 5007 5035 10042

125 4979 4984 9963

126 5035 5047 10082

127 5060 4977 10037

128 5039 4998 10037

129 4997 5088 10085

130 4916 4994 9911

131 4998 4953 9951

132 5050 5120 10170

133 5055 4987 10043

134 5028 5031 10059

135 4980 4940 9920

136 5021 4944 9965

137 4986 4952 9938

138 5015 5013 10029

139 5044 5022 10066

140 5034 5044 10077

141 4984 5014 9998

142 5041 4991 10032

143 4974 4952 9926

144 5131 4974 10105

145 4965 5006 9972

146 4942 4952 9894

147 4959 5041 10001

148 5004 4966 9969

149 4950 4907 9856

150 4908 4987 9895

No C1 C2 Total  demand

151 4891 4974 9865

152 4917 5017 9934

153 4928 5059 9987

154 5070 5021 10091

155 4956 4982 9938

156 5033 5043 10076

157 4954 4990 9944

158 5005 5006 10012

159 4923 4958 9881

160 4970 5038 10008

161 5136 4926 10062

162 4965 5064 10029

163 4978 4990 9969

164 5065 5046 10111

165 4957 4955 9912

166 4960 4999 9959

167 4981 5016 9998

168 4965 5041 10006

169 4987 5051 10037

170 5018 5042 10060

171 5053 5048 10101

172 5029 5077 10105

173 5101 5068 10169

174 5093 5065 10159

175 4971 4962 9932

176 4960 5034 9994

177 4961 4943 9904

178 4933 4982 9916

179 4978 4976 9953

180 5102 5029 10131

No C1 C2 Total  demand

181 5027 5004 10031

182 5028 4921 9949

183 5096 5081 10178

184 4976 4981 9957

185 4989 5118 10108

186 5030 5033 10064

187 4999 4969 9968

188 4921 4989 9910

189 4989 4936 9924

190 5047 4997 10045

191 5029 4949 9978

192 4986 5037 10023

193 4996 4968 9964

194 4952 4997 9950

195 4963 4941 9904

196 4911 5038 9950

197 5017 4959 9976

198 4981 5028 10009

199 4996 4970 9966

200 4985 5007 9992

201 4930 5033 9962

202 5001 5037 10038

203 5020 4976 9996

204 4996 4938 9934

205 4946 4895 9841

206 5037 4958 9995

207 4996 4944 9941

208 4997 5025 10022

209 5102 4924 10026

210 5066 5126 10192

No C1 C2 Total  demand

211 4973 5117 10089

212 5032 4975 10007

213 5039 5073 10112

214 4988 4977 9966

215 4919 5065 9984

216 5030 5037 10067

217 5049 4948 9997

218 5043 4968 10011

219 4992 4954 9946

220 4935 4953 9889

221 4999 5053 10052

222 4997 5005 10002

223 5003 5020 10023

224 4986 4974 9960

225 4976 4975 9952

226 5039 4941 9980

227 5011 5029 10041

228 4968 5029 9997

229 4988 4944 9933

230 5031 5017 10048

231 4952 5008 9960

232 5065 4942 10006

233 4968 5117 10085

234 4912 4986 9898

235 4922 5035 9957

236 5022 5024 10046

237 4931 4926 9857

238 5037 4945 9982

239 4991 5026 10017

240 4986 5088 10074

Page 89: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

76  

Data kedatangan permintaan dengan fluktuasi 10%, proporsi p1=1/ = 0.5 

 

No C1 C2 Total  demand

241 5100 4931 10031

242 4996 4944 9940

243 5020 5055 10075

244 4987 4946 9933

245 5058 4934 9991

246 5067 5049 10117

247 4942 5001 9944

248 5066 4938 10004

249 5023 5074 10097

250 4987 5029 10016

251 5003 5040 10043

252 5014 4963 9978

253 4991 5004 9994

254 5035 4991 10026

255 5065 5050 10115

256 4961 4961 9922

257 4895 5064 9959

258 5074 4906 9980

259 4937 5053 9990

260 5031 4912 9943

261 4969 4912 9881

262 4980 4970 9951

263 5028 5022 10050

264 4968 4964 9932

265 5040 5015 10055

266 5072 5045 10117

267 4960 5079 10040

268 4951 5009 9960

269 5009 5016 10025

270 5078 4974 10051

271 4997 4986 9983

272 4960 4992 9952

No C1 C2 Total  demand

273 5025 5046 10071

274 5010 4944 9953

275 4967 4945 9912

276 5027 5056 10082

277 4877 4974 9851

278 4990 4883 9873

279 5050 5036 10086

280 4950 5016 9966

281 4973 5046 10020

282 5021 5068 10089

283 5005 5092 10097

284 5002 4965 9967

285 5031 4985 10016

286 4980 5019 10000

287 4932 5000 9932

288 4993 4989 9982

289 4924 5014 9938

290 4984 5027 10011

291 5034 4973 10007

292 5038 5021 10059

293 4999 4988 9987

294 5012 4995 10007

295 4947 4990 9937

296 5010 5021 10032

297 5005 5008 10013

298 5038 4998 10037

299 5005 5043 10048

300 5073 4957 10030

301 5062 5017 10079

302 5020 4928 9948

303 5031 4975 10006

304 5051 4898 9948

No C1 C2 Total  demand

305 5018 5045 10063

306 5083 5015 10098

307 4958 4950 9909

308 5006 5023 10029

309 5029 4963 9993

310 5006 4912 9918

311 5017 4976 9993

312 4992 5013 10005

313 4934 4961 9895

314 5022 5072 10094

315 5005 5030 10035

316 5055 4989 10044

317 4995 4928 9923

318 4978 4995 9973

319 4930 4923 9853

320 4976 5043 10019

321 5108 5076 10184

322 5037 5070 10107

323 5040 5091 10131

324 5057 4909 9966

325 5064 4941 10005

326 4972 5037 10009

327 4972 4973 9945

328 5019 4960 9979

329 4991 5022 10013

330 4940 4941 9881

331 5032 4993 10024

332 4938 5003 9941

333 5056 4995 10051

334 5028 5015 10043

335 4934 4963 9897

336 5055 5019 10074

No C1 C2 Total  demand

337 4982 5002 9984

338 4958 5001 9959

339 5064 4993 10057

340 5128 4974 10101

341 4935 5107 10042

342 4973 5066 10039

343 5028 4998 10026

344 4979 4983 9962

345 4999 4989 9988

346 4985 4939 9924

347 5055 4965 10020

348 5060 4995 10055

349 4959 5022 9981

350 4955 5068 10024

351 5021 5018 10039

352 5030 4980 10011

353 4979 4970 9950

354 5025 5030 10055

355 5034 5089 10123

356 5021 4948 9969

357 5049 4996 10045

358 5017 5009 10027

359 5033 4992 10025

360 5063 5028 10091

361 4986 5025 10011

362 4981 5028 10009

363 5041 4937 9978

364 5160 4916 10076

365 5052 5057 10109

ave 5004 5003 10007

stdev 51 49 73

Page 90: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

77  

No C1 C2 Total  demand

1 5346 4516 9862

2 5392 3707 9099

3 5234 5367 10601

4 4420 4669 9089

5 5221 4452 9673

6 4296 5932 10228

7 4489 4121 8611

8 4505 5130 9635

9 5073 5200 10273

10 4712 5091 9803

11 4800 4556 9356

12 3885 5931 9816

13 4680 4309 8989

14 5418 5501 10919

15 5290 4755 10044

16 5297 3729 9027

17 5453 4364 9817

18 4990 4762 9752

19 4671 5062 9732

20 4481 5061 9542

21 5388 5977 11365

22 5502 4858 10360

23 5114 5229 10343

24 5195 5711 10906

25 5346 4678 10024

26 4962 4728 9690

27 4279 5330 9609

28 4169 4520 8689

29 4529 5328 9857

30 5707 4915 10622

No C1 C2 Total  demand

31 4070 5368 9439

32 5939 4374 10313

33 5513 5620 11133

34 4456 4483 8939

35 6144 3516 9660

36 4710 5157 9867

37 4788 5110 9898

38 4997 5184 10180

39 4533 5475 10008

40 5295 4423 9717

41 5174 4918 10092

42 5499 4492 9991

43 4199 5457 9655

44 4913 5007 9920

45 4671 4917 9588

46 4872 4383 9255

47 4548 5820 10368

48 4989 5135 10124

49 4535 4699 9234

50 3867 4786 8653

51 4526 5055 9580

52 4538 5007 9545

53 5350 4157 9507

54 5071 4172 9243

55 4059 5877 9936

56 4134 5125 9259

57 4354 5209 9563

58 6051 5330 11381

59 5235 5065 10299

60 5002 5492 10495

No C1 C2 Total  demand

61 5612 5320 10932

62 5560 5187 10747

63 5689 5736 11425

64 4333 4212 8545

65 4739 4667 9407

66 5648 5568 11216

67 5110 4268 9377

68 3959 5401 9361

69 5697 5307 11004

70 4559 6649 11208

71 4738 4728 9466

72 4585 4949 9534

73 4691 4678 9369

74 5412 4459 9872

75 4881 5157 10038

76 4916 4870 9787

77 5911 4393 10304

78 4924 4601 9525

79 5076 5139 10215

80 5438 5052 10489

81 3824 4649 8473

82 5305 5082 10387

83 5177 4314 9491

84 4426 4669 9094

85 4677 4938 9614

86 5516 5120 10636

87 4711 5760 10471

88 4807 4510 9317

89 5161 5014 10175

90 4413 5029 9442

No C1 C2 Total  demand

91 5553 4852 10405

92 5524 4902 10426

93 3838 3653 7491

94 4761 6317 11078

95 4505 5488 9993

96 5058 4734 9793

97 5006 4530 9536

98 4502 5180 9683

99 4967 5444 10411

100 5109 4997 10106

101 5703 5093 10796

102 5635 4684 10318

103 5059 3714 8773

104 5414 4460 9874

105 4440 5393 9834

106 4823 5455 10278

107 3421 5957 9378

108 4957 5377 10334

109 4749 6019 10768

110 4903 5466 10369

111 5124 5035 10159

112 5247 4808 10055

113 5042 5172 10214

114 4650 4838 9488

115 4385 4789 9174

116 5595 5069 10664

117 5549 4481 10030

118 4630 4862 9492

119 4254 5343 9597

120 5202 4892 10094

Page 91: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

78  

No C1 C2 Total  demand

121 4802 5210 10012

122 4400 4751 9151

123 4551 4929 9481

124 5242 5087 10329

125 4054 5521 9575

126 4064 5412 9477

127 5286 5425 10710

128 5317 4440 9757

129 5006 6105 11111

130 4012 5278 9290

131 5071 5285 10356

132 5018 5034 10052

133 6744 4079 10823

134 5636 5788 11424

135 4797 5252 10049

136 4964 4632 9595

137 5076 4249 9325

138 5401 4686 10086

139 4803 5627 10431

140 4669 5416 10086

141 4813 5420 10234

142 4848 5632 10481

143 4934 4353 9287

144 5716 4375 10091

145 5155 4987 10142

146 4545 5646 10191

147 5797 4400 10197

148 5154 4586 9741

149 4751 3849 8601

150 5320 4320 9640

No C1 C2 Total  demand

151 5023 5292 10315

152 5469 5235 10704

153 5701 4846 10547

154 4631 5085 9715

155 4357 5112 9469

156 5558 5843 11401

157 5124 5000 10124

158 4753 5175 9928

159 5766 4738 10504

160 5510 4869 10378

161 3509 4912 8422

162 5181 4404 9585

163 5190 5727 10916

164 5144 5247 10391

165 5955 5727 11683

166 6349 5467 11816

167 5023 4650 9674

168 6056 4774 10830

169 5057 5090 10148

170 4811 4785 9596

171 5538 4292 9830

172 5429 5205 10634

173 4786 4657 9443

174 5580 5211 10792

175 5217 5559 10777

176 4317 4886 9202

177 5427 4658 10085

178 4594 4282 8876

179 4885 5632 10517

180 5408 4029 9438

No C1 C2 Total  demand

181 4986 5434 10420

182 5813 5140 10954

183 4518 4737 9255

184 5001 5463 10465

185 5214 4777 9991

186 5352 5054 10406

187 5993 4784 10777

188 5058 4718 9776

189 5028 4285 9313

190 6080 4867 10947

191 5109 5859 10968

192 5492 4950 10442

193 4811 5193 10004

194 4559 5224 9783

195 4958 4662 9620

196 6009 5464 11473

197 5435 6069 11504

198 5037 6022 11059

199 4758 5253 10011

200 5550 5064 10615

201 5312 4525 9837

202 4828 5207 10035

203 5535 5548 11083

204 4881 5106 9987

205 5168 5633 10802

206 3767 5179 8946

207 4622 5056 9678

208 5038 4869 9907

209 4686 5344 10031

210 3925 5128 9053

No C1 C2 Total  demand

211 5228 5444 10672

212 4440 5583 10023

213 4938 4613 9551

214 5874 4527 10401

215 5865 4387 10252

216 4377 4636 9013

217 5074 5107 10181

218 4042 4683 8725

219 4330 5511 9841

220 4482 4744 9227

221 5363 5141 10504

222 4891 4623 9514

223 5480 5070 10550

224 4945 4620 9565

225 5092 4574 9666

226 5574 6001 11575

227 5176 4466 9642

228 6047 5425 11472

229 5172 5489 10660

230 4828 5350 10178

231 4840 4654 9494

232 4915 5082 9997

233 4909 4464 9373

234 4516 5210 9727

235 5087 4661 9748

236 5162 5470 10633

237 5402 4643 10044

238 4868 5154 10022

239 4987 6136 11123

240 4865 5308 10173

Page 92: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

79  

 

No C1 C2 Total  demand

241 5515 4689 10204

242 4776 5916 10692

243 5462 5192 10654

244 5195 5190 10385

245 4873 5485 10358

246 4884 4683 9567

247 4643 5730 10373

248 5516 5487 11003

249 4632 5165 9796

250 4864 5044 9907

251 5153 5850 11003

252 4860 5386 10247

253 4936 4133 9069

254 4988 5081 10068

255 4658 4105 8763

256 4631 4404 9035

257 4782 4045 8827

258 5769 4884 10653

259 5252 5294 10547

260 4709 5038 9747

261 5314 3998 9312

262 5655 5407 11062

263 5336 4662 9998

264 5393 5070 10462

265 5110 4521 9630

266 4435 5049 9485

267 4429 5613 10041

268 4767 5224 9991

269 5004 5202 10207

270 4584 5240 9824

271 4645 4610 9255

272 5116 5140 10257

No C1 C2 Total  demand

273 4187 4930 9117

274 5635 4924 10559

275 5484 5522 11006

276 5192 4670 9862

277 5261 4465 9725

278 4948 5201 10149

279 5353 5241 10594

280 5285 4305 9590

281 5929 4805 10734

282 4649 5813 10462

283 5196 4466 9663

284 4673 5019 9692

285 5509 4601 10110

286 5174 4437 9611

287 5446 4994 10440

288 4957 4364 9321

289 5851 5008 10859

290 5193 4422 9615

291 4265 5352 9616

292 5439 5782 11221

293 5062 6155 11217

294 4290 6301 10591

295 5631 4611 10242

296 5414 4652 10066

297 5470 4796 10266

298 5202 4693 9895

299 5088 4348 9436

300 5148 4927 10075

301 5164 4942 10106

302 4399 4561 8960

303 5203 4881 10084

304 5467 5357 10823

No C1 C2 Total  demand

305 4058 4813 8870

306 5018 4267 9285

307 5128 5023 10150

308 5267 5191 10458

309 5552 5054 10607

310 5433 4880 10314

311 5242 4962 10203

312 4970 5878 10848

313 5285 4099 9383

314 6252 5570 11822

315 4543 5060 9603

316 4005 4796 8801

317 4858 5572 10430

318 5433 5709 11142

319 5699 4549 10248

320 4667 5223 9890

321 4909 4877 9785

322 4756 4248 9004

323 4397 5236 9634

324 5402 3481 8883

325 5225 4325 9550

326 4803 5078 9881

327 5233 5452 10686

328 4436 5584 10020

329 4897 4495 9392

330 4550 5145 9696

331 5505 5488 10993

332 5736 4976 10713

333 4530 5480 10010

334 4811 5379 10190

335 4787 5598 10385

336 5090 4931 10021

No C1 C2 Total  demand

337 5117 4960 10077

338 6257 5251 11508

339 5704 4881 10585

340 5221 5442 10663

341 5092 4797 9889

342 5237 5510 10747

343 5103 5032 10134

344 5234 6107 11340

345 4269 4861 9131

346 4359 4951 9310

347 4363 5903 10267

348 4653 4427 9080

349 5214 5236 10451

350 4984 4614 9599

351 4815 5013 9828

352 4952 5525 10477

353 4855 5619 10474

354 4677 5858 10535

355 4276 5094 9370

356 5287 5274 10561

357 5540 5098 10638

358 5270 5928 11198

359 4832 5559 10391

360 4621 4654 9275

361 4724 5019 9744

362 4537 4402 8940

363 5422 5307 10730

364 5841 4525 10367

365 4747 5637 10383

ave 5015 5020 10034

stdev 506 514 673

Page 93: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

80  

Data kedatangan permintaan dengan fluktuasi 50%, proporsi p1=1/ = 0.5 

 

No C1 C2 Total  demand

1 5519 5537 11057

2 1697 5137 6834

3 9587 8478 18065

4 6915 2447 9362

5 5604 5295 10899

6 7383 4674 12057

7 3279 7628 10907

8 5700 6700 12401

9 3498 8093 11591

10 6486 8757 15242

11 4422 254 4676

12 6175 7616 13792

13 1751 4645 6395

14 536 7241 7778

15 6179 4862 11041

16 2808 195 3003

17 3898 6443 10341

18 7092 4497 11590

19 5454 2047 7501

20 6215 4964 11179

21 5705 7072 12778

22 7271 5507 12778

23 4373 6526 10899

24 1828 5414 7242

25 9480 4051 13531

26 695 2587 3282

27 5917 5083 11000

28 4039 6025 10065

29 2220 4969 7188

30 3530 2802 6332

No C1 C2 Total  demand

31 3258 8692 11950

32 1222 4637 5859

33 6079 5541 11620

34 5392 9908 15300

35 5346 3476 8822

36 1943 6454 8397

37 5847 6139 11986

38 5823 4826 10648

39 1283 7921 9204

40 5766 4362 10128

41 4272 6553 10826

42 3154 2917 6071

43 5444 4465 9909

44 5272 3784 9056

45 3636 3717 7353

46 5576 8126 13701

47 8288 1583 9871

48 3582 2647 6229

49 7268 6888 14155

50 6939 3905 10844

51 10651 3094 13745

52 3237 4629 7865

53 7845 7959 15804

54 3557 4615 8172

55 3066 2286 5351

56 2488 4349 6837

57 7514 5830 13344

58 5223 2483 7707

59 9894 5971 15865

60 3787 2794 6581

No C1 C2 Total  demand

61 2854 3537 6391

62 6686 1909 8596

63 3731 2800 6531

64 89 2245 2334

65 1303 5296 6600

66 6668 5697 12365

67 5146 8031 13176

68 5156 1425 6581

69 6790 6253 13043

70 2244 991 3236

71 7207 5424 12632

72 6668 700 7368

73 5090 5805 10895

74 5486 2806 8292

75 5206 113 5319

76 558 257 815

77 4957 6476 11433

78 4711 3916 8627

79 4224 5116 9340

80 3874 2429 6303

81 4365 4764 9129

82 6218 584 6803

83 254 7772 8026

84 7092 9919 17011

85 5523 5559 11083

86 868 3531 4399

87 4449 1270 5719

88 5574 3554 9129

89 1516 8436 9952

90 4793 5807 10600

No C1 C2 Total  demand

91 4614 7528 12143

92 5245 1328 6573

93 4982 4707 9688

94 4540 5096 9635

95 10210 959 11168

96 5122 1356 6478

97 1793 1574 3367

98 7941 1352 9293

99 2507 1427 3933

100 4403 5279 9682

101 1510 7988 9498

102 3786 5504 9289

103 7374 461 7835

104 2693 5946 8639

105 4057 8639 12697

106 8819 1529 10348

107 267 5255 5523

108 3013 2628 5641

109 7112 4579 11691

110 5274 2690 7965

111 5146 7922 13068

112 3601 8155 11756

113 4372 2945 7317

114 7019 5119 12138

115 1651 4197 5849

116 3863 4179 8043

117 1841 4008 5849

118 2605 1161 3766

119 6502 7901 14403

120 4471 4282 8754

Page 94: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

81  

 

No C1 C2 Total  demand

121 8049 9198 17248

122 4761 5568 10329

123 4424 3691 8115

124 2447 8704 11151

125 8302 4312 12614

126 9212 5239 14450

127 5539 3361 8899

128 7046 8188 15234

129 1777 3488 5264

130 2776 6070 8846

131 406 2708 3114

132 3648 4041 7689

133 3018 7303 10321

134 5222 5566 10789

135 3367 7551 10918

136 6714 5535 12249

137 5801 6861 12662

138 4285 6468 10754

139 1392 6205 7598

140 3507 7279 10786

141 7590 4689 12279

142 2968 5871 8839

143 5300 7110 12410

144 7117 6725 13843

145 2693 2990 5683

146 3475 4384 7860

147 8438 1840 10279

148 8842 7182 16024

149 3866 7743 11610

150 3935 8351 12286

No C1 C2 Total  demand

151 6209 4737 10947

152 3717 3602 7319

153 5020 3475 8495

154 938 6433 7371

155 5256 3386 8643

156 4627 3687 8315

157 7327 6682 14009

158 4250 4749 8998

159 3023 3909 6932

160 7158 6068 13226

161 4613 4679 9292

162 7109 4031 11140

163 11482 5435 16917

164 8044 5816 13861

165 3820 4072 7892

166 5494 6942 12436

167 582 3069 3650

168 9795 5843 15638

169 1604 1431 3035

170 8414 5669 14082

171 9529 3017 12546

172 5537 9275 14811

173 7155 1323 8477

174 2911 1293 4204

175 4615 4683 9298

176 2455 4883 7338

177 2050 4783 6832

178 3028 10005 13033

179 4907 4631 9538

180 8410 4193 12602

No C1 C2 Total  demand

181 6112 2229 8340

182 4927 1749 6676

183 5633 3188 8821

184 5506 9537 15042

185 2859 2670 5529

186 6135 3927 10062

187 6860 11005 17865

188 7487 5736 13223

189 2709 4773 7482

190 2599 6462 9062

191 6665 2568 9233

192 2639 7379 10018

193 5143 4442 9585

194 6772 6595 13367

195 2692 5953 8644

196 665 4469 5134

197 1542 5746 7288

198 5804 936 6740

199 7061 7332 14392

200 10748 9834 20582

201 5151 5257 10408

202 4412 8053 12465

203 3527 8402 11929

204 6035 4839 10874

205 4134 7830 11964

206 6200 11324 17525

207 9545 5137 14682

208 3617 3203 6820

209 5916 6596 12513

210 5732 2771 8503

No C1 C2 Total  demand

211 1342 7176 8518

212 6198 1073 7272

213 1758 4551 6309

214 379 1000 1378

215 5363 2511 7874

216 3134 7155 10289

217 3459 6740 10199

218 6135 4520 10655

219 3823 7104 10926

220 9059 3092 12151

221 4598 6707 11305

222 2681 8452 11133

223 7516 3073 10589

224 2563 3347 5910

225 6987 7290 14277

226 579 1861 2440

227 11353 7617 18970

228 6797 6029 12826

229 6522 78 6600

230 3460 3557 7017

231 1544 7935 9479

232 5730 2885 8615

233 6717 5923 12640

234 6057 4254 10311

235 7838 5639 13477

236 2671 2616 5288

237 6720 6388 13109

238 3096 1583 4679

239 6153 3278 9431

240 7181 5543 12724

Page 95: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

82  

 

 

 

No C1 C2 Total  demand

241 2901 5504 8405

242 4169 5827 9996

243 3147 5987 9134

244 7459 6779 14238

245 1612 3707 5319

246 6387 4185 10572

247 4555 6459 11013

248 8008 5650 13657

249 1009 7996 9004

250 3704 5801 9505

251 6184 309 6493

252 5099 4175 9274

253 5547 2001 7549

254 6147 7095 13241

255 8930 4936 13867

256 6390 2982 9372

257 6281 1997 8279

258 4423 4212 8635

259 2293 5944 8237

260 3082 2996 6079

261 1334 3400 4734

262 5019 6823 11842

263 2286 2266 4552

264 3803 3721 7525

265 5800 5943 11743

266 4287 5338 9625

267 8026 2132 10158

268 9415 6664 16079

269 6563 6524 13087

270 7023 2655 9678

271 8303 4232 12536

272 9554 5024 14578

No C1 C2 Total  demand

273 3492 3838 7330

274 3572 5399 8971

275 7043 4745 11788

276 2034 3606 5640

277 6028 5571 11598

278 6864 7044 13908

279 7775 8736 16511

280 7577 5348 12925

281 8506 2991 11497

282 6403 3189 9592

283 5908 1137 7045

284 4704 3040 7743

285 2471 3914 6385

286 3998 3520 7519

287 3443 4990 8432

288 4334 4184 8518

289 6669 5113 11782

290 6358 2272 8630

291 5561 5188 10749

292 6587 7376 13963

293 2867 3783 6650

294 6540 6987 13527

295 1747 7923 9671

296 3040 6263 9302

297 180 5582 5762

298 2789 5160 7949

299 6641 4155 10796

300 1754 7240 8994

301 5596 4018 9614

302 6818 3279 10098

303 6809 3018 9826

304 6128 4162 10290

No C1 C2 Total  demand

305 4197 1390 5587

306 1288 8200 9489

307 7932 6599 14531

308 4532 4039 8572

309 4110 4421 8531

310 7160 3057 10217

311 3704 4000 7704

312 1286 3465 4751

313 3374 2596 5970

314 9690 2909 12599

315 3388 2578 5966

316 7321 7314 14635

317 2893 4779 7672

318 3406 4465 7871

319 7289 3701 10990

320 4732 7321 12053

321 4818 389 5207

322 5443 5822 11265

323 5629 278 5906

324 7012 2681 9693

325 2010 4587 6597

326 6780 7284 14064

327 5006 8492 13499

328 1730 2651 4382

329 7550 3708 11258

330 5514 1444 6958

331 2365 3221 5586

332 4655 8056 12711

333 2473 3452 5924

334 8797 4643 13440

335 2377 5444 7821

336 5015 9567 14581

No C1 C2 Total  demand

337 818 6561 7379

338 3981 2962 6944

339 8019 492 8511

340 7275 5405 12680

341 3478 2460 5938

342 7335 6348 13683

343 9117 504 9620

344 2442 6746 9188

345 4979 9733 14712

346 679 2238 2917

347 7922 8541 16462

348 7575 2495 10071

349 3727 7664 11391

350 8479 4588 13067

351 4279 4920 9199

352 7060 941 8001

353 4530 4642 9172

354 5447 6661 12108

355 6380 6350 12730

356 532 7341 7872

357 1902 2546 4449

358 7198 5004 12202

359 3202 5645 8847

360 4294 9411 13705

361 863 4261 5124

362 10746 5932 16677

363 1418 6172 7590

364 5540 4317 9857

365 6868 4840 11708

ave 4930 4848 9777

stdev 2380 2279 3325

Page 96: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

83  

Data kedatangan permintaan dengan fluktuasi 1%, proporsi p1=1/ = 0.9 

No C1 C2 Total  demand

1 8999 998 9997

2 9076 994 10070

3 8950 997 9947

4 9047 993 10040

5 8902 1014 9915

6 8986 991 9977

7 8953 988 9942

8 8865 998 9863

9 8933 1005 9938

10 8946 1004 9951

11 8962 1019 9981

12 9037 1011 10048

13 8958 982 9940

14 8997 1000 9997

15 9111 995 10106

16 8981 1004 9985

17 9072 1006 10078

18 9122 1004 10126

19 8873 997 9870

20 9031 1001 10032

21 8955 1001 9955

22 8937 1004 9942

23 8910 1012 9922

24 9215 976 10191

25 8713 1006 9719

26 8926 1004 9930

27 8909 985 9895

28 8957 999 9956

29 8916 985 9901

30 9202 1015 10217

No C1 C2 Total  demand

31 9044 1003 10047

32 9055 995 10050

33 8840 1005 9845

34 9050 987 10037

35 9037 1002 10039

36 8914 1006 9920

37 8954 995 9949

38 8932 1006 9938

39 8827 990 9817

40 9064 978 10042

41 8888 994 9883

42 8798 995 9793

43 8927 1011 9938

44 8922 997 9918

45 8892 1002 9893

46 8991 1002 9994

47 8968 992 9960

48 8996 991 9987

49 8939 996 9935

50 8959 999 9958

51 8913 1003 9916

52 8950 991 9941

53 9136 1003 10139

54 9026 1008 10034

55 8941 995 9936

56 8935 1012 9947

57 8942 983 9926

58 9051 1001 10052

59 9163 1016 10179

60 8946 977 9922

No C1 C2 Total  demand

61 9188 1005 10193

62 8844 995 9839

63 9013 993 10006

64 9035 997 10031

65 9060 1004 10064

66 9144 1005 10149

67 9015 1015 10031

68 8999 1005 10005

69 8996 1002 9998

70 8930 1004 9934

71 8984 1009 9993

72 9013 1017 10031

73 8953 1020 9972

74 9149 996 10145

75 8848 1001 9849

76 8889 1007 9896

77 9116 1010 10126

78 8782 995 9777

79 8992 1008 10001

80 9018 996 10013

81 9074 993 10067

82 9138 1012 10150

83 8950 1000 9950

84 9132 1001 10133

85 8957 977 9935

86 9016 1002 10018

87 9231 1007 10238

88 8952 1003 9955

89 9081 1017 10099

90 8886 1018 9904

No C1 C2 Total  demand

91 9088 993 10081

92 9148 986 10134

93 9118 993 10111

94 9124 996 10120

95 8988 997 9985

96 8876 988 9864

97 8930 1015 9945

98 9186 999 10184

99 9087 996 10083

100 8995 1002 9997

101 9010 1006 10016

102 8842 995 9837

103 9110 1000 10111

104 9011 998 10009

105 9070 998 10068

106 8982 1023 10005

107 8892 1002 9893

108 9100 1001 10102

109 9014 1001 10015

110 9054 1010 10063

111 9038 1004 10042

112 9020 1000 10021

113 8832 998 9831

114 8918 992 9909

115 8979 997 9977

116 9128 999 10127

117 9023 997 10020

118 9146 998 10143

119 8909 996 9906

120 8880 990 9870

Page 97: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

84  

No C1 C2 Total  demand

121 8910 981 9891

122 8906 1000 9906

123 9041 1002 10043

124 9106 989 10095

125 9022 1001 10023

126 9122 1012 10134

127 9047 1014 10061

128 8938 989 9927

129 8866 1015 9881

130 8924 1000 9924

131 9013 1010 10022

132 8855 1005 9861

133 9116 1020 10137

134 9051 990 10040

135 9018 987 10005

136 8996 979 9975

137 9012 989 10001

138 9036 989 10024

139 9157 1001 10158

140 8873 991 9864

141 9004 1003 10007

142 9026 1001 10027

143 8921 1013 9934

144 8854 1002 9855

145 9022 1005 10028

146 8974 996 9970

147 9066 1011 10077

148 9075 1007 10082

149 8990 1002 9992

150 9166 1009 10175

No C1 C2 Total  demand

151 8953 1006 9958

152 8924 1007 9931

153 9079 1003 10081

154 9010 995 10005

155 9040 1002 10041

156 9062 1003 10064

157 8935 1004 9940

158 9057 1010 10067

159 8987 994 9981

160 9229 999 10228

161 9153 1008 10161

162 9112 1001 10113

163 8894 996 9890

164 8961 994 9956

165 8998 1013 10011

166 9041 1007 10048

167 8988 1020 10008

168 9064 1006 10071

169 9036 995 10030

170 9074 995 10069

171 8979 989 9968

172 9003 1021 10023

173 9049 996 10045

174 8880 1017 9897

175 8864 994 9857

176 8910 1006 9915

177 8912 1002 9914

178 9076 1010 10087

179 9109 998 10107

180 8934 988 9922

No C1 C2 Total  demand

181 8877 1011 9888

182 8945 1000 9945

183 9064 983 10047

184 9095 989 10084

185 8957 1009 9966

186 9106 995 10100

187 8950 1010 9960

188 8980 1006 9987

189 9008 981 9989

190 9001 995 9997

191 9020 997 10016

192 9096 1001 10097

193 9014 999 10013

194 8941 980 9920

195 8919 1022 9941

196 9017 999 10016

197 9071 995 10066

198 9065 1014 10079

199 8930 988 9918

200 8989 1024 10013

201 8907 1017 9925

202 9110 1005 10114

203 9016 1021 10037

204 8879 991 9870

205 9026 992 10019

206 9168 1007 10175

207 8878 1013 9892

208 9063 1002 10065

209 8984 998 9982

210 9017 1024 10040

No C1 C2 Total  demand

211 9016 1002 10018

212 8867 987 9854

213 8933 1004 9937

214 9114 995 10109

215 9037 984 10021

216 9141 998 10139

217 8944 1001 9945

218 9036 1023 10059

219 8947 988 9936

220 9099 1006 10106

221 9058 995 10052

222 9057 1002 10060

223 9083 1005 10088

224 8787 991 9777

225 9024 1005 10029

226 8974 1022 9996

227 9047 1008 10054

228 8922 996 9917

229 9070 996 10066

230 8934 1001 9935

231 8979 1023 10002

232 8943 1003 9945

233 8905 1013 9918

234 9110 989 10099

235 9088 1008 10096

236 9111 1017 10128

237 8938 984 9922

238 8993 1008 10002

239 9090 1002 10092

240 8967 993 9961

Page 98: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

85  

 

 

 

No C1 C2 Total  demand

241 8897 996 9893

242 9063 1004 10066

243 9120 1016 10136

244 8953 993 9946

245 8907 1005 9912

246 8953 992 9945

247 9116 1020 10136

248 8785 987 9772

249 8946 1001 9946

250 8948 1001 9949

251 9040 987 10027

252 8944 1006 9949

253 9028 997 10025

254 8967 986 9953

255 9028 992 10020

256 8949 1004 9953

257 9087 1018 10105

258 8952 990 9942

259 9108 1009 10117

260 9064 1008 10072

261 8804 996 9800

262 9054 1006 10060

263 8955 1003 9958

264 9016 1008 10024

265 9065 1006 10070

266 9036 991 10027

267 9103 995 10097

268 8909 996 9905

269 8904 1014 9918

270 8933 984 9916

271 9044 1001 10045

272 8895 990 9884

No C1 C2 Total  demand

273 8809 993 9802

274 8956 996 9952

275 8942 989 9931

276 8872 1014 9887

277 9034 979 10013

278 8961 998 9959

279 8913 1002 9915

280 8941 989 9930

281 9187 992 10179

282 8866 1008 9874

283 9070 1000 10070

284 9132 1005 10137

285 8998 1001 9999

286 9046 996 10042

287 8936 1000 9936

288 8916 1003 9919

289 8822 1002 9825

290 9117 1013 10130

291 8940 994 9933

292 8793 1006 9798

293 9011 980 9991

294 8953 1005 9959

295 9219 1000 10219

296 8979 991 9970

297 8914 1007 9921

298 9151 1018 10168

299 9032 994 10025

300 8946 994 9941

301 8972 991 9963

302 8945 1005 9950

303 9066 1003 10069

304 9099 988 10088

No C1 C2 Total  demand

305 9113 1009 10122

306 8889 996 9884

307 8947 1008 9955

308 9049 999 10048

309 8855 1018 9873

310 8942 992 9934

311 9126 992 10118

312 9009 1010 10019

313 8867 1010 9877

314 8935 993 9928

315 8924 990 9914

316 8960 1001 9961

317 8917 995 9911

318 8999 987 9986

319 9048 1003 10051

320 9086 988 10073

321 9198 1004 10202

322 8817 993 9810

323 9020 993 10013

324 9084 1012 10095

325 9179 995 10174

326 8984 1011 9995

327 8956 1006 9963

328 8991 1010 10000

329 9012 991 10003

330 8990 995 9985

331 8968 1000 9968

332 9075 1005 10080

333 9011 1001 10012

334 8850 1027 9877

335 8797 987 9783

336 8864 999 9862

No C1 C2 Total  demand

337 9020 1000 10020

338 9125 998 10123

339 9109 1003 10112

340 9035 988 10023

341 8932 987 9919

342 9060 984 10044

343 8978 1004 9983

344 8972 1017 9990

345 8938 999 9937

346 9118 981 10099

347 9075 1010 10085

348 8878 987 9866

349 8857 997 9854

350 9114 994 10107

351 9088 988 10077

352 8849 1003 9852

353 9014 1020 10034

354 8972 1012 9985

355 9159 1024 10182

356 8937 1016 9953

357 8983 999 9982

358 9191 1007 10197

359 9120 1015 10135

360 8863 990 9853

361 8904 1014 9918

362 9058 1004 10062

363 9014 1008 10022

364 8984 995 9979

365 9074 1010 10084

ave 8997 1001 9998

stdev 93 10 94

Page 99: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

86  

Data kedatangan permintaan dengan fluktuasi 10%, proporsi p1=1/ = 0.9 No C1 C2 Total  demand

1 8944 992 9935

2 9363 1175 10538

3 10363 994 11357

4 9863 1190 11053

5 9918 1079 10997

6 8993 1044 10037

7 9091 1110 10201

8 9417 1064 10481

9 8218 915 9133

10 8117 1065 9181

11 8570 971 9541

12 8646 760 9406

13 8334 1091 9425

14 9835 1085 10920

15 8583 1059 9642

16 8951 995 9946

17 7756 1078 8834

18 8888 945 9833

19 7735 1026 8761

20 9395 975 10370

21 10540 1018 11558

22 10509 1013 11522

23 9812 857 10669

24 10106 1094 11199

25 9012 1128 10140

26 8131 957 9088

27 7898 1050 8948

28 9346 929 10275

29 10613 981 11594

30 9255 1088 10343

No C1 C2 Total  demand

31 8377 832 9209

32 7683 784 8466

33 9085 824 9909

34 8827 1078 9905

35 7355 1078 8433

36 9083 1013 10096

37 7913 846 8759

38 8700 932 9632

39 8802 1012 9814

40 7444 1007 8450

41 9748 871 10619

42 8635 1161 9795

43 9150 1153 10303

44 10386 908 11294

45 8593 1101 9693

46 8410 861 9271

47 10044 1206 11250

48 8251 651 8902

49 10055 1027 11083

50 9559 1107 10667

51 8966 902 9868

52 10147 1072 11219

53 8596 1110 9706

54 8999 1188 10186

55 9536 1013 10549

56 10887 946 11833

57 8834 1020 9854

58 10119 1064 11183

59 8331 819 9149

60 7892 1110 9002

No C1 C2 Total  demand

61 7343 1028 8371

62 8741 807 9548

63 10962 919 11881

64 9237 1040 10278

65 9813 1201 11014

66 9080 1020 10100

67 7926 1171 9098

68 8359 908 9268

69 9117 929 10046

70 8408 1197 9605

71 9394 922 10317

72 10919 807 11726

73 8959 1090 10049

74 9885 1097 10983

75 8240 817 9057

76 8747 1147 9894

77 9798 997 10795

78 9238 978 10216

79 8826 959 9785

80 9593 990 10583

81 9926 1119 11045

82 9267 940 10207

83 9551 1020 10571

84 9425 957 10382

85 9816 922 10738

86 8611 916 9527

87 9818 1040 10858

88 8697 1047 9744

89 10174 862 11036

90 9305 1148 10453

No C1 C2 Total  demand

91 8425 930 9355

92 10572 926 11498

93 9057 1016 10073

94 7872 1236 9108

95 8416 768 9184

96 8901 1071 9972

97 8746 981 9727

98 6986 906 7892

99 8703 1072 9775

100 9281 1085 10366

101 8654 1061 9715

102 9879 1114 10993

103 9037 855 9892

104 7992 1134 9125

105 9257 1024 10281

106 9762 1148 10909

107 6669 963 7632

108 9187 991 10178

109 8512 973 9484

110 8544 887 9431

111 10126 815 10942

112 9122 978 10100

113 10125 916 11041

114 9317 773 10090

115 8897 1052 9949

116 8644 1092 9736

117 9466 1063 10529

118 10156 896 11053

119 6874 1135 8009

120 9153 1045 10198

Page 100: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

87  

No C1 C2 Total  demand

121 9301 1028 10328

122 9124 1017 10142

123 10491 1020 11510

124 8316 1086 9402

125 9282 882 10164

126 8934 983 9916

127 8243 1002 9245

128 8925 973 9898

129 10994 981 11975

130 10191 1045 11236

131 10106 889 10995

132 9364 1129 10493

133 9953 961 10913

134 8586 1063 9649

135 9153 1176 10330

136 10127 1115 11242

137 8277 1020 9296

138 8817 820 9636

139 9417 1065 10483

140 9423 1004 10427

141 9067 1025 10092

142 8609 964 9572

143 9300 1163 10464

144 9970 984 10954

145 9178 844 10022

146 8686 1090 9776

147 8264 1006 9269

148 9002 992 9995

149 8749 1160 9910

150 8176 1003 9179

No C1 C2 Total  demand

151 9259 999 10258

152 10058 1211 11269

153 10549 935 11483

154 9973 1025 10998

155 10454 988 11442

156 8259 1023 9282

157 9382 1006 10388

158 9522 1108 10630

159 8664 979 9643

160 8412 1040 9452

161 11741 1150 12892

162 8534 994 9528

163 9411 892 10303

164 9209 995 10204

165 9155 952 10107

166 8908 897 9806

167 9906 972 10878

168 8920 1039 9959

169 10521 1094 11615

170 10192 928 11121

171 9832 912 10744

172 7982 964 8946

173 8857 1014 9871

174 8185 1286 9471

175 8720 1034 9755

176 9401 898 10299

177 7931 1112 9044

178 8758 1058 9815

179 8863 919 9782

180 7377 839 8217

No C1 C2 Total  demand

181 8946 1074 10020

182 9422 1070 10492

183 8663 930 9593

184 8743 964 9706

185 10101 817 10919

186 9696 933 10629

187 9768 986 10754

188 8976 884 9860

189 8040 984 9023

190 9269 1017 10287

191 9397 879 10277

192 8328 1045 9373

193 8934 1088 10022

194 8560 931 9491

195 9307 802 10109

196 10544 863 11406

197 8062 937 8999

198 9047 995 10042

199 9661 1004 10665

200 9798 764 10563

201 8169 948 9117

202 9029 1128 10157

203 10431 1101 11533

204 9354 1079 10433

205 7779 883 8662

206 10108 1062 11169

207 8500 944 9444

208 9707 917 10625

209 8737 1157 9894

210 8673 813 9485

No C1 C2 Total  demand

211 9029 856 9885

212 7949 1118 9067

213 9451 1010 10461

214 8868 893 9761

215 8677 1037 9714

216 10497 1020 11517

217 7790 1106 8897

218 9177 807 9984

219 10875 941 11817

220 10419 991 11409

221 9498 1133 10631

222 8919 1033 9952

223 9009 1032 10042

224 9141 1029 10169

225 7865 1092 8957

226 7755 1153 8908

227 9174 907 10080

228 9145 1078 10223

229 8796 926 9722

230 8560 1110 9670

231 8164 903 9066

232 9451 1063 10514

233 10021 1110 11131

234 9032 1045 10077

235 8905 787 9692

236 8421 884 9305

237 9499 1014 10513

238 7155 801 7956

239 10283 1074 11357

240 9662 938 10600

Page 101: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

88  

 

 

 

No C1 C2 Total  demand

241 10209 999 11208

242 10250 960 11211

243 9453 1022 10475

244 8277 1080 9357

245 10330 1283 11613

246 7378 1051 8430

247 8130 1102 9232

248 8297 989 9286

249 10040 1011 11051

250 9108 1057 10166

251 9929 1100 11029

252 9505 917 10422

253 8150 977 9126

254 7781 1129 8910

255 9268 1037 10304

256 8318 1042 9360

257 8408 1035 9443

258 9732 1078 10811

259 8315 894 9209

260 9015 907 9922

261 8591 1039 9631

262 8149 926 9075

263 8541 1087 9629

264 9315 1041 10357

265 9427 946 10373

266 8308 996 9305

267 9434 904 10337

268 8358 929 9287

269 9447 1007 10454

270 9386 882 10267

271 8378 1023 9401

272 10888 836 11724

No C1 C2 Total  demand

273 10055 1040 11096

274 9651 1010 10661

275 8069 969 9037

276 7398 893 8290

277 8365 943 9308

278 9148 928 10077

279 9514 1039 10553

280 9248 1095 10343

281 8317 1093 9410

282 7047 972 8019

283 9420 906 10325

284 8330 994 9324

285 8984 1087 10071

286 9930 784 10715

287 8168 1001 9168

288 10569 837 11406

289 10398 1098 11496

290 9340 947 10287

291 8241 1035 9276

292 8099 975 9075

293 7133 970 8103

294 10663 943 11605

295 9756 1020 10776

296 10616 1035 11651

297 10224 938 11162

298 10765 1012 11776

299 9939 1139 11078

300 8093 1005 9097

301 9156 878 10034

302 8896 829 9725

303 9287 1145 10433

304 9133 946 10079

No C1 C2 Total  demand

305 8005 988 8993

306 9286 1072 10359

307 10631 925 11556

308 9266 1101 10367

309 9848 1169 11017

310 9382 965 10347

311 8667 1005 9673

312 8610 1018 9628

313 9649 955 10605

314 8619 974 9594

315 9354 993 10347

316 8244 1151 9394

317 9730 970 10700

318 9324 972 10297

319 9636 918 10554

320 8513 812 9325

321 9849 1131 10980

322 10093 942 11035

323 7383 1004 8387

324 8160 885 9045

325 9684 1043 10728

326 7841 1003 8844

327 9500 936 10436

328 9662 1014 10675

329 9052 968 10020

330 8059 961 9020

331 7799 827 8626

332 10001 1122 11123

333 7458 1080 8538

334 9095 1027 10122

335 9905 1025 10930

336 8810 1073 9883

No C1 C2 Total  demand

337 8152 1095 9247

338 8397 990 9388

339 7947 855 8802

340 8373 954 9327

341 7540 1177 8718

342 8996 987 9983

343 9895 1017 10912

344 8716 1021 9736

345 9711 1024 10735

346 10150 968 11118

347 9954 867 10821

348 9274 1073 10347

349 8636 1091 9727

350 10080 925 11005

351 8643 976 9619

352 9083 1121 10204

353 8375 927 9302

354 9709 1087 10796

355 8147 1082 9229

356 8986 1010 9997

357 7390 907 8297

358 8993 911 9903

359 8990 948 9939

360 10332 957 11289

361 7975 875 8850

362 8042 1042 9084

363 8870 993 9863

364 9002 1085 10087

365 10663 986 11648

ave 9075 999 10074

stdev 858 99 865

Page 102: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

89  

Data kedatangan permintaan dengan fluktuasi 50%, proporsi p1=1/ = 0.9 

No C1 C2 Total  demand

1 4130 1602 5732

2 12735 1007 13742

3 5434 1718 7152

4 10070 1680 11749

5 10898 967 11865

6 1022 1730 2752

7 5754 1008 6761

8 8097 870 8967

9 12981 266 13247

10 12586 814 13400

11 16133 616 16749

12 4033 257 4290

13 7352 416 7768

14 8675 1584 10259

15 12443 676 13119

16 8268 962 9231

17 10803 823 11626

18 4146 1553 5699

19 9877 179 10056

20 3501 589 4090

21 15512 1289 16800

22 14431 914 15345

23 6986 973 7959

24 15439 924 16363

25 5570 1348 6917

26 505 573 1078

27 4927 640 5567

28 10949 1815 12764

29 14546 342 14888

30 13197 1994 15191

No C1 C2 Total  demand

31 12744 826 13569

32 6691 1156 7848

33 12443 1012 13456

34 2245 1100 3345

35 8887 1008 9895

36 9988 1485 11474

37 19102 966 20068

38 13365 799 14164

39 6406 1667 8073

40 2631 1087 3718

41 8520 832 9352

42 16144 1114 17258

43 7063 1245 8308

44 17101 1313 18413

45 4096 574 4670

46 9297 1177 10474

47 12958 888 13846

48 9821 1059 10880

49 1869 137 2006

50 16668 1051 17719

51 11593 1021 12615

52 2032 883 2915

53 1566 266 1832

54 12533 575 13108

55 11671 1124 12794

56 12724 508 13232

57 8296 825 9121

58 13305 508 13813

59 9110 320 9431

60 17075 533 17608

No C1 C2 Total  demand

61 8279 791 9070

62 3001 1224 4225

63 11105 846 11952

64 8254 334 8588

65 9763 269 10031

66 10279 928 11207

67 12099 1670 13770

68 4722 1295 6018

69 14045 702 14747

70 20162 638 20800

71 6436 632 7068

72 16793 1802 18595

73 4781 624 5405

74 11083 236 11319

75 10337 1140 11477

76 5708 8 5716

77 5886 897 6783

78 11061 1662 12723

79 7155 567 7722

80 13984 680 14664

81 922 642 1564

82 14470 875 15345

83 16300 650 16950

84 6861 863 7723

85 14424 883 15307

86 11050 15 11066

87 11794 1005 12798

88 1276 1142 2417

89 14517 1037 15554

90 13632 1700 15332

No C1 C2 Total  demand

91 8724 624 9348

92 10000 1203 11203

93 6166 948 7115

94 11447 1442 12889

95 15483 1518 17002

96 6004 1509 7513

97 17159 1469 18628

98 6777 1104 7881

99 10411 1710 12121

100 12028 958 12986

101 7225 959 8184

102 10415 338 10752

103 3123 659 3781

104 12016 938 12954

105 4255 218 4473

106 11219 890 12109

107 16318 1452 17770

108 11700 1273 12974

109 9766 1297 11064

110 8991 419 9410

111 14452 1056 15508

112 1059 138 1197

113 12113 1650 13763

114 11432 1468 12901

115 5375 794 6169

116 8553 233 8785

117 8190 686 8877

118 13376 1056 14431

119 12571 1065 13636

120 10364 1978 12342

Page 103: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

90  

No C1 C2 Total  demand

121 17220 1771 18991

122 4518 479 4997

123 2098 749 2846

124 13522 1236 14758

125 11615 1512 13127

126 14491 963 15454

127 3899 1409 5308

128 5556 304 5860

129 13378 915 14294

130 13158 691 13849

131 7474 2114 9588

132 12141 2084 14225

133 7463 1051 8514

134 4081 1249 5330

135 11707 1615 13322

136 10972 1049 12021

137 17012 1344 18356

138 8501 871 9372

139 4099 1401 5500

140 6135 1112 7247

141 14884 1857 16740

142 13722 407 14129

143 3783 1077 4860

144 5827 1525 7352

145 12483 879 13362

146 16818 1962 18780

147 3375 1106 4481

148 14450 812 15263

149 9860 333 10193

150 13024 1221 14246

No C1 C2 Total  demand

151 8692 663 9355

152 1503 1958 3461

153 8545 1235 9780

154 10551 1219 11770

155 15028 1182 16210

156 2025 1082 3107

157 1663 1420 3084

158 4073 197 4270

159 1239 852 2092

160 7088 1035 8123

161 8389 1869 10258

162 9994 1063 11057

163 15185 586 15771

164 10865 627 11492

165 12472 1626 14097

166 5666 304 5970

167 7171 661 7832

168 8681 573 9254

169 10380 1134 11513

170 5819 783 6601

171 10781 1214 11995

172 11237 999 12236

173 16798 1557 18355

174 14238 1058 15296

175 14273 994 15267

176 6744 555 7299

177 2810 1014 3824

178 18146 1393 19538

179 14516 874 15390

180 2643 634 3277

No C1 C2 Total  demand

181 3985 641 4626

182 8440 1125 9565

183 9409 688 10097

184 5705 1530 7235

185 9795 667 10462

186 15494 650 16144

187 6799 575 7374

188 10218 1201 11419

189 8059 1025 9085

190 5693 242 5935

191 9851 1829 11680

192 3656 928 4584

193 8717 1581 10298

194 13260 676 13936

195 13689 779 14468

196 16717 538 17255

197 7206 1485 8691

198 14197 1129 15327

199 6188 1083 7271

200 8301 1772 10073

201 9251 754 10005

202 2766 830 3596

203 10359 651 11010

204 14537 744 15281

205 7132 393 7526

206 20534 82 20616

207 4183 1346 5529

208 9068 255 9324

209 1440 871 2311

210 14254 2032 16286

No C1 C2 Total  demand

211 8720 1575 10295

212 9553 1254 10806

213 12950 1873 14824

214 13846 1426 15272

215 14233 902 15135

216 13363 882 14245

217 14847 1072 15919

218 8600 886 9486

219 5553 1122 6674

220 14209 789 14997

221 14272 408 14680

222 5732 1077 6809

223 12649 2055 14704

224 10425 1149 11574

225 3006 250 3256

226 9537 244 9781

227 8042 1378 9420

228 4780 1512 6292

229 11711 1087 12798

230 7067 1558 8625

231 17943 652 18595

232 7657 1448 9105

233 8738 2011 10750

234 12934 918 13852

235 12985 1944 14930

236 12390 1638 14028

237 9705 670 10376

238 14933 32 14966

239 1792 1658 3450

240 10805 192 10997

Page 104: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

91  

 

No C1 C2 Total  demand

241 8456 1191 9648

242 9580 247 9827

243 8211 1333 9543

244 13497 1368 14865

245 5609 905 6514

246 8301 134 8435

247 9605 1258 10863

248 14631 1775 16406

249 8668 1647 10315

250 8618 994 9611

251 5904 408 6311

252 6601 74 6675

253 7938 1139 9077

254 8861 1262 10123

255 15091 413 15505

256 8352 837 9189

257 9239 1445 10684

258 9338 557 9895

259 9060 1140 10200

260 14127 709 14837

261 8940 612 9552

262 4165 1380 5544

263 3450 1491 4941

264 10733 878 11611

265 11350 408 11758

266 22 664 686

267 10979 1862 12840

268 6429 599 7028

269 1606 1358 2964

270 10095 832 10927

271 15194 1217 16411

272 3484 628 4112

No C1 C2 Total  demand

273 8914 665 9579

274 11009 773 11781

275 18257 892 19149

276 9352 1021 10373

277 14845 1265 16110

278 13998 811 14808

279 12434 623 13057

280 168 737 905

281 11241 344 11585

282 15498 1130 16628

283 10709 1260 11970

284 6977 455 7432

285 14170 1690 15860

286 10340 1900 12240

287 6827 510 7338

288 11250 1076 12326

289 15378 1435 16813

290 7158 2005 9163

291 11018 1076 12093

292 10655 1066 11721

293 3852 1432 5284

294 3669 1008 4677

295 8479 224 8703

296 3626 1449 5076

297 12965 1191 14156

298 3469 752 4221

299 6433 1923 8356

300 7781 578 8359

301 3955 114 4069

302 7007 550 7557

303 4890 1699 6590

304 12079 603 12682

No C1 C2 Total  demand

305 12265 1127 13392

306 11333 1462 12795

307 2401 1734 4135

308 5611 42 5653

309 6271 1367 7639

310 3346 202 3548

311 15269 736 16005

312 7465 1544 9010

313 7721 2053 9774

314 10369 1152 11521

315 7251 1740 8991

316 8486 535 9021

317 2177 1556 3733

318 9310 410 9720

319 9365 255 9620

320 248 1084 1332

321 9076 479 9554

322 6996 783 7779

323 3892 297 4189

324 3448 1370 4819

325 2749 679 3428

326 7446 1024 8471

327 16852 1391 18244

328 5033 1252 6286

329 13460 1627 15087

330 5782 1610 7392

331 7897 900 8796

332 3423 1522 4945

333 1110 717 1826

334 10746 1582 12328

335 8560 1251 9811

336 27042 496 27538

No C1 C2 Total  demand

337 6331 996 7327

338 13978 881 14859

339 1335 667 2002

340 9708 905 10613

341 10970 1010 11980

342 7782 1338 9121

343 9022 827 9849

344 10055 1044 11099

345 12682 829 13511

346 3377 600 3977

347 15465 229 15694

348 5242 1174 6415

349 10914 572 11485

350 7925 599 8523

351 6034 1799 7833

352 10248 745 10993

353 18557 794 19350

354 10361 2151 12512

355 11842 2050 13892

356 15383 271 15654

357 8076 898 8973

358 6160 1070 7230

359 11749 64 11813

360 12903 595 13497

361 5496 1111 6607

362 7318 151 7468

363 8222 864 9087

364 8586 561 9147

365 15233 1368 16601

ave 9397 998 10396

stdev 4436 487 4486

Page 105: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

92  

Lampiran 2. 

Setting parameter: 

Unit cost (PB) harga beli  8 

Unit cost (PS) harga jual  10 

order cost ( C  )  10 

Holding cost/unit/year (H)  1 

Lead time (L) days  1 

Holding cost/unit/day(H)  0.002740 

Penalty cost C1  3 x Holding cost 

Penalty cost C2  2 x Holding cost  

 

Lampiran 3. 

Hasil Output dari perhitungan: 

SERIVICE LEVEL 

SERVICE LEVEL, p1=0.1,Tanpa respon pelanggan 

Kondisi Skenario 1 (partiality rationing strategy) 

Skenario 2 (weighted rationing strategy) 

Skenario 3 (static rationing strategy) 

STDEV  PENALTY COST  kelas 1  kelas 2  kelas 1  kelas 2  kelas 1  kelas 2 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  100  83.84  89.97  84.95  99.81  83.83 

(PC1,PC2) = (10,9)  100  83.84  86.78  85.31  99.81  83.83 

(PC1,PC2) = (10,1)  100  83.84  98.4  84.02  99.81  83.83 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  100  84.2  90.17  85.25  99.04  83.5 

(PC1,PC2) = (10,9)  100  84.2  87.03  85.59  99.04  83.5 

(PC1,PC2) = (10,1)  100  84.2  98.44  84.37  99.21  83.49 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  100  85.97  91.14  86.72  100.00%  70.54% 

(PC1,PC2) = (10,9)  100  85.97  88.26  86.95  100.00%  70.54% 

(PC1,PC2) = (10,1)  100  85.97  98.61  86.09  100.00%  70.54% 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  100  85.21  90.65  85.86  100.00%  67.50% 

(PC1,PC2) = (10,9)  100  85.21  87.57  86.06  100.00%  67.50% 

(PC1,PC2) = (10,1)  100  85.21  98.53  85.31  100.00%  67.50% 

 

 

 

 

 

Page 106: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

93  

SERVICE LEVEL, p1=0.1, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r1), kelas 2  (r1)] 

Kondisi  skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST  kelas 1  kelas 2  kelas 1  kelas 2  kelas 1  kelas 2 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  100  83.84  89.97  84.95  99.79  69.02 

(PC1,PC2) = (10,9)  100  83.84  86.78  85.31  99.79  69.02 

(PC1,PC2) = (10,1)  100  83.84  98.4  84.02  99.79  69.02 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  100  88.5  92.49  88.73  99.26%  68.77% 

(PC1,PC2) = (10,9)  100  88.5  89.84  88.71  99.26%  68.77% 

(PC1,PC2) = (10,1)  100  88.5  98.86  88.62  99.26%  68.77% 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  100  89.57  93.42  90.13  100.00%  53.50% 

(PC1,PC2) = (10,9)  100  89.57  91.32  90.36  100.00%  53.50% 

(PC1,PC2) = (10,1)  100  89.57  98.97  89.66  100.00%  53.50% 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  100  89.22  92.88  89.32  100.00%  47.37% 

(PC1,PC2) = (10,9)  100  89.22  90.71  89.68  100.00%  47.37% 

(PC1,PC2) = (10,1)  100  89.22  98.93  89.3  100.00%  47.37% 

 

 

SERVICE LEVEL, p1=0.5, Tanpa respon pelanggan 

Kondisi Skenario 1 (partiality rationing strategy) 

Skenario 2 (weighted rationing strategy) 

Skenario 3 (static rationing strategy) 

STDEV  PENALTY COST  kelas 1  kelas 2  kelas 1  kelas 2  kelas 1  kelas 2 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  100  70.83  88.33  82.5  99.9  70.68 

(PC1,PC2) = (10,9)  100  70.83  86.18  84.65  99.9  70.68 

(PC1,PC2) = (10,1)  100  70.83  97.35  73.48  99.9  70.68 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  100  71.2  88.53  82.8  99.73  70.41 

(PC1,PC2) = (10,9)  100  71.2  86.42  84.91  99.73  70.41 

(PC1,PC2) = (10,1)  100  71.2  97.39  73.86  99.73  70.41 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  100  76.5  91.2  86.79  100.00%  55.07% 

(PC1,PC2) = (10,9)  99.56  76.5  89.63  88.48  100.00%  55.07% 

(PC1,PC2) = (10,1)  99.56  76.5  97.75  78.79  100.00%  55.07% 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  98.38  70.66  88.78  83.16  99.72%  41.55% 

(PC1,PC2) = (10,9)  98.38  70.66  86.71  85.23  99.72%  41.55% 

(PC1,PC2) = (10,1)  98.38  70.66  96.64  73.14  99.72%  41.55% 

 

 

 

 

Page 107: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

94  

SERVICE LEVEL, p1=0.5, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r1), kelas 2  (r1)] 

Kondisi  skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST  kelas 1  kelas 2  kelas 1  kelas 2  kelas 1  kelas 2 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  100  79.65  88.42  82.54  99.8  25.57 

(PC1,PC2) = (10,9)  100  79.65  86.27  84.64  99.8  25.57 

(PC1,PC2) = (10,1)  100  79.65  98.17  81.62  99.8  25.57 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  100  81.7  90.48  85.71  100.00%  24.38% 

(PC1,PC2) = (10,9)  100  81.7  88.59  87.32  100.00%  24.38% 

(PC1,PC2) = (10,1)  100  81.7  98.23  82.26  100.00%  24.38% 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  99.33  80.28  93.59  90.38  99.69%  24.92% 

(PC1,PC2) = (10,9)  99.33  80.28  92.31  91.46  99.69%  24.92% 

(PC1,PC2) = (10,1)  99.33  80.28  98.44  82.69  99.69%  24.92% 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  98.63  80.74  91.92  87.87  99.74%  61.21% 

(PC1,PC2) = (10,9)  98.63  80.74  90.5  89.45  99.74%  61.21% 

(PC1,PC2) = (10,1)  98.63  80.74  97.43  72.59  99.74%  61.21% 

 

 

SERVICE LEVEL, p1=0.9, Tanpa respon pelanggan 

Kondisi Skenario 1 (partiality rationing strategy) 

Skenario 2 (weighted rationing strategy) 

Skenario 3 (static rationing strategy) 

STDEV  PENALTY COST  kelas 1  kelas 2  kelas 1  kelas 2  kelas 1  kelas 2 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  94.96  0  86.15  79.22  94.96  0 

(PC1,PC2) = (10,9)  94.96  0  85.62  84.02  94.96  0 

(PC1,PC2) = (10,1)  94.96  0  92.35  23.47  94.96  0 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  93.53  14.02  86.38  79.57  95.27%  2.47% 

(PC1,PC2) = (10,9)  93.53  14.02  85.88  84.31  95.27%  2.47% 

(PC1,PC2) = (10,1)  93.53  14.02  91.63  30.56  95.27%  2.47% 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  89.79  56.02  87.52  81.28  92.83%  5.75% 

(PC1,PC2) = (10,9)  89.79  56.02  87.16  85.73  92.83%  5.75% 

(PC1,PC2) = (10,1)  89.79  56.02  89.41  59.87  92.83%  5.75% 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  88.09  59.31  86.55  79.85  89.93%  11.78% 

(PC1,PC2) = (10,9)  88.09  59.31  86.24  84.71  89.93%  11.78% 

(PC1,PC2) = (10,1)  88.09  59.31  87.87  61.89  89.93%  11.78% 

 

 

 

 

Page 108: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

95  

SERVICE LEVEL, p1=0.9, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r1), kelas 2  (r1)] 

Kondisi  skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST  kelas 1  kelas 2  kelas 1  kelas 2  kelas 1  kelas 2 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  94.96  0  86.85  80.28  94.96  0 

(PC1,PC2) = (10,9)  94.96  0  85.62  84.02  94.96  0 

(PC1,PC2) = (10,1)  94.96  0  93.56  34.17  94.96  0 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  94.12  13.69  89.18  83.76  95%  0% 

(PC1,PC2) = (10,9)  94.12  13.69  88.82  87.57  95%  0% 

(PC1,PC2) = (10,1)  94.12  13.69  92.98  28.26  95%  0% 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  92.56  49.6  90.92  85.56  94.20%  3.01% 

(PC1,PC2) = (10,9)  92.56  49.6  90.58  89.53  94.20%  3.01% 

(PC1,PC2) = (10,1)  92.56  49.6  92.39  52.38  94.20%  3.01% 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  91.47  52.63  90.24  83.22  91.47%  52.63% 

(PC1,PC2) = (10,9)  91.47  52.63  89.84  88.71  91.47%  52.63% 

(PC1,PC2) = (10,1)  91.47  52.63  91.4  55.25  91.47%  52.63% 

 

 

TOTAL REVENUE 

TOTAL REVENUE, p1=0.1, Tanpa respon pelanggan 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,182,569.07  31,182,569.07  31,173,315.96 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,182,569.07  31,182,569.07  31,173,315.96 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,182,569.07  31,182,569.07  31,173,315.96 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,300,567.08  31,300,567.08  31,300,567.08 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,300,567.08  31,300,567.08  31,300,567.08 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,300,567.08  31,300,567.08  31,300,567.08 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,838,519.80  30,838,519.80  27,609,537.60 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,838,519.80  30,838,519.80  27,609,537.60 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,838,519.80  30,838,519.80  27,609,537.60 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,701,371.01  30,701,371.01  27,656,380.86 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,701,371.01  30,701,371.01  27,656,380.86 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,701,371.01  30,701,371.01  27,656,380.86 

 

 

 

Page 109: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

96  

TOTAL REVENUE, p1=0.1, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r1), kelas 2  (r1)] 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,182,569.07  31,182,569.07  26,308,806.27 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,182,569.07  31,182,569.07  26,308,806.27 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,182,569.07  31,182,569.07  26,308,806.27 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,300,567.08  31,300,567.08  26,332,416.39 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,300,567.08  31,300,567.08  26,332,416.39 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,300,567.08  31,300,567.08  26,332,416.39 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,490,061.95  30,490,061.95  22,388,416.92 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,490,061.95  30,490,061.95  22,388,416.92 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,490,061.95  30,490,061.95  22,388,416.92 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,495,493.90  30,495,493.90  20,890,674.72 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,495,493.90  30,404,477.15  20,890,674.72 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,495,493.90  30,495,493.90  20,890,674.72 

 

 

TOTAL REVENUE, p1=0.1, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r1), kelas 2  (r4)] 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,167,415.38  31,167,415.38  26,308,806.27 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,167,415.38  31,167,415.38  26,308,806.27 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,167,415.38  31,167,415.38  26,308,806.27 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,300,567.08  31,297,163.35  26,243,255.13 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,300,567.08  31,299,247.59  26,243,255.13 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,300,567.08  31,297,163.35  26,243,255.13 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,141,604.10  30,402,947.48  23,172,447.08 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,141,604.10  30,315,833.02  23,172,447.08 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,141,604.10  30,141,604.10  23,172,447.08 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  29,359,532.23  29,090,062.71  22,009,089.46 

(PC1,PC2) = (10,9)  29,359,532.23  29,089,236.39  22,009,089.46 

(PC1,PC2) = (10,1)  29,359,532.23  29,359,532.23  22,009,089.46 

 

 

 

 

Page 110: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

97  

TOTAL REVENUE, p1=0.1, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r4), kelas 2  (r1)] 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,182,569.07  31,182,569.07  26,469,306.38 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,182,569.07  31,182,569.07  26,469,306.38 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,182,569.07  31,182,569.07  26,469,306.38 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,300,567.08  31,300,567.08  26,243,255.13 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,300,567.08  31,300,567.08  26,243,255.13 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,300,567.08  31,300,567.08  26,243,255.13 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,490,061.95  30,490,061.95  22,388,416.92 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,490,061.95  30,577,176.41  22,388,416.92 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,490,061.95  30,490,061.95  22,388,416.92 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,495,493.90  30,313,460.40  20,890,674.72 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,495,493.90  30,403,099.94  20,890,674.72 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,495,493.90  30,404,477.15  20,890,674.72 

 

 

TOTAL REVENUE, p1=0.5, Tanpa respon pelanggan 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,195,877.44  31,195,877.44  31,145,554.06 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,195,877.44  31,195,877.44  31,145,554.06 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,195,877.44  31,195,877.44  31,145,554.06 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,239,279.48  31,239,279.48  31,187,769.02 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,239,279.48  31,239,279.48  31,187,769.02 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,239,279.48  31,239,279.48  31,187,769.02 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,409,333.25  30,409,333.25  27,646,195.07 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,409,333.25  30,409,333.25  27,646,195.07 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,409,333.25  30,409,333.25  27,646,195.07 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  32,118,337.31  32,118,337.31  28,535,978.92 

(PC1,PC2) = (10,9)  32,118,337.31  32,118,337.31  28,535,978.92 

(PC1,PC2) = (10,1)  32,118,337.31  32,118,337.31  28,535,978.92 

 

 

 

Page 111: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

98  

TOTAL REVENUE, p1=0.5, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r1), kelas 2  (r1)] 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,195,877.44  31,190,984.56  22,902,810.29 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,195,877.44  31,189,832.04  22,902,810.29 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,195,877.44  31,196,691.00  22,902,810.29 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,239,279.48  31,239,279.48  22,732,864.57 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,239,279.48  31,239,279.48  22,732,864.57 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,239,279.48  31,239,279.48  22,732,864.57 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,150,847.22  30,329,785.73  22,565,627.33 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,150,847.22  30,329,785.73  22,565,627.33 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,150,847.22  30,240,185.59  22,565,627.33 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,743,253.18  31,714,217.26  25,031,018.68 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,743,253.18  31,714,217.26  25,031,018.68 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,743,253.18  31,743,253.18  25,031,018.68 

 

 

TOTAL REVENUE, p1=0.5, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r1), kelas 2  (r4)] 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,176,103.81  31,195,877.44  23,069,255.82 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,176,103.81  31,186,217.97  23,069,255.82 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,176,103.81  31,195,877.44  23,069,255.82 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,239,279.48  31,239,279.48  22,732,864.57 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,239,279.48  31,239,279.48  22,732,864.57 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,239,279.48  31,239,279.48  22,732,864.57 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,216,801.24  30,066,376.85  22,565,627.33 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,216,801.24  30,066,376.85  22,565,627.33 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,216,801.24  30,235,317.59  22,565,627.33 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,652,882.07  31,366,414.44  25,121,389.79 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,652,882.07  31,456,785.55  25,121,389.79 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,652,882.07  31,652,882.07  25,121,389.79 

 

 

 

 

Page 112: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

99  

TOTAL REVENUE, p1=0.5, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r4), kelas 2  (r1)] 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,195,877.44  31,186,241.74  23,069,255.82 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,195,877.44  31,186,241.74  23,069,255.82 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,195,877.44  31,186,241.74  23,069,255.82 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,239,279.48  31,225,665.38  22,732,864.57 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,239,279.48  31,225,665.38  22,732,864.57 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,239,279.48  31,237,348.20  22,732,864.57 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  29,878,919.76  30,240,392.51  22,165,456.89 

(PC1,PC2) = (10,9)  29,878,919.76  30,155,922.14  22,165,456.89 

(PC1,PC2) = (10,1)  29,878,919.76  29,986,981.40  22,165,456.89 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,407,803.18  31,043,233.74  25,482,874.25 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,407,803.18  31,117,427.13  25,482,874.25 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,407,803.18  31,524,125.23  25,482,874.25 

 

 

TOTAL REVENUE, p1=0.9, Tanpa respon pelanggan 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,182,569.07  31,182,569.07  31,182,569.07 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,182,569.07  31,182,569.07  31,182,569.07 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,182,569.07  31,182,569.07  31,182,569.07 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,300,567.08  31,300,567.08  31,289,774.71 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,300,567.08  31,300,567.08  31,289,774.71 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,300,567.08  31,300,567.08  31,289,774.71 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,838,519.80  30,838,519.80  30,664,290.87 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,838,519.80  30,838,519.80  30,664,290.87 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,838,519.80  30,838,519.80  30,664,290.87 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,701,371.01  30,701,371.01  29,982,348.56 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,701,371.01  30,701,371.01  29,982,348.56 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,701,371.01  30,701,371.01  29,982,348.56 

 

 

 

Page 113: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

100  

TOTAL REVENUE, p1=0.9, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r1), kelas 2  (r1)] 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,182,569.07  31,182,569.07  31,182,569.07 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,182,569.07  31,182,569.07  31,182,569.07 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,182,569.07  31,182,569.07  31,182,569.07 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,300,567.08  31,300,567.08  31,300,567.08 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,300,567.08  31,300,567.08  31,300,567.08 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,300,567.08  31,300,567.08  31,300,567.08 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,664,290.87  30,577,176.41  30,228,718.56 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,664,290.87  30,490,061.95  30,228,718.56 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,664,290.87  30,664,290.87  30,228,718.56 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,313,460.40  30,314,286.72  30,313,460.40 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,313,460.40  30,404,477.15  30,313,460.40 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,313,460.40  30,403,099.94  30,313,460.40 

 

 

TOTAL REVENUE, p1=0.9, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r1), kelas 2  (r4)] 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,182,569.07  31,182,569.07  31,182,569.07 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,182,569.07  31,182,569.07  31,182,569.07 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,182,569.07  31,182,569.07  31,182,569.07 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,300,567.08  31,353,157.50  31,300,567.08 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,300,567.08  31,353,157.50  31,300,567.08 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,300,567.08  31,353,157.50  31,300,567.08 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,664,290.87  30,577,176.41  30,228,718.56 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,664,290.87  30,577,176.41  30,228,718.56 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,664,290.87  30,664,290.87  30,228,718.56 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  30,313,460.40  35,900,464.68  29,325,519.31 

(PC1,PC2) = (10,9)  30,313,460.40  35,900,464.68  29,325,519.31 

(PC1,PC2) = (10,1)  30,313,460.40  36,305,922.23  29,325,519.31 

 

 

 

 

Page 114: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

101  

TOTAL REVENUE, p1=0.9, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r4), kelas 2  (r1)] 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,182,569.07  31,167,415.38  31,175,238.95 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,182,569.07  31,178,906.40  31,175,238.95 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,182,569.07  31,182,569.07  31,175,238.95 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  31,268,125.08  31,320,419.00  31,277,435.28 

(PC1,PC2) = (10,9)  31,268,125.08  31,304,245.90  31,277,435.28 

(PC1,PC2) = (10,1)  31,268,125.08  31,300,567.08  31,277,435.28 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  29,880,260.71  30,228,718.56  29,604,414.12 

(PC1,PC2) = (10,9)  29,880,260.71  30,315,833.02  29,604,414.12 

(PC1,PC2) = (10,1)  29,880,260.71  30,141,604.10  29,604,414.12 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  28,729,301.00  29,178,325.05  27,830,999.46 

(PC1,PC2) = (10,9)  28,729,301.00  29,089,236.39  27,830,999.46 

(PC1,PC2) = (10,1)  28,729,301.00  29,087,859.18  27,830,999.46 

 

 

TOTAL PROFIT 

TOTAL PROFIT, p1=0.1, Tanpa respon pelanggan 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,229,954.06  6,229,853.68  6,215,141.73 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,219,769.91  6,219,637.59  6,204,939.84 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,231,408.94  6,231,264.97  6,216,584.26 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,253,451.03  6,253,352.15  6,248,092.69 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,242,962.51  6,242,832.08  6,237,604.17 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,254,949.39  6,254,807.85  6,249,512.86 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,158,128.45  6,158,031.85  5,432,351.80 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,144,500.26  6,144,372.64  5,412,531.04 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,160,075.33  6,159,937.50  5,435,183.33 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,092,463.71  6,164,021.13  5,480,473.36 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,074,292.72  6,145,597.57  5,456,462.66 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,095,059.56  6,166,603.43  5,483,903.45 

 

 

 

Page 115: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

102  

TOTAL PROFIT, p1=0.1, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r1), kelas 2  (r1)] 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,229,954.06  6,229,853.68  5,177,206.78 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,219,769.91  6,219,637.59  5,167,343.46 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,231,408.94  6,231,264.97  5,178,599.17 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,254,148.40  6,253,973.27  5,189,477.78 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,246,516.55  6,245,653.99  5,179,534.66 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,255,238.66  6,255,135.27  5,190,839.16 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,088,887.21  6,088,886.17  4,462,365.56 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,078,670.93  6,078,640.43  4,447,183.37 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,090,346.68  6,090,241.05  4,464,534.45 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,030,766.31  6,012,162.05  4,092,788.72 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,017,282.38  5,997,732.18  4,072,255.29 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,032,692.59  6,032,583.68  4,095,722.07 

 

 

TOTAL PROFIT, p1=0.1, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r1), kelas 2  (r4)]  

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,215,348.03  6,215,402.55  5,177,206.78 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,213,840.95  6,213,895.83  5,167,343.46 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,215,563.33  6,215,565.68  5,178,599.17 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,250,692.22  6,254,075.76  5,168,949.38 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,250,951.02  6,252,257.44  5,158,899.21 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,250,934.05  6,254,335.52  5,170,385.12 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,019,329.24  6,071,498.78  4,620,480.50 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,014,409.54  6,049,071.57  4,609,270.29 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,019,985.94  6,020,032.06  4,622,081.96 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  5,772,602.67  5,826,981.71  4,352,245.14 

(PC1,PC2) = (10,9)  5,762,483.32  5,817,830.89  4,336,673.80 

(PC1,PC2) = (10,1)  5,828,214.57  5,828,288.96  4,354,469.61 

 

 

 

 

Page 116: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

103  

TOTAL PROFIT, p1=0.1, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r4), kelas 2  (r1)]  

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,230,918.85  6,229,954.06  5,269,426.41 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,224,459.46  6,219,769.91  5,259,903.25 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,231,860.17  6,231,408.94  5,270,766.66 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,254,476.02  6,254,148.40  5,168,923.76 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,248,202.50  6,246,516.55  5,158,783.89 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,255,348.75  6,255,238.66  5,170,372.31 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,088,887.21  6,088,852.84  4,462,365.56 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,097,134.83  6,078,670.93  4,447,183.37 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,090,346.68  6,090,253.90  4,464,534.45 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,030,766.31  5,992,154.01  4,092,788.72 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,017,282.38  5,997,558.91  4,072,255.29 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,032,692.59  6,013,361.47  4,095,722.07 

 

 

TOTAL PROFIT, p1=0.5, Tanpa respon pelanggan 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,232,605.95  6,232,021.94  6,174,725.56 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,222,387.58  6,221,696.01  6,164,410.68 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,234,065.72  6,232,870.98  6,176,158.83 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,241,250.84  6,240,660.31  6,182,281.85 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,230,920.66  6,230,221.96  6,171,852.89 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,242,726.58  6,241,510.99  6,183,656.88 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,073,840.96  6,073,286.51  5,466,163.64 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,063,740.09  6,063,085.94  5,450,763.60 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,074,933.92  6,073,852.73  5,468,363.65 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,369,926.35  6,369,191.93  5,600,176.73 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,353,210.06  6,352,325.05  5,576,590.16 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,370,736.92  6,369,585.42  5,603,236.96 

 

 

 

Page 117: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

104  

TOTAL PROFIT, p1=0.5, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r1), kelas 2  (r1)] 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,233,603.60  6,227,141.48  4,494,934.05 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,226,876.99  6,215,661.95  4,481,811.51 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,234,564.54  6,234,549.70  4,496,727.63 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,242,308.01  6,241,264.70  4,504,728.26 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,236,056.05  6,232,463.34  4,491,422.90 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,243,201.14  6,242,332.66  4,506,629.03 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,018,352.83  6,057,850.09  4,440,588.85 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,012,592.57  6,050,515.69  4,427,215.27 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,018,847.96  6,036,036.67  4,442,474.19 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,284,808.27  6,255,200.16  4,916,481.09 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,273,890.21  6,242,965.35  4,900,323.27 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,284,998.01  6,284,205.49  4,918,481.96 

 

 

TOTAL PROFIT, p1=0.5, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r1), kelas 2  (r4)]  

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,214,289.27  6,234,487.66  4,524,744.87 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,212,228.90  6,223,329.27  4,511,798.53 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,214,583.61  6,234,149.75  4,526,594.35 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,242,661.78  6,242,713.67  4,504,728.26 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,240,119.98  6,240,695.62  4,491,422.90 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,242,674.43  6,243,001.96  4,506,629.03 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,001,224.26  6,016,843.48  4,440,602.92 

(PC1,PC2) = (10,9)  5,997,360.69  6,013,258.42  4,427,278.61 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,017,094.34  6,035,217.59  4,442,481.23 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,197,168.99  6,267,285.22  4,934,938.98 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,206,799.64  6,258,671.46  4,919,342.05 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,266,606.23  6,267,297.85  4,936,894.99 

 

 

 

 

Page 118: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

105  

TOTAL PROFIT, p1=0.5, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r4), kelas 2  (r1)]  

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,233,603.60  6,224,855.23  4,524,744.87 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,226,876.99  6,223,351.82  4,511,798.53 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,234,564.54  6,224,978.79  4,526,594.35 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,228,952.62  6,242,308.01  4,504,728.26 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,236,056.05  6,226,445.52  4,491,422.90 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,243,201.14  6,240,909.01  4,506,629.03 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,040,404.09  5,949,100.74  4,378,207.56 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,019,571.86  5,943,322.48  4,364,573.61 

(PC1,PC2) = (10,1)  5,949,590.53  5,990,168.47  4,380,120.10 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,238,317.30  6,162,876.98  5,007,430.72 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,228,076.09  6,156,405.75  4,992,510.42 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,238,648.69  6,210,412.99  5,009,372.74 

 

 

TOTAL PROFIT, p1=0.9, Tanpa respon pelanggan 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,229,499.84  6,228,707.10  6,229,499.84 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,219,315.70  6,218,474.98  6,219,315.70 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,227,321.01  6,225,207.89  6,227,321.01 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,252,813.20  6,252,157.98  6,250,195.65 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,242,324.68  6,241,621.91  6,239,735.05 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,249,208.90  6,247,729.47  6,247,930.37 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,156,647.50  6,156,383.28  6,120,852.01 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,143,019.31  6,142,707.96  6,106,889.69 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,146,746.77  6,146,405.83  6,114,452.50 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,090,279.69  6,090,080.00  5,943,837.72 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,072,108.70  6,071,859.36  5,924,287.79 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,075,403.40  6,075,202.20  5,931,686.00 

 

 

 

 

Page 119: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

106  

TOTAL PROFIT, p1=0.9, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r1), kelas 2  (r1)] 

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,230,497.19  6,228,951.30  6,230,497.19 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,223,803.76  6,218,474.98  6,223,803.76 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,227,819.68  6,226,818.58  6,227,819.68 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,253,798.75  6,252,974.60  6,253,685.98 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,246,797.84  6,244,627.65  6,246,862.12 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,250,149.42  6,249,222.67  6,250,871.93 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,122,620.52  6,104,989.79  6,035,075.81 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,113,066.67  6,077,528.99  6,026,045.21 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,115,262.45  6,115,077.90  6,029,589.18 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  5,990,578.48  5,991,232.84  5,990,578.48 

(PC1,PC2) = (10,9)  5,977,587.99  5,996,112.24  5,977,587.99 

(PC1,PC2) = (10,1)  5,979,649.44  5,997,490.24  5,979,649.44 

 

 

TOTAL PROFIT, p1=0.9, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r1), kelas 2  (r4)]  

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,230,497.19  6,230,591.12  6,230,497.19 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,223,803.76  6,224,354.41  6,223,803.76 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,226,756.77  6,227,819.68  6,227,819.68 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,253,826.78  6,314,670.41  6,253,685.98 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,246,946.13  6,308,538.70  6,246,862.12 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,250,235.91  6,310,361.49  6,250,871.93 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,105,148.71  6,122,619.84  6,035,075.81 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,095,912.33  6,113,060.72  6,026,045.21 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,114,981.59  6,115,194.33  6,029,589.18 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  5,990,603.75  6,603,498.44  5,790,618.35 

(PC1,PC2) = (10,9)  5,977,761.70  6,581,473.04  5,776,453.64 

(PC1,PC2) = (10,1)  5,979,697.34  6,636,313.10  5,780,516.15 

 

 

 

 

Page 120: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

107  

TOTAL PROFIT, p1=0.9, Dengan respon pelanggan [kelas 1 (r4), kelas 2  (r1)]  

Kondisi skenario 1  skenario 2  skenario 3 

STDEV  PENALTY COST 

1% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,230,607.98  6,215,232.87  6,222,530.67 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,228,476.25  6,225,176.28  6,218,848.98 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,230,181.05  6,230,185.33  6,222,864.90 

10% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,221,491.16  6,270,192.80  6,229,288.36 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,252,171.80  6,219,088.74  6,225,295.21 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,253,366.27  6,220,749.23  6,229,305.01 

50% 

(PC1,PC2) = (3,2)  6,035,931.45  5,966,193.24  5,898,653.68 

(PC1,PC2) = (10,9)  6,048,685.97  5,960,512.92  5,892,359.09 

(PC1,PC2) = (10,1)  6,015,134.37  5,962,309.07  5,896,095.98 

90% 

(PC1,PC2) = (3,2)  5,788,175.87  5,697,281.46  5,515,341.76 

(PC1,PC2) = (10,9)  5,761,438.47  5,687,763.60  5,504,827.34 

(PC1,PC2) = (10,1)  5,762,142.25  5,689,650.09  5,508,670.62 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 121: STRATEGI RATIONING PADA SITUASI RASIO DEMAND ...

BIODATA PENULIS

Penulis bernama lengkap Evi Nurhayani, dilahirkan di Banyuwangi, 23 Nopember 1985. Pendidikan dasar penulis di tempuh di MI Khatidjah Cangkring, SLTPN 1 Rogojampi, SMAN 1 Genteng Banyuwangi. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun 2003, penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Jurusan Teknik Telekomunikasi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) selama empat tahun hingga tahun 2007. Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi, penulis bekerja di sebuah perusahaan manufaktur multinasional PT.Indonesia Epson

Industry di Bekasi selama kurang lebih 4 tahun dengan posisi electromagnetic compatibility engineer. Selama bekerja di perusahaan manufaktur ini, selain bidang electromagnetic, penulis juga memiliki ketertarikan dalam pengelolaan aliran logistik, informasi, dan sebagainya yang terjadi di internal perusahaan maupun ke pihak eksternal yang merupakan salah satu faktor penentu suksesnya pencapaian visi misi perusahaan, sehingga pada tahun 2011 penulis akhirnya mengundurkan diri demi melanjutkan kuliah program magister di Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Surabaya. Konsentrasi bidang yang diambil penulis adalah bidang Manajemen Logistik dan Rantai Pasok (Logistic and supply chain management). Penulis memiliki minat dalam bidang electromagnetic maupun dalam beberapa bidang manajemen yaitu supply chain management dan financial management. Penulis dapat dihubungi melalui email : [email protected], dan [email protected].