-
1
STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS SEKTOR UNGGULAN DI
KABUPATEN KUPANG
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR “STRATEGIES FOR REGIONAL
DEVELOPMENT WITH BASED ON A LEADING SECTOR IN KUPANG DISTRICT -
EAST NUSA TENGGARA”
Heryanikov Atiiano Mawikere, Agung Witjaksono , Widiyanto Hari
Subagyo Widodo, Program studi Perencanaan wilayah dan kota Institut
Teknologi Nasional Malang
Jln. Bendungan Sigura – Gura No.2, Malang – Jawa Timur
Telp / Fax : (0341) 567154 Email : [email protected]
ABSTRAK
Kabupaten Kupang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan
berbatasan wilayah dengan Kota Kupang sebagai Ibu Kota Provinsi.
Berdasarkan nilai PDRB tahun 2015 menyatakan bahwa sektor yang
bergerak dibidang Jasa Perusahan memiliki kontribusi yang besar
yaitu sebesar 13,43% sedangkan secara realita Kabupaten Kupang
memiliki sumber daya alam yang dapat dijadikan landasan untuk
mengembangkan wilayah Kabupaten Kupang. Untuk itu tujuan dalam
penulisan ini yaitu menentukan strategi yang tepat berbasis sektor
unggulan yang ada di Kabupaten Kupang. Metode analisa yang
digunakan dalam penulisan ini yaitu Metode LQ yang digunakan untuk
menentukan sektor basis dan non basis, metode Shift-Share yang
digunakan untuk melihat kesempatan kerja dari sektor basis yang
berpotensi sebagai sektor unggulan kemudian metode growth-share
yang digunakan untuk melihat produktivitas sektor unggulan.
Merumuskan strategi pengembangan wilayah digunakan metode analisa
SWOT. Dari hasil analisa didapatkan bahwa sektor yang memiliki
keunggulan komparatif yaitu sektor pertanian yang mana dari sektor
ini didapatkan komoditas padi sebagai komoditas unggulan. Untuk itu
dalam merumuskan strategi pengembangan wilayah di Kabupaten Kupang
pengkajian dilakukan dengan melihat faktor-faktor yang memiliki
pengaruh terhadap pengembangan wilayah di Kabupaten Kupang berbasis
komoditas unggulan padi. Kata kunci : Sektor unggulan , PDRB ,
Strategi pengembangan
Abstract
Kupang district has a one of more regency in East Nusa Tenggara
and has a region with capital city of east nusa tenggara. Based on
the value of Gross Regional Domestic Product in 2015 states that
the sector engaged in the Service Company has a large contribution
of 13.43% while in reality Kabupaten Kupang has natural resources
that can be used as base to develop the region of Kupang district.
For that purpose in writing this is to determine the right strategy
based on superior sector in Kupang district.
The analytical method used in this essay is LQ method which is
used to determine the base and not a base sectors, Shift-Share
method used to see job opportunity from base sector that has
potential as the leading sector then growth-share method used to
see the productivity of the leading sector . Formulating regional
development strategy used SWOT analysis method.
From the analysis results obtained that the sector has a
comparative advantage that is the agricultural sector from which
this sector obtained rice commodities as a leading commodity.
Formulation of regional development in Kupang district based to
seen the factors from regional development in Kupang district based
on commodities of rice. Keywords: Leading sector, Gross Domesic
Product, Strategy Development
-
2
PENDAHULUAN
Kabupaten Kupang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang
mana ibu kota kabupaten terletak di Oelamasi. Kabupaten dengan
tingkat kepadatan penduduk 42 Jiwa/km2 ini memiliki luas wilayah
5.431,23 Km2. Berdasarkan pada data pertumbuhan PDRB Kabupaten
Kupang tahun 2015 terlihat bahwa sektor yang bergerak di bagian
Jasa Perusahaan memiliki kontribusi paling besar yaitu
13,43%,sektor informasi dan komunikasi memiliki kontribusi
9,31%,sektor, sektor penyediaan akomodasi dan makan sebesar 9,29%
kemudian di ikuti beberapa sektor lainnya seperti : jasa keuangan
dan asuransi (8,82%), real estate (7,40%), jasa kesehatan dan
kegiatan (7,32%),transportasi dan pergudangan (7,12%), Pengadaan
listrik dan gas (7,03%), jasa pendidikan (6,65%),perdagangan besar
dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor (6,63%), industri
pengolahan (6,00%), pertambangan dan penggalian (5,28%),
administrasi pemerintahan dan pertanahan dan jaminan sosial wajib
(4,97%), pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang
(4,36%), pertanian (3,86%),konstruksi (3,31%) dan jasa lainnya
(2,16%).
Kabupaten Kupang memiliki batasan langsung dengan ibu kota
provinsi nusa tenggara timur yaitu Kota Kupang yang mana Kabupaten
Kupang ini menjadi penghubung Ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur
dengan Kabupaten timor tengah selatan (TTS), Timor Tengah
Utara(TTU), dan Kabupaten Belu serta negara Timor Leste. Karena
memiliki jalur penghubung serta letak wilayah yang strategis maka
perlu adanya strategi berbasis keunggulan wilayah yang mana dilihat
dari sektor-sektor yang ada di PDRB sehingga strategi tersebut
dapat digunakan sebagai upaya meningkatkan kondisi wilayah yang
sudah ada menjadi lebih maksimal sehingga wilayah Kabupaten Kupang
bukan hanya menjadi jalur penghubung Ibu Kota Provinsi ke Kabupaten
lainnya namun juga dapat dijadikan wilayah yang dapat dikembangkan
dengan keunggulan komparatif. Untuk itu dalam penelitian ini
mengkaji tentang strategi yang tepat untuk mengembangkan Kabupaten
Kupang didasarkan pada sektor unggulan yang ada di Kabupaten Kupang
sehingga Kabupaten Kupang dapat berkembang dan disaingkan
dengan
1 Tarigan Robinson.2005.Ekonomi Regional.Jakarta. Bumi
Aksara.Hal:3
wilayah-wilayah lainnya di provinsi Nusa Tenggara Timur. Kajian
mengenai potensi ekonomi berupa sektor unggulan ini sangat di
perlukan untuk perencanaan pengembangan wilayah yang akan datang
terutama dalam pelaksanaannya tentunya akan mengalami pemekaran
wilayah yang mana akan berdampak terhadap perubahan potensi dan
sumber daya yang ada sebelumnya. Berdasar pada latar belakang yang
sudah dijelaskan maka peneliti mengambil judul penelitian berupa :
“ Strategi Pengembangan Wilayah Berbasis Sektor Unggulan di
Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur ”
TINJAUAN PUSTAKA EKONOMI REGIONAL
Bagian analisis ekonomi regional adalah wilayah maupun sektor
dan bukan melihat kegiatan individual. Ilmu ekonomi Regional khusus
membahas lebih spesifik mengenai wilayah yang mana tidak dibahas
oleh cabang ilmu lain. Samuelson (1955)1mengemukakan bahwa
persoalan pokok ilmu ekonomi mencakup 3 hal utama yaitu :
1) What commodities shall be produced and in what quantities
(barang apa yang harus diproduksi dan berapa jumlah yang harus
diproduksi) yang mana hal ini berkaitan dengan kekuatan permintaan
dan penawaran dalam masyarakat.
2) How shall goods be produced (bagaimana barang itu di
produksi) hal ini berkaitan dengan teknologi dan aktor yang
berperan dalam pengolahan. Aktor yang dapat berperan , antara lain
adalah negara, masyarakat sebagai pribadi, koperas, perusahaan
Asing,swasta dan Negeri, BUMN dan badan lainnya sesuai dengan
ketentuan undang-undang.
3) For whom are goods to be produced (untuk siapa atau bagaimana
pembagian hasil dari kegiatan memproduksi barang tersebut) hal ini
berkaitan dengan pengaturan sistem balas jasa, sistem perpajakan,
subsidi, bantuan kepada fakir miskin dan lainnya.
Beranjak dari persoalan pokok diatas, Ilmu Ekonomi Regional
memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda dengan tujuan Ilmu Ekonomi
pada umumnya yang mana
-
3
menurut Ferguson (1965)2 dalam Tarigan 2005 mengatakan bahwa
tujuan utama kebijakan Ekonomi adalah:
1) Full Employment Yang mana pada tujuan ini memfokuskan pada
tingkat pengangguran. 2) Economic Growth Yang mana tujuan ini
berfokus pada pertumbuhan ekonomi sehingga dapat meningkatkan
pendapatan yang juga menjadi salah satu tolak ukur tingkat
kesejahteraan manusia. 3) Price Stability Yang mana tujuan ini
berfokus pada kestabilan harga.
Sasaran yang dicapai oleh Ilmu Ekonomi Regional dan Ilmu Ekonomi
Pembangunan memiliki kesamaan yaitu menemukan langkah-langkah yang
harus ditempuh guna meningkatkan kemakmuran masyarakat, namun kedua
ilmu ekonomi tidak bisa disamakan karena luas cakupan yang
berbeda.
PENGEMBANGAN WILAYAH Berdasar pada Direktorat
Pengembangan Kawasan Strategis, Ditjen Penataan Ruang,
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2002), Prinsip-prinsip
dasar dalam pengembangan wilayah adalah :
1) Pengembangan wilayah growth center dimana pengembangan
wilayah tidak hanya bersifat internal wilayah, namun harus
diperhatikan sebaran atau pengaruh (spred effect) pertumbuhan yang
dapat ditimbulkan bagi wilayah sekitarnya, bahkan secara
nasional
2) Dalam upaya mengembangkan wilayah memerlukan upaya kerjasama
pengembangan antar daerah dan menjadi persyaratan utama bagi
keberhasilan pengembangan wilayah
3) Pola pengembangan wilayah bersifat integral yang merupakan
integrasi dari daerah-daerah yang tercakup dalam wilayah melalui
pendekatan kesetaraan Dalam pengembangan wilayah,
mekanisme pasar harus juga menjadi prasyarat bagi perencanaan
pengembangan kawasan. Dalam pemetaan pengembangan wilayah, satu
wilayah pengembangan diharapkan mempunyai unsur-unsur
2 Tarigan Robinson.2005.Ekonomi Regional. Jakarta.Bumi
Aksara.Hal:5
strategis antara lain berupa sumberdaya alam, sumberdaya manusia
dan infrastruktur yang saling berkaitan dan melengkapi sehingga
dapat dikembangkan secara optimal dengan memperhatikan sifat
sinergisme di antaranya (Direktorat Pengembangan Wilayah dan
Transmigrasi, 2003).
Menurut pandangan ekonomi klasik dikatakan pembangunan ekonomi
di daerah yang kaya sumber daya alam akan lebih maju dan
masyarakatnya lebih makmur dibandingkan di daerah yang miskin
sumber daya alam. Dalam tingkat tertentu, pembenaran terkait
anggapan ini masih dapat diterima, dalam artian sumber daya alam
harus dilihat sebagai modal awal untuk pembangunan yang selanjutnya
harus dikembangkan terus. Sehingga diperlukan faktor lain, beberapa
diantaranya yaitu bahan baku,teknologi dan sumber daya
manusia3(Tambunan, 2001:198).
Data yang digunakan sebagai informasi yang sangat penting untuk
mengetahui output pada sektor ekonomi dan melihat pertumbuhan di
suatu wilayah tertentu (provinsi/kabupaten/kota) adalah data Produk
Domestik Regional Bruto. Dengan adanya data PDRB, maka dapat
ditentukannya sektor unggulan (leading sector) di suatu
daerah/wilayah.
SEKTOR UNGGULAN Pengertian sektor unggulan
biasanya berkaitan dengan suatu perbandingan, baik itu
perbandingan berskala regional, nasional maupun internasional. Pada
lingkup internasional, suatu sektor dikatakan unggulan jika sektor
tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain.
Sedangkan pada lingkup nasional, suatu sektor dapat dikategorikan
sebagai sektor unggulan apabila sektor di wilayah tertentu mampu
bersaing dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain,
baik di pasar nasional ataupun domestik (Tambunan, 2001). Suatu
daerah dapat memiliki sektor unggulan apabila daerah tersebut dapat
memenangkan persaingan pada sektor yang sama dengan daerah lain
sehingga dapat melakukan ekspor (Suyatno, 2000). Sektor unggulan
menurut Tumenggung (1996) adalah sektor yang memiliki keunggulan
komperatif dan keunggulan kompetitif dengan produk sektor sejenis
dari daerah lain serta memberikan nilai manfaat yang besar. Sektor
unggulan juga memberikan nilai
3 Titisari Kartika.2010.Identifikasi potensi ekonomi daerah
Boyolali Karanganyar dan Sragen. Jurnal ilmiah orasi bisnis –
ISSN:2085-1375. Hal 12
-
4
tambah dan produksi yang besar, memiliki multiplier effect yang
besar terhadap perekonomian lain, serta memiliki permintaan yang
tinggi baik pasar lokal maupun pasar ekspor (Mawardi, 1997). Sektor
unggulan dipastikan memiliki potensi lebih besar untuk tumbuh lebih
cepat dibandingkan sektor lainnya dalam suatu daerah terutama
adanya faktor pendukung terhadap sektor unggulan tersebut yaitu
akumulasi modal, Pertumbuhan tenaga kerja yang terserap, dan
kemajuan teknologi (technological progress). Penciptaan peluang
investasi juga dapat dilakukan dengan memberdayakan potensi sektor
unggulan yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan (Rachbini,
2001). Sektor unggulan di suatu daerah (wilayah) berhubungan erat
dengan data PDRB dari daerah bersangkutan. Karena di dalam PDRB
terkandung informasi yang sangat penting diantarnya untuk melihat
output sektor ekonomi (kontribusi masing-masing sektor) dan tingkat
pertumbuhan dalam suatu daerah baik daerah provinsi maupun
kabupaten/kota.
KRITERIA PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN
Menentukan sektor unggulan adalah hal yang cukup penting untuk
dilakukan agar dapat dijadikan dasar perencanaan pembangunan daerah
sesuai dengan era otonomi daerah yang mana daerah memiliki
kesempatan serta kewenangan untuk membuat kebijakan yang sesuai
dengan potensi daerah demi mempercepat pembangunan ekonomi daerah.
Adapun kriteria sektor unggulan menurut Usya (2006) yaitu:
1) Sektor unggulan memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang
tinggi,
2) Sektor unggulan memiliki angka penyerapan tenaga kerja yang
relatif besar,
3) Sektor unggulan memiliki keterkaitan antara sektor yang
tinggi baik ke depan maupun ke belakang,
4) Sektor yang mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi.
METODE PENELITIAN Dalam melakukan analisa untuk
mendapatkan sektor unggulan sehingga dapat dilihat strategi
pengembangannya digunakan data Produk Domestik Regional Bruto Atas
Dasar Harga Konstan Kabupaten Kupang dan Provinsi Nusa Tenggara
Timur dengan metode analisa Location Quetion yang mana hasil yang
diharapkan adanya sektor-sektor basis yang kemudian dikaji dengan
metode Shift-share untuk melihat pengaruh penyerapan tenaga kerja
yang ada di wilayah regional dan wilayah amatan. Hasil yang
diharapkan akan dikaji lagi untuk mengetahui laju pertumbuhan
sektor yang berpotensi sebagai unggulan dengan metode Growth-Share
kemudian hasil yang diharapkan adalah sektor unggulan yang dapat
dilihat potensi dan permasalahan yang kemudian digunakan SWOT untuk
merumuskan strategi pengembangan kabupaten kupang.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hal utama yang harus dilakukan yaitu
mengetahui sektor basis dan sektor non basis dari sektor-sektor
PDRB ADHK yang sudah dianalisa menggunakan metode LQ. Hasil dari
perhitungan yang sudah dilakukan jika LQ > 1 sektor tersebut
termasuk dalam sektor basis namun jika LQ < 1 sektor tersebur
termasuk dalam sektor non-basis. Dari perhitungan yang telah
dilakukan berikut merupakan tabel hasil analisa LQ.
Tabel Hasil Perhitungan Analisa sector basis dengan LQ Kabupaten
Kupang berdasarkan PDRB ADHK Tahun 2011-2015
No Kategori LQ
KET 2011 2012 2013 2014 2015 Rata2
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
1.47 1.48 1.49 1.50 1.51 1.49 BASIS
B Pertambangan dan Penggalian 1.46 1.47 1.47 1.49 1.48 1.47
BASIS
C Industri Pengolahan 1.44 1.46 1.50 1.54 1.55 1.49 BASIS
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.37 0.37 0.37 0.37 0.36 0.37
NONBASIS
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0.66 0.64 0.62 0.62 0.64 0.64 NONBASIS
F Konstruksi\ 1.09 1.12 1.13 1.13 1.11 1.12 BASIS
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
1.09 1.11 1.12 1.15 1.15 1.12 BASIS
H Transportasi dan Pergudangan 1.14 1.13 1.14 1.13 1.15 1.14
BASIS
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
0.20 0.21 0.22 0.22 0.23 0.22 NONBASIS
-
5
No Kategori LQ
KET 2011 2012 2013 2014 2015 Rata2
J Informasi dan Komunikasi 0.63 0.61 0.62 0.62 0.63 0.62
NONBASIS
K Jasa Keuangan dan Asuransi 0.19 0.19 0.18 0.19 0.19 0.19
NONBASIS
L Real Estate 0.56 0.55 0.56 0.60 0.62 0.58 NONBASIS
M Jasa Perusahaan 0.14 0.14 0.14 0.14 0.15 0.14 NONBASIS
N Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
0.81 0.81 0.80 0.78 0.76 0.79 NONBASIS
O Jasa Pendidikan 0.43 0.42 0.42 0.42 0.43 0.42 NONBASIS
P Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.35 0.36 0.36 0.37 0.37
0.36 NONBASIS
Q Jasa Lainnya 0.08 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 NONBASIS
Sumber : Hasil Analisa 2017
Dilihat dari hasil perhitungan LQ yang sudah dilakukan, terdapat
6 (enam) sektor basis yang mana memiliki perhitungan LQ lebih besar
dari 1 (satu). Keenam sektor tersebut adalah : Sektor
pertanian,kehutanan dan perikanan, sektor pertambangan dan
penggalian,sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, sektor
perdaganan besar dan eceran dan sektor transportasi dan
pergudangan. Dengan memperhatikan hasil perhitungan LQ, terlihat
bahwa sektor-sektor yang berpotensi menjadi sektor unggulan di
Kabupaten Kupang yang berpotensi untuk melakukan ekspor adalah
Sektor Pertanian sedangkan sektor lainnya cenderung kurang
kompetitif dan mempunyai kecenderungan untuk impor dari daerah lain
sehingga kurang dapat bersaing dengan wilayah
sekitarnya. Untuk itu setelah melihat sektor basis yang telah
didapatkan dari hasil perhitungan LQ selanjutnya dilakukan
perhitungan dengan metode DLQ untuk melihat kontribusi sektor
tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel hasil
perhitungan DLQ. Tabel hasil perhitungan DLQ menjelaskan bahwa enam
sektor yang sudah berpotensi sebagai sektor unggulan atau sektor
basis yang sudah didapatkan dari hasil analisa perhitungan LQ
dikaji lagi dengan melihat kontribusi sektor terhadap wilayah
diatasnya dan terhadap wilayahnya. Untuk itu terdapat 4 sektor yang
mana memiliki nilai kontribusi besar yang artinya kontribusi sektor
di wilayah provinsi bernilai kecil namun sektor tersebut
berkontribusi secara baik di wilayahnya.
Tabel Hasil perhitungan DLQ Kabupaten Kupang
No Kategori ANALISA DLQ KET (dibandingkan dgn
provinsi) 2011 2012 2013 2014 2015
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
1.08325 0.91787 1.01335 0.88429 1.2054 KONTRIBUSI LEBIH
BESAR
B Pertambangan dan Penggalian
1.1762 0.94671 0.90519 1.0318 0.83262 KONTRIBUSI KECIL
C Industri Pengolahan 1.16306 1.03437 1.23608 1.3834 1.09557
KONTRIBUSI LEBIH BESAR
D Konstruksi 0.98724 1.20634 0.93757 0.92893 0.68614 KONTRIBUSI
KECIL
E Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
0.96091 1.01153 1.02613 1.10241 1.05097 KONTRIBUSI LEBIH
BESAR
F Transportasi dan Pergudangan
0.73675 0.76892 0.89339 0.79186 1.21285 KONTRIBUSI LEBIH
BESAR
Sumber : Hasil Analisa 2017 Empat sektor yang berpotensi
sebagai sektor kemudian akan diidentifikasi sesuai menggunakan
metode Shift-Share yang mana untuk mengetahui pertumbuhan
penyerapan tenaga kerja antar sektor yang berpotensi sebagai sektor
unggulan wilayah Kabupaten Kupang.
Analisa Ketenagakerjaan Pada dasarnya metode shift share
digunakan untuk melihat perubahan lapangan kerja total atau PDRB
total dari
suatu wilayah penelitian berdasarkan komponen shift dan komponen
share-nya berdasarkan periode tertentu sesuai dengan waktu yang
digunakan. Karena pada analisis ini penulis menggunakan data Jumlah
tenaga kerja bedasarkan lapangan kerja utama maka analisis ini
digunakan untuk mengetahui seberapa besar kesempatan kerja dari
daerah analisis (Kabupaten Kupang) jika dilihat dari komponen shift
dan share nya. Komponen share disini adalah nilai National Share
(NS)
-
6
yaitu komponen yang menunjukkan tingginya kesempatan kerja di
Kabupaten seandainya proporsi perubahannya sama dengan laju
pertambahan nasional. Sedangkan komponen shift adalah penyimpangan
(deviation) dari national share dalam produktivitas tenaga kerja di
wilayah
analisis yang dapat dilihat dari nilai komponen Proportional
Share dan Differential Shiftnya. Sehingga kesempatan kerja suatu
sektor dapat diperinci dari nilai National Share, Proportional
Shift dan Differential Shift.
Tabel Hasil perhitungan Shift-share Kabupaten Kupang
No Lapangan usaha
Penduduk pekerja utama Penduduk pekerja utama
2011 2014 ∆e r,i,t
2011 2015 ∆e ni,t
E r,i,t-n E r,i,t E Ni,t-n E N,i,t
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 134.330 141.029 6.699
1.360.265 1.321.274 - 38.991
B Industri Pengolahan 31.227 31.749 522 124.697 166.194
41.497
C Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
5.875 6.126 251 147.439 177.571 30.132
Total 171.432 178.904 7.472 1.632.401 1.665.039 32.638
Sumber : Hasil analisa 2017
Setelah dianalisis kesempatan kerja baik provinsi maupun
kabupaten maka langkah selanjutnya adalah menentukan nilai dan
komponen National Share-nya.
Komponen National share (Ns) menujukkan banyaknya kesempatan
kerja wilayah analisis seandainya proporsi perubahannya sama dengan
laju pertambahan nasional.
Tabel . Hasil Analisa National Share
No Lapangan Usaha/ Sektor
Penduduk Pekerja Utama
A*B National
Share E r,i,t-n (A)
E N,t/E N,t-n (B)
(C) (C-A)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
134.330 1.02 137.015.78 2.685.78
B Industri Pengolahan 31.227 1.02 31.851.35 624.35
C Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
5.875 1.02 5.992.46 117.46
Total 171.432.00 3.06 174.859.59 3.427.59
Sumber : Hasil Analisa 2017
Analisa National Share merupakan komponen Share yang menjelaskan
tentang perubahan kesempatan kerja suatu wilayah yang disebabkan
oleh perubahan kesempatan secara umum. Dalam hal ini yaitu
perubahan kesempatan kerja yang ada di wilayah Kabupaten Kupang
yang disebabkan oleh perubahan yang kesempatan kerja yang terjadi
di Provinsi NTT. Dilihat dari hasil analisa National Share sektor
pertanian memiliki nilai kesempatan kerja yang tinggi sehingga
dapat dikatakan bahwa kesempatan kerja sektor pertanian di
Kabupaten Kupang memiliki peranan yang cukup besar terhadap
kesempatan kerja yang ada di Provinsi NTT dengan kata lain
Kabupaten Kupang membuka kesempatan kerja yang cukup besar di
Provinsi NTT.
Setelah dihitung nilai National Share-nya langkah selanjutanya
adalah
menentukan nilai proportional shift-nya. Proportional shift-nya
menujukkan besarnya penyimpangan atau deviasi dari nilai national
share-nya.Proportional Shift menujukkan nilai komponen structural
atau industrial mix (bauran industry). Nilai proportional share
yang positif menujukkan daerah yang berspesialisasi dalam sektor
yang secara lebih luas tumbuh dengan cepat sedangkan jika bernilai
negatif maka daerah yang berspesialisai dalam sektor secara lebih
luas tumbuh lebih lambat.
-
7
Tabel . Hasil Analisa Proportional Shift
No Lapangan Usaha/ Sektor
PDRB Kab Kupang ADHK (Juta Rupiah)
(B) (C) (D) Proportional
Shift
E r,i,t-n (A)
E Ni,t-n E N,i,t E N,I,t
/ E N,I,t-n
EN,t/E,N,t-n
(B- C) (A*D)
A Pertanian, Kehutanan, dan perikanan
134,330 1,360,265 1,321,274 0.97 1.02 -0.05 (6,536.25)
B Industri Pengolahan
31,227 124,697 166,194 1.33 1.02 0.31 9,767.46
C
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
5,875 147,439 177,571 1.20 1.02 0.18 1,083.21
Total 171,432 1,632,401 1,665,039 3.51 3.06 0.45 4,314.41 Sunber
: Hasil Analisa 2017
Analisa Proportional Shift menggambarkan tentang perubahan
kesempatan kerja suatu wilayah yang disebabkan oleh komposisi
sektor industri di wilayah tersebut, perbedaan sektor dalam
permintaan produk akhir serta perbedaan dalam struktur dan
keragaman pasar. Untuk itu dalam penulisan ini membahas tentang
adanya perubahan kesempatan kerja yang disebabkan karena adanya
perbedaan komposisi dalam sektor-sektor industri, perbedaan
permintaan produk serta adanya perbedaan dalam struktur keragaman
pasar yang ada di Kabupaten Kupang.
Hasil analisa Proportional Shift menunjukan bahwa terdapat 1
sektor bernilai negatif dan 3 sektor bernilai positif. Adanya
sektor yang bernilai negatif menjelaskan bahwa sektor tersebut
memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat pada tingkat Provinsi NTT
sedangkan untuk sektor yang bernilai positif memiliki tingkat
pertumbuhan yang cepat di tingkat Provinsi NTT. Setelah diketahui
nilai Proportional Shift maka akan dihitung nilai differential
Shift-nya.
Tabel Hasil Analisa Differential Shift
No Lapangan Usaha/
Sektor
(A) PDRB ADHK Prov NTT
(Juta Rupiah) (B) (C)
(D) differential shift
2014 2011 2014 2011
E r,i,t E Ni,t-n E N,i,t E N,I,t/E N,I,t-n
E r,i,t-n (B*C) (A-D)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
141,029 1,360,265.00 1,321,274.00 0.97 134,330 130,479.53
10,549.47
B Industri Pengolahan 31,749 124,697.00 166,194.00 1.33 31,227
41,618.80 (9,869.80)
C Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
6,126 147,439.00 177,571.00 1.20 35,840 43,164.59
(37,038.59)
Total 178,904.00 1,632,401.00 1,665,039.00 3.51 201,397.00
215,262.93 (36,358.93) Sumber : Hasil Analisa 2017
Hasil analisa Differential Shift Kabupaten Kupang terdapat dua
sektor bernilai negatif dan satu sektor bernilai positif. Hal ini
menjelaskan bahwa satu sektor yang bernilai positif adalah
sektor
pertanian yang mana berarti sektor pertanian Kabupaten Kupang
merupakan keunggulan komparatif artinya sektro pertanian merupakan
sektor yang unggul di wilayah Kabupaten Kupang.
Tabel Kesimpulan Analisa Shift Share
No Lapangan Usaha/ Sektor Analisa National
Share Analisa
Proportional Shift
Analisa Differential
Shift
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
+ - +
B Industri Pengolahan
+ + -
-
8
No Lapangan Usaha/ Sektor Analisa National
Share Analisa
Proportional Shift
Analisa Differential
Shift
C Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
+ + -
Sumber : Hasil Analisa 2017
Dari hasil analisa yang dilakukan didapatkan bahwa:
a. kesempatan kerja sektor pertanian yang ada di Kabupaten
Kupang cukup besar dan berpengaruh terhadap kesempatan kerja sektor
pertanian Provinsi NTT
b. namun kesempatan kerja yang cukup besar tidak memacu
pertumbuhan sektor pertanian tersebut di wilayah Provinsi NTT
karena adanya perbedaan permintaan produk akhir dan perbedaan dalam
struktur dan keragaman pasar sehingga menyebabkan nilai pertumbuhan
proporsionalnya atau Proportional Shift bernilai negatif.
c. Pertumbuhan sektor pertanian yang lambat di tingkat provinsi
tidak menjadi penyebab terhambatnya kualitas dan
kuantitas sektor tersebut di wilayah Kabupaten Kupang, hal ini
dapat dilihat pada hasil analisa Differential Shift yang mana
sektor pertanian memiliki nilai positif yang artinya sektor ini
memiliki keunggulan komparatif yang mana dapat menjadi pijakan
berkembangnya wilayah Kabupaten Kupang.
Dari hasil nalisa Shift-Share menghasilkan 1 sektor yang dapat
dijadikan sektor unggulan yaitu sektor pertanian. Untuk itu dalam
analisa Growth-Share ini akan dijabarkan berdasarkan komoditas dari
masingmasing sektor sehingga dapat diketahui kontribusi komoditas
yang paling besar sehingga dapat menjadi komoditas unggulan yang
dapat dikembangkan sebagai salah satu strategi untuk pengembangan
wilayah Kabupaten Kupang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel Hasil Analisa Gworth-Share Kabupaten Kupang
Komoditas Jumlah Produksi (TON) Analisa Growth Ratarata Ket
PERTANIAN 2011 2012 2013 2014 2011- 2012
2012- 2013
2013- 2014
Tanaman Pangan
padi 51,538 53,462 60,469 67,907 4% 13% 12% 10% +
Jagung 54,397 69,147 59,997 49,909 27% -13% -17% -1% -
Ubi Kayu 30,752 49,552 40,235 34,344 61% -19% -15% 9% +
Kacang tanah 5,437 3,780 3,452 1,926 -30% -9% -44% -28% -
kacang hijau 360 451 172 139 25% -62% -19% -19% -
Holtikultura
Sayur-sayuran
2,036 2,411 2,411 2,989 18% 0% 24% 14% +
Buah-buahan 37,994 15,719 44,337 48,247 -59% 182% 9% 44% +
Perikanan
produksi ikan 5,338 7,136 5,644 5,807 34% -21% 3% 5% -
TOTAL 548,134 364,824 637,454 672,395 -33% 75% 5% 16%
Sumber : Hasil Analisa 2017
-
9
Tabel Hasil Analisa Share Kabupaten Kupang
Komoditas Analisa Share
Rata-rata Ket PERTANIAN 2011 2012 2013 2014
Tanaman Pangan
padi 0.03761 0.058617 0.037944 0.040397 0.044677 +
Jagung 0.039696 0.075814 0.037648 0.02969 0.038162 +
Ubi Kayu 0.022441 0.05433 0.025247 0.020431 0.016734 +
Kacang tanah 0.003968 0.004144 0.002166 0.001146 0.001546 +
kacang hijau 0.000263 0.000494 0.000108 8.27E-05 0.000118 +
Holtikultura
Sayur-sayuran 0.01486 0.026435 0.015129 0.017781 0.136131 +
Buah-buahan 0.277267 0.172342 0.278216 0.287018 0.126855 +
PERIKANAN
Produksi Ikan 0.003895 0.007824 0.003542 0.003455 0.004679 +
Sumber : Hasil Analisa 2017
Tabel Kesimpulan Hasil Analisa Growth dan Share
Komoditas Analisa Growth Analisa Share Keterangan
Tanaman Pangan
Padi + + Unggulan
Jagung - + Dominan
Ubi Kayu + + Unggulan
Kacang tanah - + Dominan
kacang hijau - + Dominan
Holtikultura
Sayur-sayuran + + Unggulan
Buah-buahan + + Unggulan
PERIKANAN
Produksi ikan - + Dominan
Sumber : Hasil Analisa 2017 Jika dilihat dari jumlah
produksi
yang terdapat didalam analisa GrowthShare maka didapatkan padi
memiliki jumlah terbesar. Hasil analisa Growth-Share menggambarkan
bahwa padi menjadi komoditas unggulan dari sektor unggulan
pertanian yang dilihat berdasarkan hasil analisa sebelumnya. Dari
hasil analisa diatas maka akan dilakukan Analisa Input-output untuk
melihat Multiplier Effect yang ditimbulkan oleh padi sebagai
komoditas unggulan. Input – output yang akan dibahas dalam
penulisan ini yaitu melihat keterkaitan kebelakang (Backward) dan
keterkaitan kedepan atau paparan masa depan (Forward). Perlu adanya
melihat keterkaitan kebelakang agar melihat proses atau kinerja
yang saling memiliki keterkaitan ataupun kerja sama yang membantu
dalam ketersediaan komoditi unguglan yang mana memiliki
permasalahan dan kelebihan yang dapat menjadi kekuatan dalam
melihat paparan
masa depan (Forward) sehingga dapat merumuskan strategi yang
sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan guna sebagai pengembangan
wilayah di Kabupaten Kupang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
-
10
Hasil yang didapatkan sebesar 67.907 Ton dalam bentuk padi
diasumsikan (berdasarkan perhitungan BPS 2012) mengalami penurunan
sebesar 37,36% sehingga beras yang dihasilkan menjadi 42.604 Ton.
Namun hasil ini belum maksimal untuk mencukupi kebutuhan masyarakat
didalam Kabupaten Kupang sehingga perlunya pengembangan terkait
dengan memaksimalkan komoditas unggulan sehingga dapat dikonsumsi
masyarakat dalam Kabupaten Kupang dan sekitar wilayah Kabupaten
Kupang. hal ini dikatakan belum mencukupi karena penduduk Kabupaten
Kupang tahun 2015 berjumlah 348.010 Jiwa jika diasumsikan
(BPS,2015) masing-masing orang mengkonsumsi 114 kg/tahun maka dalam
satu tahun konsumsi penduduk di Kabupaten Kupang sebesar 39.673.140
Ton sehingga diperlukan strategi yang maksimal
untuk meningkatkan hasil produksi yang sudah ada.
Pengembangan suatu wilayah harus juga dilihat kemampuan dan
masa;ah dari dalam wilayah serta tantangan yang berasal dari luar
wilayah. Hasil analisa ini melihat Faktor Internal dari yang mana
factor ini menyangkut kondisi yang terjadi dalam wilayah, yang mana
ini juga mempengaruhi strategi yang akan di rumuskan. Faktor
Internal ini akan membahas tentang kekuatan dan kelemahan yang
berasal dari dalam wilayah, sedangkan factor eksternal akan
membahas tentang peluang dan tantangan yang berasal dari luar
wilayah perencanaan. Untuk itu table berikut akan menampilkan hasil
pengklasifikasian factor internal dan eksternal yang diperoleh dari
data lapangan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Tabel Hasil Klasifikasi Faktor Internal Sektor Unggulan di
Kabupaten Kupang
NO FAKTOR INTERNAL
KEKUATAN KELEMAHAN
1 Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Kupang
Sewa Lahan
2 Potensi Sumber Daya Alam Bencana Banjir menyebabkan lahan
rusak
3 Modal berasal dari dalam Kabupaten (Koperasi,komunitas dan
keluarga)
Bencana kekeringan menyebabkan produktivitas pertanian
menurun
4 Adanya kerja sama dengan daerah-daerah sekitar sehingga dapat
meningkatkan produktivitas komoditas
Jaringan jalan yang masih belum memadai di beberapa wilayah
5 Kondisi jalan di Kabupaten Kupang Aspal baik Belum tersedianya
jaringan listrik di beberapa wilayah
6 Kabupaten kupang memiliki 14 pasar permanen dan 18 pasar
darurat
Pembibitan diolah manual oleh petani
7 Jalur distribusi Kabupaten Kupang terletak di jalan Arteri
primer yang mana menghubungkan kabupaten Kupang dengan kabupaten
TTS
Pupuk yang digunakan olahan masyarakat sekitar
Sumber : Hasil Analisa 2017
Tabel Hasil Klasifikasi Faktor Eksternal Sektor Unggulan di
Kabupaten Kupang
NO FAKTOR EKSTERNAL
PELUANG ANCAMAN
1 Kemajuan teknologi Undang-undang baru No. 20 Tahun 2008
tentang UMKM
2 Berbagai kemajuan pembangunan yang dimiliki oleh
daerah-daerah
Globalisasi, pasar bebas dan keterbukaan ekonomi dunia
3 Kerjasama dengan daerah-daerah lain di Provinsi
Sumber : Hasil Analisa 2017
-
11
Tabel SWOT
IFAS (STRENGTH – WEAKNESS)
EFAS
(OPPORTUNITIES
– THREATS)
KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
Penyerapan tenaga kerja Sewa Lahan
Potensi Sumber Daya Alam Bencana kekeringan menyebabkan
produktivitas pertanian menurun
Modal berasal dari dalam Kabupaten (Koperasi,komunitas dan
keluarga)
Bencana Banjir
Adanya kerja sama dengan daerah-daerah sekitar sehingga dapat
meningkatkan produktivitas komditas
Jaringan jalan yang masih belum memadai di beberapa wilayah
Jalur distribusi Kabupaten Kupang terletak di jalan Arteri
primer yang mana menghubungkan kabupaten Kupang dengan kabupaten
TTS
Belum tersedianya jaringan listrik dibeberapa wilayah
Kabupaten kupang memiliki 14 pasar permanen dan 18 pasar
darurat
Bibit padi dibudidaya sendiri oleh masyarakat
Pupuk yang digunakan olahan masyarakat sekitar
PELUANG (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O
Kemajuan teknologi - Meningkatkan kualitas SDM
khususnya dalam bidang pertanian
- Meningkatkan modal yang ada di daerah
- Mengenalkan teknologi yang modern dan maju
- Menjalin kerja sama dengan daerah-daerah yang ada disekitar
KabupatenKupang
- Meningkatkan kenyamanan di pasar tradisional
- Mengurangi intensitas penjualan lahan sehingga berkurangnya
sewa lahan yang dilakukan oleh masyarakat
- Menyediakan tempat penampungan air yang dapat digunakan saat
musim kering.
- Melestarikan potensi yang ada agar dapat mendatangkan
inverstor
Berbagai kemajuan pembangunan yang dimiliki oleh
daerah-daerah
Kerjasama dengan daerah-daerah lain di Provinsi
ANCAMAN (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T
Iklim yang tidak stabil - Meningkatkan kesadaran masyarakat
terkait dengan persaingan ekonomi
- Meningkatkan kesadaran masyarakat terkait komoditas-komoditas
yang dapat dikembangkan sehingga menjadi ikon-ikon wilayah.
- Meningkatkan kerja sama dengan pemerintah daerah untuk dapat
memaksimalkan produktivitas hasil pertanian
Kepemilikan lahan oleh pihak dari luar wilayah Kabupaten.
Sumber : Hasil Analisa 2017
Berdasarkan analisa SWOT maka dihasilkan strategi S-O,W-O,S-T
dan W-T, adapun strateginya adalah sebagai berikut :
a. Strategi S-O (Strength – Opportunity), strategi yang
menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang
1. Meningkatkan kualitas SDM khususnya dalam bidang pertanian
sebaga upaya peningkatan penyerapan tenaga kerja
2. Meningkatkan modal yang ada di daerah
3. Mengenalkan teknologi yang modern dan maju
-
12
4. Menjalin kerja sama dengan daerah-daerah yang ada disekitar
Kabupaten Kupang
5. Meningkatkan kenyamanan di pasar tradisional.
b. Strategi W-O (Weakness – Opportunity), strategi yang
meminimalkan kelemahan dan memanfaatkan peluang
1. Mengurangi intensitas penjualan lahan sehingga berkurangnya
sewa lahan yang dilakukan oleh masyarakat
2. Menyediakan tempat penampungan air yang dapat digunakan saat
musim kering.
3. Melestarikan potensi yang ada agar dapat mendatangkan
inverstor
c. Strategi S-T (Strength – Threats), strategi yang menggunakan
kekuatan dan mengatasi ancaman
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat terkait dengan persaingan
ekonomi dunia
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat terkait komoditas-komoditas
yang dapat dikembangkan sehingga menjadi ikon-ikon wilayah.
d. Strategi W-T (Weakness – Threats), strategi yang meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman
1. Meningkatkan kerja sama dengan pemerintah daerah untuk dapat
memaksimalkan produktivitas hasil pertanian
2. Mengembangkan jaringan jalan di beberapa wilayah
KESIMPULAN Kabupaten Kupang merupakan
salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi NTT dengan kekayaan
alam yang melimpah, namun terbatasnya Sumber Daya Manusia dalam
mengolah Sumber Daya Alam yang ada,menyebabkan terbatasnya
pengembangan perekonomian di Kabupaten Kupang. Strategi yang
dihasilkan memberikan solusi bagi permasalahn yang muncil dalam
pengembangan wilayah Kabupaten Kupang. Selengkanya kesimpulan
yang dapat diuraikan terkait dengan berbagai pembahasan pada
bagian sebelumnya adalah :
Dilihat dari data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2015 di
Kabupaten Kupang, perekonomian Kabupaten Kupang saat ini didominasi
oleh pertanian,namun juga memiliki sumber daya alam lainnya yang
dapat menjadi pendukung dalam pengembangan wilayah.
Dari hasil analisa yang telah dilakukan Pertanian merupakan
sektor yang mendominasi Kabupaten Kupang dalam nilai PDRB namun
tidak berarti pertanian menjadi satu-satunya sektor basis yang ada
di Kabupaten Kupang, maka dari hasil analisa LQ didapatkan 3 sektor
basis yang mana memiliki nilai rata-rata analisa LQ lebih dari 1
yang artinya sektor tersebut berpeluang untuk melakukan ekspor dan
berkontribusi lebih besar di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timut.
Keempat sektor tersebut adalah :
• Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
• Sektor Industri Pengolahan
• Sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda
motor
Ketiga sektor basis yang sudah didapatkan dilihat dari
kesempatan kerjanya, sektor yang memiliki kesempatan kerja yang
besar terdapat di sektor pertanian,kehutanan dan perikanan,sektor
industri pengolahan dan Sektor perdagangan besar dan eceran;
reparasi mobil dan sepeda motor. Nilai kesempatan kerja yang besar
tidak menjamin sektor tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang
cepat jika dibandingkan di wilayah Provinsi untuk itu didapatkan
sektor pertanian memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih lambat di
wilayah Provinsi, selain itu juga dilakukan analisa untuk
mengetahui sektor yang memiliki keunggulan komparatif didapatkan
bahwa sektor pertanian merupakan
-
13
satu sektor yang memiliki nilai positif yang artinya sektor ini
memiliki keunggulan komparatif yang dapat dijadikan keunggulan dari
wilayah Kabupaten Kupang.
Sektor yang memiliki keunggulan komparatif kemudian dijabarkan
berdasarkan sub sektor hingga menghasilkan satu komoditas unggulan
yang dapat dijadikan base dalam pengembangan wilayah Kabupaten
Kupang.
Sektor unggulan yang ada di Kabupaten Kupang yaitu sektor
Pertanian dengan komoditas yang menjadi keunggulan adalah Padi.
Strategi yang digunakan untuk pengembangan wilayah di Kabupaten
berbasis sektor Pertanian dengan komoditas Unggulan padi dibagi
menjadi beberapa aspek yaitu Fisik, Sosial, Lingkungan dan Ekonomi.
Penjabaran dari setiap aspek merupakan hasil analisa dari strategi
yang dilakukan dengan pembobotan Efas dan Ifas.
REKOMENDASI Hasil dari analisa yang sudah dilakukan
didapatkan beberapa strategi yang dapat digunakan untuk
pengembangan wilayah. Sektor unggulan dapat berubah sesuai dengan
hasil produksi yang dihasilkan dari
produktivitas lahan di wilayah penelitian. Namun dari hasil
analisa dan strategi perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait
konsep pengembangan wilayah berbasis sektor unggulan. Dalam konsep
pengembangan wilayah baiknya dilakukan pendekatan lebih jauh
tentang analisa dan strategi yang lebih konkrit sebagai dasar
konsep pengembangan wilayah.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU 1 Tarigan Robinson.2005.Ekonomi Regional.Jakarta. Bumi
Aksara.Hal:3 2Tarigan Robinson.2005.Ekonomi Regional. Jakarta.Bumi
Aksara. Fahmi Irham.Manajemen Resiko.Alfabeta Effendi
Sofian;Tukiran.2014.Metode Penelitian Survey.LP3ES.
Sugiyono.2016.Metode Penelitian Pendidikan.Alfabeta
Sjafrizal.2008.Ekonomi Regional.Baduose Media
Sjafrizal.2014.Ekonomi Wilayah dan Perkotaan.Raja Grafindo Persada
JURNAL 3Yulianita Anna.2009.Analisis sektor unggulan dan
pengeluaran pemerintah di Kabupaten Ogan Komering Ilir.JEP. Hal:2.
4 Titisari Kartika.2010.Identifikasi potensi ekonomi daerah
Boyolali Karanganyar dan Sragen. Jurnal ilmiah orasi bisnis –
ISSN:2085-1375. Hal 12
-
14
-
15