STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE SANGKURIANG ( Clarias gariepinus strain sangkuriang) (KASUS UKM BUDIDAYA LELE) di KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR SKRIPSI AFRILYADI EKO WIBOWO H34086002 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
108
Embed
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE ... · RINGKASAN AFRILYADI EKO WIBOWO. Strategi Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang ( Clarias gariepinus strain sangkuriang)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE SANGKURIANG ( Clarias gariepinus strain sangkuriang)
(KASUS UKM BUDIDAYA LELE) di KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI
AFRILYADI EKO WIBOWO
H34086002
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2011
RINGKASAN AFRILYADI EKO WIBOWO. Strategi Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang ( Clarias gariepinus strain sangkuriang) (Kasus UKM Budidaya Lele) di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. (Di bawah bimbingan JOKO PURWONO).
Ikan lele sangkuriang memiliki beberapa keunggulan antara lain keunggulan pada pertumbuhannya yang cepat, daya tetas yang banyak, nilai FCR (Feed Convention Ratio) yang lebih baik, serta ketahanan terhadap penyakit. Kecamatan Ciampea merupakan salah satu sentra perikanan budidaya air tawar di kabupaten Bogor yang prospektif untuk pengembangan ikan konsumsi. Komoditas ikan lele sangkuriang menjadi berkembang seiring dengan perkembangan warung-warung dan rumah makan pecel lele di berbagai daerah, yaitu tidak hanya di kota Bogor semata tetapi telah berkembang di daerah lain seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan dan daerah lainnya. Terbatasnya produksi perikanan terutama ikan lele dirasa kurang mencukupi dengan perkembangan industri makanan ikan konsumsi yang terus bertambah dengan tren yang terus meningkat.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha ikan lele di Kecamatan Ciampea (2) Merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha yang tepat untuk diterapkan oleh masyarakat Kecamatan Ciampea (3) Merumuskan prioritas strategi dalam pengembangan usaha oleh masyarakat Kecamatan Ciampea.
Penelitian dilakukan pada budidaya pembesaran ikan lele, yang berlokasi di kecamatan Ciampea kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data di lapangan dimulai pada bulan Agustus sampai September 2010. Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak UKM lele, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, artikel, skripsi serta literatur lainnya yang sudah diterbitkan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IFE dan EFE, analisis IE, analisis SWOT serta QSPM. Dari tabel EFE diprelihatkan total bobot skor sebesar 2,470. Hal ini menunjukkan bahwa UKM budidaya ikan lele di kecamatan Ciampea merespon kurang baik peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Sedangkan dari tabel IFE diketahui total bobot skor sebesar 2,754. Hal ini menunjukkan bahwa usaha memiliki posisi internal yang mampu menggunakan kekuatan dan mengatasi kelemahan dengan baik. Gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE pada posisi perusahaan di sel V yaitu dengan strategi umum Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dari Matriks SWOT diperoleh tiga strategi yaitu : meningkatkan produksi produk, memanfaatkan bantuan dari pemerintahan dan dinas terkait, mempertahankan produk berkualitas. Berdasarkan hasil analisis QSPM bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah : Meningkatkan produksi produk (total nilai Daya Tarik sebesar 6,843).
Saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dimasa yang akan datang yaitu a) UKM pembudidaya ikan lele sangkuriang di kecamatan Ciampea hendaknya menambah area budidaya baik dengan cara pembelian maupun penyewaan tanah yang berisi kolam-kolam budidaya. b) Perlunya mengguanakan teknologi budidaya yang baik seperti pengguanan konstruksi kolam terpal, semi permanen maupun permanen. c) Penggunaan manajemen pakan yang benar, pemberian vitamin serta saluran masukan dan buangan air kolam yang lancar. d) Penambahan benih dalam jumlah yang besar untuk mengimbangi penambahan area kolam budidaya. e) Hendaknya menggunakan karyawan terampil yang berasal dari masyarakat sekitar. f) Pencarian bantuan modal untuk menunjang realisasi pengembangan usaha budidaya ikan lele sangkuriang ini.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE SANGKURIANG ( Clarias gariepinus strain sangkuriang)
(KASUS UKM BUDIDAYA LELE) di KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR
AFRILYADI EKO WIBOWO H34086002
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2011
Judul Skripsi
Nama
NIM
:
:
:
Strategi Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang ( Clarias gariepinus strain sangkuriang) (Kasus UKM Budidaya Lele) di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Afrilyadi Eko Wibowo
H34086002
Disetujui, Pembimbing
Ir. Joko Purwono, MS NIP1960 0606 1986 01 10 02
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 1958 0908 1984 03 1 002
Tanggal lulus:
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Pengembangan
Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang ( Clarias gariepinus strain sangkuriang)
(Kasus UKM Budidaya Lele) di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor” adalah karya
sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Januari 2011
Afrilyadi Eko Wibowo
H34086002
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Afrilyadi Eko Wibowo, lahir di Kabupaten Kota Waringin
Timur, Kalimantan Tengah pada tanggal 14 April 1988. Anak pertama dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Karly, SP, MMA dan Ibunda Wagini, SP.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak pada tahun 1993 di TK
Puspita Sari Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan menyelesaikan
pendidikan dasar di SDN Pelangsian 10 pada tahun 1999 dan pendidikan menengah
pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Negeri 7 Sampit. Pendidikan lanjutan
menengah atas di SMU Negeri 1 Sampit diselesaikan pada tahun 2005 dan pendidikan
tingkat Diploma di Akademi Perikanan Sidoarjo pada tahun 2008.
Penulis diterima pada Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Departemen
Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur
seleksi umum pada tahun 2008. Selama kuliah di Departemen Agribisnis Fakultas
Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor ini, penulis telah dua kali menghadiri
seminar umum seperti diantaranya Stadium General yang berjudul “ Dampak Krisis
Finansial Global Terhadap Agribisnis : Peluang Atau Ancaman” di Gedung Alumni IPB,
Sabtu 22 November 2008 serta The 14th AFBE – PERHEPI International Conference
dengan judul “ The Effect Of The Global Economic Crisis On Business In Southast Asia”
di IPB International Convention Center (IICC) 11 Juni 2010.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan
Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang (Kasus UKM Budidaya Lele) di Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor”. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi
pengembangan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang di Kecamatan Ciampea
Kabupaten Bogor .
Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi pengembangan usaha pembesaran
ikan lele sangkuriang di UKM budidaya lele di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.
Ruang lingkup penelitian ini adalah faktor internal dan eksternal pembudidaya ikan lele
sangkuriang di Kecmatan Ciampea Kabupaten Bogor. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca dalam
memberi informasi strategi pengembangan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang di
Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.
Namun demekian, sangat disadarai masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Bogor, Januari 2011
Afrilyadi Eko Wibowo
UCAPAN TERIMAKASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk
rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan
kepada :
1. Kedua orang tua yaitu Ibunda Wagini SP serta Ayahanda Karly SP, MMA yang telah
dengan bersusah payah memberikan segala sesuatunya dalam penulisan skripsi pada
khususnya serta pada kehidupan ini pada umumnya,
2. Rasul Muhammad saw yang telah banyak memberikan suri tauladannya dalam
menyikapi hidup hingga ke jenjang skripsi ini.
3. Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan
kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama menulis skripsi.
4. Ir. Burhanudin, MM selaku dosen evaluator pada saat kolokium yang dengan
bimbingan dan arahannya dalam penulisan proposal.
5. Ir. Popong Nurhayati ,MM selaku dosen penguji utama pada sidang penulis atas
arahan dan masukannya.
6. Rachmat Yanuar , SP, Msi selaku dosen komite pendidikan pada sidang penulis atas
arahan dan masukannya.
7. Dosen-dosen ekstensi yang dengan sabar dan perhatian atas arahan pada kuliah-
kuliahnya yang membantu pada proses penulisan skripsi pada tahap selanjutnya.
8. Kang Deni Zaini Hakim selaku pembahas pada sidang dan teman bimbingan yang
dengan setia menjadi salah satu motivator dalam penyelasaian skripsi ini
9. Pihak Dinas Peternakan dan Perikanan Kecamatan Ciampea, Staff Kantor Kecamatan
Ciampea dan Elysa Manalu selaku responden atas waktu, kesempatan, informasi dan
dukungan yang diberikan.
10. Teman-teman seperjuangan dan teman-teman ekstensi Agribisnis angkatan 5, atas
semangat dan sharing selama kuliah hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak
yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas bantuannya.
11. Keluarga besar yang berada di Jawa Barat serta di Kalimantan Selatan yang selalu
memberikan dukungan moril yang begitu menyentuh kalbu.
12. Asrama Mahasiswa Kalimantan Selatan (AMKS) yang menyediakan tempat
ternyaman dan memberikan kehangatannya yang pernah ada dalam kehidupan ini
sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan tenangnya.
13. Teman-teman AMKS yang slalu menghiasi hari-hari dengan senyum dan tawa yang
mengiringi perjalanan kuliah dalam suka maupun duka.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... v
I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
1.4. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 6
Tertimbang Peluang 1. Adanya peraturan pemerintah atau dinas
terkait setempat 2. Isu flu burung dan antraks 3. Meningkatnya minat masyarakat terhadap
ikan lele 4. Peranan teknologi manajemen pakan 5. Akses jalan dan transportasi
0,103 0,101 0,112
0,067 0,094
3,5 3 4
3
3,5
0,360 0,302 0,449
0,199 0,328
Ancaman 1. Pengaruh stabilitas politik dan keamanan 2. Harga pakan mahal 3. Kenaikan BBM dan TDL 4. Pengaruh produk substitusi 5. Hama dan penyakit 6. Cuaca dan iklim
0,064 0,124 0,099 0,048 0,092 0,096
2 1 2 2
1,5 1,5
0,128 0,123 0,197 0,096 0,137 0,144
Total 2,470
Sumber : Data Primer
Hasil evaluasi matrik EFE, pada faktor peluang terlihat bahwa meningkatnya
minat masyarakat terhadap ikan lele memperoleh bobot tertinggi sebesar 0,112 dan
diperlihatkan skor peringkat 4 mengindikasikan bahwa faktor ini direspon sangat baik
oleh pembudidaya ikan lele di kecamatan Ciampea. Dengan adanya peluang ini, maka
perlunya peningkatan produktifitas ikan lele khususnya jenis sangkuriang.
Hasil identifikasi faktor eksternal berupa ancaman bagi pembudidaya yaitu harga
bahan baku seperti pakan ikan yaitu pelet memperoleh bobot tertinggi yaitu 0,124. Hal ini
sangat menjadi perhatian pembudidaya, mengingat pakan merupakan biaya terbesar
dalam budidaya. Sedangkan faktor perekonomian nasional juga yang menyebabkan
kenaikan biaya produksi.
128
7.5. Analisis Matriks IE
Analisis matriks IE dilakuka untuk mempertajam analisis yang telah dilakukan
dengan matriks IFE dan EFE. Hasil matriks IFE dan EFE berupa total nilai tertimbang
IFE di petakan ke dalam matriks IE. Total nilai tertimbang IFE dipetakan pada sumbu x,
sedangkan total nilai tertimbang EFE dipetakan pada sumbu y.
SKOR BOBOT TOTAL IFE Kuat Sedang Lemah 3,0 - 4,0 2,0 - 2,99 1,0 - 1,99 2,755 4,0 3,0 2,0 1,0
I
Grow and Build
II
Grow and Build
III
Hold and Maintain
IV
Grow and Build
V
Hold and Maintain
VI
Harvest or Divest
VII
Hold and Maintain
VIII
Harvest or Divest
IX
Harvest or Divest
Gambar 5. Matriks Internal-Eksternal (IE) Usaha Budidaya Ikan Lele Di Kecamatan
Ciampea
Sumber : Data Primer
Berdasarkan analisis faktor internal menggunakan matriks IFE, diperoleh
skor bobot total pada sumbu x sebesar 2,755 dan sumbu y yang merupakan faktor
eksternal dengan menggunakan matriks EFE, diperoleh skor bobot total sebesar
2,470. Hasil ini menempatkan usaha budidaya ikan lele di kecamatan Ciampea
pada sel V dalam matriks IE yang dapat dilihat pada Gambar 5. Posisi tersebut
mencerminkan bahwa perusahaan berada dalam posisi strategi pertahankan dan
pelihara, dimana strategi-strategi yang dapat dilakukan adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk.
SKORBOBOTTOTALEFE
3,0
2,0
1,0
Tinggi 3,0 – 4,0
Sedang 2,0 – 2,99
Rendah 1,0 – 1,99
129
7.6. Analisis Matriks SWOT
Dengan mencocokan faktor-faktor kunci Internal (kekuatan dan
kelemahan) serta faktor-faktor kunci eksternal (peluang dan ancaman) merupakan
cara yang efektif untuk menghasilkan startegi yang layak. Strategi yang dihasilkan
pada matriks IE hanya secara umum tanpa adanya implementasi yang lebih fokus
pada tingkat perusahaan. Oleh karena itu, matriks IE dilengkapi oleh matriks
SWOT. Matriks SWOT merupakan langkah-langkah konkrit yang sebaiknya
dilakukan oleh perusahaan berdasarkan pengembangan dari matriks IE. Tujuan
matriks SWOT adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang dapat
dijalankan oleh perusahaan dengan cara memindahkan hasil analisis data matriks
IFE dan EFE ke dalam matriks SWOT. Empat tipe strategi yang disarankan yaitu
Strategi SO (Strengths-Opportunities), Strategi WO (Weakness-Oppurtunities),
Strategi ST (Strengths-Threaths), Strategi WT (Weakness-Threaths).
Dimana startegi SO berarti menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang, startegi WO berarti mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan
peluang, startegi ST berarti menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman,
dan strategi WT berarti minimalkan kelemahan dan hindari ancaman. Perumusan
masing-masing startegi mengacu pada hasil posisi yang didapat pada matriks IE
yaitu jaga dan pertahankan dengan strategi umum untuk penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Hasil analisis matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar
6.
Berdasarkan analisis matriks SWOT dapat dirumuskan empat alternatif
strategi yang terdiri dari :
a) Strategi S-O (Strengths-Opportunities) : peningkatkan produksi dengan
menambah area budidaya.
Strategi ini menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang-
peluang eksternal agar memperoleh keuntungan. Alternatif yang dapat
dilakukan pada strategi S-O, yaitu peningkatkan produksi dengan menambah
area budidaya dan jumlah penebaran benih (S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2, O3,
O4, O5).
Peningkatan volume produksi penting dilakukan mengingat meningkatnya
pula minat masyarakat terhadap produk ini. Dengan memiliki lokasi strategis,
130
sarana dan prasarana memadai serta proses produksi yang baik akan dapat
semakin meningkatkan kekuatan volume produksi. Ditambah dengan adannya
bantuan dari pemerintah daerah serta Dinas Peternakan Dan Perikanan
setempat serta peran teknologi pakan dan akses jalan yang baik membuat
semakin kuatnya potensi peningkatan volume produksi ini. Oleh karena itu
dengan menambah area budidaya dan penebaran benih diharapkan volume
produksi akan meningkat pula.
Menambah area budidaya seperti dengan menambah luasan kolam yang
digunakan baik memakai kolam terpal maupun kolam tanah. Hal ini berperan
dalam meningkatkan jumlah produktifitas ikan lele yang cepat berkembang di
kolam-kolam tersebut. penambahan ini hendaknya dilakukan secara bertahap
menyusaikan dengan pendapatan yang didapat sehingga keberlajutan usaha
akan berjalan dengan lancar.
Begitu pula dengan benih, penambahan benih penting dilakukan untuk
meningkatkan padat tebar iakan di kolam-kolam tersebut. dengan
penambahan benih ikan otomatis bertambah pula jumlah produksi ikan lele
saat panen. Kedua hal ini harus bebarengan seiring berjalan, karena jika
penambahan luasan kolam tidak dibarengi dengan penambahan benih maka
usaha tersebut tidak akan berjalan secara efisien. Oleh karena itu penggunaan
alokasi pendapatan untuk keberlanjutan usaha diperlukan guna menunjang
tujuan yang hendak dicapai.
b) Strategi W-O (Weakness-Oppurtunities) : pemanfaatan bantuan dari
pemerintahan dan dinas terkait sebagai penyampai informasi antara
pemerintah, masyarakat dan pembudidaya dalam promosi, pinjaman lunak,
serta pelatihan pembudidaya.
Strategi W-O ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang eksternal yaitu: pemanfaatan bantuan dari
pemerintahan dan dinas terkait sebagai penyampai informasi antara
pemerintah, masyarakat dan pembudidaya dalam promosi, pinjaman lunak,
Promosi yang kurang, masalah permodalan, kemampuan usaha menghasilkan
modal jangka panjang serta kurangnya keterampilan karyawan dapat diatasi
131
dengan adanya bantuan pemerintah dan dinas terkait baik mengenai
permodalan, jalur pameran maupun pelatihan-pelatihan keterampilan
khususnya perikanan yang sering dan rutin diadakan.
Memaksimalkan peran pemerintah dan dinas terkait diperlukan guna
menunjang tujuan yang hendak dicapai. Pemerintah seperti halnya kantor
Kecamatan Ciampea mendukung adanya keberadaan usaha agribisnis
terutama usaha budidaya ikan lele sangkuriang. Dengan berkoordinasi dengan
pemerintahan setempat diharapakan akan adanya bantuan yang mungkin ada
untuk keberlanjutan usaha baik seperti pinjaman lunak atau bahkan hibah.
Begitu pula dengan dinas terkait seperti Dinas Peternakan dan Perikan
kecamatan Ciampea yang bersedia membantu penuh akan berjalan bahkan
pengembangan usaha budidaya ikan lele dengan serius. Hal ini seperti
diungkapkan oleh kepala UPT Disnakan Kecamatan Ciampea yang bersedia
membantu penyuluhan pembudidaya jika ada keluhan terhadap usaha yang
dijalani. Baik seperti hama dan penyakit yang menyerang ikan, maka dinas
akan memberikan obat-obatan secara gratis dan penjelasan yang terperinci
mengenai pengguanan obat-obatan tersebut. Begitu pula dengan masalah
kekurangan permodalan yang sering dihadapi oleh pembudidaya, maka dinas
setempat bekerjasa dengan dinas povinsi, pusat dan Bank setempat akan
berkordinasi untuk memberikan pinjaman modal lunak tanpa agunan terhadap
pembudidaya dengan ketentuan bunga 0,8 persen. Sehingga diharapkan
pembudidaya tidak terjebak lagi dengan adanya keberadaan tengkulak-
tengkulak nakal yang berkeliaran dan merugikan pembudidaya sendiri.
Mengenai kurangnya keterampilan karyawan ,maka dinas sendiri sering
melakukan pelatihan-pelatihan keterampilan tambahan sesuai dengan
keberadaan usaha yang dijalani masing-masing.
Dengan jadual dan pemberitahuan yang ada di dinas setempat maka
pembudidaya akan lebih mudah berkoordinasi dengan aparat pemerintah
tersebut. pelatihan tersebut dilakukan secara gratis tanpa dipungut biaya dan
hanya diperlukan waktu yang relatif singkat untuk dapat memahaminya
secara efektif. Jadualnya pun dipisah tergantung dengan keanekaragaman
komoditas perikan yang ada dan perlu diperhatikan secara baik. Dinas terkait
132
setempat pun dapat membantu untuk melakukan promosi produk ke berbagai
konsumen besar yang ada baik lokal maupun luar daerah. Atau para
pembudidaya bisa juga untuk memamerkan hasil produknya dalam pameran
berskala lokal maupun nasional yang sering diadakan oleh Dinas Pertanian
atau Dinas Peternakan dan Perikanan. Dengan adanya pameran-pameran hasil
produksi yang berkualitas maka diharapkan jumlah konsumen yang
bertransaksi pun akan meningkat begitu pula dengan harga jual yang didapat
dapat menguntungkan pembudidaya itu sendiri.
c) Strategi S-T (Strengths-Threaths) : pertahankan kualitas produk dengan
menjaga proses produksi yang baik, kualitas produk, akses jalan, sarana dan
prasarana yang menunjang serta keamanan sekitar.
Strategi ini menggunakan kekuatan untuk menghindari atau mengurangi
pengaruh dari ancaman eksternal. Terdapat satu alternatif yang dapat
dilakukan pada strategi S-T, yaitu: pertahankan kualitas produk dengan
menjaga proses produksi yang baik, kualitas produk, akses jalan, sarana dan
prasarana yang menunjang serta keamanan sekitar. (S1,S2, S3, S4, S5, T1,
T2, T3, T4, T5, T6).
Dengan memiliki produk yang berkualitas maka produk tersebut dapat
bertahan bahkan bersaing di tengah-tengah pengaruh politik, ekonomi,
keamanan serta cuaca dan iklim yang tidak kondusif ini. Sehingga harga yang
ditawarkan pun akan meningkat bersamaan dengan isu pengaruh-pengaruh
tersebut. produk yang berkualitas merupakan jaminan terhadap keberlanjutan
permintaan konsumen terhadap produk ikan lele ini, oleh karena itu dengan
cara menerapakan SOP atau Standar Operasi Produksi yang baku maka
diharapkan karyawan akan mematuhinya secara konsisten dan terus menerus.
Mempertahankan kualitas produk tidaklah segampang yang dibayangkan,
perlunya pengwasan yang ketat dari pemilik usaha untuk selalu dapat
menangani dengan cepat masalah yang mungkin akan terjadi. Seperti jika
terjadi penyakit yang menyerang secara mendadak atau terjadi stres pada ikan
akibat perubahan cuaca dan iklim yang ekstrim maka dengan adanya peran
pemilik usaha maka dapat diambil keputusan baik untuk berkoordinasi
dengan dinas atau menanganinya sendiri dengan pengobatan alternatif.
133
Apalagi di tengah cuaca dan iklim yang sulit diprediksi maka pengawasan
secra intensif penting untuk selalu memantau pertumbuhan dan
perkembangan ikan yang baik Tanpa adanya pengawasan yang dilakukan
oleh pihak pemilik usaha maka karyawan akan mudah untuk bertindak
ceroboh atau curang. Hal ini tidak dapat dipungkiri sering terjadi pada usaha
yang baru berkembang. Dengan adanya pengawasan yang rutin dan kontinue
maka hubungan keterikatan dan keamanan antara pemilik dan karyawan akan
terus meningkat dan berlanjut.
Begitu pula dengan adanya akses jalan, sarana dan prasarana yang
memadai harus dimaksimalkan guna menunjang kelancaran transportasi atau
pengangkutan baik bahan baku maupun hasil produksi dari lokasi bididaya ke
lokasi pemasaran konsumen. Sehingga dapat meminimalisir biaya
pengangkutan yang ada apabila sarana transportasi jalan yang ada itu rusak.
Begitu pula dengan keamanan sekitar yang dapat menjadi ancaman bagi
kelangsungan usaha budidaya ikan lele sangkuriang. Sehingga perlu
diadakannya pengamanan yang intensif seperti dengan membangun pagar
tinggi, pemberian penerangan di kolam-kolam budidaya saat gelap dan
penjagaan terhadap alat-alat serta sarana produksi. Hal tersebut ntuk
menghndari pencurian maupun pengrusakan yang dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu yang berniat jahat.
d) Strategi W-T (Weakness-Threaths) : pengusahaan pakan alternatif yang
bagus, lebih murah dan berkelanjutan serta menjalin kerja sama dengan
penyedia bahan baku tersebut.
Strategi ini merupakan taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Terdapat satu
alternatif yang dapat dilakukan pada strategi W-T, yaitu: mengusahakan
pakan alternatif yang bagus, lebih murah dan berkelanjutan serta menjalin
kerja sama dengan penyedia bahan baku tersebut (W1, W2, W3, W4, W5,
T1,T2,T3, T4, T5).
Dengan adanya pengusahaan pakan alternatif maka diharapkan
keberadaannya akan mengurangi beban biaya yang besar sehingga pemakaian
modal akan semakin hemat serta persediaan bahan baku aka menjadi
134
terjamin. Pakan alternatif yang dimungkinkan untuk digunakan secara
berkepanjangan yaitu pakan alami seperti tumbuhan air matalele, atau daun
keladi dan daun pepaya. Untuk memberikan asupan nutrisi seperti sumber
protein maka pihak pembudidaya dapat bekerjasama dengan pabrik sosis
untuk membeli sosis yang tidak layak konsumsi oleh manusia tapi layak
konsumsi oleh hewan terutama ikan lele. Produk sosis ini biasanya sudah
kadaluasa akan tetapi masih dalam kondisi yang prima tanpa adanya jamur.
Oleh sebab itu masih berkenan untuk dikonsumsi oleh ikan lele.
Dengan adanya kerjasama denga pihak pabrik maka pembudidaya akan
menghemat banyak biaya pakan maupun masalah keberlanjutan persediaan
pakan tersebut. Atau dapat pula digunakan pakan alternatif sumber protein
dari buangan ikan atau bagian ikan yang tidak dipakai di tempat pelelangan
ikan atau pasar ikan terdekat. Ikan lele yang rakus dalam hal makanan ini
tidak terlalu memilih-milih makanan yang dimakannya, oleh sebab itu
pemberian pakan alternatif ini dapat dilakukan dengan baik dan kontinue.
Pemberian vitamin pun dalam hal tambahan konsumsi pakan ikan lele ini
begitu penting utnuk daya tahan tubuh serta tambahan nafsu makannya agar
selalu aktif dalam proses metabolisme pencernaannya.
135
Internal
Eksternal
KEKUATAN ( Strengths-S) 1. Produk yang dihasilkan
berkualitas 2. Lokasi yang strategis 3. Harga yang diberikan sesuai
dengan produk yang dihasilkan
4. Sarana dan parasarana yang memadai
5. Proses produksi yang baik
KELEMAHAN (Weekness - W)
1. Promosi yang kurang 2. Kecukupan modal jangka
pendek 3. Kemampuan usaha
menghasilkan modal jangka panjang
4. Persediaan bahan baku 5. Karyawan kurang
terampil 6. Insentif karyawan
PELUANG (Opportunities-O)
1. Adanya peraturan pemerintah atau dinas terkait setempat
2. Produktifitas perikanan 3. Meningkatnya minat
masyarakat terhadap ikan lele
4. Peranan teknologi manajemen pakan
5. Akses jalan dan transportasi
STRATEGI-SO
peningkatkan produksi dengan menambah area budidaya (S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2, O3, O4, O5)
STRATEGI –WO
pemanfaatan bantuan dari pemerintahan dan dinas terkait sebagai penyampai informasi antara pemerintah, masyarakat dan pembudidaya dalam promosi, pinjaman lunak, serta pelatihan pembudidaya(W1, W2, W3, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5)
ANCAMAN (Threats-T)
1. Pengaruh stabilitas politik dan keamanan
2. Harga pakan mahal 3. Kenaikan BBM dan
TDL 4. Pengaruh produk
substitusi 5. Hama dan penyakit 6. Cuaca dan iklim
STRATEGI-ST
pertahankan kualitas produk dengan menjaga kualitas dan keamanan sekitar (S1,S2, S3, S4, S5, T1, T2, T3, T4, T5, T6)
STRATEGI-WT
pengusahaan pakan alternatif yang bagus, lebih murah dan berkelanjutan serta menjalin kerja sama dengan penyedia bahan baku tersebut (W1, W2, W3, W4, W5, T1,T2,T3, T4, T5)
Gambar 6. Matriks SWOT Usaha Budidaya Ikan Lele Di Kecamatan Ciampea
Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi melalui tahapan pencocokan,
yaitu dengan menggunakan matriks SWOT, maka tahap akhir dari analisis strategi
adalah pemilihan strategi terbaik. Alat analisis yang digunakan pada tahap
pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan analisis QSPM. Teknik ini
menggunakan input dari analisis tahapan masukan dan hasil pencocokan dari
136
analisis tahap pemanduan untuk menentukan secara objektif diantara alternatif
strategi.
Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relative dari berbagai
strategi berdasarkan seberapa jauh faktor strategis internal dan eksternal
dimanfaatkan atau diperbaiki. Nilai AS (Attractiveness Score) menunjukkan daya
tarik masing-masing strategi terhadap faktor kunci internal dan eksternal
perusahaan. Nilai AS diperoleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada
responden. Nilai TAS ( Total Attractiveness Score) dari masing-masing responden
diperoleh dari hasil perkalian bobot rata-rata dan nilai AS dari setiap faktor kunci
strategis. Semakin tinggi TAS maka semakin menarik alternatif strategi tersebut
sebagai prioritas strategi untuk dilaksanakan usaha budidaya ikan lele di
kecamatan Ciampea. Kemudian dilanjutkan perhitungan nilai STAS (Sum Total
Attractiveness Score) dari masing-masing responden dengan cara menjumlahkan
seluruh TAS dari masing-masing faktor internal dan eksternal perusahaan. Secara
rinci perhitungan QSPM dapat dilihat pada Lampiran 10.
Berdasarkan pengolahan QSPM, diperoleh prioritas strategi yang dapat
dijalankan usaha budidaya ikan lele di kecamatan Ciampea berdasarkan
penjumlahan TAS terbesar. Prioritas strategi yang dapat dilakukan adalah
menigkatkan produksi produk dengan nilai STAS tertinggi yaitu sebesar 6,843.
Secara keseluruhan, prioritas strategi untuk pengembangan usaha usaha budidaya
ikan lele di kecamatan Ciampea adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan produksi dengan menambah area budidaya (total nilai Daya
Tarik sebesar 6,884).
2. Memanfaatkan bantuan dari pemerintahan dan dinas terkait sebagai
penyampai informasi antara pemerintah, masyarakat dan pembudidaya dalam
promosi, pinjaman lunak, serta pelatihan pembudidaya (total nilai Daya Tarik
sebesar 6,213).
3. Mempertahankan kualitas produk (total nilai Daya Tarik sebesar 6,348).
4. Mengusahakan pakan alternatif serta bekerjasama dengan penyedia bahan
baku (total nilai Daya Tarik sebesar 5,926).
Untuk menjalankan prioritas strategi meningkatkanproduksi dengan
menambah area budidaya maka diperlukan program-program dalam
137
merealisasikannya. Salah satunya yaitu dengan membeli atau menyewa tanah
yang berisi kolam-kolam budidaya produksi. Pembelian atau penyewaan kolam-
kolam budidaya ini dilakukan menyesuaikan dengan kemampuan modal yang
dimiliki. Jika mempunyai modal yang berlebih maka pembelian tanah merupakan
pilihan yang baik. Hal ini dikarenakan tanah yang berisi kolam-kolam dapat
dijadikan aset jangka panjang. Tapi jika memiliki keterbatasan modal maka perlu
menyewa kolam-kolam tersebut sebagai langkah awal.
Dalam teknis budidaya yang digunakan pun perlu menerapkan teknologi
budidaya berupa konstruksi kolam yaitu terpal, semi permanen dam permanen.
Untuk modal dalam skala kecil dapat digunakan kolam terpal yang memiliki
jangka waktu ekonomis yang singkat yaitu dua tahun. Sedangkan jika memiliki
modal berlebih maka perlu dibangun kolam semi permanen dengan asumsi dasar
tanah untuk penumbuhan pakan alami ikan lele dan kolam permanen untuk
budidaya intensif berskala besar. Begitu pula dengan teknologi yang lainnya
seperti padat tebar yang tinggi, penggunaan pakan buatan yang terjadual dengan
tepat, pemberian vitamin, saluran masuk dan keluar air yang modern serta
sirkulasi air yang baik.
Dengan penambahan luasan area budidaya, maka mjumlah penebaran
benih pun harus ditingkatkan. Dengan jumlah padat tebar 250-300 ekor/m2 untuk
ukuran benih 4-6 cm. Penambahan benih ikan lele untuk penebaran di luasan area
budidaya baru, mesti memperhatikan kondisi lingkungan tersebut. Perlakuan
penyusaian tersebut biasa disebut dengan aklimatisasi benih. Hal tersebut
dilakukan agar benih tidak terkejut dengan perubahan suasana dari kolam
pembenihan ke kolam pembesaran yang baru.
Pengguanaan karyawan terampil dalam proses budidaya merupakan salah
satu yang dibutuhkan untuk meningkatkan produksi. Karyawan yang terampil
akan meminimalisir kesalahan kerja dalam proses budidaya pembesaran ikan lele
sangkuriang. Pengrekrutan dapat dilakukan dengan menggunakan masyarakat
sekitar. Dengan menggunakan karyawan terampil dari daerah sekitar, maka
diharapkan akan meminimalisir biaya transportasi dan biaya pengawasan ke lokasi
budidaya. Kehadiran warga sekitar sebagai karyawan memberikan kesan baik
138
pada usaha yang dijalankan. Hal tersebut dikarenakan adanya efek positif pada
masyarakat sekitar.
Modal menjadi landasan untuk mengembangkan suatu usaha. Adanya
keterbatasan modal yang dimiliki harus disikapi dengan cermat. Peminjaman
bantuan modal dengan bunga rendah atau dapat dikatakan sebagai pinjaman
lunak, menjadi pilihan yang tepat. Usaha mencari pinjaman dapat dilakukan
dengan memanfaatkan peran pemerintah seperti dinas tekait yang dapat
memberikan pinjaman lunak pada pembudidaya, sehingga diharapkan dengan
adanya pinjaman lunak dari dinas terkait maka peran kerja pembudidaya akan
meningkat. Begitu pula dengan program kerja pengembangan usaha pembesaran
ikan lele akan segera terealisasi dengan perencanaan yang tepat.
139
DAFTAR PUSTAKA
[Disnakan] Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2004a. Laporan Tahunan Tahun 2004. Bogor : Disnakan.
David FR. 2004. Manajemen Strategis Konsep. Sindoro A, penerjemah; Jakarta : PT Indeks. Terjemahan dari : Concepts Of Strategic Management.
Hasibuan, A H. 2008. Analisis Formulasi Strategi Pengembangan Bisnis Ikan Hias Koi Pada CV Ayunawa Freshwater Fish Farm Bogor Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
http://id.wikipedia.org/wiki/Usaha_Kecil_dan_Menengah [diakses pada tanggal 18 januarai 2010]
Ismanto N F . 2009. Strategi Pengembangan Ikan Lele Di Parung Bogor [tesis]. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Pamunjtak W. 2010. Panduan Lengkap dan Praktis Budidaya Lele. Pustaka Araska Media Utm. Yogyakarta.
Rachmina D, Burhanuddin. 2008. Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi. Departemen Agribisnis. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Soetomo M. 1987. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Bandung : CV Sinar Baru. Suyanto S R. 1989. Budidaya Ikan Lele. Jakarta : Penebar Swadaya.
Umar, H. 2008. Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Yulianti E. 2009. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pembenihan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) (kasus pada PT Suri Tani Pemuka, Kabupaten Serang, Banten) [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
140
LAMPIRAN
141
Lampiran 1. Kuesoner
KUISIONER PENELITIAN SKRIPSI
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
PEMBUDIDAYA IKAN LELE SANGKURIANG DI KECAMATAN CIAMPEA
KABUPATEN BOGOR
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepenus strain sangkuriang)
DI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR
PENELITI AFRILYADI EKO WIBOWO
H34086002
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2010
142
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepenus strain sangkuriang)
DI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : Pekerjaan/Jabatan : Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir atau skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepenus strain sangkuriang) di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor”, maka peneliti bermaksud menyebarkan kuesioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, peneliti mengucapkan terima kasih.
Peneliti
AFRILYADI EKO WIBOWO
H340860002
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
143
Nomor kuisoner:............ Tanggal :......../......../........ KEADAAN UMUM
1. Dimanakah letak geografis kecamatan Ciampea ? 2. Letak batas wilayah kecamatan ciampea 3. Bagaimanakah tofografi wilayahnya ? 4. Berapakah jumlah penduduknya serta komposisinya ? 5. Bagaimanakah keadaan akses jalan dan transportasi ? 6. Bagaimanakah keadan pasar di wilayah ini ? 7. Bagaimanakah keadaan perikanan di kecamatan Ciampea ?
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
Lingkungan Makro A. Faktor Politik 1. Apakah terdapat peraturan setempat yang mendukung? 2. Apakah terdapat peraturan setempat yang menghambat? 3. Apakah kondisi stabilitas politik dan keamanan di Indonesia
berpengaruh pada ikli usaha ini ?
B. Faktor Ekonomi 1. Bagaimana kondisi perekonomian secara umum? 2. Bagaimana kondisi pendapatan masyarakat ciampea secara umum? 3. Bagaimana perkembangan tingkat harga produk tersebut? 4. Bagaimana siklus bisnis yang dilakukan oleh Usaha ini? 5. Siapakah yang berperan dalam penetapan harga produk? 6. Apakah produktivitas sumberdaya manusia dan teknologi sudah maju? 7. Bagaimana kriteria tenaga kerja di Usaha ini? Sebutkan: C. Faktor Sosial 1. Faktor sosial yang ada di Usaha ini, biasanya terdiri dari aspek mana saja? a. Sikap b. Gaya hidup c. Adat istiadat d. Ketiganya D. Faktor Teknologi 1. Bagaimana perkembangan teknologi produksi usaha pembesaran ikan lele
ini ? 2. Apakah dengan teknologi yang sudah ada, dapat mempengaruhi kinerja
usaha ini? 3. Apakah ada waktu keusangan teknologi kemudian mengharuskan diganti
dengan yang baru? 4. Biasanya teknologi berupa apa ? 5. Bagaimana harga teknologi yang akan diadopsi?
144
Lingkungan Industri A. Ancaman Masuk Pendatang Baru 1. seberapa banyak pendatang baru yang sudah masuk dalam industri yang
sama ? 2. seberapa besar pengaruhnya terhadap usaha yang ada ? 3. ancaman apa saja yang berpengaruh ?
B. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri 1. Faktor-faktor manakah di bawah ini yang sering mempengaruhi Usaha ini? Jumlah kompetitor Tingkat pertumbuhan industri Karakteristik produk Biaya tetap yang besar Kapasitas Hambatan keluar 2. a. Menurut Anda, siapa pesaing utama Usaha ini dan apa yang menjadi
keunggulan tempat tersebut? b. Bagaimana pihak Usaha ini menanggapi para pesaing tersebut? C. Ancaman Produk Pengganti 1. Apakah produk pengganti atau substitusi mengancam produk utama? 2. Produk pengganti apa yang menjadi pesaing bisnis Anda? 3. Apakah ada pengaruhnya bagi penjualan pada bisnis Anda? D. Peluang Tawar-Menawar Pembeli 1. Apakah Usaha ini melihat dari sisi tawar-menawar pembeli dalam
menentukan harga maupun dalam meningkatkan mutu atau layanan Usaha ini?
2. Bagaimana pengaruh yang diberikan pembeli dalam proses tawar-menawar?
3. Bagaimankah loyalitas pembeli ? 4. Adakah perbedaan harga antara konsumen dan pelanggan ? 5. Bagaimanakah kualitas produk yang diharapkan pembeli ?
E. Peluang Tawar-Menawar Pemasok 1. Berapakah jumlah pemasok pada usaha ini ? 2. Adakah pemasok lain selain pemasok langganan ? 3. Dimana saja lokasi pemasok ? 4. Bagaimana peluang pemasok dalam memenuhi kebutuhan bahan baku ? 5. Bagaimana bentuk kerjasamanya ? 6. Apakah peluang tawar-menawar pemasok dalam hal menaikkan harga atau
menurunkan kualitas produk atau servis mempengaruhi Usaha ini? 7. Bagaimana pengaruh pemasok bagi bisnis ini? 8. Kriteria apa yang diberikan oleh Usaha ini dalam memilih pemasok?
F. Pengaruh Peluang Stakeholder Lainnya 1. Apakah Usaha ini bekerjasama dengan stakeholder? 2. Apa saja stakeholder yang dimaksud?
145
3. Apakah terjadi persaingan dengan usaha sejenis lain? 4. Apa ada pengaruh yang ditimbulkan oleh para stakeholder lain, seperti
pemegang saham lainnya, pemerintah, atau pihak yang berpengaruh di lingkungan sekitar lokasi?
IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL Tujuan : Menentukan peluang dan ancaman dari variabel – variabel faktor eksternal. Petunjuk : Contreng dari masing – masing variabel yang ada, apakah termasuk peluang atau ancaman. Faktor eksternal No Variabel faktor eksternal Peluang Ancaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Adanya peraturan pemerintah tentang usaha perikanan Pengaruh stabilitas politik dan keamanan Harga bahan baku Isu flu burung dan antraks Kenaikan BBM dan TDL Minat masyarakat terhadap ikan lele Pengaruh teknologi Jumlah pembudidaya Adanya pengaruh produk substitusi Hama penyakit Keadaan iklim dan cuaca
PENENTUAN BOBOT
Tujuan: Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor internal maupun eksternal Usaha pembesaran ikan lele, yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan usaha pengembangan Usaha pembesaran ikan lele. Petunjuk : 1. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap
keberhasilan perusahaan dalam bisnis Usaha pembesaran ikan lele. Penentuan bobot merupakan pandangan responden terhadap faktor strategis internal dan eksternal perusahaan.
2. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor eksternal dan internal yang tersedia untuk Usaha pembesaran ikan lele adalah: 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
(Indikator horizontal adalah indikator yang terdapat pada kolom vertikal, dan sebaliknya)
146
2. Identifikasi Bobot Faktor Strategis Eksternal Usaha pembesaran ikan lele
Faktor Strategis Eksternal
A B C D E F G H I J K Total Bobot
A B C D E F G H I J K
Total Keterangan: 1. Peluang
A = B = C = D = E =
2. Ancaman
F = G =
PENENTUAN RATING Pemberian Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Eksternal Perusahaan
(Peluang dan Ancaman) Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Peluang Perusahaan Petunjuk Pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor peluang usaha
dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak.
b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 1 = sangat rendah, respon usaha dalam meraih peluang tersebut kurang. Skala 2 = rendah, respon usaha dalam meraih peluang tersebut rata-rata. Skala 3 = tinggi, respon usaha dalam meraih peluang tersebut di atas rata-rata. Skala 4 = sangat tinggi, respon usaha dalam meraih peluang tersebut superior.
147
Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Usaha pembesaran ikan lele dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor peluang yang dimiliki Usaha pembesaran ikan lele sebagai berikut:
Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Ancaman Perusahaan Petunjuk Pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor ancaman usaha
dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak.
b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 1 = sangat tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut
superior. Skala 2 = tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut di atas rata-
rata. Skala 3 = rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata. Skala 4 = sangat rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut
kurang. Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Usaha pembesaran ikan lele dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor ancaman yang dimiliki Usaha pembesaran ikan lele sebagai berikut:
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL A. Sumber Daya Manusia 1. Berapa jumlah karyawan yang membantu usaha ini ? 2. Ketrampilan apa saja yang dimiliki oleh karyawan? 3. Bagaimana tingkat pendidikan karyawan ? 4. Fasilitas apa yang diberikan pemilik usaha pada karyawan ? 5. Intensif apa yang diberikan oleh pemilik usaha pada karyawan ? 6. Pelatihan – pelatihan apa saja yang didikuti oelh karyawan ?
148
B. Keuangan 1. Dari mana saja sumber modal dalam usaha ini ? 2. Berapa rata – rata jumlah awal usaha ini ? 3. Bagaimana perkembangan modal usaha ? 4. Bagaiman kondisi keuangan ? 5. Bagaimana sistem manajemen keuangan ? 6. Berapa biaya yang dikeluarkan dalam usaha ini setiap siklusnya ?
C. Produksi dan Operasi 1. Bagaimana proses produksinya ? 2. Bagaimana proses kegiatan pasca panen ? 3. Berapa luas lahan yang digunakan ? 4. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana produksinya ? 5. Bagaimana ketersedian air, benih, pakan serta bahan baku lainnya ? 6. Bagaimana ketersediaan tenaga kerja ? 7. Bagaiman kapasitas sarana dan prasarana yang dimiliki ? 8. Bagaimana pengaruhnya perkembangan teknologi yang dimiliki dengan
perkembangan usahanya ? 9. Bagaimana sistem pengawasan produksi yag digunakan ? 10. Kualitas seperti apa yang diharapakan atas produksi yag ingin dicapai ?
D. Pemasaran 1. Apa saja jenis produk yang dihasilkan ? 2. Berapa harga dari masing – masing produk yang dijual ? 3. Berapa dan bagaimana perkembangan jumlah penjualan produk yang
dihasilkan ? 4. Bagaimana cara memperoleh informasi pasar yang dibutuhkan ? 5. Bagaimana bentuk saluran distribusi yang biasa digunakan ? 6. Daerah mana saja yang dijadikan daerah pemasaran ? 7. Bagaimana strategi penetapan harga produk ? 8. Apa saja bentuk promosi yang sudah dilakukan ? 9. Bagaiman cara mengembangkan produk yang dihasilkan ?
149
IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL Tujuan : Menentukan kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman dari variabel – variabel faktor eksternal. Petunjuk : Contreng dari masing – masing variabel yang ada, apakah termasuk kekuatan atau kelemahan. Faktor internal
No Variabel faktor internal Kekuatan kelemahan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Produk yang dihasilkan berkualitas Lokasi usaha dekat dengan bahan baku dan transportasi mudah Harga yang diberikan sesuai dengan kualitas Promosi yang rajin Kecukupan modal jangka panjang Kemampuan usaha untuk menghasilkan modal Sarana dan prasarana yang memadai Proses produksi yang yang baik Persediaan bahan baku yang mencukupi Tenaga kerja yang terampil Insentif untuk karyawan
PENENTUAN BOBOT
Tujuan: Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor internal maupun eksternal Usaha pembesaran ikan lele, yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan usaha pengembangan Usaha pembesaran ikan lele. Petunjuk : 3. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap
keberhasilan perusahaan dalam bisnis Usaha pembesaran ikan lele. Penentuan bobot merupakan pandangan responden terhadap faktor strategis internal dan eksternal perusahaan.
4. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor eksternal dan internal yang tersedia untuk Usaha pembesaran ikan lele adalah: 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
(Indikator horizontal adalah indikator yang terdapat pada kolom vertikal, dan sebaliknya)
150
1. Identifikasi Bobot Faktor Strategis Internal untuk Usaha pembesaran ikan lele
Faktor
Strategis Internal
A B C D E F G H I J K Total Bobot
A B C D E F G H I J K
Total Keterangan: 1. Kekuatan
A = B = C = D = E =
2. Kelemahan F = G = H = I = J = K = L =
PENENTUAN RATING
3. Pemberian Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan)
Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Kekuatan Perusahaan Petunjuk Pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha
dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak.
b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing.
151
Skala 3 = jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing. Skala 2 = jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing. Skala 1 = jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing.
Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Usaha pembesaran ikan lele dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki Usaha pembesaran ikan lele sebagai berikut:
No Faktor Strategis Internal Rating KEKUATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Kelemahan Perusahaan Petunjuk Pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha
dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak.
b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing. Skala 3 = jika faktor tersebut lemah terhadap pesaing. Skala 2 = jika faktor tersebut kuat terhadap pesaing. Skala 1 = jika faktor tersebut sangat kuat terhadap pesaing.
Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Usaha pembesaran ikan lele dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor kelemahan yang dimiliki Usaha pembesaran ikan lele sebagai berikut:
Lampiran 2. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
Tabel Analisis Lingkungan Internal
Faktor Kunci Sukses Th 2010 Kompetitor T S R T S R
1. Sumber Daya Manusia a. Tenaga kerja kurang terampil b. Insentif karyawan 2. Produksi dan Operasi a. Proses produksi yang baik b. Sarana dan prasarana c. Persediaan bahan baku 3. Pemasaran a. Produk yang dihasilkan berkualitas b. Lokasi yang strategis c. Promosi yang kurang 4. Keuangan a. Kecukupa modal jangka pendek b. Kemampuan menghasilkan modal
Tabel Analisis Lingkungan Eksternal
Faktor Kunci Sukses Peluang Ancaman Probabilitas
terjadi Probabilitas
terjadi T S R T S R
1. Ekonomi a. Harga bahan baku. b. Pengaruh perekonomian nasional 2. Sosial, Budaya, Demografis dan
Lingkungan
a. Meningkatnya minat masyarakat b. Hama dan penyakit c. Cuaca dan iklim 3. Politik, Pemerintahan dan
Hukum
a. Peraturan pemerintah dan dinas b. Stabilitas Polkamnas 4. Teknologi a. Teknologi management pakan 5. Kompetitif a. Pengaruh adanya produk
substitusi
Lampiran 3. DATA SWOT ( Kekuatan, kelemahan, peluang dan Ancaman )
153
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL KEKUATAN ( Strengths – S)
6. Produk yang dihasilkan berkualitas 7. Lokasi yang strategis 8. Harga yang diberikan sesuai dengan
produk yang dihasilkan 9. Sarana dan parasarana yang
memadai 10. Proses produksi yang baik
PELUANG (Opportunities-O) 1. Adanya peraturan pemerintah atau
dinas terkait setempat 2. Produktifitas perikanan 3. Meningkatnya minat masyarakat
terhadap ikan lele 4. Peranan teknologi manajemen
pakan 5. Akses jalan dan transportasi
KELEMAHAN (Weekness - W) 1. Promosi yang kurang 2. Kecukupan modal jangka pendek 3. Kemampuan usaha menghasilkan
modal jangka panjang 4. Persediaan bahan baku 5. Karyawan kurang terampil 6. Insentif karyawan
ANCAMAN (Threats-T) 7. Pengaruh stabilitas politik dan
keamanan 8. Harga bahan baku mahal 9. Pengaruh perekonomian nasional 10. Pengaruh produk substitusi 11. Hama dan penyakit 12. Cuaca dan iklim
154
Lampiran 4. Matriks Berpasangan
Nilai Bobot Faktor Strategis Internal
Responden : Elysa Manalu
A B C D E F G H I J K Total A 0 2 1 2 2 3 1 1 1 1 3 17 B 2 0 2 2 2 3 1 1 2 2 3 20 C 3 2 0 2 2 3 1 1 2 2 3 21 D 2 2 2 0 2 3 1 1 2 2 3 20 E 2 2 2 2 0 3 1 1 2 2 3 20 F 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 G 3 3 3 3 3 3 0 1 2 2 3 26 H 3 3 3 3 3 3 3 0 2 2 3 28 I 3 2 2 2 2 3 2 2 0 2 3 23 J 3 2 2 2 2 3 2 2 2 0 3 23 K 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 12 220
Nilai Rata – Rata Bobot Faktor Strategis Internal
Faktor Internal Kunci Bobot Kekuatan
A. Produk yang dihasilkan berkualitas B. Lokasi yang strategis C. Harga yang diberikan sesuai dengan produk yang
dihasilkan D. Sarana dan parasarana yang memadai E. Proses produksi yang baik
0,077 0,091 0,095 0,091 0,091
Kelemahan F. Promosi yang kurang G. Kecukupan modal jangka pendek H. Kemampuan usaha menghasilkan modal jangka panjang I. Persediaan bahan baku J. Karyawan kurang terampil K. Insentif karyawan
0,045 0,118 0,127 0,105 0,105 0,055
155
Nilai Rating Faktor Strategis Internal
Faktor Internal Kunci Rating Kekuatan A. Produk yang dihasilkan berkualitas B. Lokasi yang strategis C. Harga yang diberikan sesuai dengan produk yang
dihasilkan D. Sarana dan parasarana yang memadai E. Proses produksi yang baik
4 4 4 3 4
Kelemahan F. Promosi yang kurang G. Kecukupan modal jangka pendek H. Kemampuan usaha menghasilkan modal jangka panjang I. Persediaan bahan baku J. Karyawan kurang terampil K. Insentif karyawan
1 2 2 2 2 2
Nilai Bobot Faktor Strategis Eksternal
Responden : staff Kantor Kecamatan Ciampea
A B C D E F G H I J K Total A 0 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 26 B 1 0 1 3 2 3 1 3 3 2 2 21 C 3 3 0 3 2 3 1 2 3 2 2 24 D 1 1 1 0 1 2 1 1 3 1 1 13 E 1 2 2 3 0 3 1 3 3 2 2 22 F 2 1 1 2 1 0 1 1 2 1 1 13 G 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 29 H 1 1 2 3 1 3 1 0 3 1 1 17 I 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 11 J 1 2 2 3 2 3 1 3 3 0 2 22 K 1 2 2 3 2 3 1 3 3 2 0 22 220
156
Responden : kepala UPT Disnakan Kecamatan Ciampea
A B C D E F G H I J K Total A 0 2 1 2 2 3 1 1 3 3 1 19 B 2 0 2 3 3 3 2 1 3 2 2 23 C 3 2 0 3 2 3 1 2 3 3 3 25 D 2 1 1 0 1 3 1 2 3 1 1 16 E 2 1 2 3 0 3 1 2 3 1 1 19 F 1 1 1 1 1 0 3 2 3 1 1 15 G 3 2 3 3 3 1 0 1 3 3 3 25 H 3 3 2 2 2 2 3 0 3 3 3 26 I 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 J 1 2 1 1 3 3 1 1 3 0 2 18 K 3 2 1 1 3 3 1 1 3 2 0 20 216
Nilai Rata – Rata Bobot Faktor Strategis Eksternal
Faktor Eksternal Kunci Kantor kecamatan Ciampea
UPT Disnakan Ciampea
Bobot rata-rata
Peluang A. Adanya peraturan pemerintah
atau dinas terkait setempat B. Isu flu burung dan antraks C. Meningkatnya minat
masyarakat terhadap ikan lele D. Peranan teknologi
manajemen pakan E. Akses jalan dan transportasi
0,118 0,095 0,109 0,059 0,1
0,088 0,106 0,115 0,074 0,088
0,103 0,101 0,112 0,067 0,094
Ancaman F. Pengaruh stabilitas politik
dan keamanan G. Harga bahan baku mahal H. Kenaikan BBM dan TDL I. Pengaruh produk substitusi J. Hama dan penyakit K. Cuaca dan iklim
0,059 0,132 0,772 0,05 0,1 0,1
0,069 0,116 0,12 0,046 0,083 0,093
0,064 0,124 0,099 0,048 0,092 0,096
157
Nilai Rata – Rata Rating Faktor Strategis Eksternal
Faktor Eksternal Kunci Kantor kecamatan Ciampea
UPT Disnakan Ciampea
Rating rata-rata
Peluang A. Adanya peraturan pemerintah
atau dinas terkait setempat B. Isu flu burung dan antraks C. Meningkatnya minat
masyarakat terhadap ikan lele D. Peranan teknologi
manajemen pakan E. Akses jalan dan transportasi
4 3 4 3 4
3 3 4 3 3
3,5 3 4 3 3,5
Ancaman F. Pengaruh stabilitas politik
dan keamanan G. Harga bahan baku mahal H. Kenaikan BBM dan TDL I. Pengaruh produk substitusi J. Hama dan penyakit K. Cuaca dan iklim
2 1 2 2 1 1
2 1 1 2 2 2
2 1 2 2 1,5 1,5
Lampiran 5. Tabel IFAS EFAS
TABEL IFAS
Faktor Internal Kunci Bobot Rating Nilai Tertimbang
Kekuatan 6. Produk yang dihasilkan berkualitas 7. Lokasi yang strategis 8. Harga sesuai dengan produk yang
dihasilkan 9. Sarana dan parasarana yang memadai 10. Proses produksi yang baik
0,077 0,091 0,095
0,091 0,091
4 4 4
3 4
0,309 0,363 0,381
0,272 0,363
Kelemahan 7. Promosi yang kurang 8. Kecukupan modal jangka pendek 9. Kemampuan usaha menghasilkan
modal jangka panjang 10. Persediaan bahan baku 11. Karyawan kurang terampil 12. Insentif karyawan
0,045 0,118 0,127
0,105 0,105 0,055
1 2 2
2 2 2
0,045 0,236 0,254
0,209 0,209 0,109
Total 2,755
158
TABEL EFAS
Faktor-Faktor Eksternal Utama Rata-rata Skor Bobot Bobot Peringkat
Peluang 6. Adanya peraturan pemerintah atau
dinas terkait setempat 7. Isu flu burung dan antraks 8. Meningkatnya minat masyarakat
terhadap ikan lele 9. Peranan teknologi manajemen
pakan 10. Akses jalan dan transportasi
0,103
0,101 0,112
0,067 0,094
3,5
3 4
3
3,5
0,360
0,302 0,449
0,199 0,328
Ancaman 7. Pengaruh stabilitas politik dan
keamanan 8. Harga pakan mahal 9. Kenaikan BBM dan TDL 10. Pengaruh produk substitusi 11. Hama dan penyakit 12. Cuaca dan iklim
0,064
0,124 0,099 0,048 0,092 0,096
2
1 2 2
1,5 1,5
0,128
0,123 0,197 0,096 0,137 0,144
Total 2,470
159
Lampiran 6. Matriks IE ( Internal Eksternal )
SKOR BOBOT TOTAL IFE
Kuat Sedang Lemah
3,0 - 4,0 2,0 - 2,99 1,0 - 1,99
2,755
4,0 3,0 2,0 1,0
I
Grow and Build
II
Grow and Build
III
Hold and Maintain
IV
Grow and Build
V
Hold and
Maintain
VI
Harvest or Divest
VII
Hold and Maintain
VIII
Harvest or Divest
IX
Harvest or Divest
SKORBOBOTTOTALEFE
3,0
2,0
1,0
Tinggi 3,0 – 4,0
Sedang 2,0 – 2,99
Rendah 1,0 – 1,99
2,470
160
Lampiran 7. MATRIKS SWOT
Internal
Eksternal
KEKUATAN ( Strengths – S)
1. Produk yang dihasilkan berkualitas
2. Lokasi yang strategis 3. Harga yang diberikan
sesuai dengan produk yang dihasilkan
4. Sarana dan parasarana yang memadai
5. Proses produksi yang baik
KELEMAHAN (Weekness - W) 1. Promosi yang kurang 2.Kecukupan modal jangka pendek 3.Kemampuan usaha menghasilkan modal jangka panjang 4.Persediaan bahan baku 5. Karyawan kurang
terampil 6. Insentif karyawan
PELUANG (Opportunities-O)
6. Adanya peraturan pemerintah atau dinas terkait setempat
7. Isu flu burung dan antraks
8. Meningkatnya minat masyarakat terhadap ikan lele
9. Peranan teknologi manajemen pakan
10. Akses jalan dan transportasi
STRATEGI – SO
1. Meningkatkan produksi dengan menambah area budidaya dan penebaran benih (S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2, O3, O4, O5)
STRATEGI –WO
1. Memanfaatkan bantuan dari pemerintahan dan dinas terkait sebagai penyampai informasi antara pemerintah, masyarakat dan pembudidaya dalam promosi, pinjaman lunak, serta pelatihan pembudidaya(W1, W2, W3, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5)
1. Mengusahakan pakan alternatif yang bagus, lebih murah dan berkelanjutan serta menjalin kerja sama dengan penyedia bahan baku tersebut (W1, W2, W3, W4, W5, T1,T2,T3, T4, T5)
Lampiran 8. Dokumentasi Gambar
161
Kolam semi permanen Saluran sumber air
Saung Penutup kolam
kolam tanah Saluran air masuk kolam
162
Pengeringan kolam
Kolam terpal Akses jalan masuk kolam
Lampiran 9 . QSPM
Faktor-faktor Utama Bobot
Alternatif Strategi 1 2 3 4
Meningkatkan produksi Memanfaatkan bantuan dari
pemerintahan dan dinas terkait Mempertahankan produk berkualitas
Mengusahakan pakan alternatif serta bekerjasama dengan