Top Banner
380 Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BELAJEN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG Rusida, S.P, M.Si Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andi Djemma Palopo ABSTRACT This study aims to formulate development strategies Agropolitan Belajen District of Alla Enrekang based on potentials and constraints that exist in the region and to know how big contribution of the agricultural sector to the GDP Enrekang. Data were collected using direct survey approach, visualization of the object under study and conduct institutional survey on institutions associated with the data and information needed. The results showed that (1) the development strategy of the agropolitan Belajen District of Alla Enrekang is to create synergies region harmonious and sustainable and to create linkages and interactions between regions (2), contribution of agriculture to the GDP Enrekang amounted to nine point thirteen percent, wherein the component sector is growing district that has a positive value was mining and quarrying, manufacturing, electricity, gas and water supply, construction, trade, hotels and restaurants, transport and communications as well as financial, leasing and business services. Keywords: Development, Agropolitan, Synergy, PDRB A. PENDAHULUAN Latar Belakang Agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (sektor usaha pertanian dalam artian luas) di wilayah sekitarnya. Beberapa daerah menerapkan konsep agropolitan untuk kemajuan daerah. Hal ini didasarkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia merupakan agraris/pertanian. Konsep Agropolitan merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengembangkan daerah melalui optimalisasi sumber daya tumbuhan dan hewan, yaitu pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Pengembangan kawasan agropolitan yang merupakan penguatan sentra-sentra produksi pertanian yang berbasiskan kekuatan internal, akan mampu berperan sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi yang mempunyai daya kompetensi inter dan intra regional. Agropolitan merupakan kawasan ekonomi berbasis pertanian dan dicirikan komoditi unggulan, dengan batasan skala ekonomi/skala usaha tanpa dibatasi wilayah administrasi. Sasaran dalam
16

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

Oct 21, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

380

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BELAJEN

KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

Rusida, S.P, M.Si

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andi Djemma Palopo

ABSTRACT

This study aims to formulate development strategies Agropolitan Belajen District

of Alla Enrekang based on potentials and constraints that exist in the region and to know

how big contribution of the agricultural sector to the GDP Enrekang. Data were

collected using direct survey approach, visualization of the object under study and

conduct institutional survey on institutions associated with the data and information

needed.

The results showed that (1) the development strategy of the agropolitan Belajen

District of Alla Enrekang is to create synergies region harmonious and sustainable and

to create linkages and interactions between regions (2), contribution of agriculture to the

GDP Enrekang amounted to nine point thirteen percent, wherein the component sector

is growing district that has a positive value was mining and quarrying, manufacturing,

electricity, gas and water supply, construction, trade, hotels and restaurants, transport

and communications as well as financial, leasing and business services.

Keywords: Development, Agropolitan, Synergy, PDRB

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Agropolitan adalah kota pertanian

yang tumbuh dan berkembang karena

berjalannya sistem dan usaha agribisnis

serta mampu melayani, mendorong,

menarik, menghela kegiatan

pembangunan pertanian (sektor usaha

pertanian dalam artian luas) di wilayah

sekitarnya. Beberapa daerah menerapkan

konsep agropolitan untuk kemajuan

daerah. Hal ini didasarkan bahwa sebagian

besar wilayah Indonesia merupakan

agraris/pertanian. Konsep Agropolitan

merupakan upaya yang dilakukan

pemerintah untuk mengembangkan

daerah melalui optimalisasi sumber daya

tumbuhan dan hewan, yaitu pertanian,

perkebunan, perikanan dan peternakan.

Pengembangan kawasan

agropolitan yang merupakan penguatan

sentra-sentra produksi pertanian yang

berbasiskan kekuatan internal, akan

mampu berperan sebagai kawasan

pertumbuhan ekonomi yang mempunyai

daya kompetensi inter dan intra regional.

Agropolitan merupakan kawasan

ekonomi berbasis pertanian dan dicirikan

komoditi unggulan, dengan batasan skala

ekonomi/skala usaha tanpa dibatasi

wilayah administrasi. Sasaran dalam

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

381

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

pengembangan kawasan agropolitan ini

adalah mewujudkan kawasan agroplitan

dan berkembangnya ekonomi lokal yang

berbasis produk unggulan daerah yang

efektif, efisien, transparan dan

berkelanjutan.

Komoditas pertanian yang

dibudidayakan adalah komoditas

pertanian (tanaman pangan, holtikultura,

perkebunan, peternakan, perikanan) yang

dibudidayakan oleh mayoritas

masyarakat, terjamin ketersediaannya

secara terus menerus, masih dalam bentuk

primer, atau produk olahan sementara,

atau produk olahan akhir, telah

diusahakan dalam industri kecil atau

menengah atau besar, berdaya saing dan

mempunyai pangsa pasar baik lokal,

regional maupun internasional dan akan

atau menjadi ciri khas daerah/kawasan.

Agropolitan selayaknya menjadi

sarana dalam pembangunan kawasan

perdesaan untuk menangani kesenjangan

antara perdesaan dan perkotaan. Ini

dimaksudkan sebagai upaya

meningkatkan kapasitas produksi untuk

mencapai total output yang lebih besar dan

kesejahteraan yang lebih tinggi bagi

seluruh masyarakat (Adisasmita, R.,

2007). Pembangunan merupakan tuntutan

bagi masyarakat untuk mencapai

kemajuan, oleh karena penduduk makin

bertambah jumlah dan kualitasnya seiring

dengan perkembangan kemajuan

peradaban manusia, ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK). Pengembangan

kawasan agropolitan diharapkan mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat

perdesaan dan menopang laju

pertumbuhan penduduk di kawasan

perkotaan sebagai dampak dari arus

perpindahan penduduk dari desa ke kota.

Konsep agropolitan diawali dengan

identifikasi sektor-sektor potensial di

suatu wilayah, apakah itu ditingkat desa,

kecamatan, ataupun kabupaten/kota.

Pada dasarnya pengembangan

kawasan agropolitan merupakan

pembangunan ekonomi berbasis pertanian

di kawasan agribisnis yang dirancang dan

dilaksanakan dengan jalan mensinergikan

berbagai potensi yang ada untuk

mendorong berkembangnya sistem dan

usaha agribisnis yang berdaya saing,

berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan

terdesentralisasi yang digerakkan oleh

masyarakat dan difasilitasi oleh

pemerintah (Buletin Cipta Karya, 2009).

Salah satu strategi pengembangan

wilayah perdesaan adalah

kawasan agropolitan (agropolitan

district), (Friedman dan Douglas, 1976)

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

382

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

dalam (Adisasmita, R., 2007). Konsep

tersebut meliputi pembentukan satu unit

spasial (tata ruang) yang lebih besar dari

desa, yang selanjutnya disebut

agropolitan district. Kawasan ini

mensuplai kebutuhan sarana produksi

pertanian (misalnya bibit unggul, pupuk,

traktor dan sarana produksi lainnya) serta

menyediakan lapangan kerja non

pertanian (seperti kegiatan jasa

transportasi, perdagangan, perkreditan

perdesaan, dan lainnya).

Konsep dan strategi pembangunan

yang dapat diterima yang dilaksankan

dalam pengembangan kawasan sangat

dibutuhkan, pembangunan kawasan

perdesaan (kawasan agropolitan) sebagai

pusat pertumbuhan merupakan strategi

pembangunan secara nasional diharapkan

untuk dilaksanakan secara berkelanjutan

oleh karena semuanya bersifat

komplementer dan saling menunjang.

Pembangunan kawasan agropolitan

bertujuan membendung arus urbanisasi

penduduk perdesaan ke daerah perkotaan,

yang berarti menjembatani pembangunan

perdesaan dan pembangunan perkotaan.

Kawasan sentra produksi pangan

(agropolitan) merupakan kota pertanian

yang tumbuh dan berkembang karena

berjalannya sistem dan usaha agribisnis

serta mampu melayani, mendorong,

menarik, menghela kegiatan

pembangunan pertanian (agribisnis) di

wilayah sekitarnya. Kawasan sentra

produksi pangan (agropolitan) terdiri dari

kota pertanian dan desa-desa sentra

produksi pertanian yang ada disekitarnya,

dengan batasan yang tidak ditentukan oleh

batasan administratif pemerintahan, tetapi

lebih ditentukan dengan memperhatikan

skala ekonomi kawasan yang ada.

Pembangunan pertanian dikatakan

berhasil, jika terjadi pertumbuhan sektor

pertanian yang baik sekaligus terjadi

perubahan masyarakat tani, dari yang

kurang baik menjadi lebih baik

(Soekartawi, 1996:24). Menurut

Kartasasmita (1996:213), pembangunan

sektor pertanian memerlukan dukungan

sektor transportasi, keterkaitannya sangat

penting dalam rangka mewujudkan

pembangunan yang sesuai dengan

fungsinya, untuk memenuhi kebutuhan

pangan bagi penduduk yang jumlahnya

besar dan sebagai sumber mata

pencaharian yang besar pula bagi rakyat

Indonesia.

Kawasan Belajen

yang telah ditetapkan sebagai kawasan

agropolitan diharapakan dapat

menjadi sentra pertanian modern

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

383

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

yang bercirikan kota yang memiliki

komoditas unggulan serta pendapatan

masyarakat dari kegiatan pertanian dan

didominasi kegiatan agribisnis dapat

meningkat serta mempunyai hubungan

kota dan kawasan yang harmonis dimana

kehidupan masyarakat bersuasana desa

modern, maka penyediaan infrastruktur

agropolitan terutama pusat distribusi

produksi hasil pertanian sebagai

penunjang dalam rangka menpercepat

pertumbuhan ekonomi lokal.

Sektor pertanian tanaman pangan

sebagai sektor potensial pada kawasan ini

memiliki produksi sebesar 1.680,78 ton.

Sektor perkebunan dengan produksi 742

ton, sektor holtikultura sayuran sebesar

5.697 ton dan holtikultura buah-buahan

sebesar 384,15 ton. Potensi lain yang

dikembangkan oleh masyarakat adalah

pengembangan peternakan serta

pengembangan budidaya perikanan darat.

Mencermati berbagai potensi sektorsektor

ekonomi kawasan agropolitan Belajen

Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang,

tentunya memiliki komoditas unggulan

kawasan yang dapat bersaing dipasaran

lokal, regional/nasional dan ekspor, sesuai

dengan konsep dasar pengembangan

kawasan agribisnis dan agroindustri

sebagai pilar utama kawasan agropolitan.

Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut

diatas, dijabarkan dalam bentuk

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pengembangan

kawasan Agropolitan Belajen

Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

2. Seberapa besar konstribusi sektor

pertanian terhadap PDRB Kabupaten

Enrekang

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk merumuskan strategi

pengembangan Kawasan Agropolitan

Belajen Kecamatan Alla Kabupaten

Enrekang yang didasarkan pada

potensi dan kendala yang ada pada

kawasan tersebut

b. Untuk mengetahui seberapa besar

konstribusi sektor pertanian terhadap

PDRB Kabupaten Enrekang.

2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai bahan informasi dan acuan

bagi pemerintah daerah, swasta dan

masyarakat dalam mendukung

Kawasan Agropolitan Belajen

b. Sebagai bahan referensi keilmuan

untuk ikut memberi konstribusi dalam

pengembangan kawasan agropolitan,

khususnya Kawasan Agropolitan

Belajen

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

384

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

c. Menjadi bahan kajian lebih lanjut

terhadap penelitian-penelitian

selanjutnya

Lingkup Penelitian

Lingkup materi/pokok bahasan

yang akan dikaji dalam penelitian ini,

terdiri dari 2 (dua) pokok kajian, sebagai

berikut :

1. Kajian terhadap strategi

pengembangan Kawasan Agropolitan

Belajen dengan melihat

potensi sektor-sektor ekonomi

yang ada pada kawasan tersebut.

2. Kajian terhadap konstribusi sektor

pertanian terhadap PDRB Kabupaten

Enrekang.

B. METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode kualitatif

namun didukung oleh data-data

kuantitatif, baik data primer maupun data

sekunder yang selanjutnya dideskripsikan

dalam bentuk kalimat-kalimat yang sesuai

dengan pokok masalah yang diteliti.

Berdasarkan permasalahan yang telah

dikemukakan, maka jenis penelitian ini

adalah penelitian deskriptif.

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari Juli

sampai dengan Oktober 2015, termasuk

analisis data dan penyusunan laporan.

Lokasi penelitian dilaksanakan di

kawasan Agropolitan Belajen Kecamatan

Alla Kabupaten Enrekang, didasarkan

pada kondisi Kawasan Agropolitan

Belajen sebagai salah satu kawasan

agropolitan yang ada di Provinsi Sulawesi

Selatan, sehingga pembangunan kawasan

tersebut perlu didukung dengan strategi

pengembangan kawasan yang berbasis

pada potensi lokal yang dimiliki Kawasan

Agropolitan Belajen.

Teknik Pengupulan Data dan Analisis

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi, yaitu teknik yang

dipergunakan untuk mendapatkan data

yang dibutuhkan melalui observasi

langsung terhadap obyek yang ditiliti.

b. Wawancara, yaitu teknik yang

dipergunakan untuk memperoleh

informasi dari informan secara

mendalam guna melengkapi data hasil

observasi.

c. Dokumentasi, untuk mendapatkan data

sekunder dari berbagai instansi berupa

dokumen-dokumen yang dibutuhkan

2. Teknik Analisis Data

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

385

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

a. Untuk menjawab rumusan masalah

pertama digunakan analisis SWOT.

Analisis SWOT digunakan untuk

mengetahui aspek kekuatan (strength),

aspek kelemahan (weeknees), aspek

tantangan (threath) dan aspek peluang

(opportunity) dalam mengembangkan

Kawasan Agropolitan Belajen.

b. Untuk menjawab rumusan masalah

kedua, yakni; seberapa besar

konstribusi sektor pertanian terhadap

PDRB Kabupaten Enrekang di

gunakan analisis Shift-Share. Metode

analisis Shift Share digunakan untuk

mengetahui kinerja ekonomi,

pergeseran struktur ekonomi, posisi

relatif sektor-sektor ekonomi dan

identifikasi sektor-sektor “unggulan”

dalam kaitannya dengan pertumbuhan

ekonomi secara umum dalam dua atau

lebih titik waktu. Analisis Shift Share

mempunyai formula :

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis SWOT

SWOT adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi dalam

mengembangkan Kawasan Agropolitan

Belajen Kecamatan Alla Kabupaten

Enrekang. Analisis ini didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strengths) dan peluang

(opportunities), namun secara bersamaan

dapat meminimalkan kelemahan

(weaknesses) dan ancaman (threaths).

Proses pengambilan keputusan

strategis selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategi dan

kebijakan. Dengan demikian perencanaan

strategis (strategic planner) harus

PEK = KPN + KPP + KPK

Selanjutnya rumus diatas, dapat dijabarkan secara rinci sebagai berikut :

PEK = [Y*/Y – 1] + [Yi*/Yi – Y*/Y] + [Yi*/Yi – Yi*/Yi]

Keterangan :

Y* : Indikator ekonomi kabupaten tahun kajian

Y : Indikator ekonomi awal tahun kajian

Yi* : Indikator ekonomi kabupaten sektor i akhir tahun kajian

Yi : Indikator ekonomi sektor i awal tahun kajian

Yi* : Indikator ekonomi kabupaten sektor i akhir tahun kajian

Yi : Indikator ekonomi sektor i awal tahun kajian

Pergeseran Netto (PN) dihitung dengan rumus : PN = KPP + KPK

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

386

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

menganalisis faktor-faktor strategis

(kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.

Strategi pengembangan Kawasan

Agropolitan Belajen Kecamatan Alla

Kabupaten Enrekang ditujukan untuk

menciptakan sinergi kawasan yang

harmonis dan berkelanjutan. Strategi

pengembangan kawasan agropolitan

Belajen Kecamatan Alla Kabupaten

Enrekang diperlukan untuk menciptakan

keterkaitan dan interaksi antar kawasan.

a. Strategi Aspek Peluang dan

Kekuatan

Pengembangan potensi kawasan

agropolitan dalam kerangka

mendukung fungsi-fungsi kegiatan

ekonomi

Pengembangan potensi kawasan

agropolitan melalui penyelamatan

lingkungan hidup secara berkelanjutan

Pembangunan kawasan agropolitan

yang terintegrasi dengan ketersediaan

akses langsung ke jalan utama

Pengembangan pusat-pusat kegiatan

ekonomi baru dalam kerangka

mendukung pengembangan kawasan

agropolitan

b. Strategi Aspek Peluang dan

Kelemahan

Pengembangan fungsi-fungsi kegiatan

ekonomi berbasis keberlanjutan

ekosistem lingkungan

Pengembangan fungsi-fungsi kegiatan

kawasan agropolitan yang diikuti

dengan pengendalian ancaman erosi

tanah

Pengembangan kawasan agropolitan

yang diikuti dengan pembangunan

akses jalan

Pengendalian degradasi fisik

lingkungan yang terintegrasi dengan

pengembangan pusat-pusat kegiatan

ekonomi baru

c. Strategi Aspek Ancaman dan

Kekuatan

Pengembangan kawasan agropolitan

yang diikuti pengendalian degradasi

fisik lingkungan hidup

Pengembangan potensi SDA yang

terintegrasi dengan pengelolaan

lingkungan hidup

Pembangunan kawasan agropolitan

dalam kerangka mendukung

aksesibilitas dan mobilitas

Pengembangan kawasan agropolitan

yang diikuti dengan peningkatan

produktivitas ekonomi masyarakat

d. Strategi Aspek Ancaman dan

Kelemahan

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

387

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

Pembangunan infrastruktur kawasan

agropolitan yang terintegrasi dengan

pengembangan fungsi-fungsi kegiatan

ekonomi

Pengendalian konflik kepentingan dan

penguasaan lahan kawasan agropolitan

Optimalisasi pembangunan akses jalan

kawasan agropolitan secara

berkelanjutan

Pengendalian degradasi fisik

lingkungan kawasan agropolitan yang

diikuti dengan peningkatan

produktivitas ekonomi masyarakat

1. Analisis Shift -Share

Analisis Shift-Share merupakan

teknik sederhana untuk mengevaluasi

posisi relatif dan perubahan struktur suatu

perekonomian wilayah. Metode analisis

ini bertitik tolak pada anggapan dasar

bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah

atau wilayah dipengaruhi oleh tiga

komponen utama, yakni pertumbuhan

nasional (national growth component),

pertumbuhan sektoral (sectoral growth

component), dan pertumbuhan daya saing

wilayah (competitive effect component).

Komponen pertama, merupakan

perubahan output atau pendapatan (atau

indikator lainnya seperti jumlah

kesempatan kerja suatu wilayah yang

disebabkan oleh perubahan nasional

secara umum, perubahan kebijakan

ekonomi nasional, atau perubahan dalam

faktor-faktor yang mempengaruhi

perekonomian seluruh wilayah dan sektor

secara seragam).

Komponen kedua, timbul karena,

perbedaan permintaan output akhir,

ketersediaan bahan baku, kebijaksanaan

sektoral, serta perilaku dan kinerja struktur

pasar setiap sektor nasional.

Komponen ketiga, terjadi karena

peningkatan atau penurunan output atau

pendapatan suatu wilayah yang lebih

cepat/lamban dari wilayah lainnya. Hal ini

ditentukan oleh keunggulan komparatif,

akses ke pasar input dan output, dukungan

kelembagaan, infrastruktur sosial dan

ekonomi, dan kebijaksanaan ekonomi

nasional.

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

388

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

Melihat persentase PDRB Provinsi

Sulawesi Selatan dan PDRB Kabupaten

Enrekang berdasarkan harga konstan

tahun 2013 persentase yang terbesar

bersumber dari konstribusi sektor

pertanian dan sektor jasa-jasa mencapai

11,36%. Hal tersebut dapat dilihat dari

besarnya nilai PDRB yang berhasil

diciptakan dari tahun ke tahun terus

meningkat, dimana pada tahun 2013

pertumbuhan PDRB Kabupaten Enrekang

yaitu sebesar 6,96%. Selanjutnya

perubahan PDRB Kabupaten Enrekang

tahun 2012-2013 berdasarkan harga

konstan sebagai berikut :

Tabel 2. Perubahan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

Tabel 1. PDRB Kabupaten Enrekang Atas Dasar Harga Konstan dan PDRB

No Sektor Ekonomi

PDRB Kabupaten

Enrekang

PDRB Provinsi

Sulawesi Selatan

2012 2013 2012 2013

1 Pertanian 418.556,87 455.758,69 15.532.610 16.145.480

2 Pertambangan dan

Penggalian 6.258,02 6.574,39 4.290.200 4.687.580

3 Industri Pengolahan 38.543,29 40.733,04 8.049.950 8.703.870

4 Listrik, Gas dan Air

Bersih. 5.217,63 5.528,14 647.520 701.630

5 Bangunan 63.592,57 65.228,21 3.567.250 3.956.880

6 Perdagangan, Hotel dan

Restauran 94.105,01 100.612,82 10.661.440 11.661.400

7 Pengangkutan dan

Komunikasi 25.685,63 26.799,23 5.949.630 6.480.210

8 Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan 48.645,58 55.370,23 4.979.140 5.685.010

9 Jasa - Jasa 160.735,00 164.705,67 6.040.760 6.262.380

PDRB Kabupaten/ PDRB

Provinsi 861.339,60 921.310,41 59.718.500 64.284.440

Pertumbuhan PDRB

Kabupaten / PDRB Provinsi

(%)

6,96 7,65

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan, 2014

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

389

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

Kabupaten Enrekang

No Sektor Ekonomi

Data Kabupaten Perubahan

PDRB 2012 2013

1 2 3 4 5

1 Pertanian 418.556,87 455.758,69 37.201,82

2 Pertambangan dan Galian 6.258,02 6.574,39 316,37

3 Industri Pengolahan 38.543,29 40.733,04 2.189,75

4 Listrik, Gas dan Air

Bersih 5.217,63 5.528,14 310,51

5 Bangunan 63.592,57 65.228,21 1.635,64

6 Perdagangan, Hotel dan

Restauran 94.105,01 100.612,82 6.507,81

7 Pengangkutan dan

Komunikasi 25.685,63 26.799,23 1.113,60

8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 48.645,58 55.370,23 6.724,65

9 Jasa - Jasa 160.735,00 164.705,67 3.970,67

PDRB/PDB 861.339,60 921.310,41 59.970,82

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Dari data PDRB tersebut di atas dan sektor yang pertumbuhannya lambat. dianalis

dengan menggunakan analisis Analisis tersebut dapat dilihat sebagai

Shift-Share, untuk mengetahui sektor berikut : yang mengalami pertumbuhan yang pesat

Tabel 3. Hasil Perhitungan Komponen KPN, KPP, KPK dan PN

No Sektor Ekonomi KPN KPP KPK PN

1 2 3 4 5 6

1 Pertanian 0,08 -0,04 1,05 1,01

2 Pertambangan dan

Galian 0,08 0,02 1,07 1,08

3 Industri Pengolahan 0,08 0,00 1,06 1,07

4 Listrik, Gas dan Air

Bersih 0,08 0,01 1,07 1,07

5 Bangunan 0,08 0,03 1,06 1,09

6 Perdagangan, Hotel dan

Restauran 0,08 0,02 1,09 1,10

7 Pengangkutan dan

Komunikasi 0,08 0,01 1,06 1,07

8 Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan 0,08 0,07 1,20 1,27

9 Jasa - Jasa 0,08 -0,04 0,98 0,95

Sumber : Hasil Analisis,2015

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

390

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

391

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

Tabel 4. Nilai Absolut Komponen KPN, KPP, KPK,

PEK

No

Sektor

Ekonomi

Nilai Absolut

KPN KPP KPK PEK

1 2 3 4 5 6

1 Pertanian 32.001,90 -2.392,00 440.271,78 37.201,82

2 Pertambangan dan Galian

478,47 101,18 6.675,57 316,37

3 Industri Pengolahan 2.946,93 184,05 40.917,09 2.189,75

4 Listrik, Gas dan Air

Bersih 398,93 37,08 5.565,22 310,51

5 Bangunan 4.862,14 2.083,70 67.311,91 1.635,64

6 Perdagangan, Hotel dan

Restauran 7.195,05 1.631,26 102.244,08 6.507,81

7 Pengangkutan dan

Komunikasi 1.963,86 326,75 27.125,98 1.113,60

8 Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan 3.719,33 3.176,93 58.547,16 6.724,65

9 Jasa - Jasa 12.289,43 -6.392,48 158.313,19 3.970,67

Sumber: Hasil Analisis, 2015 Hasil analisis tersebut di atas,

menunjukkan komponen pertumbuhan di

Kabupaten Enrekang masih terdapat sektor

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

392

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

Berikut dijelaskan masing-masing komponen

kegiatan yang mengalami pertumbuhan

positif dan negatif pada Tabel dibawah ini :

kegiatan yang memerlukan pembenahan.

Tabel 5. Komponen Pertumbuhan Sektor Kegiatan Kabupaten Enrekang

No Komponen Sektor

Pertumbuhan Kabupaten Daya Saing Kabupaten

I Sektor Positif I Sektor Positif

Pertambangan dan Galian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air

Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel dan

Restauran

Pengangkutan dan

Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan

Pertanian

Pertambangan dan Galian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel dan

Restauran

Pengangkutan dan

Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan

Jasa-Jasa

II Sektor Negatif II Sektor Negatif

Pertanian

Jasa-Jasa

-

Sumber: Hasil Analisis, 2015

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

393

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

Dari matriks tersebut dapat

dijelaskan bahwa sektor pertambangan

dan galian, sektor industri pengolahan,

sektor listrik, gas dan air bersih, sektor

bangunan, sektor perdagangan, hotel dan

restauran, sektor pengangkutan dan

komunikasi serta sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan mengalami

perkembangan yang sangat pesat,

sedangkan sektor pertanian serta jasa-jasa

mengalami perlambatan. Sektor yang

mengalami perlambatan perlu mendapat

perhatian, sehingga konstribusinya

terhadap pertumbuhan ekonomi daerah

kedepan lebih besar dan mempunyai daya

saing.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis

dan pembahasan, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi pengembangan diarahkan pada

pengembangan agribisnis dengan

mengelola sumberdaya alam yang

berwawasan lingkungan yang

berkelanjutan, promosi kawasan,

peningkatan sarana dan prasarana

dalam mendukung pengembangan

kawasan Agropolitan Belajen

Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

2. Komponen sektor kabupaten yang

mengalami pertumbuhan positif adalah

pertambangan dan galian, industri

pengolahan, listrik, gas dan air bersih,

bangunan, perdagangan, hotel dan

restauran, pengangkutan dan

komunikasi, keuangan, persewaandan

jasa perusahaan. Sedangkan sektor

yang negatif adalah pertanian dan jasa-

jasa.

Saran

1. Pengembangan kawasan agropolitan

Belajen Kecamatan Alla segera

ditindaklanjuti dengan pembangunan

infrastruktur untuk mendukung

kegiatan kawasan agropolitan, guna

percepatan pertumbuhan ekonomi

masyarakat yang bermukim di kawasan

agropolitan Belajen.

2. Belum dikaji produktivitas per kapita

penduduk dalam menghasilkan dan

memasarkan hasil produksi, untuk itu

diharapkan pada peneliti selanjutnya

untuk melakukan kajian terhadap

berbagai potensi sektor-sektor

potensial ekonomi kawasankaitannya

dengan peningkatan pendapatan

masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA Kartasasmita, Ginanjar. 1996.

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

394

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

Pembangunan Untuk Rakyat

Adisasmita. R. 2007. Pembangunan

Memadukan Pertumbuhan dan

Kawasan dan Tata Ruang. Seruni, Pemerataan. Pustaka Cidesindo,

Makassar.

Jakarta.

Ambardi, U.M. 2002. Pengembangan

Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi

Wilayah dan Otonomi Daerah,

Pertanian. LP3ES, Jakarta.

Kajian Konsep dan

Pengembangan. Pusat Pengkajian

Pedoman Pengelolaan Ruang Kawasan

Kebijakan Teknologi Sentra Produksi Pangan Nasional

Pengembangan Wilayah, Jakarta. dan Daerah (Agropolitan), Jakarta

Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa Kota.

Raharjo. 1999. Pengantar Sosiologi Ghalia Indonesia,Jakarta.

Pedesaan dan Pertanian. Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta Buletin Cipta Karya. 2009. Agropolitan

Sebagai Strategi Pembangunan

Soekartawi. 1996. Paduan Membuat

Kawasan Perdesaan Berimbang,

Usulan Proyek Pertanian dan

Jakarta

Pedesaan. Andi,Yogyakarta

Djakapermana, R, D. 2003.

Warpani, Suwarjoko. 1984. Analisis Kota

“Pengembangan Kawasan dan Daerah. Penerbit ITB,

Agropolitan Dalam Rangka

Bandung. Pengembangan

Wilayah Berbasis

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN …

395

Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016

Rencana Tata Ruang Wilayah

Widjanarko, A. 2006. “Agropolitan Nasional (RTRWN)”, Makalah,

Sebagai Strategi Pengembangan Dirjen Penataan Ruang, Jakarta.

Kawasan Perdesaan Berimbang”.

Makalah, Dirjen Penataan Ruang,

Jakarta.