STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI SYARIAH DALAM UPAYA MENARIK MINAT NASABAH PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG DEWI SARTIKA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh : Faridatun Sa’adah NIM : 104046101611 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
115
Embed
STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15582/1/FARIDATUN SA... · Pegadaian merupakan salah satu alternatif pendanaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI SYARIAH DALAM UPAYA
MENARIK MINAT NASABAH PADA PEGADAIAN SYARIAH
CABANG DEWI SARTIKA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
Faridatun Sa’adah
NIM : 104046101611
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 November 2008
Faridatun Sa’adah
STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI SYARIAH DALAM UPAYA
MENARIK MINAT NASABAH PADA PEGADAIAN SYARIAH
CABANG DEWI SARTIKA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
Faridatun Sa’adah
NIM : 104046101611
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Abdurrahman Dahlan, MA Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM
NIP: 150 234 496 NIP: 150 203 012
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI SYARIAH
DALAM UPAYA MENARIK MINAT NASABAH PADA PEGADAIAN
SYARIAH CABANG DEWI SARTIKA telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta pada 2 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam).
Jakarta, 9 Desember 2008
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN
1. Ketua : Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM (………………..)
NIP. 150 210 422
2. Sekretaris : Dr. H. Muh. Taufiki, M. Ag (………………..)
NIP. 150 290 159
3. Pembimbing I : Dr. Abdurrahman Dahlan, MA (………………..)
NIP. 150 234 496
4. Pembimbing II : Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM (………………..)
NIP. 150 203 012
5. Penguji I : Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, MA (………………..)
NIP. 150 326 896
6. Penguji II : Gusniarti, MA (………………..)
NIP.
ABSTRAKSI
Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian merupakan Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak dalam bidang jasa keuangan non perbankan dengan kegiatan
usaha utama menyalurkan kredit kepada masyarakat berdasarkan hukum gadai.
Pegadaian merupakan salah satu alternatif pendanaan yang sangat efektif karena tidak
memerlukan persyaratan rumit yang dapat menyulitkan nasabah dalam pemberian
dana. Cukup dengan membawa barang jaminan yang bernilai ekonomis, masyarakat
sudah bisa mendapatkan dana untuk kebutuhannya baik produktif maupun konsumtif.
Seperti kita ketahui, pengetahuan masyarakat tentang keberadaan pegadaian
syariah masih minim karena pegadaian syariah terbilang masih baru dan kantor
cabang syariahnya pun masih terbilang sedikit, tetapi pertumbuhan pegadaian syariah
menunjukkan peningkatan yang pesat, sehingga penulis ingin mengetahui strategi
pemasaran apa yang digunakan oleh pegadaian syariah atas produk gadai syariah
sehingga tumbuh menjadi pesat dan dapat menarik minat nasabah dalam
menggunakan jasa tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran
yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika dalam memasarkan
produk gadai syariah, dan apakah implementasi strategi pemasaran tersebut mampu
mempengaruhi perkembangan jumlah nasabah pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi
Sartika.
Data penelitian ini menggunakan data primer dari hasil wawancara dengan
Manajer Cabang Dewi Sartika serta menggunakan data sekunder dari literatur-
literatur kepustakaan, buku-buku, dan sumber lainnya yang relevan dengan skripsi
ini.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak. Ahmad Zainuddin selaku
Manajer Cabang Dewi Sartika, dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pemasaran
yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika adalah sebagai berikut:
1. Strategi Produk
2. Strategi Harga
3. Strategi Distribusi
4. Strategi Promosi
Implementasi strategi pemasaran yang dilakukan Pegadaian Syariah Cabang
Dewi Sartika ternyata mampu mempengaruhi perkembangan jumlah nasabah ini
terbukti dengan pencapaian target dan peningkatan omset dari usaha syariah serta
pertumbuhan jumlah nasabah dari tahun ke tahun yang semakin meningkat.
Kata Pengantar
��� ا�� �ن ا�� ا� ���
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, anugerah, dan cahaya ilmu-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “STRATEGI PEMASARAN PRODUK
GADAI SYARIAH DALAM UPAYA MENARIK MINAT NASABAH PADA
PEGADAIAN SYARIAH CABANG DEWI SARTIKA” ini tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Nabi Besar Muhammad
SAW sebagai Rasul pembawa cahaya.
Penulis menyadari selesainya penulisan skripsi ini tak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, sudah sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam proses penyelesaian skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak
Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH selaku Sekretaris Program Studi
Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Abdurrahman Dahlan, MA dan Bapak Drs. H. Burhanuddin Yusuf,
MM selaku dosen pembimbing yang banyak meluangkan waktunya untuk
memberikan arahan dan bimbingan yang berguna bagi penulis.
4. Bapak Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, MA dan Ibu Gusniarti, MA selaku
dosen penguji yang telah memberikan masukan, arahan, kritik dan saran yang
berguna bagi penulis.
5. Seluruh Dosen dan Staf pengajar yang telah banyak memberikan ilmunya
yang bermanfaat bagi penulis selama perkuliahan berlangsung.
6. Bapak Drs. Irianto selaku Manajer Komunikasi Perusahaan Perum Pegadaian.
Bapak Supriyono dan Ibu Neneng pada Perum Pegadaian Pusat yang telah
memberikan bantuan dan informasi yang berguna bagi penulis.
7. Manajer, Karyawan, dan Staf Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika yang
telah memberikan data dan informasi yang sangat berguna bagi penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum beserta Staf yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi
perpustakaan.
9. Kedua orang tua tercinta Bapak R. Kuswari dan Ibu Kusbangatun, S.Pd yang
telah memberikan cinta, kasih, dan dorongan baik moril maupun materil
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Kakakku Briptu Farid Ma’ruf, SH dan adikku tercinta Fuad Ma’ruf Nur
terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
11. Serda Joko Priyono tercinta, terima kasih atas cinta, kasih sayang, perhatian,
dukungan, dan pengertiannya.
12. Ramadhan dan Aprilia yang telah mengisi hari-hari penulis.
13. Adik-adik, teman-teman, dan semua warga Desa Cikoneng, Kecamatan
Cilawu, Garut, Jawa Barat yang telah membantu penulis dalam melaksanakan
kegiatan KKN.
14. Rekan-rekan Perbankan Syariah B angkatan 2004, sahabat-sahabat, dan
saudara-saudaraku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terima kasih
atas bantuan, motivasi dan dorongan yang bermanfaat bagi penulis.
Semoga bantuan dari semua pihak bernilai amal sholeh di sisi Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
Suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang apapun baik yang
berorientasi terhadap perolehan laba jangka panjang maupun perusahaan nirlaba
membutuhkan apa yang disebut dengan pemasaran. Pemasaran adalah suatu
proses sosial dan melalui proses itu individu dan kelompok akan memperoleh apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan dan
mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lain.
Pada umumnya masyarakat tidak memahami pemasaran, mereka melihat
pemasaran sebagai sebuah penjualan. Padahal pemasaran ini mempunyai arti
lebih luas karena pemasaran adalah suatu proses yang teratur dan jelas untuk
memikirkan dan merencanakan pasar. Proses pemasaran dapat diterapkan tidak
sekedar pada barang dan jasa, tetapi juga pada segala sesuatu yang dapat
dipasarkan seperti ide, kejadian, organisasi, tempat dan kepribadian. Namun
penting untuk ditekankan bentuk pemasaran tidak dimulai dengan suatu produk
atau penawaran, tetapi dengan pencarian peluang pasar.7
Menurut M. Syakir Sula ada 4 karakteristik syariah marketing yang dapat
menjadi panduan bagi pemasar, yakni teistis (rabbaniyyah), etis (akhlaqiyyah),
realistis (al-waqi’iyyah), dan humanistis (insaniyyah). Inilah yang membedakan
sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi konvensional. Yang menarik
pemasaran syariah meyakini bahwa perbuatan yang dilakukan seseorang akan
dimintai pertanggungjawabannya kelak. Selain itu, pemasaran syariah
7 Hendra, dkk, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Kontrol, (Jakarta: PT Prenhallindo, 1997), Jilid I, h. 18.
mengutamakan nilai-nilai akhlak dan etika moral di dalam pelaksanaannya.
Karena itu pemasaran syariah menjadi penting bagi para tenaga pemasaran untuk
melakukan penetrasi pasar.8
Strategi pemasaran antara konvensional dengan yang Islami tentulah
berbeda dalam prosesnya, akan tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu
bagaimana meningkatkan jumlah nasabah. Maju atau mundurnya perusahaan
dapat dilihat dari strategi pemasaran mereka yang berdampak pada meningkatnya
minat nasabah sehingga dapat meningkatkan jumlah nasabah dalam menggunakan
produk jasa yang dikeluarkan oleh perusahaan, atau dengan kata lain, dapat
meningkatkan volume penjualan, sehingga pemasaran yang baik akan berdampak
signifikan terhadap pendapatan perusahaan.
Sehubungan dengan berkembangnya dunia pemasaran yang menimbulkan
makin tingginya tingkat persaingan antara perusahaan-perusahaan di Indonesia,
maka perusahaan-perusahaan tersebut semakin berusaha untuk memperkuat
strategi pemasarannya. Untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis yang kondisi
persaingannya terus meningkat maka suatu perusahaan harus dituntut dapat
menguasai pasar dengan menggunakan produk yang telah dihasilkan.
Dewi Sartika adalah daerah yang terletak di Jakarta timur yang merupakan
daerah yang Islami karena dikelilingi oleh beberapa mesjid besar dan sekolah-
sekolah Islam. Oleh karena itu keberadaan Pegadaian Syariah sangat membantu
8 Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: Mizan,
2006), h. 28.
para masyarakat yang mayoritas muslim untuk dapat melakukan transaksi gadai
tanpa adanya unsur riba di dalamnya.
Seperti kita ketahui, pengetahuan masyarakat tentang keberadaan
pegadaian syariah masih minim karena pegadaian syariah terbilang masih baru
dan kantor cabang syariahnya pun masih terbilang sedikit, tetapi pertumbuhan
pegadaian syariah menunjukkan peningkatan yang pesat, sehingga penulis ingin
mengetahui strategi pemasaran apa yang digunakan oleh pegadaian syariah atas
produk gadai syariah sehingga tumbuh menjadi pesat dan dapat menarik minat
nasabah dalam menggunakan jasa tersebut. Dalam menarik minat nasabah
memang tidak hanya dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang digunakan oleh
pegadaian syariah. Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhinya seperti
kebutuhan nasabah yang mendesak yang memerlukan proses pencairan dana yang
cepat, nasabah yang menginginkan transaksi gadai tanpa adanya unsur ribawi
(bunga) di dalamnya, dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, maka pembahasan ini layak untuk diangkat
dan dikaji melalui penelitian dengan topik strategi pemasaran, dan
menuangkannya ke dalam bentuk skripsi dengan judul “STRATEGI
PEMASARAN PRODUK GADAI SYARIAH DALAM UPAYA MENARIK
MINAT NASABAH PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG DEWI
SARTIKA”.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk lebih fokus dalam pembahasan skripsi ini, maka pembahasan
hanya dibatasi pada strategi pemasaran yang diterapkan Pegadaian Syariah
Cabang Dewi Sartika terhadap produk gadai syariah yang dimilikinya serta
pengaruhnya terhadap meningkatnya minat nasabah dalam menggunakan jasa
pegadaian syariah.
2. Rumusan Masalah
Yang menjadi pokok permasalahan di sini adalah karena pengetahuan
masyarakat tentang Pegadaian Syariah masih minim dan kantor cabang nya
pun masih sedikit, tetapi pertumbuhan pegadaian syariah menunjukkan
perkembangan yang pesat. Maka penulis ingin mengetahui strategi pemasaran
apa yang digunakan oleh Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika dan
bagaimana implementasinya sehingga dapat menarik minat nasabah, dengan
mengajukan beberapa pertanyaan penelitian ( Research Question ) yaitu:
a. Bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan oleh Pegadaian
Syariah Cabang Dewi Sartika dalam menarik minat nasabah?
b. Apakah dengan implementasi strategi pemasaran produk gadai syariah
dapat meningkatkan jumlah nasabah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
C. Untuk mengetahui strategi apa yang digunakan oleh Pegadaian Syariah
cabang Dewi Sartika dalam melakukan pemasaran produk gadai syariah
yang dimilikinya.
D. Untuk mengetahui dan menjelaskan penerapan dari strategi pemasaran
produk gadai syariah yang diterapkan mampu mempengaruhi perkembangan
jumlah nasabah pada Pegadaian Syariah.
I. Manfaat Penelitian
Secara lebih spesifik manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
J. Bagi penulis, dapat menambah kontribusi keilmuan tentang pegadaian
syariah.
K. Bagi Pegadaian Syariah, dapat mengetahui strategi pemasaran yang baik
dan tepat guna serta tidak bertentangan dengan nilai syariah berdasarkan
teori-teori yang ada juga dapat menjadi bahan evaluasi serta masukan untuk
lebih memajukan lagi industri gadai syariah tersebut..
L. Bagi akademisi, dapat menambah pengetahuan tentang Pegadaian Syariah
dan strategi pemasarannya.
M. Bagi masyarakat, dapat menambah pengetahuan tentang produk gadai
syariah dan mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan oleh Pegadaian
Syariah Cabang Dewi Sartika.
D. Tinjauan Pustaka (Review Kajian Terdahulu)
Tema strategi pemasaran telah banyak dikaji dalam penelitian. Penelitian
tersebut antara lain:
E. Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan dalam Meningkatkan Pendapatan
Bank (Studi Kasus di BPRS Attaqwa Garuda Utama). Ditulis oleh : Siti
Muawiyah - Perbankan Syariah 2004
Pembahasan :
Dalam memasarkan produk pembiayaan, strategi yang digunakan
BPRS AGU tergabung dalam bauran pemasaran, yaitu: product, price, place,
dan promotion.
Dengan strategi pemasaran produk pembiayaan yang digunakan di
BPRS AGU mengalami peningkatan pada pendapatan yang diperoleh bank.
Peningkatan juga dapat dilihat dari dana yang diberikan untuk pembiayaan
yang menyebabkan pertumbuhan jumlah nasabah semakin meningkat.
F. Analisis Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Volume Pembiayaan pada
PT. Federal International Finance (FIF) Syariah. Ditulis oleh : Dedy
Akhmadi – Perbankan Syariah 2006
Pembahasan :
Strategi pemasaran pada FIF Syariah, agar dapat meningkatkan
volume pembiayaan adalah dengan cara membuat program pemasaran ke
dealer, and customer dan peningkatan manpower sebagai mesin penggerak
jalannya pemasaran. Dengan program pemasaran yang menyeluruh seperti ini,
saat ini FIF masih sebagai pionir dalam pembiayaan syariah khususnya
pembiayaan sepeda motor roda dua.
Dengan adanya program strategi pemasaran yang baru dari FIF
Syariah haruslah didukung dan diikuti oleh peningkatan SDM/ manpower
yang mengerti dan paham betul mengenai syariah itu sendiri, karena jangan
sampai strategi yang baik namun orang-orangnya tidak paham betul mengenai
syariah itu sendiri.
G. Konsep Rahn dan Aplikasinya dalam Lembaga Pegadaian Syariah. Ditulis
oleh : Tuti Alawiyah – Perbankan Syariah 2005
Pembahasan :
Rahn dalam Islam dilakukan dengan sukarela atas dasar tolong
menolong dan tidak untuk mencari keuntungan. Dalam Islam tidak dikenal
istilah “bunga uang”, dengan demikian transaksi rahn (gadai syariah) pemberi
gadai tidak dikenakan tambahan pembayaran atas pinjaman yang diterimanya,
akan tetapi masih dimungkinkan bagi penerima gadai untuk memperoleh
imbalan berupa sewa tempat / jasa simpan marhun (barang jaminan).
Secara teknik praktek rahn yang dilakukan oleh pegadaian syariah
cabang Cinere merupakan suatu hal yang mempermudah nasabah dalam
mengatasi masalah keuangan yang mendesak, karena jasa ini memiliki waktu
proses yang relatif cepat dan mudah, tidak perlu membuka rekening dan cara-
cara lain yang memberatkan. Dengan hanya membawa barang-barang
berharga yang dimiliki, maka pada saat itu juga nasabah akan mendapatkan
pinjaman yang dibutuhkan, jangka waktu pinjaman atau sewa selama 120
hari. Jika masa jatuh tempo tiba dan nasabah belum melunasi pinjaman, maka
pinjaman dapat diperpanjang atau diangsur dengan biaya yang murah. Pihak
pegadaian tidak boleh memanfaatkan barang gadai walaupun seizin
pemiliknya. Biaya penitipan ditetapkan berdasarkan objek gadai, yaitu nilai
taksiran barang gadai, tidak berdasarkan jumlah pinjaman.
4. Analisa Pelaksanaan Gadai Syariah Dalam Hukum Islam. Ditulis oleh : Agus
Sholehuddin – Perbankan Syariah 2006
Pembahasan :
Pelaksanaan gadai pada Perum Pegadaian Syariah cabang Dewi
Sartika meliputi proses pemberian pinjaman, pelunasan, perpanjangan, sampai
pada proses pelelangan barang jaminan apabila nasabah tidak sanggup atau
tidak bisa mengembalikan pinjaman tersebut pada waktu yang telah
ditentukan. Mengenai pelaksanaan pemberian pinjaman ketentuan bagi calon
nasabah persyaratannya hanya membawa barang gadaian (marhun) berupa
emas kemudian membawa identitas diri yang difoto copy. Mengenai besarnya
dana pinjaman yang diberikan kepada nasabah yaitu sebesar 90% dari jumlah
taksiran barang jaminan tersebut. Pada proses pelunasan nasabah bila jatuh
tempo, cara pelunasannya bisa dicicil atau dibayar sekaligus pada jumlah
yang telah ditetapkan. Pada proses perpanjangan waktu pinjaman dilakukan
bila nasabah pada waktu yang telah ditentukan (120 hari) tidak sanggup atau
tidak bisa melunasi pinjaman tersebut, maka ia bisa memperpanjang waktu
pinjaman dengan ketentuan ia membayar jasa ijarah terlebih dahulu, lalu
membuat akad baru untuk jangka waktu berikutnya. Mengenai dana pinjaman
nasabah bisa tetap atau menambah dana pinjamannya apabila taksiran pada
waktu akad kedua naik. Proses pelelangan dilakukan apabila nasabah pada
waktu yang ditetapkan tidak bisa melunasi pinjaman dan ia tidak mau
memperpanjang waktu pelunasan.
5. Pelaksanaan Akad Rahn dan Akad Ijarah di Pegadaian Syariah. Ditulis oleh:
Bagus Prasetyo T.W
Pembahasan:
Pelaksanaan akad rahn dilakukan dengan cara pihak pegadaian syariah
menahan barang bergerak yang bersifat ekonomis yang dapat dijaminkan
sebagai jaminan atas utang rahin. Rahin yang memanfaatkan pinjaman sampai
jangka waktu 120 hari. Jika masa jangka waktu habis dan Rahin belum dapat
melunasi pinjamannya, maka pinjaman dapat diperpanjang atau diangsur
dengan biaya murah. Apabila Rahin tidak dapat mengembalikan uang
pinjaman dan tidak memperpanjang akad gadai, maka pegadaian syariah akan
melakukan kegiatan pelelangan untuk menjual marhun tersebut dan
mengambil pelunasan uang pinjaman dari hasil penjualan marhun itu.
Sebelum dilakukan penjualan marhun, terlebih dahulu pihak pegadaian
syariah melakukan pemberitahuan kepada Rahin.
Untuk jasa simpan (Ijarah) dipungut biaya sewa tempat, pengamanan,
dan pemeliharaan marhun milik Rahin selama digadaikan. Besarnya jasa
simpan yang dipungut tergantung dari nilai taksiran marhun dan lamanya
barang disimpan atau lamanya pinjaman.
Keempat skripsi dan satu karya tulis ini membahas tentang strategi
pemasaran dan rahn. Skripsi pertama membahas strategi pemasaran produk
pembiayaan dalam meningkatkan pendapatan bank. Skripsi kedua membahas
strategi pemasaran dalam meningkatkan volume pembiayaan pada PT. federal
International Finance (FIF) Syariah. Skripsi ketiga membahas tentang konsep
rahn dan aplikasinya dalam lembaga pegadaian syariah. Skripsi keempat
membahas tentang analisa pelaksanaan gadai syariah dalam hukum Islam.
Satu karya tulis yang membahas tentang pelaksanaan akad rahn dan akad
ijarah di pegadaian syariah.
Dalam penelitian ini penulis akan membahas strategi pemasaran
produk gadai syariah dalam upaya menarik minat nasabah karena strategi
pemasaran produk gadai syariah ini belum pernah dilakukan penelitian.
Seperti kita ketahui pengetahuan masyarakat tentang keberadaan pegadaian
syariah masih minim karena pegadaian syariah terbilang masih baru, tetapi
pertumbuhan pegadaian syariah menunjukkan peningkatan yang pesat
sehingga penulis ingin mengetahui strategi pemasaran yang digunakan
sehingga pertumbuhannya meningkat pesat atas produk gadai syariah dan
dapat menarik minat nasabah untuk menggunakan jasa tersebut.
H. Kerangka Teori
Strategi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah ilmu siasat perang: siasat
atau akal untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan.9
Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.10
Sedangkan
yang dimaksud dengan strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran,
kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran
perusahaan dari waktu ke waktu
Dalam strategi pemasaran terdapat strategi Acuan / Bauran pemasaran
(marketing mix) yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen /
variabel pemasaran. Untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju maka
keempat unsur / variabel tersebut adalah:11
F. Strategi Produk, adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang
tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para
konsumennya dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan
dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan
share pasar.12
9 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka
Amani,1996), h. 462.
10 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 2.
11 Ibid., h.197-198.
12 Ibid., h.199.
G. Strategi Harga. Peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan
meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang tercermin dalam share
pasar perusahaan, di samping untuk meningkatkan penjualan dan
keuntungan perusahaan. Dengan kata lain, penetapan harga
mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan
perusahaan mempengaruhi konsumen.13
H. Strategi Distribusi. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan
penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan menyampaikan produk
sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat.14
I. Strategi Promosi. Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika
tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui
manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu,
perusahaan harus berusaha mempengaruhi para konsumen, untuk
menciptakan permintaan atas produk itu, kemudian dipelihara dan
dikembangkan. Usaha tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan
promosi.15
13 Ibid., h.223.
14 Ibid., h.233.
15 Ibid., h. 264.
Gadai dalam bahasa Arab disebut Rahn. Rahn menurut bahasa adalah:
jaminan hutang, gadaian16
, seperti juga dinamai Al-Habsu, artinya: penahanan.17
Sebagaimana kita ketahui dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Pasal 1150 yang berbunyi:
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu
barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau seorang
lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu
untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada
orang-orang untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan
untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus
didahulukan.18
Berdasarkan hukum Islam, pegadaian merupakan suatu tanggungan atas
utang yang dilakukan apabila pengutang gagal menunaikan kewajibannya dan
semua barang yang pantas sebagai barang dagangan dapat dijadikan sebagai
jaminan.19
Sistem gadai syariah adalah sistem penyaluran pinjaman secara gadai
yang didasarkan pada penerapan prinsip syariah Islam dalam transaksi ekonomi,
16 A. W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), Ed. II,
h. 542.
17 Ibid,. h. 231.
18 Kitab Undang-undang hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek), Penerjemah R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1976), Cet VIII, Ps.1150.
19 Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2004), Cet. III h. 88.
yaitu menghindari transaksi pinjam meminjam uang yang mengandung unsur
riba.20
Jadi, kesimpulannya bahwa rahn adalah menahan barang jaminan
milik si peminjam (rahin), baik yang bersifat materi atau manfaat tertentu,
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang diterima
tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan (murtahin)
memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian
hutangnya dari barang gadai tersebut apabila pihak yang menggadaikan tidak
dapat membayar hutang tepat pada waktunya.
I. Kerangka Konsep
Strategi pemasaran menurut Philip Kotler adalah terdiri dari strategi
spesifik untuk pasar sasaran, penentuan posisi produk, bauran pemasaran, dan tingkat
pengeluaran pemasaran. Dalam strategi spesifik untuk elemen bauran pemasaran
terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi.21
Strategi pemasaran syariah menurut Hermawan Kartajaya adalah:
Pertama, segmenting adalah seni mengidentifikasi serta memanfaatkan peluang-
peluang yang muncul di pasar. Kedua, targeting adalah strategi mengalokasikan
sumber daya perusahaan secara efektif, karena sumber daya yang dimiliki terbatas.
20 Perum Pegadaian, Keputusan Direksi Perum Pegadaian tentang Pemberlakuan
Manual Operasi Unit Layanan Gadai Syariah, Kep. Dir Perum Pegadaian Nomor
06.A/UL.3.00.22.3/2003, Pasal 1 ayat (1)
21 Philip Kotler dan Gary Amrstrong, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta: Prenhallindo,
1997), Jilid I, h. 54.
Ketiga, positioning adalah strategi yang menyangkut bagaimana membangun
kepercayaan, keyakinan, dan kompetisi bagi pelanggan.22
Jadi, pada dasarnya sama antara pemasaran syariah dan pemasaran
konvensional yaitu dengan menentukan segmen pasar (segmenting), menentukan
sasaran pasar (targeting), dan menentukan posisi pasar (positioning). Dan dalam
strategi pemasaran tersebut terdapat bauran pemasaran yang terdiri dari 4P yaitu
Product (Produk), Place (Distribusi), Price (Harga), dan Promotion (Promosi).
G. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode library research dan field
research. Penelitian melalui penelitian pustaka (library research) adalah penelitian
yang dilakukan dengan menelaah berbagai macam literatur dan referensi-referensi
serta buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan ini. Sedangkan penelitian
lapangan (field research) adalah penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke
lapangan untuk melihat serta mengambil data-data secara langsung.
Kajian pada skripsi ini dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif.
Kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang mengahasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.23
Dengan menggunakan metode sebagai berikut:
J. Sumber Data
22 Hermawan dan M. Syakir, Syariah Marketing, h. 165-172.
Jika kamu dalam perjalanan (dan kamu melaksanakan muamalah tidak
secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka
hendaklah ada barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan
(oleh yang mengutangkan), tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanat (utangnya)
dan hendaknya ia bertakwa kepada Allah SWT, Tuhannya. Dan janganlah
kamu menyembunyikan kesaksian, karena barang siapa menyembunyikannya,
sungguh, hatinya kotor (berdosa). Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al-Baqarah (2): 283)
Ayat tersebut secara eksplisit menyebutkan “barang tanggungan yang
dapat dijadikan sebagai pegangan (oleh yang mengutangkan)”. Dalam dunia
finansial, barang tanggungan bisa dikenal sebagai jaminan (collateral) atau
objek pegadaian.
b. Al-Hadits
اش��ى �� ا+ �-) و�C D��>� أن� ال���ا+ ر! =F�� %�
G ) $% ی>"دي�در (�وره Hأج �8$� ال)رى�Jال� Kروا( Artinya: “Aisyah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW membeli makanan dari
seorang Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”.(HR. Bukhari)76
76 Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: Maktabah Ashriyah, 1997), Jilid I, h. 753.
Dari hadits di atas dapat dipahami bahwa bermuamalah dibenarkan
juga dengan non muslim dan harus ada jaminan sebagai pegangan, sehingga
tidak ada kekhawatiran bagi yang memberi piutang.
c. Ijtihad Ulama
Para ulama semuanya sependapat, bahwa perjanjian gadai
hukumnya mubah (boleh). Namun ada yang berpegang kepada zahir ayat,
yaitu gadai hanya diperbolehkan dalam keadaan bepergian saja, seperti
paham yang dianut oleh Mazhab Zahiri, Mujahid dan al-Dhahak. Sedangkan
jumhur (kebanyakan ulama) membolehkan gadai, baik dalam keadaan
bepergian maupun tidak, seperti yang pernah dilakukan oleh Rasulullah
SAW di Madinah, seperti telah disebutkan dalam hadits di atas.77
Jadi secara
umum rahn boleh dilakukan, karena kegiatan tersebut pernah dilakukan
oleh Rasulullah SAW.
3. Rukun Rahn
Dalam menjalankan pegadaian syariah, pegadaian harus memenuhi
rukun gadai syariah. Rukun rahn tersebut antara lain:78
Aqid, adalah pihak-pihak yang melakukan perjanjian (shigat). Aqid
terdiri dari dua pihak yaitu: pertama, rahin (yang menggadaikan), yaitu orang
77 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2004), Edisi 1 cet ke-2 h. 255.
78 Al-Alamah Abi Bakri Al-Mashur Bissayyiri Al-Bakri, Kitab Ia’Natut Tholibin, (Beirut:
Daarul Fikr , 2004), Juz 3 h. 66.
yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang yang akan
digadaikan. Kedua, murtahin (yang menerima gadai), yaitu orang, bank, atau
lembaga yang dipercaya oleh rahin untuk mendapatkan modal dengan
jaminan barang (gadai).
Marhun (barang yang digadaikan), yaitu barang yang digunakan rahin
untuk dijadikan jaminan dalam mendapatkan uang.
Marhun bih (utang), yaitu sejumlah dana yang diberikan murtahin
kepada rahin atas dasar besarnya tafsiran marhun.
Sighat (Ijab dan Qabul), yaitu kesepakatan antara rahin dan murtahin
dalam melakukan transaksi gadai.
4. Syarat Rahn
Dalam menjalankan transaksi rahn harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:79
Syarat Aqid, baik rahin dan murtahin adalah harus ahli tabarru’ yaitu
orang yang berakal, tidak boleh anak kecil, gila, bodoh, dan orang yang
terpaksa. Serta tidak boleh seorang wali.
Marhun bih (utang) syaratnya adalah jumlah atas marhun bih tersebut
harus berdasarkan kesepakatan aqid.
Marhun (Barang) syaratnya adalah harus mendatangkan manfaat bagi
murtahin dan bukan barang pinjaman.
79 Ibid., h. 67.
Shigat (Ijab dan Qabul) syaratnya adalah shigat tidak boleh diselingi
dengan ucapan yang lain selain ijab dan qabul dan diam terlalu lama pada
waktu transaksi. Serta tidak boleh terikat oleh waktu.
5. Persamaan dan Perbedaan antara Gadai Syariah dan Gadai
Konvensional
Persamaan antara gadai syariah dan gadai konvensional adalah jangka
waktu jatuh tempo yaitu sama-sama 120 hari. Jika setelah 120 hari si
peminjam tidak dapat membayar hutangnya, maka barang jaminan akan dijual
atau dilelang. Tetapi nasabah diberi waktu tambahan selama 2 hari karena
sebelum dilelang dibuat dahulu panitia lelang. Pada saat hari pelelangan,
nasabah masih diberi kesempatan dan tambahan waktu selama 2 jam jika
ingin menebus barang jaminannya. Jika tidak ditebus maka barang jaminan
tersebut dilelang. Uang pelelangan tersebut digunakan untuk membayar
hutang rahin. Jika hasil lelang tersebut mengalami kelebihan akan
dikembalikan oleh nasabah, tetapi apabila uang kelebihan tersebut tidak
diambil dalam waktu satu tahun, maka uang kelebihan tersebut akan
dimasukkan ke dalam dana ZIS (Zakat, Infak, dan Sadaqah) pegadaian
syariah, sedangkan pada pegadaian konvensional uang kelebihan yang tidak
diambil akan menjadi milik pegadaian. Dan apabila dari hasil lelang tersebut
ternyata kurang untuk membayar hutang, maka nasabah diharuskan
membayar sisa hutangnya.80
Sedangkan perbedaan mendasar antara gadai
syariah dan gadai konvensional adalah dalam pengenaan biayanya. Gadai
konvensional memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif
dan berlipat ganda. Sedangkan pada gadai syariah tidak berbentuk bunga,
tetapi berupa biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan, dan penaksiran.
Singkatnya, biaya gadai syariah lebih kecil dan hanya sekali dikenakan.81
Untuk lebih jelasnya perbedaan teknis antara gadai syariah dan gadai
konvensional akan disajikan pada tabel di bawah ini.82
Tabel 1
No Gadai Syariah Gadai Konvensional
1 Biaya administrasi berdasarkan
golongan barang
Biaya administrasi berupa
prosentase yang didasarkan pada
golongan barang
2 1 hari dihitung 10 hari 1 hari dihitung 15 hari
3 Uang pinjaman (marhun bih)
90% dari nilai taksiran
Uang pinjaman (UP) untuk Gol A
92 %, dan Gol BCD 88-86 %
4 Jasa simpanan dihitung dengan :
Konstanta x taksiran
Sewa modal dihitung dengan :
Prosentase x Uang pinjaman
80 Wawancara dengan Supriyono selaku staf Perum Pegadaian, Jakarta, 29 Agustus 2008. 81 “Perbedaan Gadai dengan Rahn” diakses pada tanggal 28 Agustus 2008 dari
www.pnm.co.id/content.asp?id=524&mid=54-23-
82 Firdaus, Mengatasi Masalah dengan Pegadaian Syariah, h. 51.
5 Kelebihan uang hasil dari
penjualan barang yang tidak
diambil oleh nasabah, diserahkan
kepada Lembaga ZIS
Kelebihan uang hasil lelang
barang yang tidak diambil oleh
nasabah menjadi milik Pegadaian
Berikut disajikan tabel perbandingan pembebanan biaya-biaya di
pegadaian syariah dan pegadaian konvensional.
Misal: barang jaminan berupa emas 22 karat seberat 60 gram dengan taksiran
Rp. 10.000.000,00
Tabel 2
Pegadaian Syariah Pegadaian Konvensional
Besar Pinjaman 90 % x Rp.10.000.000 =
Rp.9.000.000
85 % x Rp.10.000.000 =
Rp.8.500.000
Biaya Administrasi Rp. 25.000 0,75 % x Rp. 8.500.000 =
Rp. 63.750
Biaya Selama 4 bulan Rp.10.000.000 x Rp.80 x 12
10.000
= Rp. 960.000
1,25% x 8 x Rp.8.500.000
= Rp. 850.000
Total Biaya yang
Harus Dibayar
Rp. 9.000.000 + Rp. 960.000
= Rp. 9.960.000
Rp.8.500.000+Rp.850.000
= Rp. 9.350.000
Dari perhitungan di atas, maka perhitungan di Pegadaian Syariah
sudah sesuai dengan Fatwa DSN No. 25 tentang Rahn yaitu besar biaya pemeliharaan
dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.83
Untuk total biaya yang harus dibayar di Pegadaian Syariah memang lebih besar
dibandingkan Pegadaian Konvensional, karena tidak semua yang halal itu lebih
murah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rahn lebih adil
karena hanya sekali membayar biaya sebagai jasa simpan barang yang digadaikan,
sedangkan gadai konvensional jika pokok pinjaman dan bunga (sewa modal) belum
dilunasi, maka bunga akan terus berjalan dan berkembang dan ini adalah termasuk
riba yang sudah jelas diharamkan.
83 Ahmad Kamil dan M. Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi
Syariah, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 545.
BAB III
GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG DEWI SARTIKA
A. Sejarah Singkat Pegadaian Syariah
Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai untuk
pertama kalinya. Hadir di Indonesia pada abad ke-17 yang dibawa dan
dikembangkan oleh maskapai perdagangan dari negeri Belanda yaitu V.O.C
(Vereenigde Oost Indische Compagnie). Dalam rangka memperlancar kegiatan
perekonomiannya, pada tanggal 20 Agustus 1746 V.O.C melalui surat keputusan
Gubernur Jenderal Van Imhoff didirikanlah pegadaian yang bernama Bank van
Leening. Lembaga tersebut merupakan lembaga kredit yang memberikan
pinjaman uang kepada masyarakat dengan jaminan gadai. Sejak itu, bentuk usaha
pegadaian telah mengalami beberapa kali perubahan sejalan dengan perubahan
peraturan-peraturan yang mengaturnya.84
Pada masa selanjutnya, pegadaian mengalami beberapa kali perubahan
bentuk badan hukum, yaitu pada tahun 1969 Perusahaan Negara Pegadaian
diubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) Pegadaian, dan pada tahun 1990