PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602- 73470-5-2 1112 STRATEGI MENUJU WORLD CLASS BUREAUCRACY: INVESTIGASI APARATUR DI KOTA BATU Farah Fadillah A.S 1 , Laily Ainur Rahmah 2 , Ali Roziqin 3 Universitas Muhammadiyah Malang. Alamat Korespondensi: [email protected]ABSTRAK Kota Batu merupakan salah satu kota wisata yang memiliki banyak destinasi baik wisata alam maupun wisata buatan. Di era saat ini, masyarakat sudah bertransformasi dari era konvensional menuju era digital. Namun adanya sebuah inovasi berbasis digital tetap saja tidak terlepas dari komponen yang menjalankan dan yang menyelenggarakan pelayanan tersebut, yakni para ASN. Pemerintah harus memperhatikan kembali kualitas dan kompetensi yang di miliki para ASN (Aparatur Sipil Negara) yang bertugas pada setiap birokrasi pemerintahan yang ada di Kota Batu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, yang mana penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder yang kemudian data tersebut di analisis sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti. Sebagaimana kualitas ASN yang terdapat di Kota Batu merupakan penunjang kualitas utama bagi perkembangan di era 4.0. Dengan adanya penelitian ini dapat di simpulkan bahwa, kualitas dan kompetensi ASN di Kota Batu masih dalam tahap pengembangan. Kata Kunci : Birokrasi, Aparatur Sipil Negara, Sistem Merit, Kota Batu. ABSTRACT Batu City is one of the tourist cities that has many destinations both natural and artificial tourism. In the current era, people are already transforming from the conventional era to the digital age. But a digital-based innovation is still not separated from the components that run and that organizes the service, namely the ASN. The Government should reconsider the quality and competence of the ASN (civil apparatus of the state) in charge of every government bureaucracy in the city of Batu. In this study, researchers used methods of qualitative descriptive research, which research was conducted by means of the collection of secondary data which then the data in the analysis in accordance with what is expected by researchers. As the quality of ASN in Batu City is a major supporting quality for the development in the 4.0 era. With this research, it can be concluded that the quality and competence of ASN in Batu City is still in development stage. Keywords: Bureaucracy, civil state apparatus, Merit system, Batu City. PENDAHULUAN Kota Batu merupakan salah satu kota yang terkemukan di Indonesia dengan daya tarik wisatanya yang cukup kuat, dilihat dari keindahan alam hingga wisata buatan yang menarik minat pengunjung, baik wisatawan domestic hingga wisatawan mancanegara. Dengan mengelola tempat wisata tersebut, hingga membuat kreasi makanan dan kerajinan tangan yang memiliki nilai daya jual yang tinggi di Kota Batu. Berbagai inovasi berbasis digital juga sedang di kembangkan dalam upaya menunjang pengenalan lebih luas tentang wisata – wisata yang terdapat di kota Batu tersebut karena merupakan kota dengan sejuta keindahan kota Batu memiliki potensi utama yang didapat dari pengahasil seperti sayur dan buahnya, ditambah lagi pesona alam yang sangat indah menjadikan potensi
24
Embed
STRATEGI MENUJU WORLD CLASS BUREAUCRACY INVESTIGASI ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
1112
STRATEGI MENUJU WORLD CLASS BUREAUCRACY:
INVESTIGASI APARATUR DI KOTA BATU
Farah Fadillah A.S1, Laily Ainur Rahmah2, Ali Roziqin3
Kota Batu merupakan salah satu kota wisata yang memiliki banyak destinasi baik wisata alam
maupun wisata buatan. Di era saat ini, masyarakat sudah bertransformasi dari era konvensional
menuju era digital. Namun adanya sebuah inovasi berbasis digital tetap saja tidak terlepas dari
komponen yang menjalankan dan yang menyelenggarakan pelayanan tersebut, yakni para ASN.
Pemerintah harus memperhatikan kembali kualitas dan kompetensi yang di miliki para ASN
(Aparatur Sipil Negara) yang bertugas pada setiap birokrasi pemerintahan yang ada di Kota Batu.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, yang mana
penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder yang kemudian data tersebut di
analisis sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti. Sebagaimana kualitas ASN yang terdapat
di Kota Batu merupakan penunjang kualitas utama bagi perkembangan di era 4.0. Dengan adanya
penelitian ini dapat di simpulkan bahwa, kualitas dan kompetensi ASN di Kota Batu masih dalam
tahap pengembangan.
Kata Kunci : Birokrasi, Aparatur Sipil Negara, Sistem Merit, Kota Batu.
ABSTRACT
Batu City is one of the tourist cities that has many destinations both natural and artificial tourism.
In the current era, people are already transforming from the conventional era to the digital age. But
a digital-based innovation is still not separated from the components that run and that organizes the
service, namely the ASN. The Government should reconsider the quality and competence of the ASN
(civil apparatus of the state) in charge of every government bureaucracy in the city of Batu. In this
study, researchers used methods of qualitative descriptive research, which research was conducted
by means of the collection of secondary data which then the data in the analysis in accordance with
what is expected by researchers. As the quality of ASN in Batu City is a major supporting quality
for the development in the 4.0 era. With this research, it can be concluded that the quality and
competence of ASN in Batu City is still in development stage.
Keywords: Bureaucracy, civil state apparatus, Merit system, Batu City.
PENDAHULUAN
Kota Batu merupakan salah satu kota yang terkemukan di Indonesia dengan
daya tarik wisatanya yang cukup kuat, dilihat dari keindahan alam hingga wisata
buatan yang menarik minat pengunjung, baik wisatawan domestic hingga
wisatawan mancanegara. Dengan mengelola tempat wisata tersebut, hingga
membuat kreasi makanan dan kerajinan tangan yang memiliki nilai daya jual yang
tinggi di Kota Batu. Berbagai inovasi berbasis digital juga sedang di kembangkan
dalam upaya menunjang pengenalan lebih luas tentang wisata – wisata yang
terdapat di kota Batu tersebut karena merupakan kota dengan sejuta keindahan kota
Batu memiliki potensi utama yang didapat dari pengahasil seperti sayur dan
buahnya, ditambah lagi pesona alam yang sangat indah menjadikan potensi
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
1113
pengenalan wisata tersebut agar dapat menarik wisatawan agar mengunjungi lokasi
tersebut. Dengan berbagaai jenis mata pencaharian dan kesibukan masyarakat yang
berbeda – beda, maka lahirnya sebuah tuntutan dalam pelayanan public yang
diberikan oleh birokrasi pemerintahan. Dalam mengurus segala kepentingan
administrasi dan sebagainya, tentu masyarakat membutuhkan pelayanan public
yang dapat memudahkan dan memanage waktu dengan baik. Berbagai inovasi
untuk mendukung perihal tersebut tengah dikembangkan dan ditingkatkan dalam
upaya pengelolaannya saat ini.
Max Weber mengatakan bahwa Birokrasi adalah suatu cara merubah
tindakan social ke dalam tindakan terorganisir yang rasional.1 Birokrasi sendiri
sebenarnya suatu perangkat guna menunjang organisasi yang semakin modern dan
berkembang. Dengan pencapaian tujuannya melalui peran masing masing individu.
Oleh sebab itu sangat penting pembentukan karakter tiap individu utamanya bagi
ASN. “Karakter social tersebut adalah, dari tingkat presiden, regional, dan kepala
administrasi lokal hingga ke tingkat kota yang kecil dan desa, keluarga dari setiap
pejabat yang bersangkutan terlibat dalam bisnis yang terkait dan dikontrol oleh
politik birokrasi setempat”2 Salah satunya ialah, menurut pendapat dari Hegel
dalam Sulistio & Budi (2009), bahwa birokrasi ialah institusi yang menduduki
posisi organik yang netral dalam struktur sosial dan berfungsi sebagai penghubung
antara negara yang memanifestasikan kepentingan umum dan masyarakat sipil yang
mewakili kepentingan khusus dalam masyarakat. Kurangnya performa ASN yang
masih kurang maksimal akan tetapi memiliki dampak pada kualitas pembangunan
Negara bagian dan local begitu masalah lain dan masalah yang ditimbulkan akan
selalu menderet ke masalah – masalah lainnya seperti, kemiskinan, pengangguran,
dan keterbelakangan juga akan tertinggal sebagai Negara maupun wilayah tidak
dapat di selesaikan dengan baik. (Monila, R. R., & Wicaksono, B., 2017).
Kondisi dari birokrasi sendiri selalu berbeda – beda di setiap zaman. Akan
tetapi, tetap saja adanya birokrasi tidak pernah terlepas dari adanya pengaruh
system politik yang sedang berlangsung saat itu. Meski demikian, pergantian
system politik yang berlangsung tetap tidak merubah posisi birokrasi yang memiliki
1 Hummel, The Bureaucratic Experience, St Martin Press, Newyork, hal 19 2 Diinterpretasi dari tulisan, Robinson, R, The Middle Class amd The Bourgeoisie in Indonesia,
dalam The New Rich in Asia, Routledge, New York, 1996.
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
1114
peran sentral bagi kehidupan masyarakat. Menurut Kartini Kartono (1999:64)
bahwa “politik dapat diartikan sebagai aktivitas perilaku atau prosess yang
menggunakan kekuasaan untuk menegaakan peraturan-peraturan dan keputusan
yang sah berlaku di tengah masyaraka”.. Adapun gambaran nyata dan sebagai
pembanding, birokrasi yang terdapat pada zaman dahulu masih sangatlah terpusat.
Sehingga dalam hal ini aspirasi masyarakat masih kurang di dengar. Menurut
Moneir, A.S (2008:27) mendefinisikan “pelayanan adalah serangkaian kegiatan
yang berlangsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan
orang dalam masyarakat”. Pelayanan public yang sejatinya ialah untuk masyarakat,
menjadi berbeda dengan adanya system birokrasi yang terdapat pada zaman dahulu.
Karena, para pemimpin lebih mementingkan kepentingan pribadinya. Sehingga
birokrasi zaman dahulu menjadi perwakilan kepentingan pribadi masing – masing
pemimpin, bukan mewakili kepentingan dari masyarakat. Selain itu, kondisi
birokrasi di Indonesia pada masa kolonial juga menganut system paternalistic. Pada
system paternalistic tersebut lebih menitik beratkan terhadap adanya kepentingan
pribadi. mali
Salah satu aspek yang penting dari proses nya yaitu upaya untuk terus
mengambangkan profil ASN yang professional, berkualitas, stratejik, serta inovatif.
Malalui manajemen ASN berbasis system merit sejak proses perencanaan,
recruitmen, pengembangan kompetensi, penilaian kinerja terhadap tiap tiap
individu, pengembangan karier.
Dalam mendukung agenda yang diselenggarakan guna pengembangan
kompetensi ASN, LAN RI melalui Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan
Pengembangan Kompetensi menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional yang
bertemakan “Pengembangan Kompentensi ASN dalam Mewujudkan Birokrasi
World Class”. Agile government yang diharapkan menjadi sebuah paradigm baru,
melihat dari kondisi birokrasi saat ini yang dikatakan masih belum memuaskan.
Oleh karena itu pemerintah pusat sendiri saat ini memberi tuntutan bagi para ASN
dengan perwujudan Smart ASN. SDM aparatur dituntut untuk mempunyai
karakteristik yang berintegritas, professional, berjiwa nasional, mempunyai
kemampuan bahasa asing, dan IT, berjiwa hospitality dan entrepreneuship, serta
memiliki networking luas.
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
1115
Saat ini yang dianggap dan dijadikan sebagai prioritas utama di kota Batu
sendiri ialah pada keberadaan pegawai honorer. Namun bagi pegawai honorer yang
telah ditentukan pun terdapat syarat – syarat khusus yang harus di penuhi. Salah
satu yang menjadi syaratnya ialah, memiliki ijazah lulusan minimal berpendidikan
D3. Dengan adanya ketentuan bagi pegawai honorer minimal memiliki ijazah D3
ini, maka akan meningkatkan standard kompetensi yang dimiliki oleh pegawai
pemerintahan. Salah satu upaya dari pemerintahan kota Batu yang saat ini sedang
merambah menuju birokrasi world class yaitu yang terdapat pada instansi Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Batu. BKD tersebut mengembangkan sebuah
inovasi berbasis digital yang berupa website resmi yang dihadirkan untuk
masyarakat, khususnya para pegawai Pemerintah Kota Batu yang ingin
mendapatkan informasi seputar hal-hal kepegawaian yang terdapat di lingkungan
Pemerintah Kota Batu itu sendiri dengan cara mengunjungi alamat
http://bkd.batukota.go.id. 3 Di era 4.0 kini, perkembangan teknologi sedang
mengalami perkembangan yang cukup pesat dan cepat. Akibatnya banyak para
ASN yang masih beradaptasi pada era ini. untuk mengembangkan dan membuat
sebuah inovasi, ASN harus memiliki keahlian atau kemampuan yang pada bidang
digital. Untuk itu kompetensi ASN masa kini harus lebih di perhatikan kembali,
guna melancarkan kinerja birokrasi. Adapun table yang menjelaskan jumlah
penduduk yang terdapat di Kota Batu sendiri, dintaranya ialah:
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk
No. Kecamatan Jumlah Penduduk Persentase Terhadap
Jumlah Penduduk Kota
Jumlah Kartu
Keluarga
1. Batu 97.107 45,83 30.111
2. Bumiaji 61.721 29,13 19.593
3. Junrejo 53.041 25,03 16.656
Total 211.869 100 66.360
Dengan jumlah penduduk yang mencapai 211.869 jiwa, tentunya kota Batu
memiliki jumlah SDM yang mencukupi untuk menjadi aparatur sipil Negara.
Namun, tetap saja kualitas dan kompetensi menjadi tolak ukur utama bagi
masyarakat atau penduduk yang ingin menjadi aparatur sipil Negara.
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
1127
terdapat di ASN Kota Batu, dari tahun ke tahun tentu harus mengalami progres
maupun peningkatan yang cukup pesat, mulai dari tinggi rendahnya ASN, jumlah
ASN yang terdapat di setiap daerah, hingga skill atau kemampuan yang dimiliki
oleh masing – masing ASN. Namun jika diamati, hingga saat ini kualitas dari ASN
masih cukup rendah. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari latar belakang
pendidikan yang dimiliki oleh setiap aparatur sipil negara. Kurang lebihnya terdapat
sekitar 64% diantaranya hanya memiliki kemampuan secara administratif saja.
Akan tetapi, itu saja dirasa masih belum mencukupi kategori tingkat kualitas ASN
yang baik. Selain kualitas skill dari segi mental ASN pun juga masih perlu dibenahi.
Saat ini masih banyak ASN yang beranggapan bahwa mereka adalah penguasa atas
jabatannya. Padahal jika ditinjau dari fungsinya sendiri, ASN merupakan bentuk
dari sebuah pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat. Dapat dikatakan
pula sebagai pelayan masyarakat. Oleh karena itu, sangat di perlukan adanya sistem
saring dalam hal pemillihan dan penerimaan untuk pelatihan ASN. Adapun yang
tidak kalah pentingnya lagi, yaitu tentang pengisian jabatan tinggi ini dilakukan
melalui seleksi yang terbaik. Dimana dalam proses pengisian jabatan fungsional
harus sesuai dengan bidang keahlian masing – masing dengan cara melalui sistem
pemilihan terbuka.
Pentingnya penguasaan TI menjadi sebuah keharusan bagi para aparatur
sipil Negara dalam pelaksanaan tugasnya di era revolusi industri 4.0 ini. Hal
tersebut dikarenakan terjadinya sebuah shifing dan kompetensi dari manual menuju
ke digital. Banyaknya pegawai dibidang administratif dianggap menjadi penyebab
lemahnya kerja Pegawai Negeri Sipil. Sistem manajemen pekerja tersebut
berdasarkan dari performance base manajemen. Setiap tahunnya sekarang sudah
ada laporan SAKIP. Nilai SAKIP di Indonesia ini masih didominasi oleh nilai C
yang artinya masih cukup buruk. Kemudian dengan adanya E-Government di era
4.0 ini mau tidak mau harus terjadi sebuah keterbukaan terhadap masyarakat
maupun pihak – pihak lain yang bersangkutan. Tidak ada lagi kegiatan yang dapat
ditutupi atau disembunyikan, semua harus bersifat transparansi. Termasuk juga
didalamnyan data kepegawaian yang terdapat di setiap hari harinya. Dengan adanya
e-Formation untuk data kepegawaian yang sudah dapat di akses secara online. Jadi
dapat mengetahui eselon satu dua tiganya berjumlah berapa orang. Lalu juga sistem
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
1128
pengisian yang terbuka dan diawasi oleh KASN secara langsung, yang diatur oleh
PP dan UU ASN yang baru. Jadi pada intinya nanti akan ada sistem seleksi luar
biasa apabila yang didapati merupakan posisi yang tidak sesuai dengan bidang
keaslian masing - masing. Kebijakan - kebijakan semacam ini memang perlu
adanya untuk ditindak lanjuti, dan benar benar diterapkan guna memperbaiki
tingkat kualitas dari ASN itu sendiri.
c. Kompetensi
Sebagai bagian SDM, aparatur sipil negara (ASN) menjadi sebuah
katalisator pembangunan SDM dibidang lainya karena ASN memiliki kewenangan
dalam kebijakan, anggaran hingga pengelolaan SDM itu sendiri. Oleh sebab itu
pembangunan SDM ASN harus dilakukan melalui pembangunan talenta dan sistem
merit, yaitu kebijakan manajemen ASN berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja secara adil dan wajar tanpa membedakan larat belakang politik, ras,warna
kulit, agama, asal usul, jenis kelamin dll. Memang jika dilihat masa sekarang masih
banyak tantangan dalam mewujudkan ASN demi terwujudnya profesionalisme
birokrasi serta peningkatan kualitas pelayanan masyarakat mulai dari politisasi
jabatan, kriminalisasi jabatan, hingga kesenjangan kompetensi ASN. Banyak juga
upaya pemerintah Kota Batu dalam pengembangan kompetensi ASN misalnya saja
mulai dari pembaruan kurikulum pelatihan ASN level manajerial, sekolah kader
untuk kader ASN yang memiliki talenta lebih, corporate university untuk menjawab
kebutuhan organisasi. Dan juga dengan adanya penilaian pengembangan
kompetensi yang diharapkan menunjukan grafik yang terus meningkat. Adanya
kesepakatan bahwa butir butir standardisasi metode penilaian kompetensi ASN,
yaitu mutlak harus berbasis pada prinsip merit, yang diperlukanya adanya sinergitas
antara elemen yang terkait, serta sinergitas yang dibangun meliputi komitmen
bersama dalam menjaga profesionalisme pengelolaan SDM. Pengembangan
kompetensi ASN saat ini masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang
cukup komplit , misalnya saja seperti gap kompetensi ASN yang terlalu jauh,
desentralisasi pengembangan kompetensi ASN, dan kurangnya kesadaran badan
kepegawaian. Permasalahan gap ini yang menimbulkan moratorium / sebuah
penundaan kewajiban, dan rasionalisasi pegawai. Lalu permasalahan selanjutnya
yaitu pada kualitas pengembangan kompetensi pegawai yang termasuk tanggung
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
1129
jawab dari bagian kepegawaian. Dimana pengembangan ini merupakan tanggung
jawab Bagian Kepegawaian atau bagian SDM. Kondisi semacam ini sangat
memerlukan dukungan dari Bagian Kepegawaian memiliki peran penting dalam
pengembangan kompetensi pegawai. Masalah yang terakhir yaitu desentralisasi
pengambangan kompetensi ASN. Jika pembina kepegawaian tidak concern pada
pengembangan kompetensi makan pegawai didaerah lama lama akan habis karena
pegawai tidak berkembang dari segi pengetahuan kompetensi. Sementara itu
pemerintah daerah maupun pusat sudah mengimbangi dengan upaya guna untuk
memperbaiki kualitas, kapasitas, dan kompetensi. ASN yang profesional terus di
terapkan. Salah satunya usaha yang dilakukan yaitu dengan cara memberikan hak
kepada setiap ASN untuk mengembangkan diri melalui pendidikan dan pelatihan
atau biasa disebut dengan (Diklat).
Kompetensi ASN yang terdapat di kota Batu sendiri juga masih mengalami
kondisi yang sama dengan yang di alami daerah – daerah lain. Banyaknya aparat
yang tidak sesuai dengan bidang keahlian menjadikan kompetensi aparatur kota
Batu menjadi menurun. Yang terjadi saat ini ialah kota Batu sedang berbenah dalam
birokrasi akan tetapi masih kurang memperhatikan kompetensi SDM aparatur yang
akan menjalankan birokrasi itu sendiri. Dengan adanya kompetensi yang masih
kurang, akan menghambat perkembangan pengoperasionalan inovasi yang telah di
ciptakan. seperti yang terdapat pada data jenjang pendidikan aparatur di kota Batu,
tamatan SLTA masih menempati jumlah terbanyak kedua setelah tamatan S-1.15
Dengan adanya data tersebut menunjukkan bahwasannya kompetensi yang dimiliki
aparatur Negara masih perlu ditingkatkan. Dimana jabatan yang akan diemban juga
harus segaris dengan bidang ahli yang dimiliki atau ditekuninya. Dengan
pengoptimalan kompetensi yang dimiliki, akan mempermudah kota Batu dalam
bersaing di birokrasi world class itu sendiri.
Setiap ASN memiliki hak untuk mengembangkan diri guna mencapai
standard kompetensi yang dibutuhkan. Berbagai macam diklat juga
dilaksanakan di pemerintahan kota Batu, guna mendidik dan
meningkatkan kompetensi yang dimiliki ASN. Salah satunya ialah diklat
yang diadakan di markas Arhanud pada bulan November 2019. Terdapat
kurang lebih 160 PNS di didik untuk peningkatan kompetensi dan memiliki
daya inovatif yang tinggi.16
15 Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Batu Tahun 2018 16 https://tabloidjawatimur.com/biar-inovatif-160-cpns-dididik-di-markas-arhanud