STRATEGI KOMUNIKASI PENGASUH RUMAH TAHFIDZ KIAI MAROGAN DALAM MEMBANGUN GENERASI SAHABAT QUR`ANI Disusun Oleh: Busthomi Rifa’i NIM: 208051000036 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434H/2013M
73
Embed
STRATEGI KOMUNIKASI PENGASUH RUMAH TAHFIDZ KIAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27599/1/BUSTHOMI... · Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan mempunyai beberapa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STRATEGI KOMUNIKASI PENGASUH
RUMAH TAHFIDZ KIAI MAROGAN DALAM
MEMBANGUN GENERASI SAHABAT QUR`ANI
Disusun Oleh:
Busthomi Rifa’i
NIM: 208051000036
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1434H/2013M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ciputat, 27 Mei 2013
Busthomi Rifa’i
i
ABSTRAK
Busthomi Rifa’I (208051000036)
Strategi Komunikasi Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang
dalam Membangun Generasi Qur`ani
Al-Qur’an adalah pegangan hidup setiap manusia muslim, jika seorang
muslim dapat bersahabat (mempelajari) al-Qur`an terlebih dahulu, maka sahabat
tersebut dapat mengantarkan pada sahabat-sahabat lainnya. Karena kebahagiaan
seorang muslim terletak pada sejauh mana dia bersahabat dengan al-Qur’an dan
hidup bersamanya (membacanya, merenung-kannya, mengamalkannya, atau
menghafalnya). Salah satu lembaga yang giat mencanangkan al-Qur`an sebagai
sahabat adalah Rumah Tahfiz Kiai Marogan yang berusaha menepis anggapan
bahwa menghafal al-Qur`an itu susah. Bagaimanakah penyusunan strategi
komunikasi pengasuh Rumah Tahfiz Kiai Marogan Palembang dalam
memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an? Faktor-faktor pendukung dan penghambat
apa saja yang dimiliki pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang dalam
memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an?
Penelitian ini digali melalui pendekatan kualitatif deskriptif, hal ini
bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-
fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Prosedur penelitiannya melalui
tahapan, pertama pengumpulan data menggunakan multi metode, yakni
Wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Adapun pengolahan dan
analisis data dengan menggunakan teori manajemen strategi Fred R. David.
Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan mempunyai beberapa faktor
kekuatan, diantaranya nama besar Kiai Marogan dan Ust. Yusuf Mansur, selain
itu masyarakat yang peduli terhadap kegiatan keagamaan turut andil dalam
mendukung pengasuh Rumah Tahfidz dalam membangun generasi Qur’ani.
Meskipun lahan yang tersedia untuk memperluas infrastruktur terbatas namun
fasilitas yang tersedia sudah cukup memadai. Pengasuh juga mempunyai jaringan
komunikasi yang luas sehingga kegiatan yang diadakan selalu mendapat
dukungan dari berbagai pihak. Tantangan selanjutnya yang dihadapi oleh
pengasuh adalah bagaimana kepercayaan masyarakat itu tetap terjaga dan
terbangun dengan baik, untuk itu dibutuhkan inovasi dan kreatifitas dalam setiap
langkahnya.
Pengasuh juga memanfaatkan media komunikasi dalam memasyarakatkan
nilai-nilai Qur’ani ke masyarakat, mulai dari koran, majalah, televisi, maupun
lewat ceramah melalui mimbar dan acara-acara seremonial lainnya, serta tidak
lupa memanfaatkan jejaring sosial untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Hal ini menjadi lebih efektif dan dapat pula memperluas jangkauan audiens atau
mad’unya dalam membangun generasi sahabat Qur’ani dibandingkan cara-cara
tradisional yang biasanya hanya melalui ceramah-ceramah melalui mimbar saja.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Rasa syukur yang tak terhingga penulis curahkan atas kehadirat Allah
SWT, ridha, hidayah, dan berkat rahmat yang senantiasa membina hamba-
hambaNya kejalan yang lurus. Sholawat teriring salam senantiasa peneliti
sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
melalui pedoman kebenaran, beserta para sahabat dan pengikutnya, sebagai
pencerah umat hingga akhir zaman.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan karya tulis ini
dengan baik. Selama menyusun skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang dihadapi
penulis, dari segi waktu, pengumpulan data, maupun biaya, dan lain sebagainya.
Namun dengan niat yang tulus, tekad yang bulat, dan kesungguhan hati serta
dorongan dan motivasi dari berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan.
Sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih atas terselesainya skripsi
ini maka dengan segala kerendahan hati dan keikhlasan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada orang tua penulis Almarhum Moh. Muklas dan Almarhumah
Siti Muzayanah yang telah membesarkan dan mendidik penulis, semoga tenang
disisiNya dan semoga amal ibadah Ayah dan Ibu selama di dunia di terima oleh
Allah SWT. Dan tak lupa ucapkan terima kasih yang sangat dalam dan rasa
hormat penulis sampaikan kepada:
iii
1. Dr. H. Arief Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Drs. Mahmud Jalal, MA. Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum, dan juga Drs. Studi Rizal, LK. Selaku Wakil Dekan III Bidangan
Kemahasiswaan.
2. Drs. Jumroni, M.Si selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Umi Musyarrofah, MA selaku sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam, sekaligus selaku pembimbing yang selalu memberikan arahannya guna
mencapai hasil skripsi yang lebih baik.
4. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah membantu mempermudah segala urusan dalam rangka menyelesaikan
sebagai sahabatnya. Untuk itu, penelitian ini mengambil judul “Strategi
Komunikasi Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang dalam
Membangun Generasi Qur`ani.”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Dengan adanya uraian yang peneliti paparkan pada latar belakang,
peneliti membatasi masalah penelitian ini pada strategi komunikasi yang
diterapkan oleh Rumah Tahfiz Kiai Marogan di kota Palembang dan tidak
melakukan penelitian efek atau dampak dari strategi tersebut. Adapun
masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah tahapan strategi komunikasi pengasuh Rumah Tahfiz Kiai
Marogan Palembang dalam memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an?
2. Bagaimanakah analisis strategi komunikasi yang diterapkan oleh
Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang dalam
memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an?
C. Tujuan Penelitian
Atas dasar latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tahapan strategi komunikasi pengasuh Rumah Tahfidz
Kiai Marogan Palembang yang diterapkan di Rumah Tahfiz Kiai Marogan
Palembang.
6
2. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang efektif yang dimiliki
pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang yang diterapkan di
Rumah Tahfiz Kiai Marogan Palembang
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini secara akademis dapat memberikan kontribusi
positif pada bidang ilmu komunikasi serta teori-teori yang berkaitan,
terutama dalam strategi komunikasi, tahapan-tahapan strategi komunikasi
serta fungsi strategi komunikasi.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis
khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, serta dapat menambah
referensi di UIN Syarif Hidayatullah tentang Ilmu Komunikasi.
Khususnya pembahasan mengenai strategi komunikasi suatu institusi atau
lembaga.
3. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan
tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi maupun perpustakaan utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7
Menurut pengamatan penulis dari hasil observasi sementara yang
penulis lakukan sampai saat ini menemukan beberapa perbedaan dengan
penelitian sebelumnya, yaitu:
Tesis Farid Wajdi, dengan judul: Tahfiz al-Qur`an dalam Kajian
Ulumul al-Qur`an (Studi Atas Berbagai Metode Tahfiz)5. Penelitian ini
lebih membahas metode tahfiz yang ada.
Skripsi Syarif Fadilah, yang berjudul: Strategi Komunikasi
Program Pembibitan Al-Qur`an Daarul Qur`an Dalam Mensosialisasikan
Program Sedekah Produktif.6 Persamaan dengan judul skripsi tersebut
yaitu pada permasalahan yang akan diteliti, yaitu mengenai Strategi
Komunikasi Program Pembibitan Al-Qur`an Daarul Qur`an, namun
bedanya Program Pembibitan Al-Qur`an Daarul Qur`an merupakan induk
kegiatan dari rumah Tahfiz Kiai Marogan di Palembang. Selain itu
perbedaan mendasar dari penelitian yang penulis ajukan dengan skripsi ini
adalah objeknya, yaitu Program Sedekah Produktif, sedangkan penulis
ingin meneliti tentang strategi komunikasi Pengasuh Rumah Tahfiz Kiai
Marogan dalam membangun generasi sahabat Qur`ani.
Skripsi Zainuddin Lubis, yang berjudul: Pola Komunikasi Ustadz
Ali Fahrudin, MA. dalam Pembinaan Tahfizul Qur`an.7 Persamaan
penelitian ini dengan skripsi tersebut terletak pada seputar permasalah
Tahfizh al-Qur`an. Perbedaan penelitian ini dengan skripsi Zainudin
5 Farid Wajdi, Tahfiz al-Qur`an dalam Kajian Ulumul al-Qur’an (Studi Atas Berbagai
Metode Tahfiz). Tangerang: Tidak Diterbitkan, 2008
6 Syarif Fadilah, Strategi Komunikasi Program Pembibitan Al-Qur’an Daarul Qur’an Dalam
Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif. Tangerang: Tidak Diterbitkan, 2011. 7 Zainuddin Lubis, Pola Komunikasi Ustadz Ali Fahrudin, MA. dalam Pembinaan Tahfizhul
Qur`an (Tangerang: Tidak Diterbitkan: 2009)
8
Lubis yakni jika skripsi Zainudin Lubis yang diteliti adalah pola
komunikasi Ustadz Ali Fahrudin, maka pada penelitan ini yang diteliti
adalah strategi komunikasi pengasuh Rumah Tahfizh Kiai Marogan yang
ada di Palembang.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini digali melalui pendekatan kualitatif deskriptif yaitu
bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Selain itu penelitian
deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau
karakteristik pada bidang tertentu.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Pengasuh Rumah Tahfiz Kiai
Marogan, dan yang menjadi objek penelitian ini adalah srategi komunikasi
yang dilakukan Rumah Tahfiz Kiai Marogan dalam membangun generasi
Qur`ani.
Penelitian ini dilakukan dari bulan 25 Juni sampai 4 Juli 2012.
Adapun tempat penelitiannya berlokasi di Jl. Masjid Kiai Marogan RT. 01
No.28 Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan.
3. Tahap Penelitian
Proses penelitian ini meliputi tiga tahapan, yaitu :
a. Teknik Pengumpulan Data
9
Pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan instrumen-
instrumen sebagai berikut:
1) Wawancara. Wawancara mendalam dilakukan terhadap
pengurus Rumah Tahfiz al-Qur`an Masagus Fauzan Yayan
sebagai data primer.
2) Observasi. Pengamatan ini dilakukan dengan melihat langsung
serta mencermati terhadap kegiatan-kegiatan di Rumah Tahfiz
Kiai Marogan, antara lain Bimbingan Baca Tulis Qur‟an
(BTQ) Menghafal itu Asyik Tau (MISYKAT), Ahad Dhuha
bersama Qur‟an (Aduhai Qur‟an) dan lain sebagainya.
3) Dokumentasi. Peneliti mengumpulkan, membaca dan
mempelajari, berbagai bentuk data tertulis (buku, majalah atau
jurnal) yang terdapat di perpustakaan. Internet atau instansi
lain yang berhubungan dengan penelitian ini
b. Pengolahan Data
Data-data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan
menggunakan metode deskriptif yaitu masalah yang dibahas dengan
menggunakan dokumen-dokumen tadi, penyusunan dan analisa
masalah. Setelah data-data tersebut terkumpul maka data tersebut
dianalisis secara verbal dengan menyajikan data yang telah diperoleh
kemudian dianalisa kembali dengan cara menghubungkannya dengan
teori-teori secara analitis.
c. Analisis Data
10
Untuk menganalisis strategi komunikasi Rumah Tahfidz Kiai
Marogan Palembang dalam Memasyarakatkan Nilai-nilai Qur‟ani,
maka peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif, yakni dengan
menganalisis data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh
dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Sedangkan teknik dan
metode penulisan laporan penelitian ini, penulis berpedoman pada
Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skirpsi, Tesis dan Disertasi)
yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Jakarta tahun 2008.
F. Sistematika Penulisan
Pada bagian pertama, penulis membagi dalam beberapa bagian antara
lain:
Bab I Pendahuluan, Pada bab ini penulis membagi dalam beberapa
bagian, antara lain: latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori, merupakam landasan teori dari penulis yang
berisi tentang: pengertian strategi, pengertian komunikasi, pengertian strategi
komunikasi, generasi sahabat Qur`ani.
Bab III Gambaran Umum Rumah Tahfidz Kiai Marogan,
menjabarkan tentang profil Rumah Tahfiz Kiai Marogan, dimulai dari
historis, struktur organisasi, visi dan misi, tujuan, program-program,
manajemen dan kegiatan Rumah Tahfiz Kiai Marogan.
Bab IV menjelaskan analisis strategis komunikasi Pengasuh Rumah
Tahfiz Kiai Marogan dalam membangun Generasi Sahabat Qur`ani. Analisis
11
strategis tersebut mencakup strategi komunikasi apa saja yang digunakan
Pengasuh Rumah Tahfiz Kiai Marogan Palembang dalam memasyarakatkan
nilai-nilai al-Qur`an, faktor-faktor pendukung dan penghambat apa saja yang
dimiliki Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang dalam
memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an.
Bab V Penutup, penulis memberikan kesimpulan dan saran atas apa
yang telah diteliti dan dianalisis pada bab sebelumnya.
12
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi
Strategi secara etimologi berasal dari kata majemuk bahasa
Yunani, yakni Stratos yang berarti pasukan dan kata agein yang berarti
memimpin. Jadi strategi berarti perihal memimpin pasukan. Ilmu strategi
adalah ilmu tentang memimpin pasukan.1 Konteks awalnya, strategi
diartikan sebagai generalship atau suatu yang dilakukan oleh para
jenderal dengan membuat rencana untuk menaklukan musuh dan
menaklukan peperangan.2 Sehingga tidak mengherankan jika konsep
strategi kerap melekat pada lingkungan militer dan usaha untuk
memenangkan perang.
Pengertian strategi mengalami perluasan, Perang sebagai gejala
kenegaraan, perang sebagai gejala kemasyarakatan, perang sebagai gejala
sejarah dan kemanusiaan, merupakan kenyataan yang sangat kompleks
yang saling berkaitan satu sama lain di mana terdapat interaksi antara
1 Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan (Jakarta: Center for Strategic and Internasional
Studies-CSIS, 1978), hal.7
2 Setiawan Hari Purnomo dan Zulkifirmansyah, Manajemen Strategi, Sebuah Konsep
Pengantar (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), hal.8
13
berbagai faktor, baik yang berkenaan dengan tujuan yang akan dicapai,
sasaran-sasaran, batas waktu dan konsekuensi lainnya.3
Kompleksitas ini membawa perang menjadi semakin bersifat
total, dan bahkan batas antara perang dan damai pun menjadi sukar
ditegaskan. Kompleksitas ini membuat manusia meluaskan paham
dan pengertiannya mengenai apa yang dinamakan strategi. Orang
mulai dengan membedakan antara strategi dan direk indirek. Orang
mulai berbicara tentang strategi militer, strategi politik, strategi
ekonomi, strategi sosial, strategi budaya, strategi komunikasi dan
lain sebagainya. Semuanya membahas strategi dalam arti luas dan
sempit. Strategi bukanlah hanya sekedar paham di saat terjadi
peperangan, tetapi strategi juga menjadi paham di saat-saat damai.
Strategi pada hakikatnya menjadi berarti. Hal-hal yang berkaitan
dengan cara pakai dan usaha menguasai dan mendayagunakan segala
sumber daya suatu masyarakat, suatu bangsa untuk mencapai
tujuannya. Sudah jelas bahwa di Indonesia mengikuti paham strategi
yang luas.4
Dalam kamus Bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu
dan seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan
kebijakan tertentu dalam keadaan perang dan damai. Atau rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.5
Sedangkan dalam manajemen suatu organisasi, strategi diartikan
sebagai kiat, cara, dan taktik utama yang dirancang sebagai sistemik
dalam melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi
organisasi.6
3 Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan (Jakarta: Center for Strategic and International
Studies-CSIS, 1978), hal. 8
4 Murtopo, Strategi Kebudayaan, hal. 8
5 Pustaka Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 1092
6 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan
(Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 2000), hal. 147
14
Kemudian menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penem-
patan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dalam meningkatkan
kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu
untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat,
sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.7
Dengan demikian strategi merupakan suatu rumusan rencana
terhadap suatu hal untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan
memanfaatkan dan mengoptimalkan segala sumber daya yang ada.
Strategi umumnya dilakukan oleh suatu organisasi dalam menjalankan
kegiatannya, namun strategi juga dapat dilakukan oleh individu-individu
dalam mencapai maksud yang diinginkan.
Menurut Ali Murtopo, Strategi mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Memusatkan perhatian kepada kekuatan. Dalam pendekatan strategis,
kekuatan bagaikan fokus pokok.
b. Memusatkan perhatian kepada analisa dinamik, analisa gerak dan
analisa aksi.
c. Strategi memusatkan perhatian kepada tujuan yang ingin dicapai serta
gerak untuk mencapai tujuan tersebut.
d. Strategi memperhitungkan faktor-faktor waktu (masa lalu, masa kini
dan terutama masa depan) serta faktor lingkungan.
7 George Steinner dan John Minner, Manajemen Strategi. Penerjemah Agus Dharma
(Jakarta: Erlangga, 1999), hal.20
15
e. Strategi berusaha menemukan masalah-masalah yang terjadi dari
peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan konteks kekuatan, kemudian
mengadakan analisis mengenai kemungkinan-kemungkinan serta
memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah-langkah yang dapat
diambil dalam rangka gerak menuju kepada tujuan itu.8
Adapun pengambilan keputusan strategi (strategic decision)
meliputi tiga aspek, yakni:
a. Penentuan Tujuan
b. Macam-macam perumusan kebijakan
c. Pelaksanaan (operasional).9
2. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi Komunikasi adalah paduan antara perencanaan
komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus mampu
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan.
Dalam arti pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung situasi dan
kondisi.
Dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan
perencanaan, taktik, cara yang akan dipergunakan untuk melancarkan
8 Murtopo, Strategi Kebudayaan, hal.8
9 Bintoro Tjokroamidjojo, Teori dan Strategi Pembangunan Nasional (Jakarta: Haji
Masagung, 1988), hal.15
16
komunikasi dengan memperlihatkan keseluruhan aspek yang ada pada
proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.10
Barbara O‟Keets (dalam Ardianto & Bambang Q-Anees,
2007:165) menganjurkan dua pendekatan mengenai teori (produksi pesan
yang disebutnya sebagai model pilihan strategi (strategy choice) dan
disain pesan (message design). Model pilihan strategi melihat bagaimana
komunikator memilih di antara berbagai strategi pesan untuk mencapai
tujuan, sedangkan model disain pesan memberikan perhatiannya pada
bagaimana komunikator membangun pesan untuk mencapai tujuan.11
Upaya agar orang lain mematuhi apa yang kita inginkan
merupakan tujuan komunikasi yang paling umum dan paling sering
digunakan. Mendapatkan kepatuhan (gaining compliance) adalah upaya
yang kita lakukan agar orang lain melakukan apa yang kita ingin mereka
lakukan atau agar mereka menghentikan pekerjaan yang tidak kita sukai.
Pesan-pesan yang dibuat agar orang memiliki kepatuhan (compliance
gaining massages) merupakan salah satu topic yang paling banyak diteliti
dalam ilmu komunikasi. Banyak riset mengenai strategi memperoleh
kepatuhan ini terutama didorong oleh terbitnya hasil penelitian dari
Gerald Marwell dan David Schmitt.
Marwell dan Schmitt menggunakan pendekatan teori pertukaran.
Menurut mereka, kepatuhan adalah suatu pertukaran dengan sesuatu hal
10
Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet.6, hal. 65-66
11
Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi, (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2007) h. 164
17
lain yang diberikan oleh pencari kepatuhan. Jika anda mengerjakan apa
yang saya inginkan, maka saya memberikan anda sesuatu sebagai
imbalannya seperti penghormatan, persetujuan, uang, pembebasan
kewajiban, perasaan yang menyenangkan dan sebagainya. Pendekatan
berdasarkan pertukaran, yang sering digunakan dalam teori sosial, disusun
berdasarkan asumsi bahwa orang bertindak untuk mendapatkan sesuatu
dari orang lain sebagai pertukaran bagi hal lainnya. Model ini memiliki
orientasi pada kekuasaan. Dengan kata lain, anda akan memperoleh
kepatuhan mereka jika anda memiliki sumber daya yang cukup untuk
memberikan sesuatu yang mereka inginkan.12
3. Teori Manajemen Strategi
Menurut Fred R. David, proses strategi tidak hanya sebatas
merumuskan konsep hingga implementasi, melainkan juga harus disertai
evaluasi untuk mengukur sejauh mana strategi itu tercapai. Secara garis
besar teori manajemen strategi Fred R. David melalui tiga tahapan, 13
yaitu:
a. Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi, konseptor harus
mempertimbangkan mengenai peluang dan ancaman eksternal,
menetapkan kekuatan dan kelemahan secara internal, menetapkan
12
Marwell dan Schmitt dalam Morissan, Andi Corry Wardhany, Teori Komunikasi (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2009), hal.106
13
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, edisi Bahasa Indonesia, penerjemah
Alexander Sindoro (Jakarta: Prenhalindo, 2002), hal. 3
18
suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternative dan memilih
strategi untuk dilaksanakan.
Perumusan Strategi berusaha menemukan masalah-masalah
yang terjadi dari peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan konteks
kekuatan, kemudian mengadakan analisis mengenai kemungkinan-
kemungkinan serta memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah-
langkah yang dapat diambil dalam rangka gerak menuju kepada tujuan
itu.14
b. Implementasi Strategi
Langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang
ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang dipilih
sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dalam pelaksanaan
strategi, karena jika tidak maka proses formulasi dan analisis strategi
yang telah dirumuskan hanya akan menjadi impian yang jauh dari
kenyataan.
Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan
pengorganisasian sumber daya yang ditampakkan melalui penetapan
struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan
bersama budaya perusahaan dan organisasi.15
14
Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan, hal.8
15
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, hal. 3
19
c. Evaluasi Strategi
Tahap terakhir dari strategi adalah evaluasi implementasi
strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah
dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya.
Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan
kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk
memastikan sasaran yang dinyatakan telah tercapai.
Setidaknya ada tiga macam langkah dasar untuk mengevaluasi
strategi, yaitu :
1. Menunjukkan faktor-faktor eksternal dan internal.
2. Mengukur prestasi dengan membandingkan hasil yang
diharapkan dengan kenyataan.
3. Mengembalikan tindakan korektif untuk memastiakn bahwa
prestasi sesuai dengan rencana.
B. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi secara etimologi berasal dari bahasa latin
“communication”. Istilah ini bersumber dari perkataan communis yang
artinya „sama‟, sama disini maksudnya serupa makna dan artinya. Jadi
komunikasi terjadi jika terdapat kesamaan mengenai makna dari suatu
20
pesan yang disampaikan oleh komunikator dan yang diterima oleh
komunikan.16
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia
yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang menggunakan
bahasa sebagai alat penyalurannya.
Dalam bahasa komunikasi, pernyataan dinamakan pesan
(message), orang yang menyatakan pesan disebut komunikator
(communicator), sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama
komunikan (communicant).
Pendapat tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan Astrid
S. Susanto, yaitu perkataan komunikasi berasal dari kata communicare
yang dalam bahasa latin memiliki arti „berpartisipasi‟ atau
„memberitahukan‟. Kasta communis berarti „milik bersama‟ atau „berlaku
di mana-mana‟.17
Para ahli komunikasi juga mempunyai pendapat yang berbeda satu
sama lain dalam menafsirkan makna komunikasi sebagai penyampaian
informasi, ide, gagasan, emosi, keterampilan dan seterusnya melalui
penggunaan simbol kata, gambar, angka, grafis, dan lain-lain. Kemudian
Shammon dan Weaver mengartikan komunikasi sebagai mencakup
16
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), hal. 3
17
Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam teori dan Praktek (Bandung: Bina Cipta, 1998),
hal. 10
21
prosedur melalui makna pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang
lain.18
Menurut Onong Uchjana Effendy, ada beberapa sebab mengapa
manusia melakukan komunikasi, yaitu untuk:
a. Mengubah sikap (to change the attidude),
b. Mengubah opini, pendapat, pandangan (to change opinion),
c. Mengubah perilaku (to change behavior),
d. Mengubah masyarakat (to change the society)19
.
2. Komponen Komunikasi
Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai
berikut :
a. Sumber (Source)
Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian
pesan yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.
Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.20
b. Penyampaian Pesan (Communicator)
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara,
menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti: surat kabar,
radio, televisi, film dan sebagainya. Komunikator dalam penyampaian