Page 1
STRATEGI BIMBINGAN MANASIK HAJI DI
KEMENTERIAN AGAMA KOTA TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
ANIES KURNIASIH
NIM: 1113053000093
KONSENTRASI HAJI DAN UMRAH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/ 1438
Page 5
i
ABSTRAK
Anies Kurniasih (1113053000093) “Strategi Bimbingan Manasik Haji di
Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan”, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017. Di bimbing oleh
Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA.
Semua jamaah haji pasti mendambakan ibadah haji mereka menjadi
mabrur, dan sudah menjadi kewajiban bagi mereka untuk mempelajari ilmu
tentang manasik haji dengan baik. Kemudian, Pemerintah mempunyai kewajiban
untuk memberikan pembinaan dan bimbingan secara baik dan benar dengan
berupa pemberian pengetahuan tentang tatacara pelaksanaan Ibadah Haji yang
sesuai tuntutan Agama. Agar supaya calon jamaah haji siap dan mandiri dalam
menunaikan Ibadah Haji sehingga menjadi Haji yang mabrur.
Dalam kegiatan bimbingan manasik haji pasti diperlukan sebuah strategi
agar pelaksanaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan tercapainya sebuah
tujuan yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan strategi pelaksanaan bimbingan manasik haji oleh Kementerian
Agama Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017 yaitu dengan tiga perumusan
masalah; (1) Bagaimana perumusan strategi dalam bimbingan manasik haji? (2)
Bagaimana Implementasi Bimbingan Manasik Haji? (3) dan yang terakhir
Bagaimana Evaluasi Bimbingan Manasik Haji? Kemudian dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif (deskriptif) yang mengorganisir
semua data melalui observasi dan wawancara langsung dengan salah satu pihak
penyelenggara bimbingan manasik haji yang dipilih oleh Kementerian Agama
Kota Tangerang Selatan kemudian data tersebut menjadi data sekunder.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bimbingan manasik haji yang
diselenggarakan oleh Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan pada tahun
2017 ini dinilai efektif. Hal tersebut di ukur dari segi kuantitas, kualitas dan
waktu. Kemudian suksesnya pelaksanaan bimbingan manasik ditingkat kecamatan
dan tingkat kota sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan oleh
pemerintah dan sesuai dengan rencana yang dibuat. Ditambah lagi hasil
bimbingan manasik tersebut dilihat berhasil berupa bukti pernyataan dan respon
positif yang strategi yang kepada para jamaah yaitu dapat dilihat dari cara
penyampaiannya dan feedback yang diberikan kepada para jamaah pun sangat
jelas dan jamaah mampu mempraktekannya dengan sendiri. Jadi, menurut saya
strategi yang diterapkan sudah baik dan bagus tepat pada sasaran.
Kata Kunci : Strategi, Bimbingan Manasik Haji, Kementerian Agama Kota
Tangerang Selatan
Page 6
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil’alamiin, segala puji dan syukur senantiasa kami
panjatkan kepada Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat, taufiq, hidayah
serta inayah-Nya kepada kami. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada
sebaik-baik makhluk, yaitu Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga,
sahabat, tabi‟in dan umat muslim Syukur Alhamdulillah, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan yaitu yang kami berjudul
“Strategi Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama Kota Tangerang
Selatan Tahun 2017”
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sosial pada program studi Manajemen Dakwah Konsentrasi Haji dan
Umroh Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Peneliti menyadari, bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan
terselesaikan tanpa adanya motivasi, bimbingan dan bantuan baik yang bersifat
moril dan materil dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini,
penyusun mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Dekan Dr. Arief Subhan, MA, Bapak Wakil Dekan I Suparto,
M.Ed, Ph.D, Ibu Wakil Dekan II Dr. Roudhonah, MA, dan Bapak
Wakil Dekan III Dr. Suhaimi, M.Si.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA dan Drs. Sugiharto, MA selaku Ketua
dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan studi di Konsentrasi Manajemen Haji
dan Umroh.
Page 7
iii
3. Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA Selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan banyak masukan kepada penulis dan telah ikhlas
meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan arahan,
petunjuk, dan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Tim Penguji Skripsi Sidang Munaqosah, sehingga penulis mendapat
masukan dan saran agar menghasilakan penulisan skripsi yang lebih
baik dan benar.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
selama ini telah memberikan ilmu pengetahuannya, semoga ilmu yang
telah diberikan bermanfaat bagi penulis dan penulis pun dapat
mengamalkan kembali ilmu yang telah diberikan.
6. Seluruh Staf Tata Usaha serta Karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi yang telah membantu dan mempermudah syarat
administrasi, dll.
7. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Umum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang banyak membantu penulis dalam memberikan
referensi buku-buku dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Drs. H. Zaenal Arifin, MM, M. Sc. Selaku Kepala Kantor
Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan yang telah mengizinkan
sekaligus menjadi narasumber sehingga membantu penulis dalam
meneliti dan memberikan banyak bantuan.
Page 8
iv
9. Bapak Kepala Seksi Penyelenggara Haji & Umrah H. A. Sihabudin,
M.M. yang telah membantu meluangkan waktu untuk menjadi
narasumber dalam penyusunan skripsi ini.
10. Suami & Anak tercinta Jumarudin S.Pd.I & Safira Nur Shalihah, yang
selalu menjadi motivasi saya. Berkat doa, bantuan, dan kesabarnya
tiada hentinya untuk memberikan saya semangat disaat saya malas
agar selalu segera menyelesaikan skripsinya.
11. Ayahanda Muslik dan Ibu Titin Kartini Adikku Muhammad Fahmi
Mukti yang tercinta, yang selalu memberikan dukungan, semangat dan
do‟a dan karenanya juga saya menjadi selalu optimis kuat dan sabar
untuk sukses Semoga Allah SWT membalas limpahan kasih sayang,
keridhoan, keberkahan dan kebaikan hidup untuk mereka didunia
maupun diakhirat.
12. Iis Nurhayati adik tercinta, yang selalu menemani di setiap penelitian
skripsi saya, hingga akhirnya saya dapat menyusun skripsi ini.
13. Tidak terlupakan sahabat Only Ladies : Maqbullah, Meike, Jannah,
Elis, Rifah, Hani, Choi, yang selalu memberikan semangat, bantuan,
dan do‟a dari mereka Alhamdulillah pada akhirnya saya dapat
menyelesaikan skripsi ini. Dan teman seperjuangan MDHU 2013 yang
selama masa perkuliahan telah memberikan masukan, ilmu dan
moment kebersamaan sampai penulis menyelesaikan skripsi
ini.Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian dengan balasan
yang berlipat ganda, dan semoga ilmu yang selama ini kita dapatkan
bermanfaat bagi kita dan orang lain.
Page 9
v
Sudah sepatutnya saya berdo‟a jazakumullah bi khoiril jaza’,
semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima di sisi Allah
SWT dan mendapat limpahan rahmat serta ridho-Nya. Aamiin.
Jakarta, 31 Oktober 2017
Penulis
Page 10
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ........................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 6
D. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7
E. Metodologi Penelitian ............................................................. 9
F. Sistematika Penulisan ............................................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi .................................................................................... 14
1. Pengertian Strategi ............................................................. 14
2. Tahapan Strategi ................................................................ 18
B. Bimbingan Manasik Haji ........................................................ 19
1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji ................................. 19
2. Definisi Manasik Haji ........................................................ 20
3. Fungsi Bimbingan Manasik Haji ...................................... 22
4. Tujuan Bimbingan Manasik Haji ...................................... 22
5. Aktivitas Bimbingan Manasik Haji ................................... 23
6. Unsur-Unsur Bimbingan Manasik Haji ............................ 26
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat ....................................................................... 32
B. Dasar Dan Tujuan ................................................................... 35
C. Kedudukan, Tugas Dan Fungsi .............................................. 35
D. Struktur Organisasi ................................................................. 37
E. Visi Dan Misi .......................................................................... 40
BAB IV PEMBAHASAN
A. Perumusan Strategi Bimbingan Manasik Haji di Kementerian
Agama Kota Tangerang Selatan ............................................ 42
Page 11
vi
B. Implementasi Strategi Bimbingan Manasik Haji di Kementerian
Agama Kota Tangerang Selatan ............................................ 45
C. Evaluasi Strategi Bimbingan Manasik Haji di Kementerian
Agama Kota Tangerang Selatan ............................................ 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 55
B. Saran ....................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Page 12
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel Hasil Wawancara Bimbingan Manasik Haji
2. Tabel Materi Bimbingan Manasik Haji Kota Tangerang Selatan Tahun 2017
Page 13
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan
Page 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Haji dan umroh salah satu ibadah yang diwajibkan bagi setiap
muslim yang mampu.1 Kewajiban ini merupakan rukun Islam yang kelima.
Karena haji merupakan kewajiban, maka apabila orang yang mampu tidak
melaksanakannya maka berdosa dan apabila melaksanakannya mendapat
pahala. Sedangkan makna haji bagi umat Islam merupakan respon
terhadap panggilan Allah SWT.2
Ibadah haji termasuk kewajiban seluruh umat Muslim di dunia bagi
yang mampu untuk menjalankannya. Karena itu Ibadah Haji merupakan
kegiatan yang sangat penting yang didalamnya memerlukan adanya
pengelolaan khususnya yang mengurusi masalah kegiatan haji yang
menyangkut pelayanan-pelayanan yang akan diberikan pada calon Jamaah
Haji. Salah satunya yaitu pelayanan dalam memberikan bimbingan Ibadah
Haji.
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Imran ayat 97:
ا ومن كفز إليه سبيل ستطاعٱمن لبيتٱحج لناسٱولله على
عن للهٱفإن ٧٩ لعلمينٱغن
Artinya : “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah
1Abdurachman Rochimi, Segala Hal Tentang Haji Dan Umroh. Jakarta, PT. Gelora
Aksara Pratama, 2010, hal 9 2Dien Majid, Berhaji Dimasa Kolonial. Jakarta, CV. Sejahtera, 2008, hal 36
Page 15
2
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”3
Maka, sudah menjadi kewajiban bagi kalian (umat muslim)
menyelesaikan manasik haji dan meninggalkan sikap berbangga-bangga
terhadap leluhur sebagaimana biasa kalian lakukan pada masa Jahiliyah,
kini berdzikirlah dan Anugerahkanlah Tuhan Kalian.4 Seiring dengan
firman Allah SWT tersebut maka baginda Nabi Muhammad SAW
bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang berbunyi :
بن –( ٧٩٢١) حدثنا إسحاق بن إبزاهيم وعل
: قال ابن خشزم. جميعا عن عيسى بن يونس. خشزم
أخبزني أبو الزبيز، : أخبزنا عيسى، عن ابن جزيج
رأيت : أنه سمع جابزا يقول يزمي على ملسو هيلع هللا ىلصالنب
مناسككم، فإن لا لتأخذوا: )راحلته يوم النحز ويقول
(.أدري لعل لا أحج بعد حجت هذه
Ishaq bin Ibrahim dan 'Ali bin Khasyram telah menceritakan
kepada kami. Seluruhnya dari 'Isa bin Yunus. Ibnu Khasyram berkata: 'Isa
mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Juraij: Abuz Zubair mengabarkan
kepada kami, bahwa dia mendengar Jabir berkata: Aku melihat Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam melempar di atas tunggangan beliau pada
hari Nahr dan beliau bersabda, “Ambillah manasik (tata cara haji) kalian
dariku. Karena aku tidak tahu barangkali aku tidak bisa melakukan haji
setelah hajiku ini.” (H.R. Muslim)
Karena itu, umat muslim wajib untuk meneladani Rasulullah SAW,
Dengan melaksanakan Manasik Haji yang telah diajarkannya.5
Bimbingan Ibadah Haji merupakan bagian dari pelayanan yang
3 Al-Qur‟an, Surah Al-Imran ayat 97. Semua terjemah ayat al-Qur‟an diskripsi ini diambil
dari Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam, 2012) hal. 62. 4 Imam Jalaludin Al Mahalliy dan Imam Jalaludin As Suyuthi, Tafsir Jalalain (PT. CV
Sinar Baru hal. 109 5 Muhammad bin Abdul Aziz al Musnad, Fatwa-Fatwa Haji dan Umrah. (Jakarta; PT.
Imam Asy-Syafi‟i, 2007( hal. 4
Page 16
3
diberikan oleh Pemerintah pada calon Jamaah Haji. Bimbingan tersebut
berupa pemberian pengetahuan tentang tatacara pelaksanaan Ibadah Haji
yang sesuai tuntutan Agama. Agar supaya calon jamaah haji siap dan
mandiri dalam menunaikan Ibadah Haji sehingga menjadi Ibadah Haji
yang mabrur.
Selain itu, Bimbingan Ibadah Haji adalah salah satu
tanggungjawab Pemerintah berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun
2008 pasal 6 menyebutkan bahwa Pemerintah berkewajiban melakukan
Pembinaan, Pelayanan, dan Perlindungan dengan menyediakan Pelayanan
Administrasi, Bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi, Transportasi,
Pelayanan Kesehatan, Keamanan, dan hal-hal lainnya yang diperlukan
oleh calon Jama‟ah Haji.6 Dalam pelaksanaan Ibadah haji selayaknya ada
bimbingan pendahuluan terhadap seluruh calon Jamaah Haji yang
dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama Kota
Tangerang Selatan sebagai konsekuensi Pemerintah terhadap pelaksana
Bimbingan Manasik Haji sekaligus menjadi tolak ukur kualitas
pemahaman Manasik Haji bagi Calon Jamaah.
Melaksanakan ibadah dengan baik dan benar, maka seseorang
harus mengerti dan memahami cara-cara pelaksanaannya, tujuannya, dan
kandungan makna yang terdapat dalam ibadah haji tersebut. Inilah yang
kemudian disebut dengan ilmu manasik haji. Apalagi ibadah haji itu
hukumnya wajib bagi yang telah memenuhi syarat-syarat wajib haji, maka
ia harus mengetahui ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
6 Undang-Undang No 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraaan Ibadah Haji, Pasal 6,
Diterbitkan Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2008.
Page 17
4
pelaksanaan ibadah haji, agar hajinya diterima oleh Allah SWT.
Mengingat betapa pentingnya ilmu manasik haji ini bagi calon jamaah
haji, maka mempelajari ilmu manasik haji hukumnya wajib.7
Setiap jamaah pasti mendambakan hajinya akan menjadi mabrur,
untuk menuju kearah kemabruran tidak akan tercapai manakala tidak
didukung pemahaman jamaah haji terhadap manasik dan ibadah lainnya
serta dapat melaksanakannya sesuai tuntunan ajaran agama Islam, hal ini
menjadi prasyarat kesempurnaan ibadah haji untuk memperoleh haji
mabrur. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran praktek haji atau biasa
disebut dengan bimbingan manasik haji.
Kegiatan bimbingan manasik haji pasti diperlukan sebuah strategi
agar pelaksanaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan tercapainya
sebuah tujuan yang diharapkan. Strategi yang disusun, dikonsentrasikan,
dan dikonsepkan dengan baik dapat membuahkan pelaksanaan yang
disebut strategis. Dimana terjadinya sebuah keberhasilan terhadap
efektivitas rencana dalam sebuah program yang pada hasil akhirnya akan
dijadikan tolak ukur.
Berdasarkan berbagai uraian diatas yang penulis dapatkan dari
berbagai sumber tentang Bimbingan Manasik Haji yang dilaksanakan pada
tiap-tiap Kementerian Agama, agar tercapainya kemabruran pada jamaah
haji, maka pasti adanya strategi-strategi pelaksanaan bimbingan manasik
haji yang dilakukan pada petugas haji di Kementerian Agama Tangerang
Selatan. Dengan adanya permasalahan-permasalahan yang terjadi, Hal ini
7 Djamaludin Dimjati, Panduan Ibadah Haji dan Umrah Lengkap, (Jakarta: Era
Intermedia, 2006) hal. 19
Page 18
5
membuat penulis skripsi ingin menganalisa dan meneliti terkait apa saja
strategi program pelatihan yang telah diberikan kepada calon jamaah haji
di Kementerian Agama agar tercapainya tujuan dan esensi dalam
penyelenggaraan dari bimbingan manasik itu sendiri.
Karena itu, penulis ingin menuangkan sebuah karya ilmiah
(skripsi) yang berjudul “Strategi Bimbingan Manasik Haji di
Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan”
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, pelaksanaan Ibadah Haji cukup
banyak diantaranya Akomodasi, Konsumsi, Transportasi dan Kesehatan
Jamaah. Maka penulis membatasi permasalahan lebih memfokuskan
kepada Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan dalam Strategi
Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji oleh Kementerian Agama Kota
Tangerang Selatan Tahun 2017.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan Pembatasan Masalah diatas, maka Perumusan
Masalahnya adalah:
a. Bagaimana Perumusan Strategi Bimbingan Manasik Haji di
Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan?
b. Bagaimana Implementasi Strategi Bimbingan Manasik Haji yang
dilaksanakan pada Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan?
c. Bagaimana Evaluasi Strategi Bimbingan Manasik Haji dari hasil
Page 19
6
pernyataan calon Jamaah Haji ketika mengikuti Bimbingan Manasik
Haji?
C. Tujuan & Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah yang penulis paparkan diatas, maka ada
beberapa tujuan yang penulis ingin capai, antara lain:
a. Untuk mengetahui bagaimana Perumusan strategi dalam
Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di Kantor Kementerian
Agama Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017.
b. Untuk mengetahui Implementasi bimbingan manasik haji yang
dilaksanakan di Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan
tahun 2017.
c. Untuk mengetahui hasil evaluasi dari pernyataan Calon Jamaah
Haji dalam mengikuti Bimbingan Manasik Haji Tahun 2017.
2. Manfaat Penelitian
a. Akademik
Pengembangan ilmu pengetahuan bidang manajemen haji dan
umrah, khususnya dalam bidang studi manajemen dan menjadi referensi
bagi jurusan manajemen haji dan umrah, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi yang sudah lebih dari empat tahun mendidik mahasiswa
untuk memiliki kompetensi dalam bidang haji dan umrah.
Page 20
7
b. Praktisi
Pengembangan wawasan khazanah ilmu pengetahuan dan juga
pengetahuan tentang optimalisasi dalam program pelayanan kepada
jamaah calon haji, dan khususnya untuk jurusan manajemen haji dan
umroh, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi yang kelak
alumninya akan turun ke lapangan untuk ikut mensukseskan pelaksanaan
ibadah haji.
D. Tinjauan Pustaka
Didalam penyusunan skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan
pustaka, banyak pendapat yang harus diperhatikan untuk dijadikan
pembanding dari setiap judul orang lain. Setelah penulis melakukan
tinjuan pustaka, penulis akhirnya menemukan sebuah skripsi mempunyai
judul yang hampir sama dengan akan penulis teliti. Akan tetapi, untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti “menjiplak” hasil karya
orang lain, maka penulis perlu mempertegas perbedaan antara masing-
masing judul dengan masalah yang sedang dibahas yaitu diantaranya:
1. Pengaruh Kualitas Bimbingan Manasik Umroh Terhadap Kepuasan
Jamaah Pada PT. Fajrul Ikhsan Wisata (ESQ Tours Travel) Pondok
Pinang Jakarta Selatan oleh Holisah Mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah dengan NIM
1110053100025, Skripsi ini membahas tentang Pengaruh Kualitas
Bimbingan Manasik Umroh Terhadap Kepuasan Jamaah Pada PT.
Fajrul Ikhsan Wisata (ESQ Tours Travel) Pondok Pinang dan juga
Page 21
8
Berapa Persen Kepuasan Jamaah ketika mengikuti pelaksanaan
Bimbingan Manasih Umroh yang diselenggarakan oleh PT. Fajrul
Ikhsan Wisata (ESQ Tours Travel).
2. Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji oleh Direktorat Jendral
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama
Republik Indonesia Tahun 2010-2011 oleh Abdus Somad Mahasiswa
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah
dengan NIM 10805300021, Skripsi ini membahas tentang Evaluasi
Penyelenggaraan Ibadah Haji oleh Kementerian Agama RI Tahun
2010 dan 2011 dan juga Perbandingan Pelaksanaan Penyelenggaraan
Ibadah Haji Kementerian Agama RI
3. Strategi Bauran Pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur
Jakarta Selatan oleh Lutfi Afif Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah dengan NIM
107053002927, Skripsi ini membahas tentang Strategi yang
digunakan untuk memasarkan dan mempromosikan bagaimana
sebuah Majelis Taklim tersebut aktif dalam Sumber Daya
Manusianya maupun Materi yang ada didalamnya.
Dari Tinjauan Pustaka yang tertulis diatas, telah jelas bahwa
penulis judul skripsi adalah Strategi Bimbingan Manasik Haji Terhadap
Calon Jamaah Haji di Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun
2017. Dalam hal ini dilihat dari segi judul berbeda yaitu materi yang
penulis bahas fokus pada penelitian kepada bentuk langkah upaya dan
Page 22
9
Strategi dari segala aspek yang digunakan pada pelaksanaan Bimbingan
Manasik Haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono, penelitian kualitatif adalah
pengumpulan data yang dipadu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat
penelitian di lapangan.8 Metode kualitatif adalah suatu teknik
pengumpulan data yang menggunakan metode observasi partisipasi,
peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan informan kunci yang menjadi
subjek penelitian dan sumber informasi penelitian.9
Konsep pendekatan penelitian lebih mengacu kepada perspektif
teoritis yang dipakai oleh para peneliti dalam melakukan penelitian.
Perbedaan-perbedaan yang dirasakan ada oleh para peneliti antara
pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif berpengaruh amat besar
pada fokus dan pelaksanaan proyek-proyek penelitian khususnya
pemilihan metode” )Brannen, 2005:12(
Frasa pendekatan kualitatif mengacu kepada perspektif teoritis
tertentu, biasanya adalah perspektif-perspektif yang berada dalam
paradigma post-positivistis, seperti feneomenologi dan interaksionisme
simbolik.10
8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 3
9 Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian Untuk Public Relations, Kualitatif dan
Kuantitatif (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) hal. 58 10
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016, hal.11
Page 23
10
Dalam penelitian dengan metode penelitian kualitatif peneliti
mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif, yaitu data berupa kata-
kata dan perbuatan manusia.11
2. Subjek Dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Kantor Kementerian Agama Kota
Tanggerang Selatan. Sedangkan objek penelitian ini adalah mengenai
Strategi Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama Kota Tangerang
Selatan Tahun 2017.
3. Sumber Data
Sumber data merupakan hal yang penting dalam penelitian untuk
mengetahui benar atau tidaknya sebuah penelitian. Dalam hal ini penulis
menggunakan sumber data dari :
a. Data Primer
Merupakan data utama yang diperoleh langsung dari responden
berupa catatan tulis dari hasil wawancara, serta dokumentasi dengan pihak
Kementerian Agama Kota Tanggerang Selatan
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber yang tertulis
dalam buku dan literatur seperti Majalah, Koran, atau artikel.
4. Lokasi penelitian
Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Jl. Kencana
Loka Sektor XII 5 BSD, Ciater, Serpong Kota Tangerang Selatan sebagai
11 Ibid hal. 134.
Page 24
11
tempat acuan penelitian, sedangkan praktek lapangan mengenai
pelaksanaan bimbingan manasik haji di Masjid Bahrul „Ulum, Puspitek.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara dalam bahasa inggris disebut interview,
merupakan percakapan dua orang atau lebih dan berlangsung
antara narasumber dan pewawancara. Wawancara sebagai
salahsatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
penyampaian sejumlah pertanyaan dari pewawancara (penulis)
kepada narasumber (responden).12
Penulis mengadakan komunikasi langsung dengan beberapa
pihak dalam bentuk wawancara. Memberikan pertanyaan dan
mendengarkan jawaban keterangan atau informasi dari pihak
Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan.
b. Observasi
Observasi merupakan proses pencatatan pola prilaku subjek
(orang), objek (benda), atau kejadian yang sistematis tanpa adanya
pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang
diteliti.13
Dalam hal ini, peneliti mengamati langsung dan mencatat
hal-hal yang diperlukan dalam penelitian agar data yang diperoleh
12 diakses pada selasa, 11 Oktober 2016 pukul 13.47 13 Sugiono, Metode penelitian pendidikan, Jakarta: 2010, hal. 171
Page 25
12
lebih akurat. Hal ini guna mengetahui keadaan yang sebenarnya
dalam Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama Kota
Tangerang Selatan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data pendukung yang memperkuat
data primer yang didapat dari sumber data yang berupa
dokumentasi dan laporan yang ada hubungannya dengan masalah
yang dibahas.
6. Teknis Analisa Data
Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah pengumpulan
data-data wawancara, observasi dan bahan-bahan pustaka. Selanjutnya
data-data tersebut diolah dengan menggunakan pola deskriptif analisis
yaitu memaparkan semua data dan informasi yang diperoleh kemudian
menganalisa data dan menguraikan secara jelas dan utuh dengan
permasalahan yang ada yaitu sesuai dengan judul skripsi penulis
“Strategi Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama Kota
Tangerang Selatan”.
F. Sistematika Penulisan
Di dalam sistematika penulisan, penulis menjadikannya terdiri dari
lima bab, adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan Latar Belakang Masalah,
Page 26
13
Pembatasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Tinjauan Pustaka, dan Metodologi Penelitian dan Sistematika
Penulisan yang dipakai dalam membahas masalah ini.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini merupakan rangkaian teori tentang Pengertian Strategi,
Tahapan Strategi, Pengertian Bimbingan Manasik, Tujuan
Bimbingan Manasik, Aktivitas Bimbingan Manasik Haji, Fungsi
Bimbingan Manasik Haji dan Unsur-unsur Bimbingan Manasik Haji.
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang sejarah berdirinya Kementerian Agama
Kota Tangerang Selatan, visi dan misi, struktur organisasi, fungsi
dan tugas pokok, fungsi dan Peranan Kementerian Agama Kota
Tangerang Selatan dalam Kegiatan Manasik Haji.
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini merupakan inti dari penelitan ini, penulis akan
mendeskripsikan hasil data tentang Analisa Perumusan Strategi,
Implementasi Bimbingan Manasik Haji dan Evaluasi Bimbingan
Manasik Haji.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Penulis menyertakan daftar
pustaka dan lampiran-lampiran penelitian.
Page 27
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahas Yunani, yaitu Strategos yang
berasal dari kata Stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya
memimpin. Dan pada konteks awalnya, strategi diartikan sebagai
Generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam
membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan
perang.14
Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu
yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan
lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan
utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
perusahaan.15
Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi
yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini
menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan yang
kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing.
Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna SWOT ,
bahwa analisa ini adalah semata-mata sebuah alat analisa yang
14
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep
Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), hal. 8 15
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategi dan Kebijakan
Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 1988), hal.12
Page 28
15
ditunjukkan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau
yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat
analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang mudah bagi
masalah-masalah yang dihadapi.16
Analisis SWOT dapat merupakan instrument yang ampuh dalam
melakukan analisis strategi. Berikut ini adalah beberapa faktor yang
dapat dipertimbangkan di dalam mengambil strategi tersebut.
a. Strength (kekuatan), yakni kompetensi khusus yang terdapat
dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan
komparatif oleh unit usaha di pasaran.
“Kekuatan yang dimiliki oleh para pengurus/ panitia pelaksana
Bimbingan Manasik adalah bahwa pelaksanaan bimbingan
manasik haji ini sudah terprogram. Terprogram dalam arti baik
dalam segi biaya, jumlah jamaahnya, persyaratannya, sarana,
prasarana pun itu sudah terprogram dengan baik.17
b. Weakness (kelemahan), yakni keterbatasan atau kekurangan
dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi
serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.
“Yakni keterbatasan atau kekurangan yaitu ada beberapa panitia
terkadang kurang komunikasi (missed communication), tidak
koordinatif, begitu juga dari jamaahnya terkadang ada yang tidak
menerima undangan karena mendadak, ada salah satu jamaah
yang salah alamat pelaksanaan bimbingan manasik haji, akibatnya
jamaah datang terlambat dan kurang menguasai materi yang telah
disampaikan oleh pemateri”.18
c. Opportunity (peluang), yakni berbagai situasi lingkungan yang
menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.
16
S.P. Siagian, Manajemen Modern, (Jakarta: Masagung, 1994) cet. Ke 2, hal. 17 17
Wawancara pribadi dengan H. A. Sihabudin, Tangerang Selatan, 24 Juli 2017 18
Wawancara pribadi dengan H. A. Sihabudin, Tangerang Selatan, 24 Juli 2017
Page 29
16
“Kementerian Agama merasa senang jika tugas dan
tanggungjawabnya kepada masyarakat dapat tercapai sesuai
dengan tujuan utama dari Kementerian Agama untuk membantu
masyarakat khususnya dalam hal membina atau membimbing para
calon Jamaah haji dari hal pembekalan, pemberangkatan sampai
perpulangan berjalan dengan baik dan lancar”.19
d. Threats (ancaman), yakni faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan suatu satuan bisnis.20
“Saya tidak mengatakan nyaris tidak ada ya, Cuma ini kan ibadah.
suatu ibadah dalam masyarakat itu ibadah dianggap sesuatu hal
yang sangat dihargai. Apalagi penduduk Kota Tangerang Selatan
ini mayoritas muslim. Jadi, bagi pelaksanaan bimbingan manasik
itu, saya tidak mengatakan nol ya, contohnya ketika kita
memasang spanduk pemberitahuan lokasi pelaksanaan bimbingan
manasik yang baru dan dari pihak kita tidak berkoordinasi lagi
dengan masyarakat sekitar mungkin kita waktu itu keterbatasan
waktu juga, tiba-tiba spanduk dijalan itu sudah tidak ada, dan para
calon jamaah pun banyak yang tersesat dijalan karena tidak tahu
tempat pelaksanaannya. Walaupun dapat dikatakan nyaris tidak
ada ancaman, para panitia harus tetap berwaspada dalam situasi
apapun. Karena pelaksanaan ini menyangkut ketentraman
masyarakat bersama”.21
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi
banyak diadopsi dan diberikan pengertian yang lebih luas sesuai dengan
ilmu atau kegiatan yang menerapkannya. Pengertian strategi tidak lagi
terbatas pada konsep ataupun seni seorang jenderal di masa seorang
pimpinan (manajemen puncak).
19
Wawancara pribadi dengan H. A. Sihabudin, Tangerang Selatan, 24 Juli 2017 20
Sondang P. Siagian, Manajemen Strategik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), cet Ke-5,
hal. 172 21
Prof. Dr. Sondang P. Siagian MPA, Manajemen Strategik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2004), cet Ke-5, h. 172
Page 30
17
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah
strategi adalah “seni atau ilmu menggunakan sumber daya sumber daya
manusia untuk melaksanakan kebijakan tertentu”.22
Dari beberapa pengertian diatas mengenai manajemen strategis
penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen strategi adalah
serangkaian keputusan yang dirancang secara menyeluruh di dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi yang dilakukan oleh
seluruh elemen yang berada di dalamnya.
Penerapan strategi sering kali dihadapkan pada berbagai
kemungkinan dan kendala, lebih-lebih lagi jika strategi itu berkaitan
dengan pelayanan publik, seperti pelayanan bimbingan manasik haji, yang
tidak dapat dilepaskan dari berbagai aspek yang melingkupinya, seperti
aspek sosio-budaya, aspek politik (berkaitan dengan kebijakan
pemerintah), dan tingkat pendidikan dari calon jamaah haji yang
mengikuti program bimbingan terkadang mempengaruhi proses
berjalannya program, sehingga harus mengubah strategi yang telah
ditetapkan.
Disinilah perlunya strategi-kreatif dalam menyiasati berbagai
kemungkinan ketika harus menemukan solusi bagi permasalahan yang
timbul secara tak terduga. Namun apapun yang terjadi dan permasalahan
apapun yang dihadapi, strategi yang diterapkan harus selalu konsisten
22
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1997), hal. 199.
Page 31
18
dengan tujuan, tepat sasaran, dan dapat diterapkan atau dilaksanakan serta
menjadi stimulus bagi anggota atau staff atau karyawan atau tenaga kerja.23
2. Tahapan Strategi24
Menurut David (2006), proses manajemen strategi terdiri atas tiga
tahap, yaitu sebagai berikut:
a. Formulasi strategi
Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, menetapkan tujuan
jangka panjang, merumuskan alternative strategi dan memilih strategi
tertentu yang akan dilaksanakan.
b. Implementasi strategi
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan
tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan
mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang di formulasikan dapat
di jalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya dan
mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan
mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan
dan memberdayakan system informasi, dan menghubungkan kinerja
karyawan dengan kinerja organisasi.
c. Evaluasi strategi
Evaluasi strategi adalah tahapan final, manajer sangat ingin
mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan seperti yang di harapkan.
Evaluasi strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi ini, di
23
Achmad Nidjam Alatief Hasan, Manajemen Haji, (Jakarta: Mediacita, 2006), hal.132 24
Sellypermata83.blogspot.co.id/2013/03/, di akses 05 Mei 2017 pukul 15.06
Page 32
19
mana semua strategi dapat di modifikasi di masa mendatang karena faktor
internal dan eksternal secara konstan berubah.
B. Bimbingan Manasik Haji
1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji
Bimbingan manasik haji terbagi menjadi 3 kata yaitu bimbingan,
manasik dan haji. Untuk mengetahui pengertian bimbingan manasik haji
diperlukan penjelasan lebih terperinci, karena setiap kata memiliki arti
yang berbeda. Dengan demikian akan didapatkan pengertian tentang
bimbingan manasik haji tersebut.
Istilah bimbingan adalah arti dari “guidance” )bahasa Inggris(.
Kata “guidance” itu sendiri selain diartikan bimbingan atau bantuan, juga
diartikan sebagai pimpinan, arahan, pedoman, petunjuk, dan kata
“guidance” berasal dari kata dasar “(to) guide”. Menuntun,
memedomani.25
Pandangan Menurut para ahli mengenai bimbingan seperti Frank
Parson menyatakan bahwa “Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan
kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku
suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya
itu.26
Kemudian menurut Crow dan Crow menjelaskan dengan lebih
terperinci dengan menyatakan “Bimbingan adalah bantuan yang diberikan
oleh seseorang laki-laki ataupun perempuan, yang memiliki kepribadian
25
Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
1976), hal. 283 26
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2008) hal. 94
Page 33
20
yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap
manusia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri,
mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri
dan menanggung bebannya sendiri.27
Maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses
pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus
menerus dan sistematis oleh guru pembimbing agar individu atau
sekelompok individu menjadi pribadi mandiri.
2. Definisi Manasik Haji
Manasik adalah tata cara pelaksanaan ibadah haji. Atau hal-hal
peribadatan yang berkaitan dengan ibadah haji: melaksanakan ihram dari
miqat yang telah ditentukan, thawaf, sa‟i, wuquf di Arafah, Mabit di
Muzdalifah, melempar jumrah dan lain sebagainya.28 Manasik merupakan
kewajiban bagi setiap jamaah yang akan menunaikan ibadah haji,
Setelah mengetahui pengertian tentang bimbingan dan manasik
maka selanjutnya adalah haji. Menurut bahasa, haji berarti menyengaja.
Dalam bahasa Arab, haji bisa dibaca dengan hajj atau hijj, meskipun pada
dasarnya kata haji sering dibaca hijj. Jika dibaca hijj, haji berarti
keterikatan atau kemampuan dengan gerakan-gerakan khusus.29
27
Ibid. Hal. 94 28
Harahap Sumuran, Kamus Istilah Haji Dan Umrah (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2008)
hal. 362 29
Al-Jawhari, Al-Shahhah, Jilid I, Hal. Dikutip oleh „Ablah Muhammad Al-Kahlawi,
“Buku Induk Haji & Umroh Untuk Wanita Segala Hal Yang Perlu Diketahui Perempuan Tentang
Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci” )Jakarta: Zaman, 2009( hal. 104-105).
Page 34
21
Sedangkan menurut istilah, haji bermakna menyengaja pergi ke
Baitullah pada waktu-waktu tertentu untuk memuliakan dan
mengagungkannya. Ibadah haji mempunyai sejumlah amalan yang harus
dilakukan juga pada waktu tertentu, yang semuanya tidak akan sah apabila
tidak dibarengi dengan niat atau keinginan yang kuat dan perjalanan jauh.30
Dari pengertian diatas maka haji adalah ibadah yang dilakukan
dengan mengunjungi Baitullah )Ka‟bah( pada waktu tertentu dan dengan
syarat-syarat tertentu. Waktu pelaksanaannya dimulai dari bulan Syawal,
Zulqaidah dan sampai puncaknya pada bulan Dzulhijjah.31
Bimbingan Manasik Haji merupakan pemberian bantuan dari
seseorang kepada orang lain melalui proses tertentu dalam memecahkan
masalah-masalah yang ada dalam melaksanakan ibadah haji agar tercapai
kemampuan untuk menerima diri, menyerahkan diri dan merealisasikan
pada lingkungan sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk dapat menjadi
muslim yang baik.32
Dari pengertian-pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa
bimbingan manasik haji adalah sederetan rencana kegiatan yang
direncanakan dan dibuat oleh sebuah kelompok, organisasi atau lembaga
dalam memberikan bantuan seperti pelatihan, pembelajaran, baik bersifat
teori, praktek dan visual, guna membantu memperoleh pengetahuan dan
30
Al-Jawhari, Al-Shahhah, Jilid I, Hal. Dikutip oleh „Ablah Muhammad Al-Kahlawi,
“Buku Induk Haji & Umroh Untuk Wanita Segala Hal Yang Perlu Diketahui Perempuan Tentang
Menjadi Tamu Allah Di Tanah Suci” )Jakarta: Zaman, 2009( hal. 104-105). 31
Abdul Halim dan Ikhwan, Ensiklopedi Haji & Umroh, (Jakarta: PT. Raja Grapindo
Persada, 2002), hal. 84. 32
A. Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji. (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003)
cet. Ke -2, hal. 17
Page 35
22
keterampilan dalam tata cara pelaksanaan ibadah haji atau hal peribadatan
yang berkaitan dengan ibadah haji.
3. Fungsi Bimbingan Manasik Haji
a. Agar semua calon jamaah mampu memahami semua informasi
tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan perjalanan, petunjuk
kesehatan dan mampu mengamalkannya pada saat pelaksanaan
ibadah haji di tanah suci.
b. Agar jamaah haji dapat mandiri dalam melaksanakan ibadah haji,
baik secara mandiri regu atau rombongan.
c. Agar para jamaah haji mempunyai kesiapan menunaikan ibadah haji
baik mental, fisik, kesehatan maupun petunjuk ibadah haji yang
lain.33
4. Tujuan Bimbingan Manasik Haji
Setelah mengetahui fungsi manasik maka selanjutnya mengetahui
tujuan manasik haji, Kementerian Agama RI telah menjelaskan fungsi
bimbingan manasik haji kedalam buku desain pola bimbingan manasik
haji, didalam bukunya tujuan manasik haji ini untuk meningkatkan
pengetahuan manasik haji dan dapat melaksanakan tata cara ibadah haji
dengan benar sesuai tuntunan ajaran agama Islam.
Tujuan selanjutnya adalah untuk membentuk sosok calon jamaah
haji yang memiliki pengetahuan manasik haji dan tata cara pelaksanaannya
33
A. Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji. (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003)
cet. Ke -2, hal. 17
Page 36
23
dalam praktik, mengetahui hak dan kewajiban sehingga dapat menunaikan
ibadah haji dengan ketentuan ajaran agama Islam.34
Tujuan akhir adalah supaya jamaah yang niat berangkat
menunaikan ibadah haji merasa aman, tertib dan sah. Aman dalam arti
jamaah tidak merasa khawatir terhadap dirinya dan harta bendanya. Tertib
dalam arti melaksanakan dan memenuhi syarat, rukun, dan wajib sesuai
dengan tuntunan agama. Sah dalam arti tidak ada kekurangan dalam
menjalankan ibadah dan manasik.35
5. Aktivitas Bimbingan Manasik Haji
Adapun aktivitas bimbingan manasik haji yang dilakukan
Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan sebagai berikut:36
1) Materi Bimbingan
Secara garis besar, materi bimbingan yang diberikan meliputi
kebijakan pemerintah tentang penyelenggara Ibadah Haji, Kebijakan
Teknis Kesehatan Haji, Pembentukan Kloter dan Keselamatan
Penerbangan, Pemantapan Manasik Haji berbasis Qolbu dan Melestarikan
Kemabruran Haji
34
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta ,
Desain Bimbingan Calon Jamaah Haji, 2007), hal. 26 35
Latif Hasan Dan Nidjam Ahmad, hal. A. Latif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen
Haji. (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003) cet. Ke -2, hal.19 36
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan
Page 37
24
2) Peserta Bimbingan Manasik Haji
Peserta bimbingan adalah jamaah yang telah melunasi biaya
penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) dalam alokasi kuota berangkat haji
tahun berjalan.
3) Pemateri Bimbingan Manasik Haji
Pemateri bimbingan manasik haji dilakukan oleh orang-orang yang
kompeten dalam bidangnya, meliputi materi, manasik haji, peragaan
manasik haji, sosialisasi kebijakan haji, adat budaya dan kondisi alam
Arab Saudi serta kesehatan haji.
4) Kriteria Pembimbing
Pembimbing manasik haji harus memenuhi standar kualifikasi,
meliputi:37
a) Pendidikan minimal S-1 atau sederajat/pesantren
b) Pemahaman mengenai ilmu fiqih haji
c) Pengalaman melakukan ibadah haji
d) Memiliki kemampuan leadership (kepemimpinan)
e) Memiliki akhlakul karimah
f) Diutamakan mampu berkomunikasi dengan Bahasa Arab
g) Diutamakan lulus sertifikasi
Adapun untuk pembimbing manasik haji ditentukan oleh
Kementerian Agama Kabupaten atau Kota.
5) Sarana dan Prasarana
37
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah.
Page 38
25
Kementerian Agama Kabupaten atau Kota menyediakan sarana
pembelajaran dalam bentuk alat peraga dan perlengkapan lainnya. Alat
peraga yang dimaksud sekurang-kurangnya berupa miniature ka‟bah.
Adapun perlengkapan peserta manasik haji berupa buku manasik, dan
audio visual peragaan manasik ibadah haji.
6) Metode Bimbingan
Adapun metode bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh
pembimbing manasi haji berupa ceramah, tanya jawab, praktik, manasik,
dan simulasi.
7) Biaya Operasional Manasik Haji
Biaya penyelenggaraan bimbingan manasik haji dan operasional
haji tingkat kabupaten atau kota meliputi: biaya manasik haji yang
digunakan untuk konsumsi (makan dan snack) dan belanja bahan serta
biaya operasional manasik haji yang digunakan untuk sarana dan prasarana
bimbingan manasik haji, penyediaan tempat, honorarium dan transpot
panitia, narasumber atau pemateri, dan sosialisasi kebijakan ibadah haji.
8) Evaluasi bimbingan
Setiap akhir kegiatan bimbingan manasik haji, Kementerian
Agama Kota Tangerang Selatan wajib membuat laporan pelaksanaan
kegiatan yang disampaikan secara berjenjang dan tepat waktu, serta
laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Page 39
26
6. Unsur-Unsur Bimbingan Manasik Haji
Untuk mencapai tujuan bimbingan, dalam hal ini manasik haji
harus ada beberapa unsur-unsur yang terkait dimana antara satu unsur
dengan unsur yang lain tidak dapat dipisahkan. Unsur-unsur tersebut
antara lain:
a. Subjek (Narasumber)
Subjek yaitu orang yang memberikan bimbingan kepada seseorang.
Pelaksananya baik perorangan, organisasi, maupun badan lain. Seorang
pembimbing mempunyai tugas untuk mengarahkan, memberikan petunjuk
dan membimbing serta bertanggung jawab terhadap orang yang
dibimbing.
Seorang pembimbing atau konselor dalam hal ini adalah
pembimbing haji harus mempunyai persyaratan. Diantaranya adalah
pertama, kemampuan profesional (keahlian). Keduanya, sifat kepribadian
yang (berakhlakul karimah). Ketiga, kemampuan kemasyarakatan
(ukhuwah islamiyah). Keempat, taqwa kepada Allah SWT.38
b. Objek (Jamaah)
Jamaah adalah kata bahasa Arab yang artinya “kompak atau
bersama-sama”, ungkapan shalat berjamaah berarti sholat yang dikerjakan
secara bersama-sama dibawa pimpinan seorang imam, jamaah juga berarti
sekelompok manusia yang terikat oleh sikap, pendirian, keyakinan, dan
tugas serta tujuan yang sama.
38
Thohari Musnawar, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Islam, Yogyakarta: UII
Press, 1992, hal. 42
Page 40
27
Sedangkan pengertian jamaah haji yaitu Warga Negara Indonesia
beragama Islam yang telah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah
haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.39
c. Metode & Bentuk Bimbingan
Metode adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh
narasumber agar proses bimbingan pada jamaah tercapai sesuai dengan
tujuan. Metode ini sangat penting dilakukan agar proses bimbingan
tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat jamaah jenuh dengan
mudah dapat diterima oleh jamaah.
Didalam Bimbingan manasik haji memiliki bentuk dan metode,
didalam bentuk bimbingan manasik haji, terbagi dalam dua sistem yaitu
bentuk kelompok dan bentuk massal.40 Sedangkan metode bimbingan
manasik haji ada 7 metode yang dapat digunakan. Sebelumnya penulis
akan menjelaskan tentang bentuk bimbingan manasik terlebih dahulu,
bentuk bimbingan manasik haji yang pertama:
a. Bentuk Kelompok
Bimbingan kelompok pada dasarnya sifat dan masalahnya sama
dengan bimbingan perorangan hanya saja di sampaikan kepada kelompok
kecil maupun kelompok yang lebih besar yang beranggotakan kelompok
bimbingan yang berjumlah 45 orang (rombongan). Setiap kelompok dibagi
menjadi 4 regu, dan masing-masing beranggotakan 11 orang termasuk
39
Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji, Pusat Kesehatan Haji
Kementerian Kesehatan RI: 2010, hal. 9 40
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Jakarta,
Tuntunan Praktis Manasik Haji Dan Umrah, 2011, hal. 7
Page 41
28
ketua regunya. Dilaksanakan oleh KUA atau kecamatan, dilaksanakan di
tempat yang cukup memadai seperti masjid berkoordinasi dengan kantor
departemen agama kab/kota. Dilakukan sebanyak 7 kali, dengan tujuan
membimbing calon haji secara lebih efektif, terutama pengetahuan tentang
manasik haji.41
Metode yang digunakan dalam bentuk kelompok ini bermacam-
macam seperti metode ceramah, metode tutorial, metode simulasi, metode
bermain peran, metode study kasus, metode peragaan dan terakhir metode
diskusi. Untuk memperjelas metode ini maka akan dijelaskan satu persatu.
1. Metode Ceramah,
Metode ceramah dapat digunakan pada pembelajaran bimbingan
secara massal dan materi bersifat informatif. Yang dimaksud metode
ceramah adalah metode pemaparan penjelasan dan penuturan secara lisan
oleh pembimbing dihadapkan peserta pelatihan. Dalam pelaksanaannya
pemaparan dapat dilengkapi dengan alat bantu pembelajaran seperti
proyektor, film side, jenis, tempat dan proses pembelajaran secara metode
pembelajaran akan menentukan pencapaian tujuan pembelajaran yang
efektif.42
Metode ceramah ini dapat digunakan apabila :
1) Pesertanya berjumlah banyak
2) Bermaksud menyampaikan dan memaparkan materi yang telah
tersedia, dan telah dipersiapkan sebelumnya
41
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Jakarta,
Pola Pembinaan Jamaah Haji, 2007, hal. 39 42
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Jakarta,
Modul Pembelajaran Manasik Haji, 2006, hal. 11-12.
Page 42
29
3) Digunakan apabila metode lain tidak mungkin dilakukan
mengingat materi dan peserta yang banyak.43
2. Metode Tutorial,
Metode tutorial merupakan istilah teknis pembelajaran yang
diartikan sebagai bimbingan dan bantuan belajar. Metode tutorial
merupakan kerangka prosedural pembelajaran yang menitik beratkan pada
pemberian bimbingan dan bantuan belajar oleh pembimbing atau peserta
sendiri agar satu sama lain saling memberi rangsangan belajar, sehingga
pembelajaran menjadi dinamis dan demokratis. Tutor bukanlah sebagai
guru tetapi sebagai teman belajar. Topik bahasan, seyogyanya bersifat
problematik, diambil dari materi pelaksanaan ibadah haji dan umrah, agar
mengundang pemikiran dan diskusi yang digali dari buku-buku bimbingan
manasik haji. Didalam pelaksanaan yaitu:
1) Pendahuluan skenario
2) Kegiatan inti yaitu tanya jawab untuk menggali pendapat
peserta diskusi, simulasi dan kerja kelompok.
3) Penutup, menyimpulkan pokok-pokok masalah.44
3. Metode Simulasi
Metode simulasi digunakan apabila situasi sebenarnya tidak bisa
dihadirkan. Maka diciptakan situasi tiruan yang dapat mendekati keadaan
sebenarnya. Peserta berada pada situasi tiruan tersebut dan diharapkan
dapat memahami situasi secara lebih baik sehingga pada gilirannya nanti
apabila melaksanakan dalam situasi sebenarnya calon haji dapat
43
Ibid, hal. 12 44
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Jakarta,
Modul Pembelajaran Manasik Haji, 2006, hal.24
Page 43
30
melaksanakan kegiatan ibadahnya dengan baik. Alasannya menggunakan
metode simulasi yaitu45:
1) Teknik ini berguna dalam meningkatkan motivasi peserta
dalam pembelajaran.
2) Memberi kesempatan untuk mempelajari masalah dengan
metode yang sistematik
3) Menyajikan kesempatan untuk mempelajari keterampilan
tertentu dalam konteks kenyataan yang sebenarnya atau yang
disimulasikan.
4) Melibatkan peserta untuk membuat berbagai keputusan dan
melibatkan dirinya pada sederetan kegiatan.
5) Peserta mempunyai kesempatan untuk mengembangkan rasa
empati, rasa tanggung jawab dan keberanian untuk
mengambil resiko.
4. Metode Bermain Peran,
Bermain peran berarti pembelajaran berarti memainkan satu peran
tertentu sehingga yang bermain itu harus berbuat, bertindak dan berbicara
seperti peran yang dimainkannya, misalnya yang diperankan calon haji
sedang melakukan thawaf, sa‟i atau lontar jumrah. Bermain peran sangat
mirip dengan simulasi tiruan dari perilaku orang yang diperankannya.46
45
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Jakarta,
Modul Pembelajaran Manasik Haji, 2006, hal. 25-26 46
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Jakarta,
Modul Pembelajaran Manasik Haji, 2006, hal.27
Page 44
31
5. Media
Media merupakan suatu wadah atau sarana dalam menyampaikan
suatu informasi dari pengirim kepapda penerima. Media adalah segala
bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian
informasi.47
d. Tujuan Bimbingan Manasik Haji
Tujuan dari bimbingan manasik haji yaitu membekali jamaah haji
dengan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan masalah haji, agar para jamaah
dapat melaksanakan seluruh kegiatan ibadah haji sesuai dengan tuntunan
Rasulullah SAW. Dan diharapkan para jamaah haji mampu melaksanakan
seluruh kegiatan ibadah haji ditanah suci secara mandiri dan memperoleh
haji mabrur.
e. Efek (Pengaruh)
Adapun pengaruh dari bimbingan manasik haji ini adalah teori
yang diberikan selama ditanah air dapat dipraktekkan secara benar ketika
pelaksanaan ibadah haji ditanah suci dan memperoleh haji mabrur dengan
perubahan sikap yang lebih baik dari sebelumnya.
47
Latuheru, Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini, (Jakarta:
Depdikbud, 1998) hal.11
Page 45
32
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan
Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan mulai efektif
melakukan pelayanan pada 03 Januari 2013 bertepatan dengan peringatan
Hari Amal Bhakti (HAB) ke 67 Kementerian Agama RI. Kantor
Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan dipimpin seorang Kepala
Kantor Kementerian Agama Kota dengan eselon IIIa. Sedangkan Kepala
Sub Bagian Tata Usaha dan para Kepala Seksi adalah eselon Iva. Pada saat
pertama, yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor
Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan adalah Bapak Drs. H.M.
Subhi, MM., ketika itu jabatan pokok beliau adalah Kepada Bagian Tata
Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten. Sedangkan
yang bertindak sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sub Bagian Tata
Usaha adalah Drs. H.M. Nawawi, M.Si., jabatan pokok beliau ketika itu
sebagai Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian
Agama Kota Tangerang.48
Setelah itu, kemudian diangkatlah para penjabat definitive yang
dilantik pada tanggal 08 Maret 2013, yaitu:
1. Kepala Kantor:
Drs. H. Moh. Agus Salim, M.Pd.
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha :
Drs. H.M. Najib, M.Si.
48
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Th.
Page 46
33
3. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah:
H. Ucup Yusup, S.Ag.
4. Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam:
H. Abdul Rojak, S.Ag.
5. Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah:
Dr. Yahya Iskandar, M.Pd.
6. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam:
Drs. H. Nasharuddin, M.Ag.49
Kemudian pada bulan Desember 2013, ada perubahan pejabat
eselon pada Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan, karena
Bapak Drs. H. Moh. Agus Salim, M.Pd. diangkat dan dilantik menjadi
Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Banten yang pelantikannya dilaksanakan pada 6
Desember 2013, sehingga susunan pejabat berubah menjadi sebagai
berikut:
1. Kepala Kantor:
Drs. H.M. Najib, M.Si.
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha:
H. Abdul Rojak, S.Ag.
3. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah:
H. Ucup Yusup, S.Ag.
4. Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam:
Drs. Edi Suharsongko
49
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Th.
Page 47
34
5. Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah:
Dr. Yahya Iskandar, M.Pd.
6. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam:
Drs. H. Nasharuddin, M.Ag.50
Perubahan berikutnya, terhitung sejak 10 Februari 2015 hingga 28
Desember 2015, sehingga susunan pejabat berubah menjadi sebagai
berikut:
1. Kepala Kantor:
Drs. Zaenal Arifin, MM., M.Sc.
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha:
H. Abdul Rojak, S.Ag.
3. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah:
H. Ucup Yusup, S.Ag.
4. Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam:
Drs. Edi Suharsongko
5. Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah:
Dr. Yahya Iskandar, M.Pd.
6. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam:
Drs. H. Nasharuddin, M.Ag.51
Terhitung mulai tanggal 28 Desember 2015 sampai sekarang
(sejarah ini dibuat), terjadi perubahan pada Pejabat Eselon IV, yaitu pada
posisi:
50
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Th. 51
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Th.
Page 48
35
1. Kasubag Tata Usaha dijabat oleh Dr. H. Yahya Iskandar, M. Ag, yang
sebelumnya menjabat sebagai Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat
Islam.
2. Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam dijabat oleh H. Abdul
Rojak, S.Ag., MA.52
B. Dasar Dan Tujuan
Adapun dasar hukum dan tujuan yang menjadi pijakan/paying
hukum berdirinya Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan
adalah Peraturan Menteri Agama RI No. 34 Tahun 2012 tanggal 23
November 2012 tentang Pembentukan Kantor Kementerian Agama Kota
Tangerang Selatan Provinsi Banten.53
C. Kedudukan, Tugas Dan Fungsi
Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan
berkedudukan di wilayah Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten.
Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan mempunyai
tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Kementerian Agama di
wilayah Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, berdasarkan kebijakan
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.54
Dalam melaksanakan tugasnya, Kantor Kementerian Agama Kota
Tangerang Selatan menyelenggarakan fungsi:
52
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Th. 53
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Th. 54
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Th.
Page 49
36
1. Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis di
bidang pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama kepada
masyarakat;
2. Pelayanan, bimbingan dan pembinaan di bidang haji dan
umrah;
3. Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang pendidikan
madrasah, pendidikan agama dan keagamaan.
4. Pembinaan kerukunan umat beragama;
5. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengelolaan
administrasi dan informasi;
6. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan
evaluasi program; dan
7. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi
terkait, dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan
tugas Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan.55
D. Struktur Organisasi
Susunan organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang
Selatan terdiri atas:
1. Subbagian Tata Usaha
2. Seksi Pendidikan Madrasah
3. Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam
4. Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah
5. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, dan
55
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Th.
Page 50
37
6. Kelompok Jabatan Fungsional.56
Gambar 1.1
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA TANGERANG SELATAN
Berdasarkan PMA No. 34 Tahun 2012
Keterangan:
Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan dipimpin oleh
Kepala Kantor sebagai pejabat struktural eselon IIIa.
56
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Th.
KEPALA KANTOR
Drs. H. Zaenal Arifin, MM., M.Sc
KASUBAG TU
Dr. H. Yahya Iskandar, M.Pd
Kepegawaian Umum Perencanaan Keuangan
Seksi. Pend. Madrasah
Drs. H. Suhardi, M.Ag
Seksi. Pend. Agama &
Keagamaan Islam
M. Edi Suharsongko, M.Pd
Seksi Peny. Haji &
Umrah
H. A. Sihabudin, M.M.
Seksi Bimb. Masyarakat Islam
H. Abdul Rojak, S.Ag., MA.
Kantor Urusan Agama
Kecamatan Madrasah
Page 51
38
Kasubag Tata Usaha dan Para Kepala Seksi adalah pejabat struktural
eselon IVa
Pejabat Fungsional Tertentu yang ada di Kantor Kementerian Agama
Kota Tangerang Selatan :
1. Guru
2. Pengawas Sekolah /Madrasah
3. Analis Perencanaan57
Adapun tugas pokok dari masing-masing sebagaimana tertera
dalam struktur organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang
Selatan adalah sebagai berikut:
1. Subbagian Tata Usaha, mempunyai tugas melakukan
koordinasi perumusan kebijakan teknis dan perencanaan,
pelaksanaan pelayanan dan pembinaan administrasi, keuangan
dan barang milik Negara di lingkungan Kantor Kementerian
Agama Kota Tangerang Selatan.
2. Seksi Pendidikan Madrasah, mempunyai tugas melakukan
pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan, serta pengelolaan dan
data informasi di bidang RA, MI, MTs, MA, dan MAK.
3. Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam, mempunyai
tugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan,
serta pengelolaan dan data informasi di bidang pendidikan
agama Islam dan pendidikan keagamaan Islam.
57
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Th.
Page 52
39
4. Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, mempunyai tugas
melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan, serta
pengelolaan data informasi di bidang penyelenggaraan haji dan
umrah.
5. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, mempunyai tugas
melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan, serta
pengelolaan data dan informasi di bidang bimbingan
masyarakat Islam.
6. Kelompok jabatan fungsional terdiri atas sejumlah jabatan
fungsional yang terbagi dalam berbagai jenis dan jenjang
jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahlian. Jumlah
tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban
kerja.
Pelaksanaan tugas pelayanan Agama Khonghucu dan agama lain
yang tidak dilayani dengan jabatan structural pada kantor Kementerian
Agama Kota Tangerang Selatan, dilakukan oleh Subbagian Tata Usaha
pada Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan.58
E. Visi Dan Misi
Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan
adalah sebagai berikut:
1. Visi :
“Terwujudnya Masyarakat Kota Tangerang Selatan Yang Taat
Beragama, Rukun, Cerdas, Modern, dan Sejahtera”
58
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Th.
Page 53
40
2. Misi :
a. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama
b. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama
c. Meningkatkan kualitas Raudhatul Athfal, Madrasah,
Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam.
d. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah
e. Meningkatkan tatakelola pemerintahan yang baik dan modern
(Good Governance)
f. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan masyarakat
Islam.59
59
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Th.
Page 54
41
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Perumusan Strategi Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama
Kota Tangerang Selatan
Pada pelaksanaan bimbingan manasik haji ada beberapa rumusan
strategi yang dibuat oleh Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan
dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji, yaitu diantaranya;
1. Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kelancaran Bimbingan
Manasik Haji maka perlu dibentuk susunan panitia, pembawa acara,
Narasumber, Moderator dan Peserta pada Pelaksanaan Bimbingan
Manasik Haji.
2. Kementerian Agama memerhatikan dan membuat Anggaran dari
Pelaksanaan Anggaran Operasional Haji (PAOH)
3. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan membuat
SK (Surat Keputusan) tentang Pembentukan Panitia Bimbingan
Manasik Haji Tingkat Kota Tangerang Selatan Musim Haji Tahun
2017 M/ 1438 H, dalam Surat Keputusan itu terdiri dari beberapa poin
yaitu diantaranya;
a. Kegiatan dilaksanakan selama 2 (dua) kali, tanggal 15 dan 16 Juli
2017 bertempat di Masjid Bahrul Ulum Jl. Komp. Puspitek Blok 1
D No. 9 Setu, Tangerang Selatan.
b. Membentuk Panitia, Pembawa Acara, Narasumber, Moderator dan
Peserta Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kota Tangerang Selatan
Page 55
42
musim Haji Tahun 1438 H/2017 M dengan susunan personalia
sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini.
c. Tim mempunyai tugas, wewenang dan tanggungjawab sebagai
berikut:
1) Mempersiapkan bahan-bahan Bimbingan Manasik Haji
2) Melakukan Bimbingan Manasik Haji
3) Menyiapkan dokumentasi kegiatan
4) Membuat laporan hasil kegiatan
d. Kepada Panitia diberikan honor sebagai berikut:
1) Penanggungjawab Rp. 450.000,-/OK
2) Ketua Rp. 400.000,-/OK
3) Sekretaris Rp. 350.000,-/OK
4) Anggota Rp. 300.000,-/OK
5) Narasumber Rp. 900.000,-/OJ
6) Moderator Rp. 700.000,-/KL
7) Transport Panitia Rp. 150.000,-/OT
e. Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat diterbitkannya
Keputusan ini dibebankan pada dana Pelaksanaan Anggaran
Operasional Haji (PAOH)
f. Kemudian, membuat surat keputusan tentang Penetapan Panitia
Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kota Tangerang Selatan Tahun
2017 M/ 1438 H, Yaitu diantaranya;
Penanggung Jawab : H. Zaenal Arifin
Ketua : H. Ade Sihabudin
Page 56
43
Sekretaris : Nurul Husna
Anggota :
1. Uus Surahmat
2. Hijrah Saputra
3. Noor Faizah El Subhi
4. Mursadi
5. Pujiman
6. Nurhayati
7. Mohammad Ariyanto
8. Anis Anjani
9. Abd. Hapid
10. H. Dani Arief Setiawan
11. M .Arief Hidayat
12. Naip
13. Widya Arisandi
14. Hazami
15. Rulifachrul Rizal Winanto
16. Muhammad Irfan
g. Penetapan Narasumber Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kota
Tangerang Selatan Tahun 1438 H/ 2017 M
DR. H. A. Bazari Syam (Kebijakan Pemerintah tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1438 H/2017 M)
Hj. Edayati, S.IP, M.Ikom (Pembentukan Kloter dan
Page 57
44
Keselamatan Penerbangan)
H. Asep Nurhidayat (Pemantapan manasik haji berbasis
qolbu dan melestarikan kemabruran haji)
Ka Dinkes Tangsel (Kebijakan Teknis Kesehatan Haji)
h. Penetapan Moderator Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kota
Tangerang Selatan Tahun 1438 H/ 2017 M
DR. H. Yahya Iskandar, M.Pd
H. Abdul Rojak, S.Ag, MA
H. Rahmat Sukmawan
H. Abd. Syukur
i. Penetapan Peserta Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kota
Tangerang Selatan Tahun 1438 H/ 2017 M
Jumlah peserta adalah jumlah jamaah yang melunasi pada Tahun
2017 tingkat Kota Tangerang Selatan
j. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.60
B. Implementasi Strategi Bimbingan Manasik Haji di Kementerian
Agama Kota Tangerang Selatan
Di dalam implementasi Strategi bimbingan manasik haji sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Bimbingan Manasik Haji
Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan, adapun isi SOP (Standar
Operasional Prosedur) dalam bimbingan manasik haji itu diantaranya;
60
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017
Page 58
45
1. Pembentukan Rapat Kepanitiaan.
2. Membuat Surat Edaran dan Surat Undangan, yang didalamnya mengenai
SK (Surat Keputusan) yang ditunjukkan kepada Panitia Pelaksana,
Narasumber, dan Moderator dan surat undangan yakni ditunjukkan untuk
Narasumber, Moderator maupun kepada para peserta Bimbingan manasik
haji yang ditunjukkan kepada Kepala KUA, karena adanya jamaah mandiri
melalui KUA. Jika ada jamaah dari yayasan kelompok bimbingan berarti
ditunjukkan kepada KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji), kemudian
surat undangan diberikan pula kepada petugas kloter, baik untuk TPHI
(Tim Pemandu Haji Indonesia), TPIHI (Tim Pembimbing Ibadah Haji),
TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia) TKHD (Tim Kesehatan Haji
Daerah), dan TPHD (Tim Pemandu Haji Daerah).
3. Sebelum hari pelaksanaan para panitia melakukan brifing sebelum
pelaksanaan dimulai. Apa yang harus dilakukan besok, dan persiapan apa
yang belum dari segi perlengkapan maupun konsumsi atau SDM (Panitia).
Ketika Hari H nya dilaksanakan rapat koordinasi antar panitia perihal
permohonan tempat, karena Kementerian Agama masih meminjam tempat
untuk pelaksanaan acara. Pada tahun-tahun sebelumnya pelaksanaan
bimbingan manasik haji biasa dilaksanakan di MAN Insan Cendekia.
Sampai saat ini Kementerian Agama masih meminjam tempat untuk
pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji karena tidak adanya Dana khusus
untuk sewa tempat dari pemerintah.
Page 59
46
4. Pelaksanaan bimbingan manasik haji ini dilaksanakan sebanyak 2 kali
bimbingan. Karena 8 kali dilaksanakan di KUA dan 2 kali di tingkat
kabupaten/kota.
5. Kemudian, para panitia mempunyai kewajiban untuk konfirmasi kesiapan
narasumber. Di hari H nya panitia berkoordinasi dengan seluruh aspek dari
segi tempat maupun dengan pihak keamanan. Karena tim pelaksana
mengundang 1.340 jamaah. Jamaah Yang berangkat dari tangerang selatan
sekitar 1.200 jamaah dan lebihnya dari jamaah yang mutasi, jamaah yang
berasal dari kota tangerang karena mereka mempunyai hak untuk
mengikuti bimbingan manasik haji. Intinya yang berhak melunasi BPIH
tahun ini.
6. KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) ikut serta dalam pelaksanaan
ini hanya menjadi narasumber ketika hari H, bukan terlibat menjadi
panitia.
7. Dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji ini, melibatkan Kementerian
Agama pusat karena berkaitan dengan materi yang disampaikan mengenai
Keselamatan Penerbangan, motivator, dan teknis keberangkatan.
8. Setelah acara selesai, panitia melakukan evaluasi kegiatan.61
Ada beberapa unsur yang menjadi pokok dalam pelaksanaan
bimbingan manasik haji yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama Kota
Tangerang Selatan dalam mensukseskan kegiatan tersebut, yaitu
diantaranya Man (Manusia), Method (Metode), & Materi yang
disampaikan kepada Jamaah Haji.
61
Wawancara pribadi dengan H. A. Sihabudin, Tangerang Selatan, 24 Juli 2017
Page 60
47
Unsur yang pertama adalah Man (Manusia). Dalam pelaksanaan
bimbingan manasik haji, Panitia dan Pemateri yang nanti akan menjadi
Sumber Daya Manusia, karena SDM yang akan menjadi penggerak utama
dan melaksanakan proses pelaksanaan bimbingan manasik haji tersebut.
Kemudian, dalam memilih pembimbing pun yang benar-benar sudah
tersertifkasi atau yang sudah profesional dibidang pelaksanaan ibadah haji.
Dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji, pemateri atau
narasumber yang disiapkan oleh Kementerian Agama Kota Tangerang
Selatan terdiri dari kepala Pemerintah Kota Tangerang Selatan, salah satu
pegawai Kementerian Agama RI yang ahli dibidang Kesehatan, dan
penerbangan, perinciannya terdiri dari:
1. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan, Drs.
H. Zaenal Arifin, MM, M. Sc.
Beliau menyampaian materi yang berisi tentang Kebijakan
Pemerintah tentang Penyelenggara Ibadah Haji 1438 H/2017 M
2. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
Materi yang disampaikan yaitu mengenai Kesehatan upaya-upaya
agar calon jamaah haji selalu menjaga kesehatannya yang
mencangkup dalam pola makan, pemeriksaan kesehatan,
3. Hj. Edayati, S.IP, M. IKom,
Sebagai Pembimbing sekaligus pemateri yang menjelaskan
tentang Pembentukan Kloter dan Keselamatan Penerbangan.
4. H. Asep Nurhidayat, beliau memberikan materi mengenai
Pemantapan Manasik Haji berbasis Qolbu
Page 61
48
Untuk metode yang digunakan dalam bimbingan manasik haji
tersebut, dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan simulasi
manasik haji. Oleh karena itu pemateri atau narasumber tidak hanya
dituntut untuk memiliki wawasan yang luas dalam manasik haji, tetapi
mereka harus bisa mendidik agar mereka siap ketika melakukan ibadah
haji. Selain itu, para pemateri juga harus membuat para jamaah haji
bergairah dan semangat dalam mengikuti manasik haji sampai selesai dan
tidak membuat mereka jenuh dan bosan.
Dalam menentukan materi yang akan disampaikan, tentunya
Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan mengacu pada materi-materi
pokok yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Materi pembinaan bagi
jamaah haji dapat dikelompokkan dalam 4 bahasan pokok, yaitu:
1. Kebijakan Pemerintah Tentang Penyelenggara Ibadah Haji Tahun 1438
H/2017 M
2. Kebijakan Teknis Kesehatan Haji
3. Pembentukkan Kloter dan Keselamatan Penerbangan
4. Pemantapan Manasik Haji berbasis Qolbu dan Melestarikan
Kemabruran Haji
Page 62
49
Tabel 1.1 Jadwal Bimbingan Manasik Haji62
No Hari/Tgl Waktu Materi Narasumber
1
SABTU
15 Juli
2017
07.00-08.00 REGISTRASI PANITIA
08.00-09.00 PEMBUKAAN
08.00-08.10 - Pembacaan Ayat Suci
Al-Qur‟an
Usman Abdullah
08.10-08.30 - Laporan Kepala Kantor
penyelenggara Haji &
Umroh
Drs. H. Zaenal Arifin,
MM, M.Sc
08.30-08.50 - Sambutan dan
pengarahan Pelaksanaan
Bimbingan Manasik Tk.
Kota Tangsel
Hj. Airin Rachmi
Diany, SH. MH
08.50-09.00 - Penutup/Do‟a KH. Saidih
09.00-11.00 Kebijakan Pemerintah
Tentang Penyelenggara
Ibadah Haji Tahun 1438
H/2017 M
DR. H. A Bazari Syam
11.00-13.00 Kebijakan Teknis
Kesehatan Haji
Kepala Dinas
Kesehatan Kota
Tangerang Selatan
2
MINGGU
16 Juli
2017
07.00-08.00 REGISTRASI
08.00-10.00 - Pembentukkan Kloter
dan Keselamatan
Penerbangan
Hj. Edayati, S.IP,
M.Ikom
10.00-12.00 - Pemantapan Manasik
Haji berbasis Qolbu dan
Melestarikan
Kemabruran Haji
H. Asep Nurhidayat
62
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Th.
Page 63
50
Adapun strategi- strategi penyampaian materi bimbingan manasik
menurut Bapak H. Zaenal Arifin itu ada 4, yaitu:
Penyampaian materi kepada jamaah itu harus jelas.
Tidak monoton, yang dimaksud tidak monoton yaitu dalam
penyampaian materi itu harus diselingi dengan humor agar jamaah
tidak bosan dan jenuh mendengarkan materi yang disampaikan oleh
pemateri.
Dalam teknik penyampaian juga, bagaimana jamaah haji ini harus
bisa dilakukan secara interaktif, sesekali pemateri bertanya kepada
jamaah, dan sebaliknya jamaah bertanya kepada pemateri walaupun
belum waktunya untuk sesi tanya jawab.
Dan terakhir, pemateri juga harus memahami keadaan jamaah dari
tingkat pendidikan dan usia, agar pemateri itu dapat menyesuaikan
dari segi pembahasan agar materi yang disampaikan itu dapat
dipahami oleh jamaah.63
Penetapan Biaya Manasik Haji Tingkat Kota Tangerang Selatan
“Biaya manasik itu sudah ditetapkan oleh presiden langsung
melalui persetuan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), kementerian Agama
sebagai penyelenggara itu memberi usulan kepada presiden tentang
besaran biaya bimbingan manasik haji berdasarkan hasil evaluasi haji pada
tahun sebelumnya. Ketika telah diusulkan, apabila tahun ini ada
peningkatan, karena adanya kebutuhan fasilitas utama yang harus
ditambahkan, kemudian hasil evaluasi tersebut diajukan kepada presiden,
dan presiden pun meminta persetujuan kembali kepada DPR, yang lama
prosesnya itu di DPR. Karena DPR itu usulan disidangkan dan setiap
orang mempunyai wewenang disana memutuskan, berarti kan
mengeluarkan pendapatnya melalui hitung-hitungan dengan hasil yang
tepat, kemudian disetujui oleh DPR tentang kebutuhannya sekian, lalu
dikembalikan ke presiden dan hasilnya dikeluarkan oleh presiden.64
C. Evaluasi Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama Kota
Tangerang Selatan Tahun 2017
Evaluasi bimbingan manasik haji ini adalah terdiri dari
permasalahan dan penyelesaian hasil dari rapat evaluasi pelaksanaan
bimbingan manasik haji Tingkat Kota Tangerang Selatan Tahun 2017
63
Wawancara Pribadi dengan H. Zaenal Arifin, Tangerang Selatan, 19 Juli 2017 64
Wawancara pribadi dengan Bapak H. A. Sihabuddin, Tangerang Selatan, 24 Juli 2017.
Page 64
51
yang dilaksanakan pada tanggal 9-10 Desember 2017 di Hotel Bonita.
Adapun isi dari evaluasi bimbingan manasik haji tersebut adalah :65
No Permasalahan Penyelesaian
1. Masih kurangnya sarana dan
prasarana yang mendukung dalam
bimbingan manasik haji terutama
alat peraga baik di KUA maupun
KBIH.
Menggunakan sarana dan prasarana
yang ada dan sederhana tanpa
mengurangi pola bimbingan manasik
haji, baik di KUA maupun KBIH.
2. Masih adanya Jamaah Calon Haji
dari KBIH yang tidak dapat
dihadirkan dalam Bimbingan
Manasik Haji Tingkat Kelompok
KUA Kecamatan
Menghimbau kepada para Pengurus/
Pimpinan KBIH dan Pembimbing Haji
untuk mengikutsertakan Calon Jamaah
Hajinya dalam Bimbingan Manasik
Haji Tingkat Kelompok KUA maupun
Tingkat Massal Kota Tangsel.
3. Masih kurangnya Koordinasi para
Kepala KUA /Pimpinan KBIH
yang tidak menyampaikan
Laporan Jadwal Kegiatan
Bimbingan Manasik Haji
Menghimbau kepada Kepala KUA /
Pimpinan KBIH untuk selalu
berkoordinasi ke Seksi Penyelenggara
Haji tentang Jadwal Kegiatan
Bimbingan Manasik Haji, agar dapat
disampaikan informasinya kepada
Calon Jamaah haji baik yang Mandiri
maupun ikut ke KBIH.
65
Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Th.
Page 65
52
1. Keberhasilan Dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji Kota Tangerang
Selatan Tahun 2017 M/ 1438 H
a. Adanya dukungan sepenuhnya dari Pemerintah Daerah Kota
Tangerang Selatan dalam hal ini Walikota selaku Koordinator
Penyelenggaraan Ibadah Haji Tingkat Kota Tangerang Selatan,
sehingga tugas Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji di
Daerah dapat terlaksana dengan baik, tertib, aman dan lancar.
b. Ditempatkannya Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD) di setiap
kloter, yang seluruhnya biaya TKHD tersebut ditanggung oleh
Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan.
c. Jamaah Calon Haji Kota Tangerang Selatan pada Tahun 1438 H/
2017 M, secara keseluruhan sebanyak 1.234 orang telah
diberangkatkan ke Tanah Suci Makkah dan Madinah serta dapat
kembali ke Tanah Air Indonesia, kecuali 3 orang yang Wafat dii
Arab Saudi.
d. Transportasi Keberangkatan dan Kepulangan Jamaah Haji Kota
Tangerang Selatan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah
Daerah baik dari daerah asal ke Embarkasi maupun dari Debarkasi
ke masing-masing wilayah daerah asal.
e. Tidak ada jamaah calon haji Kota Tangerang Selatan yang gagal
atau tertunda keberangkatannya dikarenakan masalah vissa seperti
yang terjadi di Kab/Kota atau bahkan di Provinsi lain.66
66 Arsip Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 Th.
Page 66
53
2. Faktor Pendukung
Narasumber koorperatif
Panitia dapat bekerjasama dengan baik
3. Faktor Penghambat
Kurangnya Sarana dan Prasarana, panitia menjadi kurang
menguasai tempat sehingga para panitia harus lebih banyak
berkoordinasi kepada panitia yang lainnya tidak hanya dengan
pihak masjidnya, tapi juga dengan pihak instansi yang membawahi
masjid yang di puspitek itu. Jadi tanggungjawab kontrolnya lebih
besar lagi.67
67
Wawancara pribadi dengan, Bapak H. A. Sihabuddin, Tangerang Selatan, 24 Juli 2017.
Page 67
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bagian akhir skripsi ini, dapat dikembangkan beberapa
kesimpulan hasil pengamatan penelitian dan analisa data yang penulis
lakukan dari uraian pada bab sebelumnya, namun secara garis besar
kesimpulan yang dapat penulis paparkan, antara lain:
1. Perumusan Strategi Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama
Kota Tangerang Selatan
a. Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kelancaran Bimbingan
Manasik Haji maka perlu dibentuk susunan panitia, pembawa acara,
Narasumber, Moderator dan Peserta pada Pelaksanaan Bimbingan
Manasik Haji.
b. Kementerian Agama memerhatikan dan membuat Anggaran dari
Pelaksanaan Anggaran Operasional Haji (PAOH).
c. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan
membuat SK (Surat Keputusan) tentang Pembentukan Panitia,
Pembawa Acara, Narasumber, Moderator, dan Peserta. Kemudian,
Membuat Surat Keputusan Tentang Penetapan Panitia, Narasumber,
Moderator, dan Peserta Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kota
Tangerang Selatan Musim Haji Tahun 2017 M/ 1438 H.
Page 68
55
2. Implementasi Strategi Bimbingan Manasik Haji di Kementerian
Agama Kota Tangerang Selatan
a. Pembentukan Rapat Kepanitiaan.
b. Membuat Surat Edaran dan Surat Undangan, yang didalamnya
mengenai SK (Surat Keputusan) yang ditunjukkan kepada Panitia
Pelaksana, Narasumber, dan Moderator.
c. Sebelum hari pelaksanaan para panitia melakukan brifing sebelum
pelaksanaan dimulai.
d. Pelaksanaan bimbingan manasik haji ini dilaksanakan sebanyak 2 kali
bimbingan. Karena 8 kali dilaksanakan di KUA dan 2 kali di tingkat
kabupaten/kota.
e. Para panitia mempunyai kewajiban untuk konfirmasi kesiapan
narasumber. Di hari H nya panitia berkoordinasi dengan seluruh aspek
dari segi tempat maupun dengan pihak keamanan.
f. KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) ikut serta dalam
pelaksanaan ini hanya menjadi narasumber ketika hari H, bukan
terlibat menjadi panitia.
g. Dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji ini, melibatkan
Kementerian Agama pusat karena berkaitan dengan materi yang
disampaikan mengenai Keselamatan Penerbangan, motivator, dan
teknis keberangkatan.
3. Evaluasi Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama Kota
Tangerang Selatan
a. Masih kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung dalam
Page 69
56
bimbingan manasik haji terutama alat peraga baik di KUA maupun
KBIH.
b. Masih adanya Jamaah Calon Haji dari KBIH yang tidak dapat
dihadirkan dalam Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kelompok KUA
Kecamatan.
c. Masih kurangnya Koordinasi para Kepala KUA /Pimpinan KBIH yang
tidak menyampaikan Laporan Jadwal Kegiatan Bimbingan Manasik
Haji.
B. Saran
Adapun saran dari hasil temuan penelitian ini adalah
1. Dalam meningkatan pelayanan Kementerian Agama Kota Tangerang
Selatan semestinya memiliki sarana dan prasarana sendiri, seperti
membangun gedung serbaguna yang berguna untuk kegiatan
bimbingan manasik haji agar tidak lagi meminjam atau menyewa
tempat kepada sebuah lembaga. sehingga nanti jika ingin mengadakan
pelaksanaan bimbingan manasik haji tidak lagi pindah-pindah lokasi
kegiatan. selain itu juga dapat memudahkan para calon jamaah haji
datang ke tempat itu.
2. Pertahankan dalam kegiatan bimbingan manasik haji massal pada
pengaturan posisi duduk sesuai dengan usia calon jamaah, lansia di
prioritaskan paling depan seperti bimbingan manasik kemarin. karena
itu sangat efektif sekali untuk narasumber dalam penyampaian
materi kepada calon jamaah haji.
Page 70
57
DAFTAR PUSTAKA
A.Latif Hasan dan Nidjam Ahmad. 2003. Manajemen Haji. Jakarta: Zikrul
Hakim.
Abdul Halim dan Ikhwan. 2002. Ensiklopedi Haji & Umroh. Jakarta: PT. Raja
Grapindo Persada.
Achmad Nidjam Alatief Hasan. 2006. Manajemen Haji. Jakarta: Mediacita
Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada)
Al-Jawhari, Al-Shahhah, Jilid I, Hal. Dikutip oleh „Ablah Muhammad Al-
Kahlawi. 2009. Buku Induk Haji & Umroh Untuk Wanita Segala Hal
Yang Perlu Diketahui Perempuan Tentang Menjadi Tamu Allah Di
Tanah Suci” Jakarta: Zaman.
Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Public Relations,
Kualitatif dan Kuantitatif (Bandung: Simbiosa Rekatama Media)
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah
Jakarta. 2006. Modul Pembelajaran Manasik Haji.
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah
Jakarta. 2007. Pola Pembinaan Jamaah Haji.
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah
Jakarta. 2011. Tuntunan Praktis Manasik Haji Dan Umrah.
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Jakarta. 2007. Desain Bimbingan Calon Jamaah Haji.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1997. Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Dimjati, Djamaludin. 2006. Panduan Ibadah Haji dan Umrah Lengkap, (Jakarta:
Era Intermedia)
Imam Jalaludin Al Mahalliy dan Imam Jalaludin As Suyuthi, Tafsir Jalalain (PT.
CV Sinar Baru)
Jhon M. Echols dan Hassan Shadily. 1976. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta:
Gramedia
Kementerian Agama RI. 2012. Al-Qur’an dan terjemah, (Jakarta: Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam)
Page 71
58
Kementerian Agama RI. 2012. Al-Qur’an dan terjemah, (Jakarta: Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam)
Latuheru. 1998. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa
Kini, (Jakarta: Depdikbud)
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck. 1988. Manajemen Strategi dan
Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: Erlangga)
Majid, Dien. 2008. Berhaji Dimasa Kolonial. Jakarta, CV. Sejahtera.
Muhammad bin Abdul Aziz al Musnad. 2007. Fatwa-Fatwa Haji dan Umrah.
(Jakarta; PT. Imam Asy-Syafi‟i(
Musnawar, Thohari. 1992. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Islam,
(Yogyakarta: UII Press)
P. Siagian MPA, Sondang. 2004. Manajemen Strategik. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji. 2010. Pusat Kesehatan
Haji Kementerian Kesehatan RI
Prayitno dan Erman Amti. 2008. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Rochimi, Abdurachman. 2010. Segala Hal Tentang Haji Dan Umroh. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama.
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah. 1999. Manajemen Strategi Sebuah
Konsep Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi
UI)
Siagian, S.P. Manajemen Modern. 1994. Jakarta: Masagung
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta)
Sumuran, Harahap. 2008. Kamus Istilah Haji Dan Umrah Jakarta: Mitra Abadi
Press
Undang-undang No. 13 Tahun 2008
Internet
diakses pada selasa, 11 Oktober 2017 pukul 13.47
http//.Sellypermata83.blogspot.co.id/2013/03/, di akses 05 Mei 2017 pukul 15.06
Page 83
70
Hasil Wawancara I
Narasumber : H. A. Sihabudin, M.M.
Jabatan : Kepala Seksi Penyelenggara Haji & Umrah &
Ketua Pelaksana Bimbingan Manasik Haji
Tempat : Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan
Jl. Kencana Loka Sektor XII 5 BSD, Ciater, Serpong
Tanggal & Waktu : Senin, 24 Juli 2017 pukul 10.35 WIB
1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Kementerian Agama Kota Tangerang
Selatan?
Jawaban : Kementerian Agama itu berdiri berdasarkan Peraturan
Kementerian Agama No. 34 Tahun 2012 tanggal 23 November 2012.
Kemudian, untuk Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan sendiri itu
berdiri pada tahun 2008 berdasarkan ketuk palu dewan. Jika pemerintah
daerah itu Persetujuan Dewan tanggal 29 Oktober 2008, Nomor
keputusannya yaitu No. 51 Tahun 2008 yaitu berdirinya Tangerang
Selatan. Sementara definitif Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan
itu pada tahun 2012.
2. Apa saja langkah-langkah strategi dalam pelaksanaan bimbingan
manasik haji di Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan?
Jawaban : pertama, tentu saja bimbingan manasik Haji ini harus sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yaitu 1. Pembentukan Rapat
Kepanitiaan 2. Membuat Surat Edaran & Surat Undangan 3. Semua
Panitia melakukan brifing sebelum pelaksanaan dimulai. 4. Panitia wajib
Page 84
71
konfirmasi dalam kesiapan Narasumber, 5. Dalam pelaksanaan tersebut
Kementerian Agama pusat terlibat dalam penyampaian materi karena
materi tersebut mengenai Keselamatan Penerbangan, motivator dan teknis
keberangkatan, 6. Setelah itu setelah acara selesai, semua panitia
melakukan evaluasi kegiatan.
3. Apa faktor Pendukung dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji
tersebut?
Jawaban : Menurut saya, faktor pendukung dari kegiatan bimbingan
manasik ini cukup banyak ya, dari segi Pemateri atau yang menjadi
Narasumber Semuanya cukup koorperatif kecuali kepala kanwil yang
kemarin berhalangan hadir karena bentrok acara dengan MTQ tingkat
nasional di kalimantan, lalu digantikan oleh bapak kepala kantor,
kemudian dari sisi panitia kami bisa bekerjasama dengan baik, walaupun
ada hal-hal yang diluar dugaan, karena memang berhubungan dengan
sifatnya diluar kontrol misalnya sakit, tidak bisa datang.
4. Apa saja faktor Penghambat dari pelaksanaan bimbingan manasik
haji tersebut?
Jawaban : Hambatannya kita pada tahun ini terus terang, karena kita
menggunakan tempat yang tidak biasa digunakan sehingga para panitia
masih belum familiar semua dengan tempat itu dan termasuk juga dengan
lingkungannya, Biasanya setiap bimbingan manasik haji tingkat tangsel
selalu menggunakan tempat di MAN Insan Cendekia tidak ada masalah
karena itu masih dibawah instansi Kementerian Agama dan sedangkan
tahun ini bukan instansi dari kementerian agama, sehingga kita harus lebih
Page 85
72
banyak berkoordinasi yang dilakukan. Tidak hanya dengan pihak
masjidnya, tapi juga dengan pihak instansi yang membawahi masjid yang
di puspitek itu. Jadi tanggungjawab kontrolnya lebih besar lagi
5. Bagaimana Penentuan Penetapan biaya dalam pelaksanaan
bimbingan manasik haji?
Jawaban : Biaya manasik itu sudah ditetapkan oleh presiden langsung
melalui persetuan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), kementerian Agama
sebagai penyelenggara itu memberi usulan kepada presiden tentang
besaran biaya bimbingan manasik haji berdasarkan hasil evaluasi haji pada
tahun sebelumnya. Ketika telah diusulkan, apabila tahun ini ada
peningkatan, karena adanya kebutuhan fasilitas utama yang harus
ditambahkan, kemudian hasil evaluasi tersebut diajukan kepada presiden,
dan presiden pun meminta persetujuan kembali kepada DPR, yang lama
prosesnya itu di DPR. Karena DPR itu usulan disidangkan dan setiap
orang mempunyai wewenang disana memutuskan, berarti kan
mengeluarkan pendapatnya melalui hitung-hitungan dengan hasil yang
tepat, kemudian disetujui oleh DPR tentang kebutuhannya sekian, lalu
dikembalikan ke presiden dan hasilnya dikeluarkan oleh presiden.
6. Bagaimana perumusan Stategi dalam pelaksanaan bimbingan
manasik haji ini?
e. Jawaban : perumusan strategi ini dilakukan sebelum pelaksanaan,
jadi kami sebagai panitia ketika rapat kepanitiaan harus sudah
merumuskan strategi ini agar apa yang kita laksanakan dalam kegiatan
ini dapat berjalan dengan baik lancar, yaitu kami susun dalam analisis
Page 86
73
situasi atau analisis SWOT yaitu menganalisis tentang Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Kekuatan yang dimiliki oleh para
pengurus/ panitia pelaksana Bimbingan Manasik adalah bahwa
pelaksanaan bimbingan manasik haji ini sudah terprogram.
Terprogram dalam arti baik dalam segi biaya, jumlah jamaahnya,
persyaratannya, sarana, prasarana pun itu sudah terprogram dengan
baik. Kelemahan atau kekurangan, yakni keterbatasan atau
kekurangan yaitu ada beberapa panitia terkadang kurang komunikasi
(missed communication), tidak koordinatif, begitu juga dari
jamaahnya terkadang ada yang tidak menerima undangan karena
mendadak, ada salah satu jamaah yang salah alamat pelaksanaan
bimbingan manasik haji, akibatnya jamaah datang terlambat dan
kurang menguasai materi yang telah disampaikan oleh pemateri.
Peluang Kementerian Agama merasa senang jika tugas dan
tanggungjawabnya kepada masyarakat dapat tercapai sesuai dengan
tujuan utama dari Kementerian Agama untuk membantu masyarakat
khususnya dalam hal membina atau membimbing para calon Jamaah
haji dari hal pembekalan, pemberangkatan sampai perpulangan
berjalan dengan baik dan lancar. Ancaman, saya tidak mengatakan
nyaris tidak ada ya, Cuma ini kan ibadah. suatu ibadah dalam
masyarakat itu ibadah dianggap sesuatu hal yang sangat dihargai.
Apalagi penduduk Kota Tangerang Selatan ini mayoritas muslim.
Jadi, bagi pelaksanaan bimbingan manasik itu, saya tidak mengatakan
nol ya, contohnya ketika kita memasang spanduk pemberitahuan
Page 87
74
lokasi pelaksanaan bimbingan manasik yang baru dan dari pihak kita
tidak berkoordinasi lagi dengan masyarakat sekitar mungkin kita
waktu itu keterbatasan waktu juga, tiba-tiba spanduk dijalan itu sudah
tidak ada, dan para calon jamaah pun banyak yang tersesat dijalan
karena tidak tahu tempat pelaksanaannya. Walaupun dapat dikatakan
nyaris tidak ada ancaman, para panitia harus tetap berwaspada dalam
situasi apapun. Karena pelaksanaan ini menyangkut ketentraman
masyarakat bersama.
Tangerang Selatan, 30 Oktober 2017
H. A. Sihabudin, M.M
Page 88
75
Hasil Wawancara II
Narasumber : Drs. Zaenal Arifin, MM., M.Sc.
Jabatan : Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan
Tempat : Masjid Bahrul „Ulum Puspitek
Tanggal & Waktu : Senin, 24 Juli 2017 pukul 10.35 WIB
Pertanyaan
1. Sudah berapa kali bapak menjadi narasumber dalam kegiatan
bimbingan manasik haji di Kementerian Agama Kota Tangerang
Selatan?
Jawaban :
Sudah 2 kali saya menjadi narasumber atau pemateri dalam kegiatan
manasik ini.
2. Bagaimana strategi yang bapak gunakan dalam menyampaikan
materi kepada jamaah haji ketika bimbingan manasik?
Jawaban :
Penyampaian materi kepada jamaah itu harus jelas.
Tidak monoton, yang dimaksud tidak monoton yaitu dalam
penyampaian materi itu harus diselingi dengan humor agar jamaah
tidak bosan dan jenuh mendengarkan materi yang disampaikan oleh
pemateri.
Dalam teknik penyampaian juga, bagaimana jamaah haji ini harus
bisa dilakukan secara interaktif, sesekali pemateri bertanya kepada
Page 89
76
jamaah, dan sebaliknya jamaah bertanya kepada pemateri walaupun
belum waktunya untuk sesi tanya jawab.
Dan terakhir, pemateri juga harus memahami keadaan jamaah dari tingkat
pendidikan dan usia, agar pemateri itu dapat menyesuaikan dari segi
pembahasan agar materi yang disampaikan itu dapat dipahami oleh jamaah
Page 90
77
Hasil Wawancara III
Nama : Suryadi
Sebagai : Jamaah Haji
Asal : Pondok Ranji
Usia : 47 Tahun
Waktu & Tanggal : Sabtu, 15 Juli 2017
1. Berapa kali bapak mengikuti manasik haji yang diselenggarakan oleh
Kementerian Agama?
Jawaban : saya sudah 2 kali mengikuti manasik ini, yang pertama itu pada
tahun 2013 saya menggantikan orang tua saya karena beliau sakit, jadi
saya yang menggantikannya. Yang kedua alhamdulillah karena sekarang
saya yang bisa berangkat haji tahun ini.
2. Apa yang membuat bapak tertarik mengikuti bimbingan manasik
haji yang dilselenggarakan oleh Kementerian Agama Kota Tangerang
Selatan?
Jawaban: saya tertarik mengikuti bimbingan manasik haji ini karena alasan
pertama lokasi bimbingan manasik haji tahun ini dialokasikan di Puspitek
yaitu Masjid Bahrul „Ulum yang lokasinya belum pernah saya kunjungi,
karena waktu itu kan setiap acara bimbingan manasik dari kemenag selalu
di Masjid yang ada di MAN Insan Cendekia Taman Tekno,Kemudian
yang kedua, saya pun semangat mengikuti acara ini karena saya baru
pertama kalinya mengikuti acara bimbingan manasik haji di Masjid Bahrul
Ulum. Kemudian, dari segi materi yang disampaikan juga belum saya
Page 91
78
kuasai jadi saya harus sungguh-sungguh mendalami ilmunya agar nanti
ketika saya beribadah haji saya menjadi haji yang mandiri.
3. Apa saja materi yang didapatkan oleh bapak/ibu selama proses
bimbingan manasik haji di Kementerian Agama Kota Tangerang
Selatan?
Jawab : Materi yang saya dapatkan banyak sekali ya, mulai dari ilmu
tenteng keselamatan penerbangan, kesehatan, dan pembagian kloter.
4. Apakah dalam pemberian materi bimbingan manasik haji para
pemateri mampu menyampaikan dengan baik, jelaskan?
Jawaban : Menurut saya, pematerinya lumayan bagus, baik dalam
penyampaiannya dan juga jelas, saya pun jadi paham apa yang
disampaikan tadi. apalagi pemateri menjelaskannya dengan mempraktekan
dan diperagakan. Ketika pemateri menyampaikan tentang penerbangan, ya
saya mendengarkannya sambil membayangkan, jadi saya paham betul apa
yang sudah disampaikan.
5. Bagaimana pendapat bapak tentang sarana dan prasarana bimbingan
manasik haji?
Jawaban : menurut saya, sarana dan prasarananya untuk bimbingan
manasik tahun ini lumayan ada peningkatan walaupun pasti ada
kekurangannya juga dibandingkan dengan manasik haji tahun lalu. Tempat
pelaksanaannya juga lebih luas daripada tahun lalu, kemudian dari media
untuk narasumber juga tahun ini lebih lengkap adanya 2 proyektor dan
banyak soundsystem jadi suara pematerinya pun terdengar jelas daripada
tahun lalu, ya gitu aja sih pendapat saya.
Page 92
79
HASIL DOKUMENTASI
Foto ketika sedang mewawancarai Bapak H. A. Sihabuddin, MM.
Sebagai Kepala Penyelenggara Haji & Umrah sekaligus Ketua
Pelaksana Kegiatan Bimbingan Manasik Haji
Suasana Ketika Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di Masjid
Bahrul „Ulum