TUGAS ANALISIS STRATEGI BERSAING STRATEGI BERSAING DALAM INDUSTRI YANG SEDANG MENURUN Disusun Oleh : PANGGAYUH ARYA BAGASKARA (13.05.51.0242) AYUNA RIADESTY (13.05.51.0246) YUNI ANDARWATI (13.05.51.0230) MUHAMMAD FAJAR UTOMO (13.05.51.0189) Universitas Stikubank Semarang (UNISBANK) 2014/2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk kepentingan analisis strategi, industri yang sedang menurun disini diartikan sebagai industri-industri yang telah mengalami penurunan absolut dalam penjualan unit selama periode yangterus menerus. Jadi penurunan yang tidak berasal dari siklus bisnis atau kemandegan jangka pendek lainnya seperti pemogokan atau kekuragan bahan baku melainkan
21
Embed
Strategi bersaing dlam industri yang sedang menurun
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS ANALISIS STRATEGI BERSAING
STRATEGI BERSAING DALAM INDUSTRI YANG SEDANG MENURUN
Disusun Oleh :
PANGGAYUH ARYA BAGASKARA (13.05.51.0242)
AYUNA RIADESTY (13.05.51.0246)
YUNI ANDARWATI (13.05.51.0230)
MUHAMMAD FAJAR UTOMO (13.05.51.0189)
Universitas Stikubank Semarang (UNISBANK)
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk kepentingan analisis strategi, industri yang sedang
menurun disini diartikan sebagai industri-industri yang telah
mengalami penurunan absolut dalam penjualan unit selama
periode yangterus menerus. Jadi penurunan yang tidak berasal
dari siklus bisnis atau kemandegan jangka pendek lainnya
seperti pemogokan atau kekuragan bahan baku melainkan
merupakan gambaran yang sebenarnya dimana strategi permainan
akhir harus di kembangkan. Selalui saja ada industru yang
menurun, tetapi situasi struktural yang sulit ini barang kali
telah semakin meningkat akibat melambannya pertumbuhan ekonomi
dunia, adanya subtitusi produk karena inflasi biaya yang
meningkat cepat serta perusbahan teknologi yang terus menerus
dalam bidang-bidang seperti elektronika, komputer dan kimia
Meskipun seakan akan di kenal baik sebagai suatu tahap dalam
siklus hidup produk indistri yang sedang menurun belum banyak
di teliti. Tahap penurunan suatu bisnis menurut model siklua
hidup di tandai dengan menyusutnya margin, oengurangan lini
produk, berkurangnya kegiatan litbang dan periklanan serta
berkurngnya jumlah perserta persaingan. Pedoman strategis yang
dapat di terima untuk masa penurunan adalah strategi panen
yaitu meniadakan investasi dan menghasilkan arus khas maksimum
ari bisnis dan akhirnya diikuti oleh penggunduran diri. Model
fortofolio produk yang saat ini lazim di gunakan untuk
perencanaa memberikan petunjuk yang sama bagi industri yang
sedang menurun.
BAB II
PEMBAHASAN
Penentu Struktural Persaingan dalam Masa Penurunan
Faktor struktural memegang peranan penting dalam menentukan
sifat persaingan pada tahap penurunan suatu industri. Penjuaan
industri yang menyusut membuat tahap ini secara potensial
rawan. Sejauhmana tekanan persaingan yang baru muncul akan
mengikis kemampulabaan tergantung pada beberapa kondisi
penting, yang mempengaruhi seberapa mudah kapasitas yang ada
meninggalkan industri dan beberapa sngit perusahaan yang masih
betahan akan berusaha membendung kemerosotan penjualan mereka
sendiri.
A. KONDISI PERMINTAAN
Proses terjadinya penurunan permintaan serta karakteristik
segmen pasar yang tinggal mempunyai pengaruh besar terhadap
persaingan pada tahap penurunan.
a. Ketidakpastian
Tingkat ketidakpastian yang dirasakan para peserta
persaingan (rasional ataupun tidak) mengenai apakah
permintaan akan terus menurun adalah satu faktor yang
paling ampuh yang mempengaruhi persaingan permainan
akhir. Jika perusahaan-perusahaan percaya bahwa
permintaan akan meningkat kembali atau mendatar, mereka
barangkali akan berusaha mempertahankan posisi mereka
dan tetap tinggal dalam industri. Usaha mereka untuk
mempertahankan posisi meskipun pemjuala menyusut
kemungkinan besar akan menimbulkan persaingan yang
sengit.
b. Laju dan Pola Penurunan
Makin lambat penurunan berlangsung, makin banyak ini
disamarkan oleh faktor-faktor jangka pendek dalam
analisis perusahaan mengenai posisinya dan akan makin
tinggi biasanya ketidakpastian mengenai posisinya dan
akan makin tinggi biasanya ketidakpastian mengenai
penurunan di masa depan. Ketidakpastian meningkatkan
kegoyahan tahap ini. Di pihak lain, jika permintaan
menurun dengan cepat, perusahaan menghadapi kesukaran
dalam menetapkan proyeksi masa depan yang optimistik.
Perurunan yang besar dalam penjualan membuat kemungkinan
untuk melepaskan seluruh pabrik atau seluruh divisi
menjadi lebih besar, sehingga dapat dengan cepat
menurunkan kapasitas industri. Laju penurunan juga
mempunyai kecendurungan untuk menjadi semakin cepat
ketika penurunan itu sendiri sedang berlangsung karena
menciutnya volume menaikan biaya dan barangkali juga
harga.
c. Struktur Permintaan yang Masih Tersisa
Dengan menurunya permintaan, sifat permintaan yang
masih tersisa memainkan peranan utama dalam menentukan
kemempulabaan peserta persaingan yang masih bertahan.
Sifat permintaan ini mungkin menawarkan prospek
kemampulabaan yang lebih baik atau lebih buruk,
berdasarkan struktural lengkap. Sebagai contoh, salah
satu kelompok permintaan yang masih tersisa dalam
industri cerutu adalah segmen premium. Segmen ini sangat
kebal terhadap produk pengganti, mempunyai pembeli yang
tidak peka terhadap harga, dan menerima terciptanya
diferensiasi produk yang tinggi.
Biasnya, permintaan yang tersisa akan tidak peka
harga bilamana ini merupakan permintaan pengganti dan
bilamana ini merupakan permintaan dari produsen
pelengkap asli sudah tidak ada. Kemampualabaan
permintaan akhir juga akan tergantung pada kerawanan
sisa permintaan terhadap produk pengganti dan terhadap
pemasok yang kuat, selain juga pada adanya hambatan
mobilitas, yang melindungi perusahaan yang melayani
segmen yang masih tersisa terhadap serangan perusahaan
yang berusaha mengganti kehilangan penjualan dalam
segmen yang menghilang.
d. Sebab-sebab Penurunan
Permintaan industri menurun karena beberapa sebab
yang berlainan, yang mempunyai implikasi terhadap
persaingan selama tahap penurunan.
Substitusi Teknologis
Salah satu sumber penurunan adalah produk pengganti
yang tercipta melalui inovasi teknologis (misalnya,
kalkulator elektronik yang menggantikan penggaris
geser=slide rule) atau yang menjadi penting akibat
pergeseran pada biaya dan mutu relatif (kulit
sintetis menggantikan kulit asli). Sumber ini dapat
mengancam laba industri karena meningkatnya produk
pengganti biasanya menekan laba seraya menurunkan
penjualan.
Demografi
Sumber penurunan yang lain adalah penyusutan dalam
ukuran kelompok pelanggan yang membeli suatu produk.
Dalam bisnis industrial, faktor demografi
menyebabkan penurunan dengan mengurangi permintaan
pada industri hilir. Pergeseran demografi seringkali
rawan terhadap ketidakpastian yang tinggi.
Pergeseran dalam Kebutuhan
Permintaan dapat jatuh karena alasan-alasan
sosiologis atau yang lainnya yang mengubah kebutuhan
atau selera pembeli. Pergeseran kebutuhan belum tentu
meningkatkan tekanan produk pengganti terhadap
penjualan yang masih tersisa. Namun demikian,
pergeseran kebutuhan juga tunduk pada ketidakpastian
yang tinggi. Penurunan memberikan sejumlah petunjuk
mengenai tingkat ketidakpastian yang mungkin tentang
permintaan masa depan yang dirasakan perusahaan-
perusahaan selain juga petunjuk mengenai
kemampulabaan dalam melayani segmen yang masih
tersisa.
B. HAMBATAN KELUAR (EXIT BARRIERS)
Cara kapastitas meningkatkan pasar sangat penting bagi
persaingan dalam industri yang sedang menurun. Tetapi,
seperti halnya terdapat hambatan masuk, ada pula hambatan
keluar yang memaksa perusahaan untuk tetap bersaing dalam
industri yang sedng menurun meskipun mereka mendapatkan
laba atas investasi (ROI) dibawah normal. Karenanya, makin
tinggi hambatan keluar, maka tidak ramah pula industri
terhadap perusahaan-perusahaan yang tersisa dalam
penurunan. Hambatan keluar dapat muncul dari berbagai
sumber fundamental:
1) Harta yang Tahan Lama dan Khusus
Kekayaan suatu bisnis, baik modal tetap maupun modal
kerja atau kedua duanya, sangat khusus untuk bisnis,
perusahaan atau lokasi tertentu di mana kekayaan
tersebut digunakan, ini menimbulkan hambatan keluar
dengan mengurangi nilai likuiditas dari invetasi
perusahaan dalam bisnis. Kekayaan yang khusus harus
dijual kepada seseorang yang berniat menggunakannya
dengan bisnis yang sama (dan jika begitu khusus,
menggunakannya di tempat yang sama) atau nilainya
menjadi demikian berkurang sehingga sering harus
dibesituakan. Jumlah pembeli yang ingin menggunakan
kekayaan tersebut dalam bisnis yang sama biasayanya
sedikit, karena alasan yang sama menyebabkan perusahaan
berkehendak menjual kekayaannya dalam pasar yang sedang
menurun barang kali akan mengecilkan hati calon pembeli.
Jika nilai likuidasi kekayaan dari suatu bisnis
rendah, secara ekonomis adalah optimal bagi perusahaan
untuk tetap tinggal dalam bisnis meskipun arus kas nilai
sekarangnya diperkirakan rendah. Jika kekayaannya tahan
lama nilai bukunya akan jauh melebihi nilai likuidasi.
Jadi adalah mungkin bagi suatu persuahaan untuk
menderita kerugian diatas kertas tetapi secara ekonomis
lebih baik bertahan dalam bisnis karena arus kas nilai
sekarang melebihi biaya kesempatan dari modal atas
investasi yang dapat di bebaskan jika bisnis di
tinggalkan. Meninggalkan bisnis dalam suatu situasi
dimana nilai buku melebihi nilai likuidasi juga menjurus
pada penghapusan, yang mempunyai pengaruh hambatan
keluar tertentu yang akan dibahas nanti.
2) Biaya Tetap untuk Menarik Diri
Sering kali biaya tetap yang besar untuk menarik
diri menambah hambatan keluar dengan mengurangi nilai
likuidasi efektif suatu bisnis. Perusahaan sering kali
harus menghadapi biaya yang besar guna melakukan
pemutusan hubungan kerja dengan karyawan-karyawannya,
sesungguhnyalah dibeberapa negara seperti italia, biaya
tetap untuk menarik diri sangat besar karena pemerintah
disana tidak mengizinkan pemutusan hubungan kerja.
Sering kali juga ada biaya penarikan diri yang
terselubung. Begitu keputusan untuk menarik diri di
ketahui, produktivitas kariyawan cenderung akan menurun
dan hasil keuangan akan merosot. Para pelanggan dengan
segera akan menarik diri dan para pemasok akan
kehilangan minat untuk memenuhi janji-janjinya.
3) Hambatan Informasi
Makin terkait suatu bisnis dengan biaya lainya dalam
perusahaan, khususnya dalam artian harta bersama atau
memiliki hubungan pembeli penjual, akan makin sukar
untuk mengembangkan informasi yang jelas mengenai
prestasi sesungguhnya dari bisnis tersebut. Bisnis yang
berprestasi buruk dapat terselubung oleh keberhasilan
bisnis lain yang saling berkaitan dan akibatnya
perusahaan mungkin tidak berhasil mempertimbangkan
keputusan pengunduran diri yang secara ekonomis dapat di
benarkan.
4) Hambatan Manajerial atau Emosional
Keterikatan dan komitmen emosional manajemen pada suatu
bisnis digabung dengan kepongahan akan kemampuan dan
prestasi mereka serta kekuatirah akan masa depan itu
sendiri.
Dalam perusahaan bisnis tunggal penggunduran diri
mengakibatkan para manajer kehilangan posisinya sehingga
dapat di rasakan sebagai mempunyai konsekuensi yang
tidak menyenangkan dari sudut pandang pribadi :
Pukulan terhadap kebanggan dan tuduhan”gampang
menyerah”
Terputusnya identifikasi dengan bisnis yang dapat
berlangsung lama
Tanda kegagalan ekstern yang mengurangi mobilitas
pekerjaan.
Hambatan Pemerintah dan Sosial
Dalam situasi tertentu menutup suatu bisnis hampir tidak
mungkin karena kepentingan pemerintah akan kesempatan kerja
dan dampaknya terhadap masyarakat setempat. Biaya penarikan
diri dapat beruba konsepsi-konsepsi dari bisnis lain dalam
perusahaan atau persyaratan lain yang sangat berat. Bahkan
bilamana pemerintah tidak terlibat secara resmi, tekanan
masyarakat dan politis informal untuk tidak menarik diri dapat
sangat besar, tergantung pada situasi dimana perusahaan
berada.
Erat kaitannya dengan hal tersebut kepentingan sosial
bagi para karyawan dan masyarakat setempat yang dirasakan oleh
banyak manajemen. Kepentingan ini tidak dapat dinilai dengan
uang, namun bagaimanapun merupakan kenyataan. Penarikan diri
seringkali berarti membuat orang kehilangan pekerjaan dan ini
dapat melumpuhkan ekonomi setempat. Masalah seperti ini
seringkali berkaitan dengan hambatan keluar emosional.
Karena salah satu atau semua macam hambatan keluar ini,
perusahaan mungkin tetap bersaing dalam suatu industri
meskipun hasil keuangannya dibawah normal. Kapasitas tidak
meninggalkan industri ketika industri ini menyusut dan para
peserta persaingan dengan nekat berjuang untuk bertahan hidup.
Dalam suatu industri yang sedang menurun dengan rintangan
keluar yang tinggi, sukar bahkan bagi perusahaan yang terkuat
dan tersehat sekalipun untuk menghindarkan diri agar tidak
terkena dalam proses penurunan.
Mekanisme untuk Penjualan Harta Kekayaan
Cara dengan mana harta kekayaan perusahaan akan dijual
dapat sangat mempengaruhi kemampulabaan potensial industri
yang sedang menurun. Dengan biaya investasi yang lebih rendah
manajer usaha yang baru dapat mengambil keputusan dibidang
harga dan aspek-aspek strategi lainnya yang masuk akal bagi
mereka namun sangat melumpuhkan perusahaan yang masih
bertahan. Menjual kekayaan kepada karyawan dengan potongan
besar dapat mempunyai akibat yang sama. Dengan demikian jika
kekayaan dalam industri yang sedang menurun dijual dalam
industri itu sendiri dan kemudian tidak dibiarkan menganggur,
maka ini bahkan akan memperburuk situasi persaingan
selanjutnya ketimbang jika pemilik asli perusahaan tetap
bertahan dalam bisnis.
Situasi dimana subsidi pemerintah membuat perusahaan yang
sedang merana tetap hidup dalam industri yang sedang menurun
hampir sama saja buruknya. Bukan saja kapasitas tidak keluar
dari industri, melainkan juga perusahaan yang disubsidi dapat
menekan potensi laba karena perusahaan ini mendasarkan
keputusan-keputusan atas pertimbangan ekonomi yang berbeda.
Ketidaktentuan Rivalitas
Karena penjualan yang menurun, tahap penurunan suatu
industri akan sangat rawan terhadap perang harga yang ganas
diantara para peserta persaingan. Pertempuran diantara
perusahaan perusahaan yang masih bertahan akan paling hebat
pada tahap penurunan dalam situasi berikut:
Produk dianggap sebagai komoditif
Biaya tetap tinggi
Banyak perusahaan yang terkunci oleh hambatan keluar yang
tinggi
Sejumlah perusahaan mempunyai kepentingan strategis yang
besar untuk mempertahankan posisi mereka dalam industri
Kekuatan relatif perusahaan-perusahaan yang masih
bertahan dapat dikatakan seimbang sehingga satu atau
sedikit saja perusahaan tidak dapat dengan mudah
memenangkan perang persaingan
Perusahaan-perusahaan tidak merasa pasti dengan kekuatan
bersaing relatif mereka dan banyak yang berusaha dengan
sia-sia untuk mengubah posisi mereka
Ketidaktentuan persaingan di masa penurunan dapat
diperhebat oleh para pemasok (supplier) dan saluran
distribusi. Demikian pula kekuatan (power) saluran distribusi
akan meningkat dengan penurunannya industri jika saluran
distribusi menangani banyak perusahaa, menguasai ruang panjang
dan posisi rak, atau dapat mempengaruhi keputusan pembelian
pelanggan akhir. Kekuatan (power) saluran distribusi menjadi
sangat meningkat selama penurunan industri dan marjin penjual
dengan sendirinya ikut jatuh.
Barangkali situasi terburuk dari sudut pandang persaingan
industri selama masa penurunan adalah situasi dimana satu atau
dua perusahaan relatif relatif lemah dalam artian posisi
strategis mereka dalam industri, tetapi mereka memiliki
sumberdaya perusahaan keseluruhan yang besar dan mempunyai
komitmen strategis yang kuat untuk tetap tinggal dalam
industri. Kelemahan memaksa mereka untuk mencoba memperbaiki
posisi dengan tindakan yang nekad, misalnya penurunan harga
yang mengancam keseluruhan industri.
Alternatif Strategis dalam Masa Penurunan
Pembahasan tentang strategi selama masa penurunan
biasanya berkisar diantara disinvestasi atau panen, tetapi
sebenarnya ada berbagai alternatif strategis walaupun tidak
semuanya dapat dalam setiap industri tertentu. Berbagai
strategi tersebut dapat digambarkan dalam empat pendekatan
dasar.
Strategi-strategi alternatif
Kepeloporan
Strategi kepeloporan diarahkan untuk memanfaatkan
industri yang sedang menurun yang strukturnya adalah
sedemikian hingga perusahaan atau perusahaan-perusahaan
yang masih bertahan mempunyai potensi untuk meraih
keuntungan di atas rata-rata dan kepeloporan masih
mungkin dicapai bila dibandingkan dengan para pesaing.
Perusahaan bertujuan untuk menjadi satu-satunya atau
salah satu diantara sedikit perusahaan yang bertahan
dalam industri. Begitu posisi ini dicapai perusahaan
beralih ke strategi mempertahankan posisi atau strategi
panen yang terkendali tergantung pada pola penjualan
industri selanjutnya.
Kepeloporan Ceruk Panen Tarik Diri SegeraMencari posisikepeloporan dalam bentuk bagian pasar
Menciptakan atau mempertahankan posisi yang kuat dalam segmentertentu
Melakukan disinvestasiterkendali, memanfaatkankekuatan
Melikuidasi investasi sedini mungkin dalam tahap penurunan
Langkah-langkah taktis yang dapat berkontribusi untuk
melaksanakan strategi kepeloporan adalah sebagai berikut:
Melakukan tindakan bersaing yang agresif dalam
penetapan harga, pemasaran, atau bidang-bidang lain
yang dirancang untuk membangun bagian pasar dan
memastikan pembekuan yang segera dari kapasitas
industri oleh perusahaan lain
Membeli bagian pasar dengan mengambil alih
perusahaan atau lini produk pesaing dengan harga di
atas kemungkinan penawaran harga dari pihak lain
Membeli dan menghentikan kapasitas pesaing, hal ini
juga menurunkan hambatan pengunduran diri dari
pesaing dan memastikan bahwa kapasitas mereka tidak
dijual dalam industri
Mengurangi hambatan penarikan diri pesaing dengan
cara lain, misalnya dengan kesediaan membuatkan suku
cadang bagi produk-produk mereka, mengambil alih
kontrak jangka panjang
Menunjukan komitmen yang kuat untuk bertahan dalam
bisnis melalui pernyataan terbuka dan prilaku
Memperlihatkan kekuatan yang nyata unggul melalui
gerakan bersaing, yang diarahkan untuk menghalau
maksud pesaing untuk mencoba bertahan
Mengembangkan dan mengungkapkan informasi yang dapat
dipercaya yang mengurangi ketidakpastian tentang
penurunandi masa yang akan datang
Memperbesar taruhan bagi perusahaan lain untuk
tingal dalam bisnis dengan mempercepat kebutuhan
untuk investasi kembali dalam produk baru.
Ceruk (Niche)
Sasaran strategi ini adalah mengenali segmen (atau
kelompok permintaan) dalam industri yang sedang menurun
yang tidak saja akan mempertahankan permintaan yang
stabil atau menurun secara lambat melainkan juga
mempunyai karakteristik struktural yang memungkinkan laba
tinggi. Perusahaan kemudian melakukan investasi guna
membangun posisinya disegmen ini. Akhirnya perusahaan
dapat beralih ke strategi pane atau penarikan diri.
Panen
Pada strategi panen perusahaan berusaha mengoptimalkan
arus kas dari bisnis yang bersangkutan. Taktik-taktik
panen yang lain yang umum meliputi:
Mengurangi jumlah model
Menciutkan jumlah saluran distribusi yang digunakan
Meniadakan pelanggan-pelanggan kecil
Mengurangi pelayanan dalam artian waktu penyerahan
(persediaan), kecepatan perbaikan, atau bantuan
penjualan
Keistimewaan pokok dalam taktik panen adalah tindakan-
tindakan yang kelihatan oleh pelanggan dan tindakan-
tindakan yang tidak nampak. Prusahaan yang tidak
mempunyai kekuatan relatif barangkali akan membatasi
dirinya pada tindakan-tindakan yang tersembunyi saja.
Penarikan Diri Segera (quick divestment)
Strategi ini bersandar pada pemikiran bahwa perusahaan
dapat memaksimalkan pengambilan investasi nettonya dari
bisnis dengan menjual bisnis tersebut secara dini dalam
masa penurunan, ketimbang melakukan panen dan menjual
kemudian atau dengan menerapkan salah satu strategi yang
lain. Menjual bisnis secara dini biasanya memaksimalkan
nilai perusahaan yang dapat diperoleh dari penjualan
bisnis yang bersangkutan, karena makin dini bisnis dijual
maka makin besar ketidakpastian mengenai apakah
permintaan memang akan terus menurun dan makin besar
kemungkinan bahwa pasar untuk kekayaan tersebut.
Menarik diri dengan segera dapat memaksa perusahaan
menghadapi hambatan pengunduran diri seperti citra dan
hubungan baik, walaupun dengan melakukannya secara dini
biasanya akan menurangi faktor-faktor ini sampai batas
tertentu.
Memilih Strategi untuk Masa Penurunan
Proses memilih strategi untuk masa penurunan adalah
proses mencocokan keinginan untuk bertahan dalam industri
dengan posisi relatif perusahaan. Kekuatan dan kelemahan pokok
perusahaan dalam menentukan posisi relatif belum tentu
merupakan kekuatan yang telah berjasa disaat-saat awal
perkembangan industri, sebaliknya ini berkaitan dengan segmen
atau kelompok permintaan yang akan bertahan secara kondisi
tertentu dari tahap penurunan dalam artian sifat
persaingannya. Juga penting untuk strategi kepeloporan dan
ceruk (Niche) adalah kredibilitas dalam mempercepat mundurnya
para pesaing.
Bilamana struktur industri menghasilkan tahap penurunan
yang menguntungkan karena tingkat ketidakpastian yang rendah,
hambatan pengunduran diri yang rendah dan lain-lain,
perusahaan yang kuat dapat mengusahakan kepeloporan atau
mempertahankan ceruk (niche), tergantung pada kemungkinan
struktural untuk bersaing pada sebagian besar segmen yang
masih tersisa dibandingkan dengan memilih satu atau dua segmen
tertentu. Perusahaan yang kuat mempu nyai kemampuan untuk
menetapkan posisi kepemimpinan. Pesaing yang kalah akan
mengundurkan diri dan struktur industri mendapatkan imbalannya
begitu posisi yang demikian tercapai.
Bila industri tidak menguntungkan untuk masa penurunan
karena tingginya ketidakpastian, tingginyan hambatan penarikan
diri bagi pesaing dan kondisi yang membawa kearah persaingan
permainan akhir yang tidak menentu, melakukan investasi untuk
mencapai kepeloporan kemungkinan tidak akan membuahkan hasil.
Jika perusahaan tidak mempunyai kekuatan yang menonjol
dianjurkan untuk secepat mungkin mengundurkan diri bilamana
hambatan keluar memungkinkan, karena perusahaan lain terjebak
dalam industri dengan hambatan keluar yang tinggi mungkin akan
dengan segera menyerang posisinya dengan sukses.
Kerangka kasar untuk meninjau pilihan strategi perusahaan
Mempunyai kekuatan Tidak
mempunyai
Relatif terhadap pesaing
kekuatan relatif terhadap
untuk kelompok permintaan
pesaing untuk kelompok
yang tersisa
permintaan yang tersisa
Struktur industri
menguntungkan
Untuk masa penurunan
Struktur industri
yang tidak menguntungkan untuk masa penurunan
Kebutuhan Strategis perusa-
Haan untuk bertahan dalam
Bisnis
Jebakan-Jebakan dalam Masa Penurunan
Untuk menemukan posisi perusahaan diperlukan analisis
yang sangat tekun dan banyak perusahaan yang melanggar
konsistensi dasar antar struktur industri dengan pilihan
strategi yang terdapat dalam peranan tersebut. Penelitian
mengenai industri yang sedang menurun juga mengungkapkan
sejumlah jebakan potensial lainnya.
Kepeloporan
atau Ceruk
Panen atau Tarik
diri Segera
Ceruk
atau Panen
Tarik diri
segera
Kegagalan mengenali Penurunan. Berdasarkan pengalaman, mudah
sekali untuk memperingatkan perusahaan agar tidak selalu
optimis melalui prospek pemulihan kembali industri mereka yang
sedang menurun. Namun terlepas dari kenyataan akan
ketidakpastian masa depan, tampaknya perusahaan-perusahaan
tertentu gagal untuk melihat prospek masa penurunan secara
obyektif. Adanya hambatan penarikan diri yang tinggi mungkin
juga mempengaruhin secara tidak nyata terhadap cara manajer
menduga-duga lingkunganny, mereka hanya memperhatikan tanda-
tanda yang optimistik saja karena isyarat yang pesimistik
dirasa menyakitkan. Perusahaan yang tampak paling objektif
dalam mengelola proses penurunan adalah perusahaan yang juga
berpartisipasi dalam industri produk sibstitusi. Mereka
mempunyai persepsi yang lebih jelas berkenan dengan prospek
substitusi dan ancaman masa penurunan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Penentu Struktural Persaingan dalam Masa Penurunan
Faktor struktural memegang peranan penting dalam menentukan
sifat persaingan pada tahap penurunan suatu industri. Penjuaan
industri yang menyusut membuat tahap ini secara potensial
rawan. Sejauhmana tekanan persaingan yang baru muncul akan
mengikis kemampulabaan tergantung pada beberapa kondisi
penting, yang mempengaruhi seberapa mudah kapasitas yang ada
meninggalkan industri dan beberapa sngit perusahaan yang masih
betahan akan berusaha membendung kemerosotan penjualan mereka
sendiri.
C. KONDISI PERMINTAAN
Proses terjadinya penurunan permintaan serta karakteristik
segmen pasar yang tinggal mempunyai pengaruh besar terhadap
persaingan pada tahap penurunan.
e. Ketidakpastian.
f. Laju dan Pola Penurunan
g. Struktur Permintaan yang Masih Tersisa
h. Sebab-sebab Penurunan
Permintaan industri menurun karena beberapa sebab
yang berlainan, yang mempunyai implikasi terhadap
persaingan selama tahap penurunan.
Substitusi Teknologis
Demografi
Pergeseran dalam Kebutuhan
D. HAMBATAN KELUAR (EXIT BARRIERS)
Hambatan keluar dapat muncul dari berbagai sumber
fundamental:
5) Harta yang Tahan Lama dan Khusus
6) Biaya Tetap untuk Menarik Diri
7) Hambatan Informasi
8) Hambatan Manajerial atau Emosional
9) Hambatan Pemerintah dan Sosial
10) Mekanisme untuk Penjualan Harta Kekayaan
11) Ketidaktentuan Rivalitas
REFERENSI
Strategi bersaing: teknik mengatasi industri dan pesaing,