Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Jl. Mayjen Sutoyo No. 2 Jakarta 13650
STATUS UJIAN
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
PERIODE 15 DESEMBER 2014 28 FEBRUARI 2015Hari /Tanggal
pengambilan data: 22 Januari 2015Hari/Tanggal Intervensi
: 28 Januari 2015Masalah kesehatan
: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Wilayah Masalah
: RT 05/ RW 08 Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo,
Jakarta TimurHari / tanggal ujian
:
Februari 2015Tempat ujian : Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Indonesia
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di negara
berkembang dan negara maju. Hal ini disebabkan karena masih
tingginya angka kesakitan dan kematian akibat ISPA. Di Amerika ISPA
menempati peringkat ke-6 dari semua penyebab kematian dan peringkat
pertama dari seluruh penyakit infeksi, di Spanyol angka kematian
mencapai 25%, di Singapura mencapai 10,6%,di Jepang mencapai 10%
sedangkan di Indonesia ISPA menyebabkan 40% dari kematian anak usia
1 bulan sampai 4 tahun(Depkes,1985). Sebagian besar hasil
penelitian di negara berkembang menunjukkan bahwa 20-35% kematian
disebabkan oleh ISPA. Diperkirakan bahwa 2-5 juta bayi dan balita
di berbagai negara setiap tahun meninggal karena ISPA.Berdasarkan
hasil laporan RISKESDAS pada tahun 2007, prevalensi ISPA tertinggi
terjadi pada baduta (>35%). ISPA terjadi lebih tinggi pada
kelompok dengan pendidikan dan tingkat rumah tangga yang rendah. Di
Jawa Barat kejadian ISPA sebesar 24,73% dan untuk Jawa Tengah
sebesar 29,08%.ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan
pasien ke sarana kesehatan. Dari angka-angka di rumah sakit
Indonesia didapat bahwa 40% sampai 70% yang berobat ke rumah sakit
adalah penderita ISPA. Sebanyak 40-60% kunjungan pasien ISPA
berobat ke puskesmas dan 15-30% kunjungan pasien ISPA berobat ke
bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit (Depkes RI,2000).
Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit
terbanyak di rumah sakit. Survey mortalitas yang dilakukan oleh
subdit ISPA tahun 2005 menempatkan ISPA sebagai penyebab kematian
terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30% dari seluruh
kematian masyarakat.ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran
Pernafasan Akut. Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu
bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran
atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya
seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Depkes RI,2002).
Salah satu penyakit yang diderita oleh masyarakat terutama adalah
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yaitu meliputi infeksi akut
saluran pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan
bagian bawah yang berlangsung sampai 14 hari.. Hingga saat ini
telah dikenal lebih dari 300 jenis bakteri dan virus sebagai
penyebab ISPA.Perjalanan klinis penyakit ISPA dapat dibagi menjadi
empat tahap, yaitu:
1. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi penderita
belum menunjukkan reaksi apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan
mukosa. Tubuh menjadi lemah diperberat pada keadaan gizi dan daya
tahan sebelumnya memang sudah tidak baik.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya penyakit, timbul
gejala demam dan batuk.
4. Tahap lanjut penyakit : keadaan berlanjut jika infeksi
saluran pernapasan tidak diatasi.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit ISPA baik
secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Sutrisna (1993)
faktor resiko yang menyebabkan ISPA pada balita adalah
sosio-ekonomi (pendapatan, perumahan, pendidikan orangtua), status
gizi, tingkat pengetahuan ibu dan faktor lingkungan (kualitas
udara). Sedangkan Depkes (2002) menyebutkan bahwa faktor penyebab
ISPA pada balita adalah BBLR, status gizi buruk, imunisasi yang
tidak lengkap, kepadatan tempat tinggal dan lingkungan
fisik.Lingkungan yang berpengaruh dalam proses terjadinya ISPA
adalah lingkungan perumahan, dimana kualitas rumah berdampak
terhadap kesehatan anggotanya. Kualitas rumah dapat dilihat dari
jenis atap, jenis lantai, jenis dinding, kepadatan hunian dan jenis
bahan bakar masak yang dipakai. Selain itu, keadaan sosial juga
ikut berperan, seseorang yang memiliki status ekonomi yang kurang,
sangat rentan dengan ISPA, ditambah lagi dengan tempat tinggal yang
buruk dan pendidikan serta pengetahuan yang kurang mengenai ISPA.
Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini
ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Infeksi saluran
pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering
terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim
dingin. Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi
pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan
dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak
higiene.KLASIFIKASI ISPAProgram Pemberantasan Penyakit ISPA (P2
ISPA) membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia
(radang paru-paru) dan yang non pneumonia. Pneumonia dibagi lagi
atas derajat beratnya penyakit, yaitu pneumonia berat dan pneumonia
tidak berat. Penyakit batuk-pilek seperti rinitis, faringitis,
tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan
sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit
jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi
antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan
pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik
penisilin.Berikut ini adalah klasifikasi ISPA berdasarkan P2 ISPA
:
PNEUMONIA : ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
PNEUMONIA BERAT : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan
dinding dada ke dalam.
BUKAN PNEUMONIA : ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa
disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas
cepatISPA dapat ditularkan melalui air ludah, bersin dan udara
pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke
saluran pernapasannya. Dalam menurunkan angka kejadianan ISPA
diperlukan peran aktif petugas Kesehatan dalam menyampaikan
informasi terutama tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
ISPA, dimana salah satu faktor yang perlu diketahui adalah cara
pencegahan dan perawatan ISPA. Peran aktif petugas disini dapat
menyampaikan melalui promosi kesehatan seperti perbaikan dan
peningkatan gizi, perbaikan dan sanitasi lingkungan, pemeliharaan
kesehatan perorangan dan tindakan preventif seperti isolasi
penderita penyakit ISPA dan pemberian imunisasi. Kita harus
mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga tentang ISPA dan
motivasi keluarga dalam pencegahan dan perawatan ISPA di rumah,
karena perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap,
kehendak, motivasi dan niat Menurut Hendrik L Blum, terjadinya ISPA
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1.Lingkungana. Pencemaran udara di lingkungan
ISPA berkaitan dengan mekanisme pertahanan saluran pernapasan
(defence mechanism). Mekanisme ini akan terganggu jika ada
kondisi-kondisi tertentu, diantaranya polusi udara. Polusi udara
akan memperburuk kondisi saluran pernapasan, sehingga mekanisme
pertahanannya pun akan terganggu/turun. Contoh sederhananya adalah
asap rokok (terutama untuk perokok pasif). Tobacco smoke dapat
menurunkan mekanisme pertahanan saluran pernapasan, jadi anak-anak
yang tinggal di lingkungan dengan banyak asap rokok, akan lebih
mudah terserang ISPA. Begitu juga kalau kita berada di tempat umum
misalnya di angkutan umum, polusi kendaraan sering kita hirup,
sehingga lambat laun dapat menurunkan sistem pertahanan pada
saluran pernapasan.b. Kepadatan hunianKepadatan hunian seperti luas
ruang per orang, jumlah anggota keluarga, dan masyarakat diduga
merupakan faktor resiko untuk ISPA.Penelitian oleh Koch et al
(2003) membuktikan bahwa kepadatan hunian memperngaruhi secara
bermakna prevalensi ISPA berat.
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan
dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding
dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni
(overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan
kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah satu anggota keluarga
terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota
keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat
menyediakan 2,5 3 m2 untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).c.
Keadaan ventilasi rumah yang kurang baikVentilasi berperan penting
dalam menjaga udara di dalam rumah tetap segar. Terutama mengatur
pertukaran O2 dan CO2. Disamping itu buruknya sistem ventilasi
rumah akan menyebabkan kelembapan udara didalam ruangan meningkat.
Ruangan yang lembab merupakan tempat perkembangbiakan kuman yang
sangat baik. Sehingga dapat meningkatkan kemungkinan terjangkit
ISPA. Dikenal 2 macam ventilasi, yakni :
1. Ventilasi alamiah
2. Ventilasi buatan
d. Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya
yang masuk ke dalam rumah, terutama cahaya matahari, di samping
kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk
hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak
cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat
merusak mata. Ada dua sumber cahaya yang dapat dipergunakan, yakni
(i) Cahaya alamiah yaitu matahari. Rumah yang sehat harus mempunyai
jalan masuk cahaya matahari yang cukup. Sebaiknya jalan masuk
cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas
lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. (ii) Cahaya buatan, yaitu
menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak
tanah, listrik dan sebagainya.2.Perilaku Kesehatan
Pada kasus ISPA, penularan tertinggi disebabkan oleh penghirupan
droplet saat seorang penderita ISPA batuk atau sedang bersin.
Kebiasaan tidak menggunakan masker, menutup mulut saat batuk dan
membuang dahak secara sembarangan dapat menyebabkan orang lain di
sekitar orang yang batuk tersebut dapat menghirup droplet yang
dihasilkan percikan batuk penderita tersebut. Berdasarkan hal
tersebut, salah satu cara yang paling efektif untuk memutus rantai
penyebaran kuman adalah dengan menutup mulut saat batuk dan tidak
membuang dahak sembarangan.ISPA yang dibiarkan tanpa diobati dengan
tuntas dapat menimbulkan ISPA kronik dan memyebabkan kematian.
Selain itu, keadaan gizi juga ikut mempengaruhi kejadian penyakit
ISPA, jika seseorang keadaan gizi dan daya tahan tubuh yang kurang
baik, orang tersebut akan mudah terserang ISPA.3. Pelayanan
kesehatan
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai perilaku hidup bersih
dan sehat dapat ditanggulangi oleh pelayanan kesehatan dengan
mengadakan penyuluhan pada masyarakat. Dibutuhkan peran aktif dan
keikutsertaan dari petugas kesehatan dan masyarakat.Konsep segitiga
epidemiologi digunakan untuk menganalisis terjadinya suatu
penyakit. Dalam konsep ini faktor-faktor yang menentukan terjadinya
penyakit diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Agen penyakit (faktor etiologi):
a. Zat nutrisi
b. Agen kimiawi
c. Agen fisik
d. Agen infeksius
2. Faktor pejamu (mempengaruhi pajanan, kerentanan, respons
terhadap agen):
a. Genetik
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Ras
e. Status imunulogis
f. Perilaku manusia
g. Penyakit lain yang sudah pernah ada
3. Faktor lingkungan (mempengaruhi keberadaan agen, pajanan atau
kerentanan terhadap agen):
a. Lingkungan fisik (iklim)
b. Lingkungan biologis (populasi manusia, flora, fauna)
c. Lingkungan sosial ekonomi (pekerjaan, bencana alam)
Analisa penyakit ISPA menggunakan segitiga epidemiologi, sebagai
berikut:
1. Agen penyakit pada kasus ISPA yaitu agen infeksius berupa
bakteri, virus.
2. Faktor pejamu pada kasus ISPA ini adalah dapat ditularkan
melalui air ludah, bersin dan udara pernapasan yang mengandung
kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya.
3. Faktor lingkungan pada kasus ISPA yang harus di perhatikan
yaitu ventilasi, jendela rumah, kamar tidur, kamar mandi, tempat
sampah, daerah padat penduduk /tidak, luas rumah, jumlah penghuni
rumah, lingkungan rumah.
B. DATA GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI
DATA GEOGRAFI
1. Luas Wilayah
Adapun Kecamatan Pasar Rebo yang terdiri dari 5 (lima)
Kelurahan, berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor 1227 Tahun 1989, tertanggal 18 September 1989, Luas
Wilayah seluruhnya menjadi 1.297,70.Ha, dengan perincian Luas
Perkelurahan adalah sebagai berikut:Tabel 1 Luas Wilayah dan KK di
Puskesmas Pasar Rebo
No.KelurahanRTRWKKLuas Wilayah (Ha)
1. Gedong1171211.683263,40
2. Cijantung1091113.097238,57
3. Baru80108.186188,55
4. Kalisari1021012.458289,45
5. Pekayon1161013.467317,73
JUMLAH5245354.1181.297,70
Sumber: laporan tahunan puskesmas kecamatan Pasar Rebo tahun
20132. Batas Wilayah
Batas Wilayah Kecamatan Pasar Rebo berdasarkan surat Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1227 Tahun 1989
adalah sebagai berikut:
Batas Utara:
:Jl.Tengah,Jl.BalaRakyat,Jl.Condet,Jl.H.Nasih,Jl.Mandor
Baning,Jl.H.Taiman Timur,Jl.Trikora II.
Batas Timur:Kali Cipinang,Jl.Raya Bogor,Kecamatan Ciracas.
Batas Selatan:Setu Tipar Desa Mekar Sari, Pilar Batas DKI dengan
Jawa Barat, PT. Panasonick Desa Tugu/Palsi
Gunung,SetuArman/DesaRumbut,Kecamatan.Cimanggis Kotamadya
Depok.
Batas Barat:Kali Ciliwung, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta
Sumber: laporan tahunan puskesmas kecamatan Pasar Rebo tahun
20133. Keadaan Wilayah
Sesuai dengan SK Gubernur DKI Jakarta Nomor: 1227 Tahun 1989
tentang Pemecahan dan Perubahan Batas-Batas Kelurahan serta
Pembentukan Kelurahan Baru di wilayah Kecamatan Pasar Rebo dan
Kramat Jati Wilayah Kotamadya Jakarta Timur, maka luas wilayah
Kelurahan Baru adalah= 188, 55 hektar yang terbagi dalam 10 RW dan
80 RT, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Tabel 2. Batas Wilayah Kecamatan Pasar Rebo
No.BagianBatas Wilayah
1. Sebelah UtaraKelurahan Cijantung dan Kelurahan Baru
2. Sebelah TimurKelurahan Pekayon
3. Sebelah SelatanKelurahan Pekayon dan Kelurahan Palsi Gunung
Selatan (Depok-Jawa Barat)
4. Sebelah BaratKali Ciliwung (Pejaten-Jakarta Selatan)
Sumber: laporan tahunan puskesmas kecamatan Pasar Rebo tahun
2013C. DATA DEMOGRAFI1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Pasar Rebo Kota
Administrasi Jakarta Timur tahun 2013 berjumlah 204.599 jiwa
terdiri dari laki-laki 103.348 jiwa dan perempuan 101.251 jiwa,
sedangkan jumlah kepala keluarga 54.118 KK.
Jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Baru selama Tahun 2013
adalah 25.331 jiwa, terdiri dari 5197 KK; 12880 penduduk laki-laki;
12451 penduduk perempuan, dengan perincian sebagai berikut : TABEL
3. DATA PENDUDUK KECAMATAN PASAR REBO TAHUN
2013NO.KELURAHANJUMLAH
1. Gedong41.658
2. Cijantung46.252
3. Baru25.331
4. Kalisari44.861
5. Pekayon46.497
JUMLAH204.599
Sumber: laporan tahunan puskesmas kecamatan Pasar Rebo tahun
20132. Struktur PendudukDiagram 1. Piramida Penduduk Kecamatan
Pasar Rebo Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Jakarta
Timur Tahun 2013Jumlah penduduk menurut golongan umur di Wilayah
Kecamatan Pasar Rebo pada akhir Tahun 2013 dapat kami uraikan
sebagai berikut :TABEL 4. JUMLAH PENDUDUK MENURUT UMUR DAN JENIS
KELAMIN TAHUN 2013NOKELOMPOK UMUR (TAHUN)JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKIPEREMPUANLAKI-LAKI + PEREMPUAN
10 410.39910.04620.445
25 99.1588.88618.044
310 147.6757.45615.131
415 197.1177.38414.501
520 248.4979.01617.513
625 2910.56910.64321.212
730 3411.18710.65521.842
835 399.4829.17818.660
940 448.0567.94115.997
1045 496.8176.60313.420
1150 545.6165.17610.792
1255 593.9253.5927.517
1360 642.2842.0544.338
1465 691.3611.2672.628
1570 747207121.432
1675+4856421.127
JUMLAH103.348101.251204.599
Sumber: laporan tahunan puskesmas kecamatan Pasar Rebo tahun
2013Tabel 5 DATA FASILITAS
KESEHATANNoSaranaPekayonKalisariBaruCijantungGedongJml
1Rumah Sakit----22
2Rumah Bersalin1---12
3Puskesmas211116
4Pos Kesehatan--221317
5BKIA11-1-3
6Apotik3114110
7Poliklinik2223110
8Praktek Dokter3585223
9Posyandu2321163015105
10Bidan8858-28
Sumber: Profil Kesehatan puskesmas kecamatan Pasar Rebo tahun
2013
Tabel 6. Data Sekolah di Wilayah Kecamatan Pasar Rebo Tahun
2013NoNama PendidikanGedongCijantungBaruKalisariPekayon
1Taman Kanak-kanak7124108
2SD141681318
3SLTP56133
4SLTA/SMU612224
5SLB-2---
6UNIV/ST/Akademi111--
Jumlah3349162833
Sumber: laporan tahunan puskesmas kecamatan Pasar Rebo tahun
2013TABEL 7. JUMLAH PEYAKIT TERBESAR DI PUSKESMAS KECAMATAN PASAR
REBO
Sumber: laporan tahunan puskesmas Kecamatan Pasar Rebo tahun
2013\ KELURAHAN BARUA. DATA GEOGRAFI
Kelurahan Baru terletak di Kecamatan Pasar Rebo wilayah Jakarta
TimurTABEL 8. JUMLAH PENDUDUK MENURUT UMUR dan JENIS KELAMIN DI
KELURAHAN BARUNo.UsiaJumlah PendudukJumlah
Laki-LakiPerempuan
1.0-4155413532907
2.5-14226621454411
3.15-446684696913653
4.45-64205417953849
5.65260251511
Jumlah126701266125331
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baru Tahun 2013TABEL 9. DATA
PEKERJAAN PENDUDUK DI KELURAHAN BARUNOPEKERJAANJUMLAH/JIWA
1Bidang Pertanian936
2Bidang Industri/Pabrik257
3Bidang Perdagangan1328
4Pegawai Negeri2184
5Pegawai Swasta1932
6TNI/Polri3379
7Buruh Harian5712
8Wiraswasta2113
9.Lain-lain208
JUMLAH18049
Sumber: laporan tahunan puskesmas Kelurahan Baru tahun 2013TABEL
10. FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KELURAHAN BARU TAHUN
2013NO.JENISJUMLAH
1Rumah Sakit0
2Puskesmas1
3Pos Kesehatan0
4Posyandu10
5Poli Klinik2
6Bidan1
7Balai Kesehatan0
8Rumah Bersalin4
9Praktek Dokter1
10Apotek1
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baru tahun 2013
TABEL11. DATA 10 PENYAKIT TERBANYAK PUSKESMAS KELURAHAN BARU
TAHUN 2013NoNama penyakitJumlah%
1Infeksi akut saluran pernapasan bagian atas423840.00%
2Pulpa dan Jaringan Periapikal183517.00%
3Penyakit Sistem Otot dan Jaringan Ikat116711.00%
4Hipertensi9879.00%
5PENY.PD SAL.PERNAFASAN ATAS7988.00%
6Diare4604.00%
7Tonsilitis4274.00%
8Penyakit Kulit Alergi3513.00%
9Penyakit Mata2162.00%
10Penyakit Kulit Infeksi1852.00%
Total25331100.00%
Sumber : Laporan Tahunan Kelurahan Baru Tahun 2013DIAGRAM 2. 10
PENYAKIT TERBANYAK DI PUSKESMAS KELURAHAN BARU TAHUN 2013
Sumber : Laporan Tahunan Kelurahan Baru Tahun 2013II. DIAGNOSIS
MASALAH
Masalah Kesehatan: ISPAWilayah Masalah : RT 05/RW 08 Kelurahan
Baru Kecamatan Pasar Rebo,Jakarta TimurSasaran: Warga di RT 05/RW
08 Kelurahan Baru Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta TimurJumlah KK: 96
KKJumlah Sasaran: 320 jiwa
Target sasaran: 25 orang
Jumlah yang hadir: 20 orangTabel I. Data Jumlah Warga yang
Menjawab Benar Mengenai Pengetahuan Hipertensi Sebelum Dilakukan
IntervensiNoPENGETAHUANN%
1.Mengetahui tentang penyakit ISPA1260
2.Mengetahui mengenai penyebab ISPA 1155
3.Mengetahui gejala ISPA735
4.Mengetahui cara penularan ISPA 5
25
5.Mengetahui Organ yang termasuk Saluran Napas Atas1365
6.Mengetahui siapa sajakah yang dapat terserang ISPA1575
7.Mengetahui cara mencegah penularan ISPA840
8.Mengetahui komplikasi penyaki ISPA 1050
9.Mengetahui Pengobatan yang tepat untuk ISPA1050
10.Mengetahui Lingkungan yang perburuk penyakit ISPA1575
Berdasarkan hasil pretest didapatkan :
1. 12 dari 20 responden (60%) mengetahui tentang penyakit ISPA2.
11 dari 20 responden (55%) mengetahui penyebab ISPA.3. 7 dari 20
responden (35%) mengetahui gejala ISPA 4. 5 dari 20 responden (25%)
mengetahui cara penularan ISPA.5. 13 dari 20 responden (65%)
mengetahui Organ yang termasuk Saluran Napas Atas 6. 15 dari 20
responden (75%) mengetahui siapa saja yang dapat terserang ISPA7. 8
dari 20 responden (40%) mengetahui cara mencegah penularan ISPA8.
10 dari 20 responden (50%) mengetahui komplikasi ISPA.
9. 10 dari 20 responden(50%) mengetahui pengobatan yang tepat
untuk ISPA.
10. 15 dari 20 responden (75%) mengetahui tentang Lingkungan
yang memperburuk ISPATabel II. Hasil PretestNoNilai Pre Test
150
260
360
470
570
680
750
860
970
1060
1170
1240
1360
1470
1570
1670
1760
1880
1960
2070
Jumlah 1280
Rata rata64
Tabel III. .Kriteria Penilaian
No.NilaiKategori
1.< 65Kurang
2.65 75Cukup
3.> 75Baik
Keterangan :Tingkat pengetahuan masyarakat dilihat berdasarkan
nilai rata-rata pretest responden
Nilai rata-rata: 50 + 60 + 60 + 70 + 70 + 80 + 50 + 60 + 70 + 60
+ 70 + 40 + 60 + 70 + 70 + 70 + 60 + 80 + 60 + 70 = 1280 = 64
20
Keterangan : Pengetahuan Warga RT 005 /RW 003 Kelurahan Baru
Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur mengenai ISPA kurang
III. PERUMUSAN MASALAH
Pengetahuan warga masyarakat terutama warga di RT 05/RW 08
Kelurahan Baru Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur terhadap ISPA
masih kurang.IV. PERENCANAAN PENYELESAIAN MASALAH
1. Masalah Intervensi: ISPA2. Rencana Intervensi: Penyuluhan
tentang ISPA3. Tujuana. Tujuan Umum : Meningkatkan pengetahuan
warga di RT 05/RW 08 Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo mengenai
ISPA.
b. Tujuan Khusus :
Meningkatkan pengetahuan warga di RT 05/RW 08 Kelurahan Baru
Kecamatan Pasar Rebo mengenai Cara Penularan ISPA Meningkatkan
pengetahuan warga di RT 05/RW 08 Kelurahan Baru Kecamatan Pasar
Rebo mengenai gejala ISPA
Meningkatkan pengetahuan warga di RT 05/RW 08 Kelurahan Baru,
Kecamatan Pasar Rebo mengenai mencegah penularan ISPA4. Sasaran:
Warga di RT 05/RW 08, Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo5. Jumlah
Target: 25 Orang
6. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Hari/Tanggal
: Rabu, 28 Januari 2015 Waktu
: 09.00 10.00
Tempat
: Rumah Warga di RT 05/RW 08 Kelurahan Baru Kecamatan Pasar Rebo
Acara
: Penyuluhan tentang ISPA
Alat Peraga
: Laptop, LCD, flipchart, layar putih, Leaflet7. Sumber Daya
: Dokter Muda
: 1 orang Kader
: 1 orang Petugas Kelurahan: 1 orang8. Biaya
operasionalNoKeteranganJumlah
1.Fotocopy pretest dan post-test 2 x 3 lembar x 25 @ Rp 100,-Rp.
15.000,-
2.FlipchartRp. 100.000,-
3.Leaflet 25 x 1000Rp. 25.000
4.Konsumsi (25 @ Rp. 5.000,-)Rp. 125.000,-
5. Alat Tulis 2 lusin x 15.000Rp. 30.000,-
TOTALRp. 295.000,-
9. Evaluasi
: Membandingkan nilai pre-test dan post-test setelah
penyuluhan.
V. PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH
1. Pelaksanaan Intervensi Masalah yang diintervensi: Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Kegiatan
: Penyuluhan
Target peserta
: 25 orang
Jumlah peserta yang hadir: 20 orang
Hari/Tanggal
: Rabu, 28 Januari 2015 Waktu
: 09.00 10.00 WIB
Tempat
: Rumah Warga di RT 05/RW 08 Kelurahan Baru
Kecamatan Pasar Rebo Materi yang diberikan
: - Pengertian ISPA
-Penyebab ISPA
- Perjalanan ISPA
- Faktor resiko ISPA
-Klasifikasi ISPA
- Cara penularan ISPA
- Siapa saja yang dapat terserang ISPA Tanda dan gejala ISPA
Pencegahan ISPA
Perawatan ISPA di rumah
Tanda bahaya ISPA
2. Sumber Daya
Dokter Muda
: 1 orang
Kader
: 1 orang
Petugas Kelurahan
: 1 orangAlat Peraga
: Flipchart & LeafletBiaya Operasional:
NoKeteranganJumlah
1.Fotocopy pretest dan post-test 2 x 3 lembar x 20 @ Rp 75,-Rp.
9.000,-
2.FlipchartRp. 100.000,-
3.Leaflet 25x1000Rp. 25.000
4.Konsumsi (20 @ Rp. 5.000,-)
Rp. 100.000,-
5.Alat Tulis (2x9000)Rp. 18.000,-
TOTALRp. 252.000,-
4.Evaluasi: membandingkan nilai pretest dan post test setelah
penyuluhanVI. EVALUASI
A. Input
SDM untuk program ini adalah 1 orang dokter muda Geraldine Kenyo
Estuworo, S.Ked sebagai penyuluh dan narasumber, 1 orang kader, dan
1 petugas kelurahan sesuai dengan perencanaan. Jumlah Peserta yang
hadir 20 orang dan jumlah peserta yang sudah ditargetkan yaitu 25
orang dikarenakan tidak semua bisa hadir dalam acara penyuluhan.
Tidak sesuai dengan Perencanaan Materi yang diberikan saat
intervensi tentang ISPA dengan menggunakan alat peraga flipchat
karena tidak ada tempat listrik yang terdekat untuk memasang lcd.
Tidak sesuai dengan perencanaan Dana yang dibutuhkan untuk kegiatan
penyuluhan bersumber dari dokter muda dan berubah dari perencanaan,
yaitu dari Rp. 295.000,- menjadi Rp. 252.000,-, karena ketika
fotocopy menemukan tempat yang lebih murah dan penjualan 1 lusin
alat tulis lebih murah. Tidak sesuai dengan Perencanaan Telah
ditentukan diagnosis masalah kesehatan melalui kuesioner
pretest-postest yaitu ISPA sesuai dengan perencanaanB. Proses
Dilakukan kegiatan penyuluhan pada hari Rabu, 28 Januari 2015
sesuai dengan perencanaan. Penyuluhan dilaksanankan di Rumah warga
RT 05/RW 08 sesuai dengan perencanaan. Kegiatan penyuluhan yang
dijalankan dimulai sesuai jadwal yang direncanakan. Kegiatan
berlangsung sekitar 60 menit. Pelaksanaan kegiatan berupa pre-test,
penyuluhan mengenai ISPA dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan
diakhiri dengan post-test untuk mengetahui keberhasilan intervensi
sesuai dengan perencanaan. 3 Pertanyaan : Bagaimana penanganan
segera jika terjadi ISPA?Jika sudah positif terserang ISPA yaitu
dilihat dari keluhannya, sebaiknya tidak memberikan makanan yang
dapat merangsang rasa sakit pada tenggorokan , misalnya minuman
dingin, rasa gurih, makanan yang terlalu manis dan segera dibawa ke
dokter. Bagaimana mencegah agar tidak terkena ISPA?Seperti yang
sudah saya jelaskan, tentunya menjaga lingkungan sekitar karena
lingkungan sangat berpengaruh terhadap penyakit ISPA seperti
lingkungan rumah yang bebas dari asap rokok, membersihkan rumah
dengan baik. Selain itu menjaga pola makan yang bergizi agar daya
tahan tubuh kita tidak menurun sehingga tidak mudah terkena ISPA
Apakah Imunisasi Influenza boleh diberikan ke semua orang
?Imunisasi Influenza bisa diberikan kepada semua orang, baik itu
anak, maupun dewasa. Tentunya dalam pada saat imunisasi dalam
keadaan sehat.
Jumlah peserta tidak sesuai dengan target yang direncanakan. Hal
ini dikarenakan beberapa peserta adanya kesibukan yang tidak dapat
ditinggalkan Tidak ada masalah berarti selama penyuluhan.
Penyuluhan dapat berjalan dengan baik dan masyarakat mengikuti
penyuluhan dengan antusias. Situasi penyuluhan juga cukup kondusif,
peserta mengikuti penyuluhan tanpa kegaduhan. Pemecahan masalah :
Dokter muda mempersingkat penyuluhan tetapi isi penyuluhan tetap
padat dan peserta tetap antusias mendengarkan.C. OutputTabel I
Hasil Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test
No Nilai Pre testNilai Post test
15080
26090
36070
47090
57080
680100
75080
86090
97080
106080
1170100
124090
136080
147090
157080
167080
176090
188080
196080
207080
Jumlah 12801870
Rata-rata6493,5
Berdasarkan data tabel tersebut diatas terdapat kenaikan
rata-rata hasil pretest dan post test dari 64 menjadi 93,5 kenaikan
nilai sebesar 29.5 point. Dengan presentase sebesar
46,09%Penilaian: post test pre test= 93,5 - 64
= 29,5Presetase kenaikan:
{(Post testPretest ) / pretest } x 100% = {(93,5 64)
/64}x100%
= 46,09 %TABEL II
HASIL KENAIKAN INTERVENSINoPENGETAHUANSebelum IntervensiSesudah
IntervensiKenaikan
Intervensi
N%N%N%
1.Mengetahui tentang penyakit ISPA126520100835
2.Mengetahui mengenai penyebab ISPA 115520100945
3.Mengetahui gejala ISPA7351890355
4.Mengetahui cara penularan ISPA 5
2517851260
5.Mengetahui Organ yang termasuk Saluran Napas
Atas13651995230
6.Mengetahui siapa sajakah yang dapat terserang
ISPA15751995420
7.Mengetahui cara mencegah penularan ISPA84018901050
8.Mengetahui komplikasi penyaki ISPA 10501995945
9.Mengetahui Pengobatan yang tepat untuk ISPA10501890840
10.Mengetahui Lingkungan yang perburuk penyakit
ISPA15751995420
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Sebelum dilakukan intervensi, pengetahuan warga diRT 05/RW 08
Kelurahan Baru Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur mengenai ISPA
masuk dalam kategori Kurang (64). Sedangkan setelah dilakukan
intervensi, pengetahuan masyarakat meningkat menjadi kategori Baik
(93,5) berarti telah terjadi peningkatan pengetahuan responden
sebesar 46,09%. Hal ini menandakan penyuluhan mengenai yang
diberikan telah berhasil menambah pengetahuan responden. Sebelum
dilakukan intervensi khususnya mengenai cara penularan, hasil
pretest dalam persentase dari responden adalah 5 responden (25%)
dan masuk dalam kategori kurang. Sedangkan setelah diberikan
penyuluhan, hasil post test dalam presentase dari responden adalah
17 (85%) dan menjadi kategori baik. Hal ini berarti telah terjadi
peningkatan pengetahuan responden sebesar 60%. Hal ini menandakan
penyuluhan ISPA khususnya cara penularan yang diberikan telah
berhasil menambah pengetahuan responden.
Sebelum dilakukan intervensi khususnya mengenai gejala ISPA,
hasil pretest dalam persentase dari responden adalah 7 responden
(35%) dan masuk dalam kategori kurang. Sedangkan setelah diberikan
penyuluhan, hasil post test dalam presentase dari responden adalah
18 (90%) dan menjadi kategori baik. Hal ini berarti telah terjadi
peningkatan pengetahuan responden sebesar 55%. Hal ini menandakan
penyuluhan ISPA khususnya gejala ISPA yang diberikan telah berhasil
menambah pengetahuan responden
2. Saran
Kepada Masyarakat RT05/ RW 08, Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar
Rebo, Jakarta Timur : Agar dapat menyebarkan informasi yang telah
didapat kepada warga lain ataupun kepada anggota keluarga yang
beresiko terkena Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Agar masyarakat
mengikuti pola hidup yang sehat dan dapat mencegah terjadinya
Infeksi Saluran Pernafasan Akut dengan tepat sesuai dengan
penyuluhan yang sudah disampaikan.
Dapat terlebih dahulu menerapkan apa yang telah didengar dalam
kehidupan pribadi dan dapat menjadi contoh baik bagi keluarga
maupun lingkungan sekitar
Rutin memeriksakan kesehatan ke pusat pelayanan kesehatan
terdekat
Kepada Petugas Kesehatan :
Agar dapat meningkatkan kegiatan promosi kesehatan yang
berkaitan dengan Infeksi Saluran Pernafasan akut.
Agar dapat memberikan penyuluhan secara berkala mengenai Infeksi
Saluran Pernafasan AtasDAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1985). Angka
kunjungan Penderita ISPA di Indonesia. http://www.
Terbaca.com/angka-kunjungan-ispa.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000). Angka
kunjungan Penderita ISPA di Indonesia.
www.angkapenderita.ispa.2000.com.3. Hidayat, M. N, (2009). Hubungan
Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian ISPA.
http;//journal-kesehatan-ispa.html
4. Dunduh dari :
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126838-S-5827-Faktor%20risiko-Pendahuluan.pdf,
Februari 20155.
http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/06/01/teori-blum-tentang-kesehatan-
masyarakat/(judul: TeoriHendrik L Blum, Tahun:2010)6. Laporan
Tahunan Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo tahun 2013
7. Laporan Tahunan Puskesmas Kelurahan Baru tahun 2013
LAMPIRAN 1
KUISIONER STATUS KESEHATAN MASYARAKAT
ISPA
Nama:
Tanggal:Usia:
No Kuesioner:Alamat:
PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING BENAR
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit ISPA?
a. Infeksi saluran pernafasan atas
b. Infeksi saluran pernafasan akut
c. Infeksi saluran pencernaan akut
d. Bukan salah satu di atas
2. Yang manakah yang dapat menyebabkan penyakit ISPA?
a. Asap rokok
b. Virus
c. Cacing
d. Kurang gizi
3. Apakah gejala penyakit ISPA?
a. Sesak nafas
b. Demam
c. A dan B benar
d. Tidak tahu
4. ISPA dapat ditularkan melalui :
a. Udara
b. Makanan
c. Sentuhan langsung dengan penderita ispa
d. Memakai barang-barang milik penderita ispa
5. Organ tubuh mana yang merupakan bagian dari saluran
pernapasan atas?
a. Mata
b. Telinga
c. Hidung
d. Tenggorokan
6. Siapa saja yang dapat terkena ISPA?
a. Balita
b. Anak usia sekolah
c. Dewasa
d. Semua benar
7. Pencegahan apa yang dilakukan agar ISPA tidak menular kepada
orang lain?
a. Menggunakan masker
b. Makan makanan bergizi
c. Mengatur pola makan
d. Minum suplemen
8. Komplikasi dari penyakit ISPA adalah :
a. Kematian
b. Penyakit paru obstruktif kronis
c. Maag
d. Sulit buang air besar
9. Menurut anda apa pengobatan yang tepat untuk ISPA
a. Anti Muntah
b. Antibiotik
c. Antivirus
d. Anti demam
10. Bagaimana lingkungan yang menurut anda dapat memperburk
ISPA?
a. Lingkungan yang panas dan gersang
b. Lingkungan yang sejuk
c. Lingkungan yang lembab dan ventilasi yang kurang
d. Semua jawaban di atas benar
LAMPIRAN 2
Nama: Geraldine Kenyo Estuworo
NIM: 0961050006
Tanda tangan:
GENETIK
LINGKUNGAN
PELAYANAN KESEHATAN
ISPA
FISIK : VENTILASI, JENDELA RUMAH, KAMAR TIDUR, KAMAR MANDI,
TEMPAT SAMPAH, DAERAH PADAT PENDUDUK /TIDAK, LUAS RUMAH, JUMLAH
PENGHUNI RUMAH, LINGKUNGAN RUMAH
BIOLOGIK : VIRUS, BAKTERI
SOS-BUD-EK : TINGKAT PENDIDIKAN, EKONOMI YANG RENDAH
PROMOTIF : PENGETAHUAN
PREVENTIF : IMUNISASI INFLUENZA
KURATIF : MENYARANKAN PASIEN YANG TERKENA ISPA UNTUK BEROBAT KE
PUSKESMAS ATAU DOKTER
REHABILITATIF: MENGANJURKAN UNTUK MENIMUM OBAT YANG DIBERIKAN
SECARA TERATUR
PERILAKU
PENGETAHUAN : PENYEBAB, FAKTOR RISIKO, PENYEBARAN, PENCEGAHAN,
PENGOBATAN
SIKAP : TIDAK MENGHINDARI PENCETUSNYA, TIDAK MENCEGAH TERJADINYA
PENULARAN
PRAKTEK : TIDAK MEMBUKA JENDELA SETIAP HARI, JIKA SAKIT TIDAK
BEROBAT KE DOKTER, TIDAK TERATUR MINUM OBAT, TIDAK
MENGGUNAKANMASKER
Status Ujian Ilmu Kedokteran Komunitas ISPAHalaman 1