1 KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Nama Kepala Keluarga : Tn.K Alamat Lengkap : Jl. Arjowilangon Perum. Puri Kartika Asri Blok S no.7 Malang Bentuk Keluarga : Nuclear Family (Effendy, 1998) Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Dalam Satu Rumah No . Nama Keduduka n L/P Umur Pendidik an Pekerjaan Pasie n Klini k Ket. 1. Tn. K Suami (kepala keluarga ) L 46 thn SMA Seniman (pelukis) Tidak Sehat 2. Ny. H Istri P 38 thn S1 Pegawai Matahari Departeme nt Store (Koordina tor) Ya G2P0000Ab1 00 UK 32 minggu dengan KPD 3. By.H Anak L 8 hari - - Ya Infeksi neonatorum (prematur) Kesimpulan:
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
1. Fungsi Biologis : Keluarga terdiri dari pasien (Ny.H 38 tahun), suami
(Tn. K 46 tahun), anak pertama (8 hari). Diagnosis
klinis Ny. H G2P000Ab100 UK 32 minggu dengan
KPD dan dilaksanan SC karena indikasi fetal distress
sehingga diagnosis klinis sekarang P0101Ab100.
2. Fungsi Psikologis : Hubungan Ny.H dengan suaminya Tn.K harmonis
dan saling mendukung. Mereka berdua sangat
menginginkan keturunan, karena hamper 5 tahun
setelah menikah belum mempunyai keturunan dan 3
tahun yang lalu pernah mengalami keguguran sehingga
mereka sangat mengkhawatirkan kehamilannya yang
sekarang.
3. Fungsi Sosial : Hubungan mereka dengan anggota masyarakat yang
lain (tetangga) tidak ada masalah, tetapi memang tidak
begitu akrab karena komplek perumahan. Mengikuti
kegiatan kemasyarakatan di kompleknya.
Kesimpulan : Fungsi holistik keluarga Tn.K dan Ny.H baik.
B. FUNGSI FISIOLOGIS
ADAPTATION
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota
keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota
keluarga yang lain.
19
PARTNERSHIP
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara
anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga
tersebut.
GROWTH
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut.
AFFECTION
Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota
keluarga.
RESOLVE
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan
waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
APGAR Terhadap Keluarga Tn.K Ny.H
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga
saya bila saya menghadapi masalah
2 2
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan
membagi masalah dengan saya
2 2
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan
mendukung keinginan saya untuk melakukan
kegiatan baru atau arah hidup yang baru
2 2
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon
emosi saya seperti kemarahan, perhatian, dll
2 2
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama
2 2
SKOR 10 10
APGAR skor = Fungsi fisiologis keluarga baik
Keterangan :
Skoring :
Ny.H 38 th
By Ny.H 8 hari
Tn.K 46 th
20
Hampir selalu : 2 poin
Kadang – kadang : 1 poin
Hampir tak pernah : 0 poin
Total APGAR score keluarga Tn.K adalah = (10+10) : 2 = 10
Kesimpulan: Fungsi fisiologis keluarga Tn.K dan Ny.H baik.
C. FUNGSI PATOLOGIS DENGAN ALAT SCREEM
SCREEM
SUMBER PATHOLOGY KET
Social Ny.H ikut berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya -
Cultural Dalam kesehariannya Ny.H dan keluarga menggunakan bahasa
jawa
-
Religius Ny.H dan keluarga rajin beribadah sholat 5 waktu. -
Economy Tn.K bekerja sebagai seniman (pelukis) dan Ny.H bekerja
sebagai pegawai matahari departement store bagian koordinator,
penghasilan cukup untuk kehidupan sehari-hari. Tergolong
keluarga menengah.
-
Education Tn.K lulusan SMA, Ny.M lulusan S1 -
Medical Tn. M dan keluarganya datang ke poli kebidanan dan
kandungan untuk mengantarkan istrinya Ny.H dengan usia
kehamilan 32 minggu.
+
Kesimpulan : SCREEM Skor = Fungsi patologis keluarga Tn.M medical.
D. GENOGRAM KELUARGA
Tn.K46 thn
Ny.H 38 thn
By. Ny.H8 hari
21
Keterangan:
: Laki-laki : Laki-laki telah meninggal
: Perempuan : Perempuan telah meninggal
: Penderita
E. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA
Kesimpulan :
Keluarga Tn.K harmonis, interaksi antar anggota keluarga baik,harmonis.
KELUARGA Ny.H
38 tahun
PEMAHAMANKeluarga sangat
memahami kehamilan dan
keluhan penderita
SIKAPKeluarga sangat peduli kepada
penderita
TINDAKANKeluarga
mengantar Ny.H ke poli kebidanan dan kandungan untuk
memeriksakan kehamilannya dan kekhawatirannya tentang keluahan
yang timbul.
PELAYANAN KESEHATAN
Ny.H rajin ANC ke bidan. Apabila ada
keluhan yang mengkhawatirkan,
Ny.H diantar suaminy Tn.k pergi ke rumah
sakit.
KETURUNANTidak ada factor
keturunan.Sangat menginginkan
keturunan.
LINGKUNGANRumah memenuhi syarat rumah sehat
Aktif dalam kegiatan di masyarakat
.
Keterangan :: F. perilaku: F. Non-perilaku
22
3.2. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
Dapur
Kamar Tidur 1
Kamar Tidur 2
KM
Toko/temat lukis
Gudang
Halaman rumah
Tempat Jemur
Ruang Tamu +
Ruang Kelurga
U
23
3.3. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
Lingkungan Luar Rumah (Fungsi Outdoor) :
○ Tinggal di perumahan dengan luas 12x10m
○ Memiliki pagar, sedikit pekarangan, dan mempunyai serambi depan.
○ Terdapat tempat jemuran di belakang rumah
○ Jarak dengan tetangga berdempetan
○ Sumber air dari PDAM dan Hipam
○ Sampah dibuang petugas
Lingkungan Dalam Rumah (Fungsi Indoor):
○ Terdapat 7 ruangan :
2 kamar tidur
1 ruang tamu
1 dapur
1 kamar mandi
1 gudang
1 toko
○ Ventilasi dan pencahayaan cukup
○ Lantai keramik
○ Dinding dari tembok, atap dari genting
Ny.H38 tahun
MASALAH MEDISKehamilan usia 32 mingguKetuban Pecah dini (KPD)
Fetal distresAda riwayat keguguran
MASALAH NON MEDISKurangnya pengetahuan tentang kesehatan.Hampir 5 tahun menikah belum dikaruniai keturunan.Pernah keguguran pada kehamilan yang pertamaUsia sudah termasuk faktor resiko hamil (meningkatkan stres).Kurang istirahat (kelelahan)Fungsi holistik, fungsi fisiologis dan fungsi patologis keluarga Tn.M baik tidak ada masalah.
24
3.4. DAFTAR MASALAH
25
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Definisi
Ketuban pecah dini (KPD) atau Spontaneous/early/premature rupture of
membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila
pembukaan kurang dari 3 cm (pada primipara) atau kurang dari 5 cm (pada
multipara).4 Dengan keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan
berusia 20 minggu. Definisi lain menyebutkan bahwa KPD adalah pecahnya
ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan ditunggu 1 jam belum terjadi
inpartu.3
Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm maupun
kehamilan aterm, yang dibagi menjadi dua, yaitu :
- PROM (premature rupture of membrane), pecahnya selaput ketuban pada
usia kehamilan > 37 minggu.
- PPROM (preterm premature ruptur of membrane), pecahnya selaput
ketuban pada kehamilan < 37 minggu. Kondisi ini dibagi lagi atas :
Ketuban pecah dini pada usia kehamilan 32-36 minggu (preterm
PROM near term)
Ketuban pecah dini pada usia kehamilan 23-31 minggu ( preterm
PROM remote from term)
Ketuban pecah pada usia kehamilan < 23 minggu (previable
PROM). Bila proses persalinan segera berlangsung sesudahnya
maka akan terjadi kematian neonatus.1
Terjadinya ketuban pecah biasanya diikuti oleh proses persalinan. Periode
laten dari pecahnya selaput ketuban hingga persalinan berkurang secara
26
berlawanan dengan bertambahnya usia gestasi. Contohnya, pada usia gestasi 20-
26 minggu periode latennya 12 hari sedangkan pada usia gestasi 32-34 minggu
hanya 4 hari. Pada kehamilan aterm, 70% wanita mulai persalinan dalam 24jam
dan 95% dalam 72 jam setelah pecahnya selaput ketuban.6
4.2. Epidemiologi
Menurut Eastman, insiden PROM kira-kira 12 % dari semua kehamilan.
Hanya sekitar 20 % kasus adalah PPROM. Dan PPROM inilah yang
menyebabkan kira-kira 34% pada seluruh kasus kelahiran prematur.7
Kematian perinatal meningkat 2 kali, bila jarak pecahnya ketuban dan
partus dalam 24 jam. Sementara itu jika terjadi dalam 48 jam, kematian perinatal
meningkat 3 kali.2
4.3. Faktor Resiko
Beberapa faktor risiko yang memicu terjadinya ketuban pecah dini ialah :
1. Kehamilan multiple : kembar dua ( 50%) , kembar tiga ( 90 %).
2. Riwayat persalinan preterm sebelumnya : risiko 2-4x
3. Tindakan koitus : tidak berpengaruh kepada risiko, kecuali jika hygiene buruk
, predisposisi terhadap infeksi.
4. Cephalopelvic disproportion : kepala janin tidak masuk pintu atas panggul
sehingga selaput bagian bawah menggembung dan mudah pecah.
Intrapartum: trauma persalinan akibat induksi/operatif
Kemungkinan retensio dari plasenta
Postpartum:- Trauma tindakan operatif- Infeksi masa nifas- Perdarahan postpartum
Sepsis jarang terjadi karena pemberian Antibiotik dan resusitasi
Trauma tindakan operasi:
(trias komplikasi) yaitu infeksi, trauma tindakan, perdarahan
Neonatus Semakin muda usia kehamilan dan semakin rendah berat badan janin, maka komplikasi makin berat.
Komplikasi akibat prematuritas;- mudah infeksi- mudah terjadi trauma
akibat tindakan persalinan
- mudah terjadi aspirasi air ketuban dan menimbulkan asfiksia sehingga menyebabkan kematian.
Komplikasi postpartum;- Penyakit Respiratory
Distress Syndrome (RDS) atau hialin membrane
- Hipoplasia paru dengan akibatnya
- Tidak tahan terhadap hipotermia.
Kejadian komplikasi yang diindikasikan untuk terminasi kehamilan;
-Prolaps tali pusat
-Infeksi intrauteri
-Solusio plasenta
Untuk membuktikan terjadi infeksi intrauteri dapat dilakukan amniosentesis dengan tujuan untuk; -kultur cairan amnion
-pemeriksaan glukosa
-alfa fetoprotein
-fibronektin
42
- Sering terjadi hipoglikemia
- Gangguan fungsi alat vital.
Komplikasi akibat oligohidramnion;- Gangguan tumbuh
kembang yang menyebabkan deformitas.
- Gangguan sirkulasi retroplasenta yang menimbulkan asidosis dan asfiksia.
- Retraksi otot uterus yang menimbulkan solusio plasenta.
Komplikasi akibat ketuban pecah;- Prolaps bagian janin
terutama tali pusat dengan akibatnya.
- Mudah terjadi infeksi intrauteri dan neonatus.
Upaya untuk tirah baring dan pemberian antibiotic dapat memperpanjang usia kehamilan supaya berat badan janinnya lebih besar dan lebih mamput untuk hidup di luar kandungan.
4.10. Prognosis
Ditentukan dari cara penatalaksanaan dan komplikasi-komplikasinya yang
timbul, serta umur dari kehamilan.
43
44
45
BAB V
PEMBAHASAN
Diagnosis KPD pada pasien ini ditegakkan dari hasil anamnesis yang
menyebutkan bahwa pasien merasakan adanya keluhan kenceng-kenceng dan
keluar ketuban atau cairan jernih dan encer yang merembes sedikit-sedikit dan
tidak berbau dari jalan lahir sejak tanggal 7 september 2012 pada malam hari.
Keesokan harinya, tanggal 8 September 2012, pasien pergi ke poli kebidanan dan
kandungan di RSI Malang. Usia kehamilan pasien adalah 32 minggu dan
mempunyai riwayat keguguran pada kehamilan yang pertama. Hasil pemeriksaan
bidan menyebutkan bahwa pervaginam (+) keluar cairan dan flek-flek, DJJ (+).
Adanya keluhan cairan jernih encer yang merembes dan usia kehamilan
pasie 32 minggu, belum waktunya untuk melahirkan. Oleh karena itu, hal ini
merupakan dasar diagnosis KPD atau PROM (premature rupture of membrane).
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah darah lengkap, tidak spesifik untuk
mendiagnosa KPD..
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium
pertama kali pasien datang, tidak ditemukan tanda-tanda infeksi, yakni : tidak ada
peningkatan suhu tubuh (36,4°C), tidak ada takikardi (nadi ibu 84 x/menit), tidak
ada takikardia janin (DJJ (+) normal), meskipun terdapat peningkatan leukosit
sebanyak 12.700 cmm. Hal ini menunjukkan tidak terjadi proses infeksi pada ibu.
Terjadinya KPD pada kasus ini kemungkinan akibat faktor resiko usia ibu
yang sudah lebih dari 35 tahun yaitu 38 tahun, sehingga dapat mempengaruhi
anatomi uterus khusunya miometrium yang akan menyebabkan penurunan
kekuatan dari miometrium. Kemungkinan lain his ibu yang terlalu sering.
Kontraksi uterus yang terlalu sering ini diduga akibat pada usia kehamilan 8
minggu pernah mengalami perdarahan tetapi masih bias ditolong, kemungkinan
penyebab terjadi perdahan dan KPD ini adalah faktor stress ibu dan terjadinya
infeksi. Peningkatan tekanan intraamnion karena kontraksi uterus merupakan
ancaman bagi integritas membran. Regangan dan kontraksi uterus yang berulang-
ulang akan menyebabkan kerapuhan dan kerusakan lokal pada membran sehingga
46
toleransi membran terhadap tekanan juga berkurang sehingga memicu ruptur
membran.
Karena usia kehamilan pasien adalah 32 minggu, janin masih belum
matur untuk dilahirkan, maka dilakukan penatalaksanaan yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya infeksi dengan memberikan antibiotik golongan
sefalosporin, yaitu ceftriaxone yang bekerja menghambat pembentukan dinding
sel mikroorganisme, kortikosteroid yaitu dexamethason untuk mematangkan paru
fetus, dan profenid yang bertujuan untuk mengurangi kontraksi uterus. Pada
pasien ini tidak dilakukan VT maupun pemeriksaan USG yang berguna untuk
menegakkan diagnosis KPD, sehingga bias memperkirakan seberapa banyak
cairan amnion yang masih ada, sehingga kita bias memprediksi kemungkinan
komplikasi yang dapat terjadi. Pada pasien ini selalu di monitoring pemeriksaan
DDJ. Pada beberapa hari kemudian terjadi fetal distress dengan DJJ 72x/menit
oleh karena itu segera dilakukan pertolongan untuk memperbaiki sirkulasi janin
dengan memberikan oksigen pada ibu sehingga dapat menyelamatkan saturasi
janin, akan tetapi DJJ masih tetap tidak stabil meskipunsudah dalam batas normal,
maka pada saat itu pasien segera dilakukan SC untuk menyelamatkan nyawa
janinnya.
47
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Diagnosisi Holistik:
Ny. H, usia 38 tahun dengan usia kehamilan 32 minggu yang mengeluh perut
kenceng-kenceng dan ketuban pecah merembes. Ny.H tinggal dalam bentuk
keluarga nuclear family dengan kepala keluarga Tn.K. Hubungan Ny. H
dengan keluarganya harmonis. Ny. H adalah anggota masyarakat biasa dalam
kehidupan kemasyarakatan.
1. Diagnosis dari segi biologis:
Working diagnosis: G2P0000Ab100 UK minggu 32 dengan KPD
2. Diagnosis dari segi psikologis:
Hubungan Ny.H dengan suaminya Tn.K harmonis dan saling
mendukung. Mereka berdua sangat menginginkan keturunan, karena
hamper 5 tahun setelah menikah belum mempunyai keturunan dan 3
tahun yang lalu pernah mengalami keguguran sehingga mereka sangat
mengkhawatirkan kehamilannya yang sekarang.
3. Diagnosis dari segi sosial:
Hubungan mereka dengan anggota masyarakat yang lain (tetangga) tidak
ada masalah, tetapi memang tidak begitu akrab karena komplek
perumahan. Mengikuti kegiatan kemasyarakatan di kompleknya.
48
DAFTAR PUSTAKA
4. Chen Peter, M.D. Premature Rupture of Membranes. Obstetri and
Gynecology, University of Pennsylvania Scool of Medicine. Available from