STATUS PASIEN I. Identitas Pasien Nama : Ny. N Umur : 36 th Jenis kelamin : Perempuan Suku bangsa : Sunda Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Ciherang Kabupaten Kuningan Tanggal Pemeriksaan : 31 Oktober 2013 jam 10.20 WIB II. Anamnesa Keluhan utama: Mata kanan merah terkena uang koin Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke poliklinik mata RSUD 45 Kuningan dengan keluhan mata merah terkena uang koin sejak 3 hari
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 36 th
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Sunda
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Ciherang Kabupaten Kuningan
Tanggal Pemeriksaan : 31 Oktober 2013 jam 10.20 WIB
II. Anamnesa
Keluhan utama:
Mata kanan merah terkena uang koin
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD 45 Kuningan dengan keluhan mata merah
terkena uang koin sejak 3 hari yang lalu. Keluhan tersebut terjadi pada mata kanan
pasien. Pada saat melihat pasien juga merasa silau. Pasien juga mengatakan matanya
merah dan berair. Selain itu pasien merasakan nyeri pada mata kanan pasien. Pasien
merasakan seperti ada benda asing pada mata kanannya. Pasien menceritakan pada
awalnya pasien sedang menggendong bayinya yang sedang memegang uang koin, lalu
tangan bayi yang memegang koin mengenai mata kanan pasien dengan kuat. Belekan
dirasakan pasien terutama pada saat bangun tidur dipagi hari. Pasien kemudian berobat ke
puskesmas. Namun pasien tidak merasakan perubahan.
Pasien mengatakan sering “mengucek-ngucek” matanya. Selain itu pasien juga
mengatakan mata pasien terkena debu akibat sering membersihkan rumah miliknya.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga:
tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama denga pasien
Riwayat Pengobatan Sebelumnya:
pasien sudah pernah berobat ke puskesmas
III.Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : composmentis
Vital sign: TD : 130/80
IV. Pemeriksaan Oftalmologi
Pemeriksaan Ocular Dextra Ocular Sinistra
Visus 5/5 5/5
Pinhole - -
Refraksi - -
Lapang pandang - -
Gerakan bola mata Ke segala arah
Versi baik, Duksi
baik
Ke segala arah
Versi baik,
Duksi baik
Palpebra Superior
Edema
Hiperemis
Papil
Entropion
Silia
Pseudoptosis
Sikatriks
Trikiasis
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
-
-
-
-
Palpebra Inferior
Edema
Hiperemis
Entropion
Silia
Sikatriks
Trikiasis
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Konjungtiva palpebra
Superior + hiperemis -
Inferior + hiperemis -
Konjungtiva bulbi
Injeksi konjungtiva
Injeksi silier
- -
+ -
Kornea
Keadaan
Permukaan
Terdapat erosi central.
Tepi tidak rata
DBN
Bilik mata depan
Hifema
Hipopion
- -
- -
Iris
- Warna
Sinekia
Hitam Hitam
- -
Pupil
Bentuk
Refleks cahaya
Reguler Regular
Isokor Isokor
3 mm 3 mm
+ +
Lensa Normal Normal
Apparatus lakrimalis Lakrimasi + Normal
Tonometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
V. Resume
Pasien datang dengan keluhan mata kanan merah terkena uang koin sejak 3 hari yang
lalu. Keluhan disertai mata merah, berair, seperti ada benda yang mengganjal di kelopak
mata, setiap bangun tidur mata menjadi belekan, nyeri dan silau. Ada riwayat trauma
saat menggendong anaknya yang sedang memegang uang koin sebelum mata menjadi
merah. Pasien sudah berobat dan belum ada perubahan.
Pemeriksaan oftalmologi : (OD)
Visus : 5/5
Konjungtiva palbebra sinistra : hiperemis
Konjungtiva bulbi : terdapat injeksi silier
Kornea : terdapat erosi central.
Lakrimalis : lakrimasi +
VI. Pemeriksaan yang telah dilakukan
-tes flouresen : +
pada slitlamp terlihat erosi jaringan kornea pada bagian sentral.
VII. Pemeriksaan Anjuran
- Pewarnaan gram dan KOH
- Kultur
VIII. Diagnosis Banding
OD erosi kornea ec trauma tumpul
OD glaucoma acute ec trauma tumpul
IX. Diagnosis Kerja
OD erosi kornea ec trauma tumpul
X. Penatalaksanaan
- Floxa ed 6 tetes OD
- Klorampenikol salep mata 2x1 OD
- Perban mata untuk mencegah eksposur lingkungan
- Ciprofloxacin tab 2x1
- Tiamphenikol tab 2x1
XI. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA
Bola mata berbentuk hampir bulat dengan diameter anteroposterior sekiar 24 mm.
Terdapat 6 otot penggerak bola mat dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak
didaerah temporal atas didalam rongga orbita.1 Bola mata dibagian depan (kornea)
mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2
kelengkungan yang berbeda mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali
perubahan sinar dan warna. Secara keseluruhan struktur mata terdiri dari bola mata,
termasuk otot-otot penggerak bola mata, rongga tempat mata berada, kelopak dan
bulu mata.1,2
\
Gambar 2.1 Anatomi Bola Mata
Bola mata di bungkus oleh tiga lapis jaringan, yaitu: 1,2
1. Sklera merupakan jaringan ikat kenyal memberikan bentuk pada mata,dan bagian
luar yang melindungi bola mata. Bagian depan disebut kornea yang memudahkan
sinar masuk ke dalam bola mata.
2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskuler. Jaringan sklera dan uvea dibatasi
oleh ruang yang mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa di
sebut juga perdarahan suprakoroid. Jaringan uvea terdiri atas iris, badan sillier dan
koroid.
3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang mempunyai susunan 10 lapis. Retina
dapat terlepas dari koroid yang disebut Ablasio retina.
1. Kornea
Kornea (latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput
mata yang tembus cahaya, menempati pertengahan dari rongga bola mata anterior
yang terletak diantara sclera. Kornea ini merupakan lapisan avaskuler dan menjadi
salah satu media refraksi ( bersama dengan humor aquos membentuk lensa positif
sebesar 43 dioptri ). Kornea memiliki permukaan posterior lebih cembung daripada
anterior sehingga rata-rata mempunyai ketebalan sekitar 11,5 mm ( untuk orang
dewasa).1,2
Gambar 2.2 Anatomi Kornea
2. Uvea
Uvea terdiri dari iris, korpus siliar dan koroid. Bagian ini adalah lapisan vascular .
tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sclera : 1,2
a. Iris
Merupakan lanjutan dari badan siliar kedepan dan merupakan diafagma yang
membagi bola mata menjadi dua segmen anterior dan segmen posterior. Berbentuk
sirkular yang ditengah- tengahnya berlubang yang disebut pupil. Jaringan otot iris
tersusun longgar dengan otot polos yang melingkar pupil (m. Sfingter pupil) terletak
di dalam stroma dekat pupil dan di atur oleh saraf parasimpatis (N. III) dan yang
berjalan radial dari akar iris ke pupil (m. dilatator pupil) terletak di bagian posterior
stroma dan diatur oleh saraf simpatis.
Gambar 2.3 Anatomi Uvea
b. Badan Siliar
Berbentuk segitiga terdiri dari dua bagian, yaitu : 1,2
Pars korona, pada bagian anterior bergerigi panjangnya kira-kira 2mm
Pars plana, yang posterior tidak bergerigi, panjangnya 4mm
Prosesus siliar menghasilkan cairan mata yaitu, aqueos humor yang mengisi bilik
mata depan. Yang berfungsi memberi makanan untuk kornea dan lensa. Pada
peradangan akibat hiperemi yang aktif, maka pembentukan cairan mata bertambah
sehingga dapat menyebabkan tekanan intraokuler meninggi dan timbullah glukoma
sekunder. Bila peradangan hebat dan merusak sebagian badan siliar maka produksi
aqueos humor berkurang, tekanan berkurang dan berakhir sebagai atrofi bulbi okuli.3
c. Koroid
Koroid merupakan suatu membran yang berwarna coklat tua, yang terletak diantara
sklera dengan retina terbentang dari ora serata sampai ke papil saraf optik. Koroid
terdiri dari beberapa lapisan, yaitu:Lapisan epitel pigmen, Membran Bruch (lamina
vitrea), koriokapiler, pembuluh darah sedang dan pembuluh darah besar,
suprakoroid.1,2
3. Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna dan hampir transparan
sempurna. Tebalnya kira-kira 4mm dan diameternya 9 mm. Lensa digantung oleh
zonula zinnii, yang menghubungkannya dengan korpus silier. Di bagian anterior lensa
terdapat humor aqueous, disebelah posteriornya vitreus. Kapsul lensa adalah suatu
membran yang semi permeabel (sedikit lebih permeabel dari pada dinding kapiler)
yang akan memperoleh air dan elektrolit masuk. 3
Gambar 2.4 Anatomi Lensa Mata
4. Retina
Retina adalah selapis lembar tipis jaringan saraf yang semi transparan. Retina
merupakan reseptor yang menerima rangsangan cahaya. Retina berbatas dengan
koroid dan sel pigmen epitel retina.2,3
Warna retina biasanya jingga dan kadang-kadang pucat pada anemia dan iskemia dan
merah pada hiperemia. 2,3
Pembuluh darah di dalam retina merupakan percabangan arteri oftalmika, arteri retina
sentral masuk retina melalui papil saraf optik yang akan memberikan nutrisi pada
retina dalam. Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari
koroid. 3
Gambar 2.5 Anatomi Retina
5. Saraf optik
Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa dua jenis serabut
saraf yaitu : saraf penglihatan dan serabut pupilomotor. Kelainan saraf optik
menggambarkan gangguan yang diakibatkan tekanan langsung atau tidak langsung
terhadap saraf optik ataupun perubahan toksik dan anoksik yang mempengaruhi
penyaluran aliran listrik.3
Gambar 2.6 Anatomi Saraf Optikus
6. Sklera
Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan pembungkus
dan pelindung 4/5 permukaan mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik sampai
kornea. 2,3
Sklera anterior ditutupi oleh tiga lapis jaringan ikat vaskular, sklera mempunyai
kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata. Walaupun
sklera kaku dan tipisnya 1 mm ia masih tahan terhadap kontusio trauma tumpul.
Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabetes melitus, atau merendah pada
eksoftalmos goiter, miotika dan meminum air banyak.3
Gambar 2.7 Anatomi Sklera
7. Konjungtiva
Merupakan membran mukosa yang transparan dan tipis. Dapat dibagi menjadi tiga
zona : palpebra, forniks dan bulbar. Bagian bulbar mulai dari mukokutaneus junction
dari kelopak mata dan melindunginya dari permukaan dalam. Bagian ini melekat erat
pada tarsus. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbikulare di fornik dan
melipat berkali-kali, sehingga memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar
permukaan konjungtiva sekretorik. Kecuali di limbus, konjungtiva bulbaris melekat
longgar ke kapsul tenon dan sklera dibawahnya.1,2
Gambar 2.8 Anatomi Konjungtiva
8. Rongga orbita
Rongga orbita yang berbentuk piramid ini terletak pada kedua sisi rongga hidung.
Dinding lateral orbita membentuk sudut 45°dengan dinding medialnya.
Dinding orbita terdiri atas tulang-tulang : 2,3
Superior : os. Frontal
Lateral : os. Frontal, os. Zigomatik, ala magna os. Sfenoid