STANDART KECUKUPAN GIZI DAN PERENCANAAN PEMENUHANNYA BAB I PENDAHULUAN Visi pembangunan bidang kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010, diharapkan akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat dan ber perilaku hidup sehat. Indonesia sehat 2010 dimaksudkan juga untuk mendorong agar masyarakat dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata guna mencapai derajat kesehatan yang optimal. Manusia yang sehat tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat rohani. Sehingga tubuh sehat dan ideal dari segi kesehatan meliputi aspek fisik, mental dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit (Definisi Sehat WHO Tahun 1950). Semua aspek tersebut akan mempengaruhi penampilan atau performance setiap individu, dalam melakukan aktivitas sehari hari seperti bekerja, berkarya, berkreasi dan melakukan hal-hal yang produktif serta bermanfaat. Kesehatan, pendidikan dan pendapatan setiap individu merupakan tiga faktor utama yang sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu setiap individu berhak dan harus selalu menjaga kesehatan, yang merupakan modal utama agar dapat hidup produktif, bahagia dan sejahtera. Di dalam era globalisasi sekarang dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda. Di satu pihak masalah kurang gizi yaitu: gizi buruk, anemia, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) dan Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan kendala yang harus ditanggulangi, namun masalah gizi lebih cenderung meningkat terutama di kota-kota besar. Itu karena standart kecukupan gizi jarang diperhatikan oleh masyarakat. Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu. Nilai asupan harian zat gizi yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STANDART KECUKUPAN GIZI DAN PERENCANAAN PEMENUHANNYA
BAB I
PENDAHULUAN
Visi pembangunan bidang kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010, diharapkan akan menjadikan
masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat dan ber perilaku hidup sehat.
Indonesia sehat 2010 dimaksudkan juga untuk mendorong agar masyarakat dapat menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
Manusia yang sehat tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat rohani. Sehingga tubuh sehat
dan ideal dari segi kesehatan meliputi aspek fisik, mental dan sosial dan tidak hanya bebas dari
penyakit (Definisi Sehat WHO Tahun 1950). Semua aspek tersebut akan mempengaruhi
penampilan atau performance setiap individu, dalam melakukan aktivitas sehari hari seperti
bekerja, berkarya, berkreasi dan melakukan hal-hal yang produktif serta bermanfaat.
Kesehatan, pendidikan dan pendapatan setiap individu merupakan tiga faktor utama yang sangat
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu setiap individu berhak dan harus
selalu menjaga kesehatan, yang merupakan modal utama agar dapat hidup produktif, bahagia
dan sejahtera.
Di dalam era globalisasi sekarang dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan,
Indonesia menghadapi masalah gizi ganda. Di satu pihak masalah kurang gizi yaitu: gizi buruk,
anemia, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) dan Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan
kendala yang harus ditanggulangi, namun masalah gizi lebih cenderung meningkat terutama di
kota-kota besar.
Itu karena standart kecukupan gizi jarang diperhatikan oleh masyarakat. Kecukupan gizi adalah
rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua
(97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu. Nilai asupan
harian zat gizi yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat
dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi.
Standart kecukupan gizi di Indonesia masih menggunakan makro,yaitu kecukupan kalori (energi)
dan kecukupan protein. Di Indonesia belum diterapkan standart kecukupan gizi secara mikro,
seperti kecukupan vitamin dan mineral.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
1. Standart kecukupan gizi.
Standart kecukupan gizi secara ukuran dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu:
Ukuran makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein.
Ukuran mikro, yaitu kecukupan vitamin dan mineral.
2.1.1 Kecukupan kalori (energi)
Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan, tubuh memperoleh
energi dari makanan yang dimakan, dan energi dalam makanan ini terdapat sebagai energi kimia
yang dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Bentuk energi yang berkaitan dengan proses-
proses biologi adalah energi kimia, energi mekanis, senergi panas dan energi listrik..
Energi dalam tubuh digunakan untuk:
Melakukan pekerjaan eksternal;
Melakukan pekerjaan internal dan untuk mereka yang masih tumbuh;
Keperluan pertumbuhan, yaitu untuk senyawa-senyawa baru.,
Macam-macam makanan tidak sama banyaknya dalam menghasilkan energi,padahal manusia
harus mendapatkan sejumlah makanan tertentu setiap harinya yang menghasilkan
energi,terutama untuk mempertahankan proses kerja tubunya dan menjalankan kegiatan-
kegiatan fisik.Untuk mengukur atau menentukan banyaknya energi yang dihasilkan makanan
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Langsung
Pengukuran atau penentuan banyaknya energi yang dihasilkan oleh makanan dengan
menggunakan alat yang disebut bomb calorimeter.Dengan menggunakan alat tersebut akan
dapat ditentukan atau diukur sejumlah kalori(untuk energi) yang dihasilkan zat makanan.Satu
kalori adalah merupakan banyaknya panas yang digunakan untuk menaikan suhu 1 liter air
sebanyak 1oC
1. Secara tidak langsung
Pengukuran atau penentuan banyaknya energi yang dihasilkan oleh makanan atau bahan
makanan melalui ustu penguraian kimiawi (analisa),denga pertama- tama di tentukan terlebih
dahulu karbonhidratya, lemak , dan protein.
1.1.
i.
1. Penentuan kebutuhan kecukupan Energi
Cara-cara menentukan kebutuhan energi (kalori)
Teori RBW (teori berat badan relatif)
RBW = BB (Kg)/ TB(cm)-100X100 %
BB = Berat badan
TB = Tinggi badan
Dimana dengan ketentuan:
1.Kurus jika RBW < 90 %
2. Normal jika RBW = 90-100 %
3. Gemuk jika RBW >110 % atau -<120 %
4. Obesitas ringan RBW 120-130 %
5. Oesitas sedang RBW > 130-140 %
6. Obesitas berat RBW > 140 %
Kebutuhan kalori (energi) perhari
1.Orang kurus BB x 40-60 kalori
2.Orang normal BB x 30 kalori
3.Orang gemuk BB x 20 kalori
4.Orang Obesitas BB x (10 x15) kalori
Kalori di atas harus ditambah dengan kalori untuk kegiatan pregnansi dan laktasi.
Kalori untuk orang hamil ditambah 100 kalori (tri semester I),ditambah 200 kalori (tri semester II),
ditambah 300 kalori (tri semester III).
Bagi yang menyusui / laktasi ditambah 400 kalori per hari.kelemahanya bila menggunakan teori
RBW adalah jenis kelamin dan umur tidak di akomodasikan .
Energi BMR (basal metabolisme rate)
Energi BMR adalah energi minimal untuk menjalankan proses kerja atau proses faal dalam tubuh
dalam kondisi Resting Bed (berbaring istirahat di atas tempat tidur).
Determinasi Efektif Energi
Determinasi efektif adalah cara penelusuran yang efektif untuk menentukan kebutuhan energi
per hari yang dibutuhkan seseorang.Determinasi efektif energi yang diambil oleh:
1. Pengawasan berat badan dan pengaturan-pengaturan energi yang sesuai
2 Penyesuaian energi digunakan jika beratnya memenuhi
3. Mneghitung energi seperti berikut:
a.) mengunakan formula Haris-Beneditc (BBE) untuk dua puluh empat jam didasarkan usia jenis
kelamin dan ukuran pada individu dengan berat badan ideal sekitar1 kalori/kgjam x 24 jam.
b). Tambahan aktivitas seperti presentasi BBE sebagai berikut:
Tidak melakukan aktifitas ……………………… 20 %
Tenag…………………………………………….. 30 %
Aktifitas…………………………………………… 50-75 %
c). Penambahan dari 10 % dari hasil total untuk efek pada makanan , hasilya adalah totoal energi
yang di perlukan dengan criteria:
Tidak aktif = kalori 10-12 kalori/ bb
Aktif = kalori 13-15 kalori/bb
Sangat aktif = kalori 16-20 kalori/bb
4. Metode yang lain untuk menunjukkan tingkat kegemukan perlu mengurangi 500-750 kalori
dari energi total kebutuhan sehari-hari, untuk orang yang sangat gemuk dikurangi 1000 kal/hari.
5. Energi yang dibutuhkan anak-anak antara 36-45 kal /1b
Remaja laki-laki = 20-36 kal/1b
Remaja wanita = 15-20 kal /1b
Menurut Sawer Wein., menyatakan dengan rumus
BMR = 660 + (13,7) + (1,5 x 1) – (6,8 x a)….untuk laki-laki
BMR = 653 + (9,6 x w) + (1,7 x 1) -(4,7 x a)…untuk wanita
Dengan: BMR =Produk panas dalam 24 jam (kalori)
W = berat badan (kg)
L = tinggi badan (cm)
A = usia (th)
2.1.2 Kecukupan protein
Tubuh manusia memerlukan berbagai zat gizi yang satu sama yang lain saling mempengaruhi.
Bayaknya protein dalam tubuh didasarkan oleh dua hal pokok berikut:
1. Untuk memenuhi kebutuhan basal (minimal ) di mana apabila jumlah kebutuhan ini tidak
dipengaruhi maka kesehatan tubuh akan terganggu dan pertumbuhan normal tidak akan
tercapai.
2. Sejumlah tambahan untuk mengimbangi adanya kerusakan infeksi , stress dan
sebagainya.
Tubuh kita tidak dapat menghindari kehilangan-kehilangan protein terutama yang terjadi melalu
air seni, kotoran(feses) dan kulit. Dari penelitian -penelitian diperoleh suatu formula yang di kenal
dengan cara factorial (factorial method) untuk memperoleh angka kebutuhan protein sebagai
berikut:
R =(U b + F b S + G) x 1,1
Keterangan
R = kebutuhan nitrogen per kg berat badan sehari
Ub= Kehilangan nitrogen basl melalui air seni per kg berat badan sehari
Fb = Kehilangan nitrogen basal melalui kotoran per kg sehari
S = Kehilangan nitrogen melalui kulit per kg berat badan sehari
G = Kebutuhan nitrogen untuk pertumbuhan per kg sehari
1,1 = tambahan 10 % untuk safety margin
Kehilangan nitrogen basal melalui air seni
Pengeluaran nitrogen melalui air seni ,keadaan ini melalui atau berhubungan dengan basal
metabolisme. Dari penelitian tersebut ditentukan dengan radio 2 mg nitrogen per basal kalori
dapat diterima dan angka kehilangan nitrogen air seni sebesar 46 mg nitrogen per kg berat bdan
terhadap orang dewasa laki-laki. Basal metabolisme rate per kg berat badan pada wanita lebih
rendah dari laki-laki.kehi-langan nitrogen lewat air seni terdapat lebih rendah pada wanita
dibandingkan laki-laki. Pada bayi umur 6 bulan pengeluaran nitrogen lewat air seni ditemukan 36
mg per kg berat badan.
Kehilangan nitrogen basal melalui feses
Para ahli FAO menganjurkan angka 20 mg per kg berat badan untuk kehilangan nitrogen melalui
feses.Dari penelitian -penelitian yang dilakukan angka kehilangan nitrogen lewat feses berkisar
antara 9-23 mg per kg berat badan dengan rata-rata 12 mg per kg berat badan untuk orang laki-
laki 9 mg nitrogen per kg berat badan.Untuk anak-anak rata-rata 31 mg nitrogen per kg berat
badan. Pada bayi umur 6 bulan kebawah kehilangan nitrogen melalui 8 feses 20 mg per kg berat
badan.
Kehilangan nitrogen melalui kulit
Kehilangan nitrogen lewat kulit dal;am praktik dapat diabaikan namun kemudian dilaporkan
bahwa kehilangan tersebut sebesar 5 mg per kg berat badan pada orang dewasa laki-laki.pada
wanita mencapai 3,6 mg per kg berat badan
Faktor lingkungan dan iklim berpengaruh terhadap banyak sedikitnya nitrogen yang hilang lewat
kulit terutama melalui air keringat.
Kecukupan vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses
metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh
manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu, harus diperoleh dari bahan pangan
yang dikonsumsi. Sebagai perkecualian adalah vitamin D. Dalam bahan pangan hanya terdapat
vitamin dalam jumlah yang relatif sangat kecil dan terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda,
diantaranya ada yang berbetuk provitamin atau calon vitamin (Precussor) yang dapat diubah
dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif.
Kecukupan mineral
Zat gizi dapat digolongkan, yaitu golongan Makromolekul (teh, protein dan lemak) serta
mikromolekul vitamin dan mineral. Meskipun merupakan komponen yang paling vital untuk
kehidupan, pada bahan pangan hewani dapat berupa daging (sapi, kerbau, kambing, ayam,
unggas, kelinci dan lain-lain), sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber vitamin dan
mineral. Komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama adalah Natrium, Kalium,
Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan Sulfur. Sebagian dari unsur-unsur tersebut adalah
mineral-mineral tulang dan ion-ion dapat sebagai cairan tubuh. Mineral-mineral tersebut adalah
bagian-bagian mustahak dari makanan. Unsur-unsur lain yang terdapat dalam jumlah sangat
kecil disebut unsur-unsur runut (trace elements) yang juga adalah komponen-komponen
makanan yang mustahak. Ini termasuk tembaga, moblibzenum, kobalt, mangan, zink, kromium,
setenium, iodium dan fluor.
Penyerapan gizi dari berbagai jenis makanan telah diteliti dan dilaporkan oleh Martinez dan
Torres (1971) yang menadakan penelitian dengan menggunakan sampel 524 orang dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 1. Penyerapan gizi dari berbagai jenis makanan.
Besi dari komoditi % Penyerapan
Beras
Kedelai
Jagung
1 %
6 %
3 %
Ikan
Hati
11 %
13 %
Yodium (i) merupakan mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang relatif sangat kecil,
tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon
tiroksin ini sangat berperan dalam metabolisme sehingga dalam keadaan konsumsi yodium yang
rendah, kelenjar gondok akan berupaya membuat konpensasi dengan membesrakan kelenjarnya.
Frevalensi pembeseran kelenjar gondok di indonesia temasuk sangat tingi. Karenanya defesiensi
yudium atau gondok andemik merupakan salah satu masalah gizi utama.
Kebutuhan yodium per hari sekitar 1-2 g per kg berat badan. Perkiraan kecukupan yang
dianjurkan sekitar 40-120 g per hari untuk anak samapi umur 10 tahun, dan 150 g per hari untuk
orang dewasa. Untuk wanita dan menyusui dianjurkan tambahan masaing-masing 25 g dan 50 g
per hari.
Zat gizi dapat digolongkan, yaitu golongan Makromolekul (teh, protein dan lemak) serta
mikromolekul vitamin dan mineral. Meskipun merupakan komponen yang paling vital untuk
kehidupan, pada bahan pangan hewani dapat berupa daging (sapi, kerbau, kambing, ayam,
unggas, kelinci dan lain-lain), sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber vitamin dan
mineral. Komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama adalah Natrium, Kalium,
Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan Sulfur. Sebagian dari unsur-unsur tersebut adalah
mineral-mineral tulang dan ion-ion dapat sebagai cairan tubuh. Mineral-mineral tersebut adalah
bagian-bagian mustahak dari makanan. Unsur-unsur lain yang terdapat dalam jumlah sangat
kecil disebut unsur-unsur runut (trace elements) yang juga adalah komponen-komponen
makanan yang mustahak. Ini termasuk tembaga, moblibzenum, kobalt, mangan, zink, kromium,
setenium, iodium dan fluor.
Penyerapan gizi dari berbagai jenis makanan telah diteliti dan dilaporkan oleh Martinez dan
Torres (1971) yang menadakan penelitian dengan menggunakan sampel 524 orang dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 1. Penyerapan gizi dari berbagai jenis makanan.
Besi dari komoditi % Penyerapan
Beras
Kedelai
Jagung
Ikan
Hati
1 %
6 %
3 %
11 %
13 %
Yodium (i) merupakan mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang relatif sangat kecil,
tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon
tiroksin ini sangat berperan dalam metabolisme sehingga dalam keadaan konsumsi yodium yang
rendah, kelenjar gondok akan berupaya membuat konpensasi dengan membesrakan kelenjarnya.
Frevalensi pembeseran kelenjar gondok di indonesia temasuk sangat tingi. Karenanya defesiensi
yudium atau gondok andemik merupakan salah satu masalah gizi utama.
Kebutuhan yodium per hari sekitar 1-2 g per kg berat badan. Perkiraan kecukupan yang
dianjurkan sekitar 40-120 g per hari untuk anak samapi umur 10 tahun, dan 150 g per hari untuk
orang dewasa. Untuk wanita dan menyusui dianjurkan tambahan masaing-masing 25 g dan 50 g
per hari.
Standart kecukupan gizi pada masing-masing kelompok usia pertumbuhan dan pada
keadaan fisiologis tertentu.
Bagi makhluk hidup tidak terkecuali, makanan yang bergizi sangat penting bagi kesehatannya.
Makanan dapat menyebabkan kita sehat, makanan juga dapat menyeababkan kita sakit, tetapi
dengan makanan pula kita dapat menyembuhkan penyakit. Dalam konteks islam sebagai agama
samawi yang membawa misi rahmatan lilalamin sangat memperhatikan makanan pemeluknya.
Ajaran manusia harus makan dapat kita jumpai pada surat al-anbiya ayat 8, Al A’raaf: 19, Al
Baqarah: 35, Yasin: 33, 57, dan lain sebagainya. Sedangkan anjuran makan makanan yang halan
dan thoyyibah, kita jumpai dalam beberapa ayat diantaranya adalah Al Baqarah: 168, Al
Maidah;88, dan An Nahl:144. Makna thoyyiban tidak saja menyangkut bahwa makanan tersebut
adalah baik dari segi cara memperolehnya, tetapi punya makna dapat mendukung pertumbuhan,
perkembangan, dan kesehatan yang memakannya. Rasulullah Muhammad SAW sendiri telah
memberikan ciri khas musl;im tentang makan, yang arti bebasnya diantaranya adalah:
1. Kami ini adalah suatu kaum yang tidak makan kecuali lapar dan berhenti makan sebelum
kenyang.
2. Orang kafir itu makan untuk 7 perutnya sedangkan orang mukmin makan untuk satu
perutnya.
3. Dan jangan kau gapai makanan kecuali yang ada di hadapanmu.
Islam sendiri telah memberikan konsep ketahan pangan (makanan) baik secara kualitas maupun
kuantitas dalam komunitas mikro. Setiap muslim dalam komunitas mikro mendapatkan amanah
untuk senantiasa menjaga ketahanan pangan (makanan) anjuran dalam memperbanyak kuah
dalam memasak sayur yang kemudian daiantar ketetangganya, celaka bagi seseorang yang
dapat tidur lelap, sedanbgkan tetangganya tidak dapat tidur karena kelaparan, merupakan
beberapa contoh bahwa islam sangat peduli bagi ketahanan pangan (makanan) pada komunitas
mikro.
Pemerintah indonesia sendiri juga telah banyak melakukan usaha untuk menuingkatkan
keamanan pangan dan status gizi masyarakat. Banyak kegiatan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga) telah banyak dilakukan oleh pemerintah. Namun demikian masih cukup banyak
kelompok yang rentan gizi yang lebih cenderung kepada kekurangan gizi (defisiensi gizi, under
nutrions)daripada kelebihan gizi (over nutrion). Kelompok tersebut adalah:
1. Bayi
2. Anak balita
3. Anak sekolah
4. Remaja
5. Ibu hamil
6. Ibu menyusui, dan
7. Lanjut usia
Dari ketujuh kelompok rentan gizi tersebut yang dapat perhatian khusus pemerintah adalah Ibu
hamil atau menyusui dan BALITA. Hal ini dimaksudkian agar terlahir generasi yang potensial yang
pertumbuhannya, perkembangan, dan kesehatannya tidak terganggu oleh asupan gizi yang
kurang.
2.2.1 Standart kebutuhan gizi untuk masa balita
Di indonesia kelompok anak BALITA menunjukkan prevalansi paling tinggi untuk menderita KKP
dan devensiasi vitamin A serta anemia devensiasi gizi Fe.kelompok umur ini sulit di jangkau oleh
berbagai upaya kegiatan perbaikan gizi dan kesehatan lainya,karena tidak dapat sendiri ke
tempat pelayanan gizi dan kesehatan.perbaikan gizi kelompok BALITA,program PMT (Pemberian
Makanan Tambahan) dan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga).Di taman BALITA diadakan
upaya rehabilitasiderita KKP dan melatih para ibu dan mereka yang bertanggung jawabatas
pengurusan BALITA di dalam keluarga,bagaimana mengurus dan memasak serta menyediakan
makanan bergizi untuk anak BALITA.proyek PMT berupa pemberian makanan bergizi suplemen
pada makanan anak BALITA yang biasa dikomsumsi untuk terapi dan rehabilitasi anak-anak yang
kondisi gizinya tidak memuaskan.kegiatan-kegiatan diatas terutama ditujukkan pada masyarakat
yang kurang mampu.sedangkan progam UPGK merupakan upaya pendidikan terpadu untuk
menigkatkan produksi bahan makanan bergizi di lahan pekarangan sekitar rumah,dipergunakan
untuk komsumsi menigkatkan kondisi kesehatan keluarga.
Untuk menjamin pertumbuhan,perkembangan,dan kesehatan BALITA,maka perlu asupan gizi
yang cukup.Menurut anjuran makanan satu hari yang dikeluarkan Departemen Kesehatan RI
untuk anak usia1-3 tahun membutuhkan 1,5 mangkok nasi (@ 200g) atau padananya,0,5 ikan
(50g) atau padananya,2 tempe (@ 25 g) atau padanannya, semangkok sayur (1000g),seiris buah
pepaya (100 g) atau padanannya,dan segelas susu (200 ml) Bagi anak usia 4-6 tahun
membutuhkan 2 mangkok nasi (@200g) atau padanannya,1 ikan (50 kg) atau padananya 3
tempe (@25g) atau padanannya ,i,5 mangkok sayur (100 g) ,2 iris buah pepaya(@100g) atau
padanannya, dan segelas susu (200 ml).Asupan gizi tersebut akan menjamin tercukupinya
kebutuhan kalori untuk BALITA antara 1360-1830 kalori/anak /hari dan kebutuhan protein untuk
BALITA antara 16-20 g/anak /hari.
Standart kebutuhan gizi untuk masa remaja.
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada masa
ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena pertumbuhan
yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara
asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi
lebih maupun gizi kurang.
Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara antropometri.
Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan pemeriksaan darah. Antropometri
merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah. Indeks Massa Tubuh (IMT)
direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status gizi remaja.
Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya
penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR, penurunan kesegaran
jasmani. Banyak penelitian telah dilakukan menunjukkan kelompok remaja menderita/mengalami
banyak masalah gizi. Masalah gizi tersebut antara lain Anemi dan IMT kurang dari batas normal
atau kurus. Prevalensi anemi berkisar antara 40%-88%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT
kurus berkisar antara 30%-40%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini. Dengan
mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi masalah gizi tersebut membantu upaya
penanggulangannya dan lebih terpengaruh dan terfokus.
Metodologi : Analisis didasarkan pada data dari studi dengan rancangan potong lintang yang
berasal dari studi morbiditas dan disabilitas SKRT 2001 dan data SUSENAS 2002. Sampel dalam
analisis ini adalah remaja umur 10-19 tahun yang mempunyai data lengkap yang diperlukan.
Anemi ditentukan dengan metode hemoque, dan digunakan batasan anemi menurut umur dari
WHO. Gizi kurang atau kurus ditentukan dengan batasan BMI menurut umur dari WHO dengan
batas kurus < 5 percentile.
Faktor yang menjadi variabel independen dalam analisis ini masing-masing terdiri dari 15
variabel yaitu : pendidikan, umur, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, aktifitas fisik, kebiasaan