8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
1/67
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
1. SYOK HIPOVOLEMIK
Kriteria Diagnosis:1. Kesadaran menurun2. Takikardi, hipotensi dengan tekanan nadi menyempit3. Vena kolaps dan pengisian kapiler tehambat4. Pucat, keringat berlebihan, ekstremitas dingin5. Nadi cepat dan kecil sampai tak teraba6. Oliguria7. Tekanan vena sentral rendah (normal 2 10 cmH2O)8. Tekanan nadi 20 mmHg
Diagnosis Banding:
1. Syok Kardiogenik2. Syok Sepsis3. Syok Anafilaksis
Pemeriksaan Penunjang:1. Darah/Urin Lengkap2. Analisa Gas darah (AGD)3. Fungsi Ginjal4. Foto Toraks sesuai keadaan
Perawatan:Rawat Inap bila memungkinkan sebaiknya di Ruang Perawatan Intensif Anak.
Terapi:1. Bebaskan jalan napas dan oksigenasi yang baik2. Pengelolaan cairan :
a. Memperbaiki Volume Intravaskuler dengan :1) Kristaloid (Ringer Laktat, Asering, NaCl 0,9%)2) Koloid / Darah sesuai keadaan3) Plasma Ekspander Sintetik (Dekstran 40/Gelafundin/Haes
b. Pemberian cairan:Syok hipovolemik dengan hipoalbumin diberi cairan koloid isoonkotik misalnya padakehilangan plasma atau darah ( perdarahan, trauma, operasi) penyakit jantung,penyulit sistemik pernafasan kegagalan ginjal.
c. Jumlah cairan ;1) Kristaloid pada syok hipovolemik tanpa komplikasi guyur secepatnya sampai
syok teratasi (20 ml/kgBB/ 1jam)2) Plasma darah / FPP : 10 20 ml/kgBB atau Dextran 40 10 -20 ml/kgBB selama
1 jam3. Diberikan Dopamin/Dobutamin sesuai keadaan4. Pemeliharaan Fungsi Ginjal :
a. Furosemide 1 mg/kgBB, dapat diulang 4-6 jam
b. Dopamin 2-4 gr/kgBB/menit
c. Manitol 0,5 gr/kgBB5. Koreksi gangguan asam basa dengan pemberian Sodium Bikarbonat dengan rumus :
Base Deficit x 0,3 x BB secara IV dengan kecepatan tidak melebihi 1 mEq/kgBB/menit
Penyulit:
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
2/67
1. Kegagalan Ginjal Akut2. Payah Jantung3. Gangguan Elektrolit dan Keseimbangan Asam Basa
Informed Consent:Perlu (tertulis)
Lama perawatan:1. Sampai syok teratasi2. Selama keadaan umum masih jelek
Masa Pemulihan:Beberapa hari sampai beberapa minggu
Out Put:1. Sembuh Total2. Kematian
2. SYOK SEPSIS
Kriteria Diagnosis1. Pada stadium awal terjadi warm shock karena dilatasi dan kenaikan curah jantung
dengan penurunan efektivitas volume darah sirkulasi.2. Kulit kemerahan (flush), tekanan sistolik normal, tekanan nadi meningkat, hiperventilasi,
depresi susunan saraf pusat dan penurunan jumlah urin. Biasanya disertai demam danmenggigil.
3. Pada stadium lanjut :
a. Penurunan curah jantungb. Hipotensic. Nadi cepat dan kecild. Kulit dingin dan sianotike. Anurif. Asidemia dan dapat terjadi Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
Diagnosis Banding1. Syok Hipovolemik2. Syok Kardiogenik3. Syok Anafilaksis
Pemeriksaan Penunjang1. Darah, Urin, Feces Lengkap, AGD2. Biakan darah / Urin dan Cairan Serebrospinalis serta Tes Kepekaan (Sensitivity Test)3. Foto Rontgen Thorak dan Tes Fungsi Ginjal
Perawatan:Rawat Inap bila memungkinkan sebaiknya di Ruang Perawatan Intensif Anak.
Terapi:1. Memberantas Infeksi :
a. Derivat Penisilin (Ampisilin) 300-400 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosisb. Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosisc. Golongan sefalosporin dengan atau tanpa kombinasi dengan golongan
aminoglikosida, ataupun beta laktamase (Meronem,Tienam)
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
3/67
d. Jamur Kandida: diberikan Amfoterisin B dengan dosis awal 0,25-0,50 mg/kgBBdiberikan dalam waktu 3-5 jam.Dosis dapat dinaikkan perlahan-lahan 0,1-0,25mg/kgBB sehingga mencapai 0,5-1,0 mg/kgBB/hari (maksimal 50 mg/hari) dandiberikan selama 10 -14 hari
2. Mempertahan perfusi jaringan adekuat :a. Cairan dan pengaturan Keseimbangan Asam dan Basa.b. Plasma darah / FPP : 10 20 ml/kgBB atau Dextran 40 10 -20 ml/kgBB selama 1jam.c. Ringer Laktat atau Asering guyur secepatnya sampai syok teratasi (20ml/kgBB/1jam).d. Transfusi darah (bila hematokrit < 30%) untuk mempertahankan hematokrit 35-40%.e. Koreksi gangguan asam basa
3. Obat-obat Vasoaktif (bila curah jantung tetap rendah) :a. Golongan Xantin (Aminofilin)b. Glukagonc. Kardiak glikosida, digitalis dan derivatnya, atau dopamin 2-4 gr/kgBB/menit
d. Deksametason: 1-3 mg/kgBB ataue. Metilprednisolon 30 mg/kgBB setiap 4-6 jam selama 72 jam4. Pengobatan suportif
Penyulit:1. Perdarahan (DIC)2. Gagal Napas3. Gagal Jantung4. Gagal Ginjal Akut5. Meningitis Bakterial
Informed Consent:
Perlu (Tertulis)
Lama perawatan:14 hari sampai 21 hari bila ada Meningitis Bakterial
Masa pemulihan:3 minggu sampai 1 bulan
Out Put:1. Sembuh Total2. Sembuh dengan Gejala Sisa3. Kematian
3. SYOK KARDIOGENIK
Kriteria Diagnosis:1. Ujung ekstremitas (akral) dingin, lembab dan sianosis2. Tekanan darah auskultasi tak terukur, dan nadi lemah3. Kelainan kardiovaskuler yang mendasari4. Akibat vasokonstriksi perifer yang lama mengakibatkan:
a. Bendungan pulmonalb. Kelemahan jantungc. Berkurangnya perfusi jaringan perifer
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
4/67
d. Asidosis metabolik
Diagnosis Banding:1. Syok Sepsis2. Syok Hipovolemik3. Syok Anafilaksis
Pemeriksaan Penunjang:1. Hb, Hematokrit (untuk hemodilusi/hemokonsentrasi)2. Urin Lengkap (volume, berat jenis)3. AGD4. Kadar Elektrolit5. EKG6. Tekanan vena sentral7. Rontgen Thorak atas indikasi
Konsultasi :
Spesialis Jantung/Jantung Anak
Perawatan:Rawat inap sebaiknya di ICU Anak.
Terapi:1. Oksigen adekuat dan pengawasan ventilasi2. Tidur telentang dengan tungkai lebih tinggi (setinggi 15 0 )3. Bila sesak, kepala sedikit ditinggikan4. Jumlah cairan minimal (60-70 ml/kgBB) disesuaikan dengan tekanan vena sentral5. Obat-obat Kardiotonika: Dopamin (dosis 5-10 gr/kgBB/menit), dobutamin.6. Atasi asidosis metabolik dan gangguan elektrolit
Penyulit:1. Gagal Ginjal Akut2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit3. Edema Paru
Informed Consent:Perlu (Tertulis)
Lama perawatan:1. Sampai syok teratasi2. 3 minggu sampai 1 bulan
Masa pemulihan:Berbulan-bulan
Out Put:1. Sembuh Total2. Kematian
4. KOMA
Koma adalah gangguan kesadaran yang paling berat dan yang tidak dapat bereaksiterhadap sekitarnya atau dibangunkan dengan rangsangan nyeri yang kuat, yang masihtampak adalah refleks primitif saja, yang dapat disebabkan oleh beberapa keadaan :
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
5/67
1. Lesi yang meliputi kedua belahan otak (proses metabolik atau trauma kapitis)2. Lesi yang mempengaruhi secara langsung/tidak langsung pada sistem ARAS3. (Ascending Reticular Activating System) di talamus, mesensefalon atau pons4. Lesi campuran
Derajat Kesadaran:1. Letargi : Gangguan kesadaran minimal dengan berkurangnya perhatian terhadap
lingkungan sekitarnya. Sering mengantuk, dan keadaan ini dapat disertai dengankegelisahan, perhatian yang mudah beralih, lupa, tapi masih dapat berkomunikasi.
2. Obtudansi : Gangguan kesadaran ringan-sedang disertai berkurangnya perhatianterhadap lingkungan sekitarnya. Komunikasi masih dapat dilangsungkan walaupun tidaksempurna.
3. Stupor : Gangguan kesadaran yang menyerupai tidur dalam dan hanya dapatdibangunkan dengan rangsangan yang kuat berulang kali, komunikasi minimal atau tidakada sama sekali.
4. Koma : Gangguan kesadaran berat. Penderita tidur tanpa dapat dibangunkan, matatertutup dan tidak ada gerakan spontan serta tidak ada komunikasi. Respons withdrawal
masih ada bila diberi rangsangan nyeri.
Diagnosis Banding:1. Vegetatif (Coma Vigil, Akinetic autism, Aphalic State)2. Sindroma Locked-in
Pemeriksaan Penunjang:1. Darah/Urin/Feces Lengkap, Analisa gas darah, Pemeriksaan LCS, Kultur darah2. Gula darah3. Fungsi hati, amonia, ureum, dan elektrolit4. Pemeriksaan penyaring keracunan terhadap urine, darah5. Pemeriksaan penyaring kualitatip metabolit urin (feriklorida, dinitrofenilhidrazin, natrium
nitroprusid, asam amino, asam organik dll)6. EEG7. Foto kepala, Leher dan CT-Scan kepala
Konsultasi:1. Tergantung Penyebab2. Subbagian Endokrinologi,Nefrologi, Hepatologi dll3. Bedah Saraf
Skala Koma Pediatrik (Modifikasi dari Skala Koma Glasgow)untuk pengukuran penurunan kesadaran anak
Skala Koma Glasgow (4-15 tahun) Skala Koma Anak ( < 4 tahun)Aktivitas Respons Nilai Aktivitas Respons Nilai
1. BukaMata
- Spontan- Karena suara- Karena Nyeri- Tidak ada
4321
1. BukaMata
- Spontan- Terhadap bicara- Terhadap nyeri- Tidak ada
4321
2. Motorik - Menurut perintah- Lokalisasi nyeri- Menarik terhadap nyeri- Fleksi terhadap nyeri- Ektensi terhadap nyeri- Tidak ada
654321
2.Motorik
- Spontan- Lokalisasi nyeri- Menarik terhadap nyeri- Fleksi terhadap
nyeri- Ekstensi terhadap nyeri- Tidak ada
654321
3. Verbal - Terorientasi- Kacau/bingung
54
3. Verbal - Terorientasi- Kata-kata tidak jelas/kacau
54
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
6/67
- Kata tak tepat- Suara/bunyi tidak khas- Tidak ada
321
- Suara- Menangis- Tidak ada
321
Nilai Normal : Lahir 6 bulan : 96 12 bulan : 111- 2 tahun : 12
2 5 tahun : 13> 5 tahun : 14
Perawatan:Rawat inap, sebaiknya di ICU.
Terapi:1. Perbaiki jalan napas dan pertahankan sirkulasi2. Kurangi tekanan intrakranial3. Atasi kejang4. Berantas infeksi
5. Perbaiki keseimbangan elektrolit6. Kendalikan suhu badan7. Berikan antidotum spesifik8. Tenangkan agitasi
Menurunkan Tekanan Intrakranial :1. Memasang alat pemantau tekanan intrakranial yaitu kateter ventrikulaer atausubaraknoid2. Cairan dibatasi 2/3 kebutuhan3. Kepala penderita diangkat 300 untuk mempercepat venous return4. Diberikan obat-obat menurunkan tekanan intrakranial :
a. Manitol (diuretik osmotik) dosis kecil 0,25gr/kgBB (dapat mengurangi tekananintrakranial 4-6 jam) bila kurang berhasil dapat diberikan dosis sampai 1 gr/kgBB(larutan manitol 20% diberikan dalam 30 menit dan diulangisetiap 4-6 jam).Penggunaan manitol kurang disukai karena dapat menyebbabkan dehidrasi selnormal bilaterdapat kerusakan sawar darah otak. Efek manitol pendek dan dapatmenyebabkan efek Rebound karenapeningkatan osmolalitas jaringan otak.
b. Gliserol dapat diberikan secara oral 0,5-2,0 g/kgBB melalui sonde atau perinfuslarutan 10% dengan 1g/kgBB dalam 30 menit.
c. Diuretika yang efektif adalah furosemid 1 mg/kgBB dalam 30 menit setiap 3-6 jam.Furosemide tidak boleh diberikan pada keadaan edema serebri karene tumor danabses (dosis 0,5 mg/kgBB).
5. Hiperventilasi dengan ventilasi mekanik untuk menurunkan tekanan intrakranial (PCO2 :
23-25 mmHg
Penyulit:1. Pneumonia Ortostatik2. Dekubitus3. Gagal ginjal4. Ensefalitis5. Brain Death
Informed Consent:Perlu (Tertulis)
Lama perawatan:
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
7/67
1. Sampai penderita sadar betul2. 21 hari bila Meningitis Bakterial
Masa pemulihan:3 minggu sampai 1 bulan
Out Put:Koma Non Traumatik:1. Sembuh Total 50%2. Cacat 20%3. Kematian30%
5. ASFIKSIA NEONATORUM
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat
bernapas secara spontan, teratur dan adekuat.
Tanda- tanda klinik :1. Pernapasan2. Denyut Jantung3. Warna kulit
Resusitasi :
1. Memastikan saluran napas terbukaa. Letakkan bayi dalam posisi telentang atau miring dengan leher agak tengadah
(ekstensi)
b. Keringkan tubuh dan mulut bayi dengan handuk kering, kecuali pada bayi denganmeconium staining
c. Bila perlu letakkan lipatan handuk atau selimut di belakang bahu bayid. Hisap lendir mulai dari mulut kemudian hidung bayi sampai dengan orofaring dan
bila diperlukan sampai trakea.e. Bila perlu masukkan pipa endotrakeal untuk memastikan saluran napas terbuka.
2. Memulai pernapasana. Lakukan rangsangan taktil dengan menepuk telapak kaki, menyentil tumit atau
menggosok punggung/dada bayib. Nilai pernapasan, denyut jantung dan warna kulit berturut-turut :
1) Napas :
a) Apnub) Pernapasan normal
2) Frekwensi denyut jantung :a) > 100 x / menitb) < 100 x/ menit
3) Warna kulit :a) Kemerahan (tanpa sianosis)b) Sianosis periferc) Sianosis sentral
c. Berikan ventilasi tekanan positip bila bayi apnu, megap-megap, frekwensi denyutjantung < 100 x/menit.
d. Bila perlu memakai sungkup atau balone. Bila perlu pasang pipa endotrakeal dan balon pernapasan
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
8/67
f. Berikan O2 100% dengan kecepatan 5 l/menit sebaiknya menggunakan balonmengembang sendiri reservoir oksigen
g. Lakukan ventilasi selama 15 30 detik dengan frekwensi 40 60 napas/menith. Periksa frekwensi Denyut Jantung
1) Denyut Jantung > 100x/menit, napas spontan hentikan PPV, bila tidak napasspontan, PPV lanjut
2) Denyut Jantun 60 100 x/menit dan bertambah lanjutkan PPV3) Denyut Jantun 60 100 x/menit dan tidak bertambah lanjutkan PPV, bila
Denyut Jantung < 80x/menit lakukan pijat jantung/kompresi dada4) Denyut Jantung < 60 x/menit lakukan ventilasi dan segera lakukan pijat
jantung / kompresi dada.
3. Mempertahankan sirkulasi daraha. Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara:
1) Pijat Jantung/Kompresi dadaa) Merupakan indikasi bila sesudah 15-30 detik melakukan PPV dengan O2
100% frekwensi denyut jantung < 60x/menit atau 60-80 x/menit dan tidak
bertambah.b) Bila frekwensi denyut Jantung sama atau sudah lebih dari 80 x/menit tindakankompresi dada dihentikan
c) Teknik penekanan ada 2 cara : Teknik Ibu Jari atau Teknik 2 Jari.Lokasipenekanan pada 1/3 bawah sternum. Penekanan dada 3x dalam waktu 1,5detik, selanjutnya dilakukan pemberian ventilasi 1x selama 0,5 detik (rasio3:1). Setelah 30 detik melakukan tindakan kompresi dada, frekwensi jantungdikontrol selama 6 detik.
d) Penilaian :1) Bila frekwensi denyut jantung < 80 x/menit:
i. Lanjutkan penekanan dadaii. Lanjutkan ventilasi dengan O2 100%
iii. Lanjutkan pengontrolan jantung secara periodikiv. Berikan obat-obatan
2) Bila frekwensi denyut jantung 80x/menit:i. Hentikan kompresi dadaii. Lanjutkan tindakan ventilasi sampai denyut jantung > 100x/menit dan
bayi bernapas spontaniii. Bila perlu pasang sonde lambung melalui mulut untuk mengurangi
tekanan udara dalam lambung
Intubasi EndotrakealIndikasi :1. Bila diperlukan PPV agak lama
2. Bila ventilasi dengan balon dan sungkup tidak efektif3. Bila perlu melakukan penghisapan lendir di trakea4. Bila ada kecurigaan hernia diafragmatika
Cara:1. Penolong berdiri di sisi atas kepala bayi sambil memegang laringoskop dengan tangan
kiri2. Masukkan daun laringoskop dengan menyusurkan daun laringoskop melalui lidah ke
valekulum.3. Setelah daun laringoskop masuk, angkat daun laringoskop sedikit sehingga lidah akan
terjulur dan farings terlihat4. Segera setelah pita suara dan trakea terlihat masukkan pipa endotrakeal, dengan
memegang pipa tersebut dengan tangan kanan dan memasukkannya dari sebelahkanan mulut bayi
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
9/67
5. Bila pita suara membuka masukkan pipa sampai tanda pita suara di pipa, sehingggapipa akan terletak dalam trakea di tengah antara pita suara dan karina.
6. Keluarkan laringoskop, periksa letak pipa untuk meyakinkan pipa masuk ke trakea
Obat-obatan dan cairan:1. Epinefrin, indikasi:
a. Frekwensi denyut jantung tetap < 80x/menit walaupun telah dilakukan paling sedikit30 detik ventilasi adekuat dengan O2 100% dan kompresi dada
b. Frekwensi denyut jantung nol segera berikan epinefrin dan pada ssat yang samberikan PPV dan kompresi dada. Dosis : 0,1 0,3 ml/KgBB cairan 1 ; 10.000 IV ataumelalui pipa endotrakeal, berikan dengan cepat.
c. Frekwensi denyut jantung harus naik sampai 100 x/menit atau lebih dalam 30 detiksetelah diberikan.
d. Bila frekwensi denyut jantung tetap < 100x/menit:1) Epinefrin diulangi setiap 3 5 menit2) Volume Expander bila kehilangan darah akut atau ada tanda-tandahipovolemia
3) Bikarbonat natrikus untuk apnu yang lama yang tidak ada respons terapiterhadap terapi lain.
2. Volume Expandera. Digunakan untuk menanggulangi efek hipovolemia dengan meningkatkan volume
vaskuler dan hemodinamika perfusi jaringan, juga bila terdapat kejadian akan didugaadanya kehilangan darah akut dengan tanda-tanda hipovolemia:1) Pucat yang menetap setelah oksigenase2) Nadi yang lemah dengan fungsi jantung yang baik3) Respons yang buruk terhadap usaha resusitasi4) Penurunan tekanan darah
b. Jenis cairan :
1) Darah segar (whole blood)2) Cairan albumin saline 55/plasma expander3) Larutan garam fisiologis4) Cairan Ringer Laktat
c. Dosis : 10 ml/KgBB IV selama 5 10 menitd. Efek : meningkatkan volume vaskuler dan menurunkan asidosis metabolik. Tekanan
darah akan meningkat, nadi menjadi kuat dan pucat menghilang. Dapat diulang bilatanda-tanda hipovolemia menetap.
e. Bila perbaikan sedikit atau tidak ada :1) Pertimbangkan adanya asidosis metabolik dan perlu diberikan bikarbonatnatrikus2) Perlu penggunaan dopamin, bila penurunan tekanan darah menetap
3. Bikarbonat Natrikusa. Digunakan bila terdapat apnu yang lama yang tidak memberikan respons terhadap
terapi lainb. Dosis : 2 meq/KgBB IV, berikan perlahan-lahan paling sedikit dalam waktu 2 menit
4. Nalokson Hidroklorita. Indikasi pada depresi pernapasan yang beratb. Riwayat pemberian narkotika pada ibu dalam 4 jam sebelum persalinanc. Dosis : 0,1 mg/KgBB, IV atau endotrakeal. Pemberian cepat. Pantau pernapasan
dan frekwensi denyut jantung dengan ketat. Pemberian ulang bila depresipernapasan timbul kembali.
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
10/67
6. TETANUS NEONATORUM
Suatu penyakit infeksi berat yang disebabkan olek toksin klostridium tetani akibatberkembang biaknya kuman tetanus di tubuh bayi.
Kriteria Diagnosis1. Spastisitas : trismus, rhisus sardonicus, opistotonus, kakuk kuduk,
spastisitas anggota gerak2. Kejang/spasme : spontan atau dengan rangsangan, asfiksia dan sianosis3. Kesadaran : tetap sadar4. Tanda infeksi : demam, omfalitis5. Skoring sistem:
a. Umur : 5 hari : 46 10 hari : 2> 10 hari : 1
b. Spasme : kejang spontan : 2: kejang rangsang : 1
c. Sianosis : 2d. Trismus/rhisus sardonikus/opistotonus) : 1e. Suhu rektal > 390 C : 1
6. Berdasarkan skoring tingkatan tetanus neonatorum:a. Tingkat Berat : skor 8 -10b. Tingkat Sedang : skor 6 -7c. Tingkat Ringan : skor 2 -5
Diagnosis Banding:Hipokalsemia dan tetani
Pemeriksaan Penunjang:
Bila dicurigai sepsis dilakukan pemeriksaan biakan darah, biakan tali pusat dan pungsilumbal
Perawatan:Rawat Inap, sebaiknya di ruang Isolasi
Terapi:1. ATS 1500 unit IM (Intra Muskuler)2. Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari, oral dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari3. Metronidasol 25 mg/kgBB/hari, oral dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari4. Piridoksin 100 mg/hari IM pada hari pertama dilanjutkan dengan 25 mg/hari oral sampai
penderita bebas kejang
5. Diazepam 12 x 5 mg/hari rektal6. Perawatan tali pusat dengan betadin 10%7. Pemberian ASI melalui sonde lambung selama penderita belum dapat menetek8. Diberikan Oksigen bila perlu9. Penghisapan lendir berkala
Penyulit:1. Spasme faring/laring2. Asfiksia, pneumonia, aspirasi, atelektasis, pneumotoraks dan kegagalan pernapasan3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit4. infeksi berat
Informed Consent:Perlu (tertulis)
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
11/67
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
12/67
4. Respirasi : Tidak teratur, dispnu, apnu, takipnu (>60 x/menit)5. Susunan Saraf Pusat : Hipertoni, iritabel, kejang, letargi6. Hematologi : Pucat, ikterus, splenomegali, hepatomegali, tendensi
perdarahan
d. Diagnosis:1. Terdapat satu atau beberapa gejala, sekurang-kurangnya dari 4 golongan gejala fisik2. Terdapat satu, atau beberapa gejala dari 3 golongan fisik yang ditunjang dengan
sekurang-kurangnya 3 faktor predisposisi yang memudahkan infeksi.
Diagnosis Banding:Meningitis Purulenta
Pemeriksaan Penunjang:1. C Reaktive Protein (CRP)2. IgM dan IgA3. Foto rontgen thorak
4. USG atau CT Scan kepala
Perawatan:Rawat Inap, bila tersedia sebaiknya di Neonatal Intensive Care Unit (NICU)
Terapi:1. IVFD sesuai kebutuhan2. Antibiotika IV:
a. Kombinasi antara Ampisilin 200-400 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis dan gentamisin5-7,5 mg/ kgBB/hari dibagi 2 dosis
b. Kombinasi Sefotaksim dengan dosis 200mg/kgBB/hari, oral dibagi dalam 2-3 dosis
dan Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosisc. Seftriakson 50-80 mg/kgBB/hari dosis tunggal atau 2 dosisd. Bila perlu, dipertimbangkan Imipenem (Tienam, Pelastin) 10-20 mg/kgBB/hari, 2-3
dosise. Bila terjadi perburukan perlu dipertimbangkan pemberian Metronidasol drips (Flagyl,
Fortagyl)f. Antibiotik diganti sesuai hasil biakan kuman, dan tes kepekaan.
3. Transfusi Tukar bila perlu
Penyulit:1. Meningitis Purulenta2. Kebutaan, ketulian, retardasi mental, gangguan motorik dan bicara, hidrosefalus
3. Gangguan tumbuh kembang anak
Informed Consent:Perlu (tertulis)
Lama perawatan:Sampai respons klinik baik, pengobatan dilanjutkan 10 - 14 hari
Masa Pemulihan:Tergantung keadaan umum penderita, 2-3 minggu sampai 1-2 bulan
Out Put:1. Sembuh Total2. Sembuh dengan gejala sisa
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
13/67
3. Kematian (10-40%)
8. HIPOGLIKEMIA PADA BAYI
Kriteria Diagnosis
1. Pada BBLR, Kadar Gula darah (KGD) < 25 mg/dl dalam 72 jam pertama2. Pada Bayi Cukup Bulan , Kadar Gula darah (KGD) < 30 mg/dl dalam 72 jam pertama
,dan < 40 mg/dl pada hari berikutnya3. Didapati dalam 2 golongan :
a. Hipoglikemi Asimptomatik (tanpa gejala): hipoglikemi tanpa disertai gejala klinik dansering terjadi pada bayi sebelum berusia 12 jam
b. Hipoglikemi Simptomatik (dengan gejala klinis)4. Gejala Klinis: tidak mau minum/kesulitan minum, tangis lemah ataupun high pitched cry,
letargi, gemetar/tremor, takipnu, serangan sianosis dan apnu intermitten, tangis lemah,apati, kejang ataupun tonus otot menurun sampai kelumpuhan, gerakan bola mata tak
terkoordinir/ gerakan putar mata, keringat dingin, hipotermi, gagal jantung dan koma.5. Ada faktor resiko:a. Bayi dari Ibu Penderita Diabetes (IPD)b. Faktor Resiko Lain seperti: bayi dari toksemia, prematur/dismatur, bayi besar, bayi
dengan infeksi berat/sepsis, bayi dengan Sindroma Gawat Napas (SGN), hipotermi,asfiksia berat, dan perinatal stress.
6. Khusus bayi yang lahir dari IPD walaupun tanpa gejala (asimptomatik) dilakukanpemeriksaan KGD seperti bayi dengan hipoglikemi yaitu:a. Pemeriksaan pertama 1 (satu) jam setelah lahir.b. Bila KGD normal dilakukan pemeriksaan ulang tiap 1-2 jam sampai usia 6-8 jam, bila
KGD tetap normal pada setiap pemeriksaan lanjutkan sesuai huruf c.c. Pemeriksaan tiap 4-6 jam pada 16-18 jam berikutnya, bila KGD tetap normal juga
pada setiap pemeriksaan lanjutkan sesuai huruf d.d. Pemeriksaan tiap hari untuk hari ke-2 dan ke-3 kehidupan.
Pemeriksaan Penunjang:KGD
Perawatan:Rawat Inap, sebaiknya di NICU
Terapi:1. Penatalaksanaan bayi hipoglikemi sesuai bagan terapi di bawah ini.2. Hipoglikemi asimptomatik diberikan pengobatan seperti hipoglikemi simptomatik bila
dengan 2 kali pemeriksaan dengan selang satu jam bayi berada dalam keadaanhipoglikemi.
3. Hipoglikemi simptomatik : bolus IV larutan Dextrose 10% 2 ml/kgBB dilanjutkan denganIVFD Dextrose 10% sesuai kebutuhan rumatan
4. Monitor KGD setelah 2 jam, bila tetap rendah bolus Dextrose 10% 2 ml/kgBB lagi danlanjut dengan rumatan, dan selanjutnya sesuai bagan terapi di bawah ini.
5. ASI tetap diberikan dengan mempertimbangkan kemampuan minum bayi dan kondisibayi.
Penyulit:Hipoglikemi Persisten
Informed Consent:Perlu (tertulis), bayi akan mengalami tindakan pemeriksaan KGD serial.
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
14/67
Lama perawatan:Sampai KGD normal selama 1-3 hari
Masa Pemulihan:3 7 hari
Out Put:1. Sembuh Total2. Sembuh dengan gejala sisa3. Kematian
Bagan Terapi Bayi Hipoglikemi
9. IKTERUS NEONATORUM
Kriteria Diagnosis
HIPOGLIKEMI
Bolus Dextrose 10%2 ml/kgBB
Lanjut IVFD Dextrose 10%(sesuai kebutuhan rumatan)
2 jam
PERIKSA KGD
KGD NormalLanjut IVFD
Dextrose 10%
HIPOGLIKEMIBolus ulangLanjut IVFD
Dextrose 10%(sesuai kebutuhanrumatan)
2 jam
KGD NormalLanjut IVFD
Dextrose 10%
KGD Normal
24 jam
KGD NormalLanjut IVFD
Dextrose 10%
STOPLanjut ASI oral
2 jam
HIPOGLIKEMIUlangi seperti
di atas
HIPOGLIKEMIUlangi seperti
di atas
HIPOGLIKEMIBerikan Hidrokortison 5-10 mg/kg/BB
Setiap 12 am selama 3 hari
24 jam
24 jam
HIPOGLIKEMICari Penyebab Sekunder
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
15/67
1. Diskolorasi kuning kulit atau organ lain akibat penumpukan bilirubin.2. Dikenal klinis: ikterus fisiologis dan Hiperbilirubinemia (Ikterus patologis)3. Dianggap Hiperbilirubinemia bila:
a. Ikterus terjadi pada 24 jam pertamab. Peningkatan konsentrasi bilirubin 5mg% setiap 24 jamc. Konsentrasi bilirubin serum sewaktu 10mg% pada neonatus kurang bulan dan 12,5
mg% pada neonatus cukup bulan.d. Ikterus disertai proses hemolisis (Inkompatibilitas darah, defisiensin enzim G6PD dan
sepsis)e. Ikterus yang disertai adanya faktor resiko kerusakan sawar darah otak:
1) Berat Lahir Rendah2) Masa gestasi < 36 minggu3) Asfiksia, Hipoksia, Sindroma gangguan Napas (SGN)4) Infeksi5) Trauma lahir pada kepala6) Hipoglikemia7) Hiperosmolalitas darah
4. Klinis adanya ikterus, dengan perkiraan secara visual (David Morley,1979):Daerah Ikterus Kadar Bilirubin
Kepala 5 mg%Dada 10 mg%Perut 15 mg%Paha/Lengan 18 mg%Kaki/Tangan 20 mg%
Pemeriksaan Penunjang:1. Kadar bilirubin Serum
2. Darah Rutin lengkap3. KGD4. AGD, bila perlu
Perawatan:1. Rawat Jalan, bila Ikterus fisiologis. Pemberian minum dengan jumlah cairan yang sesuai
dengan kebutuhan bayi baru lahir, sinar matahari/penerangan yang cukup, bila perlupemberian fenobarbital (luminal) oral 5 mg/KgBB/hari selama 5 hari dan atau pemberiankolestiramin sampai 1 g/KgBB/hari dibagi dalam beberapa dosis.
2. Rawat Inap, sebaiknya di NICU bila Hiperbilirubinemia, terutama yang disertai faktor-faktor yang memberatkan.
Terapi:1. Pemberian minum oral atau caian intravenous dengan jumlah cairan yang sesuai dengan
kebutuhan bayir baru lahir2. Pemberian fenobarbital dan atau kolestiramin3. Pemberian albumin untuk mengikat bilirubin indirek yang bebas dalam darah dengan
dosis 10 ml/KgBB/hari4. Terapi sinar5. Transfusi Tukar
Penyulit:1. Kern Ikterus2. Serebral Palsi
Informed Consent:
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
16/67
Perlu (tertulis)
Lama perawatan:Sampai Ikterus menghilang
Masa Pemulihan:10 14 hari
Out Put:1. Sembuh Total2. Sembuh dengan gejala sisa3. Kematian
Pedoman Penanganan Ikterus Neonatal
Menurut Saat Terjadinya dan Konsentrasi Bilirubin Indirek Serum
KonsentrasiBilirubin Indirek Serum
(mg%)
Saat timbulnya Ikterus
24 jam pertama 24 jam kedua 24 jam ketiga
0 9,9 Observasi ***
Observasi ***
Observasi ***
10 14,9 Terapi Sinar ***
Terapi sinar ***
Terapi Sinar ***
15 19,9 Transfusi Tukar*****
Terapi Sinar ******
Terapi Sinar ******
> 20 (disertai faktor resiko
kerusakan sawar otak)
Transfusi Tukar
*****
Transfusi Tukar
*****
Transfusi Tukar
*****
> 20 (tidak ada faktor resikokerusakan sawar otak)
Terapi sinar ******
Terapi sinar ******
Terapi sinar ******
Keterangan:* = 1. Bila gagal, terapi dirobah menurut kadar bilirubin lebih tinggi
2. Bila ada faktor resiko kerusakan sawar darah otak, terapi dirubah menurut kadar Bilirubinlebih
tinggi.** = Perbaikan Keadaan Umum
*** = Pemberian albumin 1 g/KgBB secara intravena
10. DIARE DAN DEHIDRASI
Kriteria Diagnosis:1. Adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekwensi berak dari biasanya ( 3x/hari)2. Diare akut diare yang berlangsung < 2 minggu3. Diare kronis diare yang berlangsung > 2 minggu
Faktor Penyebab:
1. Peradangan usus oleh agen penyebab: bakteri, virus, parasit, jamur2. Keracunan makanan atau minuman baik yang disebabkan oleh bakteri maupun bahankimia
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
17/67
3. Kekurangan gizi yaitu kekurangan energi protein4. Intoleransi terhadap laktosa susu, atau karena alergi susu sapi5. Imunodefisiensi6. Faktor lain seperti kurangya penyediaan air bersih, kurangnya fasilitas sanitasi dan
higiene perorangan, pemberian makanan pendamping ASI yang tidak sesuai7. Faktor musim dan geografi daerah
Pemeriksaan Penunjang:1. Tinja mikroskopis, parasit dan jamur2. Biakan Tinja dan tes sensitivitas3. Darah tepi rutin4. Elektrolit , AGD, KGD sesuai keadaan
Derajat Dehidarasi:1. Dehidarsi Ringan : kehilangan berat badan 2-5%2. Dehidrasi Sedang : kehilangan berat badan 6-9%
3. Dehidrasi Berat : kehilangan berat badan 10%4. Penilaian Derajat Dehidrasi :
Penilaian Derajat Dehidrasi
UNTUK DERAJAT DEHIDRASIUNTUK PENILAIAN LAIN
A B C
1. Tanyakan ttg :- Diare
- Muntah- Rasa haus
- Urin
< 4x BAB cairsehari
Sedikit/tidak adaNormal
Normal
4-10x BAB cairsehari
Beberapa kaliBertambah
Warna sedikitgelap
>10x BAB cair sehari
Sangat seringTidak dapat/tidak mau minumTidak ada urin dalam 6 jamterakhir
Lebih dari 14 hari
Ada darah dalam tinja
2. Periksa :- Keadaan
Umum
- Airmata- Mata- Mulut/Lidah- Napas
Sehat, Aktif
AdaNormalBasahNormal
Tampak sakit,mengantuk,lesu, rewelTidak adaCekungKeringCepat
Tampak sakit berat,mengantuk sekali, lemah,tidak sadarTidak adaCekung dan keringSangat keringCepat dan dalam
Gizi Buruk
3. Raba :- Kulit
(dicubit)- Denyut Nadi
- Ubun-Ubun
Kembali cepat
Normal
Normal
Kembali lambat
Cepat
Cekung
Kembali sangat lambat
Sangat cepat,lemah /tidak terabaSangat cekung
4. Ukur Suhutubuh Demam 38,5
oC
5. Timbang BeratBadan
Kehilangan < 25grUntuk tiap KgBB
Kehilangan 100grUntuk tiap KgBB
Kehilangan > 100 grUntuk tiap KgBB
6. Tetapkan : Penderita tidakada tanda-tandadehidrasi
GUNAKANRENCANA
PENGOBATAN A
Bila didapatkan 2 gejala berartidehidrasi sedang
GUNAKANRENCANA
PENGOBATAN B
Bila didapatkan 2 gejalaberarti dehidrasi berat
GUNAKAN RENCANAPENGOBATAN C
BILAPENDERITA
DENGAN:
TINDAKAN
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
18/67
Darah dalamtinja dengandiare> 14 hari
Obati denganantibiotikayang sesuaimelalui oraluntuk Shigeladisentri.Bila penderita
juga
mengalamidehidrasi, giziburuk, atauusia < 1 tahun,periksa ulangperbaikansetelah 24-48
jam. Untuk giziburuk dirawatdi Rumah Sakit
Bila diare >14 haridengan/tanpa darahdalam tinja,
disertai giziburuk
PerawatanRumah sakit
Demam38,5
0C
Tunjukkankepada ibubagaimanacaramenurunkanpanas,misalnyadengankompres/mengipasi.Cari dan obatipenyebab lain(misalnya
pneumonia)
Terapi:
Rencana Pengobatan A (Diare Tanpa Dehidrasi)a. Terangkan ketiga cara untuk pengobatan diare di rumah :
1. Beri anak lebih banyak cairan daripada biasa untuk mencegah dehidrasi. Cairanyang cocok termasuk:a) Cairan yang dianjurkan untuk digunakan di rumah atau makanan cair seperti sup
atau air tajinb) ASI atau makanan yang terbuat dari susu yang diencerkan dengan jumlah 2 kali
lebih banyak dari biasa2. Beri anak makan :
a) Makanan yang baru dibuat. Makanan yang dianjurkan adalah campuran padi-padian dengan daging, susu dan ikan. Tambahkan beberapa tetes minyak ataulemak kedalam makanan bila mungkin.
b) Beri sari buah segar atau pisang untuk menambah kaliumc) Bujuk anak agar makan sebanyak mungkind) Masak atau hancurkan/cincang makanan dengan baik agar lebihe) mudah dicernaf) Setelah diare berhenti, beri tambahan makan 1 kali sehari selama seminggu atau
sampai anak mencapai berat badan normal kembali.3. Bawa anak kembali ke Rumah sakit, bila anak menderita sebagai berikut:
a) Buang air besar cair meningkat lebih banyak/beberapa kalib) Sangat kurus
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
19/67
c) Mata menjadi cekungd) Demame) Tidak mau makan atau minum seperti biasanyaf) Kelihatannya tidak bertambah baik
b. Ajari Ibu bagaimana menggunakan larutan oralit/pedyalit di rumah bila :1. Ibu tidak dapat kembali sedangkan diarenya bertambah berat. Kebijakan Nasional
untuk memberi oralit kepada semua anak yang datang ke pusat kesehatan untukpengobatan diare atau anaknya sudah mendapatkan rencana pengobatan B, untukmencegah dehidrasi kembali.
2. Perlihatkan kepada Ibu bagaimana mencampur dan memberikan oralit3. Perlihatkan kepada Ibu berapa banyak yang harus diberikan :4. 50 100 ml (1/4 gelas besar/200 ml) larutan oralit setiap BAB cair untuk anak
2 tahun6. Katakan kepada ibu bila anak muntah, tunggu 10 menit kemudian teruskan
memberikan larutan oralit tetapi lebih lambat, sesendok makan tiap 2-3 menit.7. Berikan ibu beberapa bungkus oralit yang cukup untuk 2 hari.8. Ingatkan Ibu, selain anak diberikan oralit, anak juga harus terus tetap diberikan ASI
atau makanan dan susu yang diencerkan, dan harus diberi makan seperti yangdiberikan sebelum sakit (sesuai kebutuhan dan umur anak).
9. Ingatkan Ibu, makanan encer atau gula garam tidak boleh diberikan sebagaicampuran oralit.
c. Terangkan bagaimana Ibu dapat mencegah diare dengan :1. Memberi ASI saja selama usia 4-6 bulan pertama dan terus memberikan ASI untuk
paling kurang usia 1 tahun pertama.2. Memberikan makanan sapihan yang yang bersih dan bergizi pada umur 4 6 bulan
3. Semua anggota keluarga harus selalu mencuci tangannya dengan sabun dan airsetelah buang air besar, sebelum makan, atau sebelum menyiapkan makanan
4. Buanglah air besar di jamban/WC5. Membuang/membersihkan dengan cepat tinja anak kecil ke jamban/WC
Rencana Pengobatan B (Dehidrasi Ringan Sedang)
1. Jumlah larutan oralit yang harus diberikan pada 3 jam pertama :
Umur penderita2 4 6 8 10 12 18 2 3 4 6 8 12 dewasa(---------------bulan----------------) (-----------------------------tahun-----------------------)
BB penderita dalam Kg 3 5 7 9 11 13 15 20 30 40 50
Beri larutan inidalam jumlahuntuk 3 jampertama
Dalamml
200-400 400-600 600 800 800-1000 1000-2000 2000 - 4000
* Gunakan umur penderita bila berat badan tidak diketahui
Anjurkan Ibu untuk terus memberikan ASI. Bila penderita mau oralit berikan lagi.Bilamata penderita menjadi bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan cairan yanglain. Bila diare masih berlangsung gunakan oralit kembali setelah bengkaknya hilang.Bila anak muntah, tunggu 10 menit, kemudian teruskan pemberian oralit tetapi ebihperlahan.
2. Bila anak dirawat untuk rehidrasi:
a. Tunjukkan kepada Ibu banyaknya larutan yang harus diberikan pada anakb. Tunjukkan cara memberikannya, sesendok makan tiap 1-2 menit
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
20/67
c. Periksa berulang kali apakah ada penyakit lain3. Setelah 3 jam periksa anak kembali dengan meggunakan bagan penilaian, kemudian
pilih rencana pengobatan yang cocok. Bila akan diteruskan dengan rencanapengobatan B, suruh Ibu memberi makanan sedikit-sedikit. Bila anak dibawah umur 12bulan suruh ibu untuk terus memberikan ASI, atau bila anak tidak disusui, berikan 100-200 ml air minum sebelum memberikan oralit.
4. Bila anak rawat jalan sebelum rencana pengobatan B :a. Berikan Ibu bungkusan oralit yang cukup untuk 2 hari dan perlihatkan cara
menyiapkan larutanb. Tunjukkan banyaknya oralit yang harus diberikan selama pengobatan 3 jam di
rumahc. Beritahu Ibu untuk memberikan sebanyak mungkin oralit dan cairan lain setelah 3
jam pengobatan pertama selesaid. Beritahu Ibu untuk memberikan makan anak sedikit-sedikit tiap 3-4 jame. Beritahu Ibu untuk membawa anak kembali ke Rumah Sakit/Pusat kesehatan, bila
anak menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:1) 3 (tiga) tanda dehidrasi:
i. BAB sering kaliii. Sangat hausiii. Mata cekung
2) Demam3) Makan dan minum tidak seperti biasa4) Tampak tidak membaik
5. Bila pemberian minum oral tidak/sulit dilakukan, anak dirawat inap dan dapat diberikancairan RL/Asering 10 ml/KgBB/jam selama 6 jam, sambil monitor kekerapan BAB danmotivasi keluarga untuk berusaha memberikan oralit/pedyalit setiap BAB cair padaperiode 6 jam tersebut. Setelah 6 jam, telah terehidarasi cairan diganti dengan cairanrumatan,dan pemberian oralit diteruskan seperti di atas.
Rencana Pengobatan C (Dehidrasi Berat)
1. Bila penderita mengalami dehidrasi berat defisit cairan diperkirakan 10% dari beratbadannya. Ini juga dapat dinyatakan sebagai 100 ml/KgBB banyaknya dan kecepatancairan yang diberikan dalam 3 jam pertama.
2. Anak 1 tahun harus diberikan 100 ml/ Kg BB dalam 3 jam pertama. Bila penderitadalam keadaan syok, cairan intravena harus diberikan secepatnya sampai denyut naditeraba atau sebanyak setengah jumlah cairan yang harus diberikan dalam 1 jam.
3. Untuk bayi < 1 tahun, cairan harus diberikan lebih lambat, mulai dengan kecepatan 30
ml/KgBB dalam 1 jam pertama lalu 20 ml/KgBB dalam 2 jam berikut atau 70 ml/KgBBdalam 3 jam pertama. Setelah itu sisanya 30ml/KgBB harus diberikan oral dengan oralitbila bayi itu dapat diberi minum oralit dan atau ASI.
4. Terapi rehidrasi awal dan pemberian cairan yang sudah dihitung harus dipenuhi dalamwaktu 3jam untuk anak diatas usia 5 tahun, dan dalam waktu 4-6 jam untuk bayi danbalita.
5. Jumlah cairan dan kecepatan pemberian cairan yang dicantumkan diatas adalah rata-rata, berdasarkan kebutuhan biasa. Jumlah ini harus ditambah bila tidak cukup ataudikurangi bila rehidrasi sudah tercapai lebih cepat dari yang diperkirakan. Overhidrasi
terjadi dengan ditandai oleh bengkak di sekitar mata, payah jantung kongesti ataupunedema paru.
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
21/67
6. Cairan yang dipakai adalah cairan RL / Aschering. Bila tidak tersedia, dapat dipakailarutan setengah Darrow atau NaCl 0,45% dalam Dektrose 5%.
Petunjuk Pengobatan Rehidrasi Pada Dehidrasi Berat:
KelompokUmur
Jenis cairan Jumlah cairan30 ml/KgBB Kemudian
70ml/KgBB
< 12 Bulan Ringer Laktat Dalam 1 jam 5 jam
12 Bulan Ringer Laktat 30 menit 2 - 3 jam
1. Apabila dalam 1-2 jam masih ada tanda-tanda dehidrasi berat dapat diberi ciran 30
ml/KgBB/1 jam. Jika penderita sudah sapat minum diberikan oralit 5 ml/KgBB/jam ataudapat dilakukan rehidrasi sebagai berikut:a. < 12 bulan : 30 ml/KgBB/1 jam IV, kemudian 40 ml/kgBB/2jam, setelah itu dilanjutkan
denganb. 30ml/kgBB/3jam secara oralc. 12 bulan : 100 ml/KgBB/3 jam IV, mula-mula diberikan secepat mungkin sampai
nadi mulai teraba.d. Bila tidak ada fasilitas untuk pemberian cairan IV, maka dapat diberi cairan melalui
pipa nasogastrik sebanyake. 10 ml/KgBB/jam selama 6 jam (total 120 ml/KgBB)f. Bila tidak ada pipa nasogastrik dan penderita masih bisa minum maka dibaerikan
cairan oralit sebanyak
g. 10ml/kgBB/jam selama 6 jam.2. Semua penderita dehidrasi berat harus diikuti dari dekat oleh petugas kesehatan.3. Pengobatan harus dinilai setelah 1 jam dan kemudian setelah 2-3 jambila penderita
masih gawat4. Pada saat penilaian, kecepatan pemberian tetesanharus dipercepat atau diperlambat
dan jumlah cairan yang diperlukan dihitung kembali bergantung pada perubahan dantanda-tanda dehidrasi yang dilihat pada penderita dan aspek lain keadaan penderita.
5. Secara khusus diperhatikan :a. Volume dan kekerapan BABb. Kekerapan dan banyaknya muntahc. Tanda-tanda dehidrasid. Apakah cairan rehidrasi (oral atau IV) sudah cukup diberikan.
11. KOLERA
Kriteria Diagnosis:1. Diare profus dan mendadak, denga tinja berwarna seperti air cucian beras (rice water
diarrhea), bau anyir/amis.2. Muntah-muntah3. Dehidrasi4. Nyeri perut, tenesmus dan panas (-)
Diagnosis Banding:
Enterotoksigenik E. Coli
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
22/67
Pemeriksaan Penunjang:1. Tinja mikroskopis2. Biakan Tinja3. KGD dan serum elektrolit sesuai keadaan4. AGD sesuai keadaan
Perawatan:Rawat inap dalam ruang perawatan khusus/isolasi
Terapi:1. IVFD dengan cairanRL/Asering
a. Bila disertai syok, sesuai dengan penanganan syokb. Bila dehidrasi, sesuai dengan penanganan dehidrasi
2. Kemudian diteruskan rumatan dengan cairan NaCL/Dextrose 10% dengan perbandingansesuai umur, atau dengan cairan KAEN ( 3A/3B atau 4A/4B tergantung umur)
3. Atasi gangguan keseimbangan elektrolit, asidosis, hipoglikemia bila ada.4. Tetrasiklin 30 50 mg/kgBB/hari oraldalam 3-4 dosis terbagi selama 3 hari
5. Berikan cairan Oralit / Pedialyte sesuai kebutuhan6. Diet lunak cukup kalori dan protein
Penyulit:1. Dehidrasi berat dan Syok2. Gangguan elektrolit3. Asidosis Metabolik4. Hipoglikemi5. Gagal Jantung Akut6. Gagal Ginjal Akut
Informed Consent:
Perlu (tertulis)
Lama perawatan:Sampai renjatan atau dehidrasi teratasi, sekitar 5 hari, bila ada penyulit perawatan sampai>10 hari
Masa Pemulihan:2 minggu
Out Put:1. Sembuh total
2. Kematian, bila komplikasi tak teratasi
12. SHIGELLOSIS
Kriteria Diagnosis:1. Diare mendadak yang disertai darah dan lendir/nanah dalam tinja. Pada permulaan bisa
terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, setelah 12-72 jam sesudahpermulaan penyakit, darah dan lendir didapatkan dalam tinja
2. Muntah-muntah3. Nyeri perut dan tenesmus4. Panas antara 39,50- 400 C5. Kadang-kadang ada gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
23/67
Diagnosis Banding (Diare berdarah):1. Kampilobakter2. Amuba3. E.Coli yang invasif4. Salmonella5. Areomonas Sp6. Yersinia Enterokolitika7. Klostridium defisil
Pemeriksaan Penunjang:1. Tinja mikroskopis2. Biakan tinja3. Darah rutin
Perawatan:
Rawat inap
Terapi:1. Pemberian cairan dan elektrolit (dapat secara oral atau intragastrik drip atau IVFD)2. Pemberian makanan lunak cukup kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi, bila
masih menetek ASI teruskan3. Kotrimoksasol (trimetoprim 10mg/kgBB/hari dan sulfametoksasol 50 mg/kgBB/hari)
dibagi 2 dosis, selama 5 hari
Penyulit:1. Dehidrasi berat2. Kejang
3. Sepsis4. Gangguan elektrolit5. Sindroma Hemolitik Uremik6. Malnutrisi/ malabsorbsi
Informed Consent:Perlu (tertulis)
Lama perawatan:Tanpa penyulit perawatan 7 hari
Masa Pemulihan:2 minggu
Out Put:1. Sembuh total2. Kematian, bila komplikasi tak teratasi
13. MALABSORPSI LAKTOSA
Kriteria Diagnosis:1. Gangguan penyerapan laktosa oleh karena defisiensi enzim laktase yang disebabkan
adanya kerusakan epital mukosa usus halus, atau akibat infeksi saluran pencernaan
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
24/67
2. Diare berair, jumlah banyak, menyemprot dan berbuih, bau asam3. Muntah4. Kembung (meteorismus), nyeri perut dan flatulens5. Ekskoriasi sekitar anus ( eritema natum)6. Dehidarasi7. Gangguan pertumbuhan
Diagnosis Banding:CMPSE (Cows Milk Protein Sensitive Enteropathy)
Pemeriksaan Penunjang:1. Tes reduksi Gula (tablet clini) 0,5% dugaan suatu malabsorpsi karbohidrat2. pH tinja bersifat asam (lakmus biru menjadi merah muda)3. Darah tepi rutin4. KGD, Elektrolit, AGD sesuai keadaan5. Kromatografi gula tinja6. Toleransi gula
7. Tes pernapasan hidrogen8. Biopsi usus halus
Perawatan:Rawat inap, terutama kasus dengan komplikasi
Terapi:1. Diet rendah atau bebas laktosa2. Pemberian cairan dan elektrolit (dapat secara oral atau IVFD)3. Pemberian ASI teruskan
Penyulit:
1. Dehidrasi2. Gangguan Pertumbuhan
Informed Consent:Perlu (tertulis)
Lama perawatan:Sampai penyulit teratasi
Out Put:Tergantung penyebab, bila bakteri/virus teratasi sembuh total
14. PERDARAHAN SALURAN CERNA
Kriteria Diagnosis:1. Dapat bersifat ringan (occult blood) maupun perdrahan masif2. Hematokezia : perdarahan berupa darah segar yang berasal dari saluran
pencernaan bagian bawah3. Melena : perdarahan yang berwarna hitam (lembek), karena darahyang
telah dicerna4. Hematemesis : muntah dan darah segar5. Coffee ground emesis : cairan muntahan berwarna coklat kehitaman
(darah + HCl lambung hematin)
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
25/67
6. Tinja berdarah campur lendir, warna seperti kuah bayam merah7. Klinis lain tergantung sifat perdarahan dan penyebab yang mendasari
Diagnosis Banding:Terutama tergantung pada lokasi umur penderita dan lokalisasi perdarahan:
1. Neonatusa. Perdarahan saluran cerna atas:
1) Tertelan darah Ibu2) Hemmorhagic Disease of the Newborn3) Stress Ulcer4) Gastritis5) Esofagitis6) Idiopatik
b. Perdarahan saluran cerna bawah:1) Fisura ani2) Enterokolitis Nekrotikans (NEC)
3) Malrotasi2. Bayi ( 1 bulan 12 bulan):a. Perdarahan saluran cerna atas
1) Esofagitis2) Gastritis3) Rangsang obat-obatan (salisilat,steroid)4) Intoksikasi bahan kaustik5) Tertelan benda asing
b. Perdarahan saluran cerna bawah:1) Invaginasi2) Gangren3) Hemangioma
4) Alergi Susu sapi3. Umur 1 - 2 tahun:
a. Perdarahan saluran cerna atas:Ulkus lambung/duodenum
b. Perdarahan saluran cerna bawah1) Polip2) Divertikulum Meckel
4. Umur > 2 tahun:a. Perdarahan saluran cerna atas:
Varicesb. Perdarahan saluran cerna bawah
1) Polip
2) Inflammatory Bowel Disease
Penyebab lain :1. Darah epistaksis yang tertelan2. Diare karena infeksi3. Infestasi cacing4. HSP ( Henoch-Schonlein Purpura)5. Malformasi pembuluh darah intestinal6. Demam Berdarah Denque
Pemeriksaan Penunjang:1. APT Tes : HbA darah berasal dari Ibu2. Darah lengkap3. Faal pembekuan darah (waktu perdarahan, pembekuan, jumlah trombosit, PT, PTT)
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
26/67
4. Cross match ( bila diperlukan transfusi)5. Benzidin Test6. Colok dubur : polip, tumor7. Foto polos abdomen 3 posisi8. Foto polos dengan kontras barium: upper dan lower GI Studies9. Endoskopi
Konsultasi:Bagian Bedah / Bedah Anak
Perawatan:Rawat inap, tergantung klinis dan faktor penyebab
Terapi:1. Lihat bagan penatalaksanaan2. Perdarahan minimal dari daerah anorektal, disesuaikan penyebab3. Perdarahan masif, transfusi darah atau plasma untuk penggantian, bila keadaan telah
stabil dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan diagnostik4. Pasang pipa nasogastrik5. Irigasi lambung dengan air es6. Vit K 1 5 mg IM7. Drips vasopresin/pitresin : 20 KI dalam 500 ml cairan, dengan kecepatan tetesan 10
60 ml/jam
Penyulit:Dehidrasi
Informed Consent:Perlu (tertulis)
Lama perawatan:Tergantung penyebab
Out Put:Tergantung penyebab
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
27/67
Penatalaksanaan Perdarahan saluran cerna pada bayi dan anak
Bentuk perdarahan, lokasi, penyebab
Keadaan umum, tekanan darah,nadi, abdomen,THT,anus,
Hemangioma kutaneus, fisura anal, melanin sekitarmulut,
Luka sayat
IVFD, atasi syok, transfusi darah segar
( LIHAT BAGANSELANJUTNYA)
Ova/Salmonella/Campilobactetr/Shigella/Amuba/EIEC
Ulkus peptikum IntususepsiSindroma mallory Weiss Fisur anal,
HSP, Hemolitik UreemikObati sesuai
Varises Esofagus penyebab
Hematobilia Kolitis, PolipTata Laksana Hemangioma
ANAMNESIS
Pem. FISIK
RESUSITASI
CARI LOKASI/PENYEBAB & MULAI TERAPI BAYI < 6 BULAN
ANAK/BAYI > 6 BULAN
Perdarahan bagian atasHematemesis/Melena
Enterotest duodenal kapsulIrigasi salin
Perdarahan bagian bawahHematokesia
Tanda bendungan (+)Hepar / lien Tanda bendungan (-)Hepar / lien Tanda akut abdomen (-) Tanda akut abdomen (+)
Endoskopi Endoskopi Periksa feces lengkap Masa (-) Masa (+)
Ba meal Ba Meal
Konsul Bedah
Ba EnemaKonsul Bedah
+ -
Anoskopi/Sigmoidoskopi
Tentukan
Vitalitas
Hepar
Angiografi
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
28/67
Hipertensi portal
Polip/Tumor
Kolitis
Divertikulum Meckel
Duplikasi Ileum
darah ibu
Darah tepi,Waktu pembekuan, waktu perdarahanDefisiensi Vit.K, PTT
Tatalaksana NEC /Peritonitis Primer
Obati LokalEsofagitis
Ulkus peptikumVarises
Duplikasi IleumDivertikulum Mekel
-
Ba enema & kolonoskopi
-
Scanning Sodium Pertechnetate
Pada perdarahan berikut
BAYI < 6 BULAN
Apt Test
(-) (+)darah ibu
Singkirkan Kelainan Perdarahan
Hematemesis melena Hematokesia
Tanda NEC (+) Tanda NEC (-)
BNO 3 posisi
Serial
Enterotest Duodenal Kapsul
Irigasi salin
Di atas Lig.Treitz Di bawah Lig.Treitz Akut Abdomen (-)
Akut Abdomen (+) Fisura anal + Fisura anal -
BNO 3 posisi
free air
ScanningSodium pertechnetate
Massa (+) Massa (-)
THT/GE
Endoskopi
(-) (+)
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
29/67
Volvulus Peritonitis perforasiIntususepsi
15. HEPATITIS VIRUS
Kriteria Diagnosis:1. Keradangan hati yang disebabkan oleh virus
2. Gejala klinis dapat berbentuk Akut (Ikteric Hepatitis), Subklinik, Fulminan, Kronik,Pengidap.3. Akut : Ikterus, mual, muntah, nyeri perut,demam, air kemih berwarna gel4. Subklinik : Tanpa gejala atau gejala sangat ringan dan tidak khas5. Fulminan : gejala sangat hebat, disertai gangguan kesadaran dan gejala neurologis6. Kronik : pada anak usia > 10 minggu disertai kekambuhan sembab, dan gejalasirosis7. Pembesaran hati
Diagnosis Banding:Hepatitis karena faktor lain : bakteri, parasit, bahan toksin, obat-obatan, atau bahan-bahanlain yang dapat merusak hati
Pemeriksaan Penunjang:1. Darah lengkap, Urin lengkap2. Pemeriksaan ensimologik: enzym parenkim hati (GOT,GPT,GLDH,LDH), enzym saluran
empedu (Alkali Fosfatase, Gama GT, LAP=Leucine Amino Peptidase), enzym sintesishati (Kolinesterase)
3. Bilirubin serum, Serum protein4. Serologis untuk tentukan etiologi dan petanda virus5. Gama globulin, asam empedu, alfa fetoprotein, auto antibodi bila curiga hepatitiskronik6. USG hati7. Elektrolit dan AGD sesuai indikasi
Perawatan:Rawat inap pada kasus akut dan fulminan
Terapi:1. Pemberian makanan yang adekuat, ditambah roboransia. Beri kalori 150 kal/KgBB/hari,
makanan kaya karbohidrat, lemak dibatasi.2. Koreksi adanya dehidrasi, gangguan elektrolit serta keseimbangan asam dan basa dan
anemia.3. Bed rest/batasi akitifitas menjaga hepatic blood flow4. Atasi infeksi yang menyertai dengan antibiotik sesuai
5. Hindari obat/makanan yang potensial merusak hati6. Beri Vit K 1 - 5 mg suntikan, dan neomisin intragastrik bila ada tanda-tandaperdarahansaluran cerna
Ba Enema Konsul bedah
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
30/67
7. Atasi kejang dengan diazepam dengan setengah dosis biasa8. Berikan CTM untuk keluhan gatal-gatal9. Obat-obat kortikosteroid, antivirus tidak selalu dianjurkan karena belum memberikan
hasil yang baik10. Pantau akan kemungkinan berlanjutnya proses kerusakan hati11. Bila kadar bilirubin sangat meningkat, alkali fosfatase dan gama GT meningkat dapat
didiagnosis suatu kolestasis, berikan koleretik: fenobarbital 5 mg/KgBB/hari dibagi 2dosis dan kolestiramin1 gr/KgBB/hari dibagi sama dengan pemberian Formula
Penyulit:1. Dehidrasi berat2. Kejang3. Sepsis4. Gangguan elektrolit5. Kegagalan Fungsi Hati6. Sirosis dan Hipertensi Portal7. Malnutrisi
Informed Consent:Perlu (tertulis)
Lama perawatan:Sampai keadaan stabil
Masa Pemulihan:Tergantung kerusakan hati
Out Put:1. Sembuh total
2. Pengidap3. Kegagalan Fungsi Hati, Sirosis dan Hipertensi Portal4. Kematian
16. KOLESTASIS
Kriteria Diagnosis:1. Terganggunya aliran empedu memasuki usus2. Tinja berbentuk dempul: warna lunak dan pucat3. Ikterus
4. Gatal- gatal5. Tanda-tanda hipoprotrombinemia6. Tanda-tanda kerusakan hati7. Pedoman klinis untuk membedakan kolestasis intrahepatik dan ektrahepatik :
Gambaran Klinis Ekstrahepatik IntrahepatikWarna Tinja putih kuningBerat Badan Lahir > 3 Kg < 3 KgUmur saat tinjaalkolis dengangambaran ikterus
2 minggu 1 bulan
Hepatomegali Konsistensi padat Konsistensi kerasFenobarbital 10 hari
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
31/67
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
32/67
Penyulit:1. Malnutrisi2. Kegagalan Fungsi Hati3. Sirosis dengan Hipertensi PortalInformed Consent:Perlu (tertulis)
Lama perawatan:Sampai keadaan stabil
Masa Pemulihan:
Tanpa komplikasi, 1-2 bulan
Out Put:1. Sembuh total2. Kegagaln Fungsi Hati, Sirosis dan Hipertensi Portal
3. Bila pasase empedu tidak dikoreksi: Kematian 50% tahun pertama kehidupan, 25% padatahun kedua sisanya meninggal pada usia 8-9 tahun
17. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Kriteria Diagnosis1. DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ditandai dengan demam 2-7
hari, perdarahan dan dapat disertai syok2. Diagnosis sesuai patokan WHO :
a. Patokan Klinik :
1) Demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari2) Manifestasi perdarahan :
a) Manipulasi : dengan uji torniquet positipb) Spontan : petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis,
melenac) Pembesaran hatid) Syok : tekanan sistolik menurun menjadi 80 mmHg, atau tekanan nadi 20
mmHg disertai gejala dan tanda klinik syokyang lain yaitu berupa kulitteraba dingain dan lembab terutama pada ujung jari tangan, kaki dan ujunghidung, gelisah sianosis pada kuku /sekitar mulut
b. Patokan Laboratorik :1) Trombositopenia (100.000/mm3)
2) Hemokonsentrasi : meningkatnya hematokrit atau hemoglobin sebanyak 20%dibandingkan dengan nilai pada masa konvalesen atau nilai rata-rata di daerahtersebut.
3. Untuk diagnosis bila dijumpai 2 patokan laboratorik ditambah minimal 2 patokan klinik,dengan salah satu diantaranya adalah panas.
4. Derajat penyakit menurut WHO :a. Derajat I : demam disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya manifestasi
perdarahan adalah uji tournique positipb. Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lainc. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan
nadi menurun menjadi 20 mmHg, hipotensi (tekanan sistolik menurun menjadi 80
mmHg) disertai kulit yang dingin, lembab dan penderita menjadi gelisahd. Derajat IV : Syok berat dengan nadi yang tidak dapat dirabadan tekanan darah yangtidak dapat diukur, tanpa atau disertai sianosis dan sidosis
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
33/67
5. Derajat III dan IV disebut Denque Shock Syndrome (DSS)
Diagnosis Banding:Pada awal perjalan penyakit mencakup :
a. Infeksi bakteri, virus protozoa: demam tifoid, campak, influenza, hepatitis,leptospirosis dan malaria
b. Perdarahan seperti petekie dan ekimosis ditemukan pada beberapa infeksi seperti :sepsis, meningitis, meningokokus
c. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)d. Perdarahan dapat juga terjadi pada leukemia atau anemia aplastik
Pemeriksaan Penunjang:1. Darah Rutin2. Denque Rapid Test (IgM dan IgG)/Denque Blood Test3. HI Test4. KGD, Elektrolit, AGD terutama pada penderita DSS sesuai keadaan5. Cross match, persiapan untuk sewaktu-waktu transfusi pada semua kasus DSS
Perawatan:1. Pada derajat I dapat dirawat jalan: istirahat, antipiretik (parasetamol) / kompres, dan
usahakan makan minum sebanyak-banyaknya (minimal 4-6 gelas per hari) berupa susu,sirup/jus buah, oralit, kaldu. Dinasihatkan untuk kontrol tiap hari selama masih demam.
2. Derajat I disertai muntah/anak sulit makan/minum dianjurkan rawat inap3. Rawat Inap untuk semua kasus derajat II - IV
Terapi:1. Derajat I dan II :
a. Apabila penderita sulit minum, sering muntah IVFD dengan KAEN 3A/3B, 4A/4B,atau NaCl 0,9%:D5% = 1 : 1 (sesuaikan dengan kebutuhan) dengan tetesan
rumatanb. Pantau Hb, hematokrit dan trombosit tiap 6-12 jam atau tiap 3-4 jam.c. Berikan antibiotika sesuai, bila dipertimbangkan ada kemungkinan infeksi laind. Diet lunak/padat dengan kalori sesuai kebutuhane. Bila hematokrit cenderung meningkat dan tombosit menurun cairan diganti dengan
RL atau Asering 6-7 ml/KgBB/jamf. Bila keadaan umum membaik, anak tenang, makan minum (+), tekakan nadi kuat,
tekanan darah stabil dan diuresis cukup, hematokrit turun minimal pada 2xpemeriksaan berturut-turut, tetesan cairan diturunkan 5 ml/KgBB/jam
g. Bila selanjutnya tetap stabil, tetesan dikurangi menjadi 3 ml/KgBB/jam dan bila baikterus, IVFD dihentikan dalam waktu 24 48 jam
h. Penderita dipulangkan bila keadaan umum membaik, anak tenang, makan minum
(+), tekanan nadi kuat, tekanan darah stabil dan diuresis cukup, demam (-) 48 jamberturutan.
2. Derajat III dan IV :Lihat bagan penatalaksanaan DBD derajat III dan IV
Penyulit:1. Syok ireversibel dan Gagal Ginjal Akut2. Ensefalopati dengue3. Edema paru
Informed Consent:Perlu (tertulis)
Lama perawatan:
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
34/67
Tanpa komplikasi 5 7 hari
Masa Pemulihan:1-2 minggu
Out Put:1. Sembuh Total2. Kematian
Bagan Penatalaksanaan DBD derajat III dan IV
1. Oksigenasi (berikan O2 2-4 l/menit)
DBD dera at III dan IV
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
35/67
2. Segera:a. Pasang IVFD (pasien baru MRS) RL/Asering, sambil mengambil sampel darah
secukupnya untuk cek darah rutin dan cross match, KGD dan Elektrolitb. Siapkan pencatatan cairan masuk dan keluar
3. Penggantian volume plasma segera (cairan kristaloid isotonis):
RL/Asering 20 ml/KgBB secepatnya (bolus dalam jam)
Evaluasi syok setelah 30 menit !!
Stabil dalam 24 jam !!
Stabil dalam 48 jam !!
18. DEMAM TIFOID
Kriteria Diagnosis1. Penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman salmonella typhii, menyerang saluran
pencernaan dengan gejala demam lebih 1 minggu, gangguan saluran cerna dan dapatdisertai gangguan kesadaran
2. Demam remiten 1-3 minggu, disertai keluhan nyeri kepala, anoreksia, mual, batuk,muntah, diare atau konstipasi
TERATASI TIDAK TERATASI
- Kesadaran membaik- Nadi teraba kuat- Tekanan nadi > 20 mmHg- Sesak napas (-) / sianosis (-)- Akral hangat
- diuresis cukup/ 1 ml/KgBB/jam
- Kesadaran menurun- Nadi kecil/tidakteraba kuat- Tekanan nadi 20 mmHg- distres pernapasan / sianosis (+)- Kulit/Akral dingin dan lembab
- diuresis cukup/ 1 ml/KgBB/jam- Koreksi hipoglikemi
- Tetesan 10 ml/KgBB/jampertahankan sampai 24 jam
- Pantau tanda vital tiap -1jam
- Pantau Hb, Hematokrit,
Trombosit tiap 3-4 jam
- Pantau diuresis dan tanda
perdarahan
- Tetesan turun bertahap 7 mlsampai 3 ml KgBB / jam
- Pantau tanda vital tiap 3-4 jam- Pantau Hb, Hematokrit,
Trombosit tiap 4-6 jam- Pantau diuresis, tanda
perdarahan dan tandaoverhidrasi
- Infus stop tidak melebihi 48jam setelah syok teratasi- Atau IVFD lanjut dengan
cairan rumatan dan tetesanminimal/sesuai kebutuhan,bila dipandang perlu karena hallain
- Lanjutkan tetesan RL/Asering20 ml/ kgBB/jam
- Tambahkan plasma/koloid (Dextran L 40)10-20ml/KgBB/jam maksimal 30 ml pada
jalur infus yang sama dengan kristaloid- Koreksi asidosis
BELUM TERATASI
- Hematokrit membaik
tapi tetap >40vol %
- Berikan Darah Segar10ml/ KgBB
- Bila perdarahanmasif (+),berikandarah segar sampai20ml/ KgBB
- Hematokrit
Lanjutkan tetesan20 ml /kgBB/jam danPlasma/koloid 10 -20 ml/KgBB/jam, maksimal 30ml/KgBB/jam
Penderita dipulangkan bila keadaan umum baik,anak tenang, makan minum(+), tekanan nadi kuat,tekanan darah stabil dan diuresis cukup,demam (-) 48 jam berturutan.
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
36/67
3. Bibir kering pecah-pecah, lidah tertutup selaput kotor, ujung dan tepinya kemerahan,tremor.
4. Perut kembung, pembesaran limpa dan hati5. Gangguan kesadaran umumnya apatis sampai somnolen, kadang-kadang bingung dan
kacau6. Roseola, bradikardi relatif dan epistaksis
Diagnosis Banding:1. Permulaan sakit :
a) Bronkitisb) Influenzac) Bronkopneumonia
2. Pada stadium lanjut :a) Demam paratifoidb) Malariac) Pielitisd) Meningitis
e) Bakterial endokarditis3. Pada stadium toksik :a) Lekemiab) Limfomac) Penyakit Hodgkin
Pemeriksaan Penunjang:1. Darah Rutin2. Uji Serologi Widal3. Biakan Darah, Tinja, Urin bila memungkinkan
Perawatan:
Rawat Inap tergantung keadaan
Terapi:1. Pengobatan Kausal :
a. Kloramfenikol/Tiamfenikol 100 mg/KgBB/hari dibagi 3-4 dosis selama 10-14 harib. Kotrimoksasol dengan dasar trimetoprim 8-10 mg/KgBB/hari atau Sulfametoksasol
40-50 mg/Kg BB/haric. Amoksisilin 100 mg/KgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 14 21 harid. Seftriakson 80 mg/KgBB/hari selama 7 harie. Sefiksim 15 20 mg/KgBB/hari selama 10 hari
2. Perbaiki keadaan umum : koreksi elektrolit, atasi dehidrasi, hipoglikemi3. Pengobatan suportif : Roborantia
4. Pengobatan dietetik : tergantung kondisi penderita, bila perlu makanan lunak/cair,mudah dicerna, tinggi kalori dan protein
5. Tirah baring, bila perlu isolasi penderita6. Pada kasus berat deksametason 1-3 mg/KgBB/hari dengan antibiotik sesuai7. Transfusi darah sesuai keperluan
Penyulit:1. Pada usus halus :
a. Perdarahanb. Perforasic. Peritonitis
2. Di luar usus halus :a. Bronkitisb. Bronkopneumonia
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
37/67
c. Ensefalopatid. Kolesistitise. Meningitisf. Miokarditisg. Karier kronik
Informed Consent:Perlu (tertulis)
Lama perawatan:1. 10 - 14 hari2. Tergantung penyulit yang menyertai
Masa Pemulihan:3 minggu
Out Put:
1. Sembuh Total2. Kematian
19. MALARIA
Kriteria Diagnosis1. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit malaria (plasmodium)2. Demam tinggi intermiten. Pada kasus non imun infeksi tunggal, demam berlangsung 2-
12 jam pada tiap kali sporolasi, dan berkambuh tiap 24 48 jam pada Falsiparum(Tropika), 48 jam pada Vivax (Tertiana) dan Ovale,72 jam pada Malariae (Kuartana)
3. Menggigil-dingin, berkeringat, lemah, pucat, nyeri kepala
4. Mual, muntah-muntah, mulut terasa pahit, diare, dehidrasi, kencing warna merah tua5. Gangguan kesadaran apatis sampai koma, bingung dan kacau6. Pembesaran limpa dan hati, anemia
Pemeriksaan Penunjang:1. Hapusan darah tepi tipis dengan pewarnaan Giemza, Hitung parasit2. Darah Rutin, Urinalisa3. KGD4. AGD, Elektrolit, Cross Match sesuai keperluan5. Uji Serologi Widal6. Biakan Darah, Tinja, UrinPerawatan:
Rawat Inap terutama pada kasus Malaria Berat dengan :1. Hiperparasitemia >5% eritrosit dihinggapi parasit2. Kesadaran menurun (Malaria Serebral)3. Anemia berat ( Hb 390C)9. Syok, Hipotensi (Algid malaria)10. Sesak (Edema Paru)
Terapi:1. Pengobatan pada malaria tanpa komplikasi:
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
38/67
a. Klorokuin base 25 mg/KgBB/3hari, dibagi hari I 10 mg/KgBB, hari II 10 mg/KgBBdan hari III 5 mg/KgBB (baik untuk semua jenis malaria,hanya persoalan resistensiharus diperhatikan)
b. Kina sulfat dosis 10 mg/KgBB/kali 3 kali sehari selama 7 hari (baik untuk semuajenis malaria)
c. Pirimetamin-Sulfadoksin (Fansidar/Suldox) dengan dasar dosis Pirimetamin 1-1,5mg/KgBB atau Sulfadoksin 20-30 mg/KgBB, single dose (hanya baik terhadapmalaria tropika, namun persoalan resistensi harus diperhatikan)
d. Primakuin base 0,5-1mg/KgBB terutama untuk membunuh gametosid, untukfalsiparum 1 hari cukup (sekali pemberian), untuk vivax diberikan selama 5 hari
e. Bilamana ada masalah resistensi terhadap 1 macam obat malaria tersebut di atas,dapat dilanjutkan dengan obat lain/kombinasi.
2. Malaria Serebral : Kina HCl intravena drips dengan dosis 10 mg/KgBB/kali dalam 2-4 jam, diulangi tiap 8 jam (3x sehari) sampai penderita sadar atau maksimal 3 hari,kemudian dilanjutkan dengan kina sulfat oral/melalui sonde sampai total 7 hari.
3. Malaria Biliosa : Dosis obat anti malaria diturunkan menjadi dosis dengan waktupemberian 2x lebih panjang
4. Anemia (Hb < 7gr%) : transfusi darah5. Perbaiki keadaan umum : koreksi elektrolit, atasi dehidrasi, hipoglikemi
Penyulit:Malaria Berat
Informed Consent:Perlu (tertulis)
Lama perawatan:1. 10 - 14 hari2. Tergantung penyulit yang menyertai
Masa Pemulihan:3 4 minggu
Out Put:1. Sembuh Total2. Gejala Gangguan Mental ( Malaria Serebral)3. Pengidap4. Kematian
20. DIFTERI
Kriteria Diagnosis1. Penyakit infeksi akut, sangat menular yang disebabkan oleh kuman Corynebakterium
diphtheriaea2. Demam subfebril 2-4 hari, batuk pilek, sakit menelan, malaise, gangguan pernapasan
sampai gagal napas, syok3. Pseudomembran warna putih kelabu/kuning kotor, sukar diangkat, berdarah dan
berbau busuk4. Difteri hidung : ditemukan pseudomembaran di septum nasi, adanya sekret
serosangueneus, kadang-kadang epistaksis, luka lecet pada daerah nasolabialis5. Difteri faring : ditemukan pseudomembran di derah oro faring. Panas tidak tinggi
(tinggi bila infeksi tumpangan(sekunder) dengan kuman lain), nyeri menelan ringan,mual, muntah, tidur ngorok.
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
39/67
6. Difteri laring : ditemukan pseudomembran didaerah laring disertai atau tanpaketerlibatan orofaring, dengan batuk menggonggong, suara parau, dan gejalasumbatan napas atas (stridor inspiratoir)
Diagnosis Banding:1. Difteri hidung :
a. Benda asing dalam hidungb. Rhinorrhea (Common Cold, Sinusitis, Adenoiditis)c. Lues kongenital
2. Difteri tonsil dan faring (Difteri Fausial) :a. Tonsilitis folikularis atau lakunaris, membranosa akutb. Angina Plaut Vincentc. Mononukleus infeksiosad. Komplikasi lesi oral akibat blood dyscrasiase. Membran post tonsilektomi
3. Difteri laring :a. Laringitis akut
b. Angioneurotik edema dari laringc. Benda asing laring
Pemeriksaan Penunjang:1. Darah Rutin2. Pemeriksaan mikrobiologi3. Shick Tes : terutama untuk menentukan kerentanan (suseptibilitas)/status imunitas
terhadap difteria. Tidak berguna untuk diagnosis dini.4. Uji Kepekaan Moloney : untuk menentukan sensitivitas terhadap produk bakteri dari
basil difteri (hati-hati terjadi reaksi anafilaksis)5. AGD, KGD, Elektrolit sesuai keadaan
Perawatan:Rawat Inap di ruangan isolasi ketat sampai gejala akut dilampaui dan biakan kuman negatip
Terapi:1. Tujuan pengobatan
a. Menginaktivasi toksin yang belum terikat secepatnyab. Mengeliminasi C. diphtheriae untuk mencegah penularanc. Mencegah dan mengusahakan agar penyulit yang terjadi minimald. Mengobati infeksi penyerta dan penyulit
2. Menginaktivasi toksin yang belum terikat secepatnyaa. Antitoksin: Anti Diphtheriae Serum (ADS)
1) Waspadai kemungkinan terjadi reaksi anafilaktik
2) Lakukan uji kulit/mata dulu :a) Uji Kulit :
i. Suntikan Intrakutan 0,1 ml ADS, yang diencerkan dalam larutan garamfisiologis 1 : 1000.
ii. Hasil positip bila dalam 20 menit terjadi indurasi > 10 mm.b) Uji Mata :
i. Meneteskan 1 tetes larutan ADS, yang telah diencerkan dalam larutangaram fisiologis 1:10, pada mata yang lain diteteskan larutan garamfisiologis
ii. Hasil positip bila dalam 20 menit timbul gejala hiperemis padakonjungtiva bulbi dan lakrimasi.
c) Uji Kulit/Mata positip pemberian ADS dengan cara desensitisasi(Besredka)d) Uji Kulit/Mata negatip :
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
40/67
ADS diberikan sekaligus secara intravena (IV) / intramuskuler (IM) dengandosis:i. Difteri Ringan (hidung, mata, genitalia, telinga,kulit): 20.000 IUIntramuskuler
ii. Difteri Sedang (tonsil, faring) : 20.000 IU IM dan 20.000 IV.iii. Difteri Berat (disertai penyulit) : 30.000 IU IM dan 30.000 IViv. Difteri Sangat Berat (disertai KU jelek,bullneck) : 80.000 100.000 IU,
setengah diberikan IM dan setengahnya diberikan IVe) ADS intravena diberikan dalam larutan garam fisiologis atau glukosa 5% 100
mldrips dalam waktu 1-2 jam.
f) Selama pemberian pantau kemungkinan efek samping/reaksihipersensitivitas sampai 2 jam setelah selesai pemberian, dan pantaukemungkinan adanya reaksi hipersensitivitas lambat.
3) Mengeliminasi C. diphtheriae untuk mencegah penularan dan menghentikanproduksi toksin :a) Penisilin Prokain 50.000 100.000 U/KgBB/hari satu kali sehari, optimal
600.000 U/hari selama 10 harib) Bila alergi terhadap penisilin, berikan Eritromisin 50 mg/KgBB/hari(optimal1 G/hari) oral, 3-4 kali/hari selama 10 hari atau
c) Linkomisin oral 30-40 mg/KgBB/hari dibagi dalam 3-4 dosis, atau10 mg/KgBB/hari IV/IM dibagi dalam 2 dosis selama 10 hari
d) Seftriakson 80 mg/KgBB/hari, 2 kali/hari selama 7 harie) Sefiksim 15 20 mg/KgBB/hari selama 10 hari
4) Mencegah dan mengusahakan agar penyulit yang terjadi minimala) Tirah baring mutlak selama 10 14 hari, pada keadaan dengan penyulit
miokarditis tirah baring sampai 4 6 minggu, konsul spesialis jantung/jantunganak.
b) EKG rutin dilakukan pada hari I, III, VII, kemudian tiap minggu. Pada
kecurigaan atau ada miokarditis EKG dilakukan tiap hari.c) Makanan lunak/cair, mudah dicerna cukup cairan dan kalori . Pada penderita
gawat perlu infus / nutrisi parenterald) Roborantia, Aneurin 15 mg/KgBB/hari oral dalam 3 dosis selama 10 hari
5) Mengobati infeksi penyerta dan penyulit1. Difteri laring dengan Jackson tingkat II III konsul THT untuk pertimbangan
trakeostomi. Kriteria Jackson untuk derajat dispnea laring progresif :a. Tingkat I : terdapat cekungan ringan suprasternal, keadaan penderita
tetap tenang, tidak terganggub. Tingkat II : cekungan suprasternal lebih dalam, ditambah cekungan
epigastrium, penderita tampak gelisahc. Tingkat III : cekungan suprasternal, supra/infraklavikuler, epigastrium
daninterkostal, penderita sangat gelisah dan tampak sukarbernapas
d. Tingkat IV : gejala makin berat, penderita sangat gelisah, berusahasekuat
tenaga untuk bernapas, penderita tampak seperti ketakutan,pucat/sianosis
2. Stadium II dan III indikasi trakeostomi3. Mempertahankan agar hemodinamika tetap baik (terutama pada miokarditis)4. Pemberian kortikosteroid (deksametason 0,5 -1 mg/KgBB/hari atau prednison
oral 2mg/KgBB/hari) pada kasus dengan miokarditis, atau pada kasus difteridengan gejala obstruksi saluran napas bagian atas
5. Antibiotika lain bila perlu bila ada infeksi tumpangan
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
41/67
Penyulit:1. Infeksi tumpangan oleh kuman lain2. Lokal : Obstruksi jalan napas akibat membran atau edema jalan napas gagal napas3. Sistemik : karena efek eksotoksin:4. Miokarditis gagal jantung5. Neuritis: paresis/paralise palatum mole, palsy okuler, paralisis diafragma,
parese/paralise anggota gerak6. Nefritis
Informed Consent:Perlu (tertulis)
Lama perawatan:1. 10 - 14 hari2. Tergantung penyulit yang menyertai bisa sampai 1-3 bulan
Masa Pemulihan:
Tanpa komplikasi 3 minggu
Out Put:1. Sembuh total2. Kematian tergantung : usia, waktu pemberian antitoksin, tipe klinis difteri, keadaan
umum penderita.a. Makin muda usia, makin jelekb. Pemberian antitoksin hari I kematian 0,3%, hari III 4%, hari IV 12%, hari V dan
selebihnya 25 %.c. Difteri Faring Laring kematian 56,8%, Nasofaring 48,4%, dan faring 10,5%d. Prognosa lebih baik pada penderita gizi baik
21. MORBILLI (CAMPAK)
Kriteria Diagnosis1. Penyakit infeksi virus akut yang sangat menular, ditandai oleh gejala klinis khas yang
terdiri dari 3 stadium yang masing-masing mempunyai ciri khas.2. Stadium prodromal berlangsung 3-5 hari dimulai dengan peradangan pada selaput
lendir hidung, mulut,mata, tenggorokan dan saluran pencernaan sehingga terjadigejala panas, batuk, pilek, mata merah, bercak Koplik dan diare.
3. Stadium erupsi berlangsung 2-3 hari, terjadi peningkatan suhu tubuh, batuk pilek makinhebat, timbul ruam makulopapulous eritmatous mulai di kulit leher perbatasan rambutdan kulit belakang telinga, menyebar ke dahi, muka, leher, dada, tubuh dan keekstremitas.
4. Stadium penyembuhan suhu tubuh menurun,gejala klinis berkurang, ruam menghitamsampai bisa mengelupas.
5. Mual, muntah-muntah, mulut terasa pahit, diare, dehidrasi, kencing warna merah tua.6. Gangguan kesadaran apatis sampai koma, bingung dan kacau.7. Pembesaran limpa dan hati, anemia.
Pemeriksaan Penunjang:1. Darah Rutin, tidak khas lekopenia2. Sitologik ditemukan sel raksasa pada lapisan mukosa dan hidung3. Serologis didapatkan IgM spesifik4. KGD, AGD, Elektrolit, bila ada komplikasi sesuai keadaan
Perawatan:1. Rawat Jalan bila campak ringan, dan tanpa penyulit
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
42/67
2. Rawat inap, atas indikasi :a. Penyulit (+)b. Ruam yang kasar dan tebalc. Malnutrisi
Terapi:1. Pengobatan pada campak ringan, tanpa penyulit :
a. Simptomatis, antipiretika, obat batukb. Usahakan makan/minum cukup
2. Pengobatan pada campak dengan penyulit:1) Antibiotika dan pengobatan simptomatis2) Perbaiki keadaan umum : koreksi elektrolit, atasi dehidrasi, hipoglikemi bila ada3) Pemberian kalori yang cukup4) Penderita malnutrisi diberikan vitamin A 100.000-200.000 U, IM5) Tindakan-tindakan lain, oksigen, antikonvulsan sesuai keadaan6) Khusus pada penderita dengan ensefalitis ditambahkan kortikosteroid, jumlahpemberian cairan direduksi sampai kebutuhan
Penyulit:1. Laringitis akut2. Otitis Media3. Enteritis dengan dehidrasi4. Bronkopneumonia5. Kejang Demam6. Ensefalitis7. SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis)Informed Consent:Perlu (tertulis), bila dirawat
Lama perawatan:Tanpa komplikasi 5-7 hari
Masa Pemulihan:2 minggu, tanpa komplikasi
Out Put:1. Sembuh Total2. Gejala gangguan tingkah laku/intelektual progresif di kemudian hari bila terjadi SSPE3. Kematian
22. PNEUMOTORAKS
Kriteria Diagnosis:1. Sesak napas (pada anak besar sering didahului rasa nyeri tiba-tiba pada sisi yang
terkena)2. Adanya faktor pencetus (batuk, bersin, latihan jasmani yang berat, tetapi kadang-
kadang pada waktu tidur).3. Hipersonor pada sisi yang terkena.4. Suara napas yang melemah atau menghilang pada auskultasi.
Diagnosis Banding:1. Emfisema2. Angina Pektoris
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
43/67
3. Hernia Diafragmatika4. Kista paru
Pemeriksaan Penunjang:Foto toraks ( adanya bayangan radiolusen tanpa jaringan paru sedangkan paru terlihat didaerah hilus)
Konsultasi:1. Bagian Radiologi2. Bagian Bedah
Perawatan:Rawat Inap pada kasus berat
Terapi:1. Bergantung pada :
a. Jenis Pneumotoraks (Idiopatik/simptomatik)
b. Pertama kali / residifc. Besarnya paru yang kolapsd. Adanya komplikasi
2. Pada dasarnya untuk semua penderita pneumotoraks:a. Berikan sedativa ( untuk mengurangi rasa nyeri) dan obat penekan batuk (kodein)b. Hilangkan faktor etiologi
1) Pada pneumotoraks spontanea : pengobatan konservatif2) Pada pneumotension : pungsi rongga pleura lalu WSD3) Pada pneumotoraks yang berulang-ulang : berikan suntikan larutan glukosa
50% intrapleurac. Tindakan bedah dilakukan jika :
1) Cara konservatif tidak berhasil (mengembangkan paru)
2) Pneumotoraks spontan terjadi berulang kali3) Terdapat kista atau bula yang terlalu besar4) Pneumotoraks disebabkan oleh trauma tembus5) Adanya fistula bronkopleura
Penyulit:1. Pneomotoraks tension2. Infeksi sekunder (pembentukan eksudat)3. Hemo Pneumotoraks4. Emfisema Mediastinalis
Informed Consent:
Perlu (tertulis)
Lama perawatan:Bervariasi, bergantung faktor etiologi dan terapi
Masa Pemulihan:2 minggu sampai beberapa bulan
Out Put:1. Sembuh total2. Kematian
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
44/67
23. EMPIEMA TORAKS
Kriteria Diagnosis:1. Panas, sesak napas, batuk2. Toraks asimetris (bagian yang sakit agak menonjol), pergerakan tertinggal pada sisi
yang terkena3. Sela iga melebar, jantung dan organ mediastinum terdorong4. Fremitus melemah5. Redup pada sisi yang terkena6. Suara napas melemah/menghilang7. Perselubungan homogen dengan batas jelas, sinus terisi pada foto toraks8. Cairan pleura berupa pus
Diagnosis Banding:1. Efusi pleura lainnya2. Lobar pneumonia ( perselubungan pada foto toraks
Pemeriksaan Penunjang:1. Darah tepi dan kultur2. Foto toraks3. Pungsi pleura/pemeriksaan cairan pleura4. Tes Mantoux
Konsultasi:1. Bagian Bedah2. Bagian Fisioterapi
Perawatan:Rawat Inap
Terapi:1. Umum :
a. Suportif (Tirah baring, posisi setengah duduk kalau sesak sekali, Oksigen, IVFDkalau perlu)
b. Aspirasi pus : dini / frekuenc. Obat intrapleurad. Jika pus kental encerkan dengan NaCle. Jika pus kental sekali, perkembangan cepat, disertai pneumotoraks : dilakukan WSDf. Jika terdapat fistula bronkopleura : continous suction
2. Medikamentosa :a. Sesuai uji sensitivitas
b. Bila belum ada hasil uji sensitivitas berikan Ampisilin dan Kloramfenikol atauKloksasilin, jika respons kurang ganti golongan sefalosporin
3. Jika prosedur di atas kurang berhasil dapat dilakukan:a. Drainage terbuka ataub. Reseksi iga
4. Bila keadaan dimana telah terdapat penebalan dan perlengketan yang hebat atauempiema sukar sembuh, dapat dipertimbangkan dekortikasi atau pneumektomi
5. Fisioterapi, jika resolusi telah terjadi
Penyulit:1. Pneomotoraks2. Bronko Pleura Fistula3. Abses paru4. Perikarditis Purulenta
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
45/67
5. Osteomielitis (tulang iga)6. Meningitis7. Peritonitis (sekunder karena ruptur melalui diafragma)
Informed Consent:Perlu (tertulis)
Lama perawatan:7 hari sampai 14 hari (peyebab stafilokok : 3- 4 minggu)
Masa Pemulihan:2 minggu sampai 6 bulan
Out Put:1. Sembuh total3. Kematian2. Sembuh dengan sequele
24. A S M A
Kriteria Diagnosis:1. Batuk, sesak napas berulang, riwyat atopi sendiri / keluarga2. Napas berbunyi (mengi) berulang, retraksi, hipersonor3. Ekspirasi memanjang / wheezing4. PFR dan FEV menurun
Diagnosis Banding:
1. Bronkiolitis (pada anak berumur kurang dari 2 tahun)2. Korpus alienum di saluran napas (pada anak kecil) atau kelenjar thymus yang menekan
trakea3. Penyakit Paru Kronik (Fibrosis kistik, bronkiektasi)4. Laringotrakeobronkitis5. Kompresi trakeobronkial6. Asma Kardial7. Kelainan trakea dan bronkus (Trakeobronkomalasi/stenosis bronkus)
Pemeriksaan Penunjang:1. Darah rutin/eosinofil total2. Foto toraks
3. Uji Faal Paru4. Mantoux Test5. Uji Kulit Alergi dan Imunologi6. AGD (bila perlu)7. EKG
Perawatan:Rawat Inap pada kasus sedang dan berat
Terapi:1. Asma serangan ringan berikan salah satu obat :
a. Teofilin 3-4 mg/kgBB/kali oral, tiap 6-8 jamb. Salbutamol 0,08-0,12 mg/kgBB/kalic. Terbutalin 0,05-0,075 mg/kgBB/kali
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
46/67
d. Metaproterenol 0,3 mg/kgBB/kali2. Asma serangan sedang berat, inhalasi atau nebulizer golongan bronkodilator:
1) Untuk inhalasi : 1- 2 semprotan, tiap 4 6 jam2) Untuk Nebulizer :
1) Salbutamol 0,5 % : 0,01 0,03 ml/kgBB (maksimum 1 ml)2) Terbutalin 1 % : 0,03 ml/kgBB (maksimum 1 ml)3) Metaproterenol 5 % : 0,005 0,01 ml/kgBB (maksimum 0,9 ml)4) Feneterol 0,1% : 5 tetes, bila 0,5% : 2 tetes5) Dapat ditambahkan Bromhexin 1 ml dan NaCl 0,9% 1,5 ml.6) Jika tidak ada nebulizer / tidak bisa inhalasi dapat diberikan adrenalin 1/1000 :
0,01 ml/kgBB, maksimum 0,35 ml SC, diberikan selang 20-30 menit, 2-3 kali3. Status Asmatikus:
a. Inhalasi atau nebulizer bronkodilatorb. Oksigen 1-2 liter/menit (melalui nasoorofaring atau masker)c. Infus ( untuk mengoreksi kekentalan cairan dan gangguan asam basa elektrolit)d. Posisi setengah duduke. Kortikosteroid : Deksametason, inisial 0,3 mg/kgBB,IV dilanjutkan 0,3 mg/kgBB/hari
dibagi 3 dosisf. Teofilin :1) Awal : Bila dalam 6-8 jam terakhir tidak mendapat teofilin, berikan 5-7 mg/kgBB
dalam larutan NaCl/Dektrose 10% 1:3 + KCl 5 mEq/500 ml dalam 15 20menit. Bila telah mendapat teofilin dalam 6-8 jam terakhir, periksa kadar teofilindalam darah (kadar terapeutik 10 20 mg/ml) atau diberikan dengan dosis yangditurunkan menjadi 3-4 mg/kgBB.
2) Pemeliharaan: Teofilin per drip (3-4 mg/kgBB setiap 6-8 jam) pantau tanda-tanda keracunan teofilin
g. Postural drainage / chest clappingh. Mukolitik (kalau perlu dapat diberikan)i. Bila tidak dapat diatasi rawat ICU
Penyulit:1. Emfisema2. Pneumotoraks3. Atelektasis4. Bronkiektasi5. Gagal Napas6. Gagal jantung
Informed Consent:Perlu (tertulis)
Lama perawatan:Bervariasi bergantung derajat penyakit
Masa Pemulihan:80% sembuh / menghilang
Out Put:1. Sembuh total2. Kemungkinan serangan di kemudian hari3. Kematian
25. PNEUMONIA
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
47/67
Kriteria Diagnosis:
Bronkopneumonia:1. Panas, sesak napas, batuk , takipnu, takikardia2. Retraksi interkostal, chest indrawing3. Ronki basah halus/sedang nyaring4. Bercak berawan dengan batas tidak jelas pada foto toraksPneumonia Lobaris:1. Anak lebih suka tidur pada sisi yang terkena2. Pergerakan toraks berkurang pada sisi yang terkena3. Perkusi redup4. Fremitus meningkat5. Suara pernapasan subbronkial sampai bronkial6. Ronki basah halus / krepitasi7. Perselubungan homogen dengan batas sesuai dengan lobus paru
Diagnosis Banding:1. Bronkiolitis2. Aspirasi benda asing3. Empiema4. Abses paru5. Gagal jantung6. TBC endotrakeal + infeksi sekunder7. Meningitis8. Apendisitis
Pemeriksaan Penunjang:1. Darah tepi / kultur darah
2. AGD3. Foto toraks4. Tes Mantoux
Perawatan:Rawat Inap kalau berat
Terapi:1. Tirah baring (posisi setengah duduk bila sesak sekali)2. Oksigen (bila gelisah/sesak sekali)3. Infus/Cairan: NaCL/Dextrose, KAEN (sesuaikan umur), dengan jumlah pemberian =
Kebutuhan+kenaikan suhu, dibagi rata dalam 24 jam. Jika dehidrasi 4 jam pertam:
kebutuhan, 20 jam berikutnya sisanya4. Antibiotika:
a. Sesuai uji sensitivitasb. Bila belum ada hasil uji sensitivitas berikan :c. Neonatus : Ampisilin + Gentamisin IVd. Anak : Ampisilin + Kloramfenikole. Bisa juga diberikan golongan sefalosporinf. Jika alergi dengan Golongan Penisilin berikan Eritromising. Ulangi foto toraks untuk kontorl hasil pengobatan
5. Postural Drainage / fisioterapi ( 1-2 hari setelah panas turun)
Penyulit:1. Empiema2. Meningitis, Perikarditis, Osteomielitis (jarang)
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
48/67
Informed Consent:Perlu (tertulis)
Lama perawatan:7 - 14 hari (peyebab stafilokok : 3- 4 minggu)
Masa Pemulihan:2 -3 minggu
Out Put:Sembuh total, bila tanpa komplikasi
26. BRONKIOLITIS
Kriteria Diagnosis:1. Umur < 2 tahun2. Didahului oleh batuk kering, panas tidak selalu, atau hanya sumer-sumer3. Sesak napas, takipnu4. Retraksi interkostal, chest indrawing5. Napas berbunyi/wheezing (kadang-kadang ada ronki basah halus)6. Hiperaerasi pada foto toraks
Diagnosis Banding:1. Pneumonia2. Asma
3. Gagal jantung4. Korpus alienum di trakea
Pemeriksaan Penunjang:1. Darah tepi2. AGD pada kasus berat3. Foto toraks
Perawatan:Rawat Inap
Terapi:
1. Tirah baring2. Oksigen >40% dihumidifikasi3. Infus/Cairan:
a. Neonatus : NaCL/Dextrose 10% = 1: 4 tambah KCl 1-2 mEq/kgBB/hari atauKAEN
(sesuaikan umur), jika sesak sekali Dextrose 5% + BicNat + KClb. Bayi > 1 bulan : NaCl/Dextrose 10% = 1/3 tambah KCl 1-2 mEq/kgBB/hari atau
KAEN(sesuaikan umur), jika sesak sekali Dextrose 5% + BicNat + KCl
c. Jumlah pemberian cairan = Kebutuhan + kenaikan suhu, dibagi rata dalam 24 jam.4. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit (bila ada)5. Antibiotika (kalau ada dugaan) Pneumonia6. Kortikosteroid bila sakit berat (Hidrokortison 5-10 mg/kgBB/dosis IV tiap 6-8 jam sampai
klinis membaik)
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
49/67
Penyulit:1. Otitis media2. Pneumonia Bakterial3. Emfisema Mediastinum4. Emfisema Mediastinum5. Gagal napas 6. Gagal jantungInformed Consent:Perlu (tertulis)
Lama perawatan:7 10 hari
Masa Pemulihan:14 hari
Out Put:1. Sembuh total2. Kematian
27. TB PARU
Kriteria Diagnosis:
1. Anamnesa :a. Keluhan batuk lama ( > 3 minggu), batuk berulang
b. Riwayat kontak (dengan orang dewasa)c. Sering demam/demam lama (subfeberil)d. Berkeringat malam (ganti baju sampai beberapa kali)
2. Pemeriksaan Fisik :Tes Tuberkulin / mantoux :a. Positip : indurasi > 10 mmb. Meragukan : indurasi 5 9 mmc. Negatip : indurasi < 4 mm
3. Laboratorik :a. BTA ( bilasan lambung / hapisan langsung)
b. Serologisc. LED (tanpa penyebab lain)
4. Foto Toraks :a. Pembesaran kelenjar hilus / paratrakealb. Penyebaran milier / bronkogenc. Kalsifikasid. Pleuritis TBC
5. Tes BCG (bila Mantoux negatip / dan diduga anergi)Positip bila indurasi > 5 mm pada gizi kurang, > 8 mm pada gizi baik
6. SISTEM SKOR :a. Riwayat kontak (dengan orang dewasa) (+) = 3
8/8/2019 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) ILMU KESEHATAN ANAK
50/67
( -) = 1b. Batuk lama /berulang = 1c. Sering demam = 1d. Berkeringat malam = 1e. Gizi kurang sekali = 1f. Pembesaran kelenjar = 1g. Skrofuloderma = 1h. Konjungtivitis fliktenularis = 1i. Kelainan organ lain sebagai komplikasi TBC (Coxitis, dll) = 3 j. Tes Mantoux (+) = 5
(+/-) = 3k. BTA (bilasan lambung/hapusan langsung) (+) = 10l. LED meningkat tanpa sebab lain = 1m. Kelainan pada foto toraks : -penyebaran milier/bronkogen = 5
-pembesara kelenjar / kalsifikasi = 3n. Tes BCG (pada keadaan-keadaan tertentu) (+) = 3
TBC DIANGGAP POSITIP BILA SKOR 10
Diagnosis Banding:1. Pneumonia2. Bronkitis3. Demam Tifoid4. Sarkoidosis
Pemeriksaan Penunjang:1. Darah lengkap, serologis, tes fungsi hati2. Bilasan lambung3. Tes Mantoux4. Foto toraks
Konsultasi:Bagian Mata
Perawatan:Rawat Inap jika berat / ada komplikasi
Terapi:1. INH : 10 -20 mg/kgBB/hari, oral sekali sehari, maksimum 400 mg/hari,
selama6-12 bulan (pengobatan jangka pendek 6-9 bulan, komplikasi 12-18bulan)