Top Banner
Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh Copyright Cecep Kusmana [email protected] http://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/ Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif SPESIES INVASIF Pendahuluan Menurut Wikipedia (2008), spesies invasif mempunyai beberapa macam definisi, yaitu (1) non-indigenous species atau spesies asing yang menyebabkan habitat diinvasi dan dapat merugikan baik secara ekonomis, lingkungan maupun ekologis; (2) native dan non-native species, spesies yang mengkoloni secara berat habitat tertentu; dan (3) widespread non-indigenous species, spesies yang mengekspansi suatu habitat. Jadi spesies invasif mencakup spesies asing (eksotik) dan spesies asli yang tumbuh di habitat alaminya. Karakter spesies invasif antara lain: tumbuh cepat, reproduksi cepat, kemampuan menyebar tinggi, toleransi yang lebar terhadap kondisi lingkungan, kemampuan untuk hidup dengan jenis makan yang beragam, reproduksi aseksual, dan berasosiasi dengan manusia. Spesies asing invasif adalah spesies-spesies flora maupun fauna, termasuk mikroorganisma yang hidup di luar habitat alaminya, tumbuh dengan pesat karena tidak mempunyai musuh alami, sehingga menjadi gulma, hama dan penyakit pada spesies-spesies asli. (1) Berdasarkan data The Invasive Species Specialist Group/ISSG (2004) terdapat sekitar 100 spesies yang sangat invasif, termasuk diantaranya kirinyu (Chromolaena odorata) (Lampiran 1). Invasi hayati oleh spesies-spesies saat ini telah disadari sebagai salah satu ancaman pada keberlangsungan keanekaragaman hayat dan ekosistem asli. Sebagai kompetitor, predator, patogen dan parasit, spesies-spesies asing invasif ini mampu merambah semua bagian ekosistem alami/asli dan menyebabkan punahnya spesies-spesies asli. Dalam skala besar spesies asing invasif ini mampu merusak ekosistem alami/asli. page 1 / 15
15

Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh-->Spesies Invasif<!--:-->Copyright Cecep Kusmana [email protected]://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/

Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

SPESIES INVASIF

Pendahuluan

Menurut Wikipedia (2008), spesies invasif mempunyai beberapa macam definisi, yaitu (1) non-indigenous species atau spesies asing yang menyebabkan habitat diinvasi dan dapat merugikanbaik secara ekonomis, lingkungan maupun ekologis; (2) native dan non-native species, spesies yangmengkoloni secara berat habitat tertentu; dan (3) widespread non-indigenous species, spesies yangmengekspansi suatu habitat. Jadi spesies invasif mencakup spesies asing (eksotik) dan spesies asliyang tumbuh di habitat alaminya.

Karakter spesies invasif antara lain: tumbuh cepat, reproduksi cepat, kemampuan menyebar tinggi,toleransi yang lebar terhadap kondisi lingkungan, kemampuan untuk hidup dengan jenis makanyang beragam, reproduksi aseksual, dan berasosiasi dengan manusia.

Spesies asing invasif adalah spesies-spesies flora maupun fauna, termasuk mikroorganisma yanghidup di luar habitat alaminya, tumbuh dengan pesat karena tidak mempunyai musuh alami,sehingga menjadi gulma, hama dan penyakit pada spesies-spesies asli.

(1)     Berdasarkan data The Invasive Species Specialist Group/ISSG (2004) terdapat sekitar 100spesies yang sangat invasif, termasuk diantaranya kirinyu (Chromolaena odorata) (Lampiran 1).Invasi hayati oleh spesies-spesies saat ini telah disadari sebagai salah satu ancaman padakeberlangsungan keanekaragaman hayat dan ekosistem asli.  Sebagai kompetitor, predator,patogen dan parasit, spesies-spesies asing invasif ini mampu merambah semua bagian ekosistemalami/asli dan menyebabkan punahnya spesies-spesies asli.  Dalam skala besar spesies asing invasifini mampu merusak ekosistem alami/asli.

page 1 / 15

Page 2: Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh-->Spesies Invasif<!--:-->Copyright Cecep Kusmana [email protected]://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/

Selama jutaan tahun, hambatan alam berupa lautan, pegunungan, sungai dan gurun menjadi isolasialam yang berfungsi sebagai penghalang pergerakan alami sehingga keunikan berbagai spesies danekosistem tetap terjaga.  Penghalang alam yang telah ada dalam ratusan tahun tersebut menjaditidak efektif disebabkan berbagai perubahan global yang membuat suatu spesies dapat berpindahmelintasi jarak yang jauh dan masuk ke suatu habitat baru dan menjadi spesies asing invasif.

Penghalang alami yang mampu menahan interaksi berbagai spesies selama jutaan tahun telahberakhir dengan meningkatnya pergerakan dan kegiatan manusia.  Transportasi global,pertumbuhan volume perdagangan dan wisata serta ditambah adanya perdagangan bebasmemberikan kesempatan yang lebih besar bagi suatu spesies untuk berpindah dari habitat aslinya. Penghalang pergerakan alami yang semula mampu mengisolasi pergerakan spesies-spesies asing inidapat terjadi secara disengaja, melalui introduksi spesies komoditas, perdagangan dankepariwisataan, atau tidak disengaja, melalui penempelan berbagai spesies makhluk hidup ini padakapal, kontainer, mobil, benih, dan tanah.

Introduksi Spesies Asing

Menurut definisi International Union for Conservation of Natural Resources/IUCN seperti dikutip KLH(2002), introduksi adalah suatu pergerakan oleh kegiatan manusia, berupa spesies, subspesies atauorganisme pada tingkatan takson yang lebih rendah, keluar dari tempat asalnya.  Pergerakan atauperpindahan ini dapat terjadi di dalam negara atau antar negara.

Introduksi dilakukan oleh manusia karena beberapa alasan :

1. Aspek ekonomi (bisnis).  Introduksi hewan dan tanaman hias merupakan bisnis yang besar. Kecenderungan manusia untuk menyukai sesuatu yang bersifat lain, unik ataupun anehmenyebabkan manusia mengintroduksi hewan atau tanaman yang belum pernah dilihat ataudisaksikan

2. Memenuhi kebutuhan makanan.  Berbagai hewan (ternak), termasuk ikan yang diintroduksioleh manusia dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan makanan.  Dari sekian spesieshewan dan tanaman, dipilih spesies-spesies yang memiliki pertumbuhan cepat dan mampuberadaptasi dengan cepat dalam lingkungan barunya, mudah diangkut dan dipindahkan danmengandung unsur gizi yang besar.

3. Memanipulasi ekosistem.  Hal ini dilakukan pada kasus introduksi musuh alami suatu organismepengganggu.

page 2 / 15

Page 3: Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh-->Spesies Invasif<!--:-->Copyright Cecep Kusmana [email protected]://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/

Pemasukan, penyebaran dan penggunaan berbagai spesies asing baik yang dilakukan secarasengaja maupun tidak disengaja yang kemudian menjadi invasif telah menyebabkan kerugianekologi dan ekonomi yang cukup besar.  Kerugian berupa kerusakan lingkungan akibat invasispesies asng umumnya sangat sulit untuk dipulihkan lagi, karena berkaitan dengan makhluk hidupyang mampu melakukan adaptasi, tumbuh dan berkembang.  Kepunahan suatu spesies organismelokal merupakan suatu spesies kerusakan yang tidak dapat diperbaharui.

Beberapa spesies dan varitas baru yang secara teknis, ekonomis, sosial dan ekologis diperlukan dansecara nyata telah memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat.  Namun, banyakspesies asing yang sebenarnya dapat berdampak buruk bagi ekosistem asli.

Hama, gulma dan penyakit yang muncul dari introduksi spesies asing invasif ini menurunkan hasilpanen, menjadi pesaing pada spesies-spesies tanaman dan ternak komoditas, dan mengakibatkankerusakan lingkungan.

Perangkat Peraturan dan Hukum untuk Pengendalian Spesies Invasif

Spesies asing invasif menjadi ancaman penting bagi keanekaragaman hayati.  Oleh karena itu didalam Konvensi Keanekaragaman Hayati yang telah diratifikasi Indonesia dengan UU No.5 Tahun1994 secara khusus pada pasal 8(h) memberikan amanat agar setiap negara wajib sejauh mungkinmenghindari introduksi spesies asing invasif, melakukan pengendalian dan pemusnahan spesiesasing invasif tersebut yang akan menimbulkan dampak lingkungan dan kerusakan keanekaragamanhayati asli.

Selanjutnya pada Konferensi Para Pihak ke empat Konvensi Keanekaragaman Hayati (COP IV CBD)pada tahun 1998 di Bratislava telah mengamanatkan pada para Pihak untuk mengembangkan upayapendidikan, pelatihan dan penyadaran masyarakat secara efektif dan sekaligus mengembangkanprogram kampanye dan penyebaran informasi mengenai berbagai aspek yang berkaitan denganpermasalahan pengendalian spesies asing, termasuk pengkajian dan pengelolaan dampak yangmungkin timbul akibat introduksi spesies asing.

Indonesia telah memiliki perangkat hukum yang didalamnya terkait juga dengan permasalahanintroduksi spesies tumbuhan dan hewan asing. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Pasal 3 ayat (1) mengenai spesies usahadan/atau kegiatan yang kemungkinan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkunganhidup termasuk butif 1.f., yaitu introduksi spesies tumbuh-tumbuhan, spesies hewan, dan jasadrenik.  Kegiatan introduksi ini wajib melaksanakan AMDAL.  Namun demikian pedoman pengkajianresiko dan pengelolaan resiko yang berkait dengan introduksi spesies ini sampai sekarang belumdikembangkan.

Berbagai Kasus Spesies Invasif di Indonesia

page 3 / 15

Page 4: Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh-->Spesies Invasif<!--:-->Copyright Cecep Kusmana [email protected]://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/

Introduksi spesies asing di Indonesia telah lama terjadi, baik disengaja maupun tidak disengaja. Introduksi spesies asing tersebut dalam beberapa kasus telah menimbulkan dampak yang cukupbesar.  Spesies asing berupa gulma, telah menimbulkan kerugian yang cukup besar di sektorpertanian.  Sementara itu ada pula spesies asing yang berubah menjadi spesies yang dominan danberkompetisi dengan spesies lokal yang pada akhirnya mengganggu keberadaan spesies lokal.Disamping spesies asing, terdapat juga spesies asli yang invasif.

Berikut ini beberapa kasus spesies invasif, baik tumbuhan maupun satwa, yang terjadi di sektorkehutanan, khususnya di kawasan konservasi.

1. Taman Nasional Ujung Kulon

Keberadaan langkap (Arenga obtusifolia) di Taman Nasional (TN) Ujung Kulon Banten, walaupunbukan spesies asing sangat mengganggu habitat satwaliar, terutama Badak Jawa.  Hampir sebagianbesar kawasan TN Ujung Kulon diinvasi dan didominasi oleh langkap, sehingga menekan habitattumbuhan lain yang berfungsi sebagai pakan Badak Jawa (Arief, 1995).

2. Taman Nasional Baluran

Salah satu alasan ditetapkannya Baluran sebagai Taman Nasional adalah karena adanya padangsavana alami yang cukup luas (10.000 ha) yang dihuni oleh berbagai spesies satwaliar langka dandilindungi salah satu diantaranya Banteng (Bos javanicus).  Oleh karena itu keberadaan ekosistemsavana dan banteng menjadi salah satu objek utama dan sekaligus prioritas dalam pengelolaankawasan TN Baluran Jawa Timur.

Luas areal padang savana dari tahun ke tahun mengalami penyusutan/penyempitan akibat invasiakasia (Acacia nilotica) yang semula ditanam pada tahun 1969 sebagai sekat bakar (Mutaqin, 2002). Pertumbuhan atau perkembangan akasia ini sangat pesat hingga menyebar ke seluruh kawasansavana Baluran, yang diperkirakan sudah mencapai 5.000 ha.  Akibatnya ekosistem savana yangsemula sebagai habitat satwa telah berubah menjadi hutan akasia yang sangat rapat dan ini sangatberpengaruh terhadap pertumbuhan dan bahkan dapat mematikan rumput sebagai pakan satwa,terutama untu banten dan rusa.

3.Taman Nasional Wasur

Di Taman Nasional Wasur, Papua, terdapat beberapa spesies flora dan fauna eksotik atau asing yangberpotensi mengancam kelestarian flora dan fauna asli dan keberadaan ekosistem TN Wasur. Jenis-jenis flora eksotik tersebut adalah (KLH 2002):

page 4 / 15

Page 5: Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh-->Spesies Invasif<!--:-->Copyright Cecep Kusmana [email protected]://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/

(2)  Eceng gondok (Eichornia crassipes)

Spesies tumbuhan eceng gondok (Eichornia crassipes) masuk ke TN Wasur pada tahun 1990 danmenginvansi sungai-sungai besar seperti Sungai Maro dan Sungai Wanggo serta anak-anaksungainya, yang mengakibatkan terganggunya transportasi air dan pendangkalan sungai karenaakarnya mengikat lumpur yang terdapat di sekitarnya.  Pada tahun 2000 luasan tumbuhan eceng initelah menyebar sampai ke daerah hilir sungai yang berbatasan dengan Papua Nugini.

(3)     Kirinyuh (Chromolaena odorata)

Tumbuhan kirinyuh (Chromolaena odorata) menginvasi kawasan TN Wasur di daerah tepi jalan TransIrian km 35 dan sekitar kebun-kebun masyarakat, yang bersaing dengan rumput-rumput asli. Kehadiran spesies tumbuhan ini sangat berpotensi sebagai material terjadinya kebakaran hutanpada musim kemarau.

(4)     Klampis air atau putri malu raksasa (Mimosa pigra)

Tumbuhan klampis air (Mimosa pigra) telah tersebar di TN Wasur seluas 15,6 ha menutupi kedua sisitepi Sungai Maro sampai Sungai Wanggo.

(5)     Ekor tikus atau jarong (Stachytarpheta urticaefolia)

Semak ekor tikus (Stachytarpheta urticaefolia) tersebar di daerah padang rumput Ukra dan Kankaniaseluas 403 ha.  Biji spesies tumbuhan ini mempunyai sifat tahan terhadap pembakaran, sehinggadapat berkecambah kembali pada awal musim penghujan di daerah padang rumput.

(6)      Spesies tumbuhan eksotik lainnya adalah tebu rawa (Hanguana sp.), selada air (Pistea sp.),salvinia (Salvinia sp.), sidagori (Sida acuta), saliara (Lantana camara), akasia (Acacia nilotica).

Keenam spesies tumbuhan tersebut berpotensi mengancam kelestarian spesies flora dan faunaendemik, disamping itu pengendalian untuk spesies tumbuhan tersebut belum banyak dilakukan.

(7)     Sapi

page 5 / 15

Page 6: Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh-->Spesies Invasif<!--:-->Copyright Cecep Kusmana [email protected]://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/

Sapi masuk ke padang pengembalaan TN Wasur diawali dengan terbitnya Surat Keputusan KepalaDaerah Tk. I Propinsi Irian Jaya pada tahun 1979 yang menunjuk daerah padang pengembalaan TNWasur di daerah Tomerau dan sekitarnya sebagai lokasi pengembalaan sapi masyarakat. Jumlahsapi yang tinggal di kawasan taman nasional berjumlah 1.146 ekor pada tahun 1991 danberkembang menjadi 1.525 ekor pada tahun 1997, dan pada tahun 1999 jumlah tersebut bertambahmenjadi 2.115 ekor. Keberadaan sapi di dalam kawasan TN Wasur memberikan dampak negatifterhadap keseimbangan ekosistem kawasan TN Wasur yaitu menimbulkan persaingan sumber pakandan sumber air dengan jenis fauna endemik kangguru/wallaby.  Selain itu kehadiran sapi ternakdalam jumlah yang banyak, mengakibatkan pemadatan tanah, sehingga menghambat pertumbuhanrumput asli.

(8)     Rusa (Cervus timorensis)

Rusa timor menginvasi daerah padang rumput bagian tenggara TN Wasur.  Berdasarkan surveyWWF pada tahun 1990, diketahui bahwa populasi rusa di TN Wasur diperkirakan sekitar 5985 ekor,dengan kerapatan individu 9,7 ekor/km2.  Pada survey udara yang dilakukan tahun 1992-1994,populasi rusa berjumlah sekitar 12.000 ekor, dan berdasarkan survey darat yang dilakukan padatahun 1997, diketahui populasi rusa sekitar 9.173 ekor (KLH, 2002).

Referensi

Arief, H. 1995.  Lebensraumpraferenzen das Javanashorn im Ujung Kulon National Park, West Java,Indonesien. Thesis.  Institut fur Wildbiologie und Jagkunde. Georg-August Universitat, Gottingen.

ISSG.  2004.  100 of the world’s worst invasive alien species.  ISSG: Auckland

KLH. 2002. Keanekaragaman hayati dan pengendalian jenis asing invasif. KLH-the NatureConservancy: Jakarta

Mutaqin, I.Z. 2002.  Upaya penanggulangan tanaman eksotik Acacia nilotica di kawasan TamanNasional Baluran, dalam KLH (2002), Keanekaragaman hayati dan pengendalian jenis asing invasif.KLH-the Nature Conservancy: Jakarta, pp: 39-48.

Wikipedia. 2008. Invasive species. http://en.wikipedia.org/wiki/Invasive_species.[25 Maret 2008]

page 6 / 15

Page 7: Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh-->Spesies Invasif<!--:-->Copyright Cecep Kusmana [email protected]://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/

Lampiran 1.

100 OF THE WORLD ‘S WORST INVASIVE ALLIEN SPECIES

MICRO-ORGANISM

avian malaria (Plasmodium relictum)

banana bunchy top virus (Banana bunchy top virus)

rinderpest virus (Rinderpest virus)

MACRO-FUNGI

chestnut blight (Cryphonectria parasitica)

crayfish plague (Aphanomyces astaci)

Dutch elm disease (Ophiostoma ulmi)

frog chytrid fungus (Batrachochytrium dendrobatidis)

phytophthora root rot (Phytophthora cinnamomi)

page 7 / 15

Page 8: Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh-->Spesies Invasif<!--:-->Copyright Cecep Kusmana [email protected]://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/

AQUATIC PLANT

caulerpa seaweed (Caulerpa taxifolia)

common cord-grass (Spartina anglica)

wakame seaweed (Undaria pinnatifida)

water hyacinth (Eichhornia crassipes)

LAND PLANT

African tulip tree (Spathodea campanulata)

black wattle (Acacia mearnsii)

Brazilian pepper tree (Schinus terebinthifolius)

cogon grass (Imperata cylindrica)

cluster pine (Pinus pinaster)

erect pricklypear (Opuntia stricta)

fire tree (Myrica faya)

page 8 / 15

Page 9: Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh-->Spesies Invasif<!--:-->Copyright Cecep Kusmana [email protected]://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/

giant reed (Arundo donax)

gorse (Ulex europaeus)

hiptage (Hiptage benghalensis)

Japanese knotweed (Fallopia japonica)

Kahili ginger (Hedychium gardnerianum)

Koster’s curse (Clidemia hirta)

kudzu (Pueraria montana var. lobata)

lantana (Lantana camara)

leafy spurge (Euphorbia esula)

leucaena (Leucaena leucocephala)

melaleuca (Melaleuca quinquenervia)

mesquite (Prosopis glandulosa)

miconia (Miconia calvescens)

mile-a-minute weed (Mikania micrantha)

page 9 / 15

Page 10: Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh-->Spesies Invasif<!--:-->Copyright Cecep Kusmana [email protected]://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/

mimosa (Mimosa pigra)

privet (Ligustrum robustum)

pumpwood (Cecropia peltata)

purple loosestrife (Lythrum salicaria)

quinine tree (Cinchona pubescens)

shoebutton ardisia (Ardisia elliptica)

Siam weed (Chromolaena odorata)

strawberry guava (Psidium cattleianum)

tamarisk (Tamarix ramosissima)

wedelia (Sphagneticola trilobata)

yellow Himalayan raspberry (Rubus ellipticus)

AQUATIC INVERTEBRATE

Chinese mitten crab (Eriocheir sinensis)

page 10 / 15

Page 11: Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh-->Spesies Invasif<!--:-->Copyright Cecep Kusmana [email protected]://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/

comb jelly (Mnemiopsis leidyi)

fish hook flea (Cercopagis pengoi)

golden apple snail (Pomacea canaliculata)

green crab (Carcinus maenas)

marine clam (Potamocorbula amurensis)

Mediterranean mussel (Mytilus galloprovincialis)

Northern Pacific seastar (Asterias amurensis)

zebra mussel (Dreissena polymorpha)

LAND INVERTEBRATE

Argentine ant (Linepithema humile)

Asian longhorned beetle (Anoplophora glabripennis)

Asian tiger mosquito (Aedes albopictus)

page 11 / 15

Page 12: Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh-->Spesies Invasif<!--:-->Copyright Cecep Kusmana [email protected]://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/

big-headed ant (Pheidole megacephala)

common malaria mosquito (Anopheles quadrimaculatus)

common wasp (Vespula vulgaris)

crazy ant (Anoplolepis gracilipes)

cypress aphid (Cinara cupressi)

flatworm (Platydemus manokwari)

Formosan subterranean termite (Coptotermes formosanus shiraki)

giant African snail (Achatina fulica)

gypsy moth (Lymantria dispar)

khapra beetle (Trogoderma granarium)

little fire ant (Wasmannia auropunctata)

red imported fire ant (Solenopsis invicta)

rosy wolf snail (Euglandina rosea)

sweet potato whitefly (Bemisia tabaci)

page 12 / 15

Page 13: Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh-->Spesies Invasif<!--:-->Copyright Cecep Kusmana [email protected]://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/

AMPHIBIAN

bullfrog (Rana catesbeiana)

cane toad (Bufo marinus)

Caribbean tree frog (Eleutherodactylus coqui)

FISH

brown trout (Salmo trutta)

carp (Cyprinus carpio)

large-mouth bass (Micropterus salmoides)

Mozambique tilapia (Oreochromis mossambicus)

Nile perch (Lates niloticus)

rainbow trout (Oncorhynchus mykiss)

walking catfish (Clarias batrachus)

Western mosquito fish (Gambusia affinis)

page 13 / 15

Page 14: Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh-->Spesies Invasif<!--:-->Copyright Cecep Kusmana [email protected]://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/

BIRD

Indian myna bird (Acridotheres tristis)

red-vented bulbul (Pycnonotus cafer)

starling (Sturnus vulgaris)

REPTILE

brown tree snake (Boiga irregularis)

red-eared slider (Trachemys scripta)

MAMMAL brushtail possum (Trichosurus vulpecula)

domestic cat (Felis catus)

goat (Capra hircus)

grey squirrel (Sciurus carolinensis)

macaque monkey (Macaca fascicularis)

mouse (Mus musculus)

page 14 / 15

Page 15: Spesies InvasifSpesies InvasifSpesies Invasif

Cecep Kusmana | <!--:de-->Spesies Invasif<!--:--><!--:en-->Spesies Invasif<!--:--><!--:zh-->Spesies Invasif<!--:-->Copyright Cecep Kusmana [email protected]://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id/2010/06/15/spesies-invasif/

nutria (Myocastor coypus)

pig (Sus scrofa)

rabbit (Oryctolagus cuniculus)

red deer (Cervus elaphus)

red fox (Vulpes vulpes)

ship rat (Rattus rattus)

small Indian mongoose (Herpestes javanicus)

stoat (Mustela erminea)

Sumber : www.issg.org/database

page 15 / 15