Top Banner
1 RKS-KONSTRUKSI Procurement Unit SPESIFIKASI TEKNIS 5.1 RUANG LINGKUP PROYEK Nama Kegiatan : Pembangunan dan Rehabilitasi Jembatan Paket Pekerjaan : Jembatan Bentang 8m Lebar 8m Jl. Kalisari Damen Lokasi : Kota Surabaya Pemilik Proyek : Dinas Bina Marga Dan Pematusan Bidang Jalan dan Jembatan Kota Surabaya Pek. Utama : Pekerjaan Jembatan 5.2 Lingkup Pekerjaan : I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1 Persiapan dan Sewa Direksi Keet 2 Bouwplank / uitzet 3 Pas. Rambu-rambu Pengaman 4 Pembongkaran Jembatan Existing II. PEKERJAAN TANAH 1 Galian Tanah 2 Pek.Lubang Bored Pile 3 Pek.Urugan Pasir Bawah Pondasi Pile Cap t.20cm 4 Pek.Urugan Pasir Bawah Pondasi Batu Kali tb : 10 cm 5 Pek.Urugan Sirtu Padat 6 Pek. Lantai kerja pondasi pile cap K-225 tb.15cm 7 Pengangkutan Tanah Keluar Proyek III. PEKERJAAN PENAHAN JALAN DAN PLENGSENGAN 1 Pek. Pasangan Batu Kali 1Pc : 4Ps 2 Pek.Kolom Beton 20 x 20 (K 225) Pemakaian Besi 152.82 Kg 3 Pek.Sloof 20 x 25 (K 225) Pemakaian Besi 130,15 Kg 4 Pek.Sloof 12 x 20 (K 225) Pemakaian Besi 156,38 Kg 5 Pek.Pile Cap 60 x 60 x 20 (K 225) Pemakaian Besi 151,59 Kg 6 Pek.Bored Pile D=30CM (K 225) Pemakaian Besi 88 Kg 7 Plesteran Halus tb.1,5 cm (1 Pc : 4 Ps) IV. PEKERJAAN PONDASI STRUKTUR BANGUNAN BAWAH 1 Pas. Pondasi tiang pancang D=40 CM 2 Pek. Pile Cap Tepi Beton ( K-300) Pemakaian Besi 107,09 Kg 3 Pek. Beton Dinding Abutment Tepi tb.50 cm ( K-300 ) Pemakaian Besi 242,93 Kg 4 Pek. Beton Pier Head Tepi ( K-300 ) Pemakaian Besi 71,29 Kg 5 Pek. Beton Pier Head Tengah ( K-300 ) Pemakaian Besi 105,16 Kg 6 Pek. Beton Back Wall Tepi ( K-300 ) Pemakaian Besi 158,59 Kg 7 Pek. Later Stopper ( K-300 ) Pemakaian Besi 257,66 Kg 8 Pek. Beton Back Wall Tengah ( K-300 ) Pemakaian Besi 170,22 Kg 9 Pek. Wing Wall ( K-300 ) Pemakaian Besi 106,88 Kg V. PEKERJAAN BETON CASH IN SITU STRUKTUR BANGUNAN ATAS 1 Pek. Gelagar WF 500.200.9.14 2 Pek. Gelagar WF 250.125.6.9 3 Pek. Beton Plat Slab tb.20 cm ( K-300 ) + Bondek 4 Pek. Dinding Beton T=20 cm (K-300) Pemakaian Besi 172,15 Kg 5 Pek. Beton Plat Injak T=20 cm ( K-350 ) Pemakaian Besi 109,19 Kg 6 Pas. Dowel Bar D19 mm 7 Pek. Pelat Siku 70.70.9 8 Pek. Pelat Pengaku T=8 mm 9 Pas. Bout HTB Dia 14 mm 10 Pas.Elastomer Bearing Pad 11 Pas.Expantiont Joint VI. PEKERJAAN PERKERASAN JALAN
46

Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

Dec 02, 2015

Download

Documents

spektek jembatan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

1

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

SPESIFIKASI TEKNIS

5.1 RUANG LINGKUP PROYEK

Nama Kegiatan : Pembangunan dan Rehabilitasi Jembatan Paket Pekerjaan : Jembatan Bentang 8m Lebar 8m Jl. Kalisari Damen Lokasi : Kota Surabaya Pemilik Proyek : Dinas Bina Marga Dan Pematusan Bidang Jalan dan Jembatan Kota Surabaya Pek. Utama : Pekerjaan Jembatan

5.2 Lingkup Pekerjaan :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1 Persiapan dan Sewa Direksi Keet 2 Bouwplank / uitzet 3 Pas. Rambu-rambu Pengaman 4 Pembongkaran Jembatan Existing II. PEKERJAAN TANAH 1 Galian Tanah 2 Pek.Lubang Bored Pile 3 Pek.Urugan Pasir Bawah Pondasi Pile Cap t.20cm 4 Pek.Urugan Pasir Bawah Pondasi Batu Kali tb : 10 cm 5 Pek.Urugan Sirtu Padat 6 Pek. Lantai kerja pondasi pile cap K-225 tb.15cm 7 Pengangkutan Tanah Keluar Proyek III. PEKERJAAN PENAHAN JALAN DAN PLENGSENGAN 1 Pek. Pasangan Batu Kali 1Pc : 4Ps 2 Pek.Kolom Beton 20 x 20 (K 225) Pemakaian Besi 152.82 Kg 3 Pek.Sloof 20 x 25 (K 225) Pemakaian Besi 130,15 Kg 4 Pek.Sloof 12 x 20 (K 225) Pemakaian Besi 156,38 Kg 5 Pek.Pile Cap 60 x 60 x 20 (K 225) Pemakaian Besi 151,59 Kg 6 Pek.Bored Pile D=30CM (K 225) Pemakaian Besi 88 Kg 7 Plesteran Halus tb.1,5 cm (1 Pc : 4 Ps) IV. PEKERJAAN PONDASI STRUKTUR BANGUNAN BAWAH 1 Pas. Pondasi tiang pancang D=40 CM 2 Pek. Pile Cap Tepi Beton ( K-300) Pemakaian Besi 107,09 Kg 3 Pek. Beton Dinding Abutment Tepi tb.50 cm ( K-300 ) Pemakaian Besi 242,93 Kg 4 Pek. Beton Pier Head Tepi ( K-300 ) Pemakaian Besi 71,29 Kg 5 Pek. Beton Pier Head Tengah ( K-300 ) Pemakaian Besi 105,16 Kg 6 Pek. Beton Back Wall Tepi ( K-300 ) Pemakaian Besi 158,59 Kg 7 Pek. Later Stopper ( K-300 ) Pemakaian Besi 257,66 Kg 8 Pek. Beton Back Wall Tengah ( K-300 ) Pemakaian Besi 170,22 Kg 9 Pek. Wing Wall ( K-300 ) Pemakaian Besi 106,88 Kg V. PEKERJAAN BETON CASH IN SITU STRUKTUR BANGUNAN ATAS 1 Pek. Gelagar WF 500.200.9.14 2 Pek. Gelagar WF 250.125.6.9 3 Pek. Beton Plat Slab tb.20 cm ( K-300 ) + Bondek 4 Pek. Dinding Beton T=20 cm (K-300) Pemakaian Besi 172,15 Kg 5 Pek. Beton Plat Injak T=20 cm ( K-350 ) Pemakaian Besi 109,19 Kg 6 Pas. Dowel Bar D19 mm 7 Pek. Pelat Siku 70.70.9 8 Pek. Pelat Pengaku T=8 mm 9 Pas. Bout HTB Dia 14 mm 10 Pas.Elastomer Bearing Pad 11 Pas.Expantiont Joint VI. PEKERJAAN PERKERASAN JALAN

Page 2: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

2

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

1 Pek. Lapisan Agregat A 2 Pek.Lapisan Agregat B 3 Pek. Rabat Beton T=8 cm VII. PEKERJAAN RAILING JEMBATAN DAN PASANGAN 1 Pas. Railing Pelat Besi T=8mm 2 Pas. Pipa Galvanish 2 " 3 Pas. Pelat Plendes T= 8 mm 4 Pas. Mur Bout HTB Ø14 mm + Angker Bolt 5 Pek.Acian Beton 6 Pek.Benangan VIII. PEKERJAAN PENGECATAN 1 Cat Semprot Railing Besi 2 Cat Exterior Dinding Beton 3 Cat meni Baja IX. PEKERJAAN LAIN-LAIN 1 Quality control / Uji bahan 2 Mobilisasi dan Demobilisasi (Termasuk Ponton) 3 Pek.Rekondisi 4 Pas. Pelaluan air pipa PVC type AW Ø3" 5 Pek. Pembuatan Kisdam 6 Dewatering 7 Pembersihan lokasi/lapangan

5.3 Rencana Kerja Dalam waktu Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari setelah Surat Perintah Kerja ( SPK ) turun, Kontraktor harus mengajukan sebuah rencana kerja atau Penghamparan Lapis Aus (AC - WC)tion plan tertulis lengkap dengan gambar-gambar pendukung metode kerja, sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen tender, menjelaskan secara terperinci urusan pekerjaan dan cara melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus bila diperlukan, persiapan-persiapannya, peralatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup dari pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi, pengawas dan pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut di atas.

5.4 Pekerjaan di lapangan dan Administrasi

a. Kontraktor Penyedia Jasa diwajibkan memasang Papan Nama Proyek dengan ukuran 90 x 120 cm. Biaya pembuatan Papan Nama Proyek sudah termasuk dalam pekerjaan persiapan.

b. Rekanan / Kontraktor penyedia Jasa diwajibkan membuat bouwkeet / Bangunan sementara untuk kantor pegawainya dan gudang untuk bahan – bahan yang diperlukan agar terhindar dari kerusakan atau hujan. Dan direksi keet yang dilengkapai dengan kelengkapan untuk penyelesaian Administrasi dilapangan seperti meja, kursi, alat – alat tulis, dokumen kontrak, dokumen kontrak, gambar, buku tamu, Rencana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan.

c. Bila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas / direksi lapangan, Rekanan / Kontraktor Pelaksana harus membuat los kerja untuk tempat pekerja, sehingga terhindar dari hujan, matahari dan angin.

d. Jalan masuk ketempat pekerjaan yang telah ditetapkan harus diadakan oleh Rekanan / Kontraktor Pelaksana bilamana diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan kegiatan tanpa dimasukkan didalam anggaran biaya / kontrak.

e. Rekanan / Kontraktor Penyedia Jasa setelah menerima Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang dan Jasa ( SKPPBJ ) segera membuat Time Schedule berupa Bar Chart yang terinci untuk dapat diikuti lebih awal perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan apabila terdapat /

Page 3: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

3

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

terlihat adanya indikasi keterlambatan pekerjaan diperlukan koordinasi atau langkah – langkah untuk menanggulangi hambatan / keterlambatan yang akan terjadi.

5.5 Tempat Kerja Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah pengawasan proyek, dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi, maka Kontraktor harus menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan pembiayaan tambahan.

5.6 Tanggung Jawab Kontraktor Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi lama yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Kontraktor tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan makahal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor . Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Direksi Lapangan tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.

5.7 Tenaga Kerja Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan / petunjuk Direksi Lapangan.

5.8 Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan

VI.8.1 Selama pelaksanaan pekerjaan Rekanan / Kontraktor Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan segala keperluan untuk keamanan dan kesejahteraan para pekerja dan tamu, seperti PPPK, Sanitasi, Air Minum dan fasilitas – fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan, tata tertib, ordonansi pemerintah, atau Pemerintah setempat.

VI.8.2 Rekanan / Kontraktor diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar lokasi pekerjaan dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain.

VI.8.3 Rekanan/ Kontraktor harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil, dan hak pemakai jalan bersih

dari bahan – bahan, bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama pekerjaan berlangsung.

VI.8.4 Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Rekanan / Kontraktor Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada disekitarnya, utilitas, jalan – jalan, saluran – saluran pembuangan dan sebagainya dilokasi dan kerusakan sejenis yang disebabkan karena pelaksanaan pekerjaan Kontraktor dalam arti yang luas, itu semua diperbaiki kontraktor hingga dapat ditertima oleh Pemberi Tugas.

VI.8.5 Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan dan kerusakan seluruh pekerjaan termasuk bahan –

bahan bangunan dan perlengkapan instalasi hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh Direksi.

5.9 Jaminan dan Keselamatan Buruh 1. Air minum dan air kerja : a. Kontraktor harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat pekerjaan untuk

para pekerjanya. b. Kontraktor harus mengadakan air kerja untuk keperluan pekerjaan selama pelaksanaan dapat

mempergunakan atau menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air sendiri ( guna memeperhitungkan pembayarannya ) atau air sumur yang bersih / jernih dan tawar, bila hal ini meraguikan harus diperiksa dilaboratorium.

2. Kecelakaan kerja a. Apabila terjadi kecelakan pada tenaga kerja pada waktu melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus

segera mengambil tindakan – tindakan yang perlu untuk keselamatan sikorban. Biaya pengobatan dan lain – lain menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus segera melaporkan kepada instansi yang berwenang dan Direksi, serta segera megurus ke jamsostek / PT Astek.

Page 4: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

4

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

b. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat – obatan untuk PPPK yang selalu tersedia dalam saat dan berada ditempat Direksi Keet / Bouwkeet.

5.10 Alat – alat pelaksanaan dan pengukuran Lapangan

a. Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menyediakan / menyiapkan alat alat baik untuk sarana / peralatan pekerjaannya maupun peralatan – peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kwalitas hasil pekerjaan dan alat – alat lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.

b. Penentuan titik duga dan batasan – batasan pekerjan sesuai kontrak harus ditentukan memakai alat yang tepat atau alat ukur ( waterpass dan theodolite ).

c. Penentuan atau batasan pekerjaan dilaksanankan kontraktor bersama – sama Konsultan Pengawas, Direksi / Pengawas Dinas Tata Kota Dan Permukiman dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ).

d. Pemgukuran lapangan dituangkan dalam Berita Penghamparan Lapis Aus (AC - WC)ara Hasil Pengukuran (BA Uetzet) dan ditanda tangani oleh pihak – pihak yang terkait.

e. Apabila terdapat perbedaan antara Gambar dengan kondisi lapangan maka akan dituangkan dalam bentuk Addendum Perubahan Pekerjaan. Dan Kontraktor diharuskan membuat gambar perubahan / Gambar yang sesuai kondisi lapangan (As Built Drawing) yang ditanda tangani oleh pihak – pihak terkait.

5.11 Satuan Ukuran Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di dalam pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang dimaksud adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram.

5.12 Perintah Untuk Pelaksanaan Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk mewakili Kontraktor . Orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.

5.13 Pekerjaan dan Bahan-bahan yang Termasuk di dalam Harga Satuan Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan mPenghamparan Lapis Aus (AC - WC)am-mPenghamparan Lapis Aus (AC - WC)amnya seperti yang disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk tambahan ataupun petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam pembiayaan untuk tenaga kerja, harga bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga, keuntungan, biaya-biaya penggantian sewa / pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau kerusakan atas milik seseorang, kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja di mana tidak ada mata pembiayaan khusus pengaliran air darurat selama pelaksanaan kerja, pembongkaran, peralatan, penempatan bahan-bahan sesuai dengan petunjuk perlindungan, perkuatan, pengaturan as saluran dan tenaga ahli untuk keperluan ini, perumahan dan pembiayaan lain yang biasanya diperlukan guna menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.

5.14 Laporan 1. Laporan Perkembangan Bulanan.

Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi, tanpa biaya tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi, lima (5) salinan laporan bulanan yang berisi sebagai berikut : Perkembangan fisik dari pekerjaan hingga bulan yang mendahului dan perkiraan perkembangan untuk bulan ini, Tingkat perkembangan berdasarkan pada jadwal pekerjaan pembangunan. Perkiraan jumlah pembayaran dari Pemberi Pekerjaan kepada Kontraktor untuk bulan ini. Sebuah tabulasi mengenai catatan Bangunan Kontruksi yang barangbarang pokoknya dan peralatannya terdiri dari Bangunan Konsruksi yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan sepanjang bulan sebelumnya. Sebuah tabulasi pegawai menunjukan staf supervisi dan jumlah dari beberapa kelas buruh yang dipekerjakan oleh Kontraktor dalam bulan sebelumnya. Kwantitas mengenai barang pokok dari bahan-bahan dan alat yang disuplai dan dipergunakan dalam bulan sebelumnya dengan inventarisasi

Page 5: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

5

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

bahan-bahan demikian itu. Bahan-bahan lainnya yang mungkin diperlukan berdasarkan kontrak atau secara spesifik oleh Direksi.

2. Laporan Harian Kontaktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala dari masing-masing seksi pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi. Laporan tersebut akan berisi namun tidak terbatas pada, pekerjaan yang diperkerjakan di pekerjaan, bahan-bahan di lokasi pekerjaan, bahan-bahan yang sedang dalam pesanan, kecelakaan dan informasi lainnya yang relevan dengan perkembangan pekerjaan.

5.15 Buku Tamu Pihak Kontraktor harus menyediakan satu buku tamu di Direksi Keet (Kantor di Lokasi Proyek). Tamu adalah orang-orang yang bukan karyawan Kontraktor.

5.16 Pelaksanaan Audit Oleh Proyek Selain tersebut diatas, Pemilik Proyek berhak melaksanakan audit bila perlu sehubungan dengan: Adanya biaya yang timbul pada saat berakhirnya kontrak seperti dalam syarat syarat umum kontrak, dan Biaya-biaya lain yang mungkin diminta oleh Kontraktor yang tidak terdapat dalam Kontrak. Pihak Kontraktor wajib membuat pembukuan yang tepat mengenai hal-hal diatas, setelah mendapatkan persetujuan dari konsultan perencana dan konsultan pengawas.

5.17 Request for inspection / Ijin Tahapan Untuk setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan kontraktor diwajibkan membuat ijin tahapan pekerjaan yang diajukan kepada direksi dan atas persetujuan direksi maka pekerjaan baru boleh dilaksanakan.

5.18 Gambar-gambar dan Ukuran

a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah: 1. Gambar yang termasuk dalam dokumen tender 2. Gambar perubahan yang disetujui Direksi 3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi

b. Gambar-gambar proyek berukuran A3 disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 2 (dua) set dari semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan Kontraktor akan tambahan dari gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.

c. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set di kantor lapangan untuk dipergunakan setiap saat apabila

diperlukan.

d. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan harus disertai

Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).

f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.

g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah yang ditetapkan oleh Direksi.

Page 6: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

6

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

5.19 Wilayah Kerja

a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan bangunan di tepi jalan

umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja Kontraktor kecuali ada pertimbangan khusus dan atas persetujuan dari Direksi.

b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan bahan-bahan

bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus didatangkan dari gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang cukup untuk pekerjaan satu hari.

c. Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan, terdapat jaringan utilitas kontraktor harus berkoordinasi

dengan instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang ada.

5.20 Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan

a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.

b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum dipergunakan.

c. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila diperlukan, Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari agen, distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang bersangkutan.

d. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah pembelian (faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor untuk pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.

e. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan diteliti mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya dari bahan tersebut.

f. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya, maka Direksi berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan Kontraktor untuk menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.

g. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan tersebut.

h. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan-bahan berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan lingkungan sekitarnya dapat dijamin.

i. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman atau petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan tanggung jawab Kontraktor .

j. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang diajukan oleh Kontraktor , baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau dilokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan tugasnya ahli mempunyai wewenang untuk mewakili Direksi dalam menguji dan menilai bahan-bahan yang diajukan Kontraktor.

Page 7: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

7

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

5.21 Syarat – syarat cara pemeriksa bahan bangunan

a. Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan sesuai dengan Kontrak dan mempunyai keahlian sesuai

dengan tugas yang diserahkan kepadanya. b. Kontraktor menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut

dokumen kontrak dalam keadaan baru dan semua hasil pekerjaan berkwalitas baik, bebas dari cPenghamparan Lapis Aus (AC - WC)at. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap defectif ( rusak ).

c. Dalam pemgajuan penawaran harga kontraktor harus sudah memperhitungkan biaya – biaya pengujian / pemeriksaan berbagai bahan yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.

5.22 Pekerjaan yang tidak baik a. Pemberi tugas / Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas berhak mengeluarkan instruksi

agar Kontraktor membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan – bahan atau barang – barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Biaya untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban kontraktor untuk disempurnakan sesuai dengan dokumen kontrak.

b. Pemberi Tugas atau Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan, pekerjaan – pekerjaan, bahan – bahan atau barang – barang apa saja yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak.

c. Pemberi Tugas berhak mengeluarkan perintah yang dikehendaki pemecata siapa saja dari pekerjaan.

5.23 Syarat – syarat pelaksanaan pekerjaan

Syarat – syarat untuk bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini adalah : a. Semen Pc : Hasil produksi lokal / dalam negeri jenis I yang belum kadaluarsa /

mengeras ( sweping), mutu yang sejenis produksi Semen Gresik, Semen Tiga Roda, atau yang mempunyai SNI dan harus memakai merek pabrik dengan jenis dan kwalitas yang sama.

b. Krikil : Berasal dari Batu Pecah Mesin pasat ( stone crusher ) ukuran 1-1, 1-2 cm,dan 2-3 cm.

c. Air Kerja : Air bersih / tawar atau air dari saluran PDAM. d. Batu merah :Berasal dari produk lokal kwalitas I, padat berukuran sama dan hasil

pembakaran yang matang serta maximum pecah 20 %. e. Pasir Pasang : Berasal dari sungai, berbutir agak kasar / keras, tajam bersih dan tidak

mengandung lumpur. f. Beton Abutmen : Ukuran Sesuai spesifikasi pada Gambar Diproduksi pabrik dengan mesin dengan

mutu minimal K – 350 ( test laboratorium ).

Dan bahan – bahan yang digunakan tetapi tidak tercantum diatas agar disesuaikan dengan type / merk exixting atau lihat Berita Penghamparan Lapis Aus (AC - WC)ara Penjelasan (BAPP).

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Pekerjaan Dan Sewa Direksikeet 1.1.1. Pengukuran kembali

1.1.1.1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batasbatas tanah dengan alat-alat yang sudah tertera kebenarannya.

1.1.1.2. Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi Pengawas untuk dimintakan keputusannya.

1.1.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat- alat waterpas/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung-jawabkan.

1.1.1.4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpas beserta Petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Pengawas selama Pelaksanaan Proyek.

1.1.1.5. Pengukuran sudut siku prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Direksi Pengawas.

Page 8: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

8

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

1.1.1.6. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Pengawas / Direksi Pekerjaan agar dapat ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar Rencana dan Persyaratan Teknis.

1.1.1.7. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

1.1.2. Sarana Air Kerja dan Penerangan 1.1.2.1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung,

Kontraktor harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi / WC selama berlangsungnya proyek.

1.1.2.2. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber lain, serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan termasuk keperluan Kantor Direksi Pekerjaan, kantor pelaksana, kamar mandi/wc atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.

1.1.2.3. Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan kantor Direksi Pekerjaan dan penerangan proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung. Penyediaan penerangan/Tenaga listrik berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.

1.1.2.4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan Generator set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pengadaan fasilitas penerangan termasuk instalasi dan armateur stop kontak serta sakelar / panel.

1.1.3. Keamanan Proyek 1.1.3.1. Kontraktor harus bisa menjamin keamanan proyek baik untuk barang-barang

Kontraktor, milik Pengawas/Direksi Pekerjaan, serta menjaga keutuhan bangunan-bangunan yang ada dari gangguan para pekerja ataupun kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.

1.1.3.2. Kontraktor harus bisa menempatkan petugas keamanan selama 24 jam penuh setiap hari yang dibagi dalam 3 gelombang waktu bekerja (shift), dan harus melakukan pemeriksaan pengamanan setiap hari setelah selesai pekerjaan.

1.1.3.3. Untuk menjaga ketertiban maka para pekerja diharuskan menggunakan tanda pengenal pada bagian badan yang mudah terlihat oleh petugas keamanan yang sedang bertugas.

1.1.4. Bangunan Sementara (Bouwkeet) 1.1.4.1. Pemborong harus menyediakan dan mendirikan bangunan sementara untuk

gudang penyimpanan dan perlindungan bahan bangunan dengan. Rekanan harus pula menyediakan ruangan untuk keperluan Pengawas dengan perlengkapan papan tulis, meja dan kursi, buku harian, serta buku catatan harian pengawasan seperlunya. Semua ‘bouwkeet’ perlengkapan rekanan Pemborong dan sebagainya, pada waktu selesainya pekerjaan harus dibongkar dan harus disingkirkan dari tapak/lokasi, dan semua bangunan eksisting yang terganggu harus diperbaiki. Semua biaya menjadi beban Pemborong. Pembongkaran bangunan sementara tersebut hanya dengan persetujuan Pimpinan Proyek atau Pengawas.

1.2. Direksi Keet Untuk pembangunan proyek ini, pemborong harus membuat “direksi keet” ukuran 32 m² atau disesuaikan kebutuhan dengan konstruksi yang disetujui oleh Pengawas Lapangan. Bangunan tersebut berfungsi atau digunakan sebagai gudang, ruang pelaksana, ruang penjaga, ruang rapat, ruang tamu, ruang gambar, dapur kecil dan KM/WC. Pondasi dari pasangan batu belah dengan spesi 1 pc : 6 ps. Kolom dari kayu kamper ukuran 8 x 12 cm dipasang vertikal pada jarak 3 m. Dinding dilapis triplek 4 mm dan dicat. Lantai bangunan bagian bawah terbuat dari rabat beton yang diyiyit halus. Penutup atap dari asbes gelombang kecil atau seng gelombang warna BJLS 40. Langit-langit dari triplek 4 mm, dicat dan dipasang setinggi 3 m dari lantai. Kusen pintu/jendela dibuat dari kayu kamper 6/12 yang dicat. Daun pintu terbuat dari teakwood” panil ganda yang dilengkapi kunci Union atau

Page 9: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

9

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

setara dengan dua kali putar, sedangkan jendela naco dilengkapi teralis. Untuk perlengkapan Direksi, Pemborong harus menyediakan antara lain:

1. Peralatan obat-obatan 2. Peralatan keselamatan kerja : topi; jaket; sepatu; dll. 3. Sarana penerangan listrik, lampu-lampu, dll. 4. Perlengkapan kebutuhan KM/WC, dapur kecil, wastafel, dll. 5. Kebutuhan konsumsi sederhana untuk rapat lapangan/Direksi. 6. Perabot meja dan kursi gambar. 7. Peralatan tulis dan papan tulis. 8. Peralatan meja dan kursi untuk rapat. 9. Meja/rak untuk menyimpan barang-barang contoh. 10. Buku direksi untuk mencatat semua instruksi dari Direksi Pekerjaan 11. Helm

Semua peralatan dalam Direksi Keet harus baru dan layak dipakai. Dan semua biaya dibebankan pada Pemborong. Barang-barang tersebut diatas tetap milik Kontraktor dan harus dikeluarkan dari lokasi proyek apabila bangunan telah selesai.

1.3. Alat Komunikasi dan Transportasi 1. Untuk memudahkan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait Kontraktor wajib

mengadakan alat komunikasi 2. Untuk melancarkan jalannya proyek maka Kontraktor diwajibkan menyediakan 1

kendaraan roda empat untuk keperluan transportasi Kontraktor dalam pengangkutan barang-barang kantor misalnya pengangkutan benda-benda uji dan lain-lain atau untuk persediaan apabila terjadi keperluan yang sangat mendadak, serta 1 kendaraan roda empat untuk keperluan transportasi Pengawas.

3. Kontraktor diwajibkan untuk menyediakan komsumsi dalam pertemuan-pertemuan rutin atau tamu-tamu Pemberi Tugas yang mempunyai kepentingan dengan proyek dan semua biaya dibebankan pada Pemborong.

1.4. Alat Komunikasi dan Transportasi Sebelum melaksanakan pekerjaan apapun, Pemborong harus membuat/memasang pagar pengaman sebagai batas antara daerah proyek dan daerah umum, dengan biaya dibebankan pada Pemborong. Pagar kerja ini terbuat dengan konstruksi : 1. Tiang kayu bulat (dolken) ditanam sedalam 60 cm dan dicor dengan campuran 1 pc : 3 ps

pada setiap jarak 3 m. 2. Tinggi kayu yang kelihatan minimal 2.40 m dari muka tanah. 3. Untuk perangkai tiang satu dengan lainnya, digunakan 3 deret kayu meranti merah 5/7

yang dipasang horisontal sejajar atas, bawah dan tengah. 4. Bagian luar pagar ditutup seng gelombang warna BJLS 40 yang dipasang vertikal dengan

konstruksi rangka dan paku payung. 5. Pada daerah-daerah tertentu sesuai petunjuk Pengawas, diberi pintu untuk kepentingan

proyek, yang lebarnya disesuaikan kebutuhan Pemborong.

1.5. Pemadam Kebakaran 1. Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menyiapkan alat pemadam

kebakaran yang dapat digunakan untuk memadam api akibat listrik, minyak dan gas dengan kapasitas 7 kg.

2. Pada tiap lantai bangunan dengan radius 50 m disediakan 1 unit tabung pemadam kebakaran demikian juga untuk Direksi Pekerjaan keet kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan.

1.6. Akses Material

Jalan masuk ke tempat pekerjaan yang telah ditentukan harus diadakan oleh rekanan bila diperlukan,sesuai kebutuhan dan kepentingan proyek.

Page 10: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

10

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

1.7. Pembuatan Los Kerja dan Tempat Istirahat 1. Kontraktor harus membuat los kerja dan bangunan untuk tempat istirahat dan

tempat sholat bagi para pekerja. 2. Los kerja merupakan bangunan yang cukup memadai untuk bekerja bagi tukang /

pekerja yang mempunyai kondisi cukup baik, terlindung dari pengaruh panas atau hujan yang dapat menghambat kelancaran pekerjaan.

3. Sambungan listrik, air dan transportasi pelaksanaan agar dipersiapkan dengan baik dan berkoordinasi dengan pihak user. Bila pihak user tidak dapat memenuhi, maka rekanan (Pemborong) harus menyediakan sendiri.

1.8. Pekerjaan persiapan dan Sewa Direksi Keet adalah suatu pekerjaan awal yang merupakan suatu kesatuan pekerjaan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan utama yang diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat ( RKS ) dan Surat Perjanjian / Kontrak yang meliputi :

a) Pembuatan Foto Dokumentasi b) Pengambilan Foto Dokumentasi harus dilakukan pada waktu c) Pekerjaan ( 0%, 25%, 50%, 75%, 100% ) d) Setiap jenis / item pekerjaan ( proses dan finish ) e) Setiap Pengajuan Pembayaran Angsuran

Setelah masa pemeliharaan berakhir. Foto harus berwarna ukuran postcard sebanyak masing – masing 3 ( tiga ) lembar disusun dalam album dan diberi keterangan.

1.9. Mobilisasi dan demobilisasi 1.9.1. Kegiatan Mobilisasi Kegiatan Mobilisasi meliputi hal sebagai berikut :

a) Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan. Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang didasarkan atas peralatan yang diserahkan dalam penawaran dari suatu lokasi tertentu atau dari pelabuhan bongkar di Indonesia ke tempat yang digunakan sesuai ketentuan Kontrak.

b) Pembanguan dan pemeliharaan pangkalan, termasuk Kontraktor, tempat tinggal, bengkel-bengkel, gudang-gudang dan sebagainya. Bangunan ini akan tetap menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek selesai.

c) Pengadaan dan pemeliharaan peralatan lapangan seperti tercantum spesifikasi ini. Peralatan ini akan tetap menjadi milik kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek selesai. Pekerjaan harus termasuk pula pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja yang dilaksanakan oleh pihak Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instalasi-instalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan pihak Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja, sehingga kondisinya sama dengan keadaan sebelum pekerjaan dimulai. 1.9.2. Waktu Mobilisasi

Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan diatas harus diselesaikan dalam jangka waktu pekerjaan. Dalam hal dimana pihak Kontraktor tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan batas waktu yang ditentukan atau kalau menurut pendapat Direksi, ternyata pelaksanaan mobilisasi tidak lancar sesuai program mobilisasi yan telah disepakati bersama, maka dalam hal ini Direksi Teknik berhak untuk menempuh kebijaksanaan yaitu mengeluarkan berita Penghamparan Lapis Aus (AC - WC)ara pembayaran pendahuluan, dengan nilai pembayaran untuk mobilisasi diambil setingi-tingginya 70 % dari ketentuan di atas. Sisanya akan ditahan dan berita Penghamparan Lapis Aus (AC - WC)ara pembayarannya baru dikeluarkan setelah Pihak Kontraktor berhasil menyelesaikan sisa bagian pekerjaan mobilisasi dalam jangka waktu Masa Pelaksanaan.

1.10. Uitzet Dengan waterPass / Theodolit Jaringan dan Permukiman

a. Jaringan dan permukiman diambil berdasarkan referensi titik tetap (patok beton) yang dipasang oleh Dinas Tata Kota Kotamadya Surabaya yang terdekat.

Page 11: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

11

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

b. Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di atas.

c. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini tercantum dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Direksi di lapangan.

1.11. Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan 1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya untuk melakukan

survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan khususnya lokasi rencana konstruksi apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor bersama-sama dengan Direksi harus secara bersama-sama mengambil peil permukaan dan sounding areal kerja dan menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua pekerjaan didasarkan.

2. Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.

3. Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka, bila akan mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.

4. Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang diperlukan Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.

5. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.

6. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.

7. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap mengadakan pengukuran ulang.

8. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.

9. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan hasil pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu kemudian.

10. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mengukur ukang lagi dan dikoreksi oleh pihak Direksi.

11. Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai. 12. Hasil pengukuran kembali berupa gambar Long Section dan Cross Section per titik. Tiap Titik

adalah sejarak 25 meter. 13. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak patok patok harus

dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

14. Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan standar yang ditentukan. Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh biayanya kepada Kontraktor.

15. Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan daya dukung tanah) , kontraktor diwajibkan melakukan test penyelidikan tanah dengan menunjuk pihak / lembaga yang bergerak dalam tes penyelidikan tanah yang bersertifikasi.

1.12. Pas. Rambu-Rambu Pengaman 1.12.1. Pengaturan Lalu Lintas

1.12.1.1. . Lalu Lintas Proyek 1. Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor diharuskan mematuhi dan mentaati ketentuan dan

peraturan lalu lintas umum yang berlaku, sejauh pekerjaannya mempengaruhi kelancaran lalu lintas umum. Dalam hal ini Kontraktor diharuskan mendapatkan pengarahan dan pedoman dari instansi setempat yang berwenang yaitu polisi lalu lintas dan Dinas Perhubungan Kota Surabaya.

2. Penggunaan jalan dan jembatan umum harus diatur sedemikian rupa agar gangguan lalu lintas dan kerusakan yang timbul sebagai akibatnya dijaga sekecil mungkin. Perbaikan kerusakan terhadap jalan, jembatan, gorong-gorong yang diakibatkan oleh lalu lintas proyek dibebankan pada Kontraktor dan harus disetujui Direksi.

Page 12: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

12

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

1.12.1.2. Pengaturan Pengangkutan Alat-alat Berat dan Bahan Konstruksi

1. Pengangkutan alat-alat berat ke dan dari lokasi proyek harus diatur sedemikian rupa agar beban total dari kendaraan yang mengangkut alat-alat berat tersebut tidak melampaui kapasitas jalan/jembatan yang dilalui. Untuk itu alat-alat berat yang dimaksud harus diuraikan menjadi beberapa bagian untuk kemudian diangkut beberapa kali. Ketentuan yang sama juga berlaku untuk pengangkutan bahan-bahan konstruksi.

2. Apabila Direksi memandang perlu, maka Kontraktor diharuskan meminta pengawalan dari instansi yang berwenang.

1.12.1.3. Rambu-rambu Sementara

Kontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan menempatkan rambu-rambu lalu lintas sementara pada lokasi dan posisi penting termasuk rintangan-rintangan di sekitar lokasi proyek. Penempatannya harus dengan persetujuan polisi lalu lintas atau instansi lain yang berwenang. Bentuk dan ukuran huruf serta susunan kalimat pada rambu dan rintangan harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap pengendara kendaraan dan pada setiap cuPenghamparan Lapis Aus (AC - WC)a gelap dan malam hari harus diberi penerangan. Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh Direksi, Kontraktor diharuskan menyingkirkan semua rambu-rambu dan rintangan-rintangan sementara yang tidak diperlukan lagi yang selama pelaksanaan dipergunakan untuk pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi proyek.

2. PEKERJAAN TANAH

2.1. Uraian

a. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu untuk penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.

b. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pondasi, pembuangan material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan secara umum dari tempat kerja sesuai dengan spesifikasi ini dan yang memenuhi garis, ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi / Pengawas.

2.2. Toleransi Dimensi

2.2.1. Kelandaian akhir, arah dan formasi sesudah galian tidak boleh bervariasi dari yang ditentukan lebih dari 2 cm dari tiap titik

2.2.2. Permukaan galian yang telah selesai yang terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin drainase yang bebas dari permukaan ini tanpa terjadi genangan

2.3. Pekerjaan Galian Tanah Konstruksi 1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila ada dari

tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.

2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pondasi, untuk pembuangan material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan secara umum garis, ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.

2.4. Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak Memuaskan Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut :

• Material yang berlebihan harus dibuang dengan menggali lebih lanjut

• Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug kembali dengan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang diperintahkan oleh Direksi.

2.5. Pelaporan dan Pencatatan

a. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi, sebelum memulai pekerjaan, gambar perincian potongan melintang atau memanjang yang menunjukkan kondisi awal daripada tanah sebelum operasi pembabatan dan penggarukan dilakukan untuk setiap seksi pekerjaan galian.

Page 13: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

13

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi gambar perincian dari seluruh struktur sementara yang diusulkannya atau yang diperintahkan untuk digunakan seperti skor, turap, cofferdam, dan tembok penahan dan harus memperoleh persetujuan direksi sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan untuk dilindungi oleh struktur yang diusulkan tersebut.

c. Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi selesai, kontraktor harus memberitahu direksi. Bahan landasan atau material lain tidak boleh dipasang sebelum kedalaman galian disetujui oleh direksi.

2.6. Prosedur Penggalian 1. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar

atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu bata, batu beton dan lain-lain. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap material di bawah dan di luar batas galian.

2. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan, panggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.

2.7. Kondisi Tempat Kerja

Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus menyediakan seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan, penggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan cofferdam. Pompa agar siap ditempat kerja pada setiap saat untuk menjamin tak ada gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.

2.8. Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian 1. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan pekerja yang

melaksanakan pekerjaan galian. 2. Selama masa pekerjaan galian, kontraktor harus menjaga setiap saat suatu lereng yang stabil

yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan, kontraktor harus menahan atau menyangga struktur di sekitarnya yang jika tidak dilakukan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.

3. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala, kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat peralatan galian cadangan serta perlengkapan P3K harus tersedia di tempat kerja galian.

4. Seluruh tepi galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya dan setiap galian terbuka pada badan jalan atau bahu harus ditambah dengan bamboo pada malam hari dengan drum dicat putih atau lampu kuning sesuai dengan ketentuan Direksi.

2.9. Pembuangan Material Galian

2.9.1. Seluruh material yang dapat dipakai yang digali dalam batas-batas dan cakupan proyek dimana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau urugan kembali, maupun lime treatment.

2.9.2. Material galian yang mengandung tanah organis tinggi, sejumlah besar akar atau benda tetumbuhan yang lain dan tanah yang komprensif yang menurut Direksi / Pengawas akan menyulitkan pemadatan dari material atau yang mengakibatkan kerusakan atau penurunan yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan tidak memenuhi untuk digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan permanen.

2.9.3. Setiap material galian yang berlebih untuk kebutuhan timbunan, atau setiap material yang tidak disetujui oleh Direksi / Pengawas Teknik sebagai bahan timbunan harus dibuang dan diratakan dalam lapis yang tipis oleh Kontraktor di luar tempat kerja sesuai petunjuk Direksi / Pengawas.

2.10. Pembuangan Material Pekerjaan Sementara dan Perapihan Tempat Bekas Galian 2.10.1. Terkecuali diperintahkan oleh Direksi / Pengawas, seluruh struktur sementara seperti

cofferdam atau skor dan turap harus dibongkar oleh Kontraktor setelah selesai pekerjaan struktur permanen atau pekerjaan lain untuk mana galian telah dilakukan. Pembongkaran

Page 14: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

14

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

harus dilakukan sedemikian sehingga tidak mengganggu atau merusak struktur atau formasi yang telah selesai.

2.10.2. Material galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam saluran air harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan selesai sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu saluran air.

2.10.3. Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Kontraktor harus ditinggalkan dalam keadaan rapih dengan tepi dan lereng yang stabil.

2.11. Urugan Pasir ( Padat )

1. Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Pasir Urug 2. Mutu Bahan.

- Pasir Urug harus terbebas dari Lumpur, Oli, Air, bahan organic maupun an organic. 3. Prosedur Pelaksanaan

- Pelaksanaan Urugan Pasir Padat sepanjang Pasangan Batu Kali /U-Ditch.

2.12. Pekerjaan Galian Lumpur

2.12.1. Umum 1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan lumpur atau material lain bila ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini. 2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pondasi, untuk pembuangan material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan secara umum garis, ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.

2.12.2. Pengangkutan Tanah Keluar Proyek 1. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan, dan apabila tidak

bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat diletakan didaerah sekitar saluran. 2. Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya. 3. Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada pada tempat

tersebut sampai 1 ( satu hari ) 4. Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas penempatan

sementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapih dan bersih. 5. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalh Dump Truk dengan

kapasitas muat 6 m3 atau bila kondisi jalan / area yang tidak memungkinkan bisa menggunakan kendaraan kecil dengan seijin pengawas lapangan

6. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan pengangkutan material sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m3 volume dari material yang telah diangkut setiap ada pekerjaan pengangkutan.

2.13. PEKERJAAN URUGAN ATAU TIMBUNAN

2.13.1. Umum

2.13.1.1. Uraian Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui dalam konstruksi pengurugan, untuk urugan kembali galian dan untuk urugan umum yang dibuat untuk membuat bentuk dimensi timbunan antara lain ketinggian yang sesuai dengan persyaratan atau penampang sesuai gambar kerja

2.13.2. Toleransi Dimensi

a. Permukaan dan ketinggian akhir setelah pemadatan, tidak boleh terjadi perbedaan tinggi lebih besar dari 2 cm.

b. Seluruh permukaan akhir urugan yang terbuka harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran yang bebas dari air permukaan.

c. Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil yang ditentukan.

d. Urugan tidak boleh dipasang dalam lapis yang lebih dari 25 cm tebal padat, kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Pengawas

2.13.3. Pelaporan

Page 15: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

15

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

Untuk setiap pekerjaan urugan, Kontraktor diharuskan meyerahkan laporan dibawah ini kepada Direksi / Pengawas sebelum ijin memulai pekerjaan disetujui:

• Gambar detail penampang melintang atau memanjang yang menunjukkan permukaan yang dipersiapkan untuk menempatkan urugan.

• Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan kepadatan yang cukup dari permukaan yang dipersiapkan dimana urugan ditempatkan.

1. Kontraktor harus mengirim contoh-contoh bahan urugan kepada Direksi / Pengawas minimal 7 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaannya pertama kali sebagai bahan urugan.

2. Kontraktor harus menyiapkan hal-hal sebagai berikut dalam bentuk tertulis kepada Direksi / Pengawas segera setelah selesainya satu bagian dari pekerjaan dan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas, tidak diperkenankan material lain dipasang diatas urugan yang bersangkutan :

3. Hasil dari pengujian kepadatan seperti yang disyaratkan dipenuhi. 4. Hasil dari pengukuran permukaan dan data survey yang menunjukkan bahwa

toleransi permukaan yang ditentukan dipenuhi. 2.13.4. Kondisi Tempat Kerja

a. Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan tetap kering sebelum dan selama pekerjaan pemasangan dan pemadatan berlangsung, untuk itu bahan urugan selama konstruksi harus memiliki kemiringan yang cukup untuk membantu drainase dari aliran air hujan dan harus menjamin bahwa pekerjaan air mempunyai drainase yang baik. Bilamana mungkin, air dari tempat kerja harus dibuang kedalam sistem drainase permanen. Cara yang memadai untuk menjebak lumpur harus diadakan pada bagian darurat yang mengalir dalam sistem drainase permanen.

b. Kontraktor harus menjamin di tempat kerja tersedia air yang cukup untuk mengendalikan kelembaban timbunan selama operasi pemasangan dan pemadatan.

2.13.5. Perbaikan dari Urugan yang Tidak Memuaskan dan Tidak Stabil

a. Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang yang dinyatakan atau disetujui atau tidak memenuhi toleransi permukaan yang disyaratkan harus diperbaiki dengan menggaru permukaan dan membuang atau menambah material sebagaimana yang diperlukan yang dilanjutkan dengan membentuk dan memadatkan kembali.

b. Urugan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal kadar airnya kurang memenuhi syarat atau tidak sesuai yang diperintahkan oleh Direksi / Pengawas, harus diperbaiki dengan menggaru material, disusul dengan penyiraman air secukupnya dan dicampur dengan menggunakan "motor grader" atau peralatan lain yang disetujui.

c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dimana kadar airnya melampaui kadar air yang disyaratkan atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi / Pengawas Teknik, harus diperbaiki ulang dengan menggaru material, disusul dengan menggunakan motor grade berulang-ulang oleh alat lainnya dengan selang waktu istirahat setelah penanganan, dalam cuaca yang kering. Cara lain, atau jika pengeringan tidak dapat dicapai dengan cara mengaduk atau membiarkan tanah gembur tersebut, Direksi / Pengawas Teknik dapat memerintahkan untuk mengeluarkan bahan tersebut dari pekerjaan dan menggantikannya dengan bahan kering yang lebih cocok.

d. Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau hal lain setelah dipadatkan dalam batasan persyaratan ini biasanya tidak memerlukan pekerjaan lainnya asal sifat material dan kerataan permukaan masih memenuhi persyaratan spesifikasi ini.

e. Perbaikan urugan yang tidak memenuhi kepadatan atau persyaratan sifat material dari spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan Direksi / Pengawas dan dapat meliputi tambahan pemadatan, penggaruan yang disusul dengan pengaturan kadar air dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian material.

f. Perbaikan dari urugan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek setelah pekerjaan selesai dan diterima oleh Direksi / Pengawas haruslah seperti apa yang ditentukan dalam spesifikasi ini.

2.13.6. Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian Seluruh lubang pada pekerjaan akhir yang dibuat dengan pengujian kepadatan atau yang lainnya harus diurug kembali oleh Kontraktor secepatnya dan dipadatkan hingga mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh spesifikasi. 2.13.7. Pembatasan Oleh Cuaca Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau lainnya bila kadar air material diluar rentang yang ditentukan.

Page 16: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

16

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

2.13.8. Material a. Bahan yang dipergunakan harus : - Memenuhi spesifikasi dan standart yang berlaku. b. Pelaporan - Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi / Pengawas contoh bahan untuk disetujui dari pesanan atau dan rencana tempat galian bahan, bersama dengan perincian data dan lokasi tempat sumber bahan dan ayat spesifikasi untuk mana contoh-contoh tersebut akan dicocokkan. - Pihak Kontraktor harus mengatur seluruh penempatan, pemilihan dan pengelolaan bahan alami tersebut dengan spesifikasi dan data yang diserahkan harus lengkap dengan usulan lokasi dari sumber bahan paling lambat 7 hari di muka sebelum pekerjaan dimulai. Persetujuan tertulis oleh Direksi / Pengawas atas bahan-bahan tersebut tak dapat diartikan bahwa seluruh material dari lokasi tersebut telah disetujui untuk dipakai. c. Penyediaan Material - Direksi / Pengawas dapat mengidentifikasikan lokasi sumber-sumber material yang dapat digunakan, tetapi hal ini hanya merupakan bahan informasi saja untuk Kontraktor. Adalah menjadi tanggung jawab pihak Kontraktor untuk mengidentifikasikan ulang dan memeriksa kembali apakah bahan tersebut cocok untuk dapat digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. - Pemesanan material tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas sesuai dengan penggunaan yang dimaksud. Material tidak boleh digunakan untuk maksud lain selain dari pemakaian yang disetujui. - Jika ukuran butir dan mutu dan material yang dikirim ke tempat kerja tidak sesuai dengan ukuran butir atau mutu yang sebelumnya diamati atau diuji, maka material tersebut akan ditolak dan harus disingkirkan dari lapangan dalam jangka waktu 48 jam, kecuali ada persetujuan lain dari Direksi / Pengawas. d. Penyimpanan dan Penumpukan - Material harus disimpan sedemikian rupa sehingga mencegah terjadinya degradasi dan agar gradasi terjamin dan tepat serta tidak berkadar air berlebihan. Tinggi maksimum timbunan tersebut harus dibatasi tidak lebih dari 2,5 m.

2.13.9. Urugan a. Urugan yang diklasifikasikan dalam pekerjaan ini meliputi dan tidak terbatas pada seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar, di antaranya : - Urugan kembali bagian belakang abutmen jembatan - Urugan untuk pembentukan profil memanjang dan melintang jalan yang menuju jembatan.

b. Urugan yang dispesifikasikan harus terdiri dari bahan tanah yang memenuhi persyaratan untuk memenuhi sifat tertentu, seperti diperintahkan dan disetujui oleh Direksi / Pengawas Teknik. Dalam segala hal, seluruh urugan harus, bila diuji sesuai AASHTO T 193, memiliki CBR yang sesuai untuk konstruksi jalan menurut aturan yang berlaku.

c. Bahan yang digunakan untuk urugan harus memenuhi persyaratan kelas B atau C. Bahan tersebut terdiri dari campuran bata, kerikil pecah dengan pasir, hams bebas dari kotoran, bahan organik dan bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki.

d. Bila digunakan dalam keadaan dimana kepadatan dalam keadaan jenuh atau banjir tidak dapat dihindari, urugan pilihan haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Indeks Plasitistas maksimum 6 %.

2.13.10. Penghamparan dan Pemadatan Urugan 2.13.10.1. Penyimpanan Tempat Kerja

a) Sebelum penghamparan tanah urugan pada suatu tempat, semua bahan yang tidak memenuhi persyaratan harus telah dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi / Pengawas sesuai spesifikasi.

b) Bila tinggi urugan lebih satu meter, dasar pondasi dari urugan harus dipadatkan benar-benar (termasuk penggaruan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sehingga 15 cm bagian atas memenuhi persyaratan kepadatan yang ditentukan untuk urugan yang dipasang diatasnya.

2.13.10.2. Penghamparan Urugan a) Material urugan harus dibawa ke permukaan yang telah disiapkan dan dihampar merata

dalam lapis yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini. Bila lebih dari satu lapis akan dipasang, lapis-lapis tersebut sedapat mungkin harus sama tebalnya.

b) Urugan tanah umumnya harus diangkut langsung dari lokasi sumber material ke tempat permukaan yang telah dipersiapkan sewaktu cuaca kering dan disebar merata.

Page 17: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

17

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

c) Urugan kembali di belakang struktur harus dilaksanakan secara sistematis menyusul pembuatan struktur. Periode minimal 28 hari harus diberikan sebelum pengurugan di belakang dan di sekitar struktur abutmen.

d) Bila timbunan akan diperlebar, lereng dari timbunan yang ada harus disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan permukaan dan dibuat tangga sehingga urugan yang baru terkunci kepada timbunan yang lama sampai memuaskan Direksi / Pengawas. Selanjutnya urugan yang diperlebar dapat digunakan oleh lalu lintas secepatnya yang memungkinkan pembangunan dilanjutkan disisi jalan lainnya jika diperlukan.

2.13.10.3. Pemadatan Urugan a) Langsung setelah penghamparan. masing-masing lapis harus dipadatkan benarbenar

dengan peralatan pemadat yang memadai yang disetujui oleh Direksi / Pengawas hingga mencapai kepadatan yang ditentukan.

b) Masing-masing lapis dari urugan harus dipadatkan sesuai yang ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Direksi / Pengawas sebelum lapisan berikutnya dipasang.

c) Bila bahan urugan akan dipasang pada kedua sisi dari struktur, maka operasi harus dilakukan agar urugan selalu kira-kira sama tingginya pada kedua sisi struktur.

d) Urugan pada lokasi yang tidak dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dipasang dalam lapisan horisontal yang tidak lebih dari 15 cm tebal gembur dan secara menyeluruh dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis (Tamping Rammer) minimum seberat 10 kg.

2.13.11. Pengendalian Waktu 2.13.11.1. Pengendalian Waktu Bahan a) Jumlah dari data pendukung hasil uji yang diperlukan untuk persetujuan awal dari mutu

bahan akan di tetapkan oleh Direksi / Pengawas, akan tetapi akan mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan paling sedikit tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan.

b) Menyusul persetujuan dari mutu bahan urugan yang diusulkan, pengujian bahan selanjutnya akan diulangi atas dasar pertimbangan Direksi / Pengawas, dalam hal diamati pembahan dalam bahan atau sumbernya.

c) Program untuk pengendalian pengujian bahan secara rutin akan dilakukan untuk mengendalikan perubahan yang ada dalam bahan yang dibawa ke tempat kerja.

2.13.11.2. Persyaratan Kepadatan Untuk Urugan Tanah

a) Lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang ditetapkan oleh AASHTO T 99. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 % bahan yang tertahan dalam saringan 3/4 inci, kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus diadakan penyesuaian untuk bahan yang terlalu besar tersebut sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi / Pengawas.

b) Lapis pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai 100 % dari kepadatan kering maksimum yang ditetapkan oleh AASHTO T 99.

c) Pengujian kepadatan harus dilakukan pada masing-masing lapis dari urugan yang dipadatkan sesuai dengan AASHTO T 99 dan jika hasil dari suatu pengujian menunjukkan kepadatan kurang dari disyaratkan maka Kontraktor harus memperbaiki pekerjaannya.

3. PEK. PLENGSENGAN & PENAHAN TANAH

3.1. Pasangan Batu Kali Belah 15/20 ( 1 Pc : 4 Ps ) Umum

1. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan pada gambar atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi.

2. Pekerjaan harus meliputi pengadaan seluruh material, galian, penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan spesifikasi teknik serta memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukan pada gambar atau sebagaimana diperlukan secara tertulis oleh Direksi.

3. Pasangan batu harus digunakan untuk struktur seperti saluran berpenampang persegi di tepi jalan, tembok penahan, gorong-gorong persegi dan tembok kepala goronggorong. Konstruksi pasangan batu ini dimaksud untuk menahan beban luar yang cukup besar.

4. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan lubang suling-suling (untuk drainase) termasuk pengadaan dan pemasangan acuan lubang suling-suling atau pipa dan bahan penyaring.

Page 18: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

18

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

5. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar rencana.

Bahan – Bahan :

• Batu Kali Belah 15/20 cm

• Semen PC 50 Kg

• Pasir Pasang

• Air Bersih

Mutu Bahan a. Batu Kali Belah 15/20 cm

• Batu Kali yang digunakan adalah : 1. Batu yang dari alam atau batu galian yang telah dibelah, kasar, bersih, tahan lama, keras, tahan

terhadap pengaruh adara dan air dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud. 2. Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari

150 mm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.

3. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama.

b. b. Semen PC 50 Kg

• Semen yang digunakan adalah : 1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan yang berlaku di

Indonesia. 2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau membatu tidak boleh

dipakai dan harus disingkirkan. 3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa sehingga mudah

untuk diperiksa dan diambil

c. Pasir Pasang Pasir Pasang yang dipakai adalah : 1. Pasir tersebut terdiri dari butir –butir yang bersih dari segala kotoran. 2. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non organic lainya.

d. d. Air Bersih Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda yang mengganggu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic lainnya. Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.

Prosedur Pelaksanaan

1. Penyiapan Adukan Campuran ( Spesi 1 Pc : 4 Ps ) Adukan semen terdiri dari material Semen, Agregat, dan Air

a. Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran telah berwarna merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian hingga guna menghasilkan adukan dengan konsistensi ( kekentalan ) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.

b. Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu tersebut tidak boleh dilakukan.

c. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus di buang. d. Untuk menghasilkan campuran yang homogen ( merata ), pengadukan harus

menggunakan Concrete Mixer / Molen dengan kapasitas 350 l.

Page 19: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

19

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

e. Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 4 Ps, yaitu 1 bagian semen dicampur dengan 3 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan kontraktor harus membuat kotak takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.

2. 3.2. PEKERJAAN PLESTERAN HALUS Tb=1,5 cm

Umum a. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukan pada gambar

atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi. b. Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan benangan c. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar rencana.

Bahan – Bahan :

• Semen PC 50 Kg

• Pasir Pasang

• Air Bersih

Mutu Bahan. a. Semen PC 50 Kg

Semen yang digunakan adalah : 1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan yang

berlaku di Indonesia. 2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau membatu tidak

boleh dipakai dan harus disingkirkan. 3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa sehingga

mudah untuk diperiksa dan diambil

b. Pasir Pasang Pasir Pasang yang dipakai adalah :

a) Pasir tersebut terdiri dari butir –butir yang bersih dari segala kotoran. b) Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non organic lainya.

c. Air

Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda yang menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic lainnya. Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.

Prosedur Pelaksanaan Adukan terdiri dari material Semen, Pasir Pasang, dan Air

a. Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran telah berwarna merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian hingga guna menghasilkan adukan dengan konsistensi ( kekentalan ) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.

b. Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu tersebut tidak boleh dilakukan.

c. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus di buang. d. Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester terlebih dahulu bidang yang akan

diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Bidang-bidang yang telah bersih kemudian disiram dengan air sampai rata dan jenuh baru kemudian diplester. Plesteran tebal 1,5 cm terdiri dari campuran 1 Pc: 4 Ps dengan menggunakan pasir pasang yang telah diayak .

e. Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak bergelombang) dan tidak retak.

f. Untuk menghasilkan campuran yang homogen (merata), pengadukan harus menggunakan Concrete Mixer / Molen dengan kapasitas 350 l.

g. Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 4 Ps, yaitu 1 bagian semen dicampur dengan 4 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan kontraktor harus membuat kotak takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.

Page 20: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

20

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

h. Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran, benangan harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas. Tebal plesteran adalah 1.5 cm.

PEKERJAAN BENANGAN SUDUT Pada setiap sudut plesteran dibuatkan benangan sepanjang sepanjang plesteran itu sendiri. Benangan berfungsi sebagai pembentuk sudutan pekerjaan plesteran agar mempunyai estetika yang bagus. Benangan mempunyai komposisi 1Pc : 2 Ps.

4. PEKERJAAN PONDASI JEMBATAN 4.1. KETENTUAN UMUM

4.1.1. Tiang pancang yang dimaksud dalam bab ini adalah tiang pancang bulat pracetak pratekan

yang mempunyai kekuatan (fc’) minimal 50 Mpa/K-600 (momen retak ≥ 7,5 ton m dan beban

aksial minimal ≥ 149,5 ton) dengan panjang dan diameter sesuai gambar rencana.

1. Apabila terjadi perubahan gambar sehubungan dengan pelaksanaan, sebelum pekerjaan dimulai harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas.

2. Proses mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengawas harus melalui mekanisme yang disepakati kedua belah pihak, misalnya dengan pengajuan proposal tertulis tentang alternatif yang diusulkan.

3. Apabila terjadi perbedaan ukuran dalam gambar maka pelaksana harus menanyakan terlebih dahulu kepada Pengawas.Ukuran yang tertulis menjadi acuan dibanding ukuran dalam skala.

4. Apabila terjadi perbedaan antara RKS dan gambar kerja, maka pelaksana segera melaporkannya kepada pengawas untuk mendapat penyelesaian.

5. Segala perubahan gambar yang disetujui pengawas dan berdampak kepada besarnya pembiayaan, harus diperhitungkan atas pekerjaan tambah kurang.

6. Kesalahan pelaksanaan yang berakibat pada penambahan biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan, maka seluruh biaya tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan pelaksana.

4.2. KEADAAN TANAH

Penyelidikan tanah sudah dilakukan di lokasi yang bersangkutan, dan berdasarkan penyelidikan tersebut telah ditentukan dimensi dan panjang tiang pancang. Laporan hasil penyelidikan tanah akan diberikan sebagai pegangan bagi Kontraktor. Kontraktor wajib memberitahukan jika sebelum atau pada saat pelaksanaan pemancangan ditemukan prilaku tanah yang mencurigakan atau tidak sesuai dengan hasil penyelidikan tanah, yang dapat membahayakan struktur secara keseluruhan. Sebelum dan selama pekerjaan pemancangan Kontraktor diberi kebebasan untuk mengadakan penyelidikan tanah sendiri di lokasi untuk menjamin perilaku tiang pancang yang memuaskan dan segala beban biaya ditanggung Kontraktor.

4.3. PENANGANAN, PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN TIANG

Metode dan urutan pengangkatan, penanganan, pengangkutan dan penyimpanan tiang harus sedemikian untuk menghindari kerusakan tiang. Pengangkatan harus pada titik angkat yang telah ditentukan. Pada saat pengangkutan dan penyimpanan tiang harus disangga dengan baik pada titik-titik angkat yang telah ditentukan atau disangga penuh pada tiang tersebut.

Semua tiang yang ditumpuk harus pada kelompok tiang yang sama panjangnya. Antar lapis dalam tumpukan harus diberi penyangga yang tebalnya sama, tepat pada lokasi titik angkat. Beton tiang pancang tidak boleh menerima beban, termasuk berat sendirinya, yang akan mengakibatkan tegangan tekan melebihi 0.33 kekuatannya pada saat tiang menerima beban kerja atau kekuatan yang dispesifikasikan, tergantung mana yang lebih kecil. Tiang akan ditolak apabila terdapat retak melebihi 0.3 mm. Pengukuran retak akan dilakukan pada kondisi tiang sesuai pada saat bekerja.

4.4. PEMANCANGAN

Pemancangan tidak boleh dilakukan tanpa adanya pengawasan dari Direksi / Pengawas atau wakil yang ditunjuk Direksi / Pengawas.

Pengukuran dan pengecekan posisi, vertikal atau kemiringan dan final set harus dilakukan pada saat kehadiran dan sesuai Direksi / Pengawas. Beberapa hal yang harus diikuti oleh Kontraktor pada saat pemancangan adalah :

Page 21: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

21

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

1. Pelaksana Pemancangan

Pemancangan harus dilaksanakan oleh operator dan staf pengawas yang berpengalaman dengan sistem yang dipakai.

2. Kekuatan Beton Tiang Tiang tidak boleh dipancang sebelum beton mencapai kekuatan (fc’) = 50 MPa

3. Perlindungan Terhadap Tiang Pada setiap waktu sejak pemancangan hingga saat struktur diatas tiang dikerjakan,

tiang harus dilindungi sedemikian untuk menjaga posisi, vertikal atau kemiringan yang direncanakan dan untuk menghindari buckling.

4. Metode Pemancangan Kontraktor wajib menyerahkan secara detail metode pemancangan untuk mendapatkan

persetujuan Direksi / Pengawas, lengkap dengan peralatan pancang yang akan dipakai.

5. Alat Pancang Kontraktor harus menjamin kesesuaian, efisiensi dan energi dari alat pancang. Kontraktor bertanggung jawab untuk menyediakan injection dengan kapasitas yang sesuai untuk menjamin keutuhan tiang selama pemancangan. Selama pemancangan kepala tiang harus dilindungi dengan helmet dan dolly. Packing dari helmet dan dolly ini harus selalu dalam kondisi baik dan harus diganti bilamana diperlukan atau bila diperintahkan oleh Direksi / Pengawas untuk menghindari kerusakan pada kepala tiang.

6. Prosedur Pemancangan Pemancangan tiang harus kontinu hingga tercapai set yang ditentukan. Bila terjadi gangguan yang menyerahkan terhentinya pemancangan maka tiang harus diteruskan pemancangannya apabila ternyata tiang tersebut masih memungkinkan di pancang hingga tercapai set tanpa kerusakan. Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi / Pengawas adanya kejadian yang lain dari biasanya selama pemancangan.

7. Pemancangan Di tengah Sungai Pemancangan dilakukan di tengah Sungai Menggunakan Alat Bantu Ponton Untuk Proses Pemancangan

8. Final Set Pemancangan dilakukan sampai mencapai set. Final set harus di tata sebagai penetrasi

( dalam mm ) per 10 pukulan.

Persyaratan kondisi sebagai berikut harus dipenuhi pada saat pengukuran Final set : a. Bagian tiang berada diatas tanah harus dalam kondisi baik tanpa kerusakan atau

distorsi. b. Helmet, dolly dan lain-lain harus dalam kondisi baik. c. Pukulan hammer harus segaris dengan sumbu tiang, permukaan impact harus

benar-benar rata, datar dan tegak lurus terhadap sumbu tiang

9. Urutan Pemancangan

Kontraktor harus mengusulkan urutan pemancangan tiang-tiang yang berdekatan untuk memperoleh persetujuan Direksi / Pengawas.

Tiang harus dipancang dengan urutan yang disetujui Direksi / Pengawas untuk meminimalkan efek-efek heave dan pergesaran lateral dari tanah. Sewaktu-waktu Direksi / Pengawas dapat memerintahkan agar urutan yang telah disetujui tersebut diubah apabila dipandang perlu dan Kontraktor tidak dapat mengajukan klaim biaya tambahan untuk memindahkan alat dan lain-lain yang berkaitan dengan kebutuhan tersebut.

Kontraktor harus menjamin agar selama pelaksanaan pemancangan tidak terjadi pergeseran atau kerusakan yang dapat mengganggu perilaku dan ketahanan tiang yang telah terpancang. Kontraktor wajib menyerahkan kepada Direksi / Pengawas urutan usulan dan waktu pemancangan untuk menghindarkan terjadinya kerusakan

Page 22: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

22

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

terhadap tiang yang telah terpancang.

Bila terjadi tiang terangkat sebagai akibat dipancangnya tiang yang berdekatan, Direksi / Pengawas dapat memerintahkan Kontraktor untuk memancang kembali tiang yang terangkat atau melakukan pengujian tertentu untuk membuktikan bahwa prilaku tidak terganggu. Direksi / Pengawas dapat meminta Kontraktor untuk mengajukan usulan perbaikan tiang yang terpengaruh tersebut dan cara menghindari bila hal seperti itu terjadi lagi dalam pekerjaan berikut.

10. Program Pemancangan Kontaraktor wajib menginformasikan Direksi / Pengawas setiap hari rencana pemancangan untuk hari berikutnya dan memberitahukan rencana untuk kerja lembur.

11. Kerusakan Akibat Pemancangan Kontraktor wajib memperbaiki segala kerusakan yang terjadi akibat pemancangan dengan biaya dari Kontraktor.

4.5. TIANG CACAT (DEFECTIVE)

Tiang yang datang dalam kondisi retak, pecah, keropos, atau rusak dalam penanganan, pengangkatan atau pemancangan, tidak terpancang sempurna, terpancang di posisi yang salah, terpuntir atau sebagainya akan ditolak dan harus diganti dengan yang baru atas biaya Kontraktor. Selain itu, Kontraktor juga bertanggung jawab terhadap segala biaya tambahan yang diakibatkan oleh penolakan tersebut, termasuk pembesaran pile cap dan perkuatan lain-lain.

4.6. TOLERANSI

1. Dimensi Tiang

Toleransi ukuran penampang tiang dari ukuran yang ditentukan tidak boleh lebih dari 6 mm. Sisi tiang harus lurus dan rata. Deviasi maksimum yang diijinkan adalah 6 mm per 3 meter panjang tiang. Titik pusat sembarang penampang tidak boleh berdeviasi lebih dari 1/500 panjang tiang dari garis yang menghubungkan titik pusat penampang pada ujung-ujung tiang.

2. Pengukuran Pengukuran untuk menentukan posisi titik-titik pancang dilakukan oleh dan

menjadi tanggung jawab Kontraktor. Sebelum pemancangan dilakukan dimulai posisi titik-titik pancang relatif terhadap garis sumbu utama harus diperiksa.

3. Posisi Deviasi maksimum yang diijinkan dari posisi yang benar sesuai gambar kerja adalah

75 mm dalam segala arah.

4. Tiang Vertikal

Pada pelaksanaan pemancangan, alat pancang harus dijaga tetap vertikal dengan toleransi 1 banding 100. Kemiringan maksimum yang diijinkan dari vertikal adalah 1 banding 75. Tiang Miring Alat pancang menentukan arah dan besarnya kemiringan tiang pancang, harus dijaga memberikan arah dan kemiringan yang benar dengan toleransi 1 banding 50. Deviasi maksimum dari kemiringan yang direncanakan adalah I banding 25.

5. Tiang yang Disambung Kemiringan sumbu tiang yang pertama tidak boleh lebih dari 6 mm per 3 m panjang.

6. Koreksi Kesalahan Cara koreksi yang dipaksakan atas deviasi yang melebihi batas toleransi tersebut diatas karena kesalahan pelaksanaan tidak dibenarkan.

7. Tanggung Jawab Kontraktor

Kontraktor wajib menanggung segala biaya untuk pekerjaan tambah yang dipandang perlu oleh Direksi / Pengawas untuk mengatasi kesalahan pemancangan yang mengakibatkan toleransi seperti tersebut diatas terlampaui.

Page 23: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

23

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

4.7. PERBAIKAN KEPALA TIANG DAN PENYAMBUNG TIANG

Bila diperlukan untuk mengadakan perbaikan kepala tiang selama pemancangan, Kontraktor harus melakukan dengan metode yang telah disetujui oleh Direksi / Pengawas, yaitu yang menjamin pemancangan dapat diteruskan tanpa kerusakan lebih lanjut. Bila pemancangan telah diteruskan namun beton yang baik berada dibawah cut-off level, tiang harus dibuat baik kembali sampai pada cut-off level yang ditentukan, menggunakan metode yang mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi / Pengawas, yang menjamin tiang dapat mendukung beban kerja dengan aman.

Penyambungan tiang harus dilakukan dengan metode yang ditentukan oleh produsen tiang. Metode yang digunakan harus menjamin bahwa sambungan mampu memikul beban pada saat pemancangan dan beban kerja.

4.8. PEMOTONGAN (PECAH) KEPALA TIANG

Kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Pengawas, bila pemancangan telah mencapai final set, kepala tiang harus dipotongan sampai dengan cut-off yang ditunjukkan dalam gambar kerja. Panjang penyaluran tulangan diatas cut-off level harus sesuai yang ditunjukkan dalam gambar kerja. Dalam memotong kepala tiang Kontraktor harus memperhatikan agar tidak menimbulkan getaran yang merusak bagian lain dari tiang. Bagian beton yang rusak harus dibuang dan diperbaiki dengan baik dan aman sampai dengan cut level.

4.9. INFRASTRUKTUR YANG BERADA DI LOKASI PANCANG

Kontraktor harus mengumpulkan informasi dari Direksi / Pengawas mengenai posisi dari pipa, kabel, drainase, dan lain-lain yang ada pada atau dekat dengan lokasi pancang sebelum memulai pekerjaan. Kontraktor harus berhati-hati untuk melindungi semua fasilitas yang ada di lokasi pancang dan menanggung segala biaya perbaikan apabila ada fasilitas yang rusak akibat pekerjaan pemancangan.

4.10. BENDA - BENDA YANG MENGGANGGU

Kontraktor harus sudah memperhitungkan dalam penawarannya semua biaya yang diperlukan untuk menyingkirkan benda-benda yang kemungkinan mengganggu, seperti pondasi lama, akar pohon besar, dan lain-lain dan lokasi pekerjaan. Semua benda-benda tersebut harus disingkirkan keluar dari lokasi atas biaya Kontraktor. Tidak ada klaim yang dapat diajukan Kontraktor untuk standing time yang bersangkutan dengan hal tersebut. .

4.11. Ruang Lingkup

Pekerjaan SIPIL meliputi : 1. Pekerjaan pondasi dan kelengkapannya. 2. Pekerjaan struktur atas yang meliputi:

a. Struktur utama: kolom,balok dan penambahan pelat. b. Struktur sekunder: kolom praktis,list plang dsb.

3. Pekerjaan atap.

Catatan Pada dasarnya pekerjaan struktur terdiri:struktur beton dan struktur baja.

4.12. Standard Rujukan 4.12.1. Rujukan utama :

1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG) 1987 2. Tata cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002) 3. Tata cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-

2002),beserta seluruh acuan yang dirujuknya seperti:

Page 24: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

24

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

a) SNI 03-1974-1990, Methode pengujian kuat tekan beton. b) SNI 03-2458-1991, Methode pengujian pengambilan contoh untuk campuran beton

segar. c) SNI 03-2492-1991,Methode pembuatan dan perawatan benda ujidi laboratorium d) SNI 03-2834-1992,Tata cara pembuatan rencana campuran untuk beton normal. e) SNI 03-4810-1998,Methode pembuatan dan perawatan benda uji di lapangan. f) Dan lainnya, sesuai kebutuhan. g) Tata cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-

2002).

4.13. Acuan tambahan :

Apabila ada hal-hal yang tidak termuat dalam SNI tetapi harus dikerjakan maka dapat dipakai Standard/Peraturan/ Pedoman yang sebelum lahirnya SNI tersebut seperti SK SNI T-15-1991-3, bahkan bisa dari PBBI 1971 NI -2 selama tidak bertentangan dengan SNI atau standard lain yang banyak digunakan masyarakat konstruksi asal tidak bertentangan dengan SNI tersebut diatas,misal seperti ACI318-99 ,UBC 1977,AISC 1994 dsb ,atas persetujuan Pengawas.

5. PEKERJAAN STRUKTUR BETON

5.1. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dimaksud dengan pekerjaan beton ini meliputi dan tidak terbatas pada seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar kerja, diantaranya :

1. Pekerjaan pilar dan abutmen

2. Pekerjaan plat lantai kendaraan

3. Pekerjaan plat beton di belakang abutmen

4. Pekerjaan balok diafragma

5. Pekerjaan kepala tiang pancang

6. Pekerjaan lantai kerja

Untuk pekerjaan diatas, harus digunakan beton yang mempunyai kekuatan minimal (fc’) 30 MPa.

4.2. PERSYARATAN BAHAN

Secara umum, kecuali ditentukan lain secara khusus dalam spesifikasi ini, semua bahan yang dipakai untuk pekerjaan beton harus memenuhi ketentuan yang tercantum pada SNI 03- 2847-2002.

4.2.1. Semen

a. Semua semen yang boleh digunakan adalah Semen Portland type-1 yang ditentukan dalam SNI 03- 2847-2002.

b. Semen yang dipakai harus satu merk yang sama, tidak diperbolehkan.

c. Dari bermacam-macam merk / jenis semen untuk suatu konstruksi / struktur yang sama, selain itu semen yang diterima dalam kantong-kantong yang masih tersegel dan tidak pecah.

d. Kontraktor harus menjamin keutuhan semen sejak pengangkutan yang terlindung dari

Page 25: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

25

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

hujan dan penyimpanan dalam gudang, diletakkan ditempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari tanah dan 20 cm dari dinding, kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk dengan ketinggian melampaui 2 meter. Setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar pemakaian dilakukan menurut urutan kedatangannya.

e. Untuk semen yang diragukan mutunya dan mengalami kerusakan akibat kesalahan saat pengangkutan dan penyimpanan, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 1x24 jam.

4.2.2. Agregat

a. Secara umum, agregat harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SNI 03- 2847-2002. Bila tidak tercakup dalam SNI 03- 2847-2002, maka agregat harus memenuhi ketentuan ASTM C33.

b. Agregat kasar harus berupa koral / batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, keras, tidak porous, tajam dan bentuknya relatif kubus.

c. Agregat kasar mempunyai ukuran butir di antara 5 sampai dengan 20 mm, ukuran yang lebih besar dari 38 mm untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan dari Direksi, sesuai dengan dimensi struktur dan kerapatan tulangan dimana adukan akan dicor.

d. Gradasi dari agregat kasar secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang dikehendaki, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air dalam proporsi campuran yang akan dipakai.

e. Pasir yang digunakan harus benar-benar pasir cor bukan pasir laut.

f. Agregat kasar dan agregat halus harus selalu bersih dari gumpalan tanah liat, lumpur, minyak dan bahan organis yang memgikan.

g. Agregat halus mempunyai modulus kehalusan butir antara 2 sampai dengan 32 jika diselidiki dengan saringan standard, berbentuk tajam dan keras.

h. Gradasi dari agregat halus harus menghasilkan mutu beton yang dikehendaki.

i. Semua agregat harus disimpan di tempat bersih yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi percampuran dengan material/bahan lain dan terkotori.

j. Direksi / Pengawas dapat meminta pada Kontraktor untuk mengadakan test kualitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas, setiap saat dalam laboratorium yang diakui. Dalam hal adanya pembahan sumber dari mana agregat tersebut disuplai, maka Kontraktor diwajibkan untuk memberitahu kepada Direksi / Pengawas.

4.2.3. A i r

a. Air yang digunakan harus bersih, tidak berwarna, tidak mengandung minyak, asam alkali, organisme yang dapat merusak beton. Sebaiknya dipakai air tawar yang dapat diminum.

b. Direksi berhak mengharuskan Kontraktor memeriksakan air yang dipakai di laboratorium bahan yang diakui dan sah, atas biaya dari Kontraktor.

4.2.4. Baja Tulangan

a. Penggunaan baja tulangan baik tulangan utama maupun tulangan sengkang atau tulangan pembagi menggunakan mutu baja sebagai berikut :

Page 26: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

26

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

- Tulangan polos (simbol = ) : BJTP 24 atau U24, fy = 240 MPa

- Tulangan ulir/deform (simbol = D) : BJTD 40 atau U39, fy = 390 MPa

- Tulangan Wiremesh M11( fy=490 Mpa)

b. Baja tulangan yang dipakai adalah ex produksi Krakatau Steel atau ditentukan lain oleh Direksi.

c. Kontraktor tidak diperbolehkan memakai baja tulangan ukuran penampang yang tidak tepat / banci. Baja tulangan harus bebas dari kotoran lapisan minyak/lemak dan karat serta tidak cacat (retak-retak, mengelupas dan sebagainya).

d. Baja tulangan yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitas tidak sesuai dengan spesifikasi dan peraturan lain harus segera dikeluarkan dari lokasi setelah menerima instruksi dari pengawas dalam waktu 1x24 jam.

4.2.6. Cetakan / Bekisting

a. Untuk bahan cetakan beton adalah dari jenis kayu lembaran/multiplek dengan tebal 18 mm dari kualitas terbaik. Untuk bahan rangka penguat dan tiang penyangga dari kayu Borneo super dengan ukuran disesuaikan menurut keperluan. Dapat juga menggunakan scaffolding dari baja.

b. Bahan release agent/mould oil dapat dipakai merk Trikosal produk Gruneau atau lainnya yang sejenis dengan kegunaan untuk memudahkan pelepasan/pembongkaran cetakan.

4.2.7. Additive

Pemakaian additive dapat diperkenankan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi. Kontraktor wajib menginformasikan kepada Direksi alasan dan tujuan dipakainya jenis additive tertentu dengan jelas dan memberikan contoh-contoh bahan terlebih dahulu, beserta spesifikasinya untuk dipelajari oleh Direksi. Cara pemakaian hams sesuai dengan petunjuk pabrik.

4.3. CAMPURAN BETON

Secara umum, kecuali ditentukan lain secara khusus dalam spesifikasi ini, persyaratan mengenai campuran beton baik mengenai perencanaan campuran dan pengendalian mutu harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam SNI 03- 2847-2002

4.3.1. Perencanaan Campuran Beton (Mix Design)

Untuk kekuatan mutu beton diatas fc’ = 25 Mpa, harus dipakai campuran beton yang direncanakan dengan data otentik dari laboratorium serta data-data pengalaman-pengalaman pembuatan beton di waktu yang lalu dengan bahan-bahan yang identik dengan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini. Dapat juga dengan percobaan pendahuluan di laboratorium yang menunjukkan bahwa kekuatan karakteristik yang disyaratkan dapat tercapai.

Untuk kekuatan mutu beton dibawah fc’ = 20 Mpa tidak perlu diadakan perencanaan campuran beton secara husus, namun harus ada data pengalaman pembuatan beton di waktu yang lalu dengan bahan-bahan yang identik dengan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini yang menunjukkan bahwa kekuatan karakteristik yang disyaratkan dapat tercapai.

4.3.2. Kelecakan Beton (Workability)

Kekentalan (konsistensi) adukan beton harus disesuaikan dengan cara transport, cara

Page 27: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

27

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan dari tulangan. Kekentalan tersebut dapat tergantung pada berbagai hal, antara lain jumlah dan jenis semen, nilai faktor air semen, jenis ukuran butir dari agregat serta penggunaan bahan-bahan pembantu.

4.3.3. Pengendalian Mutu Beton (Quality Control)

a. Pengawas berhak meminta setiap saat pada Kontraktor untuk membuat benda uji berupa silinder dari adukan beton yang dibuat. Pengambilan contoh beton harus sesuai dengan ketentuan dari ASTM C172, pembuatan dan perawatan benda uji harus sesuai dari ASTM C31 dan diuji berdasarkan ASTM C39 di laboratorium yag berwenang dan disetujui oleh Direksi.

b. Jumlah pengambilan dari setiap mutu beton yang dituang dalam satu hari harus diambil tidak kurang dari satu kali. Satu pengambilan contoh mewakili suatu volume rata-rata yang tidak lebih dari 20 m3 atau 5 truk mixer (dipilih yang volumenya terkecil). Pada setiap kali pengambilan contoh beton harus dibuat empat buah spesimen silinder yang dites sebagai berikut :

- 1 buah dites pada umur 3 hari

- 1 buah dites pada umur 7 hari

- 2 buah dites pada umur 28 hari

c. Laporan uji tekan harus diserahkan kepada pengawas satu hari sesudah selesai pengujian. Evaluasi hasil uji tekan umur 28 hari dilakukan berdasarkan ketentuan sebagai berikut :

- Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri dari empat hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fc' + 0,82S).

- Tidak satupun dari hasil uji tekan mempunyai nilai dibawah 0,85 fc'.

Yang dimaksud satu hasil uji tekan adalah nilai rata-rata kuat tekan 2 buah spesimen silinder dari contoh beton yang sama.

d. Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa hasil uji tekan gagal memenuhi syarat spesifikasi dan telah pula dilakukan penyelidikan lain dan hasilnya gagal pula, maka bagian pekerjaan tersebut hams diperkuat dengan suatu metode yang mana seluruh biaya untuk itu, baik untuk perencanaan maupun pelaksanaannya ditanggung oleh Kontraktor sepenuhnya.

e. Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :

- Konstruksi beton kropos.

- Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar.

- Konstruksi yang tidak tegak lurus atau tidak rata seperti yang direncanakan. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.

Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Direksi / Pengawas menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut.

f. Pengujian tambahan yang diminta oleh pengawas mengenai mutu beton dengan metode Destructive test ataupun Nondestructive test, biaya ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.

4.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN

Secara umum, kecuali ditentukan lain secara khusus dalam spesifikasi ini, persyaratan mengenai pelaksanaan pembetonan yang meliputi pengadukan, pengangkutan, penuangan, pengecoran, perawatan, bekisting, penulangan, siar konstruksi, sparing dan lain-lain harus

Page 28: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

28

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

memenuhi ketentuan yang tercantum dalam SNI 03- 2847-2002

4.4.1. Siar-siar Konstruksi

a. Semua siar-siar konstruksi dalam beton harus dibentuk rata horisontal atau vertikal. Siar-siar tersebut harus berakhir pada bekisting yang kokoh dan ditunjang dengan baik, jika perlu bekisting dibor guna melewati penulangan.

b. Bila pekerjaan pengecoran ditunda sampai beton yang sudah dicor mulai mengeras, maka dianggap terdapat siar konstruksi. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi / Pengawas jadwal secara detail rencana pembetonan semua bagian pekerjaan.

c. Jika diperlukan siar konstruksi di tempat yang lain dari pada yang telah disetujui, karena adanya kerusakan alat atau alasan lain yang tak terduga, harus disediakan penopang tegak lurus pada garis tegangan-tegangan utama tetapi jika lokasinya dekat tumpuan suatu plat atau balok, atau di tempat lain yang dianggap berbahaya oleh Direksi / Pengawas, maka beton yang sudah dicor harus dipecah dan disingkirkan sehingga dicapai lokasi yang cocok untuk siar konstruksi sebagaimana yang disetujui oleh Direksi / Pengawas.

d. Pengecoran beton harus dilaksanakan secara terus menerus dan satu siar ke siar berikutnya, tanpa memperhatikan jam-jam makan.

e. Permukaan siar beton yang sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing atau serpihan-serpihan. Jika beton kurang dari 3 hari umurnya, permukaan tersebut harus disiapkan dengan pencucian dan penyikatan seluruhnya. Jika umurnya lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras, permukaan tersebut harus disand blasted untuk memperlihatkan agregat.

f. Kontraktor harus memperhatikan bahwa permukaan telah disiapkan dan dibersihkan sebelum pengecoran disetujui oleh Direksi / Pengawas. Bekisting harus diperiksa lagi dan dikencangkan. Pemadatan dan penggetaran harus dilakukan pada permukaan lama dan ke sudut-sudut cetakan beton.

4.4.2. Pembuatan Bekisting

a. Semua cetakan beton dan penopang-penopangnya harus didesain oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Direksi / Pengawas berupa gambar dan perhitungan untuk mendapat persetujuan. Gambar dan perhitungan tersebut hendaknya diserahkan minimal 7 (tujuh) hari sebelum bekisting mulai dikerjakan.

b. Cetakan harus benar-benar lurus, rata dan kokoh sehingga cukup untuk menahan defleksi, gerakan-gerakan dan getaran yang membahayakan akibat tekanan dari adukan beton cair atau padat.

c. Semua sambungan harus ditutup rapat untuk menghindari kebocoran air semen dan dibuat sedemikian sehingga permukaan beton yang kelihatan (exposed surface) lurus, rata dan kokoh.

d. Bila ada bagian beton yang sempit dan mempunyai kedalaman yang sangat besar, harus dibuat lubang-lubang pada sisi-sisi cetakan di posisi yang disetujui Direksi / Pengawas untuk memungkinkan penuangan dan pemadatan beton yang memadai.

e. Penggunaan pengikat (batang tarik) yang ditanam dalam beton diperkenankan setelah mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas. Penempatannya harus didesain sehingga tidak ada bagian yang tertanam lebih dekat dengan permukaan beton dari pada selimut betonnya untuk melindungi baja tulangan di lokasi tersebut.

Semua lubang bekas batang pengikat harus diisi dengan beton atau spesi dengan cara yang disetujui Direksi / Pengawas dan harus tidak berbekas pada permukaan beton.

f. Cetakan harus mempunyai lubang-lubang sementara yang kegunaannya untuk membuang kotoran. Lubang-lubang ini harus ditutup dengan rapi sebelum pengecoran.

Page 29: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

29

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

g. Bekisting harus dibuat sedemikian sehingga pembongkarannya dapat mudah dilakukan tanpa membahayakan konstruksi.

h. Jarak maksimum tiang-tiang penyangga harus diatur oleh Kontraktor demi keamanan struktur yang akan dicor. Semua tiang-tiang penyangga tidak boleh ditempatkan langsung di atas tanah, tetapi berpijak di atas balok kayu rata atau lantai kerja dengan kokoh.

i. Apabila pemasangan bekisting tidak sesuai dengan ketentuan atau dianggap kurang baik maka Direksi / Pengawas berhak menyuruh membongkar dan memperbaiki dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor.

j. Untuk menghindari dan menjaga lendutan, maka cetakan khusus untuk balok dan plat beton harus dibuat cembung keatas setinggi besarnya lendutan yang akan terjadi.

k. Kontraktor diwajibkan untuk memasang beton deking agar tulangan tidak menempel pada permukaan bekisting, ketebalan dari beton deking tersebut harus disesuaikan dengan selimut beton yang diperlukan yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

l. Sebelum pengecoran dilaksanakan, semua permukaan cetakan harus bersih dari segala sesuatu yang dapat mengurangi mutu beton dan kekuatannya, terutama kotoran-kotoran yang menempel, ataupun serpihan-serpihan kayu, kawat sisa pemotongan, dan lain-lainnya. Permukaan dalam cetakan harus disemprot dengan menggunakan air bertekanan serta udara (kompressor) untuk dikumpulkan disuatu tempat dan selanjutnya diambil dan dibuang. Minyak untuk cetakan dapat dipakai tetapi harus diperhatikan cara pelaksanaan harus benar-benar rapi untuk menghindari percikan pada permukaan siar konstruksi atau baja tulangan

m. Semua bahan cetakan harus dirawat dengan baik. Bahan yang rusak tidak diijinkan untuk digunakan. Sebelum digunakan lagi semua cetakan harus dibersihkan.

4.4.3. Pembongkaran Bekisting

a. Pembongkaran dilakukan dimana bagian konstruksi tersebut harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan, atau pembongkaran dapat dilaksanakan sesuai kekuatan beton berdasarkan hasil pengujian. Tidak ada cetakan yang boleh dibuka sebelum disetujui oleh Direksi / Pengawas. Persetujuan ini tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya.

b. Pembongkaran bekisting dilaksanakan dengan hati-hati, jangan sampai merusak betonnya sendiri. Kontraktor wajib memperbaiki dengan biayanya sendiri, setiap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran dan pemukulan cetakan dan penopangnya. Kerusakan-kerusakan kecil mungkin dapat diperbaiki dengan mengisi plester/spesi sesuai kebijaksanaan Direksi / Pengawas. Semua permukaan beton harus benar-benar halus. Setiap permukaan yang bersisik harus dibersihkan dan lubang-lubang udara di permukaan diisi dengan campuran spesi 1:11/2.

4.4.4. Pembesian

a. Pemasangan baja tulangan, termasuk jumlah, ukuran, bentuk dan posisi dari semua tulangan dilakukan sesuai dengan gambar kerja atau atas petunjuk Direksi / Pengawas. Untuk i tu sebelumnya Kontraktor harus membuat gambar pembengkokan baja tulangan (bending schedule) yang memuat jumlah, panjang dan detail pembengkokan secara mendetail yang telah diteliti oleh Kontraktor dan diajukan kepada Direksi / Pengawas untuk mendapat persetujuannya.

b. Hubungan antara baja tulangan satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat beton, diikat dengan kuat sehingga tidak geser selama pengecoran. Kontraktor harus memperhatikan bahwa tulangan diletakkan dengan benar dalam cetakan untuk menghindari pelesakan selama pengecoran. Tulangan harus dijaga jangan sampai keluar dari permukaan beton dan tebal selimut beton sesuai yang ditentukan dalam gambar kerja. Pemasangan rakitan tulangan bebas dari lantai kerja/papan

Page 30: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

30

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

acuan dilakukan dengan cara mengganjal dengan blok-blok beton cetak/beton decking dari campuran PC:PS = 1:2, spacer atau metal hanger sesuai dengan kebutuhan.

c. Baja tulangan yang terlanjur salah pembengkokannya hanya dapat dipakai apabila alat untuk meluruskan dan membengkokkan ulang tulangan tersebut tidak merusak material dan harus disetujui oleh Direksi / Pengawas apakah tulangan tersebut layak dipakai.

d. Apabila karena terpaksa dipergunakan baja kurus, maka jumlah luas tulangan baja minimal sama dengan gambar dan atas persetujuan dari Direksi / Pengawas.

e. Jika diperlukan penyambungan dari baja tulangan, maka bentuk dari sambungan harus seijin dari Direksi / Pengawas, overlap pada sambungan untuk baja tulangan sesuai ketentuan dalam SNI 03- 2847-2002 atau yang ditentukan khusus dalam gambar kerja dan harus mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas.

4.4.5. Pengecoran

a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja tulangan sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, penopang dan pengikatan dan lain-lain selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus disetujui oleh Direksi / Pengawas.

b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas yang lainnya. Permukaan bekisting dan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor harus dibasahi dengan merata namun tidak berlebihan. Baja tulangan harus bersih dari semua kotoran atau zat pelapis yang dapat mengurangi lekatan dengan beton.

c. Kontraktor harus memperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang akan masih berlanjut, terhadap sistem struktur atau penulangan yang ada.

d. Kontraktor harus memperhatikan sebelum pengecoran, dikoordinasikan dengan pekerjaan instalasi listrik dan drainase, terutama yang menyangkut pipa-pipa sparing yang tertanam dalam beton. Tempat penempatan sparing-sparing sesuai dengan gambar kerja dan bila tidak disebutkan, maka Kontraktor harus mengusulkan dalam waktu 3 hari sebelum pelaksanaan melalui gambar shop drawing. Untuk pemasangan sparing-sparing harus dihindari memotong pembesian. Jika pemasangan sparing ini dirasa akan menimbulkan masalah, Kontraktor harus melaporkan dan meminta petunjuk dari Direksi / Pengawas. Sparing-sparing harus dipasang kuat sehingga tidak bergeser/berubah kedudukannya selama pengecoran. Sparing pipa harus dilindungi sehingga tidak terisi adukan beton.

e. Beton hanya boleh dicor pada waktu Direksi / Pengawas yang ditunjuk serta pengawas Kontraktor yang setaraf ada ditempat kerja, dan persiapan betul-betul telah memadai. Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor wajib meminta ijin tertulis dari pihak Direksi / Pengawas untuk memulai pengecoran tersebut.

f. Paling lama 2 jam setelah waktu pengadukan pertama kali, beton harus sudah dituang seluruhnya. Beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ke tempat posisi terakhir sependek mungkin dan dengan alat yang dapat melindungi dari pengaruh kontaminasi atau segregasi.

Segregasi dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja tulangan-tulangan, tidak dapat diterima. Kalau diperkirakan segregasi mungkin terjadi, Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya campuran beton.

g. Penggunaan concrete pump dapat dilakukan dengan seijin Direksi / Pengawas. Kontraktor wajib mengatur campuran beton yang sesuai dan kecepatan penuangan beton untuk menghindari segregasi, kerusakan pada baja tulangan, cetakan dan

Page 31: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

31

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

sebagainya.

h. Beton harus dituang sedekat mungkin ke posisinya di cetakan dan dipadatkan dengan ketebalan lapisan maksimal 50 cm. Setiap lapisan harus dipadatkan dengan vibrator sebaik mungkin untuk meyakinkan homogenitas dan menghindari porositas pada permukaan baja tulangan maupun cetakan.

Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala vibrator harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawahnya. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya.

i. Tukang besi harus selalu berada di lokasi pengecoran untuk sewaktu-waktu membetulkan posisi dari baja tulangan.

j. Jadwal waktu pengecoran harus diatur sedemikian sehingga tidak ada permukaan beton yang dibiarkan lebih dari 30 menit sebelum pengecoran berikutnya.

k. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras, kecuali dilakukan dalam tempat yang terlindung.

1. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau cacat lainnya maka perbaikan hanya dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas, mengenai cara pengisian atau penambalan dan penutupan lainnya.

m. Jika ketidak sempurnaan tersebut tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan beton yang diharapkan, maka harus dibongkar atau diganti dengan pembetonan kembali. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya perbaikan kembali merupakan tanggung jawab Kontraktor.

4.4.6. Beton Ready Mix

a. Beton Ready Mix harus digunakan untuk semua jenis komponen jembatan yang bersifat STRUKTURAL.

b. Beton Ready Mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh Direksi dan harus memenuhi persyaratan yang diuraikan pada bagian ini. Kontraktor bertanggung jawab untuk mengusahakan agar beton memenuhi persyaratan dari spesifikasi ini termasuk pengendalian mutu.

c. Jika salah satu dari persyaratan dalam spesifikasi ini tidak dipenuhi oleh pemasok, Direksi / Pengawas dapat menarik kembali persetujuannya dan mengharuskan Kontraktor mengganti pemasok.

d. Beton harus diangkut dengan truk mixer yang terus menerus berputar dengan kecepatan sesuai ketentuan dari pabrik.

e. Kontraktor harus menyediakan di lapangan dua mixer drum dengan kapasitas minimum 2 m dan menjaganya agar tetap dalam kondisi jalan untuk dipakai bila terjadi gangguan dalam pemasokan ready mix. Kontraktor juga harus menyediakan juga material yang memadai untuk dipakai dengan mixer cadangan tersebut.

f. Kontraktor harus mengatur agar Direksi / Pengawas dapat memeriksa alat pembuat beton ready mix bilamana diperlukan.

g. Kontraktor harus memiliki data-data dari pemasok ready mix yang menunjukkan bahwa ketentuan-ketentuan dalam spesifikasi ini telah dipenuhi oleh pemasok yang bersangkutan. Proporsi campuran bahan-bahan dari setiap mixer harus terus didata.

h. Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan waktu pengadukan dan penambahan air, dikirim bersama pengemudi truk dan diparaf oleh pencatat waktu yang bertanggung jawab di tempat pengadukan (batching plant). Penambahan air setelah keluar dari tempat pengadukan harus dibawah pengawasan Direksi. Sama sekali tidak diperkenankan penambahan air pada waktu pengecoran.

i. Di lapangan harus dibuat catatan meliputi hal-hal berikut ini :

Page 32: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

32

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

- Waktu kedatangan truk mixer.

- Waktu pengadukan dan penambahan air di batching plant.

- Waktu ketika beton dicorkan.

- Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan dan ukuran agregat maksimum.

- Posisi dimana beton dicor.

- Identifikasi silinder uji yang diambil dari truk tersebut.

j. Beton harus sudah dituang dan dipadatkan pada posisi akhirnya dalam waktu 2 jam setelah semen bercampur dengan air kecuali disetujui oleh Direksi.

k. Hal lain di luar ketentuan di atas harus mengikuti ketentuan yang ada dalam peraturan lain seperti misalnya SKSNI T-15-1991-03, PBBI 1971 NI-2 selama tidak bertentangan dengan SNI 03- 2847-2002 dan harus mendapat persetujuan dari Pengawas.

4.4.7. Perawatan (Curing)

a. Seluruh permukaan beton harus dilindungi selama proses pengerasan terhadap sinar matahari dan hembusan angin kering.

b. Semua permukaan beton yang terlihat hams diambil tindakan sebagai berikut:

- Sebelum beton mulai mengeras, maka beton setelah pengecoran pada harihari pertama harus disirami, ditutupi dengan karung basah atau digenangi dengan air selama paling sedikit 2 minggu secara terus menerus.

- Tidak diperkenankan menaruh bahan-bahan diatas konstruksi beton yang baru dicor (dalam tahap pengeringan) atau mempergunakannya sebagai jalan mengangkut

4.5. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

a. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan/ pengetesan terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman di atas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air dan melalui perusahaan penguji mutu yang ditunjuk oleh pengendali proyek terutama untuk agragat / beton..

b. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Pengendali Proyek.

c. Pada waktu penyerahan maka Kontraktor harus memberikan jaminan atas semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan yang berlaku selama 10 tahun termasuk mengganti dan memeperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.

d. Untuk menjaga kualitas / mutu beton maka perlu dilakukan pengujian kualitas agregat secara berkala dengan ketentuan dan langkah - angkah sebagai berikut :

• Setiap stok agregat harus ditest antara lain meliputi berat jenis kadar lumpur, kadar organis dan analisa ayakannya karena sifat-sifat agregat yang tidak konstan akan berpengaruh terhadap mutu yang dihasilkan.

Dengan adanya data-data tes agregat yang kontinyu akan memudahkan untuk mencari penyebab dari turunnya suatu mutu.

• Kontraktor harus mempersiapkan benda uji dengan dibuat 6 spesimen setiap minimum 20 meter kubik, masing-masing 2 spesimen akan dites tekan pada umur 3

Page 33: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

33

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

hari, umur 7 hati dan umur 28 hari.

• Benda uji yang akan dites pada umur muda (3 dan 7 hari) adalah penting untuk menentukan apakah suatu campuran telah menghasilkan suatu mutu yang disyaratkan ataukah harus dirubah tanpa harus menunggu sampai benda uji berumur 28 hari.

• Apabila terjadi penurunan mutu, maka Kontraktor harus menganalisa masalah yang terjadi, mencari penyebab dari penurunan mutu tersebut dan melakukan perubahan campuran untuk mendapatkan kembali mutu yang disyaratkan. Hal ini harus dilakukan dalam waktu yang sedini mungkin.

• Kontraktor harus mengambil sampel sesuai dengan jumlah yang sudah ditetapkan dan harus bertanggung jawab akan perawatan sampel di lapangan.

• Direksi atau Pengawas berhak mengambil sampel tambahan dari truk yang telah ditetapkan sudah terpenuhi.

• Kontraktor harus selalu berhubungan dengan pihak Konsultan Beton tentang semua permasalahan yang terjadi di lapangan yang dianggap memerlukan penyelesaian dari pihak Konsultan Beton.

• Pengawas berhak mengusulkan kepada Direksi untuk MENOLAK beton yang mengalami penundaan waktu terlalu lama dengan kondisi workability beton yang sudah tidak baik lagi atau beton dalam kondisi slump melampaui range yang telah ditetapkan.

5.2. PENGAJUAN DAN PERSETUJUAN

1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan pada Direksi masing-masing 2 contoh :

- Batu dengan jumlah berat 50 kg.

- Pasir dengan jumlah berat 25 kg.

Masing-masing bahan tersebut mewakili batu dan pasir yang akan digunakan.Salah satu contoh ini akan ditahan Direksi untuk rujukan selama periode kontrak. Hanya batu dan pasir yang disetujui Direksi yang boleh dipasang.

2. Pekerjaan pasangan batu bam dapat dilaksanakan bila sudah mendapat persetujuan dari Direksi.

5.3. KONDISI TEMPAT KERJA

Ketentuan yang dirinci dalam, spesifikasi mengenai Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Kering harus selalu dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan pasangan batu.

5.4. RENCANA KERJA

1. Cakupan dari pekerjaan batu yang dilaksanakan pada setiap satuan waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat pemasangan untuk menjamin agar seluruh batu dipasang hanya dengan adukan yang segar.

2. Bila pasangan batu dipasang pada tebing atau sebagai lapisan saluran, formasi pembentukan haruslah disiapkan pada awalnya seperti tidak akan ada lapisan. Bentuk akhir hingga garis yang diperlukan haruslah dibuat sesaat sebelum pelaksanaan pasangan aduk batu.

5.5. PERBAIKAN PEKERJAAN YANG TIDAK MEMUASKAN ATAU RUSAK

1. Pekerjaan pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan dalam spesifikasi ini harus diperbaiki oleh Kontraktor atas biaya sendiri dengan cara yang diperintahkan oleh Direksi / Pengawas.

2. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kestabilan dan keutuhan dari semua pekerjaan yang telah diselesaikannya dan harus menukar/mengganti dengan biayanya sendiri setiap bagian yang rusak/tidak baik yang menurut pendapat Direksi disebabkan

Page 34: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

34

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

oleh kelalaian Kontraktor.Akan tetapi Kontraktor tidak akan dimintai pertanggung-jawabannya untuk kerusakan yang timbul dari keadaan Force Majeure asalkan pekerjaan yang msak telah diterima dan dinyatakan secara tertulis dengan memuaskan dan lengkap oleh Direksi.

5.6. BAHAN-BAHAN

1. Batu yang dipakai harus terdiri dari batu alam atau batu galian yang telah dibelah, kasar, bersih, tahan lama, keras, tahan terhadap pengamh udara dan air dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud.

2. Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksiatau Pengawas, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 150 mm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.

3. Bila ditentukan lain dari gambar dan spesifikasi, maka setiap batu beratnya harus lebih dari 6 kg. Kualitas dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi sebelum digunakan.

4. Pasir pasangan yang digunakan untuk bahan adukan harus terdiri dari butir-butir yang bersih dari segala jenis kotoran, tidak mengandung lempung atau unsur organis lainnya. Pasir urug untuk lapisan dasar pondasi harus memenuhi ketentuan yang berlaku dan dipadatkan sesuai perintah Direksi / Pengawas.

5. Semen yang digunakan adalah Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan yang berlaku di Indonesia. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil contohnya.

6. PEKERJAAN BAJA STRUKTURAL

6.1. PERSYARATAN TEKNIS BAJA KONTRUKSI

6.1.1. Profil Baja Gelagar Induk Dan Baja Diafragma

Profil Baja gelagar Induk yang digunakan adalah H-Beam (HB) merupakan baja/kontruksi yang mmenuhi AASTHO M-183

• Dimensi profil sesuai dengan gambar

• Mutu profil baja minimum adalah Bj 42

• Tegangan yang diizinkan minimum = 1667 kg/cm³

• Telah diagalvanis sesuai dengan spesifikasi AS 1650

6.1.2. Persyaratan Teknis Alat Penyambung

Alat Penyamabung Untuk Plat Penyambung dan cover plate Plat Penyambung

• Mutu baja yang digunakan Bj42

• Tebal dan ukuran plat beragam dengan ukuran pada gambar

• Pelubangan/pengeboran dengan mata bor 20 mm harus benar-benar tegak lurus pada bidang yang akurat sesuai gambar

Cover Plate

• Mutu baja yang digunakan Bj42

Page 35: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

35

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

• Tebal plat baja yang digunkan,bervariasi mulai 8mm-22mm

• Cover Plate dipasang dengan cara dilas dengan jenis las AWS A5.17 F7AO-EH14 BILA PENGELASAN DILAKSANAKAN dipabrik dan jenis las AW A5.1 E7016 bila pengelasan dilaksanakan dilapangan

6.1.3. Persyaratan Teknis Shear Connector

• Jenis Shear Connector : Stud Bolts

• Diameter stud yang digunakan Ø12 mm dengan tinggi stud 15-20 cm

• Mutu Baja untuk stud Medium Carbon steel dengan spesifikas standart JIS B1173 atau

sederajat

• Stud Bolts dipasang dengan cara dilas

• Pengelasan yang digunkan adalah sistem Stud Welding Gun dengan jenis IJS-223.6

Dengan spesifikasi : diameter stud = 12 mm

Arus Listrik = DC 200A

6.1.4. Macam-macam Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi mutu sebagai berikut :

• Pipa galvanis digunakan baja dengan mutu setara C350 standar Australia AS 1163 atau A 529 grade 50 – ASTM atau sedikit dibawah BJ 52 SNI dengan tegangan leleh fy = 345 MPa. Pemilihan penampang pipa karena penampang ini paling ekonomis untuk struktur rangka ruang dan juga sangat estetis.

• Baut-baut digunakan A490-x-ASTM.

• Angker-angker baut dari Bj 52 atau A529 grade C.

• Kawat-kawat las yang dipakai harus mempunyai mutu paling sedikit sama dengan baja yang dilas. Electrode yang digunakan harus setara dengan E 70xx-AWS.

• Kabel digunakan wire rope dengan standar ASTM-A 603 – 70 Class C.

• Galvanis menggunakan metode hot dipped dengan ketebalan 300 gram/m2/sisi dilakukan pada 2 sisi luar dan dalam sesuai standar Australia AS 1650.

• Penutup atap digunakan material komposit PTFE ( Poly Tetra Flour Ethylene ) dan fiber glass dengan berat sendiri minimum 1100 g/m2 ( DIN 53352 ) dengan tensile strength ± 5250 N/5cm ( DIN 53354 )

6.1.5. Bahan-bahan Yang Dipergunakan Seluruh baja yang dipergunakan harus memenuhi SNI atau standar lainya yang sederajat atau lebih tinggi ( lengkap ). Sebelum mulai dengan mendatangkan bahan-bahan, kontraktor diwajibkan untuk memberikan keterangan detail-detail seperlunya mengenai bahan-bahan baja yang akan dipakai kepada Direksi / Pengawas untuk mendapat persetujuan. Seluruh bahan-bahan baja ini harus lurus dan tanpa cacat sebelum dikerjakan. Bahan-bahan baja yang sudah ada cacatnya dan tidak dapat diperbaiki harus diganti / tidak dipergunakan.

6.1.6. Supply Dari Bahan-bahan Baja Kontraktor bertanggung jawab dalam mencari / mensupply bahan-bahan baja. Harga penawaran harus didasarkan pada harga dimana dapat dijamin sumber supply yang kontinyu. Waktu pelaksanaan tidak dapat diperpanjang dengan adanya bahan-bahan baja yang belum diterima dan tidak ada pembayaran ekstra sebagai biaya tambahan untuk perantara dalam mensupply baja tersebut.

Page 36: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

36

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

6.1.7. Baja Uji Direksi / Pengawas mewajibkan kontraktor untuk terlebih dahulu menguji / mengecek bahan-bahan baja yang akan dipergunakan dalam struktur. Bahan-bahan yang gagal memenuhi persyaratan dalam test harus seluruhnya ditolak atau sebagai alternatif lain, Direksi / Pengawas memerintahkan untuk digunakan hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari struktur baja saja.

6.2. PEMBUATAN GAMBAR KERJA

• Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja menyeluruh untuk struktur, dalam 3 copy untuk Direksi / Pengawas dalam waktu paling lambat 1 minggu sebelum pelaksanaan untuk mendapat persetujuan Direksi / Pengawas.

• Gambar kerja ( Shop Drawings ) harus mengacu pada gambar rencana dan mencantumkan semua informasi lengkap sambungan-sambungan yang tidak tercantum dalam gambar kontrak dan semua penjelasan dilapangan, termasuk detail-detail pemasangan, dasar-dasar perhitungan lubang baut, ketebalan, tipe, grade, kelas baja, angker dan semua yang berhubungan dengan members, dan alat pengikat lainya.

• Gambar kerja harus mencantumkan semua informasi walaupun tidak tercantum dalam gambar.

• Gambar kerja harus memuat detail-detail seperti ketebalan, tipe, grade, angker dan semua yang berhubungan dengan batang dan alat pengikat lainya.

• Gambar yang perlu dibuat antara lain detail-detail sambungan, cara-cara erection, dan lain-lain.

• Kontraktor boleh mengajukan alternatif detail-detail sambungan dengan menyertakan perhitungan yang diperlukan dan dipertimbangkan oleh Direksi / Pengawas.

• Sedapat mungkin dihindarkan penjelasan dilapangan kecuali yang ditetapkan dalam gambar.

• Setelah mendapat persetujuan, tidak boleh diadakan perubahan gambar lagi kecuali dengan persetujuan Direksi / Pengawas.

• Skala yang dipakai untuk gambar kerja adalah : o Denah dan potongan tidak kurang dari 1 : 500. o Detail potongan dan sambungan tidak kurang dari 1 : 15.

6.3. PEMBUATAN GAMBAR JADI ( As – Build Drawings ) Kontraktor harus membuat dan meyerahkan As- Build Drawings sebayak 3 copy pada saat akhir pekerjaan untuk dokumentasi pemilik, serta sudah harus mendapatkan persetujuan dari Direksi / Pengawas.

6.4. PERUBAHAN DAN TAMBAHAN Perubahan-perubahan pada bagian-bagian atau tambahan-tambahan pada detail, atau keduanya berserta alasannya harus diberikan dan disertai gambar kerja untuk disetujui Direksi / Pengawas. Perubahan-perubahan yang telah disetujui harus dikoordinasikan oleh pemborong dan dilaksanakan tanpa penambahan biaya.

6.5. TENGGUNG JAWAB KESALAHAN Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua kesalahan-kesalahan dalam detail pembuatan dan pemasangan yang tidak sempurna dari bagian-bagian struktur.

6.6. CONTOH - CONTOH Semua material dan contoh hasil kerja harus diperlihatkan kepada Direksi / Pengawas berupa contoh untuk disetujui. Pengajuan contoh-contoh untuk persetujuan Direksi /

Page 37: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

37

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

Pengawas harus diserahkan dalam waktu yang secepat mungkin (minimal ½ bulan sebelum jadwal pelaksanaan) sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah disetujui.

6.7. FABRIKASI Kontraktor harus mengijinkan Direksi / Pengawas setiap saat untuk melihat cara pengerjaan / fabrikasi ditempat kerja ( workshop ) kontraktor. Kontraktor harus menyerahkan program kerja yang menunjukan semua item kegiatan pekerjaan fabrikasi dan ereksi bersama dengan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya sementara. Pekerjaan pembuatan harus sesuai dengan standar SNI atau yang sederajat.

6.8. TOLERANSI

• Teloransi dimensi dari elemen struktur harus mengikuti SNI.

• Kelurusan, groove angle, root opening dan cleanliness dari permukaan yang akan dilas harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dilas dan toleransi ini harus sesuai dengan AWS.

6.9. TATA CARA PELAKSANAAN 6.9.1. Umum Dalam proses fabrikasi kontaktor harus memeriksa bahwa semua fabrikasi elemen-elemen struktur masih dalam batas-batas teloransi.

6.9.2. Marking Marking harus dibuat secara teliti dengan alat-alat yang akurat. 6.9.3. Pemotongan Pemotongan baja strip dan pelat yang lebih tebal dari 9mm tidak boleh dengan cara menggunting. Potongan dengan las tidak diijinkan kecuali ada ijin khusus dari Direksi / Pengawas.

6.9.4. Lubang Pembuatan lubang harus dilaksanakan dengan menggunakan bor mekanik. Punching tidak diijinkan. Sisa-sisa pengeboran harus segera dibersihkan.

6.10. Penyambungan Penyambungan tidak diperkenankan kecuali dicantumkan dalam gambar yang telah disetujui Direksi / Pengawas.

6.10.1. Sambungan Baut

• Baut yang dipakai dibedakan sebagai berikut : o Untuk baut < 12mm menggunakan baut pas, badan baut harus terdiri dari

bagian yang berulir dan bagian yang tidak berulir dan panjang badan yang tidak berulir disesuaikan dengan tebal baja yang disambung.

o Untuk baut diameter >16mm menggunakan baut mutu tinggi ( HTB ) dengan mutu A490 – x - ASTM.

o Bila baut HTB akan digunakan maka permukaan bidang kontak tidak boleh dicat / coating dan harus bersih.

o Baut-baut HTB yang sudah pernah dipakai ( dalam keadaan kencang / bertegangan ) tidak boleh dipakai lagi.

o Baut-baut yang tidak boleh dipakai diberi tanda / dicat dan dikumpulkan menjadi satu untuk segera dibawa keluar site.

Page 38: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

38

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

o Untuk pemasangan HTB harus digunakan kunci momen sesuai dengan proof load yang dianjurkan pabrik. Untuk itu kontraktor harus menyerahkan brosur-brosur yang diperlukan kepada Direksi / Pengawas. Sebelum pemasangan baut HTB permukaan bidang kontak harus dalam keadaan besih dari kotoran, cat dan meni.

Page 39: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

39

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

• Pengerasan Baut-baut o Bila permukaan antara baut atau mur dan bentuk permukaan baja mempunyai

kemiringan 1 : 20 atau lebih, maka dipakai ring khusus ( tappered washer ) untuk menjamin ikatan yang kuat.

o Bila baut, mur dan ring ( washer ) dalam keadaan basah sebelum dikeraskan, maka harus diganti yang baru.

o Untuk mengeraskan baut-baut dikerjakan dengan memutar mur. o Baut-baut ditempat sambungan dikeraskan secara sistematis dan dimulai dari

yang pusat sambungan kearah ujung-ujung bebas.

• Metode Kunci Kalibrasi ( Calibrated Wrench Method ) o Semua baut-baut pada sambungan harus dikeraskan pada tahap awal dengan

kunci manual atau kunci elektrik 50% sampai 70% dari tegangan minimum untuk ukuran dan mutu baut-baut yang digunakan.

o Alat pengeras harus dikalibrasi terlebih dahulu sebelum dipakai. o Kalibrasi ini harus disaksikan oleh Direksi / Pengawas o Kalibrasi dilakukan dengan mengeraskan sesuatu alat yang dapat menunjukan

tegangan aktual baut, dua tipikal baut pada tiap diameter dari baut-baut yang dipasang.

• Metode Pemutaran Mur o Bila metoda pemutaran mur dipakai untuk mendapatkan tegangan baut yang

dispesifikasi, maka pertama-tama harus ada cukup baut yang dalam keadaan “ Snug Tight “ ( Keras dan Rapi ) untuk meyakinkan bagian-bagian daerah sambungan dalam keadaan hubungan yang baik satu sama lain

o “ Snug Tight “ didefinisikan sebagai pengerasan yang di dapat dari beberapa impact pada sebuah kunci impact atau usaha penuh seseorang menggunakan ordinary spud wrench.

o Pemutaran mur dari kondisi “ Snug Tight “ dapat dilakukan dengan pedoman yang tersebut dalam SNI.

6.10.2. Pekerjaan Las

• Kontraktor Kontraktor yang melakukan pengelasan pada dasarnya harus memperhatikan sifat mampu las ( weldability ) material baja dengan berdasarkan 3 aspek pokok : o Sifat-sifat kimia, metalurgi dan fisik material. o Keamanan hasil las sesuai tujuan desain konstruksi. o Cara-cara produksi sehubungan metode pengelasan yang dipakai. Semua

pekerjaan yang berhubungan dengan las harus memenuhi standar JIS, AWS atau DIN.

• Penyambungan Las. Penyambungan las digunakan untuk pembuatan sambungan buhul, atau bagian-bagian yang dihubungkan kestruktur utama, assembling struktur utama dan lain-lain yang ditunjukkan dalam gambar.

• Metode Pengelasan Pada dasarnya metode pengelasan yang dipakai adalah las listrik ( arc welding ). Untuk profil-profil buatan harus dipakai metode las tandem ( submerged arc welding ), kecuali bila penggunaan las tandem tidak mungkin dikerjakan.

Page 40: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

40

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

• Elektroda Batang elektroda yang dipakai harus sesuai dengan standar AWS : E70xx Sebagai contoh bila menggunakan DIN 1913 bagian satu adalah sebagai berikut :

DIN 1913 Batang elektroda E43 02 AR7 ( stable elektroda ) Nama Singkatan untuk las listrik Singkatan untuk kekuatan Tarik dan tegangan leleh Kode untuk regangan dan Uji takik pada 28 joule Kode untuk regangan dan Uji takik pada 47 joule

Singkatan untuk tipe mantel Kode las mantel Nomor DIN

AR7 : - Dapat dipakai pada semua posisi kecuali pada posisi turun. - Arus bolak-balik voltage minimum 70 volt dan batang elektroda pada kutub negatif.

• Tabel Informasi Pekerjaan Pada setiap pekerjaan sambungan las, kontraktor harus membuat tabel yang berisi informasi : o Bagian konstruksi yang disambung dan dimensi. o Bentuk alur. o Posisi pengelasan o Metode pengelasan o Jenis arus, kutub elektroda dan voltage. o Jenis barang elektroda. o Metoda kontrol kualitas hasil las o Urutan pengelasan. o Personil-personil yang mengerjakan.

• Tenaga Ahli Tenaga yang melakukan pekerjaan ini harus mempunyai sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemerintah atau yang sederajat dan yang telah terbukti keahliannya.

• Instalasi Kontraktor harus mempunyai instalasi yang memenuhi syarat untuk pekerjaan las diantaranya :. o Bengkel beratap dengan miliu kering untuk penyimpanan barang-barang

elektroda. o Alat-alat perangkai dan transport. o Mesin-mesin dan alat kerja. o Preparat untuk mengelas dan memotong. o Instalasi untuk hasil uji las.

Page 41: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

41

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

• Tebal Las Tebal las sudut yang tertera pada gambar adalah tebal efektif, bukan ukuran kaki las. Jika tidak disyaratkan lain dalam gambar bestek, tebal sambungan las harus diambil sebagaimana berikut : o Tebal minimum :

- ≥ 3mm. dipilih yang terbesar.

- maxt≥

o Tebal maksimum ≤ 0.7 tebal material yang dilas. Pada las tumpul, pengelasan harus menghasilkan las dengan penetrasi penuh, sehingga mempunyai kekuatan paling tidak sama dengan elemen yang disambung.

• Persiapan Alur pada material yang akan dilas harus bebas dari kotoran, air, karat, cat dan nat-nat lain yang dapat mengurangi mutu las.

• Kontrol Mutu Hasil Pengelasan o Secara visual hasil pengelasan harus bebas dari pori-pori, retak, takikan dan

mempunyai bentuk gelombang ( beat ) yang baik o Pada sambungan balok ke pylon, tumpuan pylon, gantungan kabel dan

sambungan pada blok angker harus diadakan uji mutu non-destruktif. Untuk las lapangan dan tempat yang diragukan kwalitas hasil pengelasannya, Direksi / Pengawas dapat meminta diadakan uji non-destruktif minimum tiga tempat untuk satu macam sambungan.

o Mutu hasil pengelasan harus sesuai dengan standar. Misal bila digunakan standar DIN 8563 bagian 3, minimum termasuk kelas BS untuk las tumpul, dan BK untuk las sudut

6.10.3. Blasting

• Semua permukaan baja harus diblasted sebelum dicat anti korosi.

• Minyak dan gemuk harus dibersihkan dengan solvent.v

• Sesudah blasting dan pembersihan, semua debu-debu dipermukaan harus ditiup dengan air blower dan semua imperfeksi permukaan baja harus dihilangkan dengan gerenda.

• Perkerjaan blasting harus dikerjakan diworkshop khusus. Segera sesudah blasting selesai harus dilakukan pengecatan.

6.10.4. Mendirikan Struktur Baja ( Erection )

• Kontraktor harus mengajukan uraian lengkap mengenai metode erection, jadwal pekerjaan kepada Direksi / Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

• Erection harus dilakukan oleh crew yang ahli dan berpengalaman serta menggunakan keran-keran yang memadai bila diperlukan.

• Seluruh pekerjaan mendirikan baja harus dilaksanakan menurut standar JIS atau yang setara dan berdasarkan pada gambar-gambar kerja.

• Kontraktor boleh membuat patokan-patokan garis-garis ketinggian dari konstruksi yang akan didirikan, mendirikan perancah sementara dan cara-cara pembebanan tertentu pada struktur asalkan tidak melewati tegangan kerja baja yang diijinkan sesuai standar JIS yang berlaku.

• Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya dalam merencanakan prosedur pelaksanaan termasuk pemasangan batang-batang penguat sementara dan lain-lain, untuk menjamin bahwa struktur tetap aman karena angin atau beban-beban yang ada selama pelaksanaan pendirian.

Page 42: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

42

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

• Gaya pratarik diberikan pada tiap-tiap kabel bertahap dari 25%, 50%, 75%, 90%, dan 100% dari gaya yang disyaratkan sesuai gambar. Kontraktor harus mengajukan usulan pada direksi mengenai urut-urutan kabel yang harus ditarik dengan tidak membahayakan stabilitas konstruksi secara keseluruhan.

• Pemakaian bau-baut montage selama pelaksanaan harus seefisien mungkin dan cukup untuk membuat struktur terpasang erat satu sama lain.

• Jika stabilitas dari struktur lengkap tergantung juga pada elemen-elemen lainya, seperti lantai beton, dinding bata dan lain-lainya yang mana dibangun setelah struktur baja didirikan, maka penguat sementara harus tetap dipasang ditemapat sampai seluruh elemen-elemen tersebut lengkap didirikan dan juga setelah mendapat ijin Direksi / Pengawas.

• Kontraktor harus mematuhi segala petunjuk direksi yang berhubungan dengan pelaksanaan / pendirian segala bagian struktur.

• Bila perkerjaan montage sudah selesai dan disetujui Direksi / Pengawas, seluruh batang-batang penguat sementara dan hubungan-hubungannya harus dilepaskan, lubang-lubang pada batang baja karena baut-baut montage dan cat yang rusak karena pekerjaan sementara harus diperbaiki.

• Dalam pelaksanaan pendirian tidak diijinkan menggunakan palu besi untuk memukul elemen-elemen baja kecuali seijin Direksi / Pengawas.

• Sebaiknya dipakai pemukul kayu bila memang harus digunakan.

• Bila Pengelasan dilapangan boleh dilaksanakan setelah struktur dengan perancahnya lurus dan menurut bentuk yang diinginkan dan sebelumnya harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas.

• Sambungan-sambungan baut sebelumnya harus dikontrol oleh Direksi / Pengawas.

• Bila diinginkan kontraktor harus membuat perancah-perancah tambahan untuk memungkinkan Direksi / Pengawas menginspeksi setiap unit sambungan dan biaya ini dianggap sudah dimasukan dalam harga tender.

• Pekerjaan baut dan las harus selalu diawasi selama pelaksanaan dan bilamana Direksi / Pengawas menganggap adanya kesalahan dalam pekerjaan harus segera diganti atau diperbaiki dengan biaya kontraktor.

• Kontraktor harus menyimpan dan menjaga semua bahan-bahan menurut lazimnya dan melindungi terhadap kontak langsung dengan tanah ataupun terhadap gangguan lainya.

• Baja tidak boleh ditempatkan atau dipasang diatas pondasi beton atau lantai sampai beton mempunyai kekuatan minimum 50% dari kekuatan beton umur 28 hari.

7. PEKERJAAN RAILING PAGAR SANDARAN JEMBATAN 7.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

7.2. Persyaratan Bahan 1. Bahan :

a. Plat Plendes T=10 mm b. Angker Bolt Dia 14 mm c. Mur baut HTB ø 14 mm d. Pipa Besi Galvanis 2"

2. Besi Pelat tersebut harus mempunyai permukaan yang halus, tidak melengkung, rata,

datar, dan tidak terdapat cacat cacat lainnya. 3. Setelah pagar Terpasang, segera difinish dengan Cat meni Besi dan Cat Besi ex. Dulux

setara

Page 43: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

43

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

7.3. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan

contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari direksi. 2. Pekerjaan dilakukan berdasarkan gambar kerja.

7.4. PEKERJAAN RAILING PAGAR BESI 7.4.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

7.4.2. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari direksi.

2. Pekerjaan dilakukan berdasarkan gambar kerja. 3. Pagar di Finishing Dengan Cat meni Besi dan Cat Besi ex. Dulux setara

8. PEKERJAAN PENGECATAN 8.1. Pekerjaan Pengecatan Exterior

8.1.1. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat

bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar serta partisi GRC dan dinding/ beton bagian dalam serta seluruh detail yang ditunjukan/disebutkan dalam gambar dan sesuai dengan Direksi.

8.1.2. Persyaratan Bahan

1. Bahan lapisan/coating dasar 2. Merk : Ex Dulux weather sield untuk exterior 3. Warna : Ditentukan. 4. Pengencer : Air bersih 20 %. 5. Pengeringan : Minimum setelah 4 jam lapis berikutnya dapat dilakukan. 6. Sistem Pengecatan : Minimal 3 lapis

8.2. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Bahan-bahan yang di pergunakan, sebelum di gunakan terlebih dahulu harus di serahkan

contoh - contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direks/Konsultan Konsultan Perencana.

2. Kontraktor harus menyerahkan contoh hasil pengecatan dalam bentuk dami/contoh kepada Direksi. untuk mendapat persetujuan.

3. Bidang pengecatan siap di cat setelah di plamuur terlebih dahulu. Sebelum di plamir, plesteran harus betul - betul kering, tidak ada retak-retak dan telah disetujui Direksi.

4. Sebelum pengecatan di lakukan, Kontraktor di wajibkan membuat contoh-contoh warna, untuk disetujui Direksi..Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda - benda dan pengaruh pekerjaan - pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.

5. Pekerjaan pengecatan tidak diperkenankan dilaksanakan dalam cuaca lembab/hujan atau angin berdebu bertiup.

6. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat dan sebagainya, harus tersedia dari kualitas/mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk melaksanakan pekerjaan ini.

7. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan persetujuan Direksi. sebelum perkerjaan di mulai. Biaya pengadaan mock-up menjadi tanggungan pemborong. Mock-up yang disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil perkerjaan ini.

8.3. Syarat Pemeliharaan

Perbaikan

Page 44: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

44

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

Apabila pada permukaan dinding yang telah dicat terkena noda/kotoran, maka harus segera dibersihkan. Pengamanan Pemborong harus menjaga pekerjaan pengecatan tembok/dinding yang sudah selesai dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan pengotoran pada tembok/dinding.

9. PEKERJAAN LAIN – LAIN Yang dimaksud pekerjaan lain-lain adalah pekerjaan yang belum tercantum dalam RKS ini, tetapi masih berhubungan dengan pekerjaan di lapangan yang harus diselesaikan : misalnya pembersihan lokasi / pengembalian sesuatu yang rusak akibat pekerjaan di lapangan Dan Pembongkaran Saluran Lama. Untuk pembentukan dasar saluran dengan meratakan sesuai kemiringan dasar saluran rencana pada permukaan tanah galian saluran.

9.1. Pekerjaan Pembersihan Lapangan Selama Proyek Berlangsung.

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembersihan lingkungan area kerja selama proyek berlangsung termasuk material yang harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan

9.2. Dewatering Pada Bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksannakan, areal pekerjaan kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan ini, kontraktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya selama amsa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.

Pekerjaan pengeringan yang dimaksud di sini adalah, termasuk sistem drainase lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif terutama pada masyarakat dan lingkungan setempat.

Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan tidak diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pengeringan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban ker, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan adanya konstruksi pengertian sifatnya khusus dan memerlukan penanganan tersendiri, maka perhitugan volume dan pembayaran untuk pelakasannaan pekerjaan pengeringan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) M’ untuk pekerjaan “coferring” atau “kisdam” dan Lump sum untuk pekerjaan “dewatering”, sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai peralatan yang dipergunakan, “Overhead” dan keuntungan Kontraktor.

9.3. Rekondisi Setelah pekerjaan selesai, kontraktor berkewajiban melakukan pengembalian kondisi (rekondisi) bangunan-bangunan di lokasi maupun di sekitar lokasi proyek yang terganggu akibat pelaksanaan proyek. Rekondisi biasanya dilakukan pada perkerasan paving, taman, dll.

Page 45: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

45

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

Photo Dokumentasi Foto-foto yang memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan, peralatan atau hal-hal yang menarik perhatian lainnya sehubungan dengan pekerjaan atau lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali, yakni :

� Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan……………..….....……… …..( 0 % ) � Selama berlangsungnya pekerjaan………………………….….…....... (25-75 %) � Setelah selesai pekerjaan atau setelah selesai periode Pemeliharaan...(100 %)

Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang dan samping ), serta pada posisi yang sama untuk masing-masing kejadian. Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan enam lembar hasil cetakan masing-masing foto (dialbumkan), dengan membubuhkan nomor seri, tanggal pengambilan dan keterangan ringkasnya harus disampaikan kepada Direksi. Semua klise/negatif filmnya harus dinomori, ditempatkan dalam arsip dan disimpan di lokasi dan menjadi Pemberi Proyek. Biaya foto-foto tersebut seperti ditentukan harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus dianggap termasuk dalam over head yang disajikan dalam Daftar Pengajuan Biaya.

10. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA Masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya antara lain: 1. Keamanan dan penjagaan 2. Penyempurnaan dan pemeliharaan. 3. Pembersihan

4. Penyerahan kedua dapat dilaksanakan apabila kontraktor telah melaksanakan kewajiban pada masa pemeliharaan

5. Selama masa pemeliharaan, kontraktor pelaksana diwajibkan membuat laporan berkala yang berisi kondisi bangunan / saluran (yang selesai dibangun ) serta laporan pekerjaan perbaikan bila ada bangunan yang rusak. Laporan tersebut dibuat dengan persetujuan / diketahui pihak pengawas lapangan / direksi dan konsultan pengawas.

Page 46: Spek-tek Jembatan Kalisari Damen

46

R KS- KONSTR UKSI

Procuremen t Uni t

BAB VI

PENUTUP

Peraturan ini harus dipelajari seksama oleh Penyedia Barang/Jasa yang selanjutnya akan merupakan bagian yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Hal-hal yang belum diatur dalam RKS ini, akan dijelaskan pada pelaksanaan penjelasan pekerjaan dan semua tambahan atas Penjelasan dalam dokumen pengadaan, akan dibuat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang ditanda tangani Gugus Tugas Pengadaan dan merupakan pedoman dalam proses pelaksanaan berikutnya.