-
Spektek 1
SPESIFIKASI UMUM DAN TEKNIS
A. SPESIFIKASI UMUM
1. Uraian Singkat
Rehab Daerah Irigasi Kawasan Payakumbuh ( Latinura ) Kota
Payakumbuh, Propinsi Sumatera
Barat adalah merupakan salah satu kegiatan Irigasi dan Rawa,
SNVT Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Sumatera III Propinsi Sumatera Barat Balai
Wilayah Sungai Sumatera III yang
telah diprogramkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementerian Pekerjaan Umum
perbaikan jaringan irigasi guna mengembalikan fungsi dan
pelayanan irigasi seperti semula di
Propinsi Sumatera Barat, khususnya untuk Kota Payakumbuh,
sehingga akan terjamin ketersediaan
air untuk persawahan.
2. Pencapaian ke Lokasi
Lokasi pekerjaan terletak 120 km dari kota Padang (Ibu Kota
Propinsi Sumatera Barat). Untuk
pencapaian ke lokasi pekerjaan dapat ditempuh dalam waktu 3
sampai 4 jam dari kota Padang
dengan kendaraan roda empat
3. Iklim dan Curah Hujan
Secara umum iklim di sekitar lokasi proyek dapat
diklasifikasikan beriklim tropis dengan total
curah hujan setiap tahunnya berkisar antara 2.000 mm s.d. 4.300
mm. Jumlah bulan basah pertahun
(curah hujan perbulan > 200 mm) berkisar antara bulan
September s.d awal bulan Januari dan tidak
dijumpai jumlah bulan kering (curah hujan per bulan < 100 mm)
.
4. Lingkup Pekerjaan / Kontrak
Pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam Kontrak ini terdiri dari
Rehab Saluran dan bangunan
termasuk Pemeliharaan pekerjaan-pekerjaan tersebut, dan
melaksanakan perbaikan apabila terjadi
kerusakan selama dalam masa pemeliharaan, semua yang tercantum
dan diuraikan dalam gambar
dan dokumen-dokumen lainnya merupakan bagian Dokumen Kontrak.
Pekerjaan yang harus
dilaksanakan dalam Kontrak ini adalah :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Bangunan
- Pekerjaan Galian Tanah
- Pekerjaan Bongkaran Pasangan Lama
- Pekerjaan Pasangan Batu Kali
- Pekerjaan Beton
c. Pekerjaan Saluran
- Pekerjaan Galian Tanah
-
Spektek 2
- Pekerjaan Bongkaran Pasangan Lama
- Pekerjaan Pasangan Batu Kali
- Pekerjaan Beton
Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang tidak termasuk dalam
lingkup di atas harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dalam Daftar Kuantitas (BOQ) sesuai Spesifikasi
Teknis, atau sebagaimana
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.
5. Jalan Menuju Lokasi / Batas Muatan Jalan
Penyedia harus mengikuti dan melaksanakan aturan dan ketentuan
yang berlaku terhadap fasilitas
umum dan jalan-jalan umum yang digunakan menuju lokasi
pekerjaan, batas muatan jalan maupun
jembatan yang ada harus menjadi perhatian sebelum digunakan
untuk keperluan pengangkutan selama
kegiatan pekerjaan.
Biaya perbaikan maupun penggantian yang rusak dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang bersangkutan dan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Penyedia.
6. Fasilitas Umum
Penyedia harus bertanggungjawab terhadap segala kerusakan
fasilitas umum akibat pelaksanaan
pekerjaan dimaksud, biaya perbaikan maupun penggantian fasilitas
umum yang rusak dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang bersangkutan.
7. Perlengkapan Keamanan
Pada setiap pelaksanaan pekerjaan, Penyedia berkewajiban
melindungi dan mengamankan manusia
dan peralatan dari kemungkinan kecelakaan.
Untuk keperluan ini, Penyedia harus membuat pagar-pagar
pengaman, lampu penerangan pada
tempat-tempat pelaksanaan dan dilengkapi dengan tanda-tanda pada
tempat-tempat yang berbahaya,
pemadam kebakaran dan lampu tanda kebakaran yang diletakkan pada
tempat yang strategis dalam
daerah pelaksanaan.
Penyedia harus bertanggung jawab, melindungi gedung-gedung,
peralatan konstruksi dan peralatan
yang lain dari bahaya kebakaran dan harus menyediakan alat
pemadam kebakaran yang portable
seperti yang disarankan Direksi.
Penyedia harus merawat alat pemadam kebakaran sehingga
kondisinya siap pakai dan Penyedia
harus mengisi alat pemadam kebakaran tersebut bila habis dipakai
tanpa mempertimbangkan siapapun
yang memakainya.
Alat pemadam kebakaran dengan peralatan yang lengkap harus tetap
berada didaerah lokasi pekerjaan
sepanjang waktu sejak dimulainya pekerjaan sampai penyerahan
pekerjaan
-
Spektek 3
8. Pekerjaan Sementara dan Pembersihan Lokasi
Penyedia harus meyiapkan bangunan fasilitas sementara dilapangan
termasuk menyiapkan sarana air
dan listrik yang layak untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
pekerjaan, dan setelah selesai seluruh
pekerjaan dilapangan, Penyedia harus membersihkan lokasi
pekerjaan dari sisa-sisa bahan/material dan
lainnya sebelum dilakukan Serah Terima Pekerjaan Pertama, tidak
ada tambahan biaya yang timbul
akibat kegiatan tersebut, dianggap sudah termasuk dalam harga
Kontrak
9. Standar Yang Dipakai
Standar yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan ini, adalah
semua standar-standar Indonesia yang
masih berlaku, antara lain :
- PBI (Peraturan Beton Indonesia), 1971/1993
- PKKI (Persatuan Konstruksi Kayu Indonesia), 1984
- PBBI (Persatuan Bangunan Baja Indonesia), 1984
- SII (Standar Industri Indonesia), terutama untuk bahan
bangunan keluaran pabrik
- SK SNI (Standar Nasional Indonesia) Bidang Pekerjaan Umum,
terutama SNI : 5-04-1989,
bagian untuk bahan bangunan bukan logam.
Penyedia dapat memakai standar-standar lain yang setara dan atau
belum ada standar Indonesia seperti
: ASTM, JIS, USBR, dan lain-lain, harus mendapat persetujuan
Direksi sebelum pelaksanaan.
10. Sumber Bahan dan Agregat Beton
Penyedia bertanggungjawab untuk pengadaan agregat beton dan batu
yang diperlukan untuk
konstruksi beton, pasangan batu, rip-rap dan perkerasan jalan
baik kuantitas maupun kualitas. Sebelum
bahan tersebut digunakan Penyedia harus mengusulkan lokasi
sumber bahan / agregat beton dengan
melampirkan hasil uji/ tes laboratorium sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi Teknik kepada
Direksi guna untuk dipelajari dan disetujui.
Pengambilan contoh (sample) agregat beton dan juga contoh beton
yang diambil oleh Penyedia pada
saat proses pengecoran beton sedang berlangsung, harus
disaksikan oleh Direksi dilengkapi dengan
Foto Dokumentasi dan Berita Acara, jenis dan jumlah contoh benda
uji harus sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi Teknik dan atau perintah Direksi. Tanggapan,
penilaian dan persetujuan Direksi
terhadap hasil uji laboratorium untuk beton dan agregatnya,
tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi
Penyedia bebas dari tanggungjawabnya terhadap kualitas,
daya-guna dan hasil kerja pekerjaan beton
yang dilaksanakannya.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan beton
termasuk biaya izin penambangan
galian Tipe C, Fee dan Royalti (bila ada), Uji Laboratorium dan
kegiatan untuk menjamin mutu beton
agar sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknik, dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan
pekerjaan beton yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, sepenuhnya menjadi
tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.
-
Spektek 4
11. Tanah Bahan Timbunan
Penyedia bertanggunjawab terhadap tanah bahan timbunan berikut
penyediaan borrow-area dari
mana tanah tersebut diambil, baik kuantitas maupun kualitas.
Lokasi borrow-area harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan Direksi sebelum digunakan oleh
Penyedia Jasa sebagai sumber tanah
bahan timbunan. Lokasi borrow-area diusulkan oleh Penyedia
dengan dilampiri hasil uji
laboratorium guna memperoleh persetujuan.
Pengambilan contoh (sample) di borrow-pit maupun pengambilan
benda uji kepadatan dilokasi
pekerjaan penimbunan tanah dilakukan oleh Penyedia harus
disaksikan oleh Direksi dilengkapi dengan
Foto Dokumentasi dan Berita Acara, jumlah dan lokasi pengambilan
benda uji harus sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi Teknik dan atau perintah Direksi.
Penilaian dan persetujuan Direksi
terhadap hasil uji laboratorium untuk beton dan agregatnya,
tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi
Penyedia bebas dari tanggungjawabnya terhadap kualitas dan hasil
kerja pekerjaan timbunan tanah
yang dilaksanakannya.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan
timbunan tanah termasuk biaya izin
penambangan galian Tipe C, Fee dan Royalti (bila ada), Uji
Laboratorium dan kegiatan untuk
menjamin mutu kepadatan tanah agar sesuai dengan ketentuan
Spesifikasi Teknik, dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan tanah yang
ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.
12. Program Pelaksanaan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus
menyerahkan program pelaksanaan
termasuk di dalamnya jaringan CPM (Critical Path Method) dan
atau bar-chart untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
Program pelaksanaan yang ada dalam Dokumen Lelang hanya dipakai
sebagai bahan pertimbangan
Kontraktor untuk pembuatan program pelaksanaan. Kegiatan yang
ditunjukkan dalam program
pelaksanaan harus mencakup selain dari pelaksanaan pekerjaan
tetap dan sementara, selang waktu
yang perlu untuk persiapan dan persetujuan gambar, pengadaan dan
pengiriman material dan peralatan
ke lapangan, hari-hari libur umum dan hari besar keagamaan.
13. Dokumentasi
Kontraktor harus menyerahkan 4 (empat) set dokumentasi berupa
foto-foto berukuran postcard selama
jangka waktu kontrak.
Pengambilan foto tersebut dilakukan dari awal kegiatan, sedang
pelaksanaan pekerjaan dan pada akhir
kegiatan penyelesaian pekerjaan. Foto-foto tersebut harus
dilampirkan pada Laporan Kemajuan
Pekerjaan Bulanan sesuai yang tercantum dalam Kontrak. Foto
tersebut harus dilengkapi keterangan
ringkas dan tanggal pengambilan.
Biaya untuk pembuatan foto tersebut sudah termasuk dalam biaya
umum dan keuntungan.
-
Spektek 5
14. Gambar Kontrak
Gambar rencana yang dilampirkan dalam Dokumen Lelang adalah
merupakan bagian dan menjadi
satu kesatuan yang selanjutnya disebut Gambar Kontrak, selain
gambar yang dilampirkan tersebut,
Direksi Pekerjaan akan menyiapkan gambar-gambar lainnya dan
gambar tersebut merupakan bagian
dari Dokumen Kontrak.
Penyedia wajib mempelajari gambar kontrak dan gambar tambahan
yang diberikan Direksi dan apabila
terdapat keraguan, perbedaan atau kesalahan terhadap
gambar-gambar tersebut, segera di laporkan
kepada Direksi sebelum pekerjaan dilaksanakan.
15. Gambar-Gambar Yang Harus Disiapkan oleh Penyedia Jasa
Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterbitkannya SPMK,
Penyedia harus menyiapkan dan
menyerahkan gambar-gambar kerja / pelaksanaan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan,
apabila Penyedia tidak dapat memenuhi ketentuan diatas,
permohonan izin untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan dilapangan tidak akan diberikan /
disetujui dan tidak ada perpanjangan waktu
pelaksanaan sebagai akibat dari kelalaian dimaksud.
a. Gambar Kerja
Penyedia harus membuat gambar kerja yang lebih detail dari
gambar rencana, gambar kerja ini
harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi untuk selanjutnya
digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan dilapangan. Penyedia harus menyerahkan 3 (tiga) set
gambar untuk pemeriksaan dan
mendapat persetujuan dari Direksi dan selanjutnya gambar hasil
pemeriksaan yang telah
mendapat persetujuan tersebut akan dikembalikan kepada Penyedia
untuk pedoman pelaksanaan
pekerjaan.
b. Gambar Fabrikasi / Hidromekanikal
Penyedia harus menyerahkan gambar-gambar fabrikasi
hidromekanikal kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum dilakukan pemesanan.
Gambar fabrikasi ini perlu disertai dengan analisa perhitungan
dan gambar-gambar detail yang
diperlukan untuk pelaksanaannya,
c. Gambar Pelaksanaan Terpasang (As-Built Drawing)
Sebelum serah terima pekerjaan (PHO), Penyedia harus terlebih
dahulu menyerahkan gambar As-
Built Drawing yang dibuat berdasarkan hasil pengukuran dan
Actual Check, gambar As-Built
Drawing harus menunjukkan semua bagian pekerjaan dalam Kontrak
dan telah disetujui oleh
Direksi harus ditanda tangani bersama oleh Direksi dan Penyedia.
Gambar Pelaksanaan
Terpasang harus dibuat dari kertas yang dapat direproduksi yang
bermutu tinggi agar dapat
-
Spektek 6
dicopy dengan hasil yang dapat dibaca. Penyedia harus
menyerahkan Gambar Pelaksanaan
Terpasang kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui.
Seluruh pekerjaan tidak dapat dinyatakan selesai dan diserah
terimakan apabila Gambar
Pelaksanaan Terpasang (As-Built Drawing) belum diserahkan dan
disetujui oleh Direksi.
d. Perhitungan Awal Kuantitas Pekerjaan (MC-0)
Mutual Check Awal (MC-0) adalah hasil perhitungan kuantitas
pekerjaan yang dihitung oleh
Penyedia berdasarkan gambar kerja yang disetujui oleh
Direksi.
Perhitungan MC-0 tersebut harus disampaikan oleh Penyedia paling
lambat 15 (lima belas) hari
sebelum pekerjaan dilaksanakan untuk mendapat persetujuan.
Penyedia tidak dibenarkan melaksanakan pekerjaan dilapangan
sebelum MC-0 disetujui dan tidak
ada perpanjangan waktu pelaksanaan akibat kegagalan mendapat
persetujuan dimaksud.
Semua biaya yang diperlukan untuk penyiapan gambar-gambar dan
Mutual Check Awal ( MC.0 )
dimaksud sepenuhnya menjadi tanggungjawab Penyedia dan dianggap
sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan terkait yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
16. Perubahan Desain dan Gambar
Sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang disesuaikan
dengan kondisi terkini dan
kebutuhan lapangan, Direksi berwenang melakukan perubahan
desain. Penyedia harus mempelajari
dan melaksanakan pekerjaan sesuai modifikasi/perubahan desain
disertai usulan perubahan metoda
pelaksanaan.
Item Pekerjaan yang terdapat perubahan desain dan gambar dapat
dilaksanakan setelah desain dan
gambar tersebut mendapat persetujuan dari Direksi.
17. Laporan Kemajuan Pekerjaan Selama Pelaksanaan
Kontraktor, sebelum tanggal 5 (lima) tiap bulan atau setiap
waktu yang ditentukan Direksi harus
menyerahkan 4 ( empat ) rangkap terdiri dari 1 ( satu ) Asli dan
3 ( tiga ) Copy Laporan Kemajuan
Pekerjaan dalam bentuk yang dapat diterima oleh Direksi yang
memberikan rincian kemajuan
pekerjaan selama bulan sebelumnya.
Laporan harus mencakup pada hal-hal berikut tetapi tidak
terbatas pada :
a. Gambaran pekerjaan secara umum yang dilakukan pada periode
yang sedang dilaporkan pada
setiap kegiatan utama termasuk masalah-masalah yang ada di
lapangan, termasuk kondisi cuaca,
dan kendala-kendala pelaksanaan pekerjaan.
b. Total persentase semua pekerjaan yang telah diselesaikan
sampai pada bulan yang dilaporkan dan
juga total persentase seluruh jadwal yang diprogramkan untuk
diselesaikan sampai akhir bulan
yang dilaporkan dengan komentar seperlunya mengenai kemajuan
tersebut.
-
Spektek 7
c. Persentase sebenarnya dari setiap jenis pekerjaan utama yang
diselesaikan dan juga persentase
yang direncanakan untuk pekerjaan itu dengan komentar seperlunya
mengenai kemajuan tersebut.
d. Jadwal kegiatan yang akan dimulai 1 (satu) bulan berikutnya
dengan tanggal mulai dan tanggal
selesai kemajuan tersebut.
e. Daftar tenaga menurut pekerjaannya dan tenaga asing menurut
jabatannya yang dipekerjakan
selama waktu laporan.
f. Daftar peralatan dan material yang ada dilapangan yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
termasuk yang datang atau dipindahkan dari lapangan.
g. Hal-hal lainnya yang perlu diketahui Direksi atau dapat
diminta dalam Kontrak atau pernyataan
mengenai hal-hal yang timbul dari, atau berkaitan dengan
pelaksanaan kerja selama bulan
pelaporan.
Laporan ini akan diperiksa oleh Direksi, dan dibicarakan bersama
terutama memecahkan masalah-
masalah, kendala dan kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Semua biaya yang diperlukan untuk Laporan dimaksud sepenuhnya
menjadi tanggungjawab Penyedia
dan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan terkait
yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
18. Pengukuran dan Pematokan (Setting-Out Survey)
Terhitung 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya Surat
Perintah Mulai Kerka (SPMK), Penyedia Jasa
harus sudah melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan
(Setting-Out Survey) dibawah
pengawasan Direksi termasuk pengukuran dan pematokan selama
pelaksanaan sesuai kebutuhan.
Pengukuran dan pematokan harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan Direksi, dilengkapi dengan
program dan metoda kerja pengukuran dan pematokan termasuk
personil serta kondisi alat ukur
memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknik.
Penyedia harus menjaga patok-patok dan bench mark (BM) selama
pelaksanaan, guna menjaga mutu
hasil pengukuran dan Penyedia harus melakukan kalibrasi alat
ukur secara periodik.
Bila dalam jangka waktu berlakunya kontrak ternyata ada data
pengukuran yang hilang atau tidak
tercatat dalam pelaksanaan pengukuran diatas, Penyedia
bertanggungjawab atas segala biaya yang
diakibatkan baik langsung maupun tidak langsung oleh kesalahan
tersebut.
Semua biaya yang diperlukan untuk data pengukuran yang hilang
atau tidak tercatat dalam
pelaksanaan pengukuran dimaksud sepenuhnya menjadi tanggungjawab
Penyedia dan dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan terkait yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
-
Spektek 8
19. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi dan Demobilisasi yang dimaksud adalah pengangkutan
dan pengembalian semua peralatan
dan tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan, sebelum kegiatan
pelaksanaan dimulai dan setelah
pekerjaan selesai dilapangan, Penyedia harus mengajukan rencana
mobilisasi dan demobilisasi kepada
Direksi untuk diketahui dan mendapat persetujuan terlebih
dahulu.
Biaya yang diperlukan untuk kegiatan tersebut sudah termasuk
dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
Pembayaran dilakukan setelah Penyedia jasa menyerahkan data
pendukung berupa Berita Acara yang
telah yang telah ditanda tangani Direksi beserta Foto
Dokumentasi.
20. Pengeringan
Penyedia harus bertanggungjawab terhadap pengeringan dilokasi
pekerjaan guna menjamin mutu,
kemudahan dan kelancaran selama pelaksanaan pekerjaan dengan
membuat bangunan-bangunan
sementara, saluran pengelak, bangunan pengaman, penyedian pompa
air dan lainnya yang berguna
untuk memindahkan aliran air sehingga tidak menggenangi lokasi
pekerjaan dan membongkar /
membersihkannya apabila pelaksanaan pekerjaan telah selesai.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan dimaksud sudah
termasuk dalam Daftar Kuantitas dan
Harga (Lump Sum) dan dibayarkan sesuai yang terpasang dan
dilaksanakan dilapangan dilampiri
dengan data-data pendukung serta foto dokumentasi.
-
Spektek 9
B. SPESIFIKASI TEKNIS
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Foto Dokumentasi
Untuk kelengkapan administrasi pelaporan diperlukan foto
dokumentasi lapangan yang
menggambarkan kondisi pada saat sebelum, sedang dan selesai
pekerjaan. Foto dokumentasi
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Foto diambil pada titik dan arah yang tetap/ sama.
b. Setiap pengambilan foto harus diberi nomenklatur sebagai
identitas obyek.
c. Pengambilan foto saluran/sungai pada setiap jarak 100 meter
sepanjang saluran.
d. Pengambilan foto bangunan dilakukan pada setiap detail
konstruksi.
e. Foto dicetak sebanyak 3 (tiga) rangkap dalam album dan copy
CD/ flashdisk.
f. Ukuran foto adalah 3R dan disusun sesuai dengan titik dan
arah yang tetap dan disusun
dalam album sesuai urutannya
g. Biaya foto dokumentasi sudah termasuk dalam biaya umum dan
keuntungan.
2. Pengukuran dan Penggambaran
2.1. Pekerjaan Pengukuran Awal
a. Kedudukan dan ketinggian peil referensi ditetapkan oleh
Pengawas. Pengukuran
detail seluruh bangunan harus dilaksanakan dengan teliti dan
sesuai dengan arahan
pengawas lapangan/konsultan supervisi.
b. Titik referensi ditentukan berdasarkan titik BM yang ada atau
titik referensi lokal
yang sebelumnya mendapat persetujuan Pengawas.
c. Uitzet saluran dan bangunan dilaksanakan oleh penyedia jasa
dan harus disetujui
Pengawas.
d. Titik tetap bantu harus disiapkan oleh penyedia jasa untuk
dipakai sebagai titik
utama dalam pelaksanaan dan pemeriksaan. Titik tetap bantu tidak
boleh berubah
kedudukannya maupun ketinggiannya dan harus jelas dan dicat
merah agar mudah
dilihat.
e. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur (Teodolit
dan Water Pass)
dimana sebelum digunakan harus dapat persetujuan dari
Pengawas.
f. Pengukuran awal ini mencakup :
Pengukuran profil memanjang saluran/sungai, dengan jarak patok
ke patok
maksimum 50 meter untuk bagian yang lurus dan tikungan sesuai
dengan
keadaan lapangan.
Pengukuran Profil melintang saluran/sungai dilaksanakan selebar
dimensi
saluran/sungai ditambah 5 s/d 10 meter di kiri kanan
saluran/sungai.
-
Spektek 10
Jumlah titik tetap bantu untuk saluran/sungai sebanyak 1 ( satu)
buah untuk
setiap 500 m dan ditempatkan pada lokasi yang aman dari
aktifitas kerja, dan 1
(satu) buah untuk setiap bangunan.
Titik tetap bantu tersebut terdiri dari kayu keras dengan ukuran
5/10 cm atau
diameter 10 cm dengan tinggi 50 cm diatas permukaan tanah.
Setiap pengukuran tambahan jika diperlukan harus mendapat
persetujuan
Pengawas pekerjaan. Hasill pengukuran dicatat dalam buku ukur
yang harus
diserahkan kepada Pengawas pekerjaan.
2.2. Pengukuran Pelaksanaan
a. Penyedia jasa harus melakukan pengukuran selama pelaksanaan
pekerjaan
saluran/sungai dan bangunan untuk mendapatkan dimensi/elevasi
dan ukuran yang
sesuai dengan gambar rencana.
b. Hasil pengukuran pelaksanaan digunakan sebagai dasar untuk
menentukan
perhitungan volume progres kemajuan pekerjaan (mutual
check).
c. Selama pengukuran pelaksanaan patok profil harus terjaga dan
terukur sesuai pada
kondisi awal.
2.3. Pengukuran Akhir (AS BUILD DRAWING)
a. Pengukuran akhir (As Build Drawing) adalah melakukan
pengukuran kembali
setelah pekerjaan dilaksanakan.
b. Pengukuran akhir (as Build Drawing) dilaksanakan untuk
mengetahui apakah galian
telah sesuai dimensi yang telah ditentukan.
c. Pengukuran akhir ini mencakup :
Pengukuran profil memanjang saluran/sungai, dengan jarak patok
ke patok 50
meter untuk bagian yang lurus atau sesuai dengan gambar
kerja.
Pengukuran Profil melintang saluran/sungai dilaksanakan selebar
dimensi
saluran/sungai ditambah 5 s/d 10 meter di kiri kanan
saluran.
Setiap pengukuran tambahan jika diperlukan harus mendapat
persetujuan
Pengawas pekerjaan. Hasill pengukuran dicatat dalam buku ukur
yang harus
diserahkan kepada Pengawas pekerjaan.
3. Pekerjaan Dewatering
a. Pekerjaan kisdam dan Dewatering adalah pekerjaan pengeringan
saluran dengan memakai
pompa air atau konstruksi sementara yang terbuat dari
kayu/cerocok kayu yang dipancang
secara rapat, dibuat dalam 2 baris dengan jarak tertentu dan
diisi tanah urug atau dari
tumpukan karung berisi tanah urug yang berfungsi mencegah
masuknya air ke dalam
areal pekerjaan bangunan yang akan dilaksanakan.
-
Spektek 11
b. Sebelum dilakukan pekerjaan kisdam dan pengeringan, terlebih
dahulu membuat sistem
pengendalian air saluran secara rinci untuk menentukan tingkat
keberhasilan pekerjaan ini
agar pada saat melaksanakan pekerjaan ini tidak terjadi kenaikan
muka air secara tiba-
tiba.
c. Penyedia jasa dapat mengajukan metoda pengeringan sesuai
dengan kebutuhan lapangan
dan harus mendapat persetujuan dari pengawas.
I. PEKERJAAN KONSTRUKSI
1. Galian Tanah
1.1. Dengan Tenaga Manusia (Manual),
Yang dimaksud dengan pekerjaan galian tanah biasa adalah semua
pekerjaan galian tanah
yang ditunjukkan dalam gambar konstruksi dengan menggunakan
tenaga manusia dan
peralatan sederhana seperti cangkul, keranjang,dan hasil galian
dibuang kelokasi dimana
tempat tersebut tidak mengganggu lokasi pekerjaan konstruksi
atau sesuai instruksi Direksi
di lapangan dan hasil buangan harus dirapikan.
1.2. Dengan Alat (Excavator),
Yang dimaksud dengan pekerjaan galian tanah biasa dengan alat
berat adalah semua
pekerjaan galian yang ditunjukkan dalam gambar konstruksi dengan
menggunakan
peralatan mekanis/alat berat (excavator), hasil galian dibuang
kelokasi dimana tempat
tersebut tidak mengganggu lokasi pekerjaan konstruksi dan hasil
buangan harus dirapikan
sesuai instruksi Direksi di lapangan.
Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana pelaksanaan pekerjaan
galian kepada Direksi
sebelum kegiatan di atas dilaksanakan. Apabila menurut
hasil-hasil penyelidikan geologi
menunjukkan bahwa semua material yang digali tidak cocok untuk
dimanfaatkan sebagai
bahan timbunan, maka material tersebut harus dibuang di tempat
pembuangan (Disposal
Area) yang akan ditunjukkan oleh Direksi.
Semua galian harus dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan
elevasi yang tercantum pada
gambar atau garis dan elevasi tertentu sesuai dengan petunjuk
Direksi. Kontraktor harus
merapikan semua galian sesuai garis-garis dan elevasi yang
tercantum pada gambar atau
petunjuk Direksi.
Bila galian berikut perapiannya telah selesai dikerjakan,
Direksi harus diberitahu untuk
melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan. Sebelum diperiksa dan
disetujui Direksi, galian
tidak diperkenankan ditimbun kembali atau ditutup dengan beton.
Kontraktor boleh
melanjutkan pekerjaan tahap berikutnya setelah mendapat ijin
tertulis dari Direksi.
-
Spektek 12
Semua akibat penggalian atau kelebihan penggalian yang
dikerjakan oleh Kontraktor untuk
tujuan dan alasan tertentu kecuali atas perintah Direksi adalah
menjadi tanggung jawab dan
beban Kontraktor. Jika diperlukan untuk mengatasi semua akibat
penggalian dan kelebihan
galian tersebut, diisi dengan tanah yang dipadatkan, pasir,
kerikil atau beton atau bahan lain
yang ditetapkan oleh Direksi atas biaya Kontraktor.
Besarnya penggalian pada bangunan diukur sesuai dengan
garis-garis dan elevasi yang
tercantum pada gambar atau jika tidak tercantum pada gambar,
sesuai dengan garis-garis
dan elevasi berdasarkan pada ketentuan yang disebut dalam
Spesifikasi Teknik atau sesuai
petunjuk dan instruksi Direksi. Tanpa memperhatikan volume yang
dikerjakan sebenarnya.
Besarnya pembayaran penggalian atau pembongkaran material di
luar ukuran yang sudah
dijelaskan, kecuali penggalian atau pembongkaran tertentu atas
perintah Direksi.
2. Bongkaran Pasangan Lama
Yang dimaksud dengan pekerjaan Bongkar Pasangan Lama adalah
semua pekerjaan
pembongkaran pasangan batu existing yang ditunjukkan dalam
gambar konstruksi dengan
menggunakan peralatan sederhana yang dikerjakan dengan tenaga
manusia. Pekerjaan
bongkaran ini termasuk membersihkan mortal-mortal yang melekat
pada batu sehingga batu
bekas bongkaran bersih dari mortal lama dan dapat digunakan
untuk pasangan, volume batu
bekas bongkaran dapat dinilai 60% dari total volume bongkaran,
hasil bongkaran mortal
dibuang kelokasi dimana tempat tersebut tidak mengganggu lokasi
pekerjaan konstruksi dan
hasil buangan harus dirapikan.
3. Pasangan Batu Kali 1 Pc : 4 Ps
a. Batu untuk Pasangan
Batu yang digunakan untuk pasangan berasal dari batu tempat
lokasi pekerjaan atau sungai,
batu pasangan tidak berlapis-lapis atau cacat atau dengan mutu
yang disetujui oleh Direksi.
Semua batu tersebut dikumpulkan disuatu tempat sedemikian rupa
diusahakan menjadi
sedikit basah pada saat akan digunakan dan berukuran hampir satu
sama lain atau sesuai
persetujuan direksi dan diharapkan agar tidak ada rongga yang
besar diantara batu-batu
tersebut.
Penggunaan batu yang bulat hanya diizinkan dalam jumlah yang
terbatas dicampur dengan
batu bersudut tajam, batu yang bulat tidak boleh digunakan untuk
dinding yang mempunyai
ketebalan kurang dari 30 cm atau sesuai instruksi dan
persetujuan Direksi.
b. Pemasangan
Batu tersebut harus dibasahi secukupnya sebelum dipasang dan
harus ditempatkan dengan
tangan sedemikian rupa sehingga tiap-tiap batu dikelilingi oleh
mortar semen seluruhnya
melekat satu sama lain sesuai gambar.
-
Spektek 13
Batu harus disesuaikan dengan ukurannya, tiap-tiap batu harus
terselubung didalam mortar.
c. Mortar Semen Untuk Perekat
Pasangan batu berdasarkan persyaratan campuran semen dan pasir
digunakan mortar semen
yang digunakan adalah sebagai perekat dan harus sesuai dengan
tipe pasangan batu yang
digunakan, kemudian perbandingan semen dan pasir adalah 1 bagian
semen porland
berbanding empat bagian pasir ( 1 : 4 ) digunakan untuk semua
bangunan yang
menggunakan pasangan batu dan sebagainya.
Penggunaan mortar semen untuk pasangan batu harus sesuai dengan
persyaratan atau atas
petunjuk Direksi.
d. Rencana Kebutuhan Bahan untuk camp 1 : 4
Pasangan batu kali yang dipakai adalah dengan menggunakan
perbandingan camp 1 : 4,
dimana pada komposisi tersebut pada setiap kubiknya adalah :
- 1.2 m3 batu kali
- 0.52 m3 pasir pasang
- 3.20 zak semen
e. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pekerjaan pasangan batu kali berdasarkan yang
sudah terpasang.
Pembayaran pasangan batu dibuat dalam satuan per m3 seperti yang
ada pada gambar dan
tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya. Harga satuan mencakup
semua biaya upah
pekerja, material dan peralatan pelaksanaan pekerjaan termasuk
pengadaan, pengangkutan,
pasir, semen dan pembuatan mortel berikut pemasangan dan
pekerjaan finishing.
4. Plasteran 1 Pc : 3 Ps
a. Pekerjaan plesteran memakai perbandingan campuran 1 semen
portland dibanding 3 pasir
(1Pc : 3Ps), semen Portland dan pasir disetujui oleh direksi.
Bagian konstruksi bangunan
yang harus diplester adalah sayap tegak/ miring, mercu
rumah-rumah pintu air, dan linning
saluran atau sesuai dengan sayap miring yang ditujukan dalam
gambar bestek. Sayap tegak/
diplester mulai pertemuan antara lantai dengan sayap tegak
sampai permukaan dek.
b. Bangunan dan linning diplester pada tembok miring kanan dan
kiri. Semua sudut-sudut
plesteran harus betul-betul lurus dan rapi. Sebelum dimulai
pekerjaan plesteran semua
permukaan tembok/ beton harus dibasahi dengan air semen.
-
Spektek 14
5. Bekesting
a. Bekisting dan perancahdibuat dari kayu, multiplex, atau baja
dengan sambungan kedap
terhadap adukan dan cukup kokoh untuk mempertahankan posisi yang
diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan.
b. Untuk permukaan beton harus menggunakan multiplex 9 mm yang
halus yang ditopang
dengan kayu-kayu.
c. Bekisting dan perancah harus dibangun sedemikian rupa
sehingga dapat dibongkar tanpa
merusak beton
d. Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai
dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat dari kayu, besi atau dari
bahan lainnya yang cukup
kuat sesuai dengan ukuran-ukuran yang ada di dalam
gambar-gambar. Cetakan harus
diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat sendiri adukan
beton, getaran beton,
beban konstruksi, angin dan tekanan lainnya dengan tidak berubah
bentuk.
e. Kontraktor harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar
cetakan sesuai dengan
ketentuan di atas, untuk mendapatkan persetujuan Direksi,
sebelum memulai pekerjaan,
walaupun demikian penyerahannya tersebut kepada Direksi untuk
disetujui, tidak
mengurangi tanggung jawab Kontraktor bagi keberhasilannya.
f. Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus
bebas dari sampah, paku,
alur-alur, belahan, atau cacat-cacat lainnya. Mengisi
celah-celah sambungan cetakan beton
harus berhati-hati dan dilaksanakan sedemikian rupa agar sanggup
mengembang dibawah
pengaruh kelembaban beton tanpa menimbulkan perobahan bentuk
cetakan, celah-celah
harus diisi secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen.
Bagaimanapun penggunakan
kertas dengan tegas dilarang.
g. Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan, dan
pembuangan air dapat
dilakukan, untuk itu cetakan dapat dibuat sedemikian rupa hingga
dapat dengan mudah
ditutup sebelum pengecoran dimulai.
h. Sebelum pengecoran beton, semua baut-baut harus dipasang pada
posisinya, semua yang
diperlukan dan alat-alat lain untuk menutup lobang harus
dipasang pada cetakan. Tidak
diperbolehkan membuat lubang didalam beton tanpa persetujuan
Direksi.
i. Penggunaan kawat yang diikat untuk menyanggah cetakan tidak
diizinkan dilakukan pada
dinding beton yang akan tampak. Lobang-lobang bekas ikatan kawat
harus ditutup dengan
beton setelah cetakan dibongkar. Jika batang lobang digunakan
untuk menyanggah cetakan,
ujungnya tidak boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang
terbentuk. Semua
permukaan cetakan yang menempel dengan beton harus dilumasi
dengan oli untuk
memastikan bahwa cetakan dapat dibuka dengan mudah.
j. Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan
dipasang dan harus berhati-hati
mencegah pelumas jangan sampai mengenai besi tulangan. Sebelum
pengecoran dan
-
Spektek 15
pembersihan, semua celah-celah cetakan yang telah diisi dengan
dempul, harus dibersihkan
dan dikeringkan.
k. Bila cetakan beton dibuat dan disiapkan untuk pengecoran,
maka harus diperiksa oleh
Direksi. Tidak diperkenankan pengecor bila cetakan belum
disetujui Direksi.
l. Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi,
sekurang-kurangnya 24 (dua puluh
empat) jam sebelum cetakan siap untuk diperisksa.
m. Kontraktor harus bertangung jawab bahwa pembongkaran cetakan
pada waktu umur beton
untuk mencapai kekuatan tekanan yang cukup sudah terlampaui.
Meskipun demikian,
cetakan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Direksi dan
waktu pembongkaran cetakan,
harus mengingat waktu minimum seperti yang tersebut dalam table
di bawah ini :
Lokasi Waktu Standard untuk
Pembongkaran Persentase
Sisi dalam
belagar, bakok, rangka
Plat lantai
Dinding
Kolam
Sisi balok dan semen
permukaan vertikal
14 hari
14 hari
1 hari
2 hari
1 hari
8 %
70 %
25 %
40 %
25
n. Sambungan-sambungan harus dibuat sedemikian rupa untuk
memudahkan pembongkaran
cetakan tanpa harus mengetuk dengan palu dan tanpa merusak
permukaan beton.
o. Bekisting yang sama dapat digunakan paling banyak untuk 2
(dua) kali pengecoran.
6. Pembesian
a. Besi tulangan untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam
gambar dan memenuhi PBI-71,
NI-2 atau SNI 0136.
b. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk
menghilangkan kotoran,
Lumpur, oil, cat, karat dan kerat, percikan adukan atau lapisan
lain yang dapat mengurangi
atau merusak pelekat dengan beton.
c. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat
pengikat sehingga tidak
tergeser waktu operasi pengecoran.
d. Besi tulangan bulat berulir maupun bulat biasa, harus sesuai
dengan ketentuan standard,
dalam Spesifikasi Umum dan tabel berikut ini :
Uraian Batang Bulat Berulir Batang Bulat Biasa
Tensile strength, kg/mm2
Pemanjangan %
49 - 63
14 atau lebih
49 - 63
16 atau lebih
-
Spektek 16
Yield Point kg / cm2 2400 atau lebih 2400 atau lebih
Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang melintang
sama disetiap bagian
besi tulangan itu. Diameter rata-rata besi tulangan yang
digunakan di lokasi pekerjaan tidak
boleh lebih kecil dari 2 (dua) persen diameter yang telah
ditentukan. Besi tulangan harus
bersih dari serpihan, minyak, kotoran dan cat-cat
pembuatannya.
e. Pemotongan dan pembengkokan tulangan mengikuti daftar yang
dibuat terlebih dahulu
berdasarkan gambar kerja yang sudah disetujui oleh Direksi.
Pembengkokan tulangan harus
dilakukan diatas meja pembengkokan dengan menggunakan kunci
penekuk yang cocok
dengan tiap ukuran besi tulangan serta harus mengikuti aturan
dan pemasangan
penyusunannya harus sesuai dengan gambar design / kontrak.
Tekukan besi tidak boleh retak dan apabila pada saat
pembengkokan terjadi keretakan pada
tekukan, maka besi harus diganti. Sambungan besi / overlap ujung
sambungan besi harus
paling sedikit 40 x diameter besi.
Selama pemotongan, pembengkokan, serta perangkaian dan besi
tulangan yang telah
disusun/dipasang sebelum pengecoran harus terlindungi dari
pengaruh cuaca sampai saat
pengecoran.
7. Beton 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
Mutu beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar yang
tertera di dalam gambar
kontrakatau sesuai instruksi Direksi.
a. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan tulangan dan
benda lain yang harus
dimasukkan kedalam beton harus sudah ditempatkan pada pengecoran
beton,
bekisting/cetakan harus dibasahi (dilumuri) dengan oli
bekas/minyak agar permukaan beton
halus, licin, dan tidak lengket dengan bekisting ketika
bekisting dibuka. Semua peralatan
yang digunakan dalam pengecoran dan tenaga kerja yang melakukan
pengecoran harus
benar-benar telah siap.
b. Bahan Beton
1) Semen
Semen yang dipergunakan untuk pekerjaan beton haruslah semen
Portland Type-II
ASTM C 150 atau PC type ASTM C 150 dari hasil produksi pabrik
yang disetujui
direksi.
2) Agregat
Gradasi agregat kasar dan harus harus memenuhi syarat-syarat
yang diberikan dalam
standar Nasional Indonesia NI-2
-
Spektek 17
3) Air
Air yang digunakan dalam campuran, perawatan atau pemakaian
lainnya harus bersih
dan bebas dad bends yang menggangu seperti minyak, garam, asam,
bass gula atau
organis.
c. Pencampuran
1) Proporsi material dan berat penakaran harus ditentukan dengan
mengunakan metoda
yang disyaratkan dalam PBI-71 dan sesuai dengan spesifikasi yang
diminta.
2) Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara
mekanikal dari tipe dan
ukuran yang disetujui dan akan menjamin distribusi yang merata
dari material
3) Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur,
pencampuran beton dapat
dilakukan dengan tenaga manusia, setelah mendapat izin Direksi,
dan sedekat
mungkin dengan tempat
4) Perbandingan Campuran
Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan
bahan addetive bila
diperlukan, dicampurkan bersama-sama dan digunakan untuk
menghasilkan kekuatan
yang diharapkan. Beton diklasifikasikan berdasarkan kekuatan
tekanan pada umur 28
hari dengan ukuran maksimum agregat dibuat mengikuti tabel di
bawah ini :
Tipe
Campuran
Beton
Kuat tekan
umur 28 hari
(kg/cm2)
Ukuran
Agregat
Maksimum
(mm)
Nilai faktor air
semen
maksimum (%)
Pasir
( m3)
Kerikil
( m3)
Kebutuhan
Semen
( zak )
(K-1:2:3) 225 40 50 0.54 0.82 6.80
d. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai
dengan sambungan konstruksi
yang telah disetujui atau sampai pekerjaan selesai. Dalam
pelaksanaan pengecoran, harus
dilakukan pemadatan beton dengan menggunakan mesin vibrator
(concrete vibrator) dan
palu karet yang bertujuan untuk mengeluarkan gelembung-gelembung
udara yang
terperangkap di dalam beton.
e. Pengecoran tidak boleh dilaksanakan di tempat terbuka selama
ada badai atau hujan lebat.
Semua material dan peralatan pengecoran harus dilindungi
terhadap pengaruh hujan lebat
dan badai Pengecoran tidak boleh dilaksanakan di tempat terbuka
selama ada badai atau
hujan lebat. Semua material dan peralatan pengecoran harus
dilindungi terhadap pengaruh
hujan lebat dan badai.
f. Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga
penempatan dan penanganannya
mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan butiran. Adukan beton
dicor lapis demi lapis
pada ketebalan tertentu, berurutan mulai dari bawah agar lapisan
yang baru dapat menyatu
-
Spektek 18
dengan lapisan dibawahnya, adukan beton digetar dari lapisan
bawah, dengan alat
penggetar (Vibrator).
Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi
tulangan dan bagian-
bagian yang ditanam, cetakan dan perancah belum diperiksa dan
disetujui Direksi secara
tertulis.
Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai
terjadi pemisahan butiran.
Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan cukup rapat, dicor
terlebih dahulu lapisan
selimut beton setebal 3 cm, dengan spasi yang sama dengan yang
dibutuhkan oleh beton di
atasnya. Jika pengecoran permukaan mencapai ketinggian lebih
dari yang ditentukan oleh
Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang dengan biaya
kontraktor. Semua pengecoran
harus selesai dalam waktu 60 menit setelah keluar dari mesin
pengaduk, kecuali jika
ditentukan lain oleh Direksi.
Pengecoran tidak boleh dilakukan di dalam atau pada aliran air
kecuali jika ditentukan atau
disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama pengecoran harus
segera dibuang.
Beton yang dicor di atas beton lain yang baru saja dicor selama
lebih dari 30 menit, kecuali
jika ada konstruksi sambungan yang akan ditentukan kemudian.
Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, untuk batasan panjang
(per m), lokasi sambungan
harus ditempatkan pada posisi yang diizinkan yaitu pada posisi
construction joint (per jarak
12 meter pada pekerjaan saluran). Antara beton lama dan beton
baru harus dilakukan
pemasangan elastic filler (t = 10 mm) yang materialnya terlebih
dahulu harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
Dalam hal batasan tinggi pengecoran, stop cor dibatasi pada
bagian tertentu yang diizinkan
direksi dan memperhitungkan kekuatan strukturnya. Permukaan
beton lama harus dikasari
sedemikian rupa agar berfungsi untuk menahan gesekan dan
membentuk ikatan
sambungan beton berikutnya, seperti instruksi oleh Direksi.
Sebelum pengecoran berakhir permukaan beton harus dibuat kasar
atau disambungkan
untuk menyingkap agregat. Permukaan beton harus tetap lembab dan
dilindungi dengan
mortar semen (perbandingan berat) 1:2, setebal 1 cm. Semua biaya
pengasaran permukaan
dan pekerjaan yang terkait lainnya dianggap sudah tercakup di
dalam harga satuan
pekerjaan beton di dalam Rencana Anggaran Biaya.
Beton harus dicor pada posisi dan urutan-urutan seperti yang
ditunjukan dalam gambar,
atau atas petunjuk Direksi. Beton yang dicor ditempatkan
langsung pada cetakannya
sedemikian rupa untuk menghindari pemisahan butiran dan
penggeseran tulangan beton,
acuan, atau bagian-bagian yang tertanam, serta membentuk
lapisan-lapisan yang tidak lebih
tebal dari 40 cm padat.
Pengecoran harus secara terus menerus hingga mencapai sambungan
yang ditentukan pada
gambar atau menurut petunjuk Direksi.
-
Spektek 19
Beton diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan dari kereta
sorong atau metoda yang
diajukan oleh kontraktor setelah mendapat persetujuan dari
Direksi.
g. Pada Saat dicor, beton tidak boleh memiliki temperatur lebih
dari 32 Derjat Celcius, jika
cuaca sangat panas melebihi 32 derjat Celcius Kontraktor harus
melakukan usaha agar
temperatur yang diinginkan tercapai, seperti mendinginkan
agregat dan melakukan
pengecoran di malam hari. Kontraktor tidak berhak menuntut biaya
tambahan untuk
pekerjaan tersebut.
h. Penakaran beton
Kontraktor harus membuat dan menyediakan alat penakar material
campuran beton yang
disetujui Direksi dan harus memelihara serta mengoperasi
peralatan seperti yang diperlukan
agar secara tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari
masing-masing bahan-bahan
yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Direksi. Peralatan
harus mampu memproduksi
beton sebanyak (1) satu hingga (5) lima meter kubik atau lebih
per jam secara keseluruhan
dengan mencampurkan agregat, semen, dan air menjadi suatu
campuran yang merata tanpa
pemisahan-pemisahan. Juga mampu mengimbangi perubahan-perubahan
kadar air dari
agregat, serta merubah berat material-material yang ikut
tercakup.
Jumlah masing-masing bahan-bahan yang membentuk beton tersebut
dapat ditentukan
dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur dengan takaran.
Meskipun demikian
material beton dapat juga diukur secara volume, bilamana
disetujui oleh Direksi.
Kontraktor harus menyediakan penguji berat yang standard dan
peralatan lain yang
diperlukan untuk mengecek operasi dan tiap-tiap skala pengukuran
pengaduk tersebut serta
melakukan pengujian periodik terhadap perubahan pengukuran dalam
pekerjaan-pekerjaan
adukan.
i. Mesin pengaduk beton
Material beton harus dimasukan dalam pengaduk yang berpenakar
dalam waktu yang tidak
lebih dari satu setengah menit, kecuali sejumlah air yang
diperlukan sudah ada dalam alat
pengaduk tersebut.
Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktu
pencampuran
terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang volumenya lebih besar
dari 0,75 m3 harus
ditambah seperempat menit pada setiap penambahan 0,5 m3
Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi
kapasitas yang
maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang dianjurkan
pabrik pembuatnya.
Alat tersebut dapat menghasilkan beton dengan kekentalan dan
warna yang merata secara
menerus dan disetujui Direksi.
-
Spektek 20
Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum
melakukan pekerjaan.
Pencampuran pertama setelah pembersihan, tidak boleh digunakan
dalam pekerjaan. Blades
penumbuk yang ada dalam alat pencampur perlu diganti bila telah
aus menjadi 2 cm.
j. Truk pencampur
Material beton dapat juga dicampur di dalam sebuah truk
pencampur (Truck Mixer) sesuai
instruksi Direksi. Drum-drum yang ada pada truk pencampur harus
berputar dengan
kecepatan yang dianjurkan oleh pabrik. Operasi pencampuran dapat
dimulai dalam waktu
30 menit setelah bahan-bahan pencampur tersebut berada di dalam
pencampur, setelah itu
beton dapat diangkut menuju tempat pekerjaan dan satu jam
setelah penambahan air
pengecoran harus selesai.
Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat
mengeras, waktu
pencampuran harus kurang dari satu jam sesuai dengan petunjuk
Direksi.
k. Pengangkutan beton
Material beton dapat juga dicampur di dalam sebuah truk
pencampur (Truck Mixer) sesuai
instruksi Direksi. Drum-drum yang ada pada truk pencampur harus
berputar dengan
kecepatan yang dianjurkan oleh pabrik. Operasi pencampuran dapat
dimulai dalam waktu
30 menit setelah bahan-bahan pencampur tersebut berada di dalam
pencampur, setelah itu
beton dapat diangkut menuju tempat pekerjaan dan satu jam
setelah penambahan air
pengecoran harus selesai.
Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat
mengeras, waktu
pencampuran harus kurang dari satu jam sesuai dengan petunjuk
Direksi.
l. Pemeriksaan benda uji
Pengujian mutu material beton dapat dilakukan oleh kontraktor,
menggunakan
laboratorium dan peralatan yang menuhi standart dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
Pemeriksaan benda uji beton yang dicor selama pekerjaan
berlangsung harus dilaksanakan
kontraktor di laboratorium. Semua biaya-biaya yang timbul adalah
menjadi beban
Kontraktor.
Pemeriksaan material beton meliputi pengujian berat jenis,
pengujian penyerapan,
pengujian gradasi, pengujian cuci semen, pengujian kadar udara,
pengujian daya tahan
agregat kasar, pengujian agregat halus, serta analisas cuci dari
beton.
Pengujian mengenai beton selama pekerjaan berlangsung harus
dilaksanakan sebagai
berikut:
(a) Pengujian gradasi agregat
Untuk agregat halus sekali setiap 500 m3 dan sewaktu-waktu bila
sumber tempat
pengambilnnya diganti
-
Spektek 21
Untuk agregat kasar, sekali setiap 500 m3 dan sewaktu-waktu bila
sumber tempat
pengambilannya diganti.
(b) Kelembeban permukaan agregat Dua kali sehari, pagi dan
sore
(c) Slump Test :
Dilakukan untuk setiap pengambilan benda uji beton, min. dua
kali sehari, pagi dan
sore, Nilai Slump dibatasi untuk 12 2 cm
(d) Pengujian kandungan udara, Dua kali sehari, pagi dan
sore
(e) Pengujian kuat tekan
Sekali setiap 5 m3 per proporsi atau setiap waktu bila diminta
oleh Direksi.
Selama pencetakan dan pengecoran beton, tidak kurang dari dua
contoh setiap hari
dan tidak kurang dari satu random contoh untuk tiap 5 m3
pekerjaan pengecoran
yang menerus harus diambil. Benda uji kekuatan tekan beton
berbentuk kubus
ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm atau selinder berdiameter 15 cm dan
tinggi 30 cm
dari tiap contoh-contoh yang diambil, dilaksanakan pada umur 7
hari, 14 hari, dan
pada umur 28 hari.
Hasil tes harus dianalisa dan dievaluasi secara statistik.
Evaluasi harus dibuat untuk
lebih dari 20 kali tes dengan dasar-dasar berikut :
(1) Kemungkinan dari pengujian kekuatan di bawah
ketentuan-ketentuan dalam
standart mutu kekuatan tidak lebih dari 25 %.
(2) Kemungkinan dari pengujian kekuatan 80 % dari kekuatan yang
ditentukan
dalam standart mutu kekuatan bahan dapat lebih dari 5 %
Slump test dapat dibuat segera sebelum pengecoran dimulai atau
atas perintah
Direksi. Semua pengujian-pengujian di atas harus sesuai dengan
ketentuan-
ketentuan yang ada dalam standart mutu beton yang ditetapkan
8. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa Suling-suling (Weep
Holes)
Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipa PVC (Poly Vinyl
Cloride) untuk pipa-pipa
lubang pembuang seperti yang tercantum pada gambar atau petunjuk
Direksi. Pipa PVC untuk
lubang pembuang harus mempunyai diameter 2 (2 inch) seperti yang
tercantum pada gambar
atau sesuai petunjuk Direksi. Pipa PVC harus dibuat dari merk
dan mutu yang disetujui oleh
Direksi dan dipasang pada posisi yang benar pada bangunan tanpa
adanya perubahan selama
pengecoran beton seperti yang tercantum pada gambar atau seperti
yang diperintahkan oleh
Direksi. Lubang untuk drainase PVC diperlukan pada drainase
dinding penahan tanah atau
bangunan yang terbuat dari Pipa PVC dengan diameter 2 inch Pipa
PVC pada lubang drainase
harus tembus air seperti terlihat pada gambar atau ditetapkan
oleh Direksi. Gradasi filter
campuran pasir dan kerikil harus sesuai dengan gambar rencana
atau yang ditetapkan oleh
Direksi. Agar tidak tersumbat pada pangkal yang menyentuh ke
dinding talud/tanah diberi ijuk.
-
Spektek 22
9. Pengadaan dan Pemasangan Elastic Filler(t = 10mm)
Joint filler harus dipasang pada sambungan pasangan sesuai
dengan gambar (per jarak 4 m) atau
sesuai instruksi Direksi. Joint filler harus berbentuk dan
ukuran sebagaimana tertera pada
gambar rencana, terbuat dari bahan sesuai dengan persyaratan
berikut :
a. Daya rentang lebih dari 20 kg / cm2 JIS K6301
b. Perpanjangan akhir lebih dari 100%
c. Kekerasan / daya tahan lebih dari 50 HS JIS K6301 52
d. Penyerapan air kecil dari 0.5% JIS A9511
e. Pemulihasn lebih dari 90% ASTM D 544 48
f. Kepadatan nyata lebih dari 0.3 g/cm3
10. Pengadaan dan Pemasangan Plastik Cor untuk alas beton
Yang dimaksud dengan pengadaan dan pemasangan plastik cor disini
adalah alas dasar beton
yang lansung bersentuh dengan tanah, hal ini mencegah agar air
adukan beton tidak cepat
mengering terserap oleh tanah dan adukan beton tidak dapat
bercampur dengan lumpur. Plastik
cor terdiri dari bahan yang berkualitas baik dan tidak mudah
robek. Sebelum beton ditungkan di
atas permukaan tanah harus diberi alas terlebih dahulu dengan
plastik.
Cara pemasangan nya sesuai dengan petunjuk direksi/pengawas.
11. Timbunan Tanah Bekas Galian
a. Dengan tenaga manusia (manual)
Pekerjaan timbunan ini dilaksanakan pada bagian dibutuhkan
sesuai gambar dan sesuai
dengan petunjuk Direksi dengan memakai tanah timbunan yang
memenuhi persyaratan
teknis yang diambil dari material bekas galian.
Pekerjaan ini dilakukan lapis per lapis, dengan ketebalan tiap
lapisannya 20 cm dan
kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat Stamper tiap
lapisnya.
Pekerjaan ini dibuat 2% - 5% lebih tinggi dari rencana pekerjaan
atau sesuai petunjuk
Direksi untuk mengantisipasi penurunan tanah timbunan.
b. Dengan Alat (Excavator)
Pekerjaan timbunan dengan alat berat dilaksanakan pada bagian
yang dibutuhkan sesuai
gambar dan sesuai petunjuk direksi dengan memakai bahan hasil
galian yang telah mendapat
persetujuan direksi.
Pekerjaan timbunan dilakukan sesuai garis dan batas yang tertera
pada gambar atau sesuai
perintah Direksi. Bahan-bahan untuk timbunan tidak boleh
mengandung material berupa,
abu, alang-alang sisa akar, gumpalan dan material lain yang
dapat membusuk dan akhirnya
timbul rongga-rongga kecuali ditentukan lain oleh direksi.
-
Spektek 23
Pekerjaan timbunan dibuat 2% - 5% lebih tinggi dari rencana atau
sesuai petunjuk Direksi.
Pekerjaan ini juga menggunakan peralatan mekanis ( excavator
atau peralatan mekanis
lainnya sesuai instruksi Direksi di lapangan ) yang gunanya juga
untuk pembentukan sloof
konstruksi dan perapiannya.
C. PENUTUP
Demikian persyaratan atau spesifikasi ini dibuat untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Diluar persyaratan ini masih tetap berlaku
peraturan-peraturan lainnya. Apabila dalam
persyaratan ini ada kekurangan atau kekeliruan, Penyedia Jasa
tidak boleh mengambil keuntungan dari
hal tersebut, melainkan harus minta penjelasan dari Direksi
Pekerjaan.
Bukittinggi, Januari 2015
Pejabat Pembuat Komitmen
Irigasi Rawa dan Penyediaan Air Baku
RAINUL PENAUNGAN, ST.MM
Nip. 19650131.200701.1.002